BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus...

15
27 BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, BANDUNG 3.1 Tinjauan Sejarah Kota Bandung Berdasarkan Surat Perintah Gubernur Jenderal Herman Williem Daendels kepada Bupati R.A.A. Wiranatakusumah II, ibukota Kabupaten Bandung mengalami perpindahan dari daerah selatan pinggiran Sungai Citarum (Dayeuh Kolot) ke pusat Kota Bandung yang sekarang pada tanggal 25 Mei 1810. Perintah ini didasarkan atas pertimbangan bahwa ibukota Kabupaten Bandung terlalu jauh ke arah selatan dari rencana pembangunan Jalan Raya Pos (Groote Postweg). Daerah yang dipilih sebagai ibukota baru tersebut terletak di antara dua buah sungai, yaitu Cikapundung dan Cibadak, daerah sekitar Alun-Alun Bandung sekarang (Kunto, 1984: 13-14). Sejak tahun 1825, Kota Bandung sudah mempunyai suatu “Rancangan Pembangunan dan Penataan Kota” untuk mengatur pembangunan kota akibat bertambahnya jumlah penduduk, yang disebut dengan Plan der Negorij Bandoeng. Dengan adanya rencana ini, maka dilaksanakan pembangunan kota yang lebih terarah dan terkendali. Rancangan kota ini masih berbentuk sederhana, dengan batas kota sebelah timur sampai Kaca-kaca Wetan (Simpang Lima), di sebelah barat sampai Kaca-kaca Kulon (dekat Pasar Andir), sebelah utara sampai Kantor Kotamadya (Jalan Aceh), dan batas selatan sampai Kebon Kelapa (Kunto, 1984: 182). Bandung makin ramai karena pada tahun 1856 Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud memerintahkan Ibukota Keresidenan Priangan pindah dari Cianjur ke Bandung. Namun pemindahan ini baru dilaksanakan pada tahun 1864 bertepatan dengan meletusnya Gunung Gede dekat Cianjur dan pemerintahan saat itu dipegang oleh Residen Van der Moore (Kunto, 1984: 18). Perkembangan pesat pembangunan Kota Bandung terjadi pada akhir abad ke-18, yaitu sekitar tahun 1890 pada masa pemerintahan Bupati R.A.A. Martanagara (1893-1918). Saat itu mulai dibangun beberapa taman kota yang

Transcript of BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus...

Page 1: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

27

BAB 3

GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, BANDUNG

3.1 Tinjauan Sejarah Kota Bandung

Berdasarkan Surat Perintah Gubernur Jenderal Herman Williem Daendels

kepada Bupati R.A.A. Wiranatakusumah II, ibukota Kabupaten Bandung

mengalami perpindahan dari daerah selatan pinggiran Sungai Citarum (Dayeuh

Kolot) ke pusat Kota Bandung yang sekarang pada tanggal 25 Mei 1810. Perintah

ini didasarkan atas pertimbangan bahwa ibukota Kabupaten Bandung terlalu jauh

ke arah selatan dari rencana pembangunan Jalan Raya Pos (Groote Postweg).

Daerah yang dipilih sebagai ibukota baru tersebut terletak di antara dua buah

sungai, yaitu Cikapundung dan Cibadak, daerah sekitar Alun-Alun Bandung

sekarang (Kunto, 1984: 13-14).

Sejak tahun 1825, Kota Bandung sudah mempunyai suatu “Rancangan

Pembangunan dan Penataan Kota” untuk mengatur pembangunan kota akibat

bertambahnya jumlah penduduk, yang disebut dengan Plan der Negorij

Bandoeng. Dengan adanya rencana ini, maka dilaksanakan pembangunan kota

yang lebih terarah dan terkendali. Rancangan kota ini masih berbentuk sederhana,

dengan batas kota sebelah timur sampai Kaca-kaca Wetan (Simpang Lima), di

sebelah barat sampai Kaca-kaca Kulon (dekat Pasar Andir), sebelah utara sampai

Kantor Kotamadya (Jalan Aceh), dan batas selatan sampai Kebon Kelapa (Kunto,

1984: 182).

Bandung makin ramai karena pada tahun 1856 Gubernur Jenderal Charles

Ferdinand Pahud memerintahkan Ibukota Keresidenan Priangan pindah dari

Cianjur ke Bandung. Namun pemindahan ini baru dilaksanakan pada tahun 1864

bertepatan dengan meletusnya Gunung Gede dekat Cianjur dan pemerintahan saat

itu dipegang oleh Residen Van der Moore (Kunto, 1984: 18).

Perkembangan pesat pembangunan Kota Bandung terjadi pada akhir abad

ke-18, yaitu sekitar tahun 1890 pada masa pemerintahan Bupati R.A.A.

Martanagara (1893-1918). Saat itu mulai dibangun beberapa taman kota yang

Page 2: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

28

memberikan suasana asri bagi kota pegunungan ini. Selain itu, mulai dibangun

juga fasilitas-fasilitas penunjang kota seperti penambahan jalan-jalan baru,

pembangunan gedung-gedung baru, serta fasilitas penunjang lainnya (Kunto,

1984: 157).

Sejak 1 April 1906, Kota Bandung memperoleh status sebagai Gemeente,

namun belum sepenuhnya memiliki otonomi pemerintahan. Baru setelah

dinyatakan sebagai Stadsgemeente pada tanggal 1 Oktober 1926, Bandung diberi

wewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto,

1984: 122).

Peranan para arsitek dan planolog di Bandung masa dulu semakin penting

dan meningkat ketika ibukota Priangan ini ditetapkan oleh pemerintah kolonial

sebagai ibukota negara. Ide pemindahan ibukota negara dari Batavia (Jakarta) ke

Bandung berawal dari sebuah laporan tentang kesehatan kota-kota pantai Jawa

yang disusun oleh H.F. Tillema (1916), yang melaporkan bahwa kota-kota di

pantai utara Pulau Jawa keadaannya kurang sehat. Tillema mengusulkan

laporannya tersebut kepada Gubernur Jenderal J.P. van Limburg Stirum (1916-

1921).

Untuk merealisasikan maksud tersebut, dimulailah pembangunan

kompleks perkantoran instansi pemerintah pusat yang mulai dilaksanakan oleh

Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1920. Adapun instansi pemerintah yang

kemudian menyusul pindah ke Bandung adalah Jawatan Kereta Api Negara (S.S.),

Hoofdbureau PTT (Kantor Pusat Postel), Gouvernements Bedrijven (G.B.) yang

terdiri dari Dinas Pekerjaan Umum (BOW), Jawatan Metrologi (Tera),

Laboratorium dan Museum Geologi, Institut Pasteur (Bio Farma), Balai Besar

Perumka, Topographischen Dienst (Dinas Topografi AD), Militairen Viegdienst

(AU Militer), Stasion Radio Telefoni Malabar, Kantor Kas Negara, dan beberapa

kantor lainnya. Pusat perkantoran instansi sipil dan departemen pemerintahan

tersebut menempati lokasi sekitar Gedong Sate sekarang ini (Kunto, Balai Agung

di Kota Bandung, 1996: 72).

Page 3: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

29

GAMBAR 3.1 PUSAT PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG TEMPO DULU

Sumber: http://www.firdaus.or.id/

Sebenarnya, jauh sebelum tuan H.F. Tillema melahirkan gagasan

pemindahan Ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung, secara diam-diam

dan penuh rahasia pimpinan tertinggi Bala Tentara Hindia Belanda telah memilih

wilayah dataran tinggi Bandung sebagai pusat komando militer. Dengan kata lain,

wilayah Bandung merupakan “Pentagon-nya” Hindia Belanda.

Upaya ini telah dirintis semenjak tahun 1898 dengan memindahkan pabrik

mesiu dari Ngawi (Madiun) dan pabrik senjata (Artillerie Constructie Winkel) dari

Surabaya ke Bandung. Pemindahan ACW ini disertai dengan bedol desa para

buruh dan pegawainya, yang kemudian menempati kampung disebut Babakan

Surabaya. Tahun 1916 Departement van Oorlog (DVO) baru dipindahkan dari

Weltevreden ke Bandung dan menempati Gedong Sabau yang mulai dibangun

pada tahun 1908. Begitu pula lapangan terbang Andir (sekarang PAU Husein

Sastranegara) pada tahun 1914 telah diresmikan sebagai pusat pangkalan udara

militer di Hindia Belanda (Kunto, Balai Agung di Kota Bandung, 1996: 80).

Kompleks militer di Bandung dulu, dikenal sebagai Archipelwijk

(Lingkungan Nusantara). Disebut demikian, karena jalan-jalan di kawasan ini

memiliki identitas jalan dengan nama kepulauan atau daerah di nusantara, seperti

Jl. Kalimantan, Jl. Aceh, Jl. Sumatera, Jl. Riau, Jl. Jawa, dan lain-lain. Lokasi

Gedung Sabau (kini Detasemen Markas Kodam III Siliwangi) terletak di kawasan

Page 4: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

30

Insulindepark (Taman Lalu Lintas sekarang). Kemudian menyusul pula

pemindahan Paleis van de Legercommandant (Istana Panglima Pasukan) dari

Hertogspark di Weltevreden (Gambir) ke Bandung. Kini bangunan bekas Istana

Panglima Pasukan dijadikan Markas Kodam III Siliwangi.

Jadi, Kota Bandung pada masa sebelum perang direncanakan memiliki

fungsi primer ganda atau dwi fungsi, yakni: ibukota atau pusat pemerintahan sipil

Hindia-Belanda dan Pusat Komando Angkatan Perang Hindia-Belanda. Wilayah

baru di Bandung Utara yang dikembangkan bagi kawasan kompleks perkantoran

pemerintah (sekitar Gedong Sate) dan kompleks militer (sekitar Insulindepark),

tempo dulu sering disebut sebagai Europeesche Zakenwijk (pusat kegiatan

masyarakat Eropa).

Tetapi rencana pemindahan pusat pemerintahan dari Batavia ke Bandung

tersebut tidak terealisasi karena terhalang oleh resesi (maleise) yang menimpa

perekonomian dunia pada tahun 1930-an, yang berdampak buruk terhadap

perekonomian Hindia Belanda. Akibatnya semua proyek-proyek besar

pemindahan ibukota negara ini terpaksa dihentikan (Kunto, 1984: 42). Dari

rencana besar tersebut, fungsi militer Kota Bandung yang sempat dirampungkan

secara tuntas, sedangkan fungsi pusat pemerintahan sipil Hindia-Belanda tidak

sempat diselesaikan.

GAMBAR 3.2 PUSAT MILITER KOTA BANDUNG TEMPO DULU

Sumber: http://www.firdaus.or.id/

Page 5: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

31

3.2 Tinjauan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung

2004-2013

Kota Bandung sebagai kota yang banyak memiliki benda-benda cagar

budaya terutama bangunan-bangunan bersejarah peninggalan masa pendudukan

Belanda, memiliki kebijakan perundang-undangan yang mendukung pelestarian

bangunan bersejarah tersebut. Walaupun sampai saat ini Peraturan Daerah

mengenai pelestarian bangunan bersejarah belum terealisasi, namun pada Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung Tahun 2004-2013 setidaknya

terdapat beberapa kebijakan-kebijakan yang mendukung adanya kegiatan

pelestarian bangunan bersejarah di Kota Bandung.

Dalam RTRW Kota Bandung Tahun 2004-2013, terdapat kawasan cagar

budaya yang dalam rencana pola pemanfaatan ruang termasuk kedalam kawasan

lindung. Kawasan cagar budaya merupakan kawasan pelestarian bangunan fisik

serta pelestarian lingkungan alami yang memiliki nilai historis dan budaya Kota

Bandung. Kriteria kawasan lindung untuk cagar budaya yaitu tempat serta ruang

di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi yang mempunyai manfaat tinggi untuk

pengembangan ilmu pengetahuan. Menurut RTRW Kota Bandung Tahun 2004-

2013 yang termasuk kedalam 6 (enam) kawasan pelestarian Kota Bandung adalah

sebagai berikut:

• Kawasan Pusat Kota Bersejarah, terdiri dari subkawasan eks pemerintahan

Kabupaten Bandung, Alun-Alun, Asia-Afrika, Cikapundung, dan Braga;

• Kawasan Pecinan, terdiri dari subkawasan jalan Kelenteng, Jalan Pasar Baru,

Otto Iskandardinata, ABC, dan Pecinan;

• Kawasan Pertahanan dan Keamanan, terdiri dari subkawasan perkantoran

Pertahanan dan Keamanan Jalan Sumatera, Jalan Jawa, Jalan Aceh, Jalan Bali,

dan Gudang Militer (Jalan Gudang Utara dan sekitarnya);

• Kawasan Etnik Sunda, terdiri dari subkawasan Lengkong, Jalan

Sasakgantung, Jalan Karapitan, Jalan Dewi Sartika, dan Jalan Melong;

• Kawasan Perumahan Villa, terdiri dari subkawasan Dipati Ukur, Ir. H. Juanda,

Ganesha, Pager Gunung, Tamansari, Diponegoro, R.E. Martadinata,

Cipaganti, Pasteur, Setiabudi, Gatot Subroto, dan Malabar;

Page 6: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

32

• Kawasan Industri, terdiri dari subkawasan Arjuna, Jatayu, dan Kebon Jati.

Selanjutnya dalam RTRW juga dijelaskan bahwa kawasan kegiatan

Pertahanan dan Keamanan adalah terkonsentrasi di wilayah Bandung Barat, yaitu

berada di WP Cibeunying dan WP Karees. Pengembangan kawasan kegiatan

Pertahanan dan Keamanan ini direncanakan sebagai berikut :

1. Mempertahankan perkantoran dan instalasi Pertahanan dan Keamanan yang

ada.

2. Mengamankan kawasan, perkantoran dan instalasi Pertahanan dan Keamanan

yang baru sesuai dengan rencana tata ruang pertahanan keamanan.

Kawasan militer (kawasan pertahanan) yang merupakan obyek studi dari

penelitian ini termasuk ke dalam kawasan cagar budaya yang telah disebutkan

sebelumnya. Bangunan-bangunan pusaka yang ada di kawasan ini difungsikan

sesuai dengan ketentuan Rencana Tata Guna Lahan Wilayah Kota Bandung

Tahun 2013 (Gambar 3.3).

Page 7: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

33

Rencana Guna Lahan RTRW Kota Bandung

Gambar 3.3

Page 8: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

34

3.3 Kegiatan di Kawasan Militer, Bandung

Berikut gambaran kegiatan per ruas jalan di kawasan militer:

• Jalan Aceh, mulai dari persimpangan Jalan Aceh-Jalan Sumatera (depan Hotel

Hyatt) sampai di ujung pertigaan Jalan Aceh-Jalan Riau-Taman Pramuka.

Jalan Aceh dapat dibagi menjadi tiga ruas. Ruas antara Jalan Sumatera sampai

Jalan Banda kegiatan yang ada di satu sisi merupakan perkantoran militer

yaitu kompleks Mabes Kodam III/Slw dan Kodiklat TNI-AD, sedangkan di

sisi lainnya merupakan ruang terbuka hijau dimana terdapat Taman Maluku

dan Lapangan Saparua. Ruas antara Jalan Banda sampai Jalan Cihapit

kegiatan yang terdapat adalah komersial yaitu Gedung Graha Manggala

Siliwangi, boutique, Hero Swalayan; kegiatan perkantoran swasta, kantor PMI

Bandung dan rumah tinggal. Sedangkan ruas jalan antara Jalan Cihapit sampai

Jalan Riau dominan rumah tinggal baik rumah pribadi maupun rumah dinas.

• Jalan Ambon, yang hanya sampai perempatan Jalan Ambon-Jalan Banda.

Di awal Jalan Ambon terdapat perkantoran pemerintah yaitu Dinas

Kependudukan dan Dinas Taman dan Pemakaman, juga ada pelayanan

kesehatan Graha Lansia dan wisma. Kemudian terdapat kegiatan komersial

campuran seperti kantor bis Kramat Djati, perawatan kecantikan, rumah

makan, boutique. Di jalan ini juga terdapat Lapangan Tenis PELTI Jabar.

• Jalan Bali

Jalan Bali didominasi rumah tinggal baik rumah dinas maupun rumah tinggal

pribadi. Beberapa rumah lahan belakangnya dijadikan tempat kost karena

letak rumah yang berdekatan dengan sekolah SMAN 3&5.

• Jalan Banda, yang dimulai dari perempatan Jalan Banda-Jalan Riau.

Ruas mulai dari Jalan Banda-Jalan Riau hingga ke Jalan Aceh terdapat kantor

pemerintahan Dinas Polisi Pamong Praja Propinsi Jawa Barat, Gereja Katolik

St. Albanus, rumah tinggal pastor, kantor swasta, toko sandang, wisma beserta

kegiatan komersialnya. Kemudian antara Jalan Aceh dengan Jalan Belitung

kegiatannya bervariasi mulai dari rumah tinggal, asrama mahasiswa Sulawesi

Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas selanjutnya

hingga sampai dengan Jalan Lombok, cenderung kegiatan hunian rumah

Page 9: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

35

tinggal, juga ada komersial yaitu dua toko sandang dan beberapa warung

karena letaknya yang strategis dekat dengan sekolah.

• Jalan Bangka

Di Jalan Bangka terdapat kantor militer penting yaitu Direktorat Ajudan

Jenderal TNI-AD dan beberapa perkantoran militer lainnya, juga ada asrama

TNI dan SD Kartika Siliwangi, kemudian terdapat beberapa kegiatan

komersial yang berukuran kecil. Jalan ini juga merupakan pintu utama ke

Lapangan Golf.

• Jalan Bawean

Pada Jalan Bawean dominan terdapat beberapa rumah tinggal, kemudian jasa

konsultasi dan komersial.

• Jalan Belitung

Di Jalan Belitung terdapat beberapa kegiatan yang banyak menarik bangkitan

pergerakan yaitu SMAN 3&5, kolam renang Tirta Merta, dan Taman Lalu

Lintas Ade Irma Suryani Nasution, juga terdapat kegiatan perkantoran militer

dan komersial lainnya.

• Jalan Ermawar

Jalan Ermawar merupakan kompleks perumahan rumah dinas TNI-AD.

• Jalan Gandapura

Di Jalan Gandapura banyak terdapat rumah tinggal dan kegiatan komersial.

Pada ruas jalan yang berdekatan dengan Jalan Gudang dapat ditemukan wisma

milik TNI. Dan di ujung jalan yang bertemu dengan Jalan Jend. A.Yani

terdapat kompleks Ruko Segitiga Emas Kosambi.

• Jalan Gudang Utara-Selatan

Di jalan ini banyak terdapat perkantoran dan bangunan milik TNI seperti

Direktorat Kesehatan AD, Detasemen Pemeliharaan Bekangdam III/Siliwangi,

Unit Perdagangan Umum, gudang peralatan. Selain itu terdapat juga banyak

rumah tinggal yang diantaranya rumah dinas.

• Jalan Halmahera

Page 10: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

36

Kegiatan yang ada dominan berkaitan dengan kesehatan seperti rumah sakit

swasta Halmahera Siaga, klinik Perisai Husada, dan kantor milik militer

bagian kesehatan Kodam III/Siliwangi.

• Jalan Jawa, yang dimulai dari pertigaan Jalan Jawa-Jalan Nias.

Terdapat kantor swasta Bala Keselamatan yang bangunannya merupakan

bangunan bersejarah; beberapa perkantoran militer seperti Polisi Militer, Zeni

Kodam III/Siliwangi; kursus bahasa TBI; dan banyak rumah tinggal.

• Jalan Kalimantan

Terdapat kompleks bangunan Detasemen Markas Kodam III Siliwangi,

kemudian didominasi hunian rumah tinggal dan terdapat juga pusat jajanan

SMAN 3&5.

• Jalan Lombok, yang dimulai dari perempatan Jalan Lombok-Jalan Aceh.

Terdapat Stadion Siliwangi milik TNI, kemudian dominan kegiatan komersial

dan pelayanan dan jasa kendaraan bermotor.

• Jalan Menado

Merupakan jalan yang didominasi kegiatan rumah dinas yang masih aktif, dan

terdapat kompleks perumahan Kesatrian Yon Arhanudri.

• Jalan Patrakomala

Jalan ini didominasi oleh rumah tinggal dan terdapat wisma Itjenad milik TNI.

• Jalan Seram

Jalan Seram yang panjangnya pendek sehingga hanya terdapat sedikit kegiatan

yaitu Hotel Gandasari, salon, rumah, dan kantor militer.

• Jalan Sulawesi

Jalan Sulawesi yang bertolak belakang dengan Jalan Aceh sehingga

merupakan bagian dari kompleks Mabes Kodam III/Siliwangi.

• Jalan Sumatera, hanya sampai di perbatasan rel KA.

Kegiatannya antara lain perkantoran yang diantaranya beberapa kantor militer

TNI, kantor swasta dan yayasan Paguyuban Pasundan; kegiatan institusional

SMPN 2 dan SMPN 5, bimbingan belajar GO; wisma; rumah sakit bersalin;

bank; komersial factory outlet.

• Jalan Sumbawa

Page 11: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

37

Ruas antara Jalan Sunda dengan Jalan Belitung dominan kegiatan komersial

kecil dan rumah tinggal. Ruas antara Jalan Belitung sampai Jalan Aceh adalah

kegiatan hunian rumah dinas, wisma, juga terdapat museum budaya.

• Jalan Ternate

Di Jalan Ternate cenderung terdapat rumah tinggal. Juga terdapat kantor

pemerintah, wisma dan laboratorium milik militer TNI-AD.

• Jalan Tongkeng

Di jalan ini dominan rumah tinggal dan masih merupakan perumahan rumah

dinas, tetapi beberapa diantaranya dijadikan rumah usaha. Selain itu terdapat

juga perkantoran militer Kesehatan Lapang Kodam III/Siliwangi.

Seperti yang sudah dipaparkan mengenai kegiatan di kawasan militer, di

kawasan tersebut juga terdapat beberapa Ruang Terbuka Hijau yang

diperuntukkan bagi publik. RTH tersebut berupa taman dan lapangan olahraga.

Taman yang ada yaitu Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang

letaknya diantara Jalan Belitung. Selain sebagai taman kota, taman ini juga

berfungsi sebagai sarana rekreasi dan sarana pendidikan. Kemudian terdapat

Taman Maluku di sekitar Jalan Sulawesi-Jalan Aceh. Berdasarkan observasi,

Taman Maluku cenderung kurang terawat. Kedua taman ini merupakan bagian

dari peninggalan masa lalu, sesuai dengan pengembangan Kota Bandung sebagai

kota taman (garden city). Kemudian terdapat taman berukuran kecil di depan

kolam renang Titra Merta, Jalan Belitung, disamping SMAN 3&5. Taman ini

banyak dikunjungi oleh para pelajar dan pengunjung kolam renang maupun yang

hanya sekedar beristirahat.

Lapangan olahraga yang ada yaitu Lapangan Olahraga Saparua yang

dikelilingi oleh Jalan Aceh, Jalan Banda, Jalan Ambon, Jalan Saparua; dan

disampingnya juga terdapat lapangan basket berukuran kecil, yang menghadap ke

Jalan Ambon. Kemudian terdapat lapangan tenis Pelti Jabar di Jalan Ambon yang

bertolak belakang dengan Taman Maluku. Dan juga terdapat Stadion Siliwangi di

Jalan Lombok dan tempat latihan lapangan golf di Jalan Bangka. Lapangan-

lapangan olahraga tersebut kondisinya terawat dan dapat digunakan oleh publik.

Page 12: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

38

3.4 Karakteristik Bangunan Pusaka di Kawasan Militer, Bandung

3.4.1 Klasifikasi Bangunan Pusaka

Bangunan pusaka yang ada di kawasan militer, Bandung merupakan

bangunan yang hampir semuanya merupakan peninggalan pada masa penjajahan

Belanda. Dilihat dari tabel daftar bangunan bersejarah yang ada, gaya arsitektural

bangunan yang dominan adalah arsitektur Modern Indonesia. Beberapa dari

bangunan tersebut juga merupakan bangunan hasil karya arsitek kenamaan seperti

C.P. Wolff Schoemaker, R.L.A. Schoemaker, F.J.L Ghijsels, F.W. Brinkman en

Voorhoeve. Bentuk bangunan yang tercipta merupakan sebuah karya seni yang

mutakhir pada jamannya dan melegenda sampai sekarang.

Berdasarkan gaya arsitekturnya, bangunan pusaka di kawasan militer

dapat dibedakan atas:

1. Gaya Arsitektur Tradisional Indonesia, yaitu rumah dinas di Jalan Gudang

Selatan No. 18

2. Gaya Arsitektur Klasik, yaitu Kantor Bis Kramat Djati, gudang militer di

Jalan Gudang Selatan No. 88, DENMA KODAM III Siliwangi, FO Bale

Anak, Direktorat Keuangan AD Siliwangi, Paguyuban Pasundan, Rumah

dinas di Jl. Sumtera No. 47

3. Gaya Arsitektur Modern Fungsional (Art Deco Geometrik), yaitu KODIKLAT

TNI-AD, Markas Kodam III/Siliwangi, Gereja Katolik St. Albanus, SMAN 3

& 5, Kantor Pusat Bala Keselamatan

4. Gaya Arsitektur Modern (tropis) Indonesia, yang kebanyakan adalah rumah

tinggal

Kemudian berdasarkan studi pendataan bangunan bersejarah di Kota

Bandung yang dilakukan oleh Bandung Heritage tahun 1997, terdapat tiga

tingkatan klasifikasi bangunan yang akan menentukan tindakan yang harus

dilakukan. Tiga klasifikasi tersebut antara lain sebagai berikut:

• Degree of Protection A (DPA A), yaitu bangunan atau lingkungan yang sangat

istimewa, bangunan dan lingkungan tidak diperbolehkan untuk diubah sama

Page 13: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

39

sekali. Apabila bangunan akan dirubah fungsinya, maka perubahan fungsi

harus dilaksanakan dengan metode pelestarian yang ketat.

• Degree of Protection B (DPA B), yaitu bangunan atau lingkungan yang dalam

pengembangannya harus mengacu pada pelestarian, perubahan-perubahan

dapat dilakukan untuk dapat menampung fungsi baru, tetapi dengan syarat-

syarat yang ketat.

• Degree of Protection C (DPA C), yaitu bangunan yang memang bisa

dikembangkan, disesuaikan dengan standar estetika tertentu, perubahan dapat

dilaksanakan lebih longgar daripada bangunan DP B.

Berdasarkan pengklasifikasian tingkat perlindungan bangunan pusaka

yang dikeluarkan oleh Bandung Heritage tersebut, sebagian besar bangunan

pusaka yang ada di wilayah studi termasuk kedalam bangunan pusaka yang

klasifikasi perlindungannya A, artinya bangunan yang sangat istimewa, tidak

diperbolehkan untuk diubah sama sekali, apabila bangunan akan dirubah

fungsinya maka perubahan harus dilaksanakan dengan metode pelestarian yang

ketat.

3.4.2 Karakteristik Pemilik Bangunan

Bangunan pusaka di kawasan militer dapat dibedakan berdasarkan

kepemilikannya, yaitu milik pemerintah, milik swasta/individu, dan milik

organisasi atau yayasan. Berdasarkan Daftar Bangunan Bersejarah di Kota

Bandung, Tahun 2005, di kawasan militer terdiri dari:

• Bangunan milik instansi pemerintah

Sebagian besar dari bangunan pusaka di kawasan militer merupakan milik

pemerintah, yang terbagi lagi menjadi milik Depdiknas dan milik Dephankam

TNI-AD, sehingga terdapat 25 bangunan milik pemerintah, yang proporsinya

lebih dari setengah dari jumlah bangunan pusaka yang ada di kawasan militer.

Bangunan milik Depdiknas yaitu ketiga sekolah yang ada di kawasan militer,

yaitu SMPN 2, SMPN 5 dan SMAN 3 & 5. Sedangkan bangunan milik

pemerintah TNI-AD terdapat 22 bangunan, yang terdiri dari (6) enam

Page 14: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

40

perkantoran militer, 14 rumah dinas TNI, wisma Kartika, dan FO Bale Anak

yang disewakan oleh Kesdam TNI.

• Bangunan milik perorangan

Dari 40 bangunan pusaka, terdapat 11 bangunan milik individu, yang terdiri

dari kantor bis Kramat Djati, kolam renang Tirta Merta, kursus bahasa TBI,

kantor swasta di Jl. Banda No. 12, dan 7 (tujuh) bangunan rumah tinggal.

• Bangunan milik organisasi atau yayasan

Selain bangunan milik pemerintah dan milik individu, terdapat juga bangunan

milik organisasi atau yayasan, yang hanya terdapat 4 (empat) bangunan, yaitu

rumah pertemuan milik perkumpulan Co-Freemasonry di Jl. Banda No.18,

Gereja Katolik St. Albanus di Jl. Banda No.26, kantor pusat Yayasan Bala

Keselamatan di Jl. Jawa No.20, dan kantor organisasi Paguyuban Pasundan di

Jl. Sumatera No. 41.

3.4.3 Fungsi Bangunan

Bangunan-bangunan pusaka di kawasan militer dapat dibedakan

berdasarkan fungsinya, yaitu:

• Bangunan Rumah Tinggal

Di kawasan militer dominan terdapat bangunan dengan fungsi rumah tinggal,

baik rumah dinas maupun rumah pribadi. Dari rumah pribadi beberapa

diantaranya dijadikan rumah usaha.

Umumnya rumah-rumah tersebut bergaya arsitektur tipikal Belanda, yang

dulunya dibangun oleh orang-orang Belanda yang hidupnya sudah mapan atau

yang diperuntukkan bagi para pejabat atau pembesar Belanda.

• Bangunan Perkantoran

Bangunan pusaka yang ada di kawasan militer, yang difungsikan sebagai

perkantoran cenderung merupakan perkantoran militer TNI-AD. Terdapatnya

banyak bangunan peninggalan sejarah di kawasan militer, terutama yang

berfungsi sebagai perkantoran militer dan rumah dinas militer, dapat dipahami

karena ditinjau dari aspek sejarah terutama tentang rencana menjadikan Kota

Page 15: BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN MILITER, · PDF filewewenang penuh mengelola kota dan mengurus pemerintahan sendiri (Kunto, ... Utara, kantor swasta pelayanan jasa konsultasi bimbel. Ruas

41

Bandung sebagai ibukota negara untuk menggantikan Batavia. Bangunan

perkantoran lainnya adalah kantor organisasi dan yayasan.

• Bangunan Pendidikan

Bangunan pendidikan yang ada adalah sekolah SMPN 2, SMPN 5, dan SMAN

3&5. Sejak dari awal, bangunan tersebut memang diperuntukkan untuk

sekolah pada jaman kolonial Belanda.

• Bangunan Peribadatan

Di kawasan militer terdapat bangunan pusaka yang mempunyai fungsi sebagai

tempat ibadah yaitu Gereja Katolik St. Albanus. Pada awalnya bangunan

tersebut diperuntukkan untuk kantor yayasan Belanda, tetapi kemudian

yayasan pindah dan dibeli oleh pihak gereja pada tahun 1932, dan sampai

sekarang digunakan sebagai tempat ibadah.

• Bangunan Komersial

Bangunan-bangunan yang memiliki fungsi komersial adalah kantor bis

Kramat Djati, toko busana, salon di Jl. Gandapura, factory outlet.

• Sarana Rekreasi

Di kawasan militer terdapat bangunan yang merupakan sarana rekreasi, yaitu

kolam renang/pemandian Tirta Merta. Kolam renang ini sangat terkenal

dulunya, karena merupakan salah satu dari dua pemandian yang ada pada

jamannya disamping Pemandian Cihampelas.