BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK...
Transcript of BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK...
![Page 1: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 3
GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK TRANSPORTASI DI
WILAYAH STUDI
Dalam bab berikut ini akan membahas gambaran umum tentang wilayah
studi yaitu ruas Jalan Sukajadi serta gambaran mengenai karakteristik transportasi
di wilayah studi.
3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi
Wilayah yang menjadi kajian studi adalah ruas Jalan Sukajadi serta guna
lahan yang berada di sepanjang ruas jalan ini. Wilayah kajian termasuk ke dalam
Wilayah Pembangunan (WP) Bojonagara dan termasuk ke dalam bagian koridor
utara-selatan dari jaringan jalan di Kota Bandung.
Selanjutnya pada bagian ini akan diuraikan mengenai kebijaksanaan dan
kedudukan wilayah studi dalam Wilayah Pembangunan Kota Bandung serta
tinjauan terhadap aspek kependudukan dan pola penggunaan lahan di sepanjang
ruas jalan studi.
3.1.1 Kebijaksanaan dan Kedudukan Wilayah Studi dalam Wilayah
Pembangunan Kota Bandung
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa ruas Jalan Sukajadi
berada dalam WP (Wilayah Pembangunan) Bojonagara. Oleh karena itu
kebijaksanaan yang terkait pada ruas jalan ini juga merupakan bagian dari
kebijaksanaan pembangunan yang ada di Wilayah Bojonagara ini. Wilayah
Bojonagara merupakan bagian dari wilayah administrasi Kota Bandung yang
sedang berkembang dengan sifat perkembangan yang relatif cepat. Kedudukan
wilayah ini adalah sebagai wilayah yang berfungsi sebagai penunjang bagi
pembangunan Kota Bandung secara keseluruhan (RDTRK Bojonagara 2005). Hal
ini diperlihatkan dengan fungsi utamanya yaitu sebagai daerah pengembangan
Industri Pesawat Terbang Nusantara/IPTN (saat ini berubah menjadi PT
Dirgantara Indonesia), perumahan, perdagangan, pendidikan tinggi, daerah
![Page 2: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/2.jpg)
29
konservasi dan resapan air (Wilayah Bojonagara bagian utara), dan sebagai pintu
gerbang Kota Bandung bagian barat.
Berdasarkan strategi dasar jangka panjang dan jangka menengah RUTRK
Bandung 2005, secara konseptual pengembangan Kota Bandung dalam tata
ruangnya dirumuskan bahwa perkembangan ke arah utara perlu dikendalikan dari
pusat-pusat kegiatan perkotaan yang dikembangkan di bagian utara dan
diusahakan untuk tidak didorong terus, karena adanya kendala dan limitasi
topografis. Pembangunan ke arah utara perlu diawasi dan dikendalikan terutama
untuk perumahan dengan ukuran kapling yang luas. Hal tersebut berkaitan dengan
upaya melindungi kawasan Kota Bandung bagian utara sebagai kawasan
konservasi dan resapan air sesuai dengan SK Gubernur Jawa Barat No.
181.1/SK/1624/Bapp/1982 tentang Peruntukkan Lahan di Wilayah Inti Bandung
Raya, meskipun menurut SK tersebut kawasan konservasi di wilayah Kota
Bandung khususnya Wilayah Bojonagara bukan merupakan daerah resapan untuk
persediaan air tanah, karena ketinggiannya hanya 750 meter di atas permukaan
laut (<1000 m dpl). Menurut ketentuan tersebut daerah konservasi yang
dibutuhkan untuk penyerapan air tanah adalah wilayah dengan ketinggian paling
rendah 1000 meter dpl. Kawasan konservasi yang dimaksudkan dalam SK
Gubernur tersebut dengan demikian berada di wilayah Kabupaten Bandung.
Meskipun demikian untuk daerah-daerah dengan ketinggian di atas 750 meter dpl,
perkembangan pembangunan fisiknya perlu dibatasi dan dikendalikan untuk
mendukung berfungsinya kawasan konservasi secara optimal.
Ruas Jalan Sukajadi yang berada dalam Wilayah Pembangunan
Bojonagara merupakan bagian dari koridor utara-selatan dari jaringan jalan di
Kota Bandung yang letaknya berada diantara kawasan pusat kota dan wilayah
utara Kota Bandung. Kebijaksanaan yang mendasarinya adalah RDTRK
Bojonagara 2005 dan SK. Gubernur Jawa Barat tentang Peruntukkan Lahan di
Wilayah Inti Bandung Raya Bagian Utara. Berdasarkan kebijaksanaan tersebut
ditetapkan beberapa wilayah peruntukkan dengan kategori bagian wilayah yang
sesuai dengan bagi zona pembangunan, khususnya pembangunan yang bersifat
perkotaan dan bagian wilayah khusus (kawasan pendidikan tinggi, perumahan,
![Page 3: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/3.jpg)
30
perdagangan dan industri). Pengembangan lebih lanjut di wilayah studi
diusahakan sesuai dengan persyaratan topografi dan kelayakan lingkungan.
Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya ruas
Jalan Sukajadi berfungsi sebagai penghubung utama antara kawasan pusat kota
dengan kota-kota orde IA, IB, dan II yang terletak di bagian utara dan barat Kota
Bandung dan juga sebagai bagian dari koridor utara-selatan yang menghubungkan
kota-kota di sebelah utara, selatan, dan barat Kota Bandung. Kota-kota tersebut
antara lain adalah Lembang, Subang, Pamanukan, dan Indramayu di sebelah utara
lalu Soreang, Ciwidey, Ciparay, Majalaya, dan Banjaran yang berada di sebelah
selatan serta Cimahi dan Padalarang di sebelah barat. Selain itu dalam skala lokal
Kota Bandung, ruas jalan ini juga berfungsi menghubungkan kawasan Pusat Kota
Bandung dengan Kawasan Pusat Sekunder Sarijadi dan merupakan jalur jalan
utama bagi Wilayah Bojonagara untuk menuju kawasan Pusat Kota Bandung.
Dengan semakin meningkatnya interaksi antara Kota Bandung dengan
kota-kota yang berada di sebelah utara dan selatannya serta masih berfungsinya
kawasan pusat kota sebagai kawasan pembangkit dan penarik pergerakan yang
tinggi akan menyebabkan pembebanan yang tinggi pula pada ruas Jalan Sukajadi
tersebut. Hal ini dapat terlihat dari adanya permasalahan lalu-lintas yang terjadi
hampir setiap hari terutama pada saat jam-jam sibuk seperti adanya tundaan arus
lalu-lintas dan kemacetan yang salah satunya disebabkan karena adanya
pencampuran moda dan percampuran lalu-lintas lokal dan menerus (mixed
traffic).
3.1.2 Kependudukan
Wilayah pengaruh ruas Jalan Sukajadi berada pada dua kecamatan yaitu
Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Sukasari. Jumlah penduduk di Kecamatan
Sukajadi ini pada tahun 2004 adalah sekitar 23.909 jiwa, sedangkan pada tahun
2005 bertambah menjadi 24.747 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar
2.9 %. Adapun jumlah penduduk yang tinggi di wilayah studi akan memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi lalu-lintas yang ada, termasuk pada
ruas Jalan Sukajadi yang menjadi muara pergerakan dari sebagian besar penduduk
![Page 4: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/4.jpg)
31
tersebut. Besarnya jumlah penduduk dapat menggambarkan besarnya potensi
bangkitan pergerakan lokal yang dihasilkan dan semakin besar pergerakan yang
dilakukan oleh penduduk setempat, maka akan berpengaruh terhadap kondisi lalu-
lintas sekitarnya. Pengaruh tersebut antara lain adalah seringnya angkutan umum
berhenti pada suatu ruas jalan untuk menaikkan/menurunkan penumpang yang
berasal dari penduduk di wilayah studi, banyaknya kendaraan yang keluar/masuk
ke ruas jalan studi, dan juga banyaknya pergerakan pejalan kaki yang berasal dari
penduduk di wilayah studi yang akan melakukan aktivitas sehari-hari.
3.1.3 Pola Penggunaan Lahan
Berdasarkan RDTRK Bojonagara 2005, rencana penggunaan lahan di
sekitar wilayah studi selain peruntukkannya sebagai daerah perumahan juga
ditetapkan beberapa ruas jalan yang diperuntukkan sebagai daerah perdagangan
dan jasa komersial. Rencana penggunaan lahan di Wilayah Bojonagara menurut
hasil pengamatan lapangan dapat dilihat dalam Gambar 3.1.
Dalam rencana peruntukkan lahan tersebut, dapat terlihat jelas bahwa ruas
Jalan Sukajadi lebih diperuntukkan sebagai kawasan perdagangan dan perumahan.
Tetapi pada kenyataannya banyak sekali terjadi penyimpangan terhadap rencana
yang telah ditetapkan tersebut. Hampir semua guna lahan di sepanjang ruas jalan
ini telah bercampur menjadi beberapa kegiatan yang berbeda-beda dan tidak
sesuai dengan peruntukkannya. Seperti terdapatnya peruntukkan lahan menjadi
kawasan jasa lomersial. Perubahan guna lahan ini juga terjadi dalam bentuk
penetrasi dan invasi daerah perumahan ke kegiatan komersial. Bentuk penetrasi
kegiatan ditandai dengan perubahan fungsi bangunan dari perumahan menjadi
komersial seperti pada fungsi perumahan yang berubah menjadi pertokoan.
Disamping itu terjadi pula bentuk invasi kegiatan yang berupa perombakan total
(demolition) fisik bangunan perumahan dari perumahan menjadi komersial seperti
pada pembangunan Paris Van Java Mall.
![Page 5: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/5.jpg)
KAWASAN JALAN SUKAJADI
Legenda :
Gambar 3.1PETA GUNA LAHAN
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2007
U
Pertokoan
Rumah Sakit
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
Pendidikan
Perumahan
Restoran & RM
Bank
Bengkel
Hotel
KEC. BOJONGLOA KIDUL
KEC. BANDUNG KIDUL
KEC. RANCA SARI
KEC. CILEUNYI
KEC. CIBIRU
KEC. UJUNG BERUNG
KEC. ARCA MANIK
KEC. CICADAS
KEC. KIARA CONDONGKEC. LENGKONG
KEC. BATU NUNGGAL
KEC. CIBEUNYING KIDUL
KEC. CIBEUNYING KALER
KEC. BANDUNG WETAN
KEC. SUMUR BANDUNG
KEC. REGOL
KEC. ASTANA ANYAR
KEC. BOJONGLOA KALER
KEC. CIPARAY
KEC. BANDUNG KULON
KEC. ANDIR
KEC. CIMAHI SELATAN
KEC. CICENDO
KEC. SUKAJADI
KEC. SUKASARI
KEC. CIDADAP
KEC. COBLONG
KEC. LEMBANG
KEC. CISARUA
KEC. CIMAHI UTARA
KEC. CIMAHI TENGAH
KEC. MARGA ASIH
KEC. MARGAHAYU
KEC. DAYEUH KOLOT
KEC. BOJONG SOANG
KEC. CILENGKRANG
KEC. CIMENYAN
DS. GEMPOL SARI
DS. CIGONDEWAH KALER
DS. CIGONDEWAH KIDUL
DS. CIGONDEWAH RAHAYU
DS. MARGASUKA
MARGAHAYU UTARA
K. BBK CIPARAYK. KOPO
DS. CIRANGRANG
DS. CIBADUYUT KIDUL
DS. CIBADUYUT WETAN
DS. CIBADUYUT
K. KEBON LEGA
K. SITU SAEUR
K. PELINDUNG HEWAN
K. CIGERELENG
K. KARASAK
DS. MEKAR WANGI
K. CISEUREUH
K. WATES
DS. MENGGER
K. BATUCIKAL
K. CIJAGRA
K. PASIR LUYU
K. ANCOL
DS. KUJANG SARI
DS. MARGA SENANG
DS. MARGA SARI
DS. SEKE JATI
DS. CIPAMOKOLAN
DS. DERWATI
DS. CISARANTEN KIDUL
DS. MEKAR MULYA
DS. CISURUPAN
DS. PALASARI
DS. PASIR BIRU
DS. PASANGGRAHAN
DS. PASIR WANGI
DS. PASIR JATI
DS. CIPADUNG
DS. MEKAR MULYA
DS. CISARANTEN WETAN
DS. UJUNG BERUNG
DS. CIGENDING
DS. PASIR
ENDAH
DS. SINDANG JAYA
DS. CISARANTEN BINA HARAPAN
DS. CISARANTEN KULON
DS. SUKA MISKIN
DS. KARANG PAMULANG
DS. MANDALA JATI
DS. PASIR LAYUNG
DS. SUKAPADA
K. NEGLASARI
K. PADA SUKA
K. CICAHEUM
K. ANTAPANI
K. BBK SARI
K. BBK SURABAYA
K. KEBON WARU
K. KEBON
GEDANG
K. KEBON JAYANTI
K. SUKSPURA
K. KEBON
KANGKUNG
K. BINONG
K. GUMURUH
K. MALEER
K. LINGKAR SELATAN
K. CIBANGKONG
K. SAMOJA
K. KACA PIRING
K. CICADAS
K. CIKUTRA
K. SUKA MAJU
DS. CIGADUNG
K. SEKELOA
K. LEBAK GEDE K. SEDANG
SERANG
K. SUKA LUYU
K. CIHAUR GEULIS
K. CIHAPIT 40114
K. MERDEKA
K. BBK CIAMIS
K. PASIR KALIKI
K. TAMAN SARI
K. CIPAGANTI
K. LEBAK SILIWANGI
K. CITARUM
K. MALABAR
K. BURANGRANG
K. PALEDANG
K. CIKAWAO
K. KEBON PISANG
K. PUNGKUR
K. BALONG GEDE
K. BRAGA
K. CIATEUL
K. NYENGSERETK. PANJUNAN
K. KARANG ANYAR
K. KEBON JERUK
K. CIBADAK
K. BBK ASIH
K. BBK TAROGONG
K. SUKA ASIH
K. SUKA HAJI
K. BABAKAN
K. CARINGIN
K. CIBUNTU
K. WARUNG
MUNCANG
K. JAMIKA
K. CIROYOM
K. DUNGUS CARIANG
K. CIJERAH
K. GARUDA
K. MALEBER
K. CAMPAKA
K. SUKA RAJA
K. ARJUNA
K. PAMOYANAN
K. PAJAJARAN
K. HUSEN SASTRANEGARA
K. SUKA BUNGAH
K. PASTEUR
K. CIPEDESK. SUKA GALIH
K. SUKA WARNA
K. SARIJADI
K. SUKARASA
K. GEGER KALONG
K. ISOLA
K. LEDENGK. CIUMBULEUIT
K. HEGARMANAH
K. DAGO 40135
K. TURANGGA
40214
40214
40215
40225
40224
4022340233
40227
41239
40238
40236
40235
40234
40243
40253
40243
40237
40255
40256
40267
40265
40254
40254
40287
40287
40286
40286
40292
40295
40613
40614
40615
40615
40617
40618
40616
40614
40613
40294
40612
40619
40195
40294
40293
40293
40194
40193
40192
40125
40124
40125
40282
40291
40283
40281
40272
40274
40284
40285
40275
40275
40274
40263
40273
40273
40271
40121
40124
40121
40191
40134
40132
40133
40123
40112
40113
40117
40171
40116
40131
40132
40115
40262
40262
40261
40261
40112
40252
40251
40111
40252
4024240242
40241
40181
40241
40232
40232
40233
4022140222
40212
40212
40211
40231
40182
40183
40213
40184
40184
40184
40175
40172
40173
40173
40174
40161
4016240163
40164
40151
40152
40153
40154
4014340142
40141
40611
40296
40266
40264
40162
Perkantoran Kantor Polisi
Jalan Bungur Tanjung Jalan Sirnamanah
Jalan Karang Sari
Jalan Setiabudi
Jalan Sukamaju
Jalan Karang Tinggal
Jalan Sederhana
Jalan Prof. Eykcman
Jalan Pasir Kaliki
Factory OutletMall
Keterangan :
1
2
3
45
67
8
9
10
1112
13
1415
16
171819202122
23
24
25
26272829
30
1 Vienna2 D’Cost3 Tomodachi4 Circle K5 Kanisius6 Pusdiklat7 Korean Food8 Bassari9 Vegas karaoke10 Edelweis
11 Panissan12 Salon RH13 Niaga14 Sukajadi15 Rainbow16 Travel17 Garyota18 Mie Kocok19 Gigantara20 Pak Chi Met
21 Ibu & Anak22 AXA Life23 Resor Kota24 Paris Van Java25 Lippo26 Optik Melawai27 Mandiri28 Sequis Life29 SDN 330Citra Minang
Jalan Sukagalih
Tanpa Skala
32
![Page 6: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/6.jpg)
33
Proses penetrasi dan invasi kegiatan ini disebabkan oleh keberadaab ruas
Jalan Sukajadi yang merupakan poros utama penghubung guna lahan pusat kota
dengan wilayah di sebelah utara barat Kota Bandung, yang meningkat peranannya
dalam hal mendukung aliran pergerakan penduduk dari bagian utara barat tersebut
menuju pusat kota atau sebaliknya. Adapun peningkatan peran tersebut membawa
akibat terhadap perubahan guna lahan di sisi sepanjang ruas jalan studi menjadi
alokasi kegiatan komersial yang berorientasi pada keberadaan jaringan jalan (pola
perkembangan pita), dimana proses penetrasi dan invasi kegiatan biasanya
merupakan ciri utama dari pola perkembangan pita tersebut. Proses penetrasi dan
invasi ini secara tidak langsung akan menyebabkan timbulnya tarikan pergerakan
yang tinggi ke ruas Jalan Sukajadi sehingga seringkali menyebabkan timbulnya
permasalahan lalu-lintas seperti tundaan dan kemacetan lalu-lintas yang akan
menurunkan kinerja ruas jalan tersebut.
Menurut RDTRK Bojonagara 2005 perkembangan guna lahan komersial,
khususnya kegiatan perdagangan serta pertokoan di sepanjang ruas Jalan Sukajadi
perlu dibatasi agar tidak merambah lebih jauh lagi dari kondisi yang sekarang
terutama terhadap kecenderungan bersambungnya perkembangan memita, agar
kelancaran arus lalu-lintas tidak terhambat mengingat bahwa jalan-jalan tersebut
merupakan jalur jalan utama bagi Wilayah Bojonagara.
Bangkitan pergerakan lokal di wilayah studi dipengaruhi juga oleh
intensitas kegiatan guna lahan pinggir jalannya, dimana kegiatan-kegiatan yang
berkembang di sepanjang Jalan Sukajadi ada beberapa jenis antara lain adalah
pertokoan, perumahan, perkantoran, restoran, sekolah/kampus, bengkel,
perhotelan, kawasan militer, dan lain-lain. Pada umumnya jenis penggunaan lahan
tersebut ditempati oleh bangunan-bangunan yang terletak sangat dekat dengan
tepi jalan raya. Jenis-jenis kegiatan pada tiap ruas pengamatan di Jalan Sukajadi
serta luas guna lahan kegiatan yang mendominasi pada masing-masing ruas
tersebut dapat dilihat pada tabel III.1 berikut.
![Page 7: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/7.jpg)
34
TABEL III.1
JENIS KEGIATAN DAN LUAS PENGGUNAAN LAHAN PADA RUAS
PENGAMATAN DI SEPANJANG JALAN SUKAJADI TAHUN 2007
No Jenis Penggunaan Lahan
Luas Guna Lahan (ha)
Total (ha) Ruas Simpang
Jalan Eyckman-
Sukamaju
Ruas Simpang
Jalan Sukamaju-
Sukawangi
1 Toko/Ruko/Mall 2,7493 0,6172 3,3665
2 Rumah Tinggal 4,1634 0,8304 4,9938
3 Perkantoran 0,3969 - 0,3969
4 Sekolah/Kampus 0,0972 0,3648 0,462
5 Hotel 0,3037 - 0,3037
6 Rumah Makan 0,3746 0,12 0,4946
7 Bengkel/Show Room - 0,04 0,04
8 Kantor Polisi 0,09 - 0,09
9 Apotik/Rumah Sakit 0,2713 - 0,2713
10 Lain-lain:Tempat Ibadah,
Gudang 0,19 - 0,19
Total (ha) 8,6364 1,9724 10,6088
Sumber : Perhitungan Pada Peta Penggunaan Lahan Kota Bandung skala 1:2000 dan Survei Primer 2007
3.2 Karakteristik Transportasi di Wilayah Studi
Karakteristik transportasi di wilayah studi, yaitu wilayah ruas Jalan
Sukajadi sangat erat kaitannya dengan kebijaksanaan sistem transportasi yang ada
di WP Bojonagara. Untuk itu sebelum membahas lebih jauh mengenai
karakteristik transportasi di ruas jalan studi, ada baiknya jika dilakukan
peninjauan terlebih dahulu terhadap kebijaksanaan sistem transportasi yang ada di
Wilayah Bojonagara.
Menurut RDTRK Bojonagara 2005, sistem transportasi di Wilayah
Bojonagara ditunjang oleh jaringan jalan arteri, kolektor dan lokal serta sistem
perangkutan umum penumpang. Hirarki jaringan jalan tersebut ditetapkan sesuai
![Page 8: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/8.jpg)
35
dengan fungsi pelayanan yang harus diembannya, antara lain untuk mengurangi
pencampuran lalu-lintas lokal pada jalan arteri dan beberapa jalan kolektor.
Rencana penentuan hirarki jaringan jalan di Wilayah Bojongara dapat dilihat pada
Tabel III.2, sedangkan definisi klasifikasi jaringan jalan menurut kebijaksanaan
dan peraturan perundangan yang ada selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
TABEL III.2
RENCANA PENENTUAN HIRARKI JARINGAN JALAN DI WILAYAH
BOJONAGARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2005
No Fungsi Jalan Nama Jalan
1 Arteri Primer Jl.Raya Cibereum, Jl.Dr.Junjunan, Jl.Pasteur, Jl.Layang
Paspati
2 Arteri Sekunder Jl.Rajawali Barat dan Timur, Jl.Kebonjati, Jl.Jend.Sudirman,
Jl.Lingkar Utara
3 Kolektor Primer
Jl.Prof.Drg.Surya Sumantri, Jl.Sukahaji, Jl.Pak Gatot Raya,
Jl.Pasirkaliki, Jl.Sukajadi, Jl. Dr.Setiabudi, Jl.LMU Nurtanio,
Jl.Andurrahman Saleh, Jl.Pajajaran, Jl.Dr.A.Rivai,
Jl.Cimindi-Pajajaran (jalan baru)
4 Kolektor Sekunder Jl.Prof.Sutami, Jl.Gegerkalong Hilir dan Girang,
Jl.Gunungbatu, Jl.Cipaganti
5 Lokal
Jl.Dadali, Jl.Kebonkawung, Jl.Kesatria, Jl.Bima, Jl.Prof
Eyckman, Jl.Sederhana, Jl.Sukagalih, Jl.Cipedes, Jl.Sarijadi,
Jl.Sarimanah, Jl.Gegerkalong Tengah
Sumber : RDTRK Bojonagara 2005
Jika dilihat dari polanya, maka jaringan jalan di Wilayah Bojonagara
membentuk pola radial dan cenderung mengarah ke kawasan pusat kota. Jaringan
jalan utama yang digunakan untuk menuju kawasan pusat kota adalah ruas Jalan
Pasirkaliki dan Sukajadi yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer. Fungsi
kedua ruas jalan ini menjadi semakin penting di Wilayah Bojonagara mengingat
kedua ruas tersebut memiliki akses langsung ke jalur regional yang
![Page 9: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/9.jpg)
36
menghubungkan Kota Bandung dengan kota-kota lain di sebelah utara, selatan
dan barat dari Kota Bandung. Selain itu kedua ruas jalan ini juga melayani
pergerakan lokal penduduk di sekitarnya. Konsekuensi dari hal ini adalah
tingginya volume lalu-lintas yang melewati kedua ruas jalan tersebut akibat
bercampurnya pergerakan lokal dan regional dan berpengaruh terhadap penurunan
kinerja jaringan jalan di kedua ruas jalan tersebut.
Pada umumnya pola jaringan jalan terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain oleh kebijaksanaan yang mengatur pembangunan
jaringan jalan tersebut. Selain itu juga dipengaruhi bentuk daerah di sekitarnya,
yang akan memberikan dampak terhadap bentuk geometrik jalan dan kondisi
lingkungan jalannya. Selanjutnya dalam sub bab ini akan diuraikan mengenai pola
jaringan jalan, kondisi geometrik jaringan jalan dan hambatan samping, serta
kondisi lalu-lintas di wilayah studi yaitu ruas Jalan Sukajadi.
3.2.1 Pola Jaringan Jalan Sukajadi
Pola jaringan ruas Jalan Sukajadi secara umum mempunyai pola tulang
daun (spinal) tempat bermuaranya jalan-jalan lingkungan (lokal) serta beberapa
buah jalan arteri dan kolektor. Selanjutnya jaringan pembentuk jalan utamanya
ada yang berupa jalan arteri primer seperti Jalan Dr.Junjunan dan Pasteur, arteri
sekunder seperti Jalan Kebonjati, kolektor primer seperti Jalan Pajajaran, lokal
seperti Jalan Kebonkawung, Eyckman, Sukagalih, Sukamaju, Sukawangi maupun
gang-gang kecil yang langsung mengakses ke kawasan permukiman penduduk.
Menurut wewenang pembinaannya ruas Jalan Pasirkaliki dan Sukajadi termasuk
Jalan Propinsi yang menghubungkan Kota Bandung dengan kota-kota kecil di
sekitarnya.
Pada ujung sebelah selatan, ruas jalan studi berbatasan dengan Jalan
Kebonjati dan Jalan Gardujati. Jalan-jalan ini berfungsi untuk menghubungkan
ruas Jalan Sukajadi dengan kawasan pusat kota maupun dengan kawasan Bandung
Selatan, Bandung Barat dan kota-kota kecil di sebelah selatan seperti Soreang,
Banjaran, dan lain-lain. Pada ujung sebelah utara, ruas jalan ini berbatasan dengan
Jalan Setiabudi. Jalan-jalan ini berfungsi untuk menghubungkan ruas Jalan
![Page 10: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/10.jpg)
37
Sukajadi dengan kawasan Bandung Utara maupun kota-kota kecil di sebelah utara
seperti Subang, Lembang, dan lain-lain. Adapun Jalan Pasirkaliki dan Sukajadi
berpotongan dengan Jalan Pajajaran yang berfungsi menghubungkan ruas jalan
studi dengan kawasan permukiman penduduk dan kawasan industri PT.
Dirgantara Indonesia di sebelah barat serta menghubungkan ruas jalan studi
dengan kawasan pemerintahan yang berada di sebelah timur.
Sebagai jalan kolektor primer yang menghubungkan kawasan Pusat Kota
Bandung dengan kawasan lainnya serta kota-kota kecil di sekitar wilayah Kota
Bandung dan juga sebagai jaringan jalan regional yang memiliki pola spinal, telah
menjadikan daerah di sisi-sisi ruas jalan studi menjadi ruang yang paling strategis
untuk melakukan kegiatan yang lebih mengarah pada kegiatan produktif, seperti
perdagangan, perkantoran, dan jasa komersial. Hal ini ditandai dengan tingginya
aktivitas-aktivitas tersebut di sepanjang ruas Jalan Sukajadi yang pada dasarnya
juga merupakan bagian dari kelanjutan perkembangan kawasan pusat kota.
Keadaan ini cukup berpengaruh terhadap kondisi lalu-lintas dan hmabatan
samping di sepanjang ruas tersebut dan berpengaruh terhadap penurunan kinerja
jaringan jalannya.
3.2.2 Kondisi Geometrik dan Hambatan Samping Jalan Sukajadi
Untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ruas Jalan Sukajadi dibagi
menjadi 5 (lima) ruas pengamatan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dalam
ruang lingkup wilayah studi pada bab 1. Pembagian ini berdasarkan intensitas
penggunaan lahan dan jenis aktivitas di sepanjang sisi ruas jalan dimana masing-
masing ruas pengamatan memiliki pola karakteristik yang berbeda. Selain itu
pembagian ini juga berdasarkan dengan karakteristik kondisi geometrik dan
pembagian arah pergerakan lalu-lintas di masing-masing ruas jalan yang berbeda-
beda, meskipun memiliki klasifikasi fungsi yang sama, yaitu sebagai jalan
kolektor primer.
Sedangkan penentuan kelas hambatan samping berdasarkan standar yang
telah ditetapkan oleh IHCM 1997, dimana hambatan samping pada suatu ruas
jalan dapat dibagi menjadi lima kelas, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,
![Page 11: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/11.jpg)
38
dan sangat tinggi. Pada ruas jalan studi, penentuan kelas hambatan samping
dilakukan melalui pengamatan kondisi khas dari suatu ruas jalan yang dapat
dilihat pada lampiran, dan dengan contoh gambar suasana ruas jalan pada masing-
masing kelas hambatan samping yang terdapat dalam standar IHCM 1997
tersebut. Kondisi khusus yang diamati sebagai komponen hamabatan samping
tersebut adalah frekuensi gerakan pejalan kaki yang berjalan dan menyeberang,
kendaraan umum yang menaikkan/menurunkan penumpang, jumlah kendaraan
berhenti dan parkir, frekuensi kendaraan yang keluar masuk guna lahan pinggir
jalan, serta frekuensi kendaraan yang keluar masuk guna lahan pinggir jalan, serta
frekuensi arus kendaraan yang bergerak lambat, seperti sepeda, becak, andong,
traktor, dan lain-lain.
Kondisi geometrik dan hambatan samping untuk masing-masing ruas
pengamatan dapat dilihat pada Tabel III.3 berikut, sedangkan definisi dari istilah-
istilah yang terdapat dalam tabel tersebut dapat dilihat pada lampiran.
![Page 12: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/12.jpg)
39
TABEL III.3
KONDISI GEOMETRIK RUAS JALAN SUKAJADI
Ruas
Pengamatan
Panjang
(m)
Lebar
Perkerasan
(m)
Lebar
Efektif
(m)
Lebar
(total)
On
Street
Parking
(m)
Kerb Median Lebar
Trotoar
Rata-
rata 2
Sisi (m)
Lebar
Saluran
Drainase
& Air
Kotor
(m)
Jarak Kerb
ke
Penghalang
(m)
Lajur/Arah Kelas Hambatan
Samping
Tidak
Ada
Komersial
Ada
Komersial
Ruas Simpang Jalan Eyckman-Sukamaju
870 12 10,5 2,5 Ada Tidak 2,5 0,5 0,5 4/2 UD Rendah Tinggi
Ruas Simpang Jalan Sukamaju-Sukawangi
1530 11 9,5 1,5 Ada Tidak 2,5 1 2 4/2 UD Sangat
Rendah
Tinggi
Sumber : Dishub Kota Bandung, 2000 serta Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
![Page 13: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/13.jpg)
40
Ruas Simpang Jalan Eyckman-Sukamaju
Ruas jalan ini memiliki panjang 8,7 km dengan lebar perkerasan jalan 13
meter, dengan lebar trotoar rata-rata 2,5 meter dalam kondisi yang cukup baik.
Saluran drainase dan air kotornya pada umumnya bersifat tertutup yang terletak di
bawa trotoar. Saluran drainase tertutup ini berada di depan pertokoan di sepanjang
Jalan Sukajadi. Pengaturan jumlah lajur (kanalisasi) pada ruas jalan ini adalah
empat lajur untuk dua arah tanpa median (4/2 UD). Jarak dari kerb ke penghalang
tetap yang ada di trotoar adalah 0,5 meter. Sebelum berlangsungnya kegiatan
komersial (pukul 07.00-09.00), hambatan samping pada ruas jalan ini rendah.
Komponen hambatan samping yang cukup berpengaruh pada rentang waktu
tersebut adalah gerakan pejalan kaki dan angkutan umum yang berhenti untuk
menaikkan/menurunkan penumpang, dan sangat jarang sekali ditemui adanya
kendaraan yang berhenti dan parkir di pinggir jalan, kendaraan yang keluar masuk
pertokoan, serta arus kendaraan yang lambat. Cukup tingginya gerakan pejalan
kaki lebih disebabkan karena banyaknya penduduk sekitar ruas jalan yang
menggunakan daerah sisi jalan untuk memberhentikan angkutan umum yang akan
mengantarkan mereka menuju ke tempat aktivitasnya masing-masing.
Lebar trotoar 1 meter
Lebar efektif 10,5 meter
Lebar jalan12 meterLebar trotoar 1,5 meter Lebar bahu jalan
0,5 meterLebar bahu jalan 0,5 meter
Gambar 3.2 Penampang Jalan di Ruas 1
Setelah berlangsungnya kegiatan komersial, terutama antara pukul 09.00-
18.00, hambatan sampingnya menjadi sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh
tingginya gerakan pejalan kaki yang berjalan dan menyeberang, kendaraan yang
![Page 14: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/14.jpg)
41
berhenti dan parkir di pinggir jalan, serta tingginya jumlah kendaraan lambat
terutama gerobak. Selain itu angkutan umum yang “ngetem” untuk mencari
penumpang juga berkontribusi terhadap tingginya hambatan samping. Perilaku
angkutan umum yang ngetem ini banyak terjadi selepas di depan persimpangan
Jalan Sukagalih. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan data dari DLLAJ, ada
sedikitnya kurang lebih tujuh trayek angkutan umum yang melintasi sebagian dari
keseluruhan ruas jalan ini. Jumlah trayek ini cukup berpengaruh terhadap volume
lalu-lintas yang melewati ruas jalan ini.
Pada rentang waktu tersebut lebar jalan berkurang menjadi ± 10,5 meter,
yang lebih disebabkan oleh adanya on- street parking yang menghabiskan lebar
jalan sekitar 2,5 meter. On street parking ini hanya berada pada satu sisi jalan
yang menuju arah selatan dan membentuk sudut 0º (sejajar). Sedangkan pada sisi
jalan yang menuju arah utara terdapat rambu dilarang parkir. Parkir pinggir jalan
lebih disebabkan karena sebagaian besar kawasan pertokoan itu tidak
menyediakan fasilitas parkir off street. Parkir off street hanya terdapat pada
kawasan perkantoran saja. Selain itu seringkali ditemui adanya kegiatan bongkar
muat yang juga menggunakan sebagaian badan jalan.
Jumlah pedagang kaki lima sangat banyak dan hampir terdapat di semua
trotoar yang berada di depan kawasan pertokoan. Kegiatan PKL ini menggunakan
1-2 meter lebar trotoar yang ada. Mengingat jumlah pejalan kaki yang sangat
tinggi, seringkali akhirnya banyak pejalan kaki yang mengalah dan menggunakan
sebagian badan jalan untuk berjalan. Hal ini sangat membahayakan bagi
keselamatan pejalan kaki itu sendiri, dan sudah tentu akan sangat berpengaruh
terhadap arus lalu-lintas yang melewati kawasan pertokoan tersebut. Secara
keseluruhan hambatan samping yang sangat tinggi pada ruas ini, cukup
berpengaruh terhadap terjadinya antrian dan tundaan kendaraan yang melintas,
sehingga mempengaruhi terhadap penurunan kinerja jaringan jalannya.
![Page 15: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/15.jpg)
42
Ruas Simpang Jalan Sukamaju-Sukawangi
Ruas ini merupakan bagian dari Jalan Sukajadi yang terletak di antara
persimpangan Jalan Sukamaju sampai dengan persimpangan dengan Jalan
Sukawangi. Ruas jalan tersebut memiliki panjang 1,53 km, seluruhnya dengan
perkerasan aspal/hotmix dalam kondisi baik, dengan lebar perkerasan jalan 11
meter. Untuk sisi jalan yang menuju ke arah utara, lebar trotoar 3 meter, dengan
lebar saluran drainase dan air kotor rata-rata 1 meter. Sedangkan untuk sisi jalan
yang menuju arah selatan, lebar trotoar adalah 2 meter, dengan lebar saluran
drainase dan air kotor 1 meter. Saluran drainase ini umumnya terbuka dan hanya
tertutup pada jalur-jalur keluar masuk kendaraan dam orang ke guna lahan pinggir
jalan. Kondisi trotoar pada dua sisi umumnya hanya bagus pada kawasan tertentu
saja pertokoan dan restoran. Sedangkan kondisi trotoar di depan kawasan
perumahan umumnya buruk, berupa perkerasan yang sudah berlubang-lubang
bahkan sebagian ada yang masih berupa tanah. Pengaturan jumlah lajur
(kanalisasi) pada ruas jalan ini adalah empat lajur untuk dua arah tanpa median
(4/2 UD). Jarak dari kerb ke penghalang terdekat yang berada di trotoar adalah 2
meter.
Lebar trotoar 1 meter
Lebar efektif 9,5 meter
Lebar jalan 11 meterLebar trotoar 1,5 meter Lebar bahu jalan
0,5 meterLebar bahu jalan 0,5 meter
Gambar 3.3 Penampang Jalan di Ruas 2
Aktivitas kegiatan komersial pada ruas ini masih rendah jika dibandingkan
dengan ketiga ruas lainnya yang telah dibahas di atas. Guna lahan perumahan
masih cukup mendominasi, dan umumnya untuk segmen golongan menengah ke
![Page 16: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/16.jpg)
43
atas dengan ukuran kaplingnya yang besar-besar dan bentuk fisik bangunannya
yang cukup mewah. Tetapi pada ruas ini terlihat adanya kecenderungan proses
penetrasi kawasan perumahan ke kegiatan komersial yang cukup pesat. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan dengan fungsi yang
baru seperti pusat perbelanjaan (mall), factory outlet dan restoran-restoran yang
cukup berkelas. Kegiatan-kegiatan ini umumnya memiliki luas kapling yang
hampir sama dengan aslinya, namun terdapat beberapa perubahan pada bentuk
bangunannya.
Sebelum berlangsungnya kegiatan komersial tersebut (antara pukul 07.00-
09.00), hambatan samping yang terjadi masih sangat rendah, dimana gerakan
pejalan kaki umumnya banyak terdapat hanya pada persimpangan-persimpangan
dengan jalan lokal seperti dengan persimpangan Jalan Cemara. Mengingat
penduduk yang menghuni kawasan perumahan di sepanjang sisi jalan ini
umumnya dari golongan menengah ke atas, sehingga untuk melakukan aktivitas
sehari-hari umumnya mereka menggunakan kendaraan pribadi dan tidak
menggunakan jasa angkutan umum. Hal ini mengakibatkan jumlah angkutan
umum yang berhenti untuk menaikkan/menurunkan penumpang tidak terlalu
banyak.
Pada saat berlangsungnya kegiatan komersial tersebut, tingkat hambatan
sampingnya menjadi sedang. Restoran-restoran serta pusat perbelanjaan (Paris
Van Java Mall) yang ada cukup sangat ramai dikunjungi mulai dari siang hingga
malam hari. Walaupun cukup ramai dikunjungi, tetapi kegiatan pusat perbelanjaan
maupun restoran-restoran tersebut tidak begitu menganggu kondisi lalu-lintas jika
dilihat dari kondisi perpakirannya pada ruas ini, mengingat fasilitas off street
parking yang disediakan oleh kegiatan-kegiatan tersebut sudah cukup memadai,
dan jarang sekali terlihat adanya kendaraan yang parkir di bahu jalan, sehingga
pada saat jam puncak pun lebar efektif jalan tidak berkurang.
Namun yang berpengaruh cukup besar dari keberadaan pusat perbelanjaan
dan restoran-restoran tersebut ialah adanya tundaan dan hambatan samping yang
ditimbulkan. Salah satunya yaitu dengan adanya arus keluar masuk kendaraan dari
maupun menuju tempat-tempat kawasan komersial tersebut khususnya dari pusat
![Page 17: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/17.jpg)
44
perbelanjaan Paris Van Java Mall. Adanya arus keluar masuk kendaraan tersebut
tentunya akan dapat menghambat pergerakan kendaraan yang melintas di jalan
yang sama tersebut (Jalan Sukajadi). Sehingga kecepatan kendaraan tentunya akan
mengalami penurunan dari kecepatan kendaraan normal tanpa hambatan di Jalan
Sukajadi tersebut. Hal ini nantinya akan dibahas selajutnya lebih dalam lagi pada
bagian bab IV kajian analisis karakteristik tundaan.
Selain itu komponen hambatan samping yang juga berpengaruh cukup
besar pada saat berlangsungnya kegiatan komersial ini adalah cukup tingginya
angkutan umum yang menaikkan/menurunkan penumpang di sepanjang ruas jalan
ini dan juga banyaknya angkutan umum yang “ngetem” di persimpangan-
persimpangan dengan jalan lokal, termasuk dengan persimpangan Jalan Cemara.
Jumlah trayek angkutan umum yang melintasi ruas ini juga berpengaruh terhadap
volume lalu-lintas yang ada. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan data dari
DLLAJ, ada 5 trayek angkutan umum dan 1 trayek bis DAMRI yang melintasi
sebagian maupun keseluruhan ruas jalan ini.
Kondisi khusus terjadi antara rentang pukul 12.00-13.00, dimana pada
waktu tersebut aktivitas kegiatan komersial sudah berlangsung, dan bersamaan
dengan aktivitas pulang sekolah SD St. Yusuf dan TK Aloysius. Pada saat itu
hambatan samping jalan menjadi cukup tinggi, dimana perilaku on street parking
mengurangi lebar efektif jalan sampai sekitar enam meteran saja. Hal ini
disebabkan oleh parkir pinggir jalan tersebut menggunakan sampai sekitar 50 %
badan jalan dengan membentuk sudut 0º (sejajar). Pada sisi yang menghadap arah
utara terdiri dari 2 lajur parkir, sedangkan sisi sebelah selatan terdiri dari satu lajur
parkir on street. Sedangkan setelah rentang waktu tersebut perilaku parkir hanya
menggunakan satu lajur pada kedua sisi.
3.2.3 Kondisi Lalu-lintas Jalan Sukajadi
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kondisi lalu-lintas pada Jalan
Sukajadi yang dapat dilihat dari volume dan komposisi kendaraan, karakteristik
pergerakan kendaraan, kapasitas jalan, kecepatan kendaraan, dan waktu tempuh
![Page 18: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/18.jpg)
45
kendaraan. Adapun kondisi lalu-lintas tersebut berdasarkan survei primer pada
masing-masing ruas pengamatan yang dilakukan pada waktu jam puncak
pergerakan pada pagi hari (pukul 06.00-08.00), siang hari (11.00-13.00), dan sore
hari (16.00-18.00), serta dilaksanakan pada hari kerja.
3.2.3.1 Karakteristik Pergerakan Kendaraan
Pergerakan kendaraan di ruas Jalan Sukajadi dalam studi ini dibedakan
menjadi dua jenis. Pertama adalah pergerakan kendaraan dari arah utara menuju
ke selatan (mendekati pusat kota), dan kedua adalah pergerakan kendaraan dari
arah selatan menuju ke utara (menjauhi pusat kota). Kecuali pada ruas simpang
Jalan Sukawangi-Setiabudi yang menggunakan sisten satu arah ke utara,
selebihnya ruas Jalan Sukajadi ini memiliki pergerakan dua arah tersebut. Secara
keseluruhan di masing-masing ruas pengamatan, pada pagi hari pergerakan moda
yang menuju ke selatan (pusat kota) lebih banyak daripada yang menuju ke utara,
demikian sebaliknya pada siang dan sore hari dimana pergerakan moda yang
menuju ke utara (menjauhi pusat kota) lebih banyak daripada yang menuju ke
selatan. Pergerakan ke arah selatan (pusat kota) yang lebih tinggi di pagi hari
cenderung merupakan pergerakan menuju tempat kerja, mengingat di kawasan
pusat kota banyak sekali terdapat aktivitas perkantoran yang memiliki tarikan
pergerakan yang sangat tinggi. Sedangkan pergerakan ke arah utara yang lebih
tinggi di sore hari lebih merupakan pergerakan pulang kerja. Untuk lebih jelasnya
pergerakan kendaraan pada saat jam-jam puncak dapat dilihat dalam Tabel III.4
berikut :
![Page 19: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/19.jpg)
46
TABEL III.4
KARAKTERISTIK PERGERAKAN KENDARAAN PADA SAAT JAM
PUNCAK
Ruas Waktu Puncak
Pagi (06.00-
08.00)
Siang (11.00-
13.00)
Sore (16.00-
18.00)
Ruas 1 (Eyckman-Sukamaju) U-S S-U U-S
Ruas 2 (Sukamaju-Simpang
Sukawangi) *
U-S S-U U-S
Sumber : Survai Primer, 2007
Keterangan : U-S : Pergerakan dominan ke arah selatan
S-U : Pergerakan dominan ke arah utara
* : hanya sampai simpang Jalan Sukawangi, karena Sukawangi-
Setiabudi merupakan jalan satu arah
3.2.3.2 Kapasitas Jaringan Jalan
Untuk menghitung besarnya kapasitas ruas Jalan Sukajadi berdasarkan
ruas pengamatan masing-masing, digunakan standar IHCM 1997, melalui
persamaan yang terdapat dalam landasan teori. Di dalam studi ini kapasitas
jaringan jalan dibedakan menjadi dua, yaitu kapasitas ruas jalan pada saat
kegiatan komersial belum berlangsung, dan kapasitas jaringan jalan pada saat
berlangsungnya kegiatan komersial. Untuk lebih jelasnya kapasitas ruas jalan
studi dapat dilihat dari tabel dan pembahasan berikut ini.
![Page 20: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/20.jpg)
47
TABEL III.5
KAPASITAS RUAS JALAN PADA SAAT KEGIATAN KOMERSIAL
BELUM BERLANGSUNG
Ruas Pengamatan Co FCw FCsp FCsf FCcs C1
(smp/jam)
Ruas Jalan (Eyckman-
Sukamaju)
5700 1 0,970 0,93 1 5412,6
Ruas Jalan (Sukamaju-
Sukawangi)
5700 1 0,970 1 1 5820,0
Sumber : Indonesian High Capacity Manual (IHCM)l, 1997 dan Hasil Perhitungan 2007
Berdasarkan Tabel III.5 di atas, kapasitas ruas jalan pada saat kegiatan
komersial belum berlangsung, tidak terlalu nerneda jauh dari kapasitas dasarnya.
Penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan (kurang dari 1000smp/jam). Hal ini
disebabkan oleh hambatan samping yang terjadi masih cukup rendah, karena tidak
dipengaruhi oleh aktivitas komersial yang pada rentang waktu tersebut (pukul
06.00-09.00) umumnya belum buka. Sedangkan pada saat kegiatan komersial
sudah berlangsung penurunan kapasitas yang terjadi relatif cukup besar
(umumnya lebih dari 1000smp/jam). Penurunan kapasitas yang cukup besar
terjadi pada ruas simpang Jalan Eyckman-Sukamaju seperti yang terlihat pada
tabel III.5. Hal ini disebabkan karena kedua ruas jalan itu memiliki intensitas
kegiatan komersial yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ruas jalan yang
satu lainnya.
![Page 21: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/21.jpg)
48
TABEL III.6
KAPASITAS RUAS JALAN PADA SAAT KEGIATAN KOMERSIAL
SUDAH BERLANGSUNG
Ruas Pengamatan Co FCw FCsp FCsf FCcs C1
(smp/jam)
Ruas Jalan (Eyckman-
Sukamaju)
5700 0,91 0,985 0,77 1 4141,14
Ruas Jalan (Sukamaju-
Sukawangi)
5700 0,91 0,985 0,97 1 5216,76
Sumber : Indonesian High Capacity Manual (IHCM)l, 1997 dan Hasil Perhitungan 2007
3.2.2.3 Kecepatan Kendaraan
Kecepatan kendaraan pada studi ini dibagi menjadi tiga, yaitu kecepatan
arus bebas, kecepatan perjalanan, dan kecepatan gerak. Untuk lebih jelasnya
mengenai masing-masing kecepatan tersebut dapat dilihat pada bahasan berikut
ini.
a. Kecepatan Arus Bebas (Free Flow Speed)
Dalam studi ini definisi kecepatan arus bebas yang digunakan akan
mengacu kepada PP No.26 tahun 1985 tentang Jalan, dimana yang dimaksud
kecepatan arus bebas merupakan kecepatan kendaraan yang dapat dicapai bila
berjalan tanpa gangguan dan aman (hambatan samping sangat rendah). Pada
dasarnya kecepatan arus bebas tersebut merupakan kecepatan rencana (design
speed) dari suatu ruas jalan.
Sedangkan untuk perhitungannya berdasarkan rumus yang terdapat dalam
bab landasan teori, sesuai srandar yang ditetapkan oleh IHCM 1997. Mengingat
kondisi geometrik ruas Jalan Sukajadi berbeda-beda, maka kecepatan arus bebas
untuk tiap ruas pengamatan di Jalan Sukajadi juga berbeda-beda sesuai dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kecepatan arus bebas di ruas Jalan
Sukajadi dapat dilihat dalam Tabel III.7 berikut.
![Page 22: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/22.jpg)
49
TABEL III.7
KECEPATAN ARUS BEBAS RUAS JALAN SUKAJADI
Ruas Pengamatan FVo FVw FFVsf FVFcs FV
(km/jam)
Ruas Jalan (Eyckman-Sukamaju) 53 -2 1,00 1 51
Ruas Jalan (Sukamaju-
Sukawangi)
53 -2 1,02 1 54,04
Sumber : Indonesian High Capacity Manual (IHCM)l, 1997 dan Hasil Perhitungan 2007
b. Kecepatan Perjalanan
Perhitungan kecepatan perjalanan ini berdasarkan data hasil survai primer
dengan menggunakan kendaraan ringan melalui pencatatan waktu perjalanan dari
awal hingga ujung akhir ruas jalan termasuk semua waktu tundaan yang terjadi
(floating car method). Selanjutnya dimasukkan dalam persamaan rumus dalam
bab landasan teori, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel III.8 berikut.
TABEL III.8
KECEPATAN PERJALANAN PADA TIAP RUAS JALAN PADA JAM
PUNCAK
Ruas Pengamatan Pagi
(km/jam)
Siang
(km/jam)
Sore
(km/jam)
Ruas Jalan (Eyckman-
Sukamaju)
22,14 8,41 11,02
Ruas Jalan (Sukamaju-
Sukawangi)
44,32 37,40 36,43
Rata-Rata 33,23 22,90 23,72
Sumber : Survai primer, 2007
Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa setelah berlangsungnya
kegiatan komersial (puncak siang dan sore), terjadi penurunan kecepatan yang
cukup signifikan di sepanjang semua ruas jalan pengamatan di Jalan Sukajadi
![Page 23: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/23.jpg)
50
tersebut. Hal ini disebabkan karena banyaknya tundaan yang terjadi di sepanjang
jalan akibat adanya pengaruh kegaiatan komersial maupun kegiatan pendidikan.
Secara umum rata dapat disimpulkan bahwa kecepatan kendaraan yang melalui
ruas Jalan Sukajadi mencapai titik terendahnya pada jam puncak siang (meskipun
tidak berbeda terlalu signifikan dengan jam puncak sore), dimana kecepatan rata-
rata kendaraan hanya berkisar 20 km/jam saja.
c. Kecepatan Gerak (Running Speed)
Perhitungan kecepatan gerak ini berdasarkan data hasil survai primer
dengan menggunakan kendaraan ringan melalui pencatatan waktu perjalanan dari
awal hingga ujung akhir ruas jalan tetapi pengukur waktu dihentikan ketika
kendaraan uji berhenti karena adanya tundaan. Selanjutnya pencatatan waktu
tersebut dimasukkan dalam rumus seperti yang tertuang dalam bab landasan teori,
dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel di berikut.
TABEL III.9
KECEPATAN GERAK TIAP RUAS JALAN PADA JAM PUNCAK
Ruas Pengamatan Pagi
(km/jam)
Siang
(km/jam)
Sore
(km/jam)
Ruas Jalan (Eyckman-
Sukamaju)
25,27 15,89 18,32
Ruas Jalan (Sukamaju-
Sukawangi)
33,15 42,98 40,46
Rata-Rata 30,21 29,43 29,39
Sumber : Survai primer, 2007
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kecepatan gerak rata-rata
tertinggi tercapai pada pagi hari yaitu sekitar 39 km/jam, tetapi ketika
berlangsungnya aktivitas komersial (ruko dan pusat perbelanjaan), terjadi
penurunan kecepatan gerak yang cukup signifikan antara 29 km/jam. Sementara
![Page 24: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/24.jpg)
51
jika dilihat dari pembagian dua ruas jalan tersebut, ruas Jalan Sukajadi yang
dibatasi Jalan Sukamaju dan Sukawangi memiliki kecepatan gerak tertinggi jika
dibandingkan dengan ruas Jalan Sukajadi lainnya. Hal ini disebabkan oleh
aktivitas komersial yang tidak terlalu tinggi di ruas ini, sehingga aktivitas ini tidak
terlalu mempengaruhi hambatan samping yang terjadi.
d. Waktu Tempuh
Di dalam studi, dalam menyatakan waktu tempuh, kecepatan yang
digunakan sebagai faktor pembanding terhadap jarak adalah kecepatan perjalanan
dan kecepatan gerak. Berdasarkan tabel di bawah ini, dapat dilihat bahwa waktu
tempuh total perjalanan ruas Jalan Sukajadi terlama terjadi pada waktu puncak
siang hari, yaitu sekitar 27 menit. Waktu tempuh ini hampir 3 kali lipat dari waktu
tempuh pada puncak pagi yaitu sekitar 10 menit. Panjangnya waktu tempuh pada
siang hari lebih disebabkan oleh adanya gangguan-gangguan akibat aktivitas
komersial yang berada hampir di sepanjang ruas Jalan Sukajadi.
TABEL III.10
WAKTU TEMPUH DENGAN KECEPATAN PERJALANAN TIAP RUAS
JALAN PADA JAM PUNCAK
Ruas Pengamatan Panjang
(m)
Pagi
(detik)
Siang
(detik)
Sore
(detik)
Ruas Jalan (Eyckman-
Sukamaju)
1310 206 524 417
Ruas Jalan (Sukamaju-
Sukawangi)
1530 114 146 150
Total 2840 320 670 557
Sumber : Survai primer, 2007
![Page 25: BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK …digilib.itb.ac.id/files/disk1/610/jbptitbpp-gdl-johannestu-30500-4... · Dalam sistem perkotaan di Wilayah Bandung Raya, menurut letaknya](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102715/5a734a6a7f8b9a9d538e7400/html5/thumbnails/25.jpg)
52
TABEL III.11
WAKTU TEMPUH DENGAN KECEPATAN GERAK TIAP RUAS JALAN
PADA JAM PUNCAK
Ruas Pengamatan Panjang
(m)
Pagi
(detik)
Siang
(detik)
Sore
(detik)
Ruas Jalan (Eyckman-
Sukamaju)
1310 163 287 234
Ruas Jalan (Sukamaju-
Sukawangi)
1530 108 118 130
Total 2840 271 405 364
Sumber : Survai primer, 2007
Berdasarkan Tabel III.10 dan III.11 di atas, terlihat bahwa terdapat
perbedaan antara waktu perjalanan dengan waktu bergerak di masing-masing ruas
jalan pada saat jam sibuk pagi, siang, dan sore. Adanya perbedaan tersebut
kemungkinan disebabkan oleh adanya tundaan-tundaan sebagai gangguan
terhadap pergerakan kendaraan, baik yang berasal dari kendaraan lain, aktivitas
pinggir jalan ataupun kegiatan parkir badan jalan.