BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00412 BAB 3.pdf44 Gambar 3.1...
Transcript of BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00412 BAB 3.pdf44 Gambar 3.1...
42
BAB 3
GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS PERUSAHAAN
3.1 Latar Belakang Perusahaan
3.1.1 Sejarah Tupperware® Hingga Masuk Indonesia
Tahun 1938, Mr. Earl Tupper, seorang ahli kimia dari Amerika Serikat berusia
31 tahun mendirikan perusahaan Tupper Plastic Company dan pabrik pertamanya di
Farnumsville, Massachussets, USA. Produk plastik dengan merk Tupper Plastic ini
mulai dijual tahun 1946 melalui toko dan katalog. Namun penjualan kurang sukses
karena keistimewaan produk Tupperware® yaitu “seal” atau tutupnya yang kedap udara
dan kedap cairan ini tidak diketahui konsumen karena tidak ada penjelasan tentang itu.
Keadaan berubah ketika seorang wanita bernama Brownie Wise
memperkenalkan cara penjualan produk Tupperware® melalui "Party Plan/Home
Party" atau peragaan dirumah-rumah, yang terbukti lebih sukses dan efektif karena
disertai penjelasan mengenai keistimewaan dan manfaat dari tiap produk. Sehingga
mulai saat itu penjualan Tupperware® dilakukan dari rumah ke rumah secara direct
selling.
Dalam usianya yang lebih dari setengah abad, saat ini Tupperware® telah
menjadi salah satu perusahaan terkemuka didunia dibidang wadah plastik untuk
penyimpanan maupun penyajian yang berkualitas tinggi. Dengan kantor pusat di
Orlando, Florida (US), saat ini Tupperware® telah dipasarkan hampir di 100 negara
didunia dan mempunyai lebih dari 200 item produk. Tupperware® mempunyai filosofi
sederhana yang digunakan sebagai dasar untuk sukses, yaitu tergantung pada people,
product, dan party plan/home party.
43
Tupperware® mulai dikenal masyarakat Indonesia sekitar tahun 1978. Namun
belum dapat berkembang luas, karena belum memiliki kantor perwakilan dan distributor
resmi Tupperware® di Indonesia. Selain itu, cara penjualan yang unik dalam sistem
single level membuat masyarakat ragu-ragu untuk mencoba bisnis yang menjanjikan ini.
Setelah beberapa kali gagal mencari rekanan, tahun 1990 kantor pusat
Tupperware® dari Orlando, datang ke Jakarta untuk menyeleksi tujuh calon rekanan.
Akhirnya pada 11 Juni 1991 diadakanlah Home Party Tupperware® pertama di
Indonesia. Inilah cikal bakal bisnis Tupperware® yang begitu hebat di Indonesia.
Dapat dikatakan tahun 1991-1994 merupakan masa peletakan pondasi bagi
Tupperware® Indonesia, dan tahun 1995 perlahan-lahan Tupperware® bangkit dan
berkembang pesat pada periode berikutnya. Saat ini Tupperware® Indonesia telah
menjadi anggota APLI dan diwakili oleh PT. Imawi Benjaya yang telah berganti nama
manjadi PT. Cahaya Prestasi Indonesia. Perusahaan inilah yang menjadi distributor
nasional sekaligus penerima lisensi produk Tupperware® di Indonesia dimana telah
memiliki kurang lebih 91 distributor resmi yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
PT. Cahaya Prestasi Indonesia mensuplai produk untuk seluruh distributor
Tupperware® di Indonesia dan menjadi perusahaan pusat yang mengkoordinasi
penjualan produk serta kegiatan perusahaan distributor agar sesuai ketentuan yang
berlaku. Gambar 3.1 adalah gambar struktur distributor Tupperware® di Indonesia yang
dikepalai oleh PT. Cahaya Prestasi Indonesia.
44
Gambar 3.1 Struktur Distributor Tupperware® Indonesia
Sumber : Hasil Wawancara
3.1.2 Sejarah dan Perkembangan PT. Matradinamika Heksapura
PT. Matradinamika Heksapura merupakan perusahaan distributor Tupperware®
yang keempat di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri, Ellen
Damayanti Nurhadi dan Ronald Richard Lesmana pada bulan Agustus 1994.
Sebelum menjadi distributor, mereka melakukan penjualan dari rumah ke rumah
sebagai dealer. Dealer adalah jabatan awal dalam sistem single level penjualan
Tupperware®. Ketika perekrutan dan penjualan Tupperware® telah memenuhi target dan
jabatan mereka meningkat dari dealer, team captain, manager, group manager dan
layak menjadi distributor, akhirnya mereka membangun sebuah kantor distributor
cabang Tupperware® yang berdiri sendiri, yaitu PT. Matradinamika Heksapura. Mereka
juga diberi penghargaan “Key Koordinator” atau “Authorized Distributor”.
Tantangan untuk tetap eksis sebagai distributor handal selalu ada. Selama ini PT.
Matradinamika Heksapura telah meraih cukup banyak penghargaan seperti :
PT. Cahaya Prestasi Indonesia
Distributor (PT. Matradinamika
Heksapura)
Sales Force
Distributor (PT. …)
Sales Force
Distributor (PT. …)
Sales Force
Distributor (PT. …)
Sales Force
45
• Peringkat 24 dalam penghargaan “2001 Top 50 Distributors Tupperware
Worldwide”
• Peringkat 40 dalam penghargaan “2003 Top 50 Distributors Tupperware
Worldwide”
• Tahun 2000 di Indonesia :
o Peringkat 7 dalam penghargaan “Absolute Increase Paid In Purchase”
o Peringkat 4 dalam penghargaan “Average Active Sales Force”
o Peringkat 7 dalam penghargaan “Paid In Purchase”
o Peringkat 6 dalam penghargaan “Promote Out Manager”
• Tahun 2001 di Indonesia :
o Peringkat 4 dalam penghargaan “Absolute Increase Paid In Purchase”
o Peringkat 4 dalam penghargaan “Paid In Purchase”
o Peringkat 10 dalam penghargaan “Recruiting”
o Peringkat 5 dalam penghargaan “Average Active Sales Force”
o Peringkat 7 dalam penghargaan “Managers Promote Out”
o Penghargaan “Top 1 In % Increase Paid In Purchase”
• Tahun 2002 di Indonesia :
o Peringkat 6 dalam penghargaan “Paid In Purchase”
o Peringkat 6 dalam penghargaan “Retail Sales”
• Peringkat 4 dalam penghargaan “Paid In Purchase” se-Indonesia 2003.
• Dan masih ada penghargaan-penghargaan lainnya.
Saat ini PT. Matradinamika Heksapura memiliki 362 sales force dan jumlah itu
diharapkan dapat terus bertambah melalui strategi-strategi dan motivasi yang tepat. Sales
46
force adalah sebutan untuk semua sumberdaya manusia yang tergabung dalam sistem
penjualan single level Tupperware®. Sales force yang bergabung di PT. Matradinamika
Heksapura tidak hanya dari daerah Jakarta Barat saja dimana kantor distributor ini
berdiri. Mereka ada yang dari daerah Jakarta lainnya, Riau, Medan, dan dari luar kota
lain.
3.2 Visi dan Misi
Visi dan misi PT. Matradinamika Heksapura adalah sebagai berikut :
Visi : 10.000 kesempatan untuk merubah hidup anda dan keluarga.
Misi : Go Double untuk penjualan pada tahun 2010.
Adapun arti visi tersebut adalah bahwa diharapkan ada 10.000 sales force aktif di
seluruh Indonesia yang bekerjasama dalam penjualan Tupperware®, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan banyak keluarga. Sedangkan arti misi yaitu bahwa
diharapkan penjualan disetiap distributor meningkat dua kali lipat pada tahun 2010.
Visi dan misi perusahaan distributor Tupperware® yang satu dengan yang
lainnya sama. Visi dan misi tersebut dipersatukan oleh perusahaan pusat agar tujuan
masing-masing perusahaan distributor terarah dan tidak keluar jalur. Dari kesamaan visi
dan misi diharapkan setiap distributor dapat bersaing secara sehat dalam strategi-strategi
dan inovasinya.
3.3 Struktur Organisasi
PT. Matradinamika Heksapura merupakan perusahaan distributor tetap
Tupperware®. Perusahaan bertugas menyalurkan produk Tupperware® kepada sales
force Bagian Penjualan untuk dijual kembali pada konsumen dan merekrut sales force
47
baru sebanyak-banyaknya untuk menjaga kontinuitas penjualan dalam berbagai
kegiatan. Dalam struktur organisasinya PT. Matradinamika Heksapura mempunyai lima
bagian fungsional untuk melakukan proses bisnis sehari-hari. Gambar 3.2 merupakan
gambar struktur organisasi PT. Matradinamika Heksapura.
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Matradinamika Heksapura
Sumber : Hasil wawancara
Struktur organisasi PT. Matradinamika Heksapura menunjukkan hubungan
pertanggungjawaban vertikal kepada satu pimpinan, yaitu kepada direktur. Direktur
memegang kuasa penuh untuk memberikan keputusan dan menjalankan perusahaan
Direktur
Bagian Inventori
Bagian Akuntansi dan Keuangan
Bagian Sistem
Informasi
Bagian Administrasi
Komisaris
Bagian Penjualan
Group Manager
Manager
Dealer
Team Captain
Group Manager
Manager
Team Captain
Dealer
…..
…..
…..
…..
Distributor : PT. Matradinamika
Heksapura
Sales force
48
secara bebas sesuai ketentuan dari perusahaan pusat. Di PT. Matradinamika Heksapura
semua bagian dalam struktur organisasi mempunyai tugas dan tanggungjawab yang
saling mendukung antara satu dengan lainnya.
Bagian penjualan PT. Matradinamika Heksapura sangat berperan penting bagi
perusahaan dan memiliki ciri khas unik dimana menggunakan sistem penjualan direct
selling berbentuk single level. Bagian puncak jabatan sistem single level tersebut adalah
distributor yang akan berdiri sendiri dalam bentuk suatu perusahaan. Sumberdaya
manusia pada sistem single level bagian penjualan biasa disebut sales force, dan terdiri
dari lima level jabatan yaitu dealer, team captain, manager, group manager dan
distributor itu sendiri.
3.4 Tugas dan Tanggungjawab
Tugas-tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian adalah :
1. Komisaris
a. Memberikan ide-ide serta masukan pada direktur.
b. Menerima laporan dari direktur.
2. Direktur
a. Menerima laporan dari semua bagian.
b. Memberikan laporan kepada komisaris.
c. Membuat program kerja dan pertanggungjawaban untuk seluruh bagian
dalam struktur organisasi.
3. Bagian Sistem Informasi
a. Melakukan pemeriksaan terhadap persediaan barang dan melakukan
pemesanan ke perusahaan pusat.
49
b. Memberikan informasi kepada sales force tentang pencapaian target
penjualan, penambahan sales force baru, dan keaktifan unitnya.
c. Melaporkan semua informasi yang ada kepada direktur.
d. Melakukan konsolidasi informasi secara rutin.
e. Memberikan informasi penjualan dan perekrutan yang diperlukan oleh
Bagian Penjualan.
f. Memberikan informasi penjualan kepada Bagian Akuntansi dan Keuangan.
4. Bagian Akuntansi dan Keuangan
a. Membuat laporan keuangan berdasarkan informasi penjualan di Bagian
Sistem Informasi yang disesuaikan dengan informasi penjualan dari Bagian
Penjualan.
b. Melakukan pembayaran pemesanan produk Tupperware® ke kantor pusat.
c. Mengatur keuangan perusahaan.
d. Memberi laporan kepada direktur.
5. Bagian Inventori
a. Mengeluarkan produk dari gudang dan menyerahkan produk kepada sales
force yang melakukan pembelian produk Tupperware®.
b. Melakukan pengiriman atas permintaan pengiriman produk Tupperware® ke
tempat tujuan.
c. Memasukkan produk yang dikirim supplier (perusahaan pusat) ke gudang
dan melakukan pengecekan jumlah dan jenis produk.
d. Memberikan laporan pada direktur.
50
6. Bagian Penjualan
a. Memberikan motivasi, sharing, diskusi dan pengarahan kepada sales force
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di perusahaan.
b. Membuat program kerja bagi sales force, seperti tantangan-tantangan kerja
setiap minggu, acara-acara penjualan dan perekrutan, serta pelatihan.
c. Melakukan teleconference dengan perusahaan Tupperware® pusat setiap hari
Senin.
d. Menghadiri acara distributor conferene yang diadakan oleh perusahaan pusat
setiap akhir bulan untuk membahas rencana penjualan bulan berikutnya.
e. Memberikan informasi penjualan dan setoran kepada Bagian Akuntansi dan
Keuangan.
7. Bagian Administrasi
a. Melayani dan memberikan informasi kepada sales force dalam melakukan
pembelian produk Tupperware® di perusahaan.
b. Melayani pembelian produk Tupperware® via telepon dari sales force.
c. Menerima pembayaran atas pembelian produk Tupperware® yang dilakukan
sales force.
d. Memberikan laporan penjualan dan setoran kepada Bagian Penjualan.
8. Sales Force
Perusahaan pusat akan memberikan persyaratan dan ketentuan untuk setiap
jabatan sales force. Sales force dapat mengikuti persyaratan tersebut sesuai
dengan jenjang kariernya di dalam perusahaan. Persyaratan-persyaratan tersebut
akan dilampirkan di Lampiran 1.
51
a. Dealer
1. Menjual produk Tupperware® kepada pelanggan dan customer baru.
2. Merekrut sales force baru untuk bekerjasama dalam pengenalan dan
penjualan produk kepada konsumen.
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan distributor dan atau
perusahaan pusat yang memperkenankan dealer bergabung didalamnya.
b. Team Captain (TC)
1. Menjual produk Tupperware® kepada pelanggan dan customer baru.
2. Merekrut sales force baru untuk bekerjasama dalam pengenalan dan
penjualan produk kepada konsumen.
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan distributor dan atau
perusahaan pusat yang memperkenankan TC bergabung didalamnya.
4. Team captain adalah jabatan peralihan dari dealer menjadi manager yang
diharapkan dapat mendorong dan memimpin dealer-dealer agar selalu
memiliki performa dan semangat tinggi dalam bekerja.
c. Manager
1. Menjual produk Tupperware® kepada pelanggan dan customer baru.
2. Merekrut sales force baru untuk bekerjasama dalam pengenalan dan
penjualan produk.
3. Bertugas di perusahaan sesuai jadwal yang ditentukan. Biasanya empat
orang manager dan atau group manager akan berjaga di perusahaan
untuk dua shift dalam satu hari.
4. Mengkoordinasi unit yang dipimpin agar bekerja dengan performa,
motivasi, dan strategi yang tepat.
52
5. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan distributor dan atau
perusahaan pusat yang memperkenankan manager bergabung
didalamnya.
d. Group Manager
1. Menjual produk Tupperware® kepada pelanggan dan customer baru.
2. Merekrut sales force baru untuk bekerjasama dalam pengenalan dan
penjualan produk.
3. Bertugas di perusahaan sesuai jadwal yang ditentukan. Biasanya empat
orang manager dan atau group manager akan berjaga di perusahaan
untuk dua shift dalam satu hari.
4. Mengkoordinasi unit yang dipimpin agar bekerja dengan performa,
motivasi, dan strategi yang tepat.
5. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan distributor dan atau
perusahaan pusat yang memperkenankan group manager bergabung
didalamnya.
3.5 Proses Bisnis Perusahaan
Penggambaran proses bisnis PT. Matradinamika Heksapura akan dikelompokkan
menjadi empat proses bisnis, yaitu :
1. Proses penjualan dan pengadaan produk Tupperware®
2. Proses perekrutan sales force
3. Proses penyampaian informasi dan pelaporan
4. Proses kegiatan-kegiatan perusahaan
53
3.5.1 Proses Penjualan dan Pengadaan Produk Tupperware®
Sebagai distributor, perusahaan hanya dapat menyalurkan produk Tupperware®
kepada sales force. Hal ini dilakukan melalui pembelian produk yang dilakukan sales
force yang bersangkutan. Kemudian sales force akan menjual produk yang dibelinya
kepada konsumen.
Pada gambar 3.3 menunjukkan proses penjualan produk ke konsumen dan
pengadaan produk di perusahaan. Adapun proses yang terjadi adalah :
a. Alur 1-6 : Proses penjualan produk di PT. Matradinamika Heksapura dimulai
dari pembelian produk yang dilakukan sales force dengan mengisi DOF (Dealer
Order Form). DOF akan diinput oleh Bagian Administrasi dan sales force akan
melakukan pembayaran atas pembeliannya. DOF lunas rangkap dua akan
diberikan kepada sales force untuk ditukarkan dengan produk Tupperware® di
Bagian Inventori. Bagian Inventori akan mengeluarkan produk sesuai dengan
pembelian yang dilakukan sales force dan mengambil copy DOF lunas.
b. Alur 7-9 : Setelah sales force melakukan pembelian, mereka dapat menjual
produk Tupperware® ke konsumen melalui berbagai kegiatan penjualan produk.
Konsumen akan langsung melakukan pembayaran dan mendapatkan produk
Tupperware® yang diinginkan.
c. Alur 10-11 : Bagian Administrasi akan memberikan setoran pembayaran produk
Tupperware® yang dibeli sales force kepada Bagian Penjualan, baik dalam
bentuk tunai, slip ATM, maupun slip credit card. Dan Bagian Penjualan akan
menyalurkan lagi kepada Bagian Akuntansi dan Keuangan untuk melakukan
pengaturan keuangan berbagai kegiatan dalam perusahaan.
54
d. Alur 12-16 : Untuk melakukan pendistribusian produk secara kontinu kepada
sales force, Bagian Sistem Informasi akan selalu memeriksa apakah persediaan
produk Tupperware® selalu ada. Bagian Sistem Informasi akan melakukan
pemesanan produk Tupperware® ke perusahaan pusat. Apabila perusahaan pusat
telah menerima informasi pemesanan produk dari perusahaan, maka perusahaan
pusat akan mengkonfirmasi pengiriman yang akan dilakukan beserta jumlah
pembayaran yang harus dilakukan perusahaan.
e. Alur 17-23 : Setelah pengiriman produk dilakukan dan diterima oleh Bagian
Inventori, Bagian Akuntansi dan Keuangan akan melakukan pembayaran kepada
perusahaan pusat sesuai informasi pembayaran yang harus dilakukan dari Bagian
Sistem Informasi. Pembayaran yang telah dilakukan akan dikonfirmasi ulang
oleh Bagian Sistem Informasi.
55
Keterangan : arus uang arus form/dokumen
arus produk arus kegiatan dan informasi
Gambar 3.3 Rich Picture Penjualan dan Pengadaan Produk
Sumber : Hasil Wawancara
56
3.5.2 Proses Perekrutan Sales Force
Adapun proses perekrutan sales force adalah sebagai berikut :
a. Alur 1-4 : Proses perekrutan sales force akan selalu dilakukan perusahaan
melalui berbagai kegiatan perekrutan untuk mendapatkan sales force baru yang
berkualitas. Kegiatan perekrutan dilakukan oleh sales force dan juga dilakukan
oleh Bagian Penjualan dengan anggaran yang telah disediakan sebelumnya.
Anggaran untuk mengadakan kegiatan-kegiatan perekrutan berasal dari
perusahaan sendiri dan dari perusahaan pusat.
b. Alur 5-7 : Konsumen yang akan menjadi anggota sales force harus mengisi NRF
(New Recruit Form). NRF terisi akan diterima dan diinput oleh Bagian
Administrasi. Melalui proses ini konsumen telah menjadi anggota sales force
baru untuk berkerjasama dengan perusahaan melakukan penjualan dan
perekrutan lainnya.
Gambar 3.4 akan menunjukkan proses perekrutan sales force di dalam
perusahaan.
57
Keterangan : alur form/dokumen alur kegiatan dan informasi
alur uang
Gambar 3.4 Rich Picture Perekrutan Sales Force
Sumber : Hasil Wawancara
3.5.3 Proses Penyampaian Informasi dan Pelaporan
Proses penyampaian informasi dan pelaporan dapat terlihat pada gambar 3.5.
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Alur 1-3 : Secara rutin Bagian Sistem Informasi akan mengkosolidasi informasi
di dalam perusahaan yang perlu diketahui oleh perusahaan pusat untuk mengatur
dan mengkoordinasi perusahaan dengan lebih baik lagi. Konsolidasi informasi
artinya meng-update semua informasi yang sudah masuk ke DIMAS (Distributor
58
Management System) perusahaan setelah terjadi banyak penambahan data dan
informasi. DIMAS menghubungkan perusahaan dengan perusahaan pusat secara
ekstranet.
b. Alur 4-6 : Perusahaan pusat akan memberikan informasi kepada perusahaan
melalui DIMAS, dimana dapat berupa informasi rutin dan informasi yang
sifatnya mendadak yang perlu diketahui perusahaan secara langsung. Setiap
bulan perusahaan pusat juga akan memberikan informasi kepada distributor
melalui Bagian Penjualan tentang kebutuhan informasi yang perlu diketahui
perusahaan dalam melakukan penjualan produk dan perekrutan.
c. Alur 7-8 : Bagian Sistem Informasi dapat memperoleh informasi yang
dibutuhkan dari DIMAS.
1. Alur a : Bagian Sistem Informasi akan memberikan informasi kepada
Bagian Akuntansi dan Keuangan tentang hasil penjualan yang sudah
dilakukan perusahaan, pembayaran yang akan dilakukan perusahaan, dan
informasi penting lain yang berguna untuk Bagian Akuntansi dan
Keuangan.
2. Alur b-d : Bagian Penjualan akan mendapatkan informasi yang
dibutuhkannya yaitu penjualan dan perekrutan yang sudah dilakukan,
informasi tentang sales force, keaktifan sales force, serta informasi-
informasi penting dari perusahaan pusat.
3. Alur e-f : Sales force akan bertanya kepada Bagian Sistem Informasi
mengenai perekrutan yang sudah dicapai unitnya, pencapaian penjualan
yang sudah dilakukan unitnya, serta informasi challenge dan informasi
tambahan dari pusat yang perlu diketahui sales force.
59
d. Alur 9-10 : Laporan penjualan dari Bagian Administrasi akan dilaporkan ke
Bagian Akuntansi dan Keuangan melalui Bagian Penjualan, dimana Bagian
Penjualan juga perlu mengetahui tentang penjualan untuk melakukan strategi-
strategi baru. Bagian Keuangan akan memeriksa kesesuaian laporan dari Bagian
Penjualan dan informasi dari Basian Sistem Informasi.
e. Alur 11-13 : Informasi yang didapat Bagian Penjualan akan disalurkan sesuai
kebutuhan kepada sales force dan Bagian Administrasi. Penyampaian informasi
kepada Bagian Administrasi dimaksudkan agar Bagian Adminstrasi yang selalu
berinteraksi dengan sales force dapat membantu dan melayani kebutuhan sales
force dengan sebaik-baiknya (Alur g-h).
60
Gambar 3.5 Rich Picture Penyampaian Informasi dan Pelaporan
Sumber : Hasil Wawancara
61
3.5.4 Proses Kegiatan-Kegiatan Perusahaan
Di PT. Matradinamika Heksapura terdapat kegiatan-kegiatan perusahaan untuk
meningkatkan keterbukaan, kreatifitas, penyelesaian masalah dalam bentuk sharing,
meeting, training, dan conference.
1. Perusahaan pusat akan memberikan conference kepada distributor dan sales
force yang telah terjadwal setiap tahunnya. Penjelasan tentang conference akan
dijelaskan pada analisis value network.
2. Perusahaan secara rutin mengadakan kegiatan meeting, training, sharing
knowledge dengan sales force dan juga konsumen. Perusahaan mempunyai
anggaran yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Sales force juga
dapat mengadakan kegiatan dengan konsumen dimana merupakan salah satu
bentuk pengenalan budaya perusahaan kepada konsumen.
3.6 Analisis Perusahaan
Analisis yang dilakukan dalam suatu perusahaan untuk mendapatkan strategi
yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut, dimulai dengan melakukan analisis
internal perusahaan dan analisis industri. Analisis bisnis internal dan industri pada PT.
Matradinamika Heksapura akan dilakukan dengan menggunakan analisis value network.
Sedangkan analisis SWOT akan dilakukan untuk pemetaan strategi perusahaan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan.
62
3.6.1 Analisis Value Network
PT. Matradinamika Heksapura adalah sebuah perusahaan distributor yang tidak
menghasilkan produk, tetapi mereka hanya menyediakan jasa untuk menyalurkan
produk Tupperware® melalui pembelian produk yang dilakukan sales force-nya dalam
bentuk jaringan. Sehingga, analisis industri dan internal pada perusahaan jasa seperti PT.
Matradinamika Heksapura dapat menggunakan analisis value network.
Pada value network, analisis akan dilakukan dari semua aspek internal dan
eksternal perusahaan yang memberikan nilai bagi perusahaan. Analisis industri
menggunakan value network akan dilakukan dengan membandingkan value perusahaan
dengan perusahaan lain pada industri yang sama. Hasil dari analisis value network akan
sangat membantu dalam merancang strategi bagi perusahaan.
Proses inti value network pada PT. Matradinamika terdiri dari tiga aktivitas
utama dan empat aktivitas pendukung yang saling melengkapi antara satu dengan
lainnya. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.
63
Firm Infrastructure : Aktivitas pengaturan keuangan perusahaan, kegiatan perusahaan untuk pengadaan produk Human Resources Management : Bantuan SDM dari perusahaan pusat, kegiatan perekrutan dan pemberhentian karyawan Technology Development : Aktivitas penggunaan teknologi sebagai penghubung antara perusahaan dengan perusahaan pusat Procurement : Aktivitas pengadaan peralatan kantor
Gambar 3.6 Proses Inti Value Network PT. Matradinamika Heksapura
Sumber : Hasil Wawancara
Adapun aktivitas-aktivitas utama PT. Matradinamika Heksapura adalah sebagai
berikut :
1. Promosi dan kontrak
a. PT. Matradinamika Heksapura akan mengadakan kegiatan di mall untuk
pengenalan produk selama beberapa kali pada setiap tahunnya. Perusahaan
Promosi dan Kontrak
a. Pengenalan produk di mall
b. Penjualan “rumah ke rumah”
c. Parcel pada event-event khusus
d. Brosur produk e. Penambahan produk lain
untuk mempercantik produk Tupperware®
f. Menawarkan konsumen menjadi sales force
g. Mengadakan kegiatan-kegiatan untuk diikuti oleh sales force.
h. Adanya kontrak dimana PT. Cahaya Prestasi Indonesia sebagai perusahaan pusat dan supplier tunggal
Pelayanan
a. Phone service b. Delivery service c. Sales force siap dipanggil
sewaktu-waktu di rumah-rumah
d. Transaksi direct selling e. Informasi yang dapat
diperoleh di Bagian Administrasi dan Sistem Informasi
Infrastruktur Operasional a. DIMAS (Distributor
Management Systems) b. Sales Force yang
berkualitas c. Phone service
64
pusat akan memberikan batasan dan ketentuan selama perusahaan melakukan
kegiatan pengenalan produk di mall untuk memberi keadilan antara
distributor satu dengan yang lainnya sehingga tidak terjadi diskriminasi.
Anggaran yang digunakan untuk kegiatan ini ada dua bentuk, yaitu anggaran
dari perusahaan pusat yang dibagikan kepada semua distributor secara adil
dan anggaran dari perusahaan sendiri. Kegiatan di mall tidak untuk menjual
produk Tupperware®, tetapi untuk memperkenalkan produk kepada
masyarakat dan manfaat yang akan didapat dari pembelian produk melalui
acara demo produk atau demo memasak. Pada acara inilah perusahaan boleh
menekankan bahwa PT. Matradinamika Heksapura-lah yang melakukan
kegiatan pengenalan produk, sehingga pelanggan atau konsumen baru
nantinya dapat bergabung di perusahaan. Perusahaan boleh berinisiatif dan
berinovasi dalam melakukan kegiatan pengenalan produk di mall dengan
membuat susunan acara yang semenarik mungkin, sehingga diperlukan
masukan ide-ide dari semua sales force.
b. Ciri khas penjualan produk Tupperware® adalah dengan melakukan kegiatan
penjualan dan perekrutan dari rumah ke rumah yang disebut Home Party.
Perusahaan selalu mendorong setiap sales force untuk mengadakan home
party minimal satu kali dalam satu minggu. Dalam acara home party, sales
force akan datang di pesta kecil yang diadakan di sebuah rumah dimana tuan
rumah mengundang beberapa calon konsumen yang belum mengenal produk
Tupperware®. Pada pesta ini, sales force akan memperkenalkan produk
Tupperware® kepada calon konsumen, memberikan pengarahan tentang cara
65
pembelian produk, serta keuntungan yang akan diperoleh apabila membeli
produk dan menjadi anggota sales force. Kegiatan ini disertai dengan
penjualan Tupperware® serta terjadinya perekrutan sales force baru.
c. Perusahaan biasanya membuat parcell produk Tupperware® yang dijual pada
event-event khusus untuk menarik masyarakat pada produk yang tersedia.
Penjualan parcell tersebut biasanya dilakukan untuk acara Natal dan Tahun
Baru, Idul Fitri, Valentine, Imlek, ulang tahun perusahaan, dan event-event
khusus lainnya. Penjualan parcell ditujukan kepada sales force, dan sales
force akan menjual kembali kepada konsumen.
d. Kegiatan perekrutan dan penjualan produk Tupperware® juga dilakukan
dengan menyebarkan brosur produk setiap bulannya. Brosur diproduksi oleh
perusahaan pusat dan dijual kepada sales force. Setiap bulan akan terbit dua
jenis brosur, yaitu Brosur Promosi dan Brosur Activity. Brosur promosi berisi
produk-produk Tupperware® yang dijual kepada konsumen dengan harga
promosi pada bulan dimana brosur terbit. Sedangkan brosur activity adalah
brosur yang ditujukan kepada sales force, dimana berisi bonus produk yang
akan didapat apabila mencapai target tantangan penjualan yang sudah
ditentukan setiap bulannya.
e. Distributor diperbolehkan untuk berinovasi dengan menjual produk tambahan
yang mendukung penjualan produk Tupperware® yang sesuai dengan
ketentuan pusat. Contoh produk yang dibuat oleh PT. Matradinamika
66
Heksapura adalah kerangka stainlessteel untuk mempercantik penampilan
produk Tupperware® (Lampiran 3) dan stiker produk. Pembelian produk
pendukung tersebut harus disertai dengan pembelian produk Tupperware®.
Produk pendukung juga dapat dijual kepada perusahaan distributor lain,
dimana akan dipresentasikan terlebih dahulu pada saat acara conference
bulanan. Keterangan conference bulanan terdapat di poin h.
f. Keunikan PT. Matradinamika Heksapura adalah setiap konsumen diharapkan
bekerjasama dalam suatu ikatan dengan perusahaan untuk menjadi sales
force. Setiap konsumen yang bergabung menjadi sales force dapat bekerja
untuk menjual produk Tupperware® serta melakukan perekrutan anggota
sales force baru lainnya. Distributor akan memberikan bonus-bonus kepada
sales force sesuai dengan target penjualan dan jumlah perekrutan yang telah
dilakukan. Bonus-bonus yang berupa bonus finansial dan bonus non finansial
tersebut telah ditetapkan oleh perusahaan pusat. Prosedur perolehan bonus
akan dilampirkan di Lampiran 2. Distributor sendiri juga diperkenankan
memberikan bonus atas pencapaian yang telah diraih sales force. Apabila
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan seoarang sales force tidak melakukan
kegiatan penjualan dan perekrutan, maka satus mereka sebagai sales force
akan hangus.
Terdapat kegiatan perusahaan yang khusus diadakan untuk melakukan
perekrutan konsumen menjadi sales force yaitu Opportunity Hour (OH) yang
dilakukan di hotel-hotel dan juga di perusahaan sendiri. Apabila kegiatan
67
perekrutan biasanya selalu dilakukan oleh sales force, maka pada kegiatan
OH ini perusahaanlah yang melakukannya bersama-sama dengan sales force.
Opportunity Hour akan mengundang konsumen yang berpotensi dan
berminat menjadi anggota. Pada acara ini akan diadakan acara pengenalan
produk Tupperware®, kesempatan yang diperoleh jika bergabung di
perusahaan dan acara games yang memberi sentuhan semangat dan motivasi
bagi pesertanya. Fokus acara OH adalah merekrut sales force baru yang
mempunyai kemauan untuk bekerja keras dan belajar, sehingga dapat
berkembang bersama-sama untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
g. Konsumen yang sudah bergabung menjadi sales force diharapkan mengikuti
berbagai kegiatan di perusahaan sebagai keluarga besar PT. Matradinamika
Heksapura.
• NDOP (New Dealer Orientation Program) adalah program training yang
diberikan kepada sales force yang baru bergabung di perusahaan. Melalui
NDOP, anggota baru yang belum berpengalaman akan diberi pengarahan
dan pelatihan oleh distributor untuk melakukan penjualan produk
Tupperware® dan perekrutan secara tepat, untuk bekerjasama dalam satu
tim, untuk memimpin jaringan yang nantinya akan berkembang, dan serta
memperkenalkan budaya perusahaan termasuk kegiatan-kegiatan yang
ada di perusahaan. NDOP diadakan setiap satu kali dalam seminggu.
68
• Dealer’s Day dilakukan pada hari Sabtu minggu pertama setiap bulan.
Dealer’s Day adalah training yang dipimpin oleh distributor untuk setiap
sales force yang mempunyai jabatan dealer. Pada acara ini akan
diberikan penghargaan kepada tiga orang dealer berprestasi dalam satu
bulan, sharing antar dealer selama melakukan penjualan dan perekrutan,
games, dan acara lainnya.
• Meeting dilakukan setiap awal bulan antara distributor, manager, general
manager, dan team captain. Meeting akan membahas target penjualan
yang harus dicapai dalam jangka waktu satu bulan, sharing strategi-
strategi yang akan diterapkan, dan memotivasi manager agar selalu
memberikan performa yang terbaik dalam pekerjaanya. Biasanya juga
diselipkan dalam kegiatan meeting, disebut Top Training. Meeting
dipimpin oleh distributor atau undangan yang didatangkan dari
perusahaan pusat. Hasil meeting akan disalurkan keseluruh dealer melalui
unit meeting. Unit meeting adalah meeting antara team captain / manager
/ group manager dengan dealer-dealer bawahannya.
• Assembly adalah acara rutin yang selalu diadakan perusahaan setiap hari
Jumat. Pada acara ini perusahaan akan memberikan kesempatan kepada
kepada tiga orang manager / group manager / team captain yang
berprestasi selama seminggu untuk men-sharing-kan pengalaman dan
strategi penjualannya. Assembly biasanya dihadiri oleh sales force,
69
pelanggan, konsumen baru, serta mereka yang mau bergabung di
perusahaan. Assembly akan menjadi pemicu bagi mereka untuk membeli
produk dan atau bekerja dalam perusahaan. Assembly dipimpin oleh
manager / group manager / team captain secara bergantian atau bahkan
mengundang tamu dari perusahaan pusat.
h. Adanya kontrak dimana PT. Cahaya Prestasi Indonesia sebagai perusahaan
pusat dan supplier tunggal
• PT. Cahaya Prestasi Indonesia adalah supplier tunggal PT.
Matradinamika Heksapura yang selalu menyediakan produk-produk yang
dibutuhkan perusahaan. Pengiriman dilakukan setiap hari Selasa dan
Kamis yang akan diterima oleh Bagian Inventori, dengan ketentuan
bahwa pembayaran order untuk dua minggu sebelumnya telah dilunasi.
Pembayaran order dilakukan setiap hari Jumat oleh Bagian Akuntansi
dan Keuangan. Proses order dan informasi pembayaran akan
disampaikan ke perusahaan pusat melalui Bagian Sistem Informasi.
• PT. Cahaya Prestasi Indonesia juga merupakan perusahaan pusat yang
akan memberikan ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh
perusahaan untuk menjual produknya dan berkembang dalam
jaringannya. Perusahaan pusat akan memberikan conference call untuk
setiap group distributor di Indonesia setiap hari Senin, memberikan
brosur produk kepada distributor setiap bulan, memberikan conference
70
kepada distributor setiap bulannya, memberikan conference pada sales
force yang mencapai target penjualan tertentu, serta memberikan
challenge (tantangan penjualan) untuk setiap bulan bagi distributor.
• Sedangkan setiap hari Sabtu, Bagian Sistem Informasi harus melakukan
konsolidasi informasi penjualan selama satu minggu kepada perusahaan
pusat. Konsolidasi informasi artinya meng-update informasi yang telah
berubah selama seminggu sehingga terjadi kecocokan informasi yang
ingin digunakan antara PT. Matradinamika Heksapura dengan perusahaan
pusat.
• PT. Matradinamika Heksapura akan mengikuti acara conference yang
diadakan oleh perusahaan pusat secara teratur. Conference terbagi
menjadi tiga kelompok yaitu :
o Distributor conference
Terdapat dua jenis distributor conference yaitu conference bulanan dan
conference tahunan. Conference bulanan dilakukan setiap akhir bulan
yang wajib dihadiri setiap distributor dari seluruh Indonesia. Conference
tersebut membahas tantangan penjualan baru untuk bulan depan,
melakukan tukar pendapat (sharing) bagaimana caranya agar tantangan
penjualan tercapai, dan diskusi sesama distributor. Hasil conference
bulanan adalah rahasia sampai awal bulan, dimana distributor akan
membicarakan hasil conference di meeting untuk manager. Conference
71
tahunan untuk distributor dilaksanakan bersamaan dengan melakukan
refreshing ke luar negeri. Conference tahunan akan menghadirkan
pembicara bisnis dari luar negeri, pimpinan Tupperware® internasional,
atau bahkan motivator ternama Indonesia. Acara conference tahunan
antara lain evaluasi hasil yang telah dicapai, diskusi terbuka antar sesama
distributor, dan acara-acara program refreshing lainnya. Conference
tahunan akan diberikan kepada distributor yang mencapai target
penjualan dan perekrutan sesuai dengan ketentuan perusahaan pusat.
o Manager conference
Manager conference juga terbagi menjadi dua bagian. Conference
tahunan yang akan diadakan bagi para manager yang mencapai target
penjualan dan perekrutan tertentu. Manager conference tahunan akan
menjadi ajang pertemuan, diskusi, dan berbagi informasi seluruh Top
Manager Tupperware® Indonesia yang diadakan di luar negeri. Jenis
manager conference yang kedua adalah conference kecil yang dilakukan
1-2 kali setiap tahunnya yang memberikan training khusus kepada para
manager dengan trainer dari perusahaan pusat sendiri.
o Dealer conference
Dealer conference diadakan 1-2 kali dalam satu tahun dengan ketentuan
yang sama, yaitu harus mencapai target penjualan dan perekrutan
tertentu. Dealer conference hanya dilakukan di dalam negeri dengan
memberikan seminar dan training kepada para dealer.
72
2. Pelayanan
a. PT. Matradinamika Heksapura memberi fasilitas phone service bagi
pemesanan produk dan juga pemberian informasi yang diperlukan kepada
pelanggan dan konsumen baru. Phone service akan dikelola di Bagian
Administrasi.
b. Perusahaan memberikan kemudahan berupa delivery service untuk pembelian
produk minimal satu juta rupiah. Apabila pembelian produk kurang dari satu
juta rupiah tetapi daerah pengiriman dekat, perusahaan akan mengirimkan ke
alamat yang diinginkan. Perusahaan juga mengirimkan produk kepada sales
force di luar kota, sedangkan pengiriman ke konsumen di luar kota akan
dikoordinasi oleh sales force yang bersangkutan.
c. Para sales force akan mendatangi rumah-rumah pelanggan yang ingin
mengadakan home party untuk memberikan pengenalan, pengarahan, dan
penjualan produk Tupperware®. Biasanya sales force dipanggil untuk melatih
pelanggan agar mempunyai pengalaman melakukan penjualan produk dengan
benar.
d. Transaksi direct selling di perusahaan mengartikan bahwa produk-produk
yang diinginkan akan selalu tersedia setiap saat terjadi transaksi. Perusahaan
memberi kemudahan pembayaran yang dilakukan sales force, dimana dapat
dilakukan secara cash, credit card, ATM, maupun mobile banking. Semua
jenis pembayaran diberikan kepada Bagian Administrasi yang kemudian
73
akan disalurkan kepada Bagian Penjualan. Bagian Penjualan akan mengecek
dan memberikan data-data hasil pembayaran kepada Bagian Akuntansi dan
Keuangan untuk disesuaikan dengan informasi penjualan dari Bagian Sistem
Informasi.
e. Informasi penjualan berupa bonus-bonus yang didapat serta berapa banyak
perekrutan yang telah dilakukan seorang sales force dapat ditanyakan kepada
Bagian Sistem Informasi melalui telepon atau datang langsung ke
perusahaan. Informasi tersebut akan memberi kemudahan bagi sales force
untuk mengetahui sejauh mana pencapaian target penjualan dan
perekrutannya. Sedangkan Bagian Administrasi akan membantu sales force
dalam memperoleh informasi produk Tupperware®. Konsumen yang datang
ke perusahaan juga akan dibantu oleh Bagian Administrasi dan akan
memberikan wewenangnya kepada sales force yang tepat.
3. Infrastruktur operasional
a. DIMAS (Distributor Management System) adalah software yang digunakan
perusahaan sebagai sebuah sistem database. Melalui DIMAS semua data-
data penjualan, informasi penjualan, informasi inventori dan informasi sales
force terintegrasi dengan baik. DIMAS akan mengirimkan informasi-
informasi ke perusahaan pusat sesuai dengan format yang sudah terstruktur
melalui ekstranet.
Data-data dan informasi mengenai sales force yang tersimpan di database
DIMAS berisi identitas sales force seperti nama, alamat, telepon, tanggal
74
lahir, email, dan tanggal bergabung menjadi sales force. Sedangkan
informasi yang ada adalah mengenai status jabatan para sales force tersebut
di perusahaan, hasil penjualan yang telah diperoleh, bonus-bonus yang
didapat, serta banyaknya perekrutan yang telah dilakukan sales force dalam
unitnya. Data dan informasi tersebut sangat membantu perusahaan untuk
mengetahui seberapa jauh sales force-nya berkembang, serta dapat digunakan
untuk memotivasi dan membuat strategi yang tepat untuk sales force.
b. Sales force PT. Matradinamika Heksapura mempunyai peranan sangat
penting bagi perusahaan. Tanpa sales force perusahaan tidak dapat
menyalurkan produknya dan tidak dapat mendapatkan hasil penjualan yang
diinginkan. Sehingga, perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk
mengolah sumberdaya manusia tersebut menjadi bagian perusahaan yang
loyal, berdedikasi, dan berkinerja tinggi di tengah persaingan yang semakin
ketat.
c. Phone service berguna bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan para
sales force-nya. Kebanyakan sales force tidak akan berada di perusahaan
untuk melakukan pemesanan produk, terutama bagi sales force yang berada
di luar kota. Sehingga phone service akan sangat membantu perusahaan
untuk memperlancar proses bisnisnya.
Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas pendukung pada analisis value network
perusahaan, yaitu :
75
1. Firm Infrastructure
a. Perusahaan melakukan pengaturan keuangan untuk mengolah dan mengatur
berbagai arus keuangan yaitu pembayaran produk, penyediaan anggaran
kegiatan-kegiatan perusahaan, penyediaan anggaran untuk pembuatan produk
pendukung, dan pembelian peralatan kantor yang mendukung aktivitas bisnis
perusahaan sehari-hari. Pengaturan keuangan yang baik akan menjaga
kontinuitas suplai dan berlangsungnya kegiatan-kegiatan perusahaan
semaksimal mungkin melalui fasilitas dan sarana yang tepat.
b. Kontinuitas suplai produk selalu dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan
menginformasikan pemesanan produk ke perusahaan pusat dan perusahaan
pusat akan mengirimkan suplai produk secara rutin setiap minggunya. Semua
produk yang dibeli sales force akan selalu tersedia, hal ini dibantu oleh
informasi penjualan produk yang telah tersimpan dengan baik, sehingga
perusahaan dengan cepat dapat mempelajari produk apa yang banyak terjual
dan menipis persediaannya serta sebaliknya.
2. Human Resorces Management
a. Perusahaan akan mengundang SDM dari perusahaan pusat untuk membantu
perusahaan dalam berbagai kegiatan secara berkala. Kadangkala perusahaan
pusat juga mengirimkan SDM-nya dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang ada seperti conference, meeting, training, dan
assembly. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi dan knowledge
76
yang lebih beragam kepada sales force tentang dunia bisnis produk
Tupperware®.
b. Kegiatan perekrutan, pelatihan, dan pemberhentian karyawan diluar sales
force diatur oleh direktur sendiri sebagai pimpinan tertinggi perusahan. Tidak
ada departemen khusus untuk kegiatan perekrutan, pelatihan, dan
pemberhentian SDM tersebut di perusahaan.
3. Technology Development
PT. Matradinamika Heksapura menggunakan ekstranet untuk menghubungkan
perusahaan dengan perusahaan pusat. Ekstranet memungkinkan terjadinya
komunikasi antara distributor dengan perusahaan pusat setiap waktu untuk
memberikan informasi penjualan, melakukan pemesanan produk Tupperware®,
serta memberikan informasi pembayaran yang telah dilakukan kepada
perusahaan pusat. Demikian juga perusahaan pusat akan memberikan informasi-
informasi yang perlu diketahui perusahaan secara ekstranet.
4. Procurement
Perusahaan mengadakan berbagai aktivitas-aktivitas secara rutin untuk
pengadaan peralatan kantor dan gudang seperti komputer, telepon, sistem
keamanan, undangan kegiatan-kegiatan sales force, meja, kursi, dan juga motor
untuk pengiriman barang. Pengadaan peralatan juga disiapkan untuk kegiatan-
kegiatan dalam perusahaan seperti acara games serta acara training.
77
Analisis industri sesuai analisis value network akan ditunjukkan melalui Tabel
3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 akan menunjukkan perbandingan beberapa value antara PT.
Matradinamika Heksapura dengan perusahaan-perusahaan lain di industri yang sama.
Perbandingan value dilakukan dengan Lion Star, Onyx, dan Twin Tulipware sebagai
merk produk yang cukup berkembang di Indonesia. Perbandingan value yang terdapat di
masing-masing perusahaan tersebut dilihat dari empat faktor utama yaitu promotion,
product, price, dan place.
78
Tabel 3.1 Perbandingan Value Perusahaan Dengan Industri Sejenis
Sumber : Hasil Wawancara dan Studi Pustaka
Value Tupperware
Lion Star
Twin Tulipware
Onyx
Brosur produk setiap bulannya untuk konsumen
Tidak ada brosur produk untuk konsumen
Brosur produk setiap bulannya untuk konsumen
Tidak ada brosur produk untuk konsumen
Terdapat produk pendukung
Semua produk produksi sendiri
Semua produk produksi sendiri
Semua produk produksi sendiri
Menawarkan konsumen menjadi anggota jaringan penjualannya
Menawarkan konsumen menjadi anggota jaringan penjualannya
Promosi dan kontrak Parcell Parcell
Wadah penyimpanan makanan dan minuman
Wadah penyimpanan makanan dan minuman
Wadah penyimpanan makanan dan minuman
Wadah penyimpanan makanan dan minuman
Perkakas rumah tangga dan kantor Perkakas dapur
Kedap udara Kedap udara Garansi produk Garansi produk Garansi produk
Product
Plastik kerkualitas tinggi Plastik Plastik
Plastik dan melamin
Price
Cukup mahal
Murah
Murah
Sedang
Penjualan langsung kepada konsumen melalui jaringan penjualan
Penjualan kepada konsumen melalui toko, mall dan supermarket
Penjualan kepada konsumen melalui jaringan penjualan
Penjualan kepada konsumen melalui toko, mall, supermarket, dan hotel
Place Penyalur produk Produsen
Produsen dan penyalur produk Produsen
79
Keterangan :
Promotion (promosi dan kontrak)
1. Promosi melalui brosur dilakukan distributor produk Tupperware® dan Twin
Tulipware setiap bulannya. Brosur setiap bulannya mempromosikan semua jenis
produk yang ada. Sedangkan Lion Star dan Onyx tidak memberikan brosur
produk kepada konsumen. Konsumen dapat langsung melihat produk dan
membeli produk yang sesuai keinginan mereka. Sebagai ganti brosur, Lion Star
dan Onyx menempelkan selebaran pada produknya, yang berisi informasi
tentang produk tersebut.
2. Distributor Tupperware® diberikan kebebasan dalam membuat produk
pendukung untuk mendukung penjualan produk utama. Biasanya produk
pendukung tersebut adalah produk yang mempercantik penggunaan produk
utama. Sedangkan pada merk lain, penjualan hanya dilakukan pada produk yang
diproduksinya sendiri.
3. Selama melakukan penjualan produk, distributor Tupperware® dan Twin
Tulipware akan mengajak konsumen untuk menjadi anggota jaringan
penjualannya, sehingga konsumen dapat mendapatkan keuntungan lebih selain
sebagai pengguna produk, yaitu juga sebagai penjual produk yang mempunyai
penghasilan sendiri dari penjualannya. Hal tersebut tidak tersedia di Lion Star
dan Onyx. Lion Star dan Onyx akan mendistribusikan produknya ke tempat
penjualan produk secara langsung.
4. Untuk event-event khusus seperti hari raya, distributor Tupperware® seperti PT.
Matadinamika Heksapura dan Onyx akan membuat parcell produk. Hal ini
belum dilakukan oleh merk lain.
80
Product (Produk)
1. Diversifikasi produk terbanyak dilakukan oleh Lion Star yang tidak hanya
berfokus pada wadah penyimpanan makanan dan minuman saja, tetapi hingga ke
peralatan rumah dan kantor lainnya seperti lemari kabinet, gayung mandi, dan
lain-lain. Diversifikasi Onyx juga memproduksi peralatan dapur selain wadah
penyimpanan makanan dan minuman. Sedangkan Tupperware® dan Twin
Tulipware memfokuskan produknya untuk kategori tempat penyimpanan
makanan dan minuman.
2. Kualitas dan mutu produk dikontrol semaksimal mungkin oleh produk
Tupperware®, sehingga Tupperware® menjadi produk utama yang dibeli
masyarakat sebagai wadah penyimapanan makanan dan minuman. Hal tersebut
dapat terlihat dari pemberian garansi untuk produk-produk yang tidak sesuai
dengan mutu dan kualitas. Onyx juga menjaga mutu dan kualitas produknya
dengan memberikan garansi apabila produknya terdapat kandungan yang
berbahaya bagi konsumen. Twin Tulipware memberikan jaminan keada
konsumen bahwa mutu dan kualitas produknya terjaga dengan memberikan
garansi. Untuk Lion Star, mereka tidak memberikan garansi di setiap produknya
tetapi produk Lion Star cukup diminati banyak orang.
3. Bahan yang digunakan di setiap merk sama, yaitu menggunakan bahan plastik.
Sedangkan Onyx mempunyai diversifikasi bahan produk yang cukup terkenal,
yaitu dengan bahan melamin.
4. Sesuai [HTTP1] (2006,pp4-5), terjadi pelanggaran produksi dimana produk
Tupperware® dan Twin Tulipware memiliki persamaan pada produk-produk
tertentu yang sejenis, serta penempatan merek pada bagian bawah wadah dan
81
bentuk tulisan yang sama lebih dominan dimana menonjolkan unsur persamaan
dibandingkan perbedaannya. Keberadaan produk-produk sejenis kedua merk
tersebut membingungkan dan mengacaukan konsumen mengenai asal-usul
barang.
Price (Harga)
• Harga produk Tupperware® paling mahal dibanding produk lainnya, tetapi
Tupperware® menyeimbangkan hal tersebut tersebut dengan kualitas dan mutu
produk. Hal ini menjadikan produknya paling diminati oleh banyak keluarga
untuk segmen wadah penyimpanan makanan dan minuman.
Place (tempat)
1. Penjualan produk Tupperware® dan Twin Tulipware dilakukan melalui jaringan
penjualan. Kedua produk tersebut tidak tersebar di toko-toko, supermarket, dan
mall seperti produk Lion Star dan Onyx. Untuk produk Onyx, mereka juga
bekerjasama dengan hotel-hotel untuk menyediakan peralatan makan melalui
pemesanan khusus.
2. Produk Lion Star, Onyx, dan Twin Tulipware adalah produsen untuk produk
mereka sendiri, sedangkan produk Tupperware® diproduksi di luar negeri dan
Indonesia mempunyai perusahaan distributor yang mensuplai produk bagi
distributor-distributor kecil lain yang tersebar di seluruh wilayah.
82
3.6.2 Analisis SWOT
Setelah melakukan analisis value network terhadap perusahaan, analisis SWOT
akan membantu perusahaan untuk lebih fokus dalam memaksimalkan semua kekuatan
yang perusahaan miliki dan meminimalkan kelemahan yang ada. Selain itu analisis
SWOT digunakan untuk melihat dan membaca suatu peluang yang ada beserta
dampaknya, dan diharapkan agar perusahaan dapat mengantisipasi segala ancaman yang
dapat membawa dampak buruk bagi perusahaan.
3.6.2.1 Evaluasi Faktor Internal (IFAS)
Dalam melakukan evaluasi faktor internal, data-data dikumpulkan dari hasil
wawancara dengan pihak PT. Matradinamika Heksapura. Penyajian data-data dilakukan
secara deskriptif yang dianggap mampu menggambarkan secara umum kondisi internal
perusahaan.
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength) perusahaan adalah sebagai
berikut :
1. Kualitas produk yang baik dan terkenal
Produk yang didistribusikan PT. Matradinamika Heksapura adalah produk
berkualitas tinggi dan ternama di dunia. Produk Tupperware® tersebut terkenal
dengan jenisnya yang beraneka ragam, tutup yang kedap udara, higienis, berasal
dari bahan plastik murni berkualitas tinggi, warna-warna yang beranekaragam,
dan adanya garansi seumur hidup. Produk Tupperware® adalah produk untuk
tempat penyimpanan makanan dan minuman yang tersedia untuk semua usia.
Melalui inovasinya selama bertahun-tahun, saat ini produk Tupperware® sangat
beraneka ragam jenisnya. Ada produk tempat penyimpanan peralatan tukang
83
untuk pria, peralatan dapur, produk untuk bayi dan anak-anak, dan lain
sebagainya.
2. Distributor yang handal
PT. Matradinamika Heksapura merupakan distributor yang handal untuk
memotivasi dan memimpin para sales force. Banyaknya pengharagaan yang
diraih menunjukkan distributor mempunyai semangat tinggi, ulet, dan pimpinan
yang handal. Perjalanan membangun jaringan single level yang besar selama 12
tahun membuat distributor memahami persaingan, strategi-strategi untuk
menggerakkan jaringannya, serta cara-cara mengkoordinasi sales force.
3. Banyaknya sales force yang aktif
PT. Matradinamika Heksapura mempunyai 362 sales force untuk melakukan
penjualan produk Tupperware® ke pelanggan. Fluktuasi jumlah sales force aktif
selalu terjadi, namun terdapat kurang lebih 20 manager / group manager aktif
yang berpengalaman untuk mengkoordinasi unit-unit yang dipimpinnya dan
melakukan perekrutan sales force baru sehingga penjualan produk dan
perekrutan selalu memenuhi atau bahkan melebihi target perusahaan pusat.
4. Lokasi perusahaan yang strategis
PT. Matradinamika Heksapura berlokasi di Jakarta Barat dimana banyak terdapat
daerah-daerah perumahan yang bisa menjadi sasaran penjualan produk
Tupperware®. Perusahaan terletak di jalan utama yang dapat dengan mudah
didatangi oleh pelanggan, konsumen baru, dan para sales force. Adanya
84
peraturan dari perusahaan pusat mengenai jarak berdirinya setiap perusahaan
distributor juga membantu perusahaan dalam melakukan kegiatannya di
jangkauan wilayah yang tepat.
5. Dukungan perusahaan pusat
Perusahaan pusat sangat mendukung dan memotivasi perusahaan secara penuh.
Sebagai supplier tunggal, setiap pengiriman produk Tupperware® dilakukan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Perusahaan pusat juga selalu
memberikan conference dengan tema-tema yang menarik sehingga memupuk
rasa kebersamaan, semangat, dan antusiasme untuk selalu memberikan kinerja
dan performa yang terbaik.
Faktor-faktor yang menjadi kelemahan (weakness) di dalam perusahaan yaitu :
1. Penyampaian informasi kepada sales force yang sering terhambat
Setiap hari Senin, Bagian Penjualan dan atau perusahaan pusat akan memberikan
challenge (tantangan) penjualan kepada sales force. Pemberitahuan challenge
penjualan kepada sales force tersebut dilakukan saat sales force datang ke
perusahaan atau melalui telepon berantai. Bagian Administrasi akan menelepon
manager-manager untuk menginformasikan challenge penjualan, sedangkan
manager akan menelepon dealer-dealer dibawahnya. Hal ini menyebabkan
lamanya waktu penyebaran informasi yang akan disampaikan tersebut.
Penyampaian informasi bonus-bonus, perekrutan, target penjualan kepada sales
force juga tidak praktis. Penyampaian informasi tersebut dilakukan saat sales
85
force datang ke perusahaan atau saat sales force menanyakan langsung via
telepon ke perusahaan.
2. Pembatasan conference dari perusahaan pusat
Ada acara conference yang diadakan perusahaan pusat hanya untuk sales force
yang memenuhi target penjualan dan target perekrutan tertentu. Padahal acara
tersebut tentu saja juga akan berguna bagi sales force yang mengalami stagnansi
penjualan dan perekrutan. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan yang
semakin tinggi antara sales force yang satu dengan lainnya.
3. Harga produk yang didistribusikan relatif mahal
Meskipun produk Tupperware® adalah produk yang berkualitas baik, namun
kenyataan yang tidak dapat dihindari adalah harga produk tersebut yang cukup
mahal. Produk Tupperware® merupakan produk yang dapat dibeli oleh kalangan
menengah keatas.
Setelah melakukan analisis lingkungan internal sehingga teridentifikasi beberapa
kekuatan dan kelemahan, maka dapat dilakukan penentuan rating dan pembobotan
dengan membagikan kuesioner penilaian kepada pihak perusahaan. Penilaian rating
dilihat dari seberapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan, yaitu
dengan perincian :
1 = sedikit berpengaruh (di bawah rata-rata)
2 = cukup berpengaruh (rata-rata)
3 = berpengaruh (diatas rata-rata)
86
4 = sangat berpengaruh (superior)
Sedangkan pembobotan dilakukan dengan membandingkan faktor-faktor internal yang
ada secara berpasangan. Nilai tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan setiap
faktor sesuai dengan kepentingan relatif bagi perusahaan untuk sukses dalam industri
dengan perincian bobot 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting).
Dari hasil penilaian rating dan pembobotan, maka dapat dimasukkan dan
dihitung nilai IFAS-nya. Di bawah ini adalah tabel IFAS PT. Matradinamika Heksapura
dimana total kekuatan lebih besar dari total kelemahan yang menunjukkan dominasi
kekuatan perusahaan dibandingkan dengan kelemahan yang ada.
Tabel 3.2 Tabel IFAS PT. Matradinamika Heksapura
Sumber : Hasil Penelitian
Kekuatan Bobot Rating Bobot*Rating Kualitas produk yang baik dan terkenal 0.1135 3 0.340396 Distributor yang handal 0.1894 4 0.757622 Banyaknya sales force yang aktif 0.1281 3 0.384273 Lokasi perusahaan yang strategis 0.0425 1 0.042478 Dukungan perusahaan pusat 0.1069 2 0.213757 Sub Total (Kekuatan) 1.738526 Kelemahan Bobot Rating Bobot*Rating Penyampaian informasi kepada sales force yang sering terhambat 0.1702 3 0.510564 Pembatasan conference dari perusahaan pusat 0.1697 2 0.339385 Harga produk yang didistribusikan relatif mahal 0.0798 2 0.159602 Sub Total (Kelemahan) 1.009551
TotalIFAS 1.00 2.748077
87
3.6.2.2 Evaluasi Faktor Eksternal (EFAS)
Seperti pada evaluasi faktor internal, data-data untuk mengevaluasi faktor-faktor
eksternal dikumpulkan dari hasil wawancara dengan pihak PT. Matradinamika
Heksapura. Penyajian data-data dilakukan secara deskriptif yang dianggap mampu
menggambarkan secara umum kondisi eksternal perusahaan.
Faktor-faktor yang menjadi peluang (opportunities) bagi perusahaan adalah
sebagai berikut :
1. Luasnya pangsa pasar yang belum terjangkau
Mencari pangsa pasar yang lebih luas akan meningkatkan kemungkinan adanya
perekrutan konsumen menjadi sales force. Sales force perusahaan yang tersebar
di berbagai lokasi di Indonesia akan memberikan peluang untuk dapat
melakukan penjualan produk Tupperware® ke daerah-daerah yang lebih luas dan
menjangkau calon-calon sales force baru. Di lain pihak perekonomian Indonesia
saat ini memungkinkan masyarakat berkeinginan untuk mencari tambahan
penghasilan disamping penghasilan utama, tidak terkecuali bagi para kalangan
menengah keatas. PT. Matradinamika Heksapura yang mempunyai sistem
penjualan direct selling dalam keanggotaan single level tentu mendapat
kesempatan besar untuk menjangkau masyarakat tersebut sehingga dapat bekerja
bagi perusahaan dan memperoleh penghasilan sendiri.
2. Berkembangnya teknologi informasi
Teknologi informasi dapat berperan penting bagi perkembangan perusahaan
dalam menjaga hubungannya dengan sales force dan pelanggan lainnya.
Teknologi informasi akan memudahkan perusahaan berinteraksi, berkomunikasi,
88
menyebarkan informasi, serta membangun hubungan yang berkualitas dengan
sales force dan pelanggan lainnya.
3. Pesan kesehatan dari pemerintah
Adanya pesan kesehatan dari pemerintah untuk produk-produk berbahan
stereofoam dan plastik campuran yang membahayakan kesehatan akan
meningkatkan kesempatan bagi perusahaan untuk berkembang dimana produk
Tupperware® berasal dari bahan berkualitas tinggi dan plastik murni yang tidak
mengandung kandungan yang berbahaya.
4. Kebebasan strategi bagi setiap distributor
Kebebasan strategi dari perusahaan pusat memberikan peluang bagi perusahaan
untuk berkreasi dalam mengkoordinasi sales force dan dalam mengatur
penjualan produknya yang tetap sesuai dengan ketentuan perusahaan pusat.
Faktor-faktor di bawah ini dapat menjadi ancaman (threat) perusahaan, yaitu :
1. Peniruan produk yang didistribusikan
Saat ini di pasaran banyak terdapat produk yang mirip dengan produk
Tupperware®, seperti Tulipware. Produk-produk tersebut menjadi ancaman
perusahaan dalam menjual produk Tupperware® karena harganya yang lebih
murah, dan kemasan yang digunakan kebanyakan mirip dengan produk
Tupperware® aslinya. Yang membedakan produk-produk tersebut dengan produk
Tupperware® adalah bahan plastik yang digunakan Tupperware® adalah plastik
murni dan ada garansi seumur hidup.
89
2. Sales force keluar dari keanggotaan
Sales force yang keluar dari keanggotaan dapat menjadi ancaman bagi
perusahaan dalam melakukan penjualan dan perekrutan. Dengan keluarnya sales
force, penjualan tentu akan menurun dan pembentukan jaringan akan terhenti.
Perusahaan perlu memberlakukan strategi yang tepat agar sales force mempunyai
peluang lebih besar untuk tetap mempunyai kinerja yang baik dan bertahan
dengan lingkungan kerja di perusahaan.
3. Bertambahnya jumlah pesaing
Bertambahnya jumlah pesaing dapat menyebabkan perusahaan mengalami
penurunan penjualan. Pesaing-pesaing tersebut misalnya perusahaan MLM atau
single level produk berbeda, perusahaan-perusahaan produk sejenis, dan bahkan
distributor baru lainnya. Meskipun perusahaan hanya mendistribusikan produk,
tidak dapat dipungkiri persaingan industri produk yang bersangkutan akan
membawa pengaruh bagi perusahaan.
4. Kemerosotan daya beli masyarakat
Daya beli masyarakat yang menurun dapat menjadi ancaman perusahaan untuk
menjual produknya ke pasar. Dengan merosotnya daya beli masyarakat, tentu
fokus permintaan masyarakat lebih kepada pemenuhan kebutuhan pokok terlebih
dahulu. Hal tersebut dapat menjadi ancaman yang cukup signifikan bagi
perusahaan ditambah dengan fakta bahwa utang negara yang sangat banyak
jumlahnya memicu tingginya angka kemiskinan, pengangguran, kesehatan, dan
kriminalitas ([HTTP 2], 2006, p1).
90
Penentuan rating dan pembobotan untuk memberi penilaian seberapa besar
pengaruh faktor-faktor eksternal bagi perusahaan dilakukan dengan membagikan
kuesioner penilaian kepada pihak perusahaan. Penilaian rating dilihat dari seberapa besar
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan, yaitu dengan perincian :
1 = sedikit berpengaruh (di bawah rata-rata)
2 = cukup berpengaruh (rata-rata)
3 = berpengaruh (diatas rata-rata)
4 = sangat berpengaruh (superior)
Sedangkan pembobotan dilakukan dengan membandingkan faktor-faktor eksternal yang
ada secara berpasangan. Nilai tersebut diperoleh dengan melakukan perhitungan setiap
faktor sesuai dengan kepentingan relatif bagi perusahaan untuk sukses dalam industri
dengan perincian bobot 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting).
Tabel 3.3 adalah tabel EFAS PT. Matradinamika Heksapura setelah dilakukan
perhitungan terhadap rating dan bobot, dimana menunjukkan ancaman terhadap
perusahaan yang lebih besar daripada peluang yang ada.
91
Tabel 3.3 Tabel EFAS PT. Matradinamika Heksapura
Sumber : Hasil Penelitian
Peluang Bobot Rating Bobot*Rating Luasnya pangsa pasar yang belum terjangkau 0.0741 2 0.148173 Berkembangnya teknologi informasi 0.1133 2 0.226505 Pesan kesehatan dari pemerintah 0.0450 1 0.045005 Kebebasan strategi bagi setiap distributor 0.0961 2 0.192266 Sub Total (Peluang) 0.611949 Ancaman Bobot Rating Bobot*Rating Peniruan produk yang didistribusikan 0.1806 3 0.541659 Sales force keluar dari keanggotaan 0.2505 3 0.751441 Bertambahnya jumlah pesaing 0.0781 2 0.156203 Kemerosotan daya beli masyarakat 0.1624 2 0.324777 Sub Total (Ancaman) 1.774080
TotalEFAS 1.00 2.386028
3.6.2.3 Matrik SWOT
Dari hasil evaluasi terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan, dapat
diketahui posisi strategis perusahaan yang berada di kuadran kedua dengan perhitungan
sebagai berikut :
Sumbu X = Sub total kekuatan – Sub total kelemahan
= 1.738526 - 1.009551
= 0.728975
Sumbu Y = Sub total peluang – Sub total ancaman
= 0.611949 - 1.774080
= - 1.162131
Gambar 3.7 di bawah ini akan menunjukkan posisi strategis perusahaan.
92
Gambar 3.7 Posisi Strategis PT. Matradinamika Heksapura
Sumber : Hasil Penelitian
Dari hasil penentuan posisi strategis perusahaan, maka dapat ditentukan Matrik
SWOT untuk memetakan strategi sesuai dengan kondisi perusahaan yang berada di
posisi ST (Strength-Threat). Tabel 3.4 di bawah ini adalah tabel Matrik SWOT PT.
Matradinamika Heksapura.
0.728975
- 1.162131
Peluang
Kelemahan
Ancaman
Kekuatan
93
Tabel 3.4 Pemetaan Strategi Berdasarkan Matrik SWOT
Sumber : Hasil Penelitian
Lingkungan
Internal Lingkungan Eksternal
Kekuatan (S) 1. Kualitas produk yang baik
dan terkenal 2. Distributor yang handal 3. Banyaknya sales force
yang aktif 4. Lokasi perusahaan yang
strategis 5. Dukungan perusahaan
pusat
Kelemahan (W) 1. Penyampaian informasi
kepada sales force yang sering terhambat
2. Pembatasan conference dari perusahaan pusat
3. Harga produk yang didistribusikan relatif mahal
Peluang (O) 1. Luasnya pangsa pasar 2. Berkembangnya
teknologi informasi 3. Pesan kesehatan dari
pemerintah 4. Kebebasan strategi bagi
setiap distributor
Strategi SO 1. Mengembangkan bisnis
ke pangsa pasar baru dalam penjualan produk (O1,O3,O4,S1,S2,S4)
2. Membudayakan sales force dalam penggunaan teknologi yang mendukung kemajuan perusahaan (O2,S3)
Strategi WO 1. Mengembangkan
penggunaan teknologi yang memudahkan perusahaan menyampaikan informasi. (O2,O4,W1,W2)
2. Mengarahkan sales force ke pangsa pasar baru yang belum terjangkau (O1,W3)
Ancaman (T) 1. Peniruan produk yang
didistribusikan 2. Sales force keluar dari
keanggotaan 3. Bertambahnya jumlah
pesaing 4. Kemerosotan daya beli
masyarakat
Strategi ST 1. Mengembangkan
berbagai fasilitas di perusahaan (T2,T3,T4,S3,S2,S4)
2. Meningkatkan kualitsas seluruh bagian perusahaan untuk bersaing, bekerjasama dan bekerja keras secara jujur melalui keterbukaan, dan sharing. (T1,S5)
Strategi WT 1. Membuat langkah-
langkah untuk mengantisipasi kerugian yang semakin meningkat, seperti mengurangi pembelian produk yang berlebihan (T1,T2,T4,W3)
2. Mengolah sales force yang ada secara intensif (T3,W1,W2)
94
3.7 Knowledge Goals
Knowledge goals PT. Matradinamika Heksapura diturunkan dari penentuan
strategi pada Matrik SWOT. Penentuan knowledge goals dibagi menjadi tiga bagian
yaitu normative knowledge goals, strategic knowledge goals, serta operational
knowledge goals.
3.7.1 Normative Knowledge Goals
Normative knowledge goals perusahaan adalah :
1. Membangun budaya pemerataan knowledge bagi seluruh bagian di perusahaan
khususnya bagi para sales force melalui pemanfaatan teknologi informasi.
2. Membangun suatu kondisi agar setiap sales force dapat menyampaikan
aspirasinya dengan baik agar dapat meningkatkan kreatifitas dan kerjasama.
Gambar 3.8 di bawah ini adalah gambar pemetaan normative knowledge goals.
95
Gambar 3.8 Pemetaan Normative Knowledge Goals
Sumber : Hasil Penelitian
3.7.2 Strategic Knowledge Goals
Strategic knowledge goals perusahaan adalah :
1. Memaksimalkan pengolahan dan penggunaan knowledge yang terdapat di dalam
perusahaan, yang menunjang strategi perusahaan untuk peningkatan kualitas dan
fasilitas di perusahaan.
2. Meningkatkan kinerja sales force melalui pembuatan fasilitas pendokumentasian
knowledge berbasiskan teknologi.
Gambar 3.9 pemetaan strategic knowledge goals yang diturunkan dari penentuan
strategi perusahaan
Strategi berdasarkan SWOT : 1. Mengembangkan fasilitas
perusahaan. 2. Meningkatkan kualitas SDM
(Sales force). 3. Membudayakan sales force dalam
penggunaan teknologi untuk mendukung kemajuan perusahaan.
4. Mengembangkan penggunaan
teknologi yang memudahkan perusahaan menyampaikan informasi
Normative Knowledge Goals : 1. Membangun budaya pemerataan
knowledge bagi seluruh bagian di perusahaan khususnya bagi para sales force melalui pemanfaatan teknologi informasi.
2. Membangun suatu kondisi agar setiap
sales force dapat menyampaikan aspirasinya dengan baik sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan kerjasama.
96
Gambar 3.9 Pemetaan Strategic Knowledge Goals
Sumber : Hasil Penelitian
3.7.3 Operational Knowledge Goals
1. Membantu kinerja perusahaan sehari-hari dalam melakukan penjualan dan
perekrutan agar berjalan melalui strategi yang benar.
2. Menyediakan sarana dalam mendukung peningkatan komunikasi dan
kompetensi.
3. Mempercepat waktu pertukaran dan penyebaran informasi dan knowledge.
Pemetaan operational knowledge goals yang diturunkan dari penentuan strategi
perusahaan ditunjukkan pada Gambar 3.10.
Strategi berdasarkan SWOT : 1. Mengembangkan fasilitas
perusahaan. 2. Meningkatkan kualitas SDM
(Sales force). 3. Membudayakan sales force dalam
penggunaan teknologi untuk mendukung kemajuan perusahaan.
4. Mengembangkan penggunaan
teknologi yang memudahkan perusahaan menyampaikan informasi
Strategic knowledge goals : 1. Memaksimalkan pengolahan dan
penggunaan knowledge yang terdapat di dalam perusahaan, yang menunjang strategi perusahaan untuk peningkatan kualitas dan fasilitas di perusahaan.
2. Meningkatkan kinerja sales force
melalui pembuatan fasilitas pendokumentasian knowledge berbasiskan teknologi.
97
Gambar 3.10 Pemetaan Operational knowledge Goals
Sumber : Hasil Penelitian
3.8 Knowledge Identification
Analisis untuk identifikasi knowledge yang terdapat di dalam perusahaan akan
dilakukan berdasarkan tiga level utama, yaitu secara struktural, functional atau
operasional, dan behavioral. Sedangkan analisis pada masing-masing level akan
dilakukan dalam dua jenis knowledge, yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge.
Identifikasi knowledge sebagian besar akan dilakukan pada Bagian Penjualan PT.
Matradinamika Heksapura dalam hubungannya dengan perusahaan pusat dan sales force
dimana knowledge yang ada sangat diperlukan dalam melakukan aktivitas bisnis.
Operational knowledge goals :
1. Membantu kinerja perusahaan sehari-hari dalam melakukan kegiatan perekrutan dan penjualan
2. Menyediakan sarana dalam
mendukung peningkatan komunikasi dan kompetensi.
3. Mempercepat waktu pertukaran dan
penyebaran informasi dan knowledge.
Strategi berdasarkan SWOT : 1. Mengembangkan fasilitas
perusahaan. 2. Meningkatkan kualitas SDM
(Sales force). 3. Membudayakan sales force dalam
penggunaan teknologi untuk mendukung kemajuan perusahaan.
4. Mengembangkan penggunaan
teknologi yang memudahkan perusahaan menyampaikan informasi.
98
3.8.1 Structural
Explicit Knowledge yang terdapat di perusahaan adalah :
1. Pada setiap jabatan sistem single level Bagian Penjualan, persyaratan dan standar
kerja untuk masuk dalam keanggotaan sales force dan untuk berkembang dalam
setiap level jabatan telah tertulis secara singkat dalam bentuk brosur (Career
Passport) yang dibagikan kepada seluruh sales force pada awal keanggotaan.
Persyaratan dan standar kerja tersebut dibuat oleh perusahaan pusat, dan
distributor diharapkan dapat mengkoordinasi sales force-nya untuk mentaati,
termotivasi melakukan kegiatan perekrutan dan penjualan produk sebaik
mungkin. Perusahaan juga mempunyai dokumentasi yang lebih detail tentang
persyaratan dan standar kerja tersebut di database DIMAS. Sales force dapat
bertanya ke perusahaan apabila ingin mengetahui perincian standar kerja.
Dokumentasi persyaratan dan standar kerja akan dilampirkan pada Lampiran 1.
2. Prosedur tentang perolehan bonus finansial dan bonus non finansial yang bisa
didapatkan seoarang sales force sudah terdokumentasikan dengan baik di
database DIMAS. Adapun perincian bonus tersebut adalah :
• Bonus finansial : komisi penjualan, bonus Override, bonus Vanguard,
bonus Manager Promote Out, dan bonus Manager Maintenance.
• Bonus non finansial : tawaran produk promosi, hadiah star dealer,
hadiah rekrut, dan penghargaan dari perusahaan dan perusahaan
pusat.
99
Prosedur perolehan bonus juga tertulis secara singkat di Career Passport yang
dibagikan kepada semua sales force. Pada awal keanggotaan tentunya sudah
dijelaskan mengenai prosedur perolehan bonus tersebut kepada sales force
dimana sales force dapat mencatat detail prosedur perolehan bonus melalui
penjelasan yang diberikan selama kegiatan perekrutan atau juga NDOP. Sales
force juga dapat bertanya tentang prosedur perolehan bonus kepada perusahaan
setiap waktu. Dokumentasi prosedur perolehan bonus akan dilampirkan di
Lampiran 2.
3.8.2 Functional
3.8.2.1 Explicit Knowledge
1. Terdapat dua jenis meeting, yaitu :
a. Meeting yang diadakan oleh distributor untuk group manager, manager dan
team captain setiap awal bulannya akan membahas tantangan penjualan dan
perekrutan yang harus dipenuhi untuk bulan bersangkutan, strategi
pencapaian tantangan, diskusi permasalahan yang terjadi di lapangan, serta
training dengan tema tertentu bila memang diperlukan.
o Tantangan penjualan ada dua jenis, yaitu dari perusahaan pusat dan
distributor sendiri. Biasanya distributor akan memberikan tantangan
penjualan yang mendukung tercapainya tantangan dari perusahaan
pusat. Pencapaian target dalam sebulan akan menghasilkan bonus
finansial dan bonus non finansial bagi seorang sales force. Sales force
juga akan mendapatkan hadiah untuk ikut serta dalam program
conference di luar negeri (khusus group manager, manager, dan team
100
captain) apabila mencapai target tantangan dari perusahaan pusat
secara berturut-turut dalam jangka waktu dan ketentuan tertentu.
Meeting biasanya tidak dapat dihadiri oleh semua sales force yang
bersangkutan, terutama dengan adanya sales force yang berada di luar kota
atau bahkan banyak sales force yang sibuk oleh hal pribadi lain. Hasil
meeting akan dicatat secara individu dan penyebaran hasil meeting akan
dilakukan oleh perusahaan kepada sales force yang tidak hadir via telepon.
b. Unit Meeting antara group manager, manager, dan team captain dalam
unitnya yang membahas tantangan penjualan dan perekrutan yang harus
dipenuhi untuk bulan bersangkutan, strategi pencapaian tantangan, sharing
masalah dan pemecahan masalah kadang dicatat oleh beberapa orang saja.
Apabila terdapat suatu bentuk pendokumentasian hasil unit meeting untuk
setiap unit manager tentu akan sangat berguna bagi perkembangan
perusahaan, terutama apabila manager yang memimpin unit itu tidak aktif
lagi maka knowledge yang ada tetap tersimpan di perusahaan. Alasan lain
adalah apabila terjadi penurunan performa dalam unit manager tersebut,
perusahaan dan anggota sales force lain dapat membantu. Kenyataannya,
pelaksanaan unit meeting masih kurang baik penerapannya, karena
kadangkala pemberitahuan hasil meeting hanya dilakukan via telepon atau
pertemuan sekilas saja.
101
2. Kegiatan training di dalam perusahaan yaitu :
• Dealer’s Day adalah kegiatan training yang diadakan khusus untuk dealer.
Acara yang dilakukan setiap kegiatan Dealer’s Day adalah training dengan
tema sesuai kebutuhan yang disertai games-games pendukung tema training,
diskusi permasalahan yang terjadi di lapangan antara semua dealer, dan
sharing dari tiga dealer terbaik dalam satu bulan. Hasil Dealer’s Day
didokumentasikan secara singkat di papan pengumuman dan tidak dapat
tersalurkan secara luas ke semua bagian perusahaan.
• NDOP (New Dealer Orientation Program) adalah program pelatihan untuk
dealer yang baru bergabung di perusahaan. Acara ini dilakukan setiap
minggu dengan susunan acara yang baku, dimana distributor akan
memberikan training awal untuk dealer baru, memperkenalkan budaya
perusahaan dan lingkungan kerja yang berbeda dari jenis pekerjaan lainnya
sehingga proses adaptasi dealer bisa lebih cepat.
3. Conference dari perusahaan pusat kepada distributor dan sales force selalu rutin
diadakan setiap tahunnya. Conference diadakan untuk memberikan penghargaan
kepada sales force yang mencapai target penjualan dan perekrutan tertentu, agar
sales force selalu meningkatkan kinerja dan performanya, atau juga
mempertahankan prestasinya. Conference dibedakan menjadi dua jenis yaitu
conference besar dan conference kecil.
102
• Conference besar diikuti oleh distributor dan top manager dari seluruh
Indonesia yang telah mencapai target penjualan dan perekrutan yang sesuai
dengan ketentuan dari perusahaan pusat. Conference berlangsung selama
beberapa hari di luar negeri sebagai program refreshing yang terdiri dari
berbagai acara seminar yang mendatangkan pembicara atau motivator
terkenal seperti Andri Wongso, training antar Top Manager seluruh
Indonesia, serta ada sesi sharing ide-ide, masalah, dan solusi yang cukup
penting karena dilakukan dalam skala global Bahan-bahan yang dibahas
selama conference dibagikan ke peserta dalam bentuk file fotocopy, atau juga
peserta mencatat hasil dari setiap acara yang berlangsung. Di sisi lain, hanya
beberapa sales force dari PT. Matradinamika Heksapura yang dapat ikut serta
karena harus memenuhi target penjualan dan perekrutan tertentu.
• Conference kecil diadakan perusahaan pusat untuk para dealer yang
mencapai target penjualan dan perekrutan yang sesuai dengan ketentuan
perusahaan pusat. Terdiri dari seminar, training, dan diskusi antar top dealer-
dealer seluruh Indonesia. Bahan-bahan yang dibahas selama conference
dibagikan ke peserta dalam bentuk file fotocopy, atau juga peserta mencatat
hasil dari setiap acara yang berlangsung.
3.8.2.2 Tacit Knowledge
1. Performa sales force setiap melakukan kegiatan perekrutan dan penjualan dalam
Home Party akan memberikan pengalaman yang berbeda-beda bagi sales force.
103
Pengalaman sales force tersebut bisa menjadi pengalaman yang baik maupun
buruk. Strategi, masalah, dan tips-tips yang dilakukan seorang sales force selama
melakukan Home Party mungkin saja di-sharing-kan di dalam unit meeting,
dalam berbagai kegiatan perusahaan, sharing dengan kepala unit secara personal,
atau bahkan tidak di-sharing-kan sama sekali. Tetapi, tidak ada
pendokumentasian mengenai kegiatan Home Party tersebut, padahal Home Party
adalah kegiatan yang paling sering dilakukan oleh sales force. Tentu saja bisa
terjadi suatu kondisi dimana pengelolaan strategi, masalah, dan tips-tips sales
force yang sebelumnya berhasil, tidak digunakan lagi untuk kesempatan yang
lain atau oleh sales force lain karena terbuang begitu saja. Terutama apabila sales
force tersebut keluar dari keanggotaaan, maka knowledge yang dimiliki seorang
sales force tidak dapat tersalurkan lagi kepada sales force lainnya.
2. Kegiatan-kegiatan perekrutan dan penjualan seperti kegiatan di mall dan
Opportunity Hour yang dilakukan perusahaan tidak terdokumentasi. Kegiatan
tersebut meliputi berbagai acara yang melibatkan sales force. Susunan acara
kegiatan di mall dan Opportunity Hour selalu sama dan tidak ada perubahan
dalam jangka waktu yang lama, yaitu acara demo memasak dan demo produk.
Di samping itu, tidak ada dokumentasi untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Apabila
ada pendokumentasian, perusahaan akan dapat me-review ulang susunan acara
yang berjalan, masalah yang dihadapi dan dapat berinovasi melalui cara-cara,
ide-ide, dan masukan dari sales force dimana akan meningkatkan kualitas acara
di setiap kegiatan tersebut.
104
3.8.3 Behavioral
1. Assembly yang diadakan perusahaan setiap hari Jumat sangat unik. Acara
assembly dilakukan dengan tema yang berbeda-beda dan dilaksanakan untuk
semua sales force dan tamu-tamu yang diundang oleh para sales force tersebut.
Assembly akan dibawakan oleh manager / group manager secara bergantian. Di
samping untuk melakukan perekrutan dan penjualan produk bagi tamu-tamu
yang datang melalui acara pengenalan produk, pada acara ini para sales force
berkumpul untuk berdiskusi mengenai tema assembly, sharing mengenai hasil
yang dicapai selama satu minggu, sharing dari tiga orang manager/group
manager yang paling berprestasi selama satu minggu, dan acara kebersamaan
berupa games-games. Tidak ada pendokumentasian untuk setiap acara assembly,
dan tidak semua sales force bisa datang pada acara assembly karena berbagai
alasan pribadi serta ada juga sales force yang berdomisili di luar kota. Sehingga,
para sales force tersebut mungkin melewatkan topik-topik sharing yang
diperlukan untuk perkembangan kinerja mereka.
3.9 Hasil Kuesioner
Untuk menjembatani dan menyelaraskan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan
sales force terhadap masalah yang dihadapi, maka telah dilakukan penyebaran kuesioner
kepada sales force. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mencari informasi tentang
kebutuhan sales force akan knowledge, bagaimana penyebaran knowledge di perusahaan
saat ini, dan bagaimana cara yang baik untuk pengelolaan knowledge tersebut.
Sesuai tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu (Sugiyono, 2004,
p81), maka ditemukan bahwa dari populasi sales force sebanyak 362 orang, telah
105
disebarkan kuesioner sebanyak 155 buah di perusahaan. Dan jumlah kuesioner yang
kembali berjumlah 74 buah. Adapun halangan pengumpulan kuesioner yang disebarkan
adalah banyaknya sales force yang berlokasi sangat jauh dari lokasi perusahaan.
Adapun persentase hasil kuesioner adalah sebagai berikut :
1. Pertanyaan : Apakah proses penyebaran knowledge yang ada di perusahaan
secara umum, seperti pada kegiatan meeting, training, dan assembly rutin Anda
ikuti?
Tabel 3.5 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor1
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Selalu (6x / bulan) 11 14 % B. Sering (3-5x / bulan) 13 18 % C. Jarang (1-2x / bulan) 38 51 % D. Tidak pernah 12 17%
Total 74 100%
2. Pertanyaan : Menurut Anda bagaimanakah derajat kepentingan ilmu, motivasi
dan pelatihan yang diberikan dari upline Anda?
Tabel 3.6 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 2
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Sangat penting 33 45 % B. Penting 31 42 % C. Kurang Penting 10 13 % D. Tidak Penting 0 0 %
Total 74 100%
3. Pertanyaan : Menurut Anda bagaimanakah derajat kepentingan ilmu, motivasi
dan pelatihan yang Anda berikan kepada downline?
106
Tabel 3.7 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 3
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Sangat penting 44 59 % B. Penting 22 30 % C. Kurang Penting 8 11 % D. Tidak Penting 0 0 %
Total 74 100%
4. Pertanyaan : Bagaimana ilmu, motivasi dan pelatihan yang diberikan dari upline
(termasuk distributor) kepada Anda ?
Tabel 3.8 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 4
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Selalu (>5x / bulan) 10 13 % B. Sering (3-5x / bulan) 36 49 % C. Jarang (1-2x / bulan) 24 32 % D. Tidak Pernah 4 6 %
Total 74 100%
5. Pertanyaan : Bagaimana ilmu, motivasi dan training yang Anda berikan kepada
downline?
Tabel 3.9 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 5
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Selalu (>5x / bulan) 10 13 % B. Sering (3-5x / bulan) 14 19 % C. Jarang (1-2x / bulan) 36 49 % D. Tidak Pernah 14 19 %
Total 74 100%
107
6. Pertanyaan : Bagaimanakah cara yang biasa Anda gunakan dalam melakukan
sharing knowledge, motivasi dan training?
Tabel 3.10 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 6
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Tatap muka 55 74 % B. Telpon 15 20 % C. Surat 0 0 % D. Dll 4 6 %
Total 74 100%
7. Pertanyaan : Knowledge atau ilmu apa yang ingin Anda peroleh dari upline dan
sharing-kan kepada upline?
Tabel 3.11 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 7
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Strategi penjualan dan perekrutan
44 60 %
B. Motivasi 11 15 % C. Leadership 19 25 % D. dll 0 0 %
Total 74 100%
8. Pertanyaan : Knowledge atau ilmu apakah yang ingin Anda peroleh dari
perusahaan?
108
Tabel 3.12 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 8
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Strategi penjualan dan
Perekrutan 33 45 %
B. Motivasi 17 23 % C. Leadership 24 32 % D. dll 0 0 %
Total 74 100%
9. Pertanyaan : Di bawah ini media apakah yang menurut Anda paling mudah untuk
melakukan sharing knowledge dengan semua sales force?
Tabel 3.13 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 9
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Tatap muka langsung 16 21 % B. Telpon 4 6 % C. Surat 0 0 % D. Internet 54 73 %
Total 74 100%
10. Pertanyaan : Seberapa sering Anda menggunakan media tersebut?
Tabel 3.14 Persentase Jawaban Kuesioner Nomor 10
Sumber : Hasil Kuesioner
Jawaban Jumlah responden Persentase A. Sangat sering (>5x / bulan) 13 18 % B. Sering (3-5x / bulan) 33 45 % C. Jarang (1-2x / bulan) 18 24 % D. Tidak Pernah 10 13 %
Total 74 100%
109
Dari persentase jawaban kuesioner, maka dapat disimpulkan :
1. Jawaban nomor 1 menyimpulkan banyak sales force yang tidak rutin
mengikuti kegiatan-kegiatan perusahaan yang digunakan sebagai proses
penyebaran knowledge. Dapat dilihat bahwa 51 % sales force yang memilih
jarang mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Tetapi total 32 % sales force
yang memilih sering dan selalu mengikuti kegiatan perusahaan.
2. Meskipun dari jawaban kuesioner nomor 1 menjawab sebagian besar jarang
mengikuti kegiatan-kegiatan perusahaan, tetapi pada jawaban nomor 2 dan 3
menunjukkan sales force memiliki kepekaan atas pentingnya ilmu, motivasi,
dan pelatihan untuk melakukan penjualan dan perekrutan sehari-hari. Hal ini
ditunjukkan dengan 45 % dan 42 % downline yang merasa bahwa ilmu,
motivasi, dan pelatihan upline sangat penting dan penting bagi downline
tersebut. Sedangkan sebanyak 59 % upline memilih bahwa penyebaran ilmu,
motivasi, dan pelatihan adalah hal yang sangat penting, dan 30 % lainnya
penting.
3. Untuk melihat respon sales force tentang pentingnya penyebaran ilmu
melalui kegiatan-kegiatan, kita dapat melihat pada jawaban nomor 4 dan 5
menunjukkan upline di perusahaan cukup baik menyalurkan knowledge-nya
(49 % menjawab sering), sedangkan penyaluran selanjutnya ke downline
menurun menjadi 49 % menjawab jarang. Hal ini menunjukkan hambatan
penyebaran knowledge, bahwa semakin ke bawah posisi sales force, semakin
sedikit knowledge yang menyebar.
4. Jawaban atas pertanyaan nomor 6 adalah selama ini sebagian besar sales
force melakukan sharing knowledge melalui tatap muka antar sesama sales
110
force. Akan menjadi hambatan apabila seorang sales force memiliki bawahan
yang jauh lokasinya untuk melakukan tatap muka. Tentu rutinitas unit untuk
melakukan sharing knowledge akan semakin berkurang.
5. Untuk jawaban nomor 7 dan 8 menunjukkan bahwa kebutuhan sales force
untuk melakukan sharing knowledge antar sesama sales force adalah
mengenai strategi penjualan dan perekrutan pada urutan pertama,
kemampuan memimpin pada urutan kedua, dan motivasi pada urutan ketiga.
Dapat dilihat juga bahwa kebutuhan untuk memperoleh knowledge melalui
sharing lebih besar daripada dari perusahaan (sebanyak 60 % menjawab
ingin mengetahui strategi penjualan dan perekrutan melalui sharing dengan
upline, sedangkan 45 % menjawab dari distributor).
6. Dari jawaban nomor 9 dan 10 dapat disimpulkan sales force setuju bahwa
penggunaan internet adalah cara termudah untuk melakukan sharing
knowledge, dan saat ini cukup banyak sales force yang menggunakan
internet. Hasil ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan distributor
selama melakukan penelitian.
3.10 Permasalahan Yang Dihadapi
1. Persyaratan dan standar kerja secara singkat tentang sales force dalam bentuk
brosur career passport yang dimiliki sales force sering hilang sedangkan mereka
tidak dapat mengingat ketentuan-ketentuan yang ada. Sehingga mereka harus
datang ke perusahaan dan meminta brosur tambahan atau dapat bertanya
langsung di perusahaan tentang detail persyaratan yang diperlukan.
111
2. Terhambatnya sales force untuk mendapatkan informasi pribadinya seperti
bagaimana keaktifan unit yang dipimpinnya, serta perolehan pencapaian
penjualan yang telah dilakukannya.
3. Tidak ada pendokumentasian kegiatan conference dari perusahaan pusat yang
hanya dapat diikuti oleh sales force yang telah mencapai target penjualan dan
perekrutan tertentu. Hal ini dapat menghambat kemajuan sales force yang lain
dimana perolehan knowledge dan informasi tidak merata.
4. Tidak ada dokumentasi untuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan
dimana terdapat berbagai acara-acara penting bagi perkembangan sales force. Di
sisi lain, tidak semua sales force dapat mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut
karena berbagai alasan.
5. Tidak ada wadah penyampaian ide-ide sales force yang berguna bagi perusahaan.
6. Tidak ada tempat berkomunikasi penyebaran knowledge untuk semua sales
force, terutama dengan sales force yang berada di luar kota atau yang jarang
mengikuti kegiatan-kegiatan perusahaan.
7. Tidak ada wadah penyimpanan dan pengelolaan semua knowledge yang sangat
berguna bagi perusahaan.
3.11 Usulan Pemecahan Masalah
1. Penyimpanan semua prosedur dan persyaratan tentang kebutuhan sales force ke
dalam suatu aplikasi yang memungkinkan semua sales force dapat membacanya
sewaktu-waktu.
2. Menyediakan suatu sarana yang memudahkan sales force mendapatkan
kebutuhan informasi dan mengelola orang-orang dalam unitnya.
112
3. Diperlukan suatu sarana untuk mendokumentasikan berbagai kegiatan dari
perusahaan pusat yang dapat digunakan untuk perkembangan sales force di
perusahaan.
4. Membuat suatu fasilitas yang memungkinkan pengolahan, penyebaran, dan
penyimpanan knowledge secara merata, yang terbentuk dari berbagai kegiatan
dalam perusahaan.
5. Membangun sarana untuk membantu sales force dalam kegiatan perekrutan dan
penjualan sehari-hari.
6. Membangun sarana yang membantu perusahaan mengelola knowledge untuk
kemajuan perusahaan.