Bab-3-Erupsi, Bentuk, Dan Struktur Gunungapi

download Bab-3-Erupsi, Bentuk, Dan Struktur Gunungapi

of 11

description

bentuk erupsi gunung api strukrtur gunung api

Transcript of Bab-3-Erupsi, Bentuk, Dan Struktur Gunungapi

  • BAB 3. ERUPSI, BENTUK, DAN STRUKTUR GUNUNGAPI

    3.1. Tipe Erupsi

    Tipe erupsi suatu gunungapi dapat terdiri lebih dari satu macam, karena erupsi

    magmatik bisa berlangsung dalam beberapa jam, hari, minggu, bahkan ada juga yang

    berlangsung dalam orde tahunan. Beberapa tipe erupsi yang dikenal dibahas secara

    singkat di bawah ini.

    3.1.1. Tipe Merapi

    Tipe erupsi ini didasarkan pada sifat erupsi dari Gunung Merapi yang terletak di

    Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Gunungapi dengan tipe erupsi Merapi ini memiliki

    kawah yang tersumbat oleh kubah lava yang dihasilkan oleh erupsi efusif. Sedangkan

    awan panas berasal dari lava pijar yang longsor atau langsung dari pusat erupsi. Sifat

    khusus yang dimiliki oleh tipe Merapi menurut MT. Zen, et.al. (1980), bersifat

    periodik dan mempunyai siklus tertentu. Gunungapi dengan tipe erupsi ini biasanya

    aktif dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun sekali dan dapat berlangsung sampai

    dengan 7 tahun untuk kemudian istirahat selama 6 sampai dengan 12 tahun.

    Terdapat 4 macam tipe fase erupsi pada tipe erupsi Merapi ini, yaitu:

    1. Tipe A, magma naik melalui pipa kepundan dan memecahkan kubah yang

    lama untuk kemudian membentuk kubah baru atau lidah lava. Pada fase ini,

    mulai ada letusan kecil yang tidak terlalu berbahaya yang menghasilkan awan

    panas/nue ardentes (istilah penduduk sekitar Gunung Merapi sebagai wedus

    gembel).

    2. Tipe B, sangat umum dan dimulai dengan naiknya magma melalui pipa

    kepundan dan memecahkan penutup di atasnya dengan letusan-letusan kecil

    serta mengeluarkan lava. Pada fase utama sebagian puncak gunungapi

    dihancurkan. Pada fase akhir, lava membentuk kubah atau lidah yang berasal

    20

  • dari lava dengan viskositas tinggi. Awan panas yang dihasilkan dapat

    mencapai jarak yang jauh dari pusat erupsi, yaitu sekitar 12-14 km.

    3. Tipe C, erupsi dimulai dengan naiknya magma dengan kandungan gas yang

    cukup tinggi. Letusan yang terjadi memecahkan penutup di atasnya dan

    melepaskan gas yang terkandung di dalamnya. Tidak ada aliran lava yang

    terbentuk. Biasanya erupsi berlangsung singkat, setelah tekanan gas

    berkurang, kubah atau lidah lava terbentuk.

    4. Tipe D, merupakan erupsi yang paling berbahaya, tanpa aliran lava. Puncak

    gunungapi dihancurkan sehingga terbentuk kaldera dan menghasilkan banyak

    sekali awan panas/wedus gembel.

    3.1.2. Tipe Pelee

    Tipe ini didasarkan pada kelakuan erupsi dari Gunung Pelee yang terletak di antara

    Amerika Tengah dan Samudera Hindia Barat, tepatnya di kota St. Piere, Karibia.

    Letusan gunungapinya sangat ekstrim. Gunungapi ini pertama kali dikenal setelah

    pada erupsi tahun 1902 menewaskan 29.000 orang. Erupsi diawali oleh adanya

    penguapan fumarola dan jatuhan debu dengan bau sulfur yang menyengat. Secara

    bertahap erupsi yang terjadi adalah:

    1. Awan panas erupsi berarah mendatar yang disebabkan oleh penghancuran

    sumbat kawah bagian bawah.

    2. Kubah lava tidak longsor, sehingga menjadi beban yang menahan tekanan

    gas.

    3.1.3. Tipe St. Vincent

    Tipe ini didasarkan pada erupsi dari Gunung St. Vincent di Samudera Hindia Barat

    yang mempunyai ciri khas berupa awan panas yang menyebar ke semua arah akibat

    erupsi letusan. Pada umumnya gunungapi dengan tipe erupsi St. Vincent memiliki

    danau kawah. Nama lain dari tipe ini adalah Surtseyan, istilah yang diambil dari

    Gunung Surtsey. Gunung ini memiliki kegiatan preatomagmatik yang menghasilkan

    21

  • jatuhan piroklastik yang penyebarannya tidak begitu luas, seperti halnya dengan tipe

    erupsi Preatoplinian. Pada tipe ini, erupsi bisa terjadi di danau ataupun di laut.

    Di Indonesia gunungapi yang memiliki tipe erupsi St. Vincent antara lain: Gunung

    Kelut di Jawa Timur, Gunung Awu di Pulau Sangir Besar, dan Gunung Kie Besi di

    Pulau Makian, Maluku Utara.

    3.1.4. Tipe Preatoplinian

    Tipe ini merupakan erupsi yang terjadi oleh proses preatomagmatik yang diikuti oleh

    erupsi lebih besar yang berasal dari magma dengan komposisi riolit. Endapan hasil

    erupsi berupa endapan lapili berbutir halus yang diendapkan di dekat kepundan dan

    memiliki struktur perlapisan, dan endapan jatuhan piroklastik yang relatip terpilah

    buruk. Gunungapi dengan tipe erupsi ini yang terkenal adalah Gunung Vesuvius.

    3.1.5. Tipe Plini/Peret

    Pada tipe erupsi ini awan panas yang dihasilkan sangat berbahaya karena menuju ke

    arah tertentu. Erupsi menghancurkan sebagian puncak kerucut gunungapi, mirip

    dengan tipe volkano tetapi letusannya lebih dahsyat. Di Indonesia contohnya adalah

    Gunung Krakatau (pada tahun 1983, menewaskan 36.000 orang) dan Gunung

    Tambora (pada tahun 1815, menewaskan 92.000 orang).

    3.1.6. Tipe Volkano

    Tipe erupsi Volkano didasarkan pada erupsi dari Gunung Volkano yang terletak di

    Itali Tengah. Tipe Volkano merupakan yang terbanyak di dunia dengan ciri khas

    berupa hembusan awan panas yang bentuknya menyerupai jamur. Gunungapi dengan

    tipe erupsi ini memiliki pipa kawah terbuka. Intensitas erupsi bisa lemah, kuat,

    maupun sangat kuat. Pada fase awalnya mirip dengan tipe Pelee tetapi dengan ciri

    khas awan panas berwarna gelap/hitam akibat kandungan debu yang tinggi. Di

    Indonesia gunungapi yang memiliki tipe erupsi Volkano antara lain Gunung Raung

    22

  • dan Gunung Bromo di Jawa Timur, Gunung Slamet di Jawa Tengah, dan Gunung

    Lokon di Minahasa (Sulawesi Utara).

    3.1.7. Tipe Stromboli

    Tipe erupsi Stromboli didasarkan pada erupsi dari Gunung Stromboli yang terletak di

    Laut Tengah, Itali. Semburan lava pijar pada tipe ini berlangsung dalam selang

    waktu 2-10 detik dan letusannya berkekuatan sedang. Fragmen lava dilemparkan

    bersamaan dengan awan erupsi. Ciri khas lainnya adalah awan berwarna putih karena

    sedikit mengandung debu yang berbeda dengan tipe Volkano yang gelap/hitam. Di

    Indonesia gunungapi yang memiliki tipe erupsi Stromboli adalah Gunung Batur di

    Pulau Bali, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

    3.1.8. Tipe Kombinasi

    Pada tipe ini erupsi yang terjadi terdiri lebih dari satu tipe, misalnya Volkano-

    Stromboli atau Volkano-Merapi. Di Indonesia contohnya Gunung Semeru yang pada

    periode tahun 1958-1968 bertipe erupsi Volkano-Merapi tetapi pada periode setelah

    1968 sampai saat ini tipe erupsinya adalah Volkano-Stromboli.

    3.1.9. Tipe Hawaii

    Tipe erupsi Hawaii didasarkan pada erupsi yang terjadi pada gunungapi-gunungapi

    di sekitar Kepulauan Hawaii. Pada tipe ini erupsi membentuk danau lava pijar yang

    kadang-kadang seperti air mancur (lava fountain). Kepulauan Hawaii adalah

    rangkaian gunungapi yang dibangun oleh ribuan aliran lava yang berasal dari dasar

    samudra dan muncul di permukaan dengan ketinggian rata-rata sekitar 5 km dari

    dasar laut. Daerah yang tertinggi naik sekitar 10 km dari dasarnya. Jarak antara pusat

    erupsi sekitar 40 km. Gunungapi di daerah ini terus tumbuh bersamaan dengan erupsi

    lava yang terjadi.

    23

  • 3.2. Mekanisme Erupsi

    Berdasarkan ukuran butir dan penyebaran endapan jatuhannya, maka mekanisme

    erupsi sebagai penciri suatu gunungapi terbagi atas: Hawaiian, Strombolian,

    Surtseyan, Vulkanian, Phreatoplinian, Subplinian, Plinian, dan Ultra-Plinian

    (Wohletz dan Heiken, 1992). Gambar 3.1. menunjukkan klasifikasi tersebut. Ft

    merupakan persen berat tefra yang ada dan Ad merupakan area pengendapan material

    volkanik.

    Gambar 3.1. Klasifikasi mekanisme erupsi berdasarkan ukuran butir dan penyebaran endapan

    jatuhan dan skema dari erupsi gunungapi (Wohletz dan Heiken, 1992)

    Endapan yang dihasilkan oleh suatu gunungapi salah satunya ditentukan oleh jenis

    erupsinya. Gambar 3.2. menyatakan hubungan erupsi dengan tipe endapannya

    menurut Sheridan dan Wohletz, 1983. Pada tipe ini endapan banyak dipengaruhi oleh

    aktifitas air (hidrovolkanisme).

    24

  • Gambar 3.2. Hubungan fenomena erupsi dengan tipe endapan (Sheridan dan Wohletz, 1983)

    Erupsi magma yang membentuk gunungapi jika terpusat dinamakan erupsi sentral,

    jika terjadi di sepanjang rekahan disebut erupsi linier, dan apabila meliputi daerah

    yang cukup luas disebut erupsi areal. Jika lokasi erupsi berpindah, maka disebut

    sebagai erupsi parasit atau erupsi samping.

    Erupsi berdasarkan sumber kejadiannya dapat dikelompokan menjadi :

    1. Erupsi magmatik 2. Erupsi preatik 3. Erupsi preato magmatik

    Erupsi magmatik terjadi akibat magma berhasil naik dan keluar ke permukaan bumi.

    Material volkanik dihasilkan oleh proses erupsi yang eksplosif atau efusif, atau

    campuran antara erupsi eksplosif dan efusif. Erupsi preatik terjadi akibat adanya

    kontak air secara langsung maupun tidak langsung dengan magma.

    Index letusan suatu gunungapi diformulasikan dengan mengkaitkan lava dan

    piroklastik. Indeks eksplosif pertama kali diperkenalkan oleh Sapper pada tahun

    1927 (op.cit. Bullard,1977), yaitu:

    25

  • nDikeluarka Yang MaterialSeluruh Jumlah nDikeluarka YangFragmen MaterialJumlah Eksplosif Indeks =

    Untuk gunungapi yang sangat eksplosif, hanya abu, batuapung, dan material fragmen

    batuan saja yang dikeluarkan (tanpa lava). Hal ini disebabkan karena gas yang berada

    di dalam magma menekan kepundan/kubah lava yang ada di atasnya, sehingga

    menyebabkan terjadinya letusan.

    3.3. Bentuk Gunungapi

    Bentuk gunungapi tergantung pada bahan erupsi, letak titik erupsi, sifat erupsi, tipe

    erupsi, dan lingkungan gunungapi berada (darat/laut). Bahan piroklastik akan

    membentuk kerucut yang sangat mudah tererosi. Jika pusat erupsi berpindah-pindah

    maka bentuk gunungapi tidak teratur. Gambar 3.3. memperlihatkan 5 bentuk utama

    gunungapi. Bentuk-bentuk gunungapi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda

    dan hubungannya ditunjukkan oleh Gambar 3.4.

    26

  • Gambar 3.3. Bentuk gunungapi utama (USGS/Lyn Topinka, 1998).

    27

  • Gambar 3.4. Karakteristik bentuk-bentuk gunungapi (USGS/Lyn Topinka, 1998)

    3.2.1. Bentuk Kaldera

    Kaldera ada yang terisi air dan ada yang kering. Kaldera biasanya merupakan kawah

    yang luas dengan dasar yang hampir datar berdiameter antara 1,5 10 km. Dinding

    kaldera hanya sebagian saja yang masih tersisa. Contoh di Indonesia adalah Kaldera

    Gunung Batur di Pulau Bali yang berdiameter 10 km, Kaldera Gunung Tambora di

    Pulau Sumbawa yang berdiameter 6 km, Kaldera Gunung Rinjani yang berdiameter

    4,5 km. Kaldera lainnya adalah Kaldera Toba, Kaldera Sunda (tempat berdirinya

    Gunung Tangkuban Perahu, di utara Bandung), Kaldera Krakatau (tempat berdirinya

    Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda).

    28

  • 3.2.2. Bentuk Kerucut Cinder

    Terjadi akibat erupsi magmatik eksplosif yang menghasilkan bahan piroklastik

    seperti bom, lapili, batuapung, dan abu gunungapi. Biasanya kawah yang terbentuk

    lebar dan tidak tinggi karena bahan-bahan piroklastiknya rentan terhadap erosi.

    Endapan piroklastiknya bertekstur vesikuler, berkomposisi basalt sampai dengan

    andesit.

    3.2.3. Bentuk Perisai

    Terbentuk oleh perlapisan lava encer yang merupakan pengulangan erupsi yang

    membentuk kubah landai. Perpindahan pusat erupsi bisa membuat bentuknya tidak

    teratur. Bentuk gunungapi ini merupakan ciri khas gunungapi-gunungapi di Hawaii,

    di Indonesia jarang ada.

    3.2.4. Bentuk Gunungapi Strato

    Terbentuk oleh adanya perlapisan antara lava dengan piroklastik, contohnya antara

    lain Gunung Tangkuban Perahu di bagian utara Bandung dengan pusat erupsi yang

    berpindah dari sebelah barat ke timur sehingga menyerupai perahu yang terbalik.

    Sedangkan yang mempunyai bentuk gunungapi kerucut sempurna adalah Gunung

    Sindoro dan Gunung Sumbing di dekat kota Wonosobo, Jawa Tengah, Gunung

    Tidore di Maluku Utara. Di luar negeri gunungapi strato yang terkenal adalah

    Gunung Mayon di Filipina, Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Kilimanjaro di

    Afrika Timur.

    3.2.5. Bentuk Kubah Lava

    Sangat berhubungan sekali dengan komposisi magma dan viskositasnya. Semakin

    encer magma/lava akan mempunyai penyebaran yang semakin luas dan membentuk

    plateau lava. Jika viskositas magma/lava tinggi/kental maka akan menjadi sumbat

    29

  • lava yang sewaktu-waktu bisa diletuskan akibat adanya tekanan gas yang tersumbat

    di bawahnya.

    Selain kelima bentuk di atas, ada juga yang disebut sebagai bentuk Maar. Bentuk

    Maar ini terjadi akibat erupsi eksplosif yang berlangsung singkat yang menghasilkan

    piroklasik berukuran sedang. Lubang kawahnya dalam dan terisi oleh air, lereng

    landai, dan terletak di kompleks gunungapi. Contoh di Indonesia adalah Gunung

    Lamongan di Jawa Timur yang memiliki sekitar 27 Maar dan yang terbesar adalah

    Maar Klakah berdiameter 625 m, kedalaman 28 m, dan tinggi dinding kawah

    terhadap sekitarnya 18 m.

    30