BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00651-MC Bab3001.pdf · nonfiksi...
Transcript of BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00651-MC Bab3001.pdf · nonfiksi...
46
BAB 3
INTI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kompas Gramedia
KOMPAS GRAMEDIA merupakan salah satu perusahaan yang
terkemuka di Indonesia memiliki peristiwa-peristiwa penting yang menjadi
tonggak perjalanan perusahaan dari sejak berdiri sampai perkembangannya saat
ini. Kompas Gramedia berkembang dari tahun ke tahun mengikuti perubahan
zaman yang kian semakin modern. Nama Kompas Gramedia tidak asing bagi
masyarakat di Indonesia khususnya di Jakarta karena sudah lebih 30 tahun
Kompas Gramedia menemani pembaca setianya melalui Harian Kompas.
Sejarah Kompas Gramedia bermula pada tahun 1963 dengan terbitnya
majalah bulanan Intisari pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Petrus Kanisius
(PK) Ojong dan Jakob Oetama (JO), bersama J. Adisubrata dan Irawati SH.
Majalah bulanan Intisari bertujuan memberikan bacaan untuk membuka
cakrawala bagi masyarakat Indonesia. Pada saat itu, Intisari terbit dengan
tampilan hitam putih, tanpa sampul, berukuran 14 x 17,5 cm. Majalah dengan
tebal 128 halaman ini mendapat sambutan baik dari pembaca dan mencapai
oplah 11.000 eksemplar.
Mendekati tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 28 Juni 1965,
Surat Kabar KOMPAS diterbitkan. Ide awal menerbitkan koran tersebut untuk
47
melawan pers komunis. Pada mulanya KOMPAS terbit sebagai surat kabar
mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun
waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan
oplah mencapai 30.650 eksemplar.
Seiring berjalannya waktu dan melihat perkembangan usaha yang sangat
baik, dan dengan semangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pembukaan lapangan kerja baru, PK Ojong mulai melakukan
diversifikasi usaha. Pada tanggal 2 Februari 1970 didirikanlah Toko Buku
Gramedia untuk memperkuat penyebaran produk dan menjual buku-buku yang
berasal dari luar negeri. Sebagai permulaan atau langkah awal, dibuka sebuah
toko kecil berukuran 25 m2, di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.
Awalnya harian KOMPAS dicetak di percetakan PT Keng Po. Namun
seiring perkembangan oplah yang semakin meningkat dan agar dapat menjamin
KOMPAS dapat terbit pagi hari, maka dipandang perlu saat itu untuk memiliki
usaha percetakan sendiri. Kemudian pada tahun 1971 perusahaan mendirikan
Percetakan Gramedia di Jalan Palmerah Selatan, yang mulai beroperasi pada
bulan Agustus 1972 dan diresmikan pada 25 November 1972 oleh Ali Sadikin,
selaku Gubernur DKI Jakarta saat itu. Dalam perkembangannya, pada tahun
1997 dibangunlah sistem cetak jarak jauh (remote printing) sebagai terobosan
baru teknologi percetakan untuk mempercepat distribusi koran harian KOMPAS
di daerah. Sistem cetak jarak jauh yang pertama kali didirikan pada tahun 1997
di Bawen, dan dilanjutkan dengan kota-kota lainnya seperti Makasar (Oktober
1998), Surabaya (November 1999), Palembang (Juni 2001), Medan (Juni 2003),
48
Banjarmasin (Agustus 2002), Bandung I (Februari 2006), Bandung II (Januari
2007), Bali (Maret 2009).
Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan dengan mulai beroperasinya
Percetakan Gramedia, di tahun yang sama didirikanlah unit bisnis Radio Sonora
yang berkedudukan di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Didirikan oleh para
pendiri Kompas Gramedia, Radio Sonora hadir untuk memberikan layanan
informasi bagi masyarakat melalui media elektronik, selain melalui media
tertulis. Usaha di bidang majalah ini kemudian semakin berkembang dan
merambah ke segmen remaja, wanita, pria, otomotif, pengetahuan, teknologi dan
umum, yang semuanya tergabung dalam unit bisnis Kelompok Majalah.
PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) sebagai penerbit buku umum
diterbitkan pada tahun 1974. Novel Karmila karya Marga T adalah buku
pertama yang diterbitkan, yang sebelumnya merupakan cerita bersambung di
Harian KOMPAS. Masyarakat memberikan respon yang positif pada produk
penerbitan buku GPU, oleh karena itu usaha penerbitan buku merambah ke
berbagai segmen, seperti buku anak-anak, novel, buku resep makanan, buku
nonfiksi seperti buku seri manajemen, budaya, filsafat, sains, buku perguruan
tinggi, dan lain sebagainya.
Tidak hanya dalam hal penerbitan buku, perusahaan juga melakukan
diversifikasi usaha di luar core business dengan membangun unit bisnis
perhotelan, yang dimulai dengan didirikannya PT Grahawita Santika (PT GWS)
pada tanggal 22 Agustus 1981. PT GWS pertama kali membeli Hotel Soeti di Jl.
49
Sumatera, Bandung, yang kemudian direnovasi dan diganti menjadi Hotel
Santika Bandung hingga saat ini. Usaha di bidang perhotelan berkembang sangat
pesat dan Hotel Santika telah hadir di berbagai kota besar di Indonesia.
Kompas Gramedia kembali mengembangkan produk yang dimilikinya
dengan menerbitkan rubrik BOLA pada tanggal 3 Maret 1984 sebagai sisipan
harian KOMPAS setiap hari Jumat. Rubrik BOLA dicetak pertama kali
sebanyak 412.000 eksemplar sesuai dengan oplah KOMPAS pada waktu itu dan
mendapat respon yang sangat baik dari para pembaca dan pemasang iklan. Atas
gagasan Jakob Oetama, selaku Pemimpin Redaksi KOMPAS pada waktu itu,
bahwa setiap rubrik KOMPAS yang digemari pembaca dapat dikembangkan
menjadi terbitan tersendiri, maka 4 tahun kemudian tepatnya pada bulan April
1988, BOLA dilepas oleh KOMPAS untuk berdiri sendiri menjadi Tabloid
BOLA. Dalam perkembangannya, BOLA menambah bauran produk dalam
bentuk buku dan majalah. Tidak hanya terpaku pada dunia olahraga, BOLA
merambah juga ke bidang kesehatan, dengan diterbitkannya Tabloid SENIOR,
dan kemudian berubah menjadi Tabloid Gaya Hidup Sehat.
Berbagai terbitan majalah, koran dan buku yang semakin beragam dari
Kompas Gramedia maka untuk memenuhi serta menjawab kebutuhan
masyarakat yang terus berkembang terkait dengan hal tersebut, pada tanggal 15
Januari 1985 didirikan unit usaha khusus untuk menerbitkan buku-buku
elektronik, buku komputer, yang kemudian juga merambah ke buku-buku komik
yaitu PT Elex Media Komputindo. Khusus untuk buku-buku pembelajaran,
khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah, pada 20 September 1990
50
didirikan penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), dan
kemudian pada 1 Juni 1996 juga didirikan Kepustakaan Populer Gramedia
(KPG), kemudian Penerbit Buku Kompas, yang antara lain mendaur ulang
tulisan-tulisan yang pernah dimuat di harian KOMPAS.
Kompas Gramedia mengambil-alih kepemilikan perusahaan penerbitan
harian Sriwijaya Post di Palembang pada tahun 1987. Pada masa itu ada
himbauan dari Menteri Penerangan RI agar koran-koran besar membantu koran-
koran daerah yang terhambat permasalahan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan
Pers). Maka pada akhir 1987 didirikan unit usaha Kelompok Pers Daerah
(Persda) yang tugas awalnya adalah membantu koran-koran daerah yang
membutuhkan pertolongan. Pada tahun berikutnya yaitu 1988, Kompas
Gramedia mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Swadesi yang namanya
diubah menjadi Serambi Indonesia di Banda Aceh. Tahun 1992, Kompas
Gramedia mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Pos Kupang, dan pada
tahun 1994 mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Banjarmasin Post.
Pada perkembangan selanjutnya, Persda memperkuat bisnisnya dengan
mendirikan sendiri koran daerah di hampir seluruh propinsi dengan brand
Tribun.
Kompas Gramedia kembali melakukan diversifikasi usaha dengan
pendirian PT Graha Kerindo Utama (GKU) pada tahun 1988 sebagai perusahaan
converting tissue berkualitas dengan brand Tessa dan Multi. Melihat persaingan
yang semakin ketat, GKU menginginkan jaminan kesediaan pasokan bahan baku
kertas agar produksi bisa stabil, oleh karena itu didirikanlah pabrik pembuatan
51
kertas tissue (paper mill). Pada tahun yang bersamaan dengan berdirinya GKU,
Kompas Gramedia mengambil-alih surat kabar mingguan Surya, yang didirikan
oleh perusahaan penerbitan koran Pos Kota pada tahun 1986, dan kemudian
diubah menjadi Harian Pagi Surya.
Seiring dengan perkembangan perekonomian dan dunia bisnis di
Indonesia, pada tahun 1996 Kompas Gramedia mendirikan PT. Grahanusa
Mediatama yang menerbitkan Tabloid KONTAN, yang terbit pertama kali pada
tanggal 27 September 1996. Selain itu, untuk menjawab kebutuhan pembaca
maka diterbitkan pula pada edisi khusus bulanan KONTAN pada Januari 2006
dan pada 27 September 2007 diterbitkan harian bisnis dan investasi KONTAN.
Tidak berhenti pada media cetak ssaja, perjalanan bisnis Kompas
Gramedia tiba pada perkembangan tren di masyarakat yang menunjukkan
fenomena meningkatnya penggunaan jaringan internet untuk mendapatkan
informasi, maka Harian KOMPAS membuat versi online dari harian KOMPAS
cetak yang disebut Kompas Online dengan alamat http://www.kompas.com.
Pada tahun 1998, Kompas Online berkembang menjadi unit bisnis tersendiri
dibawah naungan PT Kompas Cyber Media (KCM). Saat ini masyarakat dapat
membaca Kompas Online melalui situsnya yang diubah menjadi Kompas.com.
Atas dasar tujuan memberikan informasi yang lebih khas bagi warga
Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), diterbitkanlah
Harian Warta Kota, tepatnya pada tanggal 3 Mei 1999. Diawali dari koran 12
halaman, Warta Kota terbit setiap hari Senin sampai Sabtu. Dengan
52
mempertimbangkan respon yang baik dari para pembaca, pada tahun 2001
diterbitkan pula Warta Kota edisi hari Minggu.
Bisnis Kompas Gramedia semakin dikembangkan dan melebarkan
sayapnya dengan didirikannya PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh, tepatnya
pada tanggal 22 Maret 2000, yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan TV7.
Pada perkembangannya TV7 resmi berubah nama menjadi Trans7 pada 15
Desember 2006 dengan masuknya PT Trans Corporation dalam kepemilikan
saham.
Pada tanggal 25 November 2005, upaya diversifikasi kembali dilakukan
dengan Yayasan Media Informasi Kompas Gramedia. UMN merupakan sebuah
lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
dasar dalam setiap proses belajar mengajar. Pada awalnya, sebagai tempat
belajar mengajar, UMN menyewa gedung BNI 46 di Jl. Jend. Sudirman,
Jakarta. Pada tahun 2009 UMN membangun gedung sendiri dan diresmikan
pada 2 Desember 2009, bertempat di Gading Serpong, Summarecon, Tangerang.
Semakin berkembangnya teknologi dan situasi lingkungan bisnis di
media, bisnis media cetak diarahkan untuk melakukan transformasi menuju era
digital. Atas dasar itulah sosok media selanjutnya ditampilkan melalui multi
media, multi channel, dan multiplatform (MMM). Maka pada awal tahun 2009
media televisi mulai dijajagi kembali. KOMPAS TELEVISION (KOMPAS TV)
menjadi kendaraan perusahaan untuk menjalankan bisnis di televisi yang
dimulai dengan pembentukan proyek Kompas Gramedia TV pada awal Oktober
53
2009. Proyek ini memulai kegiatannya dengan membentuk KOMPAS
GRAMEDIA PRODUCTION (KG PRODUCTION) yang diberi tugas untuk
memproduksi program acara yang memberikan value added kepada pemirsa,
sehingga program-program yang akan ditayangkan mengandung nilai-nilai
kemanusiaan, nilai sosial dan pendidikan. Proyek KGTV sekaligus juga
mempersiapkan terbentuknya KOMPAS TV NETWORK, KOMPAS
CHANNEL, KOMPAS VISION, dan KOMPAS TV DIGITAL. Berikut di
bawah ini Dewan Direksi KOMPAS INSPIRASI INDONESIA :
BIMO SETIAWAN
(GROUP DIRECTOR & EXECUTIVE DIRECTOR KOMPAS TV NETWORK)
INDRA YUDHISTIRA RAMADHON
(DIRECTOR OF CONTENT & EXECUTIVE DIRECTOR KG PRODUCTION)
54
TAUFIK H MIHARJA
(DIRECTOR OF NEWS & EDITOR IN CHIEF KG PRODUCTION)
Gambar 3.1 Dewan Direksi Kompas Inspirasi Indonesia
3.1.2 VISI, MISI DAN VALUES KOMPAS GRAMEDIA
A. Visi dan Misi Kompas Gramedia
"Menjadi Perusahaan yang terbesar, terbaik, terpadu dan tersebar di
Asia Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan
masyarakat tedidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan dan adil
sejahtera."
B. Values Kompas Gramedia
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Kompas Gramedia, dibutuhkan
manusia KG yang memahami dan menghayati nilai-nilai luhur
sebagaimana telah diwariskan oleh para pendiri, yakni 5C (Caring,
Credible, Competent, Competitive, dan Customer Delight).
55
3.1.3 BISNIS UNIT KOMPAS GRAMEDIA
Gambar 3.2 Bisnis Unit Kompas Gramedia
3.1.4 PROFIL UMUM DAN PERKEMBANGAN KOMPAS INSPIRASI
INDONESIA
Berawal dari Proyek KG TV dilaksanakan dengan mendirikan PT
Gramedia Media Nusantara dengan brand name KOMPAS INSPIRASI
INDONESIA. Kompas Inspirasi Indonesia merupakan sebuah perusahaan media
yang menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk
keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, Kompas Inspirasi
56
Indonesia mengemas program tayangan news, adventure & knowledge,
entertainment yang mengedepankan kualitas. Konten program tayangan Kompas
Inspirasi Indonesia menekankan pada eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam,
khasanah budaya, Indonesia kini, hingga talenta berprestasi.
Tidak hanya program tayangan televisinya saja, tersedia pula produksi
film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta seni berbakat
Indonesia. Beberapa film layar lebar yang diproduksi adalah Lima Elang dan
Garuda Di Dadaku (2 karya Rudi Soedjarwo), serta sebuah film animasi berjudul
Si Geboy. Kehadiran film Indonesia tersebut juga menambah semarak dunia
perfilman Indonesia yang turut dimeriahkan oleh Kompas Inspirasi Indonesia.
Melalui kerjasama operasi dan manajemen, Kompas Inspirasi Indonesia
memasok program tayangan hiburan dan berita pada stasiun televisi lokal di
berbagai kota di Indonesia yang telah terlibat dalam proses kerja sama. Stasiun
televisi lokal akan menayangkan 70% program tayangan produksi Kompas
Inspirasi Indonesia dan 30% program tayangan lokal. Dengan demikian, stasiun
televisi lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan stasiun televisi nasional,
tentunya dengan keunggulan kearifan lokal daerah masing-masing.
Selain itu, Kompas Inspirasi Indonesia juga menyediakan kanal televisi
berbayar pertama di Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD).
Kualitas High Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga
pemirsa dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih
tajam. KOMPAS INSPIRASI INDONESIA sebagai pionir kualitas High
57
Definition juga tengah mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang
lazim digunakan secara internasional.
Kompas Inspirasi Indonesia sangat memperhatikan kualitas program
tayangan yang ditampilkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan
persaingan yang sangat ketat, Kompas Inspirasi Indonesia berusaha untuk tetap
berada pada koridor visi misi sehingga dapat selalu menyajikan pogram
tayangan inspiratif dan informatif dengan kemasan menarik bagi keluarga
Indonesia. Hal tersebut menjadi pedoman Kompas Inspirasi Indonesia yang
merupakan tanggung jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut
membentuk moral bangsa.
Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari
Kompas Gramedia Group yang memiliki motto Enlightening People, Kompas
Inspirasi Indonesia didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan
berdedikasi tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan
menjadi Inspirasi Indonesia.
Sejauh ini Kompas Inspirasi Indonesia masih berada di bawah Kompas
TV Network dan tetap setia memberikan program-program berkualitas dan
mendidik sesuai dengan visi dan misinya.
3.1.5 VISI DAN MISI KOMPAS INSPIRASI INDONESIA
“To be the most creative organization in southeast asia to enlight
people's live with programmes and services that inform, education and
58
entertaint and to engange our audiences with an independent, distinctive and
appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform
service.”
Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara dalam
mencerahkan kehidupan manusia dengan program-program dan layanan-layanan
yang bersifat informatif, edukatif dan menghibur; serta mengikat para penonton
dengan paduan program dan konten yang mandiri, khusus namun memikat yang
disuguhkan melalui layanan multiplatform.
3.1.6 KOMPAS INSPIRASI INDONESIA GROUP UNIT
59
Gambar 3.3 Kompas Inspirasi Indonesia Group Unit
3.1.7 LOGO KOMPAS INSPIRASI INDONESIA
Gambar 3.4 Logo Kompas Inspirasi Indonesia
60
Logo Kompas Inspirasi Indonesia diciptakan dengan semangat dari
pencitraan brand parent yaitu KOMPAS, sebuah image jurnalistik yang telah
begitu kuat. Dasar visual adalah jarum kompas yang disederhanakan menjadi
bentuk geneometrik segitiga.
Untuk menyesuaikan dengan semangat Inspirasi Indonesia maka riset
logo menemukan sebuah gagasan nan abadi tentang Indonesia, untuk
menggambarkan beraneka ragamnya Indonesia dalam bentuk dan warna berbeda
dalam satu kesatuan. Menginspirasi setiap orang untuk selalu percaya pada
mimpi yang sama yaitu Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan yang tetap selalu
terintegrasi secara harmoni menjadi satu kesatuan. Terciptalah logogram dari
inisial Kompas (huruf K) yang terdiri dari 9 warna terpilih. Warna-warna
yang mencitrakan Indonesia, mewakili keaneka ragaman dalam filosofi (secara
fisik dalam kehidupan nyata mungkin ada jutaan warna di sekitar kita) Warna--
warna tersebut diambil dari sample pixel, ratusan materi fotografi Indonesia
yang telah dikumpulkan. Mulai dari warna bunga anggrek, laut, sawah yang
menguning, sampai tonal pigmen kulit orang Indonesia.
Terpilih 9 warna yang mewakili angka tunggal yang paling tinggi, dan
istimewa bagi masyarakat Indonesia. Sembilan kepingan segitiga saling terkait,
saling bahu membahu, menjadi perwujudan bentuk dari kesatuan kepingan K.
Integrasi keaneka ragaman untuk citra yang kokoh dan bersatu, sebuah
inspirasi bersama untuk kekuatan yang lebih baik.
61
3.2 PROFIL UMUM TANAH AIR
TANAH AIR merupakan sebuah program dokumenter yang diproduksi oleh
Kompas Inspirasi Indonesia. Konten Tanah Air sendiri adalah mengangkat upacara
maupun festival adat yang ada di Indonesia. Kompas Inspirasi Indonesia memiliki jam-
jam khusus untuk program dokumenternya, yaitu dari pukul 19.00 hingga 23.00 malam.
Sejak 14 September 2011 Tanah Air ditayangkan pada pukul 22.00 – 23.00 WIB setiap
hari Rabu.
Program Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia tayang perdana pada 14
September 2011 dengan episode pertamanya “Ngaben” (Saat Sang Raja Menggapai
Nirwana). Saat ini tim kreatif program Tanah Air masih dalam produksi episode-
episode baru Tanah Air. Segala hal dipersiapkan dengan matang untuk menyuguhkan
program dokumenter yang terbaik kepada penonton.
Konsep awalnya, program Tanah Air ini merupakan sebuah hasil adaptasi dari
media cetak KOMPAS yang memiliki satu rubrik bernama sama yaitu Tanah Air.
Selain dengan nama yang sama pula, Tanah Air pun ada di Kompas.com dengan konten
yang sama yaitu festival tradisional dan upacara adat. Kendati demikian, walaupun
ketiganya menyajikan informasi dengan konten serta nama yang sama, akan tetapi dari
segi jenis media massa yang digunakan berbeda, sehingga masing-masing memiliki
kelebihan dan kelemahannya sendiri.
Program Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia ini sangat dokumenter.
Masyarakat yang menonton program ini kemungkinan besar akan merasakan betapa
sangat dokumenternya Tanah Air ini. Hal ini dapat dilihat dari kemasan program Tanah
62
Air yang sangat detail dalam menceritakan sesuatu yang diangkatnya, karena tidak
hanya mengangkat festival adatnya saja tetapi hal-hal kecil yang mengelilingi festival
tersebut seperti masyarakat sekitarnya, dampaknya, budaya, dan seni yang berkaitan
dengan festival tersebut.
Tanah Air juga berbeda dengan program yang serupa di stasiun televisi lain.
Tanah Air menggali informasi dengan sangat dalam. Perbedaannya adalah Tanah Air
menggali informasi dengan menggunakan dan menghadirkan narasumber yakni human
interest dan human examples yang sangat dekat, sedangkan di televisi lainnya hanya
memeberikan profil upacara atau festival adat tersebut. Alasan Tanah Air menggunakan
serta menghadirkan narasumber pada programnya adalah untuk memperdalam informasi
terkait tema atau hal yang diangkat, sehingga menambah kepercayaan masyarakat yang
menonton bahwa benar program Tanah Air terjun langsung dan tidak sembarang
memberi informasi.
Selain itu yang memberikan rasa dokumenter pada program Tanah Air ini kian
terasa adalah dengan tidak digunakannya host atau pembawa acara melainkan hanya
menggunakan voice over atau pengisi suara dalam membawakan alur cerita. Program
dengan target utama penonton SES ABC ini memang sangat recomended sekali
khususnya bagi masyarakat yang menyukai dokumenter dan mau belajar dikarenakan
program ini sangat berwawasan dan mempunyai nilai edukatif yang baik.
63
3.3 Pendekatan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan penulis maka penelitian ini termasuk
pada penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode triangulasi
data yaitu berupa pencarian data pendukung menggunakan wawancara mendalam dan
observasi. Ada beberapa pengertian tentang penelitian kualitatif ini. Bogdan dan Taylor
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Sedangkan menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk
menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku,
persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti (Lexy J Moeleong, 2006:4)
Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mererka
yang diteliti rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Penelitian
kualitatif juga dapat didefinisikaan sebagai penelitian yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Pendekatan kualitatif memberi otonomi
sebesar-besarnya kepada peneliti dalam mengembangkan proses-proses mental yang
terjadi antara peneliti dan objek penelitian. Peneliti kualitatif adalah peneliti yang
memiliki tingkat kritisme yang lebih dalam semua proses penelitian (Bungin, 2008:5).
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan
penelitian jenis lainnya. Ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut ( Lexy J
Moleong, 2006:8) :
1. Latar ilmiah
Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada
konteks dari suatu keutuhan (entity). Menurut Lincoln dan Guba, hal ini
64
dilakukan karena ontologi menghendaki adanya kenyataan-kenyataan
sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.
Menurut mereka hal tersebut didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu : 1)
Tindakan pengamatan mempengatuhi apa yang dilihat; 2) Konteks sangat
menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti
bagi konteks yang lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti
dalam keseluruhan pengaruh lapangan; 3) Sebagian struktu nilai kontekstual
bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari.
2. Manusia sebagai alat instrumen
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, hanya
manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau
objek lainnya, dan hanya manusialah yang dapat memahami kaitan
kenyataan-kenyataan di lapangan.
3. Metode kualitatif
Penelitian Kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan karena
beberapa pertimbangan, yaitu :
a) Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan jamak.
b) Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
peneliti dengan responden.
65
c) Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang
dihadapi.
4. Analisis data secara induktif
Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan, yaitu:
a) Proses induktif lebih dapat memenukan kenyataan-kenyataan jamak
sebagai yang terdapat dalam data.
b) Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden
menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.
c) Analisis ini lebih dapat mengguraikan latar secara penuh dan dapat
membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan
pada suatu latar lainnya.
d) Analisis ini lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan-hubungan.
e) Analisis induktif dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit
sebagai bagian dari struktur analitik.
5. Deskriptif
Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-
angka. Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap
apa yang sudah diteliti.
6. Lebih mementingkan proses daripada hasil
66
Hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila
diamati dalam proses. Dengan kata lain peranan suatu proses dalam
penelitian kualitatif besar sekali.
7. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
Penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksu antara
peneliti dan yang diteliti. Penetapan fokus penelitian penting artinya dalam
usaha menemukan batas atau cakupan penelitian.
8. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
Peneleti kualitatif mendefinisikan validitas, reabilitas, dan objektivitas
dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam
penelitian klasik. Oleh karena itu, maka pemeriksaan keabsahan data ada
kriteria khususnya.
9. Desain yang bersifat sementara
Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus
disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain
yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi.
10. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang
diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai
sumber berita.
Peneliti menggunakan metode kualitatif adalah karena peneliti ingin mengetahui
strategi tim kreatif pada program Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia dalam
67
menyajikan informasi faktual. Penggunaan metode ini karena peneliti melakukan
pengamatan, wawancara serta penelaah dokumen.
3.4 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini jika dilihat dari pendekatan dan tujuan penelitian ini, maka
termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang
hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi (Jalaludin Rakhmat, 2004:24).
Penelitian deskriptif memiliki ciri yaitu penelitian ini mencari teori bukan
menguji teori menguji teori, metode ini mentitik beratkan pada observasi dan suasana
alamiah (naturalistis setting), selain itu metode ini juga sangat berguna untuk
melahirkan teori-teori tentatif (Jalaludin Rakhmat, 2004:25). Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada.
2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang
berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalam mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang.
68
Peneliti menggunakan penelitian deskriptif ini dalam upaya untuk
mendeskripsikan secara jelas mengenai strategi tim kreatif pada program “Tanah Air”
di Kompas Inspirasi Indonesia dalam menyajikan informasi faktual secara jelas,
lengkap dan mendalam.
3.5 Metode Penelitian
3.5.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah penelitian. Sedangakan objek penelitian kualitatif adalah
seluruh bidang aspek manusia, yakni segala sesuatu yang dipengaruhi oleh
manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam
segala keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek
atau bidang kehidupannya yang disebut ekonomi, hukum, komunikasi, dan
sebagainya.
Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang
pengolahannya dilakukan dengan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat
kritik, analitik atau sintetik dan tuntas. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya
adalah program Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia.
3.5.2 Tim Kreatif program “Tanah Air” Kompas Inspirasi In donesia
Tim merupakan sekelompok orang dalam pekerjaan atau organisasi
yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu
proses dalam organisasi (Deddy Mulyana, 2005:310). Sedangkan tim kreatif
69
sesuai dengan definisi konsep yang sudah diurai oleh peneliti adalah sekelompok
orang yang memiliki daya cipta serta bertanggung jawab dalam menghasilkan
sebuah produk. Produk dalam hal ini adalah program acara yang dipegang oleh
tim kreatif tersebut.
Walaupun sebutan tim kreatif pada dokumenter dirasa kurang cocok,
akan tetapi peneliti merasa bahwa justru inilah yang menjadi sesuatu hal yang
menarik terkait bagaimana sebuah tim kreatif di dokumenter bisa ada dan
memiliki peranan yang penting dalam sebuah produksi program dokumenter.
Tim kreatif program Tanah Air” merupakan objek dari penelitian ini. Peneliti
mewawancarai langsung secara mendalam dengan mereka guna untuk mencari
data dan informasi seputar strategi yang mereka gunakan pada program Tanah
Air. Selain tim kreatif program Tanah Air”, peneliti juga mewawancarai
beberapa kerabat kerja lain yang bertugas seperti production assistant atau
assisten produksi dan eksekutif produksi guna mendalami penelitian.
3.5.3 Informan
Dalam penelitian ini informan adalah orang dalam pada latar penelitian.
Secara lebih jelasnya, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian atau dengan
kata lain informan adalah bagian dari tim kreatif maupun tim produksi yang ikut
terlibat. Informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.
Informan berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian
walaupun hanya bersifat informal. Sebagai seorang tim, dia harus memberikan
70
pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan
kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut (Lexy J Moleong, 2006:132).
Informan yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
individu dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Tim kreatif “Tanah Air” Kompas Inspirasi Indonesia
2. Asisten Produksi (Production Assistant) “Tanah Air” Kompas
Inspirasi Indonesia
3. Executive Producer + Manager Knowledge and Science Production
“Tanah Air” Kompas Inspirasi Indonesia
Jumlah informan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
sebanyak 4 orang yaitu 2 orang tim kreatif, 1 orang production assistant dan 1
orang produser eksekutif sekaligus manager knowledge and science production.
Penambahan informan selain tim kreatif dilakukan oleh peneliti untuk
menambah kekuatan serta kedalaman informasi terkait program Tanah Air ini
untuk memberikan data-data yang dapat dipercaya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Data Primer
Data primer adalah data utama dalam penelitian. Data primer diambil
langsung di lapangan dengan wawancara mendalam (indepth reporting) terhadap
informan yaitu karyawan yang dipilih berdasarkan karakterisitik yang ada.
Metode wawancara mendalam (indepth interview) adalah sama seperti metode
wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran
71
informan, dan cara melakukan wawamcara yang berbeda dengan wawancara
pada umumnya (Bungin, 2007:108). Instrumen yang digunakan adalah daftar
daftar atau panduan pertanyaan yang akan dibuat sebelum turun ke lapangan.
Pengertian wawancara itu sendiri adalah percakapan antara dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) untuk mendapatkan
keterangan secara llisan dengan maksud tertentu secara bertatap muka (Lexy J
Moleong, 2006:186). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu
yaitu handphone dan camera digital untuk memudahkan peneliti dalam
mewawancarai informan.
Metode wawancara seperti ini diharapkan dapat memberikan kesempatan
bagi informan untuk mendefinisikan sendiri jawaban atas pertanyaan yang
diajukan dengan menggunakan istilah-istilah mereka sendiri. Informan juga
dapat mengungkapkan realitas yang sesungguhnya dari sudut pandang mereka.
Sedangkan daftar pernyataan yang dibuat hanya digunakan sebagai panduan
dalam wawancara, oleh karena itu pada saat wawancara berlangsung tidak harus
mengikuti susunan pertanyaan dengan ketat atau terstruktur dan pertanyaan bisa
berkembang sesuai dengan kondisi atau perkembangan yang terjadi di lapangan,
bahkan jika ada jawaban yang sebenarnya itu termasuk ke dalam jawaban untuk
pertanyaan berikutnya maka pewawancara tidak perlu menanyakannya kembali.
Oleh karena itulah diharapkan data mengenai strategi tim kreatif pada program
Tanah Air di Kompas Inspirasi Indonesia akan bisa diperoleh dengan mendalam.
Selain wawancara, penulis juga melakukan observasi. Metode observasi
adalah penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan
72
langsung terhadap obyek penelitian. Beberapa bentuk observasi yang dapat
terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur (Bungin, 2007:115). Dalam
metode observasi, peneliti menggunakan observasi partisipasi (participant
observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana
peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden. Data yang didapatkan
dari hasil observasi menunjukkan bahwa yang dilihat oleh penulis selama
pengamatan dengan hasil wawancara yang dilakukan secara keseluruhan sama.
3.6.2 Data Sekunder
Selain data primer, terdapat pula data sekunder yang digunakan. Data
sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan metode, studi literature. Studi
literature digunakan pada penelitian ini bersumber dari buku-buku panduan,
atau internet untuk mendapatkan data yang terkait dengan permasalahan pada
penelitian ini. Seperti hal-hal mengenai media, televisi, dokumenter, strategi dan
sebagainya. Data sekunder digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk
yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di
berbagai organisasi atau perusahaan.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori, dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
73
hipotesis kerja (yang dalam penelitian kualitatif meupakan asumsi-asumsi) seperti yang
disarankan oleh data (Lexy J Moleong, 2006: 280). Analisis data dilakukan sepanjang
proses penelitian, mulai sejak awal atau pada saat pengumpulan data dilakukan dan
dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dalam lapangan,
dokumen pribadi, dokumen resmi, foto atau gambar, dan sebagainya. Setelah dibaca,
dipelajari, dan ditelaah, langkah selanjutnya ialah reduksi data yang dilakukan dengan
jalan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan-pernyataan yang penting. Langkah berikutnya adalah menyusunnya ke dalam
satuan-satuan. Satu-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya.
Kategori-kategori ini dibuat sambil melakukan coding. Ada beberapa model analisis
kualitatif seperti yang dikembangkan Straus dan Corbin yang dibagi atas tiga langkah
yaitu :
1) Open coding ialah berupaya selengkap dan sebanyak mungkin menemukan
variasi data yang ada.
2) Axial coding ialah data yang diperoleh dari proses open coding diorganisasi
kembali berdasarkan kategori untuk dikembangkan ke arah proposisi, dan pada
tahap ini berlaku hubungan antar kategori.
3) Selective coding yaitu menggolongkan kategori menjadi kriteria inti dan
pendukung, dan mengaitkan anatara kategori inti dan pendukungnya.
74
Tahap terakhir ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini
selesai, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori
substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu (Lexy J Moleong, 2006:247).
3.8 Unit Analisis Data
Unit atau satuan analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
interview dengan objek penelitian, meliputi semua jawaban dari tim kreatif yang
bersangkutan. Unit ini kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan. Unit analisis data
ini dilakukan guna mengungkap dan memahami strategi apa yang digunakan oleh tim
kreatif dalam menyajikan informasi faktual.
3.9 Keabsahan Penelitian
Pada dasarnya pemeriksaan terhadap keabsahan data selain digunakan untuk
menyanggah balik apa yang “dituduhkan” pada penelitian kualitatif yang mengatakan
tidak ilmiah, juga sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari pengetahuan penelitian
kualitatif. Apabila peneliti melakukan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara
cermat, maka jelas bahwa hasil upaya penelitiannya benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan dari segala segi (Lexy J Moleong, 2006:320).
Keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi (Lexy J Moleong,
2006:321), seperti sebagai berikut :
1. Mendemonstrasikan nilai yang benar.
2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan.
75
3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Sedangkan untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan
teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu, yaitu (Lexy J Moleong, 2006:324)
1. Credibility (kepercayaan)
Penerapan kriteria kepercayaan ini berfungsi sebagai melaksanakan inkuiri
sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai
dan mempertunjukan derajat kepecayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedam diteleti. Pada
penelitian ini kuallitas dari aspek credibility dicapai melalui wawancara
mendalam untuk melihat fenomena yang ada dari perspektif informan
dengan menyajkan jawaban dan kutipan-kutipan untuk memeperkuat
kesimpulan.
2. Transferability (keteralihan)
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara
konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut
seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris
tentang kesamaan konteks. Oleh karena itu peneliti harus menyediakan dara
deskriptif secukupnya. Dalam penelitian ini, kualitas transferability dicapai
dengan cara menyediakan data deskriptif melalui latar belakang informan,
penilaian terhadap dokumenter dan tim kreatif di mata informan serta lain
sebagainya.
76
3. Confirmability (kepastian)
Kriteria kepastian berasal dari konsep objektivitas pada non kualitatif.
Scriven menyatakan, terdapat unsur kualitas yang melekat pada konsep
objektivitas. Maksudnya bahwa jika sesuatu itu objektif, berarti dapat
dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Terkait dengan itu, subjektif berarti
tidak dapat dipercaya atau melenceng. Pengertian inilah yang dijadikan
tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-subjektivitas menjadi kriteria
kepastian. Dalam penelitian ini kualitas confirmability dicapai dengan
menunjuk secara jelas atas fenomena dan informan yang ada sehingga bisa
dilakukan cross-chek ulang dengan informan tersebut, serta menyajikan data
yang lengkap.
3.10 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian
Dalam menyusun penelitian ini tentu ada kelemahan dan keterbatasannya.
Adapun kelemahan dan keterbasannya antara lain sebagai berikut :
1. Dalam penelitian kualitatif tidak ada teknik standar yang diakui bersama,
sehingga dapat mengakibatkan peneliti kesulitan menyusun kesimpulan
penelitian.
2. Adanya kesulitan dalam analisa, karena data yang ada cukup banyak sehingga
peneliti kadang bersifat subyektif dalam menginterpretasikan dan
mengintegrasikan materia yang ada.
3. Pengambilan data melalui wawancara mendalam dapat memungkinkan informan
berkata tidak sejujurnya atau memberikan jawaban berlebihan atau menyimpang