BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00015-AKSI...
Transcript of BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00015-AKSI...
BAB 3
ANALISIS SISTEM
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PD Corona Jam adalah perusahaan perorangan yang bergerak di
bidang industri makanan yang memproduksi selai dengan menggunakan
label nama corona.
Perusahaan ini dipimpin dan dikelola oleh Bapak Sugeng Waluyo
yang pertama kali dirintis di kota kelahirannya, Surabaya sekitar tahun
1989. Pengerjaan selai ini awalnya dikerjakan bersama sang istri di tempat
tinggal orang tua beliau, karena ingin dikembangkan lagi maka pada tahun
1990 beliau pergi ke Jakarta untuk melihat peluang bisnis yang ada.
PD Corona Jam resmi berdiri pada tanggal 9 Mei 1991,
berdasarkan akta No.52 yang dibuat dihadapan notaris Sri Hastuti, SH di
Jakarta Selatan. Akta ini juga telah didaftarkan di kantor Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan pada tanggal 11 Mei 1991 dibawah No. 20/N/PD/V/1991.
Bapak Sugeng mulai menjalankan bisnisnya di sebuah tempat
yang berlokasi di Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 4a Jakarta Selatan. Dengan
semakin membaiknya kondisi keuangan perusahaan, maka pada tahun 1998
perusahaan memindahkan pabrik dan kantornya ke lokasi yang lebih
strategis dan luas di Jl. M. Kahfi I No.4, Jakarta Selatan dan menjalankan
operasinya hingga saat ini.
52
Produk yang dihasilkan adalah selai strawberry, selai nanas, dan
selai kacang yang dikemas dalam beberapa ukuran. Saat ini daerah
pemasarannya meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan
beberapa kota dipulau Sumatera dan Kalimantan.
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam melakukan kegiatan usahanya, setiap perusahaan pasti
memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan gambaran
perusahaan yang mencerminkan susunan, wewenang dan tanggung jawab
dari setiap individu dalam perusahaan.
Gambar di bawah ini menunjukkan struktur organisasi dari PD
Corona Jam :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PD Corona Jam
Sumber: Direktur (2006)
Direktur
Bagian Penjualan Bagian Pembelian Bagian Gudang Bagian Produksi Bagian Administrasi
Staff Pengiriman
Salesman
53
3.1.3 Wewenang dan Tanggung Jawab
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, wewenang dan
tanggung-jawab pada masing-masing bagian perusahaan adalah sebagai
berikut :
1. Direktur
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan strategis perusahaan;
b. Mengatur perputaran karyawan.
2. Bagian Penjualan
a. Memberikan credit dan quantity approval bagi pelanggan;
b. Menentukan strategi pemasaran dan penjualan;
c. Mengamati perkembangan pasar dan mencari informasi produk
pesaing;
d. Menentukan target penjualan;
e. Bertanggung-jawab dalam mengevaluasi produk agar dapat bertahan
di pasar;
f. Bertanggung-jawab langsung kepada Direktur.
3. Salesman
a. Mencatat dan mendokumentasikan data pelanggan;
b. Membina hubungan yang harmonis dengan pelanggan;
c. Bertanggung-jawab dalam menagih piutang atas transaksi penjualan
kredit yang ada;
d. Bertanggung-jawab kepada manajer penjualan.
4. Bagian Pembelian
a. Membina hubungan yang baik dengan pemasok;
54
b. Mengumpulkan data terbaru mengenai harga dan produk;
c. Bertanggung-jawab terhadap semua aktivitas yang berkaitan dengan
pembelian dan pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan
tepat pada waktunya;
d. Bertanggung-jawab langsung kepada Direktur.
5. Bagian Gudang
a. Mengatur sirkulasi persediaan barang di gudang;
b. Bertanggung-jawab terhadap jumlah persediaan yang tersedia di
gudang;
c. Bertanggung-jawab langsung kepada Direktur.
6. Staff Pengiriman
a. Menjamin bahwa barang yang dipesan telah dikirimkan dengan
benar;
b. Bertanggung-jawab terhadap pembayaran atas penjualan tunai;
c. Bertanggung-jawab kepada manajer gudang.
7. Bagian Administrasi
a. Menyiapkan dokumen yang diperlukan dalam siklus pendapatan;
b. Menjalankan kebijakan keuangan perusahaan;
c. Mengecek piutang yang akan jatuh tempo secara berkala;
d. Menerima dan menyetorkan hasil pembayaran dari penjualan ke bank
setiap hari;
e. Bertanggung-jawab langsung kepada Direktur.
55
3.2 Gambaran Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) yang Sedang Berjalan
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan pada
perusahaan, jaringan prosedur siklus pendapatan yang berjalan adalah sebagai
berikut :
3.2.1 Prosedur Penerimaan Pesanan
Pesanan dapat dilakukan oleh pelanggan secara langsung melalui
salesman yang datang dengan membawa contoh produk atau melalui fax.
Permintaan pelanggan ini kemudian akan diperiksa terlebih dahulu apakah
ia merupakan pelanggan lama atau baru.
a. Jika merupakan pelanggan baru, salesman akan mencatat data
pelanggan dan membuat Nota Order (NO) sebanyak 3 rangkap.
Kemudian, salesman akan menyerahkan NO kepada manajer-nya untuk
meminta credit approval.
b. Jika merupakan pelanggan lama, salesman akan langsung membuatkan
NO sebanyak 3 rangkap untuk meminta quantity approval kepada
manajer.
Apabila pesanan tidak memenuhi persyaratan maka salesman akan
langsung menginformasikan penolakan tersebut secara lisan kepada
pelanggan.
Jika pesanan pelanggan telah memenuhi persyaratan, NO akan
diteruskan ke bagian administrasi. Berdasarkan NO tersebut, bagian
administrasi akan membuat Surat Pengeluaran Barang (SPB) sebanyak 3
rangkap dan Faktur Penjualan (FP) sebanyak 3 rangkap.
56
3.2.2 Prosedur Pengiriman Barang
Selanjutnya SPB, FP, dan NO masing-masing sebanyak 3 rangkap
akan dikembalikan ke bagian penjualan oleh bagian administrasi. SPB
sebanyak 3 rangkap oleh bagian penjualan diserahkan ke bagian gudang.
Kemudian bagian gudang akan memeriksa ketersediaan barang
berdasarkan SPB yang diterima.
• Jika jumlah persediaan yang dimiliki tidak dapat mencukupi pesanan,
maka SPB sebanyak 3 rangkap akan diserahkan kepada bagian produksi
sebagai dasar untuk melakukan kegiatan produksi sementara. Setelah
bagian produksi selesai memproduksi, barang-barang tersebut akan
diserahkan ke bagian gudang bersamaan dengan SPB sebanyak 3
rangkap. Lalu bagian gudang akan mencatat penerimaan barang tersebut
pada kartu gudang dan diverifikasi oleh kepala bagian produksi.
• Jika jumlah barang yang tersedia di gudang dapat memenuhi pesanan,
maka bagian gudang akan langsung menyiapkan dan menyerahkan
barang ke staff pengiriman sesuai dengan SPB. SPB kemudian
diverifikasi oleh kepala bagian gudang sebagai bukti bahwa barang telah
dikeluarkan dari gudang dan siap untuk dikirimkan. SPB rangkap 1 akan
didokumentasikan secara sementara berdasarkan nomor urut oleh bagian
gudang sebagai bukti pengeluaran barang. SPB rangkap 2 akan
digunakan sebagai packing slip yang ditempelkan pada kemasan barang.
SPB rangkap 3 oleh bagian gudang akan diberikan ke bagian penjualan
untuk didokumentasikan secara sementara berdasarkan nomor urut.
57
Setelah bagian penjualan menerima SPB rangkap 3, bagian
penjualan akan langsung menyerahkan NO dan FP masing-masing
sebanyak 3 rangkap ke staff pengiriman.
Setelah NO dan FP tersebut diterima dari bagian penjualan, staff
pengiriman akan langsung mengirimkan barang ke pelanggan. Setelah
pesanan diterima oleh pelanggan, pelanggan diminta untuk menandatangani
NO dan FP sebagai bukti bahwa barang telah diterima dengan benar dan
sesuai pesanan. Jika :
a. Pelanggan melakukan pembayaran secara tunai, FP rangkap 1 akan
diberikan kepada pelanggan sebagai bukti penerimaan barang dan bukti
sementara atas penerimaan pembayaran. Oleh staff pengiriman :
-. NO rangkap 1 dan FP rangkap 2 akan diserahkan ke bagian
penjualan untuk didokumentasikan secara permanen berdasarkan
nomor urut bersamaan dengan SPB rangkap 3;
-. NO rangkap 2 dan FP rangkap 3 beserta uang akan diserahkan ke
bagian administrasi yang merangkap sebagai kasir sebagai dasar
untuk mencatat penerimaan kas dan penjualan;
-. NO rangkap 3 akan diberikan kepada bagian gudang untuk
didokumentasikan secara permanen berdasarkan nomor urut
bersamaan dengan SPB rangkap 1.
b. Pelanggan melakukan pembayaran secara kredit, NO rangkap 2 akan
diberikan kepada pelanggan sebagai bukti penerimaan barang. Oleh staff
pengiriman :
58
-. NO rangkap 1 dan FP rangkap 2 akan diserahkan ke bagian
penjualan untuk didokumentasikan secara permanen berdasarkan
nomor urut bersamaan dengan SPB rangkap 3;
-. FP rangkap 1 dan 3 akan diserahkan ke bagian administrasi. FP
rangkap 1 akan digunakan sebagai dasar untuk pencatatan piutang
kemudian akan disimpan berdasarkan tanggal faktur sedangkan FP
rangkap 3 digunakan sebagai dasar untuk pencatatan penjualan
kemudian akan disimpan secara permanen berdasarkan nomor urut;
-. NO rangkap 3 akan diberikan kepada bagian gudang untuk
didokumentasikan secara permanen berdasarkan nomor urut
bersamaan dengan SPB rangkap 1.
3.2.3 Prosedur Penagihan Piutang
Bagian administrasi setiap hari secara rutin akan memeriksa
piutang pelanggan yang akan jatuh tempo dengan cara mengecek satu
persatu tanggal faktur.
FP rangkap 1 yang akan jatuh tempo oleh bagian administrasi
diberikan ke salesman untuk dilakukan penagihan pada hari yang sama.
3.2.4 Prosedur Penerimaan Kas
Setelah pembayaran diterima oleh salesman baik dalam bentuk
uang tunai atau transfer, maka salesman akan memberikan FP rangkap 1
untuk ditukarkan dengan NO rangkap 2 yang dimiliki oleh pelanggan.
59
NO rangkap 2 dan hasil pembayaran baik dari penjualan tunai
maupun penjualan kredit kemudian oleh salesman diberikan kepada bagian
administrasi.
Atas penerimaan seluruh pembayaran, bagian administrasi akan
menerbitkan bukti pembayaran (kwitansi) sebanyak 2 rangkap. Kwitansi
rangkap 1 akan dikirimkan kepada pelanggan sebagai tanda terima
pembayaran. Sedangkan kwitansi rangkap 2 dan NO rangkap 2 oleh bagian
administrasi akan digunakan sebagai dasar untuk mencatat penerimaan kas
dan pelunasan piutang.
Bagian administrasi setiap hari secara rutin akan menyetorkan
seluruh hasil penagihan yang diterimanya baik dari penjualan tunai maupun
kredit setiap hari ke bank. Kwitansi rangkap 2, NO rangkap 2, dan bukti
setor bank akan didokumentasikan secara permanen berdasarkan tanggal
setor bank.
60
Salesman
Mulai
PelangganMemesanLangsung
/ Fax
Pelanggan Baru /Lama ?
3
2 1Nota Order
Baru Lama
memintaquantityapproval
MencatatData
PelangganDan Membuat
Nota Order
3
2 1Nota Order
memintacredit
approval
MembuatNota Order
3
2 1Nota Order(Approved)
Quantity ApprovalDiterima / Ditolak ?Diterima
Ditolak
pelanggan1
KonfirmasiLisan
Gambar 3.2 Bagan Alir Dokumen Prosedur Penerimaan Pesanan
61
3
2 1Nota Order(Approved)
MembuatSurat
PengeluaranBarang dan
FakturPenjualan
3
2 1Nota Order(Approved)
3
2 1Surat Pengeluaran
Barang
3
2 1
FakturPenjualan
2
1
Gambar 3.3 Bagan Alir Dokumen Prosedur Penerimaan Pesanan (Lanjutan)
Bagian Administrasi
62
3
2 1
Nota Order(Approved)
3
2 1
Surat PengeluaranBarang
3
2 1
FakturPenjualan
Bagian Penjualan
3
2
N
Gambar 3.4 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang
63
Bagian Gudang
3
2 1
Surat PengeluaranBarang
Barang Cukup /Tidak Cukup ?Cukup
Tidak Cukup
MenyiapkanBarang
3
2 1Surat Pengeluaran
Barang( Signed )
MenyerahkanSPB Kepada
BagianProduksi
3
2 1Surat Pengeluaran
Barang
Ke BagianProduksi
3
4
Bersama Barang
Gambar 3.5 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
64
3
2 1Surat Pengeluaran
Barang( Signed )
N6
Bagian Gudang
4
5
Gambar 3.6 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
Bersama Barang
Packing Slip
65
3
2 1Surat Pengeluaran
Barang
Bersama Barang
Menerima BarangDari Bagian
Produksi an SPBDitandatangani
Oleh KepalaProduksi
3
2 1Surat Pengeluaran
Barang( Signed )
KartuGudang
4
Dari Bagian Produksi
Bagian Gudang
Mencatatke KartuGudang
Gambar 3.7 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
66
6
3Surat Pengeluaran
Barang( Signed )
MenyerahkanNota Orderdan FakturPenjualan
3
2 1
FakturPenjualan
N
3
2 1Nota Order(approved)
7
Bagian Penjualan
Gambar 3.8 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
67
7
3 2
1Faktur
Penjualan
3 2
1Nota Order(approved)
MengirimkanBarang
MemintaTanda
Tangan kePelanggan
3 2
1Faktur Penjualan
signed
3 2
1Nota Order
(approved)+signed
5
Staff Pengiriman
2Surat Pengeluaran
Barang
Packing Slip
8
Gambar 3.9 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
68
Staff Pengiriman
Pembayaran Tunai /Kredit ?
3 2
1Faktur Penjualan
signed
3 2
1Nota Order
(approved)+signed
Pelanggan
9
10
Tunai Kredit
3 2
1Faktur Penjualan
signed
3 2
1Nota Order
(approved)+signed
11
Pelanggan
12
13
14
8
3 2
1Faktur Penjualan
signed
3 2
1Nota Order
(approved)+signed
Gambar 3.10 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
69
Bagian Penjualan
9
TUNAI KREDIT
12
2Faktur Penjualan
signed 1
Nota Order(approved)+signed
N
3Surat Pengeluaran
Barang
Gambar 3.11 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
70
Bagian Administrasi
10
3Faktur penjualan
signed
2Nota Order
(Approve)+signed
PenerimaanKas
TUNAI KREDIT
13
3Faktur Penjualan
signed 1Faktur Penjualan
signed
T
PiutangPenjualan
Penjualan
15
N
Gambar 3.12 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
71
11
3Nota Order
(approved)+signed 1Surat Pengeluaran
Barang( Signed )
N
TUNAI KREDIT
14
Bagian Gudang
Gambar 3.13 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengiriman Barang (Lanjutan)
72
1Faktur Penjualan
signed
MemeriksaPiutangJatuh
Tempo
1Faktur Penjualan
signed
16
Mulai
Bagian Administrasi
Gambar 3.14 Bagan Alir Dokumen Prosedur Penagihan Piutang
73
1Faktur Penjualan
signed
MenagihBerdasarkan
FakturPenjualanRangkap 1
MenerimaPembayaran
dan NotaOrder
Rangkap 2
1Faktur Penjualan
signed
Pelanggan
2Nota Order
(approved)+signed
16
17
Salesman
Bersama Hasil Pembayaran
Gambar 3.15 Bagan Alir Dokumen Prosedur Penerimaan Kas
74
17
MembuatKwitansi
Pembayaran
Pelanggan
2Nota Order
(approved)+signed 3Faktur penjualan
signed 2
1Kwitansi
PenerimaanKas dan
PelunasanPiutang
Bersama HasilPembayaran
Bagian Administrasi
15
2Nota Order
(Approve)+signedN
Gambar 3.16 Bagan Alir Dokumen Prosedur Penerimaan Kas (Lanjutan)
75
HasilPembayaran
Di Setorkanke BankSecaraRutin
Bukti SetorBank
TSelesai
Gambar 3.17 Bagan Alir Dokumen Prosedur Penerimaan Kas (Lanjutan)
Bagian Administrasi
76
3.3 Permasalahan yang Dihadapi Dalam Sistem Informasi Akuntansi Siklus
Pendapatan (Revenue Cycle)
Berdasarkan hasil evaluasi dalam siklus pendapatan yang berjalan, penulis
menemukan beberapa permasalahan yaitu :
1. Fungsi Pencatatan Kas Merangkap Fungsi Kasir
Selama ini bagian administrasi bertugas untuk melakukan pencatatan
akuntansi perusahaan dan menjalankan kebijakan keuangan perusahaan,
dimana hasil penagihan piutang dari penjualan tunai dan kredit diserahkan
kepada bagian administrasi untuk kemudian dilakukan pencatatan penerimaan
kas perusahaan. Dalam hal ini bagian administrasi menjalankan dua fungsi,
yakni fungsi pencatatan akuntansi dan fungsi kasir.
Seharusnya terdapat pemisahan fungsi, antara fungsi akuntansi yang
melakukan pencatatan kas dengan fungsi kasir dari bagian administrasi yang
berguna untuk mengendalikan kecurangan yang berhubungan dengan
pencatatan dan kas perusahaan.
Kondisi ini terjadi karena perusahaan memberikan kepercayaan penuh
kepada para karyawannya dan bagian administrasi khususnya dalam
melaksanakan tugasnya.
Bila kondisi ini tetap dipertahankan, maka dapat memberikan peluang bagi
karyawan perusahaan untuk melakukan penyelewengan dan kecurangan
terhadap kas perusahaan dengan mengubah catatan akuntansi, seperti lapping.
Karyawan yang bersangkutan dapat menunda pencatatan terhadap kas yang
diterimanya dan ditutup dengan penerimaan kas berikutnya. Kas yang ditunda
pencatatannya tersebut digunakannya untuk kepentingan pribadi.
77
Untuk itu, sebaiknya perusahaan membentuk suatu fungsi yang khusus
ditugaskan untuk menerima segala bentuk penerimaan dan pengeluaran kas
dari dan ke pelanggan, memeriksa piutang yang akan jatuh tempo untuk
dilakukan penagihan, serta update piutang. Fungsi ini antara lain Fungsi Kasir,
Fungsi Penagihan, dan Fungsi Piutang. Fungsi tersebut diatas dalam struktur
organisasi berada di dalam Bagian Akuntansi (dulunya bagian administrasi).
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengendalian terhadap fungsi
tersebut.
2. Belum Adanya Prosedur Limit Kredit Bagi Pelanggan
Dalam proses credit approval, manajer penjualan menyetujui dan
memutuskan apakah credit pelanggan di-approve atau tidak.
Seharusnya penentuan prosedur limit kredit bagi pelanggan dilakukan oleh
fungsi khusus dan harus berdasarkan atas persetujuan Direktur. Persetujuan ini
berguna untuk mengantisipasi adanya faktor kekerabatan dalam menentukan
limit kredit pelanggan.
Kondisi ini terjadi karena bagian penjualan ingin memenuhi target
penjualan dan menarik pelanggan untuk membeli dalam jumlah besar. Dengan
kebijakan penjualan yang longgar maka akan terdapat pelanggan-pelanggan
yang memiliki piutang dalam jumlah besar sehingga dapat menimbulkan
kemungkinan piutang tak tertagih. Kondisi ini berisiko bagi perusahaan karena
situasi ekonomi dan kerugian bisa saja menimpa pelanggan tersebut sehingga
tidak mampu membayar piutangnya.
78
Akibatnya, Hal tersebut akan mempengaruhi cash flow perusahaan.
Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam membiayai kegiatan operasional
karena piutang yang bernilai besar tidak dapat dilunasi oleh pelanggan.
Sebaiknya perusahaan perlu menetapkan limit kredit sesuai kondisi
pelanggan. Perusahaan perlu melakukan analisis yang lebih mendalam
terhadap sejarah hubungan bisnis yang pernah dilakukan dengan pelanggan,
reputasi pelanggan, besarnya bisnis calon pelanggan dengan memonitor
perkembangan bisnis pelanggan serta likuiditas perusahaan pelanggan dalam
melunasi hutangnya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan lebih berhati-hati
dalam memberikan kredit kepada pelanggan. Walaupun pelanggan telah
memenuhi persyaratan dan merupakan pelanggan potensial, perusahaan perlu
mempertimbangkan kondisi perekonomian dalam menentukan jumlah kredit
yang akan diberikan pada pelanggan dan calon pelanggan disertai dengan
dokumen tertulis Surat Permohonan Kredit (SPK) dan pembentukan fungsi
kredit yang berada di bawah Bagian Akuntansi.
3. Tidak Adanya Informasi Mengenai Tanggal Jatuh Tempo Dalam Faktur
Penjualan (FP)
Dalam penagihan piutang pelanggan, bagian administrasi setiap hari secara
rutin memeriksa satu persatu FP yang telah jatuh tempo. FP tersebut diperiksa
berdasarkan tanggal pembuatan FP.
Seharusnya dalam FP memuat informasi mengenai tanggal jatuh tempo
agar memudahkan dalam pengecekan FP yang telah jatuh tempo dan
mengurangi keterlambatan dalam penagihan karena kelalaian karyawan dalam
79
melakukan pengecekan. Tanggal tersebut juga berguna bagi pelanggan untuk
dapat mengetahui kapan harus menyiapkan dana untuk pembayaran hutang
secara pasti.
Kondisi tersebut dikarenakan faktur yang akan ditagih tidak sedikit dan
diperiksa satu persatu berdasarkan tanggal pembuatan FP sehingga selain
menyebabkan terselipnya FP juga memerlukan waktu yang lama dalam
pengecekan FP yang telah jatuh tempo.
Akibatnya, piutang menjadi sulit untuk ditagih karena pelanggan belum
siap untuk membayar hutang mereka dengan berbagai alasan, selain itu,
perusahaan terkadang terlambat dalam menagih piutang ke pelanggan karena
kurang teliti dalam pengecekan piutang yang telah jatuh tempo.
Sebaiknya perusahaan menuliskan tanggal jatuh tempo pembayaran dalam
FP, sehingga pelanggan memperoleh informasi yang lebih jelas dan dapat
menyiapkan pembayaran tepat pada waktunya.
4. Pencatatan Transaksi Penjualan Ke Dalam Catatan Akuntansi Yang Tidak
Dilampiri Oleh Dokumen Pendukung Yang Lengkap
Selama ini, perusahaan tidak memiliki dokumen pendukung atas semua
aktivitas penyerahan barang dari perusahaan ke staff pengiriman, penolakan
pesanan yang melebihi limit dan aktivitas penagihan piutang pelanggan.
Seharusnya, terdapat dokumen pendukung yang akan dapat
mengendalikan semua aktivitas diatas sehingga tidak menimbulkan peluang
yang dapat merugikan perusahaan.
80
Kondisi ini dikarenakan sistem kepercayaan dan kekeluargaan pada
perusahaan masih sangat kuat serta pada umumnya pengendalian perusahaan
perorangan terpusat pada Direktur selaku pemilik perusahaan.
Tidak adanya dokumen yang mendukung pencatatan aktivitas penjualan
ke catatan akuntansi perusahaan akan menyebabkan timbulnya risiko yang
merugikan perusahaan.
Sebaiknya dalam aktivitas bisnis perusahaan khususnya yang
berhubungan dengan penjualan dan pencatatannya dilampiri dengan dokumen
pendukung, misalnya konfirmasi penolakan pesanan yang melebihi limit kredit
melalui Surat Tolakan Pesanan, bagi proses pengiriman dibuatkan Surat Jalan
(SJ) untuk dapat mengecek keluar-masuknya barang dari dan ke perusahaan
yang diotorisasi oleh bagian gudang, dan Surat Tagihan (ST) untuk melengkapi
proses penagihan ke pelanggan.
5. Kurang Lengkapnya Laporan yang Diberikan ke Pimpinan Perusahaan.
Selama ini laporan yang diberikan kepada Direktur perusahaan hanya
merupakan laporan yang bersifat umum, seperti Laporan Penjualan dan
Laporan Pelunasan Piutang. Laporan Penjualan yang diberikan juga tidak
menjelaskan secara detil informasi tentang produk apa yang paling laku dijual.
Seharusnya Direktur perusahaan mendapatkan informasi yang lebih
lengkap sehubungan dengan transaksi-transaksi penjualan yang terjadi.
Informasi-informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi Direktur perusahaan dalam menentukan kebijakan, aturan maupun
pembuatan keputusan pada masa yang akan datang.
81
Informasi-informasi lain mengenai penjualan yang ingin diketahui oleh
Direktur, biasanya dengan cara bertanya langsung kepada karyawan yang
menangani hal tersebut. Hal ini dikarenakan bagian administrasi menganggap
pimpinan perusahaan tidak perlu mengetahui secara tertulis informasi selain
penjualan dan pembayaran piutang, asalkan setiap bulan mereka berhasil
memenuhi target penjualan yang telah ditentukan perusahaan.
Akibatnya, banyak informasi penting yang tidak diketahui oleh Direktur
perusahaan, seperti dalam hal informasi mengenai sejarah pelunasan
pelanggannya. Informasi tersebut seharusnya dapat dijadikan acuan dalam
pemberian kredit bagi pelanggannya, bila sejarah pembayarannya buruk maka
dapat diambil langkah pencegahan dalam transaksi penjualan berikutnya
sehingga tidak terjadi kredit macet.
Sebaiknya, perlu disusun laporan-laporan tambahan bagi Direktur
perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Laporan tersebut antara lain :
i. Laporan Penjualan Per Pelanggan;
ii. Laporan Penjualan per salesman;
iii. Laporan Barang Paling Laku;
iv. Laporan Piutang Jatuh Tempo;
v. Laporan Analisa Umur Piutang;
vi. Laporan Penerimaan Kas.