Atangwijay Bab3

31
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskript adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta dengan cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis berbagai macam data sehingga pada akhirnya akan dapat ditarik suatu kesimpulan mengen penelitian kasus tersebut. Penulis melakukan metode deskriptif analitis karena metode ini sanga cocok dan paling mendekati untuk digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Penulis juga berharap metode ini akan mendapatkan suatu hasil sesuai dengan tujuan awal penelitian ini dilakukan. Penulis berharap meto dapat membantu penulis untuk meneliti penerapan faktor-faktor rasional ya terdiri dari informasi, sumberdaya dan orientasi tujuan yang memp peningkatan pemanfaatan informasi kinerja di instansi pemerintahan. Pengaruh faktor-faktor rasional ini diteliti dengan menganalisis hubungan sebab akibat antara informasi, sumberdaya dan orientasi tujuan y dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah abupaten!engkulu "elatan, serta seberapabesar tingkat pengaruhnyaterhadappeningkatan pemanfaatan

description

semoga manfaat

Transcript of Atangwijay Bab3

50

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, dengan cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis berbagai macam data sehingga pada akhirnya akan dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai hasil penelitian kasus tersebut.Penulis melakukan metode deskriptif analitis karena metode ini sangat cocok dan paling mendekati untuk digunakan dalam penelitian yang sedang dilakukan. Penulis juga berharap metode ini akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan awal penelitian ini dilakukan. Penulis berharap metode ini dapat membantu penulis untuk meneliti penerapan faktor-faktor rasional yang terdiri dari informasi, sumberdaya dan orientasi tujuan yang mempengaruhi peningkatan pemanfaatan informasi kinerja di instansi pemerintahan.

Pengaruh faktor-faktor rasional ini diteliti dengan menganalisis hubungan sebab akibat antara informasi, sumberdaya dan orientasi tujuan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, serta seberapa besar tingkat pengaruhnya terhadap peningkatan pemanfaatan informasi kinerja instansi pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, baik secara simultan mapun secara parsial.3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Variabel-variabel penelitian yang digunakan perlu didefinisikan secara jelas, agar diperoleh pengertian sama dengan yang dimaksud dalam penelitian ini. Selain itu definisi variabel digunakan pula untuk memberi batasan sejauhmana penelitian yang akan dilakukan. Definisi operasionalisasi variabel adalah :

Suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberi arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2002 : 92).

Terdapat 4 (empat) variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Sumberdaya, sebagai variabel independen pertama (X1). Organisasi publik yang menerapkan pengukuran kinerja memberi perhatian terhadap tersedianya sumberdaya, memiliki staf yang dikhususkan untuk mengevaluasi kinerja, dan mengumpulkan data yang memadai. Variabel ini diukur dengan pertanyaan tingkat sumberdaya yang dimiliki, tingkat staf yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dan pengumpulan data, tingkat keterlibatan staf dan instansi lain dalam penggunaan kinerja, tingkat pengumpulan data dan tingkat benchmarking yang dilakukan instansi. Masing-masing pertanyaan diukur dengan skala Likert mulai dari 1 sampai 5.2. Informasi, sebagai variabel independen kedua (X2). Dalam mengadopsi dan mengimplementasikan pengukuran kinerja, karyawan staf atau non staf harus memiliki kemampuan teknis tentang bagaimana melakukan dan mengimplementasikan pengukuran kinerja. Variabel informasi memiliki tiga dimensi, yaitu akses kepada informasi atau publikasi, asistensi atau bantuan konsultan/ahli, pelatihan, dan seminar. Masing-masing dimensi diukur dengan menggunakan skala Likert (5 skala).3. Orientasi Tujuan, sebagai variabel independen ketiga (X3). Konsensus terhadap tujuan dari setiap program. Apabila setiap program memiliki tujuan, adopsi dan implementasi ukuran kinerja semakin mungkin terlaksana. Variabel ini memiliki dimensi diarahkan oleh tujuan dan sasaran, strategi-strategi dikomunikasikan, perumusan misi yang mendorong efisiensi, kejelasan tujuan dan sasaran. Masing-masing diukur dengan skala Likert (5 skala).4. Pemanfaatan Informasi Kinerja Instansi Pemerintah sebagai Variabel dependen Y. Variabel ini merupakan variabel yang keberadaannya merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau yang dihasilkan oleh variabel independen, yang pada penelitian ini yaitu sumberdaya, informasi dan orientasi tujuan. Dimensi-dimensi pemanfaatan informasi instasi pemerintah ini terdiri dari:a. Adopsi: Tahap adopsi adalah suatu tahap dimana organisasi mengembangkan suatu ukuran kinerja. Faktor ini dibentuk dari jawaban empat pertanyaan mengukur seberapa sering ukuran input (ekonomi), output, outcome, dan efisiensi dikembangkan untuk program-program di organisasi. Diukur dalam lima skala Likert.b. Implementasi: Suatu faktor dependen mengukur frekwensi penggunaan ukuran kinerja. Masing-masing pertanyaan ditanyakan untuk sembilan kategori penggunaan, termasuk perencanaan kinerja, alokasi sumberdaya (penganggaran), manajemen program, pemantauan, evaluasi. Diukur dengan pertanyaan dengan menggunakan skala Likert (lima skala).

Keempat variabel penelitian di atas, digunakan untuk mencari koefisien regresi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel faktor-faktor rasional atau variabel X terhadap variabel pemanfaatan informasi kinerja atau variabel Y. Pengukuran kedua variabel tersebut menggunakan alat bantu kuesioner yang disebarkan kepada seluruh responden yang terkait. Responden yang dimaksud penulis di sini adalah para pegawai yang bekerja di instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. Variabel variabel yang ada di jabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang saling berkaitan dan tersangkut paut dengan seputar lingkup peelitian studi kasus yang sedang dijalankan.

Teknik pengukuran data digunakan untuk mengubah data-data kuantitatif dari kuesioner menadi suatu ukuran data kuantitatif adalah Summated Ratings Method: The Likerts Scale yang merupakan suatu pengukuran dengan skala ordinal. Teknik pengukuran ini menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, objek, orang, atau kejadian (Kuncoro, 2003: 157).3.2.2 Operasionalisasi Variabel3.2.2.1 Variabel Faktor-Faktor Rasional

Variabel faktor-faktor rasional merupakan variabel independen (X) yang nantinya dikaji perannya sebagai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu pemanfaatan informasi kinerja. Variabel ini dijabarkan ke dalam sub variabel yang terdiri dari variabel sumberdaya (X1), informasi (X2) dan orientasi tujuan (X3) dengan pengukuran mempergunakan indikator-indikator yang secara operasional sesuai untuk mewakili keberadaan variabel faktor-faktor rasional. Penjabaran operasionalisasi variabel faktor-faktor rasional dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Faktor-Faktor RasionalVARIABELSUB VARIABELINDIKATORUKURANSKALANO.

Faktor-Faktor Rasional (Variabel X)Sumberdaya (X1)

a. Ketersediaan sumberdaya teknologib. Kepemilikan staf khusus dalam menilai kinerjac. Kelengkapan pengumpulan data yang menyeluruhd. Kecukupan pengalokasian dana penilaian kinerjae. Kepemilikan staf yang kompeten dalam mengukur kinerjaSkala Likert dengan 5 (lima) pilihan dari 1 sampai dengan 5

Ordinal

1 5

Informasi(X2).a. Kelengkapan informasi yang dibutuhkanb. Kemampuan pengolahan data menjadi informasic. Penggunaan teknologi informasi terkinid. Informasi yang diperoleh meningkatkan kemampuan teknis pelaksanae. Informasi yang ada dapat digunakan untuk penilaian6 10

Orientasi Tujuan (X3)

a. Kejelasan penetapan tujuan penilaianb. Pemahaman terhadap tujuan pengukuran kinerjac. Strategi yang diterapkan dalam penilaiand. Penerapan efisiensi dalam penilaiane. Ketercapaian sasaran penilaian kinerja11 15

Setiap indikator dari faktor-faktor rasional dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tertutup yang disesuaikan dengan keadaan di Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan menetapkan skala likert pada alternatif jawaban faktor-faktor rasional sebagai berikut :

Skor 5 untuk jawaban sangat setuju

Skor 4 untuk jawaban setuju

Skor 3 untuk jawaban ragu-ragu

Skor 2 untuk jawaban tidak setuju

Skor 1 untuk jawaban tidak setuju

3.2.2.2 Variabel Pemanfaatan Informasi Kinerja di Instansi Pemerintah

Variabel pemanfaatan informasi kinerja dinyatakan dalam bentuk variabel dependen (Y) yang akan dipengaruhi oleh variabel independen (X) yaitu faktor-faktor rasional. Untuk pengaruh yang dihasilkan maka variabel ini dijabarkan ke dalam dimensi adposi dan implementasi dalam bentuk indikator-indikator yang secara operasional sesuai untuk mewakili keberadaan variabel pemanfaatan informasi kinerja dalam hubungannya pada penyusunan kuesioner penelitian. Penjabaran operasionalisasi variabel pemanfaatan informasi kinerja dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :Tabel 3.2

Operasional Variabel Pemanfaatan Informasi KinerjaVARIABELDIMENSIINDIKATORUKU-RANSKALANO.KUES

Pemanfaatan Informasi Kinerja (Variabel Y)1. Adopsi Ukuran Kinerja (Y1)a. Memanfaatkan informasi yang diperoleh dari luar organisasi

b. Memanfaatkan informasi dari peraturan-peraturan

c. Memanfaatkn informasi dari hasil pelatihan yang dilakukan

d. Adanya pembiayaan khusus dalam pemanfaatan informasi

e. Adanya kesepakatan dalam penetapan tujuan kegiatanSkala likert dengan pilihan dari satu sampai limaOrdinal 10 - 14

2. Implementasi Informasi Kinerja (Y2)a. Memanfaatkan ukuran kinerja untuk perencanaan strategis

b. Memanfaatkan ukuran kinerja untuk perencanaan kinerja tahunan

c. Memanfaatkan ukuran kinerja untuk alokasi anggaran

d. Memanfaatkan ukuran kinerja untuk monitoring, evaluasi dan pemantauan

e. Melaporkan ukuran kinerja kepada berbagai pihak15 - 19

Setiap indikator dari pemanfaatan informasi kinerja, dijabarkan ke dalam sebuah pertanyaan tertutup yang disesuaikan dengan keadaan di Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan menetapkan skala likert pada alternatif jawaban sebagai berikut : Skor 5 untuk jawaban sangat sering

Skor 4 untuk jawaban sering

Skor 3 untuk jawaban kadang-kadang

Skor 2 untuk jawaban pernah

Skor 1 untuk jawaban tidak pernah

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Kerangka Sampling, Unit Sampel dan Ukuran SampelKerangka sampling dalam pemilihan sampel, penulis mengambil sampel dari populasi dengan metode sampel stratifikasi (stratified sampling) di mana setiap strata berfungsi sebagai unit pemilihan sampel dan dari setiap strata dapat disusun kerangka pemilihan sampel (Kuncoro, 2003:115). Yang akan menjadi pertimbangan strata dalam pemilihan sampel ini adalah pegawai yang mewakili SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Instansi Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, dan sebagai unit sampel dalam penelitian ini yaitu SKPD di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Secara terperinci, distribusi anggota populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3SKPD di Kabupaten Bengkulu SelatanNoSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)Jumlah

1Inspektorat 1

2Badan7

3Dinas12

4Kantor5

Jumlah25

Sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan, 2009Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan yang dimaksud pada tabel di atas terdiri dari:

1. Inspektorat

2. Lembaga Teknis Daerah

a. 7 (tujuh) Badan

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

2) Badan Lingkungan Hidup

3) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

4) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

5) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

6) Badan Kepegawaian Daerah

7) Badan Pendidikan dan Pelatihanb. 5 (Lima) Kantor, yaitu:

1) Kantor Kebersihan dan Pertamanan2) Lingkungan Hidup3) Satuan Polisi Pamong PRAJA4) Perpustakaan Dan Arsip Daerah5) Kesbang Pol dan Linmas3.Dinas Daerah

Jumlah dinas di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah 12 Dinas, yaitu:1. Dinas Energi dan Sumber daya Mineral

2. Dinas Pendidikan dan Olahraga

3. Dinas Pertanian dan Perikanan

4. Dinas Kelautan dan Perikanan

5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

6. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga7. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya8. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan

9. Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi

10. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

11. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah12. Dinas KesehatanPenelitian ini mempergunakan jumlah sampel sebanyak 25 unit sampel berdasarkan jumlah populasi SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.3.3.2 Teknik Sampling

Teknik sampling yang dapat digunakan dalam penelitian secara garis besar terdapat dua jenis yaitu nonprobability sampling dan probability sampling. Teknik sampling yang digunakan termasuk pada non probability sampling, yaitu teknik sampling jenuh dengan mempergunakan setiap SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dijadikan unit sampel sebanyak 25 sampel.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini karena bagian ini merupakan bagian yang mempengaruhi kualitas analisis yang di dalamnya mengandung informasi yang akan berdampak pada ketepatan keputusan yang akan diambil (Kuncoro, 2003:18). Dalam pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan baik yang menyangkut data primer maupun data sekunder sampai dengan menarik kesimpulan untuk penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Pengamatan ini dilakukan untuk melihat secara langsung apakah pegawai di dalam pekerjaannya mempunyai acuan dalam memanfaatkan informasi kinerja instansi berdasarkan faktor-faktor rasional.

b. Kuesioner

Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan tertulis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti kepada responden. Dalam hal ini kuesioner akan diberikan penulis kepada responden yang bekerja sebagai pegawai di Instansi Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan. Pegawai diberikan suatu daftar pertanyaan, dan pegawai tersebut dipersilahkan untuk menjawab sendiri. Keuntungan teknik pengumpulan data dengan pengisian kuesioner adalah bahwa data yang dikumpulkan dapat dalam jumlah yang cukup banyak atau lebih dari 1.2. Studi Kepustakaan (Library Study)Yaitu penelitian yang mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, mempelajari dan mendalami literatur - literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas di dalam penelitian ini serta memperoleh landasan teori yang cukup kuat untuk mempertanggungjawabkan analisis hasil dan pembahasan masalah yang terjadi baik dari data yang diperoleh atau dari kenyataan yang terjadi sebenarnya.

3.4 Metode Analisis yang Digunakan3.4.1 Pengujian Alat Ukur Data Kuesioner

Data merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu penelitiaan karena data merupakan alat pembuktian terhadap hasil hipotesis pada akhir penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Valid tidaknya hasil data yang diperoleh tergantung bagaimana cara data itu di kumpulkan. Dengan pengambilan data yang baik maka hasil akhir yang diinginkankan akan dapat diterima dengan baik.

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu tingkat kemampuan sebuah instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran dengan instrument tersebut. Suatu instrumen akan dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Kuncoro, 2003:151).

Uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan setiap item dalam mengukur instrumennya. Pengujian ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor item pernyataan dengan total skor totalnya. Teknik yang akan digunakan dalam uji validitas ini adalah mempergunakan nilai koefisien korelasi, menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moments Pearson sebagai berikut :

Keterangan:

r: Koefisien korelasi

n : Jumlah responden

Y: Jumlah skor total seluruh item

X: Jumlah skor tiap item

Setelah nilai korelasi (r) didapat, kemudian dihitung nilai thitung untuk menguji tingkat validitas alat ukur penelitian dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r: Koefisien korelasi

n: Jumlah responden

Setelah nilai thitung diperoleh, langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai t hitung tersebut dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi sebesar ( = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusannya adalah:

Jika thitung > ttabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah valid.

Jika thitung ( ttabel , maka alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan adalah tidak valid.

Uji validitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel penelitian. Uji validitas terhadap item-item pernyataan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan alat pengolahan data software SPSS.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji tingkat ketepatan yang konstan atau tidak. Disamping itu uji reabilitas juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat diandalkan dalam mengukur suatu jawaban dari suatu pertanyaan yang diajukan kepada auditor yang bertindak sebagai responden. Menurut Kuncoro (2003:154) pengujian terhadap tingkat reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan dan akurat atau tidak. Kuesioner yang reliable berarti mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Koefisien keandalan menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data suatu penelitian. Koefisien Alpha Cronbach ditunjukkan dengan:

Alpha (() =

di mana: k= jumlah item pernyataan yang membentuk variabel

= rata-rata korelasi antar item pernyataanTujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini berkisar dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, makin tinggi keandalan alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban. Uji reliabilitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel penelitian. Suatu angket dikatakan reliabel atau tidak dapat dilihat dari nilai cronbach alpha-nya, jika cronbach alpha di atas 0,7, maka angket dikatakan reliabel (Kuncoro, 2003). Uji reliabilitas terhadap variabel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan alat pengolahan data software SPSS.3.4.2 Analisis Statistik DeskriptifAnalisis Statistik Deskriptif, yaitu untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, dengan maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Best, dalam Sukardi, 2007:157). Analisis statistik deskriptif merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Data yang dianalisis merupakan data hasil pendekatan survei penelitian dari penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, kemudian dilakukan analisa untuk menarik kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sampling, yang merupakan sebuah himpunan dari pengukuran-pengukuran yang dipilih dari populasi penelitian. Sampel dipilih dengan menggunakan 1 (satu) unit sampel untuk setiap SKPD yang ada di Pemerintah Daerah Bengkulu Selatan yaitu sebanyak 25 SKPD.

2. Alat pengumpulan data yang dipergunakan yaitu kuesioner untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang diselidiki dalam bentuk daftar pernyataan dengan jawaban tertutup (pilihan jawaban). 3. Setiap item pernyataan dari kuesioner tersebut merupakan pernyataan positif yang memiliki 5 (lima) pilihan jawaban dengan masing-masing nilai bobot yang berbeda, yaitu:

Jawaban Sangat Setuju,

memiliki nilai = 5

Jawaban Setuju,

memiliki nilai = 4

Jawaban Ragu-Ragu,

memiliki nilai = 3

Jawaban Tidak Setuju,

memiliki nilai = 2

Jawaban Sangat Tidak Setuju,

memiliki nilai = 1

4. Kuesioner kemudian disebar ke setiap SKPD di Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan. 5. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif statistik. Untuk menilai kondisi variabel X1, X2, X3 dan variabel Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Rumus rata-rata adalah sebagai berikut:

Untuk Variabel XUntuk Variabel Y

Dimana:

= Rata rata X

= Rata rata Y

= Sigma (Jumlah)

Xi= Nilai X ke i Sampai ke n

Yi= Nilai Y ke i Sampai ke n

N= Jumlah Responden

6. Setelah didapat rata-rata dari masing-masing variabel kemudian dibandingkan dengan kriteria yang ditentukan berdasarkan nilai terendah dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner.

Nilai terendah dan nilai tertinggi itu masing-masing penulis ambil dari banyaknya pernyataan dalam kuesioner (setiap variabel terdapat 5 pernyataan) dikalikan dengan skor terendah yaitu 1 (satu) untuk nilai terendah dan skor tertinggi yaitu 5 (lima) untuk nilai tertinggi. Untuk variabel X1, X2 dan X3 nilai terendahnya adalah (1 x 5) = 5 dan nilai tertingginya adalah (5 x 5) = 25. Atas dasar nilai terendah dan tertinggi tersebut maka kriteria untuk melihat variabel X, rentang (25 - 5 = 20) jadi 20 : 5 = 4, maka hasil pengukuran ditentukan sebagai berikut:

Nilai 5 8, dirancang untuk kriteria Tidak Baik

Nilai 9 12, dirancang untuk kriteria Kurang Baik

Nilai 13 17, dirancang untuk kriteria Cukup Baik

Nilai 18 21, dirancang untuk kriteria Baik

Nilai 22 25, dirancang untuk kriteria Sangat Baik

Selanjutnya untuk pemanfaatan informasi kinerja (variabel Y), caranya sama dengan penilaian untuk variabel X, dimana nilai terendah dari variabel Y adalah 10 dari nilai tertinggi adalah 50. Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut maka kriteria untuk melihat variabel Y, rentang (50 - 10 = 40) jadi 40 : 5 = 8, maka ditentukan sebagai berikut:

Nilai 10 17, dirancang untuk kriteria Tidak baik

Nilai 18 25, dirancang untuk kriteria Kurang baik

Nilai 26 34, dirancang untuk kriteria Cukup baik

Nilai 35 42 dirancang untuk kriteria Baik

Nilai 43 50, dirancang untuk kriteria Sangat Baik

Setelah adanya analisis data antara data lapangan dengan data kepustakaan kemudian diadakan perhitungan dari hasil kuesioner agar hasil analisis deskriptif statistik ini dapat diandalkan.

3.4.3 Analisis Regresi LinierPenelitian yang dilakukan ini bermaksud untuk mengungkapkan adanya pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). Dalam statistika, metode analisis yang sesuai dengan permasalahan tersebut adalah analisis regresi, dimana suatu variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebasnya. Variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh pada variabel terikat, sehingga variabel terikat tidak mungkin akan muncul tanpa adanya variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diasumsikan hanya muncul karena pengaruh variabel bebas tersebut. Pada bagian sebelumnya telah ditentukan bahwa variabel terikat pada penelitian ini adalah Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y) sedangkan variabel bebasnya adalah Sumberdaya (X1), Informasi (X2) dan Orientasi Tujuan (X3). Pada penelitian ini terdapat 2 (dua) analisis data yaitu:

1. Analisis pertama berupa pengaruh parsial variabel Sumberdaya (X1), Informasi (X2) dan Orientasi Tujuan (X3) yang menjadi variabel independen terhadap variabel dependennya yaitu Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y). Sehingga dianalisis pengaruh parsial Sumberdaya (X1) terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y), pengaruh Informasi (X2) terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y), dan pengaruh Orientasi Tujuan (X3) terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y).2. Analisis kedua berupa pengaruh simultan Sumberdaya (X1), Informasi (X2) dan Orientasi Tujuan (X3) yang menjadi variabel independen terhadap variabel dependennya yaitu Pemanfaatan Informasi Kinerja (Y).

Secara matematis, hubungan fungsional variabel dependen (Y) yang dipengaruhi variabel-variabel independennya (X1, X2, dan X3), dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Analisis Pengaruh Parsial

a.

b.

c.

2. Analisis Pengaruh Simultan

Pada analisis pertama disebut dengan model regresi linier sederhana dan analisis kedua disebut model regresi linier berganda. Disebut linier karena semua variabel yang terlibat pangkatnya satu, disebut sederhana karena variabel independennya satu dan disebut berganda karena variabel independennya lebih dari satu.3.4.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Secara matematis, hubungan fungsional pada penelitian ini yaitu variabel terikat Y yang dipengaruhi variabel-variabel bebas secara parsial oleh X1, X2, dan X3 dapat dinyatakan sebagai berikut:

a.

b.

c.

Persamaan di atas disebut dengan model regresi linier sederhana (parsial). Dikatakan linier karena semua variabel yang terlibat pangkatnya satu dan dikatakan sederhana (parsial) karena variabel bebasnya hanya satu. Ada beberapa tahapan pengerjaan dalam proses analisis regresi linier sederhana ini yaitu:

1. Pembentukan Model

Pembentukan model persamaan regresi linier sederhana dilakukan untuk menentukan apakah variabel bebas mempunyai kontribusi atau pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Analisis statistika yang tersedia untuk maksud ini disebut dengan pembentukan model atau sering juga disebut dengan menguji model persamaan yang terbentuk. Kemudian dengan suatu pengujian terhadap koefisien regresi yang terbentuk maka dapat ditentukan keberartian nilai koefisien regresi yang diperoleh, untuk selanjutnya proses perhitungan dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS. 2. Menghitung b0, dan b1 atau b2 atau b3Hubungan fungsional variabel Y yang dipengaruhi secara parsial oleh variabel X1, X2, atau X3 dinyatakan dalam persamaan struktural. Model persamaan sebelumnya dinamakan dengan model populasi, sedangkan model sampelnya adalah:

a.

b.

c.

Keterangan :

bo disebut koefisien intercept yaitu yang menyatakan berapa besarnya rata-rata Y jika X1 atau X2 atau X3 = 0

b1 sebagai koefisien regresi parsial antara Y atas X1 atau X2 atau X3 yang menunjukkan besarnya perubahan harga rata-rata Y jika X1 atau X2 atau X3 berubah persatuan unit.

Untuk menghitung nilai-nilai b0, dan b1 dapat dihitung atas dasar Least Square Method, yaitu dengan mencari hubungan linier variabel terikat dan bebas yang akan meminimalkan jumlah kuadrat deviasi dari garis linier yang terbentuk dengan titik-titik yang terobservasi, dan untuk selanjutnya proses perhitungan dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS.3.4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Secara matematis, hubungan fungsional pada penelitian ini yaitu variabel terikat Y yang dipengaruhi variabel-variabel bebas secara simultan oleh X1, X2, dan X3 dapat dinyatakan sebagai berikut:

Persamaan di atas disebut dengan model regresi linier berganda (multipel). Dikatakan linier karena semua variabel yang terlibat pangkatnya satu dan dikatakan multipel karena variabel bebasnya lebih dari satu. Ada beberapa tahapan pengerjaan dalam proses analisis regresi linier berganda ini yaitu:

1. Pembentukan Model

Dalam penelitian sering timbul pertanyaan apakah perlu semua variabel bebas itu digunakan untuk membuat prediksi mengenai harga Y, atau cukup sebuah variabel saja yaitu X1 atau X2. Pertanyaan seperti ini akan membawa pada suatu analisis yang bertujuan untuk menentukan variabel bebas mana yang mempunyai kontribusi atau pengaruh yang lebih besar terhadap variabel terikatnya. Analisis statistika yang tersedia untuk maksud ini disebut dengan pembentukan model atau sering juga disebut dengan Memilih Persamaan Regresi Terbaik. Penelitian ini menggunakan Pembentukan Model dengan Prosedur Backward (Bertahap). Tahap awal semua variabel bebas dimasukkan ke dalam persamaan regresi. Kemudian dengan suatu pengujian apakah variabel tersebut dimasukkan atau dikeluarkan dari persamaan regresi, untuk selanjutnya proses perhitungan dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS. 2. Menghitung b0, b1, dan b3Hubungan fungsional antara variabel Y dengan variabel X1, X2, dan X3 dinyatakan dalam persamaan struktural. Model persamaan tersebut dinamakan dengan model populasi, sedangkan model sampelnya adalah:

Keterangan :

bo disebut koefisien intercept yaitu yang menyatakan berapa besarnya rata-rata Y jika X1 = X2 = X3 = 0

bi sebagai koefisien regresi parsial antara Y atas Xi yang menunjukkan besarnya perubahan harga rata-rata Y jika Xi berubah persatuan unit.

Untuk menghitung nilai-nilai b0, b1, b2, dan b3 dapat dihitung atas dasar Least Square Method, yaitu dengan mencari hubungan linier variabel terikat dan bebas yang akan meminimalkan jumlah kuadrat deviasi dari garis linier yang terbentuk dengan titik-titik yang terobservasi, dan untuk selanjutnya proses perhitungan dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan program SPSS.3.5 Rancangan Pengujian Hipotesis3.5.1 Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pengujian hipotesis yang akan dilakukan adalah pengujian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa koefisien korelasi tidak berarti atau tidak signifikan. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa koefisien korelasi berarti atau signifikan. Jika hipotesis nol (Ho) ditolak, maka hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima. Perumusan Ho dan Ha untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Secara bersama-sama atau simultan

Ho : ( = 0Tidak terdapat pengaruh simultan secara signifikan sumberdaya, informasi dan orientasi tujuan terhadap pemanfaatan informasi kinerja Ha : ( 0Terdapat pengaruh simultan secara signifikan sumberdaya, informasi dan orientasi tujuan terhadap pemanfaatan informasi kinerjaSecara Parsial

Ho1 : ( = 0Tidak terdapat pengaruh parsial secara signifikan sumberdaya terhadap pemanfaatan informasi kinerjaHa1 : ( 0Terdapat pengaruh parsial secara signifikan sumberdaya terhadap pemanfaatan informasi kinerja

Ho2 : ( = 0Tidak terdapat pengaruh parsial secara signifikan informasi terhadap pemanfaatan informasi kinerjaHa2 : ( 0Terdapat pengaruh parsial secara signifikan informasi terhadap pemanfaatan informasi kinerja Ho3 : ( = 0Tidak pengaruh parsial secara signifikan orientasi tujuan terhadap pemanfaatan informasi kinerjaHa3 : ( 0Terdapat pengaruh parsial secara signifikan orientasi tujuan terhadap pemanfaatan informasi kinerja3.5.2 Penetapan Tes Statistik dan Perhitungan Nilai Tes Statistik

1. Analisis Regresi Linier Berganda (Multipel)Mulitiple Linier Regresion dan Corellation Analysis adalah teknik statistik yang digunakan untuk mencari persamaan regresi, yang dapat digunakan untuk meramal variabel terikat dari variabel bebas, mencari kemungkinan kesalahan dan menganalisa hubungan antara sebuah variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas, baik secara simultan maupun parsial.

Persamaan analisis regresi linier secara umum untuk menguji hipotesishipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = (0 + (1X1 + (2X2 + (3X3 + (Dengan:

Y: Pemanfaatan Informasi Kinerja

X1: SumberdayaX2: InformasiX3: Orientasi Tujuan(0: Konstanta, merupakan nilai terikat, yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 (x1, x2, x3 = 0)

(1: Koefisien regresi multiple antara veriabel bebas X1, terhadap variabel terikat Y, bila variabel x2, x3 dianggap konstan.

(2: Koefisien regresi multiple antara veriabel bebas X2, terhadap variabel terikat Y, bila variabel x1, x3 dianggap konstan.

(3: Koefisien regresi multiple antara veriabel bebas X3, terhadap variabel terikat Y, bila variabel x1, x2, dianggap konstan.

(: Faktor penggangu di luar model

Arti koefisien ( adalah jika nilai ( positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain, peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai ( negatif (-), menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat dan sebaliknya

2. Analisis Korelasi Berganda (Multiple)

Berdasarkan adanya regresi linier berganda ini, kemudian dihitung besarnya koefisien korelasi secara keseluruhan (R) dan koefesien determinasi (multi korelasi), yaitu R2 yang merupakan bagian dari variasi total dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan variabel independen secara erat hubungan antara keseluruhan variabel bebas (x1, x2, x3) dengan variabel terikat. Koefisien korelasi tersebut diperoleh dari

(1-R2y.123) =(1-r2y1)(1-r2y2.1)(1-r2y3.21)

R2y.123 merupakan koefisien determinasi mulitiple-nya. Apabila R2y.123 semakin mendekati 1, maka pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya juga semakin tinggi.

3. Analisis Korelasi Parsial

Besarnya pengaruh masing-masing komponen variabel bebas secara parsial terhadap variabel tidak bebas dapat diketahui dengan menggunakan koefisien korelasi parsial. Koefisien korelasi parsial antara masing-masing variabel independen tersebut dengan variabel dependen dapat dihitung sebagai berikut :

Pada hakekatnya, nilai r berkisar antara -1 dan 1. Bila r mendekati -1 atau 1, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada. Untuk menentukan kriteria interpretasi nilai hubungan r dan R, penulis mendasarkan pada ketetapan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:184), yaitu:

Tabel 3.4Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi r dan RInterval KoefisienTingkat Hubungan

0,00 0,199

0,20 0,399

0,40 0.599

0.60 0.799

0.80 1,000Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2006:184), yaitu:

3.5.3 Uji F

Uji F untuk menguji model regresi yang menjelaskan bentuk hubungan dan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, digunakan uji F, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

dengan, R2 = Koefesien Determinasi

n = Ukuran Sampel

k = Banyaknya Variabel Bebas

Nilai F dari hasil perhitungan di atas kemudian diperbandingkan dengan Ftabel atau F yang diperoleh dengan mempergunakan tingkat risiko atau Significance 5% dan Degree of Freedom pembilang dan penyebut, yaitu Vl = k dan V2 = (n-k-1) dimana kriteria yang digunakan adalah:

Jika Fhitung ( Ftabel, maka Ho diterima

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak

Bila terjadi penerimaan Ho, maka dapat diartikan sebagai tidak signifikannya model regresi multiple yang diperoleh, sehingga mengakibatkan tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-vartiabel independen secara bersama-sama (simultan terhadap variabel dependen)

3.5.4 Uji t

Uji t untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, digunakan penguji koefesien korelasi secara parsial (uji t), yaitu dengan membandingkan ttabel dan thitung yang dirumuskan sebagai berikut :

Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan ttabel yang diperoleh dengan menggunakan tarif nyata 0,05. Uji hipotesis secara parsial Hol, Ho2, dan Ho3, menggunakan uji 2 pihak, dengan kriteria :

Ho diterima bila : -t( ( t ( t(Ho ditolak bila: t < -t( dan t > t(Bila terjadi penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan suatu pengaruh adalah tidak signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya suatu pengaruh adalah signifikan. Perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini akan dihitung dengan menggunakan program SPSS.

31

_1334744940.unknown

_1335971413.unknown

_1335972999.unknown

_1335973000.unknown

_1336203660.unknown

_1335972210.unknown

_1335972998.unknown

_1335971661.unknown

_1335971339.unknown

_1335971383.unknown

_1335971391.unknown

_1334744965.unknown

_1221395430.unknown

_1334744841.unknown

_1334744902.unknown

_1328009357.unknown

_1334744812.unknown

_1328009088.unknown

_1221395370.unknown

_1221395391.unknown

_1221395341.unknown