BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB...

29
52 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. eTrading Securities sebelum diakuisisi bernama PT. Monas Buana Sekuritas. PT. Monas Buana Sekuritas ini didirikan pada tahun 1991 dan telah memiliki izin usaha dari BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE) berdasarkan surat keputusan nomor Kep- 135/PM/1992 pada tanggal 9 Maret 1992. Pada pertengahan 2002, PT. Aiti Investment, perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi dan keuangan, membeli PT. Monas Buana Sekuritas dan mengubah namanya menjadi PT. eTrading Securities dan seluruh manajemen perusahaan dirombak. Secara resmi, PT. eTrading Securities baru diluncurkan pada bulan Januari 2003. Sejak saat itu, PT. eTrading Securities telah meraih popularitas di industri pasar modal. Bahkan pada bulan Oktober 2003, PT. eTrading Securities terpilih sebagai salah satu dari 50 perusahaan sekuritas terbaik di Indonesia di antara 173 perusahaan sekuritas yang ada. Sesuai dengan peraturan keputusan menteri keuangan nomor 179/KMK.010/2003 tentang kepemilikan saham dan pemodalan perusahaan efek serta keputusan ketua BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) nomor KEP- 20/PM/2003 tentang pemeliharaan dan laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) untuk memperkuat kondisi keuangan dan kemampuan operasional perusahaan efek, maka perusahaan efek wajib memenuhi ketentuan modal disetor

Transcript of BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB...

Page 1: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

52

BAB 3

ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Sejarah Perusahaan

PT. eTrading Securities sebelum diakuisisi bernama PT. Monas Buana

Sekuritas. PT. Monas Buana Sekuritas ini didirikan pada tahun 1991 dan telah

memiliki izin usaha dari BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) sebagai

Perantara Pedagang Efek (PPE) berdasarkan surat keputusan nomor Kep-

135/PM/1992 pada tanggal 9 Maret 1992. Pada pertengahan 2002, PT. Aiti

Investment, perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi dan keuangan,

membeli PT. Monas Buana Sekuritas dan mengubah namanya menjadi PT.

eTrading Securities dan seluruh manajemen perusahaan dirombak. Secara resmi,

PT. eTrading Securities baru diluncurkan pada bulan Januari 2003. Sejak saat itu,

PT. eTrading Securities telah meraih popularitas di industri pasar modal. Bahkan

pada bulan Oktober 2003, PT. eTrading Securities terpilih sebagai salah satu dari

50 perusahaan sekuritas terbaik di Indonesia di antara 173 perusahaan sekuritas

yang ada.

Sesuai dengan peraturan keputusan menteri keuangan nomor

179/KMK.010/2003 tentang kepemilikan saham dan pemodalan perusahaan efek

serta keputusan ketua BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) nomor KEP-

20/PM/2003 tentang pemeliharaan dan laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan

(MKBD) untuk memperkuat kondisi keuangan dan kemampuan operasional

perusahaan efek, maka perusahaan efek wajib memenuhi ketentuan modal disetor

Page 2: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

53

dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE

(Perantara Pedagang Efek), maka perusahaan efek harus memenuhi ketentuan

modal disetor sebesar Rp 15 Milyar dan MKBD sebesar Rp 10 Milyar untuk

tahap I. Sedangkan untuk tahap II perusahaan efek harus memenuhi ketentuan

modal disetor sebanyak Rp 30 Milyar dan MKBD sebesar Rp 20 Milyar. Sampai

saat ini PT. eTrading Securities telah menempatkan modal disetor sebesar RP 30

Milyar dan memelihara MKBD sebesar Rp 25 Milyar tiap harinya. PT. eTradinng

Securities berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah modal disetor dan

memelihara jumlah MKBD sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Perusahaan yang berkantor pusat di Wisma GKBI lantai 17-suite 1715 ini

merupakan perusahaan securities online pertama yang ada di Indonesia. Seiring

dengan meningkatnya penggunaan internet, PT. eTrading Securities berusaha

membawa industri pasar modal Indonesia untuk memasuki dunia perdagangan

saham secara online dengan menyediakan fasilitas perdagangan saham melalui

internet.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misinya, PT. eTrading Securities

menciptakan aplikasi yang dinamakan HOTS (Home Online Trading System).

Sistem ini memungkinkan para klien untuk melakukan pesanan jual dan beli

saham secara online. Selain itu, sistem dapat menampilkan pergerakan harga

saham secara real time yang langsung diperoleh dari BEJ (Bursa Efek Jakarta)

sehingga bisa dijamin keakuratannya. Semua fitur-fitur yang tersedia dalam

Page 3: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

54

sistem ini dirancang untuk membantu investor untuk memperoleh informasi

seputar saham secara cepat dan seakurat mungkin.

Sebagai perusahaan yang terdepan dalam hal penyediaan jasa sekuritas

online di Indonesia, PT. eTrading Securities akan senantiasa mengembangkan

sistem dengan menambahkan fitur-fitur baru yang berguna bagi para klien.

Perusahaan ini akan selalu mengutamakan kepuasan para klien dan

mempertahankan kerja sama yang telah terjalin selama ini.

3.1.1 Filosofi Perusahaan

Filosofi seluruh karyawan PT. eTrading Securities adalah:

• Kami percaya bahwa hal terpenting adalah membangun

kepercayaan dengan para klien kami untuk menunjang hubungan

jangka panjang

• Kami mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai visi dan

misi perusahaan

3.1.2 Visi Perusahaan

Visi PT. eTrading Securities adalah menjadi perusahaan sekuritas

terbaik di Indonesia, dan menjadi benchmark dalam industri pasar modal

Indonesia dengan menyediakan produk dan jasa yang memuaskan bagi

para kliennya.

Page 4: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

55

3.1.3 Misi Perusahaan

Misi PT. eTrading Securities antara lain:

• Mendukung perkembangan industri pasar modal Indonesia dengan

menyediakan akses terhadap pasar modal tanpa mengenal batasan

tempat.

• Menyediakan nilai tambah bagi industri pasar modal Indonesia

secara umum dan investor secara khusus dengan memperhatikan

efisiensi biaya.

3.1.4 Lokasi Perusahaan

Lokasi dari perusahaan PT. eTrading Securities adalah:

PT. eTrading Securities

Wisma GKBI Lt 17-suite 1715

Jl. Jendral Sudirman No. 28

Jakarta 10210

3.2 Struktur Organisasi

Di dalam perusahaan terdapat beberapa unit kerja yang masing-masing

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda sehingga dibentuklah sebuah

struktur organisasi. Berikut ini adalah struktur organisasi PT. eTrading Securities

yang menggambarkan hubungan vertikal dan horizontal antara pemimpin dan

bawahannya beserta karyawannya. Dimana karyawan harus menjalankan

Page 5: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

56

tugasnya masing-masing dan bertanggung jawab kepada atasannya sehingga

tercapai hasil kerja yang optimal.

Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. eTrading Securities

3.3 Tugas dan Wewenang

Berikut adalah uraian tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan

pada PT. eTrading Securities:

Board of Commisioner

Board of Director

General Manager

Marketing Brokerage Finance & Accounting

Custodian IT

Customer Service

Marketing Staff

Dealer

Trader

Page 6: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

57

1. BOD (Board Of Director)

• Menetapkan visi dan misi perusahaan

• Menetapkan tujuan dan kebijaksanaan perusahaan untuk mencapai

visi dan misi

2. GM (General Manager)

• Mengarahkan perusahaan kepada tujuan dan kebijaksanaan yang

telah ditetapkan

• Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja para bawahan

sesuai dengan visi dan misi perusahaan

3. Marketing

• Membawahi bagian customer service dan marketing staff secara

langsung

• Bertanggung jawab membuat rencana kerja untuk menarik investor

4. Customer Service

• Bertanggung jawab dalam memberikan informasi kepada investor

maupun calon investor

• Melayani calon investor yang ingin membuka rekening

5. Marketing staff

• Mendatangi calon investor secara aktif

• Memberikan kemudahan bagi investor yang ingin membuka

rekening

Page 7: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

58

6. Brokerage

• Membawahi bagian trader dan dealer

• Bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan-kesalahan transaksi

7. Dealer

• Memberikan informasi dan nasehat investasi saham kepada

investor

• Bertanggung jawab meneruskan pesanan investor kepada bagian

trader

8. Trader

• Bertanggung jawab dalam memasukkan pesanan beli dan jual dari

investor

• Menerima pesanan jual dan beli dari dealer

9. Custody

• Bertanggung jawab atas penyimpanan efek di KSEI (Kustodian

Sentral Efek Indonesia)

10. Finance & Accounting

• Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran kepada

investor

• Bertanggung jawab melakukan pembukuan atas arus kas

perusahaan

• Memberikan otorisasi terhadap pengeluaran kas untuk pembiayaan

perusahaan

Page 8: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

59

11. IT (Information Technology)

• Bertanggung jawab atas teknologi informasi yang mendukung

jalannya kegiatan perusahaan baik pengembangan sistem maupun

pemeliharaan sistem berjalan

• Bertanggung jawab atas software maupun hardware yang

digunakan untuk mendukung kelancaran penyampaian informasi

baik dari luar ke dalam maupun antar bagian dalam perusahaan.

3.4 Sistem Yang Sedang Berjalan

Pada PT. eTrading Securities terdapat 2 monitoring station dimana station

pertama memonitor server eTrading yang fungsinya melayani klien mengakses

HOTS (program yang digunakan untuk melakukan transaksi jual beli saham

secara online), sedangkan server yang satu lagi melakukan monitoring terhadap

server lain seperti firewall, database server dan web server. Pada saat ini

monitoring terhadap server yang dilakukan oleh PT. eTrading Securities hanya

dengan cara manual yaitu dengan menggunakan command prompt dan melakukan

ping terhadap semua IP server tersebut. Network administrator harus melakukan

remote access ke monitoring station untuk melakukan ping terhadap semua server

yang ada untuk mengetahui apakah semua server yang ada dalam keadaan hidup

atau mati.

Page 9: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

60 3.4.1 Server Monitoring

Pada umumnya monitoring merupakan suatu kumpulan prosedur dalam

melakukan pemantauan terhadap satu atau beberapa proses (task) yang telah

direncanakan, dimana diperlukan suatu tindak lanjut (follow up) jika ternyata

terjadi kesalahan (error) pada satu atau beberapa bagian dari proses tersebut.

Gambar 3.2 Proses server monitoring saat ini

Salah satu tugas dan kewajiban dari network administrator ini adalah

menjaga agar konektivitas dari server-server tersebut tidak terputus. Tetapi pada

prakteknya masih sering ditemui server yang downtimenya terlalu lama. Hal ini

dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena terputusnya hubungan

listrik, kegagalan dalam perangkat keras (rusak), dan administrator yang sedang

tidak berada di tempat. Akibat terputusnya pemantauan administrator dengan

server yang mengalami masalah maka akan menyebabkan keterlambatan

Page 10: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

61

server yang mengalami masalah maka akan menyebabkan keterlambatan

penanganan pada server yang tidak aktif tersebut. Delay waktu yang terlalu lama

dalam penyampaian informasi error kepada network administrator tentu akan

merugikan berbagai pihak yang terkait, misalnya klien yang menggunakan jasa

perusahaan. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus maka klien akan menjadi tidak

puas, dan bukan tidak mungkin para klien untuk beralih kepada perusahaan

sekuritas yang lain. Kejadian seperti ini berarti suatu kerugian bagi perusahaan itu

sendiri.

Suatu jaringan yang handal akan dilihat dari segi kualitas dan kecepatan

dalam menghadapi dan menangani masalah tersebut. Seiring dengan

perkembangan teknologi terutama dalam bidang teknologi informasi yang sangat

pesat terutama perangkat keras dan piranti lunak menghasilkan berbagai macam

teknik baru untuk melakukan proses monitoring. Dengan adanya teknik-teknik

baru ini maka akan mempermudah dan mempercepat seorang administrator untuk

melakukan pengecekan terhadap server-server.

Berikut adalah hasil screenshot dari server monitoring dengan cara ping

yang saat ini dilakukan oleh PT. eTrading Securities:

Page 11: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

62

Gambar 3.3 Hasil yang menunjukkan server hidup

Gambar 3.4 Hasil yang menunjukkan server down

Page 12: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

63 Gambar 3.3 menunjukkan adanya reply dari server yang diping dan tidak

terdapat paket yang gagal, dengan waktu 420ms, 401ms, 404ms, dan 459ms.

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa server tidak mati, sehingga server dapat

diakses. Berbeda dengan gambar yang dijelaskan diatas, gambar 3.4 menunjukkan

tidak adanya balasan dari server dan semua pengiriman paket gagal. Hasil yang

didapat menunjukkan server mati.

3.4.2 Topologi Jaringan

Adapun topologi jaringan pada perusahaan tersebut adalah sebagai berikut

Page 13: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

64

Gambar 3.5 Topologi jaringan PT. eTrading Securities

Page 14: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

65

ISP (Internet Service Provider) yang digunakan ada 3, yaitu:

• Net2Cyber line internasional dengan bandwidth 128Kbps

• Net2Cyber line lokal dengan bandwidth 256Kbps

• Dyvia.com (D-Net) line lokal dengan bandwidth 1Mbps

3.4.3 Device Networking

Device networking yang digunakan pada PT. eTrading Securities adalah :

• 4 buah switch DLINK 24port

• 2 buah router CISCO

• 3 buah AMP 24port

Adapun spesifikasi hardware server adalah sebagai berikut:

1. Server Name : QUARK

Hard disk : 40 GB, 7200 RPM, Serial ATA II 300, 8MB Cache

RAM : 512 MB DDR2 - 400 ECC

Processor : Intel Xeon 2.4 GHz

Used For : D-net server

OS : Red Hat Enterprise Linux ES release 4

2. Server Name : LETO

Server Type : File server

Hard disk : 73 GB HDD 10K SCSI

Page 15: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

66

RAM : 1 GB DDR2 - 400 ECC

Processor : Intel Xeon 3.0 GHz

Used For : HOTS server

OS : Windows 2000 Server

3. Server Name : MNEMOSYNE

Server Type : Proxy server

Hard disk : 40 GB, 7200 RPM, Serial ATA II 300, 8MB Cache

RAM : 1 GB DDR2 - 400 ECC

Processor : Intel Xeon 3.0 GHz

Used For : Internet gateway

OS : Red Hat Enterprise Linux ES release 4

4. Server Name : DOMAIN SERVER

Server Type : Management server

Hard disk : 40 GB, 7200 RPM, Serial ATA II 300, 8MB Cache

RAM : 512 MB DDR2 - 400 ECC

Processor : Intel Pentium P4 3.2 GHz

Used For : Login server ke domain

OS : Red Hat Enterprise Linux ES release 4

5. Server Name : NAOKO

Page 16: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

67

Server Type : File server

Hard disk : 73 GB HDD 10K SCSI

RAM : 1 GB DDR2 - 400 ECC

Processor : Intel Xeon 3.0 GHz

Used For : Sharing file server

OS : Red Hat Enterprise Linux ES release 4

6. Server Name : EXODUZ II

Server Type : Database server

Hard disk : 2 x 73 GB HDD 10K SCSI

RAM : 1 GB DDR2 - 400 ECC

Processor : Intel Xeon 3.0 GHz

Used For : Backoffice server

OS : Windows 2000 Server

7. Server Name : BOFISDATA

Server Type : Database server

Hard disk : 73 GB HDD 10K SCSI

RAM : 512 MB DDR2 – 400 ECC

Processor : Intel Xeon 2.4 GHz

Used For : Development backoffice server (SQL dummy data)

OS : Windows 2000 Server

Page 17: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

68

3.4.4 Traffic Penggunaan Internet

Untuk melakukan analisa traffic pada PT. eTrading Securities

digunakan aplikasi MRTG (Multi Router Traffic Grapher). Pada grafik

yang ada akan menunjukkan traffic in (lalu lintas yang masuk) dan traffic

out (lalu lintas yang keluar).

Hasil pengamatan dengan menggunakn software MRTG tersebut

menghasilkan 4 buah grafik, yaitu grafik harian, mingguan, bulanan, dan

tahunan. Update terakhir pada tanggal 8 November 2006 pukul 16.11

WIB.

Berikut adalah gambar penggunaan traffic internet lokal dengan

ISP net2cyber pada PT. eTrading Securities

Gambar 3.6 Traffic penggunaan harian internet lokal

Page 18: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

69

Gambar 3.7 Traffic penggunaan mingguan internet lokal

Gambar 3.8 Traffic penggunaan bulanan internet lokal

Gambar 3.9 Traffic penggunaan tahunan internet lokal

Page 19: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

70

Berikut adalah gambar penggunaan traffic internet gabungan (lokal dan

internasional) dengan ISP net2cyber pada PT. eTrading Securities

Gambar 3.10 Traffic penggunaan harian internet gabungan

Gambar 3.11 Traffic penggunaan mingguan internet gabungan

Page 20: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

71

Gambar 3.12 Traffic penggunaan bulanan internet gabungan

Gambar 3.13 Traffic penggunaan tahunan internet gabungan

Keterangan gambar

• Hijau : Incoming traffic dalam bits per second

• Biru : Outgoing traffic dalam bits per second

Dari grafik pada gambar-gambar di atas, dapat diketahui bahwa internet

banyak digunakan pada jam kerja di hari kerja, sedangkan pada hari libur dan di

luar jam kerja traffic berada pada tingkat minimum.

Page 21: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

72

3.5 Permasalahan Yang Dihadapi

Setelah melihat sistem yang telah ada dan melakukan wawancara maka

didapat beberapa poin-poin masalah yang dihadapi oleh PT. eTrading Securities

sebagai berikut :

1. Monitoring terhadap server masih menggunakan sistem manual.

Dikarenakan pada perusahaan tersebut hanya menggunakan sistem

ping secara manual. Bagi seorang network administrator sangatlah

sulit untuk memantau semua server yang ada di perusahaan tersebut

dari waktu ke waktu dengan cara manual, sedangkan tidak boleh ada

server yang mati dalam waktu yang lama. Monitoring secara manual

menimbulkan masalah seperti network administrator harus selalu

berada ditempat untuk melakukan monitoring, jika network

administrator tidak berada di tempat maka monitoring tidak dapat

dilakukan.

2. Tidak adanya notifikasi kepada network administrator.

Apabila ada server yang mati pada waktu tertentu maka network

administrator tidak dapat mengetahui secara langsung. Sehingga

memakan waktu yang cukup lama untuk mencari server mana yang

sedang mati.

Page 22: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

73

3.6 Usulan Pemecahan Masalah

Banyak aplikasi monitoring yang digunakan memiliki fitur-fitur yang

memberikan informasi yang cepat dan akurat, namun sedikit aplikasi monitoring

yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi dari suatu network tanpa

batasan tempat. Hal ini berarti seorang network administrator tidak harus berada

di depan PC untuk memonitoring.

Setelah menganalisis sistem yang berjalan serta pemasalahan yang

dihadapi, maka pemecahan masalah yang terbaik dilakukan pada saat ini adalah

dengan membuat suatu aplikasi yang berfungsi untuk melakukan ping dalam

jangka waktu tertentu terhadap semua server yang ada di dalam perusahaan

tersebut dan memberikan notifikasi melalui sms kepada network administrator

apabila ada salah satu dari server tersebut mati. Karena jumlah server yang

banyak pada perusahaan tersebut merupakan masalah juga bagi seorang network

administrator untuk melakukan monitoring secara manual. Waktu juga

merupakan sesuatu yang sangat kritis bagi klien perusahaan ini, karena bursa

saham bisa saja berubah dari satu waktu ke waktu yang lainnya.

Dengan adanya aplikasi ini maka diharapkan seorang network

administrator akan lebih cepat mengetahui adanya server yang mati, dan

notifikasi melalui sms diharapkan akan sangat membantu dalam penyampaian

informasi tersebut dimanapun network administrator berada tanpa harus duduk di

depan komputer bahkan apabila dia tidak berada di dalam kantor.

Page 23: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

74

Solusi untuk server monitoring ini secara lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar berikut

p

Gambar 3.14 Pemecahan masalah server monitoring yang disarankan

3.6.1 Alternatif Alat Yang Bisa Digunakan

Adapun teknologi yang bisa digunakan sebagai sarana pendukung

monitoring server dengan notifikasi SMS ini adalah dengan menggunakan

teknologi GSM atau CDMA. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk

memanfaatkan teknologi GSM atau CDMA ini yaitu handphone, PDA

phone dan GSM modem. Tentunya dari tiap-tiap alternatif alat yang dapat

digunakan ini masin-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dengan menggunakan handphone, memang relatif mudah untuk

mendapatkannya karena mudah untuk didapat dan dapat menggunakan

Page 24: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

75

handphone dari segala jenis merek, dari segi biaya juga sudah tidak

diperlukan penyediaan dana khusus untuk membeli handphone lagi.

Tetapi dari kelebihan-kelebihan yang disebutkan diatas, penggunaan

handphone juga memiliki kekurangan dimana apabila digunakan untuk

monitoring selama 24 jam non-stop tidak praktis karena harus di charge

berulang kali.

Dengan menggunakan PDA phone, aplikasi yang disediakan

sangat beragam apabila dibandingkan dengan handphone biasa, tetapi

dana yang harus dikeluarkan untuk membeli perangkat ini juga besar.

Apabila digunakan selama 24 jam non-stop, alat ini juga mengalami

kendala-kendala yang dihadapi oleh handphone biasa.

Alternatif lain yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan

GSM modem. Meskipun pemakaian alat ini jauh lebih efektif dari

penggunaan handphone biasa, tetapi pengeluaran dana tambahan untuk

membeli alat ini harus dipertimbangkan juga.

3.6.2 Penggunaan Teknologi GSM dan Handphone

Dari pertimbangan terhadap berbagai alternatif penggunaan alat,

maka penggunaan teknologi GSM dan handphone yang akan digunakan di

dalam pemecahan masalah yang ada di dalam PT. eTrading Securities.

Teknologi GSM memiliki layanan yang lebih baik daripada CDMA, sinyal

pada GSM relatif lebih stabil daripada CDMA, dimana CDMA masih

Page 25: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

76

bergantung terhadap daerah. Di samping kelemahan-kelemahan yang ada,

penggunaan handphone lebih baik karena tidak perlu mengeluarkan biaya

tambahan lagi untuk membeli alat yang baru untuk proses monitoring

server.

3.7 Perancangan

Dalam perancangan aplikasi ini, dapat digunakan beberapa alat bantu

perancangan. Pada umumnya dalam melakukan perancangan sebuah aplikasi

digunakan alat bantu perancangan supaya dapat berjalan dengan efektif, efisien,

dan lancar, juga agar hasil dari perancangan dapat terwujud sesuai dengan yang

diharapkan. Alat bantu perancangan aplikasi server monitoring ini adalah bagan

alir (flowchart).

3.7.1 Bagan Alir (Flowchart)

Alat bantu perancangan yang biasa digunakan adalah bagan alir,

yang membantu programmer dalam mengorganisasikan pemikiran mereka

dalam pemrograman, terutama apabila diperlukan penalaran yang tajam

dalam logika prosedur suatu program (Jones, 1980, p39).

Berikut ini adalah gambar dari flowchart perancangan aplikasi :

Page 26: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

77

Gambar 3.15 Flowchart sistem

Start

Baca IP, interval, Modem, dan no HP

Apakah IP, interval, modem dan no HP

sudah terisi?

Ping IP

Ya

Tidak

Catat ke dalam log

Apakah ada IP yang mati?

SMS ke handphone

Ya

Tidak

Page 27: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

78

3.7.2 Perancangan Layar

1. Layar Utama

Gambar 3.16 Rancangan layar utama

Pilih Device

IP Sukses IP Gagal

pause ping View log

Waktu ping terakhir

Keterangan ping

Page 28: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

79

2. Halaman IP Setting

Gambar 3.17 Rancangan layar halaman IP Setting

3. Halaman PhoneNo

Gambar 3.18 Rancangan layar halaman PhoneNo

Tes Kirim

Status Pengetesan

Pilih Modem

Input No HP

Daftar IP

Add Remove

Input IP Address

Input Interval

Page 29: BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-2-00163-IF BAB 3.pdf53 dan MKBD sesuai jenis usaha yang dimilikinya. Untuk izin perusahaan PPE (Perantara

80

4. Halaman Log File

Gambar 3.19 Rancangan layar halaman Log File

3.7.3 Perancangan Log File Dari Aplikasi

Setiap proses ping pada interval waktu tertentu akan dicatat di

dalam sebuah log file yang berfungsi sebagai dokumentasi dari

keseluruhan jalannya aplikasi tersebut.

Elemen-elemen yang ada dalam log file ini adalah :

1. Tanggal pada saat ping dijalankan.

2. Waktu pada saat ping dijalankan.

3. Nomor IP address server yang sedang dimonitor, status dari server

tersebut (apakah hidup atau mati), beserta dengan reply time dari

server tersebut apabila server tersebut hidup.

Browse

Simpan Log File

Lokasi dan Nama Log File