Bab 3 2008dru-4.pdf

10
MATERI DAN METODE Penelitian Tahap I Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan interaksi pemberian minyak ikan lemuru dan penambahan vitamin E terhadap beberapa indikator respon kekebalan ayam broiler yang divaksin Newcastle Diseases (ND) dan Infectious Bursa Diseases (IBD), komposisi komponen sel darah putih, dan performans (Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum). Hasil perlakuan pada penelitian tahap I yang menunjukkan indikator parameter terbaik, akan dipilih untuk dilakukan pengujian lebih lanjut pada penelitian tahap II Bahan penelitian Penelitian menggunakan 216 ekor ayam broiler umur satu hari (DOC), berbobot badan rata-rata 44.14 g/ekor, dengan koefisien variasi 7.00 %. DOC broiler diperoleh dari PT. Charoen Phokpand dengan kode CP 707. Ayam dipelihara dalam kandang percobaan dengan sistem litter, dengan ukuran 90 x 90 x 80 cm. Masing-masing unit kandang diisi oleh enam ekor DOC. Setiap kandang dilengkapi tempat makan, minum, dan lampu masing-masing 60 watt yang berfungsi sebagai brooder. Setelah umur 14 hari lampu berperan sebagai penerang. Peralatan lain yang digunakan adalah alat pengukur temperatur ruangan higrometer, dan timbangan untuk menimbang ransum, sisa ransum dan bobot ayam. Ayam dipelihara selama 42 hari, ayam divaksinasi ND dan IBD. Vaksinasi ND yang pertama dilakukan pada umur empat hari melalui tetes mata. Vaksinasi ND yang ke dua dilakukan pada umur 18 hari melalui air minum. Vaksinasi IBD dilakukan pada umur 11 hari melalui air minum. Ransum perlakuan diberikan pada ayam mulai dari umur sehari sampai umur 42 hari. Terdapat sembilan perlakuan dalam penelitian tahap ini. Perlakuan merupakan kombinasi tingkat pemberian minyak ikan lemuru (0 %, 3 % dan 6 %), dan tiga tingkat penambahan vitamin E (0, 100,dan 200 ppm).

description

m,bjbmk

Transcript of Bab 3 2008dru-4.pdf

Page 1: Bab 3 2008dru-4.pdf

MATERI DAN METODE

Penelitian Tahap I Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan interaksi

pemberian minyak ikan lemuru dan penambahan vitamin E terhadap beberapa

indikator respon kekebalan ayam broiler yang divaksin Newcastle Diseases (ND)

dan Infectious Bursa Diseases (IBD), komposisi komponen sel darah putih, dan

performans (Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi

ransum). Hasil perlakuan pada penelitian tahap I yang menunjukkan indikator

parameter terbaik, akan dipilih untuk dilakukan pengujian lebih lanjut pada

penelitian tahap II

Bahan penelitian

Penelitian menggunakan 216 ekor ayam broiler umur satu hari (DOC),

berbobot badan rata-rata 44.14 g/ekor, dengan koefisien variasi 7.00 %. DOC

broiler diperoleh dari PT. Charoen Phokpand dengan kode CP 707.

Ayam dipelihara dalam kandang percobaan dengan sistem litter, dengan

ukuran 90 x 90 x 80 cm. Masing-masing unit kandang diisi oleh enam ekor DOC.

Setiap kandang dilengkapi tempat makan, minum, dan lampu masing-masing 60

watt yang berfungsi sebagai brooder. Setelah umur 14 hari lampu berperan

sebagai penerang. Peralatan lain yang digunakan adalah alat pengukur

temperatur ruangan higrometer, dan timbangan untuk menimbang ransum, sisa

ransum dan bobot ayam.

Ayam dipelihara selama 42 hari, ayam divaksinasi ND dan IBD.

Vaksinasi ND yang pertama dilakukan pada umur empat hari melalui tetes mata.

Vaksinasi ND yang ke dua dilakukan pada umur 18 hari melalui air minum.

Vaksinasi IBD dilakukan pada umur 11 hari melalui air minum.

Ransum perlakuan diberikan pada ayam mulai dari umur sehari sampai

umur 42 hari. Terdapat sembilan perlakuan dalam penelitian tahap ini.

Perlakuan merupakan kombinasi tingkat pemberian minyak ikan lemuru (0 %,

3 % dan 6 %), dan tiga tingkat penambahan vitamin E (0, 100,dan 200 ppm).

Page 2: Bab 3 2008dru-4.pdf

20

Tabel 3. Komposisi ransum penelitian

Bahan makanan R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9

Jagung (%) 50 50 50 50 50 50 50 50 50B. Kedelai (%) 39 39 39 39 39 39 39 39 39M. Kelapa sawit (%) 6 3 0 6 3 0 6 3 0M. Ikan (%) 0 3 6 0 3 6 0 3 6*V+M+AA (%) 1 1 1 1 1 1 1 1 1CaCO3 (%) 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16**DCP (%) 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14 2.14Metionin (%) 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3NaCl (%) 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4Vitamin E (ppm) 100 100 100 200 200 200 100 100 100 100 100 100 100 100 100EM (kkal/kg)*** 3061 3056 3052 3061 3056 3052 3061 3056 3052PK (%)**** 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46 21.46LK (%)**** 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21 8.21SK (%)**** 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83 3.83Ca (%)**** 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24P available (%)*** 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59Vitamin E (ppm)**** 17.88 16.83 15.78 117.88 116.83 115.78 217.88 216.83 215.78Lisin (%)**** 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18Metionin (%)**** 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63Metionin + sistin**** 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98* Campuran Vitamin, mineral,dan Asam amino ** Dicalcium Phosphat *** Hasil perhitungan berdasarkan kandungan nutrien dan EM pakan dari NRC (1994) **** Hasil perhitungan berdasarkan kandungan nutrien hasil analisis R1 : Ransum 0 % minyak ikan lemuru + 0 ppm vitamin E R2 : Ransum 3 % minyak ikan lemuru + 0 ppm vitamin E R3 : Ransum 6 % minyak ikan lemuru + 0 ppm vitamin E R4 : Ransum 0 % minyak ikan lemuru + 100 ppm vitamin E R5 : Ransum 3 % minyak ikan lemuru + 100 ppm vitamin E R6 : Ransum 6 % minyak ikan lemuru + 100 ppm vitamin E R7 : Ransum 0 % minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E R8 : Ransum 3 % minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E R9 : Ransum 6 % minyak ikan lemuru + 200 ppm vitamin E

Ransum disusun dengan kandungan energi berkisar 3052 – 3061

kkal/kg, dengan protein 21.46 %. Kebutuhan asam amino vitamin dan mineral

sesuai yang dianjurkan oleh National Research Council of Poultry (1994). Pakan

penyusun ransum terdiri dari jagung, bungkil kedelai, minyak kelapa sawit,

minyak ikan. vitamin-mineral, CaCO3 , dicalcium phosphat (DCP), metionin,

NaCl, Vitamin E. Minyak ikan diperoleh dari Muncar Banyuwangi, yang sebelum

digunakan dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu. Vitamin E dalam bentuk

α-tocopherol diperoleh dari BASF. Susunan dan kandungan nutrien ransum

dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 3: Bab 3 2008dru-4.pdf

21

Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

pola faktorial 3 x 3 dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah tingkat

pengunaan minyak ikan lemuru dalam ransum (0, 3,dan 6 %). Faktor kedua

adalah tingkat suplementasi vitamin E (0, 100, 200 ppm). Model matematis

analisis data hasil percobaan adalah sebagai berikut :

Yijk = u + αi + βj + (αβ)ij + ∈ijk

Yijk

u

αi

βj

(αβ)ij

∈ijk

= nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh

kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B)

= nilai tengah populasi (rata-rata yang sesungguhnya)

= pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A

= pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B

= pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B

= pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh

kombinasi perlakuan ij

Asumsi yang paling mendasar dari model di atas adalah galat percobaan

harus timbul secara acak, menyebar secara bebas dan normal dengan nilai

tengah sama dengan nol dan ragam σ2 atau dituliskan sebagai ∈ijk ∼ NI (0, σ2).

Peubah yang diamati Komposisi asam lemak minyak ikan lemuru dan ransum

Preparasi asam lemak metil ester dengan NaOH metanolik 05 N (AOCS

official Method Ce 1-62 1990) Asam lemak metil ester dianalisis dengan gas

chromatography (GC 9-A Shimadzu) menggunakan “DB-23 capillary column”.

Pembanding asam lemak standar 74 dan 84 (Nu-Chek-Prep. Inc) digunakan

untuk mengidentifikasi Asam lemak

Performan ayam :

1. Pertambahan bobot badan (diamati setiap minggu)

2. Konsumsi ransum (diamati setiap minggu)

3. Konversi ransum

Konsumsi Ransum (g/minggu) Pertambahan Bobot Badan (g/minggu)

Konversi ransum =

Page 4: Bab 3 2008dru-4.pdf

22

Respon kekebalan tubuh :

1. Pengukuran titer antibodi ND primer

Pada hari ke 14 setelah diberi vaksin ND pertama (umur 18 hari) masing-

masing kandang diambil tiga ekor ayam untuk diambil sampel darahnya.

Sampel darah diambil sebanyak 1 ml melalui pembuluh darah vena untuk

diukur titer antibodi. Metoda yang digunakan adalah metoda HI .

2. Pengukuran titer antibodi ND sekunder

Pada hari ke14 setelah diberi vaksin ND kedua (umur 32 hari) masing-

masing kandang diambil tiga ekor ayam untuk diambil sampel darahnya.

Sampel darah diambil sebanyak 1 ml melalui pembuluh darah vena untuk

diukur titer antibodi. Metoda yang digunakan adalah metoda HI .

3. Pengukuran titer antibodi IBD

Pada hari ke14 setelah diberi vaksin IBD (umur 25 hari) masing-masing

kandang diambil dua ekor ayam untuk diambil sampel darahnya. Sampel

darah diambil sebanyak 1 ml melalui pembuluh darah vena untuk diukur

titer antibodi. Metoda yang digunakan adalah metoda ELISA . Analisis Diferensiasi Sel Darah Putih Ayam umur 40 hari diambil sampel darah. Setiap kandang diambil 2 ekor.

Sampel darah ditampung dalam tabung EDTA ukuran 2 ml. Selanjutnya sampel

darah dihitung komposisi komponen sel darah putih dengan pengamatan

preparat ulas dibawah mikroskop

Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analysis of varian

(anova), untuk membandingkan perbedaan rataan perlakuan digunakan uji jarak

berganda duncan (Steel & Torrie 1980). Data diuji pada taraf nyata 5 %.

Diagram alir dari penelitian ini disajikan pada Gambar 4.

Page 5: Bab 3 2008dru-4.pdf

23

6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor 6 ekor Gambar 4. Diagram alir penelitian tahap I Keterangan : MIL : Minyak Ikan Lemuru

Ayam Broiler

0 % MIL + 0

ppm Vit E

3 % MIL + 0

ppm Vit E

6 % MIL + 0

ppm Vit E

0 % MIL +

100 ppm Vit E

3 % MIL +

100 ppm Vit E

6 % MIL +

100 ppm Vit E

0 % MIL +

200 ppm Vit E

3 % MIL +

200 ppm Vit E

6 % MIL +

200 ppm Vit E

Perlakuan selama 42 hari

Peubah : 1. Pertambahan bobot badan 2. Konsumsi ransum 3. Konversi ransum 4. Titer antibodi ND pertama 5. Titer antibodi ND kedua 6. Titer antibodi IBD 7. Diferensiasi sel darah putih

Ransum terpilih untuk penelitian tahap II

Page 6: Bab 3 2008dru-4.pdf

24

Penelitian Tahap II Tujuan penelitian tahap II untuk mengetahui efek hasil perlakuan yang

terpilih pada tahap I terhadap daya tahan penyakit.

Bahan penelitian

Penelitian menggunakan DOC sebanyak 320 ekor, berbobot badan rata-

rata 49.70 g/ekor, dengan koefisien variasi 7.48 %. DOC broiler diperoleh dari

PT. Charoen Phokpand dengan kode CP 707.

Ayam dipelihara dalam kandang percobaan dengan sistem litter, dengan

ukuran 90 x 90 x 80 cm. Terdapat 32 unit kandang percobaan. Masing-masing

unit kandang diisi dengan sepuluh ekor DOC. Setiap kandang dilengkapi tempat

makan, minum, dan lampu masing-masing 60 watt yang berfungsi sebagai

brooder. Lampu berperan sebagai penerang setelah ayam berumur 14 hari.

Peralatan lain yang digunakan adalah alat pengukur temperatur ruangan

higrometer, dan timbangan untuk menimbang ransum, sisa ransum dan bobot

ayam.

Ayam dipelihara selama 42 hari. Selama pemeliharaan dari DOC sampai

umur 42 hari ayam diberi ransum perlakuan yang terpilih pada penelitian tahap I

dan kelompok ayam yang diberi ransum tanpa minyak ikan dan tidak

disuplementasi vitamin E

Pada penelitian ini ada kelompok ayam yang divaksin dan yang tidak

divaksin. Vaksinasi yang diberi adalah vaksin ND umur 4 hari (melalui tetes

mata) dan umur 18 hari (melalui air minum). Vaksin IBD diberikan pada umur 11

hari (melalui air minum).

Untuk mengetahui daya tahan ayam terhadap penyakit sebagai akibat

pemberian ransum perlakuan dan vaksinasi, pada penelitian tahap II ayam di

tantang penyakit dengan cara ditantang virus IBD pada umur 24 hari melalui

mulut, dan ditantang virus ND pada umur 30 hari yang ditetes melalui mulut.

Kombinasi perlakuan pada penelitian tahap II adalah :

1. Pemberian ransum yang terpilih pada penelitian tahap I, tidak divaksin

ND maupun IBD.

2. Pemberian ransum yang terpilih pada penelitian tahap I, divaksin ND dan

IBD

3. Pemberian ransum yang terpilih pada penelitian tahap I, tidak divaksin

ND dan ditantang virus ND

Page 7: Bab 3 2008dru-4.pdf

25

4. Pemberian ransum yang terpilih pada penelitian tahap I, divaksin ND dan

IBD , ditantang virus ND

5. Pemberian ransum yang tanpa minyak ikan lemuru dan tidak

disuplementasi vitamin E (R1), divaksin ND dan IBD, dan ditantang virus

ND

6. Pemberian ransum yang terpilih pada penelitian tahap I, tidak divaksin

IBD dan ditantang virus IBD

7. Pemberian ransum yang terpilih pada penelitian tahap I, divaksin ND dan

IBD , ditantang virus IBD

8. Pemberian ransum yang tanpa minyak ikan lemuru dan tidak

disuplementasi vitamin E (R1), divaksin ND dan IBD, dan ditantang virus

IBD

Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

delapan perlakuan dengan empat ulangan. Model matematis analisis data hasil

percobaan adalah sebagai berikut :

Yij = u + τi + ∈ij

Yij

u

τi

∈ij

= Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-j yang memperoleh perlakuan

ke-i.

= nilai tengah umum (rata-rata populasi)

= pengaruh perlakuan ke-i

= pengaruh galat dari satuan percobaan ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i

Asumsi yang dibutuhkan untuk analisis ini adalah :

a. Komponen-komponen u, τi, dan ∈ij bersifat aditif

b. Nilai-nilai τi (i = 1,2,...) tetap, ∑ τi = 0; E (τi) = τi i

c. ∈ij timbul secara acak, menyebar secara normal dengan nilai tengah nol dan

ragam σ2 atau dituliskan sebagai ∈ijk ∼ NI (0, σ2).

Peubah yang Diamati Performan ayam :

1. Pertambahan bobot badan (diamati setiap minggu)

2. Konsumsi ransum (diamati setiap minggu)

3. Konversi ransum

Page 8: Bab 3 2008dru-4.pdf

26

Konsumsi Ransum (g)/minggu Pertambahan Bobot Badan (g)/minggu

Berat relatif organ limfoid Pengambilan organ limfoid dilakukan setelah nekropsi secara berturut-

turut pada umur 14, 28, 35, dan 42 hari. Setiap unit kandang percobaan

(ulangan) diambil satu ekor ayam untuk setiap pengambilan sampel, sehingga

terdapat empat ekor ayam untuk setiap perlakuan. Organ bursa Fabricius, limpa,

dan timus ditimbang untuk setiap pengambilan sampel.

Berat organ limfoid (g) Bobot Badan (g) Pengamatan Histopatologi Organ bursa Fabricius, limpa dan timus yang telah ditimbang selanjutnya

difiksasi dan dilanjutkan proses pembuatan preparat histologi dan diwarnai

dengan Hematoxilin-Eosin (HE).

Pengamatan Mikroskop Preparat diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif

40 x sebanyak 10 lapang pandang. Pengamatan dilakukan terhadap kerusakan

pada organ bursa Fabricius, limpa, dan timus dengan sistem skor. Skor

histopatologi berdasarkan penelitian sebelumnya (Hasmawati 2005) dengan

dilakukan modifikasi. Skor dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Skor 0

a. Bursa Fabricius

b. Limpa

c. Timus

: plika utuh, limfonodulus normal tidak ada kerusakan

: batas antara pulpa putih dan pulpa merah masih jelas

: tidak diketemukan kelainan baik pada korteks mau-

pun medula

2. Skor 1

a. Bursa Fabricius

b. Limpa

c. Timus

: vakuolisasi pada plika, deplesi ringan pada limfonodulus

: pulpa putih mulai deplesi

: deplesi ringan sel myeloid dan sel limfosit

3. Skor 2

a. Bursa Fabricius

b. Limpa

c. Timus

: kerusakan ringan pada plika, deplesi agak berat

pada limfonodulus

: deplesi pulpa putih, adanya sel radang

: deplesi sel myeloid dan sel limfosit, oedema

Konversi ransum =

Berat relatif organ limfoid =

Page 9: Bab 3 2008dru-4.pdf

27

4. Skor 3

a. Bursa Fabricius

b. Limpa

c. Timus

: nekrosa pada plika, deplesi berat pada limfonodulus

: deplesi pulpa putih dan batas mulai tidak jelas,

terjadi kongesti yang meluas pada pulpa merah

: deplesi berat sel myeloid dan sel limfosit, terjadi

kongesti

Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analysis of varian

(anova), untuk data skor lesio histopatologis organ limfoid digunakan Uji Kruskal-

Walis. Untuk membandingkan perbedaan rataan perlakuan digunakan uji jarak

berganda duncan (Steel & Torrie 1980). Data diuji pada taraf nyata 5%.

Page 10: Bab 3 2008dru-4.pdf

28

10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor 10 ekor

Keterangan : *R9 = Ransum yang mengandung 6 % minyak ikan lemuru +

suplementasi 200 ppm vitamin E **R1 = Ransum yang tidak mengandung minyak ikan lemuru, tidak

disuplementasi vitamin E Gambar 5. Diagram alir penelitian tahap II

Ayam Broiler

*R9 + Non

vaksin ND & IBD

(P1)

Perlakuan selama 42 hari

Peubah : 1. Konsumsi ransum pasca uji tantang virus ND/IBD 2. Pertambahan bobot badan pasca uji tantang virus ND/IBD 3. Konversi ransum pasca uji tantang virus ND/IBD 4. Bobot relatif organ limfoid (bursa Fabricius, limpa, dan timus) 5. Skor lesio histopatologi organ limfoid (bursa Fabricius, limpa,

dan timus)

*R9 + vaksin ND & IBD

(P2)

*R9 + Non

vaksin ND +

Tantang ND (P3)

*R9 + vaksin ND & IBD +

Tantang ND (P4)

**R1 + vaksin ND & IBD +

Tantang ND (P5)

*R9 + Non

vaksin IBD +

Tantang IBD (P6)

*R9 + Vaksin ND & IBD +

Tantang IBD (P7)

**R1 + Vaksin ND & IBD +

Tantang IBD (P8)