bab 3 2
-
Upload
solekhan-mohamad -
Category
Documents
-
view
269 -
download
6
Transcript of bab 3 2
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
3.3 Tujuan Pelaksanaan Proyek
Perkembangan pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan
pemerintah daerah terutama pembangunan ekonomi wilayah Jalan Tol Solo –
Semarang mempunyai tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi;
2. Memperlancar arus lalu lintas barang, jasa dan penumpang sehingga
meningkatkan efisiensi waktu dan biaya;
3. Ikut mendorong pertumbuhan ekonomi baik pada daerah sekitar maupun daerah
lain yang termasuk wilayah pengaruhnya;
4. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan sehingga kecelakaan lalu
lintas dapat ditekan sekecil mungkin.
3.4 Data-Data Konstruksi Proyek
3.4.1 Lokasi Proyek
Lokasi proyek ini berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan awal
proyek di mulai pada STA 8+475 s/d 14+100 dengan keseluruhan proyek di mulai
dari kecamatan Penggaron dan berakhir di kecamatan Beji sepanjang 5,625 m (peta
lokasi dapat dilihat pada lampiran).
3.4.2 Data Umum Proyek
Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo - Semarang Tahap I Ruas
Semarang - Bawen Seksi III (Penggaron - Beji STA. 8+475 s/d 14+100) sampai saat
ini mencapai 67,4789% terhitung dari tanggal 31 Juli 2010. Apabila kita mengamati
pada schedule partial s/d Akses Ungaran, maka akan tampak letak garis realisasi di
bawah garis rencana. Data-data umum dari proyek ini adalah sebagai berikut ;
Tabel 3.1 Data-Data Umum Prtoyek
No. Uraian Keterangan
1 Nama Pekerjaan Proyek Pembangunan Jalan Tol
Semarang - Solo Tahap I, Ruas
Semarang-Bawen Seksi III, Penggaron -
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 26
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Beji STA. 8+475 s/d 14+100
2 Nomor Kontrak Proyek TMJ.KJP/V/2009/004
3 Nama Pemilik/Pemberi Tugas PT. Jasa Marga (Persero) & PT. Trans
Marga Jateng
4 Nama Konsultan Perencana PT. Virama Karya (Persero)
5 Nama Konsultan Pengawas PT. Bina Karya (Persero)
6 Surat Perintah Mulai Kerja 01 Juni 2009
7 Tanggal Mulai Pekerjaan 01 Juni 2009
8 Tanggal Selesai Pekerjaan 22 Oktober 2010
9 Nilai Kontrak Rp.262.299.750.000.00 termasuk PPN
10%
10 Waktu Pelaksanaan 510 hari kalender, sejak diterbitkan
SPMK
11 Masa Pemeliharaan 36 bulan
No. Uraian Keterangan
12 Uang Muka 10 % dari nilai kontrak
13 Denda Keterlambatan 1 % per hari max 5 % dari nilai kontrak
14 Jenis Material On Site (MOS) Presentase penilaiannya 70 %
15 Retensi 10 % dari nilai kontrak
16 Sumber Dana dan Porsi PT. Trans Marga Jateng
17 Prosedur Penagihan Monthly certificate
18 Asuransi dan Deductible CAR
3.4.3 Data Teknis
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 27
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Data-data teknis mengenai Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap I
Ruas Semarang - Bawen Seksi III (Penggaron- Beji STA. 8+475 s/d 14+100) adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Data-Data Teknis
Penampang Melintang Jalan Utama dan Akses
a Panjang Jalan Utama 5.625 m (STA.8+475 s/d STA.14+100)
b Jalan Akses Akses 1 (STA.00+000 s/d STA.1+049)
Akses 2 (STA.00+000 s/d STA.1+322)
c Konstruksi Jalan Tol Rigid Pavement t=31cm Kelas P
Lean Concrete t=10cm, kelas E
d Konstruksi Bahu Jalan Flexible Pavement, ATB t=10cm, Agregat
Kelas B, t=31cm
e Lebar Lajur Lalu Lintas (2x2x3,6) m
f Bahu Dalam 1,50 m
g Kemiringan Melintang Normal 2 %
h Kemiringan Melintang Normal
Bahu Luar
4 %
Ramp Simpang Susun Ungaran
a Lebar Lajur Lalu Lintas 4,00 m
b Bahu Luar 3,00 m
c Bahu Dalam 1,00 m
d Lebar Median Minimum 2,80 m
e Kemiringan Melintang Normal
Lajur Lalu Lintas
2 %
Struktur
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 28
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
a Underpass (Box Traffic) 5 buah
b Overpass 2 buah
Bangunan Perlintasan
a Box Pedestrian 2 buah
b Box Culvert (Crossing
Drainage)
6 buah
c Median Cross Drain 16 buah (jumlah dapat berubah sesuai kondisi
lapangan)
3.5 Pekerjaan Persiapan
Sebelum proyek dimulai, pelaksana melakukan beberapa persiapan,
diantaranya mempelajari dokumen-dokumen pelaksanaan yang diberikan oleh
Pemberi Tugas yang berupa gambar-gambar rencana (design drawing) dan spesifikasi
teknis mengadakan survey atau study lapangan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh mengenai keadaan lapangan dan lain-lain. Dari dokumen tersebut di atas
selanjutnya pihak pelaksana membuat gambar-gambar penjelas guna memperlancar
pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Beberapa pekerjaan lain yang biasanya akan
membantu dalam proses pelaksanaan pekerjaan yaitu:
3.5.1 Pembuatan papan nama kegiatan
Pembuatan papan nama ini biasanya digunakan sebagai indentitas bahwa
proyek ini sedang dikerjakan.
3.5.2 Pengukuran (Uitzet Bouwplank)
Pengukuran lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok
utama bagi pembangunan.
3.5.3 Sosialisasi
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 29
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Sebelum pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo - Semarang perlu
diadakan sosioalisasi kepada masyarakat sekitar untuk menghindari pro-kontra yang
terjadi ditengah pelaksanaan proyek dari berbagai pihak yang dikhawatirkan dapat
menggangu pelaksanaan proyek.
3.5.4 Penyediaan Sarana Kegiatan
Mobilitas alat berat, berupa penyediaan alat pengangkut, peralatan-peralatan,
kendaraan/alat-alat berat yang menunjang pelaksanaan pekerjaan proyek.
3.5.5. Keamanan
Untuk memperlancar pelaksanaan proyek diperlukan sistem keamanan yang
sistematis dan ketat. Hal ini dilakukan untuk menghindari pencurian bahan-bahan
bangunan dan juga mengantisipasi adanya kejahatan dari pihak-pihak yang pro-kontra
yang dikhawatirkan dapat menghambat proyek.
3.6 Material dan Peralatan Teknis
3.6.1 Spesifikasi Teknis Material
Bahan Bahan material yang akan dipakai dalam suatu proyek terlebih dahulu
harus diuji kualitasnya, sehingga akan didapat material yang terjamin mutunya.
Pengujian material harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh spesifikasi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan material antara lain :
1. Material harus memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku;
2. Material harus sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe, dan mutu yang
dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis atau yang secara khusus disetujui secara
tertulis oleh direksi;
3. Seluruh material untuk bangunan struktural harus berkualitas.
Selain itu material tersebut harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya
terjamin dan terpelihara, serta sewaktu-waktu harus siap untuk digunakan dalam
pekerjaan.
A. Air
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 30
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakan tanpa pengujian. Air
dengan kriteria diatas tidak selalu ada dan jika tidak ada diharuskan untuk mengamati
dan menguji apakah air tesebut mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton
ataupun baja tulangan. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat-zat yang
merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, ataupun zat organik.
B. Agregat Halus
Suatu agregat dapat dikategorikan sebagai agregat halus bila mempunyai ukuran
0,15 – 5 mm. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-
alat pemecah batu. Syarat-syarat untuk agregat halus menurut PBI 1971 N.I.-2, antara
lain:
1. Terdiri dari butiran tajam dan keras, bersifat kekal artinya tidak
mudah pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan,
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah butiran yang lolos
saringan 0,063 mm. Bila kadar lumpur lebih dari 5 %, maka harus dicuci terlebih
dahulu sebelum dipakai,
3. Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak, yang
harus dibuktikan dengan percobaaan warna dari Abrams Harder (dengan larutan
NaOH),
4. Harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam
besarnya dan apabila disaring harus memenuhi persyaratan :
a. sisa di atas saringan 4 mm, harus minimum 2 % dari berat,
b. sisa di atas saringan 1 mm, harus minimum 10 % dari berat,
c. sisa di atas saringan 0,25 mm, harus berkisar antara 80 % dan 95 % berat.
5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk
semua mutu beton,kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-
bahan yang diakui.
C. Agregat Kasar
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 31
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Suatu agregat dapat dikategorikan sebagai agregat kasar bila mempunyai ukuran
butiran 5 mm – 40 mm, sedangkan yang lebih besar dari itu disebut sebagai batu.
Agregat kasar atau split pada proyek ini diperoleh dari pemecahan batu dengan stone
crusher. Syarat-syarat agregat kasar sesuai PBI 1971 N.I. – 2, antara lain :
1. Terdiri dari butiran keras, tidak berpori,
2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering,
3. Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
4. Ukuran maksimum agregat tidak lebih besar dari ¾ jarak bersih minimum antar
tulangan.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan mesin pengaus Los
Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %. Agregat kasar harus
terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat.
b. Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% - 98% berat.
c. Selisih antara sisa komulatif diatas dua ayakan berurutan adalah maksimum 60%
dan minimum 10%.
3.6.2 Peralatan Mekanis
Peralatan untuk pelaksanaan proyek sangat diperlukan terutama dalam bidang
keteknikan. Dalam menggunakan peralatan harus dipertimbangkan mengenai aspek
ekonomis dan efektifitas kerja, sehingga dapat menunjang kelancaran pekerjaan.Yang
dimaksud dengan penggunaan peralatan disini adalah penggunaan yang benar dari
peralatan berdasarkan jenisnya pada lapangan atau pada bidang pekerjaan yang tepat.
Dengan penggunaan peralatan yang tepat juga dapat memperpanjang jangka waktu
usia pemakaian alat itu sendiri. Disamping itu, pemilihan peralatan hendaknya harus
tepat, didasarkan pada pertimbangan produktifitas dan umur ekonomis dari peralatan
tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan alat, untuk pemilihan alat
pekerjaan, diantaranya :
1. Macam jenis pekerjaan (pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan);
2. Besarnya pekerjaan ( berapa luas, berapa kilometer, dan kelas jalan);
3. Daerah pekerjaan ( pegunungan, tanah rawa, tanah gambut );
4. Sifat proyek (menyangkut waktu penyelesaian).
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 32
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Dari beberapa faktor diatas dapat ditentukan macam peralatan yang akan
diperlukan dan jumlah masing-masing peralatan. Setelah ditentukan jenis dan
jumlahnya maka perlu ditentukan spesifikasi dari peralatan tersebut. Hal ini sangat
penting untuk memperoleh peralatan yang baik, dan dengan harga yang relatif
murah.Tujuan dari penggunaan peralatan mekanis adalah :
1. Mempercepat selesainya suatu pekerjaan, mengingat volume pekerjaan yang
cukup besar.
2. Memperoleh suatu hasil pekerjaan yang lebih baik dan efisien.
Adapun peralatan yang digunakan pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan
Tol Solo - Semarang ini antara lain :
a. Excavator (backhoe)
Alat berfungsi untuk menggali parit, lubang, dan pondasi, penghancuran gedung,
meratakan permukaan tanah, mengangkat, memindahkan material, mengeruk sungai,
dan pertambangan.
Gambar 3.1 Excavator
b. Dump truck
Alat ini berfungsi untuk mengangkut batuan dari tempat asal/quarry ke tempat
pabrik untuk diolah menjadi krikil dan agregat, mengangkut tanah buangan hasil
galian excavator, mengangkut agregat untuk lapisan jalan, mengangkut aspal hot mix
ketempat lokasi pekerjaan, mengangkut material dan bahan lainya.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 33
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Gambar 3.2 Dump Truck
c. Motor Grader
Motor grader berfungsi untuk membentuk kemiringan/sudut permukaan,
mengupas tipis,dan mendorong ringan hasil kupasan.
Gambar 3.3 Motor Grader
d. Vibratory Roller Dan Shipfoot Roller
Vibratory Roller dan Shipfoot Roller berfungsi untuk memadatkan timbunan
tanah.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 34
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Gambar 3.4 Vibratory Roller
Gambar 3.5 Shipfoot Roller
e. Bulldozer Biasa
Bulldozer biasa berfungsi untuk mendorong hasil kupasan tanah +/- 50 m,
meratakan tanah hasil timbunan, pemelihara jalan kerja, dan pemadatan ringan.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 35
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Gambar 3.6 Bulldozer biasa
f. Bulldozer Tipe D8/D9
Buldozer D8/D9 berfungsi untuk memotong tanah keras, tanah berbatu, dan tanah
batu.
Gambar 3.7 Bulldozer Type D8/D9
g. Water Tanker
Water Tanker berfungsi untuk menambahkan air apabila kadar air pada material
yang akan dipadatkan kurang.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 36
Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang
Gambar 3.8 Water Tanker
3.7 Analisa Data
a. Data Mekanika Tanah
Penyelidikan tanah merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan suatu proyek,
penyelidikan tanah disini untuk menentukan kedalaman tanah keras yang akan
digunakan sebagai lapisan pendukung konstruksi pondasi.
b. Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium
Penyelidikan tanah yang dilaksanakan meliputi penyelidikan di lapangan dan
laboratorium. Penyelidikan di lapangan meliputi pekerjaan sand cone (data hasil
pengujian sand cone seperti pada terlampir) dan pengambilan contoh agregat
(sampling).
c. Data Topografi dan Geologi
Data topografi dan geologi berhubungan langsung dengan keadaan, bentuk dan
kondisi di dalam maupun di permukaan tanah, sehingga data-data tersebut dapat
digunakan untuk merencanakan geometrik dari jalan, bentuk konstruksi pada
jalan. Kondisi topografi disekitar jalan merupakan daerah persawahan.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 37