bab 3 2

18
Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 3.3 Tujuan Pelaksanaan Proyek Perkembangan pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan pemerintah daerah terutama pembangunan ekonomi wilayah Jalan Tol Solo – Semarang mempunyai tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi; 2. Memperlancar arus lalu lintas barang, jasa dan penumpang sehingga meningkatkan efisiensi waktu dan biaya; 3. Ikut mendorong pertumbuhan ekonomi baik pada daerah sekitar maupun daerah lain yang termasuk wilayah pengaruhnya; 4. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan sehingga kecelakaan lalu lintas dapat ditekan sekecil mungkin. 3.4 Data-Data Konstruksi Proyek 3.4.1 Lokasi Proyek Lokasi proyek ini berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan awal proyek di mulai pada STA 8+475 s/d 14+100 dengan keseluruhan proyek di mulai dari kecamatan Penggaron dan berakhir di kecamatan Beji sepanjang 5,625 m (peta lokasi dapat dilihat pada lampiran). 3.4.2 Data Umum Proyek LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – Bawen STA 8+475 – 14+100 26

Transcript of bab 3 2

Page 1: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

3.3 Tujuan Pelaksanaan Proyek

Perkembangan pembangunan disegala bidang yang sedang dilakukan

pemerintah daerah terutama pembangunan ekonomi wilayah Jalan Tol Solo –

Semarang mempunyai tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi;

2. Memperlancar arus lalu lintas barang, jasa dan penumpang sehingga

meningkatkan efisiensi waktu dan biaya;

3. Ikut mendorong pertumbuhan ekonomi baik pada daerah sekitar maupun daerah

lain yang termasuk wilayah pengaruhnya;

4. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan sehingga kecelakaan lalu

lintas dapat ditekan sekecil mungkin.

3.4 Data-Data Konstruksi Proyek

3.4.1 Lokasi Proyek

Lokasi proyek ini berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan awal

proyek di mulai pada STA 8+475 s/d 14+100 dengan keseluruhan proyek di mulai

dari kecamatan Penggaron dan berakhir di kecamatan Beji sepanjang 5,625 m (peta

lokasi dapat dilihat pada lampiran).

3.4.2 Data Umum Proyek

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo - Semarang Tahap I Ruas

Semarang - Bawen Seksi III (Penggaron - Beji STA. 8+475 s/d 14+100) sampai saat

ini mencapai 67,4789% terhitung dari tanggal 31 Juli 2010. Apabila kita mengamati

pada schedule partial s/d Akses Ungaran, maka akan tampak letak garis realisasi di

bawah garis rencana. Data-data umum dari proyek ini adalah sebagai berikut ;

Tabel 3.1 Data-Data Umum Prtoyek

No. Uraian Keterangan

1 Nama Pekerjaan Proyek Pembangunan Jalan Tol

Semarang - Solo Tahap I, Ruas

Semarang-Bawen Seksi III, Penggaron -

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 26

Page 2: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Beji STA. 8+475 s/d 14+100

2 Nomor Kontrak Proyek TMJ.KJP/V/2009/004

3 Nama Pemilik/Pemberi Tugas PT. Jasa Marga (Persero) & PT. Trans

Marga Jateng

4 Nama Konsultan Perencana PT. Virama Karya (Persero)

5 Nama Konsultan Pengawas PT. Bina Karya (Persero)

6 Surat Perintah Mulai Kerja 01 Juni 2009

7 Tanggal Mulai Pekerjaan 01 Juni 2009

8 Tanggal Selesai Pekerjaan 22 Oktober 2010

9 Nilai Kontrak Rp.262.299.750.000.00 termasuk PPN

10%

10 Waktu Pelaksanaan 510 hari kalender, sejak diterbitkan

SPMK

11 Masa Pemeliharaan 36 bulan

No. Uraian Keterangan

12 Uang Muka 10 % dari nilai kontrak

13 Denda Keterlambatan 1 % per hari max 5 % dari nilai kontrak

14 Jenis Material On Site (MOS) Presentase penilaiannya 70 %

15 Retensi 10 % dari nilai kontrak

16 Sumber Dana dan Porsi PT. Trans Marga Jateng

17 Prosedur Penagihan Monthly certificate

18 Asuransi dan Deductible CAR

3.4.3 Data Teknis

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 27

Page 3: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Data-data teknis mengenai Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap I

Ruas Semarang - Bawen Seksi III (Penggaron- Beji STA. 8+475 s/d 14+100) adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Data-Data Teknis

Penampang Melintang Jalan Utama dan Akses

a Panjang Jalan Utama 5.625 m (STA.8+475 s/d STA.14+100)

b Jalan Akses Akses 1 (STA.00+000 s/d STA.1+049)

Akses 2 (STA.00+000 s/d STA.1+322)

c Konstruksi Jalan Tol Rigid Pavement t=31cm Kelas P

Lean Concrete t=10cm, kelas E

d Konstruksi Bahu Jalan Flexible Pavement, ATB t=10cm, Agregat

Kelas B, t=31cm

e Lebar Lajur Lalu Lintas (2x2x3,6) m

f Bahu Dalam 1,50 m

g Kemiringan Melintang Normal 2 %

h Kemiringan Melintang Normal

Bahu Luar

4 %

Ramp Simpang Susun Ungaran

a Lebar Lajur Lalu Lintas 4,00 m

b Bahu Luar 3,00 m

c Bahu Dalam 1,00 m

d Lebar Median Minimum 2,80 m

e Kemiringan Melintang Normal

Lajur Lalu Lintas

2 %

Struktur

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 28

Page 4: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

a Underpass (Box Traffic) 5 buah

b Overpass 2 buah

Bangunan Perlintasan

a Box Pedestrian 2 buah

b Box Culvert (Crossing

Drainage)

6 buah

c Median Cross Drain 16 buah (jumlah dapat berubah sesuai kondisi

lapangan)

3.5 Pekerjaan Persiapan

Sebelum proyek dimulai, pelaksana melakukan beberapa persiapan,

diantaranya mempelajari dokumen-dokumen pelaksanaan yang diberikan oleh

Pemberi Tugas yang berupa gambar-gambar rencana (design drawing) dan spesifikasi

teknis mengadakan survey atau study lapangan untuk memperoleh gambaran secara

menyeluruh mengenai keadaan lapangan dan lain-lain. Dari dokumen tersebut di atas

selanjutnya pihak pelaksana membuat gambar-gambar penjelas guna memperlancar

pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Beberapa pekerjaan lain yang biasanya akan

membantu dalam proses pelaksanaan pekerjaan yaitu:

3.5.1 Pembuatan papan nama kegiatan

Pembuatan papan nama ini biasanya digunakan sebagai indentitas bahwa

proyek ini sedang dikerjakan.

3.5.2 Pengukuran (Uitzet Bouwplank)

Pengukuran lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok

utama bagi pembangunan.

3.5.3 Sosialisasi

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 29

Page 5: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Sebelum pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo - Semarang perlu

diadakan sosioalisasi kepada masyarakat sekitar untuk menghindari pro-kontra yang

terjadi ditengah pelaksanaan proyek dari berbagai pihak yang dikhawatirkan dapat

menggangu pelaksanaan proyek.

3.5.4 Penyediaan Sarana Kegiatan

Mobilitas alat berat, berupa penyediaan alat pengangkut, peralatan-peralatan,

kendaraan/alat-alat berat yang menunjang pelaksanaan pekerjaan proyek.

3.5.5. Keamanan

Untuk memperlancar pelaksanaan proyek diperlukan sistem keamanan yang

sistematis dan ketat. Hal ini dilakukan untuk menghindari pencurian bahan-bahan

bangunan dan juga mengantisipasi adanya kejahatan dari pihak-pihak yang pro-kontra

yang dikhawatirkan dapat menghambat proyek.

3.6 Material dan Peralatan Teknis

3.6.1 Spesifikasi Teknis Material

Bahan Bahan material yang akan dipakai dalam suatu proyek terlebih dahulu

harus diuji kualitasnya, sehingga akan didapat material yang terjamin mutunya.

Pengujian material harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh spesifikasi.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan material antara lain :

1. Material harus memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku;

2. Material harus sesuai dengan ukuran, kebutuhan, tipe, dan mutu yang

dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis atau yang secara khusus disetujui secara

tertulis oleh direksi;

3. Seluruh material untuk bangunan struktural harus berkualitas.

Selain itu material tersebut harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya

terjamin dan terpelihara, serta sewaktu-waktu harus siap untuk digunakan dalam

pekerjaan.

A. Air

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 30

Page 6: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakan tanpa pengujian. Air

dengan kriteria diatas tidak selalu ada dan jika tidak ada diharuskan untuk mengamati

dan menguji apakah air tesebut mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton

ataupun baja tulangan. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat-zat yang

merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, ataupun zat organik.

B. Agregat Halus

Suatu agregat dapat dikategorikan sebagai agregat halus bila mempunyai ukuran

0,15 – 5 mm. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil

disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-

alat pemecah batu. Syarat-syarat untuk agregat halus menurut PBI 1971 N.I.-2, antara

lain:

1. Terdiri dari butiran tajam dan keras, bersifat kekal artinya tidak

mudah pecah atau hancur akibat pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan,

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan

terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah butiran yang lolos

saringan 0,063 mm. Bila kadar lumpur lebih dari 5 %, maka harus dicuci terlebih

dahulu sebelum dipakai,

3. Tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak, yang

harus dibuktikan dengan percobaaan warna dari Abrams Harder (dengan larutan

NaOH),

4. Harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam

besarnya dan apabila disaring harus memenuhi persyaratan :

a. sisa di atas saringan 4 mm, harus minimum 2 % dari berat,

b. sisa di atas saringan 1 mm, harus minimum 10 % dari berat,

c. sisa di atas saringan 0,25 mm, harus berkisar antara 80 % dan 95 % berat.

5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk

semua mutu beton,kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-

bahan yang diakui.

C. Agregat Kasar

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 31

Page 7: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Suatu agregat dapat dikategorikan sebagai agregat kasar bila mempunyai ukuran

butiran 5 mm – 40 mm, sedangkan yang lebih besar dari itu disebut sebagai batu.

Agregat kasar atau split pada proyek ini diperoleh dari pemecahan batu dengan stone

crusher. Syarat-syarat agregat kasar sesuai PBI 1971 N.I. – 2, antara lain :

1. Terdiri dari butiran keras, tidak berpori,

2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering,

3. Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,

4. Ukuran maksimum agregat tidak lebih besar dari ¾ jarak bersih minimum antar

tulangan.

Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan mesin pengaus Los

Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %. Agregat kasar harus

terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat.

b. Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% - 98% berat.

c. Selisih antara sisa komulatif diatas dua ayakan berurutan adalah maksimum 60%

dan minimum 10%.

3.6.2 Peralatan Mekanis

Peralatan untuk pelaksanaan proyek sangat diperlukan terutama dalam bidang

keteknikan. Dalam menggunakan peralatan harus dipertimbangkan mengenai aspek

ekonomis dan efektifitas kerja, sehingga dapat menunjang kelancaran pekerjaan.Yang

dimaksud dengan penggunaan peralatan disini adalah penggunaan yang benar dari

peralatan berdasarkan jenisnya pada lapangan atau pada bidang pekerjaan yang tepat.

Dengan penggunaan peralatan yang tepat juga dapat memperpanjang jangka waktu

usia pemakaian alat itu sendiri. Disamping itu, pemilihan peralatan hendaknya harus

tepat, didasarkan pada pertimbangan produktifitas dan umur ekonomis dari peralatan

tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan alat, untuk pemilihan alat

pekerjaan, diantaranya :

1. Macam jenis pekerjaan (pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan);

2. Besarnya pekerjaan ( berapa luas, berapa kilometer, dan kelas jalan);

3. Daerah pekerjaan ( pegunungan, tanah rawa, tanah gambut );

4. Sifat proyek (menyangkut waktu penyelesaian).

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 32

Page 8: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Dari beberapa faktor diatas dapat ditentukan macam peralatan yang akan

diperlukan dan jumlah masing-masing peralatan. Setelah ditentukan jenis dan

jumlahnya maka perlu ditentukan spesifikasi dari peralatan tersebut. Hal ini sangat

penting untuk memperoleh peralatan yang baik, dan dengan harga yang relatif

murah.Tujuan dari penggunaan peralatan mekanis adalah :

1. Mempercepat selesainya suatu pekerjaan, mengingat volume pekerjaan yang

cukup besar.

2. Memperoleh suatu hasil pekerjaan yang lebih baik dan efisien.

Adapun peralatan yang digunakan pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan

Tol Solo - Semarang ini antara lain :

a. Excavator (backhoe)

Alat berfungsi untuk menggali parit, lubang, dan pondasi, penghancuran gedung,

meratakan permukaan tanah, mengangkat, memindahkan material, mengeruk sungai,

dan pertambangan.

Gambar 3.1 Excavator

b. Dump truck

Alat ini berfungsi untuk mengangkut batuan dari tempat asal/quarry ke tempat

pabrik untuk diolah menjadi krikil dan agregat, mengangkut tanah buangan hasil

galian excavator, mengangkut agregat untuk lapisan jalan, mengangkut aspal hot mix

ketempat lokasi pekerjaan, mengangkut material dan bahan lainya.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 33

Page 9: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Gambar 3.2 Dump Truck

c. Motor Grader

Motor grader berfungsi untuk membentuk kemiringan/sudut permukaan,

mengupas tipis,dan mendorong ringan hasil kupasan.

Gambar 3.3 Motor Grader

d. Vibratory Roller Dan Shipfoot Roller

Vibratory Roller dan Shipfoot Roller berfungsi untuk memadatkan timbunan

tanah.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 34

Page 10: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Gambar 3.4 Vibratory Roller

Gambar 3.5 Shipfoot Roller

e. Bulldozer Biasa

Bulldozer biasa berfungsi untuk mendorong hasil kupasan tanah +/- 50 m,

meratakan tanah hasil timbunan, pemelihara jalan kerja, dan pemadatan ringan.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 35

Page 11: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Gambar 3.6 Bulldozer biasa

f. Bulldozer Tipe D8/D9

Buldozer D8/D9 berfungsi untuk memotong tanah keras, tanah berbatu, dan tanah

batu.

Gambar 3.7 Bulldozer Type D8/D9

g. Water Tanker

Water Tanker berfungsi untuk menambahkan air apabila kadar air pada material

yang akan dipadatkan kurang.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 36

Page 12: bab 3 2

Program Studi Konstruksi SipilJurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Semarang

Gambar 3.8 Water Tanker

3.7 Analisa Data

a. Data Mekanika Tanah

Penyelidikan tanah merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan suatu proyek,

penyelidikan tanah disini untuk menentukan kedalaman tanah keras yang akan

digunakan sebagai lapisan pendukung konstruksi pondasi.

b. Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium

Penyelidikan tanah yang dilaksanakan meliputi penyelidikan di lapangan dan

laboratorium. Penyelidikan di lapangan meliputi pekerjaan sand cone (data hasil

pengujian sand cone seperti pada terlampir) dan pengambilan contoh agregat

(sampling).

c. Data Topografi dan Geologi

Data topografi dan geologi berhubungan langsung dengan keadaan, bentuk dan

kondisi di dalam maupun di permukaan tanah, sehingga data-data tersebut dapat

digunakan untuk merencanakan geometrik dari jalan, bentuk konstruksi pada

jalan. Kondisi topografi disekitar jalan merupakan daerah persawahan.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGANProyek Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang Tahap 1 Ruas Semarang – BawenSTA 8+475 – 14+100 37