Bab 2 & 3 - Copy

37
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Dari hasil penelitian Septiawati (2008:37) yang berjudul Analisis Tingkat Kognitif Latihan Soal Pada Buku Teks Matematika SMP Kelas IX berdasarkan Taksonomi Bloom disimpulkan bahwa persentase tingkat kognitif dari 471 soal yang memuat 587 pertanyaan pada buku teks Matematika SMP kelas IX berjudul Jenius Matematika 3 disusun oleh Buchori dan diterbitkan oleh Aneka Ilmu diperoleh 14.82% aspek pengetahuan (C1), 63.88% aspek pemahaman (C2), 14.82% aspek aplikasi (C3), 2.22% aspek analisis (C4), 0% untuk aspek sintesis (C5) dan aspek evaluasi (C6). Kumalasari (2009:43) dengan judul penelitian Analisis Tingkat Kognitif Pertanyaan Pada Buku Teks Matematika Kelas VII Pokok Bahasan Bilangan Bulat Berdasarkan Taksonomi Bloom menyimpulkan, pada buku teks Matematika SMP terbitan Tiga Serangkai berjudul Matematika Kreatif Konsep Dan Terapannya yang disusun oleh Ponco Sujatmiko, dan dicetak tahun 2005, presentase tingkat kognitif dari 63 soal yang memuat 218 pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom adalah 28.5% aspek pengetahuan (C1), 62.4% aspek pemahaman (C2),

Transcript of Bab 2 & 3 - Copy

Page 1: Bab 2 & 3 - Copy

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dari hasil penelitian Septiawati (2008:37) yang berjudul Analisis Tingkat

Kognitif Latihan Soal Pada Buku Teks Matematika SMP Kelas IX berdasarkan

Taksonomi Bloom disimpulkan bahwa persentase tingkat kognitif dari 471 soal

yang memuat 587 pertanyaan pada buku teks Matematika SMP kelas IX berjudul

Jenius Matematika 3 disusun oleh Buchori dan diterbitkan oleh Aneka Ilmu

diperoleh 14.82% aspek pengetahuan (C1), 63.88% aspek pemahaman (C2),

14.82% aspek aplikasi (C3), 2.22% aspek analisis (C4), 0% untuk aspek sintesis

(C5) dan aspek evaluasi (C6).

Kumalasari (2009:43) dengan judul penelitian Analisis Tingkat Kognitif

Pertanyaan Pada Buku Teks Matematika Kelas VII Pokok Bahasan Bilangan

Bulat Berdasarkan Taksonomi Bloom menyimpulkan, pada buku teks Matematika

SMP terbitan Tiga Serangkai berjudul Matematika Kreatif Konsep Dan

Terapannya yang disusun oleh Ponco Sujatmiko, dan dicetak tahun 2005,

presentase tingkat kognitif dari 63 soal yang memuat 218 pertanyaan berdasarkan

Taksonomi Bloom adalah 28.5% aspek pengetahuan (C1), 62.4% aspek

pemahaman (C2), 7.3% aspek aplikasi (C3), 1.4% aspek analisis (C4), 0.4 aspek

sintesis (C5) dan 0% aspek evaluasi (C6). Pada buku teks Matematika SMP

terbitan Erlangga berjudul Matematika 1A yang disusun oleh M. Cholik

Adinawan dan Sugijono dicetak 2007 persentase tingkat kognitif dari 125 soal

yang memuat 315 pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom adalah 26% aspek

pengetahuan (C1), 67% aspek pemahaman (C2), 3.2% aspek aplikasi (C3), 3.8%

aspek analisis (C4), 0% aspek sintesis (C5) dan aspek evaluasi (C6). Penelitian

yang dilakukan sekarang bertujuan untuk menganalisis tingkat kognitif soal

pilihan ganda uji akhir tahun/uji semester pada buku teks Ekonomi kelas X SMA

Negeri 3 Jember terbitan Ganeca Exact. Penelitian terdahulu memberikan

Page 2: Bab 2 & 3 - Copy

7

kontribusi berupa langkah-langkah menganalisis soal pada penelitian sejenis yang

direncanakan oleh peneliti sekarang.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kemampuan kognitif setiap

siswa itu berbeda sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penelitian yang

dilakukan oleh Septiawati dan Kumalasari menunjukan bahwa siswa kelas IX

SMP sudah mendapatkan soal-soal untuk tingkat Analisis (C4) walaupun

persentasenya sangat kecil. Berbeda dari penelitian terdahulu, penelitian ini

difokuskan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu kelas X SMA Negeri

3 Jember. Mata pelajaran yang diambil juga berbeda, pada penelitian terdahulu

difokuskan untuk mata pelajaran Matematika sedangkan untuk penelitian ini

difokuskan untuk mata pelajaran Ekonomi. Penerbitnya juga berbeda, pada

penelitian terdahulu penerbitnya Aneka Ilmu dan Tiga Serangkai, sedangkan pada

penelitian sekarang penerbitnya Ganeca Exact. Persamaan antara penelitian ini

dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada Lokus yang akan dikaji yaitu

Aspek Kognitif soal pada buku teks.

2.2 Landasan Teori Tentang Buku Teks

2.2.1 Perngertian Buku teks

Dalam berbagai literatur asing, buku pelajaran diistilahkan dengan

textbook (selanjutnya istilah yang digunakan adalah buku pelajaran). Buku

pelajaran menurut beberapa ahli adalah media pembelajaran yang dominan

peranannya di kelas; media penyampaian materi kurikulum; dan bagian sentral

dalam suatu sistem pendidikan (Suryaman, 2008:2).

Tarigan (1990) mendefinisikan buku teks sebagai buku pelajaran dalam

bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar

dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional yang dilengkapi

dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para

pemakai di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang

suatu program pengajaran. Pendapat lainnya, seperti yang dikatakan Buckingham

(dalam Taringan, 1986:11) mengatakan bahwa buku teks adalah sarana belajar

yang dapat digunakan disekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk

Page 3: Bab 2 & 3 - Copy

8

menunjang suatu program pengajaran. Oleh karena itu buku teks sebagai alat

pembelajaran merupakan sebuah hasil karya memikiran seseorang tentang

konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran tertentu yang digunakan di sekolah-

sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.

Buku teks Ekonomi Ganeca Exact SMA Negeri 3 Jember kelas X ialah

sumber belajar yang memuat materi-materi antara lain: Permasalahan Ekonomi

(kebutuhan manusia, kelangkaan, masalah pokok Ekonomi, biaya peluang, sistem

Ekonomi), Pelaku Ekonomi (manfaat dan nilai barang, perilaku konsumen,

perilaku produsen, arus lingkar kegiatan Ekonomi, peran konsumen dan

produsen), Permintaan dan Penawaran di Pasar (permintaan, penawaran,

elastisitas, keseimbangan pasar, bentuk-bentuk pasar barang, dan bentuk-bentuk

pasar produksi), Ekonomi Mikro dan Makro (pengertian ekonomi mikro dan

makro, perbedaan ekonomi mikro dan makro, dan permasalahan ekonomi mikro

dan makro), Pendapatan Nasional (metode penghitungan pendapatan nasional,

konsep-konsep pendapatan nasional, manfaat penghitungan pendapatan nasional,

pendaatan perkapita, meghitung inflasi dengan indeks harga), Konsumsi dan

Investasi (fungsi konsumsi, fungsi tabungan, fungsi investasi, keseimbangan

pendapatan nasional), uang dan bank (uang, permintaan dan penawaran uang,

bank, kebijakan moneter) . Soal latihan uji akhir tahun berbentuk soal pilihan

ganda terdiri dari soal-soal yang diambil pada setiap pokok bahasan yang ada

pada buku teks.

2.2.2 Fungsi Buku Teks dalam Pembelajaran

Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir

dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam

buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan dalam buku teks, atau

melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks. Dengan adanya

dorongan yang konstruktif tersebut, maka dorongan atau motif-motif yang tidak

baik atau destruktif akan terkurangi atau terhalangi. Oleh karena itu benar apa

yang dikatakan oleh Musse dkk (dalam Muclish, M.,2008) bahwa pengaruh buku

teks terhadap anak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu a. dapat mendorong

Page 4: Bab 2 & 3 - Copy

9

perkembangan yang baik dan b. menghalangi perkembangan yang tidak baik.

Menurut Trianto (2011:227) buku siswa merupakan buku panduan bagi siswa

dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran,kegiatan

penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh

penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, buku bacaan siswa ini juga sebagai panduan belajar baik dalam

proses pembelajaran di kelas maupun belajar mandiri di rumah. Materi ajar

berisikan garis besar bab, kata-kata sains yang dapat dibaca pada uraian materi

pelajaran, tujuan yang memuat tujuan yang hendak dcapai setelah mempelajari

materi ajar, materi pelajaran berisi uraian materi yang harus dipelajari, bagan atau

gambar yang mendukung ilustrasi pada uraian materi, kegiatan percobaan

menggunakan alat dan bahan sederhana dengan teknologi sederhana yang dapat

dikerjakan oleh siswa, uji diri setiap sub materi pokok, dan masalah-masalah

adalah kehidupan sehari-hari yang perlu didiskusikan (Trianto, 2011:227).

Segi positif dari buku teks dapat memberikan penunjang kepada proses

belajar mengajar. Segi positif inilah yang dianggap keunggulan. Keunggulan buku

teks yaitu :

a. mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai

pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran

yang disajikan;

b. menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject-matter kaya, mudah

dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para

siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang menyarankan

dimana-mana ketrampilan-ketrampilan ekspresional diperoleh di bawah

kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya;

c. menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai

ketrampilan-ketrampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok

dalam komunikasi;

d. menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampingi

metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para

siswa;

Page 5: Bab 2 & 3 - Copy

10

e. menyajikan fiksasi (perasan yang mendalam) awal yang perlu dan juga

sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis;

f. menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat

guna. (Greene dan Petty dalam Tarigan,1986:2.4).

Bagi siswa buku teks dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar sendiri

di rumah. Soal-soal yang terdapat dalam buku teks merupakan alat untuk

mengasah kemampuan atau pengetahuan siswa terkait materi pelajaran yang

dipelajari. Dalam hal ini buku teks juga mempunyai peran yang cukup dominan

karena intensitas siswa di rumah juga lebih panjang.

Buku teks dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang

berbagai segi kehidupan (Pusat Perbukuan, 2005). Buku teks sudah dipersiapkan

dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks itu memberikan fasilitas bagi

kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang caranya.

Dengan demikian, penggunaan buku teks merupakan bagian dari upaya

pencipataan ”budaya buku” bagi siswa, yang menjadi salah satu indikator dari

masyarakat yang maju (Suryaman, 2008:2).

Dipandang dari hasil belajar, buku teks mempunyai peran penting.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks berperan secara maknawi

dalam prestasi belajar siswa. Laporan World Bank (1995) mengenai Indonesia,

misalnya, ditunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas

lain berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa. Di Filipina, peningkatan

rasio kepemilikan buku siswa dari 1 : 10 menjadi 1 : 2 di kelas 1 dan 2 secara

signifikan meningkatkan hasil belajar siswa (World Bank, 1995) (Suryaman,

2008:3). Pernyataan tersebut diperkuat oleh Supriadi (dalam Muclish, M.,2008)

yang menyatakan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif

dan bermakna dengan prestasi belajar.

Siswa perlu menempuh pengalaman dan latihan serta mencari informasi

tertentu untuk mencapai kompetensi yang diingikan dalam pembelajaran. Salah

satu alat yang efektif untuk mencapai kompetensi tersebut adalah lewat

penggunaan buku teks. Sebab, pengalaman dan latihan yang perlu ditempuh dan

Page 6: Bab 2 & 3 - Copy

11

informasi yang perlu dicari, begitu pula tentang cara menempuh dan mencarinya,

tersaji dalam buku teks secara terprogram.

Menurut Tarigan (1986:36-39) sebagai pengejawantahan dari kurikulum,

buku teks pertama-tama haruslah berfungsi sebagai wahana penunjang dan

pelaksanaan kurikulum. sebagai wahana penunjang kurikulum buku teks haruslah

mampu mengikuti perkembangan kurikulum yang ada. Dari beberapa uraian di

atas, taringan merumuskan fungsi-fungsi buku teks sebagai berikut:

a. sarana pelaksanaan kurikulum;

b. memasyarakatkan ilmu;

c. mencerminkan sudut pandang tertentu;

d. sumber belajar dan bertahap;

e. menyajikan masalah yang berfariasi dan serasi;

f. menyajikan aneka metode dan sarana pengajaran;

g. menyajikan fiksasi awal bagi tugas-tugas;

h. menyajikan sumber bahan evaluasi dan pengajaran remedial.

2.3 Soal Pilihan Ganda Dalam Buku Teks

2.3.1 Karakteristik Soal Pilihan Ganda yang Baik

Soal pilihan ganda terdiri atas sebuah masalah dan daftar saran

pemecahannya. Masalah yang dinyatakan sebagai pertanyaan langsung atau

pernyataan tidak lengkap disebut stem soal. Daftar saran pemecahan termasuk

kata-kata, nomor, simbol, atau frasa disebut alternative (juga disebut pilihan

atau option). Siswa disarankan untuk membaca stem dan daftar pilihan dan

memilih satu pilihan yang tepat atau yang terbaik. Pilihan yang tepat pada

setiap soal disebut jawaban, dan pilihan tersisa disebut pengecoh (juga disebut

pemikat atau gagal). Pilihan-pilihan yang tidak tepat fungsinya dalam soal untuk

mengecoh siswa yang ragu-ragu mengenai jawaban yang tepat.

Menggunakan pertanyaan langsung atau pernyataan tidak lengkap dalam

stem tergantung pada beberapa faktor. Bentuk pertanyaan langsung lebih

mudah ditulis, lebih alami bagi siswa, dan lebih jelas disajikan dalam rumusan

masalah. Di sisi lain, bentuk pernyataan tidak lengkap, lebih ringkas dan jika

Page 7: Bab 2 & 3 - Copy

12

terampil masalah dapat disajikan dengan baik. Prosedur umumnya, tiap stem

dimulai dengan pertanyaan langsung dan dialihkan pada bentuk pernyataan tidak

lengkap hanya ketika kejelasan masalah dapat diingat dan diringkas.

2.3.2 Penggunaan Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda adalah tipe soal yang banyak dipergunakan. Soal

ini dapat mengukur variasi hasil belajar dari yang sederhana sampai yang

kompleks, dan ini dapat diterima sebagai tipe pengukuran terbaik dari berbagai

sudut pandang.

Penggunaan soal pilihan ganda dalam pengukuran antara lain sebagai

berikut.

a. Mengukur hasil pengetahuan

1) Pengetahuan Terminologi: siswa dapat menunjukkan pengetahuan

mereka khususnya melalui pilihan kata yang mempunyai makna

sama seperti pemberian istilah atau dengan pemilihan defenisi istilah.

2) Pengetahuan Fakta Khusus: hal yang penting tentang kebenaran dan

kebutuhan dasar untuk mengembangkan pemahaman, keterampilan

berpikir, dan hasil belajar kompleks lainnya. Soal pilihan ganda

dirancang untuk mengukur fakta khusus dapat berbagai bentuk

yang berbeda, tetapi kata tanya siapa, apa, kapan, dan di mana

lebih sering digunakan.

3) Pengetahuan Prinsip: soal pilihan ganda ditampilkan lebih sulit,

tetapi hal ini disebabkan prinsip-prinsip yang lebih kompleks dari pada

fakta-fakta yang terisolasi.

4) Pengetahuan Metode dan Prosedur: termasuk pengetahuan prosedur

laboratorium, pengetahuan komunikasi, komnputerisasi, keterampilan,

pengetahuan metode pemecahan masalah, prosedur pemerintahan,

dan sebagainya.

b. Mengukur hasil pada tingkat pemahaman dan aplikasi

1) Kemampuan mengidentifikasi aplikasi fakta dan prinsip Biasanya

metode untuk menentukan pembelajaran siswa yang telah berlalu

Page 8: Bab 2 & 3 - Copy

13

selain mengingat fakta atau prinsip belaka yaitu dengan menanyakan

identifikasi aplikasi yang tepat dalam situasi yang baru bagi siswa.

2) Kemampuan menginterpretasi hubungan sebab akibat Pemahaman

dapat diukur berkali-kali dengan menyuruh siswa untuk

menginterpretasikan berbagai hubungan antarfakta. Salah satu

hubungan yang paling penting dan biasa pada pokok bahasan adalah

hubungan sebab akibat. Pemahaman hubungan seperti ini dapat diukur

melalui hubungan sebab akibat yang spesifik dan menyuruh siswa

untuk mengidentifikasi alasan-alasan terbaik untuk itu.

3) Kemampuan membenarkan metode dan prosedur Siswa harus

mengetahui metode yang benar atau rangkaian langkah-langkah

dalam sebuah prosedur, tanpa harus menjelaskan mengapa hal ini

merupakan metode atau rangkaian terbaik dalam langkah-langkah.

Hal ini dapat diukur dengan soal pilhan ganda dengan menyuruh

siswa memilih beberapa penjelasan yang memungkinkan terbaik dari

sebuah metode atau prosedur.

2.3.3 Keunggulan dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut ini

keunggulan soal pilihan ganda.

a. Soal pilihan ganda merupakan salah satu soal tes yang dapat diterapkan

secara luas untuk mengukur pencapaian.

b. Tes ini dapat mengukur berbagai tipe pengetahuan dan hasil belajar

kompleks secara efektif. Selain itu, tes ini juga bebas dari berbagai

karakteristik singkat dari tes tipe lain. Keambiguan yang kerap terjadi

pada soal jawaban singkat dapat dihindari disebabkan struktur pilihan

yang berdasarkan pada situasi yang lebih baik.

c. Soal pilihan ganda membantu kita dalam menentukan skor jawaban

salah. Siswa harus mengetahui jawaban yang paling tepat untuk

mendapatkan skor.

d. Soal pilihan ganda memberikan reabilitas yang lebih baik.

Page 9: Bab 2 & 3 - Copy

14

e. Soal pilihan ganda melalui pelatihan menjodohkan menghindari

keseragaman materi, sebab tiap soal mengukur ide tunggal.

f. Dua karakter soal pilihan ganda yang paling berguna disebutkan:

1) secara relatif bebas rangkaian respon,

2) menggunakan sejumlah alternatif hasil diagnostik yang dapat diterima.

g. Penerapan soal pilihan ganda beserta keunggulannya memudahkan

dalam penyusunan soal tes berkualitas tinggi.

Selain keunggulan, soal pilihan ganda memiliki kelemahan sebagai

berikut.

a. Soal pilihan ganda tidak dapat menentukan bagaimana situasi

sesungguhnya ketika siswa mengerjakan soal itu.

b. Soal pilihan ganda menuntut untuk memilih jawaban tepat, oleh karena

itu, ini tidak dapat diadaptasikan untuk mengukur keterampilan dalam

memecahkan masalah Matematika dan sains atau untuk mengukur

kemampuan mengorganisasikan dan mengemukakan ide.

c. Soal pilihan ganda memiliki kelemahan yang tidak diungkapkan oleh

tipe soal lain. Dalam tipe ini sulitnya menemukan pilihan tidak tepat

yang cukup tetapi pengecoh yang masuk akal. Masalah ini khususnya

disebabkan pada tingkat dasar kosakata dan pengetahuan siswa terbatas.

2.4 Validitas Soal

Karakteristik pertama yang harus dimiliki oleh soal sebagai alat evaluasi

adalah valid. Dalam hal ini tingkat kevalidan atau validitas soal sangat

mempengaruhi apakah soal tersebut dapat dikatakan soal yang baik atau tidak.

Menurut Johnson (dalam Sukardi 2011:31) soal dikatan valid apabila soal yang

digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Jadi, jika tes tersebut adalah

tes pencapaian hasil belajar maka hasil tes tersebut apabila diinterpretasikan

secara intensif, hasil yang dicapai memang benar menggambarkan ranah evaluasi

hasil belajar.

Seorang guru yang hendak mengetahui apakah siswa sudah mencapai

tujuan belajar yang dharapkan. Untuk mencapai hal tersebut guru perlu

Page 10: Bab 2 & 3 - Copy

15

mengembangkan tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, kemudian

memanfaatkannya untuk mengukur peserta didik. Menurut Sukardi (2011:31)

validitas suatu alat evaluasi mempunyai beberapa makna penting di antaranya :

a. validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes evaluasi grup

individual dan bukun instrumen itu sendiri;

b. validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukan kategori yang bisa

mencakup kategori rendah, menengah, dan tinggi;

c. prinsip suatu tes valid tidak universal. Maksudnya suatu tes hanya valid untuk

suatu tujuan tertentu saja.

Secara metodologis validitas dibedakan menjadi empat macam yaitu

validitas isi, konstruk, konkuren, dan prediksi. Penelitian ini lebih menggunakan

validitas isi atau yang juga bisa disebut validitas logis. Validitas ini dilihat atas

dasar pertimbangan (jugment) dari para pakar. Validitas isi adalah derajat dimana

sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk

mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting yaitu valid isi dan valid

teknik sampling. Valid isi mencakup khususnya apakah item-item yang dijadikan

sebagai alat evaluasi mengambarkan pengukuran dalam cakupan yang diukur.

Sedangkan validitas teknik sampling pada umumnya berkaitan dengan

bagaimanakah baiknya sauatu sampel item tes merepresentasikan total cakupan

isi.

Validitas isi juga disebetu validitas wajah. Akan tetapi hal tersebut masih

meragukan karena validitas wajah hanya menggambarkan derajat dimana sebuah

interpretasi tes tampak mengukur, tetapi tidak menggambarkan cara psikometrik

yang mengukur apa yang ingin diusahakan dapat diukur.

Validitas isi mempunyai peran yang sangat penting untuk tes pencapaian

hasil belajar. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para

ahli. Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk

menunjukan secara pasti. Akan tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana

suatu tes divalidasi menggunakan validitas isi, pertimbangan para ahli tersebut

dilakukan dengan cara seperti berikut. Pertama, para ahli diminta untuk

mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi.

Page 11: Bab 2 & 3 - Copy

16

Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi interpretasi item-item yang terlah

dibuat. Pada akhirnya perbaikan, mereka juga diminta untuk memberikan

pertimbangan tentang bagaimana baik interpretasi tes evaluasi tersebut

menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan ahli tersebut

biasanya juga menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah cukup

melalui interpretasi item pertanyaan dalam tes. Atau dengan kata lain

perbandingan dibuat antara apa yang harus dimasukan dengan apa yang ingin

diukur yang telah direfleksikan menjadi tujuan tes.

2.5 Kesesuaian Soal Pilihan Ganda pada Buku Teks dengan Silabus dan

Kurikulum

Menurut Susanto (2008:15) Silabus adalah penjabaran kurikulum ke

dalam komponen-komponen kegiatan belajar dan mengajar pada setiap jenjang

program pendidikan yang digariskan di dalam kurikulum secara runtut, rinci, dan

operasional. Soal pada buku teks dapat dikatakan sebagai soal yang baik apabila

sudah sesuai antara materi yang ada dalam silabus dengan materi yang ada pada

buku teks. Sehingga soal tersebut mengevaluasi materi yang sudah dijelaskan atau

diberikan oleh guru mata pelajaran ekonomi kelas X. Kesesuaian buku teks

dengan silabus di SMA Negeri 3 jember dapat dilihat pada lampiran H.

Menurut Susanto (2008:15) Kurikulum adalah suatu dokumen tentang

pendidikan yang memberikan tujuan umum program dan tujuan umum setiap

mata pelajaran yang dipersyaratkan dalam kurikulum. Kurikulum yang digunakan

di SMA Negeri 3 Jember sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)adalah suatu dokumen

yang memuat rencana penyelenggaraan dan pengembangan sekolah. KTSP

merupakan kurikulum nasional sekolah, dimana memuat segala sesuatu yang

berhubungan dengan sekolah, yaitu:

a. apa tujuan atau visi sekolah atau bagaimana perencanaan strategisnya?

b. apa tujuan pendidikan untuk mencapai visi sekolah?

c. bagaimana pendidikan diselenggarakan untuk mencapai tujuan?

Page 12: Bab 2 & 3 - Copy

17

d. bagaimana keberhasilan penyelenggaraan pendidikan diukur untuk

mengetahui bahwa tujuan pendidikan telah tercapai?

Format silabus dalam KTSP terdiri dari tujuh komponen dengan dua

istilah yang berbeda dari silabus yang pada umumnya. Dua komponen pertama

menggunakan istilah kompetensi dasar (KD) dan indikator. KD adalah bagian dari

SI yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari SK. SK dan KD adalah tujuan

pembelajaran yang berbeda jenjangnya-SK adalah deskripsi tujuan mata pelajaran

pada setiap tahapan pembelajaran dan KD adalah penjabaran lanjutannya. Tingkat

koopersiaonalan rumusannya secara logis berbeda. Rumusan KD menunjukkan

secara operasional hasil yang diharapkan dicapai siswa di akhir satu unit

pembelajaran.

2.6 Kedudukan Soal Pilihan Ganda pada Buku Teks sebagai Evaluasi Dalam

Pembelajaran

Evaluasi memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan

pembelajaran dimana dari hasil evaluasi guru dapat mengetahui materi yang sudah

dimengerti siswa, sehingga dapat diketahui dari hasil evaluasi tercapai atau

tidaknya kompetensi dasar pembelajaran. Evaluasi di dunia pembelajaran

memiliki berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan soal-soal yang

terdapat dalam buku teks pelajaran. Menurut Collegiate (dalam Arikunto,

2011:32) bahwa soal-soal adalah serentetan pertanyaan atau latihan/alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu.

Buku teks yang digunakan SMA Negeri 3 Jember kelas X semester ganjil

tahun ajaran 2012/2013 adalah buku teks dengan judul manusia dan perilaku

Ekonomi yang disusun oleh Endro Sariono dkk terbitan Ganeca Exact tahun 2007.

Bentuk soal yang terdapat dalam buku teks tersebut berupa Soal objektif (pilihan

ganda). Menurut Arikunto (2011:11) bahwa salah satu ciri-ciri penilaian dalam

pendidikan adalah penilaian yang dilakukan secara tidak langsung. Dalam hal ini

soal-soal yang terdapat dibuku teks merupakan alat evaluasi bagi seorang guru

untuk mengetahaui hasil dari suatu proses pembelajaran.

Page 13: Bab 2 & 3 - Copy

18

Soal-soal yang dijadikan sebagai alat evaluasi harus berkualitas dan sesuai

dengan tingkat berfikir siswa. Kualitas soal dapat dilihat dari adanya

keseimbangan dari tingkat kesulitan soal. Keseimbangan yang dimaksudkan

adalah adanya soal-soal yang tergolong mudah, sedang dan sulit secara

proporsional. Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa digambarkan 3-

4-3 (Sudjana, 1990:135). Untuk mengetahui soal termasuk dalam katagori mudah,

sedang, dan sulit dapat diperoleh dari judgment guru berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan salah satunya adalah pertimbangan abiliti yang diukur dalam soal.

Untuk aspek kognitif tingkatan C1 - C2 masuk dalam kategori mudah, C3 - C4

masuk dalam Kategori sedang, C5 - C6 masuk dalam kategori sulit.

Kemampuan berfikir siswa memiliki perbedaan sesuai dengan

perkembangan usianya. Menurut Arikunto (2011:121) C1 - C3 cocok diterapkan

ditingkat Sekolah Dasar sedangkan Tingkatan selanjutnya C4 - C6 secara bertahap

dapat diterapkan di tingkat SMP, SMU dan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu

soal-soal yang terdapat dalam buku teks juga harus dicermati tingkat kognitifnya,

sehingga hasil dari tes yang dilakukan dapat menggambarkan kemampuan siswa

yang sesungguhnya sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2.7 Revisi Taksonomi Bloom Menurut Anderson dalam pembelajaran

Taksonomi merupakan klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip

yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan

kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut

beberapa skema taksonomi (http: // en. wikipedia. Org /wiki /Bloom %27

_Taxonomy).

Menurut Herman (dalam Kumalasari, 2009:14) menyebutkan bahwa

taksonomi adalah bagan pengelompokan atau skema klasifikasi yang tingkat

kategorinya tersusun secara herarkis, satu diatas yang lain. Dalam hal ini skema

klasifikasi tingkat kemampuan yang digunakan mengacu kepada hasil penemuan

prof. B.S. Bloom sehingga disebut Taksonomi Bloom.

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin

Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan

Page 14: Bab 2 & 3 - Copy

19

tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Bloom mengklasifikasikan aspek kognitif menjadi enam tingkatan, secara herarkis

terdiri dari: a. aspek pengetahuan, b. aspek pemahaman, c. aspek aplikasi, d. aspek

analisis, e. aspek evaluasi, dan f. aspek kreasi. Aspek pengetahuan dan aspek

pemahaman termasuk kategori mudah, aspek aplikasi dan analisis termasuk

kategori sedang, dan aspek evaluasi dan kreasi termasuk kategori sulit.

a. Pengetahuan

“Remembering involves retrieving relevant knowledge from longterm

memory”. Mengingat melibatkan pengetahuan yang relevan dari memori

jangka panjang bila diberikan (Anderson, L.W and David R. Krathwohl,

2001:66). Dalam mengingat, siswa mencari memori jangka panjang untuk

suatu informasi dan membawa potongan informasi ke memori kerja di

tempat yang dapat diproses.

b. Pemahaman

“As we indicated, when the primary goal of instruction is to promote

retention, the focus is on objectives that emphasize Remember”.

Pemahaman merupakan suatu proses tindak lanjut dari proses pengetahuan

(Anderson, L.W and David R. Krathwohl, 2001:70). Hal itu berkaitan

dengan tujuan pembelajaran yang menekankan pada proses mengingat.

Proses pemahaman akan di dapat ketika siswa mampu membangun makna

dari pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan grafis komunikasi,

yang disajikan kepada siswa.

c. Aplikasi

“Apply involves using procedures to perform exercises or solve problems.

Thus, Apply is dosely linked with Procedural knowledge”. Aplikasi

merupakan proses prosedural untuk melakukan latihan atau memecahkan

masalah. Dengan demikian, Terapan ini berkaitan dengan pengetahuan

procedural (Anderson, L.W and David R. Krathwohl, 2001:77). Latihan

adalah tugas yang siswa sudah tahu prosedur yang tepat untuk digunakan,

sehingga siswa telah mengembangkan pendekatan yang cukup dirutinkan

untuk itu. Proses aplikasi sendiri berkaitan dengan keterampilan siswa

Page 15: Bab 2 & 3 - Copy

20

dalam menerapkan prosedur-prosedur yang telah dipahami untuk

memecahkan permasalahan.

d. Analisis

Menurut Anderson dan david R. Krathwohl (2001:79) “Analyze involves

breaking material into its constituent parts and determining how the parts

are related to one another and to an overall structure”. Menganalisis

merupakan proses membagi materi menjadi bagian-bagian penyusunnya

dan menentukan bagaimana bagian-bagian yang terkait satu sama lain dan

untuk struktur keseluruhan. Pada kegiatan menganalisis seorang dituntut

untuk dapat memilah-milah kategori yang ingin dicari dan menentukan

sebab akibat dari persoalan yang ditemui.

Menurut Anderson dan david R. Krathwohl (2001:79-80) dalam proses

analisa perlu dikembangkan kemampuan untuk:

1) “distinguish fact from opinion (or reality from fantasy)”.

Membedakan fakta dari pendapat (atau realitas dari fantasi);

2) “connect conclusions with supporting statements”. Menghubungkan

kesimpulan dengan mendukung laporan;

3) “distinguish relevant from extraneous material”. Membedakan

relevan dari bahan asing;

4) “determine how ideas are related to one another”. Menentukan

bagaimana ide-ide yang terkait satu sama lain;

5) “ascertain the unstated assumptions involved in what is said”.

Memastikan asumsi tak tertulis yang terlibat dalam apa yang

dikatakan;

6) “distinguish dominant from subordinate ideas or themes in poetry or

music. Membedakan dominan dari ide-ide bawahan atau tema dalam

puisi atau musik, dan

7) “find evidence in support of the author’s purposes”. menemukan bukti

yang mendukung tujuan penulis.

e. Evaluasi

Page 16: Bab 2 & 3 - Copy

21

“Evaluate is defined as making judgments based on criteria and

standards. The criteria most often used are quality, effectiveness,

efficiency, and consistency”. Evaluasi didefinisikan sebagai membuat

penilaian berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering

digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi

(Anderson, L.W and David R. Krathwohl, 2001:83). Tingkatan evaluasi

merupakan suatu tingkatan yang menuntut adanya kemampuan untuk

memeriksa dan mengkritisi hal-hal yang telah dilakukan. Menurut

Arikunto (2011:3) evaluasi bukan hanya sekedar untuk mengukur sejauh

mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat suatu keputusan.

Dari itu setelah proses pemeriksaan dan pengkritisan dalam suatu evaluasi

nantinya diharapkan dapat memperoleh suatu kesimpulan yang ingin

dicapai.

f. Kreasi

Kreasi merupakan tingkatan yang tertinggi dari suatu proses kognitif. Pada

tahap ini diperlukan suatu pemikiran yang kreatif untuk dapat menciptakan

sesuatu. Menurut Anderson, L.W and David R. Krathwohl, (2001:84-86)

“creativity is the production of unusual products, often as a result of some

special skill” kreativitas adalah produksi produk yang tidak biasa, sering

sebagai akibat dari beberapa keterampilan khusus. Akan tetapi perlu

disadari bahwa pengetahuan tidak selalu membutuhkan proses kognitif

yang berkaitan dengan kreasi. Misalnya, kreasi tidak terlibat secara tertulis

yang mewakili mengingat ide atau suatu interpretasi. Namun perlu juga

diakui bahwa pemahaman yang mendalam yang melampaui pemahaman

dasar dapat memerlukan proses kognitif yang terkait dengan kreasi.

Page 17: Bab 2 & 3 - Copy

22

2.8 Kerangka Berfikir

Soal-soal pilihan ganda yang terdapat dalam buku teks memiliki tingkat

kognitif yang berbeda-beda. Tingkat kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom

Menurut Anderson dibagi menjadi 6 tingkatan yang ditulis C1 sampai C6 yaitu

pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), Evaluasi (C5),

Kreasi (C6). Oleh karena itu, penelitan ini mencoba untuk menganalisis tingkat-

tingkat kognitif yang terdapat dalam soal pilihan ganda pada buku teks terbitan

Ganeca Exact. Kemudian untuk mengetahui apakah soal tersebut baik atau layak

untuk diujikan kepada siswa, maka soal tersebut harus diketahui apakah valid atau

tidak, setelah itu baru dianalisis apakah sesuai dengan silabus yang digunakan

SMA Negeri 3 Jember dan kurikulum KTSP. Kemudian berikutnya soal tersebut

dianalisis apakah sudah sesuai dengan kriteria soal yang baik atau belum.

Tingkat Kognitif Revisi

Taksonomi Bloom Menurut

Anderson Terdiri dari:

a. aspek pengetahuan (C1);

b. aspek pemahaman (C2);

c. aspek aplikasi (C3);

d. aspek analisis (C4);

e. aspek evaluasi (C5);

f. aspek kreasi (C6).Soal pilihan ganda pada

Buku Teks Ekonomi

Kelas X SMA Negeri 3

Jember terbitan Ganeca

Exact

Validitas isi (content validity)

Kesesuaian dengan silabus dan kurikulum

Kriteria soal yang baik

Page 18: Bab 2 & 3 - Copy

23

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Evaluatif. Penelitian Evaluatif adalah sebuah kegiatan pengumpulan data atau

informasi, untuk dibandingkan dengan kriteria, kemudian diambil kesimpulan

(Arikunto, 2010:37). yang dimaksud dengan kriteria dalam penelitian ini adalah

ketentuan jumlah soal yang baik untuk dijadikan sebagai alat evaluasi. Soal-soal

yang dimaksudkan adalah soal pilihan ganda yang terdapat pada buku teks

Ekonomi berjudul “Manusia dan Perilaku Ekonomi” terbitan Ganca Exact disusun

oleh Endro Sarjono dan kawan-kawan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Tingkat Kognitif Soal pilihan

ganda Pada Buku Teks Ekonomi Kelas X SMA Negeri 3 Jember Terbitan Ganeca

Exact tahun 2007. Dalam penelitian ini, tingkat kognitif dalam buku teks

Ekonomi tersebut dianalisis menggunakan Revisi Taksonomi Bloom Menurut

Anderson.

3.2 Lokus dan Informan

3.2.1 Lokus

Lokus dalam penilitian ini adalah soal pilihan ganda uji kemampuan akhir

tahun atau latihan semester pada buku teks yang dipakai di SMA Negeri 3 Jember

untuk kelas X berjudul Manusia dan Perilaku Ekonomi terbitan Ganeca Exact

pada tahun 2007 disusun oleh Endro Sariono dan kawan-kawan.

3.2.2 Informan

Informan pada penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X SMA Negeri 3

Jember. Pada penelitian ini guru memberikan informasi kepada peneliti tentang

soal yang ada pada buku teks dan buku teks yang dipakai di SMA Negeri 3

Page 19: Bab 2 & 3 - Copy

24

Jember sedangkan siswa memberikan informasi tentang pendapat mereka tentang

soal yang ada di buku teks.

3.3 Data dan Sumber Data

Data penelitian ini adalah hasil Wawancara dan Dokumentasi, Wawancara

dilakukan Kepada guru dan siswa tentang tingkatan kognitif pada soal pilihan

ganda pada buku teks Ekonomi Ganeca Exact. Sumber data dalam penelitian ini

adalah guru, siswa dan soal-soal pada buku teks Ekonomi terbitan Ganeca Exact

yang digunakan SMA Negeri 3 Jember kelas X.

3.4 Definisi Operasional Konsep

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran beberapa istilah yang

digunakan dalam penelitian ini. Berikut akan dipaparkan beberapa istilah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengklasifikasikan soal

pilihan ganda pada buku teks Ekonomi menurut tingkat kognitifnya

berdasarkan Taksonomi Bloom, kemudian mencari persentase dari tiap-tiap

tingkatan kognitif.

b. buku teks Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah buku

teks yang dipakai SMA Negeri 3 Jember.

c. soal pilihan ganda dalam penelitian ini adalah soal-soal dalam buku teks

Ekonomi terbitan Ganeca Exact yang digunakan kelas X SMA Negeri 3

Jember berdasarkan Taksonomi Bloom.

d. tingkat kognitif, kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tahapan

hal yang berkenaan dengan perkembangan yang meliputi : pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi dan kreasi berdasarkan Taksonomi

Bloom.

Page 20: Bab 2 & 3 - Copy

Menentukan presentase masing-masing level pertanyaan soal objektif bentuk pilihan ganda

Mengkaji soal dalam buku teks

Memilih soal objektif bentuk pilihan ganda yang terdapat dalam buku teks (soal uji kemampuan akhir tahun/latihan ujian semester genap)

Melakukan klasifikasi terhadap soal pilihan ganda sesuai Taksonomi Bloom

Membandingkan soal pilihan ganda dalam buku teks dengan kriteria soal yang baik

Menentukan Validitas soal objektif bentuk pilihan ganda

Menentukan kesesuaian tingkat kognitif soal dengan kurikulum KTSP SMA Negeri 3 Jember

25

3.5 Langkah-langkah Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan untuk mendapat data yang

dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 21: Bab 2 & 3 - Copy

26

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan metode untuk memperoleh hal-hal

yang akurat, relevan, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan metode dokumentasi, metode

wawancara dan metode observasi, sebab data yang digunakan berasal dari hasil

responden dan dokumen yang sudah ada yaitu buku teks Ekonomi kelas X SMA

Negeri 3 Jember terbitan Ganeca Exact.

a. metode dokumen

metode dokumen merupakan metode pengumpulan data berkenaan dengan

hal-hal atau variabel. pada tahap ini dokumen yang dilakukan oleh peneliti

berupa soal pada buku teks Ekonomi dengan judul manusia dan perilaku

Ekonomi yang disusun oleh Endro Sariono dkk terbitan Ganeca Exact tahun

2007.

b. metode wawancara

metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung kepada guru dan siswa. Karena proses wawancara bersifat

“face to face” maka memberikan kesan baik terhadap responden mutlak

diperlukan agar proses wawancara tidak terlambat. Pada tahap ini peneliti

melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi kelas X SMA

Negeri 3 Jember terkait dengan penerapan soal-soal dalam buku teks dalam

proses evaluasi pembelajaran dan juga beberapa siswa kelas X D SMA

Negeri 3 Jember.

c. metode observasi

metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap obyek penelitian. Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk

melihat apakah buku teks benar-benar digunakan oleh siswa dalam proses

pembelajaran.

Page 22: Bab 2 & 3 - Copy

27

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Pelaksanaan penelitan ini menggunakan instrument pendukung yang berupa

lembar pedoman wawancara. Instrumen utama adalah lembar klasifikasi. Lembar

klasifikasi ini berisi indicator atau kata kerja, yang nantinya digunakan sebagai

pedoman untuk menganalisis level pertanyaan dalam soal pilihan ganda uji

kemampuan akhir tahun. Apakah soal-soal yang ada masuk dalam kategori rendah

atau tinggi sesuai dengan klasifikasi yang digunakan dalam Revisi Taksonomi

Bloom Menurut Anderson (lihat lampiran B).

3.8 Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara yang sangat menentukan untuk

menyusun dan mengolah data yang terkumpul, sehingga dapat diambil keputusan

yang bersifat ilmiah. Moleong (2004:103) menyatakan bahwa analisis data adalah

proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja sesuai yang dasarankan oleh data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Salah satu analisis deskriptif adalah analisis isi. Menurut Arikunto

(2003:321) penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan

dalam gambar, suara, tulisan dan bentuk rekaman, yang lain dikenal dengan

analisis dokumen atau analisis isi. Menurut Hasan (2006:185) analisis deskriptif

merupakan bentuk analisa data penelitian untuk menguji generalisasi hasil

penelitian yang didasarkan atas suatu sampel. Data yang terkumpul dalam

penelitian deskriptif dapat diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif berupa soal-soal yang nantinya diklasifikasikan

menurut tingkat kognitif sesuai dengan Revisi Taksonomi Bloom Menurut

Anderson dan perbandingan dengan kriterita soal yang baik. Data kuantitatif

berupa angka-angka hasil perhitungan persentase tingkat kognitif.

Page 23: Bab 2 & 3 - Copy

28

Prosedur penelitian yang ditempuh guna memperoleh data yang

dibutuhkan untuk menjawab permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memilih soal pilihan ganda yaitu 40 soal Uji Kemampuan Akhir Tahun

yang terdapat dalam buku teks.

2. Mengklasifikasikan pertanyaan menurut tingkat kognitif sesuai dengan

Revisi Taksonomi Bloom Menurut Anderson.

3. Menentukan persentase masing-masing tingkat kognitif.

4. Menentukan validitas isi (content Validity) soal tersebut.

5. Menganalisis kesesuaian soal dengan silabus SMA Negeri 3 Jember dan

kurikulum KTSP.

6. Membandingkan persentase yang diperoleh dengan kriteria soal yang baik

7. Mengkaji hasil data yang diperoleh

8. Menarik kesimpulan dari hasil kajian.

Untuk mengetahui tingkat kognitif masing-masing soal maka digunakan

lembar klasifikasi. Untuk menghitung presentasi dari masing-masing level soal

digunakan rumus: P= nN

X 100 %

P : persentase dari masing-masing level soal

n : banyaknya pertanyaan sesuai level soal

N : Banyaknya pertanyaan keseluruhan