Bab 2 & 3 - Copy
Transcript of Bab 2 & 3 - Copy
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dari hasil penelitian Septiawati (2008:37) yang berjudul Analisis Tingkat
Kognitif Latihan Soal Pada Buku Teks Matematika SMP Kelas IX berdasarkan
Taksonomi Bloom disimpulkan bahwa persentase tingkat kognitif dari 471 soal
yang memuat 587 pertanyaan pada buku teks Matematika SMP kelas IX berjudul
Jenius Matematika 3 disusun oleh Buchori dan diterbitkan oleh Aneka Ilmu
diperoleh 14.82% aspek pengetahuan (C1), 63.88% aspek pemahaman (C2),
14.82% aspek aplikasi (C3), 2.22% aspek analisis (C4), 0% untuk aspek sintesis
(C5) dan aspek evaluasi (C6).
Kumalasari (2009:43) dengan judul penelitian Analisis Tingkat Kognitif
Pertanyaan Pada Buku Teks Matematika Kelas VII Pokok Bahasan Bilangan
Bulat Berdasarkan Taksonomi Bloom menyimpulkan, pada buku teks Matematika
SMP terbitan Tiga Serangkai berjudul Matematika Kreatif Konsep Dan
Terapannya yang disusun oleh Ponco Sujatmiko, dan dicetak tahun 2005,
presentase tingkat kognitif dari 63 soal yang memuat 218 pertanyaan berdasarkan
Taksonomi Bloom adalah 28.5% aspek pengetahuan (C1), 62.4% aspek
pemahaman (C2), 7.3% aspek aplikasi (C3), 1.4% aspek analisis (C4), 0.4 aspek
sintesis (C5) dan 0% aspek evaluasi (C6). Pada buku teks Matematika SMP
terbitan Erlangga berjudul Matematika 1A yang disusun oleh M. Cholik
Adinawan dan Sugijono dicetak 2007 persentase tingkat kognitif dari 125 soal
yang memuat 315 pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom adalah 26% aspek
pengetahuan (C1), 67% aspek pemahaman (C2), 3.2% aspek aplikasi (C3), 3.8%
aspek analisis (C4), 0% aspek sintesis (C5) dan aspek evaluasi (C6). Penelitian
yang dilakukan sekarang bertujuan untuk menganalisis tingkat kognitif soal
pilihan ganda uji akhir tahun/uji semester pada buku teks Ekonomi kelas X SMA
Negeri 3 Jember terbitan Ganeca Exact. Penelitian terdahulu memberikan
7
kontribusi berupa langkah-langkah menganalisis soal pada penelitian sejenis yang
direncanakan oleh peneliti sekarang.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kemampuan kognitif setiap
siswa itu berbeda sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penelitian yang
dilakukan oleh Septiawati dan Kumalasari menunjukan bahwa siswa kelas IX
SMP sudah mendapatkan soal-soal untuk tingkat Analisis (C4) walaupun
persentasenya sangat kecil. Berbeda dari penelitian terdahulu, penelitian ini
difokuskan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu kelas X SMA Negeri
3 Jember. Mata pelajaran yang diambil juga berbeda, pada penelitian terdahulu
difokuskan untuk mata pelajaran Matematika sedangkan untuk penelitian ini
difokuskan untuk mata pelajaran Ekonomi. Penerbitnya juga berbeda, pada
penelitian terdahulu penerbitnya Aneka Ilmu dan Tiga Serangkai, sedangkan pada
penelitian sekarang penerbitnya Ganeca Exact. Persamaan antara penelitian ini
dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada Lokus yang akan dikaji yaitu
Aspek Kognitif soal pada buku teks.
2.2 Landasan Teori Tentang Buku Teks
2.2.1 Perngertian Buku teks
Dalam berbagai literatur asing, buku pelajaran diistilahkan dengan
textbook (selanjutnya istilah yang digunakan adalah buku pelajaran). Buku
pelajaran menurut beberapa ahli adalah media pembelajaran yang dominan
peranannya di kelas; media penyampaian materi kurikulum; dan bagian sentral
dalam suatu sistem pendidikan (Suryaman, 2008:2).
Tarigan (1990) mendefinisikan buku teks sebagai buku pelajaran dalam
bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar
dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional yang dilengkapi
dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para
pemakai di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang
suatu program pengajaran. Pendapat lainnya, seperti yang dikatakan Buckingham
(dalam Taringan, 1986:11) mengatakan bahwa buku teks adalah sarana belajar
yang dapat digunakan disekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk
8
menunjang suatu program pengajaran. Oleh karena itu buku teks sebagai alat
pembelajaran merupakan sebuah hasil karya memikiran seseorang tentang
konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran tertentu yang digunakan di sekolah-
sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.
Buku teks Ekonomi Ganeca Exact SMA Negeri 3 Jember kelas X ialah
sumber belajar yang memuat materi-materi antara lain: Permasalahan Ekonomi
(kebutuhan manusia, kelangkaan, masalah pokok Ekonomi, biaya peluang, sistem
Ekonomi), Pelaku Ekonomi (manfaat dan nilai barang, perilaku konsumen,
perilaku produsen, arus lingkar kegiatan Ekonomi, peran konsumen dan
produsen), Permintaan dan Penawaran di Pasar (permintaan, penawaran,
elastisitas, keseimbangan pasar, bentuk-bentuk pasar barang, dan bentuk-bentuk
pasar produksi), Ekonomi Mikro dan Makro (pengertian ekonomi mikro dan
makro, perbedaan ekonomi mikro dan makro, dan permasalahan ekonomi mikro
dan makro), Pendapatan Nasional (metode penghitungan pendapatan nasional,
konsep-konsep pendapatan nasional, manfaat penghitungan pendapatan nasional,
pendaatan perkapita, meghitung inflasi dengan indeks harga), Konsumsi dan
Investasi (fungsi konsumsi, fungsi tabungan, fungsi investasi, keseimbangan
pendapatan nasional), uang dan bank (uang, permintaan dan penawaran uang,
bank, kebijakan moneter) . Soal latihan uji akhir tahun berbentuk soal pilihan
ganda terdiri dari soal-soal yang diambil pada setiap pokok bahasan yang ada
pada buku teks.
2.2.2 Fungsi Buku Teks dalam Pembelajaran
Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir
dan berbuat yang positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam
buku teks, mengadakan pengamatan yang disarankan dalam buku teks, atau
melakukan pelatihan yang diinstruksikan dalam buku teks. Dengan adanya
dorongan yang konstruktif tersebut, maka dorongan atau motif-motif yang tidak
baik atau destruktif akan terkurangi atau terhalangi. Oleh karena itu benar apa
yang dikatakan oleh Musse dkk (dalam Muclish, M.,2008) bahwa pengaruh buku
teks terhadap anak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu a. dapat mendorong
9
perkembangan yang baik dan b. menghalangi perkembangan yang tidak baik.
Menurut Trianto (2011:227) buku siswa merupakan buku panduan bagi siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran,kegiatan
penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh
penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, buku bacaan siswa ini juga sebagai panduan belajar baik dalam
proses pembelajaran di kelas maupun belajar mandiri di rumah. Materi ajar
berisikan garis besar bab, kata-kata sains yang dapat dibaca pada uraian materi
pelajaran, tujuan yang memuat tujuan yang hendak dcapai setelah mempelajari
materi ajar, materi pelajaran berisi uraian materi yang harus dipelajari, bagan atau
gambar yang mendukung ilustrasi pada uraian materi, kegiatan percobaan
menggunakan alat dan bahan sederhana dengan teknologi sederhana yang dapat
dikerjakan oleh siswa, uji diri setiap sub materi pokok, dan masalah-masalah
adalah kehidupan sehari-hari yang perlu didiskusikan (Trianto, 2011:227).
Segi positif dari buku teks dapat memberikan penunjang kepada proses
belajar mengajar. Segi positif inilah yang dianggap keunggulan. Keunggulan buku
teks yaitu :
a. mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran
yang disajikan;
b. menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject-matter kaya, mudah
dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para
siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang menyarankan
dimana-mana ketrampilan-ketrampilan ekspresional diperoleh di bawah
kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya;
c. menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
ketrampilan-ketrampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok
dalam komunikasi;
d. menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampingi
metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para
siswa;
10
e. menyajikan fiksasi (perasan yang mendalam) awal yang perlu dan juga
sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis;
f. menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat
guna. (Greene dan Petty dalam Tarigan,1986:2.4).
Bagi siswa buku teks dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar sendiri
di rumah. Soal-soal yang terdapat dalam buku teks merupakan alat untuk
mengasah kemampuan atau pengetahuan siswa terkait materi pelajaran yang
dipelajari. Dalam hal ini buku teks juga mempunyai peran yang cukup dominan
karena intensitas siswa di rumah juga lebih panjang.
Buku teks dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang
berbagai segi kehidupan (Pusat Perbukuan, 2005). Buku teks sudah dipersiapkan
dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks itu memberikan fasilitas bagi
kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang caranya.
Dengan demikian, penggunaan buku teks merupakan bagian dari upaya
pencipataan ”budaya buku” bagi siswa, yang menjadi salah satu indikator dari
masyarakat yang maju (Suryaman, 2008:2).
Dipandang dari hasil belajar, buku teks mempunyai peran penting.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa buku teks berperan secara maknawi
dalam prestasi belajar siswa. Laporan World Bank (1995) mengenai Indonesia,
misalnya, ditunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas
lain berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa. Di Filipina, peningkatan
rasio kepemilikan buku siswa dari 1 : 10 menjadi 1 : 2 di kelas 1 dan 2 secara
signifikan meningkatkan hasil belajar siswa (World Bank, 1995) (Suryaman,
2008:3). Pernyataan tersebut diperkuat oleh Supriadi (dalam Muclish, M.,2008)
yang menyatakan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif
dan bermakna dengan prestasi belajar.
Siswa perlu menempuh pengalaman dan latihan serta mencari informasi
tertentu untuk mencapai kompetensi yang diingikan dalam pembelajaran. Salah
satu alat yang efektif untuk mencapai kompetensi tersebut adalah lewat
penggunaan buku teks. Sebab, pengalaman dan latihan yang perlu ditempuh dan
11
informasi yang perlu dicari, begitu pula tentang cara menempuh dan mencarinya,
tersaji dalam buku teks secara terprogram.
Menurut Tarigan (1986:36-39) sebagai pengejawantahan dari kurikulum,
buku teks pertama-tama haruslah berfungsi sebagai wahana penunjang dan
pelaksanaan kurikulum. sebagai wahana penunjang kurikulum buku teks haruslah
mampu mengikuti perkembangan kurikulum yang ada. Dari beberapa uraian di
atas, taringan merumuskan fungsi-fungsi buku teks sebagai berikut:
a. sarana pelaksanaan kurikulum;
b. memasyarakatkan ilmu;
c. mencerminkan sudut pandang tertentu;
d. sumber belajar dan bertahap;
e. menyajikan masalah yang berfariasi dan serasi;
f. menyajikan aneka metode dan sarana pengajaran;
g. menyajikan fiksasi awal bagi tugas-tugas;
h. menyajikan sumber bahan evaluasi dan pengajaran remedial.
2.3 Soal Pilihan Ganda Dalam Buku Teks
2.3.1 Karakteristik Soal Pilihan Ganda yang Baik
Soal pilihan ganda terdiri atas sebuah masalah dan daftar saran
pemecahannya. Masalah yang dinyatakan sebagai pertanyaan langsung atau
pernyataan tidak lengkap disebut stem soal. Daftar saran pemecahan termasuk
kata-kata, nomor, simbol, atau frasa disebut alternative (juga disebut pilihan
atau option). Siswa disarankan untuk membaca stem dan daftar pilihan dan
memilih satu pilihan yang tepat atau yang terbaik. Pilihan yang tepat pada
setiap soal disebut jawaban, dan pilihan tersisa disebut pengecoh (juga disebut
pemikat atau gagal). Pilihan-pilihan yang tidak tepat fungsinya dalam soal untuk
mengecoh siswa yang ragu-ragu mengenai jawaban yang tepat.
Menggunakan pertanyaan langsung atau pernyataan tidak lengkap dalam
stem tergantung pada beberapa faktor. Bentuk pertanyaan langsung lebih
mudah ditulis, lebih alami bagi siswa, dan lebih jelas disajikan dalam rumusan
masalah. Di sisi lain, bentuk pernyataan tidak lengkap, lebih ringkas dan jika
12
terampil masalah dapat disajikan dengan baik. Prosedur umumnya, tiap stem
dimulai dengan pertanyaan langsung dan dialihkan pada bentuk pernyataan tidak
lengkap hanya ketika kejelasan masalah dapat diingat dan diringkas.
2.3.2 Penggunaan Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah tipe soal yang banyak dipergunakan. Soal
ini dapat mengukur variasi hasil belajar dari yang sederhana sampai yang
kompleks, dan ini dapat diterima sebagai tipe pengukuran terbaik dari berbagai
sudut pandang.
Penggunaan soal pilihan ganda dalam pengukuran antara lain sebagai
berikut.
a. Mengukur hasil pengetahuan
1) Pengetahuan Terminologi: siswa dapat menunjukkan pengetahuan
mereka khususnya melalui pilihan kata yang mempunyai makna
sama seperti pemberian istilah atau dengan pemilihan defenisi istilah.
2) Pengetahuan Fakta Khusus: hal yang penting tentang kebenaran dan
kebutuhan dasar untuk mengembangkan pemahaman, keterampilan
berpikir, dan hasil belajar kompleks lainnya. Soal pilihan ganda
dirancang untuk mengukur fakta khusus dapat berbagai bentuk
yang berbeda, tetapi kata tanya siapa, apa, kapan, dan di mana
lebih sering digunakan.
3) Pengetahuan Prinsip: soal pilihan ganda ditampilkan lebih sulit,
tetapi hal ini disebabkan prinsip-prinsip yang lebih kompleks dari pada
fakta-fakta yang terisolasi.
4) Pengetahuan Metode dan Prosedur: termasuk pengetahuan prosedur
laboratorium, pengetahuan komunikasi, komnputerisasi, keterampilan,
pengetahuan metode pemecahan masalah, prosedur pemerintahan,
dan sebagainya.
b. Mengukur hasil pada tingkat pemahaman dan aplikasi
1) Kemampuan mengidentifikasi aplikasi fakta dan prinsip Biasanya
metode untuk menentukan pembelajaran siswa yang telah berlalu
13
selain mengingat fakta atau prinsip belaka yaitu dengan menanyakan
identifikasi aplikasi yang tepat dalam situasi yang baru bagi siswa.
2) Kemampuan menginterpretasi hubungan sebab akibat Pemahaman
dapat diukur berkali-kali dengan menyuruh siswa untuk
menginterpretasikan berbagai hubungan antarfakta. Salah satu
hubungan yang paling penting dan biasa pada pokok bahasan adalah
hubungan sebab akibat. Pemahaman hubungan seperti ini dapat diukur
melalui hubungan sebab akibat yang spesifik dan menyuruh siswa
untuk mengidentifikasi alasan-alasan terbaik untuk itu.
3) Kemampuan membenarkan metode dan prosedur Siswa harus
mengetahui metode yang benar atau rangkaian langkah-langkah
dalam sebuah prosedur, tanpa harus menjelaskan mengapa hal ini
merupakan metode atau rangkaian terbaik dalam langkah-langkah.
Hal ini dapat diukur dengan soal pilhan ganda dengan menyuruh
siswa memilih beberapa penjelasan yang memungkinkan terbaik dari
sebuah metode atau prosedur.
2.3.3 Keunggulan dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut ini
keunggulan soal pilihan ganda.
a. Soal pilihan ganda merupakan salah satu soal tes yang dapat diterapkan
secara luas untuk mengukur pencapaian.
b. Tes ini dapat mengukur berbagai tipe pengetahuan dan hasil belajar
kompleks secara efektif. Selain itu, tes ini juga bebas dari berbagai
karakteristik singkat dari tes tipe lain. Keambiguan yang kerap terjadi
pada soal jawaban singkat dapat dihindari disebabkan struktur pilihan
yang berdasarkan pada situasi yang lebih baik.
c. Soal pilihan ganda membantu kita dalam menentukan skor jawaban
salah. Siswa harus mengetahui jawaban yang paling tepat untuk
mendapatkan skor.
d. Soal pilihan ganda memberikan reabilitas yang lebih baik.
14
e. Soal pilihan ganda melalui pelatihan menjodohkan menghindari
keseragaman materi, sebab tiap soal mengukur ide tunggal.
f. Dua karakter soal pilihan ganda yang paling berguna disebutkan:
1) secara relatif bebas rangkaian respon,
2) menggunakan sejumlah alternatif hasil diagnostik yang dapat diterima.
g. Penerapan soal pilihan ganda beserta keunggulannya memudahkan
dalam penyusunan soal tes berkualitas tinggi.
Selain keunggulan, soal pilihan ganda memiliki kelemahan sebagai
berikut.
a. Soal pilihan ganda tidak dapat menentukan bagaimana situasi
sesungguhnya ketika siswa mengerjakan soal itu.
b. Soal pilihan ganda menuntut untuk memilih jawaban tepat, oleh karena
itu, ini tidak dapat diadaptasikan untuk mengukur keterampilan dalam
memecahkan masalah Matematika dan sains atau untuk mengukur
kemampuan mengorganisasikan dan mengemukakan ide.
c. Soal pilihan ganda memiliki kelemahan yang tidak diungkapkan oleh
tipe soal lain. Dalam tipe ini sulitnya menemukan pilihan tidak tepat
yang cukup tetapi pengecoh yang masuk akal. Masalah ini khususnya
disebabkan pada tingkat dasar kosakata dan pengetahuan siswa terbatas.
2.4 Validitas Soal
Karakteristik pertama yang harus dimiliki oleh soal sebagai alat evaluasi
adalah valid. Dalam hal ini tingkat kevalidan atau validitas soal sangat
mempengaruhi apakah soal tersebut dapat dikatakan soal yang baik atau tidak.
Menurut Johnson (dalam Sukardi 2011:31) soal dikatan valid apabila soal yang
digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Jadi, jika tes tersebut adalah
tes pencapaian hasil belajar maka hasil tes tersebut apabila diinterpretasikan
secara intensif, hasil yang dicapai memang benar menggambarkan ranah evaluasi
hasil belajar.
Seorang guru yang hendak mengetahui apakah siswa sudah mencapai
tujuan belajar yang dharapkan. Untuk mencapai hal tersebut guru perlu
15
mengembangkan tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, kemudian
memanfaatkannya untuk mengukur peserta didik. Menurut Sukardi (2011:31)
validitas suatu alat evaluasi mempunyai beberapa makna penting di antaranya :
a. validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes evaluasi grup
individual dan bukun instrumen itu sendiri;
b. validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukan kategori yang bisa
mencakup kategori rendah, menengah, dan tinggi;
c. prinsip suatu tes valid tidak universal. Maksudnya suatu tes hanya valid untuk
suatu tujuan tertentu saja.
Secara metodologis validitas dibedakan menjadi empat macam yaitu
validitas isi, konstruk, konkuren, dan prediksi. Penelitian ini lebih menggunakan
validitas isi atau yang juga bisa disebut validitas logis. Validitas ini dilihat atas
dasar pertimbangan (jugment) dari para pakar. Validitas isi adalah derajat dimana
sebuah tes evaluasi mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk
mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting yaitu valid isi dan valid
teknik sampling. Valid isi mencakup khususnya apakah item-item yang dijadikan
sebagai alat evaluasi mengambarkan pengukuran dalam cakupan yang diukur.
Sedangkan validitas teknik sampling pada umumnya berkaitan dengan
bagaimanakah baiknya sauatu sampel item tes merepresentasikan total cakupan
isi.
Validitas isi juga disebetu validitas wajah. Akan tetapi hal tersebut masih
meragukan karena validitas wajah hanya menggambarkan derajat dimana sebuah
interpretasi tes tampak mengukur, tetapi tidak menggambarkan cara psikometrik
yang mengukur apa yang ingin diusahakan dapat diukur.
Validitas isi mempunyai peran yang sangat penting untuk tes pencapaian
hasil belajar. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para
ahli. Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk
menunjukan secara pasti. Akan tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana
suatu tes divalidasi menggunakan validitas isi, pertimbangan para ahli tersebut
dilakukan dengan cara seperti berikut. Pertama, para ahli diminta untuk
mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi.
16
Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi interpretasi item-item yang terlah
dibuat. Pada akhirnya perbaikan, mereka juga diminta untuk memberikan
pertimbangan tentang bagaimana baik interpretasi tes evaluasi tersebut
menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan ahli tersebut
biasanya juga menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah cukup
melalui interpretasi item pertanyaan dalam tes. Atau dengan kata lain
perbandingan dibuat antara apa yang harus dimasukan dengan apa yang ingin
diukur yang telah direfleksikan menjadi tujuan tes.
2.5 Kesesuaian Soal Pilihan Ganda pada Buku Teks dengan Silabus dan
Kurikulum
Menurut Susanto (2008:15) Silabus adalah penjabaran kurikulum ke
dalam komponen-komponen kegiatan belajar dan mengajar pada setiap jenjang
program pendidikan yang digariskan di dalam kurikulum secara runtut, rinci, dan
operasional. Soal pada buku teks dapat dikatakan sebagai soal yang baik apabila
sudah sesuai antara materi yang ada dalam silabus dengan materi yang ada pada
buku teks. Sehingga soal tersebut mengevaluasi materi yang sudah dijelaskan atau
diberikan oleh guru mata pelajaran ekonomi kelas X. Kesesuaian buku teks
dengan silabus di SMA Negeri 3 jember dapat dilihat pada lampiran H.
Menurut Susanto (2008:15) Kurikulum adalah suatu dokumen tentang
pendidikan yang memberikan tujuan umum program dan tujuan umum setiap
mata pelajaran yang dipersyaratkan dalam kurikulum. Kurikulum yang digunakan
di SMA Negeri 3 Jember sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)adalah suatu dokumen
yang memuat rencana penyelenggaraan dan pengembangan sekolah. KTSP
merupakan kurikulum nasional sekolah, dimana memuat segala sesuatu yang
berhubungan dengan sekolah, yaitu:
a. apa tujuan atau visi sekolah atau bagaimana perencanaan strategisnya?
b. apa tujuan pendidikan untuk mencapai visi sekolah?
c. bagaimana pendidikan diselenggarakan untuk mencapai tujuan?
17
d. bagaimana keberhasilan penyelenggaraan pendidikan diukur untuk
mengetahui bahwa tujuan pendidikan telah tercapai?
Format silabus dalam KTSP terdiri dari tujuh komponen dengan dua
istilah yang berbeda dari silabus yang pada umumnya. Dua komponen pertama
menggunakan istilah kompetensi dasar (KD) dan indikator. KD adalah bagian dari
SI yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari SK. SK dan KD adalah tujuan
pembelajaran yang berbeda jenjangnya-SK adalah deskripsi tujuan mata pelajaran
pada setiap tahapan pembelajaran dan KD adalah penjabaran lanjutannya. Tingkat
koopersiaonalan rumusannya secara logis berbeda. Rumusan KD menunjukkan
secara operasional hasil yang diharapkan dicapai siswa di akhir satu unit
pembelajaran.
2.6 Kedudukan Soal Pilihan Ganda pada Buku Teks sebagai Evaluasi Dalam
Pembelajaran
Evaluasi memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan
pembelajaran dimana dari hasil evaluasi guru dapat mengetahui materi yang sudah
dimengerti siswa, sehingga dapat diketahui dari hasil evaluasi tercapai atau
tidaknya kompetensi dasar pembelajaran. Evaluasi di dunia pembelajaran
memiliki berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan soal-soal yang
terdapat dalam buku teks pelajaran. Menurut Collegiate (dalam Arikunto,
2011:32) bahwa soal-soal adalah serentetan pertanyaan atau latihan/alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu.
Buku teks yang digunakan SMA Negeri 3 Jember kelas X semester ganjil
tahun ajaran 2012/2013 adalah buku teks dengan judul manusia dan perilaku
Ekonomi yang disusun oleh Endro Sariono dkk terbitan Ganeca Exact tahun 2007.
Bentuk soal yang terdapat dalam buku teks tersebut berupa Soal objektif (pilihan
ganda). Menurut Arikunto (2011:11) bahwa salah satu ciri-ciri penilaian dalam
pendidikan adalah penilaian yang dilakukan secara tidak langsung. Dalam hal ini
soal-soal yang terdapat dibuku teks merupakan alat evaluasi bagi seorang guru
untuk mengetahaui hasil dari suatu proses pembelajaran.
18
Soal-soal yang dijadikan sebagai alat evaluasi harus berkualitas dan sesuai
dengan tingkat berfikir siswa. Kualitas soal dapat dilihat dari adanya
keseimbangan dari tingkat kesulitan soal. Keseimbangan yang dimaksudkan
adalah adanya soal-soal yang tergolong mudah, sedang dan sulit secara
proporsional. Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa digambarkan 3-
4-3 (Sudjana, 1990:135). Untuk mengetahui soal termasuk dalam katagori mudah,
sedang, dan sulit dapat diperoleh dari judgment guru berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan salah satunya adalah pertimbangan abiliti yang diukur dalam soal.
Untuk aspek kognitif tingkatan C1 - C2 masuk dalam kategori mudah, C3 - C4
masuk dalam Kategori sedang, C5 - C6 masuk dalam kategori sulit.
Kemampuan berfikir siswa memiliki perbedaan sesuai dengan
perkembangan usianya. Menurut Arikunto (2011:121) C1 - C3 cocok diterapkan
ditingkat Sekolah Dasar sedangkan Tingkatan selanjutnya C4 - C6 secara bertahap
dapat diterapkan di tingkat SMP, SMU dan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu
soal-soal yang terdapat dalam buku teks juga harus dicermati tingkat kognitifnya,
sehingga hasil dari tes yang dilakukan dapat menggambarkan kemampuan siswa
yang sesungguhnya sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2.7 Revisi Taksonomi Bloom Menurut Anderson dalam pembelajaran
Taksonomi merupakan klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip
yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi (http: // en. wikipedia. Org /wiki /Bloom %27
_Taxonomy).
Menurut Herman (dalam Kumalasari, 2009:14) menyebutkan bahwa
taksonomi adalah bagan pengelompokan atau skema klasifikasi yang tingkat
kategorinya tersusun secara herarkis, satu diatas yang lain. Dalam hal ini skema
klasifikasi tingkat kemampuan yang digunakan mengacu kepada hasil penemuan
prof. B.S. Bloom sehingga disebut Taksonomi Bloom.
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin
Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan
19
tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Bloom mengklasifikasikan aspek kognitif menjadi enam tingkatan, secara herarkis
terdiri dari: a. aspek pengetahuan, b. aspek pemahaman, c. aspek aplikasi, d. aspek
analisis, e. aspek evaluasi, dan f. aspek kreasi. Aspek pengetahuan dan aspek
pemahaman termasuk kategori mudah, aspek aplikasi dan analisis termasuk
kategori sedang, dan aspek evaluasi dan kreasi termasuk kategori sulit.
a. Pengetahuan
“Remembering involves retrieving relevant knowledge from longterm
memory”. Mengingat melibatkan pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang bila diberikan (Anderson, L.W and David R. Krathwohl,
2001:66). Dalam mengingat, siswa mencari memori jangka panjang untuk
suatu informasi dan membawa potongan informasi ke memori kerja di
tempat yang dapat diproses.
b. Pemahaman
“As we indicated, when the primary goal of instruction is to promote
retention, the focus is on objectives that emphasize Remember”.
Pemahaman merupakan suatu proses tindak lanjut dari proses pengetahuan
(Anderson, L.W and David R. Krathwohl, 2001:70). Hal itu berkaitan
dengan tujuan pembelajaran yang menekankan pada proses mengingat.
Proses pemahaman akan di dapat ketika siswa mampu membangun makna
dari pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan grafis komunikasi,
yang disajikan kepada siswa.
c. Aplikasi
“Apply involves using procedures to perform exercises or solve problems.
Thus, Apply is dosely linked with Procedural knowledge”. Aplikasi
merupakan proses prosedural untuk melakukan latihan atau memecahkan
masalah. Dengan demikian, Terapan ini berkaitan dengan pengetahuan
procedural (Anderson, L.W and David R. Krathwohl, 2001:77). Latihan
adalah tugas yang siswa sudah tahu prosedur yang tepat untuk digunakan,
sehingga siswa telah mengembangkan pendekatan yang cukup dirutinkan
untuk itu. Proses aplikasi sendiri berkaitan dengan keterampilan siswa
20
dalam menerapkan prosedur-prosedur yang telah dipahami untuk
memecahkan permasalahan.
d. Analisis
Menurut Anderson dan david R. Krathwohl (2001:79) “Analyze involves
breaking material into its constituent parts and determining how the parts
are related to one another and to an overall structure”. Menganalisis
merupakan proses membagi materi menjadi bagian-bagian penyusunnya
dan menentukan bagaimana bagian-bagian yang terkait satu sama lain dan
untuk struktur keseluruhan. Pada kegiatan menganalisis seorang dituntut
untuk dapat memilah-milah kategori yang ingin dicari dan menentukan
sebab akibat dari persoalan yang ditemui.
Menurut Anderson dan david R. Krathwohl (2001:79-80) dalam proses
analisa perlu dikembangkan kemampuan untuk:
1) “distinguish fact from opinion (or reality from fantasy)”.
Membedakan fakta dari pendapat (atau realitas dari fantasi);
2) “connect conclusions with supporting statements”. Menghubungkan
kesimpulan dengan mendukung laporan;
3) “distinguish relevant from extraneous material”. Membedakan
relevan dari bahan asing;
4) “determine how ideas are related to one another”. Menentukan
bagaimana ide-ide yang terkait satu sama lain;
5) “ascertain the unstated assumptions involved in what is said”.
Memastikan asumsi tak tertulis yang terlibat dalam apa yang
dikatakan;
6) “distinguish dominant from subordinate ideas or themes in poetry or
music. Membedakan dominan dari ide-ide bawahan atau tema dalam
puisi atau musik, dan
7) “find evidence in support of the author’s purposes”. menemukan bukti
yang mendukung tujuan penulis.
e. Evaluasi
21
“Evaluate is defined as making judgments based on criteria and
standards. The criteria most often used are quality, effectiveness,
efficiency, and consistency”. Evaluasi didefinisikan sebagai membuat
penilaian berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering
digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi
(Anderson, L.W and David R. Krathwohl, 2001:83). Tingkatan evaluasi
merupakan suatu tingkatan yang menuntut adanya kemampuan untuk
memeriksa dan mengkritisi hal-hal yang telah dilakukan. Menurut
Arikunto (2011:3) evaluasi bukan hanya sekedar untuk mengukur sejauh
mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat suatu keputusan.
Dari itu setelah proses pemeriksaan dan pengkritisan dalam suatu evaluasi
nantinya diharapkan dapat memperoleh suatu kesimpulan yang ingin
dicapai.
f. Kreasi
Kreasi merupakan tingkatan yang tertinggi dari suatu proses kognitif. Pada
tahap ini diperlukan suatu pemikiran yang kreatif untuk dapat menciptakan
sesuatu. Menurut Anderson, L.W and David R. Krathwohl, (2001:84-86)
“creativity is the production of unusual products, often as a result of some
special skill” kreativitas adalah produksi produk yang tidak biasa, sering
sebagai akibat dari beberapa keterampilan khusus. Akan tetapi perlu
disadari bahwa pengetahuan tidak selalu membutuhkan proses kognitif
yang berkaitan dengan kreasi. Misalnya, kreasi tidak terlibat secara tertulis
yang mewakili mengingat ide atau suatu interpretasi. Namun perlu juga
diakui bahwa pemahaman yang mendalam yang melampaui pemahaman
dasar dapat memerlukan proses kognitif yang terkait dengan kreasi.
22
2.8 Kerangka Berfikir
Soal-soal pilihan ganda yang terdapat dalam buku teks memiliki tingkat
kognitif yang berbeda-beda. Tingkat kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom
Menurut Anderson dibagi menjadi 6 tingkatan yang ditulis C1 sampai C6 yaitu
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), Evaluasi (C5),
Kreasi (C6). Oleh karena itu, penelitan ini mencoba untuk menganalisis tingkat-
tingkat kognitif yang terdapat dalam soal pilihan ganda pada buku teks terbitan
Ganeca Exact. Kemudian untuk mengetahui apakah soal tersebut baik atau layak
untuk diujikan kepada siswa, maka soal tersebut harus diketahui apakah valid atau
tidak, setelah itu baru dianalisis apakah sesuai dengan silabus yang digunakan
SMA Negeri 3 Jember dan kurikulum KTSP. Kemudian berikutnya soal tersebut
dianalisis apakah sudah sesuai dengan kriteria soal yang baik atau belum.
Tingkat Kognitif Revisi
Taksonomi Bloom Menurut
Anderson Terdiri dari:
a. aspek pengetahuan (C1);
b. aspek pemahaman (C2);
c. aspek aplikasi (C3);
d. aspek analisis (C4);
e. aspek evaluasi (C5);
f. aspek kreasi (C6).Soal pilihan ganda pada
Buku Teks Ekonomi
Kelas X SMA Negeri 3
Jember terbitan Ganeca
Exact
Validitas isi (content validity)
Kesesuaian dengan silabus dan kurikulum
Kriteria soal yang baik
23
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Evaluatif. Penelitian Evaluatif adalah sebuah kegiatan pengumpulan data atau
informasi, untuk dibandingkan dengan kriteria, kemudian diambil kesimpulan
(Arikunto, 2010:37). yang dimaksud dengan kriteria dalam penelitian ini adalah
ketentuan jumlah soal yang baik untuk dijadikan sebagai alat evaluasi. Soal-soal
yang dimaksudkan adalah soal pilihan ganda yang terdapat pada buku teks
Ekonomi berjudul “Manusia dan Perilaku Ekonomi” terbitan Ganca Exact disusun
oleh Endro Sarjono dan kawan-kawan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Tingkat Kognitif Soal pilihan
ganda Pada Buku Teks Ekonomi Kelas X SMA Negeri 3 Jember Terbitan Ganeca
Exact tahun 2007. Dalam penelitian ini, tingkat kognitif dalam buku teks
Ekonomi tersebut dianalisis menggunakan Revisi Taksonomi Bloom Menurut
Anderson.
3.2 Lokus dan Informan
3.2.1 Lokus
Lokus dalam penilitian ini adalah soal pilihan ganda uji kemampuan akhir
tahun atau latihan semester pada buku teks yang dipakai di SMA Negeri 3 Jember
untuk kelas X berjudul Manusia dan Perilaku Ekonomi terbitan Ganeca Exact
pada tahun 2007 disusun oleh Endro Sariono dan kawan-kawan.
3.2.2 Informan
Informan pada penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X SMA Negeri 3
Jember. Pada penelitian ini guru memberikan informasi kepada peneliti tentang
soal yang ada pada buku teks dan buku teks yang dipakai di SMA Negeri 3
24
Jember sedangkan siswa memberikan informasi tentang pendapat mereka tentang
soal yang ada di buku teks.
3.3 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah hasil Wawancara dan Dokumentasi, Wawancara
dilakukan Kepada guru dan siswa tentang tingkatan kognitif pada soal pilihan
ganda pada buku teks Ekonomi Ganeca Exact. Sumber data dalam penelitian ini
adalah guru, siswa dan soal-soal pada buku teks Ekonomi terbitan Ganeca Exact
yang digunakan SMA Negeri 3 Jember kelas X.
3.4 Definisi Operasional Konsep
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini. Berikut akan dipaparkan beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengklasifikasikan soal
pilihan ganda pada buku teks Ekonomi menurut tingkat kognitifnya
berdasarkan Taksonomi Bloom, kemudian mencari persentase dari tiap-tiap
tingkatan kognitif.
b. buku teks Ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah buku
teks yang dipakai SMA Negeri 3 Jember.
c. soal pilihan ganda dalam penelitian ini adalah soal-soal dalam buku teks
Ekonomi terbitan Ganeca Exact yang digunakan kelas X SMA Negeri 3
Jember berdasarkan Taksonomi Bloom.
d. tingkat kognitif, kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tahapan
hal yang berkenaan dengan perkembangan yang meliputi : pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi dan kreasi berdasarkan Taksonomi
Bloom.
Menentukan presentase masing-masing level pertanyaan soal objektif bentuk pilihan ganda
Mengkaji soal dalam buku teks
Memilih soal objektif bentuk pilihan ganda yang terdapat dalam buku teks (soal uji kemampuan akhir tahun/latihan ujian semester genap)
Melakukan klasifikasi terhadap soal pilihan ganda sesuai Taksonomi Bloom
Membandingkan soal pilihan ganda dalam buku teks dengan kriteria soal yang baik
Menentukan Validitas soal objektif bentuk pilihan ganda
Menentukan kesesuaian tingkat kognitif soal dengan kurikulum KTSP SMA Negeri 3 Jember
25
3.5 Langkah-langkah Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan untuk mendapat data yang
dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
26
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan metode untuk memperoleh hal-hal
yang akurat, relevan, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan metode dokumentasi, metode
wawancara dan metode observasi, sebab data yang digunakan berasal dari hasil
responden dan dokumen yang sudah ada yaitu buku teks Ekonomi kelas X SMA
Negeri 3 Jember terbitan Ganeca Exact.
a. metode dokumen
metode dokumen merupakan metode pengumpulan data berkenaan dengan
hal-hal atau variabel. pada tahap ini dokumen yang dilakukan oleh peneliti
berupa soal pada buku teks Ekonomi dengan judul manusia dan perilaku
Ekonomi yang disusun oleh Endro Sariono dkk terbitan Ganeca Exact tahun
2007.
b. metode wawancara
metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung kepada guru dan siswa. Karena proses wawancara bersifat
“face to face” maka memberikan kesan baik terhadap responden mutlak
diperlukan agar proses wawancara tidak terlambat. Pada tahap ini peneliti
melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi kelas X SMA
Negeri 3 Jember terkait dengan penerapan soal-soal dalam buku teks dalam
proses evaluasi pembelajaran dan juga beberapa siswa kelas X D SMA
Negeri 3 Jember.
c. metode observasi
metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap obyek penelitian. Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk
melihat apakah buku teks benar-benar digunakan oleh siswa dalam proses
pembelajaran.
27
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Pelaksanaan penelitan ini menggunakan instrument pendukung yang berupa
lembar pedoman wawancara. Instrumen utama adalah lembar klasifikasi. Lembar
klasifikasi ini berisi indicator atau kata kerja, yang nantinya digunakan sebagai
pedoman untuk menganalisis level pertanyaan dalam soal pilihan ganda uji
kemampuan akhir tahun. Apakah soal-soal yang ada masuk dalam kategori rendah
atau tinggi sesuai dengan klasifikasi yang digunakan dalam Revisi Taksonomi
Bloom Menurut Anderson (lihat lampiran B).
3.8 Analisis Data
Analisis data merupakan suatu cara yang sangat menentukan untuk
menyusun dan mengolah data yang terkumpul, sehingga dapat diambil keputusan
yang bersifat ilmiah. Moleong (2004:103) menyatakan bahwa analisis data adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja sesuai yang dasarankan oleh data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Salah satu analisis deskriptif adalah analisis isi. Menurut Arikunto
(2003:321) penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan
dalam gambar, suara, tulisan dan bentuk rekaman, yang lain dikenal dengan
analisis dokumen atau analisis isi. Menurut Hasan (2006:185) analisis deskriptif
merupakan bentuk analisa data penelitian untuk menguji generalisasi hasil
penelitian yang didasarkan atas suatu sampel. Data yang terkumpul dalam
penelitian deskriptif dapat diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif berupa soal-soal yang nantinya diklasifikasikan
menurut tingkat kognitif sesuai dengan Revisi Taksonomi Bloom Menurut
Anderson dan perbandingan dengan kriterita soal yang baik. Data kuantitatif
berupa angka-angka hasil perhitungan persentase tingkat kognitif.
28
Prosedur penelitian yang ditempuh guna memperoleh data yang
dibutuhkan untuk menjawab permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memilih soal pilihan ganda yaitu 40 soal Uji Kemampuan Akhir Tahun
yang terdapat dalam buku teks.
2. Mengklasifikasikan pertanyaan menurut tingkat kognitif sesuai dengan
Revisi Taksonomi Bloom Menurut Anderson.
3. Menentukan persentase masing-masing tingkat kognitif.
4. Menentukan validitas isi (content Validity) soal tersebut.
5. Menganalisis kesesuaian soal dengan silabus SMA Negeri 3 Jember dan
kurikulum KTSP.
6. Membandingkan persentase yang diperoleh dengan kriteria soal yang baik
7. Mengkaji hasil data yang diperoleh
8. Menarik kesimpulan dari hasil kajian.
Untuk mengetahui tingkat kognitif masing-masing soal maka digunakan
lembar klasifikasi. Untuk menghitung presentasi dari masing-masing level soal
digunakan rumus: P= nN
X 100 %
P : persentase dari masing-masing level soal
n : banyaknya pertanyaan sesuai level soal
N : Banyaknya pertanyaan keseluruhan