BAB 2KU

65
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan pengertian Teknik Tata Cara Kerja Teknik Tata Cara Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rencana system kerja yang terbaik. Ilmu ini merupakan salah satu ilmu didalam disiplin Ilmu Teknik Industri, bahkan jika dilihat dari sejarahnya, awal dari Teknik Tata Cara Kerja adalah cikal bakal disiplin ilmu Teknik Industri. Dalam penerapannya Teknik Tata Cara Kerja akan bekerja sama dengan berbagai ilmu yang lain didalam disiplin ilmu Teknik Industri untuk secara bersama-sama mencapai keadaan yang optimal dari suatu system yang terdiri dari komponen-komponen manusia, bahan, mesin dan peralatan serta lingkungan kerja yang dinilai dengan tenaga, waktu dan uang serta efek Psikologis dan Sosiologis.

Transcript of BAB 2KU

Page 1: BAB 2KU

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Definisi dan pengertian Teknik Tata Cara Kerja

Teknik Tata Cara Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-

prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rencana system kerja yang

terbaik. Ilmu ini merupakan salah satu ilmu didalam disiplin Ilmu Teknik

Industri, bahkan jika dilihat dari sejarahnya, awal dari Teknik Tata Cara Kerja

adalah cikal bakal disiplin ilmu Teknik Industri.

Dalam penerapannya Teknik Tata Cara Kerja akan bekerja sama dengan

berbagai ilmu yang lain didalam disiplin ilmu Teknik Industri untuk secara

bersama-sama mencapai keadaan yang optimal dari suatu system yang terdiri dari

komponen-komponen manusia, bahan, mesin dan peralatan serta lingkungan kerja

yang dinilai dengan tenaga, waktu dan uang serta efek Psikologis dan Sosiologis.

Tujuan utama dari Tenik Tata Cara Kerja adalah untuk meningkatkan

produktifitas dengan jalan mengaktifkan faktor-faktor produksi seperti tenaga

manusia, mesin dan peralatan serta bahan lantai gedung (tanah) dan

sebagainya.Biaya yang digunakan dan waktu yang dihabiskan didalam

melaksanakan suatu aktivitas produksi.

Teknik Tata Cara Kerja merupakan hasil perpaduan teknik-teknik

pengukuran waktu dan perinsip–perinsip studi gerakan, tetapi juga banyak

menyangkut prinsip lain dalam perancangan sistem kerja seperti perancangan

Page 2: BAB 2KU

tata letak tempat kerja dan peralatan dalam lingkungannya dengan manusia

pekerjanya.

Yang dicari dengan teknik-teknik dan perinsip–perinsip ini adalah

sistem kerja yang terbaik yaitu yang memiliki efisiensi dan produktivitas yang

tinggi. Sistem kerja itu sendiri terdiri dari empat komponen , yakni manusia,

bahan, perlengkapan dan peralatan kerja seperti masin dan pekakas

pembantu, lingkungan kerja, seperti ruangan dengan udaranya dan keadaan

pekerjaan- pekerjaan lain disekelilingnya. Artinya komponen-komponen itulah

yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Dengan menggunakan

teknik-teknik dan prinsip-prinsip yang disebut diatas komponen-komponen diatur

sehingga berada dalam komposisi dalam suatu komposisi yang memungkinkan

tercapainya tujuan tersebut.

Bila kita tinjau lebih lanjut maka ruang lingkup ilmu teknik tata cara

kerja dapat dibagi kedalam dua bagian besar masing-masing pengaturan kerja

dan pengukuran kerja.

Pengaturan kerja berisikan prinsip-prinsip mengatur komponen-

komponen sistem kerja untuk mendapatkan alternatif – alternatif sistem kerja

yang lebih baik. Jadi pada bagian pengaturan ini kita dipersenjatai dengan

prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dan diusahakan pelaksanaannya. Macam

pekerjaan yang terdapat disekeliling kita begitu banyaknya, dengan masing-

masing mempunyai krakteristik-krakteristik sendiri-sendiri sehingga tidak

Page 3: BAB 2KU

mungkin untuk menyususn rumus tunggal untuk semua dengan jawaban atas

pertanyaan ‘ sistem mana yang terbaik “ dapat langsung diperoleh.

Setelah mendapatkan beberapa alternatif terbaik, langkah berikutnya

adalah memilih salah satu diantaranya yang terbaik. Pekerjaan ini bukanlah

pekerjaan mudah karena kita dapat begitu saja menentukannya, sebab antara satu

alternatif dengan lainnya sangat berdekatan , ataupun satu nampak mempunyai

kelebihan disatu segi tetapi kelemahan dilain segi, sementara alternatif lainnya

memiliki kelebihan dan kelemahan pada segi yang berlawanan. Kesulitan inilah

yang menyebabkan perlu dilakukan pengukuran terhadap masing-masing

alaternatif.

Ada empat kriteria yang dipandang sebagai pengukur yang baik tentang

kebaikan suatu alternatif kerja , yaitu waktu, tenaga. psikologi dan sosiologi.

Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika sistem ini memungkinkan waktu

penyelesaian sangat singkat , tenaga yang diperlukan untuk penyelesaian sangat

sedikit. Dan akibat-akibat psikologi dan sosiologi yang ditimbulkan sangat

minim. Berdasarkan kriteria - kriteria inilah alternatif-alternatif sistem kerja

dibandingkan satu dengan yang lainnya.

2.1.1 Penelititan Tata Cara Kerja

Penelitian Tata Cara Kerja ialah perancangan rinci stasiun kerja.

dan dalam kasus-kasus tertentu mencakup ketergantungan antar stasiun

Page 4: BAB 2KU

kerja. Dalam tahap perancangan, suatu penaksiran dibuat untuk

menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan di stasiun kerja tersebut. Selanjutnya setelah pekerja mempelajari

tugas-tugasnya dan kondisi yang berpengaruh pada penyelesaian tugas itu

telah distabilkan (contoh : tersedia alat-alat dan perkakas kerja. serta

pegawai sudah menguasai alat-alat dan perkakas kerja tersebut), maka

pihak manajemen biasanya akan membutuhkan penelitian yang lebih detil.

Melalui pengamatan dan analisis, insinyur industri menentukan waktu

standar untuk menyelesaikan suatu pekerjaan serta kelonggaran untuk

pekerja itu. Waktu baku ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan

pekerja dengan membandingkan jumlah unit yang dihasilkan pada suatu

waktu dengan jumlah satuan produk yang seharusnya dihasilkan dengan

menggunakan waktu baku. Proses penetapan waktu baku pekerjaan ini

dinamakan pengukuran kerja. Istilah “Teknik Tata Cara” memiliki konotasi

baik penelitian tata cara kerja maupun pengukuran kerja. yang dimaksud

untuk menjawab pertanyaan “ Bagaimana seharusnya pekerjaan dilakukan?

“ dan “ Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan

itu ? “.

Beberapa pendekatan tradisional dalam teknik tata cara dapat

digolongkan kepada “ Metode Peta”. Metode ini berubah sedikit sekali

selama 40 tahun terakhir. Pada umumnya, digunakan gambaran grafis atau

di mensi pekerjaan dan menyajikan data-data lainnya yang berkaitan di

Page 5: BAB 2KU

dalamnya. Adapun lambang-lambang yang diusulkan ASME untuk metode

peta seperti gambar 2.1.

Peta proses operasi telah digunakan selama bertahun-tahun

untuk menyajikan urutan pekerjaan dan pemeriksaan untuk membuat

sebuah produk lengkap. Gambar 2-4 adalah contoh suatu peta proses

operasi.

Setelah pembuatan peta proses operasi, maka langkah

selanjutnya adalah membuat analisis yang lebih terperinci. Jika peta proses

operasi hanya dibatasi pada kegiatan operasi dan inspeksi, pada peta aliran

proses ditambahkan kegiatan pemindahan, menuggu, dan penyimpanan

dari lokasi sementara. Gambar 2-5 adalah contoh suatu peta aliran proses,

Dengan peta aliran proses, analisis berpindah dari inter operasi kepada

pemindahan bahan. Penelitian Tata Cara terutama didominasi oleh

penelitian tentang kegiatan pemindahan bahan di dalam sebuat stasiun

kerja, sementara pemindahan bahan lebih mengarah pada kegiatan

pengangkutan bahan antar stasiun-stasiun kerja.

Proses produksi sendiri mempunyai dua fungsi utama yaitu

perta proses transformasi bahan menjadi produk dan kedua kegiatan

pergerakan. Karena pergerakan bahan sama sekali tidak memberikan

kontribusi terhadap pertambahan nilai suatu produk, sehingga kriteria

utama dalam merancang suatu tata letak fasilitas produksi ialah minimasi

Page 6: BAB 2KU

ongkos pemindahan bahan. Peta Aliran Proses amat berguna untuk

menentukan lintasan bahan dengan jarak terrendah.

Pada prakteknya, tenaga kerja bekerja disebuah stasiun kerja,

dan bukan di seluruh pabrik. Sehingga rancangan stasiun kerja yang baik

akan mempengaruhi produktivitas pabrik. Untuk alasan inilah teknik tata

cara kerja dikembangkan untuk menganalisis kegiatan di stasiun kerja.

Gambar 2-6 memperlihatkan biometrik umum untuk pekerjaan meja.

Tujuan penelitian tata cara kerja ialah mengembangkan metode kerja

terbaik supaya pekerja bekerja dengan waktu seminimum mungkin (dengan

demikian meminimumkan ongkos). Suatu stasiun kerja ideal akan

meminimasi pergerakan di dalam pekerjaan.

2.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Langkah-langkah sistematis yang telah dikembangkan dalam

merencanakan suatu masalah dapat digariskan sebagai berikut :

1. Pendefinisian Masalah

Merupakan langkah pertama dimana tujuan yang akan dicapai dinyatakan

secara umum artinya ditentukan dahulu kriteria-kriterianya, hasil yang

diinginkan, waktu yang tersedia dan lain-lain.

2. Penganalisaan Masalah

Page 7: BAB 2KU

Berdasarkan fakta-fakta yang ada dibuat spesifikasi batasan-batasan,

menyajikan fakta-fakta secara sistematis, melakukan pengujian kembali atas

persoalan dan kriteria-kriterianya.

3. Pencarian Alternatif

Berdasarkan kriteria-kriteria dan batasan-batasan yang telah ditentukan

disusun sebagai alternatif pemecahan persoalan yang masih harus dipilih.

4. Mengevaluasi Alternatif Yang Diusulkan

Alterntif yang diperoleh pada langkah 3 dipilih yang paling baik dengan

menggunakan prinsip dan teknik-teknik yang dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah.

5. Pengambilan Keputusan

Suatu alternatif yang dipilih dari berbagai alternatif yang ada, merupakan

keputusan yang harus dilaksanakan. Seringkali sipenganalisa bukanlah

sipelaksana keputusan tersebut, sehingga sipenganalisa harus bisa

mengkomunikasikan hasil analisanya kepada sipelaksana. Agar tidak terjadi

salah pengertian, maka diperlukan cara-cara komunikasi yang sistematis.

2.3 Pengertian Peta kerja

Peta kerja merupakan alat yang sangat sistematis dan jelas

untuk  berkomunikasi, dimana yang biasanya digunakan untuk menganalisa suatu

operasikerja sehingga dapat mempermudah / menyederhanakan setiap proses/

metodekerja yang ada yaitu dalam proses produksi.

Page 8: BAB 2KU

Dengan menggunakan alat yang bernama peta kerja tersebut maka

kita bisa mengetahui setiap langkah-langkah yang dialami oleh setiap benda

kerjayaitu mulai dari pertama kali, dimana barang tersebut masih berbentuk

bahan baku yang kemudian masuk ke pabrik. Di dalam pabrik benda tersebut

mengalami proses-proses peta kerja seperti : transportasi benda, operasi benda di

dalam mesin, pemeriksaan benda setelah dilakukan operasi dan

perakitan benda yangakhirnya benda tersebut menjadi produk jadi.

2.4 Lambang-lambang Yang Digunakan

Tahapan proses harus dianalisa secara sistematis dan logis \berdasarkan

langkah-langkah proses yang seharusnya, hampir semua langkah atau kejadian

dalam suatu proses kertja akan terdiri dari elemen-elemen kerja seperti operasi,

pemeriksaan, transportasi, menunggu dan menyimpan. Untuk maksud tersebut

diatas perlu digunakan berbagai macam simbol untuk menggambarkan masing-

masing aktivitas. Simbol aktivitas dalam hal ini telah dilakukan oleh American

Society Of Mechanical Engineers (ASME) membuat lambing-lambang yaitu :

= OPERASI

Kegiatan operasi terjadi apabila suatu material akan mengalami

perubahan sifat baik fisik maupun kimiawi dalam suatu proses

transformasi. Kegiatan merakit juga dipertimbangkan sebagai suatu

opersi kerja. Menerima informasi maupun memberikan informasi,

Page 9: BAB 2KU

membuat suatu rencana atau melaksanakan kegiatan kalkulasi pada

suatu keadaan juga diklasifikasikan sebagai suatu operasi kerja.

Kegiatan-kegiatan kerja disini juga dilakukan manusia (Operator) mesin,

atau kedua-duanya. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak

terjadi didalam suatu proses kerja.

= PEMERIKSAAN

Kegiatan pemeriksaan terjadi apabila suatu obyek diperiksa baik

pemeriksaan pada segi kualitas maupun kuantitas apakah sudah sesuai

dengan karakteristik performans yang distandarkan. Pemeriksaan ini

bisa termasuk kegiatan mengukur besaran dengan memakai peralatan

ukur atau sekedar membandingkan secara visual dengan obyek lain yang

sudah diklasifikasikan standar. Dalam beberapa kasus tertentu kegiatan

ini bisa dilaksanakan bersama dengan kegiatan kerja lainnya seperti

operasi atau transportasi.

= TRANSPORTASI

Kegiatan Transportasi terjadi bila fasilitas kerja lainnya yang

dianalisa bergerak berpindah tempat yang bukan merupakan bagian dari

suatu opersai kerja. Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari suatu

operasi atau disebabkan oleh pekerja pada tempat kerja sewaktu operasi

Page 10: BAB 2KU

atau pemeriksaan berlangsung bukanlah merupkan bagian transportasi.

Contoh kegiatan transportasi disini adalah :

- Memindahkan material dengan tangan, holist, truk, conveyor dan lain-

lain.

- Bergerak, berjalan, membawa obyek dari suatu lokasi kerja kelokasi

lainnya.

- Meletakkan atau memindahkan material menuju atau dari mesin,

container conveyor dan lain-lain.

-

= MENUNGGU

Proses menunggu terjadi apabila material, benda kerja, operator

atau fasilitas kerja dalam kondisi berhenti dan tidak terjadi kegiatan

apapun selain menunggu. Kegiatan ini biasanya berlangsung temporer

(sementara) dimana obyek terpaksa menunggu atau ditinggalkan

sementara sampai suatu saat dikerjakan atau diperlukan kembali. Contoh

untuk keadaan menunggu antara lain seperti :

- Material atau benda kerja diletakkan dicontainer, menunggu untuk

dipindahkan kestasiun kerja berikutnya.

- Obyek menunggu untuk diproses atau diperiksa

- Material menunggu diproses karena adanya kerusakan teknik pada

mesin.

Page 11: BAB 2KU

= PENYIMPANAN

Proses menyimpan terjadi apabila obyek disimpan dalam jangka

waktu yang cukup lama. Jika obyek itu akan kembali diambil, biasanya

akan memerlukan prosedur perizinan yang khusus. Simbol ini digunakan

untuk menyatakan bahwa suatu obyek mengalami proses penyimpanan

permanen yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin

tertentu prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang

membedakan antara kegiatan menyimpan dan menunggu. Contoh yang

sesuai dengan kegiatan menyimpan ini adalah antara lain seperti :

- Bahan baku, supplies, dan lain-lain yang disimpan dalam gudang

pabrik.

- Dokumen atau arsip yang disimpan dalam rak atau lemari khusus.

- Uang atau surat berharga lainnya yang disimpan dalam brankas.

= AKTVITAS GANDA

Seringkali dijumpai kondisi-kondisi dimana dua elemen kerja

harus dilaksanakan secara bersamaan. Sebagai contoh disini adalah

kegiatan operasi yang harus dilaksanakan bersama dengan kegiatan

pemeriksaan pada stasiun kerja yang sama pula. Untuk ini

penggambaran simbol yang dipergunakan adalah dengan meletakkan

simbol kerja yang satu diatas simbol kerja lainnya.

Page 12: BAB 2KU

Gambar 2.1. Lambang-lambang yang diusulkun ASME beserta contoh-

contohnya

Page 13: BAB 2KU

2.5 Macam-macam Peta Kerja

Peta Kerja adalah merupakan alat komunikasi yang sistematis dan logis

guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir, melalui peta proses

ini kita mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki

metode kerja. Beberapa teknik untuk membantu dan mempercepat analisa

kegiatan kerja keseluruhan aktivtas produksi, telah dikembangkan dalam bentuk

peta-peta kerja.

2.5.1 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)

Merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah

proses yang akan diamati bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan

pemeriksaan kadang-kadang diakhiri dengan proses penyimpanan.

Dari yang sudah diuraikan dikatakan bahwa sebelum diteliti

disetiap stasiun kerja secara terperinci, terlebih dahulu kita perlu

mengetahui proses yang terjadi sekarang secara keseluruhan, maka dari itu

hal ini bisa diperoleh dengan menggunakan Peta Proses Operasi. Peta

proses operasi adalah peta kerja yang menggambarkan suatu susunan kerja

dengan cara membagi pekerjaan tersebut elemen-elemen operasi secara

detail.Kalau kita perhatikan suatu peta operasi maka dapat dikatakan bahwa

Peta Proses Operasi ini merupakan suatu diagram yang menggambarkan

langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-

urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi produk

jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-

Page 14: BAB 2KU

informasi yang diperlukan untuk analisalebih lanjut, seperti: waktu yang

dihabiskan, material yang digunakan, dan tempatatau alat atau mesin yang

dipakai.Jadi dalam suatu Peta Proses Operasi, dicatat hanyalah kegiatan-

kegiatanoperasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses

dicatat tentang penyimpanan.

Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi :

- Pada basis kerja atas ditulis operation process chart.

- Setelah itu nama produk, nama gambar, kelompok yang memetakan dan

tanggal dipetakan.

- Material yang akan diproses beserta bahan dan ukurannya diletakkan

diatas garis horizontal yang menunjukkan bahwa material tersebut

termasuk kedalam proses kerja.

- Lambang atau simbol ASME (American Society Of Mechanical

Engineers) ditempatkan dalam arah vertical secara berurutan sebagai

proses yang terjadi yaitu operasi dan inspeksi.

- Penomoran terhadap operasi dituliskan secara berurutan sesuai dengan

urutan operasinya yang diperlukan untuk pembuatan produk. Penomoran

terhadap kegiatan pemeriksaan diberikan tersendiri aturannya.

- Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, maka produk

yang paling banyak memerlukan proses operasi yang harus dipetakan

terlebih dahulu dan digambarlah pada garis vertical.

Page 15: BAB 2KU

Kegunaan dari peta proses operasi antara lain :

- Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

- Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan menghitungkan

efisiensi disetiap operasi dan pemeriksaan).

- Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

- Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang dipakai.

Dari gambar diatas terdapat empat hal yang harus diperhatikan

agar suatu proses kerja bisa memperoleh hasil yang baik melalui analisa

peta proses operasi yaitu:

a. Bahan-bahan : Dalam hal ini yang harus dipertimbangkan adalah

semua alternatif yang dapat terjadi dari setiap bahan-bahan yang

digunakan dalam proses, proses penyelesaian dan toleransi

Page 16: BAB 2KU

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan fungsi, realibilitas,

pelayanan dan waktunya. 

b. Operasi : Dalam hal ini yang harus dipertimbangkan adalah semua

alternatif yang dapat digunakan untuk proses pengolahan,

pembuatan, pengerjaan dengan mesinatau metode

perakitannya, beserta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan.

c. Pemeriksaan : Dalam hal ini yang harus dipertimbangkan

adalah sebuah obyek yang harusmem enu h i sya ra t

kua l i t a s yan g dapa t memenuh i s t a nda r yang sud ah

ada  bahkan jika lebih tinggi dari standar yang sudah ditentukan itu

akan semakin baik.

d. Waktu : Dalam hal ini yang harus dipertimbangkan adalah

teknisnya yaitu entah itumetode, peralatan dan lain-lain

sehingga dapat mempertimbangkan faktor  waktu dengan

sebaik-baiknya.

2.5.2 Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)

Merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan

pekerjaan dari proses operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan

penyimpanan yang terjadi selama suatu proses atau prosedur berlangsung,

serta didalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk

Page 17: BAB 2KU

analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan biasanya

dinyatakan dalam meter, walaupun ini tidak mengikat.

1. Peta Aliran Proses Tipe Bahan

Merupakan suatu peta yang menggambarkan kejadiaan yang dialami

bahan (bisa merupakan salah satu bagian dari produk jadi) dalam proses

atau prosedur operasi.

2. Peta Aliran Proses Tipe Orang

Pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu :

- Peta aliran proses pekerjaan yang menggambarkan aliran kerja

seorang operator.

- Peta aliran proses pekerjaan yang menggambarkan aliran kerja

sekelompok manusia sering disebut peta proses kelompok kerja.

Prinsip-prinsip pembuatan peta aliran proses sebagai berikut :

- Seperti pada peta proses operasi, suatu peta aliran prosespun memiliki

judul, dimana bagian penting atas dari kertas ditulis kepalanya “ PETA

ALIRAN PROSES “ yang kemudian diikuti denagan pencatatan beberapa

bagaian identifikasi, seperti nomor atau nama komponen yang dipetakan,

nomor gambar, peta orang atau peta bahan. Cara sekarang atau yang

diusulkan, tanggal pembuatan dan nama pembuatan peta. Semua informasi

dicatat sebelah kanan atas kerja.

- Disebelah kiri kertas berdampingan dengan informasi yang dicatat pada

bagian.

Page 18: BAB 2KU

- Diatas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat jumlah total dan waktu

total dari setiap kegiatan yang terjadi dan juga mengenai jarak total

perpindahan yang dialami bahan atau orang selama proses atau prosedur

berlangsung.

- Dibagian badan diuraikan proses yang terjadi lengkap beserta lambang-

lambang informasi mengenai cara perpindahan, jumlah yang dilayani,

waktu yang dibutuhkan dan kecepata produksi juga ditambah dengan

kolom analisa, dan tindakan yang diambil berdasarkan aliran tersebut.

Kegunaan dan cara menganalisa peta aliran proses dengan

menggunakan “ Dot and Check Technique “. Peta aliran proses ini akan

dapat dianalisa kondisi-kondisi kerja yang ada guna memperoleh

keuntungan atau perbaikan proses kerja seperti :

- Mengeleminir operasi-operasi yang tidak perlu.

- Mengeleminir aktivitas handling yang tidak efisien.

- Mengurangi jarak perpindahan dari satu operasi ke operasi yang

lainnya.

- Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia karena kegiatan menunggu.

- Mengatur prosedur operasi dalam langkah-langkah yang lebih efektif .

- Menemukan operasi kerja yang bisa dilaksanakn secara lebih mudah

dan cepat.

- Menunjukkan operasi-operasi mana yang seharusnya memiliki

kemungkinan untuk digabungkan.

Page 19: BAB 2KU

- Menunjukkan langkah-langkah operasi maupun pemeriksaan yang

terlalu berlebihan ataupun pengulanagan (duplikasi).

Perbedaan antara peta aliran proses dengan peta proses operasi

Peta Proses Operasi Peta Aliran Proses

Tidak terdapat atau diperlihatkan

aktivitasyang ada/ aktivitas terbatas

Terdapat atau diperlihatkan semua aktivitas

yang ada dalam proses produksi.

Tidak dapat menganalisa semuakomponen /

komponen yang dianalisatidak lengkap.

D a p a t m e n g a n a l i s a s e t i a p

k o m p o n e n yang diproses secara

keseluruhan.

2.5.3 Peta Proses Regu Kerja.

Merupakan kumpulan dari bagian beberapa peta aliaran proses

dimana tiap peta aliran proses tersebut menunjukkan satu seri kerja dari

seorang operator, dengan maksud untuk menganalisa aktivitas kelompok

kerja atau kerja sama kelompok dimana satu aktivitas tergantung dari

aktiviatas lain, dengan tujuan penganalisaan diantaranya untuk :

- Mengurangi ongkos produksi dan proses

- Mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses dengan jalan

mengurangi atau menghilangkan aktivitas menunggu.

Prinsip-prinsip pembuatan peta proses regu kerja sebagai berikut :

- Langkah pertama kita catat mengenai judul lengkap dengan identifikasi

ringkasannya, seperti pada peta aliran proses, hanya disini kepalanya

ditulis “ PETA PROSES REGU KERJA “.

Page 20: BAB 2KU

- Tiap peta aliran proses yang menunjukkan satu seri kerja, merupakan

anggota dari satu peta proses regu kerja.

- Lambang-lambang dari setiap anggota kelompok dapat diletakkan secara

berdekatan dan perubahan lambang menunjukkan perubahan aktivitas.

2.5.4 Peta Diagram Aliran

Merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan

gedung, yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas terjadi dalam peta

aliran proses.

Kegunaan Diagram Aliran

- Lebih menjelaskan suatu peta aliran proses, dan lagi pula arah aliran

merupakan factor yang penting.

- Membantu dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

- Dapat menunjukkan dimana tempat penyimpanan, dan stasiun

pemeriksaan serta tempat kerja itu dilaksanakan.

Prinsip-prinsip Pembuatan Diagram Aliran

- Pertama-tama dibuat judul peta, pada bagian dari kepala ditulis “ Diagram

Aliran “ diikuti dengan nama pekerjaan yang dipetakan, cara sekarang

atau usulan, nomor peta dan tanggal pemetaan.

- Untuk membuat suatu diagram aliran, sipenganalisa harus

mengidentifikasikan setiap aktivitas dengan lambing dan nomor yang

sesuai dengan yang kita gunakan dalam Peta Aliran Proses.

Page 21: BAB 2KU

- Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil yang dibuat secara

periodic sepanjang dari garis aliran.

2.6 SMED (Single Minute Exchange of Dies)

SMED adalah salah satu metoda improvement dari Lean Manufacturing

yang digunakan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

setup pergantian dari memproduksi satu jenis produk ke model produk lainnya.

Waktu pergantian setup adalah salah satu bentuk waste / pemborosan

dalam konsep Lean yang harus dihilangkan karena tidak memberi nilai tambah

untuk pelanggan dan mengakibatkan proses tidak efisien.

Ada beberapa istilah lain dari SMED yaitu QCO (Quick Change Over),

4SRS (Four Step Rapid Setup), Setup Reduction, OTS (One Touch Setup), dan

OTED (One Touch Exchange of Die) yang kesemuanya mengacu pada hal yang

sama yaitu sebuah strategy untuk mempercepat waktu setup pergantian produk.

Kata “Single Minute” bukan berarti bahwa lama waktu setup hanya

membutuhkan waktu satu menit, tapi membutuhkan waktu di bawah 10 menit

(dengan kata lain “single digit minute”).

Waktu setup sendiri didefinisikan sebagai lama waktu yang dibutuhkan

saat produk baik terakhir selesai sampai produk baik pertama keluar. Jadi

didalam waktu setup ada waktu organizational seperti menghentikan mesin dan

memanggil maintenance, melakukan persiapan peralatan setup, waktu setup,

Page 22: BAB 2KU

changeover, dan startupnya sendiri, melakukan adjustment, trial run sampai

menghasilkan produk baik pertama.

Aktifitas-aktifitas tersebut yang berpeluang untuk dipercepat sehingga

proses setup changeover lebih effisien. Meskipun pada awalnya metode SMED

ini dipakai di industri otomotif, pada perkembangannya metode ini digunakan

pada berbagai macam industri manufactur seperti electronics, semicon,

packaging, dll. Bahkan konsep dan pemikiran SMED ini dapat diterapkan di

berbagai macam tipe industri.

Konsep SMED di munculkan di tahun 1960an oleh Shigeo Shingo

sebagai salah satu founder dari Toyota Production System. Tujuan yang ingin

dicapai adalah berusaha untuk mempercepat waktu setup diproses moulding body

mobil.

Waktu changeover yaitu pergantian dari satu model ke model yang lain

memakan waktu berjam-jam dan  mengakibatkan produksi harus running dengan

lot size yang besar untuk satu model untuk menghindari jumlah changeover yang

berulang-ulang. Lama waktu changeover ini berhubungan langsung dengan biaya

produksi mengingat waktu operational produksi akan berkurang terkonsumsi

oleh waktu changeover yang lama.

Umumnya, industri akan meningkatkan waktu operational produksi

dengan cara meningkatkan jumlah lot size, sehingga jumlah changeover bisa

dikurangi. Tetapi hal ini akan menimbulkan masalah baru, yaitu lot size yang

besar mengakibatkan produksi menjadi tidak fleksibel dan responsif terhadap

Page 23: BAB 2KU

perubahan volume order. Efek yang lain adalah besarnya jumlah lot size akan

mengakibatkan pembengkakan inventori dari produk yang berdampak ke

working capital dan penggunaan space area. Terutama industri dengan produk

yang berdimensi besar misalnya mobil dan biaya sewa space area pabrik yang

mahal, akan terlihat dampak biaya produksi yang ditimbulkan.

Dari segi kualitas, jumlah lot size yang besar juga mengakibatkan

responsiveness terhadap masalah proses menjadi berkurang. Jumlah lot size yang

ekonomis tentu saja jika kita bisa menguranginya bahkan sampai ke single piece

untuk mencapai fleksibilitas produksi. Jika waktu changeover bisa dipercepat,

maka lot size juga bisa diperkecil, dan secara langsung akan mengurangi biaya

karena menurunkan inventori cost dan space area cost. Selama bertahun-tahun,

Toyota terus melakukan perbaikan di tools, fixtures, dan membuat beberapa

komponen mobil menjadi common parts (bukan customized untuk model

tertentu), dan mempercepat waktu changeover.

Beberapa manfaat SMED, yaitu diantaranya :

1. Meningkatkan Produktifitas

2. Mengurangi Biaya

3. Mempercepat proses inovasi

4. Perbaikan pada sefty karena proses setup yang lebih mudah

5. Mempermudah cleaning mesin dan peralatan

Page 24: BAB 2KU

Metode SMED

ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam melakukan metode SMED

yaitu :

1. Lakukan Observasi dan dokumentasi kegiatan Setup sekarang Proses

dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan alat perekam seperti

handycam untuk merekam aktifitas setup

2. Klasifikasi : Setelah proses dokumentasi selesai, semua event

diklasifikasikan

3. Konversikan event Internal menjadi event ekternal : Pada tahap ini

lakukan dengan mengidentifi

4. kasi event internal mana yang memungkinkan dikonversi menjad

eksternal.

5. Reduksi event internal Event setup yang tersisa adalah aktifitas internal

yang tidak dapat di hilangkan atau dirubah manjadi event external

namun dapat dikurangi dengan menerapkan paralel setup. artinya

aktifitas yang tidak menunggu aktifitas lain selesai dapat dikerjakan

secara paralel.

Keterangan:

- Event Internal adalah aktifitas yang dilakukan saat mesin mati atau tidak

berproduksi

- Event External yaitu aktifitas yang bisa dilakukan saat mesin beroprasi dan

memproduksi barang.

Page 25: BAB 2KU

2.7 Fungsi Perencanaan Produk

Berikut ini fungsi perancangan produk yang mencakup kegiatan – kegiatan

sebagai beriku :

a. Perancangan produk

b. Pengajian kelayakan proses

c. Pengajian kapasitas proses

d. Pengembangan peralatan proses

e. Rancangan proses

f. Pengajian kemajuan proses

g. Pengembangan rancangan peralatan atau perkakas

h. Evaluasi operasi produksi

i. Perancangan operasi pengerjaan ulang atau operasi tambahan

j. Perkiraan ongkos produksi

k. Analisa kapasitas penghilangan

l. Persiapan bagi produk, model dan rancangan

m. Keamanan serta metode dan proses pengepakan

n. Perancangan jangka panjang sehungan dengan peralatan

o. Prosedur perancangan

2.8 Perancangan Produk ( Design Produk )

Page 26: BAB 2KU

Produk merupakan suatu kekuatan ouput yang diperoleh dari suatu proses

produksi ( manufaktur ) dan pertabaham nilai yang di lakukan terhadap bahan

baku. Perancangan adalah proses penyusunan konsep suatu produk dalam bentuk

gambar teknik untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Perancangan produk adalah merupakan konsep penyusunan suatu produk baik

produk baru hasil dari pengembangan yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Secara umum perkembangan produk merupakan kegiatan awal kesempatan

produksi dengan perbatasan lain pengembangan produk tidak lain merupakan

perwujudan dari suatu peluang bisnis.

Perancangan produk didokumentasikan dengan bantuan gambar – gambar

kerja. Unuk melihat aspek kelayakan teknik maupun ekomomis seringkali di buat

prototype dan perancangan produk yang akan dibuat maupun di pasarkan.

Perancangan produk pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu :

1. Komponen inti

2. Komponen pengemas dan pembungkus

3. Komponen pelayanan pendukung

Dari hasil di atas kita dapat mengamsumsikan bahwa untuk memulai

perancangan suatu produk diperlukan suatu konsep rancangan yang merupakan

gagasan untuk mencapai hasil yang di inginkan dari gagasan tersebut mencakup

data – data sera informasi yang dikumpulan, organisai dan dianalisa untuk

digunakan dalam rekayasa proses dan perancangan produk dan kegiatan –

kegiatan lain yang berhubungan.

Page 27: BAB 2KU

Masyarakat sebagai konsumen mempuyai pilihan banyak terhadap produk,

sedangkan di pihak lain perusahaan sebagai produsen didorong untuk mengikuti

arah kebutuhan masyarakat dengan manfaat kesempatan yang ada dan melihat

kemunkinan teknologi yang dipilihnya, tetapi mencakup berbagai fungsi yang ada

dalam perusahaan dan memerlukan pola piker yang kreatif dan inovatif. Dari

pelaksaan hingga peranan pengembangan produk yang sangat di perlukan untuk

memecahkan kelangsungan hidup perusahaan. Pada dasarnya ada 2 aspek yang

harus di perhatikan dalam merancang suatu produk, yaitu :

a. Aspek Fungsi ( Design For Function )

Suatu perancangan produk yang baik bila sanggup berfungsi sesuai

keinginan konsumen yang membutuhkan atau menggunakan kekuatan

( strength ), daya ahan ( werabiliy ) dari produk dan komponen -

komponennya harus benar – benar menjadi bahan pertimbangan.

b. Aspek kemudahan untuk dibuat

Suatu produk yang dirancang dan mewujudkan fungsinya dengan tingkat

keterangan dalam yang tinggi akan tidak ada artinya bila dalam pembuatannya

sulit dilakukan.

Pengembangan suatu produk bila ditinjau dari segi poyek, proyek tersebut

diartikan sebagai kegiatan jangka waktu pelaksanaanya terbatas sehingga

keberhasilan kegiatan sangat bergantung pada :

1. Kualitas produk yang di hasilkan

2. Pengurutan dan spesifikasinya

Page 28: BAB 2KU

3. Gambar tata letak perkakas

4. Lembaran operasi

5. Lembaran instruksi incian operasi

6. Gambar awal tata letak tempat kerja

7. Sketsa awal tata letak

2.9 Metode – metode Perancangan Produk

Metode perancangan produk adalah tiap – tiap prosedur, teknik atau alat

tertentu yang mempresentasikan sejumlah aktivitas jenis tertentu yang

digunakan oleh perancangan produk dalam proses total perancangan.

Metode perancangan produk dapat diklafikasikan kedalam 2 kelompok besar

yaitu metode kreatif dan metode – metode rasional.

1. Metode – metode kreatif

Metode – metode kreatif adalah metode yang digunakan untuk

membantu mengestimasi pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan

produksi gagasan. Menyisihkan hambatan mental terhadap terhadap

kreatifitas atau dengan cara memerluas area pencarian solusi.

Ada beberapa metode perancangan produk yang bertujuan untuk

membantu memstimulasi pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan

produk gagasan, Menyisihkan hambatan mental terhadap terhadap

kreatifitas atau dengan cara memerluas area pencarian solusi. Dalam

metode kreatifitas adalah sebagai berikut :

a. Brainstorming

Page 29: BAB 2KU

Brainstorming adalah suatu metode yang melibatkan sekelompok

orang yang homogeny dan orang yang memilki pengenalan yang cukup

terhadap persoalan, serta untuk bertujuan mengestimulasi sekelompok orang

untuk menghasilkan sejumlah gagasan dengan tepat.

Contohnya : perancangan produk

b. Sinetik

Sinetik adalah suatu aktivitas kelompok yang mencoba membangun

dan mengkombinasikan mengutarakan gagasan untuk memberikan solusi

kreatif terhadap permasalahan perancangan, serta bertujuan untuk

mengarahkan aktiitas sponan pemikiran kearah expolarasi dan transformasi

masalah perancangan.

2. Metode – metode rasional

Meode rasional merupakan suatu daftar pertanyaan yang akan di

tanyakan pada tahap awal perancangan atau suatu daftar criteria standar

yang harus dipenuhi oleh rancangan akhir. Tujuanna adalah untuk

menetralisasikan apa yang harus dilakukan sehingga kita tidak perlu lagi

menyimpan semua hal dikepala kita.

Dengan demikian perancangan produk merupakan dasar utama dalam

proses perancangan produksi. Sementara macam serta bentuk produk yang

akan kita buat menentukan maca atau jenis proses produksi yang diperlukan.

Jelasnya akan menyangkut macam mesin dan alat penunjang prodk lainnya

yang dibuhkan, karena produk akan menentukan tingkat teknologi yang di

Page 30: BAB 2KU

perlukan untuk proses menufakturnya. Maka pemilihan bahan baku sampai

keperalatan pembantu ( jig and fictures ) perlu diperhatikan.

2.10 Pengukuran

Salah satu unsur yang penting dalam ilmu eksakta adalah Pengukuran.

Pada bengkel, alat pengukur diperlukan untuk mengetahui panjang, lebar,

diameter. Kedalaman atau ukuran yang diinginkan pada benda kerja.

Pengukuran bisa juga dikatakan membandingkan benda dengan alat ukur

standar. Oleh karena itu setiap ilmuan diharapkan mengetahui semu alat ukur,

fungsi dan dapat mengolah data hasil pengukuran.

Terdapat beberapa pengukuran, antara lain yaitu :

- Pengukuran langsung

Pengukuran langsung terbaca pada alat ukur tersebut dapat

digolongkan menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Mistar baja 5. Stop watch

2. Mistar ingsut 6. Thacometer

3. Micrometer 7. Busur Derajat

4. Dil indicator 8. Dll

- Pengukuran Tidak Lanngsung

Pengukuran tidak langsung dengan memakai jenis alat dari

kedua jenis ukur pada pembanding dengan standar ada

beberapa macam alat ukur dari kedua jenis alat ukur diatas :

Page 31: BAB 2KU

1. alat ukur standar

2. batang ukur

3. blok ukur

4. kaliber induk sudut

Alat ukur langsung

Alat ukur banding

Alat ukur standar

Alat ukur batas

Alat ukur Bantu

Untuk mendapatkan semua hasil pengukuran yang akurat maka

diharapkan melakukan pengukuran yang berulang – ulang sehingga

dapat memperoleh hasil pengukuran dengan tingkat kepercayaan dengan

baik.

Pengertian pengukuran terdiri dari :

a.Besaran pengukuran

panjang yang kita ukur

b. Nilai pengukuran

yang terbaca pada alat pengukur

c. Ukuran nominal

ukuran yang tertera pada gambar

d. Ukuran nyata

Page 32: BAB 2KU

ukuran nyata (benda kerja sebenarnya) untuk memahami cara kerja

alat ukur maka perlu diperhatikan ialah komponen utama yang

membedakan adalah :

Sensor merupakan peraba dari alat ukur dengan benda kerja.

Pengubah adalah bagian yang terpenting dari alat ukur dimana

petunjuk atau pencatat isyarat dari sensor diteruskan kebagian lain.

Pencatat adalah bagian dari alat ukur dimana harga pengukuran

ditunjukkan atau dicatat.

Dalam pengukuran ada faktor-faktor yang termasuk suatu proses

pengukuran menjadi tidak teliti dan tidak tepat yaitu :

a. alat pengukur yang digunakan

b. benda kerja

c. posisi pengukuran

d. situasi lingkungan

e. faktor manusia

Secara umum jenis alat ukur yang digunakan antara lain :

1. Mistar baja

Kebanyakan digunakan pada benkel kecil dengan mistar baja

yang berukuran 300 mm (30 cm).

Page 33: BAB 2KU

Gambar Mistar Baja

2. Mistar segitiga

Untuk membuat garis horizontal, vertikal maupun miring yang

dapat kita tarik sepanjang salah satu sisi dari segitiga.

Gambar Mistar segitiga

3. Mistar ingsut (sigma/jangka sorong)

Mistar ingsut ini digunakan untuk mengatur panjang

kedalaman alur atau celah, diameter luar dan diameter dalam suatu

benda kerja dapat mencapai tingkat ketelitian sampai 0,05 mm.

Pembacaan skalanya terbadi dua yaitu :

Skala utama

Skala nominal

Karena dilengkapi dengan dua pembacaan skala maka mistar ini

sangat teliti

Page 34: BAB 2KU

Gambar Mistar Ingsut

4. Mikrometer

Mikrometer merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan

untuk mengukur diameter tebal benda kerja yang tipis dengan

ketelitian yang tinggi yaitu 0,01 mm atau 0,001 inci.

Gambar Mikrometer

5. Jangka

Jangka digunakan untuk unsur yang ukurannya melebihi

jangka tusuk (jangka bagi). Bisa juga digunakan untuk

memindahkan ukuran dari suatu bagian kebagian lain atau berbagai

jangka yang keluar untuk dalam diameter luar.

Gambar Jangka

Page 35: BAB 2KU

6. Dial indikator

Alat ukur yang peka untuk mengukur atau mengecek

kesejajaran, kesatuan permukaan dan konsentitur dari benda bulat

sering digunakan juga untuk penggelapan benda kerja yang akan

dikerjakan dengan mesin.

Gambar dial indikator

Keterangan

1. Blok dasar magnet

2. Titik pengentukan torak

3. Torak

Page 36: BAB 2KU

4. Jarum penunjuk

5. Ring penyetel

6. Skala ukur

7. Ulir pengikat ring

8. Alat pengingkat

7. Pengukuran sudut

Pengukuran sudut digunakan untuk mengukur sudut dari suatu

benda dan untuk menggambar garis pada benda kerja sebelum benda

itu dikerjakan lebih lanjut. Alat ini terdiri dari mistar baja dan mistar

terbuka terbenruk setengah lingkaran yang terdapat pada bagian

sudut dimana terdapat engsel yang berputar menurut sudut yang

dihendaki.

Gambar: Pengukuran Sudut

8. Pengukuran tinggi

Pengukuran tinggi digunakan untuk mengukur suatu jarak dan

langsung menggoreskan kedalam benda keja, ukuran penunjukan

Page 37: BAB 2KU

dapat dibaca langsung dengan meletakkan benda kerja pada meja

perata dan menggores maka pengerjaan ini mudah bisa dilakukan.

Dalam pengukuran ada faktor-faktor yang termasuk suatu proses

pengukuran menjadi titik teliti dan tepat yaitu:

a. Alat pengukur yang digunakan

b. Benda kerja

c. Posisi pengukuran

d. Situasi lingkungan (cuaca)

e. Faktor manusia

2.11 Perancangan Proses (Process Design)

proses penyusunan konsep suatu produk usulan bentuk gambar teknik

untuk memenuhi keinginan konsumen adalah Perancangan, sedangkan proses

adalah cara atau metode dan teknik yang digunakan dengan memanfaatkan

sumber-sumber daya (Manusia, mesin, material, dan dana). Jadi perancangan

proses adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang designer untuk dapat

merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan

konsumen yang proses pengerjaannya memiliki tingkat efisien yang rendah.

Dalam suatu perancangan proses, seorang designer dapat menuangkan

dalam bentuk rancangan khusus yang berfungsi daripada perancangan proses

itu sendiri adalah analisa produk dan operasi produksi serta penentuan fasilitas

Page 38: BAB 2KU

produksi agar produk yang diproses dapat dikerjakan pada tingkat efisien yang

rendah.

Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam melaksanakan

perencanaan proses pada suatu produk atau alat dan umumnya tahapan teknik

perancangan yang dilakukan adalah : kebutuhan (need), ide (idea), tujuan

(disctionation), dan pengerjaan (action).

Sebagai langkah awal yang harus dilakukan seorang designer atau

perancangan proses harus diawali dari pengumpulan data-data teknis spesifikasi

fungsional, mutu, menetapkan kebutuhan berkaitan dengan produk atau alat yang

akan dirancang, pembuatan peta operasi, bahkan untuk kelancaran pelaksanaan

proses produksi yang merupakan tanggung jawab perancangan proses. Selain itu

harus dilakukan development ide-ide, untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai

dengan tujuan selanjutnya dan ide-ide yang masuk dilakukan riset alternative,

sehingga dihasilkan suatu keputusan yang menghasilkan rancangan paling baik

dan efisien, setelah itu diambil keputusan barulah masuk kedalam tahap

pengerjaan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancangan proses antara lain

adalah sebagai berikut :

a. analisa teknik, seperti kekuatan, dan ketahanan

b. analisa ekonomi, yang berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan dan

manfaat atau keuntungan yang diperoleh

Page 39: BAB 2KU

c. faktor-faktor legalisasi, yang dilakukan dengan segi hokum dan hak cipta dari

suatu produk atau alat

d. analisa pemasaran, terutama produk-produk yang dibuat dalam skala besar

Fungsi perncangan proses adalah sebagai analisa produk dan operasi produk

serta penentuan fasilitas produksi yang dibutuhkan agar produk yang diproses

dapat dikerjakan pada tingkat efisien yang rendah.

Bagian dari perancangan produk dari dalam produser perancangan produk dapat

dinyatakan sebagai berikut :

a. analisa produk dan jasa

b. penentuan operasi (produksi) apa yang diperlukan untuk memproduksi atau

melaksanakannya

c. bagaimana semua itu dilaksanakan

d. mesin, peralatan, perkakas, dan fasilitas apa yang diperlukan

e. patokan buku apa yang akan mengatur pelaksanaan

Untuk seorang perancang proses, hal-hal yang harus dilakukan sebelum

melakukan perencanaan proses diawali dari pengumpulan data teknis, pembuatan

peta operasi bahkan untuk kelancaran pelaksanaan proses produksi yang

merupakan tanggung jawab perancang proses, selain itu harus memperkirakan

ongkos produk.

Salah satu bagian utama informasi yang dibutuhakan oleh perancang

proses adalah volume produksi, karena banyak sekali keputusan yang didasarkan

atas apa yang dirancang dan berapa jumlah tersebut yang akan diproduksi. Dasar

Page 40: BAB 2KU

dari penentuan volume dan laju produksi adalah ramalan penjualan keduanya

untuk jangka pendek dan jangka panjang. Hasil langsung dari anlisa volume dari

laju produksi merupakan pengamatan atas probabilitas pembuatan produk atau

jasa.

Terdapat kebutuhan untuk analisa atau rancangan produk dan spesifikasi

produk dengan tujuan menjamin produk yang :

a. Fungsional, dapat melaksanakan fungsi sesuai yang diinginkan dengan tepat

b. Bermutu sesuai, yaitu tidak lebih baik atau buruk dari yang dituntut

Fungsi perancangan proses biasanya menghasilkan :

a. Sketsa operasi

b. Ketetapan waktu pembuatan produk

c. Biaya atau ongkos yang minimal

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur pengembangan produk, yaitu :

a. Keunggulan teknologi

Hal ini sangat menunjang kelangsungan hidup sebuah perusahaan, dimana

keunggulan teknologi memberikan peluang yang sangat besar dalam

pembuatan produk

b. Kemampuan manajerial

Suatu perusahaan dalam mengatur perusahaan menetapkan tujuan,

merencanaan Sumber Daya Manusia dan sebagainya.

Dimensi strategi teknologi

Page 41: BAB 2KU

a. Teknologi merupakan wadah persaingan usaha, dimana dituntut

kepada perusahaan untuk melakukan pengembangan

terhadap teknologi untuk menghasilkan suatu produk yang

mutakhir

b. Karakteristik dinamika dan teknologi untuk menetapkan posisi

persaingan, maka diperlukan analisa tentang karakteristik

teknologi yang dimiliki dan pengaruhnya terhadap daur hidup

produk. Produk merupakan suatu keluaran (out put) yang

diperlukan dari suatu proses produksi manufaktur dan

penambahan nilai yang dilakukan.

Ada 4 macam langkah utama yang diperlukan dalam proses

perancangan, yaitu ;

1. Definisi persoalan

Persoalan yang paling penting dalam perancangan adalah

mendefinisikan persoalan dan menentukan tujuan-tujuan yang

hendak dicapai. Definisi ini berarti membatasi tujuan-tujuan atau

persoalan-persoalan yang hendak dipecahkan dan memberikan

tujuan serta kriteria yang digunakan untuk evaluasi.

2. Analisa

Setelah persoalan didefinisikan, lalu diadakan anlisa, yaitu :

persoalan tersebut dipecah-pecah (diuraikan dalam elemen-

Page 42: BAB 2KU

elemen yang kecil). Suatu group mengusulkan pemikiran yang

pernah mereka alami atau mempelajari, yang berhubungan

dengan persoalan.

3. Synthesa

Synthesa adalah langkah selanjutnya, setelah kita membuat

analisa brainstorming adalah teknik yang berguna karena

sejumlah orang mempunyai pengalaman dan background bertemu

bersama untuk mendiskusikan problem yang ada. Banyak

pemecahan yang mungkin secara persial dan ide-ide yang muncul

dalam pertemuan group, kemudian mengkombinasikan

pemecahan dan membuatnya sangat jelas. Rancangan sitematis

mencoba untuk menentukan range pemecahan dan pembuatannya

sangat jelas. Hubungan antara pemecahan-pemecahan diatas

menunjukan kemungkinan pemecahan-pemecahan yang baru.

3. Evaluasi

Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk menyelidiki kesalahan

yang mungkin terjadi. Biasanya pembuatan keputusan tidak

dilakukan oleh tim perancang itu sendiri, tetapi dilakuakan oleh

tim pembuat keputusan, tim ini bekerja dengan strategi

perancangan yang berbeda agar supaya memungkinkan

mengadakan pertimbangan serat teliti atau sejumlah besar

variabel atau faktor-faktor kriteria yang telah ditentukan dan

Page 43: BAB 2KU

dikembangakan oleh tim ini disesuaikan dengan keadaannya,

karena pemilihan dari perancangan merupakan langkah yang

paling penting.