BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen...

36
BAB 21 AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHAESA

Transcript of BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen...

Page 1: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

BAB 21

AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHANYANG MAHAESA

Page 2: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan
Page 3: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

BAB 21

AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHANYANG MAHAESA

PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan nasional Indonesia sebagaimana dite-tapkan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara adalah un- tuk mewujudkan suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pan- casila. Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara ditetapkan pula bahwa salah satu asas pembangunan nasional adalah asas perikehidupan dalam keseimbangan, antara lain keseimbangan kepentingan keduniaan dan akhirat, antara kepentingan mate- riil dan spirituil, antara kepentingan jiwa dan raga, dan antara kepentingan individu dan masyarakat. Oleh karena itu dalam negara Republik Indonesia pembangunan di bidang agama me-rupakan salah satu usaha untuk melaksanakan asas pemba- ngunan nasional tersebut dan untuk mewujudkan tujuan pem-bangunan nasional itu sendiri.

Usaha-usaha pembangunan itu kait mengait dengan semua aspek kehidupan manusia dan betapa berhasil atau gagalnya usaha pembangunan berkisar pada manusia serta nilai-nilai yang dipegangnya.

Nilai agama yang universil dan abadi sifatnya merupakan salah satu aspek yang diperlukan bagi kehidupan dan kebudaya- an bangsa. Oleh karena itu agama merupakan salah satu sum- ber kegairahan bangsa untuk membangun dan memperbaiki nasibnya. Dengan demikian kegairahan kehidupan agama me-rupakan suatu syarat mutlak untuk usaha pembangunan.

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara antara lain ditetap- kan hal-haI sebagai berikut :

115

Page 4: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

1. Atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Mahaesa maka perikehidupan beragama dan perikehi-dupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa di-dasarkan atas kebebasan menghayati dan mengamalkan Ke-tuhanan Yang Mahaesa sesuai dengan falsafah Pancasila.

2. Pembangunan agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa ditujukan untuk pembinaan suasana hidup rukun di antara sesama umat beragama dan semua penganut ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa serta meningkat- kan amal dalam bersama-sama membangun masyarakat.

Dalam hubungan ini maka dalam Repelita II diusahakan un- tuk menambah dan meningkatkan kesadaran, penghayatan dan pengamalan agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa sehingga tercipta manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan yang cinta terhadap negara, bangsa, dan tanah air Indonesia.

Adapun penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa diarahkan kepada terwujudnya sikap hidup yang mendorong usaha pembangunan dan sekaligus membantu mengatasi pelbagai masalah sosial budaya yang dapat menghambat kemajuan pembangunan itu sendiri.

Selanjutnya diusahakan untuk menumbuhkan dan mengem-bangkan motivasi yang hidup dalam masyarakat serta lembaga-lembaga keagamaan yang dijadikan dasar dan modal kulturil untuk mendorong partisipasi umat beragama dan penganut ke-percayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dalam pembangunan nasional.

Adapun kebijaksanaan dan program-program pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha- esa diarahkan agar supaya berjalan serasi, saling melengkapi dan saling menunjang dengan kebijaksanaan dan program-pro-gram pembangunan di bidang-bidang lain.

116

Page 5: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

11. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DI BIDANG AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHAESA DALAM REPELITA I

Dalam masa pelaksanaan Repelita I berbagai kegiatan telah dilakukan dalam rangka pembangunan di bidang Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa. Usaha tersebut meliputi berbagai segi kegiatan, terutama mengenai bimbingan kehidupan beragama, peningkatan sarana untuk kehidupan ber-agama, pendidikan dan latihan, peningkatan kerukunan hidup antara umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa serta berbagai kegiatan lainnya.

Dalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan ke- pada masyarakat beragama untuk melaksanakan dan mengem-bangkan hidup beragama sesuai dengan keyakinan dan ajaran agamanya masing-masing. Dalam rangka kegiatan ini sangat diperhatikan daerah-daerah dan kalangan masyarakat yang mengalami pengaruh G 30 S/PKI serta berbagai kelompok khu- sus masyarakat, misalnya para tahanan politik, suku terasing, narapidana, anak-anak panti asuhan, para tunasusila, tuna- wisma dan lain sebagainya. Kecuali itu kegiatan penerangan agama telah ditujukan pula terhadap pegawai negeri dan ang- gota ABRI.

Untuk meningkatkan sarana kehidupan beragama, telah di-berikan bantuan kepada usaha pembangunan/rehabilitasi tem- pat-tempat peribadatan. Bantuan tersebut diarahkan untuk mendorong tumbuhnya kegiatan masyarakat sendiri, sedang- kan sebagian besar pembangunan dan pemeliharaan rumah- rumah ibadat tetap diasuh dan dilaksanakan oleh para umat beragama sendiri.

Demikian pula pembangunan Masjid Istiqlal telah mencapai kemajuan sehingga telah dapat dimanfaatkan sebagai tempat peribadatan serta berbagai kegiatan lainnya.

117

Page 6: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

Di samping bantuan untuk pembangunan tempat-tempat per-ibadatan, dalam rangka meningkatkan sarana kehidupan ber-agama telah dibangun pula balai nikah dan balai penasehat perkawinan. Fungsi balai nikah dan balai penasehat perkawin- an tersebut di samping untuk melaksanakan nikah, talak dan rujuk juga dimanfaatkan untuk kegiatan yang menunjang pe-laksanaan program keluarga berencana.

Demikian pula dalam rangka meningkatkan sarana kehidu- pan beragama, selama masa Repelita I telah disediakan kitab-kitab suci Al Qur'an 553.100 buah, kitab Injil Protestan 55.331 buah, kitab Injil Katholik 16.887 buah dan kitab suci Hindu dan Budha 32.812 buah. Penyediaan kitab-kitab suci tersebut dimaksudkan sebagai usaha pendorong, sedangkan kegiatan penyediaan kitab-kitab suci secara luas tetap berada dalam tangan masyarakat sendiri.

Selanjutnya guna membantu lebih lancarnya penunaian ibadah haji bagi umat Islam, maka di samping peningkatan penye-lenggaraan perjalanan dan pelayanan kesehatan, bagi para je-maah haji juga telah diberikan bantuan untuk pembangunan asrama-asrama haji dan karantina di kota-kota pelabuhan yang menjadi tempat berkumpulnya jemaah haji ketika menunggu keberangkatan ke tanah suci maupun sekembali mereka dari tanah suci.

Peningkatan sarana asrama haji tersebut bertalian erat de- ngan terus meningkatnya jemaah haji dari tahun ke tahun. Dalam tahun 1968/69 jumlah jemaah haji adalah 16.538 orang dan kemudiaan meningkat menjadi 39.409 orang dalam tahun 1973/74. Jumlah inipun sebenarnya bukanlah merupakan keseluruhan jumlah mereka yang ingin melaksanakan ibadah haji, melainkan jumlah maksimal yang dapat dilayani, mengingat terbatasnya sarana yang tersedia.

Di lapangan pendidikan dan latihan tenaga-tenaga keagama- an telah dilakukan berbagai kegiatan. Antara lain penataran tenaga-tenaga pimpinan dalam bidang pendidikan ( peradilan,

118

Page 7: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

guru-guru agama dan administrasi. Dalam masa Repelita I telah dibangun 40 buah gedung PGAN, sebuah gedung PHIN dan sebuah gedung PPUPA. Pembangunan gedung-gedung ter- sebut barulah mencakup sebagian dari seluruh kebutuhan yang ada.

Pembinaan madrasah-madrasah negeri terutama ditujukan kepada terciptanya keserasian kurikulum ilmu pengetahuan umum antara Madrasah Ibtidaiyah dengan Sekolah Dasar, an- tara Madrasah Tsanawiyah dengan Sekolah Lanjutan Pertama dan antara Madrasah Aliyah dengan Sekolah Lanjutan Atas, dengan perbandingan kurikulum 70% ilmu pengetahuan umum dan 30% ilmu pengetahuan agama. Beberapa proyek percon-tohan Madrasah Ibtidaiyah Negeri telah dibangun dan telah disalurkan pula buku-buku standar pegangan guru dan murid, pedoman pembinaan ketrampilan dan alat-alat pelajaran/alat- alat peraga lainnya.

Terhadap madrasah swasta yang cukup besar jumlahnya telah diberikan bantuan berupa buku standar, alat pelajaran, alat peraga, dan tenaga guru.

Pada beberapa pesantren telah dilaksanakan proyek percon-tohan berupa pusat latihan tenaga/kader pembangunan antara lain peternakan, perikanan dan perkoperasian. Kegiatan ini se-kailliigus znerupakan salah satu usaha modernis'asi pondok pe-santren.

Pembinaan Perguruan Tinggi Agama telah dilakukan antara lain melalui kegiatan ilmiah pada IAIN, seperti lokakarya me-todologi pengajaran agama pada sekolah lanjutan, pola kebu-dayaan Islam, pendidikan sarjana purna bagi dosen IAIN, pe-nelitilan, survey, dan seminar tentang pendidikan agama.

Di lapangan pembinaan kerukunan hidup antar umat ber-agama telah dilangsungkan berbagai dialog yang ditujukan untuk memupuk dan mengembangkan sikap saling pengertian, saling menghargai dan saling percaya mempercayai antara para pemeluk agama satu sama lain. Dalam hubungan pembi-

119

Page 8: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

naan kerukunan hidup antara umat beragama, maka bimbing- an dan pengawasan terhadap aliran kepercayaan dan faham keagamaan telah dilaksanakan dengan kerjasama antara ber- bagai lembaga negara yang bersangkutan.

Di samping kegiatan tersebut, telah dilaksanakan pula be- berapa penelitian dan survey di bidang pembangunan agama yang dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan berbagai ke- giatan selanjutnya. Dalam rangka ini telah dilaksanakan sur- vey mengenai penyempurnaan kurikulum dan metodologi pen- didikan agama pada sekolah-sekolah umum, penyempurnaan kurikulum dan metodologi pendidikan agama pada perguruan agama, pengumpulan data tentang kehidupan keagamaan dan lain sebagainya.

III. MASALAH PEMBANGUNAN DI BIDANG AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA- ESA DALAM REPELITA II

Atas dasar hasil dan arah perkembangan yang telah dapat dicapai dalam masa Repelita I, maka masalah pengembangan agama dalam Repelita II, terutama meliputi:

1. Masalah peningkatan bimbingan kehidupan beragamaDalam rangka ini diperlukan suatu metode penerangan dan

bimbingan kehidupan beragama sehingga benar-benar memban- tu tercapainya sasaran pembangunan nasional yang seimbang antara perkembangan materiil dan spirituil. Dalam hubungan ini masalah lainnya yang dihadapi adalah bagaimana menye- rasikan bimbingan kehidupan beragama dengan pembangunan kebudayaan secara keseluruhan. Di samping itu masalah yang memerlukan perhatian khusus pula adalah pembinaan jiwa dan hidup beragama pada kalangan keluarga dan para remaja. Masalah ini menjadi lebih memerlukan perhatian, bukan saja oleh karena peranan yang dapat dimainkan oleh para remaja terhadap nasib bangsa di kemudian hari, akan tetapi cara pen- dekatan yang khusus amat diperlukan agar supaya sasaran pembinaan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

120

Page 9: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

Pembinaan dan bimbingan hidup beragama juga menghadapi masalah dalam hubungannya dengan kelompok yang bersifat khusus di dalam masyarakat. Terutama masih adanya suku terasing yang harus diusahakan untuk menjadi anggota masya- rakat yang sewajarnya. Kelompok khusus seperti narapidana, para tahanan politik, para tunawisma, tunasusila dan lain sebagainya membutuhkan pendekatan khusus dalam pembina- an kehidupan beragama.

2. Masalah Peningkatan kerukunam hidup antar umat ber- agama dan Penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa

Dalam usaha pembinaan kerukunan hidup antara sesama umat beragama, sesama penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan antara semua umat beragama dan semua penga- nut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dalam masya- rakat Indonesia dihadapi masalah bagaimana menjaga agar pengembangan berbagai lembaga keagamaan/kepercayaan ter-hadap Tuhan Yang Mahaesa sejalan dengan pertumbuhan kehi-dupan sosial ekonomis, serta dapat mendorong persatuan dan kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan peng- anut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa. Dalam la-pangan perkembangan faham keagamaan dan aliran keperca- yaan terdapat masalah bagaimana mengusahakan agar perkem-bangan dilapangan ini dapat memperkokoh tata hidup dan sikap yang sesuai dengan Pancasila.

Di samping itu cara-cara yang lebih efektif untuk mening-katkan kerukunan hidup antara umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa masih harus terus diusahakan.

3. Masalah peningkatan sarana kehidupan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa

Untuk memberikan jaminan agar para pemeluk agama dan kepercayaan dapat menunaikan ajaran agama dan kepercayaan

121

Page 10: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

terhadap Tuhan Yang Mahaesa diperlukan tersedianya sarana kehidupan beragama dan kehidupan berkepercayaan. Masalah- nya terutama adalah untuk kelompok-kelompok masyarakat yang lemah sosial ekonominya sehingga memerlukan bantuan untuk mendorong perkembangan kemampuan dan swadayanya.

Di samping itu masalah lain adalah bagaimana mendorong pertumbuhan sarana-sarana kehidupan beragama dan keper- cayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa agar dapat menjadi inti penggerak modernisasi masyarakat terutama di pedesaan. Da- lam hubungan ini salah satu masalah lainnya adalah bagai- mana menyebarkan sarana tersebut secara lebih intensif.

Di dalam rangka menunaikan ibadah haji bagi umat Islam masih dihadapi masalah penyempurnaan perjalanan haji, pe-ningkatan pelayanan kesehatan haji, asrama haji dan karanti- nanya, sarana perhubungan laut/udara dan lain sebagainya. Semuanya itu perlu tetap dilaksanakan dengan mengingat ke-mampuan biaya yang dapat disediakan oleh masyarakat dengan bimbingan pemerintah.

4. Masalah pendidikan dan latihan tenaga keagamaan

Dilapangan pendidikan dan latihan tenaga keagamaan ma- salah yang dihadapi terutama adalah bagaimana menyerasikan pembinaan pendidikan keagamaan dengan pola pendidikan nasional pada umumnya.

5. Masalah penyempurnaan efisiensi dan efektivitas apara- tur pelaksanaan

Penyediaan data yang lebih lengkap dan dapat dipercaya merupakan salah satu masalah utama pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa.

Kecuali itu untuk berhasilnya pencapaian tujuan pembangun- an di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Ma-haesa. peningkatan kemampuan organisasi dan administrasi pelaksana merupakan salah satu masalah penting pula.

122

Page 11: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

IV. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAHKebijaksanaan umum pembangunan di bidang agama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dalam Repelita II terutama diarahkan untuk:

1. Meningkatkan dan menyempurnakan kegiatan-kegiatan yang telah dirintis dalam Repelita I dengan memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam masa tersebut.

2. Lebih mengintegrasikan usaha-usaha pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa dengan pembangunan di bidang-bidang lainnya, sehingga Lebih dapat dirasakan sebagai bagian dari pemenuhan tujuan pem-bangunan, serta menjawab kebutuhan hidup masyarakat pada umumnya.

Untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut diambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Bimbingan kehidupan beragama dan berkepercayaan ter- hadap Tuhan Yang Mahaesa

Kegiatan bimbingan kehidupan beragama dan berkeperca- yaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa akan lebih diintegrasikan dengan berbagai kegiatan pembangunan lainnya. Dengan de- mikian pemanfaatan berbagai sarana kegiatan antara lain mass media, pembinaan seni budaya, pramuka dan lain-lain akan 1ebih mendapat perhatian. Untuk memungkinkan tercapainya sasaran tersebut maka peningkatan mutu tenaga juru penerangan dan bimbingan agama akan mendapat perhatian yang lebih besar. Kegiatan di lapangan ini diusahakan agar serasi dengan usaha pengembangan pembangunan sistem penerangan yang menun- jukan usaha pembangunan. Demikian pula kegiatan penerangan selama Repelita I diantara pegawai negeri dan anggota ABRI akan dilanjutkan.

Sementara itu perhatian khusus diberikan kepada bimbingan dan pembinaan kehidupan beragama kepada para remaja. Usaha tidak hanya sekedar diarahkan bagi penambahan jumlah ke-

123

Page 12: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

giatan, akan tetapi perhatian akan lebih dipusatkan kepada usaha penemuan cara pendekatan yang efektif yang disesuai- kan dengan tingkat pertumbuhan jasmaniah dan rohaniah para remaja serta perkembangan lingkungan hidup sosial budaya pada setiap tahapan pembangunan.

Sesungguhnya pembinaan bimbingan kehidupan beragama sudah harus dimulai sejak anak masih kecil dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu bimbingan dalam lingkungan rumah tangga mendapatkan perhatian utama.

Kepada kelompok masyarakat yang bersifat khusus, seperti narapidana, para tahanan politik, korban narkotika dan lain sebagainya diberikan bimbingan dengan cara-cara pendekatan yang memungkinkan tercapainya sasaran secara maksimal. Ke- giatan di lapangan ini akan diusahakan mengaitkan dan menye- rasikannya dengan langkah dan kebijaksanaan di bidang-bidang pembangunan lainnya, seperti pembinaan hukum, pembangunan kesejahteraan sosial dan lain sebagainya.

Adapun bimbingan kehidupan beragama bagi suku-suku ter- asing dan masyarakat transmigrasi akan diserasikan dan di- padukan dengan pembangunan daerah dan regional, pendidikan, pembangunan kesejahteraan sosial dan berbagai kegiatan di bidang-bidang pembangunan lainnya.

2. Pengembangan sarana kehidupan beragama dan berke- percayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa

Kegiatan-kegiatan pengembangan sarana kehidupan beraga- ma terutama meliputi tempat-tempat peribadatan, penyediaan kitab-kitab suci, literatur agama, pembinaan sarana peradilan agama, fasilitas penerangan agama, pembangunan balai-balai nikah dan pembinaan sarana penunaian ibadah haji.

Pembangunan/rehabilitasi tempat-tempat peribadatan teruta- ma dipusatkan kepada kelampok-kelampok masyarakat yang lemah sosial ekonominya yang tidak mungkin dapat menye- diakan sarana kehidupan beragama berupa tempat peribadatan

124

Page 13: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

yang layak. Kegiatan di lapangan ini sekaligus diarahkan pula untuk mendorong pemanfaatan tempat-tempat peribadatan ter- sebut sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan yang dapat membangkitkan swadaya masyarakat.

Kecuali itu akan lebih mendapat perhatian pula pengem- bangan tempat-tempat peribadatan di daerah-daerah pedesaan yang diserasikan dengan pembangunan desa yang bersangkutan. daerah-daerah pemusatan perindustrian, daerah-daerah bekas basis G 30 S/PKI, daerah-daerah suku terasing, dan daerah-daerah transmigrasi.

Pembangunan Masjid Istiqlal akan diteruskan dan ditingkat- kan, sesuai dengan kemampuan pembangunan nasional yang ada sehingga dalam masa Repelita II sudah dapat diresmikan.

Pembangunan balai-ba1ai nikah akan diprioritaskan pada kota-kota kecamatan, di mana perkawinan cukup tinggi.

Dalam hubungan ini maka perhatian akan lebih diutamakan kepada pemanfaatan tempat-tempat tersebut sebagai pusat- pusat pembinaan kesejahteraan keluarga, termasuk penyuluhan perkawinan, serta pendukung kegiatan keluarga berencana dan kebi jaksanaan kependudukan pada umumnya.

Dalam rangka penyediaan kitab-kitab suci untuk para pe- meluk agama-agama Islam, Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, usaha terutama akan diarahkan kepada kegiatan- kegiatan yang dapat mendorong usaha masyarakat sendiri di lapangan penyediaan kitab-kitab suci. Dalam Repelita II diper- kirakan akan dapat disediakan 300.000 Al Qur'an dan terje -mahannya, 500.000 mushaf, 2.000 Al Qur'an Braille, 500.000 Jus Amma; 70.000 kitab Injil Protestan; 20.000 kitab Injil Katholik dan 40.000 kitab suci Hindu dan Budha.

Dalam rangka penyediaan kitab-kitab suci tersebut akan di-usahakan mendapatkan cara-cara yang mendorong berkembang- nya kegiatan dari masyarakat beragama sendiri. Sememtara itu perhatian juga akan diberikam kepada pembi- naan sarana teknis, penyempurnaan pedoman kerja dan pena-

125

Page 14: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

taran dari pegawai pencatat nikah, hakim dan panitera pengadilan agama.

Untuk penyediaan sarana penunaian ibadah haji, kebijaksa- naan terutama diarahkan guna meningkatkaan pelayanan serta perawatan kesehatan, usaha-usaha pemyempurnaan cara-cara pengangkutan serta penyediaan asrama-asrama dan karantina untuk penampungan mereka yang akan berangkat ketanah suci dan kembalinya dari tanah suci.

Bersaanaan dengan kegiatan-kegiatan tersebut akan diusaha- kan pula sejauh mungkin agar pemanfaatan tempat-tempat tersebut dapat lebih ditingkatkan.

3. Peningkatan kerukunan hidup antara umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaessa

Usaha peningkatan kerukunan hidup antara umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa ter-utama dilakukan rnelalui:a. dialog antara pemuka-pemuka umat beragama;b. pengembangan lebih lanjut kode etik pergaulan dan penye-

baran agama serta membina usaha yang nyata dalam meng-hadapi masalah kemasyarakatan yang dapat dilakukan secara bersama-sama aleh para pemeluk berbagai agama;

c. memberikan bantuan untuk perkembangan lembaga-1embaga keagamaan yang diarahkan bagi terbinanya suasana kehi- dupan antara agama yang serasi dan tertib;

d. memberikan bimbingan terhadap aliran-aliran keperca- yaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa, sehingga benar-benar menjurus kepada tata hidup dan sikap yang sesuai dengan Pancasila.

Dalam Repelita II diselenggarakan dialog-dialog tersebut sehingga hal-hal yang dapat merupakan hambatan dalam pem-bangunan dapat dihindarkan. Dialog-dialog itu akan dikem-bangkan khususnya di daerah-daerah yang dalam Repelita I belum berkesempatan melakukan kegiatan di lapangan ini. Di

126

Page 15: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

samping itu akan dikembangkan pula kegiatan yang menjadi wadah kerja sama antara para pemeluk agama.

4. Pendidikan agamaDalam Repelita II akan lebih diintensifkan usaha pengum-

pulan data yang lebih lengkap dan dapat dipercaya tentang situasi lembaga pendidikan agama baik yang berada dalam tanggung jawab pemerintah maupun Yang diasuh oleh masya- rakat sendiri. Data tersebut akan dijadikan bahan untuk pe-nentuan langkah kebijaksanaan dan selanjutnya bagi pembi- naan pendidikan agama yang serasi dengan pola pembangunan pendidikan nasional.

Pembinaan pendidikan agama dalam Repelita II pertama- tama di arahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan agama sehingga menjurus ke arah tercapainya sasaran-sasaran pendi- dikan dan pembinaan kehidupan keagamaan secara sekaligus.

Dalam rangka ini maka masalah pengorganisasian, kurikulum, pengembangan sarana, dan lain-lain sebagainya akan menda- pat perhatian utama.

Peningkatan mutu guru agama dilakukan dengan penataran guru agama yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pe-ngetahuan dan tuntutan masyarakat.

Pada tingkat pendidikan ibtidaiyah (tingkat sekolah dasar), usaha pembinaan di arahkan guna menertibkan pengorganisa- sian dan pengelolaan, baik terhadap madrasah-madrasah yang menjadi tanggung jawab pemerintah maupun yang diasuh oleh masyarakat. Kecuali itu usaha peningkatan mutu akan disera-sikan dengan kegiatan peningkatan mutu sekolah dasar. Oleh karena untuk sebagian besar madrasah ibtidaiyah berada da- lam asuhan masyarakat, maka pengarahan pembinaannya ter- utama dilakukan melalui pengembangan madrasah percontohan, yang diharapkan akan memberikan pengaruh positip terhadap madrasah ibtidaiyah di lingkungannya.

Pembinaan pendidikan agama pada tingkat pendidikan me- nengah (tsanawiyah dan aliyah) terutama dilakukan melalui

Page 16: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

127

Page 17: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

pengembangan dan penyempurnaan kurikulum dan metode pendidikan, peningkatan mutu tenaga pengajar dan perbaikan sarana pendidikan. Usaha tersebut diharapkan akan memberi- kan pengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan, baik pada madrasah negeri maupun yang diasuh oleh masyarakat.

Dalam pengembangan madrasah percontohan ini direncana- kan untuk mendirikan satu madrasah ibtidaiyah teladan, satu madrasah tsanawiyah teladan, dan satu madrasah aliyah tela- dan, di daerah yang dipandang perlu.

Khusus mengenai pondok pesantren, usaha ditujukan untuk lebih mengembangkan proyek percontohan pesantren pemba-ngunan, sehingga pondok pesantren dapat ditingkatkan peran- annya sebagai lembaga kehidupan keagamaan dan sekaligus juga sebagai lembaga pendidikan.

Karena pada dasarnya santri-santri pondok pesantren adalah kader-kader dan calon-calon pemimpin masyarakat, dan akan kembali ke daerah asal terutama lingkungan masyarakat pede- saan, maka bimbingan terhadap pondok pesantren diberikan dengan peningkatan mutu guru dan bantuan buku pengetahuan ketrampilan di samping buku agama dan bahasa Arab, agar santri mempunyai bekal pengetahuan yang cukup untuk men-jalankan fungsinya di dalam masyarakat.

Untuk pengembangan pondok pesantren yang lengkap dan yang dikaitkan dengan usaha pembangunan masyarakat desa tersebut direncanakan untuk mendirikan proyek-proyek percon- tohan berupa satu pondok karya pembangunan di daerah yang dipandang perlu.

Di samping itu akan dirintis pula transmigrasi santri pondok pesantren baik melalui proyek-proyek transmigrasi maupun kepramukaan.

Di bidang pendidikan tinggi agama, usaha pembinaan akan dilakukan terutama melalui kegiatan ilmiah, antara lain mela- lui pendidikan sarjana purna, loka karya, seminar, penelitian dan lain sebagainya. Dalam rangka peningkatan pendidikan

128

Page 18: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

tinggi tersebut akan dilakukan pula penyempurnaan organisasi dan pengelolaan pendidikan tinggi agama sehingga dapat lebih mewujudkan peranannya sebagaimana mestinya.

Untuk meningkatkan mutu IAIN agar menjadi pusat pengem-bangan ilmu pengetahuan agama dan kemasyarakatan diusaha- kan pengelompokan cabang-cabang fakultas dalam IAIN ke pusat induknya, yang kemudian dilengkapi sarana-sarananya. Dengan demikian usaha pengembangan kurikulum dan pema- duan pengetahuan agama dengan pengetahuan masyarakat dapat dilakukan dengan baik.

Dalam pada itu untuk meningkatkan mutu tenaga-tenaga yang bergerak di bidang agama akan diselenggarakan pendi- dikan dan latihan kedinasan. Pendidikan dan latihan tersebut akan lebih ditertibkan sehingga akan lebih serasi dengan pola pengorganisasian pendidikan pada umumnya.

Sebagaimana ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, pendidikan agama dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai dengan uni-versitas-universitas negeri. Dalam hubungan ini diadakan pem-bakuan (standarisasi) dari pelajaran-pelajaran agama yang diserasikan dengan tingkat pendidikan dan jiwa anak didik, pelajar dan mahasiswa.

5. Penyempurnaan efisiensi dan elektivitas aparaturUntuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan di bidang agama akan ditingkatkan penelitian di bidang keagamaan dilihat dari segi agama, sosiologi dan eko- nomi untuk memberikan landasan bagi usaha-usaha bimbingan kegiatan dan dipergunakan bagi perencanaan pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa.

Kecuali itu pengembangan dan penyempurnaan organisasi serta administrasi akan mendapat perhatian utama.

Usaha penyempurnaan sarana-sarana akan dilaksanakan, serasi dengan kebijaksanaan dan tingkat perkembangan yang dicapai.

129

Page 19: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

PEMBIAYAANPembiayaan dari Anggaran Pembangunan Negara untuk

bidang Agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha- esa dalam tahun 1974/75 berjumlah Rp. 1,6 milyar, sedang se- lama waktu lima tahun dalam Repelita II diperkirakan ber- jumlah Rp. 15,0 milyar.

Di samping itu ada pula kegiatan untuk bidang Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa yang pembiaya- annya diperhitungkan di sektor-sektor lain, yakni untuk pen- didikan yang digolongkan dalam sektor Pendidikan, Kebudaya- an Nasional dan Pembinaan Generasi Muda sebesar Rp. 850,0 juta dalam tahun 1974/75 dan diperkirakan berjumlah Rp. 7.831,6 juta selama waktu lima tahun dalam Repelita II.

Untuk Penelitian yang digolongkan dalam sektor Pengem- bangan Ilmu dan Teknologi, Penelitian dan Statistik sebesar Rp. 105,0 juta dalam tahun 1974/75 dan diperkirakan berjumlah Rp. 750,0 juta selama waktu lima tahun dalam Repelita II.

Sedang untuk pembangunan prasarana fisik Pemerintahan dan/atau untuk Peningkatan Efisiensi Aparatur Pemerintahan yang digolongkan dalam Sektor Aparatur Negara sebesar Rp. 191,0 juta dalam tahun 1974/75 dan diperkirakan berjum- lah Rp. 1.146,0 juta selama waktu lima tahun dalam Repelita II.

130

Page 20: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

TABEL 21 - 1 .

PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN1974/75 - 1978/79

(dalam jutaan rupiah)AGAMA DAN KEPERCAYAANTERHADAP TUHAN YANG MAHAESA

1974/75 1974/75-1978/79No. Kode Sektor/Subsektor/Program (Anggaran (Anggaran

Pembangunan) Pembangunan)1 2 3 4

8. SEKTOR AGAMA DAN KEPER-CAYAAN TERHADAP TUHANYANG MAHAESA 1.640,0 15.000,0

8.1. Subsektor Agama dan keperca-yaan terhadap Tuhan Yang Maha-esa 1.640,0 15.000,0

8.1.1. Program Peningkatan Sarana Ke-hidupan Beragama 1.425,0 11.570,0

8.1.2. Program Penerangan dan BimbinganHidup Beragama 110,0 3.220,0

8.1.3. Program Peningkatan KesejahteraanPerjalanan Haji 105,0 210,0

9.

Kegiatan Agama dan Kepercaya-an Terhadap Tuhan Yang Mahaesalainnya yang pembiayaannya di-perhitungkan di Sektor lain.Sektor Pendidikan, Kebudayaan Na-

9.1.

sional dan Pembinaan Generasi MudaSubsektor Pendidikan Umum dan

9.1.1.Pembinaan Generasi MudaProgram Pembinaan Pendidikan Da- 69,0 641,7

9.1.2.sarProgram Pembinaan Pendidikan Lan-jutan Pertama 160,0 1.488,0

9.1.3. Program Pembinaan Pendidikan Lan-jutan Tingkat Atas 363,0 3.375,9

9.1.4. Program Pembinaan Pendidikan Ting-gi 150,0 1.395,0

9.2. Subsektor Pendidikan dan LatihanInstitusionil/Kedinasan

131

Page 21: BAB 21 · Web viewDalam hal pelaksanaan bimbingan beragama, baik bagi umat Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha, maka kegiatan terutama ditujukan untuk memberikan bimbingan

AGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHAESA

1 2 3 4

9.2.6. Program Pendidikan Agama dan Ke-percayaan Terhadap Tuhan YangMahaesa 108,0 931,0

15. Sektor Pengembangan Ilmu dan

15.3.

Teknologi, Penelitian dan Statistik

Subsektor Penelitian Institusionil15.3.7. Program Penelitian Agama dan Ke-

percayaan Terhadap Tuhan YangMahaesa 105,0 750,0

16. Sektor Aparatur Negara

16.2. Subsektor Aparatur Pemerintahan 191,0 1.146,0

132