BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN...

40
15 BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN PENATAAN DAN PEMBANGUNAN MENARA BTS 2.1 Karakteristik Menara Telekomunikasi Menara telekomunikasi adalah bangunan yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk menempatkan peralatan telekomunikasi yang desain/bentuk konstruksinya disesuaikan dengan keperluan penyelenggaraan telekomunikasi (ketentuan umum pasal 1 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No 02 tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 89 tahun 2006 ketentuan umum pasal 1). Menara ini diperlukan untuk memancarkan sinyal ke seluruh wilayah yang biasanya memiliki ketinggian 40-75 meter. Menurut ketentuan umum pasal 1 Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 89 tahun 2006, terdapat beberapa jenis menara telekomunikasi antara lain: - Menara telekomunikasi khusus adalah yang berfungsi sebagai penunjang jaringan telekomunikasi khusus. - Menara telekomunikasi bersama adalah menara telekomunikasi yang dapat digunakan oleh lebih dari satu operator. - Menara telekomunikasi rangka adalah menara telekomunikasi yang bangunannya merupakan rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul untuk menyatukannya. - Menara telekomunikasi tunggal adalah menara telekomunikasi yang bangunannya berbentuk tunggal tanpa adanya simpul-simpul yang mengikat rangka satu sama lain.

Transcript of BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

15 

BAB 2

TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN PENATAAN DAN

PEMBANGUNAN MENARA BTS

2.1 Karakteristik Menara Telekomunikasi

Menara telekomunikasi adalah bangunan yang berfungsi sebagai sarana

penunjang untuk menempatkan peralatan telekomunikasi yang desain/bentuk

konstruksinya disesuaikan dengan keperluan penyelenggaraan telekomunikasi

(ketentuan umum pasal 1 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik

Indonesia No 02 tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta No 89 tahun 2006 ketentuan umum pasal 1). Menara ini diperlukan untuk

memancarkan sinyal ke seluruh wilayah yang biasanya memiliki ketinggian 40-75

meter.

Menurut ketentuan umum pasal 1 Peraturan Gubernur Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta No 89 tahun 2006, terdapat beberapa jenis menara

telekomunikasi antara lain:

- Menara telekomunikasi khusus adalah yang berfungsi sebagai penunjang

jaringan telekomunikasi khusus.

- Menara telekomunikasi bersama adalah menara telekomunikasi yang dapat

digunakan oleh lebih dari satu operator.

- Menara telekomunikasi rangka adalah menara telekomunikasi yang

bangunannya merupakan rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul untuk

menyatukannya.

- Menara telekomunikasi tunggal adalah menara telekomunikasi yang

bangunannya berbentuk tunggal tanpa adanya simpul-simpul yang mengikat

rangka satu sama lain.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

16 

 

2.1.1 Struktur Menara

Pada umumnya ada tiga jenis struktur yang biasa digunakan untuk menopang

menara (LPPM ITB, 2008) yaitu:

- Monopole adalah tiang tunggal yang biasanya dibuat berlubang dan

ukurannya mengecil ke atas. Monopole banyak dipakai pada lingkungan

perkotaan dengan ruang terbatas untuk perletakan menara. Ukuran tapak

maksimum untuk monopole setinggi 60 m adalah 2x2 m. Menara jenis ini

biasanya sering disamarkan dengan bentuk pohon karena bentuknya yang

tunggal dan lurus.

- Self supporting adalah menara yang berdiri sendiri tanpa bantuan kabel-kabel

cancang (guy wires). Tapak yang dibutuhkan menara self supporting lebih

besar daripada monopole, tetap jauh lebih kecil dari yang diperlukan untuk

guyed mast. Jenis ini banyak dipergunakan pada wilayah yang tidak mudah

mencari ruang bebas dan biasanya tidak disamarkan sehingga kurang indah

bagi estetika kota.

- Guyed adalah menara yang dicancang dengan kabel yang dijangkarkan pada

pondasi beton. Menara ini terdiri dari bagian-bagian dengan ukuran sama

kira-kira sepanjang 3 m yang dipasang satu di atas yang lainnya. Tapak

menara jenis ini menjadi besar karena sudut menara utama dengan kabel

cancang harus dibuat dengan sudut yang cukup besar dan biasanya di letakan

di atas gedung. Adapun contoh dari jenis-jenis menara di atas dapat dilihat

pada Gambar 2.1

Page 3: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

17 

 

 

 

GAMBAR 2.1

JENIS-JENIS SISTEM STRUKTUR MENARA ANTENA

(30 - 60 meter) (30 - 120 meter) (30 - 645 meter)

Sumber : LPPM ITB, 2008

Selain ketiga jenis struktur menara di atas, saat ini di kota-kota luar negeri

telah banyak digunakan menara yang dikamuflase dan diserasikan dengan lingkungan

sekitar, sehingga tidak terlihat sebagai bangunan rangka yang selama ini dinilai

mengurangi estetika kota. Contoh menara yang dikamuflase dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

18 

 

GAMBAR 2.2

CONTOH KAMUFLASE MENARA TELEKOMUNIKASI

Gambar 2.2 Menara yang disamarkan dengan bentuk pohon kelapa

Sumber : http://kuliselular.com

2.1.2 Radiasi dan Frekuensi

Terdapat dua standar internasional ambang batas radiasi menurut WHO dan

IEEE C95.1-1991. Dimana radiasi yang dihasilkan sangat terkait dengan frekuensi

yang dimiliki oleh menara telekomunikasi. Semakin besar frekuensi yang dimiliki,

maka radiasi yang dihasilkan akan lebih besar. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel II.1 di bawah ini.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

19 

 

 

 

TABEL II.1

AMBANG BATAS RADIASI

Frekuensi

Radiasi

900Mhz 1800MHz

WHO 4,5 Watt/m2 9 Watt/m2

IEEE C95.1-1991 6 Watt/m2 12 Watt/m2

Sumber : Gunung Hadi Widodo (dalam Kurniawan, 2007)

Menurut Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

(draft ke-6) tentang Pedoman Pendirian Menara Telekomunikasi dan Penyiaran,

terdapat ketentuan frekuensi yang harus ada pada tempat tertentu yaitu di kawasan

tempat umum (3 - 3000MHz = 1 Watt/m2) dan kawasan rumah tinggal dan rumah

sakit (0,1 MHz - 300GHz = 0,1 Watt/m2). Selain ketentuan tersebut, terdapat contoh

perhitungan emisi radiasi salah satu operator BTS di Jawa Barat (Gunung Hadi

Widodo, dalam Kurniawan 2007), seperti Tabel II.2 di bawah ini.

TABEL II.2

HASIL PERHITUNGAN EMISI RADIASI

Frekuensi

Radiasi

900MHz 1800MHz

Ponsel (daya) 2 Watt 1 Watt

BTS (daya) 40 Watt 20 Watt

Sumber : Gunung Hadi Widodo (dalam Kurniawan, 2007)

Page 6: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

20 

 

Berdasarkan hasil perhitungan, pada jarak 1 meter (jalur pita pancar utama),

tower BTS dengan frekuensi 1.800MHz menghasilkan total daya radiasi 9,5 Watt/m2

dan pada jarak 12 meter menghasilkan total radiasi sebesar 0,55 Watt/m2. Tower

dengan tinggi 52 meter, berdasarkan hasil perhitungan akan menghasilkan total

radiasi sebesar 0,029 Watt/m2. Jika melihat hasil perhitungan tersebut, sebenarnya

angka radiasi yang dihasilkan sangat kecil sehingga orang yang tinggal di sekitar

menara BTS dapat dikatakan cukup aman dari radiasi tersebut.

2.1.3 Beban Antena

Desain menara BTS tidak selalu sama, disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi geografis di wilayah bersangkutan. Diantara pertimbangan dalam desain

yakni faktor beban menara, kekuatan angin dan kondisi tanah yang semuanya harus

memenuhi syarat keamanan yang telah disyaratkan ITU (International

Telecommunication Uinion). Salah satu beban menara yaitu antena BTS yang secara

umum terdapat dua jenis, yaitu OMNI Antena dan PANEL Antena. Antena yang

berbentuk Parabola adalah antena untuk Microwave (Transmission system). Ada

beberapa macam antena untuk MicroWave: Grid pack, horn, dan lain-lain. Salah satu

fungsi penutup antena tersebut untuk melindungi elemen didalam antena dan

menahan tiupan angin (http://antzon.wordpress.com).

Pada antena Microwave (MW) Radio, yang bentuknya seperti rebana

genderang, termasuk jenis high performance antenna. Ciri khas dari antena high

performance ini adalah bentuknya yang seperti gendang dan terdapat penutupnya,

yang disebut radome. Fungsi radome antara lain untuk melindungi komponen antena

tersebut dari perubahan cuaca sekitarnya.

Antena BTS (bentuknya persegi panjang), berfungsi untuk mengakomodasi

hubungan antara Mobile equipment (hp) dan perangkat BTS yang terhubung dengan

Page 7: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

21 

 

 

 

antena tersebut. Sedangkan fungsi antena MW (bentuknya seperti genderang),

biasanya untuk mengakomodasi hubungan antara BTS dan BSC (menara pusat).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3.

GAMBAR 2.3

CONTOH ANTENA MENARA BTS

Contoh jenis antena BTS Contoh jenis antena Microwave

Sumber : http://kuliselular.com

2.2 Sistem Pengendalian Pemanfaatan Ruang

2.2.1 Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui

penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta

pengenaan sanksi. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana

umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun

berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup

Page 8: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

22 

 

rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana rinci tata ruang disusun

berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan

muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok

peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai operasionalisasi

rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi. Rencana

rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi

rencana rinci tersebut, menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan

ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata

ruang dan rencana rinci tata ruang.

Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan

unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan

rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan

tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas

ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar

bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan

sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang

yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Ketentuan lain yang dibutuhkan

adalah ketentuan pemanfaatan ruang yang terkait dengan keselamatan penerbangan,

pembangunan pemancar alat komunikasi, dan pembangunan jaringan listrik tegangan

tinggi (UU No 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang).

Berdasarkan UU No 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, peraturan zonasi

ditetapkan melalui peraturan pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem

nasional, peraturan daerah provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi,

dan peraturan daerah kabupaten/kota untuk peraturan zonasi. Dalam penyelenggaraan

penataan ruang, pemerintah daerah kabupaten/kota memiliki beberapa wewenang

antara lain:

Page 9: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

23 

 

 

 

- Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan

ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota

- Pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota

- Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota

- Kerja sama penataan ruang antar kabupaten/kota.

Pada pasal 46 (UU No 26 tahun 2007) dijelaskan bahwa perkotaan yang

merupakan bagian wilayah kabupaten merupakan bagian pengendalian pemanfaatan

ruang wilayah kabupaten. Salah satu bentuk pengendalian pemanfaatan ruang adalah

melalui peraturan zonasi yang disusun berdasarkan rencana rinci dengan

memperhatikan ketentuan pemanfaatan ruang yang terkait dengan keselamatan

penerbangan, pembangunan pemancar alat komunikasi, dan pembangunan jaringan

listrik tegangan tinggi.

2.2.2 Aturan Pembangunan Menara Telekomunikasi dalam Zoning

Regulation/Peraturan Zonasi

Zoning Regulation/peraturan zonasi adalah pembagian lingkungan kota dalam

zona-zona dan menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang yang berbeda-beda

(Barnett, dalam Departemen Pekerjaan Umum 2007). Peraturan zonasi (Zoning

Regulation) juga merupakan sebuah alat pengaturan yang biasa digunakan oleh

pemerintah lokal untuk membantu melaksanakan rencana kota. Peraturan zonasi

biasanya dilakukan untuk melakukan pengendalian pembangunan pada skala blok dan

lazim digunakan di negara maju. Penggunaan regulatory system ini sangat potensial

untuk melengkapi rencana rinci tata ruang (terutama RDTR Kota) agar lebih

operasional untuk rujukan pengendalian pemanfaatan ruang. Di beberapa Negara,

zoning regulation dikenal dengan istilah yang berbeda-beda seperti Land

Development Code, Zoning Code, Zoning Ordinance, Zoning Resolution, Urban

Code, dan lain-lain. Biasanya aturan mengenai penataan dan pembangunan menara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

24 

 

telekomunikasi sudah termasuk didalamnya yang berada pada bab khusus, seperti

City of Valdosta, Georgia (http://www.sgrdc.com), Carroll County, Maryland

(http://www.naco.org), City of Gilroy, dan lain-lain.

Menurut Barnett ( dalam Departemen Pekerjaan Umum, 2007), ada beberapa

peruntukan peraturan zonasi antara lain:

- Mengatur kegiatan yang boleh ada di suatu zona.

- Menerapkan pemunduran bangunan di atas ketinggian tertentu agar sinar

matahari jatuh ke jalan dan trotoar serta mencapai bagian dalam bangunan.

- Pembatasan besar bangunan di zona tertentu agar pusat kota menjadi

kawasan yang paling intensif pemanfaatan ruangnya.

2.2.3 Kedudukan dan Fungsi Peraturan Zonasi dalam Sistem Penataan Ruang

Peraturan zonasi merupakan penjelasan dari RTRW Kota yang bisa menjadi

rujukan dalam penyusun RDTRK dan sangat bermanfaat untuk melengkapi aturan

pembangunan pada penetapan penggunaan lahan yang ditetapkan dalam RDTRK.

Selain menjadi rujukan dalam peyusunan RDTRK, peraturan zonasi juga sangat

penting dalam fungsi pengendalian pemanfaatan lahan. Kedudukan dan fungsi

peraturan zonasi dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan 2.5 di bawah ini.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

25 

 

 

 

GAMBAR 2.4

KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI DALAM SISTEM PENGENDALIAN

PEMAFAATAN RUANG KOTA

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 2006

GAMBAR 2.5

FUNGSI PERATURAN ZONASI DALAM SISTEM PENGENDALIAN

PEMANFAATAN RUANG KOTA

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 2006

Page 12: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

26 

 

Selain kedudukan dan fungsi peraturan zonasi yang ada dalam Konsep Dasar

Panduan Penyusunan Peraturan Zonasi Wilayah Perkotaan, peraturan zonasi juga

memiliki kedudukan yang hampir sama dalam penataan ruang yang ada di kota-kota

luar negeri yang biasanya disebut sebagai Zoning Ordinance atau Zoning Resolution.

Dalam praktisnya, peraturan zonasi adalah sistem perizinan untuk mencegah

pengembangan baru yang akan merusak penggunaan lahan yang sudah ada. Pada

umumnya zonasi diatur oleh pemerintah setempat seperti kota atau kabupaten dan

juga peraturan zonasi akan ditentukan oleh kewenangan perencanaan nasional.

Dengan adanya aturan mengenai penataan dan pembangunan menara telekomunikasi

yang terintegrasi dalam peraturan zonasi, maka aturan tersebut secara langsung sudah

termasuk kedalam sistem penataan ruang dan tidak perlu berdiri sendiri seperti saat

ini. Contoh Kedudukan dan fungsi peraturan zonasi serta aturan menara

telekomunikasi di kota-kota lain dapat dilihat dalam pemaparan di bawah ini:

1. Zoning Ordinance In Sandiego County (Departement of Planning and

Land Use)

Zoning ordinance ini diadopsi dari persatuan badan pengawas yang ada di

Sandiego County untuk mengatur penggunaan lahan, terutama lahan yang masih

belum banyak dimanfaatkan. Penggunaan lahan yang belum termanfaatkan ini terbagi

dalam zona-zona yang disesuaikan dengan kondisi saat ini dan penggunaan lahan

yang potensial. Zoning ordinance yang ada di kota ini digunakan untuk mengatur

semua penggunaan lahan yang mengacu pada rencana umum, dimana zoning

ordinance dan zoning map ini harus mengacu pada rencana umum agar lebih efektif

dan sesuai dengan hukum yang ada di kota tersebut. Lebih jelas dapat dilihat pada

Gambar 2.6 (http://sdpublic.sdcounty.ca.gov).

Page 13: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

27 

 

 

 

GAMBAR 2.6

KEDUDUKAN ZONING ORDINANCE DI SANDIEGO COUNTY

Sumber : Departement of Planning and Land Use of Sandiego, 2005

Zoning ordinance yang ada di Sandiego mengatur semua penggunaan lahan

seperti area permukiman, perlindungan hewan, area khusus, prasyarat bangunan yang

akan didirikan di kawasan tertentu termasuk prasyarat untuk penataa dan

pembangunan menara telekomunikasi. Salah satu contoh yang digunakan di kota

tersebut adalah syarat-syarat untuk pembangunan menara di kawasan tertentu seperti

Tabel II.3 di bawah ini.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

28 

 

TABEL II.3

SYARAT PENGGUNAAN LAHAN UNTUK MENARA TELEKOMUNIKASI

Sumber : Departement of Planning and Land Use of Sandiego, 2005

Keterangan:

- R = Required (kebutuhan desain harus dimasukan dalam peraturan pengembangan, kecuali di daerah/zona khusus yang memiliki persyaratan tertentu)

- O = Optional (desain menara memungkinkan dimasukan ke dalam peraturan pengembangan jika dianggap cocok)

- X = Prohibited (desain tidak boleh dimasukan dalam peraturan pengembangan)

- I = Desain harus dimasukan dalam peraturan pengembangan ketika memiliki tipe bangunan yang sama dibeberapa zona yang izinkan)

2. Zoning Ordinance of City of Gilroy

Peraturan zonasi yang ada di City of Gilroy juga biasa disebut sebagai zoning

ordinance yang merupakan turunan dari rencana umum (Comprehensive General

Plan). Comprehensive general plan bertujuan untuk mencapai tujuan dari suatu kota,

dalam bentuk kebijakan dan program-program serta untuk mengarahkan dan

membuat desain distribusi . General plan adalah dokumen dinamis yang didasarkan

Page 15: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

29 

 

 

 

pada nilai-nilai sosial dan kondisi saat ini serta kebutuhan suatu kota. Tujuan-tujuan

yang ada pada general plan tersebut diturunkan ke dalam zoning ordinance untuk

menyediakan alokasi penggunaan lahan dan untuk mengklasifikasikan lahan-lahan

tersebut. Maksud dari zoning ordinance adalah untuk memajukan dan melindungi

kesehatan publik, keselamatan, kedamaian, kenyamanan dan kesejahteraan secara

umum.

General plan adalah suatu perencanaan komprehensif dan memiliki jangka

waktu panjang yang didalamnya berisi kebijakan umum untuk seluruh komunitas.

Selain itu, general plan juga menunjukan lokasi-lokasi yang cocok dan kepadatan

untuk permukiman, komersial, industri, pertanian, ruang publik dan penggunaan

ruang terbuka. Perbedaannya dengan zoning ordinance adalah pernyataan spesifik

dari penggunaan lahan yang diizinkan oleh zoning district yang didesain untuk

mengontrol penggunaan lahan, tipe, ketinggian, kepadatan, ruang dan lokasi dari

bangunan dan lahan. Zoning ordinance ini menjadi alat utama yang digunakan oleh

kota tersebut untuk mengimplementasikan kebijakan dari general plan. Zoning

ordinance harus mengikuti arahan yang ada dalam general plan of the City of Gilroy.

Zoning ordinance harus mengontrol penggunaan lahan dan pengembangannya sampai

waktu tertentu guna mencapai tujuan yang ada dalam general plan. Kedudukan dan

fungsi zoning ordinance yang ada pada City of Gilroy dapat dilihat pada Gambar 2.7

di bawah ini.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

30 

 

GAMBAR 2.7

KEDUDUKAN ZONING ORDINANCE DI CITY OF GILROY

 

Sumber : Zoning Ordinance of City of Gilroy, 2005

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa zoning ordinance yang ada pada

City of Gilroy mengatur perizinan serta mengendalikan peruntukan dan penggunaan

lahan. Dalam zoning ordinance ini semua penggunaan lahan diatur seperti kawasan

permukiman, industri, daerah pertanian termasuk penggunaan menara telekomunikasi

yang diatur penempatannya serta syarat-syarat seperti ketinggian, kamuflase, dan

lain-lain. Contoh Pengaturan menara telekomunikasi di City of Gilroy dapat dilihat

pada Tabel II.4 di bawah ini.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

31 

 

 

 

TABEL II.4

MATRIKS SYARAT PERIZINAN

Sumber : Zoning Ordinance of City of Gilroy, 2005

Kedua contoh di atas adalah kota-kota yang sudah memiliki peraturan zonasi

sebagai bentuk pengendalian pemanfaatan ruang yang ada dalam rencana umum. Di

dalam peraturan zonasi tersebut semua peruntukan lahan sudah diatur dengan

prasyarat tertentu agar keselamatan, keamanan dan kenyamanan publik tetap terjaga

termasuk mengenai penataan dan pembangunan menara telekomunikasi, sehingga

tidak diperlukan aturan khusus mengenai penataan dan pembangunan menara seperti

yang ada pada saat ini di Kota Bandung dan kota-kota lainnya.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

32 

 

2.2.4 Aturan Menara Telekomunikasi dalam Materi Pokok Peraturan Zonasi

Terdapat dua unsur peraturan zonasi (Departemen Pekerjaan Umum, 2006)

yaitu:

a. Zoning text/zoning statement

Berisi aturan-aturan (regulation) yang di dalamnya terdapat penjelasan

mengenai tata guna lahan dan kawasan, izin dan penggunaan lahan, persyaratan

minimum, standar pengamanan dan administrasi zoning.

Beberapa materi utama Zoning text :

- Zona-zona dasar, sub-zona, jenis perpetakan dan jenis penggunaan .

- Penggunaan lahan dan bangunan (penggunaan utama, penggunaan

pelengkap, penggunaan sesuai pengecualian khusus).

- Intensitas atau kepadatan (KDB, KLB, KDH, kepadatan bangunan,

kepadatan penduduk).

- Tata masa bangunan (sempadan, tinggi, luas minimum persil).

- Persyaratan prasarana minimum.

- Aturan tambahan seperti estetika, media reklame, view, dan lain-lain.

- Prosedur administrasi dan perangkat seperti kewenangan dan prosedur

administrasi

- Substansi penanggulangan dampak seperti penanggulangan pencemaran

lingkungan dan dampak pengembangan.

Aturan mengenai penataan dan pembangunan menara telekomunikasi dapat

dimasukan kedalam aturan tambahan pada materi utama zoning text.

b. Zoning map

Berisi pembagian blok peruntukan (zoning) dengan ketentuan aturan untuk tiap

peraturan blok tersebut. Selain itu juga menggambarkan peta tata guna lahan dan

lokasi tiap fungsi lahan dan kawasan.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

33 

 

 

 

2.2.5 Tujuan Peraturan Zonasi Fasilitas Menara Telekomunikasi

Tujuan pengaturan zonasi fasilitas menara telekomunikasi adalah untuk

menyediakan lokasi yang cocok, pengembangan dan pemasangan menara

telekomunikasi dan antena di bawah kendali suatu kota. Ketentuan yang ada dalam

peraturan ini bertujuan untuk melindungi kesehatan, keamanan, dan nilai-nilai

estetika yang fokus pada masyarakat dengan mengurangi visual effect dari menara

yang merugikan.

Zona untuk menara adalah batasan area persebaran peletakan menara

telekomunikasi berdasarkan potensi ruang yang tersedia (Ketentuan Umum Pasal 1

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 89 Tahun 2006).

Persebaran menara telekomunikasi dibagi dalam zona-zona dan harus memperhatikan

potensi ruang kota yang tersedia, kepadatan pemakaian jasa telekomunikasi serta

KKOP yang disesuaikan dengan kaidah penataan ruang kota, keamanan dan

ketertiban lingkungan, estetika dan kebutuhan telekomunikasi pada umumnya

(Ketentuan Umum Pasal 2 Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta No 89 tahun 2006).

Selain memiliki tujuan seperti di atas, pengaturan zonasi menara juga mengatur

ketentuan-ketentuan yang harus ada dalam pembangunan menara telekomunikasi.

Ketentuan tersebut antara lain:

a. Syarat Lokasi

Persyaratan boleh dan tidaknya ada pembangunan menara baru di kawasan

tertentu seperti industri dan bisnis serta radius tertentu antara menara dengan

bangunan lain.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

34 

 

b. Syarat Desain dan Kedudukan Menara

Semua menara harus didesain dan disesuaikan secara visual untuk mengurangi

dampak terhadap penggunaan lahan terdekat serta menyesuaikan diri dengan

kriteria desain dan penempatan. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

- Jarak minimum dari kepemilikan lain atau jalur publik seperti perumahan,

halaman depan, samping dan belakang, kawasan tertentu, serta bangunan

bersejarah. Dapat dilihat pada Tabel II.5.

- Aksesoris kelengkapan struktur menara seperti pemagaran disekotar menara

yang berjarak 6-8 kaki.

- Penghijauan di sekitar menara untuk mempertahankan nilai-nilai estetika

- Menggunakan warna yang netral sepeti biru langit untuk meminimalkan

penglihatan serta berpadu dengan lingkungan sekitar.

- Pencegahan radiasi agar tidak membahayakan masyarakat dan lingkungan

sekitar dan lain-lain. Salah satu contoh bentuk pengaturan menara di zona

tetentu dapat dilihat pada Tabel II.6.

TABEL II.5

KETENTUAN JARAK MINIMUM MENARA DARI BANGUNAN

TERDEKAT

Sumber: Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan Malaysia,

2002

Page 21: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

35 

 

 

 

TABEL II.6

PENGATURAN MENARA DI ZONA TERTENTU

Sumber : Cellular and Low Power Towers, 1998

Keterangan: Conditional Use adalah penyesuaian syarat dan standar

keamanan menara (jarak, kekuatan konstruksi, kamuflase, dan lain-lain)

dengan kondisi penggunaan lahan di zona tertentu.

c. Syarat Prosedural

Syarat prosedural ini meliputi sertifikasi ketentuan yang telah dipenuhi oleh

sebuah menara, seperti izin pembangunan, prioritas kebutuhan, jaminan asuransi,

pembongkaran menara, serta pelanggaran yang dilakukan.

Page 22: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

36 

 

2.3 Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama

Telekomunikasi

2.3.1 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02 Tahun 2008

Penataan dan pembangunan menara telekomunikasi di daerah didasarkan pada

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02 Tahun 2008 tentang

Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi. Dalam

peraturan tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka efektivitas dan efisiensi

penggunaan menara telekomunikasi harus memperhatikan faktor keamanan

lingkungan, kesehatan masyarakat dan estetika lingkungan menimbang bahwa

menara telekomunikasi merupakan salah satu infrastruktur pendukung yang utama

dalam penyelenggaraan telekomunkasi yang vital dan memerlukan ketersediaan

lahan, bangunan dan ruang udara. Dengan memperhatikan ketiga faktor di atas, maka

ada beberapa ketentuan harus diikuti oleh pemerintah daerah dalam menyusun

pengaturan penempatan lokasi menara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam peraturan tersebut ditetapkan beberapa hal mengenai ketentuan

pembangunan menara, penggunaan menara bersama, serta pengawasan dan

pengendalian, meliputi :

1. Pembangunan Menara Telekomunikasi

a) Pemerintah daerah dalam menyusun pengaturan penempatan menara harus

mempertimbangkan aspek-aspek teknis dalam penyelenggaraan telekomunikasi

dan penggunaan menara bersama.

b) Pembangunan menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk

menjamin keamanan lingkungan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang

menentukan kekuatan dan kestabilan konstruksi menara seperti space

penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk menara bersama,

ketinggian menara struktur menara, rangka strutur menara, pondasi menara

dan kekuatan angin.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

37 

 

 

 

c) Menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung seperti pentanahan,

grounding, penangkal petir, catu daya, lampu halangan penerbangan dan

marka halangan penerbangan.

d) Ketentuan pembangunan menara di kawasan tertentu. Ada beberapa kawasan

yang harus diperhatikan dalam pemberian izin pembangunan menara seperti

kawasan Bandar udara, pengawasan militer, cagar budaya, pariwisata dan

hutan lindung.

2. Penggunaan Menara Bersama

a) Penggunaan menara bersama oleh penyelenggara telekomunikasi dilarang

menimbulkan interferensi yang merugikan dan harus saling berkoordinasi

b) Pemerintah Daerah harus memperhatikan ketentuan hukum tentang larangan

praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam pembangunan menara

pada wilayahnya.

c) Penggunaan menara bersama ini tidak berlaku untuk menara yang digunakan

untuk keperluan jaringan utama dan daerah-daerah yang belum mendapatkan

layanan telekomunikasi dan daerah yang tida layak secara ekonomis.

3. Pengawasan dan Pengendalian.

Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan ini dilaksanakan

oleh Direktur Jendral yaitu pembuat kesepakatan dengan pemohon izin pembangunan

menara.

2.3.2 Peraturan Walikota Bandung Nomor 812 Tahun 2007

Penataan dan pembangunan menara telekomunikasi seluler di Kota Bandung

(Peraturan Walikota Bandung Nomor 812 Tahun 2007) diselenggarakan dengan

tujuan untuk mengatur dan mengendalikan pembangunan menara seluler di daerah

dengan mengarahkan pada penggunaan menara bersama, lokasi bersama, atau

kamuflase guna menjaga keamanaan, keselamatan dan kenyamanan warga di sekitar

Page 24: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

38 

 

menara telekomunikasi seluler serta untuk menjaga estetika ruang kota dan keserasian

lingkungan.

Peraturan walikota tentang penataan dan pembangunan menara

telekomunikasi ini dijelaskan lebih detail ketentuan-ketentuan mengenai menara

bersama, pembangunan menara, penataan menara serta adanya pembagian zona-zona

menara seperti di bawah ini:

a) Menara Bersama dan Lokasi Bersama

Ada beberapa ketentuan dalam penggunaan menara bersama dan lokasi

bersama ini antara lain:

Tidak diperkenankan menempatkan perangkat jaringan telekomunikasi pada

menara tempat peribadatan.

Para penyeleggara telekomunikasi yang perangkatnya tidak menimbulkan

interferensi antar sistem jaringan bila berdekatan harus menggunakan

menara bersama.

Lokasi bersama hanya bisa dilakukan jika area yang tersedia cukup luas serta

tidak menyebabkan terjadinya interferensi.

Untuk menara yang ditempatkan pada bagian atas atau atap bangunan harus

memiliki struktur yang kuat dan gedung yang mampu menampung beban

menara.

Sistem telekomunikasi seluler yang menggunakan teknologi berbeda dan

berpotensi menimbulkan interferensi tidak diperkenankan menggunakan

menara bersama atau lokasi bersama.

b) Pembangunan Menara Telekomunikasi Seluler

Pembangunan menara telekomunikasis seluler pada prinsipnya adalah

pembangunan menara bersama atau yang berada pada lokasi bersama yang

dapat digunakan lebih dari satu penyelenggara telekomunikasi seluler.

Lokasi menara ini ditentukan oleh grid rencana lokasi menara dengan jarak

Page 25: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

39 

 

 

 

antar grid yang berdekatan maksimal 750 meter (antarmenara) dan radius

setiap grid sebesar 200 meter.

Pembangunan menara telekomunikasi seluler yang berdiri sendiri dengan

tujuan untuk memaksimalkan cakupan (coverage), kapasitas (traffic) dan

kualitas layanan atau karena kendala teknis sehingga tidak dapat

ditempatkan pada menara bersama, lokasi bersama atau berada diluar grid

rencana, diperkenankan setelah melalui penelitian khusus dan harus

menggunakan menara kamuflase.

Menara yang didirikan di atas gedung harus dirancang sesuai estetika kota

denga Kekuatan konstruksi menara mini atau tiang (pole) dan ketinggiannya

harus serasi dengan ketinggian gedung.

c) Penataan Menara Telekomunikasi

Dalam upaya menata menara telekomunikasi seluler para penyelenggara

telekomunikasi diwajibkan menggunakan teknologi yang memungkinkan

bisa mereduksi ketinggian penempatan antena pada menara telekomunikasi

sehingga pembangunan menara baru tidak perlu tinggi dan cukup dengan

konstruksi menara tunggal.

Menara yang telah berdiri apabila merusak estetika kota maka harus

mendesain ulang untuk dijadikan menara kamuflase.

Jika terdapat kebutuhan yang tidak bisa dihindari di kawasan tertentu maka

penyelenggara telekomunikasi harus menyediakan perangkat radio link yang

diganti dengan serat optik yang bisa dipasang diruang milik jalan seperti

bahu jalan maupun median jalan.

d) Pembagian Zona Menara

Pembagian zona menara di Kota Bandung berdasarkan bentuk tinggi dan tipe

menara telekomunikasi seluler dengan memperhatikan potensi ruang kota yang

tersedia, kepadatan pemakai jasa telekomunikasi serta KKOP yang disesuaikan

dengan kaidah penataan ruang kota, keamanan, ketertiban, keserasian lingkungan,

Page 26: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

40 

 

estetika dan kebutuhan telekomunikasi pada umumnya. Selain itu, ada juga

ketentuan mengenai intensitas bangunan (KDB, KLB) dan struktur menara yang

harus diikuti seperti pengujian kekuatan struktur konstruksi, pembebanan

konstruksi, struktur konstruksi, struktur bawah, struktur atas, dan penguatan

struktur pada konstruksi yang sudah berdiri. Zona menara yang ada di Kota

Bandung terdiri dari empat zona antara lain:

Zona I:

Bangunan menara tunggal, dengan ketentuan sebagai berikut:

- Penempatan titik lokasi menara dipermukaan tanah yang bentuknya

dikamuflase, maksimum ketinggian 36 meter.

- Penempatan titik lokasi menara di atas bangunan gedung maksimum

memiliki ketinggian 25 meter.

Zona II:

Bangunan menara tunggal atau rangka dengan batasan ketinggian dan bentuk

sebagai berikut:

- Penempatan titik lokasi menara dipermukaan tanah yang bentuknya

dikamuflase, maksimum ketinggian 42 meter.

- Penempatan titik lokasi menara di atas bangunan gedung maksimum

memiliki ketinggian 25 meter.

Zona III

Bangunan menara tunggal atau rangka yang penempatan titik lokasinya

dipermukaan tanah yang berada diluar permukiman penduduk/perumahan, dengan

ketinggian maksimum 75 meter kecuali jika ada keterbatasan lahan maka boleh

didirikan di atas gedung dengan ketentuan seperti zona I dan II

Zona IV

Daerah permukiman/perumahan baik pada zona I, II, dan III berlaku ketentuan

sebagai berikut:

Page 27: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

41 

 

 

 

- Penempatan titik lokasi menara dipermukaan tanah yang bentuknya

dikamuflase, maksimum ketinggian 36 meter.

- Penempatan titik lokasi menara di atas bangunan gedung 2 lantai dengan

Kekuatan konstruksi menara tunggal atau rangka maksimum memiliki

ketinggian 25 meter.

- Khusus untuk menara yang akan didirikan di Wilayah KKOP harus

mendapat rekomendasi dari instansi yang berwenang.

2.3.3 Ketentuan Umum Pembangunan Menara Telekomunikasi (Direktorat

Penataan Ruang Wilayah II 2007)

Ketentuan umum yang harus diikuti dalam membangun menara

telekomunikasi antara lain:

- Memperhatikan arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ditetapkan

dalam perda (RTRW Kota/Kawasan Perkotaan).

- Mempertimbangkan lokasi menara terhadap struktur ruang kota yang terdiri

dari Kawasan Pusat Kota (CBD), Kawasan Tengah Kota (Transisi),

Kawasan Pinggiran (Periphery).

- Mengikuti arahan rencana rinci dan regulasi zonasi.

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam membangun menara

telekomunikasi yaitu:

- Penataan ruang kawasan (Zoning Regulation)

- Keselamatan Operasi Penerbangan Pesawat Udara (KKOP), kecuali

mendapat rekomendasi dari Dirjen Perhubungan

- Keamanan lingkungan masyarakat

- Kesehatan

- Struktur teknis bangunan (pondasi, pembebanan, dan kekuatan konstruksi)

- Estetika tata kota.

Page 28: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

42 

 

2.4 Metode Delphi dan Faktor Pertimbangan Hasil Studi Literatur

2.4.1 Metode Delphi

Metode Delphi adalah sebuah metode untuk menstrukturkan proses

komunikasi grup sehingga proses tersebut efektif dalam menjadikan sebuah

kelompok yang terdiri atas individu-individu, utuh dalam menghadapi masalah yang

kompleks (Listone & Turoff, 1975 : 3). Menurut Piercy (dalam Tarigan, 2001)Teknik

ini juga dapat digunakan untuk memperoleh consensus groups/ekspert melalui proses

kontinu sehingga dicapai konvergensi opini.

Menurut Linstone dan Turoff (1975), Teknik Delphi memiliki beberapa tujuan

antara lain:

a. Menjamin bahwa semua pilihan telah/akan dipertimbangkan

b. Mengestimasi pengaruh dan konsekuensi dari setiap pilihan

c. Menguji dan mengestimasi tingkat penerimaan pendapat tertentu

Terdapat dua bentuk Delphi, pertama adalah versi pensil-dan-kertas (disebut

Latihan Delphi/Delphi Konvensional’), yang kedua adalah versi konferensi (disebut

real-time Delphi). Pada bentuk pertama, sebuah tim monitor kecil mendesain sebuah

kuesioner yang akan diberikan pada kelompok responden yang lebih besar dari tim

ini. Setelah kuesioner dikembalikan, tim monitor merangkum hasilnya dan

berdasarkan itu, mengembangkan kuesioner baru untuk kelompok responden tersebut.

Pada bentuk kedua, tim monitor digantikan dengan sebuah komputer yang

telah diprogram untuk menjalankan kompilasi dari hasil kuesioner pada kelompok.

Pendekatan ini dapat mengurangi adanya waktu tunda yang disebabkan oleh tahap

perangkuman setiap bagian dari Delphi, sehingga menjadikan prosesnya menjadi

sistem komunikasi real-time. Pendekatan ini membutuhkan pendefinisian yang baik

dari karakteristik komunikasi, sebelum Delphi digunakan.

Page 29: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

43 

 

 

 

2.4.2 Penggunaan Metode Delphi

Sebelum menggunakan Teknik Delphi sebagai alat penelitian, ada beberapa

prinsip dasar yang harus difahami menurut Linstone dan Turoff (1975) yaitu:

1. Selective Anonimity

Partisipan dalam suatu kebijakan tetap anonim hanya selama putaran awal

dari upaya peramalan itu. Setelah argumen-argumen tandingan tentang alternatif

kebijakan bermunculan, partisipan diminta untuk memperdebatkan pandangan

mereka secara terbuka.

2. Informed Multiple Advocacy

Proses untuk menyeleksi partisipan didasarkan pada kriteria minat dan tingkat

pengetahuan, bukan pada “kepakaran” semata-mata. Dalam membentuk suatu

kelompok Delphi, investigator harus berusaha menyeleksi wakil dari suatu kelompok

advokat yang berpengetahuan yang mungkin berada dalam situasi tertentu.

3. Polarised Statistical Response

Dalam merangkum penilaian atau pendapat para pakar, digunakan cara-cara

yang menekankan ketidaksepakatan dan konflik. Sementara ukuran-ukuran

konvensional dapat juga digunakan (median, rentangan, standar deviasi).

4. Structured Conflict

Berawal dari asumsi bahwa konflik adalah sesuatu yang wajar dalam isu

kebijakan, berbagai upaya dilakukan untuk menggunakan ketidaksepakatan dan

pertentangan untuk secara kreatif mengeksplorasi alternatif-alternatif dan

konsekuensi mereka.

Namun demikian, hasil dari suatu Delphi kebijakan tidak terbuka secara

lengkap, sehingga konsensus maupun konflik yang berlanjut dapat merupakan

sesuatu yang muncul dalam proses itu sendiri.

Page 30: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

44 

 

5. Computer Confencing

Jika mungkin, konsultasi melalui komputer digunakan untuk merancang suatu

proses anonim terus-menerus antar individu yang secara fisik terpisah. Konferensi

melalui komputer menghapus kebutuhan akan beberapa putaran Delphi yang

terpisah.

Teknik Delphi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah “Paper and

Pencil Version” atau biasa disebut sebagai Delphi Konvensional, melalui tahapan

sebagai berikut:

Eksplorasi terhadap responden yang terkait

Pada tahap ini dilakukan identifikasi awal tentang respoden/ahli yang pernah

terlibat dalam proses penyusunan perwal tentang penataan dan pembangunan

menara BTS di Kota Bandung, serta yang memiliki keahlian terkait dengan hal

tersebut.

Eksplorasi opini faktor pertimbangan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah melakukan penggalian opini terhadap

masing-masing responden/ahli tentang faktor yang menjadi pertimbangan untuk

penataan dan pembangunan menara BTS di Kota Bandung.

Melakukan umpan balik opini

Pada tahap ini yang dilakukan adalah memberikan umpan balik opini faktor

pertimbangan yang tidak disepakati oleh masing-masing responden beserta

argumentasinya, kemudian menggali kembali faktor pertimbangan hingga dicapai

kesepakatan opini pendapat dimana tidak ada lagi perbedaan pendapat tentang

faktor pertimbangan.

Kesimpulan faktor

Menyimpulkan opini faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan

penataan dan pembangunan menara BTS.

Page 31: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

45 

 

 

 

2.4.3 Faktor Pertimbangan Hasil Studi Literatur

Beberapa studi kasus serta teori-teori yang didapat mengenai pengaturan zona

menara telekomunikasi rata-rata mempertimbangkan faktor-faktor yang hampir sama

seperti pertimbangan keselamatan hunian, batas ketinggian menara, jarak minimum

dengan bangunan terdekat serta beberapa pertimbangan yang disesuaikan dengan

karakteristik wilayahnya masing-masing. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan

dalam pegaturan zonasi menara telekomunikasi berdasarkan teori dan studi kasus di

beberapa kota di dalam maupun luar negeri dapat dilihat pada Tabel II.8.

Berdasarkan hasil studi literatur di beberapa kota baik di dalam maupun di

luar negeri serta beberapa teori terkait dengan pengaturan menara telekomunikasi,

diperoleh beberapa calon faktor yang biasa dijadikan pertimbangan dalam penataan

dan pembangunan menara telekomunikasi seperti Tabel II.7 di bawah ini.

TABEL II.7

FAKTOR PERTIMBANGAN UNTUK PENATAAN DAN PEMBANGUNAN

MENARA TELEKOMUNIKASI HASIL STUDI LITERATUR

No Faktor Pertimbangan Keterangan

1  Tempat-tempat bersejarah (untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai sejarah)

Sebaiknya tidak membangun menara pada tapak bersejarah dan bernilai kebudayaan, monumen-monumen, kecuali jika disamarkan dengan lingkungan sekitar.

2  Coverage menara (terkait dengan kualitas sinyal yang diberikan dan luas cakupan area)

Menghindari terjadinya overlapping cakupan area, menggunakan standar-standar tertentu seperti peraturan menteri komunikasi dan informatika, disesuaikan dengan kebutuhan, memaksimalkan coverage area dengan mengatur ketinggian menara

Page 32: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

46 

 

No Faktor Pertimbangan Keterangan

3  Struktur dan konstruksi menara (untuk menghindari robohnya menara)

Mengikuti standar-standar tertentu seperti memakai logam galvanik, penyempurnaan memakai beton, anti kebakaran, mampu mendukung beban antena yang besar, dan lain-lain.

4  Batas ketinggian menara (untuk melindungi properti dari menara yang roboh serta untuk penyesuaian dengan bangunan sekitar)

Menggunakan interval 22,5 - 75 meter atau mengikuti standar ketinggian yang berlaku di kota masing-masing

5  Jarak menara dengan bangunan terdekat (ada jarak tertentu dengan bangunan-bangunan tertentu)

Menggunakan interval 3 - 234 meter dari bangunan terdekat, atau 50%-125% dari ketinggian menara

6  Jalur lalulintas utama (untuk menghindari gangguan terhadap fungsi jalan utama, contohnya jika terdapat menara yang roboh)

Range 5 - 7 meter, atau 3/4 dari tinggi menara terhadap jalur-jalur tertentu seperti jalan utama, jalan dekat perumahan dan jalur kereta api

7  Daerah rawan bencana Daerah rawan banjir, longsor, gempa sebaiknya dihindari untuk pembangunan menara BTS

8  Guna lahan saat ini (kawasan permukiman, industri dan bisnis)

Kawasan komersial dan industri, daerah pertanian, area permukiman, perkantoran, dan lain-lain

9  Jarak antarmenara Untuk jenis menara monopole yang kurang dari 22,5 meter harus berjarak 225 meter dengan menara lain, jenis monopole lebih dari 22,5 meter harus berjarak 450 meter dengan menara lain, jenis lattice dan guyed harus berjarak 1500 meter dengan menara lain, atau 225 - 6400 meter dengan menara lain yang memiliki ketinggian di atas 22,5 meter

10  Ruang terbuka hijau (untuk menjaga nilai estetika kota dan menjaga visualisasi)

Taman kota, jalur hijau, dan lain-lain sebaiknya dihindari untuk pembangunan menara BTS.

Page 33: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

 

47 

 

 

 

No Faktor Pertimbangan Keterangan

11  Topografi wilayah (untuk menentukan kekuatan konstruksi dan jenis menara)

Pertimbangan topografi sebelum memberikan izin pembangunan menara, misalnya dengan kontur tidak lebih dari 3 meter

12  Kawasan hutan lindung (perlindungan terhadap kawasan tertentu agar tidak terganggu oleh adanya pembangunan menara telekomunikasi)

Daerah konservasi, perlindungan spesies hewan dan tumbuhan, gunung-gunung, aliran sungai, dan lain-lain tidak boleh dibangun menara telekomunikasi

13  Desain dan jenis menara untuk disesuaikan dengan daerah tertentu

Tekstur dan desain diserasikan dengan lingkungan sekitar seperti bentuk pohon, menggunakan warna yang netral (standar tertentu), desain menara yang bisa dipasang di papan iklan, di atas gedung dan lain-lain

14  Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP)

Memenuhi standar sudut bahaya navigasi udara, radius 4800 meter dari kawasan bandara, kedekatan dengan landasan udara

15  Kawasan Militer (tidak mengganggu fungsi pengawasan militer)

Daerah pengawasan militer diperhatikan jika memungkinkan terjadinya interferensi yang akan mengganggu fungsi pengawasan di kawasan tersebut

16  Menara bersama (konsep penggunaan menara bersama untuk mengurangi jumlah menara)

Pemanfaatan menara yang sudah ada untuk bisa digunakan sebagai menara bersama dan bagi pembangunan menara baru minimal mampu mengakomodasi kebutuhan 3 provider

Page 34: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

TABEL II.8 

FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM PENATAAN DAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI 

 

No Teori dan Kasus

Faktor -faktor Pertimbangan Untuk Penentuan Zona Menara Telekomunikasi      

Tempat-tempat bersejarah

Coverage menara

Struktur dan konstruksi menara

Batas ketinggian menara

Jarak menara dengan bangunan terdekat

Jalur lalulintas utama

Daerah rawan bencana Guna lahan saat ini

Ruang terbuka hijau Topografi

Hutan lindung

Desain& jenis menara yang ada (kamuflase)

Jarak antarmenara

Kawasan Keselamatan Penerbangan

Kawasan militer

Menara bersama

1

Cellular Tower Zoning, Siting, Leasing and Franchising. (j. W.Pestle,601)

kawasan industri berat dan komersil

Gunung Vernon

bentuk pohon dikawasan tertentu   

"collocation" (satu tower dengan beberapa antena dari menara yang sudah ada)

2

Zoning Ordinance of the City of Flowood, Mississipi tempat bersejarah

overlapping coverage area di daerah tertentu

mengikuti standard Electronics Industries Association Standard 222

maksimum 25,5 meter

harus memiliki jarak 234 meter untuk menara yang mencapai 90 meter jalur lalulintas daerah banjir kawasan permukiman

Monopole dan guyed yang dikamuflae

jenis monopole berjarak 225 meter dengan menara lain, jenis lattice dan guyed berjarak 450 meter dengan semua menara lain   

bisa mengakomodasi minimal 3 provider untuk menara yang baru dibangun

3

Price County Telecommunication Tower, Antenna and Fasility Ordinance tapak bersejarah

konstruksi menara

maksimum 45 meter

125% dari ketinggian menara

daerah rawan banjir

kawasan pertanian dan permukiman

daerah konservasi, perlindungan sumber alam dan spesies khusus

Lattice, Guyed, Monopole

radius 4800 meter dari kawasan bandara   

menara harus didisain untuk bisa menampung beberapa provider

4

Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan Malaysia

tapak bekas tanah lombong

memakai standar Suruhanjaya Komunikasi dan Multimedia Malaysia (SKMM)

Standar : kestabilan dan keselamatan, anti kebakaran

6 meter untuk kawasan residensi, 3 meter untuk kawasan komersal, 15 meter untuk kawasan industri

daerah rawan bencanaa guna lahan eksisting

ditempatkan di lokasi yang terhalang dari pandangan umum, dipagar

Harus memenuhi standar sudut bahaya navigasi udara      

5

Telecommunication tower ordinance ( Pender County, North Carolina)

mengikuti standard North Carolina Building code

maksimum 75 meter

setengah dari ketinggian menara

minimalisasi bencana

kawasan permukiman(untuk melindungi properti)   

ko-lokasi pada menara eksisting

6 Minidoka County, state of Idaho (USA) tempat bersejarah

kekuatan konstruksi

maksimum 60 meter termasuk antena

15 meter dengan bangunan sekitarnya

daerah rawan banjir dihindari

kawasan permukiman, komersial, dan industri jalur hijau

kawasan lindung

penyesuaian bentuk dan desain menara dengan bangunan sekitar,kamuflase

Federasi Penerbangan melarang penggunaan penerangan, cat dan tanda tertentu      

Page 35: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

No Teori dan Kasus

Faktor -faktor Pertimbangan Untuk Penentuan Zona Menara Telekomunikasi      

Tempat-tempat bersejarah

Coverage menara

Struktur dan konstruksi menara

Batas ketinggian menara

Jarak menara dengan bangunan terdekat

Jalur lalulintas utama

Daerah rawan bencana Guna lahan saat ini

Ruang terbuka hijau Topografi

Hutan lindung

Desain& jenis menara yang ada (kamuflase)

Jarak antarmenara

Kawasan Keselamatan Penerbangan

Kawasan militer

Menara bersama

7 San Diego County, Zoning Ordinance tempat bersejarah aspek keamanan

maksimum 60 meter

22,5 meter dengan bangunan terdekat (kawasan residensi), 15 meter dengan bangunan terdekat (non-residensi)

kawasan perumahan,kawasan komersil

single monopole, kamuflase

jenis monopole diatas 22,5 meter berjarak 450 meter dengan menara lain, monopole dibawah 22,5 meter berjarak 225 m ,jenis lattice dan guyed berjarak 4500 meter dengan semua menara lain kecuali monopole (sehingga memakai aturan monopole)

memakai cat tertentu, tidak ada penerangan   

ko-lokasi pada menara eksisting

8

Zoning Resolution, The City of New York , Department of City Planning Commision

tempat bernilai kebudayaan dan bersejarah memiliki blok&dilindungi

spesifikasi konstruksi diatur oleh departemen pertamanan dan rekreasi setempat

45 meter ke sekitarnya

21 meter, beberapa distrik tertentu lebih rendah

memiliki jarak berbeda tiap distrik, tetapi berada dalam range 5-7 meter

dihindari daerah rawan gempa dan banjir jalur hijau kawasan lindung

jenis monopole berjarak 225 meter dengan menara lain, jenis lattice dan guyed berjarak 450 meter dengan semua menara lain      

9

Zoning Code, of The City of Murray Code of Ordinances by Creating new Section Entitled Cellular Antenna Tower Regulation

tempat bernilai kebudayaan dan bersejarah dijaga

peralatan mekanik dan elektrik jangan menonjol, begitu pula antena

maksimum 45 meter, bila ada penambahan maka harus mengikuti proses perizinan lanjut

kawasan perumahan,kawasan komersil

topografi sekeliling menara

cakupan pepohonan

Kamuflase,tidak memakai advertising, tidak memakai penerangan kecuali penerangan alternatif yang ditawarkan kemudian

jenis monopole diatas 22,5 meter berjarak 450 meter dengan menara lain, monopole dibawah 22,5 meter berjarak 225 m ,jenis lattice dan guyed berjarak 4500 meter dengan semua menara lain kecuali monopole (sehingga memakai aturan monopole)

kedekatan dengan landasan udara      

Page 36: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

No Teori dan Kasus

Faktor -faktor Pertimbangan Untuk Penentuan Zona Menara Telekomunikasi      

Tempat-tempat bersejarah

Coverage menara

Struktur dan konstruksi menara

Batas ketinggian menara

Jarak menara dengan bangunan terdekat

Jalur lalulintas utama

Daerah rawan bencana Guna lahan saat ini

Ruang terbuka hijau Topografi

Hutan lindung

Desain& jenis menara yang ada (kamuflase)

Jarak antarmenara

Kawasan Keselamatan Penerbangan

Kawasan militer

Menara bersama

10

Telecommunication Tower and Antenna Ordinance(City of Hahira, Georgia)

Tidak boleh ditempatkan jika membawa dampak buruk pada tempat bersejarah dan pemandangan indah

Struktur menara memakai logam galvanik, penyempurnaan memakai beton, cat netral, tidak memakai penerangan buatan

Maksimum ketinggian 45 meter

jarak dengan bangunan minimal 110% dari tinggi menara

Topografi dipertimbangan saat pemberian izin pembangunan

Penggunaan struktur menara alternatif berupa menara gereja, papan iklan,dll yang secara teknologi bisa dilakukan

menara diatas 30 meter berjarak 450 m dengan menara lain.menara dibawah 30 meter berjarak 225 m dengan menara lain   

Mendukung penggunaan menara bersama

11

An Ordinance to Amend The Otagamie Contry Zoning Ordinance, Chapter 17, 1997

coverage diatur lebih lanjut sesuai kebutuhan

Tidak melebihi 6 meter dari ketinggian bangunan lain Maksimum 15 meter di kawasan industri

sama seperti ketinggian menara

kawasan industri dan komersil, kawasan permukiman

kamuflase dengan struktur alternatif yang sesuai dengan kawasannya, warna cat harus netral, tidak ada advertising

jenis monopole diatas 22,5 meter berjarak 450 meter dengan menara lain, monopole dibawah 22,5 meter berjarak 225 meter ,jenis lattice dan guyed berjarak 4500 meter dengan semua menara lain kecuali monopole (sehingga memakai aturan monopole)

kedekatan dengan landasan udara (merusak sinyal),tidak memakai penerangan   

Mendukung penggunaan menara bersama

12

Telecommunication Facilities General Regulatin and Instruction(City of Madison)

struktur menara menitikberatkan pada aspek keselamatan

batas ketinggian tidak lebih dari 21 meter dikawasan permukiman dan 60 meter dikawasan lain

daerah rawan banjir

kawasan permukiman industri dan komersil,

Jenis menara harus dikamuflase

menara dibawah 45 meter berjarak 225 meter dengan menara dibawah 45 meter, 450 m dengan menara diatas 45 meter . menara diatas 45 meter berjarak 450 m dengan menara dibawah 45 meter, 750 meter dengan menara diatas 45 meter

berjarak 3200 meter dari bandara dengan keinggian tidak lebih dari 45 meter      

Page 37: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

No Teori dan Kasus

Faktor -faktor Pertimbangan Untuk Penentuan Zona Menara Telekomunikasi      

Tempat-tempat bersejarah

Coverage menara

Struktur dan konstruksi menara

Batas ketinggian menara

Jarak menara dengan bangunan terdekat

Jalur lalulintas utama

Daerah rawan bencana Guna lahan saat ini

Ruang terbuka hijau Topografi

Hutan lindung

Desain& jenis menara yang ada (kamuflase)

Jarak antarmenara

Kawasan Keselamatan Penerbangan

Kawasan militer

Menara bersama

13

Telecommunication Tower Ordinance (Carroll County,Maryland )

perizinan coverage sesuai kebutuhan dan keadaan

Maksimum 90 meter, tidak melebihi bangunan sekitarnya

berjarak 60meter

Mengurangi efek dari kemacetan di sekeliling area residensi

turunnya salju harus diantisipasi kawasan permukiman

kawasan lindung

desain dan penempatan menara jangan sampai memberi efek visual yamg buruk

menara dibawah 30 meter berjarak 90 m, menara dibawah 60 meter berjarak 150 meter

Menara tidak boleh memakai lampu pada malam hari      

14 Polk County (US, state of Florida)

Maksimum 60 meter,tidak melebihi bangunan sekitarnya

berjarak 60 meter

Tidak boleh ditempatkan di jalan utama/jalan layang

daerah rawan banjir

kawasan komersil dan industri, daerah pertanian, area permukiman topografi

daerah aliran sungai

jenis monopole diatas 22,5 meter berjarak 450 meter dengan menara lain, monopole dibawah 22,5 meter berjarak 225 m ,jenis lattice dan guyed berjarak 4500 meter dengan semua menara lain kecuali monopole (sehingga memakai aturan monopole)      

15

Telecommunications tower (zoning ordinance, Stacy 1996) vegetasi topografi      

16

Renville County Telecommunication Tower and Antenna Regulations

situs sejarah dilindungi

desain struktur, penegakan dan beban antena

batas ketinggian tidak lebih dari 60 meter

radius tertentu dengan bangunan lainnya

kawasan industri, komersil dan pertanian

taman kota

memperhatikan topografi eksisting, dengan kontur tidak lebih dari 3 meter

"Minnesota river"

monopole, guyed dan warna yang mengurangi pandangan      

17

Telecommunications tower Ordinance (Pender County, North Carolina)

coverage diatur lebih lanjut sesuai kebutuhan

sesuai standar EIA (Electronic Industries Association)

maksimum 60 meter,kecuali dengan permintaan khusus 32 meter di kawasan industrial

jarak 45 meter dengan properti lainnya

kawasan industri, permukiman

menara air dan taman

kamuflase, desain&jenis menara      

Page 38: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

No Teori dan Kasus

Faktor -faktor Pertimbangan Untuk Penentuan Zona Menara Telekomunikasi      

Tempat-tempat bersejarah

Coverage menara

Struktur dan konstruksi menara

Batas ketinggian menara

Jarak menara dengan bangunan terdekat

Jalur lalulintas utama

Daerah rawan bencana Guna lahan saat ini

Ruang terbuka hijau Topografi

Hutan lindung

Desain& jenis menara yang ada (kamuflase)

Jarak antarmenara

Kawasan Keselamatan Penerbangan

Kawasan militer

Menara bersama

18

Wireless Communication Facility, and antenna (City of Gilroy)

terbuat dari besi atau bahan yang tidak mudah terbakar

ada jarak tertentu dengan tempat-tempat khusus (Emergency Services, police, medical services, hospitals,etc) Jalur Kereta Api

kawasan perumahan, komersil dan industri

habitat sensitif yang harus dilindungi

monopole dan guyed      

19

Telecommunication Tower and Antenna Ordinance (Jones County, 603)

perlindungan daerah bersejarah

maksimum 90 meter

1/2-3/4 dari ketinggian menara

berjarak 3/4 tinggi menara terhadap jalan utama daerah banjir

kawasan perumahan dan bukan perumahan (pertanian) Guyed tower

400 meter antarmenara   

kesepakatan penggunaan menara bersama

20

City Of Mounds View County of Ramsey of Minnesota

Keamanan konstruksi

maksimum 36 meter 9,6 meter kawasan pemukiman

Ruang terbuka hijau

kawasan lindung

desain untuk segi.keserasian      

21

Telecommunication Tower and Antenna Ordinance(City of Valdosta, Georgia) daerah bersejarah

mensupport banyak antena, keamanan

maksimum 75 meter 15 meter

kawasan pemukiman, komersial topografi estetika, kamuflase

375 meter antarmenara

kawasan penerbangan      

22

Cell-Phone Towers and Communities: The Struggle for Local Control(B. Blake Levitt, 1998) daerah bersejarah struktur menara

kawasan industri, komersial Jenis menara      

23

Telecommunications Tower & Antenna Regulations, Zoning Code Section 11.04

maksimum 45 meter

90% dari ketinggian menara'

kawasan permukiman industri dan komersil, dan perkantoran(bisa digunakan untuk menara rooftop)

menggunakan warna netral yang ada pada standar FAA

berjarak 6400 meter dari menara yang sudah ada dengan menara yang baru akan dibangun   

digunakan oleh 3 provider

Page 39: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

No Teori dan Kasus

Faktor -faktor Pertimbangan Untuk Penentuan Zona Menara Telekomunikasi      

Tempat-tempat bersejarah

Coverage menara

Struktur dan konstruksi menara

Batas ketinggian menara

Jarak menara dengan bangunan terdekat

Jalur lalulintas utama

Daerah rawan bencana Guna lahan saat ini

Ruang terbuka hijau Topografi

Hutan lindung

Desain& jenis menara yang ada (kamuflase)

Jarak antarmenara

Kawasan Keselamatan Penerbangan

Kawasan militer

Menara bersama

24

Telecommunications Tower Regulations, Franklin County

distrik yang memiliki nilai sejarah

mengikuti standar yang ada pada State and Federal structural requirements

maksimum75 meter

jalan layang dan jalan utama

kawasan permukiman dan industri

"vegetasi eksisting"

tekstur dan disain diserasikan dengan lingkungan sekitar

untuk jenis menara monopole yang kurang dari 22,5 meter harus berjarak 225 meter dengan menara lain, jenis monopole labih dari 22,5 meter harus berjarak 450 meter dengan menara lain, jenis lattice dan guyed harus berjarak 1500 meter dengan menara lain      

25

Guilford County Cellular Tower Siting, North Carolina Rumah sakit

berjarak 7,5 meter dari lalulintas utama

kawasan industri dan komersil, kawasan permukiman

jumlah menara yang ada    "sharing tower"

26

Limits on township zoning power - telecommunications towers (Ohio Laws and Rules) standar FCC

Keamanan konstruksi

maksimum 50 meter

6 meter dari bangunan terdekat kawasan permukiman topografi kamuflase,estetika   

dianjurkan untuk kolokasi

27

City of Acworth Planning and Zoning Board

kawasan/situs bersejarah standar FCC

struktur menitikberatkan pada aspek keselamatan

maksimum 70 meter

kawasan industri dan komersil, kawasan permukiman

disesuaikan dengan lingkungan, kamuflase standar FAA   

kolokasi dan penggunaan menara bersama didukung

28

Definition of Tower from the Bradley County Zoning Resolution

coverage menara

aspek keamanan struktur

maksimum 75 meter

3 meter dari bangunan terdekat kawasan permukiman vegetasi

harus memperhatikan estetika      

29

Cell Tower Regulation( Zoning Ordinance of the City of Suwanee)

coverage menara

struktur menara alternatif, aspek keamanan

maksimum 30 meter

6 meter dari bangunan terdekat

Meminimalisasi kemacetan

kawasan permukiman sebisa mungkin tidak dibangun menara

vegetasi eksisting

batasan topografi,kontur meter

alokasi menara, desain natural, dan kamuflase, tidak ada pencahayaan   

penggunaan menara bersama dalam meminimalisir jumlah menara

Page 40: BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN FAKTOR PERTIMBANGAN …digilib.itb.ac.id/files/disk1/673/jbptitbpp-gdl-odahnim154-33608-3... · Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan

No Teori dan Kasus

Faktor -faktor Pertimbangan Untuk Penentuan Zona Menara Telekomunikasi      

Tempat-tempat bersejarah

Coverage menara

Struktur dan konstruksi menara

Batas ketinggian menara

Jarak menara dengan bangunan terdekat

Jalur lalulintas utama

Daerah rawan bencana Guna lahan saat ini

Ruang terbuka hijau Topografi

Hutan lindung

Desain& jenis menara yang ada (kamuflase)

Jarak antarmenara

Kawasan Keselamatan Penerbangan

Kawasan militer

Menara bersama

30

The battle of NIMBY(Victoria W. Kipp, 602)

Monumen-monumen

meningkatkan coverage area dengan ketinggian 150 meter

harus mengikuti standard FAA (Federal Aviation Administration )dan FCC(Federal Communication Commission) dimana ketinggian yang mencapai 30 meter tidak sesuai dengan keinginan publik

kawasan industri dan komersil, kawasan permukiman, kawasan pemerintahan

Monopole dan rooftop yang harus dikamuflase      

31 City of Yakima, Washington

Monumen-monumen

maksimum 60 meter

daerah rawan bencana

kawasan industri dan komersil, kawasan permukiman

Monopole dan rooftop berupa bentuk pohon

"Airport Safety Overlay zone "   

"collocation" (satu tower dengan beberapa antena)

32 

Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No 02 tahun 608 Cagar budaya

Kekuatan konstruksi menara

ketinggian menara Hutan lindung    KKOP

Pengawasan militer

bisa digunakan oleh 2 -4 provider

33 

Peraturan Walikota Bandung Nomor 812 Tahun 607

Coverage menara dimaksimalkan

kekuatan konstruksi menara

maksimum 75 meter

Bentuk dan jenis menara harus dikamuflase

Maksimum 750 meter dari menara yang berdekatan KKOP   

bisa digunakan oleh 2 -4 provider