BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025...

22
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Standard Pengukuran Software Engineering 2.1.1. Pengukuran Ada pepatah mengatakan: “Man is the measure of all things” (Protagoras 489 BC). Segala aktivitas yang bertujuan untuk pencapaian kualitas terbaik memiliki bagian yang disebut dengan pengukuran. (Khelifi, Abran, & Buglione, A System of References for Software Measurement with ISO 19761 (COSMIC), 2004) Dalam dunia Software Engineering, salah satu aktivitas yang paling menarik dan menantang dalam proses pengembangan software (software development) adalah perihal estimasi project software yang efektif (Afsharian, Giacomobono, & Inverardi, 2008). Hal tersebut meliputi besaran nilai efektifitas, presisi, dan akurasi dari estimasi kualitas suatu project software. Pengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi menjadi penting. Salah satu penyebabnya adalah adanya hubungan dengan proses produksi software dimana kontrol dan manajemen kualitas produk sangat bergantung pada pengukurannya. Selain itu, untuk setiap pengembangan software dibutuhkan suatu pengukuran yang sedemikian rupa supaya adanya kepastian dalam kontrol kualitas software (Ormandjieva, 2002). Akurasi yang ada dapat menjelaskan perihal ketelitian nilai terhadap nilai aslinya. Sedangkan, presisi berbicara mengenai nilai ketepatan suatu pengukuran. Keduanya ini merupakan atribut penting dalam pengukuran (Marín, Condori- Fernández, & Pastor, Towards a Method for Evaluating the Precision of Software Measures, 2007).

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Standard Pengukuran Software Engineering

2.1.1. Pengukuran

Ada pepatah mengatakan: “Man is the measure of all things” (Protagoras 489

BC). Segala aktivitas yang bertujuan untuk pencapaian kualitas terbaik memiliki

bagian yang disebut dengan pengukuran. (Khelifi, Abran, & Buglione, A System

of References for Software Measurement with ISO 19761 (COSMIC), 2004)

Dalam dunia Software Engineering, salah satu aktivitas yang paling menarik

dan menantang dalam proses pengembangan software (software development)

adalah perihal estimasi project software yang efektif (Afsharian, Giacomobono, &

Inverardi, 2008). Hal tersebut meliputi besaran nilai efektifitas, presisi, dan

akurasi dari estimasi kualitas suatu project software.

Pengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi menjadi

penting. Salah satu penyebabnya adalah adanya hubungan dengan proses produksi

software dimana kontrol dan manajemen kualitas produk sangat bergantung pada

pengukurannya. Selain itu, untuk setiap pengembangan software dibutuhkan suatu

pengukuran yang sedemikian rupa supaya adanya kepastian dalam kontrol kualitas

software (Ormandjieva, 2002).

Akurasi yang ada dapat menjelaskan perihal ketelitian nilai terhadap nilai

aslinya. Sedangkan, presisi berbicara mengenai nilai ketepatan suatu pengukuran.

Keduanya ini merupakan atribut penting dalam pengukuran (Marín, Condori-

Fernández, & Pastor, Towards a Method for Evaluating the Precision of Software

Measures, 2007).

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

5

Jadi, untuk mendapatkan nilai efektifitas, akurasi, dan presisi dari estimasi

yang tinggi. Maka, langkah penyelesaian masalah yang mungkin dilakukan adalah

menggunakan suatu standard pengukuran yaitu pengukuran berstandard

internasional. Standard internasional yang umum digunakan pada pengukuran

yaitu basis ISO.

2.1.2. Line of Code

Pada awal pengukuran software, mayoritas software engineer

mengasosiasikan ukuran dari software dengan line of code. Hal ini menjadi

permasalahan jika digunakan sebagai standard estimasi suatu kualitas software

yang efektif, akurat, dan berpresisi tinggi.

Masalah ini dapat timbul karena ukuran baris dari suatu kode sangat

bergantung pada bahasa yang digunakan. Suatu kode C++ mungkin hanya

membutuhkan 4 baris untuk mencetak suatu data. Namun, untuk penggunaan

COBOL dapat mencapai 17 baris.

Gambar 2.1 Source Line of Code

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Source_lines_of_code

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

6

Hal tersebut dapat mengakibatkan tidak konsistennya penentuan kualitas pada

software. Sehingga, Line of Cache bisa dikatakan tetap berguna untuk menentukan

seberapa besar memori yang dibutuhkan agar suatu kode dapat disimpan. Namun,

karena tidak adanya konsistensi, maka estimasi kualitas menggunakan Line of

Code menjadi kurang reliable.

2.1.3. Function Point

Pendekatan Function Point sudah dipakai secara meluas terutama dalam

bidang Manajemen Sistem Informasi. Dikatakan bahwa pendekatan ini lebih baik

jika dibandingkan dengan pendekatan berbasis jumlah baris (Line of Code) (Abran

& Robillard, 1994).

Function point mempunyai keterbatasan-keterbatasan seperti subjectivitas dari

faktor teknologi. Salah satunya dari faktor penyesuaian yang tidak dapat

meningkatkan akurasi (Abran & Robillard, 1994).

2.1.4. Function Size

Functional size sekarang menjadi bagian dari kerangka project definition.

Proyek yang ada saat ini mengandung functional size dalam setiap

perencanaannya. Fungsinya adalah untuk menjadi perbandingan antara proyek

saat ini dan estimasi proyek kedepannya demi kebutuhan laporan (report). (Trudel

& Tardif, 2006)

Function size measurement (FSM), memiliki peranan penting dalam

management proyek software (Nagano, Mase, Watanabe, Watahiki, & Nishiyama,

2001). Fungsinya adalah untuk memonitor progress dan performa, menentukan

nilai produktifitas secara keseluruhan, perencanaan yang lebih baik dan kepastian

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

7

untuk mendapatkan pengukuran yang berkualitas tinggi (Abrahao, Poels, &

Pastor, 2005).

2.1.5. CFP (COSMIC Function Point) – ISO 19761

Metodologi FSM generasi kedua yang dikembangkan oleh Common Software

Measurement International Consorstium (COSMIC) yang masuk dalam standard

ISO (10761) EIC-2009 dirancang untuk mengukur functional size dari sistem

informasi manajemen, software realtime and sistem multi-layer (Abran &

Robillard, 1994).

Penggukuran CFP tersebut menggunakan model metrik Standard Etalon

merupakan metode yang diperlukan untuk mengetahui ukuran dari suatu software

berdasarkan pada Functional User Requirement (FUR). Penggukuran

menggunakan COSMIC function point menjadi penting dan lebih baik jika

dibandingkan dengan menggunakan line of code ataupun function point biasa

karena terdapat standard internasional yang dipakai secara luas. Standard

internasional tersebut juga menjadi kuat karena dibentuk berdasarkan consorsium

yaitu Common Software Measurement International Consortium (COSMIC)

pada tahun 2003.

Cosmic-FFP fokus pada pandangan user (user view) pada setiap kebutuhan

fungsional dan daur hidup pengembangannya (development life cycle). Sehingga,

pengukuran COSMIC-FFP mempunyai metode yang berbeda dalam tujuan dan

ruang lingkup jika sudut pandang pengukuran yang berbeda. Jadi, ukurannya juga

dapat berbeda bergantung sudut pandang pengukurannya (Abran & Robillard,

1994).

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

8

Keterangan: Cfsu: Cosmic Functional Size Unit

Gambar 2.2 General Procedure for Measuring Software Size with the COSMIC-FFP Method

Sumber: ISO 19761 (Abran & Robillard, 1994)

2.2. Kualitas Software

2.2.1. Definisi Kualitas Software

Berdasarkan Kualitas software adalah: ”Totalitas fitur dan karakteristik dari

produk atau servis untuk pencapaian kepuasan dan kebutuhan yang langsung”.

Kualitas software dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori:

1. Internal Quality (proses, proyek, produk, ataupun sumber daya ).

2. External Quality (bagaimana relasi proses, project, produk dan resources

terhadap lingkungannya). (Fenton & Pfleeger, Software Metrics: A Rigorous

and Practical Apporach, 2008)

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

9

2.2.2. Pengukuran dan Kualitas Software

Kualitas software adalah: ”Totalitas fitur dan karakteristik dari produk atau

servis untuk pencapaian kepuasan dan kebutuhan yang langsung”. Hal ini berarti,

kualitas menjadi penting karena berpengaruh.

Kualitas dalam software engineering dapat dihubungkan dengan fungsional,

maintainability dan usability dari suatu proyek software.

Untuk menentukan suatu kualitas dibutuhkan pengukuran. Pengukuran inilah

yang bertanggung jawab terhadap formula perhitungan dan estimasi kualitas

software.

2.2.3. Software Reliability

Software reliability adalah peluang untuk sebuah operasi software untuk

mendapatkan kondisi failure-free untuk periode waktu yang untuk kondisi

lingkungan yang spesifik. Reliability diukur dengan skala 0 sampai 1. Sebuah

sistem dikatakan reliable jika mendekati 1 dan tidak reliable jika mendekati 0.

(Engineer, 1991).

2.3. Validasi dan Verifikasi Model

2.3.1. Validasi Model

Untuk menguji apakah model yang dibuat telah reliable untuk dapat

digunakan di lapangan maka dibutuhkan validasi model. Validasi penting untuk

memastikan apakah model akurat untuk menjadi representasi yang berarti dari

sistem nyata (Hoover, Stewart, Perry, & Ronald, 1989). Dengan adanya validasi

model maka model dapat dipastikan kebenarannya.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

10

Prosedur validasi setiap model berbeda-beda dan sangat bergantung pada

sistem dan Lingkungannya. Jika data sedikit tersedia dan sistem nyata sedang

dipertimbangkan maka metode Delphi yang digunakan. Sedangkan, jika ukuran

kinerja sistem nyata cukup tersedia maka uji statistik umum yang digunakan.

Metode Delphi adalah metode dimana sekelompok ahli terpilih untuk secara

konsensus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dapat berupa

pengisian kuesioner, interview ataupun keterlibatan langsung oleh para pakar.

Delphi atau (Expert Judgment Consensus) biasanya terdiri dari user dan manajer

proyek (khususnya dalam lingkungan sistem).

Validasi yang digunakan pada penelitian ini adalah validasi pada teori

Theoretical Validity atau dapat juga disebut dengan Internal Validation (Fenton &

Pfleeger, Software Metrics: A Rigorous and, 1997) atau validasi yang dirancang

untuk mengukur metode yang digunakan (Jacquet & Abran, 1998).

Validasi teori digunakan untuk mengukur apakah teori tersebut layak untuk

digunakan dalam studi empirical.

Selain itu, validasi teori juga digunakan untuk memperkuat kepastian yang

digunakan untuk membantu proses evaluasi validitas internal yang digunakan

pada studi empirical.

2.3.2. Verifikasi Model

Verifikasi model adalah proses pemeriksaan untuk memastikan apakah logika

operasional model sesuai dengan logika flow chart (diagram alur). Bisa dikatakan

pencarian bug atau kesalahan pada program yang ada (debugging process)

(Hoover, Stewart, Perry, & Ronald, 1989).

Proses verifikasi dilakukan pada setiap model yang dipilih dan dianggap

penting dan tidak terbatas pula sampai dengan keseluruhan program. Proses ini

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

11

untuk memastikan apakah kualitas program yang ada telah sesuai dengan yang

diinginkan (software berjalan dengan baik dan benar).

Verifikasi dilakukan dengan menjalankan skenario jalannya program pada

setiap modul. Jika ditemukan kesalahan, maka akan terjadilah verification cycle.

Ataupun siklus verifikasi.

Hasil verifikasi itu akan terus diperiksa sampai pada suatu saat dilakukan

penyatuan atau integrasi untuk membentuk suatu sistem. Dimana, pada akhirnya

sistem tersebut juga akan diversifikasi apakah program tersebut telah menjadi

sistem yang tepat dan akurat.

Dengan proses ter-standardisasi tersebut, dimana verifikasi adalah salah satu

tahapan pentingnya, maka tujuan penelitian ini dapat tercapai dan manfaatnya

dapat dirasakan oleh peneliti, manajer proyek, dan pengguna software yang

bersangkutan.

2.4. Perbandingan antara pengukuran biasa dan Standard Etalon

Pengukuran adalah salah satu konsep kontribusi penting dalam berbagai ilmu.

Setiap dokumen yang ada dari masa ke masa selalu memiliki pengukuran. Untuk

menjadikannya sesuai untuk semua negara dan setiap waktu maka dibutuhkan

suatu standard. Misalnya standard untuk berat adalah kilogram (secara

international) (Khelifi, Abran, & Buglione, A System of References for Software

Measurement with ISO 19761 (COSMIC), 2004).

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

12

Tabel 2.1 Conservative dan Standar Etalon Sumber: Software Metrics and Software Metrology

Di antara semua standard yang ada, dan sejenis dibawah ini:

1. ISO 19761: COSMIC

2. ISO 20926: Unadjusted Function Points

3. ISO 20968: Mk II

4. ISO 24570: NESMA

5. ISO 29881: FISMA

Dari kelima standard internasional yang telah disebutkan, hanya COSMIC yang

secara spesifik menentukan dan mendokumentasikan konsep dari unit pengukuran untuk

ukuran besaran (size) (Abran A. , 2010).

2.5. E-Learning Encourage

2.5.1. Definisi E-Learning

E-Learning adalah teknologi yang dibentuk atau diciptakan menggunakan

komponen-komponen pengajaran dan dapat berbentuk audio, videotapes,

teleconferencing, sattelite information dengan ataupun tanpa melalui jaringan.

(Tavangarian, 2004)

Disisi lain, E-learning merupakan perangkat pembelajaran berbentuk aplikasi

atau web yang berguna untuk membangun digital learning dimana isi dari

Source: Conservative Measurement Target Result: Standard Etalon Traceability International (Measurement) Standard Calibration National StandardReference Material (RM) Primary Standard Certified Reference Material (CRM) Secondary Standard Reference Standard Working Standard Transfer Standard Travelling Standard

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

13

pembelajaran dapat dikirmkan via internet dalam bentuk media seperti: text,

image, animation, streaming video, dan streaming audio (pengertian umum).

2.5.2. Ulasan Masalah

Perkembangan E-Learning ternyata tidak sebaik yang diharapkan pada

awalnya. Sistem E-Learning yang ada ternyata tidak memberikan hasil yang

menggembirakan.

Dari sebuah studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40

perusahaan besar ditemukan bahwa lebih dari 68% pekerja menolak untuk

mengikuti pelatihan atau kursus yang menggunakan konsep E-Learning. Ketika E-

Learning itu diwajibkan kepada mereka, 30% menolak untuk mengikutinya.

Sedangkan, studi lain mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar

untuk mengikuti E-Learning, 50%-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai

akhir. (Renaldy Suteja, Guritno, Wardoyo, & Ashari, 2010)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa E-Learning dalam penerapannya selama ini

adalah sesuatu yang secara teori sangat menarik, tetapi dalam praktiknya sulit

dilakukan.

2.6. Related Study Pengukuran metrik menggunakan standard etalon sudah diproposalkan sejak

awal tahun 90 an. Perkembangan demi perkembangan telah dilakukan demi

pencapaian tujuan peningkatan kualitas dari suatu software.

Jika diberikan set dari metric objek oriented, maka ada tiga reuse perspective

yang dapat digunakan pada: ISO 19761: Cosmic, ISO 20926: Unadjusted

Function Point, ISO 20968: Mk II, ISO 24570: NESMA, ISO 29881: FISMA.

(Abran A. , 2010)

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

14

:

Gambar 2.3 A Methodology to Design a Software Measurement Standard Etalon

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

15

Selain fakta related study di atas, Standard Etalon for Cosmic juga telah digunakan oleh berbagai negara dalam berbagai sektor industry

diantaranya:

Tabel 2.2 Country List

Country/Organization  Industry Sector Belgium    

European Commission, the Taxation and Customs Union Directorate  Government Siemens IT Solutions & Services  Software House      Canada    National Bank of Canada  Banking CGI  Software House Desjardins Sécurité Financière  Insurance National Defence Department  Defence CRIM Montreal  Research Center Pyxis Technologies  Software House      China    FOXCONN Group  MIS Software supplier MITAC (Shanghai) Research and Development Center.  Software R&D Zhong Chuang Software  Outsourcing      Denmark    Systematic A/S  Software house      Finland    

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

16

Country/Organization  Industry Sector Nokia‐Siemens  Telecommunications      France    ATOS‐Origin  Software House Renault France  Embedded Software      Germany    Eurocopter (part of EADS)  Avionics      Greece    Intrasoft International  Software House      India    AmitySoft  Software House Cap Gemini India  Software House Cognizant Technologies  Software House Computer Sciences Corp India  Software House Logica India  Software House Nomura India  Banking Philips Bangalore  Embedded Software      Italy    CSI Piemonte  Government InfoCamere  Government Tecnologie nelle Reti e nei Sistemi  Software House      Japan    Fujitsu  Electronics 

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

17

Country/Organization  Industry Sector 

OGIS‐RI System development & operations 

NTT East (Nippon Telegraph & Telephone East)  Telecommunications      Mexico    Avantare  Software House Springere  Software House      United Kingdom    ATOS Origin (UK)  Software House HM Revenue & Customs SD&D  Government      United States of America    

Several trials underway  Financial services 

(Last updated January 2010)

    

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

18

 

2.7. Related Research Questionaire

[Kuisioner ini untuk memperkuat landasan teori penggunaan

standard etalon yang mendunia]. Untuk memperoleh data bagi

penelitian digunakan kuisioner yang telah disebarkan pada bulan May

2010 (Spin Italy Workshop) oleh Luigi Buglione, Ph.D dan bulan April

2012 melalui sarana kuisioner online (Buglione, 2012). Kuisioner

disebarkan kepada para pengguna ahli Standard Etalon for COSMIC dan

Non-Cosmic. Dikarenakan oleh sifat ISO yang bersifat internasional maka

kuisinoner yang digunakan juga disebarkan secara internasional

menggunakan Google Doc untuk data pengukuran kualitatif, dan

menggunakan www.eng.it (expert dalam dunia software engineering Italia)

untuk data pengukuran kuantitatif.

Hasil kuisioner ini juga sudah melebihi standard sample yaitu

minimum 300 kuisioner. Dimana berarti telah sesuai dengan metode

Slovin. Data kuisioner ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. 1000 klien IT

2. 6300 IT Specialist

3. Penghasilan 730M/ Euro Revenues

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

19

Gambar 2.4 Grafik Profil Responden Kuisioner berdasarkan Bidang Ilmu

Sumber: Data Kuisioner www.eng.it

Dari seluruh kuisioner yang telah disebar yaitu sebanyak 1000

clients ICT Players didapatkan data yang dimasukan dalam tabel berikut

ini:

Tabel 2.3 Perbandingan Profil Responden Berdasarkan Bidang Ilmu

Pekerjaan Jumlah

Public Administration 366 (36.6 %)

Finance 285 (28.5 %)

Industry 223 (22.3 %)

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

20

Pekerjaan Jumlah

TIC 126 (12.6 %)

Total: 1000 clients (100 %)

Dari 1000 clients IT yang ada, diteliti berdasarkan pada bidang

ilmu ditemukan sebanyak 366 ahli IT menggunakan standard ISO di

Public Administration, 285 pada Finance, 223 ahli pada bidang Industri,

dan 126 ahli IT pada TIc.

Pada data kuantitatif di atas dapat diambil hipotesis yaitu

penggunaan standard COSMIC pada dunia IT masih dapat digolongkan

kecil hanya 12.6%. Saat ini, standardisasi tertinggi masih digunakan pada

bagian Public Administration.

Rendahnya penggunaan standard ISO pada dunia IT murni 12.6 %

merupakan hal yang menjadi sebuah pertanda bahwa standardisasi pada

Software Engineering berbasis IT masih kurang. Hal ini sangat

mengagetkan mengingat semua produk Finance, Industri, bahkan

pendidikan sudah mulai diarahkan berbasis Software IT. Akankah ini

dapat menurunkan standard kualitas dari produk Finance, Industri, dan

pendidikan?

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

21

Untuk lebih mendapatkan data yang lebih akurat, dilakukan

spesifikasi yang lebih dalam terhadap kuisioner yang ada. Spesifikasi pada

standard ISO berbasis IT Software:

Gambar 2.5 Grafik Responden IT berdasarkan Divisi

Sumber: Data Kuisioner www.eng.it

Jika data yang ada ditabelkan maka akan terbentuk table berikut ini yang

menjelaskan perbandingan responden IT berdasarkan pada divisinya (bagaimana

bidang ilmu yang dikerjakannya sekarang).

Tabel 2.4 Perbandingan Responden IT berdasarkan Divisinnya

Software Solution

11.1% (14 

clients)

Outsourcing 29.8% (38

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

22

clients)

System Integration 

and Consultation

59.1% (74

clients)

Total 126 clients

Dari data kuantitatif tersebut dapat ditemukan bahwa, penyedia software

solution yang menggunakan standard ISO masih sangat rendah yaitu 11.1%

hanya 14 client. Artinya, IT yang ada yang terstandardisasi masih terbatas pada IT

Outsource dan IT System Integration and Consultation. Hipotesis sementara

menunjukan bahwa kualitas pembuatan software (software solution) masih dapat

dikatakan kurang.

Untuk melihatnya secara lebih kompherensif, maka disajikan data hasil

analisis. Data tersebut kemudian dibentuk dalam cross-table sehingga

memudahkan untuk melakukan analisis statistik dan penarikan data untuk analisis

kualitatif dan kuantitatif.

Berikut ini gambaran responden dalam bentuk cross-table yang berisi data

gabungan dari kuisioner yang ada:

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

23

Gambar 2.6 Grafik Lengkap Demografi Responden Kuisioner

Sumber: Data Kuisioner www.eng.it

Dari segi penelitian data kualitatif, berdasarkan pertanyaan yang diajukan

oleh www.eng.it. Berikut ini adalah gambaran rangkuman kuisioner secara

kualitatif bagaimana kualitas software saat ini yang tanpa standardisasi yang jelas

dipandang di mata customer dan di mata pembuat software (engineer), project

leader/manager, sales executive, documentation, dan helpdesk.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

24

Gambar 2.7 Grafik Gambaran Responden terhadap Kualitas Software

Harapan hasil kuisioner adalah:

Gambar 2.8 Grafik Harapan Respon terhadap Kualitas

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2013-0025 BAB 2.pdfPengukuran bernilai efektif, akurat, dan bernilai presisi yang tinggi

25

Pada gambaran kuisioner ini didapatkan kesimpulan bahwa tidak

adanya standardisasi mampu mengakibatkan kekacauan yang fatal

dalam kualitas software yang diharapkan customer.

Terlihat pada gambar, bahwa pada kualitas software terdapat

perbedaan antara estimasi yang diharapkan customer dan apa yang

diberikan oleh IT Solution. Hipotesis sementara yang dapat ditarik

adalah, dibutuhkan suatu pengukuran standardisasi estimasi kualitas

software yang jelas.