BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada...

54
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada Lansia 2.1.1 Definisi Sehat Menurut Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO), s ehat ad alah k eadaan s ejahtera b aik s ecara f isik, m ental, d an sosial bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. a. Sehat Jasmani Sehat j asmani a dalah kom ponen ut ama d alam m akna s ehat sepenuhnya, b erbentuk sosok m anusia yang b erpenampilan kul it bersih, m ata be rcahaya, rambut t ersisir r api, ke nakan pa kaian r api, berotot, tak gemuk, nafas tak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit serta semua manfaat fisiologi badan jalan normal. b. Sehat Mental Sehat Mental serta sehat jasmani senantiasa dikaitkan keduanya dalam pe patah kuno M en S ana In C orpore S ano yang be rarti J iwa yang s ehat ad a d idalam badan yang s ehat. A tribut s eseorang i nsan yang mempunyai mental yang sehat yaitu seperti berikut : Senantiasa merasa senang dengan apa yang ada pada dianya, tak sempat m enyesal s erta k asihan p ada d irinya s endiri, s enantiasa senang, e njoy s erta m engasyikkan da n t ak a da s inyal t anda konf lik kejiwaan. 19 19 ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

19

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kesehatan pada Lansia

2.1.1 Definisi Sehat

Menurut Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization

(WHO), sehat adalah keadaan sejahtera baik secara f isik, mental, dan

sosial bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat.

a. Sehat Jasmani

Sehat j asmani a dalah kom ponen ut ama d alam m akna s ehat

sepenuhnya, b erbentuk sosok m anusia yang b erpenampilan kul it

bersih, m ata be rcahaya, rambut t ersisir r api, ke nakan pa kaian r api,

berotot, tak gemuk, nafas tak bau, selera makan baik, tidur nyenyak,

gesit serta semua manfaat fisiologi badan jalan normal.

b. Sehat Mental

Sehat Mental serta sehat jasmani senantiasa dikaitkan keduanya

dalam pe patah kuno M en S ana In C orpore S ano yang be rarti J iwa

yang s ehat ad a d idalam badan yang s ehat. A tribut s eseorang i nsan

yang mempunyai mental yang sehat yaitu seperti berikut :

Senantiasa merasa senang dengan apa yang ada pada dianya, tak

sempat m enyesal s erta k asihan p ada d irinya s endiri, s enantiasa

senang, e njoy s erta m engasyikkan da n t ak a da s inyal t anda konf lik

kejiwaan.

19

19

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

20

Bisa b ergaul d engan b aik serta b isa te rima kritik d an ta k

gampang tersinggung serta geram, senantiasa pengertian serta toleransi

pada keperluan emosi orang lain.

Bisa mengontrol diri serta tak gampang emosi dan tak gampang

takut, c emburu, t idak suka da n ha dapi s erta bi sa m erampungkan

persoalan dengan cara cerdik serta bijaksana.

c. Kesejahteraan Sosial

Batasan k esejahteraan s osial yang ad a d i t iap-tiap ar ea at au

negara s usah di ukur serta be nar-benar be rgantung pa da kul tur,

kebudayaan s erta t ingkat ke makmuran p enduduk s etempat. D alam

makna yang l ebih ha kiki, ke sejahteraan s osial yaitu s ituasi ke hidupan

berbentuk perasaan aman damai serta sejahtera, cukup pangan, sandang

serta pa pan. Dalam ke hidupan pe nduduk yang s ejahtera, pe nduduk

hidup t eratur s erta s enantiasa m enghormati ke butuhan or ang l ain d an

penduduk umum.

d. Sehat Spiritual

Spiritual a dalah kom ponen pe nambahan pa da pe ngertian s ehat

oleh WHO serta mempunyai makna utama dalam kehidupan keseharian

penduduk. T iap-tiap i ndividu but uh m emperoleh pe ndidikan r esmi

ataupun informal, pe luang untuk l iburan, mendengar a lunan lagu serta

musik, s iraman r ohani s eperti c eramah agama s erta yang l ain s upaya

berlangsung k eseimbangan j iwa yang d inamis s erta t ak m onoton

20

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

21

Sedangkan m enurut K amus B esar B ahasa Indonesia, s ehat adalah

keadaan seluruh badan serta bagian badan yang terbebas dari sakit.

Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan

kesejahteraan d ari b adan, j iwa d an s osial yang memungkinkan s etiap

orang hi dup pr oduktif s ecara e konomi da n s osial. D ari ke tiga de finisi

diatas d apat di simpulkan ba hwa de finisi s ehat adalah s uatu ke adaan

fisik, m ental, da n s osial yang t erbebas d ari s uatu pe nyakit s ehingga

seseorang dapat melakukan aktivitas nya secara optimal.

2.1.2 Definisi Lansia

Usia l anjut at au l anjut usia ad alah s eseorang yang berusia 60

tahun a tau l ebih, yang s ecara fisik t erlihat b erbeda de ngan ke lompok

umur l ainnya ( Depkes RI, 2003) . Menurut W HO l ansia m erupakan

seseorang yang b erusia 65 t ahun ke atas unt uk Amerika Serikat d an

Eropa B arat. N egara A sia, l ansia ad alah s eseorang yang b erusia 6 0

tahun ke atas. Lansia s ebagai t ahap a khir s iklus ke hidupan m erupakan

tahap pe rkembangan no rmal yang akan di alami ol eh s etiap i ndividu

yang m encapai us ia l anjut da n m erupakan ke nyataan yang t idak da pt

dihindari.

Dikatakan l ansia t ergantung dari konteks kebutuhan yang t idak

dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhan i tu dihubungkan secara biologis,

sosial dan ekonomi dan dikatakan usia lanjut dimulai paling t idak saat

puber da n p rosesnya b erlangsung s ampai ke hidupan de wasa ( Depkes

21

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

22

RI, 2000). Durmin dalam Arisman, 2007 m embagi dua kategori lansia

yaitu young elderly (67-74 tahun) dan older elderly (75 tahun).

Adapun ba tasan pe nduduk l ansia da pat di lihat da ri be rbagai

aspek yaitu aspek biologi, ekonomi, sosial dan batasan umur, yaitu:

a. Aspek Biologi

Aspek bi ologi pa da pe nduduk l ansia a dalah pe nduduk yang t elah

menjalani proses menua atau penuan. Proses penuan adalah s iklus

kehidupan yang ditandai dengan tahap-tahap menurunnya berbagai

fungsi organ tubuh yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh

terhadap s erangan b erbagai m acam p enyakit yang d apat s ampai

fatal h ingga k ematian s eperti p ada s istem k ardiovaskuler,

pembuluh da rah, pe ncernaan, p ernafasan, endokrin da n l ain

sebagainya (Hawari, 2007).

Adapun pe rubahan f isiologis yang t ampak p ada l ansia

adalah kekuatan fisik berkurang, merasa cepat capek dan stamina

berkurang, b adan yang s emula t egap m enjadi bong kok, kul it

menjadi keriput dan mengerut, pertumbuhan berkurang dan rambut

tampak memutih, g igi mulai rontok, t erjadi pe rubahan pada mata,

berkurangnya pe ndengaran, da ya c ium da n m elemahnya i ndra

perasa serta terjadinya pengapuran pada tulang (Bustan, 2000).

b. Aspek Ekonomi

Penduduk lansia dianggap sebagai beban daripada potensi sumber

daya bagi pembangunan. Lansia dianggap adalah warga yang tidak

22

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

23

produktif dan perlu ditopang oleh generasi muda. Bagi lansia yang

masih bekerja, produktifitasnya sudah menurun dan pendapatannya

lebih rendah dibandingkan pekerja usia produktif. Akan tetapi tidak

semua penduduk termasuk da lam kelompok umur lansia memiliki

kualitas dan produktifitas rendah (Notoatmodjo, 2011).

c. Aspek Sosial

Pada m asyarakat t radisional A sia s eperti Indonesia, pe nduduk

lansia me miliki s trata yang tin ggi, d engan k ata la in k elas s osial

lansia terbilang tinggi karna harus dihormati oleh masyarakat yang

usianya l ebih m uda ( Notoadmodjo, 2011) , s edangkan di negara

Barat, pe nduduk l ansia m enduduki s trata s osial di bawah ka um

muda. J adi p erlu adanya p ersiapan yang b agi l ansia d alam

menghadapi p erubahan s tatus s osial l ansia t ersebut k arena

membawa akibat bagi yang bersangkutan. Aspek sosial tidak dapat

diabaikan da n s ebaiknya l ansia m engetahui s edini m ungkin

sehingga d apat m empersiapkan di ri s ebaik m ungkin ( Depkes R I,

2000).

d. Aspek Umur

Pendekatan um ur atau usia a dalah yang pa ling m emungkinkan

untuk m endefinisikan penduduk l ansia. Berdasarkan unda ng-

undang no 13 t ahun 1998 ba tasan us ia l anjut adalah 60 t ahun.

Namun b erdasarkan p endapat p ara ahli d alam p rogram k esehatan

23

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

24

lansia, Kementrian Kesehatan m embuat p engelompokan s eperti

dibawah ini:

1. Kelompok pertengahan umur

Merupakan masa persiapan lansia yang menampakan perkasaan

fisik d an k ematangan j iwa ( 45-54 t ahun) bi asa di sebut m asa

virilitas.

2. Kelompok lansia dini

Masa pr asenium, yaitu kelompok us ia yang m emasuki l ansia

(55-64 tahun).

3. Kelompok lansia

Masa senium (65 tahun ke atas)

4. Kelompok lansia dengan resiko tinggi

Kelompok yang be rusia l ebih da ri 70 t ahun a tau kelompok

lansia yang hi dup s endiri, t erpencil, m enderita penyakit be rat

atau cacat.

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lansia meliputi :

1. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59 tahun.

2. Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia antara 60-70 tahun.

3. Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75-90 tahun.

4. Usia s angat t ua (very old) adalah ke lompok us ia 90 t ahun

(Notoatmodjo, 2007).

24

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

25

2.1.3 Karakteristik Lansia

beberapa ka rakteristik l ansia yang pe rlu di ketahui unt uk m engetahui

keberadaan masalah kesehatan lansia menurut Depkes tahun 2005 dalam

Notoadmodjo, 2007 yaitu sebagai berikut :

a. Jenis kelamin: lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan

kebutuhan d an m asalah kesehatan yang b erbeda an tara l ansia l aki-

laki d an p erempuan. Misalnya l ansia l aki-laki s ibuk de ngan

hipertropi pr ostat, m aka pe rempuan m ungkin m enghadapi

osteoporosis (Notoatmodjo, 2007).

b. Status perkawinan: status masih pasangan lengkap atau sudah hidup

janda atau duda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik

fisik maupun psikologis (Notoatmodjo, 2007).

c. Living arrangement: misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau

bersama istri, anak atau keluarga lainnya.

1. Tanggungan k eluarga: masih m enanggung a nak a tau a nggota

keluarga.

2. Tempat tinggal: rumah sendiri, tinggal bersama anak. Dengan ini

kebanyakan lansia masih hidup sebagai bagian keluarganya, baik

lansia sebagai k epala k eluarga atau b agian d ari k eluarga

anaknya. Namun akan cenderung bahwa lansia akan ditinggalkan

oleh ke turunannya d alam r umah yang be rbeda (Notoatmodjo,

2007)

25

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

26

d. Kondisi Kesehatan

1. Kondisi Umum: ke mampuan um um unt uk t idak t ergantung

kepada o rang l ain d alam k egiatan s ehari-hari seperti ma ndi,

buang air besar dan kecil.

2. Frekuensi Sakit: f rekuensi s akit yang t inggi m enyebabkan

menjadi t idak pr oduktif l agi ba hkan m ulai t ergantung ke pada

orang lain (Notoatmodjo, 2007).

e. Keadaan Ekonomi

1. Sumber pendapatan resmi: pensiun ditambah sumber pendapatan

lain kalau masih bisa aktif

2. Sumber pe ndapatan ke luarga: a da t idaknya ba ntuan ke uangan

dari an ak a tau ke luarga l ainnya ba hkan m asih a da a nggota

keluarga yang tergantung padanya.

3. Kemampuan p endapatan: l ansia me merlukan b iaya yang le bih

tinggi, sementara pendapatan semakin menurun. Status ekonomi

sangat t erancam, s ehingga c ukup be ralasan unt uk m elakukan

berbagai perubahan besar dalam kehidupan, menentukan kondisi

hidup yang de ngan pe rubahan s tatus e konomi da n kondi si f isik

(Notoatmodjo, 2007).

26

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

27

2.2 Posyandu Lansia

2.2.1 Pengertian Posyandu Lansia

Posyandu Lansia at au K elompok U sia Lanjut ( POKSILA)

adalah s uatu w adah p elayanan b agi u sia l anjut d i m asyarakat, d imana

proses pe mbentukan da n pe laksanaannya di lakukan ol eh m asyarakat

bersama Lembaga S wadaya M asyarakat ( LSM), l intas s ektor

pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain,

dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan preventif

(Komnas Lansia, 2010).

Usia la njut atau l anjut usia ad alah s eseorang yang b erusia 6 0

tahun a tau l ebih, yang s ecara fisik t erlihat b erbeda de ngan ke lompok

umur lainnya (Depkes RI, 2003). Pelayanan kesehatan dikelompok usia

lanjut me liputi p emeriksaan k esehatan f isik d an me ntal e mosional.

Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia sebagai alat pencatat dan pemantau

untuk mengetahui l ebih awal penyakit yang diderita(deteksi dini) atau

ancaman m asalah k esehatan yang d ihadapi d an m encatat

perkembangannya d alam b uku P edoman P emeliharaan K esehatan

(BPPK) u sia l anjut at au cat atan k ondisi k esehatan yang l azim

digunakan dipuskesmas (Depkes RI, 2003).

Pelayanan k esehatan d an s osial d itingkat m asyarakat adalah

posyandu lanjut usia (Komnas Lansia, 2010). Pelayanan yang dilakukan

diposyandu m erupakan pe layanan uj ung tombak d alam p enerapan

kebijakan pe merintah un tuk pe ncapaian l anjut us ia s ehat, m andiri da n

27

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

28

berdaya guna. Oleh karna i tu arah dari kegiatan posyandu lansia t idak

boleh l epas da ri konsep active aging/menua s ecara ak tif. Active aging

adalah pr oses opt imalisasi p eluang k esehatan, p artisipasi d an

keamanana untuk meningkatkan kualitas hidup dimasa tua.

2.2.2 Tujuan Posyandu Lansia

Tujuan um um da ri P osyandu Lansia a dalah meningkatkan

kesejahteraan Lansia m elalui k egiatan P osyandu Lansia yang m andiri

dalam masyarakat. T ujuan khus usnya, m eliputi: ( 1) m eningkatnya

kemudahan bagi Lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar

dan r ujukan, ( 2) m eningkatnya cakupan d an kua litas pe layanan

kesehatan Lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa

mengabaikan a spek pe ngobatan da n pe mulihan, ( 3) be rkembangnya

Posyandu Lansia yang aktif m elaksanakan k egiatan d engan k ualitas

yang baik secara berkesinambungan (Depkes RI, 2003).

Tujuan Pembentukan Posyandu Lansia secara garis besar antara

lain: meningkatkan jangkauan layanan kesehatan lansia d i masyarakat,

sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan

lansia. M endekatkan pelayanan d an m eningkatkan p eran s erta

masyarakat d an s wasta d alam p elayanan kesehatan d isamping

meningkatkan komunikasi antara masyarakat lanjut usia.

2.2.3 Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia

Jenis p elayanan k esehatan yang d apat d iberikan k epada Lansia

di Posyandu adalah sebagai berikut:

28

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

29

a.) P emeriksaan ak tifitas k egiatan s ehari-hari ( activity o f d aily liv ing)

meliputi ke giatan da sar da lam ke hidupan, s eperti m akan/minum,

berjalan, m andi, be rpakaian, na ik t urun t empat t idur, bua ng a ir

besar/kecil dan sebagainya.

b.) P emeriksaan s tatus m ental. P emeriksaan i ni be rhubungan de ngan

mental emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 m enit

(lihat KMS Usia Lanjut).

c.) P emeriksaan s tatus g izi m elalui p enimbangan b erat b adan d an

pengukuran t inggi ba dan da n di catat pa da grafik Indeks M assa

Tubuh (IMT).

d.) P engukuran t ekanan da rah de ngan m enggunakan t ensimeter da n

stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.

e.) P emeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau

cuprisulfat.

f.) Pemeriksaan adanya g ula d alam air s eni s ebagai d eteksi aw al

adanya penyakit gula (diabetes mellitus).

g.) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai

deteksi awal adanya penyakit ginjal.

h.) Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau

ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.

i) P enyuluhan bi sa di lakukan di d alam m aupun di luar ke lompok

dalam r angka kunj ungan r umah da n kons eling ke sehatan yang

dihadapi oleh individu dan atau kelompok lansia.

29

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

30

j) K unjungan r umah oleh ka der di sertai pe tugas b agi a nggota

kelompok l ansia yang t idak da tang, d alam r angka ke giatan

perawatan kesehatan masyarakat (Publik Health Nursing) (Komnas

Lansia, 2010).

Kegiatan lain di posyandu lansia yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan

kondisi setempat:

a.) Pemberian M akanan T ambahan ( PMT) p enyuluhan s ebagai co ntoh

menu m akanan d engan m emperhatikan aspek kesehatan d an gizi

Lansia, s erta m enggunakan bahan m akanan yang berasal dari d aerah

tersebut.

b.) K egiatan o lah r aga a ntara l ain s enam l ansia, gerak j alan s antai, d an

lain s ebagainya unt uk m eningkatkan ke bugaran. K ecuali ke giatan

pelayanan kesehatan seperti uraian di atas, kelompok dapat melakukan

kegiatan non ke sehatan di ba wah bi mbingan s ektor l ain, c ontohnya

kegiatan ke rohanian, a risan, ke giatan e konomi pr oduktif, f orum

diskusi, penyaluran hobi dan lain-lain (Depkes RI, 2003).

2.2.4 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia

Untuk memberikan pe layanan kesehatan yang p rima t erhadap

Lansia, m ekanisme p elaksanaan k egiatan yang s ebaiknya d igunakan

adalah sistim 5 meja/tahapan sebagai berikut:

1. Tahap p ertama: p endaftaran Lansia s ebelum p elaksanaan

pelayanan.

30

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

31

2. Tahap k edua: p encatatan k egiatan s ehari-hari yang di lakukan

Lansia, s erta p enimbangan be rat b adan da n p engukuran t inggi

badan.

3. Tahap k etiga: p engukuran t ekanan d arah, p emeriksaan k esehatan,

dan pemeriksaan status mental.

4. Tahap keempat: pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium

sederhana).

5. Tahap ke lima: pe mberian pe nyuluhan da n ko nseling ( Depkes R I,

2003).

Pelaksanaan ke giatan pos yandu di laksanakan s esuai

perencanaan yang telah disepakati. Namun dapat uraikan berdasarkan

pengelompokan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan pelayanan kesehatan, gizi

b. Kegiatan seni budaya, olahraga dan rekreasi

c. Kegiatan peningkatan spritual

d. Kegiatan kesejahteraan/ sosial

e. Kegiatan pendidikan keterampilan (Komnas Lansia, 2010).

2.2.5 Indikator Keberhasilan Posyandu Lansia

Penilaian k eberhasilan u paya p embinaan l ansia m elalui k egiatan

pelayanan kesehatan di posyandu dilakukan dengan menggunakan data

pencatatan da n pe laporan, pe ngamatan kh usus da n pe nelitian.

Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari:

31

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

32

1. Meningkatnya s osialisasi m asyarakat l ansia d engan

berkembangnya j umlah o rganisasi m asyarakat l ansia d engan

berbagai aktifitas pengembangannya.

2. Berkembangnya j umlah l embaga p emerintah / swasta yang

memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia

3. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga

4. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia

5. Penurunan an gka k esakitan d an k ematian ak ibat p enyakit p ada

lansia.

Indikator yang di perlukan da lam pe ngendalian pos yandu l ansia da lam

Komnas Lansia (2010) adalah:

1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan.

2. Kehadiran kader.

3. Pelayananan kesehatan

a. Cakupan penimbangan

b. Cakupan pemeriksaan laboratorium

c. Cakupan hasil pemeriksaan kesehatan

d. Cakupan penyuluhan kesehatan.

4. Frekuensi pelaksanaan senam

5. Frekuensi pelaksanaan pengajian/kebaktian

6. Kegiatan usaha ekonomi produktif

7. Kegiatan penghapusan buta aksara

8. Rekreasi

32

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

33

9. Kegiatan peningkatan pendidikan dan ketermpilan

10. Ketersediaan dana untuk penyelenggaraan kegiatan.

2.2.6 Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan posyandu lansia

Agar pelaksanaan kegiatan posyandu berjalan efisien dan efektif, maka

dibutuhkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Organisasi yang tertata baik

2. Sumber daya manusia yang mempunyai ilmu dan kemampuan.

3. Tugas dan fungsi yang jelas dari masing-masing petugas posyandu.

4. Mekanisme ke rja yang ba ik m eliputi pe rencanaan, p elaksanaan,

monitoring dan evaluasi (Komnas Lansia, 2010).

A. Organisasi

Organisasi l anjut us ia a dalah or ganisasi ke masyarakatan non

struktural yang berdasarkan azas gotong royong untuk sehat dan

sejahtera, yang di organisir ol eh s eorang koor dinator a tau ke tua,

dibantu ol eh s ekretaris, be ndahara d an be berapa or ang k ader.

Organisasi posyandu lanjut usia ini tidak saja dapat dibentuk oleh

masyarakat setempat, tetapi dapat juga oleh : organisasi profesi,

institusi p emerintah/swasta, le mbaga s wadaya ma syarakat,

kelompok seminat dalam masyarakat.

33

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

34

Salah satu bentuk organisasi sebagai berikut:

Struktur Organisasi Karang Wreda Ciptoning Kelurahan

Balongsari

1.

B. Sumber Daya Manusia (SDM)

Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan posyandu sebaiknya

8 orang namun bisa kurang dengan konsekuesi bekerja rangkap.

Kepengurusan yang dianjurkan adalah :

1. Ketua posyandu

2. Sekretaris

3. Bendahara

Wakil Ketua

Ketua

Sie Seni /Budaya Sie Kesejahteraan /Ekonomi

Sie Olahraga & rekreasi

Sie Kesehatan Sie Spritual/keaga

maan

Sekretaris Seksi-seksi

Bendahara

Pembina

Gambar 2.1 Struktur organisasi

34

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

35

4. Kader sekitar 5 orang:

a. Meja 1 tempat pendaftaran

b. Meja 2 tempat penimbangan dan pencatatan berat badan,

pengukuran da n pe ncatatn t inggi ba dan s erta

penghitungan index massa tubuh (IMT).

c. Meja 3 t empat m elakukan k egiatan p emeriksaan d an

pengobatan sederhana (tekanan darah, gula darah, Hb dan

pemberian vitamin, dan lain-lain).

d. Meja 4 tempat melakukan kegiatan konseling (kesehatan,

gizi, dan kesejahteraan)

e. Meja 5 t empat m emberikan i nformasi da n m elakukan

kegiatan s osial ( pemberian m akanan t ambahan, bantuan

modal, pendampingan, dan lain-lain sesuai kebutuhan).

C. Tugas dan Fungsi

1. Ketua Posyandu

a. Bertanggung j awab t erhadap s emua k egiatan yang

dilakukan posyandu.

b. Bertanggung j awab t erhadap k erjasama d engan s emua

stakeholder dalam rangka meningkatkan mutu pelaksnaan

posyandu.

2. Sekretaris

Mencatat s emua aktifitas p erencanaan, p elaksanaan d an

pemantuan serta pengendalian posyandu.

35

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

36

3. Bendahara

a. Pencatatan p emasukan dan p engeluaran s erta p elaporan

keuangan posyandu.

4. Kader

Tugas kader dalam posyandu lanjut usia antara lain:

a. Mempersiapkan s arana dan p rasarana yang d iperlukan

pada kegiatan posyandu.

b Memobilisasi sasaran pada hari pelayanan posyandu.

c. Melakukan pendaftaran sasaran pada pelayanan posyandu

lansia.

d. Melaksanakan k egiatan p enimbangan b erat b adan d an

pengukuran t inggi b adan pa ra l anjut us ia da n

mencatatnya dalam KMS atau buku pencatatan lainnya.

e. Membantu p etugas d alam p elaksannaan p emeriksaan

kesehatan dan pelayanan lainnya.

f. Melakukan p enyuluhan ( kesehatan, gizi, s osial, a gama

dan karya)sesuai dengan minatnya.

D. Mekanisme Kerja

Untuk memberikan pelayanan kesehatan dan sosial yang prima

terhadap l anjut us ia di kelompoknya, di butuhkan pe rencanaan

yang m atang, p elaksanaan yang b enar d an t epat w aktu, s erta

pengendalian yang akurat.

36

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

37

2.3 Berbagai faktor yang mempengaruhi lansia untuk datang ke posyandu

menurut penelitian terkait

a. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan

lansia diposyandu lansia. Pada 58 or ang lansia yang terdiri dari 30 l ansia

aktif da n 28 l ansia t idak a ktif da lam k egiatan pos yandu m ununjukan

bahwa usia l ansia yang aktif dalam kegiatan posyandu lansia ≥ 65 tahun

68,0 % m emiliki s tatus IMT nor mal, s edangkan yang t idak a ktif 41,7 %

(Azania (2007) dalam Murdianto (2013).

Menurut pe nelitian F auzi ( 2008) da lam Murdianto (2013), l ansia

lebih a ktif da lam ke giatan pos yandu l ansia adalah l ansia yang b erusia

antara 60-69 tahun, yang merupakan kategori l anjut us ia sehingga belum

banyak m asalah k esehatan yang s erius yang d ialami l ansia, yang d apat

menyulitkan upaya mereka menjangkau lokasi posyandu lansia. Jika lansia

merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa

harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka lansia

hal i ni da pat m endukung m inat atau m otivasi l ansia unt uk m engikuti

kegiatan pos yandu, ka rna ke amanan i ni m erupakan f aktor e ksternal d ari

terbentuknya motivasi seseorang.

b. Jenis kelamin

lansia yang p aling b anyak ad alah p erempuan, seperti data y ang

didapatkan pada susenas (2012) (Buletin Lansia semester I, 2013). Hal ini

menunjukkan ba hwa u mur ha rapan hi dup yang paling tin ggi adalah

37

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

38

perempuan. B ila dibandingkan pe rjenis kelamin, a ngka r asio

ketergantungan pe nduduk l ansia p erempuan l ebih t inggi di bandingkan

dengan pe nduduk l ansia l aki-laki ( 12,95 berbanding 10,86) jadi r asio

ketergantungan penduduk lansia menurut tipe daerah d an jenis kelamin

antara p erkotaan d an pedesaan l ebih b anyak d idominasi o leh l ansia

perempuan. Menurut j enis ke lamin, pol a s tatus pe rkawinan pe nduduk

lansia laki-laki berbeda dengan lansia perempuan.

Lansia p erempuan l ebih b anyak yang b erstatus cer ai m ati

(59,15%), s edangkan l ansia l aki-laki l ebih b anyak yang b erstatus k awin

(82,71%). H al i ni di sebabkan us ia ha rapan hi dup pe rempuan yang l ebih

tinggi di bandingkan de ngan us ia ha rapan hi dup l aki-laki, s ehingga pe r-

sentase l ansia p erempuan yang b erstatus c erai m ati l ebih b anyak

dibandingkan de ngan l ansia l aki-laki. S atu h al yang m enarik da ri s tatus

perkawinan l ansia ad alah p ersentase yang cu kup t inggi d ari l ansia

perempuan yang berstatus cerai.

Hal i ni m ungkin di sebabkan s ebagian be sar pe rempuan s etelah

cerai tidak k awin lagi dalam j angka w aktu yang r elatif l ama. S ebaliknya

lansia l aki-laki yang bercerai um umnya s egera ka win l agi. Untuk

penduduk lansia yang bekerja menurut jenis kelamin, persentase penduduk

lansia l aki-laki yang be kerja ( 61,47%) l ebih t inggi di bandingkan l ansia

perempuan (31,39%).

38

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

39

c. Pengetahuan

Pengetahuan m erupakan h asil d ari t ahu, d an i ni t erjadi s etelah

seseorang m elakukan p enginderaan t erhadap s uatu o bjek t ertentu.

Pengetahuan a tau r anah kognitif m erupakan dom ain yang s angat pe nting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari

pengalaman pr ibadi da lam kehidupan sehari-harinya. D engan m enghadiri

kegiatan pos yandu, l ansia a kan m endapatkan pe nyuluhan t entang

bagaimana c ara h idup s ehat d engan s egala k eterbatasan at au m asalah

kesehatan yang m elekat p ada m ereka. D engan p engalaman i ni,

pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan

sikap da n d apat m endorong m inat a tau m otivasi m ereka unt uk s elalu

mengikuti kegiatan posyandu lansia.

Hasil pe nelitian M ismar ( 2010), m enunjukkan ba hwa f aktor yang

berhubungan s ecara be rmakna de ngan t ingkat kunj ungan l ansia ke

posyandu adalah p engetahuan l ansia ( p = 0,0 00), s ikap ( p = 0,023) ,

dukungan petugas (p = 0,029), dukungan keluarga (p = 0,000), jarak (p =

0,007), dan sarana (p = 0,000). Demikian juga dengan Khotimah (2011),

memperoleh h asil b ahwa v ariabel yang b erhubungan s ecara s ignifikan

dengan pemanfaatan posyandu lansia yaitu pengetahuan (p=0,000), s ikap

(p=0,001), duk ungan s osial ( p=0,010) da n p eran ka der ( p=0,009).

Berdasarkan pe nelitian Sulistiyani ( 2005), pa da 90 or ang l ansia hasilnya

39

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

40

menunjukan ba hwa t erdapat pe ngaruh t ingkat pe ngetahuan t erhadap

keefektifan lansia untuk datang ke posyandu lansia.

d. Sikap

Sikap m erupakan r eaksi a tau r espon yang m asih t ertutup da ri s eseorang

terhadap s uatu s timulus a tau obj ek. Manisfastasi s ikap itu tid ak d apat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku

yang t ertutup. S ikap m enurut N ewcomb ba hwa ke siapan a tau k esedian

untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif t ertentu. S ikap

belum m erupakan s uatu t indakan a tau a ktifitas, a kan t etapi m erupakan

predisposisi tindakan suatu prilaku.

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan

dasar at as k esiapan at au k esediaan l ansia u ntuk m engikuti k egiatan

posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu

hadir a tau mengikuti ke giatan yang di adakan di pos yandu l ansia. H al i ni

dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk

bereaksi t erhadap s uatu o byek. K esiapan m erupakan k ecenderungan

potensial unt uk be reaksi de ngan cara-cara t ertentu a pabila i ndividu

dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.

e. Pendidikan

Sistem pe ndidikan na sional tahun 2003 m endifinisikan ba hwa

pendidikan a dalah s uatu pr oses yang be rjalan b erkesinambungan m ulai

dari usia anak anak sampai dewasa, karena itu memerlukan berbagai cara

40

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

41

dan s umber. S istem pe ndidikan di bedakan m enjadi m enjadi pe ndidikan

formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan f ormal yaitu pe ndidikan yang t erstruktur da n

berjenjang yang t erdiri atas pe ndidikan a tas, m engengah da n p endidikan

tinggi, pe ndidikan i nformal yaitu pe ndidikan yang di peroleh de ngan

berbagai j alan atau p rogram yang d ikenal d engan i stilah pe nyuluhan

sedangkan pe ndidikan n on f ormal a dalah j alur pendidikan di luar j alur

pendidikan f ormal yang da pat di laksanakan de ngan t erstuktur da n

berjenjang.

Pendidikan m erupakan f aktor s osial yang s angat pe nting,

pembangunan harus diikuti dengan tingkat pendidikan yang memadai agar

seseorang m udah m enerima i de p erubahan da n pe mbaharuan d alam

pembangunan, Aputra (2000) dalam Murdyasatuti (2009) menyatakan :

1) Manusia yang terdidik akan lebih kreatif dan terbuka terhadap usaha

pembaharuan.

2) Manusia y ang t erdidik akan l ebih d inamis b aik d alam cara b erfikir

maupun sikap dan tindakan.

3) Manusia yang terdidik akan lebih mudah melihat cara dan kesempatan

untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Menurut pe nelitian H erdini ( 2013) f aktor yang be rhubungan

dengan frekuensi ke hadiran l ansia di pos yandu a ntara l ain a dalah

pengetahuan, pe ndidikan. Dikarenakan Di k alangan keluarga d engan

kondisi ekonomi terbatas dan kurang berpendidikan, memang lazim terjadi

41

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

42

perbedaan t ingkat pa rtisipasi da n ke hadiran l ansia ke pos yandu

dikarenakan kurangnya pengetahuan lansia terhadap manfaat dari kegiatan

di pos yandu l ansia, ku rangnya m endapat i nformasi t entang ke giatan d i

posyandu lansia. Sehingga banyak lansia yang berpendidikan rendah tidak

aktif berpartisipasi dalam kegiatan di posyandu lansia.

f. Aktifitas

Dari ha sil p enelitian yang di lakukan di b erbagai ka bupaten di P ropinsi

Jawa Timur, ditemukan dilihat bahwa para lansia perempuan, kebanyakan

masih a ktif d alam melakukan berbagai a ktivitas dom estik

kerumahtanggaan. D iakui m emang s ecara f isik m ereka s epintas t erlihat

ringkih d an r apuh t etapi d alam k enyataan t ernyata l ansia p erempuan

seringkali m asih s anggup m engerjakan b erbagai t ugas dom estik, s eperti

membersihkan r umah, memasak, m encuci, m engasuh c ucu da n be rbagai

jenis a ktivitas k erumahtanggan yang l ain. D i w ilayah p edesaan, ba hkan

pemandangan i bu-bu t ua yang r ambutnya s udah memutih be rjalan p elan

dari bawah ke atas lewat jalan-jalan yang berkelok-kelok adalah hal yang

biasa, dan ini mengindikasikan bahwa meski berstatus lansia, tetapi energi

dan kondi si f isik m ereka m asih c ukup kua t unt uk m elakukan a ktivitas

domestik bahkan kegiatan ekonomi produktif (Perwakilan BkkbN Provinsi

Jawa Timur, 2012).

Lansia, yang s ecara f isik t elah b erkurang d an melemah, t entu j uga s ulit

diharapkan da pat b ekerja l ayaknya m asyarakat yang n ormal fisiknya.

Bekerja, b agi s eorang l ansia unt uk s aat i ni um umnya di pahami s ebagai

42

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

43

pekerjaan sampingan yang tidak memiliki target tertentu, kecuali sekadar

mengisi waktu luang, meringankan beban anak-anak mereka, dan sekadar

untuk mencari tambahan uang saku pribadi dan cucu-cucunya.

g. Pendapatan

Pendapatan o rang l ansia b erasal d ari b erbagai s umber b agi m ereka yang

dulunya bekerja mendapat penghasilan dari dana pensiun. Bagi lansia yang

sampai saat ini bekerja mendapat penghasilan dari gaji dan upah. Selain itu

sumber ke uangan yang lain a dalah k euntungan, bi snis, s ewa, i nvestasi,

sokongan dari pemerintah atau swasta, atau dari anak, kawan dan keluarga

(Kartari, 1993: Y ulmardi 1995) . D iperkotaan up ah a tau gaji pa ra l ansia

yang bekerja relatif lebih tinggi dari pada dipedesaan. Namun hal ini tidak

berarti l ansia p erkotaan l ebih s ejahtera d ari l ansia d ipedesaan. A danya

upah l ansia yang s angat m inim j ika t idak di tunjang d engan dukun gan

finansial da ri pi hak l ain ba ik a nggota ke luarga maupun or ang l ain t idak

dapat be rharap ba hwa l ansia t ersebut a kan hi dup da lam kondi si yang

menguntungkan.

Berbeda de ngan m asa k etika pa ra l ansia m asih pr oduktif pe nuh, m ereka

umumnya m asih bi sa m encari ua ng s endiri da n hi dup da ri p enghasilan

yang mereka peroleh. Tetapi, untuk saat ini, akibat deraan penyakit menua,

menurunnya kondi si f isik, da n di tambah l agi dengan ke butuhan bi aya

kesehatan yang m eningkat, m aka bi sa di pahami j ika pa ra l ansia pun

mengaku kondi sinya s ekarang m enjadi l ebih bur uk. B agi l ansia ya ng

berasal da ri ke luarga m iskin da n kondi si l ansia yang s akit-sakitan, t entu

43

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

44

yang dibutuhkan adakah pengeluaran ekstra, sehingga wajar ketika harga

berbagai k ebutuhan p okok t ermasuk unt uk ke butuhan ke sehatan

meningkat, m aka k ehidupan m ereka pun j uga m enjadi s emakin s ulit.

Hanya 1 7% r esponden yang m enyatakan b isa hidup m andiri t anpa

bantuan finansial dari anak-anaknya. Mereka umumnya adalah lansia yang

memiliki uang pensiunan atau simpanan tersendiri. Tetapi, meski demikian

sebanyak 30% r esponden m enyatakan t idak bi sa hi dup m andiri t anpa

dukungan f inansial d ari a nak-anaknya atau k erabatnya yang l ain, d an

bahkan 17% menyatakan sama sekali tidak bisa.

h. Akses pelayanan kesehatan

Pelayanan k esehatan adalah u paya yang d iselenggarakan s ecara

sendiri da n be rsama-bersama da lam s uatu or ganisasi unt uk m emelihara

dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit dan

memulihkan ke sehatan ke luarga, pe rorangan, ke lompok a taupun

masyarakat (Sarwono, 2007).

Menurut N otoatmodjo ( 2011) pa da p rinsipnya ada d ua k ategori

pelayanan k esehatan yaitu k ategori yang b erorintasi p ublik ( masyarakat)

dan ka tegori yang be rorintasi pa da p erorangan ( individu). P elayanan

kesehatan yang te rmasuk d alam k ategori p ublik te rdiri d ari s anitasi,

imunisasi, ke bersihan a ir, da n pe rlindungan k ualitas uda ra. P elayanan

kesehatan m asyarakat l ebih di arahklan l angsung ke publ ik da ri pa da ke

arah i ndividu yang khu sus. S edangkan p elayanan ke sehatan p erorangan

langsung diarhakn ke individu itu sendiri.

44

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

45

Fasilitas p elayanan k esehatan p ada h akikatnya u ntuk m endukung

atau m eningkatkan t erwujudnya pe rubahan pe rilaku ke sehatan

(Notoatmodjo, 2011) . M enurut pe nelitian F auzi ( 2008) pa da 59 or ang

lansia di dapatkan ha sil yaitu s ebagian be sar l ansia ( 86,7%) m empunyai

jarak te mpat tin ggal y ang s ulit u ntuk dijangkau s ehingga kur ang

mendukung m inat l ansia da tang k eposyandu da n ( 13,3%) l ansia m udah

untuk menjangkau lokasi posyandu.

i. Dukungan kader posyandu

Peran k ader d alam p elaksanaan p osyandu l ansia m erupakan s alah s atu

faktor yang m empengaruhi kunj ungan l ansia ke pos yandu. Menurut

penelitian yang di lakukan ol eh S usi N ovita (2013), dengan popul asi 720

jumlah s ampel 50 l ansia, da lam ke giatan pos yandu m ununjukan ba hwa

adanya pengaruh antara peran kader terhadap pemanfaatan posyandu lansia

dengan p value 0,009 dan ada pengaruh antara dukungan keluarga terhadap

pemanfaatan pos yandu l ansia de ngan p value 0, 004. dari 50 responden

yang tid ak me miliki peran k ader s ebanyak 2 6 o rang ( 52%). diketahui

bahwa da ri 26 r esponden yang t idak ada p eran k adernya t ernyata

pemanfaatan pelayanan pos yandu l ansia t idak ba ik s ebanyak 100%, da ri

24 r esponden yang a da peran kadernya t ernyata p emanfaatan p elayanan

posyandu lansia tidak baik sebanyak 70,8%. Penelitian Harisman dan Dina

didapatkan ha sil ada p engaruh t ingkat p endidikan (p -value = 0,005) ,

pengetahuan (p-value = 0,015), penghargaan kader (p-value = 0,025) dan

dukungan keluarga (p-value = 0,015) terhadap keaktifan kader posyandu di

45

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

46

Desa M ulang M aya Kecamatan Kotabumi S elatan K abupaten Lampung

Utara Tahun 2012.

j. Dukungan tokoh masyarakat

Anggota m asyarakat s ering m eminta pendapat m engenai berbagai u rusan

tertentu d an b iasanya merupakan t empat b ertanya. M asyarakat d alam

pelaksanaan pos yandu l ansia, or ganisasi s eperti ka rang wreda, R T, R W

merukan tumpuan keberhasilan programnya. Kepala dusun, ketua RT dan

ketua R W a dalah pe mimpin yang m erupakan tokoh m asyarakat yang

dipilih l angsung ol eh masyarakat da n m erupakan uns ur pe nting da lam

memberikan pengaruh untuk aktif datang ke posyandu lansia.

2.4 Partisipasi Masyarakat

2.4.1 Pengertian partisipasi Masyarakat

Partisipasi m asyarakat ad alah i kut s ertanya s eluruh an ggota

masyarakat d alam m emecahkan s egala p ermasalahan yang ad a d i

masyarakakat. P artisipasi m asyarakat d ibidang k esehatan b erarti

keikutsertaan s eluruh anggota m asyarakat d an be rupaya unt uk

memecahkan m asalah k esehatan yang d ihadapi o leh m ereka s endiri

dalam h al me nyelesaikan ma salah d imulai d ari me mikirkan,

merencanakan, melaksanakan sampai mengevaluasi program kesehatan

yang mereka jalankan. Institusi kesehatan sekedar sebagai pembimbing

dan memotivasi (Notoadmojo, 2011).

46

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

47

Partisipasi setiap anggota masyarakat dituntut suatu konstribusi,

konstribusi tersebut bukan hanya berbatas pada dana dan finansial saja,

tetapi b erupa d aya (tenaga) d an i de ( pemikiran). H al t ersebut

diwujudkan d alam 4 M , yaitu manpower (tenaga), money (uang),

material dan mind (ide atau gagasan)

Kontribusi

Gambar 2.2 Kontribusi dan Partisipasi (Notoatmodjo, 2011)

2.4.2 Dasar filosofi partisipasi masyarakat

Partisipasi m asyarakat d apat m enciptakan fasilitas d an t enaga

kesehatan. Program kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diciptakan

dengan ad anya p artisipasi m asyarakat d idasarkan k epada i dealisme

(Notoatmodjo, 2013) :

1. Community felt need

Pelayanan kesehatan dibutuhkan masyarakat berarti pelayanan atau

program itu d i c iptakan o leh ma syarakat itu s endiri. Berarti

pelayanan kesehatan diperlukan masyarakat dan untuk masyarakat.

2. Organisasi p elayanan a tau program k esehatan m asyarakat yang

berdasarkan p artisipasi m asyarakat ad alah s alah s atu b entuk

pengorganisasian m asyarakat, h al i ni b erarti f asilitas p elayanan

kesehatan itu datang dari masyarakat itu sendiri.

M anpower M oney M aterial M ind/ideas

Program kesehatan

Health status (derajat kesehatan)

47

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

48

3. Pelayanan kesehatan tersebut akan dilaksankan atau dikerjakan oleh

masyarakat s endiri, b erarti p etugas d an p enyelenggara k egiatan

adalah m asyarakat i tu s endiri s ecara s ukarela, d ibawah b imbingan

petugas kesehatan setempat.

2.4.3 Metode partisipasi masyarakat

Cara yang d apat d ilakukan u ntuk m engajak at au menumbuhkan

partisipasi masyarakat, ada dua :

1. Partisipasi dengan paksaan (Enforcement participation)

Artinya m emaksa m asyarakat unt uk be rkontribusi da lam s uatu

program melalui perundang-undangan, peraturan dan perintah lisan,

cara i ni ak an cep at b erhasil d an m udah di lakukan, t etapi be refek

tidak baik terhadap masyarakat dan berakibat masyarakat tidak akan

mempunyai rasa m emiliki t erhadap pr ogram di karenakan

masyarakat m erasa t akut, t erpaksa d an k aget, k arna b ukan

berdasarkan kesadaran (awarenees) tetapi ketakutan.

2. Partisipasi dengan edukasi dan persuasi

Yaitu p artisipasi yang d idasari o leh p ada k esadaran, t etapi b utuh

waktu yang lama, sukar ditumbuhkan. Tetapi bila tercapai hasilnya

masyarakat ak an m erasa m emiliki d an r asa p emeliharaan. P roses

partisipasi ini di mulai dengan penerangan, penyuluhan, pendidikan

baik secara langsug dan tidak langsung (Notoatmodjo, 2012).

2.4.4 Elemen partisipasi masyarakat

Elemen partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut:

48

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

49

1. Motivasi

Persyaratan untuk masyarakat berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa

motivasi ma syarakat s ulit u ntuk b erpartisipasi d i s egala p rogram.

Timbulnya mo tivasi h arus d ari ma syarakat itu sendiri d an adanya

pihak l uar yang m endukung. U ntuk i tu di perlukan pr omosi da n

pendidikan kesehatan untuk memotivasi seseorang.

2. Komunikasi

Dalam kom unikasi yang b aik, a pabila ko munikasi i tu bi sa

menyampaikan ide, pesan dan informasi kepada masyarakat. Media

massa s eperti t v, r adio, koran, pos ter, f ilm s ebagian s angat e fektif

untuk m enyampaikan p esan s ehingga m asyarakat t ermotivasi d an

mau berpartisipasi.

3. Koperasi

Kerjasama d engan i nstansi d i l uar k esehatan m asyarakat d an

instansi ke sehatan s endiri a dalah m utlak di perlukan. A danya

kerjasama dan team work akan menumbuhkan partisipasi.

4. Mobilisasi

Partisipasi ad alah j uga s ebagai gerakan m asyarakat m enuju

masyarakat s ehat. P artisipasi m asyarakat d apat d i m ulai s eawal

mungkin s ampai a khir da n i dentifikasi m asalah, m enentukan

prioritas, p erencanaan p rogram, p elaksanaan s ampai d engan

monitoring pr ogram. T idak ha nya t erbatas pa da bi dang k esehatan

saja, melainkan bersifat multidisiplin (Notoatmodjo, 2012).

49

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

50

Departemen Kesehatan (1999) memberi pemahaman tentang

pemberdayaan m asyarakat ad alah s egala u paya fasilitasi yang

bersifat non i nstruktif g una m eningkatkan pengetahuan da n

kemampuan m asyarakat a gar ma mpu me ngidentifikasi ma salah,

merencanakan d an m elakukan p emecahan masalah d engan

memanfaatkan p otensi d an f asilitas yang ad a d itempat, b aik d ari

instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh masyarakat.

Pemberdayaan m asyarakat ak an m enghasilkan k emandirian

masyarakat. P emberdayaan m asyarakat m erupakan p roses,

sedangkan ke mandirian m asyarakat m erupakan ha silnya.

Kemandirian m asyarkat m asyarakat ap at d iartikan s egai

kemampuan u ntuk d apat m engidentifikasi m asalah, m erencanakan

dan m elakukan p emecahannya d engan m emanfaatkan p otensi

setempat, tanpa bergantung pada bantuan dari luar.

Dengan l andasan t eori dari D epartemen K esehatan ( 1999),

disusun prinsip dan cirri pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari

8 prinsip yaitu:

1. Menumbuh ke mbangkan pot ensi m asyarakat yaitu : s egala

potensi masyarakat di tumbuhkan a tau dikembangkan seoptimal

mungkin u ntuk m engatasi m asalah k esehatan, m emelihara d an

meningkatkan s tatus k esehatan m asyarakat. Bantuan d ari l uar,

bersifat s ebagai s timulant unt uk m enumbuhkan pot ensi

masyarakat.

50

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

51

2. Kontribusi m asyarakat dalam pe mbangunan k esehatan yaitu :

pemberdayaan m asyarakat, be rprinsip m eningkatkan kont ribusi

masyarkat d alam p embangunan k esehatan, b aik s ecara

kuantitatif ma upun k ualitatif. S ecara k uantitaf b erarti s emakin

banyak masyarakat yang berkiprah dibidang pelayana kesehatan,

semakin b anyak m ayarakat yang m emanfatkan p elayanan

kesehatan, penerima penyuluhan kesehatan untuk tetap menjaga

kesehatan. S ecara k ualitatif, b erarti an ggota m asyarakat b ukan

hanya memanfaatkan pelayanan saja, t etapi juga ikut berkiprah

melakukan penyuluhan,ikut menjadi kader.

3. Mengembangkan gotong royong yaitu : pengembangan potensi

masyarakat me lalui f asilitasi d an mo tivasi d iupayakan a gar

selalu be rpegang t eguh pa da pr insip m emperkuat da n

mengembangkan budaya “gotong royong”, berat sama di pikul,

ringan s ama d ijinjing, yang te lah m embudaya dikalangan

masyarakat.

4. Bekerja bersama masyarakat yaitu : bekerja untuk dan bersama

masyarakat, k arena d engan k ebersamaan i nilah t erjadi p roses

fasilitasi, motivasi, alih pengetahuan dan alih keterampilan dari

petugas ke pada ka der pa da khus usnya, da n m asyarakat pa da

umumnya.

5. KIE b erbasis m asyarakat : m odel K IE yang dikembangkan

adalah konv ensional ha rus di gunakan pul a pa da pr insip K IE

51

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

52

berbasis m asyarakat. P rinsipnya ad alah s ebanyak m ungkin

menggunakan da n m emanfaatkan pot ensi l ocal. B ila m ungkin

gunakan penyuluh local.

6. Kemitraan d engan LSM d an o rmas l ain : k emitraan an tara

pemerintah, LSM ( lembaga s wadaya m asyarakat), o rmas

(organisasi k emasyarakat) d an b erbagai k elompok or ganisasi

masyarakat l ainnya ak an m emudahkan k erjasama d i l apangan,

sehingga potensi bisa dimanfaatkan secara optimal.

7. Desentralisasi yaitu : u paya p emberdayaan m asyarakat s angat

berkaitan de ngan kul tur buda ya s etempat, s egala be ntuk

pengambilan keputusan harus diserahkan ke tingkat operasional

agar tetap sesuai dengan kultur budaya setempat

2.4.5 Ciri pemberdayaan masyarakat

Sebuah kegiatan d ikategorikan k e d alam p emberdayaan m asyarakat

bila k egiatan te rsebut bersifat f asilitatif n on in struktif d an dapat

memperkuat, meningkatkan atau mengembangkan potensi masyarakat

setempat, g una m encapai t ujuan yang di harapkan. P otensi s etempat

tersebut dapat berupa :

1. Community L eaders :para p emimpin ma syarakat b aik f ormal

maupun informal, tokoh masyarakat, kader dll

2. Community or ganizations : organisasi, l embaga, ke lompok

masyarakat.

3. Community fund :dana masyarakat

52

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

53

4. Community material : sarana masyarakat

5. Community knowledge :pengetahuan masyarakat

Agar masyarakat menjadi peduli kepada orangtua yang berada di

lingkungannya, m aka harus diberi p engetahuan b agaimana

merawat, m enyantuni lahir d an b atin l anjut u sia. P embekalan

kepada anggota m asyarakat i ni ad alah s ebagai salah s atu kunci

keberhasilan g erakan n asional pemberdayaan dalam u paya

meningkatkan k esejahteraan lanjut usia. Dengan di berikannya

pengetahuan b agaimana merawat l anjut u sia, diharapkan ak an

banyak relawan yang peduli terhadap lanjut usia (Martono, 2008)

6. Community t echnology : teknologi m asyarakat, t eknologi t epat

guna t ermasuk c ara b erinteraksi m asyarakat s etempat s ecara

cultural.

7. Community de cision m aking : pengambilan keputusan ol eh

masyarakat m elalui p roses m enemukan m asalah, m erencanakan

dan melakukan pemecahannya.

2.5 Konsep Perilaku

2.5.1 Pengertian perilaku

Perilaku merupakan respon at au r eaksi s eseorang t erhadap s timulus

(rangsangan dari luar). Oleh karna itu perilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut

merespon ( Skinner, 1938) da n de finisi l ain da ri pe rilaku a dalah s uatu

kegiatan atau ak tivitas o rganisme ( mahluk hi dup) yang b ersangkutan.

53

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

54

Sehingga yang dimaksud dengan prilaku manusia adalah tindakan atau

aktivitas d ari ma nnusia itu s endiri, b aik yang d apat d iamati s ecara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

2.5.2 Jenis perilaku

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang terhadap s timulus dalam bentuk tertutup. Respon

atau r eaksi t erhadap s timulus i ni m asih t erbatas p ada p erhatian,

persepsi pe ngetahuan/kesadaran, d an s ikap yang t erjadi pa da or ang

yang m enerima s timulus te rsebut, d an b elum d apat d iamati s ecara

jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon s esorang t erhadap s timulus da lam be ntuk t indakan n yata

dan t erbuka. R espon t erhadap s timulus t ersebut sudah j elas da lam

bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau

dilihat o leh o rang la in Benyamin B loom ( 1908) dalam

(Notoatmodjo, 2012).

2.5.3 Domain perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap s timulus

atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan

respon sangat t ergantung pada karakteristik a tau faktor l ain dari orang

yang bersangkutan. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus

54

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

55

yang berbeda disebut dengan determinan perilaku. Determinan perilaku

ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Determinan a tau f aktor i nternal, yaitu ka rakteristik or ang yang

bersangkutan, yang b ersifat b awaan, s eperti t ingkat k ecerdasan,

tingkat emosional, jenis kelamin.

2. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan baik lingkungan

fisik, s osial, buda ya, e konomi, pol itik. Faktor l ingkungan i ni yang

paling mendominan perilaku seseorang.

Benyamin B loom ( 1908) s eorang a hli ps ikologi pe ndidikan

membagi p erilaku ma nusia k e d alam tig a d omain yaitu k ognitif

(cognitive), a fektif (affective), da n ps ikomotor (psychomotor).

Perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil

pendidikan kesehatan, yaitu :

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan m erupakan ha sil da ri t ahu, da n i ni t erjadi

setelah s eseorang m elakukan pe nginderaan t erhadap s uatu obj ek

tertentu. P engetahuan atau r anah ko gnitif m erupakan dom ain yang

sangat p enting d alam m embentuk t indakan s eseorang (overt

behavior).

Tingkat pengetahuan di da lam dom ain kog nitif m empunyai e nam

tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

55

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

56

Tahu d iartikan s ebagai p engingat s uatu m ateri yang t elah

dipelajari s ebelumnya. Termasuk k edalam p engetahuan t ingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan

seluruh b ahan yang d ipelajari at au r angsangan yang t elah

diterima. M aka t ahu i tu m erupakan t ingkat p engetahuan yang

paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami di artikan s ebagai s uatu ke mampuan unt uk

menjelaskan s ecara b enar tentang obj ek yang diketahui, da n

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar

3. Aplikasi (aplication)

Kemampuan unt uk m enggunakan m ateri yang t elah di pelajari

pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Menunjuk ke pada s uatu ke mampuan unt uk meletakkan atau

menghubungkan ba gian-bagian k edalam s uatu be ntuk

keseluruhan yang b aru. Dengan k ata l ain s intesis ad alah s uatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

ada.

56

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 39: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

57

6. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan de ngan ke mampuan unt uk m elakukan j ustifikasi a tau

penilaian t erhadap s uatu m ateri at au obj ek. P enilaian i ni

didasarkan p ada s uatu kriteria yang di tentukan s endiri, a tau

menggunakan kriteria yang telah ada.

2. Sikap (attitude)

Sikap m erupakan reaksi a tau r espon yang m asih t ertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manisfastasi sikap

itu t idak da pat l angsung di lihat, t etapi ha nya da pat di tafsirkan

terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap menurut Newcomb

bahwa k esiapan a tau ke sedian unt uk be rtindak, da n buk an

merupakan p elaksanaan m otif t ertentu. S ikap be lum merupakan

suatu t indakan a tau a ktifitas, a kan t etapi m erupakan pr edisposisi

tindakan suatu perilaku.

Allport da lam H alim ( 1979) be rpendapat ba hwa s ikap

adalah k esiapan m ental d an saraf, yang terbentuk m elalui

pengalaman, yang m emberikan ar ah at au p engaruh yang dinamis

kepada r eaksi s eseorang t erhadap s emua o bjek dan k eadaan yang

menyangkut sikap itu.

Fishman dalam Sumarsono dan Partana (2004) memandang

bahwa s ikap s ebagai suatu keadaan kesiapan m ental, suatu variabel

antara yang me njembatani s uatu s timulus tertentu pada s eseorang

dengan respon terhadap stimulus itu. Dari berbagai pendapat tersebut

57

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 40: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

58

dapat di simpulkan ba hwa s ikap a dalah s uatu pe rilaku yang

dipertimbangkan sebagai suatu keadaan internal diri seseorang yang

timbul karena adanya stimulus dan menimbulkan respon seseorang.

Dari d efinisi itu k ita me ngetahui, s ikap timbul ma nakala

terdapat s uatu s timulus, da n s ikap i tu m encakup pe ngetahuan a tau

kekayaan mental t erhadap s esuatu, as pek r asa d an p andangan

seseorang terhadap sesuatu.

a. Komponen pokok sikap

Sikap m anusia b ermacam-macam. M enurut A zwar ( 2000)

komponen s ikap terdiri atas t iga ha l yaitu kom ponen kognitif,

afektif, dan konatif (perilaku).

1. Komponen Kognitif

Komponen kog nitif m enyangkut pe ngetahuan m engenai a lam

sekitar d an gagasan yang b iasanya merupakan ka tegori yang

dipakai da lam pr oses berpikir. M isalnya, da lam hubungan

dengan ke adaan ke bahasaan di Indonesia, kom ponen ko gnitif

menyangkut pengetahuan ki ta m engenai ba hasa-bahasa y ang

terdapat atau di pergunakan di Indonesia dan pe nggolongan

bahasa-bahasa i tu m enjadi b ahasa Indonesia, b ahasa d aerah,

dan bahasa asing.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap

objek sikap dan perasaan yang menyangkut masalah emosional

58

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 41: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

59

subjektif. K omponen a fektif m enyangkut ni lai r asa baik atau

tidak bai k, suka atau tidak s uka terhadap s esuatu. A pabila

seseorang memiliki rasa baik atau suka terhadap sesuatu berarti

memiliki sikap p ositif terhadap s esuatu t ersebut. M isalnya

seseorang yang menyukai bahasa Jawa itu artinya dia memiliki

sikap yang positif terhadap bahasa Jawa.

Sebaliknya ap abila s eseorang k urang s uka t erhadap

bahasa Jawa, maka dia memiliki sikap negatif terhadap bahasa

Jawa. K omponen afektif i tu pa da um umnya t ertanam s ejak

lama d an m erupakan s alah s atu aspek d ari s ikap yang paling

bertahan l ama. N amun s ebaliknya, ap abila s eseorang

mempunyai r asa tidak s uka atau tidak bai k terhadap s esuatu,

maka ia mempunyai sikap negatif terhadap sesuatu tersebut.

3. Komponen Konatif / perilaku

Komponen kona tif/perilaku menunjukkan ba gaimana

perilaku atau kecenderungan b erperilaku yang a da da lam di ri

seseorang be rkaitan de ngan obj ek s ikap yang di hadapinya.

Kaitan i ni d idasari o leh as umsi b ahwa k epercayaan d an

perasaan banyak mempengaruhi pe rilaku. Dengan ka ta l ain,

konatif m enyangkut ke cenderungan seseorang u ntuk be rbuat

atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu keadaan.

Komponen kona tif m eliputi be ntuk pe rilaku yang t idak

hanya dapat d ilihat s ecara langsung saja, akan t etapi meliputi

59

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 42: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

60

pula be ntuk-bentuk pe rilaku yang b erupa p ernyataan atau

perkataan yang diucapkan seseorang. Misalnya seseorang yang

mempunyai s ikap positif te rhadap mo de r ambut r emaja ma sa

kini t idak ha rus di cerminkan ol eh i kut sertanya ia m emotong

rambut m enurut m ode r emaja m asa ki ni. A kan t etapi d apat

disimpulkan d ari p ernyataan yang m engatakan b ahwa i a m au

memotong rambutnya menurut model tersebut.

b. Berbagai tingkatan sikap

Seperti h alnya d engan p engetahuan, s ikap i ni t erdiri d ari

berbagai tingkatan yaitu :

1. Menerima (Reveiving)

Menerima d iartikan b ahwa orang ( subjek) m au da n

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan j awaban apabila d itanya, m engerjakan, d an

menyelesaikan t ugas yang di berikan a dalah s uatu i ndikasi

dari s ikap, ka rena de ngan s uatu us aha unt uk menjawab

pertanyaan at au m engerjakan t ugas yang d iberikan, t erlepas

dari p ekerjaan i tu b enar at au s alah, ad alah b erarti b ahwa

orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu m asalah ad alah suatu i ndikasi s ikap t ingkat t iga.

60

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 43: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

61

Seorang lansia yang mengajak tetangga nya untuk mengikuti

kegiatan di posyandu l ansia de ngan m aksud unt uk

memeriksakan kesehatan mereka di posyandu lansia.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan s egala r esiko m erupakan s ikap ya g pa ling t inggi.

Misalnya seorang lansia yang menjadi kader dalam kegiatan

posyandu lansia meskipun lansia tersebut memiliki pekerjaan

lainnya di luar posyandu lansia.

3. Praktik atau tindakan (Practice)

Suatu s ikap be lum ot omatis t erwujud da lam s uatu t indakan (overt

behavior). U ntuk m ewujudkan s ikap da lam s uatu pe rbuatan n yata

diperlukan f aktor p endukung a tau s uatu kondi si yang

memungkinkan, antara lain a dalah fasilitas da n j uga di perlukan

faktor dukun gan (support) dari pi hak l ain. D an pr aktik i ni

mempunyai beberapa tingkatan yaitu :

1. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melalkukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai de ngan c ontoh m erupakan i ndikator pr aktik t ingkat

pertama.

61

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 44: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

62

2. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, a tau s esuatu i tu s udah m erupakan ke biasaan, m aka i a

sudah mencapai praktik tingkat kedua.

3. Adopsi (adoption)

Adopsi a dalah s uatu pr aktik a tau t indakan yang s udah

berkembang de ngan b aik. A rtinya t indakan i tu s udah di

modifikasikannya t anpa m engurangi k ebenaran t indakan

tersebut. Pengukuran pr ilaku dapat dapat di lakukan secara t idak

langsung yakni d engan w awancara t erhadap k egiatan-kegiatan

yang t elah di lakukan. P engukuran j uga da pat di l akukan s ecara

langsung, yakni de ngan m engobservasi t indakan da n kegiatan

responden. P engukuran pr aktik j uga da pat di ukur da ri ha sil

prilaku tersebut.

2.6 Theory Social determinant of health

Beberapa t eori da pat digunakan unt uk m enganalisis f aktor

determinan dari partisipasi lansia. Salah satunya adalah Social Determinant

of H ealth (SDH). T eori S DH yang di kemukakan ol eh M armot. M da n

Wilkinson. R , ( 2003), ba hwa S DH m erupakan faktor s osial yang p aling

dominan dalam mempengaruhi kesehatan perseorangan. Ada 10 faktor yang

disebutkan da lam t eori tersebut yakni t ingkatan s osial, s tres, ke hidupan

62

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 45: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

63

awal, pe ngucilan s osial, pe kerjaan, p engangguran, dukun gan s osial,

ketagihan, makanan, dan transportasi.

Penjabaran d ari t eori Social D eterminant o f H ealth (SDH) y ang

terkait dengan penelitian yaitu:

1. Tingkatan s osial yang d imaksud a dalah be rkaitan de ngan kondi si

sosial e konomi yang mempengaruhi k esehatan. Y akni t entang

kaya, m iskin, s ejahtera, t idak s ejahtera. Marmot, (2003)

menyebutkan bahwa tingkatan sosial individu yang tinggi memiliki

risiko l ebih r endah untuk m engalami s akit da n ke matian

dibandingkan dengan individu dengan tingkat sosial rendah. Lansia

yang me ngalami s akit akan me mpengaruhi tin gkat p artisipasi,

Tetapi p ada ma salah tin gkatan s osial p ada la nsia tid ak d iteliti

karena keterbatasan penelitian dan membutuhkan waktu yang lama.

2. Stres m erupakan b agian d ari s osial d eterminan k esehatan. P ada

lansia, s tres s angat dipengaruhi ol eh ke adaan s osial da n

kejiwaannya. P ada pe nelitian i ni t idak a kan di lakukan a nalisis

terhadap hubun gan a ntara stres d engan pa rtisipasi l ansia. Stres di

sini m embahas m engenai m asalah k eadaan seseorang t erkait

pekerjaannya, d imana d engan ad a t idaknya p ekerjaan

mengakibatkan stres, tetapi stres berat dialami oleh seseorang yang

tidak me miliki p ekerjaan. Hal i tu di karenakan p emeriksaan s tress

memiliki cara pengukuran tersendiri dan membutuhkan waktu yang

lama.

63

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 46: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

64

3. Kehidupan a wal m erupakan s alah s atu f aktor d eterminan d ari

kesehatan i ndividu. D iawali de ngan a danya dukung an da ri

orangtua t entang p endidikan d an k esehatan an aknya. P ada l ansia,

kehidupan a wal m erupakan ke hidupan yang dimulai s ejak di a

berada dalam kandungan. Berkaitan dengan nutrisi yang diberikan

saat dia tumbuh dan pendidikan yang diberikan orangtua padanya.

Marmot, 2006 t entang determinan s osial ke sehatan pa da l ansia,

menyebutkan ba hwa p endidikan m erupakan s alah s atu f aktor

determinan yang mempengaruhi lansia dalam kesehatannya, karena

dengan pe ndidikan yang di p eroleh m aka akan m empengaruhi

pengetahuan dari lansia.

4. Faktor p engucilan sosial yang di maksud ol eh M armot, 2003

berkaitan de ngan nor ma, d iskriminasi, stigma ma syarakat yang

menganggap l ansia s udah t idak pr oduktif l agi dan m enganggpa

sebagai b eban d i m asyarakat, kebencian, da n pe ngangguran.

Pengucilan s osial m enghalangi s eseorang u ntuk b erpartisipasi

dalam s uatu pe ndidikan, pe latihan, m aupun m endapatkan a kses

kesehatan. Diskriminasi la nsia te rjadi d ikarenakan s tatus

pendidikan r endah/buta huruf, be rpengaruh pa da ke percayaan di ri

dan perilaku lansia, lansia tidak memiliki daya upaya, lansia akan

merasa d irinya m emang w arga m asyarakat yang d ependen d an

tidak dapat memberikan kontribusi apa-apa. Pengucilan sosial erat

kaitannya dengan ca ra b ersosialisasi l ansia dengan l ansia l ainnya.

64

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 47: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

65

Sehingga, s emakin erat sosialisasi yang d ibentuk o leh s eseorang,

maka p artisipasi lansia ke pos yandu s emakin t inggi. Diskriminasi

usia s angat s ulit di ukur. H anya a da s edikit pe nelitian yang

dilakukan mengenai diskriminasi usia dan sulit.

5. sosial d ari k esehatan adalah p ekerjaan. P ekerjaan d isini e rat

kaitannya d engan s tres, d itempat k erja yang m enyebabkan

terjadinya p enyakit p ada s eseorang. Aktivitas adalah s alah s atu

determinan s osial da ri ke sehatan. l ansia m erupakan ke lompok

sumber da ya m anusia ( SDM) yang tidak pr oduktif

(ketergantungan). K enyataannya m asih b anyak l ansia yang m asih

produktif da n m ampu be rperan a ktif da lam ke hidupan

bermasyarakat, b erbangsa, d an b ernegara, n amun k arena f aktor

usia, tentunya lansia dihadapkan dengan keterbatasan. Berdasarkan

kegiatan s ehari-hari, pe nduduk us ia ke rja t ermasuk j uga l ansia

diklasifikasikan me njadi dua ke lompok, yaitu a ngkatan ke rja da n

bukan a ngkatan ke rja. A ngkatan ke rja m erupakan ke lompok

penduduk us ia ke rja yang aktif m elakukan k egiatan e konomi,

mencakup mereka yang melakukan kegiatan bekerja/berusaha dan

mereka yang aktif mencari pekerjaan/usaha. Sedangkan penduduk

bukan a ngkatan ke rja m encakup m ereka yang s edang be rsekolah,

mengurus rumah t angga da n m ereka yang m elakukan ke giatan

lainnya s eperti p ensiun, pe nerima t ransfer/kiriman, pe nerima

65

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 48: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

66

deposito/bunga b ank, j ompo a tau a lasan yang l ain ( Profil lansia,

2009).

Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2009, ha mpir separuh

(47,44 persen) lansia di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja

dan s ebesar 0,41 pe rsen t ermasuk m enganggur/mencari ke rja,

kemudian m engurus r umah t angga 27,88 pe rsen da n ke giatan

lainnya sekitar 24,27 persen (BPS RI, 2009). Tingginya persentase

lansia yang bekerja dapat dimaknai bahwa sebenarnya lansia masih

mampu be kerja s ecara pr oduktif unt uk m embiayai ke hidupan

rumah t angganya, na mun di sisi lain m engindikasikan ba hwa

tingkat kesejahteraan lansia masih rendah, sehingga meskipun usia

sudah l anjut, l ansia t erpaksa be kerja unt uk m embiayai ke hidupan

rumah t angganya. B erdasarkan ha sil s tudi l ansia t ahun 2008,

tingginya pa rtisipasi pe nduduk l ansia yang b ekerja, a ntara l ain

karena k ebutuhan e konomi r umah t angga, m emanfaatkan w aktu

luang, da n m enjaga k esehatan (Komnas Lansia, 2010) . Aktivitas

memiliki hubungan dengan partisipasi lansia ke posyandu. Hal ini

sesuai de ngan pe nelitian M enurut pe nelitian F ahrun dkk (2009)

faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia di

RW 7 K elurahan W onokusumo K ecamatan S emampir S urabaya

adalah pekerjaan, pendapatan, tingkat pengetahuan dan pola tempat

tinggal. Pengaruh pekerjaan dengan kunjungan lansia ke posyandu

adalah 69,3% ibu rumah tangga dan 6,6% wiraswata dan PNS.

66

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 49: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

67

6. Pengangguran merupakan keadaaan individu yang tanpa pekerjaan

atau an gkatan k erja yang s ama s ekali t idak b ekerja d an m encari

pekerjaan ( Buletin l ansia, 2009) . Lansia pe ngangguran akan

menimbulkan ke sakitan da n ke matian yang cepat. M armot, 2003,

menjelaskan b ahwa p engangguran b erkaitan d engan ad anya

peningkatan d epresi d an s tres. P enelitian i ni tidak m elakukan

research t erhadap t ingkat s tres da ri l ansia. D engan kondi si l ansia

yang t idak s ehat m aka a kan m empengaruhi t ingkat pa rtisipasi

lansia.

7. Dukungan s osial j uga merupakan s alah s atu f aktor de terminan

sosial dari kesehatan. Berdasarkan studi awal yang telah dilakukan,

didapatkan hasil bahwa dukungan sosial mempengaruhi partisipasi

lansia ke pos yandu. Dukungan s osial yang di maksud t erdiri da ri

dukungan kader, petugas kesehatan, tetangga, keluarga, teman, dan

tokoh tokoh masyarakat dan agama. Ditambahakan teori dukungan

sosial m odifikasi T aylor ( 2009), dukun gan s osial t erdiri da ri 5

bentuk e mosional, i nformasional, i nstrumental dan ap praisal d an

kelompok s osial, da pat di rinci s ebagai b erikut ( a) D ukungan

emosional A spek i ni m elibatkan ke kuatan j asmani da n ke inginan

untuk pe rcaya p ada or ang l ain s ehingga i ndividu yang

bersangkutan m enjadi yakin b ahwa o rang l ain t ersebut m ampu

memberikan cinta da n kasih s ayang ke padanya. D ukungan i ni

mencakup un gkapan e mpati, ke pedulian d an perhatian t erhadap

67

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 50: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

68

individu, s ehingga i ndividu t ersebut m erasa n yaman, di cintai da n

diperhatikan. B eberapa h al yang t ermasuk i nteraksi yang

mendukung a dalah m endengarkan de ngan penuh pe rhatian,

merefleksikan p ernyataan s ubjek, m enawarkan s impati d an

menyakinkan k embali, m embagi pe ngalaman pr ibadi d an

menghindari konflik, (b) Dukungan Instrumental aspek ini meliputi

penyediaan sarana untuk mempermudah atau menolong orang lain

sebagai c ontohnya a dalah pe ralatan, pe rlengkapan, da n s arana

pendukung l ain da n t ermasuk di dalamnya m emberikan pe luang

waktu untuk memberikan bantuan langsung. Dukungan ini dikenal

juga d engan i stilah dukung an pe rtolongan, duk ungan n yata a tau

dukungan m aterial, ( c) D ukungan Informatif, aspek i ni b erupa

pemberian i nformasi unt uk m engatasi m asalah. Aspek i nformatif

ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain

yang di butuhkan ol eh i ndividu yang be rsangkutan, s ehingga

individu dapat m engatasi m asalahnya dan m encoba m encari j alan

keluar unt uk m emecahkan m asalahnya, ( d) D ukungan pe nilaian /

penghargaan, aspek i ni terdiri a tas dukun gan p eran s osial yang

meliputi um pan ba lik, pe rbandingan s osial, da n a firmasi

(persetujuan). P emberian dukunga n i ni m embantu i ndividu unt uk

melihat s egi p ositif yang ada d alam d irinya d ibandingkan d engan

keadaan orang l ain yang be rfungsi untuk menambah penghargaan

diri, m embentuk ke percayaan di ri da n k emampuan s erta m erasa

68

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 51: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

69

dihargai dan berguna saat individu mengalami tekanan. Dukungan

sosial da lam be ntuk p enilaian yang pos itif dapat m embantu

individu da lam m engembangkan ke pribadian dan m eningkatkan

identitas di ri, ( e) K elompok s osial, be ntuk d ukungan i ni a kan

membuat i ndividu merasa a nggota da ri s uatu ke lompok y ang

memiliki k esamaan minat d an aktifitas s osial d engannya. D engan

begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.

8. Kecanduan a tau ke tagihan yang di maksud ol eh M armot, 2003

adalah b erkaitan d engan a lkohol, oba t-obatan, t embakau, da n

menderita k arena pe nggunaannya. D isebutkan p ula ba hwa ha l i tu

bisa t erjadi k arena ad anya p engaruh d ari l ingkungan s osial.

Kecanduan tembakau atau perokok bisa terjadi pada lansia. Namun

pada pe nelitian i ni t idak m enjelaskan t entang hubung an p erokok

dengan kesehatan lansia.

9. Makanan yang di maksud ol eh M armot, 2003, adalah be rkaitan

dengan di et untuk menjaga kesehatan d an menghindari t erjadinya

mal nut risi. B erdasarkan s tudi a wal yang telah di lakukan,

didapatkan ha sil ba hwa pos yandu l ansia m elaksanakan k egiatan

yang disebut pemberian makanan tambahan (PMT). PMT diberikan

dalam upaya menjaga kelangsungan kesehatan lansia yang hadir ke

posyandu. P enelitian i ni t idak m elakukan research mengenai d iet

gizi. H al i tu di karenakan pe nelitian i ni l ebih di tekankan pa da

69

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 52: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

70

menganalisis hubungan dari sebuah teori dengan partisipasi lansia

ke posyandu.

10. Faktor l ain d eterminan sosial d ari k esehatan ad alah t ransportasi.

Kebijakan t ransportasi yang di sebutkan be rkaitan de ngan j arak

yang di tempuh ol eh l ansia ke pos yandu unt uk berpartisipasi da n

alat tr ansportasi itu s endiri. B erdasarkan h asil s tudi a wal d ari

penelitian i ni, di sebutkan ba hwa t ransportasi berhubungan e rat

dengan pa rtisipasi l ansia ke pos yandu. H al i ni s esuai de ngan

penelitian J uniardi ( 2012) da lam pe nelitiannya t entang pa rtisipasi

lansia m enyebutkan ba hwa f aktor yang m empengaruhi pa rtisipasi

lansia adalah salah s atunya yaitu pengetahuan l ansia, j arak rumah

dengan lokasi posyandu terhadap tingkat partisipasi.

2.7 Teori dukungan sosial

Dukungan sosial didefinisikan oleh Sheridan dan Radmacher (1992), Sarafino

(1998) s erta T aylor ( 2009), s ebagai t ransaksi i nterpersonal yang m elibatkan

satu at au l ebih as pek-aspek yang t erdiri da ri pe rhatian e mosional, b antuan

instrumental, p emberian i nformasi, ad anya p enilaian at au p enghargaan d an

kelompok sosial.

Sheridan da n R admacher ( 1992), Sarafino ( 1998) da n T aylor (2009),

membagi dukungan sosial dalam lima bentuk, yaitu :

a. E mosional A spek i ni m elibatkan ke kuatan j asmani da n ke inginan unt uk

percaya pa da or ang l ain s ehingga i ndividu yang be rsangkutan m enjadi

70

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 53: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

71

yakin b ahwa or ang l ain t ersebut m ampu m emberikan c inta da n k asih

sayang kepadanya. Dukungan ini mencakup ungkapan empati, kepedulian

dan pe rhatian t erhadap i ndividu, sehingga i ndividu t ersebut m erasa

nyaman, di cintai d an di perhatikan. Beberapa ha l yang t ermasuk interaksi

yang mendukung adalah mendengarkan dengan penuh perhatian.

b. Instrumental Aspek ini meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau

menolong orang l ain sebagai contohnya adalah pe ralatan, perlengkapan, dan

sarana pendukung lain dan termasuk didalamnya memberikan peluang waktu

untuk m emberikan bantuan l angsung. Dukungan i ni d ikenal j uga d engan

istilah dukungan pertolongan, dukungan nyata atau dukungan material.

c. Informatif

Aspek i ni be rupa pe mberian i nformasi unt uk m engatasi m asalah. Aspek

informatif ini t erdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan

lain yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan, sehingga individu

dapat mengatasi m asalahnya d an m encoba m encari j alan k eluar u ntuk

memecahkan masalahnya.

d. Penilaian / Penghargaan

Aspek i ni t erdiri a tas du kungan pe ran s osial yang m eliputi um pan ba lik,

perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan). Pemberian dukungan ini

membantu i ndividu unt uk m elihat s egi pos itif y ang ada da lam di rinya.

Dukungan s osial da lam be ntuk pe nilaian yang pos itif da pat m embantu

individu da lam m engembangkan ke pribadian da n m eningkatkan i dentitas

diri.

71

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah

Page 54: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kesehatan pada ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/736/gdlhub-gdl-s2-2014-mutyahdiya...umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut WHO lansia merupakan

72

e. Kelompok sosial

Bentuk dukun gan i ni a kan m embuat i ndividu m erasa a nggota da ri s uatu

kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial dengannya.

Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.

Dalam k aitannya d engan p eran s ebagai p emberi d ukungan, I fe

dalam A di (2008), m elihat ba hwa s alah s atu p eran d ari pe mberdayaan

masyarakat a dalah unt uk m enyediakan da n m engembangkan dukun gan

terhadap warga yang mau terlibat da lam s truktur dan aktivitas komunitas

tersebut. D ukungan i tu s endiri t idak s elalu be rsifat e kstrinsik a taupun

materil, te tapi d apat ju ga b ersifat in strinsik s eperti p ujian, p enghargaan

dalam be ntuk ka ta-kata, a taupun s ikap d an pe rilaku yang m enunjukkan

dukungan da ri pe laku perubahan t erhadap apa yang di lakukan ol eh

masyarakat. S eperti m enyediakan w aktu ba gi lansia bila m ereka i ngin

berbicara dengannya guna membahas permasalahan yang mereka hadapi.

2.7.1 Sumber dukungan sosial

Dukungan s osial da pat di penuhi da ri t eman atau pe rsahabatan,

keluarga, dokter (petugas ke sehatan), ps ikolog, psikiater ( Sarafino,1998).

Hal s enada j uga diungkapkan ol eh T aylor ( 2009), ba hwa dukunga n s osial

bersumber dari orang yang memiliki hubungan berarti bagi individu seperti

keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja, tetangga, dan saudara.

72

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS Determinan Sosial Kesehatan Partisipasi..... Diyan Mutyah