Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

40
Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan Di Provinsi Riau 2 - 1 PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA Bab 2 dari Laporan Akhir ini berisikan uraian tentang pendekatan dan metodologi yang digunakan, juga program kerja yang disusun dan disiapkan untuk penanganan pekerjaan. Selengkapnya mengenai hal tersebut sebagaimana uraian sub-sub bab berikut. 2.1. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAANAN PEKERJAAN 2.1.1 PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 1). Pendekatan Substansi Umum Pekerjaan a. Pendekatan Eksternal Kajian alih fungsi lahan mempertimbangkan faktor-faktor determinan yang dianggap mempengaruhi terjadinya perubahan fungsi dimaksud, seperti kebijakan - kebijakan yang mengikat atau harus diacu, kondisi dinamika global, dan lain-lain. Dari pendekatan ini nantinya akan teridentifikasi gambaran tentang permasalahan lahan secara makro wilayah yang ada dan tantangan yang harus dijawab dalam perumusan dan penentuan usulan untuk perlindungannya; b. Pendekatan Internal Kajian alih fungsi lahan akan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan strategis yang berpengaruh, seperti kondisi fisik dan lingkungan, kependudukan, perekonomian, kelembagaan, dll. Pendekatan ini terkait dengan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang akan dihadapi dalam perencanaan, penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang ada pada ruang suatu wilayah atau kawasan; c. Pendekatan Perencanaan dari Bawah (Bottom Up Planning) Merupakan pendekatan dalam pengembangan suatu wilayah dengan paradigma baru yang bersifat integratif dan akomodatif sesuai kewenangan dalam skala lokal kawasan maupun skala wilayah kabupaten/kota ataupun provinsi;

Transcript of Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

Page 1: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 1

PPEENNDDEEKKAATTAANN,,MMEETTOODDOOLLOOGGII DDAANN

PPRROOGGRRAAMM KKEERRJJAA

Bab 2 dari Laporan Akhir ini berisikan uraian tentang pendekatan dan metodologiyang digunakan, juga program kerja yang disusun dan disiapkan untuk penangananpekerjaan. Selengkapnya mengenai hal tersebut sebagaimana uraian sub-sub bab berikut.

2.1. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PELAKSANAANAN PEKERJAAN

2.1.1 PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1). Pendekatan Substansi Umum Pekerjaan

a. Pendekatan EksternalKajian alih fungsi lahan mempertimbangkan faktor-faktor determinan yang

dianggap mempengaruhi terjadinya perubahan fungsi dimaksud, sepertikebijakan - kebijakan yang mengikat atau harus diacu, kondisi dinamikaglobal, dan lain-lain. Dari pendekatan ini nantinya akan teridentifikasigambaran tentang permasalahan lahan secara makro wilayah yang ada dantantangan yang harus dijawab dalam perumusan dan penentuan usulanuntuk perlindungannya;

b. Pendekatan InternalKajian alih fungsi lahan akan mempertimbangkan faktor-faktor lingkunganstrategis yang berpengaruh, seperti kondisi fisik dan lingkungan,kependudukan, perekonomian, kelembagaan, dll. Pendekatan ini terkaitdengan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang akan dihadapi dalam

perencanaan, penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang adapada ruang suatu wilayah atau kawasan;

c. Pendekatan Perencanaan dari Bawah (Bottom Up Planning)Merupakan pendekatan dalam pengembangan suatu wilayah denganparadigma baru yang bersifat integratif dan akomodatif sesuaikewenangan dalam skala lokal kawasan maupun skala wilayah

kabupaten/kota ataupun provinsi;

Page 2: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 2

d. Pendekatan Masyarakat (Community Approach)Merupakan pendekatan yang didasarkan pada upaya-upaya pelibatanperanserta masyarakat untuk mengeliminir terjadinya perubahan fungsilahan (khususnya lahan pangan) dalam setiap pelaksanaan kegiatanpembangunan, agar terjadi keseimbangan dalam pembangunan;

e. Pendekatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat BerkelanjutanMerupakan pendekatan terhadap masyarakat, khususnya dalampeningkatan kondisi sosial dan perekonomian masyarakat setempat.Dengan pendekatan ini, diharapkan kualitas SDM masyarakat dapatditingkatkan, serta memberikan pendampingan kepada masyarakat dalammelakukan kegiatan perekonomian. Pendekatan ini didasarkan pada suatu

konsep, yaitu adanya faktor-faktor terkait dengan pemanfaatan sumberdaya alam pada suatu wilayah (seperti Sumberdaya Lahan, SumberdayaHutan, Sumberdaya Alam lainnya, teknologi, tenaga kerja dan sebagainya)yang dikelola secara optimal untuk meningkatkan kondisi perekonomianmasyarakat, dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja dalampengelolaan faktor-faktor alam tersebut;

f. Pendekatan Supply–DemandMerupakan salahsatu pendekatan yang dapat digunakan untukmengidentifikasi terjadinya perubahan fungsi lahan, sebagai imbas darihukum pasar supply-demand, sebagai konsekwensi dari adanya kebutuhan,minat dan tuntutan pasar dalam lingkup ekonomi makro;

g. Pendekatan Pengembangan Berkelanjutan (Sustainability Development)Kata sustainability sangat penting dalam sebuah kerangka pengembangandan pembangunan. Kata tersebut merujuk pada abilility of something tobe sustained. Pendekatan Sustainability Development saat ini umumdigunakan dalam hal-hal yang terkait dengan kebijakan lingkungan, salahsatunya dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan lahan, agar dapat tetap

terjaga kesinambungan dan kelestariannya sesuai fungsi dan atau statusdari lahan/kawasan dimaksud.

Berdasarkan pendekatan-pendekatan tersebut diatas, maka pekerjaan StudiAlih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan

Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau yang dilakukan ini, dapat :

· Berdaya guna dan berhasil guna, artinya dapat mengurangi dan bilamungkin mencegah secara permanen terjadinya perubahan fungsi lahan(pangan), sehingga dapat mewujudkan kualitas ruang/lahan yang sesuaidengan potensi dan fungsi-nya;

· Terpadu, artinya terjadi sinergitas antara berbagai kegiatan dalampemanfaatan lahan pangan yang dilaksanakan oleh Pemerintah (Pusat danDaerah) maupun oleh Masyarakat;

Page 3: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 3

· Serasi, selaras, dan seimbang, artinya PERDA yang dihasilkan dapat

menjamin terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan :rencana pola pemanfaatan ruang kawasan/lahan pertanian pangan denganpertambahan dan persebaran penduduk, pertumbuhan dan perkembanganantar sektor/sub sektor ekonomi daerah, antar daerah, dan antara sektordengan daerah;

· Berkelanjutan, artinya PERDA Perlindungan Lahan Pangan yang dihasilkan

dapat menjamin kelestarian kemampuan daya dukung sumberdaya alam

pada umumnya, dan sumberdaya lahan pangan pada khususnya.

2). Pendekatan Teoritis

Pemahaman Teoritis Pekerjaan

a. Konsep dan Definisi Lahan

Tanah atau lahan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam

kehidupan manusia karena setiap aktivitas manusia selalu terkait dengantanah. Tanah merupakan sekumpulan tubuh alamiah, mempunyaikedalaman dan lebar yang ciri-cirinya mungkin secara langsung berkaitandengan vegetasi dan pertanian sekarang, ditambah ciri-ciri fisik lainseperti penyediaan air dan tumbuhan penutup yang dijumpai (Soepardi,

1983 dalam Akbar, 2008).

Utomo (1992) menyatakan bahwa lahan sebagai modal alami yangmelandasi kegiatan kehidupan dan penghidupan, memiliki dua fungsidasar, yakni :1). Fungsi kegiatan budidaya; suatu kawasan yang dapat dimanfaatkan

untuk berbagai penggunaan, seperti pemukiman (kawasan perkotaan

maupun pedesaan), perkebunan, hutan produksi dan lain-lain.

2). Fungsi lindung; suatu kawasan yang ditetapkan dengan fungsiutamanya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang ada,yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan nilaisejarah serta budaya bangsa yang bisa menunjang pemanfaatan

budidaya.

Sihaloho (2004) membedakan penggunaan tanah ke dalam tiga kategori,yaitu :1). Masyarakat yang memiliki tanah luas dan menggarapkan tanahnya

kepada orang lain; pemilik tanah menerapkan sistem sewa atau bagihasil.

2). Pemilik tanah sempit yang melakukan pekerjaan usaha tani dengantenaga kerja keluarga, sehingga tidak memanfaatkan tenaga kerjaburuh tani.

Page 4: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 4

3). Pemilik tanah yang melakukan usaha tani sendiri tetapi banyak

memanfaatkan tenaga kerja buruh tani, baik petani bertanah sempitmaupun bertanah luas.

b. Alih Fungsi Lahan

Utomo et.al (1992) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebutsebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruhkawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi

fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungandan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artianperubahan/penyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhikebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya

tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Sihaloho (2004) membagi konversi lahan kedalam 7 (tujuh) pola atautipologi, antara lain :1). Konversi gradual berpola sporadis; dipengaruhi oleh dua faktor utama

yaitu lahan yang kurang/tidak produktif dan keterdesakan ekonomipelaku konversi.

2). Konversi sistematik berpola ‘enclave’; dikarenakan lahan kurangproduktif, sehingga konversi dilakukan secara serempak untukmeningkatkan nilai tambah.

3). Konversi lahan sebagai respon atas pertumbuhan penduduk/konversiadaptasi demografi, dimana dengan meningkatnya pertumbuhan

penduduk, lahan terkonversi memenuhi kebutuhan tempat tinggal.4). Konversi yang disebabkan oleh masalah sosial (social problem driven

land conversion); disebabkan oleh dua faktor yakni keterdesakanekonomi dan perubahan kesejahteraan.

5). Konversi tanpa beban; dipengaruhi oleh faktor keinginan untukmengubah hidup yang lebih baik dari keadaan saat ini dan ingin keluar

dari kampung.6). Konversi adaptasi agraris; disebabkan karena keterdesakan ekonomi

dan keinginan untuk berubah dari masyarakat dengan tujuanmeningkatkan hasil pertanian.

7). Konversi multi bentuk atau tanpa bentuk; konversi dipengaruhi oleh

berbagai faktor, khususnya faktor peruntukan untuk perkantoran,sekolah, koperasi, perdagangan, termasuk sistem waris yang tidakdijelaskan dalam konversi demografi.

Sumaryanto (1994) dalam Furi (2007) memaparkan bahwa jika suatu lokasiterjadi konversi lahan pertanian, segera lahan-lahan di sekitarnya akanterkonversi dan sifatnya cenderung progresif.

Page 5: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 5

Irawan (2005) dalam Akbar (2008) mengemukakan bahwa konversi tanah

lebih besar terjadi pada tanah sawah dibandingkan dengan tanah keringkarena dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :

Pertama, pembangunan kegiatan non pertanian seperti kompleksperumahan, pertokoan, perkantoran, dan kawasan industri lebih mudahdilakukan pada tanah sawah yang lebih datar dibandingkan dengan tanah

kering;Kedua, akibat pembangunan masa lalu yang terfokus pada upayapeningkatan produk padi, maka infrastruktur ekonomi lebih tersedia didaerah persawahan daripada daerah tanah kering;

Ketiga, daerah persawahan secara umum lebih mendekati daerah

konsumen atau daerah perkotaan yang relatif padat pendudukdibandingkan daerah tanah kering yang sebagian besar terdapat di wilayahperbukitan dan pegunungan.

c. Faktor Penyebab

Proses terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertaniandisebabkan oleh beberapa faktor. Kustiwan (1997) dalam Supriyadi (2004)menyatakan bahwa setidaknya ada 3 (tiga) faktor penting yang

menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah, yaitu :

1). Faktor EksternalMerupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika pertumbuhanperkotaan (fisik maupun spasial), demografi maupun ekonomi.

2). Faktor Internal

Faktor ini lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan.

3). Faktor KebijakanYaitu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah (Pusat maupunDaerah) yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian.

Pasandaran (2006) menjelaskan paling tidak ada 3 (tiga) faktor, baiksendiri-sendiri maupun bersama-sama yang merupakan determinankonversi lahan sawah, yaitu :1). Kelangkaan sumberdaya lahan dan air2). Dinamika pembangunan

3). Peningkatan jumlah penduduk

Pakpahan, et.al (1993) dalam Munir (2008) membagi faktor yangmempengaruhi konversi dalam kaitannya dengan petani, yakni faktor tidaklangsung dan faktor langsung. Faktor tidak langsung antara lain perubahan

Page 6: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 6

struktur ekonomi, petumbuhan penduduk, arus urbanisasi dan konsistensi

implementasi rencana tata ruang. Sedangkan faktor langsung dipengaruhioleh pertumbuhan pembangunan sarana transportasi, pertumbuhankebutuhan lahan untuk industri, sarana pemukiman dan sebaran lahansawah.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkatpetani, sebagaimana dikemukakan oleh Rusastra (1994) dalam Munir(2008) adalah sebagai pilihan alokasi sumber daya melalui transaksi yangdipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi petani seperti tingkat pendidikan,pendapatan dan kemampuan ekonomi secara keseluruhan serta pajak

tanah, harga tanah dan lokasi tanah. Sehingga diperlukan kontrol agarsesuai dengan Rencana Tata Ruang.

d. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan

Secara semantik, istilah "pengendalian" mengandung makna "melakukan

suatu tindakan tertentu dengan tujuan agar process, output, dan

outcomes" yang terjadi sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena itu, secara normatif langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian

mencakup 5 (lima) aspek, yaitu :

1) Penentuan cakupan, tujuan dan sasaran,Penentuan cakupan, tujuan, dan sasaran pengendalian lahan sangatpenting dengan adanya kompetisi penggunaan lahan untuk tujuankonsumsi (perumahan), produksi dan pelestarian lingkungan sehingga

diperlukan pengaturan yang ditujukan untuk menjamin ketersediaanlahan untuk berbagai penggunaan. Dengan demikian, pengendalianlahan juga berfungsi untuk mengamankan kepentingan publik.

2) Penentuan pendekatan dan metode,Pendekatan dan metode untuk mengendalikan alih fungsi lahan

pertanian tergantung pada 3 (tiga) aspek secara simultan, yaitu :

· cakupan, tujuan, dan sasaran pengendalian alih fungsi lahanpertanian itu sendiri,

· permasalahan empiris yang terkait dengan penyebab, pola, dandampak alih fungsi lahan pertanian, dan

· sumberdaya yang dimiliki yang diperkirakan dapat dipergunakanuntuk mendukung pendekatan atau metode pengendalian yangakan diterapkan.

3) Identifikasi instrumen kebijakan,4) Implementasi kebijakan, dan

5) Evaluasi.

Page 7: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 7

Pemahaman Lingkup Materi Pekerjaan

a. Pemahaman Terhadap Latar BelakangAlih fungsi lahan pertanian tanaman pangan secara umum adalah

transformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari penggunaanuntuk pertanian tanaman pangan ke penggunaan lainnya. Alih fungsi lahanpertanian merupakan ancaman terhadap pencapaian ketahanan dankedaulatan pangan yang berimplikasi terhadap produksi pangan,lingkungan fisik, serta kesejahteraan masyarakat yang bergantung di

sektor pertanian.

Alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan juga berdampak terhadapmakin sempitnya luas lahan petani, bertambahnya tingkat petani tanpakepemilikan lahan, ikut memacu urbanisasi, makin sulitnya upaya dalam

meningkatkan kesejahteraan petani, serta makin tingginya kerisauanterhadap ancaman ketersediaan pangan dan lahan pangan. Lebih jauh lagi,alih fungsi lahan memiliki dampak yang permanen dan berkelanjutansehingga akibatnya akan selalu dirasakan pada tahun-tahun setelah prosesalih fungsi.

Kondisi ini juga dialami Provinsi Riau, lahan pangan terus terkonversi danberubah fungsi menjadi lahan permukiman, jalan, perkantoran, usahapertanian non pangan, ataupun untuk peruntukan lain yang dianggap lebihmenguntungkan. Hal tersebut tentu membawa konsekwensi terhadapmenurunnya tingkat dan kapasitas produksi tanaman pangan untuk

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Provinsi Riau. Produksi berasdi Provinsi Riau dibandingkan kebutuhan selalu menunjukkan ketidakseimbangan setiap tahunnya, kekurangan produksi beras Tahun 2001mencapai 208.675 ton/tahun (45,02 %), sedangkan pada Tahun 2005 telahmencapai 302.209 ton/tahun (53 %). Selanjutnya Dewan Ketahanan Pangan(DKP) Riau pada Tahun 2006 juga melansir bahwa provinsi ini masih

tergolong kedalam provinsi dengan kondisi hidup masyarakat yang rawanpangan dimana terdapat 663 desa yang berstatus rawan pangan.

Oleh karena itu, pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan melaluiperlindungan lahan pertanian pangan adalah merupakan salah satu upaya

untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan dalam rangkameningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan petani khususnya danmasyarakat pada umumnya. Demikian diperlukan studi untukmengeksplorasi permasalahan-permasalahan yang terkait dengan alihfungsi lahan pertanian pangan dan pengendaliannya, sehingga diperolehusulan-usulan tindakan dan kebijakan yang diperlukan dalam mencapai

ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Page 8: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 8

Walaupun secara nasional telah banyak dilakukan pengkajian terhadap alih

fungsi lahan dan konsep-konsep pengendaliannya, namun studi denganlingkup daerah amat diperlukan mengingat Pemda dan Masyarakatmerupakan pihak yang secara langsung menentukan keberhasilan danmengalami dampak dari pencegahan alih fungsi lahan. Untuk itudiperlukan pendekatan dalam lingkup yang terfokus sehingga lebih realistis

untuk dilaksanakan (do-able). Selain itu hasil studi secara nasional denganpendekatan yang sentralistik/nasional, sehingga rekomendasinyamemerlukan adanya reformasi peraturan yang ada secara nasional pula.

b. Pemahaman terhadap Maksud, Tujuan, Sasaran dan Keluaran

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka maksud dari pekerjaanini, adalah :

· Melakukan analisis terhadap penyebab-penyebab beralihnya fungsilahan pertanian pangan sehingga berimplikasi terhadap produksipangan, lingkungan fisik, serta kesejahteraan masyarakat pertaniandan perdesaan,

· Memberikan rekomendasi langkah-langkah pengendalian alih fungsi

lahan pertanian melalui perlindungan lahan pertanian pangan secaraberkelanjutan di Provinsi Riau.

Sedangkan tujuan dari kegiatan pekerjaan ini, adalah :

· Menetapkan usulan kawasan-kawasan pertanian pangan dan lahan-lahan pertanian pangan yang perlu dilindungi;

· Menetapkan usulan langkah-langkah perlindungan terhadap kawasan-kasawan dan lahan pertanian pangan yang meliputi : perencanaan danpenetapan, pengembangan, penelitian, pemanfaatan dan pembinaan,pengendalian, pengawasan, pengembangan sistem informasi,perlindungan dan pemberdayaan petani, peran serta masyarakat dan

pembiayaan;

· Menyusun RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan diProvinsi Riau.

Berdasarkan maksud dan tujuan diatas, maka sasaran yang ingin dicapai

dari pelaksanaan pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka MemacuLahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan Di Provinsi Riauini, adalah :

· Terwujudnya usulan penetapan kawasan-kawasan pertanian pangandan lahan-lahan pertanian pangan yang perlu dilindungi;

· Terwujudnya usulan penetapan langkah-langkah perlindungnanterhadap kawasan pertanian pangan dan lahan pertanian pangan yang

Page 9: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 9

meliputi : perencanaan dan penetapan, pengembangan, penelitian,

pemanfaatan dan pembinaan, pengendalian, pengawasan,pengembangan sistem informasi, perlindungan dan pemberdayaanpetani, peran serta masyarakat dan pembiayaan;

· Tersusunnya RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan diProvinsi Riau.

Bertolak dari maksud, tujuan dan sasaran sebagaimana uraian diatas,maka keluaran (output) dari pelaksanaan pekerjaan ini, adalah :1). Laporan Hasil Studi Alih Fungsi Lahan Pangan Berkelanjutan Di Provinsi

Riau yang terdiri dari :

(a). Informasi mengenai luas, penyebaran, dan alih fungsi lahanpertanian tanaman pangan masyarakat dalam bentuk peta,

(b). Informasi luasan lahan untuk arahan pertanian tanaman pangansesuai dengan status kawasan berdasarkan hasil penafsiran citralandsat yang dipaduserasikan dengan RTRW Provinsi, hasil dalambentuk data dan peta digital,

(c). Informasi hasil analisis instrumen hukum, instrumen ekonomi,zonasi, dan inisiatif masyarakat dalam perlindungan alih fungsilahan.

2). Draf RANPERDA Perlindungan Alih Fungsi Lahan Pangan Berkelanjutandi Provinsi Riau,

3). Buku Laporan Kegiatan (hard copy),4). Laporan seluruh kegiatan (soft copy), disimpan dalam Eksternal Disk

500 GB.

3). Pendekatan Praktis

Pendekatan praktis adalah pendekatan yang didasarkan pada pemahaman

terhadap proses tahapan pelaksanaan pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam

Rangka Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan Di

Provinsi Riau ini, sebagai bentuk penjabaran lebih kongkrit dari sistem dasar

perencanaan (input – process – output) yang pada prinsipnya meliputi

kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data

Data sekunder diperoleh dengan metode kajian literatur dan referensi dari

berbagai sumber data yang resmi. Data primer diperoleh dengan metode

penginderaan jauh berupa interpretasi Peta Citra Satelit dan pengamatan

lapangan untuk melakukan ground check, serta penjaringan aspirasi dari

stakesholder terkait.

Page 10: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 10

b. Analisis

Data primer dan sekunder dielaborasikan ke dalam analisis-analisis data,

baik secara spasial/keruangan (bentuk pemetaan digital) maupun dalam

bentuk tabulasi (tabel, gambar, diagram), secara kualitatif dan

kuantitatif.

c. Penyusunan Dokumen Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu

Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan Di Provinsi Riau

ini, dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara desk

study, berupa kesimpulan studi, rekomendasi dan saran tindak lanjut.

4). Kerangka Pikir Pendekatan dan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Penerapan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini perlu didukung olehalur proses pelaksanaan yang runtut, jelas, efektif, dan efesien. Secaragaris besar, kerangka pikir pendekatan pelaksanaan pekerjaan akan meliputibeberapa kegiatan sebagai berikut :

a. Hipotesis isu strategis dan permasalahan alih fungsi lahan, sebagai bentuk

pemahaman terhadap wilayah kajian dan akan menjadi dasar dalampelaksanaan survei lapangan dan pengumpulan data;

b. Kajian pustaka, survei lapangan dan pengumpulan data;

c. Deskripsi dan analisis, yang dilakukan terhadap data dan informasi yang

telah diperoleh selama survei dan pengumpulan data;

d. Review terhadap dokumen RTRW (provinsi dan kab/kota) khususnya terkait

arahan pola pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya pada umumnya,dan kawasan pertanian tanaman pangan pada khususnya;

e. Perumusan dan penyusunan usulan penetapan kawasan-kawasan dan

lahan-lahan pertanian pangan yang perlu dilindungi;

f. Perumusan dan penyusunan usulan penetapan langkah-langkah

perlindungan terhadap kawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanianpangan, sebagaimana keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini;

g. Media Seminar/Diskusi dan Konsultasi, yang digunakan untuk

menjembatani kepentingan stakeholders, dalam hal ini Pemerintah DaerahProvinsi Riau melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagaipemberi pekerjaan, dengan kepentingan masyarakat Riau sebagai pihakyang akan menerima manfaat dari penerapan PERDA Perlindungan Lahan

Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau yang dihasilkan. Melalui media ini,kedua belah pihak (Pemda dan Masyarakat Provinsi Riau) dapat salingmengeksplorasi aspirasi masing-masing, selain terbuka pula kesempatanuntuk terjadinya dialog dan mengemukakan pendapat teknis (scientific

Page 11: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 11

opinion) terhadap persoalan yang ada, serta mendapatkan feed back atas

hasil yang telah dikerjakan dalam proses penyusunan pekerjaan.

Berdasar tahapan kegiatan pada kerangka pikir pendekatan pelaksanaanpekerjaan sebagaimana uraian tersebut diatas, maka kajian akademis StudiAlih Fungsi Lahan dan rumusan draft RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan

Berkelanjutan yang dihasilkan pada akhirnya dapat lebih diterima dan menjadisolusi yang komprehensif bagi semua pihak, sehingga perkembangan wilayahpada umumnya dan penggunaan lahan pangan pada khususnya dapatberlangsung lebih maksimal.

Untuk jelasnya, kerangka pikir pendekatan pelaksanaan pekerjaan dapatdilihat pada Gambar : 2.1 berikut ini.

Gambar : 2.1.Diagram Kerangka Pikir Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu Lahirnya PERDAPerlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau

Sedangkan tahapan kegiatan yang ditempuh dalam studi ini (tercakup dalammetodologi), secara garis besar terbagi atas 3 (tiga) tahap, yaitu :

ISU-ISU STRATEGIS &PERMASALAHAN

ALIH FUNGSI LAHAN

KAJIAN PUSTAKA, SURVEI &PENGUMPULAN DATA

SINKRONISASI DANKOORDINASI

DISKUSI /KONSULTASI /

SEMINAR

LAPORAN HASIL STUDI & RANPERDAPERLINDUNGAN LAHAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENINJAUAN LAPANGANANALISIS / IDENTIFIKASIPENYUSUNAN RUMUSAN

Page 12: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 12

1. Tahap Pendahuluan, berupa kegiatan persiapan pelaksanaan pekerjaan,

2. Tahap Antara, berupa kegiatan pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi :1) Tahap Pengumpulan Data dan Informasi;2) Tahap Kajian/Analisis;3) Tahap Penjaringan Aspirasi (asistensi, koordinasi, seminar/diskusi);4) Tahap Perumusan tentang usulan kawasan-kawasan dan lahan-lahan

pangan yang perlu dilindungi;5) Tahap Perumusan tentang usulan upaya langkah-langkah perlindungan

lahan tanaman pangan;6) Tahap Perumusan RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan

Berkelanjutan di Provinsi Riau;

3. Tahap Akhir, berupa finalisasi pelaksanaan pekerjaan yang terdiri atas :1) Buku Laporan Akhir Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu

Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di ProvinsiRiau;

2) Draft RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di ProvinsiRiau.

2.1.2 METODOLOGI PEKERJAAN

Metode pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain

meliputi ; kajian literatur, metode pengumpulan data, metode pengolahan data,metode survey dan pengamatan langsung di lapangan, serta metode analisissistem informasi geografis (SIG).

1). Kajian LiteraturMetode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran awal wilayah studi, pada

tahap ini dikaji data sekunder, seperti : dokumen RTRW (provinsi, kab./kota),peta sumber daya lahan, artikel, tulisan, dan hasil kajian terdahulu mengenaialih fungsi lahan. Pada tahap ini, dilakukan pula penyusunan checklist data,pengumpulan data sekunder atau dokumen pendukung, penyusunan daftarpertanyaan dan surat pengantar/administrasi untuk survey dan pengumpulandata di lapangan.

2). Metode Pengumpulan DataTahap pengumpulan data bertujuan mengidentifikasi kondisi dankecenderungan alih fungsi lahan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara :a. Menggunakan data sekunder, yang berasal dari data RTRW

(provinsi/kabupaten/kota) yang telah dikumpulkan dari instansi

pemerintah daerah setempat maupun yang berasal dari studi-studi lain,b. Peta Sistem Lahan dari hasil studi yang ada,c. Peta Kesesuaian Lahan (hasil dari analisis RTRW Provinsi Riau),d. Peta eksisting hasil interpretasi Peta Citra Satelit Landsat,

Page 13: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 13

e. Peta Status Lahan/Penggunaan Lahan dari BPN dan instansi lainnya,

f. Mengumpulkan data langsung di wilayah melalui instansi/lembaga dikabupaten/kota atau pengamatan langsung di lapangan.

Jenis data yang dikumpulkan antara lain :a. Data luas areal tanam dan panen Tanaman Pangan tahun 2005 – 2009

b. Data Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan tahun 2005 – 2009c. Data Luas Lahan terkonversi dari tahun 2005 – 2009d. Pengumpulan data primer berupa data dan informasi kualitatif mengenai

pola, kecenderungan, faktor-faktor penyebab, dan isu-isu strategis sertapermasalahan yang berkaitan dengan alih fungsi lahan dan kegiatan

pengendaliannya.

3). Metode Pengolahan DataPengolahan data kuantitatif dilakukan dengan melakukan tabulasi data,grafik, dan diagram. Sedangkan data kualitatif dianalisis menggunakan metodeanalisis kualitatif melalui proses kategorisasi, interpretasi, pemaknaan, danabstraksi. Studi melalui pendekatan kualitatif dan pengamatan semi

partisipatif tidak selalu mempertimbangkan jumlah responden, sejauhresponden yang terpilih mewakili kebutuhan. Pengertian mewakili ditekankanpada kelengkapan dan kedalaman informasi atau data yang digali dan sesuaikeperluan studi. Dalam menganalisis data tentang alih fungsi lahan dan upayapengendaliannya digunakan metode pendekatan terhadap masalah yang ada di

masyarakat dan dilanjutkan dengan pencarian solusi dengan menawarkankonsep-konsep yang telah dilakukan penelitian sebelumnya untuk menjawabmasalah yang timbul.Metode analisis data yang dipakai dalam kegiatan Studi Alih Fungsi LahanDalam Rangka Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Berkelanjutan diProvinsi Riau ini, antara lain :

1. Analisis Tata Ruang Kawasan2. Analisis Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan

- Analisis luas areal tanam- Analisis luas panen- Analisis produksi dan produktifitas tanaman pangan

3. Analisis sektor potensi pengendalian alih fungsi lahan.

4). Metode Survey Lapangan

Survey lapangan dimaksudkan untuk melihat dan mengidentifikasi kondisibesaran dan laju alih fungsi lahan yang terjadi, isu-isu strategis tentang alihfungsi lahan dan upaya pengendaliannya.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan lapangan, terlebih dahulu dilakukankonsultasi awal dengan dinas/instansi terkait untuk memperoleh informasi

Page 14: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 14

mengenai isu pembangunan terkini, persepsi, preferensi, permasalahan alih

fungsi lahan dan arahan dalam melakukan pekerjaan lapangan. Pengumpulandata primer yang dilakukan adalah observasi lapangan dan wawancara.

Observasi dilakukan untuk memeriksa (plotting) penggunaan lahan pangan,kawasan lahan pangan, kawasan terkonversi, kondisi usaha tani danpermasalahan petani dalam menghadapi permasalahan alih fungsi lahan.

Wawancara akan dilakukan terhadap pejabat terkait dalam pengendalian alihfungsi lahan tanaman pangan, pemuka masyarakat dan stakeholder terkaitlainnya, untuk memahami persepsi dan preferensi mereka terhadap alih fungsilahan dan kawasan lahan pangan berkelanjutan.

Kegiatan survei ini diakhiri dengan konsultasi akhir dengan pemerintah

kabupaten/kota untuk menyampaikan hasil survei dan mendapatkan masukanuntuk melengkapi data yang masih kurang.

5). Metode Analisis Sistim Informasi Geografis (SIG)

Kemampuan SIG khususnya fungsi analisis spasial ini sangat membantu bagipengambilan keputusan dalam penyusunan pekerjaan ini.

Analisis yaitu tahapan pekerjaan yang merupakan penilaian terhadap berbagaikeadaan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip, pendekatan dan metodeserta teknik analisis yang dapat dipertanggung jawabkan, baik secara ilmiahmaupun praktis. Dalam keseluruhan analisis, pada prinsipnya terdapat 4(empat) jenis penilaian utama, yaitu :

(1). Analisis keadaan dasar, yaitu menilai kondisi existing;

(2). Analisis kecenderungan perkembangan, yaitu menilai kecenderungan

sejak masa lalu sampai sekarang dan kemungkinan-kemungkinan di masamendatang, terutama pengaruh timbulnya fungsi/perubahan baruterhadap pemanfaatan sumber daya alam;

(3). Analisis sistem serta kebutuhan ruang, yaitu menilai hubungan

ketergantungan antar subsistem atau antar fungsi dan pengaruhnyaapabila subsistem itu berkembang, serta perhitungan ruang yang

dibutuhkan pada suatu wilayah sebagai akibat kecenderungan perubahandi masa depan;

(4). Analisis kemampuan pengelolaan pembangunan daerah, yaitu menilai

kondisi keuangan daerah, organisasi pelaksana dan pengawasanpembangunan, serta personalia, baik pada saat sekarang maupun yangdiperlukan pada masa mendatang.

Sebagai bahan analisis spasial dibutuhkan ketersediaan peta dasar sebagaidasar pembuatan peta konversi alih fungsi lahan. Dalam hal tidak tersedia

Page 15: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 15

peta dasar, maka peta lain dapat digunakan sebagai dasar bagi pembuatan

peta alih fungsi lahan, setelah peta lain itu ditransformasikan ke sistemreferensi dan sistem proyeksi yang ditentukan berdasarkan ketentuan yangberlaku. Selanjutnya peta dasar digunakan sebagai media penggambaran petatematik sumber daya lahan pertanian. Peta tematik ini kemudian menjadibahan analisis penyusunan peta alih fungsi lahan (konversi) pertanian tanaman

pangan.

Jelasnya pada Gambar : 2.2 dibawah ini terlihat fungsi SIG sebagai alat bantudalam analisis spasial, dalam hal ini proses pemetaan sumber daya lahanpertanian berupa aglomerasi kawasan-kawasan pertanian pangan dan lahan-

lahan pertanian pangan yang perlu dikonsevasi/dilindungi kelestariannya.

Gambar : 2.2Skema SIG sebagai Alat Analisis dalam Proses PemetaanSumberdaya Lahan & Kawasan Pertanian Pangan

Sedangkan pada Gambar : 2.3 ditunjukkan mengenai proses pengolahan dataprimer (spasial) untuk mendapatkan peta tematik berupa luas tutupan lahan

(landcover) dan penggunaan lahan (landuse) di Provinsi Riau pada umumnya,dan khususnya untuk mendapatkan informasi pergeseran/konversi terkaitkondisi Sumber Daya Lahan Pertanian (Tanaman Pangan) denganmembandingkan keadaan data awal (data aktiva) dan data terkini (datapasiva).

Peta Wilayah

1 : 1.000.000

Peta Rupabumi

Land Use + Soil + Geology +Forest, others

Peta TematikSumberdaya Wilayah

1:100.000 s/d 1 : 250.000

PetaLahan & Kawanan Pertanian Pangan

DDAATTAA && IINNFFOORRMMAASSII ::((SSuummbbeerr DDaayyaa LLaahhaann))

ANALISIS SPASIAL BERBASISTEKNOLOGI SISTEM

INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

1 : 50.000

Page 16: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 16

Gambar : 2.3.Diagram Proses Pengolahan Citra Satelit

Kendala dalam pengendalian pemanfaatan sumber daya lahan adalah sulitnyakegiatan tersebut, dimana untuk melakukan pemantauan dan pelaporansecara terus menerus diperlukan ketersedian data dan informasi untukmengindikasikan perkembangan atau konversi yang terjadi. Dalam hal iniberarti adanya kegiatan mengumpulkan dan memperbaharui (up-dating) datasecara terus menerus. Hal ini juga berarti pengolahan data spasial dalamjumlah besar, berupa peta-peta dan data atributnya. Untuk itu diperlukansuatu sistem pengelolaan data dan informasi yang teratur dan terpadu yaituSistem Informasi Geografis (SIG).

PETA CITRA SATELIT

TAHUN AWAL 2002

IDENTIFIKASI

PETA SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN(Kawasan & Lahan Pertanian Pangan)

INTERPRETASI &KLASIFIKASI

PETA CITRA SATELITTAHUN TERKINI 2009

PETA RUPA BUMISKALA 1 : 50.000

INTERPRETASI &KLASIFIKASI DIGITASI

PETA TENTATIFTUTUPAN LAHAN

PETA TENTATIFPENGGUNAAN LAHAN

PEMBAGIAN WILAYAHBATAS ADMINISTRASI

PENGGUNAAN LAHAN

SURVEY INSTANSIONAL

INVENTARISASI DATA

KOMPILASI & ANALISIS DATA

AKTIVA PASIVA

SURVEY LAPANGAN

Page 17: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 17

2.1.3 BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Berdasarkan uraian pada sub sebelumnya, maka pada bagian ini disusun suatubagan alir untuk pelaksanaan pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam RangkaMemacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Berkelanjutan di Provinsi Riau,

seperti dapat dilihat pada gambar berikut.

+ +

Selesai

Studi Literatur

Penyusunan LaporanPendahuluan

Buku Laporan Akhir

Identifikasi, Analisis dan Evaluasi

Review RTRW, Analisa InstrumenPengendalian dan Perumusan Konsep

Persiapan

Mulai

Pematangan Metodologi, Rencana Kerja,Penyiapan Tenaga dan Sarana Pendukung

Ruang Lingkup Studidan Wilayah

Sem

inar

/ Disk

usi/K

onsu

ltasi/

Asis

tens

i

Pengumpulan dan Tabulasi Data

Informasi Luasan, Sebaran, dan LajuKonversi

Penyusunan LaporanAntara

LaporanAntara

Data Luasan, Sebaran, Konversi Lahan,dan Luasan Lahan Konservasi

Hasil Analisis Instrumen Pengendalian

Usulan Penetapan Kawasan &Lahan Pertanian Pangan YangPerlu Dilindungi / Konservasi

Usulan PenetapanLangkah-langkah

Perlindungan

Draf RANPERDAPerlindungan Lahan PanganBerkelanjutan Di Provinsi

Riau

LaporanPendahuluan

PetaPerubahan Penggunaan Lahan

Grand Design SkenarioPengembangan Tanaman Pangan &

Hortikultura Provinsi Riau

Gambar : 2.4.Bagan Alir

Pelaksanaan Pekerjaan

PenyusunanLaporan Akhir

Page 18: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 18

2.2. MANAJEMEN PROGRAM KERJA

2.2.1. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Waktu pelaksanaan pekerjaan ini, sekitar 6 (enam) bulan kalender atau sekitar

24 minggu yang setara dengan 180 hari kalender, terhitung sejak tanggaldikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau penandatanganan kontrakkerjasama antara Pemberi Tugas (Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran pada DinasTanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau – Bidang Pengelolaan Lahan danAir) dan Pelaksana Tugas (Konsultan PT. WASTU ASRINDORIAU), yaitu mulaitanggal 20 Mei 2010 sampai dengan tanggal 16 Nopember 2010.

2.2.2. RENCANA KERJA

1). Tahapan Pelaksanaan PekerjaanTahapan pelaksaaan pekerjaan terbagi atas 3 (tiga) tahapan utama, yangdisesuaikan dengan tahapan pelaporan pekerjaan, yaitu :(1). Tahap Pendahuluan(2). Tahap Antara(3). Tahap Akhir

Masing-masing tahapan tersebut diatas terbagi atau terdiri dari beberapakegiatan, dan antar tahapan tersebut saling berkaitan satu dengan lainnyayang dalam pelaksanaannya dapat dilakukan baik secara berurutan maupunsecara bersamaan (parallel) dan atau bahkan overlaping disesuaikan dengankondisi dan tuntutan kebutuhan yang ada/terjadi serta alokasi waktu

tahapan dan kegiatan yang ditetapkan.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan dimaksud secara ringkas dapat dilihat padaTabel : 2 - 1 di halaman berikut.

Page 19: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 19

Tabel : 2 - 1Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

No TAHAP DAN KEGIATANJANGKA WAKTU

(Minggu)

1. Tahap Pendahuluan/Persiapan :· Pematangan rencana kerja & Metodologi· Mobilisasi Personil· Penyiapan sarana pendukung· Persiapan Survey· Studi Kepustakaan (Literatur)· Koordinasi dengan Tim Teknis· Penyusunan Laporan Pendahuluan

2------

2. Tahap Antara· Pembahasan Laporan Pendahuluan (Seminar I)· Survey Pengumpulan Data & Informasi· Tabulasi/Kompilasi Data & Informasi· Analisis Data & Informasi· Perumusan Konsep Awal Penyusunan Grand Design Scenario

Pengemb. Tanaman Pangan & Hortikultura; pekerjaan StudiAlih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu Lahirnya PERDAPerlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau

· Penyusunan Sistematikan Draft RANPERDA PerlindunganLahan Pangan Berkelanjutan Di Provinsi Riau

· Koordinasi dengan Tim Teknis· Penyusunan Laporan Antara

10-2125-

---

3. Tahap Akhir· Pembahasan Laporan Antara (Seminar II)· Perumusan Laporan Akhir (draft) Studi Alih Fungsi Lahan· Perumusan Draft RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan

Berkelanjutan Di Provinsi Riau· Penyusunan & Penyerahan Laporan Akhir (draft)

12-9

1-

4. Penyusunan Laporan Akhir· Pembahasan draft Laporan Akhir· Penyusunan Laporan Akhir : perbaikan/penyempurnaan dari

draft Laporan Akhir· Penyusunan Draft RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan

Berkelanjutan Di Provinsi Riau

2-1

1

5. Pelaporan :· Laporan Pendahuluan (Inception Report)· Laporan Antara (Interim Report)· Draft Laporan Akhir (Draft Final Report)· Laporan Akhir (Final Report)

210102

2). RENCANA KERJA RINCI

Untuk lebih jelasnya, rencana kerja Studi Alih Fungsi Lahan Dalam RangkaMemacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan DiProvinsi Riau, secara rinci dapat dilihat pada Tabel : 2 - 2 di halamanberikut.

Page 20: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 20

Page 21: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 21

2.2.3. ORGANISASI PEKERJAAN

1). TUJUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI KERJA

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, disusun Struktur Organisasi Kerja yangdisesuaikan dengan kebutuhan dan substansi pekerjaan. Tujuan daripembentukan organisasi kerja adalah untuk memperjelas garis instruksi dangaris koordinasi, antara berbagai pihak yang akan terlibat dalam pekerjaanini.

Terkait dengan pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka MemacuLahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan Di Provinsi Riauini, maka secara garis besar terdapat 3 (tiga) kelompok atau pihak yangakan terlibat dan atau dilibatkan, yaitu :

Pemberi Tugas/Pekerjaan atau Pengguna Jasa Konsultansi, yakniPemerintah Provinsi Riau melalui SKPD Dinas Tanaman Pangan danHortikultura Provinsi Riau – Tahun Anggaran 2010, yang dalampelaksanaannya diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Lahan dan Air

selaku Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kegiatan PenyusunanGrand Design Skenario Pengembangan Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Riau, pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka MemacuLahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan Di ProvinsiRiau, yang dalam pelaksanaan keseharian diwakilkan/menugaskankepada seorang Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dengan

tanggung jawab untuk segala urusan yang bersifat administrasi/teknisproyek, sedang yang bersifat teknis substansi/materi akan ditanganioleh Tim Teknis/Supervisi yang sekaligus mendampingi Tim Konsultanselama proses pekerjaan ini berlangsung,

Pelaksana Tugas/Pekerjaan atau Penyedia Jasa Konsultansi, adalah

Tim Konsultan (Tenaga Ahli dan Staff Pendukung) dari PT. WastuAsrindoriau yang akan terlibat dari hari ke hari selama prosespelaksanaan pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka MemacuLahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di ProvinsiRiau ini.

Nara Sumber, yaitu para Pakar perwakilan dari Dinas/Instansi/Badan

Pemerintah Daerah (Provinsi Riau dan Kab./Kota), DPRD, PerguruanTinggi, LSM, Organisasi Kemasyarakatan, serta stakesholder lainnya yangberkaitan (langsung maupun tidak) dengan studi alih fungsi lahan.

Diharapkan dari masing - masing kelompok tersebut diatas mempunyai

tanggung jawab dan kontribusi yang jelas.

Page 22: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 22

2). STRUKTUR ORGANISASI KERJA

Organisasi pelaksanaan pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka

Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di

Provinsi Riau ini, secara struktural - operasional dapat dijelaskan sebagai

berikut : (lihat Gambar : 2.5)

· Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau, selaku pemilik

pekerjaan yang dalam kegiatan keseharian akan ditangani oleh Pejabat

Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Penyusunan Grand Design Skenario

Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau, pekerjaan

Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu Lahirnya PERDA

Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau, Tahun

Anggaran 2010,

· Tim Teknis/Supervisi adalah Tim yang dibentuk dari staf teknis di

lingkungan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi Riau,

· Nara Sumber adalah para Pakar yang memberikan saran, masukan, ide,

gagasan, pendapat dan supervisi secara langsung maupun tidak langsung.

· Team Leader, adalah Koordinator Pelaksana dari pihak Konsultan yang

bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pekerjaan secara

keseluruhan, yang mempunyai akses untuk mengadakan pertemuan-

pertemuan dan koordinasi kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Riau, Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, Dinas/Badan/Instansi

terkait di Provinsi Riau maupun lingkup Kab./Kota, serta kepada Pejabat

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kegiatan Penyusunan Grand Design

Skenario Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau,

dan kepada Tim Teknis/Supervisi, juga dengan pihak organisasi

swasta/masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

· Kelompok Tim Tenaga Ahli berasal dari Konsultan, khususnya yang akan

ditugaskan/dilibatkan pada pelaksanaan pekerjaan ini, sesuai dengan

muatan Kerangka Acuan Kerja.

· Staf Pendukung atau Tenaga Penunjang, terdiri dari 1 (satu) orang Staff

Sosial Ekonomi Pertanian, 1 (satu) orang Staff Hukum, dan 2 (dua) orang

Staff Komputer yang akan ditugaskan untuk membantu serta mendukung

kelancaran tugas dari Ketua Tim (Team Leader) dan Tim Tenaga Ahli

dalam pekerjaan ini.

Page 23: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 23

Gambar : 2.5.Struktur Organisasi Pelaksanaan

Pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu Lahirnya PERDAPerlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan Di Provinsi Riau

Page 24: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 24

2.2.4. PERSONIL, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1). KEBUTUHAN PERSONIL

Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini sebanyak 8(delapan) orang yang terdiri dari ; 4 (empat) orang Tenaga Ahli dan 4(empat) orang Tenaga Staff Pendukung, dengan total Orang Bulan (OB)sebanyak 48 OB, sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen KAK.Personil yang akan dilibatkan tersebut telah cukup berpengalamandibidangnya masing-masing.

Adapun personil atau tenaga-tenaga profesional yang dibutuhkan dan akandilibatkan pada pekerjaan ini, adalah sebagai berikut ;

· Ahli Sosisal Ekonomi Pertanian sekaligus sebagai Team Leader;

· Ahli Tata Ruang Wilayah;

· Ahli Sosial Ekonomi Pertanian;

· Ahli Hukum Pertanahan;

· Staff Sosial Ekonomi Pertanian;

· Staff Hukum;

· Staff Komputer – 1;

· Staff Komputer – 2.Waktu penugasan untuk personil tersebut diatas, masing-masing selama 6(enam) bulan.

2). TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personil tersebut, adalah

sebagai berikut :

(1). Ahli Sosial Ekonomi Pertanian, merangkap sebagai Ketua Tim (TeamLeader )Untuk posisi Ahli Sosial Ekonomi Pertanian yang merangkap sebagaiKetua Tim (Team Leader), konsultan menugaskankan seorangprofesional dengan kualifikasi S2 (Magister Pertanian) dan kualifikasi S1lulusan Ekonomi Pertanian, yang sudah cukup berpengalaman dibidangLayanan Jasa Studi, Penelitian dan Bantuan Teknik, sub Layanan StudiKelayakan dan Studi Mikro lainnya.Sebagai Team Leader, akan bertanggung-jawab dalam hal :

· Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan;

· Melakukan koordinasi teknis dengan Pemberi Tugas;

· Melakukan koordinasi dengan aparat terkait di Dinas/Instansi danOrganisasi yang berkaitan dengan pekerjaan Studi Alih FungsiLahan;

Page 25: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 25

· Mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan /asistensi/konsultasi, diskusi / seminar, baik dengan Tim Teknis /Supervisi, maupun stake-holders lainnya;

· Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan seluruh anggota tim.

Sebagai Ahli Ahli Sosial Ekonomi Pertanian, bertanggung jawab ataskeseluruhan proses pengumpulan dan analisis serta perumusan konsepdan penetapan Kegiatan Penyusunan Grand Design SkenarioPengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau,pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan dalam Rangka Memacu LahirnyaPERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau, yangmeliputi :

· Identifikasi potensi dan permasalahan serta isu-isu penting terkaitalih fungsi lahan pangan di Provinsi Riau;

· Analisis data dan informasi yang didapat, meliputi luasan, sebarandan faktor-faktor penyebab terjadi/adanya alih fungsi lahanpertanian tanaman pangan, serta analisis instrumen hukum,ekonomi, sosial, zonasi dan inisiatif / peran serta masyarakatdalam perlindungan alih fungsi lahan;

· Perumusan Awal untuk Penyusunan Grand Design SkenarioPengembangan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Riausehubungan Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu LahirnyaPERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau,berupa :- Perumusan usulan perlindungan/konservasi untuk kawasan-

kawasan dan lahan-lahan pertanian pangan,- Perumusan usulan langkah-langkah perlindungan/konservasi

terhadap kawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanian panganmeliputi ; perencanan dan penetapan, pengembangan,penelitian, pemanfaatan dan pembinaan, pengendalian,pengawasan, pengembangan sistem informasi, perlindungan danpemberdayaan petani, peran serta masyarakat, danpembiayaan,

· Penyusunan sistematika dan substansi Draft/Rancangan PERDAPerlindungan Alih Fungsi Lahan Berkelanjutan di Provinsi Riau,berupa catatan dan rekomendasi;

· Bersama-sama dengan anggota tim Tenaga Ahli lainnya,menyiapkan dan menyerahkan laporan, serta melaksanakanpembahasan/diskusi/seminar hasil pekerjaan (sesuai tahapanpelaporannya) kepada pihak Pengguna Jasa/Pemilik Pekerjaan.

(2). Ahli Tata Ruang & Wilayah

Untuk posisi Ahli tata Ruang dan Wilayah, konsultan menugaskanseorang profesional dengan kualifikasi S3 (Doktor) bidang perencanaanwilayah, yang sudah cukup berpengalaman dibidang Perencanaan Tata

Page 26: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 26

Ruang Wilayah dan Kawasan, yang akan bertanggung jawab ataskeseluruhan proses pengumpulan dan analisis data/informasi sertaperumusan konsep kajian studi alih fungsi lahan ditinjau dari aspekpenataan ruang wilayah/kawasan, yang meliputi :· Identifikasi potensi dan permasalahan serta isu-isu penting terkait

alih fungsi lahan pangan di Provinsi Riau, korelasinya dengandokumen-dokumen penataan ruang yang telah ada, baik lingkupwilayah Provinsi Riau, maupun lingkup Kab./Kota;

· Analisis data dan informasi yang berkaitan dengan arahan polaruang dan pengendalian pemanfaatan atau pengembangan ruangwilayah (provinsi/kab./kota) berisi ketentuan umum peraturanzonasi, ketentuan perizinan, insentif dan disinsentif, serta arahansanksi;

· Merumusan dan menetapkan usulan perlindungan/konservasi untukkawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanian pangan;

· Merumusan dan menetapkan usulan langkah-langkahperlindungan/konservasi terhadap kawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanian pangan meliputi ; perencanan dan penetapan,pengembangan, penelitian, pemanfaatan dan pembinaan,pengendalian, pengawasan, pengembangan sistem informasi,perlindungan dan pemberdayaan petani, peran serta masyarakat,dan pembiayaan;

· Memberikan masukan substansi (aspek tata ruang wilayah) untukpenyusunan RANPERDA Perlindungan Alih Fungsi LahanBerkelanjutan di Provinsi Riau, berupa catatan dan rekomendasi;

· Bersama-sama dengan anggota tim Tenaga Ahli lainnya, membantuKetua Tim menyiapkan dan menyerahkan laporan hasil pekerjaan,serta melaksanakan pembahasan/diskusi/seminar hasil pekerjaan(sesuai tahapan pelaporannya) kepada pihak PenggunaJasa/Pemilik Pekerjaan.

(3). Ahli Sosial Ekonomi PertanianTenaga Ahli Sosial Ekonomi Pertanian mempunyai tugas dan tanggung-jawab terhadap :· Bersama-sama dengan tenaga ahli lainnya bertanggung-jawab

mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, mulai tahappersiapan, pengumpulan data, analisis sampai tahap pernyusunandan penetapan hasil kajian studi yang dilakukan;

· Melakukan identifikasi kondisi, potensi dan permasalahan sosialekonomi pertanian wilayah yang tersedia dan integrasinya denganalih fungsi lahan pangan di Provinsi Riau;

· Melakukan analisis data terkait kondisi jaringan infrastruktur;· Melakukan analisis data dan kebutuhan pengembangan jaringan

infrastruktur wilayah untuk jangka panjang yang diintegrasikandengan sistem jaringan infrastruktur provinsi;

Page 27: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 27

· Bersama-sama dengan dengan tenaga ahli lainnya, membantu TeamLeader dalam merumuskan, menyusun dan menetapkan usulan danlangkah-langkah perlindungan/konservasi untuk kawasan-kawasandan lahan-lahan pertanian pangan;

· Membantu Ketua Tim/Team Leader dalam merumuskan danmenyusun catatan dan rekomendasi penting dari aspek SosialEkonomi Pertanian wilayah untuk dijadikan sebagai bahanmateri/substansi dalam penyiapan draft Peraturan Daerah terkaitPerlindungan Alih Fungsi Lahan Berkelanjutan di Provinsi Riau yangharus disusun;

· Bersama-sama dengan tenaga ahli lainnya menyusun laporan yangdibutuhkan, ikut melakukan diskusi, pertemuan dan pembahasanlaporan dengan berbagai pihak terkait.

(4). Ahli Hukum PertanahanTenaga Ahli Hukum Pertanahan, akan bertanggung-jawab terhadap ;· Kelancaran pelaksanaan pekerjaan, mulai tahap persiapan,

pengumpulan data, analisis sampai tahap pernyusunan danpenetapan hasil kajian studi yang dilakukan;

· Melakukan pengumpulan data dan identifikasi kondisi sertapermasalahan pertanahan pada umumnya, kaitannya dengan alihfungsi lahan pangan di Provinsi Riau;

· Melakukan analisis data dan informasi terkait aspek legal formalpertanahan pada umumnya, dan kaitannya dengan alih fungsi lahanpangan pada khususnya;

· Bersama-sama dengan dengan tenaga ahli lainnya menyusun danmenetapkan usulan kawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanianpangan yang perlu dilindungi/konservasi (ditinjau dari aspekhukum), agar keberadaannya dapat terjaga dan lestari;

· Merumuskan, menyusun dan menetapkan usulan langkah-langkahperlindungan (ditinjau dari aspek hukum) terhadap kawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanian pangan yang perludilindungi/konservasi;

· Bersama-sama dengan tenaga ahli lainnya, memabntu Ketua Timdalam menyusun dan menyiapkan laporan yang dibutuhkan, ikutmelakukan pertemuan asistensi/koordinasi danpembahasan/diskusi/seminar laporan hasil pekerjaan (pada setiaptahapan pelaporan) dengan pihak Pemilik Pekerjaan dan berbagaipihak terkait lainnya.

Selain ke - 4 (empat) orang tenaga ahli tersebut diatas, juga akan dilibatkan

beberapa orang tenaga pendukung/staf penunjang antara lain seperti :Ø Staf Sosek Pertanian : 1 orang kualifikasi S1 Sosek PertanianØ Staf Hukum : 1 orang kualifikasi S1 Ilmu Hukum

Page 28: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 28

Ø Staf Komputer – 1 : 1 orang kualifikasi D3 Informatika

Ø Staf Komputer – 2 : 1 orang kualifikasi S1 Teknik Komputer

Semua tenaga pendukung tersebut akan bertugas dan bertanggung jawabuntuk membantu kelancaran kerja Ketua Tim (Team Leader) dan anggotaTim Tenaga Ahli lainnya, uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-

masing staff pendukung tersebut diatas, adalah :

(1). Staff Sosial Ekonomi Pertanian

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Membantu pelaksanaan pengumpulan data (primer dan sekunder)

terkait bidang pertanian pada umumnya, dan data serta informasipenggunaan/pengelolaan lahan tanaman pangan pada khususnya,berupa survey secara langsung (survey lapangan) ke lokasi kajian

maupun survey instansional lingkup Provinsi Riau danKabupaten/Kota;

b. Membantu Tenaga Ahli Sosial Pertanian dalam kegiatan tabulasi

dan analisa data-data dan informasi (bidang tanaman pangan) yangdidapat untuk merumuskan berbagai aspek sehubungan alih fungsilahan tanaman pangan yang menjadi objek kajian dalam pekerjaan.Aspek dimaksud antara lain mencakup faktor-faktor penyebabadanya alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan, perumusan

dan penentapan kawasan-kawasan pertanian tanaman pangan,perumusan dan penetapan usulan langkah-langkah konservasi padakawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanian tanaman pangan,serta membantu menyiapkan bahan materi dan substansi untukpenyusunan RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan

di Provinsi Riau ini;

c. Bersama-sama dengan anggota tim tenaga ahli lainnya, membantuKetua Tim dalam penyusunan dan mempresentasikan hasil laporan

pekerjaan (sesuai tahapan pelaporan) kepada pengguna jasa.

(2). Staff Hukum

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Membantu Tenaga Ahli Hukum Pertanahan dalam pelaksanaanpengumpulan data (primer dan sekunder) dan informasi bidanghukum pada umumnya dan hukum pertanahan pada khususnya,sehubungan alih fungsi lahan tanaman pangan, berupa survey

secara langsung (survey lapangan) ke lokasi kajian maupun surveyinstansional yang berkaitan, baik lingkup Provinsi Riau maupunlingkup masing-masing Kabupaten/Kota;

Page 29: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 29

b. Membantu Tenaga Ahli Ahli Hukum Pertanahan dalam kegiatan

tabulasi dan analisa data-data dan informasi (bidang Hukum) yangdidapat untuk merumuskan berbagai aspek sehubungan alih fungsilahan tanaman pangan yang menjadi objek kajian dalam pekerjaan.Aspek dimaksud antara lain mencakup faktor-faktor penyebabadanya alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan, perumusan

dan penentapan kawasan-kawasan pertanian tanaman pangan,perumusan dan penetapan usulan langkah-langkah konservasi padakawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanian tanaman pangan,serta membantu menyiapkan bahan materi dan substansi (secarahukum) penyusunan RANPERDA Perlindungan Lahan Pangan

Berkelanjutan di Provinsi Riau;

c. Bersama-sama dengan anggota tim tenaga ahli lainnya, membantuKetua Tim dalam penyusunan laporan dan mempresentasikan hasillaporan pekerjaan (sesuai tahapan pelaporan) kepada penggunajasa.

(3). Staff Komputer

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pemeliharaan dan pengoperasian komputer baik

software maupun hardware sesuai dengan kebutuhan pekerjaan,

b. Melakukan semua pekerjaan pengetikan, baik untuk keperluanpembuatan dokumen (buku) pelaporan kemajuan pekerjaan,maupun pembuatan bahan untuk diskusi/pembahasan laporanpekerjaan;

c. Melakukan pengelolaan administrasi kantor untuk kebutuhanpelaksanaan pekerjaan, sesuai penugasan dari Ketua Tim danAnggota Tim Tenaga Ahli;

d. Membantu pencatatan kegiatan pekerjaan untuk keperluandokumentasi selama proses pelaksanaan pekerjaan, baik tahapan

pelaporan maupun pemantauan dan evaluasi kegiatan.

e. Membantu dan bertanggung jawab langsung kepada Tenaga Ahliyang memberikan penugasan dalam proses mempersiapkanpelaporan;

f. Staff Komputer ini juga sekaligus bertugas sebagai tenaga pengolahdata-data dan informasi yang dikumpulkan oleh Tenaga Ahli, yangdisajikan dalam bentuk narasi, tabulasi, tabel, diagram danpenggambaran peta (digital).

Page 30: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 30

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari tugas dan tanggung

jawab masing-masing tenaga ahli yang diusulkan tersebut, dapat dilihatpada Tabel : 2 - 3 di halaman berikut yang berupa “Matriks KeterlibatanTenaga Ahli ” dalam menangani pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan DalamRangka Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan PanganBerkelanjutan Di Provinsi Riau ini.

3). JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Jadwal Penugasan Personil (Tenaga Ahli dan Staff Pendukung) yang

ditugaskan dalam pelaksanaan pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam

Rangka Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan

Berkelanjutan Di Provinsi Riau, Tahun Anggaran 2010 ini dapat dilihat

pada Tabel : 2 - 4 dihalaman berikut.

Page 31: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 31

Page 32: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 32

Page 33: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 33

2.2.5. PELAPORAN PEKERJAAN

Hasil pekerjaan Konsultan yang harus diserahkan kepada PemberiTugas/Pengguna Jasa berupa laporan pelaksanaan pekerjaan, yang terdiri dari :

1). Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan (Inception Report) harus diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak dikeluarkan/diterbitkannya SuratPerintah Mulai Kerja (SPMK) atau penandatangan kontrak, diserahkansebanyak 5 (lima) eksemplar, kemudian dilakukan diskusi pembahasan(Seminar I) bersama Tim Teknis/Supervisi dan Instansi terkait serta para

pemangku kepentingan (stakesholder) lainnya.Laporan Pendahuluan ini, berisikan :

· Rencana Kerja secara menyeluruh, meliputi latar belakang pekerjaan,maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan, dan metodologi,

· Mobilisasi Tenaga Ahli dan Staff Pendukung lainnya,

· Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan,

· Draft sistematika pelaksanaan Studi Alih Fungsi Lahan Berkelanjutan diProvinsi Riau.

2). Laporan AntaraLaporan Antara (Interim Report) harus diserahkan pada bulan ke 3 (tiga)

sejak diterbitkannya SPMK atau penandatangan kontrak. Laporan Antara inidibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan dilakukan diskusi pembahasan(Seminar II) bersama Tim Teknis/Supervisi dan dan Instansi terkait serta parapemangku kepentingan (stakesholder) lainnya.Laporan Antara, berisikan :

(1) Laporan Sementara hasil Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka MemacuLahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di ProvinsiRiau, antara lain meliputi :ü Tabulasi/Kompilasi data-data dan informasi hasil survey lapangan,ü Identifikasi potensi dan permasalahan serta isu-isu penting terkait

alih fungsi lahan tanaman pangan,

ü Hasil review dokumen RTRW (provinsi dan kab./kota) di ProvinsiRiau, khususnya arahan pola pemanfaatan ruang atau penggunaanlahan kawasan budidaya,

ü Analisis data dan informasi yang didapat, meliputi luasan, sebarandan faktor-faktor penyebab terjadi/adanya alih fungsi lahan

pertanian tanaman pangan, serta analisis instrumen hukum,ekonomi, sosial, zonasi dan inisiatif/peran serta masyarakat dalamperlindungan alih fungsi lahan,

ü Perumusan Awal untuk Penyusunan Grand Design SkenarioPengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau

Page 34: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 34

sehubungan Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu Lahirnya

PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau,berupa :o Perumusan usulan penetapan kawasan-kawasan dan lahan-lahan

pertanian pangan yang perlu dilindungi dan atau dikonservasi,o Perumusan usulan penetapan langkah-langkah

perlindungan/konservasi terhadap kawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanian pangan yang meliputi ; perencanan danpenetapan, pengembangan, penelitian, pemanfaatan danpembinaan, pengendalian, pengawasan, pengembangan sisteminformasi, perlindungan dan pemberdayaan petani, peran serta

masyarakat, dan pembiayaan,(2) Penyusunan Sistematika Draft / Rancangan PERDA Perlindungan Lahan

Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riau.

3). Laporan AkhirLaporan Akhir (Final Report) hasil Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka

Memacu Lahirrnya PERDA Perlindungan Lahan Berkelanjutan di Provinsi Riau,diserahkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender sebelum masaakhir kontrak atau pada pertengahan bulan ke 6 (enam) setelah dikeluarkanSPMK atau penandatanganan kontrak, setelah seminar akhir (Seminar III).Laporan Akhir ini dibuat sebanyak 15 (lima belas) eksemplar (terbagi atas 10

eksemplar asli dan 5 eksemplar copy), dan dilakukan diskusi (Seminar III)bersama Tim Teknis/Supervisi, Instansi terkait dan para pemangkukepentingan (stakesholder) lainnya.Laporan Akhir, meliputi :1) Dokumen Laporan Akhir Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu

Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Berkelanjutan di Provinsi Riau,

terdiri dari :ü Informasi (data dan peta digital) mengenai luasan, sebaran dan

faktor-faktor penyebab terjadi/adanya alih fungsi lahan pertaniantanaman pangan,

ü Informasi hasil analisis instrumen hukum, ekonomi, sosial, zonasi

dan inisiatif/peran serta masyarakat dalam perlindungan alih fungsilahan,

ü Grand Design Skenario Pengembangan Tanaman Pangan DanHortikultura Provinsi Riau sehubungan Alih Fungsi Lahan DalamRangka Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan PanganBerkelanjutan di Provinsi Riau, berupa :

o Usulan penetapan kawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanianpangan yang perlu dilindungi/konservasi, disajikan dalambentuk data dan peta digital,

Page 35: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 35

o Usulan penetapan langkah-langkah perlindungan/ konservasi

terhadap kawasan-kawasan dan lahan-lahan pertanian panganyang meliputi ; perencanan dan penetapan, pengembangan,penelitian, pemanfaatan dan pembinaan, pengendalian,pengawasan, pengembangan sistem informasi, perlindungan danpemberdayaan petani, peran serta masyarakat, dan

pembiayaan,2). Draft atau Rancangan PERDA Perlindungan Alih Fungsi Lahan

Berkelanjutan di Provinsi Riau;3). Soft Copy Laporan yang dikemas dalam External Disk 500 GB (1 unit).

2.2.6. KEGIATAN LAPANGAN

1). JADWAL PELAKSANAAN SURVEY LAPANGAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan Studi Alih Fungsi Lahan Dalam Rangka Memacu

Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan di Provinsi Riauini, dibutuhkan berbagai input data & informasi terkait dengan pekerjaan.

Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan melaksanakan kegiatan survey lapanganyang ditujukan untuk pengumpulan/inventarisasi data & informasi, baik data

primer maupun data sekunder.

Pengumpulan atau inventarisasi data & informasi dimaksud meliputi lingkupdata tingkat provinsi maupun data tingkat kabupaten/kota, yang waktukeseluruhan pelaksanaannya dialokasikan sekitar 3 (tiga) minggu, dan khusus

untuk pelaksanaan kegiatan survey lapangan ke kabupaten/kotadirencanakan waktu pelaksanaannya sekitar 14 – 18 hari kalender.

Mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada (waktu pelaksanaan, personilpelaksana dan alokasi dana yang tersedia), sedangkan lingkup wilayah untukkajian studi/pekerjaan ini mencakup seluruh kabupaten/kota yang ada di

Provinsi Riau, maka dalam pelaksanaan kegiatan survey lapangan ini,dilakukan dengan strategi sebagai berikut :

Untuk penjaringan data-data dan informasi yang dibutuhkan ini dibentukTim Surveyor Lapangan dengan merekrut tenaga mahasiswa FakultasPertanian dari Perguruan Tinggi yang ada di Provinsi Riau. Hal ini

dilakukan dengan pertimbangan kualifikasi, persepsi, pemahaman,wawasan, pengenalan wilayah yang cukup memadai dan relevan serta adakorelasinya dengan lingkup pekerjaan ini, dan tentunya juga sebagai

Page 36: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 36

wahana pengalaman bagi mereka dalam mengaplikasikan ilmu yang

dimilikinya.

Selain hal tersebut diatas, pertimbangan lainnya adalah sebagai salahsatu bukti kongkrit kami dalam menjalin kerjasama dengan PerguruanTinggi dalam melaksanakan pekerjaan ini.

Tim Surveyor yang diturunkan ke lapangan (kabupaten/kota), meliputi :

· 2 (dua) orang Koordinator (Tenaga Ahli Tim Konsultan), dan· 5 (lima) orang anggota tim (Tenaga Surveyor),Tim tersebut didampingi/disuvervisi oleh anggota Tim Teknis dari BidangPengelolaan Lahan dan Air, Dinas Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Riau.

Untuk 1 (satu) orang Tenaga Surveyor ditugaskan menangani 2 (dua)wilayah kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerjanya, dengan alokasiwaktu pelaksanaan dijadwalkan antara 2 – 3 hari per kabupaten/kota(sudah termasuk waktu perjalanan antar wilayah kab./kota).

Waktu pelaksanaan survey lapangan ini sekitar 14 hari kalender, yaitumulai tanggal 25 Juli 2010 sampai tanggal 7 Agustus 2010

Lingkup kegiatan Survey Lapangan yang dilakukan oleh masing-masingTim Surveyor di masing-masing kabupaten/kota, secara umum mencakupbeberapa hal, yaitu :· Survey Instansional pada beberapa instansi terkait untuk mendapatkan

data-data dan informasi (primer dan sekunder) yang relevan dengan

pekerjaan;· Melakukan penjaringan aspirasi dan apresiasi sehubungan isu alih fungsi

lahan pangan pertanian, dilakukan berupa :o Interview dengan pejabat/aparat dan stakesholder terkait; dano Penyebaran kuesioner terhadap petani/kelompok tani pada lokasi

kecamatan sentra tanaman pangan di tiap kabupaten/kota, dengan

jumlah responden sebanyak 5 (lima) orang petani/kelompok tani.· Pengamatan langsung lapangan pada lokasi sampel kajian (kecamatan

sentra).

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, disusun jadwal Pelaksanaan Survey

Lapangan, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel : 2 - 5 di halaman berikut.

Page 37: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 37

2). DATA DAN INFORMASI YANG DIBUTUHKAN, DAN SUMBER DATA

Kebutuhan akan data dan informasi serta sumber data atau instansi yangakan dikunjungi, untuk mendukung kelancaran Studi Alih Fungsi LahanDalam Rangka Memacu Lahirnya PERDA Perlindungan Lahan Pangan

Berkelanjutan Di Provinsi Riau ini, dapat dilihat pada Tabel : 2 - 6 dihalaman berikut.

Page 38: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 38

Tabel : 2 - 6DATA & INFORMASI YANG DIBUTUHKAN & SUMBER DATA / INSTANSI YANG AKAN DIKUNJUNGI

No METODE SURVEY JENIS DATA SUMBER DATA

1. Survey Instansional(Provinsi & Kab/Kota):

Data Sekunder :· RTRW Provinsi Riau· Studi NSDA Provinsi

Riau Tahun 2009 & 2006· Laporan Tahunan dari

Sektoral terkait :o Tanaman Pangano Kehutanano Perkebunano Sumberdaya Airo Sumberdaya Lahan

(penggunaan, luasan,sebaran, status)

· Riau Dalam Angka,tahun 2005 s/d 2009

· Kabupaten Dalam AngkaTahun 2005 s/d 2009

· RTRW Kabupaten/Kota· Peta RBI· Peta-peta Tematik

lainnya

BAPPEDA Prov. Riau

BAPPEDA Prov. Riau

Dinas Tanaman Pangan &Hortikultura

Dinas KehutananDinas Perkebunan

Dinas PUBPN / Kantor Pertanahan

BPS/Kantor Statistik

BPS/Kantor Statistik

BAPPEDA KabupatenBAKOSURTANAL

Dinas/Badan/Instansi terkait

2. Observasi Lapangan Data Primer, berupa :· Peta Citra Satelit· Pengamatan langsung

kondisi dan situasiSumber Daya Lahan

· Verifikasi terhadap data& informasi dari petaspasial (Citra Satelit)yang didapat untukdicocokan dengankondisi di lapangan

LAPAN atau Provider lainDi lapangan (lokasi sampelkajian/kecamatan sentra)

4. Interview & Kuesioner Data Primer, berupa :Informasi yang sifatnyaaspirasi dan apresiasiterkait kondisi SumberDaya Lahan dan KawasanPertanian Pangan yang ada

Pejabat/aparat danStakeholders, serta

Petani/Kelompok Tani(responden)

3). DATA DAN INFORMASI YANG DIDAPAT HASIL SURVEY LAPANGAN

Data-data dan informasi yang didapat selama pelaksanaan survey lapanganke masing-masing kabupaten/kota yang dikunjungi, baik yang sifatnya data

sekunder maupun data primer, dapat dilihat pada Tabel : 2 - 7 di halamanberikut. Adapun rekapitulasi data primer (hasil kuesioner)dibahas/diuraikan lebih jauh pada Bab 5.

Page 39: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 39

Tabel : 2 - 7DATA-DATA & INFORMASI YANG DIDAPAT HASIL SURVEY LAPANGAN

Page 40: Bab 2 Pendktn & Metodologi - AFL - Akhir

SSttuuddii AAlliihh FFuunnggssii LLaahhaann DDaallaamm RRaannggkkaa MMeemmaaccuu LLaahhiirrnnyyaa PPEERRDDAAPPeerrlliinndduunnggaann LLaahhaann PPaannggaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann DDii PPrroovviinnssii RRiiaauu

2 - 40

Lanjutan Tabel : 2 – 7