BAB 2 Makalah Derivatif Dan Lidung Nilai Revisi

10
1

description

makalah

Transcript of BAB 2 Makalah Derivatif Dan Lidung Nilai Revisi

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DERIVATIF Derivatif adalah instrument keuangan yang memiliki nilai yang berubah berkaitan dengan perubahan dalam sebuah variable, seperti tingkat suku bunga, harga komoditas, tingkat kredit, atau kurs mata uang asing. Derivative juga membutuhkan baik investasi kecil atau tanpa investasi awal, dan diselesaikan di masa mendatang. (Steven M. Bragg, 2012;381).Dalam dunia keuangan (finance), derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product); daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/ manajemen portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap risiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa" memengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).Alasan penggunaan derivatif, antara lain :- Peralatan untuk mengelola risiko;- Pencarian untuk hasil yang lebih besar;- Biaya pendanaan yang lebih rendah;- Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari sekelompok pengguna;- Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang;- Mengambil posisi-posisi risiko pasar;- Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara pasar-pasar

2.2 JENIS-JENIS DERIVATIF

Derivatif adalah sebuah instrument yang diturunkan dari spot transaction dalam pertukaran internasional. Jenis utama derivatif adalah spot, kontrak berjangka (futures), kontrak serah (forward), option dan swap.1. SpotTransaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari.2. FuturesFutures adalah kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu. Instrumen futures biasanya dikenal juga dengan istilah transaksi future contract. Future contract adalah kontrak untuk membeli sesuatu aset di masa depan dengan harga yang ditetapkan dan diperdagangkan di bursa dengan sifat terstandar.Transaksi futures yaitu transaksi valas dengan perbedaan nilai antara pembelian dan penjualan future yang tertuang dalam future contracts secara simultan untuk dikirim dalam waktu yang berbeda. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A akan menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per US$ pada 30 Juni 2008, tidak peduli berapa kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini dapat dipandang sebagai spekulasi, paling tidak berunsur maysir, meskipun disisi lain para pelaku bisnis pada beberapa kasus menggunakannya sebagai mekanisme hedging (melindungi nilai transaksi berbasis valas dari risiko gejolak kurs).3. ForwardFoward adalah Tansaksi/kontrak membeli/menjual valuta asing lawan valuta lainnya pada tanggal valuta dimasa yang akan datang dengan harga/rate yang sudah ditentukan sekarang (pada tanggal kontrak). Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian akibat selisih kurs. Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun piutang. Didalam melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka, atau dikenal dengan forward.Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing di hari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian.4. OptionOption adalah Hak untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu dengan harga yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan membayar/menerima sejumlah premi.Dalam definisi yang lain, Option adalah suatu kontrak antara holder dan writer yang memberikan hak (bukan kewajiban ataupun obligasi) kepada holder (pemegang kontrak) untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu (exercise price/strike exercise) dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Option bisa dianalisa resikonya dan dilindungi nilainya dengan Hedging. Resiko merupakan faktor yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan.Transaksi option (currency option) yaitu perjanjian yang memberikan hak opsi (pilihan) kepada pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak diikuti dengan pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak, dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi tersebut. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A memberikan hak kepada B untuk membeli dollar AS dengan kurs Rp 9.350 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 2008, tanpa B berkewajiban membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada B tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A memberikan hak kepada B untuk menjualnya disebut put option. Adapun contoh transaksi option dapat diilustrasikan seperti berikut: Setelah suatu kontrak GBP/USD FX option disepakati, nasabah menjual 1,000,000 dan membeli US$2,000,000 (jual/beli ini berlangsung dalam suatu proses yang bersamaan) pada tanggal 31 December. Dalam kasus ini, prapersetujuan nilai tukar atau strike price adalah 2.0000 GBP/USD atau 0.5000 USD/GBP. (1,000,000 dari kaca mata USD investor, $2,000,000 dari kaca mata GBP investor). Tipe kontrak ini disebut call pada dollar dan put pada poundsterling dan sering disebut GBP/USD put oleh pelaku pasar, seperti halnya put pada nilai tukar, hal ini sebenarnya bisa disamakan dengan USD/GBP call, tapi tidak dilakukan karena konvensi pasar adalah menulis angka 2.0000 (normal quote), bukan angka 0.5000 (inverse quote). Jika nilai tukar pada tanggal 31 Desember lebih rendah daripada 2.0000 GBP/USD (anggaplah 1.9000 pound per USD), yang berarti US dollar menguat dan pound melemah, maka saat option diberlakukan, pemegang kontrak akan menjual GBP pada harga USD 2.0000 dan segera membeli kembali pada harga spot market 1.9000, sehingga untung (2.0000 USD/GBP - 1.9000 USD/GBP)*1,000,000 GBP = USD 100, 000 pada transaksi ini. Jika pemegang kontrak menukar kembali keuntungannya dalam GBP, maka keuntungannnya adalah 100,000/1.9000 = GBP 52,631.58 GBP.5. SwapSwap adalah Suatu kontrak untuk membeli/menjual sejumlah valuta asing (refference currency) terhadap valuta asing lainnya (non-refference currency) pada tanggal valuta tertentu dan secara bersamaan disepakati untuk menjual/membeli kembali jumlah tersebut di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan. Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal dengan istilah SWAP.

Ada 2 jenis transaksi SWAP:1. Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka pendanaan2. Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka tradingUntuk transaksi Swap pendanaan:Selisih antara suku bunga yg dipertukarkan (original interest rate) dgn suku bunga yg diperjanjikan (contracted interst rate) disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana dan diamortisasikan scr proporsional selama jangka waktu kontrak.

Untuk transaksi Swap trading:Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dgn suku bunga yg diperjanjikan diakui sbg laba atau rugi pada akhir masa kontrak.Transaksi swaps (currency swap) yaitu perjanjian untuk menukar suatu mata uang dengan mata uang lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar pada masa mendatang. Singkatnya, transaksi swap merupakan transaksi pembelian dan penjualan secara bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan dua tanggal penyerahan yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan oleh bank yang sama dan biasanya dengan cara spot terhadap forward Artinya satu bank membeli tunai (spot) sementara mitranya membeli secara berjangka (forwad) . Salah satu contoh transaksi swaps adalah bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah terhadap dolar pada kurs Rp 9.500 per dolar pada 1 Januari 2008. B menempatkan US$ 1 juta. A menempatkan Rp 9,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu. Derivatif dapat mengacu pada pada berbagai jenis aset seperti misalnya komoditi, saham atau obligasi, suku bunga, nilai tukar mata uang atau indeks (seperti indeks pasar saham, indeks harga konsumen (CPI-Consumer Price Index), atau bahkan indeks kondisi cuaca ataupun derivatif lainnya). Tampilan dari aset termaksud dapat menetapkan harga ataupun saat pembayaran.

2.3 KEGUNAAN DERIVATIFKegunaan utama dari derivatif ini adalah untuk mengalihkan resiko ataupun mengambil suatu resiko tergantung apakah posisinya sebagai hedger (pelaku lindung nilai) atau spekulator. Asuransi dan Lindung NilaiSalah satu kegunaan derivatif adalah sebagai suatu alat untuk mengalihkan resiko. Contohnya, petani dapat menjual kontrak berjangka atas hasil panenan kepada spekulator sebelum panen dilakukan. Si petani melakukan lindung nilai atas resiko naik atau turunnya harga panenan dan si spekulator menerima pengalihan resiko ini dengan harapan imbalan yang besar. Si petani mengetahui secara pasti nilai jual hasil panen yang akan diperolehnya kelak dan si spekulator akan memperoleh keuntungan apabila harga jual mengalami kenaikan namun apabila harga jual mengalami penurunan maka ia akan mengalami kerugian.Spekulasi dan arbitrasiArbitrasi atau juga dikenal dengan istilah asing "arbitrage" ini bisa diartikan sebagai suatu tindakan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan antara satu aset acuan dan aset acuan lainnya misalnya dengan (saat belum dibentuk Bursa Efek Indonesia) memanfaatkan perbedaan antara nilai Indeks LQ-45 (ILQ-45) di Bursa Efek Jakarta (spot market) dan nilai ILQ-45 pada KBIE di Bursa Efek Surabaya (futures market), jadi selain mengambil posisi di BES, juga harus mengambil posisi di BEJ sehingga secara simultan mengambil posisi yang berlawanan antara di BEJ dan BES.Spekulator dapat bertransaksi dengan spekulator lainnya juga dengan orang yang membutuhkan lindung nilai (hedger). Pada umumnya transaksi pasar pasar derivatif lebih didominasi oleh perdagangan spekulatif daripada perdagangan lindung nilai dalam artian yang sesungguhnya.Lindung Nilai (Hedging) Lindung Nilai dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, disamping tetap dimunkinkannya memperoleh keuntungan dari investasi tersebut. Pengertian hedging menurut kamus yaitu menutup transaksi jual beli komoditas, sekuritas atau valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian karena perubahan harga sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat fluktuasi harga. Hedging ini dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka dengan membuka kontrak beli atau jual atas suatu komoditas sejalan dengan perdagangan komoditas tersebut di pasar fisik.

2.4 CONTOH KASUS DERIVATIF INDOSATTransaksi-transaksi derivatif Indosat sempat menjadi sorotan media di Indonesia setelah salah satu anggota DPR menuding bahwa Indosat telah melakukan penggelapan pajak melalui transaksi-transaksi tersebut karena ditengarai bahwa di laporan keuangan Indosat, ada satu komponen yang menunjukan kerugian dari transaksi derivatif.Jakarta, Kompas - Perusahaan telekomunikasi PT Indosat Tbk diduga berpotensi merugikan negara akibat salah kelola atau mismanajemen dalam transaksi derivatif yang dilakukan pada tahun 2004- 2006. Dengan salah kelola tersebut, negara kehilangan potensi penerimaan pajak dan dividen sekitar Rp 323 miliar.Temuan itu disampaikan Anggota Komisi XI DPR yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad H Wibowo dalam rapat kerja Komisi XI dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Goeltom, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta, dan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rahmany Senin (4/6) di Jakarta.Drajad meminta agar pandangannya tersebut ditindaklanjuti Komisi XI, Departemen Keuangan, Dirjen Pajak, Bapepam-LK, serta Kementerian BUMN."Kasus kerugian transaksi derivatif yang luar biasa besar ini merupakan salah satu skandal keuangan yang sangat memprihatinkan. Apalagi kalau kita lihat kondisi makro membaik, pasar keuangan membaik, bagaimana mungkin perusahaan sebesar Indosat bisa mengalami kerugian transaksi derivatif yang sedemikain besar," katanya.

PT Indosat Tbk membukukan akumulasi kerugian sebesar Rp.653 miliar akibat keterlibatannya dalam transaksi derivatif senilai Rp. 2,5 triliun (sekitar US$275 juta) yang tidak disertai mekanisme lindung nilai (hedging). Transaksi tersebut dimulai pada 2004 dengan melakukan 17 kontrak perjanjian dengan sejumlah institusi keuangan (sejak 2004 hingga November 2005, Indosat menandatangani kontrak pengalihan (swap) yang terdiri atas 11 kontrak cross-currency swap (mata uang) dan 6 kontrak interest rate swap (suku bunga). Yang menjadi permasalahan mendasar adalah transaksi tersebut dilakukan tanpa lindung nilai seperti yang dianjurkan dalam standar akuntansi di mana pada saat itu Indosat memiliki utang atas penerbitan obligasi dalam bentuk US dollar. Namun di sisi lain pendapatan perusahaan ini dalam bentuk mata uang rupiah sehingga menyebabkan currency mismatch. Pada saat jatuh tempo, perusahaan diharuskan membayar kewajibannya dalam bentuk US dollar. Namun karena pergerakan mata uang rupiah yang fluktuatif sehingga menyebabkan ketidakpastian mengenai jumlah yang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Lembaga keuangan yang terlibat dalam perjanjian itu adalah Goldman Sachs Capital Market (GSC) New York, Standard Chartered Bank (Jakarta), JP Morgan Chase Bank, Goldman Sachs International, Merrill Lynch, Barclays Capital (London), ABN AMRO Bank, dan HSBC. Transaksi derivatif adalah transaksi yang mengandung risiko sangat besar, sehingga secara khusus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Di Indonesia, transaksi itu diatur dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK), sementara di Eropa dikenal dengan IFRS (International Financial Reporting Standars) dan di Amerika Serikat diatur dalam US GAAP (United States Generally Accepted Accounting Principles). Dalam PSAK No. 55 tentang Akutansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai disebutkan bahwa transaksi derivatif mensyaratkan adanya dokumentasi formal atas analisa manajemen risiko dan analisis efektivitas transaksi jika ingin melindungi risiko transaksi derivatif tersebut.Berdasarkan dokumen yang diperoleh, tiga tahun berturut-turut (2004-2006) auditor independen Ernst & Young memperingatkan manajemen Indosat agar membenahi kebijakan formal manajemen risiko yang berkaitan dengan transaksi derivatif. Mengingat transaksi swap perseroan tidak memenuhi kualifikasi sebagai instrumen hedging, maka perseroan tidak bisa memasukkannya dalam akuntansi spesial hedging. Karena itu, untuk tujuan akuntansi, perubahan dalam nilai dari transaksi seperti itu dicatatkan langsung dalam pendapatan. Neraca konsolidasi Indosat, mencantumkan satu pos, yakni pos Rugi dari perubahan nilai wajar atas transaksi derivatif-bersih (loss on change in fair value of derivatives-net) yang pada 2004 kerugiannya tercatat Rp170,45 miliar. Kerugian itu kemudian turun menjadi Rp44,21 miliar pada 2005. Tapi pada 2006 kerugian derivatif ini bisa meledak menjadi Rp438 miliar. Totalnya selama tiga tahun sekitar Rp653 miliar. Kerugian ini terjadi karena transaksi di Indosat tidak dapat dikategorikan sebagai aktivitas lindung nilai (hegding activity) yang disebabkan tidak terpenuhinya persyaratan yang diwajibkan oleh PSAK. Sehingga semua kerugian yang ditimbukan dari transaksi derivatif tersebut akan langsung diakui sebagai rugi pada periode yang bersangkutan. Sebaliknya jika persyaratan yang diwajibkan oleh PSAK terpenuhi maka kerugian dari transaksi derivatif tersebut dapat dibukukan sebagai laba ditahan dan tidak akan berimplikasi langsung terhadap laba atau rugi perusahaan. Implikasi yang ditimbulkan akibat adanya kerugian sebesar Rp 652 miliar tersebut akan langsung dirasakan oleh berbagai pihak, diantaranya adalah pemerintah sebagai pemegang 14.29% saham dan karena Indosat adalah perusahaan terbuka (Tbk) maka publik sebagai pemilik saham sebesar 44.87% pun akan turut dirugikan.Kerugian yang diderita pemerintah yaitu kehilangan potensi dividen sebesar 14.29%, jika dikalikan dengan Rp652 miliar maka akan menghasilkan sekitar Rp 93 miliar atau US$10 juta (kurs dolar Rp9000) dan kehilangan potensi pajak sebesar 30% (tarif pajak), jika dikalikan dengan Rp652 miliar akan menghasilkan sekitar Rp 196 miliar atau US$22 juta (kurs dolar Rp9000). Sedangkan kerugian yang diderita publik/pemegang saham minoritas adalah kehilangan potensi dividen sebesar 44.87%, jika dikalikan dengan Rp652 miliar maka akan menghasilakn sekitar Rp 293 miliar atau US$33 juta (kurs dolar Rp9000). Ada dua alternatif pilihan yang dapat dilakukan Indosat dalam kondisi currency mismatch tersebut. Pertama, tidak melakukan apa pun dan membiarkan posisi keuangan apa adanya. Jika tidak melakukan apa pun, perusahaan tidak memiliki biaya langsung selain diharuskan membayar bunga dari utang tersebut. Akan tetapi, risikonya, harus membayar dengan nilai tukar rupiah yang berlaku saat itu ketika utang tersebut jatuh tempo. Pilihan kedua, indosat harus melakukan transaksi derivatif dengan membeli sejumlah dollar AS dengan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Konsekuensi biaya langsung yang timbul dari transaksi ini adalah premi swap yang perlu dibayar. Dengan lindung nilai ini, manajemen tahu pasti uang yang perlu disediakan untuk mengembalikan utang tersebut atau dengan kata lain telah mengeliminasi risiko dari pergerakan kurs masa mendatang. Kedua alternatif tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan, tergantung bagaimana pihak manajemen indosat menyelesaikan kasus tersebut apakah akan melakukan tindakan alternatif pertama atau kedua.Walau bagaimanapun, derivatif hanya merupakan suatu instrumen. Apakah digunakan untuk lindung nilai atau spekulasi, sangat bergantung pada kaitan antara jenis transaksi derivatif, jenis usaha, aset, dan kewajiban perusahaan. Melakukan lindung nilai secara penuh atau tidak merupakan pilihan ekstrem perusahaan. Untuk itu, biaya dan manfaat transaksi ini perlu dikaji mendalam dan bisa menjadi tolok ukur kemampuan manajemen, karena lindung nilai bertujuan mengurangi risiko, bukan mencari untung.11