BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori-Teori Umum
Pada teori dasar atau umum ini akan dijelaskan teori yang akan sering
digunakan sebagai penunjang dalam pembuatan skripsi ini. Beberapa hal diambil
dari buku yang menjadi patokan dalam metodologi pembuatan skripsi ini.
2.1.1. Pengertian Data
Menurut O’Brien (2005: 38), data adalah fakta atau observasi mentah yang
biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut Laudon (2004:
7), data adalah fakta mentah yang menggambarkan kejadian yang terjadi dalam
sebuah organisasi atau sebuah lingkungan fisik sebelum mereka mengatur dan
menyusunnya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan orang lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan data adalah fakta yang menggambarkan
fenomena yang terjadi dalam sebuah organisasi sehingga dapat dimengerti dan
digunakan oleh orang lain.
9
2.1.2. Informasi
Menurut O’Brien et al (2005: 38), informasi merupakan data yang telah
diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir
tertentu. Menurut Laudon (2007: 14), informasi adalah data yang telah disusun
ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
2.1.3. Pengertian Database
Menurut Connolly dan Begg (2010: 15), database adalah kumpulan
data yang saling terhubung secara bersama-sama dan gambaran dari sebuah
data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu
organisasi. Menurut Whitten (2004: 518), database adalah kumpulan file yang
saling terkait.
2.1.4. Database Management System (DBMS)
Menurut Connoly dan Begg (2010: 66), Database Management System
(DBMS) adalah suatu sistem software yang memungkinkan user untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengatur kendala akses basis data.
DBMS berinteraksi dengan program aplikasi user dan database. DBMS
menyediakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Memungkinkan user untuk mendefenisikan basis data, biasanya dari Data
Defenition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk
membedakan tipe, struktur data, dan batasan data yang akan disimpan
dalam basis data.
10
2. Memungkinkan user untuk menyisipkan, mengupdate, menghapus dan
menerima data dari basis data, biasanya dari Data Manipulation Language
(DML).
3. Menyediakan control akses ke basis dengan menyediakan :
a. Sistem keamanan yang mencegah akses ilegal ke dalam basis data.
b. Sistem integrasi yang memelihara akurasi data.
c. Sistem pembagian hak akses ke basis data.
d. Sistem pengendalian untuk memulihkan basis data ke keadaan yang
dikarenakan oleh kegagalan software atau hardware.
e. Katalog pengaksesan user yang berisi penjelasan data.
2.1.4.1. Komponen Database Managament System (DBMS)
Ada lima komponen yang dimiliki oleh DBMS diantaranya :
1. Hardware (perangkat keras)
DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras dalam menjalankannya.
Perangkat keras dapat mencakup komputer pribadi, mainframe dan sebuah
jaringan komputer. Perangkat keras yang dipakai tergantung pada
kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa DBMS
berjalan pada perangkat keras atau sistem operasi tertentu, sementara
DBMS yang lain dapat berjalan pada beragam perangkat keras atau sistem
operasi.
11
2. Software (perangkat lunak)
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS dan
program aplikasi beserta sistem operasi, termasuk jaringan perangkat
lunak jika DBMS digunakan melalui jaringan.
3. Data
Data merupakan komponen terpenting dalam DBMS khususnya sudut
pandang dari end user mengenai data, dimana data berfungsi sebagai
jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia.
4. Procedure (tata cara)
Prosedur merupakan panduan dan aturan dalam membuat dan
menggunakan basis data.
5. People (Manusia)
Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dengan sistem tersebut.
2.1.4.2. Fungsi DBMS
Keuntungan DBMS adalah sebagai berikut :
a) Mengontrol redudansi atau pengulangan data.
b) Konsistensi data.
c) Informasi yang didapat dari data yang sama lebih banyak.
d) Meningkatkan integrasi data.
e) Meningkatkan keamanan data.
f) Data dapat dibagikan.
12
2.1.4.3. Kerugian DBMS
Kerugian DBMS diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Kompleksitas.
b) Ukuran.
c) Biaya dari penggunaan.
d) Biaya konversi.
e) Kinerja.
f) Dampak yang tinggi dari kegagalan.
2.1.5. Database Application Lifecycle (DBLC)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 313), untuk merancang aplikasi sistem
basis data diperlukan tahap-tahap yang dinamakan dengan siklus hidup aplikasi
basis data (DBLC). Tahap-tahap tersebut terdapat pada gambar dibbawah ini.
13
Gambar 2.1 Database Application Lifecycle
Keterangan gambar :
1. Database planning
Yaitu kegiatan perencanaan, agar kegiatan di tiap-tiap stage pada siklus hidup
dapat direalisasikan secara efektif dan efisien.
2. System Definition
Yaitu kegiatan menentukan ruang lingkup dan batasan pada aplikasi basis data,
pengguna, dan area aplikasi.
3. Requirements collection and analysis
Yakni kegiatan pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari
perusahaan yang akan didukung oleh aplikasi basis data.
14
4. Database design
Yakni kegiatan perancangan konseptual, logikal dan fisikal pada basis data.
5. DBMS selection (optional)
Yakni kegiatan menyeleksi DBMS yang cocok untuk diterapkan pada aplikasi
basis data.
6. Application design
Yakni kegiatan perancangan user interface dan program aplikasi yang akan
digunakan dan akan memproses basis data.
7. Prototyping (optional)
Yakni kegiatan membangun model pekerjaan atau kegiatan pada aplikasi basis
data, yang memungkinkan perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan
dan mengevaluasi bagaimana tampilan dan kegunaan dari sistem yang
dihasilkan.
8. Implementation
Membuat bagian luar (external), konseptual dan mendefinisikan basis data
internal serta program aplikasi.
9. Data conversion and loading
Yaitu peralihan dengan pemuatan sistem lama ke sistem yang baru.
10. Testing
Dengan menguji coba kesalahan atau error pada aplikasi basis data dan
memvalidasikan penentuan kebutuhan pengguna.
15
11. Operational maintenance
Pada stage ini aplikasi basis data secara penuh diterapkan, di mana sistem
secara terus menerus diawasi dan dipelihara. Akan sangat penting apabila
kebutuhan yang baru tergabung pada aplikasi basis data melalui stage
sebelumnya pada siklus hidup.
2.1.6. Database Language
Menurut Connoly dan Begg (2010: 92), sebuah sub-bahasa data terdiri
dari dua bagian yaitu data defenition language (DDL) dan data manipulation
language (DML). DDL digunakan untuk menentukan skema database dan
DML digunakan untuk update database.
2.1.6.1. Data Definition Language
Menurut Connolly dan Begg (2010: 92), data definition language
(DDL) adalah sebuah bahasa yang mengizinkan DBA atau user untuk
mendeskripsikan dan member nama, entitas, atribut dan hubungan yang
diperlukan aplikasi beserta integrity yang berhubungan dengan batas
keamanan.
2.1.6.2. Data Manipulation Language
Menurut Connolly dan Begg (2010: 92), pengertian Data Manipulation
Language adalah suatu bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk
16
mendukung manipulasi data yang berada pada basis data. Pengoperasian data
yang akan dimanipulasi biasanya meliputi :
1. Penambahan data baru ke dalam basis data.
2. Modifikasi data yang disimpan ke dalam basis data.
3. Pengambilan data yang terdapat di dalam basis data.
4. Penghapusan data dari basis data.
DML dibagi menjadi dua jenis yaitu Procedural dan Non-Procedural.
Procedural DML adalah suatu bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk
mendeskripsikan ke sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana
mendapatkan data tersebut secara tepat, sedangkan non-procedural DML
adalah sebuah bahasa yang mengizinkan pengguna untuk menentukan data apa
yang dibutuhkan tanpa memperhatikan bagaimana data diperoleh.
2.1.7. Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010: 313), perencanaan basis data
(database planning) adalah merencanakan bagaimana setiap tahapan ini dari
siklus dapat direalisasikan. Perencanaan basis data harus dapat terintegrasi
dengan sistem informasi perubahan secara umum. Beberapa hal yang terlibat
dalam formula adalah strategi sistem infromasi yaitu:
1. Identifikasi dari rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan
kebutuhan sistem informasi.
17
2. Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan kelebihan
dan kekurangan.
3. Penilaian dari keuntungan teknologi informasi yang dapat memberi
keuntungan kompetitif.
2.1.8. System Definition
Menurut Connolly dan Begg (2010: 316), system definition adalah
mendeskrispikan cakupan dan batasan dari aplikasi basis data, baik pengguna dan
area aplikasi tersebut. Sebelum mencoba untuk merancang aplikasi basis data,
pertama-tama harus mengindentifikasi batasan dari sistem yang akan kita
investigasi dan bagaimana membuat antar muka dengan sistem infromasi tiap
bagian dari organisasi. Dalam mendefinisikan sistem harus ditentukan oleh user
view, yaitu mendefinisikan apa yang dibutuhkan oleh aplikasi basis data
berdasarkan pandangan tugas dari tiap bagian.
2.1.8.1. Requirements Collections and Analysis
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), analisis data dan pengumpulan
kebutuhan adalah proses mengumpulkan dan analisis informasi tentang bagian dari
organisasi yang dapat didukung oleh aplikasi basis data dan menggunakan
informasi tersebut untuk mengindentifikasi kebutuhan pengguna dari sistem baru.
Banyak teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tersebut,
disebut teknik fact finding. Informasi yang dikumpulkan untuk setiap user view,
adalah :
18
1. Deskripsi data yang digunakan.
2. Rincian mengenai bagaimana data dapat digunakan atau dihasilkan.
3. Kebutuhan tambahan lainnya untuk aplikasi basis data yang baru.
Informasi ini selanjutnya dianalisis untuk mengindentifikasi kebutuhan yang
dapat dimasukkan ke dalam aplikasi basis data baru. Kebutuhan ini dideskripsikan
ke dalam dokumen bersama sebagai requirements specifications untuk aplikasi
basis data baru.
Ada tiga pendekatan untuk mengelola kebutuhan dari aplikasi basis data dengan
banyak user views yaitu :
1. The centralized approach : kebutuhan dari setiap user view digabung menjadi
sebuah set kebutuhan dari aplikasi basis data.
2. The view integration approach : kebutuhan dari setiap user view digunakan
untuk membangun model data secara terpisah untuk mempresentasikan user
view tersebut. Model data yang dihasilkan tersebut nantinya akan digabungkan
pada tahapan database.
3. Kombinasi dari dua pendekatan diatas.
2.1.8.2. Aplication Design
Menurut Connolly dan Begg (2010: 329), perancangan aplikasi adalah
merancang antar muka pengguna (user interface) dan program aplikasi yang
akan memproses basis data.
19
Dalam merancang aplikasi harus memastikan semua persyaratan
fungsional dari spesifikasi kebutuhan pemakai yang menyangkut perancangan
aplikasi program yang mengakses basis data dan merancang transaksi yaitu
akses ke basis data dan perubahan terhadap isi basis data ( retrieve,update dan
kegiatan keduanya). Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan dengan cara
untuk menciptakan user friendly. Kebanyakan antarmuka pengguna yang
diabaikan akan membuat masalah.
2.1.9. Entity-Relationship Modelling
Menurut Connolly (2010: 371), entity relationship modeling merupakan
permodelan yang berguna untuk memberikan pemahaman yang tepat terhadap
data dan penggunaannya di dalam suatu perusahaan. Model ini menggunakan
pendekatan top-down dalam perancangan basis data yang di mulai dengan
mengidentifikasikan data penting yang disebut entity dan relasi antar data yang
akan direpresentasikan ke dalam model. Kemudian ditambahkan detail-detail
lebih seperti informasi yang akan dicari mengenai entities dan relationship
yang disebut dengan atribut dan constraints pada entity, atribut dan
relationship.
\
20
2.1.9.1. Entity Type
Menurut Connolly (2010: 372), entity type merupakan sekumpulan
objek di dunia yang memiliki property yang sama. Entity direpresentasikan
dalam bentuk diagram berupa persegi panjang berlabel nama dari entity.
Gambar 2.2 Representasi Diagram dari Entity
Menurut Connolly (2010: 372), entity type dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu :
• Tipe entitas kuat, yaitu entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada
tipe entitas lainnya.
• Tipe entitas lemah, yaitu tipe entitas yang keberadaannya tergantung pada
tipe entitas lainnya.
2.1.9.2. Relationship Types
Menurut Connolly (2010: 374), relationship types merupakan suatu
hubungan antar entity types. Relationship Types direpresentasikan dalam
bentuk diagram berubah garis lurus yang menghubungkan dua buat entity
21
types, ditandai dengan nama dari relasi tersebut. Pada umumnya, relasi dinamai
dengan kata kerja.
Gambar 2.3 Representation Diagram dari Relationship
Menurut Connoly dan Begg (2010,: 376), dalam relationship types
terdapat degree of relationship type. Degree of relationship type merupakan
jumlah tipe entitas yang terkait dalam relationship. Entitas yang terkait dalam
relationship disebut dengan participants. Jadi, degree dari suatu relationship
menunjukkan banyak nya entitas yang tergabung dalam suatu relationship.
Terdapat 3 jenis degree of relationship, yaitu:
- Binary Relationship
- Binary Relationship merupakan relationship yang mempunyai dua degree.
22
Gambar 2.4 An Example of a Binary Relationship
- Ternary Relationship
Ternary Relationship merupakan relationship yang mempunyai tiga degree.
Gambar 2.5 An Example of a Temary Relationship
- Quertanary Relationship
Quertanary Relationship merupakan relationship yang mempunyai empat
degree.
23
Gambar 2.6 An Example of a Querternary Qelationship
2.1.9.3. Atribut
Menurut Connolly dan Begg (2010: 379), atribut adalah property suatu
entitas atau jenis relasi. Menurut Connolly dan Begg (2010: 378), atribut
domain adalah himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih
atribut. Atribut dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
1. Simple Attribute
Simple attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari komponen tunggal
yang mempunyai keberadaan bebas dan tidak dapat dibagi menjadi bagian
yang lebih kecildikenal dengan nama Atomic Attribute.
24
2. Composite attribute
Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen,
dimana masing-masing komponen mempunyai keberadaan yang bebas.
3. Single-valued Attribute
Single–valued Attribute adalah atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk
setiap kejadian dari tipe entity.
4. Multi-valued Attribute
Multi-valued Attribute adalah atribut yang mempuanyai beberapa nilai untuk
setiap kejadian dari tipe entity.
5. Derived Attribute
Derived Attribute adalah atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari
satu atau sekelompok atribut yang berhubungan dan tidak harus berasal dari
satu entitas.
2.1.9.4. Key
Menurut Connolly dan Begg (2010: 381-382), key adalah sebuah field yang
digunakan untuk mengidentifikasi satu atribut atau lebih secara unik
mengidentifikasi setiap record. Keys yang sering digunakan yaitu :
25
1. Candidate Key
Candidate key merupakan kumpulan minimal dari atribut-atribut yang secara
unik mengidentifikasikan suatu entity.
2. Primary Key
Primary Key merupakan candidate key yang dipilih untuk secara unik
mengidentifikasikan suatu entity.
3. Composite Key
Composite Key merupakan candidate key yang terdiri atas dua atau lebih
atribut.
4. Alternate Key
Alternate key merupakan candidate key yang tidak terpilih menjadi primary
key, atau biasa disebut dengan secondary key.
5. Foreign Key
Foreign Key merupakan sebuah primary key pada sebuah entitas yang
digunakan pada entitas lainnya untuk mengidentifikasi sebuah entity.
2.1.9.5. Structural Constraints
Menurut Connoly dan Begg (2010: 396), memeriksa batasan tipe entitas
yang mempunyai kesamaan dalam relationship. Multiplicity adalah jumlah atau
range dari terjadinya yang mungkin dari suatu entity yang mungkin berhubungan
dengan kejadian tunggal dari jenis entitas yang terkait melalui suatu hubungan
tertentu.
Hubungan Structural Constraints dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
26
1. Hubungan One-to-One (1:1)
Hubungan antara entitas yang satu dengan entitas lain mempunyai relasi
hubungan satu entitas.
2. Hubungan One-to-Many (1:*)
Hubungan antara entitas pertama yang mempunyai banyak relasi dengan entitas
kedua yang mempunyai relasi satu entitas.
3. Hubungan Many-to-Many (*:*)
Hubungan antara entitas pertama yang mempunyai relasi banyak dengan entitas
Kedua Cardinality adalah menjelaskan jumlah maksimum hubungan terjadinya
yang mungkin untuk suatu entitas yang berpartisipasi dalam jenis hubungan
tertentu. Participation adalah menentukan semua atau hanya beberapa
terjadinya entitas berpartisipasi dalam hubungan.
2.1.10. Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010: 416), normalisasi adalah sebuah
teknik untuk menghasilkan sekelompok relasi atau hubungan dengan properti-
properti yang diinginkan yang memberikan kebutuhan data dari suatu
perusahaan suatu desain database harus memenuhi kondisi untuk tidak
mengandung anomali, yaitu suatu kejanggalan dari penempatan atribut tertentu
dari suatu objek data. Untuk membedakan satu record dengan yang lainnya
maka perlu dipilih atribut atau kombinasi atribut sebagai kunci primer ( primary
key ). Tujuan pembuatan normalisasi adalah:
27
1. Membuat seminim mungkin terjadinya data rangkap.
2. Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila terjadi
penambahan penghapusan data sebagai akibat adanya data rangkap.
3. Menjamin bahwa identitas table secara tunggal sebagai determinan semua
atribut.
2.1.10.1. First Normal Form ( 1NF )
Aturan normalisasi pertama (1NF) dapat dikatakan bahwa
sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom hanya berisi satu nilai.
Suatu data dikatakan unnormalized (UNF), jika didalamnya
mengandung kelompok yang berulang (redundancy group), sehingga
untuk membentuk normalisasi pertama repeating group harus
dihilangkan. Nilai dari setiap atribut adalah tunggal. Kondisi ini dapat
diperoleh dengan melakukan eliminasi terjadinya data ganda
(redundancy data). Namun ada kondisi pertama ini kemungkinan
masih terjadi adanya data rangkap.
2.1.10.2. Second Normal Form (2NF)
Aturan normalisasi kedua (2NF) dapat dikatakan bahwa sebuah
relasi dalam bentuk normal pertama dan atribut bukan primary key
yang tergantung secara fungsional kepada primary key. Pengujian
bentuk normal kedua dapat dihasilkan dengan melihat apakah ada
28
atribut bukan primary key yang merupakan fungsi dari sebagian
primary key.
2.1.10.3. Third Normal Form (3NF)
Aturan normalisasi ketiga (3NF) adalah sebuah relasi dalam
bentuk normal pertama dan kedua dan setiap atribut yang bukan
primary key yang bergantung secara transitif kepada primary key.
Pengujian terhadap 3NF dilakukan dengan cara melihat apakah
terdapat atribut yang bukan key tergantung fungsional terhadap atribut
bukan key lainnya. Dengan cara yang sama, maka setiap
ketergantungan transitif dipisahkan. 3NF sudah cukup baik dalam arti
anomali yang dikandungnya sudah sedemikian minimum.
2.1.10.4. Boyce Codd Normal Form (BCNF)
Suatu relasi disebut memenuhi BCNF jika dan hanya jika setiap
Determinan yang ada pada relasi tersebut adalah candidate key. Untuk
normalisasi kebentuk BCNF, maka tabel 3NF di dekomposis menjadi
beberapa tabel yang masing masing memenuhi BCNF. Tujuan
membentuk BCNF :
• Semantik multiple candidate key menjadi lebih eksplisit (FD hanya
pada candidate key).
• Menghindari update anomali yang masih mungkin terjadi pada 3NF.
29
Dari definisi 3NF dan BCNF, maka apabila suatu relasi memenuhi
BCNF pasti memenuhi 3NF, tetapi belum tentu sebaliknya.
2.1.10.5. Diagram Aliran Data
Menurut Whitten (2004: 334), diagram aliran data adalah suatu
bagan yang menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan
tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Diagram arus data
ini mempunyai simbol-simbol yang dapat mengungkapkan komponen-
komponen dasar dari proses dan aliran sistem. Beberapa pengertian
simbol (lihat daftar simbol) yang digunakan didalam diagram arus data
adalah :
a. Kesatuan Luar (External Entity)
Merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa
orang, organisasi atau sistem lainya, yang memberikan input
(masukan) atau menerima output (keluaran) dari sistem.
Gambar 2.7 Simbol External Entity
30
b. Arus Data
Arus data mengalir diantara proses, simpanan data, dan kesatuan
luar. Arus data menunjukan arus dari data yang masukan untuk
sistem ataupun keluaran dari system dan input yang masuk kedalam
proses harus menghasilkan output yang berbeda. Arus data secara
fisik antara lain dapat berupa formulir, laporan tercetak surat, dan
sebagainya.
Gambar 2.8 Simbol Arus Data
c. Proses
Kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin ataupun
komputer untuk mengolah masukan dan menghasilkan keluaran dari
proses.
Gambar 2.9 Simbol Proses
31
d. Simpanan Data
Merupakan suatu penampungan data yang dapat berupa suatu file,
arsip, table dan sebagainya. Selain itu untuk menjelaskan aliran data
yang mengalir di sistem. Analisis sistem dapat mengidentifikasikan
data dengan kamus data.
Gambar 2.10 Simbol Proses
Keuntungan dari data flow diagram adalah memungkinkan untuk
menggambarkan sistem dari level yang paling tinggi kemudian
menguraikannya menjadi level yang lebih rendah, sedangkan
kekurangannya adalah tidak menunjukkan proses pengulangan (looping).
Ada beberapa tahapan dalam pembuatan data flow diagram yaitu:
a. Diagram konteks: digunakan untuk menggambarkan sistem secara
global.
b. Diagram level nol: Diagram untuk menggambarkan tahapan-tahapan
proses yang ada dalam diagram konteks.
c. Diagram detail (level satu): Digunakan untuk menggambarkan arus data
yang lebih mendetail dalam diagram proses diagram level nol.
32
2.2. Teori-Teori Khusus
Teori khusus merupakan teori pendukung yang dibuat untuk
memenuhi kriteria dari batasan pengolahan dan perancangan masalah
yang dihadapi
2.2.1. Produksi
Suatu program acara televisi memerlukan perencanaan dan
pertimbangan yang matang untuk dapat diproduksi. Mulai dari materi
yang menarik, tersedianya sarana dan biaya, serta organisasi pelaksana.
Suatu produksi program yang melibatkan banyak peralatan, orang dan
biaya yang besar memerlukan suatu organisasi yang rapi agar
pelaksanaan produksi jelas dan efisien.
2.2.1.1. Tahapan Produksi Program Acara Televisi
Dalam media penyiaran, kata kunci untuk memproduksi atau
membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian,
setiap program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide atau
gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui produksi.
Produksi program juga dapat dibagi melalui siapa yang
memproduksi program tersebut:
33
1. Program yang dibuat sendiri (In-House Production), biasanya
adalah program berita (news programme) dan program yang
terkait dengan informasi misalnya: lapaoran khusus,
infotainment, laporan kriminalitas, fenomena sosial,
perbincangan (talk show), biografi tokoh, feature, film
dokumenter. Program yang menggunakan studio, misalnya game
show juga termasuk program yang dibuat sendiri.
2. Menurut Morissan (2009: 268), program yang dibuat pihak lain
utamanya jenis program hiburan misalnya: program drama (film
sinetron, telenovela), program musik (video klip), program
reality show dan lain-lain.
Menurut Morrisan (2009: 266), suatu program akan melalui
rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara
memproduksi sendiri program dengan cara memproduksi sendiri
program atau mendapatkannya dari sumber lain atau membeli.
Menurut Morissan (2009: 272), proses produksi suatu
program televisi dimulai dari orang-orang yang memiliki ide
atau gagasan. Mereka yang memiliki ide atau gagasan ini dapat
perorangan ataupun rumah produksi atau (Production House).
Mereka menuliskan gagasan ke dalam kertas yang memuat
antara lain konsep yang ingin dikembangkan, karakter dari para
tokoh, jumlah kru, usulan nama pemain yang akan digunakan,
34
serta hal-hal lain yang diperlukan untuk mewujudkan ke dalam
program ini.
Suatu program dihasilkan melalui proses produksi yang
memerlukan peralatan, dana dan tenaga dari berbagai profesi
kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama,
yaitu:
1. Tahap pra-produksi atau perencanaan adalah semua
kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) ke dalam
outline, penulisan skrip atau skenario, storyboard,
program meeting, peninjauan lokasi pengambilan
gambar, production meeting, pembuatan dekor dan
perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan
pasca produksi.
2. Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan
gambar (shooting), baik di studio maupun di luar studio.
Proses ini disebut juga dengan taping. Perlu dilakukan
pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar
selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka
pengambilan gambar dapat diulangi kembali.
3. Tahap paska produksi adalah semua kegiatan setelah
tahapan pengambilan gambar sampai materi itu
dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar
kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pasca produksi
35
antara lain penyuntingan (editing), memberi ilustrasi,
musik, efek dan lain-lain.
Menurut Morissan (2009: 271), Perencanaan waktu, baik selama
masa pra produksi, produksi maupun paska produksi harus dijadwalkan
ke dalam jadwal waktu yang matang. Penyimpangan jadwal waktu
kegiatan akan berpengaruh terhadap jalannya proses produksi tersebut
dan akan memengaruhi pembiayaan.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses
produksi sebuah tayangan adalah suatu serangkaian proses pra-produksi,
proses produksi dan proses paska produksi hingga tercipta sebuah
tayangan yang siap untuk diputar kembali atau disiarkan.
2.2.1.2. Pengertian Proses Produksi
Menurut Sofjan Assauri (2004: 75), proses produksi dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Proses produksi yang terus menerus (continuous processes).
Menurut Sofjan Assauri (2004: 75), produksi adalah proses produksi
yang menggunakan mesin dan peralatan yang dipersiapkan untuk
memproduksi produksi dalam jangka waktu yang lama/panjang,
tanpa mengalami perubahan untuk jenis produksi yang sama.
Menurut Sofjan assauri (2004: 76), sifat-sifat proses produksi
yang terus menerus adalah :
36
a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar (produksi masa)
dengan variasi yang sangat kecil dan sudah di standarisasi.
b. Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan
berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan yang
disebut product lay out atau departmentation by product.
c. Mesin-mesin yang dipakai dalam mesin produksi adalah mesin-
mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut,
yang dikenal dengan nama special purpose machines.
2. Proses produksi yang terputus-putus
Menurut Assauri (2004: 75), pengertian dari proses produksi
terputus-putus adalah proses produksi yang menggunakan waktu
yang pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang cepat
guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti. Dapat
disimpulkan bahwa proses produksi yang terputus-putus adalah
proses produksi yang memproses produk yang variasi nya berganti-
ganti dalam jangka waktu yang pendek dengan menggunakan
peralatan yang cepat guna. Menurut Sofjan assauri (2004: 76-77 ),
sifat – sifat proses produksi yang terputus - putus adalah :
a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil
dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan
atas pesanan.
37
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara
penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses
produksi peralatan yang sama dikelompokan pada tempat
yang sama
c. Produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya
perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam
pengerjaan produk tersebut.
2.2.2. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh
para pengusaha untuk mencapai tujuan. Menurut Chandra (2002: 1), pemasaran
adalah proses perencanaan dan penempatan harga, promosi dan distribusi
gagasan, barang dan jasa dalam rangka memuaskan tujuan individu dan
organisasi.
Menurut Philip Kotler (2005: 10), pemasaran adalah proses sosial yang
dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa inti dari pemasaran adalah harus adanya konsepsi atau
38
perencanaan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
dan jasa yang berorientasi di dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
melalui proses pertukaran.
2.2.2.1. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan
terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen. Menurut
Chandra (2002: 2), mengatakan bahwa konsep pemasaran adalah kunci
untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan
organisasi dalam menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan
nilai pelanggaran kepada pasar sasarannya secara lebih efektif
dibandingkan para pesaingnya.
2.2.2.2. Strategi Pemasaran
Menurut Chandra (2002: 93) menyatakan bahwa strategi
pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi
perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program
pemasaran terhadap permintaan produk. Dengan demikian pada
dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan
variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar
positioning, elemen bauran pemasaran , biaya bauran pemasaran
39
sehingga sebuah strategi pemasaran merupakan bagian integral dari
bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu
organisasi.
Titik berat sebuah strategi pemasaran adalah memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasar serta menentukan harga, mengadakan
komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong
individu maupun organisasi. Terdapat empat tipe strategi pemasaran
yaitu :
1. Merancang primary demand (permintaan terhadap bentuk atau kelas
produk) dengan meningkatkan jumlah, misalnya dengan mengurangi
harga, menunjukan manfaat produk yang ditawarkan dan sebagainya.
2. Merancang primary demand dengan meningkatkan derajat pembelian
misalnya dengan menawarkan manfaat-manfaat baru, menghasilkan
produk-produk pelengkap dan sebagainya.
3. Merancang selective demand (permintaan terhadap merek produk
penjualan tertentu) dengan cara mempertahankan langganan yang
sudah ada, misalkan dengan cara selalu memberikan kepuasan
kepada pelanggan.
4. Merancang sumber daya dengan menarik pelanggan baru yang dapat
dilakukan dengan cara yaitu:
• Bersaing secara langsung atau head to head positioning.
40
• Meluncurkan produk yang berbeda dengan pesaing atau
differentiation positioning.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemulihan strategi pemasaran
yang tepat akan menentukan keberhasilan suatu usaha pemasaran
suatu produk.
2.2.3. Prinsip Kerja Stasiun TV
Menurut Dwi Ananto Widjojo (2009), cara kerja stasiun TV pertama-
tama dimulai dari Departemen Programming. Departemen ini yang
merencanakan dan menentukan program apa yang akan ditayangkan pada jam
berapa, dan siapa target pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat
sendiri secara inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus diimport dari
luar negeri. Jika dibeli dariluar negeri, program itu berupa cassete atau berupa
siaran langsung (live). Progam impor dalam bentuk pita cassete contohnya
adalah film seri The A-Team, Smallville, atau McGyver, sedangkan program
impor live contohnya adalah sepak bola piala dunia, tinju professional, atau
balap mobil F1.
Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal penayangannya telah
ditentukan, maka bagian sales & marketing yang akan memasarkan atau
41
menjualnya kepada calon pemasang iklan. Slot-slot waktu yang tersedia untuk
iklan kemudian diberi harga (rate card), sedangkan jenis iklan yang
ditawarkan bisa berupa video, graphic, animasi, running text, iklan built in
atau blocking time. Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah
pihak (pemasang iklan dan operator stasiun TV).
Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian
produksi kemudian akan menyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi
program itu sesuai target waktu yang telah ditentukan. Produksinya bisa
dikerjakan didalam studio atau di luar studio, tergantungdari jenis program
apa yang sedang dibuat. Setelah jadi dalam bentuk pita cassette atau file
hardisk langkah berikutnya adalah proses pasca produksi (editing graphic)
dan (quality control). Bila telah lolos dari quality control berarti program ini
telah siap tayang, dan program itu kemudian dikirim ke playout untuk
dimasukkan ke dalam daftar tunggu (playlist). Nantinya pada jam, menit dan
detik yang telah ditentukan, program ini akan tayang sendiri secara otomatis
berdasarkan perintah dari software on-air automation.
On-Air automation bekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan
oleh bagian traffic. Data yang di-entry itu misalnya: judul program, durasi,
jam, menit dan detik kapan program itu harus tampil ke layar. Jika fasilitasnya
tersedia, bisa juga data itu berisi kapan running text, graphic, atau animasi
iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas inidisebut dengan
secondary event). Bagian traffic biasanya berada di bawah sales dengan
42
tujuan agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan.
Sebab hal ini berkaitan erat dengan masalah tagihan dan pembayaran iklan.
Traffic atau pengaturan lalu lintas program dan iklan ini cukup rumit,
karena melibatkan banyak pihak (programming, sales, finance, dan teknik)
sehingga diperlukan software khusus untuk membantu mempermudah teknis-
operasionalnya. Ketika semuanya sudah tersusun rapi dan kemudian di-run, maka
Playout akan secara otomatis menayangkan program dan iklan itu secara
berurutan sesuai jadwal yang telah tersusun dalam playlist. Sinyal audio-
video yang keluar dari playout kemudian dipilih oleh master switcher untuk
selanjutnya dikirim ke pemancar untuk dipancarkan.
Gambar 2.11. Proses Kerja Stasiun TV