BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

79
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 2). Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi output. Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan suatu produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 14). Proses pengembangan produk terbagi dalam enam tahapan (Ulrich dan Eppinger, 2001: 15-17), yaitu: 1. Perencanaan produk merupakan proses awal dari pengembangan produk. Output dari proses ini adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan. 2. Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dan

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Tinjauan Pustaka

    Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli.

    Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa

    persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan

    pengiriman produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 2).

    Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input

    menjadi output. Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau

    kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan

    mengkomersialkan suatu produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 14).

    Proses pengembangan produk terbagi dalam enam tahapan (Ulrich dan Eppinger,

    2001: 15-17), yaitu:

    1. Perencanaan produk merupakan proses awal dari pengembangan produk. Output

    dari proses ini adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang

    dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan merupakan suatu

    petunjuk untuk tim pengembangan.

    2. Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif

    konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep

    dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dan

  • 8

    bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan

    sekumpulan spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan

    ekonomi proyek.

    3. Fase kedua pada proses ini adalah perancangan tingkatan sistem. Fase ini

    mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-

    subsistem serta komponen-komponen. Output dari fase ini biasanya mencakup

    tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk,

    serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir.

    4. Fase kedua pada proses ini adalah perancangan detail. Perancangan detail

    mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari

    seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar

    yang dibeli dari pemasok. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian

    untuk produk: gambar pada file komputer tentang bentuk tiap komponen dan

    peralatan produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dibeli, serta

    rencana proses untuk pabrikasi dan perakitan produk.

    5. Pengujian dan perbaikan. Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari

    bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototype awal (alpha) biasanya

    dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis

    material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi

    dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada produksi sesungguhnya.

    Prototype alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai

    dengan yang direncanakan dan apakah produk memenuhi kebutuhan kepuasan

  • 9

    konsumen utama. Prototype berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-

    komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan

    menggunakan proses perakitan akhir separti pada perakitan sesungguhnya.

    Prototype beta dievaluasi secara internal dan diuji oleh konsumen dengan

    menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototype beta biasanya adalah

    untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka

    mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk

    akhir.

    6. Produksi awal. Pada fase ini produk dibuat denggan menggunakan sistem

    produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari fase ini adalah untuk melatih tenaga

    kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses

    produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan pada produksi awal

    kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati

    dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang timbul. Perahlian

    dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap.

    Karena tahap pengembangan konsep dalam proses pengembangan itu sendiri

    membutuhkan lebih banyak koordinasi dibandingkan fungsi-fungsi lainnya. Hal ini

    dikarenakan keseluruhan proses mengikuti urutan kebiasaan yang sama persis,

    menyelesaikan suatu kegiatan sebelum kegiatan berikutnya dimulai. Praktisnya,

    kegiatan awal-akhir mungkin tumpang tindih dalam waktu, serta proses interaksi

    sering diperlukan. Perulangan ini umumnya dinamakan iterasi. Proses awal-akhir

    pada pengembangan produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 18-19), yaitu:

  • 10

    Identifikasi kebutuhan pelanggan, yaitu memahami kebutuhan pelanggan dan

    mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembang. Output dari

    langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun

    rapi, diatur dalam daftar hierarki, dengan bobot kepentingan untuk tiap

    kebutuhan.

    Penetapan spesifikasi target. Dimana langkah ini merupakan terjemahan dari

    kebutuhan pelanggan menjadi kebutuhan secara teknis. Output dari langkah ini

    adalah adalah suatu daftar spesifikasi target. Setiap spesifikasi terdiri dari suatu

    metrik (besaran), serta nilai-nilai batas dan ideal untuk besaran tersebut

    Penyusunan konsep yang menggali lebih jauh area konsep-konsep produk yang

    mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

    Pemilihan konsep. Dimana, pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana

    berbagai konsep dianalisis dan secara berturut-turut dieleminasi untuk

    mengidentifikasikan konsep yang paling menjanjikan.

    Pengujian konsep, yaitu satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah

    kebutuhan pelanggan telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk,

    dan mengidentifikasikan beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama

    proses pengembangan selanjutnya.

    Penentuan spesifikasi akhir. Spesifikasi target yang telah dientukan diawal proses

    ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada titik ini, tim harus konsisten

    dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada

  • 11

    konsep itu sendiri, batasan-batasan yang didentifikasikan melalui permodelan

    secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja.

    Analisis produk-produk pesaing. Pemahaman mengenai produk pesaing adalah

    penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi

    sumber ide yang kaya untuk rancangan produk dan proses produksi. Analisis

    pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal-akhir.

    Permodelan dan pembuatan prototype. Setiap tahapan dalam proses

    pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototype. Hal ini

    mencakup, antara lain model pembuktian konsep, yang akan membantu tim

    pengembangan dalam menunjukkan kelayakan: model hanya bentuk dapat

    ditunjukkan pada pelanggan untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya,

    sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.

    2.1.1 Perencanaan Produk

    Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek

    dilakukan lima tahapan berikut (Ulrich dan Eppinger, 2001: 37):

    1. Mengidentifikasikan peluang

    2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek

    3. Mengalokasikan sumberdaya dan rencana waktu

    4. Menglengkapi perencanaan pendahuluan proyek

    5. Merefleksikan kembali hasil dan proses

  • 12

    Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 36)

    Gambar 2.1 Proses Perencanaan Produk

    2.1.1.1 Mengidentifikasikan Peluang-Peluang

    Rencana proses dimulai dengan mengidentifikasikan peluang-peluang

    pengembangan produk. Ide-ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari

    beberapa sumber, meliputi:

    Personal pemasaran dan pejualan

    Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi

    Tim pengembangan produk saat ini

    Manufaktur dan operasional organisasi

    Pelanggan sekarang atau potensial

    Pihak ketiga seperti pemasok, pencipta, dan partner-partner bisnis

    Proses identifikasi peluang pengembangan produk sangat berhubungan dengan

    kegiatan mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan. Beberapa pendekatan proaktif,

    meliputi:

    Mencatat kegagalan dan keluhan yang dialami pelanggan dengan produk yang

    ada sekarang.

  • 13

    Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses inovasi oleh

    pengguna-pengguna ini dan modifikasi-modifikasi yang dilakukan oleh para

    pengguna terhadap produk yang ada.

    Mempertimbangkan implikasi terhadap adanya kecenderungan-kecenderungan

    dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori produk yang ada dan

    peluang-peluang kategori produk baru.

    Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis melalui

    tenaga penjualan dan sistem pelayanan pelanggan.

    Studi para pesaing produk dilakukan secara hati-hati dengan berdasarkan pada

    basis sekarang (keunggulan-keunggulan pesaing).

    Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk menfasilitasi perpindahan

    teknologi yang tepat dari penelitian kearah pengembangan produk.

    Bila dipergunakan secara aktif, terowongan peluang dapat menampung ide-ide

    secara kontiniu, dan peluang-peluang produk baru mungkin akan dihasilkan setiap

    waktu.

    2.1.1.2 Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek-Proyek

    Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan

    peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang ada adalah:

  • 14

    Strategi bersaing

    Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk

    yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk

    memilih peluang. Beberapa strategi yang mungkin antara lain: kepemimpinan

    teknologi, kepemimpinan biaya, fokus pelanggan, dan tiruan.

    Segmentasi pasar

    Dengan membagi suatu pasar menjadi segmen-segmen memungkinkan

    perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan

    produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Dengan

    memetakan produk-produk pesaing dan produk milik perusahaan sendiri dalam

    segmen-segmen, perusahaan dapat memperkirakan peluang produk yang mana

    yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan yang mana yang

    memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing-pesaing.

    Alur teknologi

    Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaan proyek

    yang utama adalah penentuan waktu menggunakan teknologi dasar yang baru

    dalam lini produk. Kurva teknologi S menggambarkan performansi produk dalam

    suatu kategori produk sepanjang waktu, biasanya dengan berdasarkan variabel

    performasi tunggal seperti resolusi, kecepatan atau keandalan.

  • 15

    Perencanaan platform produk

    Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan

    produk. Komponen-komponen dan subrakitan-subrakitan sering menjadi hal

    terpenting dari aset-aset ini. Platform efektif dapat memungkinkan variasi turunan

    produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, dimana setiap produk

    memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Salah

    satu teknik utuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan

    perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Suatu peta jalur teknologi

    merupakan suatu cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan

    masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relavan untuk produk yang

    dipertimbangkan.

    Kemudian proses mengevaluasi peluang dan produk baru didiskusikan dan

    menyeimbangkan portfolio proyek. Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang-

    peluang produk baru secara fundamental meliputi:

    Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata)

    Tingkat pertumbuhan pasar (persen per-tahun)

    Intensitas persaingan ( jumlah pesaing dan kekuatan mereka)

    Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai pasar yang telah ada

    Kedalaman pengetahuan perusahaan mengenai teknologi yang telah ada

    Kesesuaian dengan produk-produk perusahaan lainnya

    Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.

  • 16

    Potensi untuk mendapatkan paten, rahasia perdagangan atau mengetahui

    hambatan lainnya untuk persaingan

    Eksistensi dari produk unggulan yang ada pada perubahaan

    Meskipun tidak terdapat prosedur-prosedur umum untuk memutuskan secara tepat

    portfolio apa yang harus dilakukan, dalam kebanyakan kasus, suatu perusahaan dapat

    mengambil manfaat dari bermacam-macam proyek seperti manfaat dari sekumpulan

    proyek, hanya sebagai suatu manfaat portfolio dari diversifikasi.

    2.1.1.3 Mengalokasikan Sumber Daya dan Merencanakan Penentuan Waktu

    Perencanaan agregat membantu suatu perusahaan untuk menggunakan

    sumberdayanya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan

    untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan. Dengan

    memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk tiap proyek dalam rencana

    bulan-an, tiga bulan-an, atau tahunan membuat organisasi harus menghadapi

    kenyataan bahwa sumber daya mereka teratas. Dalam kebanyakan kasus, sumber

    daya utama yang diatur merupakan usaha dari staf pengembangan, biasanya

    ditekankan dalam jam kerja orang atau jam kerja bulanan orang.

    Dalam menentukan waktu dan urutan proyek, kadang digunakan istilah

    manajemen pipa (pipeline management), yang harus mempertimbangkan faktor-

    faktor sebagai berikut:

  • 17

    Penentuan waktu pengenalan produk: biasanya makin cepat suatu produk dibawa

    kepasar adalah makin baik.

    Kesiapan teknologi: kekuatan teknologi yang digunakan memainkan peran

    kriteria dalam proses perencanaan.

    Kesiapan pasar: langkah-langkah pengenalan roduk menentukan apakah lebih

    baik sesegera mungkin mengadakan produk dan baru kemudian menjualnya

    sebanyak mungkin atau apakah mereka harus membeli produk yang umurnya

    panjang pada harga awal yang tinggi.

    Persaingan: penawaran produk yang telah mengantisipasi produk pesaing akan

    mempercepat waktu proyek pengembangan.

    2.1.1.4 Menyelesaikan Perencanaan Proyek Pendahuluan

    Pada point ini pernyataan kesempatan yang lebih segera mungkin ditulis kembali

    sebagai suatu pernyataan visi produk. Sasaran yang telah terdefinisi dalam pernyataan

    visi produk mungkin sangatlah umum. Didalamnya tidak tercakup teknologi baru

    yang spesifik yang harusnya digunakan, atau apakah perlu untuk menyatakan sasaran

    dan batasan-batasan fungsi seperti produksi dan operasional pelayanan. Dalam rangka

    memberikan petunjuk yang jelas untuk organisasi pengembangan produk, biasanya

    tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-

    asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan

    mengenai hal ini akan terdapat pada suatu pertanyaan misi (mission statement).

  • 18

    Pertanyaan misi mungkin mencakup beberapa dari keseluruhan informasi berikut:

    Uraian produk ringkas: uraian ini mencakup manfaat produk utama untuk

    pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk spesifik. Mungkin

    saja berupa pertanyaan visi produk.

    Sasaran utama bisnis: sebagai tambahan sasaran proyek yang mendukung strategi

    perusahaan, sasaran ini biasanya mencakup waktu, biaya dan kualitas

    Pasar target untuk produk: terdapat beberapa pasar target untuk produk. Bagian

    ini mengidentifikasikan pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan

    dalam usaha pengembangan.

    Asumsi-asumsi dan batasan-batasan untuk mengarahkan usaha pengembangan:

    asumsi harus dibuat dengan hati-hati, meskipun mereka membatasi kemungkinan

    jangkauan konsep produk, mereka membantu untuk menjaga lingkup proyek yang

    terkelola. Untuk itu dibutuhkan informasi-informasi untuk pencatatan keputusan

    mengenai asumsi dan batasan.

    Stakeholder: satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan

    pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder

    dari produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh keberhasilan dan

    kegagalan produk. Daftar stakeholer dimulai dari pengguna akhir (pelanggan

    eksternal akhir) dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan tentang

    produk. Stakeholder juga mencakup pelanggan produk yang mendampingi

    perusahaan, seperti tenaga penjual, organisasi pelayanan, dan departemen

  • 19

    produksi. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk

    mempertimbangkan kebutuhan setiap orang yang akan diperngaruhi oleh produk.

    Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu

    reality cek harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal

    ini adalah waktu untuk memperbaiki, paling tidak mereka menjadi lebih hebat dan

    bernilai sesuai dengan kemajuan proses pengembangan.

    Langkahlangkah dalam proses dapat dan seharusnya dijalankan secara simultan

    untuk memastikan apakah banyak rencana dan keputusan konsisten dengan yang

    lainnya dan dengan sasaran, kemampuan dan keterbatasan perusahaan.

    2.1.1.5 Mereflesikan Hasil dengan Proses

    Pada langkah akhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya

    menayakan beberapa pertanyaan untuk memperkirakan kualitas proses dan hasil.

    Beberapa pertanyaan yang diusulkan adalah:

    Apakah rencana produk mendukung strategi persaingan perusahaan?

    Apakah rencana produk menunjukkan peluang yang ditemui perusahaan sekarang

    yang paling penting?

    Apakah total sumber daya yang dialokasikan untuk pengembangan produk cukup

    untuk mencapai strategi persaingan perusahaan?

  • 20

    Apakah cara-cara kreatif untuk penentuan sumber daya terbatas telah

    dipertimbangkan, seperti penggunaan platform produk, joint venture dan

    kemitraan dengan pemasok?

    Apakah peluang produk yang menyenangkan benar-benar telah dikumpulkan?

    Apakah tim inti telah menerima tantangan yang dihasilkan dalam pernyataan

    misi?

    Apakah elemen-elemen dari pernyataan misi konsisten ?

    Apakah asumsi-asumsi yang terdapat dalam pernyataan misi sungguh-sungguh

    diperlukan atau terlalu dibatasi? Haruskah tim pengembangan memiliki

    kebebasan untuk mengembangkan produk dengan kemungkinan terbaik?

    Bagaimana proses perencanaan produk dapat diperbaiki?

    2.1.2 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

    Sebelum memulai proyek pengembangan, perusahaan umumnya mengidentifikasi

    peluang pasar terlebih dahulu, mencatat kendala utama serta menetapkan tujuan

    proyek tersebut. Dengan melakukan pernyataan misi (mission statement). Dari

    pernyataan misi kemudian dapat dilanjutkan dengan mengumpulkan kebutuhan

    pelanggan.

  • 21

    Identifikasikebutuhanpelanggan

    MenetapkanSpesifikasi &

    Targetnya

    MendisainKonsep2Produk

    MemilihKonsepProduk

    MengujiKonsepProduk

    Menetapkanspesifikasi

    akhir

    RencanaAlur

    Pengembangan

    RencanaPengembangan

    PernyataanMisi

    Proses Analisa Ekonomis Produk

    Benchmark produk kompetitor

    Membangun Model Pengujian dan prototype produk

    Sumber: Perancangan dan Pemgembagan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 57)

    Gambar 2.2 Aktivitas Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Dalam Hubungan Dengan Aktivitas Pengembangan Konsep Lain

    Produk dianggap memberikan manfaat ketika produk tersebut dapat memuaskan

    pelanggan salah satu indikator apakah kebutuhan pelanggan telah diidentifikasi secara

    benar adalah dengan melihat apakah pelanggan menyukai prototype pertama yang

    dikembangkan oleh tim. Walaupun demikian, metode terstruktur untuk

    mengumpulkan data dari pelanggan tetap berguna dan dapat menurunkan resiko besar

    dalam pengembangan produk baru secara radikal. Apakah pelanggan sanggup atau

    tidak mengkomunikasikan kebutuhan mereka yang tersembunyi, interaksi dengan

    pelanggan yang menjadi target pasar akan sangat membantu tim pengembang

    mendapatkan pemahaman tentang lingkungan pengguna serta mengetahui cara

    pandang mereka. Informasi mengenai pengguna ini akan bermanfaat, walaupun tidak

    selalu diperoleh melalui proses identifikasi kebutuhan produk yang akan

    dikembangkan.

  • 22

    Identifikasi kebutuhan pelanggan sendiri adalah sebuah proses yang dibagi

    menjadi lima tahap, lima tahap tersebut adalah (Ulrich dan Eppinger, 2001: 57):

    1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan.

    2. Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan.

    3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki, yaitu kebutuhan

    primer, sekunder dan tertier.

    4. Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan.

    5. Menganalisa hasil dan proses.

    2.1.2.1 Mengumpulkan Data Mentah dari Pelanggan

    Dalam mengumpulkan data mentah dari pelanggan dapat dilakukan dengan

    berbagai metode, diantaranya:

    1. Wawancara

    2. Kelompok fokus

    3. Observasi produk pada saat digunakan

    Dalam mengumpulkan data perlu juga dilakukan memilih pelanggan. Kebutuhan

    dapat diidentifikasi lebih efisien dengan mewawancarai sekelompok pelanggan yang

    disebut pengguna utama (lead users). Pengguna utama adalah pelanggan yang

    berpengalaman dan berpandangan lebih maju ke depan dibandingkan mayoritas target

    pasar. Pelanggan seperti ini berguna sebagai sumber data karena dua alasan, yaitu (1)

    mereka seringkali mampu mengkomunikasikan kebutuhan yang mereka rasakan

  • 23

    karena selama ini telah berkutat dengan ketidaksempurnaan produk yang sekarang,

    dan (2) mereka kadang kadang telah menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhan

    mereka. Dengan memfokuskan pengguna utama, tim akan sanggup untuk

    mengidentifikasikan kebutuhan yang walaupun nyata bagi pengguna utama, tetapi

    masih tersembunyi untuk sebagian besar calon pelanggan lainnya. Menciptakan

    produk untuk memenuhi kebutuhan yang tersembunyi akan membuat perusahaan

    sanggup untuk mengantisipasi tren yang akan datang dan melampaui produk-produk

    kompetitor.

    Pengumpulan data dengan wawancara bertujuan untuk mendapatkan ekspresi

    yang jujur tentang kebutuhan, interaksi dengan pelanggan bersifat verbal,

    pewawancara menanyakan beberapa pertanyaan dan pelanggan memberikan respon.

    Suatu tuntutan wawancara akan berguna untuk menstrukturkan dialog tersebut.

    Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan setelah pewawancara

    memperkenalkan dirinya dan menerangkan maksud wawancara tersebut:

    Kapan dan mengapa Anda menggunakan produk jenis ini?

    Ceritakan pengalaman menarik ketika Anda menggunakan produk ini.

    Apa yang Anda sukai dari produk yang sekarang?

    Apa yang Anda tidak sukai dari produk yang sekarang?

    Hal hal apa yang Anda pertimbangkan ketika membeli produk ini?

    Apa perbaikan yang ingin Anda lakukan terhadap produk ini?

  • 24

    Berikut adalah beberapa tuntutan untuk melakukan interaksi yang efektif dengan

    pelanggan:

    Biarkan wawancara mengalir apa adanya

    Gunakan perangsang visual dan alat peraga

    Hindari hipotesa awal tentang teknologi produk

    Biarkan pelanggan mendemonstrasikan produk atau tugas tugas tertentu yang

    berhubungan dengan produk

    Bersiaplah dengan kejutan atau ekspresi yang tercetus dari kebutuhan yang

    tersembunyi

    Amati informasi non verbal

    Akan tetapi dalam mengumpulkan kebutuhan yang berhubungan dengan produk

    yang revolusioner, dimana pelanggan belum mempunyai pengalaman dengan produk

    tersebut, wawancara sebaiknya difokuskan kepada tugas-tugas atau situasi dimana

    produk baru tersebut akan diterapkan, dan bukan difokuskan terhadap produk itu

    sendiri.

    Dalam melakukan pengumpulan data dengan pelanggan dapat didokumentasikan

    dengan beberapa metode yaitu:

    1. Rekaman suara ( audio recording )

    2. Catatan

    3. Rekaman video

    4. Foto

  • 25

    Hasil akhir dari proses pengumpulan data adalah menyusun data mentah, biasanya

    dalam kolom/ lembaran pernyataan pelanggan (customer statement), dan seringkali

    dilengkapi dengan rekaman video atau foto.

    2.1.2.2 Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan

    Kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan

    hasil interpretasi kebutuhan yang berupa data mentah yang diperoleh dari pelanggan.

    Proses penterjemahan hasil wawancara akan menimbulkan berbagai kebutuhan yang

    berbeda, sehingga akan berguna memiliki lebih dari satu anggota tim untuk

    melaksanakan proses penterjemahan.

    Dalam menulis peryataan pelanggan, memiliki beberapa ketentuan yaitu:

    Ekspresikan Kebutuhan sebagai Apa yang harus dilakukan produk, bukan

    bagaimana melakukannya

    Ekspresikan kebutuhan sama spesifiknya seperti data mentah

    Gunakan pernyataan positif, bukan negatif

    Ekspresikan kebutuhan sebagai atribut dari produk

    Hindari kata-kata Harus dan Mesti

    Daftar kebutuhan pelanggan merupakan susunan final dari semua kebutuhan yang

    diperoleh dari wawancara pelanggan yang dilakukan terhadap target pasar.

  • 26

    2.1.2.3 Mengorganisasikan Kebutuhan Menjadi Beberapa Hierarki

    Tujuan dari mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki adalah untuk membagi

    daftar kebutuhan menjadi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan

    tertier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling umum sifatnya, sementara

    kebutuhan sekunder dan tertier diekspresikan secara lebih terperinci.

    Prosedur mengorganisasikan kebutuhan menjadi daftar hierarki merupakan proses

    yang intuitif. Tahap tahap prosedur untuk mengelompokkan kebutuhan menjadi

    hierarki:

    1. Tuliskan setiap pernyataan kebutuhan pada kartu-kartu atau secarik kertas yang

    terpisah.

    2. Kurangi pernyataan kebutuhan yang sama atau tidak dibutuhkan lagi.

    3. Kelompokkan kartu-kartu berdasarkan kesamaan kebutuhan yang diekspresikan.

    4. Untuk setiap grup berikan nama/ label.

    5. Pertimbangkan untuk mengelompokkan grup yang dihasilkan menjadi super grup

    yang terdiri dari 2 sampai 5 grup.

    6. Periksa dan edit kembali pernyataan kebutuhan yang telah disusun.

    2.1.2.4 Menetapkan Derajat Kepentingan Relatif Setiap Kebutuhan

    Daftar hierarki saja tidak memberikan informasi mengenai tingkat kepentingan

    relatif yang dirasakan pelanggan terhadap kebutuhan yang berbeda-beda. Sementara

    itu tim pengembang harus membuat prioritas pilihan dan mengalokasikan sumber

    daya dalam mendesain produk. Proses indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah

  • 27

    menetapkan tingkat kepentingan relatif kebutuhan. Selanjutnya, menentukan bobot

    kepentingan setiap kebutuhan, yaitu (1) bersandar pada konsensus anggota tim

    berdasarkan pengalaman mereka selama ini dengan pelanggan, atau (2) berdasarkan

    nilai kepentingan yang diperoleh dari survei lanjutan terhadap pelanggan. Kemudian

    dilakukan survei pelanggan, namun pertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan langkah ini. Pada titik ini tim sudah harus mempunyai catatan tentang

    kelompok pelanggan.

    Bobot kepentingan setiap kebutuhan dapat diungkapkan dengan beberapa cara yaitu

    nilai rata-rata, standar deviasi atau jumlah respons untuk setiap kategori kepentingan.

    2.1.2.5 Menganalisa Hasil dan Proses

    Langkah terakhir pada metoda indentifikasi kebutuhan pelanggan adalah

    menggambarkan kembali hasil dan proses. Walaupun proses identifikasi kebutuhan

    pelanggan merupakan suatu metode yang terstruktur, metode tersebut bukanlah ilmu

    pasti. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam metode ini adalah:

    Sudahkah kita berinteraksi dengan semua tipe pelanggan penting dalam target

    pasar kita?

    Apakah kita sanggup menangkap lebih jauh kebutuhan yang berhubungan dengan

    produk sekarang untuk menangkap kebutuhan yang tersembunyi dari pelanggan

    kita?

  • 28

    Masih adakah wilayah penyelidikan yang harus kita kejar untuk mencatat

    kemajuan wawancara atau survei yang telah dilakukan?

    Manakah diantara pelanggan yang diwawancara merupakan partisipan yang baik,

    yang dapat membantu kita pada usaha pengembangan produk lebih lanjut?

    Apa yang kita ketahui sekarang, namun belum kita ketahui waktu memulai

    proses? Apakah kita mendapatkan kejutan dengan kebutuhan yang terkumpul?

    Apakah kita sudah melibatkan setiap orang dalam organisasi kita yang

    membutuhkan pemahaman yang baik mengenai kebutuhan pelanggan?

    Bagaimana kita memperbaiki proses pada usaha pengembangan dimasa yang akan

    datang?

    2.1.3 Spesifikasi Produk

    Spesifikasi produk yaitu menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh

    sebuah produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 77). Spesifikasi terdiri dari metrik dan

    nilai metrik. Sebagai contoh waktu rata-rata untuk memasang adalah metrik,

    sementara kurang dari 75 detik adalah nilai metrik.

    2.1.3.1 Penetapan Spesifikasi Target

    Biasanya, setelah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, tim membuat target

    spesifikasi (spesifikasi awal). Target spesifikasi merupakan tujuan tim

    pengembangan, yang berperan menjelaskan produk agar sukses di pasaran. Kemudian

  • 29

    target spesifikasi ini akan diperbaiki tergantung pada batasan konsep produk yang

    akhirnya dipilih.

    Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah (Ulrich dan Eppinger,

    2001: 79):

    1. Menyiapkan gambar metrik, dan menggunakan metrik-metrik kebutuhan, jika

    diperlukan.

    Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung kebutuhan

    pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi yang tepat dan terukur dapat

    dilakukan, dan upaya memenuhi spesifikasi dengan sendirinya akan

    menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan yang terkait.

    Cara yang baik untuk membuat daftar metrik adalah mengamati setiap

    kebutuhan satu per satu, lalu memperkirakan karakteristik yang tepat dan terukur

    dari sebuah produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan. Pada posisi ideal,

    hanya satu metrik untuk setiap kebutuhan. Tapi dalam praktiknya, hal ini

    biasanya tidak mungkin.

    Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam membuat daftar metrik:

    Metrik harus komplit.

    Metrik harus merupakan varibel yang berhubungan.

    Metrik harus praktis.

    Beberapa kebutuhan tidak dengan mudah diterjemahkan menjadi metrik yang

    terukur.

  • 30

    Derajat kepentingan metrik diturunkan dari derajat kepentingan kebutuhan

    yang direfleksikannya. Untuk kasus dimana metrik dipetakan secara langsung

    dari satu kebutuhan, derajat kepentingan kebutuhan otomatis menjadi derajat

    kepentingan metrik. Untuk kasus dimana metrik merefleksikan lebih dari satu

    kebutuhan, derajat kepentingan metrik ditentukan dengan mempertimbangkan

    derajat kepentingan kebutuhan yang berkaitan dan sifat dasar hubungannya.

    2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing.

    Ketika tim memulai proses pengembangan produk dengan beberapa ide

    tentang bagaimana produk bersaing di pasaran, target spesifikasi merupakan

    bahasa yang digunakan tim untuk berdiskusi dan menentukan posisi produknya

    dibandingkan produk yang ada, baik produk yang dimiliki perusahaan sendiri

    maupun produk pesaing.

    3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap

    metrik.

    Dalam langkah ini, tim menyatukan informasi yang tersedia untuk mengatur

    nilai target untuk tiap metrik. Diperlukan dua macam nilai target, yaitu nilai

    ideal dan nilai marginal. Nilai ideal adalah hasil yang terbaik yang diharapkan

    tim. Nilai marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima secara

    komersial.

  • 31

    Terdapat lima cara untuk mengungkapkan nilai metrik:

    Minimal X: spesifikasi ini menetapkan target untuk batas bawah metrik,

    dimana nilai yang lebih tinggi adalah yang lebih baik.

    Maksimal X: spesifikasi ini menetapkan target untuk batas atas dari metrik,

    dimana nilai yang lebih kecil adalah lebih baik.

    Diantara X dan Y: spesifikasi ini mentapkan target batas atas dan bawah

    untuk nilai metrik.

    Tepat X: spesifikasi ini menetapkan target metrik pada nilai tertentu, dimana

    perbedaan nilai akan menurunkan kinerja.

    Kumpulan nilai diskret: Beberapa metrik mempunyai nilai berupa beberapa

    pilihan diskret.

    4. Merefleksikan hasil dan proses.

    Beberapa pertanyaan yang patut dipertimbangkan mencakup:

    Apakah anggota tim bertaruh? Jika ditetapkan target yang tinggi, apakah

    anggota tim akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan kemampuan

    yang sebenarnya?

    Haruskah tim mempertimbangkan untuk menawarkan berbagai produk atau

    paling sedikit berbagai pilihan produk agar dapat memenuhi kebutuhan

    lebih dari satu segmen pasar, atau cukup hanya satu produk saja?

    Apakah ada spesifikasi yang hilang? Apakah spesifikasi merefleksikan

    karakteristik yang menentukan kesuksesan komersial?

  • 32

    2.1.3.2 Penetapan Spesifikasi Akhir

    Ketika tim telah memilih salah satu konsep dan mempersiapkan tahap

    pengembangan dan perancangan desain selanjutnya, spesifikasi kembali diperiksa.

    Spesifikasi yang awalnya hanya berupa pernyataan target dalam selang nilai tertentu,

    sekarang diperbaiki dan dibuat lebih tepat.

    Dalam menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu

    hubungan berlawanan antara dua speksifikasi yang sudah melekat pada konsep

    produk yang terpilih.

    Lima langkah dalam pembuatan spesifikasi akhir (Ulrich dan Eppinger, 2001:

    89):

    1. Mengembangkan model-model teknis suatu produk.

    Model teknis suatu produk adalah alat yang digunakan untuk memperkirakan

    nilai metrik untuk membuat beberapa keputusan desain. Dalam hal ini cenderung

    menggunakan istilah model untuk menyebut suatu bentuk tiruan fisik maupun

    analitik dari produk.

    Idealnya, tim dapat membuat model analitik produk dengan akurat, mungkin

    dengan menerapkan persamaan model pada lembar kerja atau simulasi komputer.

    Model seperti ini memungkinkan tim untuk memperkirakan dengan cepat tipe

    kinerja seperti apa yang dapat diperoleh dari suatu variabel desain khusus, tanpa

    melalui eksperimen yang mahal. Sedangkan model fisik biasanya dibuat dengan

    menggunakan teknik perencanaan eksperimen, yang dapat meminimasi jumlah

    eksperimen yang dibutuhkan.

  • 33

    Dengan menggunakan teknik ini, tim dapat memperkirakan apakah

    spesifikasi dapat dikerjakan secara teknis atau tidak, dengan cara menyelidiki

    perbedaan kombinasi variabel desain. Permodelan dan analisis tipe ini memcgah

    tim untuk membuat kombinasi spesifikasi yang tidak dapat dicapai dengan

    menggunakan konsep produk yang tersedia.

    2. Mengembangkan model biaya suatu produk.

    Biaya yang dimaksud adalah biaya manufaktur dimana pihak perusahaan

    selalu memperoleh keuntungan yang cukup, juga dapat menawarkan produk ini ke

    pelanggan dengan harga bersaing. Untuk sebagian besar produk, perkiraan

    mengenai biaya manufaktur dapat diketahui dengan menuliskan daftar bahan-

    bahan dan komponen dan memperkirakan harga pembelian atau pabrikasi untuk

    setiap komponen.

    Cara yang digunakan untuk mencatat informasi biaya adalah dengan

    membuat daftar perkiraan harga terendah dan tertinggi untuk setiap komponen.

    Hal ini sangat membantu tim untuk mengetahui ketidakpastian perkiraan. Daftar

    komponen sangat penting sifatnya. Tim biasanya melakukan analisis biaya untuk

    setiap keputusan rancangan dan melakukan perbaikan terhadap keputusan-

    keputusan ini dengan berdasarkan pada analisis tersebut daftar komponen itu

    sendiri adalah semacam model kinerja, selain memperkirakan nilai metrik kinerja

    secara teknis, juga memperkirakan biaya manufaktur jika dikembangkan dan

    diperbaharui secara teratur. Untuk produk kompleks yang terdiri dari ratusan atau

  • 34

    bahkan ribuan komponen yang belum tentu dapat dikelompokkan ke dalam daftar

    komponen, dipermudah dengan hanya membuat daftar untuk komponen-

    komponen besar dengan berdasarkan pada pengalaman atau pertimbangan

    supplier.

    3. Memperbaiki spesifikasi, membuat trade-offs jika diperlukan.

    Setelah tim membuat model kinerja teknis yang dibutuhkan untuk membuat

    model biaya awal, tim telah dapat menggunakan model ini untuk

    mengembangkan spesifikasi akhir. Spesifikasi akhir dapat dihasilkan dengan cara

    memaparkan nilai-nilai kombinasi yang mungkin melalui penggunaan model

    teknis, dan kemudian biaya-biaya penerapannya dapat ditentukan.

    Salah satu metode penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan

    ini adalah peta persaingan. Peta persaingan biasanya digunakan untuk mengetahui

    posisi produk baru dalam persaingan. Dengan menggunakan model teknis, model

    biaya produk, dan peta persaingan, tim dapat menyempurnakan spesifikasi produk

    agar dapat dicapai konsep produk yang sempurna dan menghasilkan produk yang

    dapat bersaing karena mempunyai keunggulan tertentu.

    Untuk kategori produk yang telah matang dimana kompetisi didasarkan pada

    beberapa kinerja kinetik yang suadah dikenal baik, analisa cojoint merupakan

    alternatif yang sesuai untuk menyempurnakan spesifikasi produk.

  • 35

    4. Menentukan spesifikasi yang sesuai.

    Proses penetapan spesifikasi akan lebih penting dan menantang jika produk

    yang dikembangkan sangat kompleks, terdiri dari subsistem, dan membutuhkan

    beberapa tim pengembangan. Pada kasus seperti ini, spesifikasi digunakan untuk

    menjelaskan tujuan pengembangan dari setiap subsistem. Tantangan yang

    dihadapi adalah penurunan spesifikasi keseluruhan menjadi spesifikasi untuk

    setiap subsistem. Masalah yang kita hadapi adalah memastikan bahwa spesifikasi

    subsistem dapat mencerminkan spesifikasi produk secara keseluruhan sehingga

    jika spesifikasi sebuah subsistem tercapai maka spesifikasi produk keseluruhan

    juga akan tercapai. Masalah kedua adalah menyakini bahwa spesifikasi-

    spesifikasi tertentu untuk subsistem yang berbeda mempunyai tingkat kesulitan

    yang sama untuk dipenuhi.

    Beberapa spesifikasi komponen ditentukan berdasarkan alokasi dana yang

    disediakan. Namun spesifikasi komponen lainnya harus ditentukan melalui

    pemahaman yang lebih kompleks mengenai bagaimana kinerja subsistem

    berhubungan dengan kinerja produk secara keseluruhan.

    5. Merefleksikan hasil dan proses.

    Apakah produk ini akan memenangkan persaingan?

    Ada berapa banyak ketidakpastian yang ada pada model teknik dan model

    biaya?

  • 36

    Apakah konsep yang dipilih oleh tim paling sesuai target pasar yang

    ditetapkan atau konsep itu diterapkan pada pasar yang lain?

    Haruskah perusahaan melalui usaha formal untuk mengembangkan model

    teknik yang lebih baik yang merupakan ukuran kinerja produk untuk masa

    yang akan datang?

    2.1.4 Penyusunan Konsep

    Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi,

    prinsip kerja, dan bentuk produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 102). Konsep produk

    merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan.

    Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai sebuah

    model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali disertai oleh sebuah uraian gambar.

    Metode penyusunan konsep secara umum terdiri atas 5 langkah dengan

    memecahkan sebuah masalah kompleks yang menjadi submasalah yang lebih

    sederhana. Berikut gambar dari lima langkah metode penyusunan konsep (Ulrich dan

    Eppinger, 2001: 104):

  • 37

    Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 104)

    Gambar 2.3 Lima Langkah Metode Penyusunan Konsep

    2.1.4.1 Memperjelas Masalah

    Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan

    pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah. Membagi sebuah masalah menjadi

    sub masalah yang lebih sederhana disebut dekomposisi masalah.

  • 38

    Macam-macam dekomposisi masalah, yaitu:

    Dekomposisi fungsi

    Dekomposisi fungsi adalah untuk menggambarkan elemen-elemen fungsional

    dari produk tanpa menunjuk sebuah prinsip kerja teknik tertentu untuk konsep

    produk. Dekomposisi fungsi sangat sesuai diaplikasikan pada produk teknik, tapi

    dapat juga diaplikasikan pada produk yang sederhana dan nonteknis

    Dekomposisi berdasarkan urutan penggunaan

    Pendekatan ini seringkali berguna untuk produk dengan fungsi teknis yang sangat

    sederhana melibatkan interaksi banyak pemakai

    Dekomposisi berdasarkan kebutuhan utama pelanggan

    Pendekatan ini seringkali berguna untuk produk yang masalah utamanya adalah

    bentuk, bukan prinsip kerja atau teknologinya.

    Tujuan dari semua teknik dekomposisi ini adalah untuk membagi sebuah masalah

    kompleks menjadi sederhana sehingga dapat ditangani dengan lebih terfokus. Setelah

    dekomposisi masalah selesai, tim memilih submasalah yang paling kritis untuk

    keberhasilan produk, dan mungkin paling bermanfaat jika diselesaikan melalui solusi

    baru atau solusi yang kreatif.

    2.1.4.2 Pencarian Secara Eksternal

    Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan

    masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.

  • 39

    Mengimplikasikan solusi yang sudah ada biasanya lebih cepat dan lebih mudah

    daripada mengembangkan sebuah solusi baru. Penggunaan bebas dari solusi yang

    sudah ada memungkinkan tim untuk memusatkan kreativitasnya pada submasalah-

    submasalah kritis di mana tidak ada solusi terdahulu yang memuaskan. Lebih jauh

    sebuah solusi konvensional terhadap sebuah submasalah seringkali dapat

    digabungkan dengan sebuah solusi baru untuk submasalah lain sehingga

    menghasilkan sebuah rancangan keseluruhan yang unggul.

    Sedikitnya ada 5 cara yang baik untuk mengumpulkan informasi dari sumber

    eksternal, yaitu mewawancara pengguna utama, konsultasi dengan pakar, pencarian

    paten, pencarian literatur dan menganalisis (benchmarking) peesaing.

    2.1.4.3 Pencarian Secara Internal

    Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreavitas dari tim dan

    pribadi untuk menghasilkan konsep solusi. Pencarian internal dalam arti semua

    pemikiran yang timbul dari langkah ini dihasilkan dari ilmu pengetahuan yang ada

    dalam tim.

    Empat pedoman berguna untuk perbaikan baik pencarian internal individu

    maupun kelompok:

    1. Menunda keputusan

    2. Menghasilkan banyak ide/ pemikiran

    3. Terima ide-ide yang kelihatannya tidak dapat dilaksanakan

    4. Menggunakan media fisik dan alat bantu speksifik

  • 40

    Beberapa cara untuk menghasilkan konsep solusi, yaitu:

    1. Membuat analogi

    2. Keinginan dan harapan

    3. Menggunakan stimulus yang berkaitan

    4. Menggunakan stimulus yang tidak berhubungan

    5. Menetapkan sejumlah tujuan

    6. Menggunakan metode galeri

    2.1.4.4 Mengali Secara Sistematis

    Sebagai hasil dari kegiatan pencarian secara eksternal dan internal, tim

    mengumpulkan puluhan atau ratusan penggalan konsep, yaitu yang merupakan solusi

    untuk sub-submasalah. Penggalian sistematis ditujukan untuk mengarahkan ruang

    lingkup kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi ini.

    Dua alat spesifik untuk mengatur kerumitan dan mengatur pemikiran tim yakni:

    1. Pohon klasifikasi

    Pohon klasifikasi membantu tim membagi beberapa penyelesaian yang mungkin

    menjadi kelompok yang independen. Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk

    memisahkan keseluruhan penyelesaian yang mungkin menjadi beberapa kelas

    berbeda yang akan memudahkan perbandingan dan pemangkasan.

    Empat manfaat penting pohon klasifikasi:

    1. Memangkas cabang yang hanya sedikit memberi harapan

    2. Mengidentifikasikan pendekatan yang terpisah terhadap masalah

  • 41

    3. Mengidentifikasikan perhatian yang tidak merata pada cabang-cabang tertentu

    4. Perbaikan dekomposisi masalah untuk cabang tertentu.

    2. Tabel kombinasi

    Tabel kombinasi konsep menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangkan

    kombinasi solusi secara sistematis. Solusi untuk keseluruhan masalah diperoleh

    dengan mengkombinasikan satu penggalan dari tiap kolom. Memilih sebuah

    kombinasi dari penggalan tidak lantas secara spontan membawa kita pada

    penyelesaian keseluruhan masalah. Kombinasi dari penggalan biasanya harus

    dikembangkan dan disaring sebelum timbul suatu penyelesaian yang terintegrasi.

    2.1.4.5 Merefleksikan Pada Hasil dan Proses

    Apakah tim yakin bahwa solusi-solusi yang mungkin telah sepenuhnya digali?

    Adakah alternatif diagram fungsi?

    Adakah cara lain untuk mendekomposisikan masalah?

    Sudahkah sumber eksternal ditelusuri?

    Sudahkah pemikiran tiap orang diterima dan digabungkan dalam proses?

    2.1.5 Seleksi Konsep

    Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan

    kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan

  • 42

    relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian

    dan pengembangan selanjutnya (Ulrich dan Eppinger, 2001: 130).

    Metode seleksi konsep pada proses ini didasarkan pada penggunaan metrik

    keputusan untuk mengevaluasi masing-masing konsep dengan mempertimbangkan

    serangkaian kriteria seleksi.

    Sumber: Perancangan dan Pengembagan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 134)

    Gambar 2.4 Seleksi dan Penyaringan Konsep

    Terdapat dua tahapan metodologi seleksi konsep, yaitu penyaringan konsep dan

    penilaian konsep (Ulrich dan Eppinger, 2001: 135). Penyaringan adalah proses yang

    evaluasinya masih berupa perkiraan yang ditujukan untuk mempersempit alternatif.

    Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah

    satu konsep memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada sebuah produk.

    Selama penyaringan konsep, beberapa konsep awal dievaluasi dengan

    membandingkan dengan sebuah konsep referensi yang menggunakan metrik

    penyaringan. Pada tahap awal ini perbandingan kuantitatif secara rinci sulit untuk

    dihasilkan dan mungkin menyesatkan, sehingga digunakan sebuah sistem penilaian

  • 43

    komparatif yang masih kasar. Setelah beberapa alternatif dihilangkan, tim dapat

    memilih untuk meneruskan pada penilaian konsep, lalu mengadakan analisis yang

    lebih terperinci, serta mengevalusi kuantitatif yang lebih terhadap konsep yang tersisa

    dengan menggunakan metrik penilaian sebagai pedoman. Selama proses penyaringan

    dan penilaian, beberapa iterasi mungkin dilakukan, sehingga menghasilkan beberapa

    alternatif baru dari hasil kombinasi beberapa konsep.

    Langkah-langkah pada tahapan penyaringan dan penilaian konsep, yaitu (Ulrich

    dan Eppinger, 2001: 136):

    1. Menyiapkan metrik seleksi

    2. Menilai konsep

    3. Mengurut konsep

    4. Mengkombinasi dan memperbaiki konsep

    5. Memilih satu atau lebih konsep

    6. Mereflesikan hasil dan proses

    Proses penyaringan konsep merupakan proses penilaian yang sederhana yang

    menggunakan tiga simbol yaitu nilai relatif lebih baik (+), jika konsep tersebut

    lebih baik dari konsep yang lain dalam hal kriteria tersebut. sama dengan (0), jika

    untuk kriteria tersebut konsep tersebut sama dengan konsep yang lainnya. Dan

    terakhir lebih buruk (-), bila konsep tersebut lebih buruk dari konsep yang lainnya.

    Kemudian jumlah bobot tiap kriteria dijumlahkan untuk masing-masing konsep diberi

    ranking. Konsep yang dipilih untuk diteruskan adalah satu atau lebih konsep yang

    memiliki tingkat ranking yang lebih tinggi.

  • 44

    Tahapan selanjutnya pada seleksi konsep adalah dengan menggunakan metrik

    penilaian konsep, dengan cara menambahkan bobot kepentingan ke dalam metrik.

    Beberapa pola yang berbeda dapat digunakan untuk memberi bobot pada kriteria

    seperti menandai nilai kepentingan dari 1-5 atau mengalokasi nilai 100%. Selanjutnya

    penetapan rating dapat dilakukan oleh beberapa responden untuk menentukan apakah

    bobot yang diberikan sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

    Nilai rating dan beban dikalikan untuk mendapatkan nilai beban. Nilai beban ini

    yang akan dijumlahkan untuk menentukan rangking tiap konsep yang dinilai. Sama

    seperti tahap penyaringan konsep, konsep yang terpilih adalah konsep yang memiliki

    ranking tertinggi.

    Dengan dasar kedua metrik seleksi tersebut dapat diputuskan untuk memilih satu

    atau lebih konsep terbaik, konsep-konsep ini mungkin lebih lanjut dikembangkan,

    dibuat prototipe dan diuji untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan.

    2.1.6 Pengujian Konsep

    Pengujian konsep berhubungan erat dengan seleksi konsep, dimana kedua

    aktivitas ini bertujuan untuk menyempitkan jumlah konsep yang akan diproses lebih

    lanjut. Namun pengujian konsep berbeda, karena aktivitas ini menitikberatkan pada

    pengumpulan data langsung dari pelanggaan potensial dan hanya melibatkan sedikit

    penilaian dari tim pengembang.

    Tahapan ini dilakukan setelah seleksi konsep karena tidak memungkinkan untuk

    menyodorkan banyak konsep ke pelanggan potensial untuk diuji, sehingga konsep-

  • 45

    konsep alternatif harus dipersempit terlebih dahulu menjadi satu atau dua konsep

    untuk diuji.

    Metode pengujian konsep terdiri dari 7 tahap yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2001:

    153):

    1) Mendefinisikan maksud dari pengujian konsep

    Pengujian konsep dapat diartikan sebagai suatu eksperimen, oleh karena itu perlu

    didefinisikan dahulu maksud dari eksperimen ini dengan menjawab pertanyaan-

    pertanyaan seperti:

    Konsep mana yang akan diuji?

    Bagaimana konsep dapat diperbaiki?

    Berapa jumlah produk yang dapat dijual?

    Dapatkah proses pengembangan dilanjutkan?

    2) Memilih populasi survei

    Seringkali produk ditujukan untuk pasar potensial dengan beberapa segmen

    sekaligus. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengujian ke beberapa segmen

    sekaligus akan membuang banyak waktu dan biaya, sehingga seringkali untuk

    menghindari pembengkakan biaya maka pengujian konsep cukup dilakukan

    dengan memilih pelanggan potensial dengan segmen pasar terbesar saja.

  • 46

    3) Memilih format survei

    Sama seperti survei-survei yang pernah dilakukan pada tahapan sebelumnya, jenis

    format yang dapat dipilih adalah dengan: face-to-face interaction, telepon, surat,

    e-mail, internet. Dan tiap format memiliki kekurangan dan kelebihan masing-

    masing.

    4) Mengkomunikasikan konsep

    Yang membedakan survei pengujian konsep dengan survei-survei sebelumnya

    adalah adanya konsep terpilih yang harus dikomunikasikan kepada responden

    untuk dinilai sendiri oleh mereka. Banyak cara yang dapat digunakan untuk

    mengkomunikasikan konsep yaitu: uraian verbal, sketsa, foto dan gambar,

    storyboard, video, simulasi, multimedia interaktif, model fisik, dan prototipe yang

    dioperasikan. Sehingga tim pengembang dapat memilih cara yang sesuai untuk

    mengkomunikasikan konsep disesuaikan dengan biaya dan kemampuan yang ada.

    5) Mengukur respon pelanggan

    Data yang didapatkan dari survei dapat diolah dan digunakan untuk mengukur

    respon pelanggan, dan hal yang terutama diukur adalah konsep mana yang dipilih,

    usulan perbaikan, serta keinginan pelanggan untuk membeli dengan dibagi ke

    dalam 5 skala yaitu pasti akan membeli, mungkin akan membeli, mungkin atau

    tidak akan membeli, mungkin tidak akan membeli, pasti tidak akan membeli.

  • 47

    Atau bisa juga dengan cara menyuruh responden untuk menyebut angka peluang

    sendiri untuk membeli.

    6) Menginterpretasikan hasil

    Maksud dari menginterpretasikan hasil adalah bila memang ada konsep yang

    mendominasi, maka secara langsung konsep tersebut dapat dipilih untuk

    dilanjutkan ke tahap pengembangan model, tetapi bila hasilnya tidak terbatas,

    maka konsep dapat dipilih berdasarkan pertimbangan waktu dan biaya. Dan tidak

    jarang juga tim pengembang dapat memperkirakan potensi penjualan produk 1

    tahun ke depan setelah produk tersebut diluncurkan. Meskipun sifatnya tidak

    pasti, tetapi prediksi penjualan cenderung berkorelasi dengan permintaan yang

    sebnarnya, karena itu prediksi penjualan merupakan informasi yang sangat

    berharga bagi tim pengembangan produk.

    7) Merefleksikan hasil dan proses

    Manfaat utama dari pengujian konsep adalah memperoleh umpan balik dari

    pelanggan potensial, yang diuntungkan oleh pemikiran tentang pengaruh tiga

    variabel kunci yang terdapat pada model prediksi yaitu: ukuran pasar keseluruhan,

    ketersediaan tentang produk, dan proporsi pelanggan yang mungkin akan

    membeli produk. Dalam merefleksikan hasil pengujian konsep, sebaiknya 2

    pertanyaan kunci harus terjawab, yaitu: apakah konsep sudah dikomunikasikan

    dengan benar sehingga menghasilkan respon pelanggan sesuai dengan yang

  • 48

    dituju? Dan apakah hasil prediksi konsisten dengan hasil tingkat pengamatan

    tingkat penjualan terhadap produk-produk yang sama? Akhirnya pengalaman

    dengan produk baru kemungkinan besar dapat diterapkan di masa yang akan

    datang untuk produk-produk yang hampir sama.

    2.1.7 Arsitektur Produk

    Semua produk terdiri dari elemen fungsional dan fisik (Ulrich dan Eppinger,

    2001: 173-174). Elemen-elemen fungsional dari produk terdiri atas operasi dan

    transformasi yang menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk.

    Elemen-elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian, komponen, dan

    sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk. Elemen-

    elemen fisik diuraikan lebih rinci ketika usaha pengembangan berlanjut. Elemen fisik

    produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building blocks utama yang

    disebut chunks. Setiap chunk terdiri dari sekumpulan komponen yang

    mengimplementasikan fungsi dari produk. Arsitektur produk adalah skema elemen-

    elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisik. Dan

    menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi.

    Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Ciri-ciri arsitektur

    modular adalah: chunk melaksanakan atau mengimplementasikan satu atau sedikit

    elemen fungsional pada keseluruhan fisiknya, dan interaksi antar chunk dapat

    dijelaskan dengan baik, dan umumnya penting untuk menjelaskan fungsi-fungsi

    utama produk.

  • 49

    Keputusan mengenai cara membagi produk menjadi chunk dan tentang berapa

    banyak modularitas akan diterapkan pada arsitektur sangat terkait dengan beberapa

    isu yang menyangkut kepentingan seluruh perusahaan seperti: perubahan produk,

    variasi produk, standarisasi komponen, kinerja produk, kemampuan manufaktur, dan

    manajemen pengembangan produk.

    Langkah-langkah dalam menetapkan arsitektur produk adalah dengan (Ulrich dan

    Eppinger, 2001: 180):

    1. Membuat skema produk

    2. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema

    3. Membuat susunan geometris yang masih kasar

    2.1.7.1 Skema Produk

    Sebuah produk dianggap terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen

    fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang

    terhadap kinerja keseluruhan produk. Elemen-elemen fisik dari suatu produk adalah

    bagian-bagian produk (part), komponen, dan sub rakitan yang pada akhirnya

    diimplementasikan terhadap fungsi produk. Arsitektur produk adalah skema elemen-

    elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisikal dan

    menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi.

    Membuat skema produk merupakan langkah pertama dari menetapkan arsitektur

    produk. Skema adalah diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap

    elemen-elemen penyusun produk. Pada akhir fase pengembangan konsep, beberapa

  • 50

    elemen yang dituliskan pada skema berupa elemen-elemen fisik. Beberapa elemen

    berhubungan dengan komponen-komponen kritis. Tapi beberapa elemen tetap

    diuraikan secara fungsional. Ini adalah elemen fungsional produk yang belum diubah

    menjadi konsep fisik atau komponen. Elemen-elemen yang belum diubah menjadi

    konsep fisik atau komponen tersebut umumnya merupakan inti dari konsep dasar

    produk yang harus didesain dan diseleksi oleh tim. Sedangkan elemen lainnya yang

    tetap tidak dispesifikasikan menjadi konsep fisik biasanya merupakan fungsi

    tambahan sebuah produk.

    Skema harus mencerminkan pemahaman tim yang terbaik mengenai kondisi

    produk. Namun bukan berarti skema harus mengandung setiap detail yang dipikirkan.

    Aturan yang baik adalah menempatkan kurang dari 30 elemen ke dalam skema untuk

    pembuatan arsitektur produk. Jika produk merupakan suatu sistem yang kompleks,

    yang melibatkan ratusan elemen fungsional, akan berguna untuk menghilangkan

    beberapa elemen lainnya menjadi fungsi tingkatan yang lebih tinggi untuk

    dikomposisikan.

    Skema tidak diciptakan secara spesifik. Pilihan spesifik yang dibuat pada waktu

    membuat skema, seperti elemen fungsional maupun penyusunnya, akan sedikit

    mempengaruhi arsitektur produk. Alternatif lainnya adalah mendistribusikan

    pengontrolan kepada setiap elemen lain yang terdapat pada produk yang

    dikoordinasikan oleh komputer sentral. Karena umumnya ruang gerak skema luas,

    tim seharusnya menghasilkan beberapa alternatif dan memilih pendekatan yang akan

    mendukung upaya ini.

  • 51

    Kelompok Elemen

    Langkah kedua dalam menetapkan arsitektur produk adalah mengelompokkan

    elemen-elemen pada skema. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema yaitu

    menugaskan setiap elemen yang terdapat pada skema menjadi chunk. Alternatif pada

    satu sisi mungkin sesuatu yang ekstrim. Pada sisi ekstrim lainnya, tim dapat saja

    memutuskan bahwa produk hanya mempunyai satu chunk utama dan kemudian

    berusaha untuk mengintegrasikan semua elemen produk secara fisik. Kenyataannya,

    mempertimbangkan semua kemungkinan pengelompokkan elemen akan

    menghasilkan banyak alternatif. Salah satu prosedur untuk mengatur kompleksitas

    alternatif adalah dengan mengasumsikan bahwa setiap elemen pada skema akan

    ditugaskan terhadap satu chunk tersendiri. Kemudian secara bertahap dilakukan

    pengelompokkan jika memungkinkan.

    Beberapa faktor untuk mengetahui kapan sebaiknya pengelompokkan dilakukan

    yaitu:

    Integrasi geometris dan presisi: penugasan elemen terhadap chunk yang sama

    memungkinkan satu orang atau kelompok mengontrol hubungan fisik antar

    elemen.

    Pembagian fungsi: ketika satu komponen fisik dapat mengimplementasikan

    beberapa elemen fungsional dari produk, elemen-elemen fungsional ini sebaiknya

    dikelompokkan bersama-sama.

  • 52

    Kemampuan (kapabilitas) pemasok: pemasok yang dipercaya mungkin

    mempunyai kapabilitas tertentu yang berkaitan dengan proyek pengembangan,

    dan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari kapabilitas tersebut, tim dapat

    mengelompokkan elemen-elemen yang merupakan keahlian pemasok menjadi

    satu chunk.

    Kesamaan desain atau teknologi produk: ketika dua atau lebih elemen fungsional

    dapat diimplimentasikan menggunakan desain atau teknologi produksi yang

    sama, maka penggabungan elemen-elemen ini pada chunk yang sama akan

    menghasilkan desain atau proses produksi lebih ekonomis.

    Lokalisasi perubahan: ketika tim mengantisipasi sejumlah besar perubahan pada

    beberapa elemen, yang lebih baik adalah mengisolasi elemen tersebut pada chunk

    terpisah, sehingga perubahan diperlukan terhadap elemen tersebut dapat

    dilakukan tanpa merusak chunk lainnya.

    Mengakomodasikan variasi: elemen-elemen harus dikelompokkan sedemikian

    rupa untuk memungkinkan perusahaan menvariasikan produk dengan cara akan

    memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

    Kemungkinan standarisasi: jika beberapa elemen juga dapat digunakan pada

    produk lain, elemen-elemen ini dapat dikelompokkan menjadi satu chunk.

    Kemudahan perpindahan berbagai jenis penghubung yang ada pada produk:

    beberapa interaksi dengan mudah dikirimkan menempuh jarak yang jauh.

  • 53

    Susunan Geometris

    Langkah ketiga dalam menetapkan arsitektur produk adalah membuat susunan

    geometris yang masih kasar. Susunan geometris dapat diciptakan dalam bentuk

    gambar, model komputer atau model fisik (dari triplek atau busa, sebagai contoh)

    yang terdiri dari dua atau tiga dimensi. Pembuatan susunan geometris akan

    mendorong tim untuk mempertimbangkan apakah antarmuka antar chunk cukup layak

    untuk mendukung hubungan dimensi dasar diantara chunk. Pada tahap ini, tim akan

    diuntungkan dengan menghasilkan beberapa alternatif susunan geometris dan

    kemudian memilih yang terbaik. Kriteria keputusan untuk memilih susunan geometris

    sangat terkait dengan tahap pengelompokkan pada langkah 2. Pada beberapa kasus

    tim mungkin menemukan bahwa pengelompokkan yang dilakukan pada langkah 2

    tidak layak, dan kemudian beberapa elemen harus disusun ulang pada chunk-chunk

    yang lain. Pembuatan susunan geometris yang kasar harus dikoordinasikan dengan

    desainer industri yang ada di dalam tim dalam kasus dimana aspek eksetika,

    keamanan dan kenyamanan dari sebuah produk penting dan sangat terkait dengan

    perancangan geometris dari chunk.

    2.1.7.4 Mengidentifikasikan Interaksi Fudamental dan Insidental

    Dan mengidentifikasikan interaksi fundamental dan insidental merupakan langkah

    terakhir (keempat) dari menetapkan arsitektur produk. Interaksi fundamental adalah

    interaksi yang sesuai dengan garis skema yang menghubungkan satu chunk dengan

    chunk lainnya. (proses yang sangat mendasar dari suatu sistem operasi). Sedangkan

  • 54

    interaksi insidental yaitu interaksi yang muncul akibat implikasi elemen fungsional

    menjadi bentuk fisik tertentu atau karena pengaturan geometris dari chunk.

    Walaupun interaksi fundamental secara eksplisit diperlihatkan oleh skema yang

    menunjukkan pengelompokkan elemen menjadi chunk, interaksi insidental juga harus

    didokumentasikan dalam beberapa cara. Untuk interaksi chunk dalam jumlah yang

    sedikit (kurang dari 10), diagram interaksi adalah cara yang tepat untuk menunjukkan

    interaksi-interaksi insidental. Untuk sistem yang lebih besar, diagram seperti ini

    membingungkan, sebagai gantinya adalah metrik interaksi adalah alat yang tepat

    untuk menggambarkan interaksi insidental sekaligus interaksi fundamental. Metrik

    ini juga digunakan untuk mengelompokkan elemen fungsional menjadi chunk

    berdasarkan jumlah interaksi yang terjadi.

    2.1.8 Desain Industri

    2.1.8.1 Kebutuhan-Kebutuhan Ergonomik

    Kebutuhan-kebutuhan ergonomi pada desain industri, yaitu (Ulrich dan Eppinger,

    2001: 202-203):

    Kemudahan pemakaian

    Kemudahan pemakaian mungkin sangat penting untuk produk-produk yang sering

    digunakan, seperti sebuah fotokopi kantor, dan produk-produk yang jarang

    digunakan, seperti alat pemadam kebakaran. Kemudahan pemakaian akan lebih

    diperlukan jika produk mempunyai beberapa ciri atau cara mengoperasikannya

  • 55

    yang mungkin membingungkan dan menyebabkan pemakainya frustasi. Ketika

    kemudahan pemakaian menjadi kriteria yang penting, desainer industri perlu

    menjamin bahwa ciri-ciri produk secara efektif dapat memberitahukan fungsi-

    fungsinya.

    Kemudahan perawatan

    Jika produk perlu diperbaiki secara berkala kemudahan perawatan menjadi

    penting. Sebagai contoh, seorang pemakai harus dapat membersihkan kertas yang

    terjepit dalam sebuah printer atau mesin fotokopi dengan mudah. Sekali lagi,

    adalah penting bahwa ciri-ciri suatu produk untuk memberitahukan prosedur

    perawatan/ perbaikan kepada pemakainya. Bagaimanapun dalam banyak kasus,

    penyelesaian yang lebih, diperlukan untuk memenuhi perawatan secara

    keseluruhan.

    Kuantitas interaksi pemakai

    Secara umum, semakin banyak interaksi pemakai dengan produk, produk akan

    semakin tergantung pada desain industri. Sebagai contoh, pegangan pintu

    biasanya hanya membutuhkan satu interaksi, sedangkan sebuah komputer yang

    mudah dibawa membutuhkan selusin atau lebih interaksi. Semua ini dipahami

    benar oleh desainer industri. Lebih jauh, setiap interaksi mungkin membutuhkan

    suatu pendekatan desain yang berbeda dan/ atau riset tambahan.

  • 56

    Pembaharuan interaksi pemakai

    Suatu antarmuka pemakai memerlukan perbaikan terhadap desain yang telah ada

    yang secara relatif akan mudah dipahami untuk desain, seperti tombol-tombol

    pada mouse komputer desktop generasi yang akan dating. Semakin banyak

    pembaruan pada interfase pemakai mungkin memerlukan riset yang subtansial

    dan studi kemungkinan, seperti jalur bola yang dibuat di dalam pada komputer

    notebook Powerbook Macintosh pertama.

    Keamanan

    Semua produk mempunyai pertimbangan keamanan. Untuk beberapa produk, hal

    ini dapat menghasilkan tantangan yang nyata bagi tim desain. Sebagai contoh,

    perhatian keamanan pada desain boneka anak akan lebih menonjol dibandingkan

    sebuah mouse komputer baru.

    2.1.8.2 Kebutuhan-Kebutuhan Estetis

    Kebutuhan-kebutuhan estetis pada desain industri, yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2001:

    203):

    Diferensiasi produk

    Produk dengan market dan teknologi yang stabil sangat tergantung pada desain

    industri untuk menciptakan daya tarik estetis dan, tentunya diferensiasi visual.

    Sebaliknya produk seperti internal disk drive komputer yang dibedakan oleh

    kinerja teknologinya lebih sedikit tergantung pada desain industri.

  • 57

    Gengsi kepemilikan, mode, atau kesan

    Persepsi pelanggan terhadap suatu produk sebagian didasarkan oleh daya tarik

    estetis. Produk yang menarik mungkin diasosiasikan dengan mode dan kesan

    yang tinggi. Pada akhirnya hal itu akan menciptakan gengsi yang tinggi pada

    pemiliknya. Hal ini mungkin berlawanan terhadap suatu produk yang terlihat dan

    terasa kasar atau konservatif. Ketika karakteristik itu penting, desain industri akan

    memainkan peranan penting dalam menentukan kesuksesan akhir.

    Motivasi tim

    Suatu produk yang mempunyai daya tarik estetis dapat membangkitkan perasaan

    bangga diantara para staf desain dan manufaktur. Kebanggaan tim dapat

    memotivasi dan menyatukan setiap orang yang berhubungan dengan proyek.

    Konsep awal desain industri memberikan tim suatu visi kongkrit terhadap hasil

    akhir suatu pengembangan.

    2.1.8.3 Konseptualisasi

    Setelah kebutuhan dan tuntutan pelanggan dipahami, desainer industri membantu

    tim untuk membuat konsep produk. Selama tahap penggalian konsep ahli teknik

    dengan sendirinya menfokuskan perhatian mereka untuk menemukan penyelesaian

    subfungsi teknis dari produk. Pada saat ini, desainer industri berkonsentrasi

    menciptakan bentuk produk dan penghubung pemakai. Desainer industri membuat

    sketsa yang sederhana. Untuk setiap konsep sketsa itu dikenal dengan thumbnail

  • 58

    sketch. Sketsa-sketsa ini adalah yang cepat dan tak mahal untuk mengeksperesikan

    ide-ide dan mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan.

    Konsep-konsep yang diajukan kemudian dicocokkan dan digabungkan dengan

    penyelesaian teknis selama masa penggalian. Konsep-konsep ini dikelompokkan dan

    dievaluasi oleh tim berdasarkan kebutuhan pelanggan, kemugkinan teknis, biaya dan

    pertimbangan manufaktur.

    Sangatlah tidak menguntungkan jika didalam beberapa perusahaan, desainer

    industri bekerja terpisah dari ahli teknik. Ketika hal ini terjadi, desain industri yang

    diajukan untuk konsep melibatkan bentuk dan gaya yang terikat. Ketika ahli-ahli

    teknik menemukan konssep-konsep tersebut secara teknis tidaklah memungkinkan

    biasanya terdapat sejumlah pengulangan. Karenanya perusahaan telah menemukan

    keuntungan dengan menggabungkan koordinasi antara desainer industri dengan ahli-

    ahli teknik melalui fase pengembangan konsep sehingga pengulangan ini dapat

    dicapai dengan lebih cepat bahkan dalam bentuk sketsa.

    2.1.8.4 Perbaikan Awal

    Pada fase perbaikan awal, desainer industri membuat model dari konsep yang

    paling menjanjikan. Model lunak (soft model) biasanya dibuat dalam skala penuh

    dengan menggunakan busa atau papan berinti-busa. Ini adalah metode kedua yang

    tercepat, namun sedikit lebih lambat dari sketsa, digunakan untuk mengevaluasi

    konsep.

  • 59

    Meskipun secara umum masih kasar, model-model ini sangat berguna karena

    model ini membantu tim pengembangan untuk mengekspresikan dan

    mengvisualisasikan konsep produk kedalam bentuk tiga dimensi. Konsep-konsep

    dievaluasi oleh desainer industri, ahli teknik, personil pemasaran dan pelanggan

    potensial melalui proses menyentuh, merasa dan memodifikasi model. Biasanya

    desainer akan membuat sebanyak mungkin model tergantung pada waktu dan

    keuangan. Konsep-konsep yang sukar divisualisasikan memerlukan lebih banyak

    model divisualisasikan dibandingkan yang sederhana.

    Desainer industri menggunakan sejumlah model lunak untuk menilai ukuran,

    proporsi, dan bentuk keseluruhan dari banyak konsep yang diajukan.

    2.1.8.5 Perbaikan Lanjutan dan Pemilihan Konsep Akhir

    Pada tahap ini, para desainer industri sering mengganti dari model lunak dan

    sketsa menjadi model kasar dan gambaran informasi-intensif yang dikenal dengan

    rendering. Rendering memperlihatkan detail desain dan sering melukiskan

    penggunaan produk. Yang digambarkan dalam bentuk dua atau tiga dimensi,

    rendering menyampaikan sejumlah informasi mengenai produk. Rendering sering

    digunakan untuk studi warna dan pengujian penerimaan pelanggan untuk ciri dan

    fungsi produk yang diajukan.

    Langkah perbaikan akhir sebelum memilih suatu konsep adalah menciptakan

    model keras. Model ini secara teknis sebelum berfungsi karena hanya mendekati

    replika desain akhir dengan penampilan yang sangat realistik. Model keras tersebut

  • 60

    terbuat dari kayu busa tebal, plastik atau logam. Model itu dilukis dan diberi tekstur

    serta mempunyai beberapa ciri fungsi kerja, seperti tombol-tombol yang berfungsi

    untuk mendorong dan meluncurkan gerakan. Karena model keras berharga ribuan

    dolar, tim pengembangan produk biasanya mempunyai anggaran untuk membuat

    model ini dalam jumlah sedikit.

    Model keras dapat digunakan untuk memperoleh tambahan arus balik pelanggan

    pada fokus grup, mengiklankan dan mempromosikan produk pada pameran

    perdagangan, menjual konsep kepada manajemen senior dalam suatu organisasi dan

    untuk perbaikan lanjutan konsep akhir.

    2.1.8.6 Penilaian Dalam Desain Industri

    Penilaian kualitas dalam desain industri, yaitu (Ulrich dan Eppinger, 2001: 214-216):

    Kualitas antar muka pengguna

    Ini adalah rating tentang bagaimana mudahnya produk itu digunakan. Kualitas

    antarmuka berhubungan dengan penampilan produk, rasa, dan bentuk interaksi.

    Daya tarik emosinal

    Peringkat secara keseluruhan, konsumenlah yang menjadi daya tarik bagi suatu

    produk. Daya tarik ini dicapai lewat penampilan, sentuhan suara dan baunya.

  • 61

    Kemampuan untuk memelihara dan memperbaiki produk

    Ini adalah peringkat kesenangan untuk memelihara dan memperbaiki suatu

    produk. Pemeliharaan dan perbaikan seharusnya dipertimbangkan dengan

    interaksi antar pemakai.

    Penggunaan yang tepat dari sumber

    Ini adalah peringkat bagaimana sebaiknya sumber daya digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan konsumen. Jenis sumber daya lebih diarahkan pada desain

    industri pengeluaran dolar dan fungsi lainnya. Faktor ini cenderung untuk

    menggerakkan harga-harga seperti pada pembuatan barang-barang. Rancangan

    produk yang kurang baik, salah satunya dari segi yang kurang penting atau

    produknya yang terbuat dari bahan yang tak biasa yang akan mempengaruhi hasil

    peralatannya, proses pembuatan barang-barang, proses pemasangan dan lain-

    lainnya.

    Differensiasi produk

    Ini adalah peringkat dari suatu produk yang unik dan konsisten terhadap identitas

    perusahaan. Perbedaan ini diutamakan dari bentuknya.

    2.1.9 DFM (Design For Manufacturing)

    Biaya manufaktur merupakan penentu utama dalam keberhasilan ekonomis dari

    suatu produk. Keberhasilan ekonomis tergantung dari marjin keuntungan dari tiap

    penjualan produk dan berapa banyak yang dapat dijual oleh perusahaan. Jadi secara

  • 62

    keseluruhan DFM memiliki sasaran jaminan kualitas produk yang tinggi, sambil

    meminimasi biaya manufaktur (Ulrich dan Eppinger, 2001: 223).

    DFM mengarahkan untuk meminimasi biaya manufaktur tanpa harus mengurangi

    kualitas dari produk tersebut. Metode itu terdiri dari lima langkah (Ulrich dan

    Eppinger, 2001: 224):

    - Memperkirakan biaya manufaktur

    - Mengurangi biaya komponen

    - Mengurangi biaya perakitan

    - Mengurangi biaya pendukung produksi

    - Mempertimbangkan pengaruh keputusan DFM pada faktor lainnya.

    Sumber: Perancangan dan Pengembangan Produk (Ulrich dan Eppinger, 2001: 225)

    Gambar 2.5 Metode Dalam DFM

  • 63

    2.1.9.1 Memperkirakan Biaya Manufaktur

    Biaya manufaktur merupakan jumlah seluruh biaya untuk input dari sistem dan

    untuk proses pembuangan output yang dihasilkan oleh sistem (Ulrich dan Eppinger,

    2001: 225). Sebagian besaran biaya untuk produk, perusahaan biasanya

    menggunakan unit biaya manufaktur, yang dihitung dengan membagi total biaya

    manufaktur untuk beberapa periode dengan jumlah unit produk yang hasilkan selama

    periode tersebut.

    Biaya manufaktur dari suatu produk yang terdiri dari biaya-biaya dalam tiga

    kategori, yaitu:

    - Biaya-biaya komponen: komponen-komponen dari suatu produk mencangkup

    komponen standar yang dibeli dari pemasok.

    - Biaya-biaya perakitan: barang-barang diskrit biasanya dirakit dari kompone-

    komponen. Proses perakitan hampir selalu mencangkup biaya upah tenaga kerja

    dan juga mencangkup biaya peralatan dan perlengkapan.

    - Biaya-biaya overhead: overhead merupakan kategori yang digunakan un tuk

    mencangkup seluruh biaya-biaya lainnya. Overhead dapat digunakan untuk dua

    tipe yang berbeda: biaya pendukung dan alokasi tidak langsung. Biaya pendukung

    adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan penanganan material, jaminan

    kualitas, pembelian, pengiriman, penerimaan, fasilitas-fasilitas dan pemeliharaan

    peralatan / perlengkapan. Alokasi tidak langsung adalah biaya manufaktur yang

    tidak dapat secara langsung dikaitan dengan suatu produk namun harus

    dibayarkan dalam suatu usaha.

  • 64

    Biaya manufaktur secara keseluruhan dapat diperkirakan dengan memperhatikan

    variabel-variabel komponen seperti yang terdapat pada contoh format tabel di bawah

    yang secara sistematis memperlihatkan cara memperkirakan biaya manufaktur secara

    keseluruhan.

    2.1.9.2 Mengurangi Biaya Komponen

    Untuk kebanyakan produk diskrit yang sangat bersifat teknik, biaya komponen

    yang dibeli akan menjadi elemen yang biaya menufaktur yang paling berarti. Bagian

    ini menginformasikan beberapa strategi untuk meminimasi biaya-biaya. Strategi-

    strategi yang dapat ditempuh adalah :

    Memahami batasan-batasan proses dan dasar-dasar biaya

    Beberapa komponen mungkin dapat ditentukan harganya secara sederhana,

    karena perancangan tidak memahami kemampuan dasar biaya, dan batasan-

    batasan proses produksi. Proses-proses yang memiliki kemampuan yang tidak

    mudah dijelaskan, strategi terbaik adalah dengan bekerja langsung dengan orang-

    orang yang sangat mengetahuai proses produksi yang dimaksud. Ahli-ahli

    manufaktur ini umumnya akan memiliki banyak ide mengenai bagaimana

    merancang ulang komponen untuk mengurangi biaya produksi.

    Merancang ulang komponen untuk mengurangi langkah-langkah pemrosesan

    Kecermataan rancangan yang diusulkan akan mengarahkan pada usulan

    rancangan ulang yang dapat menghasilkan penyederhanaan proses produksi.

  • 65

    Dengan mengurangi jumlah langkah dalam proses pablikasi umumnya

    memberikan hasil pengurangan biaya. Beberapa tahapan proses mungkin tidak

    diperlukan.

    Pemilihan skala ekonomi yang sesuai untuk pemrosesan komponen

    Biaya manufaktur untuk suatu produk biasanya turun bila volume produksi

    meningkat. Gejala ini dinamakan skala ekonomi. Skala ekonomi untuk suatu

    komponen yang dibuat dan terjadi karena dua alasan berikut :

    1. Biaya tetap dibagi di antara lebih banyak unit

    2. Biaya variabel menjadi lebih rendah karena perusahaan dapat

    mempertibangkan penggunaan proses-proses dan peralatan yang lebih luas

    dan efisien.

    Menstandarkan komponen-komponen dan proses-proses

    Prinsip skala ekonomi juga digunakan dalam pemilihan komponen dan proses.

    Jika volume produksi bertambah, biaya per unit komponen akan berkurang.

    Kualitas dan kinerja sering meningkat dengan bertambahnya jumlah produksi

    dikarenakan pihak penghasil komponen dapat menginvestasikan dalam proses

    pembelajaran dan perbaikan dalam perancangan komponen dan proses

    produksinya. Untuk volume produk yang diharapkan, manfaat diperolehnya

    volume komponen yang lebih tinggi dapat dicapai melalui penggunaan komponen

    standar. Komponen standar biasanya umum dipakai untuk lebih dari satu produk.

    Standarisasi ini mungkin terjadi dalam lini produk dari satu perusahaan, atau

  • 66

    dapat juga melalui pemasokan diluar, dengan lini yang berbeda dari beberapa

    perusahaan.

    Mengikuti black box pengadaan komponen

    Suatu strategi pengurangan biaya komponen yang digunakan secara efektif pada

    industri mobil jepang dinamakan perancangan pemasok black box. Pada

    pendekatan ini, tim memberikan pemasok dengan hanya uraian komponen berupa

    black box, yaitu uraian mengenai apa yang harus dilakukan oleh komponen, dan

    bukannya bagaimana untuk mencapai hal tersebut.

    2.1.9.3 Mengurangi Biaya Perakitan

    Perancangan untuk perakitan (Design For Assembly / DFA) kadang dinyatakan

    sebagai bagian DFM yang melibatkan minimasi biaya perakitan. Untuk kebanyakan

    produk, perakitan memberikan bagian total biaya yang relatif kecil. Sering suatu hasil

    yang menekankan pada DFA, keseluruhan hitungan komponen, kerumitan proses

    manufaktur dan biaya pendukung, seluruhnya mengurangi biaya perakitan. Beberapa

    prinsip yang berguna untuk mengarahkan keputusan DFA, yaitu:

    Menyimpan angka

    Indeks DFA ini dihitung dengan sebagai suatu indeks yang merupakan rasio

    waktu perakitan minimum teoritis dibandingkan dengan perkiraan waktu

    perakitan aktual produk. Konsep ini berguna dalam pengembangan intuisi

    mengetahui dasar dari biaya perakitan. Hal ini dirumuskan sebagai berikut:

  • 67

    Indeks DFA = totalperakitan waktu perkiraan

    detik)x(3teoritis)minimumkomponen (jumlah

    Mengintegrasikan komponen

    Jika suatu komponen tidak memiliki kualitas yang diprelukan secara teoritis,

    maka akan terdapat kandidat untuk mengintegrasikan secara fisik satu atau lebih

    komponen.

    Integrasi komponen memberikan beberapa manfaat:

    - Komponen yang terintegrasi tidak harus dirakit.

    - Komponen yang terintegrasi sering lebih mudah untuk diolah dibandingkan

    komponen terpisah.

    - Komponen yang terintegrasi memungkinkan keterkaitan di antara bentuk

    geometris kritis untuk dikendalikan oeh proses pembuatan komponen

    dibandingkan dengan suatu proses perakitan.

    Memaksimumkan kemudahan perakitan

    Karakteristik ideal dari suatu perakitan adalah:

    - Komponen dimasukkan dari bagian atas rakitan.

    - Komponen lurus dengan sendirinya.

    - Komponen tidak harus diorientasikan.

    - Komponen hanya membutuhkan satu tangan untuk merakit.

    - Komponen tidak membutuhkan peralatan.

    - Komponen dirakit dengan gerakan linier, dan tunggal.

    - Komponen terkunci dengan segara setelah penggabungan.

  • 68

    Mempertimbangkan perakitan oleh pelanggan

    Pelanggan mungkin sabar melengkapi beberapa produk rakitannya sendiri,

    khususnya jika dengan mengerjakan hal tersebut memberikan keuntungan lain,

    seperti membeli dan menangani produk kemasan dengan mudah. Yang mana,

    dengan merancang suatu produk seperti itu akan lebih mudah dan lebih tepat

    dirakit oleh pelanggan kebanyakan yang akan mengabaikan petunjuk, da

    menjadikannya suatu tantangan tersendiri.

    2.1.9.4 Mengurangi Biaya Pendukung Produksi

    Dalam bekerja untuk meminimasikan biaya komponen dan biaya perakitan, tim

    mungkin juga mencapai pengurangan dalam permintaan fungsi pendukung produksi.

    Beberapa tindakan langsung oleh tim untuk mengurangi biaya pendukung produksi:

    - Meminimasi kerumitan sistemik

    Suatu sistem manufaktur yang sangat sederhana akan menggunakan suatu proses

    tunggal untuk mengubah bahan baku tunggal menjadi komponen tunggal

    mungkin dengan sistem penarikan diameter batang plastik tinggal dari biji plastik.

    Kerumitan timbul karena berbagai input, output, dan proses perubahan.

    - Proses pembuktian kesalahan (Error proofing)

    Aspek penting dari DFM adalah mengantisipasi kemungkinan mode kegagalan

    dari sistem produksi dan mengambil tindakan yang sesuai dalam proses

    pengembangan. Strategi ini diketahui sebagai proses pembuktian kesalahan.

  • 69

    2.1.9.5 Mempertimbangkan Pengaruh Keputusan DFM Pada Faktor Lainnya

    Pengaruh DFM pada waktu pengembangan

    Keterkaitan DFM dengan waktu pengembangan adalah kompleks. Hal ini, terdapat

    beberapa aspek hubungan. Penggunaan beberapa petujuk DFA dapat menghasilkan

    komponen-komponen yang sangat kompleks. Komponen-komponen ini mungkin

    begitu kompleks sehingga rancangan mereka atau pengadaan peralatan menjadi

    kegiatan yang menentukan jangka waktu usaha pengembangan keseluruhan.

    Pengaruh DFM pada biaya pengembangan

    Biaya pengembangan sangat simetris dengan waktu pengembangan. Maka, perhatian

    yang sama mengenai keterkaitan antara kerumitan dan waktu pengembangan

    digunakan untuk biaya pengembangan.

    Pengaruh DFM pada kualitas produk

    Sebelum melakukan keputusan DFM, tim seharusnya mengevaluasi pengaruh

    keputusan pada kualitas produk. Pada beberapa kasus, tindakan mengurangi biaya

    manufaktur dapat memberikan pengaruh buruk pada kualitas produk, sehingga

    disarankan agar tim dapat menjaga dimensi kualitas yang penting untuk produk.

    Pengaruh DFM pada faktor-faktor eksternal

    Masalah eksternal adalah komponen yang digunakan kembali dan biaya daur hidup.

    Beberapa masalah tersebut adalah:

  • 70

    Komponen yang dugunakan kembali: dengan mengambil waktu dan uang untuk

    mendapatkan komponen dengan biaya rendah yang mungkin berguna untuk tim

    lain yang merancang produk yang sama.

    Biaya umur pakai: melalui daur ulang produk, produk-produk tertentu mungkin

    mengakibatkan beberapa perusahaan atau biaya yang tidak dihitung untuk biaya

    manufaktur.

    2.1.10 Prototype

    Prototype sebagai sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang

    menjadi perhatian (Ulrich dan Eppinger, 2001: 259). Dengan definisi ini, setiap

    wujud yang memperlihatkan sedikitnya satu aspek produk yang menarik bagi tim

    pengembangan dapat ditampilkan sebagai sebuah prototype. Definisi ini menyimpang

    dari penggunaan umumnya, dimana mencakup bermacam bentuk prototype seperti

    penggambaran konsep, model matematika, dan bentuk fungsional yang lengkap

    sebelum dibuat dari suatu produk.

    Prototype dapat diklasifikasikan diantara dua dimensi. Dimensi yang pertama

    adalah tingkat dimana sebuah prototype merupakan bentuk fisik sebagai lawan dari

    analitik. Aspek-aspek dari produk yang diminati oleh tim pengembangan secara nyata

    dibuat menjadi suatu benda untuk pengujian dan percobaan. Prototype analitik

    menampilkan produk yang tidak nyata, biasanya sistematis, cara. Aspek yang

    menarik adalah produk dianalisis daripada dibuat. Sedangkan dimensi kedua dalah

  • 71

    tingkatan dimana sebuah prototype merupakan prototype yang menyeluruh sebagai

    lawan dari terfokus. Prototype yang menyeluruh mengimplementasikan sebagian

    besar atau semua atribut dari produk. Prototype yang menyeluruh dapat disamakan

    dengan pemakaian sehari-hari dari kata prototype, merupakan sebuah skala

    keseluruhan, versi kerja keseluruhan produk. Berlawanan dengan prototype

    menyeluruh, prototype terfokus mengimplementasikan satu atau sedikit sekali atribut

    produk. Secara praktek umum dimaksudkan untuk menggunakan dua atau lebih

    prototype terfokus yang terpisah, tim dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan lebih

    cepat daripada jika membuat satu prototype menyeluruh.

    Prototype digunakan untuk empat tujuan, yaitu:

    Pembelajaran: prototype sering digunakan untuk menjawab dua tipe pertanyaan

    Akankah dapat bekerja? dan Sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan

    pelanggan?.

    Komunikasi: prototype memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak,

    penjual, mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar

    karena sebuah gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari produk lebih mudah

    dimengerti daripada sebuah penggambran verbal, bahkan sketsa produk

    sekalipun.

    Penggabungan: prototype digunakan untuk memastikan bahwa komponen-

    komponen dan subsistem-subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang

    diharapkan.

  • 72

    Milestones: dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototype digunakan

    untuk mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat kegunaan yang

    diinginkan.

    Prinsip-prinsip yang menunjukkan tentang keputusan-keputusan terhadap tipe

    prototyp