BAB 2 LANDASAN TEORI ditetapkan sebelumnya. mencapai...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI ditetapkan sebelumnya. mencapai...
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Rangkuti (2006, p183), strategi adalah perencanaan induk
yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan
mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Ward (2002, p69) strategi dapat didefinisikan sebagai suatu
rangkaian tindakan-tindakan terpadu yang menjadi alat untuk meningkatkan
keberhasilan dan kekuatan jangka panjang sebuah perusahaan dalam
mencapai keunggulan bersaing
Dalam buku analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, Rangkuti
(2006, p3-5) mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai strategi,
diantaranya:e
1. Chandler, Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam hubungannya denga tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
2. Karned, Christiansen, Andrew dan Gutt, Strategi merupakan alat
untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu
focus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada
atau tidak ada.
3. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Meiner, Strategi merupakan respon
secara terus menerus adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal
serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi
organisasi.
4. Porter, Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai
keunggulan bersaing.
5. Andrews dan Chaffe, Strategi adalah kekuatan motivasi untuk
stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan,
8
konsumen, komunitas pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara
langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya
yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan.
6. Hamel dan Prahalad, Strategi merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan, dengan demikian perencanaan strategi
hamper selalu dimulai dengan “apa yang dapat terjadi” bukan dimulai
dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam
bisnis yang dilakukan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
merupakan perencanaan bersama untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
2.1.2 Pengertian Bisnis
Bisnis adalah sesuatu yang berasal dari perusahaan yang dikenali
secara legal didalam sebuah negara yang bebas berekonomi yang dirancang
untuk menjual barang dan/atau jasa kepada konsumen, biasanya untuk
mendapatkan keuntungan.
Menurut Hughes dan Kapoor (2003, p20), menyatakan bisnis adalah
suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan
menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah suatu
kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.
9
2.1.3 Pengertian Strategi Bisnis
Suatu strategi bisnis biasanya meliputi beberapa hal seperti berikut:
• Vision , adalah pencapaian dari sebuah misi, atau dapat diartikan
sebagai sebuah pandangan masa depan dari sebuah bisnis, yang
menjadi tujuan umum sebuah perusahaan.
• Mission , adalah pernyataan yang memberikan arahan tentang apa
yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya.
• Bussiness Driver , beberapa faktor kritis pendorong perubahan yang
dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi
sasarannya.
• Objectives , adalah sasaran – sasaran yang ditetapkan dan harus
dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.
• Strategies , kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih perubahan
sebagai alat untuk mencapai tujuan dna memenuhi misinya.
• Critical Success Factors (CSFs), adalah beberapa area kunci dimana
‘sesuatu harus berjalan dengan baik’ sehingga keberhasilan bisnis
dapat dicapai.
• Bussiness Area Plans, adalah perncanaan dari berbagai cara bisnis
yang ada berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.
2.1.4 Pengertian Informasi
• Menurut Potter (2006, p5), informasi adalah mengacu pada data yang
telah diolah sehingga dapat memiliki arti dan nilai bagi penerima
informasi.
• Menurut James A. O’Brien (2005, p38), informasi adalah data yang
telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para
pemakai akhir tertentu.
• Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi
penerimanya.
10
2.1.5 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Williams dan Sawyer (2005, p3), teknologi informasi adalah
ketentuan umum yang menggambarkan tiap teknologi yang membantu
untuk memproduksi, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan
atau menyebarkan informasi.
Menurut James O’Brien (2005 p7) teknologi informasi merupakan
hardware, software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi
pemprosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi
berbasis komputer.
Menurut Jogiyanto (2005, p334) teknologi informasi merupakan alat
yang potensial untuk digunakan dalam menciptakan atau menambah nilai –
nilai dan teknologi informasi dimaksudkan untuk melihat sampai sejauh
mana peran sistem dan teknologi informasi di perusahaan saat ini di rantai
nilai.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi
informasi merupakan teknologi yang menggabungkan perangkat keras
(hardware), perangat lunak (software) dengan sistem informasi yang dapat
membantu pengguna dalam hal memproses data, mengelola data, serta
memanipulasi data.
2.1.6 Pengertian Sistem
Menurut James A. O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok
elemen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses
transformasi yang teratur.
Menurut Jogiyanto (2005, p2), Sistem adalah kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan elemen-elemen yang
saling berhubungan, saling mempengaruhi serta saling berkaitan satu
dengan yang lainnya dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
11
2.1.7 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p5) sistem informasi merupakan kombinasi
teratur dari orang – orang, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya
data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi.
Menurut Kenneth C. dan Jane Price Laudon (2007, p14), dapat
didefinisikan secara teknikal sebagai sekumpulan komponen yang saling
terhubung yang mengumpulkan atau mendapatkan, proses, penyimpanan,
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan,
koordinasi, dan kontrol dalam organisasi. Selain itu, dapat juga membantu
manajer dan karyawan lainnya untuk menganalisa masalah,
memvisualisasikan subyek yang kompleks, dan membuat suatu produk baru.
Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2006, p6), sistem informasi
merupakan sebuah proses mengumpulkan, mengolah, menyimpan,
menganalisa, dan menyebarluaskan informasi untuk tujuan spesifik biasanya
IS yang terkomputerisasi.
Jadi sistem informasi merupakan kumpulan dari komponen-komponen
seperti sumber daya manusia, data, hardware, software, dan jaringan yang
saling berhubungan dan melakukan kegiatan untuk tujuan tertentu.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Analisis PEST
Menurut Ward (2002,p71) Tabel 4 dimensi PEST adalah analisis
terhadap lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi,
sosial, teknologi. PEST digunakan untuk menilai sebuah situasi, dan menilai
strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran, atau ide. Dimana
analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisis ini
dapat diambil suatu peluang atau ancaman bagi perusahaan.
12
Table 2.1 Empat dimensi PEST
1. Politik
Kondisi politik yang terbaik, baik dunia maupun dalam negeri sangat
memberi pengaruh besar bagi perkembangan perdagangan yang
sekarang maupun yang akan datang. Jika kondisi politik suatu Negara
tidak stabil, sangat menutup kemungkinan untuk menjamin adanya
perbaikan perekonomian dinegara itu sendiri apabila jika Negara
tersebut berencana melakukan perdagangan dunia.semua faktor-faktor
politik tersebut sangat berpengaruh pada suatu perdagangan atau
bisnis, maka perlu mengetahui faktor-faktor apa saja sehingga bisa
dianalisis untuk membuat suatu strategi yang dapat mendukung
perusahaan dalam membuat keputusan demi memajukan perusahaan,
2. Sosial
Dampak dari kondisi politik Negara yang tidak stabil dan
perekonomian yang buruk, semakin memperburuk kondisi sosial
Negara, terutama kehidupan bangsa yang semakin terperosot. Ini
disebabkan meningkatnya tingkat pengangguran yang tinggi yang
disebabkan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, juga
13
banyaknya perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawan demi
mengoptimalkan perusahaan. Semua faktor diatas dapat
mempengaruhi posisi perusahaan didalam dunia bisnis, maka perlu
menganalisi factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perusahaan
dalam mengambil strategis untuk mengatasi permasalahan yang ada.
3. Ekonomi
Jika kondisi perekonomian yang kurang tinggi yang disebabkan oleh
beberapa factor seperti terjadinya inflasi, tingkat suku bunga dari
bank, nilai tukar mata uang yang rendah, sangat menghambat
perkembangan perdagangan yang ada dan dapat menyebabkan
beberapa perusahaan mengalami collapse dikarenakan biaya produksi
yang tinggi serta terlilit hutang. Dan perekonomian yang buruk juga
dapat menyebabkan para investor beralih dan memilih Negara
berkembang lain yang perekonomiannya lebih baik.
4. Teknologi
Dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada, sangat
membantu suatu perusahaan dalam menciptakan suatu inovasi produk,
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan,
menciptakan peluang bisnis baru bagi perusahaan, dan dapat
meningkatkan kreatifitas dan performa kerja para karyawan sehingga
dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dengan teknologi
yang canggih dan didukung aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan
sangat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis dan
membuat perencanaan strategi-strategi bisnis.
14
2.2.2 Model Bersaing Porter
Perusahaan menggunakan model tekanan kompetitif Porter untuk
mengembangkan strategi untuk menambah batasan daya saing. Model
Porter juga menjelaskan bagaimana teknologi informasi dapat membuat
perusahaan lebih kompetitif. Model Porter mengidentifikasi lima macam
tekanan yang dapat membahayakan posisi perusahaan dalam industrinya.
Gambar 2.1 Lima Daya Saing Porter
Lima faktor kekuatan Porter dapat dijelaskan sebagai berikut
(Wheeken dan Hunger, 2006, p83-p86):
1. Ancaman pesaing sejenis
Persaingan tersebut bertingkat dari industri yang kuat sampai dengan
industri yang lemah. Ketika tingkat persaingan tinggi, keuntungan
akan menjadi cenderung rendah dan sebaliknya. Menurut porter
tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : jumlah
kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya
tetap yang besar, kapasitas dan hambatan keluar.
15
2. Ancaman pendatang baru
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi perebutan
pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas.
Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah
ada. Ada beberapa faktor-faktor penghambat pendatang baru untuk
masuk ke dalam suatu industri, yaitu : skala ekonomi, differensial
produk, kecukupan modal, biaya peralihan, akses kesaluran distribusi
dan peraturan pemerintah.
3. Ancaman produk pengganti
Ketika tingkat ancaman ini menjadi lebih tinggi maka keuntungan
organisasi menjadi rendah dan pelanggan akan berubah ketika harga
produk kita menjadi tinggi. Pelanggan akan lebih memilih untuk
menggunakan produk subtitisi apabila harga produk kita tinggi.
Ancaman produk subtitusi menjadi lebih kuat apabila konsumen
dihadapkan pada switching cost (biaya peralihan) yang sedikit jika
produk subtitusi itu mempunyai harga menjadi lebih kuat apabila
konsumen dihadapkan pada switching cost (biaya peralihan) yang
sedikit jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah
atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu
industri.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan
kompetitornya. Hal ini tergantung sensitivitas harga pembeli dan
kemampuan mempengaruhi tawar-menawar pembeli.
5. Kekuatan tawar menawar pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka
menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan.
16
2.2.3 Value Chain
Menurut Porter (2006, p68), Value Chain adalah konsep yang dapat
membantu menganalisis di mana dan bagaimana cara mengaplikasikan
kemampuan strategis teknologi informasi. Value Chain membantu melihat
perusahaan sebagai rangkaian, atau jaringan aktivitas dasar yang menambah
nilaiproduk dan jasanya, sehingga akhirnya dapat menambah margin nilai
bagi perusahaan.
Gambar 2.2 Value Chain
Aktivitas Utama
1. Inbound logistics
Aktivitas yang berhubungan dengan menerima, menyimpan dan
penyebaran masukan untuk produk-produk dan jasa
2. Operations
Aktivitas yang berhubungan dengan mentranformasikan masukan ke
dalam produk dan jasa akhir
3. Outbound logistics
Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan
dan mendistribusikan secara fisik produk-produk dan jasa
17
4. Marketing and sales
Aktivitas dimana pembeli dapat membeli produk dan membujuk
mereka untuk membeli
5. Service
Aktivitas yang menyediakan pelayanan untuk meningkatkan atau
memelihara nilai dari produk-produk dan jasa
Aktivitas Pendukung
1. Procurement
Berkaitan dengan proses akuisisi input ataupun sumber daya
2. Technology Development
Pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam
mentransformasi produk dari input menjadi output
3. Human Resource Management
Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai
pemberhentian
4. Firm Infrastructure
Terdiri dari departemen-departemen ataupun fungsi-fungsi
(akuntansi, keuangan, perencanaan, dsb) yang melayani kebutuhan
organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.
2.2.4 Pengertian Enterprise dan Enterprise Architecture
Menurut Bernard (2005, p31), Enterprise adalah suatu area tempat
dimana segala aktifitas dan tujuan-tujuannya dalam suatu organisasi atau
antara beberapa organisasi dimana informasi dan sumber daya lainnya
saling bertukar dan berinteraksi.
Sedangkan Enterprise Architecture adalah sebuah management
program dan documentation method yang mengkoordinasikan tindakan
dalam pandangan ke arah enterprise strategic, Business service, information
flows dan penggunaan sumber daya. (Bernard, 2005, p33).
18
EA dimaksudkan untuk membantu pembaca mengingat perbedaan
jelas antara EA dan jenis lain dari perencanaan IT, bahwa EA didorong oleh
tujuan strategis dan kebutuhan bisnis.
EA = S + B + T
Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology
Salah satu tantangan terbesar yang banyak perusahaan terus hadapi
adalah bagaimana mengidentifikasi komponen bisnis dan teknologi dari
inisiatif strategis. bagian besar dari tantangan ini adalah teknologi, teknologi
informasi khususnya, secara historis belum dipandang sebagai aset strategis.
Contohnya seperti kegiatan perencanaan sering terfokus pada
pengembangan solusi teknologi individu untuk memenuhi kebutuhan
organisasi tertentu.
Gambar 2.3 Elemen EA Documentation
EA Documentation dicapai melalui elemen enam dasar, yaitu EA
documentation framework dan impelementasi metodologi yang membantu
terbentuknya arsitektur sekarang dan masa depan, juga pengembangan dari
EA management plan untuk mengatur trasisi enterprise dari sekarang
19
menuju arsitektur masa depan. Juga terdapat beberapa area yang dapat
disebut sebagai ancaman.
Arsitektur masa depan dokumen tersebut diperbaharui atau
dimodifikasi komponen EA yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
menutup kesenjangan kinerja yang ada atau mendukung inisiatif strategis
baru, persyaratan operasional, atau solusi teknologi.
Arsitektur masa depan didorong baik di tingkat strategis dan taktis
dalam tiga cara, yaitu arah dan tujuan baru, perubahan prioritas bisnis, dan
teknologi yang muncul. EA tidak dapat mencerminkan perubahan dalam
arsitektur masa depan kecuali tim kepemimpinan perusahaan itu
memberikan perubahan arah strategis dan tujuan, garis manajer bisnis dan
manajer program memberikan perubahan dalam proses bisnis dan prioritas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan baru, dan staff pendukung
mengidentifikasi teknologi yang layak dan staff solusi untuk memenuhi
kebutuhan bisnis baru.
Gambar 2.4 Driver of Change
2.2.4.1 Goal and Initiatives
Goal dan initiatives adalah kekuatan pendorong dibelakang
arsitektur. Tingkatan atas dari kerangka arsitektur perusahaan
mengidentifikasi arah strategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan
dan memberikan gambaran yang jelas bahwa IT akan membuat dalam
mencapai tujuan-tujuan ini.
20
2.2.4.1.1 Strategic Plan
Menurut Scott A.Bernard (2005, p292) Strategic Plan
adalah kebijakan tinggi dan dokumentasi perencanaan
perusahaan yang digunakan untuk menentukan kemana arahnya,
strategi bersaing, tujuan yang penting, dan program – program
serta proyek – proyek yang memungkinkan (Strategy
Initiatives).
2.2.4.1.2 Analisis SWOT
Menurut Freddy Rangkuti (2006, p18), analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
peluang (opportunities), namum secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (Threats).
Gambar 2.5 SWOT
21
Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar yaitu :
1. Strength, merupakan suatu keunggulan sumber daya yang
relatif terhadap pesaing, kekuatan yang dimiliki dari dalam
organisasi.
2. Weakness, merupakan keterbatasan serta kekurangan
dalam sumber daya, ketrampilan dan kemampuan yang
secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan.
Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya perusahaan,
keuangan, kemampuan manajemen, ketrampilan
pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
3. Opportunity, merupakan peluang dari organisasi dan
memberikan peluang kepada organisasi untuk berkembang
dimasa mendatang.
4. Threat, merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan
dapat ancaman eksistensi organisasi dimasa mendatang.
2.2.4.1.3 Matriks SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor – faktor strategis
perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
Tabel 2.2 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Strength (S)
Daftar faktor kekuatan internal
Weakness (W)
Daftar faktor kelemahan internal
Opportunities (O)
Daftar peluang
eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan –
kelemahan untuk memanfaatkan
peluang
22
Threats (T)
Daftar ancaman
eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman.
Penjelasan tabel Matriks SWOT :
• Strategi SO : Menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang – peluang eksternal
• Strategi WO : Memperbaiki kelemahan internal dengan cara
memanfaatkan peluang – peluang yang ada
• Strategi ST : Strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk mengatasi atau mengurangi ancaman –
ancaman eksternal
• Strategi WT : Strategi ini digunakan pada saat berada dalam
situasi yang genting yaitu dengan meminimalkan kelemahan
– kelemahan internal dan menghindari ancaman – ancaman
lingkungan.
Diagram Analisis SWOT
Diagram analisis SWOT menunjukan titik koordinat dari posisi
SWOT seperti yang ditujukan pada
Gambar 2.6 Analisis SWOT (Rangkuti,2000,p19)
23
Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman,
perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi
yang harus ditetapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diverifikasi (produk atau pasar).
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat
besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala ataupun
kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah – masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman
dan kelemahan internal.
2.2.4.1.4 Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matriks
faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu
faktor strategi eksternal, EFAS (External Factors Analysis
Summary). Berikut ini adalah cara – cara penentuan faktor
strategi eksternal (EFAS) :
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan
ancaman).
b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala
dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor
24
– faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak
terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang
bersifat positif (peluang semakin besar diberi rating +4,
tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian
nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misal jika nilai
ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya,
jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0
(outstanding) sampai 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau
catatan mengapa faktor tertentu dipilih dan bagaimana
skor pembobotannya dihitung.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor strategis
eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
dalam kelompok industri yang sama.
25
2.2.4.1.5 Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p24), setelah faktor – faktor
strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi suatu tabel
IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun
untuk merumuskan faktor – faktor strategis internal tersebut
dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Tahapnya
adalah sebagai berikut :
a. Tentukan faktor – faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing – masing faktor tersebut dengan skala
dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),
berdasarkan pengaruh faktor – faktor tersebut terhadap
posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing – masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4
(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua
variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari
+1 sampai dengan +4 (sangat baik) dengan
membandingkan rata – rata industri atau dengan pesaing
utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif
kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan
besar sekali dibandingkan dengan rata – rata industri,
nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan
di bawah rata – rata industri nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
26
hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing – masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0
(outstanding) sampai 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau
catatan mengapa faktor tertentu dipilih dan bagaimana
skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor – faktor
strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
2.2.4.1.6 Concept of Operations Scenarios
Perusahaan mungkin akan membantu untuk
mengembangkan rinci saat ini dan masa depan “Konsep
operasi” (CONOPS) scenario yang mencakup beberapa tahun
kegiatan operasi, dan yang memperhitungkan kombinasi
account yang berbeda dari driver internal dan eksternal yang
diidentifikasi dalam analisis SWOT.
2.2.4.1.7 Concept of Operations Diagram
Grafik CONOD sangat penting untuk perusahaan, seperti
yang menjelaskan dalam satu gambar semua kegiatan utama
dalam CONOD saat ini, serta hubungan kegiatan-kegiatan.
27
Gambar 2.7 CONOD Diagram
2.2.4.1.8 Competitive Strategy
Daerah ini dari rencana strategis mengidentifikasi
bagaimana perusahaan akan mencapai keberhasilan dalam
mengejar arah dinyatakan strategis
2.2.4.1.9 Key Performance Indicator
Menurut Ramos dan Layton (2009, p8), KPI adalah
sebuah indikator yang memandu dan mengukur performa kita
terhadap target dari bisnis yang kita jalankan, serta mendukung
strategi untuk keputusan bisnis yang kita ambil.
Menurut Arlen (2009, p2), KPI adalah metrik yang
mengindikasikan kemajuan untuk mencapai tujuan strategis, di
mana metrik tersebut terdiri dari pengukuran proses yang
memiliki nilai.
28
2.2.4.1.10 Critical Success Factor
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), mendefinisikan
Critical Sucess Factor (CSF) sebagai area tertentu dalam
perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, aka
akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area
tersebut adalah kunci dimana 'sesuatu harus berjalan dengan
baik dan benar', sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan
terus berkembang. CSF dibedakan menjadi 4 jenis. Yaitu:
a. Faktor penentu aktif. Disini menjelaskan bahwa manajer
mapu secara langsung mempengaruhi keberadaan faktor
penentu tersebut. Selain itu, manajer juga menentukan
informasi yang dapat membantu dalam mengidentifikasi
kegiatan pengontrolan.
b. Faktor penentu pasif. Disni menjelaskan bahwa manajer
tidak dapat mempengaruhi penentu secara langsung.
c. Faktor penentu internal. Merupakan faktor-faktor yang
menonjol yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan
itu sendiri.
d. Faktor penentu eksternal. Merupakan faktor-faktor yang
menonjol yang berasal dari luar lingkungan.
2.2.4.2 Product and Service
Menurut Bernard (2005, p106), Ini adalah area arsitektur yang
dimaksudkan mempengaruhi area primer. Tingkat kedua dari
kerangka EA mengidentifikasi produk bisnis layanan dari perusahaan
dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut.
29
2.2.4.2.1 Business Plan
Menurut Bernard (2005, p297), Sebuah Rencana bisnis
yang memberikan gambaran garis besar tentang bisnis dan
fungsi bisnis tingkat tinggi, dan sebuah strategi keuangan yang
akan menyelesaikan tujuan strategis dan inisiatif.
2.2.4.2.2 Swim Lane Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p299), Diagram aktivitas
stakeholder yang menunjukkan stakeholder (mereka yang
memiliki kepentingan dalam perusahaan) terlibat dengan
jalannya proses bisnis, dan interaksi waktu. Diagram ini
menggunakan format ‘jalur arus’ untuk mengatur susunan
stakeholder dan mengatur kolom sesuai kerangka waktu lalu
kegiatan dilapisi dengan flowchart.
Gambar 2.8 Swimlane Diagram
30
2.2.4.2.3 Business Process Diagram
Menurut Bernard (2005, p300), Diagram proses bisnis
yang memperlihatkan secara detail suatu laporan kegiatan,
termasuk bagaimana menggunakan suatu kegiatan yang saling
berhubungan dengan yang lain. Diagram B-4 mengikuti IDEF-0
untuk memperlihatkan teknik modeling yang terdiri dari input,
kontrol, output dan sebuah mekanisme untuk menggunakan
proses tersebut.
- Input : Alat untuk memulai / alat untuk memicu aktifitas
untuk perubahan.
- Kontrol : Sebuah panduan untuk mengatur kegiatan
terutama menunjukkan kapan/ bagaimana proses tersebut
dilakukan.
- Output : Sebuah hasil yang diproduksi berdasarkan sebuah
kegiatan; suatu alasan agar proses tersebut dilakukan.
- Mekanisme : Sistem dan peralatan yang dipakai untuk
melakukan kegiatan tersebut.
31
Gambar 2.9 Business Process Diagram
2.2.4.2.4 Usecase Narrative & Diagram
Menurut Bernard (2005, p302), Use case naratif sebagai
format bahasa pemodelan terpadu (UML) untuk
mengidentifikasi suatu bisnis, konteks, aktor, dan aturan bisnis
untuk berinteraksi dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang
diidentifikasi sebagai solusi teknologi untuk kebutuhan
pengembangan.
32
Gambar 2.10 Usecase Diagram
Notasi-notasi pada Usecase Diagram :
• System Boundary
Merupakan lingkup system dimana actor
berinteraksi dengan usecase.
33
Gambar 2.11 System Boundary
• Usecase
Merupakan gambaran fungsionalitas dari suatu
sistem, sehingga pengguna sistem paham dan
mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan
dibangun.
Gambar 2.12 System Usecase
• Actor
- Merupakan SDM yang menggunakan system.
Gambar 2.13 Actor usecase
34
2.2.4.3 Data and Information
Menurut Bernard (2005, p107), Data mengoptimalkan dan
menukarkan informasi adalah tujuan sekunder dari arsitektur. Tingkat
ketiga dari kerangka EA dimaksudkan untuk mendokumentasikan
pengambilan informasi saat ini sedang digunakan oleh perusahaan dan
terlihat bagaimana informasi masa depan.
2.2.4.3.1 Object State Transition Diagram
Menurut Bernard (2005, p306), Diagram state transition
menggunakan suatu notasi sebuah model bahasa terpadu untuk
menunjukkan bagaimana sebuah siklus spesifikasi data objek.
Diagram ini menunjukkan suatu perubahan atribut, penghubung,
dan behavior dari objek yang merupakan hasil dari sebuah
aktivitas system internal dan eksternal yang memicu suatu
perubahan.
Notasi StateChart Diagram :
• State menggambarkan keadaan dari suatu state.
• Initial State menggambarkan titik awal dari suatu state.
• Final State menggambarkan titik akhir dari suatu state.
• Transition menggambarkan alur dari suatu state, disertai
dengan kondisi yang ditulis diatas garis tersebut.
Gambar 2.14 Simbol Object State Transition Diagram
35
2.2.4.3.2 Logical Data Model
Menurut Bernard (2005, p308), Sebuah model data
semantic yang bisa dikembangkan dengan menggunakan metode
tradisional terstruktur dan simbologi (entitas diagram
hubungan), atau satu yang bisa dapat digunakan untuk metode
berorientasi objek dan simbologi untuk model bahasa terpadu
(UML),menggunakan metode berorientasi objek dan simbologi
dari model bahasa terpadu yang menghasilkan diagram kelas
atau diagram objek.
Gambar 2.15 Logical Data Model
2.2.4.3.3 Activity / Entity Matriks
Menurut Bernard (2005, p310), Sebuah aktivitas/kesatuan
matrix yang dikembangkan dari pemetaan yang dipengaruhi
36
oleh data entitas yang terkait dengan deretan aktivitas bisnis.
Sering juga disebut ‘CRUD’ karena matrix itu mengidentifikasi
tipe dasar yang dilakukan untuk perubahan suatu data (create,
read, update, delete) melalui proses bisnis.
Gambar 2.16 Activity-entity Matrix
37
2.2.4.3.4 Data Dictionary
Menurut Scott A.Bernard (2005, p311) Data Dictionary
mendukung kelengkapan dari entitas data yang dikumpulkan
dan dijaga oleh perusahaan, termasuk standart untuk atribut,
kunci, dan hubungan.
Tabel 2.3 Data Dictionary
FIELD NAME DATA TYPE
FIELD LENGTH
KEY DESCRIPTION
ID_bahan_baku Char 11 PK Identifikasi bahan baku
Jenis_bahan_baku Char 20 Jenis bahan baku
Harga_bahan_baku Int 12 Harga satuan bahan baku
Jenis_aksesoris Char 20 Tipe-tipe aksesoris
Tgl_masuk_bahan_baku Date - Tanggal bb masuk
Tgl_pengeluaran_bahan_baku Date - Tgl bb keluar
2.2.4.4 System and Aplication
Menurut Bernard (2005, p107), Data mengoptimalkan dan
menukarkan informasi adalah tujuan sekunder dari arsitektur. Tingkat
ketiga dari kerangka EA dimaksudkan untuk mendokumentasikan
pengambilan informasi saat ini sedang digunakan oleh perusahaan dan
terlihat bagaimana informasi masa depan.
38
2.2.4.4.1 System Communication Description
Menurut Bernard (2005, p313), Sebuah S-1 Sistem
interface diagram menyediakan sebuah deskripsi bagaimana
sebuah data dikomunikasikan antara sistem seluruh perusahaan,
termasuk sistem tentang link, jalur, jaringan, dan media.
2.2.4.4.2 System Data Flow Diagram
Menurut Bernard (2005, p315), Sebuah Sistem data flow
diagram dikenal lebih baik sebagai “Data Flow Diagram” dan
dimaksudkan untuk menunjukkan sebuah proses dengan sistem
pertukaran data dan bagaimana pertukaran mereka dapat terjadi.
Sebuah SA-4 artifak compliments dengan diagram proses bisnis,
dan akan bisa didekomposisi untuk menunjukkan perincian
tambahan.
Notasi DFD :
• Data Flow
Menggambarkan aliran data di dalam gambaran DFD.
Gambar 2.17 Aliran Data, notasi DFD
• Proses
Menggambarkan suatu proses di dalam DFD
Gambar 2.18 Proses dalam notasi DFD
39
• Entitas
Menggambarkan Entitas di dalam DFD.
Gambar 2.19 Entitas dalam notasi DFD
• Data Store
Menggambarkan tujuan dari alur proses di dalam DFD.
Gambar 2.20 Data Store dalam notasi DFD
2.2.4.5 Network and Infastructure
Menurut Bernard (2005, p107), Ini adalah tulang punggung
arsitektur. Tingkat kelima dari kerangka EA dimaksudkan untuk
mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan
yg tediri dari suara, data, dan jaringan video bahwa perusahaan
menggunakan untuk sistem host, aplikasi situs web, dan database.
2.2.4.5.1 Network Connectivity Diagram
Menurut Bernard (2005, p321), Sebuah Diagram Jaringan
konektivitas menunjukkan sebuah koneksi fisik antara sebuah
perusahaan suara, data, dan video jaringan, termasuk ekternal
wide area network (WAN) dan local area network (LAN) yang
juga disebut ekstranet dan intranet.
40
Gambar 2.21 Network Connectivity Diagram
2.2.4.6 Security
Menurut Bernard (2005, p109), Keamanan lebih efektif di saat
bagian integral itu adalah EA program management dan metodologi
dokumentasi. Secara menyeluruh IT program keamanan terdiri dari
beberapa area, termasuk: informasi, personal, operasi, dan fasilitas.
Untuk lebih baik lagi, keamanan IT harus bekerja di seluruh level
khususnya di kerangka EA dan semua kompenen EA.
2.2.4.6.1 Security Plan
Menurut Bernard (2005, p328), Sebuah rencana
pengamanan tingkat tinggi yang menyediakan baik dari
gambaran rinci sebuah program keamanan yang mempunyai
efek di dalam seluruh perusahaan, termasuk pemeriksaan fisik,
data, personal, elemen dan prosedur operasi keamanan.
41
2.2.4.7 Standards
Menurut Bernard (2005, p109), Salah satu yang terkenal dari
fungsi EA sendiri ialah menyediakan teknologi standar yang
berhubungan dengan semua level dalam kerangka EA. EA harus
mempromosikan standar industri secara internasional, nasional, untuk
memakai hak milik komersil dari komponen EA.
2.2.4.7.1 Technology Forecast
Menurut Bernard (2005, p334), Sebuah ramalan teknologi
mendukung dan menghubungkan dengan ST-1 teknologi standar
profil.Sebuah dokumen ramalan teknologi diharapkan merubah
semua standar yang ada di dalam ST-1 artifak. Dimana masa
yang terjadi sekarang atau yang terjadi kapan saja.
• Tangkapan diharapkan merubah suatu teknologi yang
berhubungan dengan standard dan konvensi.
• Identifikasi critical teknologi standar, kelemahan dan
dampak dari perubahan sebuah arsitektur.
• Berisi prediksi spesifik tentang ketersediaan suatu
kemunculan standar, dan hubungan tentang spesifik suatu
sistem/ kerangka elemen aplikasi.
2.2.4.8 Workforce
Menurut Bernard (2005, p109), Salah satu sumberdaya terhebat
perusahaan untuk manusia. Salah satunya dengan memastikan bahwa
IT berhubungan dengan staf, kemampuan, dan kebutuhan latihan
untuk mengidentifikasi semua level yang ada di dalam kerangka EA,
dan yang sesuai dengan solusi yang mempengaruhi masa depan
arsitektur.
42
2.2.4.8.1 Workforce Plan
Menurut Bernard (2005, p335), Sebuah rencana kerja
yang menyediakan gambaran level untuk bagaimana manusia
memanage modal di setiap perusahaan. Rencana kerja termasuk
strategi untuk memperkerjakan, menyimpan, dan
pengembangan pelaksanan yang profesional, management, dan
staf di level setiap perusahaan.
2.2.4.9 EA Management Plan
2.2.4.9.1 EA Program Management
Menurut Bernard (2005, p83), EA Management Plan
mendukung kebijakan dalam pengembangan pengambilan
keputusan dan menggunakan sumber daya yang efektif dan
efisien. EA Program Management dibagi menjadi beberapa
aktivitas, yaitu :
1. Kebijakan dan Aturan
Di bagian dokumen ini berisi tentang menentukan kebijakan
dan pengambilan keputusan yang terjadi bersamaan dengan
program Enterprise Architecture (EA).
2. Mendukung Strategi dan Bisnis
Di bagian ini, menjadi salah satu tujuan utama dari program
EA dalam mendukung dan meningkatkan strategi perusahaan
dan perencanaan bisnis.
3. Peran dan tanggung jawab EA
Di dokumen ini menjelaskan peran orang-orang yang
berkepentingan dalam program EA yang akan menjalankan
dan mempertanggungjawabkan sesuai peran masing-masing.
4. Anggaran program EA
Di bagian dokumen ini menjelaskan anggaran untuk program
EA setiap tahun dan keseluruhan dalam perputaran.
5. Mengukur kinerja program EA
43
Di bagian dokumen ini menjelaskan seberapa efektif dan
efisien pada program EA yang akan diukur. Di sini terdapat 2
tipe pengukuran yaitu outcome dan output.
2.2.4.9.1.1 Support for strategy and business
Menurut Bernard (2005, p178), support for strategy
and business digunakan untuk mendukung dan
meningkatkan strategi perusahaan dan perencanaan bisnis
serta mengidentifikasi kesenjangan kinerja yang dapat
dibantu dengan komponen EA.
2.2.4.9.1.2 EA Program Budget
Menurut Bernard (2005, p179), EA program
Budget menggambarkan biaya untuk EA program per
tahunnya dan total keseluruhan siklusnya, jadi total
kepemilikan biaya teridentifikasi.
2.2.4.9.2 EA Current Architecture Summary
2.2.4.9.2.1 Strategic Goals and Initiatives
Menurut Bernard (2005, p181), strategic goals and
initiatives mengidentifikasi bagaimana EA program dan
komponen spesifik EA mendukung pencapaian tujuan
strategis dan inisiatif perusahaan.
2.2.4.9.2.2 Business Services and Information Flows
Menurut Bernard(2005, p183), business services and
information flows Mengidentifikasi dan menekankan
peran pengguna EA dalam mendukung analisis proses
bisnis dan perbaikan, serta mengidentifikasi dan
mengoptimalkan arus informasi diantara proses-proses.
44
2.2.4.9.2.3 System and Application
Menurut Bernard (2005, p184), system and
application mengidentifikasi bagaimana komponen EA
saat ini dan artifak sistem dan aplikasi pada tingkat EA
framework mendukung arus informasi yang dibutuhkan
untuk LOB pada seluruh perusahaan.
2.2.4.9.2.4 Teknology Infrastructure
Menurut Bernard (2005, p184), teknology
infrastructure membahas tentang suara, data, video
komponen EA, dan artifak yang membentuk teknologi
infrastruktur pada tingkat EA framework.
2.2.4.9.2.5 IT Security
Menurut Bernard (2005, p184), IT security
membahas tentang pendekatan umum untuk keamanan TI
pada semua tingkat EA framework. Keamanan TI harus
menjadi bagian dari tujuan strategis atau initiative yang
bergantung pada akurasi, pengesahaan informasi yang
benar.
2.2.4.9.2.6 EA Standards
Menurut Bernard (2005, p181), EA standards
menyediakan standar dokumen EA untuk data, video, suara, dan
keamanan TI yang digunakan selama pengembangan komponen
EA.
45
2.2.4.9.2.7 Workforce Requirements
Menurut Bernard (2005, p185), workforce
requirements menjelaskan pendekatan untuk perencanaan
tenaga kerja TI dan pelatihan bahwa perusahaan
mengeluarkan manajemen modal manusia (human capital
management).
2.2.4.9.3 EA Future Architecture Summary
2.2.4.9.3.1 Future Operating Scenarios
Menurut Bernard (2005, p186), future operating
scenario ditampilkan bersama dengan deskripsi narasi
tujuan scenario dan lingkungan operasi yang menanggapi
scenario.
2.2.4.9.3.2 Planning Assumptions
Menurut Benard (2005, p161), planning assumptions
merupakan asumsi perencanaan dari scenario yang dibahas
lebih lanjut dalam hal yang dimaksud dengan prioritas
perusahaan karena menerapkan EA untuk ke
depannya.asumsi mengidentifikasi kemampuan yang baru
dan sumber daya yang akan diperlukan jika perusahaan
sukses di masing-masing scenario.
2.2.4.9.3.3 Updating Current & Future Views
Menurut Bernard (2005, p186), updating current &
future views merupakan dokumentasi perubahan
perencanaan dalam proses dan sumber daya apa yang akan
menciptakan pandangan EA dimasa depan pada setiap
framework.