BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00865-SI Bab2001.pdf ·...
-
Upload
nguyendang -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00865-SI Bab2001.pdf ·...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Dasar
2.1.1 Data
Menurut McLeod dan Schell (2001:12), data adalah fakta-fakta yang
disimpan didalam basis data yang terdiri atas fakta-fakta yang umumnya tidak dapat
digunakan karena belum terproses dan tidak memiliki sebuah makna atau arti.
Menurut O'Brien (2003:9), data adalah fakta-fakta yang disimpan di dalam
basis data yang terdiri atas fakta-fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai
kejadian atau transaksi bisnis.
Menurut Turban(2004:14), data adalah bentuk referensi yang jamak, yang
biasanya merepresentasikan bentuk singular maupun plural. Data merupakan bahan
mentah atau observasi yang secara khusus berisi tentang berbagai fenomena atau
transaksi bisnis.
2.1.2 Database
Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database adalah sekumpulan data
yang memiliki relasi secara logical dan dirancang untuk mempertemukan informasi -
informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi.
Menurut Turban (2005:37), basis data merupakan kumpulan file atau record
yang terorganisir yang menyimpan data beserta relasi di antara data tersebut.
7
2.1.3 System
Menurut O’Brien (2003:8), sistem adalah sekumpulan komponen yang
saling berhubungandan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima
input dan menghasilkan ouput dalam suatu organisasi.
Menurut McLeod (2001:9), sistem adalah sekumpulan elemen yang
terintegrasi dan bekerja sama menggapai suatu tujuan umum.
2.1.3.1 System Approach
Pada bukunya, McLeod (2001:113) menyatakan bahwa systematic problem-
solving berasal dari filosofi John Dewey (1910), seorang profesor dari Columbia
University yang mengidentifikasi 3 pertanyaan yang ditujukan untuk menanggulangi
kontroversi, yaitu:
1. Mengenali kontroversi
2. Mempertimbangkan alternatif klaim yang digunakan
3. Bentuk suatu keputusan
Gambar 2.1.3.1 System Approach
8
2.1.3.2 Decision Making and Problem Solving
Menurut Mcleod (2001:111), problem adalah sebuah kondisi yang
berpotensi menghasilkan suatu gangguan atau keuntungan. Sedangkan decision adalah
suatu seleksi dari suatu strategi dan aksi. Jadi meneurut beliau, decision making adalah
suatu tindakan berbentuk strategi dan aksi yang dipercaya manager akan menawarkan
solusi yang terbaik terhadap masalah yang di hadapi.
2.1.3.3 Elements of a Problem-Solving Process
Menurut Mcleod (2001:112), terdapat skema dari proses problem solving
seperti yang tertera pada gambar dibawah:
Gambar 2.1.3.3 Elements of a Problem Solving Process
Dalam gambar tersebut, standards menggambarkan desired state, yaitu
berarti apakah yang sistem harus capai? Apa tujuan dari dibentuknya sistem? Dan dalam
jangka waktu tertentu, seorang manajaer harus memiliki informasi cukup yang
menggambarkan current state, yang berarti berupa pertanyaan apa yang telah sistem
9
capai hingga saat ini?. Dan perbedaan antara current state dan desired state
merepresentasikan solution criterion, dalam arti lain bagaimana solusi yang tepat agar
current state mencapai desired state.
Sementara itu, internal constraints adalah suatu batasan atau aturan yang
diperhatikan dalam pemecahan masalah dengan memperhatikan batas sumber daya yang
ada di dalam perusahaan. Dan environmental constraints dibentuk dari tekanan yang
datang dari berbagai macam lingkungan yang mempersulit alur sumber daya masuk atau
keluar dari perusahaan
2.1.4 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010:66), database management system adalah
sebuah software system yang memungkinkan user mendefinisi, membentuk dan
mengatur database dan mengendalikan akses ke database.DBMS berinteraksi dengan
pengguna aplikasi program dan database.
DMBS memungkinkan user untuk mendefinisikan database menggunakan
Data Definition Languange (DDL).DDL memungkinkan user untuk menspesifikasikan
tipe data, struktur, batasan data untuk disimpan di dalam database. DBMS
memungkinkan user untuk melakukan insert, update, delete dan retrieve data dari
database melalui Data Manipulation Languange (DML).
DBMS menyediakan fasilitas akses kepada database, yaitu :
1. Memberikan sistem pengamanan yang mencegahpengguna yang tidak terotorisasi
mengakses database.
2. Memberikan integrity system yang mengelola konsistensi dari data - data yang
tersimpan.
10
3. Memberikan konkurensi pengontrol sistem yang dapat mengembalikan database
kepada kondisi terakhir sebelum terjadinya kegagalan hardware atau software.
4. Memberikan user accessible catalog yang berisi deskripsi data didalam database.
2.1.5 Component DBMS
DBMS memiliki komponen-komponen utama dalam lingkungannya,
komponen-komponen tersebut adalah :
a. Hardware (perangkat keras)
DBMS dan aplikasinya memerlukanhardware untuk beroperasi.Terdiri dari :
1. Penyimpanan permanen (magnetic disk atau hard disk), yaitu: ATA, SATA,
SCSI, SAS, IEEE 1394, Fibre Channel, perangkat I/O (contohnya :disk
drives), device controller, I/O channels, dan lainnya.
Untuk perangkat server, harddisk yang digunakan biasanya adalah 3 jenis
storage. Pertama, yaitu HDD jenis SCSI (Small Computer System Interface)
yang memiliki bermacam-macam kecepatan transfer data dari mulai 3.5 MB
perdetik, 10 MB perdetik, hingga 20-25 MB perdetik. Kemudian yang kedua
jenis Ultra-2 SCSI, yang memiliki transfer rate sekitar 40 MB perdetik
hingga 80 MB perdetik dan di lengkapi dengan fitur LVD (Low Voltage
Differential). Yang ketiga yaitu jenis Ultra-3 SCSI, yang memiliki transfer
rate sekitar 160 MB perdetik dan menambahkan fitur dari Ultra-2 SCSI
dengan fitur CRC (Cylic Redudancy Check) untuk mengecek error. Namun
untuk kecepatan yang terkahir kecepatan masih belum stabil hingga saat ini.
2. Hardwareprocessor dan main memory, digunakan untuk mendukung saat
eksekusi sistem software basis data.
11
b. Software
Komponen software terdiri dari DBMS, sistem operasi (seperti Microsoft
Windows atau Linux), network software (jika diperlukan) dan program aplikasi
pendukung lainnya.
c. Data
Data pada sebuah sistem basis data, baik itu sistem single-user maupun sistem
multi-user harus terintegrasi (terhubung) dan dapat digunakan bersama.Data
bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia.
d. Procedures
Prosedur adalah instruksi atau perintah dan aturan yang mengatur pendesainan
penggunaan dari basis data.Pengguna sistem atau user yang mengatur basis data
membutuhkan dokumen prosedur tentang bagaimana untuk menggunakan atau
menjalankan sistem tersebut.
e. People (Users)
Komponen akhir adalah manusia yang dilibatkan dengan sistem.
Gambar 2.1.5 Component DBMS
12
2.1.6 Adavantages and Disadvantages of DBMS
DBMS juga memiliki beberapa keuntungan dan kerugian :
Keuntungan DBMS :
1. Mengontrol redudansi data
2. Konsistensi data
3. Lebih banyak informasi dari jumlah data yang sama
4. Data Share
5. Meningkatkan integritas data
6. Meningkatkan security
7. Standard pelaksanaan (format data, penamaan, prosedur update)
8. Economy of scale( Data operasional perusahaan dijadikan satu, kemudian aplikasi
dibuat dengan menggunakan data source yang tunggal tersebut. Sehingga akan
menghemat biaya)
9. Keseimbangan konflik kebutuhan (database untuk berbagai kepentingan)
10. Meningkatkan aksesbilitas dan respon data
11. Meningkatkan pemeliharaan mlalui data independence (Data menjadi global)
12. Meningkatkan konkurensi (mengurangi kehilangan informasi dan kehilangan
integrasi)
13. Meningkatkan layanan backup dan recovery.
Kerugian DBMS :
1. Kompleksitas
2. Ukuran
3. Biaya DBMS
4. Biaya penambahan hardware
13
5. Biaya konversi (biaya training, biaya staff spesialis)
6. Kinerja (tidak bisa dijalankan secepat yang diinginkan).
2.1.7 The Three Level ANSI-SPARC Architecture
Connolly dan Begg (2010:86) mengemukakan bahwa istilah ANSI-SPARC
Architecture adalah kesepakatan antara The American National Standards (ANSI) dan
Standards Planning dan Requirement (SPARC) yang mengenali kebutuhan akan
pendekatan tiga-level dengan sistem katalog.
Padsa dasarnya ANSI-SPARC Architecture memiliki tujuan utama
mendasar untuk mengidentifikasi tiga level abstraksi yang berbeda dimana item data
dapat di gambarkan. Bentuk tiga level tersebut terdiri dari external, conceptual, dan
internal level. Tempat user melihat data disebut external level. Cara DBMS dan
Operating system melihat dan menggunakan data terjadi pada internal level yang mana
data benar-benar disimpan menggunakan data structure dan file organizations.
Sementara conceptual level menyediakan mapping dan deskripsi Independence antara
external data dan internal data.
Gambar 2.1.7 ANSI-SPARC Architecture
14
Tujuan dari tiga level arsitektur adalah untuk memisahkan view tiap user
kedalam database. Berikut alasan mengapa pembedaan itu dilakukan:
1. Setiap user dapat mengakses data yang sama, akan tetapi memiliki cara
pengelihatan data yang berbeda sehingga dapat menyebabkan konkurensi.
2. User tidak seharusnya langsung dapat berinteraksi dengan detail physical database
storage seperti indexing. Dalam arti kata lain interaksi user bersifat independen dari
penyimpanan database.
3. DBA dapat merubah struktur penyimpanan database tanpa mempengaruhi view
user.
4. Struktur internal dari database tidap terkena dampak dari pengubahan yang
dilakukan terhadap aspek fisikal storage, seperti pergantian media penyimpanan.
5. DBA dapat merubah struktur konseptual dari database tanpa mempengaruhi semua
user yang terlibat dalam database.
2.1.7.1 External Level
Menurut Connolly dan Begg (2010:87), external level adalah view user
terhapap database. Level ini menggambarkan bagian dari database yang relevan untuk
setiap usernya.
Menurut mereka setiap view itu memungkinkan data yang sama memiliki
representasi yang berbeda. Sebagai contoh, satu user ingin melihat tanggal dalam format
(hari, bulan, tahun), dimana user yang lain ingin melihat tanggal dalam format (tahun,
bulan, hari). Oleh karena itu pada external level ini data di bedakan menjadi data semula
dan data yang terkalkulasi yang pada nantinya baru akan di create jika dibutuhkan saja.
15
2.1.7.2 Conceptual Level
Menurut Connolly dan Begg (2010:87), conceptual level adalah sejumlah
transaksi data yang terkumpul. Level ini menggambarkan apa data yang disimpan dan
apa hubungan antar data tersebut.
Berikut adalah hal yang menggambarkan konseptual level :
1. Seluruh entitas, atribut, relationship.
2. Constraints dari data.
3. Informasi semantik mengenai data.
4. Sekuritas dan integritas informasi.
2.1.7.3 Internal Level
Menurut Connolly dan Begg (2010:87), external level adalah representasi
fisikal dari database di dalam komputer. Level ini mendeskirpsikan bagaimana data di
simpan kedalam database.
Internal level menggambarkan tentang hal-hal berikut:
1. Alokasi ruang penyimpanan data dan index.
2. Deskripsi record untuk media penyimpanan.
3. Peletakan record.
4. Kompresi data dan teknik enkripsi data.
2.1.8 Database Language
2.1.8.1 Data Definition Language
Menurut Connolly dan Begg (2010:92), DDL adalah sebuah bahasa yang
memungkinkan Database Administrator (DBA) atau user untuk menjelaskan dan
memberi nama entities, atribut, bersama-sama dengan beberapa integrity dan
securityconstraints yang saling berhubungan.
16
DDL digunakan untuk mendesain suatu skema atau memodifikasi skema
yang telah ada, bukan digunakan untuk memanipulasi data pada basis data.Hasil dari
DDL adalah sekumpulan tabel yang tersimpan dalam sistem katalogyang berisi
metadata, kamus data, serta direktori data.Kamus data merupakan suatu metadata yaitu
suatu data yang mendeskripsikan atau mewakili data yang sesungguhnya.
Beberapa statement DDL, antara lain:
a. Create Tabel
Untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom.
b. Alter Tabel
Untuk menambah atau membuang kolom dan constrain.
c. Drop Tabel
Untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang terkait di
dalamnya.
d. Create Index
Untuk membuat index pada suatu tabel.
e. Drop Index
Untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya.
Secara teori kita dapat mendefinisikan DDL yang berbeda untuk setiap skema dalam
three-level Architecture, yaitu :
a. DDL untuk skema eksternal
User view dari database. Pada level ini mendefinisikan bahwa bagian dari database
berhubungan dengan tiap user.
17
b. DDL untuk skema konseptual
level ini mendefinisikan data apa yang disimpan dalam databasedan relationship
antar data tersebut.
c. DDL untuk skema internal
Representation physical database pada computer.Level ini mendefinisikan
bagaimana data disimpan di dalam database.
Pada prakteknya, terdapat suatu cakupan DDL terperinci yang penggunannya
minimal menggunakan skema eksternal dan skema konseptual.
2.1.8.2 Data Manipulation Language
Menurut Connolly dan Begg (2010:92), DML adalah sebuah bahasa yang
menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi basis data
dalam data yang tersimpan pada basis data.
Operasi manipulasi data yang biasa dipakai adalah :
a. Menambahkan data baru ke dalam basis data (INSERT).
b. Memodifikasikan data yang telah tersimpan dalam basis data (UPDATE).
c. Mengambil kembali data yang terdapat dalam basis data (SELECT).
d. Menghapus data dari basis data (DELETE).
Pada dasarnya terdapat dua tipe DML, yaitu :
a. Procedural DMLs
Suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menspesifikasi data apa yang
dibutuhkan dan bagaimana untuk mendapatkan data tersebut.
b. Non-Procedural DMLs
Suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menspesifikasi data apa yang
dibutuhkan tanpa menspesifikasi bagaimana untuk mendapatkan data tersebut.
18
2.1.9 Function of a DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010:99), fungsi yang terdapat pada DBMS
adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan, Pengambilan, dan Peng-update-an data
Sebuah DBMS harus menyediakan bagi pengguna dengan sebuah kemampuan
untuk menyimpan, mengambil, dan meng-update data dalam DBMS.Ini merupakan
fungsi yang mendasar dari DBMS.
2. Katalog User-Accesible
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah catalog yang menyimpan deskripsi
tentang item data dan mudah diakses pada pengguna.
3. Mendukung Transaksi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan bahwa
semua kegiatan update yang dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan atau
tidak kegiatan update yang dibuat bagi transaksi tersebut. Transaksi merupakan
sederetan tindakan yang dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi
yang mengakses atau mengubah isi database.
4. Layanan Kendali Konkurensi
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa
database di-update dengan benar ketika banyak pengguna meng-update
databasesesecara bersama-sama. Akses bersama relative mudah jika semua
pengguna hanya membaca data, dimana tidak ada cara bahwa mereka dapat
mengganggu satu dan yang lain. Namun ketika dua atau lebih pengguna mengakses
database secara serentak dan paling sedikit satu dari mereka meng-update data, di
sana dapat terjadi gangguan yang menghasilkan ketidak konsistenan.
19
5. Layanan Perbaikan
Sebuah DBMS harus dapat menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki
database di saat database mengalami kerusakkan dalam berbagai cara.
Kerusakkan database dapat di akibatkan karena kerusakkan sistem, kesalahan
media, dan kesalahan software atau hardware. Bisa disebabkan karena adanya
kesalahan proses transaksi dan penyelesaian transaksi yang tidak lengkap.
6. Layanan Athorisasi
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa
hanya pengguna yang berotoritas dapat mengakses database.Hal ini untuk mecegah
data yang tersimpan tak terlihat oleh semua pengguna dan melindungi database dari
akses yang tak berotoritas.
7. Mendukung Bagi Komunikasi Data
Sebuah DBMS harus dapat mampu mengintegrasikan dengan software komunikasi.
Kebanyakan pengguna mengakses database dari workstation. Kadang workstations
berada pada lokasi yang jauh dari berkomunikasi dengan komputer DBMS melalui
jaringan.
Dalam hal ini DBMS menerima permintaan sebagai pesan komunikasi dan
menanggapi dengan cara yang sama. Semua pengiriman ini ditangani oleh Data
Communication Manager
8. Layanan Integritas
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah arti untuk memastikan bahwa data di
dalam database dan perubahan pada data mengikuti aturan tertentu. Integritas
database dapat mengacu pada kebenaran dan konsistensi data yang disimpan.
Integritas berhubungan dengan kualitas data yang disimpan.Integritas biasanya
20
diekspresikan dengan istilah batasan, yaitu berupa aturan konsisten yang tidak boleh
dilanggar oleh database.
9. Layanan Peningkatan Keterbatasan Data
Sebuah DBMS harus dapat memasukan sebuah fasilitas untuk mendukung
keterbatasan program dari struktur database yang sebenarnya. Data Independence
biasanya dicapai melalui sebuah view atau mekanisme subskema Physical data
Independence lebih mudah untuk dicapai karena terdapat beberapa jenis perubahan
yang dapat dibuat untuk karakteristik fisikal dari database tanpa mempengaruhi
view. Bagaimana data Independence logical yang lengkap lebih susah untuk
dicapai.
10. Layanan Utilitas
Sebuah DBMS harus dapat menyediakan seperangkat layanan utilitas.Program
utilitas membantu DBA mengelola database secara efektif.Beberapa utilitas bekerja
pada tingkat eksternal, dan konsukuensinya dapat dibuat oleh DBA, yang lainnya
bekerja pada tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan vendor DBMS.
Contoh dari utilitas tersebut antara lain :
a. Fasilitas import, untuk meng-load database dari flat file, dan fasilitas eksport,
untuk meng-upload database pada flat file
b. Fasilitas pemantauan, untuk memantau pengguna dan operasi database
c. Program analisa statistic, untuk memeriksa performa dan penggunaan statistic
d. Fasilitas penyusunan index, untuk menyusun kembali index dan overflow mereka
e. Penempatan dan pengumpulan sampah, untuk menghilangkan record yang
dihapus secara fisik dari alat penyimpanan, untuk menggabungkan ruang yang
terlepas, dan untuk menempatkan kembali record tersebut di mana ia butuhkan.
21
2.1.10 Relational Data Structure
Menurut Connolly dan Begg (2010:144-146), Struktur data relasional terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Relasi
Merupakan sebuah table dengan baris dan kolom.Digunakan untuk menyimpan
informasi tentang objek yang digambarkan dalam database.
2. Atribut
Merupakan nama kolom dari relasi. Atribut dapat ditampilkan dalam berbagai
perintah dan dalam relasi yang sama sehingga menyampaikan arti yang sama.
3. Domain
Merupakan sekelompok nilai yang diijinkan bagi satu atau lebih atribut.Setiap
atribut dalam relasi didefinisikan pada sebuah domain.Domain dapat berbeda bagi
setiap atribut, atau dua/lebih atribut dapat didefinisikan pada domain yang sama.
Konsep domain sangat penting karena memungkinkan pengguna menjelaskan arti
dan sumber nilai yang ada pada atribut.
4. Tuple
Merupakan bais dari sebuah relasi.Tuple dapat disebut intention jika struktur relasi,
domain serta batasan-batasan yang lainnya pada nilai yang mungkin bersifat tetap,
namun sebaliknya jika relasi berubah setiap waktu ini disebut extension.
5. Degree
Merupakan jumlah atribut yang terdapat dalam relasi.mempunyai satu atribut akan
mempunyai derajat satu yang disebut relasi unary / satu tuple. Jika relasi
mempunyai dua atribut akan mempunyai derajat dua yang disebut binaru. Dan
begitu seterusnya dengan menggunakan istilah n-ary.
22
6. Cardinality
Merupakan jumlah tuple yang terdapat dalam relasi.Merupakan property dari
extension relasi dan ditentukan dari instance tertentu.
7. Database Relasional
Merupakan kumpulan dari relasi yang ternormalisasi dengan nama relasi yang
berbeda.
2.1.11 Database System Development Lifecycle
Menurut Connolly dan Begg (2010:313), sebuah sistem database
merupakankomponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar sehingga siklus
hidup aplikasi database yang berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.
Langkah-langkah siklus hidup aplikasi :
Gambar 2.1.11 Langkah –langkah siklus hidup aplikasi
D atabase P lann ing
S ystem D efin iton
R equirem ent Co llection and A nalysis
C onceptual D atabase D esign
P hysica l Da tabase D esign
Logical D atabase D esign App lica tion D esignD BM S selection(optional)
P rototyping(op tiona l)
D atabase Design
Im plen ta tion
D ata C onvers ion and Loading
Testing
O pera tional M a intenance
23
2.1.11.1 Data Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010:313), database planning adalah
merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup bisa direalisasikan secara efektif dan
efesien.
Ada tiga tahapan databaseplanning :
1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan pembuatan aplikasi basis data untuk
menetapkan kebutuhan sistem informasi.
2. Mengevaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan kelebihan dan
kekuarangannya.
3. Menaksir kesempatan teknologi informasi untuk menghasilkan kelebihan.
2.1.11.2 System Definition
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), sistem adalah menggambarkan
lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan user view yang utama.Sebelum
mencoba merancang suatu aplikasi basis data diperlukan untuk mengenali batasan
sistem dan bagaimana antarmuka dengan bagian sistem informasi lainnya dalam
organisasi.Hal penting yang harus diperhatikan adalah batasan pemakai dan aplikasi
mendatang.Mengidentifikasi user view sangat penting dalam mengembangkan aplikasi
basis data agar dapat memastikan tidak ada pemakai utama yang terlupakan ketika
mengembangkan keperluan untuk aplikasi baru.
2.1.11.3 Requirement Collection and Analysis
Menurut Connolly dan Begg (2010:316), requirement collection and
analysis adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi tentang bagian
organisasi yang didukung oleh sistem aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini
untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru.
24
2.1.11.4 Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:320), database design adalah suatu
prosesyang menciptakan perancangan untuk basis data yang akan mendukung
keseluruhan operasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan tujuan objek untuk kebutuhan
database sistem.
Menurut Connolly dan Begg (2010:321), ada empat pendekatan dalam desain basis data
yaitu :
1. Top-Down
Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entitas high-level
dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top-down secara
berturut-turut untuk mengidentifikasi entitas lower level, relationship dan atiribut
lainnya.
2. Bottom-up
Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entitas dan relationship), dengan analisis
dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokan ke dalam suatu relasi yang
merepresentasikan tipe dari entitas dan relationship antar entitas.
3. Inside-out
Berhubungan dengan pendekatan bottom-upakantetapi mempunyai sedikit
perbedaan dengan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke
lainnny seperti entitas, relationship, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu
diidentifikasi.
25
4. Mixed
Mengunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbeda-beda
sebelum semuanya di gabungkan menjadi satu.
Menurut Connolly dan Begg (2010:322), proses perancangan terdiri dari tiga bagian,
yaitu:
1. Perancangan Basis Data Konseptual
Basis data konseptual adalah proses membangun suatu model informasi yang
digunakan suatu perusahaan, yang berdiri sendiri terhadap semua pertimbangan
fisikal.
2. Perancangan Basis Data Logikal
Basis data logical adalah proses membangun model informasi yang digunakan
dalam suatu perusahaan berdasarkan pada spesifik data model, tetapi berdiri sendiri
terhadap semua fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisikal lainnya.
3. Perancangan Basis Data Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan suatu deskripsi
mengenai implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder;
menggambarkan dasar relasi, file orgnisasi, dan indeks yang digunakan untuk
mencapai efisiensi akses terhadap data, dan semua integritas constraint dan
pengukuran keamanan.
26
Gambar 2.1.11.4 Skema Database Design
2.1.11.5 DBMS Selection
Menurut Connolly dan Begg (2010:325), pengertian DBMS selection adalah
menyeleksi DBMS yang tepat untuk mendukung database system.Seleksi DBMS
dilakukan antara tahapan perancangan database logical dan perancangan database
fisikal.Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada
perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBMS, piranti
lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan
dan pelatihan pegawai.
2.1.11.6 Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010:329), pengertian perancangan aplikasi adalah
merancangan antarmuka pemakai dan program aplikasi, yang akan memperoses basis
data. Perancangan basis data dan aplikasi merupakan aktivitas yang dilakukan secara
bersamaan pada database application lifecycle.
27
2.1.11.7 Prototyping
Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian prototyping adalah
membuat model kerja dari sistem basis data.Tujuannya adalah untuk memungkinkan
pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fitur-fitur sistem berjalan
dengan baik atau tidak, dan bila memungkinkan untuk menyarankan peningkatan atau
bahkan penambahan fitur-fitur baru kedalam sistem database.
2.1.11.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian implementasi adalah
realisasi fisik suatu basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data dapat
dicapai menggunakan data definition language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau
graphical user interface (GUI).
Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur-struktur basis data
dan file-file basis data yang kosong. Semua spesifikasi user view juga
diimplementasikan pada tahap ini.
2.1.11.9 Data Convertion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2010:334), data convertion and loading adalah
mentransfer semua data yang telah ada kedalam database yang baru dan mengkonversi
semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data yang baru menggantikan
sistem basis data yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan
untuk memasukkan file ke dalam basis data baru tujuannya adalah untuk memungkinkan
pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk
digunakan oleh sistem baru.
28
2.1.11.10 Testing Data Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010:334), pengertian testing adalah proses
menjalankan databasesystem dengan maksud untuk mencari kesalahan. Sebelum
digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh.
Untuk mencapainya harus hati-hati dalam menggunakan perencanaan strategi uji dan
menggunakan data asli untuk semua proses penguji.
Pengguna-pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam
proses pengujian. Situsai yang ideal untuk pengujian suatu sistem adalah dengan
menguji basis data pada sistem hardware yang berbeda, tetapi sering kali ini tidak
tersedia.Jika data sesungguhnya digunakan, sangat penting sekali untuk memiliki backup
untuk menangkap kesalahan yang terjadi.Setelah pengujian selesai, sistem aplikasi siap
digunakan dan diserahkan ke pemakai.
2.1.11.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2010:335), pengertian operasional dan
pemeliharaan adalah proses memonitor dan memilihara sistem yang telah di install. Pada
tahap ini implementasi database dilakukan secara sepenuhnya.Sistem diawasi dan
dipelihara secara berkelanjutan.Jika diperlukan kebutuhan – kebutuhan baru dimasukkan
dalam aplikasi database melalui tahapan database terlebih dahulu.
2.1.12 Entity Relationship Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2010:371), salah satu aspek yang sulit dalam
perancangan database adalah kenyataan bahwa perancang, programmer, dan pemakai
akhir cenderung melihat data dengan cara yang berbeda. Untuk memastikan pemahaman
secara alamiah dari data dan bagaimana data digunakan oleh perusahaan dibutuhkan
29
Entity Name
Staff Branch
sebuah bentuk komunikasi yang non-teknis dan bebas dari segala ambiguitas. Berikut ini
adalah notasi Entity-Relationship Modelling menurut Connolly dan Begg (2010 : p372)
2.1.12.1 Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:372), entity type adalah kumpulan objek-
objek dengan property yang sama, dimana property tersebut diidentifikasikan memiliki
keberadaan yang bebas. Konsep dasar dari bentuk entity relationship adalah tipe
entity.Sebuah tipe entity memiliki keberadaan yang bebas dan bisa menjadi objek
dengan keberadaan fisik atau menjadi objek dengan keberadaan konseptual.
Entity Occurrence yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah
entity type.Setiap entitas diidentifikasi dan disertakan property-nya.
Gambar 2.1.12.1 Entity Type
30
Entity Name
Staff BranchHas
2.1.12.2 Relationship Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relationship type adalah
sekumpulan hubungan antara satu atau lebih tipe-tipe entity.
Sebuah relationship berderajat dua disebut binary,relationshipberderajat tiga
disebut sebagai ternarydan relationship berderajat empat disebut sebagai quartener.
Gambar 2.1.12.2 Relationship Type
2.1.12.3 Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:379),attributes adalah sebuah
propertiatau sebuah sifat darientity atau sebuah tipe relationship. Attribut menyimpan
nilai dari setiap entity occurrence dan mewakili bagian utama dari data yang disimpan
dalam basis data. Sebagai contoh entitystaf mungkin dapat menjelaskan atribut sebagai
berikut : no_staff, nama, posisi, dan gaji.
31
Menurut Connolly dan Begg (2010:378), attributes domain adalah sejumlah
nilai yang di perkenakan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang dihubungkan
dengan sejumlah nilai disebut domain. Domain mendefinisikan nilai-nilai yang dimiliki
sebuah atribut dan sama dengan konsep domain pada model relasional.
1. Simple Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:379), Simple Attributes adalah atribut
yang terdiri dari satu komponen tunggal dan keberadaan yang bebas.Simple Attribute
tidak bisa dibagi lagi ke dalam komponen yang lebih kecil. Contohnya, posisi dan gaji
dari entity pegawai.
2. Composite Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:380), Composite Attributes adalah
sebuah susunan atribut dari banyak komponen dengan sebuah keberadaan yang bebas
dari masing-masingnya.Dalam hal ini beberapa atribut dapat dipisahkan menjadi
komponen yang lebih kecil lagi dengan keberadaan yang bebas dari masing-masingnya.
Contohnya atribut alamat dari entitykantor cabang yang mengandung nilai (jalan, kota,
kode pos) bisa dipecahkan menjadi simple attribute jalan, kota, dan kode pos.
3. Single-valued Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:380), single value attributeadalah atribut
yang hanya menyimpan nilai tunggal untuk suatu sifat dan entity.
4. Multi-valued Atributes
Menurut Connolly dan Begg (2010:380), multi-valued adalah atribut yang
bisa menyimpan nilai lebih dari satu untuk suatu sifat dari entity.Contohnya atiribut
telepon pada entitykantor cabang yang bisa memiliki lebih dari satu nomor telepon.
32
5. Derived Atributes
Menurut Connolly dan Beeg (2010:380), derived attribute adalah attribute
yang menunjukkan nilai yang diperoleh dari atribut yang berhubungan, tidak terlalu
dibutuhkan dalam tipe entity yang sama. Atribut turunan mungkin juga menyangkut
hubungan dari atribut pada tipe entity yang berbeda
2.1.12.3.1 Keys
Menurut Connoly dan Begg (2010:381), Keys memiliki peran yang sangat
penting untuk menghubungkan satu objek dengan objek yang lainnya. Keys diletakkan
pada suatu atribut yang telah ditentukan kedudukannya, agar dapat dihubungkan dengan
atribut pada entitas yang lain. Menurut Connolly dan Begg(2010:381-382), terdapat
macam-macam kunci relasi, yaitu:
1. Candidate Key
Candidate key yaitu himpunan atribut minimal yang secara unik mengidentifikasi
tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas. Sedangkan menurut Date (2000:258), ciri-
ciri khusus yang dimiliki oleh candidate key adalah uniqueness dan irreducibility.
2. Primary Key
Primary key yaitu candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi
tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas. Menurut Date (2000:261), hanya terdapat
satu candidate key untuk setiap entitas yang ada.
3. Foreign Key
Foreign key yaitu himpunan atribut dalam suatu relasiyang cocok dengan candidate
key dari beberapa relasi.Menurut Date (2000:261),
4. Alternate Key
Alternate key yaitu candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.
33
2.1.12.4 Structural Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2010:385), Batasan-batasan yang
menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada pada real world harus
diterapkan pada tipe entitas yang ikut serta dalam sebuah relationship.Tipe utama dari
batasan hubungan di dalam suatu relationship disebut multiplicity.
Multiplicity adalah jumlah occurance yang mungkin terjadi pada sebuah tipe
entitas yang berhubungan ke sebuah occurance dari sebuah tipe entitas lain dari suatu
relationship. Relationship yang paling umum adalah binary relationship.
2.1.12.4.1 One to One (1:1) Relationship
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity
occurance pada entitas yang satu dengan entity occurance pada entitas lainnya yang ikut
serta dalam relationship tersbeut. Hubungan 1:1 dapat terjadi bila setiap entitas pada
himpunan entitas A berhubungan paling banyak satu entitas dengan satu entitas pada
himpunan entitas B. Dan sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan
paling banyak satu entitas dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.1.12.4.1 Hubungan One to One (1:1)
34
2.1.12.4.2 One to Many (1:*) Relationship
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity
occurance pada entitas yang satu dengan satu atau lebih entityoccurance pada entitas
lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut. Berarti setiap entitas himpunan
entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.
Namun,setiap entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berhubungan
dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.
Gambar 2.1.12.4.2 Hubungan One to Many (1:*)
2.1.12.4.3 Many to Many (*:*) Relationship
Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu atau lebih entity
occurance pada entitas yang satu dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas
lainnya yang serta dalam relationship tersebut. Berarti setiap entitas pada himpunan
entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan enitas B, dan
sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak
entitas pada himpunan entitas.
35
Gambar 2.1.12.4.3 Hubungan Many to Many (*:*)
2.1.12.5 Strong Entity
Menurut Connolly dan Begg (2010:383), entitas kuat adalah entitas yang
keberadaannya tidak bergantung pada beberapa entitas yang lain. Karakter dari entitas
ini adalah bahwa setiap kejadian entitas teridentifikasi secara unik menggunakan atribut
primary key.Sebagai contoh, kita dapat mengidentifikasi secara unik setiap anggota staf
dengan menggunakan atribut staffNo.
2.1.12.6 Weak Entity
Menurut Connolly dan Begg (2010:383), entity lemah adalah entity yang
keberadaannya tergantung pada beberapa entity yang lain. Karakteristik dari entity ini
bahwa setiap kejadian entity tidak dapat teridentifikasi secara unik hanya dengan
menggunakan atribut yang berhubungan dengan entity tersebut.
Sebagai contoh, kita tidak dapat mengidentifikasi setiap kejadian dari entity
kesukaan hanya dengan menggunakan atribut entity tersebut.Kita hanya dapat
36
mengidentifikasi secara unik entity kesukaan melalui relationship yang entity kesukaan
miliki dengan entity klien yang secara unik teridentifikasi menggunakan primary key
bagi entity klien.
2.1.12.7 Normalization
Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah suatu teknik
untuk menghasilkan sekumpulan relasi table dengan sifat-sifat (properties) yang
diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data dari perusahaan. Tujuan normalisasi sebagai
berikut :
1. Menghilangkan kumpulan relasi dari inserting, updating, dan delete dependency
yang tidak diharapkan
2. Mengurangi kebutuhan rekstrukturisasi kumpulan relasi dan meningkatkan life
spam program aplikasi
3. Membuat model relasional yang lebih informative
4. Membuat sekecil mungkin terjadinya redudansi data
5. Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila dilakukan
penghapusan atau penambahan data sebagai akibat adanya data rangkap
6. Menjamin bahwa identitas table secara tunggal sebagai determinan semua atribut.
Proses dalam normalisasi menurut Connolly dan Begg (2010:428) terbagi
menjadi beberapa tingkatan yang bisa digunakan pada normalisasi, yaitu :
a. Unnormalized Form (UNF)
sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup yang berulang. Yang dimaksud
grup yang berulang itu adalah atribut-atribut yang multivalued.
37
Gambar 2.1.12.7.1 Unormalized Form
b. First Normal Form (1NF)
First normal form adalah untuk mengubah bentuk UNF menjadi 1NF, yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menghilangkan kelompok berulang, agar
setiap pertemuan antara baris dan kolom berisi satu dan hanya satu nilai. Langkah –
langkah membuat 1NF dari bentuk UNF :
1. Menentukan 1 atau lebih atribut sebagai kunci dari tabel UNF
2. Mengidentifikasi repeating group dari suatu tabel UNF
3. Menghilangkan repeating group
4. Mengisi kolom dari baris yang kosong dengan data-data sesuai
5. Menempatkan data yang berulang beserta key-nya ke dalam tabel baru.
38
Gambar 2.1.12.7.2 Normalized Form 1
c. Second Normal Form (2NF)
Pada tahap normalisasi kedua, dihilangkan setiap partialdependence yang
ada pada bentuk 1NF.Yang dimaksud dengan partial dependence adalah atribut non
primary key yang merupakan sebagian fungsi dari primary key, atau dapat dijelaskan
demikian apabila terdapat atribut-atribut dalam suatu relasi yang memiliki
ketergantungan fungsional. Langkah – langkah membuat 2NF dari 1NF :
1. Mengidentifikasi primary key dari bentuk 1NF
2. Mengidentifikasi functionaldependency pada bentuk 1NF
3. Bila terdapat partial dependency dalam primary key maka tempatkan primary
key tersebut dalam suatu tabel baru beserta field-field yang berkaitan dengannya.
39
Gambar 2.1.12.7.3 Normalized Form 2
d. Third Normal Form (3NF)
Pengujian terhadap bentuk normal ketiga dilakukan dengan cara melihat
apakah terdapat atribut bukan key tergantung fungsional terhadap atribut bukan key yang
lain. Pada tahap normalisasi 3NF dihilangkan setiap Transitive Dependence yang
terdapat pada bentuk 2NF.Transitive dependency terjadi ketika ada atribut yang bukan
merupakan primary key, yang memiliki ketergantungan pada atribut lain yang juga
bukan merupakan primary key. Langkah – langkah membuat 3NF dari 2NF :
1. Mengidentifikasi primary key pada bentuk 2NF
2. Mengidentifikasi functional dependency dalam tabel tersebut
3. Bila terdapat transitivedependency pada primary keymaka tempatkan
primary key
4. Bila terdapat transitive dependency pada primary key maka tempatkan primary
key beserta field-field yang berkaitan pada tabel baru.
40
Gambar 2.1.12.7.3 Normalized Form 2
2.1.13 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut McLeod dan Schell (2001:12), Data Flow Diagram atau
Diagram Arus Data adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang
menggunakan sejumlah bentuk simbol-simbol untuk menggambarkan bagaimana data
mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan (
Data Flow Diagram merupakan alat yang cukup populer sekarang ini,
karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.
Data Flow Diagram juga membantu sekali di dalam komunikasi dengan pemakai
sistem untuk memahami sistem secara logika.
Data Flow Diagram terdiri dari 4 ( empat ) simbol. Simbol-simbol
tersebut antara sebagai berikut :
1. Terminator
Elemen-elemen lingkungan berada diluar batas sistem. Elemen-elemen ini
menyediakan bagi sistem input data dan menerima output data sistem. Pada DFD tidak
dibuat perbedaan antara data dan informasi.
41
Semua arus dipandang sebagai data. Nama terminator digunakan untuk
menggambarkan elemen-elemen lingkungan, yang menandai titik-titik berakhirnya
sistem. Terminator digambarkan dalam DFD dengan satu kotak atau segi empat. Tiap
simbol terminator diberi label nama elemen lingkungan.
Gambar 2.1.13.1 Terminator
2. Proses
Proses adalah sesuatu yang merubah input menjadi output. Proses dapat
digambarkan dengan lingkaran atau segi empat horizontal. Tiap simbol proses
diidentifikasikan dengan label.
Teknik pembuatan label yang paling umum adalah dengan menggunakan kata kerja
dan objek, tetapi dapat juga digunakan nama sistem atau program komputer.
Gambar 2.1.13.2 Process
42
3. Arus Data
Arus data terdiri dari sekelompok elemen data yang berhubungan secara logis
yang bergerak dari suatu titik atau proses proses ke titik atau proses yang lain. Tanda
panah digunakan untuk menggambarkan arus itu. Panah tersebut dapat
digambarkan sebagai garis lurus atau garis lengkung.
Jumlah data yang diwakili oleh suatu arus data dapat bervariasi dari suatu elemen
data tunggal hingga satu atau beberapa file
Gambar 2.1.13.3 Arus Data
4. Data Store
Jika data perlu dipertahankan karena suatu sebab maka digunakan
penyimpanan data. Dalam istilah DFD, penyimpanan data adalah suatu
penampungan data. Bayangkan penyimpanan data sebagai data diam( data at rest ).
Penyimpanan data dapat digambarkan dengan satu set garis parallel atau segiempat
terbuka di salah satu ujungnya.
Gambar 2.1.13.3 Data Store
43
Di dalam penggambaran DFD terdapat tingkatan yang tersusun berdasarkan
diagram sebagai berikut :
a. Diagram Konteks
Diagram konteks selalu mengandung satu dan hanya satu proses saja. Proses
ini mewakili proses dari seluruh system. Diagram konteks ini menggambarkan
hubungan input atau output antara system dengan kesatuan yang lainnya.
b. Diagram Zero
Diagram ini tingkatannya dibawah diagram konteks. Diagram Primitive atau
Diagram Detail. Pada diagram primitive, proses sudah tidak dapat dipecahkan lagi.
Ada beberapa konsep yang harus diperhatikan dalam menggambar alur data
DFD, yaitu :
a. Konsep Paket Data
Bila dua buah atau lebih mengalir dari suatu sumber yang sama ketujuan yang
sama maka harus dianggap suatu alur yang tunggal karena alur data tersebut
mengalir bersama-sama sebagai paket.
b. Konsep Alur Data Menyebar ( Diverging Data Flow )
Menunjukkan sejumlah tembusan dari alur data yang sama dari sumber yang
sama ketujuan yang berbeda.
c. Konsep Alur Data Mengumpul ( Converging Data Flow )
Menunjukkan beberapa alur data yang berbeda dari sumber yang berbeda
bergabung bersama-sama menuju yang sama pula.
d. Konsep Sumber dan Tujuan alur Data
Semua alur data harus dihasilkan dari suatu proses menuju ke suatu proses.
44
2.1.14 Flowchart Diagram
Menurut McLeod dan Schell (2001:12) flowchart adalah sebuah teknik
analisis untuk menjelaskan beberapa aspek dan sebuah sistem informasi dengan cara
yang jelas, tepat dan logis. Flowchart pada dasarnya menggunakan satu kumpulan
simbol-simbol standar untuk menjelaskan prosedur sebuah proses dalam sebuah
organisasi atau perusahaan serta untuk menjelaskan aliran data dalam sebuah sistem
tertentu dalam organisasi tersebut.
Gambar 2.1.14 Flowchart Diagram
45
2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Persediaan
Menurut Ghiani et al (2004:1), persediaan adalah sesuatu yang berkaitan
dengan ketersediaan makanan, amunisi, dan sparepart, termasuk transportasi untuk
mengangkut barang tersebut.
Dalam sebuah perusahaan, persediaan mencakup pada suatu proses produksi
dan distribusi barang. Hal inti dalam proses persediaan adalah memutuskan kapan
material tak terolah, semi-terolah, dan material jadi diambil, di pindahkan, dan di
salurkan ke dalam gudang.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa persediaan adalah suatu proses yang
pada intinya bertujuan untuk menanggulangi ketersediaan barang yang telah habis dalam
gudang dengan melakukan suplai ulang terhadap material yang dibutuhkan.
2.2.1.1 Sistem Persediaan
Menurut Ghiani et, al (2004:1), system persediaan adalah suatu prosedur
yang terbentuk karena hubungan antar fasilitas yang didukung oleh suatu alat
transportasi. Fasilitas yang dimaksud adalah suatu tempat dimana material di proses,
misalnya gudang, pusat perakitan, terminal, outlet, bahkan mungkin tempat
pembuangan. Dan transportasi adalah saran pendukung untuk memindahkan material
dari satu fasilitas ke fasilitas yang lain dengan menggunakan kendaraan dan peralatan
yang dibutuhkan seperti: truk, container, mobil, kereta, crew.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sistem persediaan adalah suatu
prosedur yang dilakukan dalam proses persediaan barang dengan memanfaatkan
transportasi dan hal yang berkaitan dalam prosedur suplai ulang gudang.
46
2.2.1.2 Sistem Aliran Persediaan Barang
Menurut Warren et, al (2005:447), metode pencatatan barang bergantung
pada apa metode aliran persediaan yang digunakan. Metode aliran persediaan yang
dimaksud adalah sebuah cara penambahan dan pengurangan stok barang di gudang.
Terdapat 2 metode aliran persediaan barang, yaitu:
1. FIFO (First In, First Out)
Menurut Warren et al (2005:448), metode ini mengatur aliran persediaan
barang dengan kondisi barang yg pertama masuk adalah barang yg dikeluarkan
terlebih dahulu dari gudang saat penjualan dengan harga yang bervariatif sesuai
dengan harga barang saat itu. Metode ini biasanya diberlakukan untuk produk yang
kurang tahan lama jika disimpan dalam jangka waktu tertentu seperti sayuran,
daging, buah, minuman, dan makanan.
2. LIFO (Last In, First out)
Menurut Warren et, al (2005:449), metode ini mengatur aliran persediaan
barang dimana barang yang paling terakhir masuk adalah barang yang dikeluarkan
terlebih dahulu dengan harga yang bervariasi sesuai dengan harga barang saat itu.
Metode ini cendrung digunakan oleh perusahaan yang memiliki perputaran barang
yang cepat dan tingkat penjualan yang tinggi karena barang lama tidak menjadi
masalah ketika disimpan dalam jangka waktu yang lama karena tingkat permintaan
barang yang lama cendrung tetap dibutuhkan di masa mendatang.
47
2.2.1.3 Inventory Management
Menurut Ghianni et, al (2004:1), inventory management adalah suatu
elemen inti dalam perencanaan dan operasi system persediaan yang mana memiliki
urutan prosedur kegiatan inti didalamnya, yaitu:
1. Komponen dan barang setengah jadi menunggu untuk diproses atau diolah
dalam aktivitas gudang.
2. Marchendise (barang mentah, komponen, barang jadi) di transportasi lewat
suatu supply chain
3. Barang jadi di salurkan kepada distribution center untuk siap dijual kepada
customer
4. Barang yang telah siap akan di salurkan kembali oleh end-user gudang
untuk diproses dalam proses penjualan.
Ada beberapa alasan mengapa para logistician menyimpan barang dalam
beberapa gudang dalam jangka waktu tertentu, antara lain:
1. Meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan
2. Mengurangi total biaya logistik
3. Mengantisipasi permintaan pelanggan yang bervariasi
4. Membuat best item tersedia jika dibutuhkan dalam periode satu tahun.
5. Mampu menganalisa dan memprediksi tingkat fluktuasi harga
6. Menanggulangi penataan sistem persediaan yang tidak efisien
Jadi dapat dimabil kesimpulan bahwa inventory management ditujukan
untuk mengatur, memprediksi apa saja kebutuhan gudang dan bagaimana perancangan
prosedur yang baik dapat meningkatkan efektifitas pegudangan dan mempu menunjang
proses penjualan.
48
Menurut Ghiani et al (2004:4), manajemen inventori memiliki beberapa
tujuan, antara lain:
1. Suatu persepsi tentang pentingnya pelanggan
2. Perbedaan nilai ekonomi dari barang yang berbeda
3. Membuat suatu aturan transportasi barang dalam suatu perusahaan
4. Tingkat fleksibilitas proses produksi
5. Memprediksi pergerakan perusahaan kompetitor
Jadi dapat diambil kesimpulan tujuan dari dilakukanya penataan inventory
atau persediaan adalah untuk memprediksi apa saja kebutuhan gudang dan dampak apa
yang dihasilkan dari proses penataan inventory terhadap efektifitas proses supply chain
dan penjualan.
2.2.2 Pembelian
Menurut Warren, Reeve, & Fess, (2005:223), pembelian adalah sejumlah
pembayaran kas kepada pemasok yang jika secara tunai dicatat pada jurnal pembayaran
kas & bila di lakukan secara kredit dicatat pada jurnal pembelian.
Menurut Pooler, Farney (2004:3), pembelian adalah suatu aktifitas yang
rumit dan kompleks yang mempertemukan penjual dan pembeli dimana transaksi
permintaan dan penawaran terjadi antara keduanya.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelian adalah suatu usaha jual-beli
antara penjual dan pembeli yang ditandai dengan permintaan oleh pihak pembeli
terhadap penawaran penjual yang diakhiri dengan pembayaran transaksi antara
keduanya.
49
Menurut Pooler, Farney (2004:6), pembelian haruslah memenuhi 2 tujuan
utama, antara lain adalah:
1. Memastikan suplai ekonomi lewat pembelian barang, suplai, dan pelayanan untuk
keutuhan operasi perusahaan
2. Kontribusi untuk meningkatkan profit dengan efisiensi total biaya dalam
pelaksanaan operasi
untuk tujuan pendukung di selenggarakanya proses pembelian adalah antara
lain untuk:
1. Untuk mendapatkan pembelian terbaik
2. Untuk membayar dengan harga yang relatif rendah
3. Untuk meningkatkan kepuasan atas barang yang diinginkan dan meningkatkan
hubungan kerjasama terhadap mitra bisnis
4. Untuk menjaga performa supplier agar tetap stabil
5. Untuk mencari material dan produk yang lebih baik
6. Untuk mengembangkan control dan prosedur yang lebih efektif
7. Untuk menjaga biaya akuisisi tetap rendah dengan performa yang optimal
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan utama dari pembelian adalah
untuk mendapatkan barang terbaik untuk menambah margin profit.
2.2.3 Penjualan
Menurut Kotler (2006, p457), “Penjualan merupakan proses dimana
kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui pertukaran informasi dan
kepentingan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan
pemindahan resiko dan manfaat kepemilikan barang atau jasa dari pihak yang memiliki
50
barang atau jasa (penjualan) kepada pihak yang membutuhkan barang atau jasa tersebut
(pembeli). Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang atau jasa serta kredit
maupun tunai. Kegiatan penjualan ini merupakan salah satu sumber penghasilan utama
bagi setiap perusahaan.
2.2.3.1 Sistem Informasi Penjualan
Menurut Warren, Reeve, & Fess, (2005, p. 529) penjualan adalah jumlah
total yang di bebankan kepada pelanggan atas barang yang terjual, termasuk penjualan
tunai dan penjualan kredit
2.3 Kerangka Pikir
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Sumber : Hasil Penelitian
Pengumpulan Data Berdasarkan Kuisioner, Interview, dan
Kepustakaan
Menguraikan Proses Bisnis dan alur data
Synchronous Training
Asynchronous Training
Analisis dan Perancangan Database