BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00865-SI Bab2001.pdf ·...

45
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar 2.1.1 Data Menurut McLeod dan Schell (2001:12), data adalah fakta-fakta yang disimpan didalam basis data yang terdiri atas fakta-fakta yang umumnya tidak dapat digunakan karena belum terproses dan tidak memiliki sebuah makna atau arti. Menurut O'Brien (2003:9), data adalah fakta-fakta yang disimpan di dalam basis data yang terdiri atas fakta-fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau transaksi bisnis. Menurut Turban(2004:14), data adalah bentuk referensi yang jamak, yang biasanya merepresentasikan bentuk singular maupun plural. Data merupakan bahan mentah atau observasi yang secara khusus berisi tentang berbagai fenomena atau transaksi bisnis. 2.1.2 Database Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database adalah sekumpulan data yang memiliki relasi secara logical dan dirancang untuk mempertemukan informasi - informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi. Menurut Turban (2005:37), basis data merupakan kumpulan file atau record yang terorganisir yang menyimpan data beserta relasi di antara data tersebut.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00865-SI Bab2001.pdf ·...

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Dasar

2.1.1 Data

Menurut McLeod dan Schell (2001:12), data adalah fakta-fakta yang

disimpan didalam basis data yang terdiri atas fakta-fakta yang umumnya tidak dapat

digunakan karena belum terproses dan tidak memiliki sebuah makna atau arti.

Menurut O'Brien (2003:9), data adalah fakta-fakta yang disimpan di dalam

basis data yang terdiri atas fakta-fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai

kejadian atau transaksi bisnis.

Menurut Turban(2004:14), data adalah bentuk referensi yang jamak, yang

biasanya merepresentasikan bentuk singular maupun plural. Data merupakan bahan

mentah atau observasi yang secara khusus berisi tentang berbagai fenomena atau

transaksi bisnis.

2.1.2 Database

Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database adalah sekumpulan data

yang memiliki relasi secara logical dan dirancang untuk mempertemukan informasi -

informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi.

Menurut Turban (2005:37), basis data merupakan kumpulan file atau record

yang terorganisir yang menyimpan data beserta relasi di antara data tersebut.

7

2.1.3 System

Menurut O’Brien (2003:8), sistem adalah sekumpulan komponen yang

saling berhubungandan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

input dan menghasilkan ouput dalam suatu organisasi.

Menurut McLeod (2001:9), sistem adalah sekumpulan elemen yang

terintegrasi dan bekerja sama menggapai suatu tujuan umum.

2.1.3.1 System Approach

Pada bukunya, McLeod (2001:113) menyatakan bahwa systematic problem-

solving berasal dari filosofi John Dewey (1910), seorang profesor dari Columbia

University yang mengidentifikasi 3 pertanyaan yang ditujukan untuk menanggulangi

kontroversi, yaitu:

1. Mengenali kontroversi

2. Mempertimbangkan alternatif klaim yang digunakan

3. Bentuk suatu keputusan

Gambar 2.1.3.1 System Approach

8

2.1.3.2 Decision Making and Problem Solving

Menurut Mcleod (2001:111), problem adalah sebuah kondisi yang

berpotensi menghasilkan suatu gangguan atau keuntungan. Sedangkan decision adalah

suatu seleksi dari suatu strategi dan aksi. Jadi meneurut beliau, decision making adalah

suatu tindakan berbentuk strategi dan aksi yang dipercaya manager akan menawarkan

solusi yang terbaik terhadap masalah yang di hadapi.

2.1.3.3 Elements of a Problem-Solving Process

Menurut Mcleod (2001:112), terdapat skema dari proses problem solving

seperti yang tertera pada gambar dibawah:

Gambar 2.1.3.3 Elements of a Problem Solving Process

Dalam gambar tersebut, standards menggambarkan desired state, yaitu

berarti apakah yang sistem harus capai? Apa tujuan dari dibentuknya sistem? Dan dalam

jangka waktu tertentu, seorang manajaer harus memiliki informasi cukup yang

menggambarkan current state, yang berarti berupa pertanyaan apa yang telah sistem

9

capai hingga saat ini?. Dan perbedaan antara current state dan desired state

merepresentasikan solution criterion, dalam arti lain bagaimana solusi yang tepat agar

current state mencapai desired state.

Sementara itu, internal constraints adalah suatu batasan atau aturan yang

diperhatikan dalam pemecahan masalah dengan memperhatikan batas sumber daya yang

ada di dalam perusahaan. Dan environmental constraints dibentuk dari tekanan yang

datang dari berbagai macam lingkungan yang mempersulit alur sumber daya masuk atau

keluar dari perusahaan

2.1.4 Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2010:66), database management system adalah

sebuah software system yang memungkinkan user mendefinisi, membentuk dan

mengatur database dan mengendalikan akses ke database.DBMS berinteraksi dengan

pengguna aplikasi program dan database.

DMBS memungkinkan user untuk mendefinisikan database menggunakan

Data Definition Languange (DDL).DDL memungkinkan user untuk menspesifikasikan

tipe data, struktur, batasan data untuk disimpan di dalam database. DBMS

memungkinkan user untuk melakukan insert, update, delete dan retrieve data dari

database melalui Data Manipulation Languange (DML).

DBMS menyediakan fasilitas akses kepada database, yaitu :

1. Memberikan sistem pengamanan yang mencegahpengguna yang tidak terotorisasi

mengakses database.

2. Memberikan integrity system yang mengelola konsistensi dari data - data yang

tersimpan.

10

3. Memberikan konkurensi pengontrol sistem yang dapat mengembalikan database

kepada kondisi terakhir sebelum terjadinya kegagalan hardware atau software.

4. Memberikan user accessible catalog yang berisi deskripsi data didalam database.

2.1.5 Component DBMS

DBMS memiliki komponen-komponen utama dalam lingkungannya,

komponen-komponen tersebut adalah :

a. Hardware (perangkat keras)

DBMS dan aplikasinya memerlukanhardware untuk beroperasi.Terdiri dari :

1. Penyimpanan permanen (magnetic disk atau hard disk), yaitu: ATA, SATA,

SCSI, SAS, IEEE 1394, Fibre Channel, perangkat I/O (contohnya :disk

drives), device controller, I/O channels, dan lainnya.

Untuk perangkat server, harddisk yang digunakan biasanya adalah 3 jenis

storage. Pertama, yaitu HDD jenis SCSI (Small Computer System Interface)

yang memiliki bermacam-macam kecepatan transfer data dari mulai 3.5 MB

perdetik, 10 MB perdetik, hingga 20-25 MB perdetik. Kemudian yang kedua

jenis Ultra-2 SCSI, yang memiliki transfer rate sekitar 40 MB perdetik

hingga 80 MB perdetik dan di lengkapi dengan fitur LVD (Low Voltage

Differential). Yang ketiga yaitu jenis Ultra-3 SCSI, yang memiliki transfer

rate sekitar 160 MB perdetik dan menambahkan fitur dari Ultra-2 SCSI

dengan fitur CRC (Cylic Redudancy Check) untuk mengecek error. Namun

untuk kecepatan yang terkahir kecepatan masih belum stabil hingga saat ini.

2. Hardwareprocessor dan main memory, digunakan untuk mendukung saat

eksekusi sistem software basis data.

11

b. Software

Komponen software terdiri dari DBMS, sistem operasi (seperti Microsoft

Windows atau Linux), network software (jika diperlukan) dan program aplikasi

pendukung lainnya.

c. Data

Data pada sebuah sistem basis data, baik itu sistem single-user maupun sistem

multi-user harus terintegrasi (terhubung) dan dapat digunakan bersama.Data

bertindak sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen manusia.

d. Procedures

Prosedur adalah instruksi atau perintah dan aturan yang mengatur pendesainan

penggunaan dari basis data.Pengguna sistem atau user yang mengatur basis data

membutuhkan dokumen prosedur tentang bagaimana untuk menggunakan atau

menjalankan sistem tersebut.

e. People (Users)

Komponen akhir adalah manusia yang dilibatkan dengan sistem.

Gambar 2.1.5 Component DBMS

12

2.1.6 Adavantages and Disadvantages of DBMS

DBMS juga memiliki beberapa keuntungan dan kerugian :

Keuntungan DBMS :

1. Mengontrol redudansi data

2. Konsistensi data

3. Lebih banyak informasi dari jumlah data yang sama

4. Data Share

5. Meningkatkan integritas data

6. Meningkatkan security

7. Standard pelaksanaan (format data, penamaan, prosedur update)

8. Economy of scale( Data operasional perusahaan dijadikan satu, kemudian aplikasi

dibuat dengan menggunakan data source yang tunggal tersebut. Sehingga akan

menghemat biaya)

9. Keseimbangan konflik kebutuhan (database untuk berbagai kepentingan)

10. Meningkatkan aksesbilitas dan respon data

11. Meningkatkan pemeliharaan mlalui data independence (Data menjadi global)

12. Meningkatkan konkurensi (mengurangi kehilangan informasi dan kehilangan

integrasi)

13. Meningkatkan layanan backup dan recovery.

Kerugian DBMS :

1. Kompleksitas

2. Ukuran

3. Biaya DBMS

4. Biaya penambahan hardware

13

5. Biaya konversi (biaya training, biaya staff spesialis)

6. Kinerja (tidak bisa dijalankan secepat yang diinginkan).

2.1.7 The Three Level ANSI-SPARC Architecture

Connolly dan Begg (2010:86) mengemukakan bahwa istilah ANSI-SPARC

Architecture adalah kesepakatan antara The American National Standards (ANSI) dan

Standards Planning dan Requirement (SPARC) yang mengenali kebutuhan akan

pendekatan tiga-level dengan sistem katalog.

Padsa dasarnya ANSI-SPARC Architecture memiliki tujuan utama

mendasar untuk mengidentifikasi tiga level abstraksi yang berbeda dimana item data

dapat di gambarkan. Bentuk tiga level tersebut terdiri dari external, conceptual, dan

internal level. Tempat user melihat data disebut external level. Cara DBMS dan

Operating system melihat dan menggunakan data terjadi pada internal level yang mana

data benar-benar disimpan menggunakan data structure dan file organizations.

Sementara conceptual level menyediakan mapping dan deskripsi Independence antara

external data dan internal data.

Gambar 2.1.7 ANSI-SPARC Architecture

14

Tujuan dari tiga level arsitektur adalah untuk memisahkan view tiap user

kedalam database. Berikut alasan mengapa pembedaan itu dilakukan:

1. Setiap user dapat mengakses data yang sama, akan tetapi memiliki cara

pengelihatan data yang berbeda sehingga dapat menyebabkan konkurensi.

2. User tidak seharusnya langsung dapat berinteraksi dengan detail physical database

storage seperti indexing. Dalam arti kata lain interaksi user bersifat independen dari

penyimpanan database.

3. DBA dapat merubah struktur penyimpanan database tanpa mempengaruhi view

user.

4. Struktur internal dari database tidap terkena dampak dari pengubahan yang

dilakukan terhadap aspek fisikal storage, seperti pergantian media penyimpanan.

5. DBA dapat merubah struktur konseptual dari database tanpa mempengaruhi semua

user yang terlibat dalam database.

2.1.7.1 External Level

Menurut Connolly dan Begg (2010:87), external level adalah view user

terhapap database. Level ini menggambarkan bagian dari database yang relevan untuk

setiap usernya.

Menurut mereka setiap view itu memungkinkan data yang sama memiliki

representasi yang berbeda. Sebagai contoh, satu user ingin melihat tanggal dalam format

(hari, bulan, tahun), dimana user yang lain ingin melihat tanggal dalam format (tahun,

bulan, hari). Oleh karena itu pada external level ini data di bedakan menjadi data semula

dan data yang terkalkulasi yang pada nantinya baru akan di create jika dibutuhkan saja.

15

2.1.7.2 Conceptual Level

Menurut Connolly dan Begg (2010:87), conceptual level adalah sejumlah

transaksi data yang terkumpul. Level ini menggambarkan apa data yang disimpan dan

apa hubungan antar data tersebut.

Berikut adalah hal yang menggambarkan konseptual level :

1. Seluruh entitas, atribut, relationship.

2. Constraints dari data.

3. Informasi semantik mengenai data.

4. Sekuritas dan integritas informasi.

2.1.7.3 Internal Level

Menurut Connolly dan Begg (2010:87), external level adalah representasi

fisikal dari database di dalam komputer. Level ini mendeskirpsikan bagaimana data di

simpan kedalam database.

Internal level menggambarkan tentang hal-hal berikut:

1. Alokasi ruang penyimpanan data dan index.

2. Deskripsi record untuk media penyimpanan.

3. Peletakan record.

4. Kompresi data dan teknik enkripsi data.

2.1.8 Database Language

2.1.8.1 Data Definition Language

Menurut Connolly dan Begg (2010:92), DDL adalah sebuah bahasa yang

memungkinkan Database Administrator (DBA) atau user untuk menjelaskan dan

memberi nama entities, atribut, bersama-sama dengan beberapa integrity dan

securityconstraints yang saling berhubungan.

16

DDL digunakan untuk mendesain suatu skema atau memodifikasi skema

yang telah ada, bukan digunakan untuk memanipulasi data pada basis data.Hasil dari

DDL adalah sekumpulan tabel yang tersimpan dalam sistem katalogyang berisi

metadata, kamus data, serta direktori data.Kamus data merupakan suatu metadata yaitu

suatu data yang mendeskripsikan atau mewakili data yang sesungguhnya.

Beberapa statement DDL, antara lain:

a. Create Tabel

Untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom.

b. Alter Tabel

Untuk menambah atau membuang kolom dan constrain.

c. Drop Tabel

Untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang terkait di

dalamnya.

d. Create Index

Untuk membuat index pada suatu tabel.

e. Drop Index

Untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya.

Secara teori kita dapat mendefinisikan DDL yang berbeda untuk setiap skema dalam

three-level Architecture, yaitu :

a. DDL untuk skema eksternal

User view dari database. Pada level ini mendefinisikan bahwa bagian dari database

berhubungan dengan tiap user.

17

b. DDL untuk skema konseptual

level ini mendefinisikan data apa yang disimpan dalam databasedan relationship

antar data tersebut.

c. DDL untuk skema internal

Representation physical database pada computer.Level ini mendefinisikan

bagaimana data disimpan di dalam database.

Pada prakteknya, terdapat suatu cakupan DDL terperinci yang penggunannya

minimal menggunakan skema eksternal dan skema konseptual.

2.1.8.2 Data Manipulation Language

Menurut Connolly dan Begg (2010:92), DML adalah sebuah bahasa yang

menyediakan sekumpulan operasi untuk mendukung operasi manipulasi basis data

dalam data yang tersimpan pada basis data.

Operasi manipulasi data yang biasa dipakai adalah :

a. Menambahkan data baru ke dalam basis data (INSERT).

b. Memodifikasikan data yang telah tersimpan dalam basis data (UPDATE).

c. Mengambil kembali data yang terdapat dalam basis data (SELECT).

d. Menghapus data dari basis data (DELETE).

Pada dasarnya terdapat dua tipe DML, yaitu :

a. Procedural DMLs

Suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menspesifikasi data apa yang

dibutuhkan dan bagaimana untuk mendapatkan data tersebut.

b. Non-Procedural DMLs

Suatu bahasa yang mengizinkan user untuk menspesifikasi data apa yang

dibutuhkan tanpa menspesifikasi bagaimana untuk mendapatkan data tersebut.

18

2.1.9 Function of a DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010:99), fungsi yang terdapat pada DBMS

adalah sebagai berikut :

1. Penyimpanan, Pengambilan, dan Peng-update-an data

Sebuah DBMS harus menyediakan bagi pengguna dengan sebuah kemampuan

untuk menyimpan, mengambil, dan meng-update data dalam DBMS.Ini merupakan

fungsi yang mendasar dari DBMS.

2. Katalog User-Accesible

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah catalog yang menyimpan deskripsi

tentang item data dan mudah diakses pada pengguna.

3. Mendukung Transaksi

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan bahwa

semua kegiatan update yang dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan atau

tidak kegiatan update yang dibuat bagi transaksi tersebut. Transaksi merupakan

sederetan tindakan yang dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi

yang mengakses atau mengubah isi database.

4. Layanan Kendali Konkurensi

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa

database di-update dengan benar ketika banyak pengguna meng-update

databasesesecara bersama-sama. Akses bersama relative mudah jika semua

pengguna hanya membaca data, dimana tidak ada cara bahwa mereka dapat

mengganggu satu dan yang lain. Namun ketika dua atau lebih pengguna mengakses

database secara serentak dan paling sedikit satu dari mereka meng-update data, di

sana dapat terjadi gangguan yang menghasilkan ketidak konsistenan.

19

5. Layanan Perbaikan

Sebuah DBMS harus dapat menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki

database di saat database mengalami kerusakkan dalam berbagai cara.

Kerusakkan database dapat di akibatkan karena kerusakkan sistem, kesalahan

media, dan kesalahan software atau hardware. Bisa disebabkan karena adanya

kesalahan proses transaksi dan penyelesaian transaksi yang tidak lengkap.

6. Layanan Athorisasi

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa

hanya pengguna yang berotoritas dapat mengakses database.Hal ini untuk mecegah

data yang tersimpan tak terlihat oleh semua pengguna dan melindungi database dari

akses yang tak berotoritas.

7. Mendukung Bagi Komunikasi Data

Sebuah DBMS harus dapat mampu mengintegrasikan dengan software komunikasi.

Kebanyakan pengguna mengakses database dari workstation. Kadang workstations

berada pada lokasi yang jauh dari berkomunikasi dengan komputer DBMS melalui

jaringan.

Dalam hal ini DBMS menerima permintaan sebagai pesan komunikasi dan

menanggapi dengan cara yang sama. Semua pengiriman ini ditangani oleh Data

Communication Manager

8. Layanan Integritas

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah arti untuk memastikan bahwa data di

dalam database dan perubahan pada data mengikuti aturan tertentu. Integritas

database dapat mengacu pada kebenaran dan konsistensi data yang disimpan.

Integritas berhubungan dengan kualitas data yang disimpan.Integritas biasanya

20

diekspresikan dengan istilah batasan, yaitu berupa aturan konsisten yang tidak boleh

dilanggar oleh database.

9. Layanan Peningkatan Keterbatasan Data

Sebuah DBMS harus dapat memasukan sebuah fasilitas untuk mendukung

keterbatasan program dari struktur database yang sebenarnya. Data Independence

biasanya dicapai melalui sebuah view atau mekanisme subskema Physical data

Independence lebih mudah untuk dicapai karena terdapat beberapa jenis perubahan

yang dapat dibuat untuk karakteristik fisikal dari database tanpa mempengaruhi

view. Bagaimana data Independence logical yang lengkap lebih susah untuk

dicapai.

10. Layanan Utilitas

Sebuah DBMS harus dapat menyediakan seperangkat layanan utilitas.Program

utilitas membantu DBA mengelola database secara efektif.Beberapa utilitas bekerja

pada tingkat eksternal, dan konsukuensinya dapat dibuat oleh DBA, yang lainnya

bekerja pada tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan vendor DBMS.

Contoh dari utilitas tersebut antara lain :

a. Fasilitas import, untuk meng-load database dari flat file, dan fasilitas eksport,

untuk meng-upload database pada flat file

b. Fasilitas pemantauan, untuk memantau pengguna dan operasi database

c. Program analisa statistic, untuk memeriksa performa dan penggunaan statistic

d. Fasilitas penyusunan index, untuk menyusun kembali index dan overflow mereka

e. Penempatan dan pengumpulan sampah, untuk menghilangkan record yang

dihapus secara fisik dari alat penyimpanan, untuk menggabungkan ruang yang

terlepas, dan untuk menempatkan kembali record tersebut di mana ia butuhkan.

21

2.1.10 Relational Data Structure

Menurut Connolly dan Begg (2010:144-146), Struktur data relasional terbagi

menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Relasi

Merupakan sebuah table dengan baris dan kolom.Digunakan untuk menyimpan

informasi tentang objek yang digambarkan dalam database.

2. Atribut

Merupakan nama kolom dari relasi. Atribut dapat ditampilkan dalam berbagai

perintah dan dalam relasi yang sama sehingga menyampaikan arti yang sama.

3. Domain

Merupakan sekelompok nilai yang diijinkan bagi satu atau lebih atribut.Setiap

atribut dalam relasi didefinisikan pada sebuah domain.Domain dapat berbeda bagi

setiap atribut, atau dua/lebih atribut dapat didefinisikan pada domain yang sama.

Konsep domain sangat penting karena memungkinkan pengguna menjelaskan arti

dan sumber nilai yang ada pada atribut.

4. Tuple

Merupakan bais dari sebuah relasi.Tuple dapat disebut intention jika struktur relasi,

domain serta batasan-batasan yang lainnya pada nilai yang mungkin bersifat tetap,

namun sebaliknya jika relasi berubah setiap waktu ini disebut extension.

5. Degree

Merupakan jumlah atribut yang terdapat dalam relasi.mempunyai satu atribut akan

mempunyai derajat satu yang disebut relasi unary / satu tuple. Jika relasi

mempunyai dua atribut akan mempunyai derajat dua yang disebut binaru. Dan

begitu seterusnya dengan menggunakan istilah n-ary.

22

6. Cardinality

Merupakan jumlah tuple yang terdapat dalam relasi.Merupakan property dari

extension relasi dan ditentukan dari instance tertentu.

7. Database Relasional

Merupakan kumpulan dari relasi yang ternormalisasi dengan nama relasi yang

berbeda.

2.1.11 Database System Development Lifecycle

Menurut Connolly dan Begg (2010:313), sebuah sistem database

merupakankomponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar sehingga siklus

hidup aplikasi database yang berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.

Langkah-langkah siklus hidup aplikasi :

Gambar 2.1.11 Langkah –langkah siklus hidup aplikasi

D atabase P lann ing

S ystem D efin iton

R equirem ent Co llection and A nalysis

C onceptual D atabase D esign

P hysica l Da tabase D esign

Logical D atabase D esign App lica tion D esignD BM S selection(optional)

P rototyping(op tiona l)

D atabase Design

Im plen ta tion

D ata C onvers ion and Loading

Testing

O pera tional M a intenance

23

2.1.11.1 Data Planning

Menurut Connolly dan Begg (2010:313), database planning adalah

merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup bisa direalisasikan secara efektif dan

efesien.

Ada tiga tahapan databaseplanning :

1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan pembuatan aplikasi basis data untuk

menetapkan kebutuhan sistem informasi.

2. Mengevaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan kelebihan dan

kekuarangannya.

3. Menaksir kesempatan teknologi informasi untuk menghasilkan kelebihan.

2.1.11.2 System Definition

Menurut Connolly dan Begg (2010:316), sistem adalah menggambarkan

lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan user view yang utama.Sebelum

mencoba merancang suatu aplikasi basis data diperlukan untuk mengenali batasan

sistem dan bagaimana antarmuka dengan bagian sistem informasi lainnya dalam

organisasi.Hal penting yang harus diperhatikan adalah batasan pemakai dan aplikasi

mendatang.Mengidentifikasi user view sangat penting dalam mengembangkan aplikasi

basis data agar dapat memastikan tidak ada pemakai utama yang terlupakan ketika

mengembangkan keperluan untuk aplikasi baru.

2.1.11.3 Requirement Collection and Analysis

Menurut Connolly dan Begg (2010:316), requirement collection and

analysis adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi tentang bagian

organisasi yang didukung oleh sistem aplikasi basis data dan menggunakan informasi ini

untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru.

24

2.1.11.4 Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:320), database design adalah suatu

prosesyang menciptakan perancangan untuk basis data yang akan mendukung

keseluruhan operasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan tujuan objek untuk kebutuhan

database sistem.

Menurut Connolly dan Begg (2010:321), ada empat pendekatan dalam desain basis data

yaitu :

1. Top-Down

Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa entitas high-level

dan relationship, yang kemudian menggunakan pendekatan top-down secara

berturut-turut untuk mengidentifikasi entitas lower level, relationship dan atiribut

lainnya.

2. Bottom-up

Dimulai dari atribut dasar (yaitu, sifat-sifat entitas dan relationship), dengan analisis

dari penggabungan antar atribut, yang dikelompokan ke dalam suatu relasi yang

merepresentasikan tipe dari entitas dan relationship antar entitas.

3. Inside-out

Berhubungan dengan pendekatan bottom-upakantetapi mempunyai sedikit

perbedaan dengan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke

lainnny seperti entitas, relationship, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu

diidentifikasi.

25

4. Mixed

Mengunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang berbeda-beda

sebelum semuanya di gabungkan menjadi satu.

Menurut Connolly dan Begg (2010:322), proses perancangan terdiri dari tiga bagian,

yaitu:

1. Perancangan Basis Data Konseptual

Basis data konseptual adalah proses membangun suatu model informasi yang

digunakan suatu perusahaan, yang berdiri sendiri terhadap semua pertimbangan

fisikal.

2. Perancangan Basis Data Logikal

Basis data logical adalah proses membangun model informasi yang digunakan

dalam suatu perusahaan berdasarkan pada spesifik data model, tetapi berdiri sendiri

terhadap semua fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisikal lainnya.

3. Perancangan Basis Data Fisikal

Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan suatu deskripsi

mengenai implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder;

menggambarkan dasar relasi, file orgnisasi, dan indeks yang digunakan untuk

mencapai efisiensi akses terhadap data, dan semua integritas constraint dan

pengukuran keamanan.

26

Gambar 2.1.11.4 Skema Database Design

2.1.11.5 DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2010:325), pengertian DBMS selection adalah

menyeleksi DBMS yang tepat untuk mendukung database system.Seleksi DBMS

dilakukan antara tahapan perancangan database logical dan perancangan database

fisikal.Tujuannya untuk kecukupan sekarang dan kebutuhan masa mendatang pada

perusahaan, membuat keseimbangan biaya termasuk pembelian produk DBMS, piranti

lunak untuk mendukung aplikasi basis data, biaya yang berhubungan dengan perubahan

dan pelatihan pegawai.

2.1.11.6 Application Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:329), pengertian perancangan aplikasi adalah

merancangan antarmuka pemakai dan program aplikasi, yang akan memperoses basis

data. Perancangan basis data dan aplikasi merupakan aktivitas yang dilakukan secara

bersamaan pada database application lifecycle.

27

2.1.11.7 Prototyping

Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian prototyping adalah

membuat model kerja dari sistem basis data.Tujuannya adalah untuk memungkinkan

pemakai menggunakan prototype untuk mengidentifikasi fitur-fitur sistem berjalan

dengan baik atau tidak, dan bila memungkinkan untuk menyarankan peningkatan atau

bahkan penambahan fitur-fitur baru kedalam sistem database.

2.1.11.8 Implementation

Menurut Connolly dan Begg (2010:333), pengertian implementasi adalah

realisasi fisik suatu basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data dapat

dicapai menggunakan data definition language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau

graphical user interface (GUI).

Pernyataan DDL digunakan untuk menciptakan struktur-struktur basis data

dan file-file basis data yang kosong. Semua spesifikasi user view juga

diimplementasikan pada tahap ini.

2.1.11.9 Data Convertion and Loading

Menurut Connolly dan Begg (2010:334), data convertion and loading adalah

mentransfer semua data yang telah ada kedalam database yang baru dan mengkonversi

semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data yang baru menggantikan

sistem basis data yang lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan

untuk memasukkan file ke dalam basis data baru tujuannya adalah untuk memungkinkan

pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan aplikasi program lama untuk

digunakan oleh sistem baru.

28

2.1.11.10 Testing Data Planning

Menurut Connolly dan Begg (2010:334), pengertian testing adalah proses

menjalankan databasesystem dengan maksud untuk mencari kesalahan. Sebelum

digunakan, aplikasi basis data yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh.

Untuk mencapainya harus hati-hati dalam menggunakan perencanaan strategi uji dan

menggunakan data asli untuk semua proses penguji.

Pengguna-pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam

proses pengujian. Situsai yang ideal untuk pengujian suatu sistem adalah dengan

menguji basis data pada sistem hardware yang berbeda, tetapi sering kali ini tidak

tersedia.Jika data sesungguhnya digunakan, sangat penting sekali untuk memiliki backup

untuk menangkap kesalahan yang terjadi.Setelah pengujian selesai, sistem aplikasi siap

digunakan dan diserahkan ke pemakai.

2.1.11.11 Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2010:335), pengertian operasional dan

pemeliharaan adalah proses memonitor dan memilihara sistem yang telah di install. Pada

tahap ini implementasi database dilakukan secara sepenuhnya.Sistem diawasi dan

dipelihara secara berkelanjutan.Jika diperlukan kebutuhan – kebutuhan baru dimasukkan

dalam aplikasi database melalui tahapan database terlebih dahulu.

2.1.12 Entity Relationship Modelling

Menurut Connolly dan Begg (2010:371), salah satu aspek yang sulit dalam

perancangan database adalah kenyataan bahwa perancang, programmer, dan pemakai

akhir cenderung melihat data dengan cara yang berbeda. Untuk memastikan pemahaman

secara alamiah dari data dan bagaimana data digunakan oleh perusahaan dibutuhkan

29

Entity Name

Staff Branch

sebuah bentuk komunikasi yang non-teknis dan bebas dari segala ambiguitas. Berikut ini

adalah notasi Entity-Relationship Modelling menurut Connolly dan Begg (2010 : p372)

2.1.12.1 Entity Type

Menurut Connolly dan Begg (2010:372), entity type adalah kumpulan objek-

objek dengan property yang sama, dimana property tersebut diidentifikasikan memiliki

keberadaan yang bebas. Konsep dasar dari bentuk entity relationship adalah tipe

entity.Sebuah tipe entity memiliki keberadaan yang bebas dan bisa menjadi objek

dengan keberadaan fisik atau menjadi objek dengan keberadaan konseptual.

Entity Occurrence yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah

entity type.Setiap entitas diidentifikasi dan disertakan property-nya.

Gambar 2.1.12.1 Entity Type

30

Entity Name

Staff BranchHas

2.1.12.2 Relationship Type

Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relationship type adalah

sekumpulan hubungan antara satu atau lebih tipe-tipe entity.

Sebuah relationship berderajat dua disebut binary,relationshipberderajat tiga

disebut sebagai ternarydan relationship berderajat empat disebut sebagai quartener.

Gambar 2.1.12.2 Relationship Type

2.1.12.3 Atributes

Menurut Connolly dan Begg (2010:379),attributes adalah sebuah

propertiatau sebuah sifat darientity atau sebuah tipe relationship. Attribut menyimpan

nilai dari setiap entity occurrence dan mewakili bagian utama dari data yang disimpan

dalam basis data. Sebagai contoh entitystaf mungkin dapat menjelaskan atribut sebagai

berikut : no_staff, nama, posisi, dan gaji.

31

Menurut Connolly dan Begg (2010:378), attributes domain adalah sejumlah

nilai yang di perkenakan untuk satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang dihubungkan

dengan sejumlah nilai disebut domain. Domain mendefinisikan nilai-nilai yang dimiliki

sebuah atribut dan sama dengan konsep domain pada model relasional.

1. Simple Atributes

Menurut Connolly dan Begg (2010:379), Simple Attributes adalah atribut

yang terdiri dari satu komponen tunggal dan keberadaan yang bebas.Simple Attribute

tidak bisa dibagi lagi ke dalam komponen yang lebih kecil. Contohnya, posisi dan gaji

dari entity pegawai.

2. Composite Atributes

Menurut Connolly dan Begg (2010:380), Composite Attributes adalah

sebuah susunan atribut dari banyak komponen dengan sebuah keberadaan yang bebas

dari masing-masingnya.Dalam hal ini beberapa atribut dapat dipisahkan menjadi

komponen yang lebih kecil lagi dengan keberadaan yang bebas dari masing-masingnya.

Contohnya atribut alamat dari entitykantor cabang yang mengandung nilai (jalan, kota,

kode pos) bisa dipecahkan menjadi simple attribute jalan, kota, dan kode pos.

3. Single-valued Atributes

Menurut Connolly dan Begg (2010:380), single value attributeadalah atribut

yang hanya menyimpan nilai tunggal untuk suatu sifat dan entity.

4. Multi-valued Atributes

Menurut Connolly dan Begg (2010:380), multi-valued adalah atribut yang

bisa menyimpan nilai lebih dari satu untuk suatu sifat dari entity.Contohnya atiribut

telepon pada entitykantor cabang yang bisa memiliki lebih dari satu nomor telepon.

32

5. Derived Atributes

Menurut Connolly dan Beeg (2010:380), derived attribute adalah attribute

yang menunjukkan nilai yang diperoleh dari atribut yang berhubungan, tidak terlalu

dibutuhkan dalam tipe entity yang sama. Atribut turunan mungkin juga menyangkut

hubungan dari atribut pada tipe entity yang berbeda

2.1.12.3.1 Keys

Menurut Connoly dan Begg (2010:381), Keys memiliki peran yang sangat

penting untuk menghubungkan satu objek dengan objek yang lainnya. Keys diletakkan

pada suatu atribut yang telah ditentukan kedudukannya, agar dapat dihubungkan dengan

atribut pada entitas yang lain. Menurut Connolly dan Begg(2010:381-382), terdapat

macam-macam kunci relasi, yaitu:

1. Candidate Key

Candidate key yaitu himpunan atribut minimal yang secara unik mengidentifikasi

tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas. Sedangkan menurut Date (2000:258), ciri-

ciri khusus yang dimiliki oleh candidate key adalah uniqueness dan irreducibility.

2. Primary Key

Primary key yaitu candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi

tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas. Menurut Date (2000:261), hanya terdapat

satu candidate key untuk setiap entitas yang ada.

3. Foreign Key

Foreign key yaitu himpunan atribut dalam suatu relasiyang cocok dengan candidate

key dari beberapa relasi.Menurut Date (2000:261),

4. Alternate Key

Alternate key yaitu candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.

33

2.1.12.4 Structural Constraint

Menurut Connolly dan Begg (2010:385), Batasan-batasan yang

menggambarkan pembatasan pada relationship seperti yang ada pada real world harus

diterapkan pada tipe entitas yang ikut serta dalam sebuah relationship.Tipe utama dari

batasan hubungan di dalam suatu relationship disebut multiplicity.

Multiplicity adalah jumlah occurance yang mungkin terjadi pada sebuah tipe

entitas yang berhubungan ke sebuah occurance dari sebuah tipe entitas lain dari suatu

relationship. Relationship yang paling umum adalah binary relationship.

2.1.12.4.1 One to One (1:1) Relationship

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity

occurance pada entitas yang satu dengan entity occurance pada entitas lainnya yang ikut

serta dalam relationship tersbeut. Hubungan 1:1 dapat terjadi bila setiap entitas pada

himpunan entitas A berhubungan paling banyak satu entitas dengan satu entitas pada

himpunan entitas B. Dan sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan

paling banyak satu entitas dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

Gambar 2.1.12.4.1 Hubungan One to One (1:1)

34

2.1.12.4.2 One to Many (1:*) Relationship

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara sebuah entity

occurance pada entitas yang satu dengan satu atau lebih entityoccurance pada entitas

lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut. Berarti setiap entitas himpunan

entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.

Namun,setiap entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berhubungan

dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.

Gambar 2.1.12.4.2 Hubungan One to Many (1:*)

2.1.12.4.3 Many to Many (*:*) Relationship

Setiap relationship menggambarkan hubungan antara satu atau lebih entity

occurance pada entitas yang satu dengan satu atau lebih entity occurance pada entitas

lainnya yang serta dalam relationship tersebut. Berarti setiap entitas pada himpunan

entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan enitas B, dan

sebaliknya, setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak

entitas pada himpunan entitas.

35

Gambar 2.1.12.4.3 Hubungan Many to Many (*:*)

2.1.12.5 Strong Entity

Menurut Connolly dan Begg (2010:383), entitas kuat adalah entitas yang

keberadaannya tidak bergantung pada beberapa entitas yang lain. Karakter dari entitas

ini adalah bahwa setiap kejadian entitas teridentifikasi secara unik menggunakan atribut

primary key.Sebagai contoh, kita dapat mengidentifikasi secara unik setiap anggota staf

dengan menggunakan atribut staffNo.

2.1.12.6 Weak Entity

Menurut Connolly dan Begg (2010:383), entity lemah adalah entity yang

keberadaannya tergantung pada beberapa entity yang lain. Karakteristik dari entity ini

bahwa setiap kejadian entity tidak dapat teridentifikasi secara unik hanya dengan

menggunakan atribut yang berhubungan dengan entity tersebut.

Sebagai contoh, kita tidak dapat mengidentifikasi setiap kejadian dari entity

kesukaan hanya dengan menggunakan atribut entity tersebut.Kita hanya dapat

36

mengidentifikasi secara unik entity kesukaan melalui relationship yang entity kesukaan

miliki dengan entity klien yang secara unik teridentifikasi menggunakan primary key

bagi entity klien.

2.1.12.7 Normalization

Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah suatu teknik

untuk menghasilkan sekumpulan relasi table dengan sifat-sifat (properties) yang

diinginkan, sesuai dengan kebutuhan data dari perusahaan. Tujuan normalisasi sebagai

berikut :

1. Menghilangkan kumpulan relasi dari inserting, updating, dan delete dependency

yang tidak diharapkan

2. Mengurangi kebutuhan rekstrukturisasi kumpulan relasi dan meningkatkan life

spam program aplikasi

3. Membuat model relasional yang lebih informative

4. Membuat sekecil mungkin terjadinya redudansi data

5. Menghindarkan adanya data yang tidak konsisten terutama bila dilakukan

penghapusan atau penambahan data sebagai akibat adanya data rangkap

6. Menjamin bahwa identitas table secara tunggal sebagai determinan semua atribut.

Proses dalam normalisasi menurut Connolly dan Begg (2010:428) terbagi

menjadi beberapa tingkatan yang bisa digunakan pada normalisasi, yaitu :

a. Unnormalized Form (UNF)

sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup yang berulang. Yang dimaksud

grup yang berulang itu adalah atribut-atribut yang multivalued.

37

Gambar 2.1.12.7.1 Unormalized Form

b. First Normal Form (1NF)

First normal form adalah untuk mengubah bentuk UNF menjadi 1NF, yang

harus dilakukan adalah mengidentifikasi dan menghilangkan kelompok berulang, agar

setiap pertemuan antara baris dan kolom berisi satu dan hanya satu nilai. Langkah –

langkah membuat 1NF dari bentuk UNF :

1. Menentukan 1 atau lebih atribut sebagai kunci dari tabel UNF

2. Mengidentifikasi repeating group dari suatu tabel UNF

3. Menghilangkan repeating group

4. Mengisi kolom dari baris yang kosong dengan data-data sesuai

5. Menempatkan data yang berulang beserta key-nya ke dalam tabel baru.

38

Gambar 2.1.12.7.2 Normalized Form 1

c. Second Normal Form (2NF)

Pada tahap normalisasi kedua, dihilangkan setiap partialdependence yang

ada pada bentuk 1NF.Yang dimaksud dengan partial dependence adalah atribut non

primary key yang merupakan sebagian fungsi dari primary key, atau dapat dijelaskan

demikian apabila terdapat atribut-atribut dalam suatu relasi yang memiliki

ketergantungan fungsional. Langkah – langkah membuat 2NF dari 1NF :

1. Mengidentifikasi primary key dari bentuk 1NF

2. Mengidentifikasi functionaldependency pada bentuk 1NF

3. Bila terdapat partial dependency dalam primary key maka tempatkan primary

key tersebut dalam suatu tabel baru beserta field-field yang berkaitan dengannya.

39

Gambar 2.1.12.7.3 Normalized Form 2

d. Third Normal Form (3NF)

Pengujian terhadap bentuk normal ketiga dilakukan dengan cara melihat

apakah terdapat atribut bukan key tergantung fungsional terhadap atribut bukan key yang

lain. Pada tahap normalisasi 3NF dihilangkan setiap Transitive Dependence yang

terdapat pada bentuk 2NF.Transitive dependency terjadi ketika ada atribut yang bukan

merupakan primary key, yang memiliki ketergantungan pada atribut lain yang juga

bukan merupakan primary key. Langkah – langkah membuat 3NF dari 2NF :

1. Mengidentifikasi primary key pada bentuk 2NF

2. Mengidentifikasi functional dependency dalam tabel tersebut

3. Bila terdapat transitivedependency pada primary keymaka tempatkan

primary key

4. Bila terdapat transitive dependency pada primary key maka tempatkan primary

key beserta field-field yang berkaitan pada tabel baru.

40

Gambar 2.1.12.7.3 Normalized Form 2

2.1.13 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut McLeod dan Schell (2001:12), Data Flow Diagram atau

Diagram Arus Data adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang

menggunakan sejumlah bentuk simbol-simbol untuk menggambarkan bagaimana data

mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan (

Data Flow Diagram merupakan alat yang cukup populer sekarang ini,

karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.

Data Flow Diagram juga membantu sekali di dalam komunikasi dengan pemakai

sistem untuk memahami sistem secara logika.

Data Flow Diagram terdiri dari 4 ( empat ) simbol. Simbol-simbol

tersebut antara sebagai berikut :

1. Terminator

Elemen-elemen lingkungan berada diluar batas sistem. Elemen-elemen ini

menyediakan bagi sistem input data dan menerima output data sistem. Pada DFD tidak

dibuat perbedaan antara data dan informasi.

41

Semua arus dipandang sebagai data. Nama terminator digunakan untuk

menggambarkan elemen-elemen lingkungan, yang menandai titik-titik berakhirnya

sistem. Terminator digambarkan dalam DFD dengan satu kotak atau segi empat. Tiap

simbol terminator diberi label nama elemen lingkungan.

Gambar 2.1.13.1 Terminator

2. Proses

Proses adalah sesuatu yang merubah input menjadi output. Proses dapat

digambarkan dengan lingkaran atau segi empat horizontal. Tiap simbol proses

diidentifikasikan dengan label.

Teknik pembuatan label yang paling umum adalah dengan menggunakan kata kerja

dan objek, tetapi dapat juga digunakan nama sistem atau program komputer.

Gambar 2.1.13.2 Process

42

3. Arus Data

Arus data terdiri dari sekelompok elemen data yang berhubungan secara logis

yang bergerak dari suatu titik atau proses proses ke titik atau proses yang lain. Tanda

panah digunakan untuk menggambarkan arus itu. Panah tersebut dapat

digambarkan sebagai garis lurus atau garis lengkung.

Jumlah data yang diwakili oleh suatu arus data dapat bervariasi dari suatu elemen

data tunggal hingga satu atau beberapa file

Gambar 2.1.13.3 Arus Data

4. Data Store

Jika data perlu dipertahankan karena suatu sebab maka digunakan

penyimpanan data. Dalam istilah DFD, penyimpanan data adalah suatu

penampungan data. Bayangkan penyimpanan data sebagai data diam( data at rest ).

Penyimpanan data dapat digambarkan dengan satu set garis parallel atau segiempat

terbuka di salah satu ujungnya.

Gambar 2.1.13.3 Data Store

43

Di dalam penggambaran DFD terdapat tingkatan yang tersusun berdasarkan

diagram sebagai berikut :

a. Diagram Konteks

Diagram konteks selalu mengandung satu dan hanya satu proses saja. Proses

ini mewakili proses dari seluruh system. Diagram konteks ini menggambarkan

hubungan input atau output antara system dengan kesatuan yang lainnya.

b. Diagram Zero

Diagram ini tingkatannya dibawah diagram konteks. Diagram Primitive atau

Diagram Detail. Pada diagram primitive, proses sudah tidak dapat dipecahkan lagi.

Ada beberapa konsep yang harus diperhatikan dalam menggambar alur data

DFD, yaitu :

a. Konsep Paket Data

Bila dua buah atau lebih mengalir dari suatu sumber yang sama ketujuan yang

sama maka harus dianggap suatu alur yang tunggal karena alur data tersebut

mengalir bersama-sama sebagai paket.

b. Konsep Alur Data Menyebar ( Diverging Data Flow )

Menunjukkan sejumlah tembusan dari alur data yang sama dari sumber yang

sama ketujuan yang berbeda.

c. Konsep Alur Data Mengumpul ( Converging Data Flow )

Menunjukkan beberapa alur data yang berbeda dari sumber yang berbeda

bergabung bersama-sama menuju yang sama pula.

d. Konsep Sumber dan Tujuan alur Data

Semua alur data harus dihasilkan dari suatu proses menuju ke suatu proses.

44

2.1.14 Flowchart Diagram

Menurut McLeod dan Schell (2001:12) flowchart adalah sebuah teknik

analisis untuk menjelaskan beberapa aspek dan sebuah sistem informasi dengan cara

yang jelas, tepat dan logis. Flowchart pada dasarnya menggunakan satu kumpulan

simbol-simbol standar untuk menjelaskan prosedur sebuah proses dalam sebuah

organisasi atau perusahaan serta untuk menjelaskan aliran data dalam sebuah sistem

tertentu dalam organisasi tersebut.

Gambar 2.1.14 Flowchart Diagram

45

2.2 Teori-Teori Khusus

2.2.1 Persediaan

Menurut Ghiani et al (2004:1), persediaan adalah sesuatu yang berkaitan

dengan ketersediaan makanan, amunisi, dan sparepart, termasuk transportasi untuk

mengangkut barang tersebut.

Dalam sebuah perusahaan, persediaan mencakup pada suatu proses produksi

dan distribusi barang. Hal inti dalam proses persediaan adalah memutuskan kapan

material tak terolah, semi-terolah, dan material jadi diambil, di pindahkan, dan di

salurkan ke dalam gudang.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa persediaan adalah suatu proses yang

pada intinya bertujuan untuk menanggulangi ketersediaan barang yang telah habis dalam

gudang dengan melakukan suplai ulang terhadap material yang dibutuhkan.

2.2.1.1 Sistem Persediaan

Menurut Ghiani et, al (2004:1), system persediaan adalah suatu prosedur

yang terbentuk karena hubungan antar fasilitas yang didukung oleh suatu alat

transportasi. Fasilitas yang dimaksud adalah suatu tempat dimana material di proses,

misalnya gudang, pusat perakitan, terminal, outlet, bahkan mungkin tempat

pembuangan. Dan transportasi adalah saran pendukung untuk memindahkan material

dari satu fasilitas ke fasilitas yang lain dengan menggunakan kendaraan dan peralatan

yang dibutuhkan seperti: truk, container, mobil, kereta, crew.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sistem persediaan adalah suatu

prosedur yang dilakukan dalam proses persediaan barang dengan memanfaatkan

transportasi dan hal yang berkaitan dalam prosedur suplai ulang gudang.

46

2.2.1.2 Sistem Aliran Persediaan Barang

Menurut Warren et, al (2005:447), metode pencatatan barang bergantung

pada apa metode aliran persediaan yang digunakan. Metode aliran persediaan yang

dimaksud adalah sebuah cara penambahan dan pengurangan stok barang di gudang.

Terdapat 2 metode aliran persediaan barang, yaitu:

1. FIFO (First In, First Out)

Menurut Warren et al (2005:448), metode ini mengatur aliran persediaan

barang dengan kondisi barang yg pertama masuk adalah barang yg dikeluarkan

terlebih dahulu dari gudang saat penjualan dengan harga yang bervariatif sesuai

dengan harga barang saat itu. Metode ini biasanya diberlakukan untuk produk yang

kurang tahan lama jika disimpan dalam jangka waktu tertentu seperti sayuran,

daging, buah, minuman, dan makanan.

2. LIFO (Last In, First out)

Menurut Warren et, al (2005:449), metode ini mengatur aliran persediaan

barang dimana barang yang paling terakhir masuk adalah barang yang dikeluarkan

terlebih dahulu dengan harga yang bervariasi sesuai dengan harga barang saat itu.

Metode ini cendrung digunakan oleh perusahaan yang memiliki perputaran barang

yang cepat dan tingkat penjualan yang tinggi karena barang lama tidak menjadi

masalah ketika disimpan dalam jangka waktu yang lama karena tingkat permintaan

barang yang lama cendrung tetap dibutuhkan di masa mendatang.

47

2.2.1.3 Inventory Management

Menurut Ghianni et, al (2004:1), inventory management adalah suatu

elemen inti dalam perencanaan dan operasi system persediaan yang mana memiliki

urutan prosedur kegiatan inti didalamnya, yaitu:

1. Komponen dan barang setengah jadi menunggu untuk diproses atau diolah

dalam aktivitas gudang.

2. Marchendise (barang mentah, komponen, barang jadi) di transportasi lewat

suatu supply chain

3. Barang jadi di salurkan kepada distribution center untuk siap dijual kepada

customer

4. Barang yang telah siap akan di salurkan kembali oleh end-user gudang

untuk diproses dalam proses penjualan.

Ada beberapa alasan mengapa para logistician menyimpan barang dalam

beberapa gudang dalam jangka waktu tertentu, antara lain:

1. Meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan

2. Mengurangi total biaya logistik

3. Mengantisipasi permintaan pelanggan yang bervariasi

4. Membuat best item tersedia jika dibutuhkan dalam periode satu tahun.

5. Mampu menganalisa dan memprediksi tingkat fluktuasi harga

6. Menanggulangi penataan sistem persediaan yang tidak efisien

Jadi dapat dimabil kesimpulan bahwa inventory management ditujukan

untuk mengatur, memprediksi apa saja kebutuhan gudang dan bagaimana perancangan

prosedur yang baik dapat meningkatkan efektifitas pegudangan dan mempu menunjang

proses penjualan.

48

Menurut Ghiani et al (2004:4), manajemen inventori memiliki beberapa

tujuan, antara lain:

1. Suatu persepsi tentang pentingnya pelanggan

2. Perbedaan nilai ekonomi dari barang yang berbeda

3. Membuat suatu aturan transportasi barang dalam suatu perusahaan

4. Tingkat fleksibilitas proses produksi

5. Memprediksi pergerakan perusahaan kompetitor

Jadi dapat diambil kesimpulan tujuan dari dilakukanya penataan inventory

atau persediaan adalah untuk memprediksi apa saja kebutuhan gudang dan dampak apa

yang dihasilkan dari proses penataan inventory terhadap efektifitas proses supply chain

dan penjualan.

2.2.2 Pembelian

Menurut Warren, Reeve, & Fess, (2005:223), pembelian adalah sejumlah

pembayaran kas kepada pemasok yang jika secara tunai dicatat pada jurnal pembayaran

kas & bila di lakukan secara kredit dicatat pada jurnal pembelian.

Menurut Pooler, Farney (2004:3), pembelian adalah suatu aktifitas yang

rumit dan kompleks yang mempertemukan penjual dan pembeli dimana transaksi

permintaan dan penawaran terjadi antara keduanya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelian adalah suatu usaha jual-beli

antara penjual dan pembeli yang ditandai dengan permintaan oleh pihak pembeli

terhadap penawaran penjual yang diakhiri dengan pembayaran transaksi antara

keduanya.

49

Menurut Pooler, Farney (2004:6), pembelian haruslah memenuhi 2 tujuan

utama, antara lain adalah:

1. Memastikan suplai ekonomi lewat pembelian barang, suplai, dan pelayanan untuk

keutuhan operasi perusahaan

2. Kontribusi untuk meningkatkan profit dengan efisiensi total biaya dalam

pelaksanaan operasi

untuk tujuan pendukung di selenggarakanya proses pembelian adalah antara

lain untuk:

1. Untuk mendapatkan pembelian terbaik

2. Untuk membayar dengan harga yang relatif rendah

3. Untuk meningkatkan kepuasan atas barang yang diinginkan dan meningkatkan

hubungan kerjasama terhadap mitra bisnis

4. Untuk menjaga performa supplier agar tetap stabil

5. Untuk mencari material dan produk yang lebih baik

6. Untuk mengembangkan control dan prosedur yang lebih efektif

7. Untuk menjaga biaya akuisisi tetap rendah dengan performa yang optimal

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan utama dari pembelian adalah

untuk mendapatkan barang terbaik untuk menambah margin profit.

2.2.3 Penjualan

Menurut Kotler (2006, p457), “Penjualan merupakan proses dimana

kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjualan dipenuhi, melalui pertukaran informasi dan

kepentingan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan

pemindahan resiko dan manfaat kepemilikan barang atau jasa dari pihak yang memiliki

50

barang atau jasa (penjualan) kepada pihak yang membutuhkan barang atau jasa tersebut

(pembeli). Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang atau jasa serta kredit

maupun tunai. Kegiatan penjualan ini merupakan salah satu sumber penghasilan utama

bagi setiap perusahaan.

2.2.3.1 Sistem Informasi Penjualan

Menurut Warren, Reeve, & Fess, (2005, p. 529) penjualan adalah jumlah

total yang di bebankan kepada pelanggan atas barang yang terjual, termasuk penjualan

tunai dan penjualan kredit

2.3 Kerangka Pikir

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Sumber : Hasil Penelitian

Pengumpulan Data Berdasarkan Kuisioner, Interview, dan

Kepustakaan

Menguraikan Proses Bisnis dan alur data

Synchronous Training

Asynchronous Training

Analisis dan Perancangan Database