BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF...

50
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2 bab2 2.1 Pendekatan Basis Data 2.1.1 Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2005,p15), Database adalah kumpulan data yang terbagi dan terhubung secara logikal dan deskripsi dari data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Menurut C.J.Date (2000,p9), Database terdiri dari beberapa kumpulan dari data tetap yang digunakan oleh sistem aplikasi untuk diberikan kepada perusahaan. Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. 2.1.2 Sistem Basis Data Menurut C.J.Date (2000,p9), Sistem Basis Data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utama adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Sebuah sistem database dapat memiliki beberapa database. Setiap database dap at berisi/memiliki sejumlah objek database, yang antara lain yaitu :

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2 bab2  

2.1 Pendekatan Basis Data

2.1.1 Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2005,p15), Database adalah

kumpulan data yang terbagi dan terhubung secara logikal dan deskripsi dari

data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu

organisasi.

Menurut C.J.Date (2000,p9), Database terdiri dari beberapa

kumpulan dari data tetap yang digunakan oleh sistem aplikasi untuk

diberikan kepada perusahaan.

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah

sekumpulan data yang saling berhubungan dan dirancang untuk memenuhi

kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

2.1.2 Sistem Basis Data

Menurut C.J.Date (2000,p9), Sistem Basis Data adalah sistem

terkomputerisasi yang tujuan utama adalah memelihara informasi dan

membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Sebuah sistem database dapat

memiliki beberapa database. Setiap database dapat berisi/memiliki

sejumlah objek database, yang antara lain yaitu :

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

9  

 

a. Field

Field adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan angka-

angka.

b. Record

Record adalah kumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contoh:

nama,alamat,nomor telepon, dan sebagainya

c. File

File atau berkas adalah kumpulan record yang berelasi secara logis.

d. Entity

Entity adalah orang, tempat, benda, atau kejadian yang berkaitan

dengan informasi yang disimpan. Contoh : pelanggan, pekerja, dan

sebagainya

e. Attribute

Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entity.

Contoh : nama pelanggan, umur pekerja, dan sebagainya.

f. Primary Key

Primary key adalah sebuah field yang nilainya unik yang tidak sama

antara satu record dan record lain. Primary Key digunakan sebagai

tanda pengenal suatu field.

g. Foreign Key

Foreign Key adalah sebuah field yang nilainya berguna untuk

menghubungkan primary key lain yang berada pada table yang berbeda.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

10  

 

2.1.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Connoly dan Begg (2005, p17) Database Management

System (DBMS) adalah suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan

pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol

akses ke basis data.

Biasanya DBMS memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

1. Fasilitas untuk mendefinisikan database, biasanya menggunakan

sebuah Data Definition Language (DDL). DDL mengizinkan

pengguna untuk menspesifikasikan tipe, struktur, dan batasan aturan

mengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut.

2. Fasilitas untuk mengizinkan pengguna menambah, mengedit,

menghapus, dan mendapatkan kembali data dari database, biasanya

menggunakan Data Manipulation Language (DML). Ada pula suatu

fasilitas yang melayani pengaksesan data yang disebut query language.

Bahasa yang diakui adalah Structured Query Language (SQL), yang

merupakan standard dari DBMS.

3. Fasilitas untuk mengontrol ke basis data (DCL). Contoh :

a) Suatu sistem keamanan yang mencegah user yang tidak punya

autoritas untuk mengakses data

b) Suatu sistem terintegrasi yang memelihara konsistensi penyimpanan

data.

c) Suatu sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat

mengembalikan data ke keadaan sebenarnya apabila terjadi

kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

11  

 

d) Terdapat suatu katalog yang dapat diakses oleh pengguna, yang

menjelaskan data di dalam basisdata tersebut.

Menurut Connoly Dan Begg (2005,p18), komponen DBMS terbagi

menjadi lima yaitu :

A. Hardware

Hardware dapat berkisar dari komputer tunggal, mainframe

tunggal, hingga jaringan komputer. Hardware tertentu tergantung

pada kebutuhan organisasi dan Database Management System

(DBMS) yang digunakan. Sebuah DBMS memerlukan jumlah

minimum memori dan hardisk untuk bekerja, tetapi konfigurasi yang

minimum tidak memberikan performa yang handal.

B. Software

Komponen ini terdiri dari DBMS dan program aplikasi

bersama sistem operasi dan software jaringan, jika DBMS digunakan

melalui jaringan. Biasanya, program aplikasi ditulis dalam third-

generation programming language (3GL) seperti 'C', C + +, Java,

Visual Basic, COBOL, Fortran, Ada, atau Pascal, atau menggunakan

bahasa generasi keempat (4GL), seperti SQL.

C. Data

Merupakan komponen yang terpenting dalam DBMS. Data

berfungsi sebagai jembatan antara komponen mesin dan komponen

manusia. Database berisi data operasional dan metadata. Struktur

database disebut skema, skema terdiri dari banyak tabel, di dalam

tabel terdapat lebih dari satu atribut.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

12  

 

D. Prosedur

Mengacu pada instruksi dan aturan yang memerintahkan

perancangan dan pengguna database. Pengguna sistem dan petugas

yang mengatur database memerlukan dokumentasi prosedur

bagaimana untuk menggunakan dan menjalankan sistem. Instruksi

tersebut seperti :

a. Bagaimana cara masuk ke dalam DBMS

b. Bagaimaan menggunakan fasilitas DBMS tertentu

c. Memulai dan menghentikan DBMS

d. Bagaimana menangani kesalahan hardware dan

software tertentu

E. Manusia

Komponen manusia terdiri dari :

1. Programer Aplikasi : Yang bertanggung jawab untuk membuat

aplikasi database dengan menggunakan bahasa pemrograman

yang ada.

2. End User : Siapapun yang berinteraksi dengan sistem secara

online atau tidak melalui komputer atau jaringan.

3. Data Administrator : Seseorang yang berwenang membuat

keputusan dan kebijakan strategis mengenai data yang ada.

4. Database Administrator : Menyediakan dukungan teknis untuk

implementasi keputusan tersebut, dan bertanggung jawab atas

keseluruhan kendali sistem pada tingkat teknis.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

13  

 

Beberapa keuntungan dan kerugian dari DBMS menurut Connoly

dan Begg (2005,p26-30) :

1. Keuntungan DBMS

a. Kontrol terhadap pengulangan data (data redudancy)

Database berusahan untuk menghilangkan pengulangan

dengan mengintegrasikan file sehingga berbagai copy dari data

yang sama tidak tersimpan. Bagaimanapun juga pendekatan ini

tidak menghilangkan pengulangan secara menyeluruh, tetapi

mengendalikan jumlah pengulangan dalam database.

b. Data yang konsisten

Dengan adanya pengendalian dan penghilangan

redudancy, inkonsistensi data dapat dihindari. Jika item di

basisdata hanya dsimpan pada suatu tempat, maka update yang

dilakukan cukup sekali saja, dan nilai yang baru akan langsung

tersedia bagi user.

c. Semakin banyak infomasi yang didapat dari data yang sama

Dengan data operasional yang terintegrasi, hal ini

memungkinkan bagi organisasi untuk mendapatkan informasi

tambahan dari data yang sama.

d. Pembagian data (sharing of data)

Database termasuk bagian dari keseluruhan organisasi dan

dapat dibagikan oleh semua pengguna yang berotoritas. Dalam hal

ini banyak pengguna membagikan lebih banyak data.

e. Meningkatkan integritas data

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

14  

 

Integritas database mengacu pada validitas dan konsistensi

data yang disimpan. Integritas biasanya diekspresikan dalam

istilah batasan, yang berupa aturan konsisten yang tidak boleh

dilanggar oleh database. Integrasi memungkikan Database

Administrator (DBA) untuk menjelaskan, dan memungkinkan

DBMS untuk membuat batasan integritas

f. Meningkatkan keamanan data

Keamanan database yaitu melindungi database dari

pengguna yang tak berotoritas. Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan sistem username dan password untuk

mengindentifikasi orang yang berotoritas untuk menggunakan

database. Akses pengguna yang berotoritas pada database

mungkin dibatasi oleh jenis operasi seperti pengambilan, insert,

update, dan delete data.

g. Penetapan Standardisasi

Integrasi memungkinkan DBA untuk mendefinisikan dan

membuat standar yang diperlukan. Standar ini termasuk standar

departemen, organisasi, nasional, atau internasional dalam hal

format data ,untuk memfasilitasi pertukaran data antara sistem,

ketetapan penanaman, standar dokumentasi, prosedur update, dan

aturan akses.

h. Pengurangan Biaya

Biaya pengembangan dan pemeliharaan sistem pada setiap

departemen akan menghasilkan total biaya yang lebih rendah.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

15  

 

Sehingga biaya lainnya dapat digunakan untuk membeli

konfigurasi sistem yang sesuai bagi kebutuhan organisasi.

i. Menyeimbangkan konflik kebutuhan

Setiap pengguna mempunyai kebutuhan yang mungkin

bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain, oleh karena itu

database menyediakan penggunaan terbaik bagi keseluruhan

organisasi.

j. Meningkatkan kemampuan akses dan respon pada data

User dapat mengakses ke basisdata untuk melihat

informasi dari data yang diperlukan cukup dengan command

SQL.

2. Kerugian DBMS

a. Pada distribusi DBMS yang digunakan adalah replikasinya.

DBMS yang asli tidak digunakan untuk operasional, hal

ini untuk menjaga reliabilitas dari suatu data. Karena yang

digunakan replikasinya maka hal ini menimbulkan berbagai

macam masalah yang sangat kompleks dimana Database

Administrator (DBA) harus dapat menyediakan pengaksesan

dengan cepat, keandalan dan keberadaan dari basisdata yang

up to date. Jika aplikasi di dalam DBMS yang digunakan tidak

dapat menangani hal-hal tersebut maka akan terjadi penurunan

pada tingkat kinerja, keandalan dan keberadaann dari DBMS

tersebut, sehingga kerugian DBMS terjadi.

b. Ukuran

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

16  

 

Fungsi yang kompleks dan luas membuat DBMS menjadi

software yang sangat besar, memerlukan banyak ruang

hardisk dan jumlah memory yang besar untuk berjalan dengan

baik.

c. Biaya dari sebuah DBMS

Harga piranti lunak DBMS yang mahal, serta terdapat

biaya pemeliharaan taruhan yang juga membuat biayadari

sebuah DBMS menjadi tinggi

d. Biaya penambahan perangkat keras

Kebutuhan tempat penyimpanan bagi DBMS dan database

memerlukan pembelian tempat penyimpanan tambahan. Lebih

lanjut, untuk mencapai performa yang diperlukan, mungkin

diperlukan untuk memberli mesin yang lebih besar dsb. Hal

ini tentu memerlukan tambahan biaya

2.1.4 Database Application Life Cycle

Menurut Connolly (2005, p283), untuk merancang aplikasi sistem

basis data diperlukan tahapan-tahapan yang dinamakan dengan siklus hidup

aplikasi basis data (database application lifecycle). Tahapan-tahapan dari

DBLC yaitu :

- Database planning

- System definition

- Requirements collection and analysis

- Database design

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

17  

 

Conceptual database design

Logical database design

Physical database design

- DBMS selection (optional)

- Application design

- Prototyping (optional)

- Implementation

- Data conversion and loading

- Testing

- Operational maintenance

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

18  

 

Database Planning

System Definition

Requirements Collection and Analysis

Conceptual Database Design

Logical Database Design

DatabaseDesign

Physical Database Design

DBMS Selection(Optional)

Application Design

Prototyping(Optional) Implementation

Data Conversion andLoading

Testing

Operational Maintenance

 

Gambar 2.1 Database Application Life Cycle

 

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

19  

 

2.1.4.1 Database Planning

Tahapan ini merencanakan bagaimana langkah-langkah

dalam daur hidup basis data agar dapat diwujudkan se-efisien dan

se-efektif mungkin. Langkah pertama yang paling penting dalam

perencanaan basis data adalah menggambarkan dengan jelas

mission statement dari proyek basis data, kemudian menentukan

mission objectives di mana tiap-tiap mission objectives dapat

mengidentifikasi tugas-tugas tertentu yang didukung oleh basis

data.

Perencanaan basis data harus dapat diintegrasikan dengan

keseluruhan strategi sistem informasi suatu organisasi. Terdapat

tiga isu utama dalam merumuskan strategi sistem informasi,

diantaranya:

1. Identifikasi rencana dan sasaran perusahaan dengan

menentukan kebutuhan sistem informasi yang diperlukan.

2. Evaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk

menentukan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

yang ada.

3. Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang dapat

menghasilkan keuntungan yang kompetitif.

2.1.4.2 System Definition

System definition adalah mendeskripsikan jangkauan dan

batasan dari aplikasi basis data dan pandangan - pandangan utama

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

20  

 

para pengguna aplikasi. Sebelum mendesain suatu aplikasi basis

data, terlebih dahulu mengindentifikasikan batasan - batasan dari

sistem yang sedang diteliti dan bagaimana kaitannya dengan

bagian lain dari sistem informasi perusahaan. Hal tersebut

dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama

basis data yang terlupakan ketika dilakukan pengembangan

aplikasi.

2.1.4.3 Requirement Collection and Analysis

Requirement collection and analysis merupakan proses

pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian perusahaan

yang akan didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan

informasi ini untuk mengindentifikasikan kebutuhan pengguna

aplikasi terhadap sistem baru.

Informasi yang dikumpulkan diantaranya :

1. Penjabaran dari data yang digunakan.

2. Detail mengenai bagaimana data digunakan.

3. Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang

baru.

Informasi ini kemudian dianalisis untuk

mengindentifikasikan kebutuhan yang dimasukkan untuk aplikasi

basis data yang baru.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

21  

 

Ada 3 macam pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari

sebuah aplikasi basis data dengan berbagai cara pandang

pengguna, yaitu:

1. Pendekatan Centralized

Kebutuhan untuk tiap pandanganpengguna

disatukan menjadi satu set kebutuhan untuk aplikasi basis

data. Umumnya pendekatan ini dipakai jika basis datanya

tidak terlalu kompleks.

2. Pendekatan View Integration

Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna

digunakan untuk membangun sebuah model data terpisah

yang merepresentasikan tiap pandangan. Hasil dari data –

data model tersebut kemudian disatukan di bagian desain

basis data.

3. Kombinasi keduanya.

2.1.4.4 Database Design

Database design merupakan proses pembuatan suatu

desain untuk sebuah basis data yang akan mendukung

operasional dan sasaran suatu perusahaan.

Ada 2 pendekatan untuk mendesain sebuah basis data,

yaitu :

1. Pendekatan bottom-up

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

22  

 

Dimulai pada tingkat awal dari atribut (yaitu, properti dari

entitas dan relationship), melalui analisis dari asosiasi antar

atribut, dikelompokkan menjadi hubungan yang

merepresentasikan jenis-jenis entitas dan hubungan antar

entitas. Pendekatan ini cocok untuk mendesain basis data

yang sederhana dengan jumlah atribut yang tidak banyak.

2. Pendekatan top-down

Digunakan pada basis data yang lebih kompleks. Dimulai

dengan pengembangan dari model data yang mengandung

beberapa entitas dan hubungan tingkat tinggi, kemudian

menggunakan perbaikan top-down berturut-turut untuk

mengindentifikasikan entitas, hubungan dan atribut berkaitan

tingkat rendah. Pendekatan ini biasanya digambarkan melalui

ER (Entity Relationship).

Pada tahap ini ada bagian yang disebut data modeling.

Data modelling digunakan untuk membantu pemahaman dari data

dan untuk memudahkan komunikasi tentang kebutuhan informasi.

Kriteria untuk model data (data modelling), yaitu :

1. Structural validity, konsistensi dengan cara yang

didefinisikan perusahaan dalam menyusun informasi.

2. Simplicity, kemudahan untuk pemahaman baik bagi yang

profesional di bidang sistem informasi maupun pengguna

yang non teknis.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

23  

 

3. Expressibility, kemampuan untuk membedakan antara data

yang berbeda dan hubungan antar data.

4. Nonredudancy, pembuangan informasi yang tak ada

hubungannya; khususnya, representasi dari tiap potongan

informasi tepatnya hanya sekali.

5. Shareability, tidak spesifik untuk aplikasi dan teknologi

khusus apapun sehingga dapat digunakan oleh banyak

orang.

6. Extensibilty, kemampuan pengembangan untuk

mendukung kebutuhan baru dengan efek yang minimal

bagi pengguna yang ada.

7. Integrity, konsistensi terhadap cara yang digunakan

perusahaan dalam mengatur informasi.

8. Diagramatic representation, kemampuan untuk

merepresentasikan sebuah model menggunakan notasi

diagram yang dapat dipahami dengan mudah.

Ada 3 fase dalam membuat database design yaitu :

1. Conceptual database design

Merupakan suatu proses membangun model informasi yang

digunakan di dalam perusahaan, bebas dari semua

pertimbangan fisikal.

2. Logical database design

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

24  

 

Merupakan suatu proses membangun model informasi yang

digunakan perusahaan berdasarkan dari beberapa model data

yang spesifik, tetapi bebas dari fakta DBMS dan pertimbangan

fisikal lainnya.

3. Physical database design

Merupakan proses yang menghasilkan sebuah deskripsi

mengenai implementasi dari simpanan kedua database,

mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file, dan index yang

digunakan untuk pengaksesan data yang efisien dan

penggabungan beberapa batasan dan sistem keamanan.

2.1.4.5 DBMS Selection (Optional)

Seleksi DBMS adalah kegiatan memilih DBMS yang

akan digunakan dalam pembuatan basis data. Pemilihan DBMS

yang tepat sangat mendukung aplikasi basis data.

Langkah utama dalam pemilihan DBMS :

1. Mendefinisikan waktu untuk melakukan studi referensi.

2. Mencatat 2 atau 3 jenis produk yang akan dievaluasi untuk

digunakan.

3. Mengevaluasikan produk tersebut.

4. Merekomendasikan produk yang dipilih dan buat laporan

yang mendukungnya.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

25  

 

2.1.4.6 Application Design

Application Design adalah proses merancang user

interface atau antarmuka pengguna dan program aplikasi yang

menggunakan dan memproses database. Terdapat dua aspek

dalam perancangan aplikasi, yaitu:

1. Perancangan Transaksi

Tujuan utama dari perancangan transaksi adalah

untuk menetapkan dan mendokumentasikan karakteristik

tingkat tinggi dari transaksi yang dibutuhkan pada

database, meliputi:

a. Data yang digunakan dalam transaksi.

b. Karakteristik fungsional dari transaksi.

c. Keluaran (output) dari transaksi.

d. Kepentingan pengguna.

e. Rata – rata pengguna yang diharapkan.

Ada tiga tipe transaksi :

a) Retrieval transactions digunakan untuk mengambil

data untuk ditampilkan di layar atau untuk pembuatan

laporan.

b) Update transactions digunakan untuk memasukkan

data baru, menghapus data lama, atau memodifikasi

data yang ada pada database.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

26  

 

c) Mixed transactions merupakan penggabungan antara

retrieval transactions dan update transactions.

2. Perancangan User Interface

Beberapa langkah dalam membuat rancangan

antarmuka yang baik bagi aplikasi database yaitu :

a. Judul yang berarti.

b. Instruksi yang komprehensif.

c. Rancangan laporan.

d. Label field yang dikenal.

e. Singkatan dan istilah yang konsisten.

f. Penggunaan warna yang konsisten.

g. Batasan dan ruang yang terlihat bagi field data-entry.

h. Pergerakan kursor yang baik.

i. Perbaikan kesalahan bagi karakter individu dan

keseluruhan field.

j. Pesan kesalahan bagi nilai yang tidak sesuai.

k. Penandaan field opsional yang jelas.

l. Pesan penjelasan bagi field.

m. Sinyal penyelesaian.

2.1.4.7 Prototyping (Optional)

Prototyping merupakan pembuatan model kerja dari

aplikasi basis data, yang membolehkan perancang atau user untuk

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

27  

 

mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari segi tampilan maupun

fungsi yang dimiliki sistem.

Tujuan utama dari prototyping yaitu :

1. Menuntun user menggunakan prototype untuk

mengidentifikasikan fitur-fitur agar sistem berjalan dengan

baik.

2. Sebagai saran pengembangan atau mungkin menambah fitur

baru pada aplikasi basis data.

Ada 2 strategi prototyping yang umum digunakan yaitu :

1. Requirement prototyping, menggunakan prototype untuk

menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data. Ketika

kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi

atau dibuang (discard).

2. Evolutionary prototype, menggunakan prototype untuk

menetapkan kebutuhan yang selanjutnya dikembangkan

menjadi aplikasi basis data yang bekerja.

2.1.4.8 Implementation

Pengertian implementasi yaitu membuat definisi basis data

secara eksternal, konseptual, dan internal termasuk program

aplikasi. Implementasi merupakan realisasi dari basis data dan

perancangan aplikasi. Implementasi basis data dicapai

menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

28  

 

dipilih atau Graphical User Interface (GUI). Pandangan

pengguna (userview) lainnya juga diimplementasikan dalam

tahapan ini. Bagian lain aplikasi program adalah transaksi basis

data yang diimplementasikan dengan meggunakan Data

Manipulation Language (DML) dari sasaran DBMS.

2.1.4.9 Data Conversion and Loading

Data Conversion and Loading mencakup pengambilan

data dari system yang lama untuk dipindahkan ke dalam sistem

yang baru. Tahapan ini memungkinkan pengembang (developer)

untuk mengkonversi dan meggunakan aplikasi program lama

untuk digunakan pada sistem baru. Ketika conversion and loading

dibutuhkan, prosesnya harus direncanakan untuk memastikan

kelancaran transaksi untuk keseluruhan operasi.

2.1.4.10 Testing

Testing adalah proses menjalankan aplikasi untuk

menemukan kesalahan-kesalahan. Sebelum digunakan, aplikasi

basis data yang baru dikembangkan harus diuji secara

menyeluruh. Dalam kenyataan testing tidak luput dari kesalahan.

Di dalam merancang basis data, user dari sistem baru seharusnya

terlibat di dalam proses testing. Jika data yang asli digunakan,

perlu backup untuk mengantisipasi kesalahan atau error. Setelah

testing selesai, sistem aplikasi siap digunakan oleh pengguna.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

29  

 

2.1.4.11 Operational Maintenance

Operational maintenance adalah proses memantau dan

memelihara sistem setelah di install. Pada tahap ini sistem beralih

ke tahapan pemeliharaan. Yang termasuk aktivitas dari tahapan

pemeliharaan diantaranya :

1. Memantau kinerja dari sistem.

2. Pemeliharaan dan upgrade aplikasi basis datanya (jika

diperlukan).

Ketika basis data sepenuhnya bekerja, pemantauan harus

memastikan kinerjanya dapat berada dalam tingkat yang dapat

diterima. Sebuah DBMS biasanya menyediakan berbagai

kegunaan (utilities) untuk membantu administrasi basis data

termasuk kegunaan (utilities) untuk mengisi data ke dalam basis

data dan untuk memantau sistem. Kegunaan ini memperbolehkan

sistem pemantauan untuk memberikan informasi seperti tentang

penggunaan basis data, dan strategi eksekusi query. Database

administrator dapat menggunakan informasi ini untuk

memperbaiki sistem agar dapat memberikan kinerja yang lebih

baik.

2.1.5 Entity Relationship Modelling

Menurut Connolly dan Begg (2005, p342) Entity-Relationship

Modeling (ER Modeling) adalah pendekatan top-down pada perancangan

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

30  

 

basisdata, yang dimulai dengan idetifikasi data yang penting, disebut juga

entitas, dan hubungan antar entitas yang harus direpresentasikan model.

2.1.5.1 Entity Type

Menurut Connolly (2005, p342), entity type merupakan

sekumpulan objek di dunia yang memiliki properti yang sama.

Entity direpresentasikan dalam bentuk diagram berupa persegi

panjang berlabel nama dari entity.

Gambar 2.2 Representasi Diagram dari Entity Type

2.1.5.2 Relationship Types

Menurut Connolly (20025, p346), relationship types

merupakan suatu hubungan antar entity types. Relationship types

direpresentasikan dalam bentuk diagram berupa garis lurus yang

menghubungkan dua buah entity types, ditandai dengan nama dari

relasi tersebut. Pada umumnya, relasi dinamai dengan kata kerja.

Staff  Cabang 

Nama Entity 

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

31  

 

Gambar 2.3 Representasi Diagram dari Relationship Types

Menurut Connolly dan Begg (2005, pp347-349), derajat

tipe hubungan (Degree of a Relationship) yaitu jumlah entitas

yang berpartisipasi dalam sebuah hubungan. Derajat tipe

Hubungan (Degree of a Relationship) terdiri dari :

a. Binary Relationship merupakan keterhubungan antara dua tipe

entitas.

Gambar 2.4 Binary Relationship

b. Ternary Relationship merupakan keterhubungan antara tiga

tipe entitas.

Staf  Kantor ◄ Mempunyai 

Nama 

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

32  

 

Gambar 2.5 Ternary Relationship

c. Quarternary Relationship merupakan keterhubungan antara

empat tipe entitas.

Gambar 2.6 Quarternary Relationship

d. Unary relationship merupakan keterhubungan antara satu tipe

entitas dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari

satu kali dengan peran yang berbeda. Kadang disebut juga

recursive relationship.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

33  

 

Gambar 2.7 Unary Relationship

2.1.5.3 Attributes

Menurut Connolly (2005, p350), atribut merupakan

properti dari suatu entitas atau tipe relasi. Atribut menampung

nilai yang mendeskripsikan setiap entitas dan mempresentasikan

bagian utama dari data yang disimpan di dalam basis data.

Setiap atribut dihubungkan dengan suatu kumpulan nilai

yang disebut domain. Domain atribut merupakan sekumpulan

nilai yang diperoleh bagi satu atau lebih atribut.

Atribut dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Simple attribute merupakan sebuah atribut yang terdiri dari

sebuah komponen tunggal yang tidak dapat dipisahkan. Oleh

karena itu, simple attribute sering disebut dengan atomic

attribute. Contoh dari simple attribute yaitu jabatan dan gaji

dari entitas staf.

2. Composite attribute merupakan sebuah atribut yang terdiri dari

banyak komponen, dan tiap komponen itu tidak dapat

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

34  

 

dipisahkan lagi. Beberapa atribut bisa dibagi menjadi

komponen yang lebih kecil. Contoh dari composite attribute

yaitu atribut alamat dari entitas kantor cabang yang memiliki

nilai (Jl. Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 15123). Atribut tersebut

dapat dipisah menjadi atribut jalan (Jl. Kebun Jeruk), kota

(Jakarta Barat), dan kode pos (15123).

3. Single-valued attribute merupakan sebuah atribut yang hanya

memiliki sebuah nilai pada sebuah tipe entitas. Contoh dari

single-valued attribute yaitu atribut no kantor cabang dari

entitas kantor cabang yang memiliki satu nilai, misalnya

KC001.

4. Multi-valued attribute merupakan sebuah atribut yang memiliki

banyak nilai pada sebuah tipe entitas. Contoh dari multi-valued

attribute yaitu atribut no telp dari entitas kantor cabang

memiliki dua nilai, misalnya 021-5512345 dan 021-5554321.

5. Devired attribute merupakan sebuah atribut yang

mempresentasikan sebuah nilai yang berasal dari perhitungan

nilai atribut yang saling terkait atau kumpulan dari beberapa

atribut, tanpa harus berasal dari tipe entitas yang sama. Contoh

dari devired attribute yaitu lama penyewaan dari entitas

penyewaan berasal dari perhitungan lama waktu antara tanggal

penyewaan dan tanggal pengembalian.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

35  

 

2.1.5.4 Keys

Menurut Connolly dan Begg (2005, p354), keys berfungsi

untuk menghubungkan objek satu dengan yang lainnya.

Keys yang sering digunakan yaitu :

1. Candidate Key

Candidate Key merupakan kumpulan minimal dari atribut-

atribut yang secara unik mengidentifikasikan suatu entity.

2. Primary Key

Primary Key merupakan candidate key yang dipilih untuk

secara unik mengidentifikasikan suatu entity.

3. Composite Key

Composite Key merupakan candidate key yang terdiri atas

dua atau lebih atribut.

4. Alternate Key

Alternate Key merupakan candidate key yang tidak terpilih

menjadi primary key, atau biasa disebut dengan secondary

key.

5. Foreign Key

Foreign Key merupakan sebuah primary key pada sebuah

entitas yang digunakan pada entitas lainnya untuk

mengidentifikasi sebuah.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

36  

 

2.1.5.5 Structural Constraints

Menurut Connolly dan Begg (2005, p356), batasan utama

pada relationship disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah

atau range dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas

yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang

berhubungan melalui suatu relasi.

Relasi yang umum adalah binary relationship. Macam-

macam binary relationship, yaitu :

• One-To-One.

Sebuah entity A diasosiasikan pada sebuah entity B, dan

sebuah entity B diasosiasikan dengan paling banyak sebuah

entity A.

a1

a4

a3

a2

b1

b4

b3

b2

A B

Gambar 2.8 Diagram One to One

• One-To-Many

Sebuah entity A diasosiasikan dengan sejumlah entity B,

tetapi entity B dapat diasosiasikan paling banyak satu entity

A.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

37  

 

a1

a2

b1

b4

b3

b2

A B

b5a3

Gambar 2.9 Diagram One to Many

• Many-To-Many.

Suatu entity A dapat diasosiasikan dengan sejumlah entity B

dan entity B dapat diasosiasikan dengan sejumlah entity di A.

a1

a4

a3

a2

b1

b4

b3

b2

A B  

Gambar 2.10 Diagram Many to Many

Menurut Connolly dan Begg (2005, p363), multiplicity

dibentuk dari dua macam batasan pada relationship, yaitu :

a) Cardinality yaitu batasan yang menjelaskan jumlah

maksimum dari kejadian relasi yang mungkin untuk entitas

yang berpartisipasi di dalam relasi tersebut.

b) Participation yaitu batasan yang menetapkan apakah seluruh

atau hanya sebagian entitas yang berpartisipasi dalam suatu

relasi.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

38  

 

2.1.6 Metodologi Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2002, p438-518), metodologi

perancangan basisdata merupakan pendekatan terstruktur yang

menggunakan bantuan prosedur, teknik, tools, dan dokumentasi untuk

mendukung dan memfasilitasi proses perancangan basisdata.

Metodologi perancangan basisdata terbagi atas 3 tahap perancangan

yaitu perancangan konseptual, perancangan logikal, dan perancangan

fisikal.

2.1.6.1 Perancangan Konseptual

Perancangan konseptual merupakan proses membangun

model data yang digunakan oleh suatu perusahaan, bebas dari

segala pertimbangan fisik.

Langkah-langkah dalam membangun model data

konseptual yaitu :

1. Identifikasi tipe entitas

Untuk menentukan objek – objek utama atau entitas –

entitas yang dibutuhkan.

2. Identifikasi tipe hubungan

Mengindentifikasi hubungan-hubungan (relationship)

yang penting antara entitas-entitas yang ditemukan pada tahap

sebelumnya. Dalam tahap ini juga ditentukan batasan

multiciply dari relationship tersebut dan pengecekan adanya

fan atau chasm traps dalam model tersebut

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

39  

 

3. Identifikasi dan asosiasi atribut dengan tipe entitas atau

tipe hubungan tertentu

Menghubungkan atribut-atribut dengan entitas atau

relationship yang tepat. Mengidentifikasi simple/composite

attributes, singlevalued / multi-valued attributes, dan derived

attributes. Setelah itu, lakukan dokumentasi atribut.

4. Menentukan domain atribut

Menentukan wilayah atribut dalam model konseptual.

Yang dimaksud wilayah adalah sekumpulan nilai-nilai dimana

suatu atribut menggambarkan nilainya. Contoh : nilai yang

mungkin untuk atribut Jenis Kelamin dari entitas Karyawan

adalah ‘M’ atau ’F’, wilayah dari atribut ini adalah single

character string yang berisi nilai ‘M’ atau ‘F’.

5. Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate keys

Mengidentifikasi candidate key untuk tiap-tiap entitas dan

jika ada lebih dari satu candidate key, pilih salah satu untuk

menjadi primary key dan lainnya menjadi alternate key.

6. Mempertimbangkan penggunaan Enhanced Modelling

Concept (Optional Step)

Mempertimbangkan penggunaan konsep permodelan,

seperti specialization / generalization, aggregation, dan

composition.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

40  

 

a. Specialization, adalah proses memaksimalkan perbedaan

antara anggota entitas dengan mengidentifikasi

karakteristik yang membedakan seluruh entitas.

b. Generalization, adalah proses meminimalkan perbedaan

antara entitas dengan mengidentifikasi karakteristik yang

sama dari masing-masing entitas.

c. Aggregation, adalah mempresentasikan hubungan ‘has-a’

atau ‘is-part-of’ antara tipe-tipe entitas, dimana salah satu

adalah sebagai ‘whole’ dan yang lainnya sebagai ‘part’.

d. Composition, adalah sebuah bentuk spesifik dari

aggregration yang mempresentasikan penggabungan

antara entitas dimana ada kepemilikan yang kuat dan

kesamaan lifetime antara ‘whole’ dan ‘ part’.

7. Memeriksa redudansi pada model

Memeriksa keberadaan redudansi dalam model. Dilakukan

pemeriksaan secara spesifik terhadap hubungan one-to-one

(1:1), menghilangkan hubungan (relationship) yang redundan,

dan mempertimbangkan penggunaan dimensi waktu.

8. Validasi model data konseptual dengan transaksi user

Memastikan bahwa konseptual data telah mendukung

transaksi yang dibutuhkan. Dapat dilakukan dua cara yaitu :

a. Mendeskripsikan transaksi secara detail, dengan

pendekatan ini berarti akan diperiksa semua informasi

(entitas, relationship, dan atribut) yang dibutuhkan oleh

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

41  

 

setiap transaksi apakah telah disediakan dalam model,

dengan mendokumentasikan setiap kebutuhan transaksi.

b. Menggunakan jalur transaksi (transaction pathways),

pendekatan ini untuk validasi model data terhadap

transaksi yang dibutuhkan termasuk representasi diagram

jalur yang digunakan oleh setiap transaksi langsung pada

diagram ER.

9. Melakukan review model data konseptual dengan user

Memeriksa model data konseptual dengan pengguna

sistem untuk memastikan bahwa model data tersebut secara

tepat menggambarkan transaksi dan kebutuhan dara secara

nyata dalam perusahaan.

2.1.6.2 Perancangan Logikal

Perancangan logikal basis data merupakan proses

membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam

sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah model data yang

spesifik, tetapi tidak bergantung pada sebuah DBMS tertentu dan

pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya.

Langkah-langkah dalam membangun model data logikal

yaitu :

1. Penurunan relasi untuk model data logikal

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

42  

 

Membuat hubungan untuk model data logikal lokal untuk

menggambarkan entitas, relationship, dan atribut yang telah

diidentifikasikan.

2. Validasi relasi menggunakan normalisasi

Memvalidasi relasi dalam model data logikal lokal

menggunakan teknik normalisasi.

3. Validasi relasi terhadap transaksi user

Memastikan bahwa relasi dalam model data logikal lokal

mendukung transaksi yang dibutuhkan.

4. Memeriksa integrity contraints

Memeriksa integrity constraints yang ditampilkan pada

model data logikal yang meliputi required data, attribute

domain constraints, multiplicity, entity integrity, referential

integrity, general constraints.

5. Melakukan review model data logikal dengan user

Untuk meninjau model data logikal dengan pengguna

untuk memastikan bahwa mereka menganggap model yang

ditampilkan sesuai dengan dari persyaratan data dari

perusahaan.

6. Merge logical data models into global model (optional step)

Untuk menggabungkan model data logikal lokal ke dalam

model data logikal global yang mewakili pandangan semua

pengguna database.

7. Mempertimbangkan perkembangan di masa depan

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

43  

 

Untuk menentukan apakah ada perubahan signifikan di

masa mendatang dan untuk menilai apakah model data logis

dapat mengakomodasi perubahan ini.

2.1.6.3 Perancangan Fisikal

Perancangan fisikal basis data merupakan proses

menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada secondary

storage. Deskripsi yang menghasilkan meliputi relasi utama,

organisasi file, dan index yang digunakan untuk mencapai akses

yang efisien terhadap data, dan segala batasan integritas dan

aturan keamanan yang digunakan.

Langkah-langkah dalam membangun model data logikal

yaitu :

1. Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang

digunakan.

Untuk menghasilkan skema database relasional dari model

data logikal yang dapat diimplementasikan dalam DBMS yang

diinginkan. Langkah – langkah yang dilakukan dalam tahap

ini :

1. Merancang relasi dasar

Menentukan bagaimana representasi relasi dasar

yang telah diidentifikasi pada model data logikal global,

agar dapat diimplementasikan pada DBMS tujuan.

Informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari kamus

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

44  

 

data dan definisi dari relasi dideskripsikan

menggunakan database design language (DBDL).

2. Merancang representasi derived data

Menentukan bagaimana representasi derived data

yang ada pada model data logikal global, agar dapat

diimplementasikan pada DBMS tujuan. Atribut yang

mana nilainya didapatkan dari mengkaji nilai atribut

lain dinamakan derives atau calculated attributes.

3. Merancang general constraints

Merancang batasan – batasan umum untuk DBMS

yang akan digunakan.

2. Merancang organisasi file dan index.

Untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk

menyimpan relasi dasar dan indeks yang diperlukan untuk

mencapai kinerja yang dapat diterima. Langkah – langkah

yang dilakukan dalam tahap ini :

1. Menganalisa transaksi

Memahami fungsionalitas transaksi yang

dijalankan pada basisdata dan menganalisis transaksi –

transaksi yang penting

2. Memilih organisasi file

Tujuan langkah ini adalah menentukan organisasi

file yang efisien untuk tiap–tiap relasi dasar jika

diperoleh DBMS yang akan digunakan.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

45  

 

3. Memilih indeks

Tujuan langkah ini untuk menentukan apakah

kegunaan index akan meningkatkan kinerja sistem.

4. Memperkirakan kebutuhan disk space

Memperkirakan besarnya ruang disk (disk space)

yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi

basisdata. Estimasi pemakaian disk tergantung pada

DBMS dan perangkat keras yang digunakan untuk

mendukung basisdata. Perkiraan ukuran dapat

dilakukan dengan mengukur besar data tiap baris dan

jumlah baris pada setiap relasi.

3. Merancang user views.

Merancang view pengguna yang telah diidentifikasi

selama tahap pengumpulan kebutuhan dan tahap analisa pada

Daur Hidup Pengembangan Sistem Basisdata Relasional

(System Development life cycle).

4. Merancang mekanisme keamanan

Merancang mekanisme keamanan untuk sistem basisdata,

sesuai yang dibutuhkan pengguna, ada dua macam keamanan

basisdata yang disediakan oleh DBMS relational yaitu

keamanan sistem mencakup akses dan penggunaan basisdata

pada level sistem sepert username dan password. Keamanan

bagi sistem basisdata sangat diperlukan karena basisdata

merupakan sumber daya perusahaan yang penting

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

46  

 

5. Mempertimbangkan adanya redudasi terkontrol.

Menentukan apakah adanya redudansi yang terkontrol

dengan cara melonggarkan aturan normalisasi akan

meningkatkan kinerjasistem. Misalnya, mempertimbangkan

duplikasi atribut–atribut atau join relasi bersama.

6. Mengawasi dan melakukan setting terhadap sistem

operasi.

Mengawasi sistem operasional dan meningkatkan kinerja

system untuk memperbaiki keputusan perancangan yang

kurang tepat atau dalam mengatasi kemungkinan adanya

perubahan.

2.1.7 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2005,p387), normalisasi merupakan

suatu teknik formal untuk menghasilkan kumpulan hubungan dengan

kepemilikan yang dikehendaki, yang memiliki kebutuhan dari sebuah

perusahaan, dan berfungsi untuk menganalisis relasi berdasarkan primary

key atau candidate key dan fungtional dependency.

Tahapan-tahapan normalisasi menurut Connolly dan

Begg(2005,p403-411),yaitu :

1. Unnormalized form, merupakan sebuah table yang mengandung 1 atau

lebih kelompok perulangan.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

47  

 

2. First Normal Form (1NF), merupakan suatu relasi dimana perpotongan

antara setiap baris dan kolom memiliki tepat 1 nilai.Fungsi 1NF adalah

untuk :

a) Menghilangkan perulangan (redudansi) dan perhitungan

b) Memecahkan data yang redudansi menjadi table yang baru

c) Menentukan primary key

3. Second Normal Form (2NF), merupakan sebuah relasi di dalam 1NF

dan pada setiap atribut yang non-primary key memiliki ketergantungan

fungsional secara penuh terhadap primary key.Fungsi 2NF adalah untuk

menghilangkan ketergantungan yang bersifat parsial (ketergantungan).

4. Third Normal Form (3NF), merupakan sebuah relasi yang terdapat pada

1NF dan 2NF dan tidak memiliki atribut yang bukan primary key yang

memiliki ketergantungan transitif terhadap primary key.Fungsi 3NF

adalah untuk menghilangkan ketergantungan transitif yang

bersangkutan.

2.1.8 Tools yang Digunakan

2.1.8.1 SQL

Menurut Connolly dan Begg (2005, p113), SQL adalah

contoh dari bahasa berorientasi transformasi, atau bahasa yang

dirancang untuk menggunakan hubungan untuk mengubah input

menjadi output yang diinginkan.

SQL memiliki 2 komponen utama, yaitu :

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

48  

 

1. Data Definition Language (DDL)

DDL digunakan untuk mendefinisikan struktur basis data dan

mengontrol akses ke data. Contohnya :

- CREATE TABLE : digunakan untuk membuat tabel

- ALTER TABLE : digunakan untuk menambah /

memindahkan kolom

- DROP TABLE : digunakan untuk menghapus tabel

- CREATE VIEW : digunakan untuk membuat view

- DROP VIEW : digunakan untuk menghapus view

2. Data Manipulation Language (DML)

DML digunakan untuk pengambilan dan perubahan data.

Contohnya :

- SELECT : digunakan untuk menampilkan data dalam basis

data

- INSERT : digunakan untuk memasukkan data ke dalam

tabel

- UPDATE : digunakan untuk memperbarui data dalam tabel

- DELETE : digunakan untuk menghapus data dari tabel

2.1.8.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-

notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang

penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara

logika, tersruktur dan jelas.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

49  

 

Komponen – komponen yang dimiliki DFD :

Yourdan dan Demarco  Keterangan  Gene dan Serson 

ENTITAS LUAR

PROSES

DATA FLOW

DATA STORE

Keterangan :

- Entitas luar : Komponen ini menggambarkan entitas di

luar sistem yang berkomunikasi langsung dengan sistem.

- Proses : Komponen ini menggambarkan tranformasi input

menjadi output.

- Data Flow : Komponen ini digunakan untuk menerangkan

perpindahan data / paket data dari satu bagian ke bagian

lainnya/

- Data Store : Komponen ini digunakan untuk membuat

model sekumpulan paket data.

2.1.8.3 Flow Chart

Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari

langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program /

sistem.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

50  

 

Simbol – simbol pada flowchart :

• Flow direction symbols

Digunakan untuk menghubungkan simbol satu dengan

yang lain.

Simbol Keterangan

Simbol arus / flow

Menyatakan jalannya arus suatu proses

Simbol communication link

Menyatakan transmisi data dari satu lokasi ke lokasi lain

Simbol connector

Menyatakan sambungan dari proses ke proses lainnya dalam halaman yang sama

Simbol offline connector

Menyatakan sambungan dari proses ke proses lainnya dalam halaman yang berbeda

• Processing symbols

Menunjukan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses /

prosedur .

Simbol Keterangan

Simbol process, yaitu menyatakan suatu

tindakan (proses) yang dilakukan oleh

komputer

Simbol manual, yaitu menyatakan suatu

tindakan (proses) yang tidak dilakukan

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

51  

 

oleh komputer

Simbol decision, yaitu menujukkan suatu

kondisi tertentu yang akan menghasilkan

dua kemungkinan jawaban : ya / tidak

Simbol predefined process, yaitu

menyatakan penyediaan tempat

penyimpanan suatu pengolahan untuk

memberi harga awal

Simbol terminal, yaitu menyatakan

permulaan atau akhir suatu program

Simbol keying operation, Menyatakan

segal jenis operasi yang diproses dengan

menggunakan suatu mesin yang

mempunyai keyboard

Simbol offline-storage, menunjukkan

bahwa data dalam simbol ini akan

disimpan ke suatu media tertentu

Simbol manual input, memasukkan data

secara manual dengan menggunakan online

keyboard

• Input / Output symbols

Menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai

media input atau output.

Simbol Keterangan

Simbol input/output, menyatakan proses

input atau output tanpa tergantung jenis

peralatannya

Simbol magnetic tape, menyatakan input

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

52  

 

berasal dari pita magnetis atau output

disimpan ke pita magnetis

Simbol disk storage, menyatakan input

berasal dari dari disk atau output disimpan

ke disk

Simbol document, mencetak keluaran

dalam bentuk dokumen (melalui printer)

Simbol display, mencetak keluaran dalam

layar monitor

2.2 Pemahaman Objek Studi

2.2.1 Pembelian

2.2.1.1 Pengertian Pembelian

Menurut Render (2004, p414), pembelian adalah

perolehan barang dan jasa. Secara umum,definisi pembelian

adalah suatu usaha pengadaan barang atau jasa dengan tujuan

yang akan digunakan sendiri, untuk kepentingan proses produksi

maupun untuk dijual kembali.

Jenis transaksi dalam pembelian dibedakan menjadi dua,

yaitu :

• Pembelian tunai, adalah proses pembayaran yang dilakukan

secara langsung pada saat barang diterima.

• Pembelian kredit, adalah proses pembayaran yang tidak

dilakukan langsung pada saat barang diterima, tetapi

pembayaran dilakukan selang beberapa waktu setelah barang

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

53  

 

diterima, sesuai dengan tenggang waktu yang telah disepakati

oleh kedua belah pihak.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelian

adalah :

• Kualitas

• Harga

• Waktu Proses

2.2.1.2 Tujuan Pembelian

Tujuan pembelian menurut Render (2001, p414), tujuan

dari kegiatan pembelian adalah :

• Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh

secara eksternal

• Mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan pemasok,

harga, dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa

tersebut.

2.2.1.3 Fungsi – fungsi Pembelian

Fungsi-fungsi yang Terkait Dalam Sistem Pembelian

a) Fungsi Gudang

Bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian

sesuai dengan persediaan barang yang ada di gudang.

b) Fungsi Pembelian

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

54  

 

Bertanggung jawab untuk mengeluarkan order pembelian pada

pemasok.

c) Fungsi Penerimaan

Bertanggung jawab untuk menerima barang yang dikirim dari

pemasok dan melakukan pemeriksaan guna menentukan layak

tidaknya barang untuk diterima.

d) Fungsi administrasi

Fungsi yang terkait dalam hal ini adalah fungsi pencatat utang dan

fungsi pencatat persediaan.

2.2.2 Persediaan

2.2.2.1 Pengertian Persediaan

Menurut Freddy Rangkuti (1998, p1), persediaan adalah

sebuah aktivitas yang meliputi barang-barang milik perusahaan

dengan maksud untuk dijual dalam satu periode waktu tertentu

atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan /

proses atau persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya

dalam suatu proses produksi.

Menurut Mulyadi (2001, p553), sistem persediaan

bertujuan untuk mencatat mutasi setiap jenis persediaan yang

disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem

pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya

produksi. Dalam perusahaan produksi / manufaktur, persediaan

terdiri dari persediaan bahan baku,persediaan bahan baku

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

55  

 

cadangan,persediaan produk dalam proses,persediaan produk

jadi,dan persediaan barang gagal hasil produksi.

2.2.2.2 Sistem dan Prosedur Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p560), sistem dan prosedur yang

bersangkutan dengan sistem persediaan adalah :

a) Prosedur pencatatan produk jadi

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem

akuntansi biaya produksi.Dalam prosedur ini dicatat harga

pokok produk jadi yang didebitkan kedalam rekening

persediaan produk jadi dan dikreditkan ke dalam rekening

barang dalam proses.

b) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem

penjualan disamping prosedur lainnya seperti prosedur order

penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur pengiriman

barang, prosedur penagihan, dan prosedur pencatatan piutang.

c) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem retur pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga

pokok persediaan yang dibeli.

d) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang

dikembalikan kepada pemasok

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

56  

 

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem retur pembelian. Jika persediaan yang telah dibeli

dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur

pembelian ini akan mempengaruhi persediaan yang

bersangkutan.

e) Prosedur permintaan dan pengeluaran barang

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk

sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat

harga pokok persediaan bahan baku, bahan baku cadangan,

bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai

dalam kegiatan produksi dan non produksi.

f) Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan

karena pengembalian barang gudang

Dalam prosedur ini, transaksi pengembalian barang gudang

mengurangi biaya dan menambah persediaan barang di

gudang.

2.2.2.3 Tujuan Persediaan

Menurut Render, Haizer yang diterjemahkan oleh

Kresnohadi Ariyoto (2001, p314), fungsi dari persediaan adalah

sebagai berikut :

a) Untuk menyediakan suatu stok barang agar dapat memenuhi

permintaan yang diantisipasikan akan timbul dari konsumen.

b) Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00152-IF bab 2.pdfmengenai data yang bisa disimpan ke dalam basisdata tersebut. 2. Fasilitas

57  

 

c) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan

harga.

d) Untuk menghindari dari kekurangan stok yang dapat terjadi

karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau

pengiriman yang tidak tepat.

e) Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik

dengan menggunakan “barang dalam proses” dalam

peresediaannya.