BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA...

36
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang berintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat Hall (2001, p5) yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Jadi secara umum sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen atau komponen yang saling berinteraksi dan terkoordinasi untuk melakukan suatu kegiatan guna mencapai tujuan bersama. 2.1.2 Pengertian Informasi Menurut Mcleod (2001, p12) informasi adalah data yang telah diproses atau data sudah memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya. Pendapat Hall (2001, p14), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, informasi menyebabkan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan. Informasi ditentukan oleh efeknya pada pemakai bukan oleh bentuk fisiknya.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Mcleod (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen-elemen

yang berintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Pendapat Hall (2001, p5) yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf,

sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling

berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai

tujuan yang sama (common purpose).

Jadi secara umum sistem dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen atau

komponen yang saling berinteraksi dan terkoordinasi untuk melakukan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan bersama.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Mcleod (2001, p12) informasi adalah data yang telah diproses

atau data sudah memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya.

Pendapat Hall (2001, p14), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf,

informasi menyebabkan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia

lakukan atau tidak dilakukan. Informasi ditentukan oleh efeknya pada pemakai

bukan oleh bentuk fisiknya.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

 

Jadi, dapat disimpulkan informasi adalah kumpulan dari data–data yang

telah diproses dimana informasi tersebut haruslah akurat dan terpercaya sehingga

informasi tersebut berguna bagi para penggunanya.

2.1.3 Pengertian Sistem Infromasi

Menurut Husein dan Wibowo (2002, p8), sistem informasi dapat

diartikan sebagai seperangkat komponen yang saling berhubungan yang

berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan

infromasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam

organisasi.

Menurut O’brien dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Fitriasari

dan Arnos (2005, p5), sistem informasi merupakan kombinasi teratur apapun

dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya

data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam

sebuah organisasi.

Sedangkan menurut Sutabri (2005, p42), sistem informasi adalah suatu

sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan

transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat

manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat

menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

adalah beberapa komponen, antara lain rangkaian prosedur dimana informasi

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

10 

 

itu sendiri diolah sedemikian rupa sehingga dapat berguna bagi para pemakai

untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

2.1.4 Komponen-Komponen Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2005, p42-43), system informasi terdiri dari

komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang

teridri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok

basis data dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut

masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu

kesatuan untuk mencapai sasaran.

a. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.

Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data

yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen

dasar.

b. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk

menghasilkan keluaran yang diinginkan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

11 

 

c. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna

untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakaian

sistem.

d. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan

model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

mengirimkan keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagian

utama, yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software)

dan perangkat keras (hardware).

e. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling

berkaitan dan berhubungan satu dengan lain, tersimpan

diperangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak

untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data

untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

12 

 

f. Blok Kendali (Control Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti

bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-

kecurangan, kegagalan-kegagalan system itu sendiri, ketidak

efisienan dan sabotase. Beberapa pengendalian perlu dirancang

dan ditetapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat

merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi

kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.1.5 Pengertian Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p431), persediaan merupakan unsur aktiva

yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal

atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan

dijual.

Menurut Assauri (1999, p169), persediaan adalah suatu aktiva yang

meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam

suatu periode usaha yang normal atau masih dalam proses maupun menunggu

penggunaannya dalam suatu proses produksi.

2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Pesediaan

Menurut penulis dari konsep-konsep teori diatas merupakan barang atau

produk baik barang mentah maupun barang jadi yang telah diproses untuk

dijual kembali kepada yang membutuhkan. Dimana suatu sistem informasi

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

13 

 

tersebut melibatkan orang-orang dalam organisasi, data, prosedur dan sarana

pendukung untuk mengoperasikan sistem persediaan hingga dapat

menghasilkan informasi yang mendukung kepentingan bagian persediaan

dalam menganalisis dan mengendalikan keadaan persediaan.

2.2 Sistem Pengendalian Intern

2.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Menurut Weber (1999, p35), “A Control Is A System That Prevents,

Detects, Or Corrects Unlawful Events”, yang berarti bahwa sistem

pengendalian adalah suatu sistem untuk mencegah, mendeteksi, dan

mengoreksi kejadian yang timbul saat transaksi dari serangkaian pemrosesan.

Menurut Cangemi dan Singleton (2002, p66), pengendalian internal

adalah aturan, praktek, prosedur, dan peralatan yang dirancang untuk :

1) Keamanan asset yang berhubungan dengan badan hukum.

2) Menyakinkan akurasi dan kepercayaan perolehan data dan

informasi produk.

3) Mendapatkan efisiensi.

4) Mengukur pemenuhan dengan aturan yang berhubungan dengan

badan hukum.

5) Mengukur pemenuhan dengan regulasi-regulasi.

6) Mengatur kejadian-kejadian negatif dan pengaruh dari

penyuapan, kejahatan, dan aktivitas pengrusakan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

14 

 

Berdasarkan pengertian diatas maka pengendalian dikelompokkan

menjadi 3 bagian yaitu :

1) Preventive Control

Pengendalian ini digunakan untuk mencegah masalah sebelum

masalah tersebut muncul.

2) Detective Control

Pengendalian ini digunakan untuk menemukan masalah yang

berhubungan dengan pengendalian segera setelah masalah

tersebut muncul.

3) Corrective Control

Pengendalian ini digunakan untuk memperbaiki masalah yang

ditemukan pada detective control. Pengendalian ini mencakup prosedur

untuk menentukan penyebab masalah yang timbul, memperbaiki

kesalahan atau kesulitan yang timbul, memodifikasi sistem proses.

Dengan demikian bisa mencegah kejadian yang sama dimasa

mendatang.

2.2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Menurut Hall (dalam Gondodiyoto, 2006, p156), tujuan sistem

pengendalian intern terdiri dari :

a. Menyajikan data yang dapat dipercaya (To Ensure the Accuracy

and Reliability of the Accounting Records and Information).

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

15 

 

Pimpinan hendaklah memiliki informasi yang tepat dalam

rangka melaksanakan kegiatannya. Mengingat bahwa berbagai

jenis informasi dipergunakan untuk bahan mengambil keputusan

sangat penting artinya, karena itu suatu mekanisme atau sistem

yang dapat mendukung penyajian informasi yang akurat sangat

diperlukan oleh pimpinan organisasi/perusahaan.

b. Mengamankan Aktiva Dan Pembukuan (Safeguarding Assests

Of The Firm).

Pengamanan atas berbagai harta benda dan catatan pembukuan

menjadi semakin penting dengan adanya komputer.

Data/informasi yang begitu banyaknya disimpan di dalam media

komputer seperti magnetic tape dapat dirusak apabila tidak

diperhatikan pengamanannya.

c. Meningkatkan Efesiensi Operasional (To Promote Efficiency In

The Firm’s Operations).

Pengawasan dalam suatu organisasi merupakan alat untuk

mencegah penghamburan usaha, menghindarkan pemborosan

dalam setiap segi dunia usaha dan mengurangi setiap jenis

penggunaan sumber-sumber yang ada secara tidak efisien.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

16 

 

d. Mendorong Pelaksanaan Kebijakan Yang Ada (To Measure

Compliance With Management’s Policies And Procedures)

Pimpinan menyusun tata cara dan ketentuan yang dapat

dipergunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem

pengendalian intern berarti memberikan jaminan yang layak

bahwa kesemuanya itu telah dilaksanakan oleh karyawan

perusahaan.

Tujuan pengendalian intern harus dipandang dalam kaitannya dengan

individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem harus

dirancang sedemikian rupa sehingga para pegawai merasakannya sendiri dan

yakin bahwa pengendalian bertujuan mengurangi kesulitan-kesulitan dalam

operasi, melindungi organisasi, merupakan persyaratan tercapainya tujuan, dan

dengan demikian mendorong terpenuhinya kebijakan manajemen yang telah

digariskan.

2.2.3 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern

Pendapat Weber (1999, p49), pengendalian internal terdiri dari lima

unsur/komponen yang saling berintegrasi, antara lain :

a) Control Environment

Komponen ini diwujudkan dengan cara pengoperasian, cara

pembagian wewenang dan tanggung jawab yang harus

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

17 

 

dilakukan, cara komite audit berfungsi, dan metode-metode

yang digunakan untuk merencanakan dan memonitor kinerja.

b) Risk Assessment

Komponen untuk mengidentifikasi dan menganalisa resiko yang

dihadapi oleh perusahaan dan cara-cara untuk menghadapi

resiko tersebut.

c) Control Activities

Komponen yang dioperasikan untuk memastikan transaksi telah

terotorisasi, adanya pembagian tugas, pemeliharaan terhadap

dokumen dan record, perlindungan aset dan record, pengecekan

kinerja dan penilaian dari jumlah record yang terjadi.

d) Information and Communication

Komponen dimana informasi digunakan untuk mengidentifikasi,

mendapatkan, dan menukarkan data yang dibutuhkan untuk

mengendalikan dan mengatur operasi perusahaan.

e) Monitoring

Komponen yang memastikan pengendalian internal beroperasi

secara dinamis.

Unsur-unsur sistem pengendalian intern sangat penting karena sistem

mempunyai beberapa unsur dan sifat-sifat tertentu yang dapat meningkatkan

kemungkinan dapat dipercayainya data-data akuntansi serta tindakan

pengamanan terhadap aktiva dan catatan perusahaan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

18 

 

2.2.4 Jenis Pengendalian Internal Berbasis Komputer

Pendapat Weber (1999, p67), ruang lingkup kontrol dibedakan atas dua

jenis, yaitu pengendalian umum dan pengendalian khusus.

1. Pengendalian Umum

Pengendalian umum artinya ketentuan-ketentuan yang berlaku

dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk seluruh kegiatan

komputerisasi di perusahaan tersebut. Apabila tidak dilakukan

pengendalian ini ataupun pengendaliannya lemah maka dapat

berakibat negatif terhadap aplikasi.

Pengendalian umum berupa :

a. Top Management Control

Mengontrol peranan manajemen dalam perencanaan

kepemimpinan dan pengawasan fungsi .

b. System Development Management Control

Mengontrol alternatif dari model proses pengembangan system

informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar perkumpulan

dan pengevaluasian bukti.

c. Control Programming Management

Mengontrol tahapan utama dari siklus program dan pelaksanaan

dari tiap tahap.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

19 

 

d. Data Resource Management Control

Mengontrol peranan dan fungsi dari data administrator atau

database administrator.

e. Operation Management Control

Mengontrol fungsi utama yang harus dilakukan oleh quality

assurance management untuk meyakinkan bahwa

pengembangan, pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan dari

sistem informasi sesuai dengan standar kualitas.

f. Security Management Control

Mengontrol fungsi utama dari security administrator dalam

mengidentifikasi ancaman utama terhadap fungsi sistem

informasi dan perancangan, pelaksanaan, pengoperasian, dan

pemeliharaan terhadap pengontrolan yang dapat mengurangi

kemungkinan kehilangan dari ancaman ini sampai pada tingkat

yang dapat diterima. Secara garis besar pengendalian terhadap

manajemen keamanan bertanggung jawab dalam menjamin aset

sistem informasi tetap aman.

2. Pengendalian Khusus

Pengendalian khusus dilakukan dengan tujuan untuk

menentukan apakah pengendalian sistem informasi dari sistem

yang terkomputerisasi pada aplikasi komputer tertentu sudah

memadai untuk memberikan jaminan bahwa data dicatat, diolah,

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

20 

 

dan dilaporkan secara akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan

kebutuhan manajemen.

Pengendalian khusus berupa :

a) Pengendalian Batasan (Boundary Control)

Mengontrol sifat dan fungsi kontrol akses, penggunaan

pengkodean dalam kontrol akses, PIN, digital signatures, dan

plastic cards.

Menurut Weber (1999, p368), pengendalian boundary adalah

suatu pengendalian yang memiliki tiga tujuan utama yaitu :

1. Mengatur identitas dan otentifikasi dari calon user.

2. Mengatur identitas dan otentifikasi dari sumber daya

komputer yang diminta oleh user.

3. Membatasi tindakan yang dilakukan oleh user yang

menggunakan sumber daya komputer dari serangkaian

hak yang diberikan kepadanya.

Menurut Weber (1999, p370), “The boundary subsystem

establishes the interface between the would be user of a

computer system and the computer system itself”. Inti dari

pernyataan tersebut adalah subsystem batasan (boundary)

membangun suatu hubungan (interface) antara pengguna (user)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

21 

 

komputer dengan sistem komputer itu sendiri melalui suatu

tampilan.

Menurut Gondodiyoto (2003, p140), Boundary Control adalah

bahwa dalam suatu sistem aplikasi komputer harus jelas

desainnya, mencakup hal-hal :

1. Ruang lingkup sistem

Suatu sistem komputerisasi harus jelas ruang

lingkupnya, apa dokumen inputnya, dari mana

sumbernya, tujuan pengolahan data, dan siapa para

penggunanya (user), siapa pemegang kewenangan.

2. Bagian-bagian sistem

Sistem terdiri dari subsistem, modul program, dan perlu

kejelasan ruang lingkupnya (boundary control), dan

keterkaitan (interface) antar subsistem-subsistem atau

modul-modul.

Tiga tujuan pengendalian subsistem boundary adalah sebagai berikut :

1. Untuk menetapkan identitas dan kewenangan user dari

sistem komputer.

2. Untuk menetapkan identitas dan kewenangan dari

sumber daya yang digunakan user.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

22 

 

3. Membatasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh user

yang menggunakan sumber daya komputer terhadap

tindakan-tindakan yang tidak terotorisasi.

b) Pengendalian Input (Input Control)

Menurut Weber (1999, p420), berpendapat, “Components in the

input subsystem are responsible for bringing both data and instructions

into an application controls”. Intinya adalah komponen dalam

subsistem input bertanggung jawab untuk memasukkan data dan

instruksi ke dalam sisten aplikasi. Kedua jenis input tersebut harus

divalidasi, setiap kesalahan data harus dapat diketahui dan dikontrol

sehingga input yang dimasukkan akurat, lengkap dan tepat waktu.

Pengendalian input merupakan hal kritis yang didasarkan tiga

alasan, yaitu jumlah pengendalian yang paling besar pada sistem

informasi terhadap kehandalan subsitem input, aktivitas pada sub yang

bersifat rutin dalam jumlah besar dan campur tangan manusia dapat

mengalami kebosanan sehingga cenderung mengalami error, sub input

sering menjadi target kecurangan. Banyak ketidakberesan yang

ditemukan dengan cara penambahan, penghapusan atau pengubahan

transaksi di input.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

23 

 

Pengendalian input sangat penting dilakukan karena :

1. Pada sistem informasi kontrol yang besar jumlahnya adalah

pada subsistem input, sehingga auditor harus memberikan

perhatian yang lebih kepada keandalan pengendalian input yang

ada.

2. Aktivitas subsistem input terkadang melibatkan besarnya

rutinitas, campur tangan manusia yang monoton, sehingga dapat

menyebabkan terjadinya kesalahan.

3. Subsistem input sering menjadi sasaran tindak kejahatan (fraud)

banyak kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan yang

melibatkan penambahan, pengurangan, atau perubahan input

transaksi.

c) Process Control

Menurut Gondodiyoto (2003, p144), “Pengendalian proses

adalah pengendalian intern untuk mendeteksi jangan sampai data

(khususnya data yang sesungguhnya sudah valid) menjadi error karena

adanya kesalahan proses. Kemungkinan penyebabnya terjadinya error

adalah kesalahan logika program, salah rumus, salah urutan program,

ketidakterpaduan antara subsistem ataupun kesalahan teknis lainnya”.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

24 

 

d) Pengendalian Output (Output Control)

Digunakan untuk memastikan bahwa data yang diproses tidak

mengalami perubahan yang tidak sah oleh operator komputer dan

memastikan hanya orang yang berwenang saja yang menerima output.

Pengendalian output berupa :

1. Mencocokkan data output (khususnya total pengendalian)

dengan total pengendalian yang sebelumnya telah ditetapkan

yang diperoleh dalam tahap input dari siklus pemrosesan.

2. Mereview data output untuk melihat format yang tepat yang

terdiri dari judul laporan, tanggal dan waktu pencetakan,

banyaknya copy laporan untuk masing-masing pihak yang

berwenang, periode laporan, nama program (termasuk versinya

yang menghasilkan laporan), nama personil yang bertanggung

jawab atas dikeluarkannya laporan tersebut, masa berlaku

laporan, nomor halaman, tanda akhir halaman.

3. Mengendalikan data input yang ditolak oleh komputer selama

pemrosesan dan mendistribusikan data yang ditolak itu ke

personil yang tepat.

4. Mendistribusikan laporan-laporan output ke departemen

pemakai tepat pada waktunya.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

25 

 

e) Pengendalian Basis Data (Database Control)

Menurut Weber (1999, p563), berpendapat bahwa “the database

subsystem provides function to difine, create, modify, delete, and read

data in an informations system”. Intinya adalah bahwa subsistem

database menyediakan fungsi-fungsi untuk mendefinisikan,

menciptakan, memodifisikan, menghapus, dan membaca data di dalam

suatu sistem inforormasi.

f) Pengendalian Komunikasi (Communication Control)

Menurut Weber (1999, p474), berpendapat bahwa “The

Communication subsystem is responsible for transporting data among

all the others subsystem within a system and for transporting data to or

receiving data from another system”. Intinya adalah subsistem

komunikasi bertanggung jawab untuk pengiriman data ke subsistem

yang lain pada suatu sistem dan untuk pengiriman data ke penerima

data dari sistem yang lain.

2.3 Konsep Audit Sistem Informasi

2.3.1 Pengertian Audit Sistem Informasi

Menurut Weber (1999, p10), audit system informasi adalah proses

pengumpulan dan pengevaluasian bukti untuk menentukan apakah system

komputer dapat melindungi asset kekayaan, memelihara integritas data,

memungkinkan sumber daya yang efisien. Menurut Gondodiyoto (2003, p151),

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

26 

 

EDP-Audit (Electronic Data Processing) atau sering juga disebut dengan audit

sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bahan bukti audit

untuk dapat menentukan apakah system komputerisasi perusahaan telah

menggunakan aset sistem informasi secara tepat dan mampu mendukung

pengamanan aset tersebut, memelihara kebenaran dan integritas data dalam

pencapaian tujuan perusahaan secata efektif dan efisien. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pengertian audit sistem informasi adalah

pengumpulan dan pemeriksaan terhadap sekumpulan elemen-elemen dalam hal

ini yaitu sekumpulan informasi yang membentuk suatu sistem untuk mencapai

tujuan perusahaan.

2.3.2 Pentingnya Audit Sistem Informasi

Menurut Weber (1999, p5-10), faktor yang mendorong pentingnya

audit sistem informasi adalah untuk:

1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelolah secara kurang

terarah, tidak ada visi, misi, perencanaan teknologi, pimpinan

organisasi yang tidak peduli dan tidak ada pelatihan serta pola

karir personil yang baik.

2. Mendeteksi resiko kehilangan data.

3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat

informasi hasil proses sistem terkomputerisasi salah atai lambat

atau tidak lengkap.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

27 

 

4. Menjaga aset perusahaan karena nilai hardware, software dam

personil yang lazimnya tinggi.

5. Mendeteksi resiko error pada komputer.

6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraud).

7. Menjaga kerahasiaan, maksudnya ialah bahwa system informasi

berbasis komputer (apalagi yang didesain dengan jaringan

publik), hendaknya mempunyai kemampuan untuk memproteksi

data, aman terjaga privacy para penggunanya.

Meningkatkan pengendaliaan evolusi penggunaan komputer, yaitu

jangan sampai suatu organisasi atau perusahaan malakukan komputerisasi

secara tidak terkendali sehingga terjadi pemborosan-pemborosan atau tingkat

keamanan yang kurang memadai.

2.3.3 Tujuan Audit Sistem Informasi

Menurut Weber (1999, p11), secara garis besar dibagi menjadi empat,

antar lain:

1. Meningkatkan keamanan aset-aset perusahaan

2. Meningkatkan integritas data

3. Meningkatkan efektifitas sistem

4. Meningkatkan efisiensi system

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

28 

 

Dari uraian diatas dapat disimpulkan tujuan audit sistem informasi

adalah untuk menjaga dan meningkatkan keamanan aset-aset perusahaan serta

meningkatkan kehandalan, efektifitas serta efisiensi sistem.

2.3.4 Metode Audit Sistem Informasi

Menurut Weber dalam bukunya “Information System Control And

Audit” (1999, p56 - 57), metode audit terdiri dari :

1. Auditing Around The Computer

Adalah mentrasir balik (traceback) hasil pengelolahan komputer

antara lain output ke bukti dasarnya antara lain input tanpa

melihat prosesnya.

2. Auditing Throught The Computer

Auditor harus memperlakukan komputer sebagai target audit

dan melakukan audit through atau memasuki area program.

Oleh karena itu, pendekatan auditing throught the computer

termasuk juga dalam CAATs (Computer Assisted Audit

Technique), yaitu Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK).

2.3.5 Standar Audit

Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan

tanggung jawab profesionalnya. Standar-standar ini meliputi pertimbangan

mengenai kualitas profesional mereka, seperti keahlian dan independensi,

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

29 

 

persyaratan pelaporan dan bahan bukti. Pedoman utama adalah sepuluh (10)

standar auditing atau 10 Generally Accepted Auditing Standar-GAAS.

Kesepuluh standar tersebut adalah :

1) Standar Umum:

a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang

memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh

auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat

dan seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan :

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika

digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern

harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan

sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.

c. Bukti audit yang kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi

sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan yang diaudit.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

30 

 

3) Standar Lapangan:

a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Laporan audit harus menunjukkan keberadaan yang di dalamnya

prinsip akuntansi tidak secara konsisten ditetapkan dalam

penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam

hubungannya dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam

periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus

dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan

audit.

d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat

secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor dihubungkan

dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat

petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada,

dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

31 

 

2.3.6 Standar ISACA (Information Systems Audit and Control

Association)

Adapun menurut Information Systems Audit and Control Association

(ISACA) (dalam Gondodiyoto, 2006, p68-70), standar untuk audit sistem

informasi adalah :

1. Audit Charter

1.1 Responsibility, Authority and Accountability

Definisi dari tanggung jawab, otoritas, dan accountability dari

fungsi audit sistem informasi lebih tepat bila didokumentasi

dalam suatu perjanjian.

2. Independen

2.1 Profesional Independence

Dalam permasalahan yang berkaitan dengan audit, auditor

sistem informasi harus bersikap independen dalam tingkah laku

dan tindakannya.

2.2 Organizational Relationship

Fungsi audit sistem informasi harus berada independen dari area

yang diaudit untuk mencapai tujuan objektivitas dari suatu

proses audit.

3. Profesional Ethics and Standards

3.1 Code of Profesional Ethics

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

32 

 

Auditor dari sistem informasi harus menghormati dan mentaati

etika profesional dari Information System Audit and Control

Association.

3.2 Due Profesional Care

Standard auditing profesional harus diterapkan dalam segala

aspek dalam pekerjaan yang dilakukan oleh auditor sistem

informasi.

4. Competence

4.1 Continuing Professional Education

Auditor sistem informasi harus me-maintenance kompetensi

teknikal melalui pendidikan lanjut profesional.

5. Planning

5.1 Audit Planning

Auditor sistem informasi harus merencanakan perencanaan

audit sistem untuk menempatkan tujuan audit dan untuk

melengkapi standar profesional audit.

6. Performance of Audit Work

6.1 Supervision

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

33 

 

Staff dari audit sistem informasi harus tepat untuk dapat

menjamin tujuan dari audit yang dijalankan dan standar

profesional auditing dapat terpenuhi.

6.2 Evidence

Selama masa pekerjaan audit, auditor sistem informasi harus

mendapatkan bukti yang tepat, dapat dipercaya, relevan dan

berguna untuk mencapai tujuan objektif dari suatu audit.

7. Reporting

7.1 Report Content and Form

Auditor sistem informasi harus menyediakan report dalam

bentuk yang tepat pada saat penyelesaian tugas audit. Laporan

audit berupa lingkup, tujuan, periode audit, dan lingkungan

dimana audit dijalankan. Laporan audit harus mengidentifikasi

permasalahan yang terjadi dalam jangka waktu audit. Laporan

audit juga untuk memberikan rekomendasi dari layanan atau

kualifikasi yang diberikan auditor terhadap tugas audit yang

dijalankan.

8. Follow Up Activities

8.1 Follow Up

Auditor sistem informasi harus meminta dan mengevaluasi

informasi yang sesuai dari penemuan yang terdahulu dan

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

34 

 

rekomendasi yang dihasilkan pada periode audit terdahulu untuk

mendefinisikan tindakan yang tepat yang harus

diimplementasikan dalam satu periode.

2.3.7 Prosedur Audit Sistem Informasi

Menurut Weber dalam bukunya “Information System Control And

Audit” (1999, p45-46), terdapat empat jenis prosedur audit,, yaitu :

1) Prosedures To Obtain An Understanding Of Controls :

Penyelidikan, pemeriksaan, observasi dapat digunakan untuk

memperoleh sebuah pengertian mengenai apakah kontrol itu

ada, seberapa bagus kontrol itu dibuat atau dirancang dan

apakah kontrol itu digunakan dalam kegiatan operasional.

2) Test Of Control :

Penyelidikan, pemeriksaan, pengamatan, dan penerapan

prosedur kontrol dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah

kontrol tersebut beroperasi secara efektif.

3) Subtantive Test Of Details Of Account Balances :

Pengujian (test) ini digunakan untuk mengetahui apakah

transaksi telah dibukukan dengan benar.

4) Analytical Review Procedures :

Pengujian (test) ini fokus pada hubungan antara data dengan

tujuan audit.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

35 

 

2.3.8 Instrument Audit Sistem Informasi

Menurut Weber dalam bukunya “Information System Control And

Audit” (1999, p789-810) terdapat tiga instrument audit sistem informasi yaitu:

1. Wawancara (Interview)

Auditor merupakan wawancara dengan orang-orang yang

berhubungan dengan sistem yang berjalan dalam perusahaan.

2. Check List

Check list digunakan untuk mengetahui kehandalan sistem

dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak terkait.

Kemudian auditor memeriksa jawaban-jawaban yang diberikan

untuk menentukan kehandalan sistem.

3. Control Flowchart

Control flowchart menunjukkan pengendalian apa yang ada

dalam perusahaan dan dimana letak pengendalian tersebut.

2.4 Persediaan

2.4.1 Definisi Persediaan

Niswonger, Waren, Reeve dan Fess (2002, p350), mendefinisikan

bahwa, “Inventory is merchandise held for sell in the normal course of

business and materials in the process of production or held for production”.

Secara garis besar dapat diartikan bahwa persediaan adalah barang-barang

yang disimpan untuk penjualan dalam proses bisnis ataupun bahan baku dalam

proses produksi yang disimpan dan digunakan untuk keperluan produksinya.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

36 

 

Menurut Mulyadi (2001, p112), berpendapat bahwa, “inventory atau

persediaan terdiri dari barang dagangan yang dimaksud untuk diperjualbelikan

serta bahan baku dan bahan pembantu yang dipakai dalam proses produksi

barang yang akan dijual”.

Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa persediaan

adalah barang atau material yang dapat berupa bahan baku, bahan setengah jadi

dan bahan jadi yang tersedia di gudang yang dapat digunakan untuk

mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya.

2.4.2 Jenis Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p553), kita dapat membagi jenis persediaan ke

dalam lima bentuk yaitu :

1. Persediaan bahan baku.

Yaitu persediaan barang berwujud yang digunakan dalam

produksi, barang tersebut diperoleh dari sumber-sumber alam

ataupun dibeli dari pemasok atau perusahaan lain.

2. Persediaan suku cadang.

Yaitu persediaan yang terdiri dari suku cadang atau komponen-

komponen rakitan yang menunjang proses produksi.

3. Persediaan bahan penolong.

Yaitu persediaan yang diperlukan dalam proses produksi untuk

membantu proses tersebut tetapi bukan merupakan komponen

utama.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

37 

 

4. Persediaan barang dalam proses.

Yaitu persediaan yang merupakan keluaran dari bagian dalam

proses produksi yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi

perlu diproses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi.

5. Persediaan produk jadi.

Yaitu persediaan yang telah selesai diproses atau diolah dalam

pabrik dan siap untuk dipasarkan.

2.4.3 Fungsi Persediaan

Menurut Mulyadi (2002, p242), ada lima fungsi dari persediaan, yaitu:

1) Untuk melakukan pembatasan terhadap inflasi dan perubahan

harga.

2) Untuk menghindari dari kekurangan stok yang dapat terjadi

karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau

pengiriman yang tidak tepat.

3) Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat

memenuhi permintaan yang diantisipasi akan timbul dari

produsen.

4) Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena

pembelian dalam jumlah besar dapat secara substansial

menurunkan biaya.

5) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Misalnya jika

permintaan produk tinggi hanya pada musim panas, suatu

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

38 

 

perusahaan dapat membentuk stok pada musim tinggi sehingga

biaya kekurangan stok dan kehabisan stok dapat dihindari.

2.4.4 Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p556), ada dua macam metode pencatatan

persediaan yaitu :

a) Metode Mutasi Persediaan (Perpetual Inventory Method)

Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan

dicatat dalam kartu persediaan.

b) Metode Persediaan Fisik (Physical Inventory Method)

Dalam metode persediaan fisik, hanya ditambah persediaan dari

pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya

persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu

persediaan.

2.4.5 Metode Penilaian Persediaan

Menurut Skousen (2001, p524), ada tiga metode dalam melakukan

penilaian persediaan, yaitu :

1. Metode FIFO (First In First Out)

Metode ini didasarkan asumsi bahwa harga yang terjual, dinilai

menurut harga pembelian barang yang terdahulu (pertama)

masuk. Dengan demikian, persediaan akhir dinilai menurut

harga pembelian barang yang terakhir masuk.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

39 

 

2. Metode LIFO (Last In First Out)

Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga yang sudah

terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir

masuk sehingga persediaan yang masih ada dinilai berdasarkan

harga pembelian barang yang terdahulu.

3. Metode Rata-Rata (Weight Average Method)

Metode ini didasarkan atas harga rata-rata, dimana harga

tersebut dipengaruhi jumlah barang yang diperoleh pada

masing-masing harganya. Dengan demikian persediaan dinilai

berdasarkan harga rata-rata.

2.4.6 Pengendalian Pada Persediaan

Mengacu pada Warren (2005), terdapat dua tujuan utama dari

pengendalian internal pada persediaan yaitu: perlindungan terhadap persediaan

yang ada dan pelaporan persediaan yang wajar di dalam laporan keuanga.

Pengendalian internal pada persediaan dapat bersifat preventif maupun detektif:

a) Pengendalian Preventif (Preventive Control)

Pengendalian ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan

terjadinya error atau kesalahan dalam penyajian.

b) Pengendalian Detektif (Detective Control)

Pengendalian ini dilakukan untuk mendeteksi error atau

kesalahan penyajian yang telah terjadi.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

40 

 

2.4.7 Teknik Penilaian Resiko

Menurut buku Woolf (1999, p167) yang berjudul Auditing Today,

penilaian resiko sistem informasi dibagi menjadi beberapa tingkatan kategori,

yaitu :

a) Low

Resiko dinilai jarang terjadi dan tidak dapat mempengaruhi

operasi perusahaan ataupun sistem internal kontrol dalam suatu

organisasi.

b) Medium

Resiko yang dinilai jarang atua sering terjadi tetapi dapat

memberikan dampak yang tidak terlalu mempengaruhi operasi

perusahaan dan sistem internal kontrol dalam organisasi.

c) High

Resiko yang dinilai sering terjadi dan secara langsung dapat

mempengaruhi kegiatan operasi perusahaan dan mengancam

sistem internal kontrol organisasi.

2.4.8 Penetapan Penilaian Resiko

Penetapan penilaian resiko Sistem Informasi Persediaan Barang Habis

Pakai pada PT. Loka Mampang Indah Realty, menggunakan level penilaian

pesiko. Level Penilaian Resiko merupakan suatu cara untuk menganalisa

seberapa besar pengaruh kemungkinan terjadinya ancaman (Threat Likelihood)

terhadap akibat yang ditimbulkan (Impact).

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

41 

 

Likelihood Likelihood Definition

High Sumber ancaman dianggap sangat mungkin terjadi, dan

control untuk mencegah vulnerabilitas terjadi dianggap tidak

efektif.

Medium Sumber ancaman mungkin terjadi, tetapi control diterapkan

ditempat yang dapat mengganggu keberhasilan pencegahan

vulnerabilitas.

Low Sumber ancaman kecil kemungkinan terjadi, atau control

diterapkan untuk mencegah, atau sebaliknya menghalangi

vulnerabilitas.

Tabel 2.1 Definisi Likelihood level ( Level Kemungkinan Terjadi ) Sumber : www.nist.org

Risk Level Risk Description and Necessary Action

High Jika sebuah temuan dievaluasi sebagai High Risk, maka

penting untuk mempertimbangkan tindakan perbaikan.

Medium Jika sebuah temuan ditentukan sebagai Medium Risk, tindakan

perbaikan diperlukan dan sebuah rencana harus diterapkan.

Low Jika sebuah temuan ditentukan sebagai Low Risk,

dipertimbangkan apakah diperlukan perbaikan atau

memutuskan untuk menerima resiko.

Tabel 2.2 Definisi Magnitude of Impact (Besar Dampak Resiko) Sumber : www.nist.org

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

42 

 

Besarnya nilai Threat Likelihood dinyatakan dengan:

a. High (H) diberi nilai 1.0

b. Medium (M) diberi nilai 0.5

c. Low (L) diberi nilai 0.1

Sedangkan besarnya nilai Impact dinyatakan dengan:

a. High (H) diberi nilai 100

b. Medium (M) diberi nilai 50

c. Low (L) diberi nilai 10

Threat Likelihood Impact

Low (10) Medium(50) High(100)

High (1.0) Medium

10 x 1.0 = 10

High

50 x 1.0 = 50

High

100 x 1.0 = 100

Medium (0.5) Low

10 x 0.5 = 5

Medium

50 x 0.5 = 25

High

100 x 0.5 = 50

Low (0.1) Low

10 x 0.1 = 1

Low

50 x 0.1= 5

Medium

100 x 0.1= 10

Tabel 2.3 Matriks Penilaian Resiko Sumber : www.nist.org

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00884-KA Bab 2.pdfe. Blok Basis Data (Database Block) Basis data (database) merupakan kumpulan

43 

 

Teknik perhitungan dalam level penilaian resiko menggunakan fungsi

perkalian antara Threat Likelihood dengan impact. Caranya yaitu:

1. Tentukan kemungkinan terjadinya ancaman (Threat Likelihood)

berdasarkan nilai yang ada, apakah high, medium, atau low.

2. Kemudian tentukan dampak yang mungkin terjadi (Impact) berdasarkan

nilai yang ada apakah high, medium, atau low.

3. Setelah itu kalikan antara Threat Likelihood dengan Impact.

4. Hasil perkalian tersebut dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah

pertanyaan.

5. Hasil pembangian tersebut dinilai dengan menggunakan Risk Scale

apakah termasuk kategori high, medium, atau low.

6. Ancaman yang akan dijadikan resiko dan diberikan rekomendasinya

hanya kategori medium dan high.

Low Medium High

Risk Scale 1 to 9 ≥ 10 to 49 ≥ 50 to 100

Tabel 2.4 Risk Scale

Sumber : www.nist.org