BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF...

54
7 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori dan definisi yang mendukung penulisan skripsi ini baik teori-teori umum maupun khusus, diantaranya definisi jaringan komputer, monitoring jaringan, pengertian SNMP, model OSI, model TCP/IP dan teori lainnya yang menunjang penulisan skripsi ini. 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer (Computer network) adalah kumpulan perangkat yang berinteraksi satu sama lain untuk menyediakan komunikasi. Pada dasarnya tujuan suatu jaringan komputer adalah penyampaian informasi dari suatu tempat yang disebut sumber ke tempat lain yang disebut tujuan, dengan menggunakan media transmisi dan perangkat-perangkat serta protokol tertentu (Lukas, 2000, p2). 2.1.1. LAN Local Area Network (LAN) adalah sebuah jaringan komunikasi terhubungkan yang menyediakan berbagai data dari perangkat komunikasi di area yang kecil (Stalling, 2001 , p12). Ciri-ciri LAN: Beroperasi pada area terbatas Memiliki kecepatan transfer yang tinggi

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori dan definisi yang mendukung

penulisan skripsi ini baik teori-teori umum maupun khusus, diantaranya definisi jaringan

komputer, monitoring jaringan, pengertian SNMP, model OSI, model TCP/IP dan teori

lainnya yang menunjang penulisan skripsi ini.

2.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer (Computer network) adalah kumpulan perangkat yang

berinteraksi satu sama lain untuk menyediakan komunikasi. Pada dasarnya

tujuan suatu jaringan komputer adalah penyampaian informasi dari suatu tempat

yang disebut sumber ke tempat lain yang disebut tujuan, dengan menggunakan

media transmisi dan perangkat-perangkat serta protokol tertentu (Lukas, 2000,

p2).

2.1.1. LAN

Local Area Network (LAN) adalah sebuah jaringan komunikasi

terhubungkan yang menyediakan berbagai data dari perangkat

komunikasi di area yang kecil (Stalling, 2001 , p12).

Ciri-ciri LAN:

• Beroperasi pada area terbatas

• Memiliki kecepatan transfer yang tinggi

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

 

• Dikendalikan secara privat oleh administrator lokal

• Menghubungkan secara fisik alat-alat yang berdekatan

2.1.2. WAN

Wide Area Network (WAN) mencakup wilayah geografis yang

besar, seperti negara, propinsi atau negara. WAN sering menghubungkan

beberapa jaringan yang lebih kecil, seperti jaringan area lokal (LAN) atau

jaringan wilayah metro (MAN).

Ciri-ciri WAN:

• Beroperasi pada area yang luas

• Memiliki kecepatan transfer yang lebih rendah daripada LAN

• Menghubungkan alat-alat yang terpisah dalam jarak jauh bahkan

global

2.1.3. MAN

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan

versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan

teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor

perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu

menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan

televisi kabel.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

 

2.1.4. Model OSI

OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka logika

terstruktur agar proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan.

Oleh International Organization for Standardization (ISO) pencipta OSI,

dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat

berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien. ISO

memakai 7 layer untuk menstandarkan proses networking. OSI model

dipakai untuk mempermudah pemahaman tentang kompleksitas dengan

mendefinisikan setiap tahap yang terjadi di dalam proses komunikasi

jaringan.

2.1.4.1. Fungsi Tiap Layer OSI

Layer 7 : Application

Layer ini berfungsi untuk mendistribusikan aplikasi yang

digunakan untuk mengakses lingkungan OSI. Selain itu, aplikasi

umum seperti file transfer, email, dan terminal access untuk

komputer-komputer yang berjauhan juga ditempatkan pada

lapisan ini.

Layer 6 : Presentation

Berfungsi untuk menentukan format data yang

dipindahkan antar aplikasi dan juga menawarkan pada program-

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

10 

 

program aplikasi serangkaian layanan transformasi data. Proses

enkripsi dan kompresi data juga terjadi di lapisan ini.

Layer 5 : Session

Session Layer berfungsi untuk menyediakan suatu

mekanisme untuk mengontrol dialog antar aplikasi pada ujung

sistem. Lapisan ini membangun, mengatur, dan memutuskan

koneksi antar aplikasi yang saling berhubungan.

Layer 4 : Transport

Layer Transport mensegmentasi data dari pengirim dan

merakit kembali data ke dalam sebuah data stream pada

komputer penerima. Layer transport menjadi pemecah informasi

menjadi paket-paket data yang akan dikirim dan menyusun

kembali paket-paket data menjadi sebuah informasi yang

diterima.

Layer 3 : Network

Layer ini menyediakan pengiriman data atau transfer

informasi di antara ujung sistem melewati beberapa jaringan

komunikasi berurutan. Layanan yang disediakan oleh Layer 3

adalah pengalamatan jaringan, pemberitahuan kesalahan,

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

11 

 

segmentasi blok, dan multiplexing message (satu atau lebih

pesan di alamatkan kepada banyak tujuan).

Layer 2 : Data Link

Data Link Layer berfungsi untuk menerima dan

mengirimkan blok data dengan membawa suatu kode tertentu

untuk sinkronisasi, penanganan kesalahan, dan flow control.

Dengan menggunakan kode, data link layer mengupayakan agar

lapisan fisik cukup baik, membetulkan transmisi yang

mengalami kesalahan, menyediakan alat untuk aktifasi,

deaktifasi, dan mempertahankan link tersebut.

Layer 1 : Physical

Physical layer berfungsi untuk menjembatani lapisan

fisik antara peralatan dan suatu aturan untuk mentransfer bit-bit

dari satu ke yang lainnya. Physical layer lebih terfokus pada

aspek mekanis, elektris, fungsional, dan prosedural dari suatu

komunikasi.

2.1.5. Model Referensi TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah

suatu model yang dikembangkan oleh Department of Defense (DoD)

Amerika Serikat, dengan maksud untuk mengirimkan paket data setiap

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

12 

 

saat dalam kondisi apapun dari suatu titik ke titik yang lain. Pada

mulanya TCP/IP dikembangkan untuk tujuan militer namun seiring

perkembangannya, TCP/IP kemudian menjadi standar dalam

pengembangan internet. TCP/IP memungkinkan terjadinya komunikasi

antara jaringan yang saling berhubungan dan dapat digunakan baik dalam

LAN maupun WAN.

Ada lima layer yang dikenal dalam TCP/IP, yaitu:

1. Application Layer

Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur

TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang

dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada

lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat

dijalankan. Contohnya adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)

untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer

file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP

(Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan

lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP

dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan

TCP/IP.

2. Transport Layer

Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan

pengiriman data antara end-to-end host secara handal. Lapisan ini

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

13 

 

menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah

sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim

3. Internet Layer

Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat

terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda

seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri

atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini

bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat

menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan

ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan

internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet).

4. Network Access Layer

Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan

Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data

frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal.

Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi

kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol

yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 untuk jaringan publik,

Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio

dsb.

5. Physical Layer

Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah

yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi,

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

14 

 

tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada

media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan.TCP/IP bersifat

fleksibel sehingga dapat mengintegrasikan berbagai jaringan dengan

media fisik yang berbeda-beda.

Gambar 2.1 Perbandingan Model OSI dan TCP/IP

2.1.6 Pengalamatan Jaringan

Dikenal dua macam pengalamatan dalam jaringan, yaitu :

a. Physical Address

Physical Address atau yang lebih dikenal sebagai MAC

(Media Access Control) address, adalah alamat yang terletak pada

NIC (Network Interface Card) dan memiliki sifat flat, unik dan

permanen.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

15 

 

MAC address terdiri dari 48 bit, dimana 24 bit pertama

merupakan vendor id dan 24 bit berikutnya merupakan device id

dan penulisan MAC address dilakukan dalam format

heksadesimal.

Hh hh hh hh hh hh

vendor id device id

b. Logical Address

Logical Address lebih dikenal sebagai IP address,

memiliki sifat yang berbeda dengan MAC address yaitu

pengalamatannya bersifat hirarkis. IP address yang umumnya

digunakan sekarang adalah IP address versi 4 (Ipv4), meskipun

sekarang telah dikeluarkan versi terbarunya Ipv6.

Ipv4 terdiri dari 32 bit yang terbagi dalam 4 segmen,

sehingga masing-masing segmen terdiri dari 8 bit (disebut sebagai

satu oktet). Berbeda dengan MAC address, IP address dinyatakan

dalam bilangan biner atau bilangan desimal.

Bbbbbbbb.bbbbbbbb.bbbbbbbb.bbbbbbbb dalam biner

ddd . ddd . ddd . ddd dalam decimal

IP address terbagi menjadi lima kelas, yaitu:

1. Kelas A

Pada kelas A, 8 bit pertama merupakan network

address dan 24 bit berikutnya merupakan Host address. IP

kelas A ditandai dengan bit pertama dari oktet pertama berupa

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

16 

 

0 (0xxxxxxx), sehingga rentang alamatnya dimulai dari 0-

127d.

Network Host Host Host

0xxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx biner

0-127 . 0-255 . 0-255 . 0-255 desimal

2. Kelas B

Pada kelas B, 16 bit pertamanya merupakan network

address dan 16 bit berikutnya merupakan host address. IP

kelas B ditandai dengan 2 bit pertama dari byte pertama

berupa 10 (10xxxxxx), sehingga rentang alamatnya dimulai.

dari 128-191d.

Network Network Host Host

10xxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx biner

128-191 . 0-255 . 0-255 . 0-255 desimal

3. Kelas C

Pada kelas C, 24 bit pertamanya merupakan network

address dan 8 bit berikutnya merupakan host address. IP kelas

C ditandai dengan 3 bit pertama dari byte pertama berupa 110

(110xxxxxx), sehingga rentang alamatnya dimulai dari 192-

Network Network Network Host

110xxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx biner

192-223 . 0-255 . 0-255 . 0-255 desimal

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

17 

 

4. Kelas D

IP kelas D mempunyai byte pertama 1110xxxx,

sehingga rentang alamatnya dimulai dari 224-239 d. IP kelas

D digunakan untuk keperluan multicasting. Dalam

multicasting tidak dikenal adanya network bit dan host bit.

1110xxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx biner

224-239 . 0-255 . 0-255 . 0-255 desimal

5. Kelas E

IP kelas E mempunyai byte pertama 11110xxx,

sehingga rentang alamatnya dimulai dari 240- 247d. IP kelas

E tidak digunakan untuk umum melainkan digunakan untuk

keperluan eksperimental dan riset.

11110xxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx biner

240-247 . 0-255 . 0-255 . 0-255 desimal

(http://www.cisco.com)

2.1.7 Broadcast Address, Private Address, dan Subnet Mask

2.1.7.1 Broadcast address

Digunakan untuk mengirimkan paket data ke seluruh node

dalam suatu jaringan. Seluruh host ID pada Broadcast address

memiliki nilai 255. Berikut ini merupakan broadcast address

untuk tiap kelas:

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

18 

 

Kelas A : xxx . 255 . 255 . 255

N H H H

Kelas B : xxx . xxx . 255 . 255

N N H H

Kelas C : xxx . xxx . xxx . 255

N N N H

2.1.7.2 Private address

Sekumpulan alamat yang tidak di-assign pada tiap-tiap

kelas IP. Private address dapat digunakan oleh host yang

menggunakan NAT (Network Address Translation) atau proxy

server agar dapat terhubung ke internet, atau digunakan oleh host

yang tidak terkoneksi ke internet sama sekali. Melalui sebuah

persetujuan, traffic dengan alamat tujuan berupa private address

tidak akan dirutekan melalui internet.

Yang termasuk dalam private address untuk masing-

masing kelas adalah :

10 . x . x . x Kelas A

172 . 16 . x . x - 172 . 31 . x . x Kelas B

192 . 168 . x . x Kelas C

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

19 

 

2.1.7.3 Subnet Mask

Subnet mask (extended network prefix) bukan merupakan

suatu alamat, melainkan digunakan untuk menentukan manakah

dari suatu IP address yang merupakan network id dan mana yang

merupakan host id. Subnet mask terdiri dari 32 bit dan seperti IP

address dibagi menjadi empat oktet. Bagian network ditandai

dengan bit bernilai ‘1’ sedangkan bagian host ditandai dengan bit

bernilai ‘0’.

Network address didapat dengan melakukan proses AND

antara IP address dengan subnet masknya.

Contoh :

IP Address : 11000000 . 10101000 . 00010000 . 00100000

192.168.16.32

Subnet mask : 11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000

255.255.255.0

AND

Network ID : 11000000 . 10101000 . 00010000 . 0000000

192.168.16.0

(Stallings, 1999, p161)

2.1.8 Topologi Jaringan

Topologi jaringan memberikan gambaran akan struktur dari suatu

jaringan. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

20 

 

1. Physical Topology

Physical topology memberikan suatu gambaran wiring/

cabling daripada perangkat-perangkat yang ada. Jenis-jenis dari

topologi fisik (physical topology):

a. Bus Topology

Topologi ini memiliki semua node-nya terhubung

langsung ke satu sambungan (link), dan tidak memiliki hubungan

yang lain antar node. Sebuah topologi bus memungkinkan setiap

perangkat jaringan untuk melihat semua sinyal dari perangkat-

perangkat yang lain.

Gambar 2.2 Bus Topology

b. Ring Topology

Topologi ini merupakan sebuah cincin tertutup (closed

ring) yang terdiri dari node-node dan kabel (link), dimana masing-

masing node terhubung hanya dengan 2 node yang disebelahnya,

sehingga pada akhirnya membentuk loop tertutup.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

21 

 

Gambar 2.3 Ring Topology

c. Star topology

Topologi jaringan dimana end point pada sebuah jaringan

dihubungkan dengan sebuah central hub atau switch oleh

dedicated links. Topologi ini mempunyai central node, dimana

semua hubungan ke node yang lain melalui central node tersebut.

Gambar 2.4 Star Topology

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

22 

 

d. Extended star topology

Topologi ini memiliki inti sebuah star topology, dengan

masing-masing end node dari topologi inti bertindak sebagai pusat

dari topologi star-nya sendiri.

Gambar 2.5 Extended Star Topology

e. Hierarchical topology

Hierarchical topology mirip dengan extended star

topology. Perbedaan utamanya adalah topologi ini tidak

menggunakan satu central node, melainkan menggunakan trunk

node dengan masing-masing cabang ke node lainnya.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

23 

 

Gambar 2.6 Hierarchical Topology

f. Mesh Topology

Pada topologi ini, masing-masing host saling terhubung ke

setiap host dalam jaringan.

Gambar 2.7 Mesh Topology

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

24 

 

2. Logical Topology

Merupakan topologi yang menggambarkan bagaimana host

mengakses suatu media. Dua tipe dari logical topology adalah

broadcasting dan token passing.

Broadcasting berarti data yang dikirim oleh masing-masing

host dalam jaringan tersebut tersebar ke setiap host dalam jaringan.

Broadcasting menggambarkan secara logikal pengiriman data yang

terjadi dalam physical topology bus.

Token Parsing mengontrol pengiriman data dengan

mengirimkan token yang berupa sinyal elektronik ke setiap host

secara bergiliran dan sekuensial. Host yang bisa mengirim data hanya

host yang sedang menerima token. Jika saat token diterima oleh host,

tapi host tersebut tidak mengirim data, maka token langsung

‘dilemparkan’ ke host berikutnya. (http://www.cisco.com).

2.1.9 Peralatan Jaringan

2.1.9.1 Router

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang

mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet

menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai

routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan

seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Router)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

25 

 

2.1.9.2 Switch

Switch jaringan (atau switch untuk singkatnya) adalah

sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan

(penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding

berdasarkan alamat MAC). Switch jaringan dapat digunakan

sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang

terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja

switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki

sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Switch_jaringan)

Router dan switch biasanya digunakan di jaringan local

area Ethernet. Bagaimanapun, kedua device jaringan tersebut

memiliki fungsi yang berbeda. Baik penggunaan Router atau

switch atau keduanya bergantung pada kapasitas jaringan dan

jumlah traffic dalam proses di jaringan yang dibutuhkan.

Router jaringan memiliki fungsi di layer 3 dari model

lapisan OSI (Open Systems Interconnection), atau yang dikenal

dengan nama Network Layer. Router merupakan device yang

memiliki inteligensi untuk mengirim paket data ke alamat IP

(Internet Protocol) yang spesifik. Sedangkan switch melakukan

fungsinya di layer 2 atau di Data Layer. switch akan menguji data

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

26 

 

dan menentukan alamat MAC (Media Access Control) yang

dituju.

Router dan switch sama-sama menggunakan protocol

Ethernet untuk mengirim dan menerima data. Beberapa Router

dan switch menggunakan Fast Ethernet, yang beroperasi dengan

kecepatan 10 atau 100Mbps (Megabit per second). Terdapat

Router gigabit, sedangkan switch memiliki kecepatan hingga

1,000Mbps. Router memiliki fitur keamanan seperti firewall built-

in dan kemampuan filtering alamat IP. Sedangkan untuk switch

memiliki fitur hasil perpaduan yang dimiliki bridge dan hub.

Seperti bridge, sebuah switch akan mengirim data ke alamat fisik

MAC. Switch juga seperti hub, yang memiliki banyak port untuk

koneksi computer ke jaringan.

Router dan switch hadir dalam versi wireless dan wired.

Kebanyakan wireless Router juga dapat digunakan untuk setup

jaringan berkabel (wired). Beberapa model switch yang baru

bahkan juga mampu menjalankan fungsi di Network Layer atau

layer 3 dari model OSI, yang biasa dinamakan layer 3 atau IP

switch. (http://agills.com/komputer/perbedaan-router-dan-switch)

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

27 

 

2.2 Network Monitoring

Network Monitoring adalah proses yang dilakukan untuk memantau

beberapa hal yang terjadi di jaringan komputer (Stallings, 1999, p23). Network

Monitoring merupakan aspek yang paling fundamental dari sebuah network

management. Tujuan network monitoring adalah mengumpulkan informasi

mengenai status dan tingkah laku pada sebuah jaringan (Stallings, 1999, p45).

Pada network monitoring dapat kita pelajari:

• Mengetahui down atau up-nya suatu link dan menginformasikannya pada

orang yang bertanggung jawab.

• Memantau baik buruknya suatu jalur dalam jaringan, jika ada paket yang

hilang atau bertabrakan (collision), jaringan akan mengalami masalah.

• Mengetahui banyaknya paket data yang lewat (terkirim dan diterima).

Dengan kata lain network monitoring adalah suatu perangkat lunak yang

memberikan kemampuan pada sebuah workstation untuk memantau lalu lintas

jaringan. Network Monitoring dapat menghasilkan grafik lalu lintas jaringan

pada interval yang berbeda dan dapat dilihat record grafik jaringan tersebut.

Menurut Chiu dan Sudama (1992), menyarankan bahwa Network

Monitoring harus terdiri dari tiga area rancangan utama, yaitu :

• Akses untuk memonitor informasi

Bagaimana mendefinisikan monitoring informasi dan bagaimana

mendapatkan informasi dari suatu sumber ke seorang manager.

• Mekanisme rancangan monitoring

Bagaimana cara yang terbaik untuk mendapatkan informasi dari sumber.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

28 

 

• Aplikasi informasi yang dimonitor

Bagaimana informasi yang dimonitor digunakan dalam bermacam-macam

area fungsional manajemen.

Menurut Chiu dan Sudama, terdapat 4 komponen pada sistem Network

Monitoring model manager-agent :

• Monitoring Application

Pada komponen ini terdiri dari fungsi-fungsi Network Monitoring yang

terlihat bagi user, seperti performance monitoring, fault monitoring, dan

accounting monitoring. Performance monitoring merupakan komponen yang

dapat memonitor aktivitas dari service dan device yang ada pada jaringan.

Fault monitoring bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan secepat

mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan dengan cepat. Accounting

monitoring bertujuan untuk mengawasi penggunaan sumber-sumber jaringan

oleh pengguna.

• Manager Function

Ini merupakan modul pada network monitor yang menampilkan fungsi dasar

monitoring dalam memperoleh informasi dari elemen konfigurasi yang lain.

• Agent Function

Modul ini mengumpulkan dan merekam manajemen informasi untuk satu

atau lebih elemen-elemen jaringan dan mengkomunikasikan informasinya

pada monitor.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

29 

 

• Managed Object

Modul ini merupakan manajemen informasi yang melakukan representasi

sumber-sumber dan aktivasinya.

2.3 Bandwidth

Bandwidth adalah lebar bidang frekuensi yang digunakan untuk

menyalurkan informasi. Pada jaringan komputer, bandwidth mengacu pada

kecepatan transfer data, umumnya dalam satuan kbps (kilobit per detik/ kilobit

per second).

Bandwidth dapat berarti juga sejumlah data yang ditransmisikan melalui

sebuah saluran komunikasi dalam sebuah jangka waktu tertentu. Selain itu

bandwidth dapat juga diartikan jumlah informasi yang dapat ditransmisikan pada

jaringan dalam waktu tertentu. (www.cs.bham.ac.uk). Di dalam lingkup jaringan

kecil atau LAN, bandwidth lebih sering dikenal sebagai kecepatan hubungan atau

koneksi antar komputer yang saling terhubung. (www.go.tas.gov.au).

2.4 Simple Network Management Protokol / SNMP

Untuk dapat memonitor informasi dalam sebuah jaringan dibutuhkan

kesamaan protokol antara kedua belah pihak. Beberapa contoh dari protokol ini

adalah SNMP (Simple Network Management Protocol) dan CMIP (Common

Management Information Protocol), dll. Beberapa aspek pembeda dari masing-

masing protokol tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

30 

 

Tabel 2.1 Protokol Manajemen Jaringan

Protokol Manajemen Jaringan Keterangan

OSI / CMIP • Standar Internasional (ISO / OSI)

• Berhubungan dengan 7 layer yang ada di

layer OSI

• Paling lengkap dibandingkan dengan

protokol manajemen jaringan yang lain.

• Object oriented

• Terstruktur dengan baik

• Membutuhkan resource yang besar dalam

implementasinya.

SNMP • Standar Industri ( IETF (Internet

Engineering Task Force) )

• Mudah untuk di implementasikan

• Paling banyak di implementasikan

TMN • Diterapkan pada manajemen jaringan

telekomunikasi

• Berdasarkan framework manajemen jaringan

dari OSI

Sebagian besar Network Monitoring Service yang ada sekarang ini

menggunakan SNMP sebagai protokol komunikasinya. Alasan utama dibalik

populernya penggunaan SNMP adalah karena protokol ini sederhana dan

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

31 

 

cenderung lebih mudah dimengerti. Di dalamnya hanya ada 4 jenis operasi yaitu:

2 jenis operasi untuk melakukan proses penerimaan data, satu jenis operasi untuk

melakukan pengesetan data, dan satu jenis operasi khusus bagi agent untuk

mengirim notifikasi.

2.4.1 Agent

Agent SNMP adalah entitas yang ada di dalam device jaringan

yang akan dikelola oleh NMS (Network Management System). Bentuk

dari implementasi agent bisa berupa program yang terpisah ataupun

program yang sudah diintegrasikan dengan kernel dari sistem operasi

yang bersangkutan.

Sebagian besar vendor peralatan jaringan yang ada sekarang,

sudah menanamkan agent SNMP pada device tersebut, dimana agent ini

akan melakukan respons terhadap NMS berbasis SNMP. Oleh karena itu

ketika ada device jaringan yang ditambahkan ke dalam sebuah jaringan

yang dikelola oleh NMS berbasis SNMP, NMS tersebut akan bisa secara

otomatis melakukan pendeteksian dan melakukan monitoring

terhadapnya. Agent SNMP akan melakukan proses listening di port UDP

161 untuk menerima pesan dari manager, sedangkan untuk mengirimkan

pesan notifikasi kepada manager port UDP yang digunakan adalah port

162.

Agent SNMP mempunyai beberapa fungsionalitas sebagai berikut:

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

32 

 

• Melakukan implementasi dan maintenance objek MIB (akan

dijelaskan lebih lanjut) yang ada pada device yang bersangkutan.

• Memberikan respon terhadap operasi yang dilakukan oleh manager.

• Memberikan notifikasi kepada manager, ada 2 jenis notifikasi yang

diberikan oleh agent kepada manager yaitu traps (unacknowledged)

dan informs (acknowledged).

• Melakukan setting policy terhadap akses data dari manager, terhadap

device yang bersangkutan.

• Mengimplementasikan aspek sekuriti.

Operasi yang akan dilayani oleh sebuah agent SNMP selama

melakukan proses listening adalah sebagai berikut :

• Get.

Operasi ini digunakan untuk melakukan request terhadap nilai suatu

instance objek yang ada di dalam device jaringan.

• Get - next

Operasi ini digunakan untuk melakukan request terhadap nilai

suksesor dari pengaksesan suatu instance objek yang mempunyai pola

lexicographical.

• Set

Operasi ini digunakan untuk melakukan pengesetan nilai dari suatu

instance objek

Operasi traps akan dilakukan oleh agent ketika hardware dimana

agent tersebut berada mengalami perubahan status yang cukup signifikan,

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

33 

 

misalnya hardware yang bersangkutan rusak, atau mengalami overload,

jika hal tersebut terjadi maka agent akan mengirimkan informasi

mengenai hardware yang bersangkutan ke pada manager.

2.4.2 Manager

Manager merupakan aplikasi / software yang berjalan di server

pusat. Fungsi dari manager adalah untuk melakukan query terhadap

agent untuk mendapatkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Fungsi

lain dari manager adalah untuk menangani traps dan response yang

dikirimkan oleh agen. Kebanyakan manager SNMP terletak di dalam

NMS (Network Management System) yang bersangkutan.

Beberapa fungsionalitas yang dimiliki oleh manager adalah

sebagai berikut :

• Melakukan pengambilan dan pengesetan nilai dari suatu instance

objek

• Menerima notifikasi yang dikirimkan oleh suatu agent

• Melakukan pertukaran pesan dengan manager lainnya.

Hubungan antara keduanya dapat dijelaskan pada gambar 2.8 .

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

34 

 

Gambar 2.8 Relasi antara Agent dengan Manager di dalam SNMP

2.4.3 Structure of Management Information ( SMI )

Berdasarkan Zelterman (1999), SMI adalah suatu aturan yang

menspesifikasikan proses penamaan dan pengidentifikasian suatu objek

yang ada di dalam sebuah sistem jaringan. SMI sendiri bukanlah suatu

wadah dimana kumpulan objek-objek yang di manage dalam network,

adapun yang dimaksud dengan wadah tempat kumpulan objek-objek

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

35 

 

yang di manage dalam network adalah Management Information Base

(MIB). SMI mengidentifikasikan framework umum di mana suatu MIB

didefinisikan dan dikonstruksi. Selain itu SMI juga mengidentifikasi tipe

data yang dapat dipergunakan dalam MIB dan bagaimana sumber daya

dalam MIB direpresentasikan dan dinamakan. Pada tugas akhir kali ini

versi SMI yang akan digunakan adalah SMI versi 1. SMI versi 1

mendefinisikan bagiamana sebuah objek dinamai dan menspesifikasikan

tipe data yang diasosiasikan terhadap objek tersebut.

Definisi dari objek yang dikelola, dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

2.4.3.1 Penamaan Objek

Nama yang mendefinisikan objek yang dikelola disebut

pula dengan Object Identifier (OID). Objek yang dikelola disusun

dalam bentuk struktur pohon, dimana letak suatu objek di dalam

struktur pohon yang bersangkutan akan menggambarkan

bagiamana cara pengaksesan objek tersebut. Struktur ini

merupakan skema penamaan dalam SNMP. OID dibuat dari

kumpulan integer berdasarkan letak sebuah node di dalam struktur

pohon, yang dipisahkan dengan titik. Selain dengan integer, OID

juga bisa dinyatakan dalam string (yang juga berdasarkan letak

sebuah node di dalam struktur pohon) yang juga dipisahkan

dengan tanda titik. Oleh karena itu sebuah objek mempunyai 2

macam bentuk OID yaitu bentuk numeric dan string. Gambar 2.9

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

36 

 

menunjukkan salah satu contoh struktur pohon (hanya beberapa

level).

Dari struktur pohon dari gambar 2.14, objek dod dapat di

identifikasi sebagai berikut: {.iso.org.dod} atau untuk

mempersingkat penulisannya kita menggunakan notasi {.1.3.6}.

Dengan cara yang sama objek mgmt dapat di identifikasi sebagai

berikut: {.iso.org.dod. internet.mgmt}, atau bisa juga dengan

{1.3.6.1.2}.

Gambar 2.9 Structure of Management Information (SMI)

Di dalam struktur pohon, simpul yang mempunyai letak

paling atas disebut dengan root. Semua yang berada dibawahnya

disebut sub pohon, node yang tidak mempunyai anak disebut

dengan leaf node.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

37 

 

2.4.3.2 Tipe dan sintaks

Tipe dari sebuah objek didefinisikan dengan menggunakan

sintaks dari ASN.1. ASN.1 merupakan bahasa pemrograman yang

digunakan oleh SNMP untuk membuat MIB object. Tipe data

yang ada dalam ASN.1 yang digunakan pada SNMP dijelaskan

pada tabel 2.2. Tujuan dari diciptakannya semua tipe data tersebut

adalah untuk membentuk sebuah objek yang akan dikelola.

Tabel 2.2 Tipe data ASN.1

Struktur Tipe Data Keterangan

Tipe primitive INTEGER Bilangan bulat 32 bit yang

digunakan untuk

menspesifikasikan tipe enumerasi

yang ada dalam

sebuah objek. Misalnya status

operasi dari sebuah

router bisa dalam bentuk up, down,

atau testing

OCTET STRING String yang terdiri dari 0 atau lebih

octet (disebut

juga bytes) yang biasanya

digunakan untuk

merepresentasikan string.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

38 

 

OBJEK IDENTIFIER Penamaan dari objek yang di

manage.

NULL Tidak digunakan dalam SNMP.

Tipe bentukan IpAddress Merepresentasikan 32 bit IP

address (versi 4).

Network Address Sama dengan tipe IpAddress, tapi

bisa juga

merepresentasikan tipe network

address yang

berbeda

Counter Bilangan bulat 32 bit di mana nilai

minimumnya 0

dan nilai maksimumnya 232 – 1.

Ketika nilai

maksimum dicapai, maka nilainya

akan kembali

ke 0. (hanya bisa meningkat

nilainya).

Gauge Hampir sama dengan counter, akan

tetapi bisa

meningkat dan menurun dan tidak

bisa melebihi

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

39 

 

nilai maksimumnya.

Time Ticks Bilangan bulat 32 bit yang

digunakan untuk

melakukan pengukuran terhadap

waktu.

Tipe konstruktor SEQUENCE Mendefinisikan list yang

didalamnya terdiri dari 0

atau lebih tipe data ASN.1 lainnya.

SEQUENCE OF Mendefinisikan objek yang

dikelola di mana di

dalamnya terdiri dari tipe data

SEQUENCE.

2.4.3.3 Pengkodean (encoding)

Sebuah instans dari objek akan dikodekan menjadi string

octet dengan menggunakan Basic Encoding Rules (BER). BER

mendefinisikan bagaimana sebuah objek diencode dan didecode

sehingga objek tersebut bisa ditransmisikan melalui medium

perantara seperti Ethernet. Objek tersebut akan di encode menjadi

data bit (bit-oriented data) yang awalnya berbentuk teks ASCII.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

40 

 

2.4.3.4 Definisi objek

Definisi dari sebuah objek terdiri dari 5 field, yaitu :

1. Nama tekstual dari objek yang bersangkutan. Nama objek

tersebut haruslah unik dan dimulai dengan huruf kecil.

2. Sintaks yang merupakan definisi dari tipe objek.

3. Definisi, yang merupakan deskripsi tekstual dari objek

tersebut.

4. Access, menjelaskan bagaimana cara pengaksesan objek

tersebut. Nilainya bias berupa read-only, read-write, write-

only, atau tidak bisa diakses.

5. Status, yang menspesifikasikan apakah status dari objek

tersebut mandatory, optional, atau obsolete.

Contoh dari definisi sebuah objek dapat dilihat pada tabel

2.3.

Tabel 2.3 Contoh deskripsi objek

Deskripsi objek sysDescr

sysDescr: { sysem 1 } Syntax: OCTET STRING Definition: “A textual description of the entity. This value should include the full name and version identification of the sistem’s hardware type, software operating sistem, and networking software. It is mandatory that this contain only printable ASCII characters. “ Access: read-only Status : mandatory

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

41 

 

2.4.4 Protokol komunikasi

Dalam proses komunikasi yang terjadi antara manager dengan

agent, format pesan yang digunakan mempunyai bentuk sebagai berikut :

VERSI SNMP Community SNMP PDU

Gambar 2.10 Format pesan SNMP

Keterangan :

• Versi SNMP menggambarkan versi SNMP yang digunakan dalam

proses komunikasi dengan agen

• Community berfungsi sebagai alat authentifikasi paket data tersebut

dalam proses komunikasi yang terjadi.

• SNMP PDU berisi informasi yang berkaian dengan proses

komunikasi antara manager dengan agen. Isi dari PDU bergantung

kepada jenis operasi yang dilakukan antara manager dengan agent,

sehingga format PDU antara operasi yang satu berbeda dengan format

PDU dengan operasi yang lain. Format PDU untuk operasi get, get-

next dan set mempunyai bentuk yang sama (lihat gambar 2.11).

TIPE REQUEST IDENTIFIER 0 0 VARIABEL BINDINGS

Gambar 2.11 Format PDU operasi get, getnext dan set

Field yang ada pada PDU tersebut antara lain :

• Field Tipe

Field ini berisi bilangan heksadesimal yang merepresentasikan

apakah jenis operasinya get, get-next atau set. Apabila bernilai 0xA0

maka tipe operasinya adalah get, apabila bernilai 0x0A1 maka tipe

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

42 

 

operasinya adalah get-next sedangkan untuk operasi set nilainya

adalah 0xA3.

• Field Request Identifier

Field ini berisi bilangan integer yang unik, fungsi dari field ini adalah

untuk mengidentifikasi request yang dikirimkan oleh manager kepada

agen. Jika request ini diproses agen, maka agent akan mengirimkan

pesan berupa response kepada manager dimana PDU dari pesan

tersebut mempunyai request identifier identik dengan request.

• Variable bindings

Field ini berisi list dari semua informasi yang d atau dimodifikasi

oleh agent berdasarkan request yang dilakukan oleh manager. Format

PDU untuk operasi response adalah sebagai berikut:

0xA2 REQUEST IDENTIFIER es ei VARIABLE BINDINGS

Gambar 2.12 Format PDU operasi response

Field yang ada pada PDU tersebut antara lain:

• Field jenis operasi

Field pertama merupakan nilai heksadesimal yang menandakan

bahwa jenis operasi dari PDU tersebut adalah operasi response, dalam

hal ini nilainya tetap yaitu 0xA2

• Field request identifier

Field ini berisi identifier dari operasi request yang dilakukan oleh

manager, sehingga membuat agent melakukan response terhadap

operasi tersebut.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

43 

 

• Field error status (es)

Field ini menginformasikan apakah request yang dikirimkan oleh

manager berhasil diproses oleh agent ataukah tidak. Nilai dari field

ini mempunyai beberapa kemungkinan antara lain:

1. noError artinya request berhasil diproses oleh agent

2. tooBig artinya informasi yang merupakan hasil dari pemrosesan

request oleh agent tidak bisa ditampung dalam PDU, solusinya

bisa dengan cara memecahnya menjadi beberapa bagian

3. noSuchName artinya manager mencoba untuk melakukan request

terhadap objek yang tidak ada.

4. badValue artinya request yang ada mencoba untuk memodifikasi

objek dengan nilai yang inkonsisten.

5. readOnly artinya request yang ada mencoba untuk melakukan

pengesetan terhadap objek yang hanya bisa dibaca.

6. genErr artinya request yang ada mengandung jenis error selain

yang telah disebutkan di atas.

• Field error index (ei)

Field ini mengidentifikasikan indek pada objek request dimana

pertama kali terjadi error.

• Variabel bindings

Field ini sama fungsinya dengan field variabel bindings yang ada

pada format PDU get, get-next, dan set.

Format PDU untuk operasi traps adalah sebagai berikut:

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

44 

 

0xA4 ent. addr gen. spec. ts VARIABEL BINDINGS

Gambar 2.13 Format PDU operasi traps

Keterangan field:

• Field jenis operasi

Field pertama merupakan nilai heksadesimal yang menandakan

bahwa jenis operasi dari PDU tersebut adalah operasi trap, dalam hal

ini nilainya tetap yaitu 0xA4

• Field enterprise (ent)

Field ini berisi OID dari objek yang membangkitkan trap

• Field agent address (addr)

Field ini berisi alamat IP dari device yang menghasilkan trap.

• Field generic trap (gen)

Field ini berisi jenis traps yang bersifat general (nilainya berkisar

antara 0 - 5) beberapa diantaranya yaitu traps yang terjadi ketika

sebuah agent melakukan reset, traps yang terjadi ketika sebuah

interface down atau sebaliknya, traps yang terjadi ketika

authentifikasi pesan SNMP gagal dll.

• Field spesific trap (spec)

Field ini berisi jenis trap yang bergantung kepada jenis objek yang

bersangkutan, nilai dari trap ini adalah 6.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

45 

 

• Variabel bindings

Field ini sama fungsinya dengan field variabel bindings yang ada

pada format PDU sebelumnya.

2.4.5 Management Information Base (MIB)

MIB adalah wadah virtual tempat kumpulan objek-objek yang di

manage dalam jaringan, MIB di instansiasi di dalam sistem yang

dikelola. MIB bukanlah suatu database. MIB hanyalah cara untuk

mengelompokkan data secara logis sehingga mudah untuk dipahami. Di

dalam MIB terdapat informasi tertentu yang akan dibutuhkan oleh sebuah

sistem manajemen jaringan. Perbedaan antara MIB dengan SMI adalah,

SMI menyediakan cara untuk mendefinisikan sebuah objek, sedangkan

MIB definisi dari objek itu sendiri. SMI mendefinisikan framework

umum dimana suatu MIB didefinisikan dan dikonstruksi. SMI

mengidentifikasi tipe data yang dapat diperguakan dalam MIB dan

bagaimana sumber daya dalam MIB direpresentasikan dan dinamakan.

Salah satu contoh dari MIB adalah MIB-II (RFC 1213). MIB II

merupakan salah satu MIB yang sangat penting, karena semua device

yang yang mensupport SNMP pasti akan mensupport MIB II. Objek

dalam MIB yang saling mempunyai relasi dikelompokkan menjadi satu

group. Struktur pohon dari MIB-II dijelaskan lebih lanjut pada gambar

2.14 (tidak semua level).

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

46 

 

Gambar 2.14 Struktur pohon dari MIB-II

MIB II terdiri dari 9 sub tree diantaranya yaitu : sistem,

interfaces, at , ip, icmp, tco, udp , egp dan snmp. Struktur pohon dari

MIB-II ini dijelaskan pada gambar 2.14. Subtree dari MIB II dijelaskan

lebih lanjut pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Group yang ada pada MIB-II

Nam Subtree OID Keterangan

sistem 1.3.6.1.2.1.1 Mendefinisikan list objek yang berhubungan

dengan sistem operasi dari device yang

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

47 

 

bersangkutan. Misalnya sistem uptime,

sistem contact, sistem name.

interfaces 1.3.6.1.2.1.2 Berguna untuk melakukan tracking terhadap

status interface dari device yang

bersangkutan. Misalnya interface mana

yang pada saat tersebut mempunyai status

up atau down, berapa jumlah octet yang

terkirim dan dikirim, dll.

at 1.3.6.1.2.1.3 Transisi alamat antara IP address dengan

physical address.

ip 1.3.6.1.2.1.4 Berguna untuk melakukan tracking

informasi yang berhubungan dengan aspek

yang berhubungan dengan IP.

icmp 1.3.6.1.2.1.5 Melakukan tracking informasi yang

berhubungan dengan ICMP, seperti ICMP

yang error, yang di-discard dll.

tcp 1.3.6.1.2.1.6 Melihat informasi dari status sebuah koneksi

TCP.

udp 1.3.6.1.2.1.7 Melihat informasi dari koneksi UDP.

egp 1.3.6.1.2.1.8 Melihat informasi dari EGP.

transmission 1.3.6.1.2.1.10 Tidak ada objek standar di bawah group ini,

akan tetapi MIB dari media spesifik lainnya

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

48 

 

bisa diletakkan di bawah group ini.

snmp 1.3.6.1.2.1.11 Melakukan pengukuran terhadap aplikasi

SNMP di entitas yang di manage.

Di masing masing group tersebut terdapat banyak objek yang

mempunyai fungsi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

2.5 Perancangan Piranti Lunak

Menurut Pressman (2001, p6), yang dimaksud dengan piranti lunak

adalah (1) kumpulan instruksi (program komputer) yang jika dieksekusi akan

menyediakan fungsi dan daya guna yang diinginkan, (2) kumpulan struktur data

yang memungkinkan program untuk memanipulasi informasi dengan memadai,

dan (3) kumpulan dokumen yang menggambarkan operasi dan penggunaan

program. Dalam perancangan piranti lunak terdapat beberapa macam model

seperti linier sekuensial, spiral, incremental, dll. Penyusun memilih model

waterfall (linier sekuensial) karena langkah-langkahnya berurutan dan sistematis.

Gambar 2.15 Model linear sekuensial

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

49 

 

Gambar 2.16 Waterfall Model

Langkah-langkah dalam model waterfall adalah sebagai berikut:

1. Rekayasa dan penyusunan sistem/informasi (Requirements)

Tahap ini dimulai dengan menyusun kebutuhan (requirement) untuk seluruh

elemen sistem dan kemudian mengalokasikan beberapa subset dari

kebutuhan tersebut pada piranti lunak (software). Proses ini sangat penting

ketika piranti lunak harus berinteraksi dengan elemen yang lainnya seperti,

perangkat keras (hardware), manusia, dan basis data (database).

2. Analisa kebutuhan piranti lunak (Analysis)

Proses pengumpulan kebutuhan pada tahap ini lebih diintensifkan dan

difokuskan pada piranti lunak Pengembang piranti lunak harus memahami

tentang fungsi yang dibutuhkan, perilaku, daya guna dan tampilan layar dari

piranti lunak yang akan dikembangkan.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

50 

 

3. Perancangan (Design)

Perancangan piranti lunak sesungguhnya merupakan proses bertahap yang

berfokus pada empat atribut dari sebuah program: struktur data, arsitektur

piranti lunak, representasi tampilan layar, dan detail prosedural (algoritmik).

Proses desain menerjemahkan kebutuhan menjadi suatu representasi dari

piranti lunak yang dapat diakses sebelum pengkodean dimulai.

4. Pembuatan kode (Code generation)

Proses penerjemahan bentuk desain menjadi bentuk yang dapat dibaca oleh

mesin.

5. Pengujian (Testing)

Pengujian program dilakukan setelah kode dihasilkan. Proses pengujian

difokuskan pada bagian internal software secara logis, memastikan bahwa

setiap pernyataan (statement) telah diuji, dan pada bagian eksternal fungsi, di

mana dilakukan pengujian untuk menemukan error dan memastikan bahwa

masukan yang ditentukan akan memberikan hasil yang diharapkan.

6. Pemeliharaan (Maintenance)

Ketika piranti lunak telah selesai dikembangkan dan dikirimkan kepada

pelanggan, piranti lunak tersebut mungkin akan mengalami masalah atau

error yang tidak diharapkan sebelumnya. Untuk itu, tahapan pemeliharaan

dilakukan dengan tujuan melakukan penyesuaian dan perbaikan pada piranti

lunak tersebut.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

51 

 

2.6 Alat Bantu Analisa dan Perancangan Sistem

2.6.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah diagram yang menggambarkan

interaksi antara sistem dengan sistem luar dan user. Dengan kata lain,

secara grafik menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan

dengan cara bagaimana user bisa berinteraksi dengan sistem. Diagram ini

secara grafik menggambarkan sistem sebagai kumpulan use case, actor

(user) dan hubungan yang terjadi. (Whitten, 2004, p271).

2.6.1.1 Use Case

Use case adalah alat untuk menggambarkan fungsi-fungsi

sistem dari perspektif pengguna luar dan dalam cara dan istilah

yang mereka mengerti (Whitten, 2004, p272). Use case

digambarkan secara grafik oleh sebuah elips horizontal dengan

nama yang muncul di atas, di bawah atau di dalam elips. Sebuah

use case menggambarkan tujuan sistem dan rangkaian kegiatan

dan interaksi yang dilakukan user dalam mencapai tujuan

tersebut. Use case merupakan hasil penguraian batasan-batasan

fungsionalitas sistem ke dalam pernyataan-pernyataan yang lebih

pendek.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

52 

 

2.6.1.2 Actor

Actor adalah segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan

sistem untuk pertukaran informasi (Whitten, 2004, p273).

2.6.1.3 Relationship

Relationship digambarkan dengan garis di antara dua

simbol di dalam diagram use case. Arti hubungan yang terjadi

bisa bervariasi tergantung bagaimana garis digambarkan dan tipe

simbol apa yang mereka hubungkan (Whitten, 2004, p273).

Jenis-jenis hubungan yang terjadi ada lima, yaitu

• Association

Sebuah hubungan antara sebuah actor dengan sebuah use case

dimana interaksi terjadi di antara mereka (Whitten, 2004,

p274).

• Extend

Sebuah use case yang terdiri dari langkah-langkah yang

dikutip dari use case yang lebih kompleks untuk

menyederhanakan use case asli dan memperluas

fungsionalitasnya. Biasanya ditandai dengan label

“<<extend>>” (Whitten, 2004, p274).

• Include

Sebuah use case yang mengurangi redundansi di antara dua

atau lebih use case dengan menggabungkan langkah-langkah

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

53 

 

yang sering ditemukan. Hubungannya digambarkan dengan

“<<uses>>” (Whitten, 2004, p274).

• Depends on

Hubungan yang menggambarkan ketergantungan antar use

case. Jenis hubungan ini digambarkan dengan garis yang

berpanah dimulai dari satu use case menunjuk ke use case

tempat ia bergantung. Garis hubungan ditandai dengan label

“<<depends on>>” (Whitten, 2004, p275).

• Inheritance

Hubungan yang terjadi jika terdapat dua atau lebih actor yang

memiliki sifat yang sama (Whitten, 2004, p275).

2.6.2 STD (State Transition Diagram)

Menurut Whitten (2004, p636), State Transition Diagram (STD)

adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi

screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna.

STD merupakan suatu diagram yang merepresentasikan langkah-

langkah perubahan keadaan (state). Komponen yang digunakan dalam

STD, yaitu:

1. Keadaan sistem (system state)

Digambarkan dengan sebuah kotak persegi panjang, merupakan

kumpulan keadaan atau atribut dari sebuah sistem yang

mencirikan sesuatu pada waktu tertentu dan keadaan tertentu.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

54 

 

Keadaan dari sistem tersebut dapat berupa menunggu pemakai

memasukkan password, menunggu perintah selanjutnya, dan

lain-lain. Ada dua jenis state, yaitu state awal dan state akhir,

namun bias terdapat dari suatu state akhir.

Notasinya :

2. Perubahan keadaan (change of state)

Digambarkan dengan tanda panah yang menghubungkan dua state

yang berkaitan.

Notasinya :

3. Kondisi dan Aksi (conditions and actions)

Komponen kondisi menyebabkan suatu perubahan keadaan,

sedangkan aksi merupakan suatu tanggapan yang dilakukan

sistem pada saat terjadinya sistem.

Notasinya : Kondisi Aksi

2.6.3 Pseudocode

Pseudocode atau Kode Palsu dalam algoritma adalah langkah-

langkah atau prosedur mulai dari awal logika yang nantinya menjadi

sebuah algoritma program lengkap atau dalam arti lain, Pseudocode

merupakan deskripsi tingkat tinggi informal dan ringkas atas algoritma

pemrograman komputer yang menggunakan konvensi struktural atas

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

55 

 

suatu bahasa pemrograman. Biasanya Pseudocode dituliskan dengan

kombinasi Bahasa Inggris dan notasi matematika. Notasi yang dipakai di

dalam pseudocode seperti:

Operator assigment : =

Operator aritmatika : +, -, /, *, %

Operator logika : >, <, <=, >=, ==

Operator Relasi : AND, OR, NOT

Biasanya sebuah Pseudocode tidak terlalu detail dibandingkan

dengan program. Isu-isu detail dalam program yang sifatnya teknis tidak

dibahas di dalam Pseudocode. Tujuan dari Pseudocode adalah agar lebih

mudah dipahami oleh manusia dan bukan oleh mesin.

(http://www.belajar-sendiri.com/2009/10/apa-itu-pseudocode.html;

http://tutorial.persinggahan-netter.com/logical-

process/algoritma/pseudocode-notasi-algoritma/)

2.7 Java

Java merupakan bahasa pemrograman yang berorietasi dengan objek

(OOP) yang dikembangkan oleh Sun Microsystem sejak tahun 1990. Java

merupakan bahasa pemrograman yang multiplatform, jadi dapat dijalankan di

berbagai sistem operasi seperti Windows dan Linux.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

56 

 

2.7.1 Kelebihan Java

• Multiplatform. Kelebihan utama dari Java ialah dapat dijalankan di

beberapa platform/sistem operasi, sesuai dengan prinsip write once,

run everywhere. Dengan kelebihan ini pemrogram cukup menulis

sebuah program java dan dikompilasi (diubah, dari bahasa yang

dimengerti manusia menjadi bahasa mesin / bytecode) sekali lalu

hasilnya dapat dijalankan di atas beberapa platform tanpa perubahan.

Platform yang didukung sampai saat ini adalah Microsoft Windows,

Linux, Mac OS dan Sun Solaris.

• OOP, singkatan dari Object Oriented Programming yang artinya

semua aspek yang terdapat di Java adalah objek. Java merupakan

salah satu bahasa pemrograman berbasis objek murni.

• Class Library sangat lengkap, Java terkenal dengan kelengkapan

library (kumpulan program - program yang disertakan dalam

pemrograman java).

• Memiliki gaya seperti C++. Memiliki sintaks yang seperti bahasa

pemrograman C++ sehingga menarik banyak programmer C++ untuk

pindah ke Java.

• Garbage Collection, memiliki fasilitas pengaturan penggunaan

memori sehingga programmer tidak perlu melakukan pengaturan

memori secara langsung.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

57 

 

2.7.2 Kekurangan Java

• Write once, debug everywhere - Ada beberapa hal yang tidak

kompatibel antara platform satu dengan platform lain.

• Mudah didekompilasi. Dekompilasi adalah proses membalikkan dari

executable code menjadi source code. Ini dimungkinkan karena

executable Java merupakan bytecode yang menyimpan banyak atribut

bahasa tingkat tinggi, seperti nama-nama kelas, method, dan tipe data

• Heavy memory usage. Penggunaan memori untuk program berbasis

Java jauh lebih besar daripada bahasa tingkat tinggi generasi

sebelumnya seperti C/C++ dan Pascal (lebih spesifik lagi, Delphi dan

Object Pascal).

2.7.3 JRobin

JRobin merupakan implementasi RRD Tools (Round Robin

Database; suatu sistem yang digunakan untuk menyimpan data

berdasarkan waktu) pada Java. JRobin mengikuti logika yang sama

dengan RRD Tools dan menggunakan data source, archives types dan

definitions yang sama dengan RRD Tools. JRobin mendukung semua

standar dalam RRD files seperti create, update, fetch, last, dump, xport

dan graph. JRobin API ditujukan bagi kalangan yang familiar dengan

konsep dan logika RRD Tools tetapi lebih memilih menggunakan java.

JRobin dikembangan berdasarkan RRD Tools tetapi hanya mengandung

sedikit sekali source code asli RRD Tools. JRobin merupakan 100% java

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

58 

 

API oleh karena itu JRobin tidak menggunakan native function ataupun

sistem call. (www.jrobin.org)

2.7.4 JSP

Java Server Pages (JSP) merupakan perluasan dari spesifikasi

Java Servlet, yang bertujuan untuk menyederhanakan dalam

pengembangan suatu content yang dinamis. JSP merupakan bagian dari

teknologi J2EE, bersama-sama dengan Servlet, EJB, JNDI, XML. JSP

dan Servlet bekerja dalam suatu lingkungan web container yang

menyediakan koneksi dan service, sedangkan JSP dan Servlet mengontrol

presentasi data yang dihasilkan dari suatu proses untuk dikirimkan ke

client. Server yang menangani permintaan JSP seperti sebuah kompiler

halaman yang menggabungkan template HTML dengan kode Java yang

dinyatakan pada elemen JSP.

Untuk dapat menggunakan JSP, terdapat dua package tambahan

lain :

• package javax.servlet.jsp

Berisi kelas-kelas dan method utama JSP.

• package javax.servlet.jsp.tagtest

Berisi kelas-kelas dan method untuk custom tag.

( http://lecturer.ukdw.ac.id/budsus/webdb/JSP.pdf)

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

59 

 

2.8 Microsoft Access

Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah sebuah program

aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan

dan perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari

beberapa aplikasi Microsoft Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft

Excel, dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin basis data

Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang

intuitif sehingga memudahkan pengguna. Versi terakhir adalah Microsoft Office

Access 2007 yang termasuk ke dalam Microsoft Office System 2007.

Microsoft Access dapat menggunakan data yang disimpan di dalam

format Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine, Microsoft SQL Server,

Oracle Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar

ODBC. Para pengguna/ programmer yang mahir dapat menggunakannya untuk

mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara para

programmer yang kurang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan

perangkat lunak aplikasi yang sederhana. Access juga mendukung teknik-teknik

pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam

perangkat bantu pemrograman berorientasi objek.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Access)

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00047-IF Bab 2.pdf9 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka

60 

 

2.9 Squid

Squid adalah salah satu implementasi dari proxy server yang juga

menyimpan cache dari setiap respon terhadap data yang bersangkutan.

Singkatnya squid menerima permintaan akses data (request) dari client, dan

kemudian meneruskan ke alamat yang dituju (misal : www.yahoo.com),

kemudian menyimpan data dari alamat (misal: www.yahoo.com) tersebut

disimpan ke dalam direktori squid cache yang kemudian juga diteruskan ke

client. Kegunaan squid bila ada permintaan yang sama ke www.yahoo.com,

karena sudah ada datanya pada cache maka dapat langsung diberikan tanggapan

dari squid server kita tanpa harus meneruskan request tersebut ke

www.yahoo.com, ini akan mempercepat akses sehingga dapat menghemat

bandwidth. (http://timur.jakarta.go.id/echo/kumpulan%20index/Squid.html)