BAB 2 LANDASAN TEORI -...

46
86 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Teori-teori pokok yang merupakan teori-teori landasan bagi teori-teori lainnya yang terdapat dalam skripsi ini, yaitu : 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut pendapat Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p94), sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumber daya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat lain mengenai sistem dikemukakan oleh O’Brien (2003, p8), sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi yang membentuk suatu kesatuan. Sistem adalah kumpulan dari komponen yang terorganisasi, yang digunakan untuk menyelesaikan satu atau beberapa fungsi dan tugas spesifik tertentu. (Dikutip dari www.ichnet.org/glossary.htm ) 2.1.2 Karakteristik Sistem Menurut Hartono (2005, p3), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

86

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Dasar / Umum

Teori-teori pokok yang merupakan teori-teori landasan bagi teori-teori

lainnya yang terdapat dalam skripsi ini, yaitu :

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut pendapat Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p94), sistem

adalah kumpulan elemen-elemen atau sumber daya yang saling berkaitan

secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pendapat lain mengenai sistem dikemukakan oleh O’Brien (2003,

p8), sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan

dari elemen-elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi yang

membentuk suatu kesatuan.

Sistem adalah kumpulan dari komponen yang terorganisasi, yang

digunakan untuk menyelesaikan satu atau beberapa fungsi dan tugas

spesifik tertentu. (Dikutip dari www.ichnet.org/glossary.htm)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut Hartono (2005, p3), suatu sistem mempunyai karakteristik

atau sifat-sifat tertentu, yaitu :

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

87

1. Komponen-komponen (components) berupa subsistem atau bagian-

bagian dari sistem.

2. Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara

suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan luar sistem (environment) adalah apapun di luar batas

dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem lainnya.

5. Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

6. Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7. Pengolah (process) merupakan bagian yang akan merubah masukan

menjadi keluaran.

8. Sistem mempunyai sasaran (objective) atau tujuan (goal).

2.1.3 Pengertian Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem baru untuk

menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki

sistem yang telah ada. (Hartono, 2005, p35)

2.1.3.1 Perlunya Pengembangan Sistem

Menurut Hartono (2005, p35), sistem yang lama perlu

diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu

sebagai berikut :

1. Adanya permasalahan yang timbul pada sistem lama.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

88

Permasalahan yang timbul dapat berupa :

a. Ketidakberesan pada sistem lama sehingga sistem yang

ada tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus

disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi

diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin

luas, volume pengolahan data semakin meningkat,

perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya

perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak

efektif lagi, sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat

memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang

dibutuhkan manajemen.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities).

Berhasil atau tidaknya strategi dan rencana yang disusun untuk

meraih kesempatan-kesempatan yang ada ditentukan oleh

kecepatan informasi.

3. Adanya instruksi-instruksi (directives).

Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena

adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar

organisasi.

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan

akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru.

Peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan PIECES, yaitu

sebagai berikut :

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

89

- Performance (kinerja) peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja)

sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif.

- Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas

informasi yang disajikan.

- Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat

atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya

yang terjadi.

- Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian

untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta

kecurangan-kecurangan yang akan terjadi.

- Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi.

Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis

berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan,

efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut

digunakan dengan pemborosan yang paling minimum.

- Service (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang

diberikan oleh sistem.

2.1.3.2 Prinsip Pengembangan Sistem

Menurut Hartono (2005, p38), beberapa prinsip yang tidak

boleh dilupakan dalam melakukan proses pengembangan sistem

adalah sebagai berikut :

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

90

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam

proses pengembangan sistem.

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.

6. Jangan takut membatalkan proyek.

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan

sistem.

2.1.3.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Menurut Haag, Cummings, dan Mccubbrey (2005, p279),

siklus hidup pengembangan sistem yakni pendekatan yang

terstruktur langkah per langkah untuk mengembangkan sistem

informasi. Dimana pendekatan-pendekatan itu adalah :

a. Planning (Perencanaan)

Mendefinisikan sistem yang akan dikembangkan

Mengatur ruang lingkup proyek

Mengembangkan rencana proyek termasuk tugas-tugas,

sumber daya dan kerangka kerja

b. Analysis (Analisa)

Mengumpulkan kebutuhan bisnis untuk sistem

c. Design (Desain)

Mendesain arsitektur teknis yang dibutuhkan untuk

mendukung sistem

Mendesain model sistem

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

91

d. Development (Pengembangan)

Membangun arsitektur teknis

Membangun database dan program-program

e. Testing (Percobaan)

Menulis kondisi-kondisi dari percobaan yang akan dilakukan

Melakukan percobaan terhadap sistem

f. Implementation (Implementasi)

Menulis secara detail cara penggunaan (dokumentasi

pengguna)

Menyediakan pelatihan bagi para pengguna sistem

g. Maintenance (Perawatan)

Bangun help desk (bantuan operator) untuk mendukung

pengguna sistem

Menyediakan lingkungan untuk mendukung perubahan

sistem

2.1.4 Pengembangan Sistem Aplikasi Bisnis

Pengembangan sistem aplikasi bisnis berarti menyusun dan

menyesuaikan suatu program bagi proses bisnis perusahaan untuk

mendukung terciptanya sistem informasi yang cepat, tepat, dan akurat.

(Dikutip dari http://www.telematika.co.id/ detail.php?id=10)

2.1.4.1 Pengembangan Sistem Aplikasi Berdasarkan Perspektif

Pemakai

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

92

Berdasarkan pendapat Oetomo (2002, pp133-134) banyak

sistem aplikasi yang dibangun oleh programmer mudah

didapatkan dan tersebar luas di situs-situs, toko-toko buku

walaupun masih trial (uji coba). Namun, aplikasi tersebut pada

akhirnya ditinggalkan oleh pemakainya. Itu dikarenakan sistem

yang dibangun lebih berorientasi pada pembuat, akibatnya :

a. Sistem dirasa kurang user friendly bagi pemakai.

b. Sistem dinilai kurang memberi rasa nyaman dan kurang

interaktif, karena pemakai merasa tidak paham terhadap

komentar atau penjelasan bantuan yang disediakan.

c. Tampilan sistem dinilai sulit dipahami karena sistem menu

atau tata letak yang kurang memperhatikan kaidah kebiasaan

perilaku orang.

d. Pemakai sistem merasa dipaksa untuk mengikuti prosedur

yang dibangun sehingga menilai bahwa sistem kurang dinamis

dan kaku.

Hal-hal tersebut harus dihindari agar jangan sampai sistem yang

dibangun justru menjadi penghalang atau mempersulit proses

transaksi atau keterlambatan pengambilan keputusan.

2.1.4.2 Prosedur dalam Membangun Aplikasi

Untuk membangun aplikasi yang menarik dan interaktif

memerlukan prosedur (Burrows dan Langford, 2000, p13) sebagai

berikut :

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

93

• Identifikasi kebutuhan pengguna

Langkah pertama dalam identifikasi kebutuhan pengguna adalah

programmer bertemu secara langsung dengan pengguna aplikasi

untuk mengetahui kegunaan dari aplikasi, fitur apa yang harus

disediakan, dan bagaimana baiknya aplikasi dioperasikan.

Kegagalan dalam mengidentifikasi kebutuhan pengguna

menghasilkan aplikasi yang buruk.

• Desain aplikasi

Setelah programmer memahami kebutuhan pengguna,

programmer mendesain aplikasi dengan membuat blueprint

aplikasi untuk mengidentifikasi komponen-komponen aplikasi

dan menguraikan secara terperinci komponen-komponen

tersebut, sehingga aplikasi yang dihasilkan dapat bekerja dengan

baik dan mudah digunakan.

• Evaluasi dan penyesuaian

Setelah mendesain aplikasi, programmer menunjukkan desain

tersebut ke pengguna untuk memperoleh tanggapan dan

masukan. Jika perlu, programmer harus merubah desain dan

menyesuaikannya dengan kebutuhan pengguna. Setiap

dilakukan perubahan desain, programmer harus menunjukkan

kembali ke pengguna.

• Membangun aplikasi

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

94

Setelah desain aplikasi lengkap, programmer mulai membangun

beberapa user interface dan menyusun coding, kemudian

melakukan testing. Secara periodik programmer akan

menunjukkan aplikasi yang dibangun ke pengguna untuk

memperoleh tanggapan dan masukan mengenai pengoperasian

aplikasi. Interaksi dengan pengguna akan membantu

menghasilkan aplikasi yang dapat dioperasikan secara tepat dan

mudah digunakan.

2.1.5 Pengendalian Aplikasi (Application Control)

Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang diterapkan

selama proses pengolahan data berlangsung. Pengendalian aplikasi

(Gondodiyoto dan Hendarti, 2006, pp328-378) pada dasarnya terdiri dari:

1. Pengendalian batas sistem (boundary control)

Boundary adalah interface antara pengguna dengan sistem berbasis

teknologi informasi.

Pengendalian batas sistem aplikasi mempersyaratkan bahwa suatu

sistem aplikasi komputer perlu jelas desainnya, yaitu :

a. Ruang lingkup sistem

Suatu sistem komputerisasi harus jelas ruang lingkupnya,

misalnya dokumen masukannya (input), dari mana sumbernya,

tujuan pengolahan data, siapa penggunanya (user), dan siapa

pemegang wewenang. User yang akses ke sistem harus memiliki

otorisasi, ada identifikasi, dan otentikasi.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

95

b. Subsistem atau keterkaitan

Sistem terdiri dari subsistem, modul, program, dan perlu

kejelasan ruang lingkupnya, serta keterkaitan antar subsistem-

subsistem.

2. Pengendalian masukan (input control)

Yaitu pengendalian aplikasi yang penting, karena input yang salah

maka output juga akan salah atau istilah populernya GIGO(Garbage

In Garbage Out).

Tujuan dari pengendalian input untuk memungkinkan bahwa data

transaksi yang valid telah lengkap, terkumpul semuanya serta bebas

dari kesalahan dan penyalahgunaan sebelum dilakukan proses

pengolahannya. Karena apabila data yang salah telah melewati tahap

pengolahan akan sangat sulit untuk dideteksi.

3. Pengendalian pengolahan (processing control)

Yaitu bentuk pengendalian yang diterapkan setelah data berada pada

sistem aplikasi komputer.

Tujuan dari pengendalian pengolahan ini adalah untuk mencegah

kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses pengolahan data

yang dilakukan setelah data dimasukkan ke dalam komputer.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (SA341, Par.08), tujuan

pengendalian pengolahan untuk memberi kenyakinan memadai

bahwa :

a. transaksi diolah dengan semestinya oleh komputer.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

96

b. transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan, atau diubah dengan

tidak semestinya.

c. kekeliruan pengolahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi secara

tepat waktu.

Untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, maka

pada tahap ini dapat dilakukan beberapa pengendalian yang berupa

pemeriksaan.

Bila suatu kesalahan yang terjadi terdeteksi selama proses

pengolahan, maka harus ditampilkan dalam bentuk pesan-pesan

kesalahan yang dapat ditampilkan di layar terminal agar dapat

terlihat oleh operator.

4. Pengendalian keluaran (output control)

Ouput merupakan produk dari pengolahan data dapat disajikan

dalam dua bentuk utama, yaitu dalam bentuk hardcopy dan dalam

bentuk softcopy. Dalam bentuk hardcopy yang paling banyak

dilakukan adalah berbentuk laporan yang dicetak menggunakan

printer dan dalam softcopy adalah berbentuk tampilan di layar

terminal.

Tujuan dari pengendalian keluaran ini untuk menjamin agar output

dapat disajikan secara akurat, lengkap, dan didistribusikan kepada

pihak yang berhak secara cepat dan tepat waktu.

5. Pengendalian basis data (database control)

Pengendalian basis data antara lain dilakukan dengan cara :

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

97

• Pengamanan transaksi melalui mekanisme rollback dan commit.

Rollback adalah kemampuan basis data yang memungkinkan

pengembalian ke keadaan sebelum sebuah transaksi dimulai bila

suatu transaksi tidak berjalan dengan sempurna, sedangkan

commit untuk memastikan bahwa data telah benar-benar

disimpan pada basis data bila transaksi telah berjalan dengan

sempurna.

• Otorisasi akses yang mengatur orang tertentu hanya bisa

melakukan tindakan tertentu pada berkas tertentu.

6. Pengendalian komunikasi (communication control)

Komunikasi merupakan komponen yang paling lemah dalam sistem

informasi, karena dapat dilakukan penyadapan informasi melalui

sarana ini. Untuk mengantisipasi hal ini dapat dilakukan dengan cara

mengenkripsi informasi sehingga penyadap tidak dapat membaca

informasi yang sesungguhnya dan teknik checksum untuk

mendeteksi apakah telah terjadi perubahan pada data penting.

2.1.6 Perlindungan terhadap Aset Infomasi

Perlindungan terhadap aset informasi adalah proses melindungi

informasi dari penyalahgunaan atau pengrusakan yang dilakukan oleh

orang-orang di dalam atau di luar sebuah organisasi. (Dikutip dari

http://budi.insan.co.id/courses/el7010/dikmenjur/djoko-report.doc)

Secara umum, tujuan utama dalam perlindungan keamanan suatu

informasi adalah :

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

98

• Kerahasiaan (Confidentiality) : untuk menjaga agar informasi tidak

terbuka bagi pihak-pihak yang tidak berwenang.

• Integritas (Integrity) : untuk menjaga keutuhan dan keaslian data.

• Ketersediaan (Availability) : untuk menjaga agar akses pengguna

yang legal terhadap data tidak ditolak oleh sistem.

• Kelegalan penggunaan (Legitimate use) : untuk menjaga agar

sumber-sumber daya tidak digunakan oleh pihak yang tidak

berwenang.

Langkah-langkah untuk memastikan bahwa sistem mampu menjamin

keamanan data dan informasi dapat dilakukan dengan menerapkan

pengendalian yang ada pada ISO 17799 (Dikutip dari

http://www.nevilleclarke.com/newsReleases/newsController.php?do=toNews&id

=45), yaitu dengan :

1. Information Security Policy (Kebijakan Keamanan Informasi)

Mengarahkan visi dan misi manajemen agar kesinambungan bisnis

dapat dipertahankan dengan mengamankan dan menjaga integritas

informasi yang dimiliki oleh organisasi.

2. Security Organization (Keamanan Organisasi)

Struktur keamanan organisasi harus dengan jelas direncanakan untuk

mengatur dan menjaga integritas sistem informasi internal terhadap

keperluan pihak eksternal termasuk pengendalian terhadap

pengolahan informasi yang dilakukan pihak ketiga (outsourcing).

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

99

3. Asset Classification and Control (Pengendalian dan Penggolongan

Aset)

Memberikan perlindungan terhadap aset perusahaan dan aset

informasi berdasarkan level proteksi yang ditentukan.

4. Personnel Security (Keamanan Personil)

Mengurangi human error dan manipulasi data dalam pengoperasian

sistem aplikasi oleh pengguna. Hal ini dapat dilakukan dengan

melalui pelatihan-pelatihan mengenai security awareness sehingga

setiap pengguna diharapkan mampu menjaga keamanan informasi

dan data dalam lingkup kerja masing-masing.

5. Physical and Environmental Security (Keamanan Fisik dan

Lingkungan)

Mencegah kehilangan dan kerusakan data yang diakibatkan oleh

lingkungan, termasuk bencana alam dan pencurian data dalam media

penyimpanan atau fasilitas informasi lainnya.

6. Computer and Network Security (Komputer dan Keamanan Jaringan)

Menyediakan perlindungan terhadap informasi elektronik dan

infrastruktur sistem informasi melalui perawatan dan pemeriksaan

secara berkala, dan memastikan ketersediaan panduan sistem yang

didokumentasikan menunjukkan informasi baru, aman dari kerugian,

atau penyingkapan, serta dikomunikasikan guna menghindari

kesalahan operasional.

7. System Access Control (Pengendalian Akses Sistem)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

100

Mengendalikan dan membatasi akses pengguna terhadap informasi

yang telah diatur kewenangannya, termasuk pengendalian secara

mobile-computing ataupun tele-networking.

8. Systems Development and Maintenance (Pemeliharaan dan

Pengembangan Sistem)

Memastikan bahwa sistem operasi maupun aplikasi yang baru

diimplementasikan mampu bersinergi melalui verifikasi / validasi

terlebih dahulu sebelum diluncurkan ke live environment.

9. Business Continuity Planning (Perencanaan Bisnis

Berkesinambungan)

Perencanaan bisnis berkesinambungan harus selalu dipersiapkan dan

diperbaharui secara terus menerus untuk mengendalikan resiko

potensial yang akan ditemui dalam aktivitas dan lingkungan bisnis

yang dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi.

10. Compliance (Pemenuhan)

Memastikan implementasi kebijakan-kebijakan keamanan selaras

dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, termasuk melalui

audit sistem secara berkala.

2.1.7 Basis Data

Basis data menurut Connolly (2002, p14) adalah sekumpulan data

yang terhubung satu sama lain secara logikal dan suatu deskripsi data

yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

101

Basis data menurut Oetomo (2002, p99) merupakan komponen

terpenting dalam pembangunan sistem informasi, karena menjadi tempat

untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam

sistem, sehingga dapat digunakan untuk menyusun informasi-informasi

dalam berbagai bentuk.

Tujuan utama pengelolaan data dalam basis data adalah agar kita dapat

memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan

basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini:

• Kecepatan dan kemudahan (speed)

• Efisiensi ruang penyimpanan (space)

• Keakuratan (accuracy)

• Ketersediaan (availability)

• Kelengkapan (completeness)

• Keamanan (security)

• Kebersamaan pemakaian (sharability)

Dalam penggunaannya basis data memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

1. Mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia. Tugas

mekanis lebih baik dilaksanakan oleh mesin.

2. Komputer dapat mengambil dan mengubah data lebih cepat dari

manusia.

3. Akurat dan informasi terbaru selalu tersedia setiap saat.

4. Menghemat ruangan karena tidak perlu menyediakan ruangan

penyimpanan kertas file yang sangat banyak.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

102

Beberapa istilah penting dalam sistem basis data :

Field : merupakan suatu unit bernama terkecil dari data record yang

disimpan dalam basis data.

Record : adalah nama untuk kumpulan field tersimpan yang saling

berkaitan membentuk data yang memiliki arti.

File : adalah nama untuk kumpulan seluruh occurence dari satu tipe

record tersimpan.

Basis Data : merupakan kumpulan terintegrasi dari occurences file /

tabel yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise.

2.1.8 Microsoft Access

Microsoft Access merupakan relational DBMS untuk lingkungan

Microsoft Windows yang digunakan secara luas. Microsoft Access

merupakan PC khusus berbasis DBMS yang mampu menyimpan,

sorting, dan mengambil kembali berbagai jenis data dalam aplikasi.

Microsoft Access menyediakan Graphical User Interface (GUI) untuk

membuat tables, queries, forms, dan reports, dan tools untuk

mengembangkan bermacam aplikasi database menggunakan bahasa

macro Microsoft Access / bahasa Microsoft Visual Basic for Aplication

(VBA). Microsoft Access menyediakan program yang disebut Wizard

untuk menyederhanakan banyak proses dalam membangun aplikasi

database dengan mengambil berbagai pertanyaan dan jawaban user

dalam dialog boxes.(Connolly, 2002, p224)

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

103

User menggunakan Microsoft Access dan mengembangkan aplikasi

database dengan menggunakan beberapa objek, yaitu:

Tables

Berbasis tabel untuk membuat database. Menggunakan Microsoft

terminology, suatu tabel merupakan organisasi dalam kolom (field) dan

baris (record).

Queries

Dapat digunakan user untuk melihat, merubah dan menganalisis data

dengan berbagai cara. Queries dapat disimpan dan digunakan sesuai

dengan sumber dari record dalam form, report, dan halaman akses data.

Forms

Dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti : membuat form entry

data untuk memasukkan data ke dalam tabel.

Reports

Memungkinkan data dalam database ditampilkan dalam beberapa cara

efektif dalam berbagai jenis format cetakan.

Pages

Suatu pages adalah jenis dari web page dirancang untuk melihat dan

bekerja dengan data dari internet dan intranet. Access pages juga

memasukkan data dari berbagai sumber, seperti Microsoft Excel.

Macros

Kumpulan dari satu atau lebih aksi dimana tiap bentuk dari operasi

khusus, seperti suatu form atau mencetak laporan. Macros dapat

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

104

membantu mengotomatisasikan tugas biasa seperti mencetak laporan

ketika tombol diklik user.

Modules

Suatu koleksi dari deklarasi VBA dan prosedur yang disimpan

bersamaan dalam satu unit.

2.1.9 Visual Basic 6.0 (VB6 )

Visual Basic 6.0 merupakan salah satu aplikasi pemrograman

visual dibuat oleh Microsoft, sehingga VB6 memiliki keunggulan dalam

hal pengaksesan terhadap beberapa pustaka (library) yang dimiliki oleh

sistem operasi Windows dan para pembuat aplikasi (programmer) dapat

memanfaatkan Windows API (Application Programming Interface) untuk

membuat program aplikasi yang lebih kompleks. Visual Basic 6.0

menyediakan berbagai perangkat yang dapat digunakan untuk membuat

program aplikasi, baik aplikasi kecil dan sederhana, hingga aplikasi untuk

sistem perusahaan yang besar, atau bahkan aplikasi yang dijalankan

melalui internet. Visual Basic 6.0 menggunakan pendekatan Graphical

User Interface (GUI) sehingga proses pembuatan program aplikasi

menjadi lebih mudah dan nyaman. Basis bahasa pemrograman yang

digunakan dalam Visual Basic 6.0 adalah bahasa BASIC (Beginner’s All-

purpose Symbolic Instruction Code), yang merupakan salah satu bahasa

pemrograman tingkat tinggi yang sederhana dan mudah dipelajari.

(Ramadhan, 2004, p2)

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

105

Visual Basic 6.0 menyediakan beberapa objek yang dapat digunakan

programmer untuk membangun user interface, yaitu :

Label

Label digunakan untuk menampilkan tulisan / teks dalam program dan

tidak dapat diubah oleh pengguna pada saat program tersebut dijalankan

kecuali melalui kode program.

TextBox

TextBox digunakan sebagai tempat bagi pengguna untuk memasukkan

teks atau mengubah teks pada saat program berjalan.

CommandButton

CommandButton digunakan untuk membuat tombol dalam form.

OptionButton

OptionButton digunakan untuk menampilkan beberapa pilihan dalam

form, tetapi pengguna hanya dapat memilih / mengaktifkan salah satu

pilihan OptionButton saja. Pengguna dapat memilih lebih dari satu

pilihan dengan meletakkan OptionButton tersebut pada Frame yang

berbeda.

CheckBox

CheckBox mirip dengan OptionButton, tetapi pada CheckBox pengguna

dapat memilih lebih dari satu pilihan.

Frame

Frame digunakan untuk mengelompokkan sejumlah objek dalam satu

tempat.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

106

ListBox

ListBox digunakan untuk menampilkan daftar pilihan dalam sebuah

kotak pilihan. ListBox digunakan jika jumlah pilihan yang tersedia cukup

banyak sehingga tidak efektif jika ditampilkan dengan menggunakan

OptionButton maupun CheckBox. ListBox memungkinkan pengguna

untuk memilih lebih dari satu pilihan.

ComboBox

ComboBox memiliki fungsi yang mirip dengan ListBox. Namun,

ComboBox lebih menghemat tempat karena pilihan ditampilkan di dalam

satu TextBox dan dapat di drop-down ke bawah untuk melihat pilihan.

Pengguna juga dapat mengetik secara langsung pilihannya dalam

ComboBox (tergantung property style yang digunakan). Perbedaan

dengan ListBox adalah di dalam ComboBox tidak dapat memilih lebih

dari satu pilihan.

Image

Image digunakan untuk menampilkan gambar dalam format Bitmap

(BMP), Device Independent Bitmaps (DIB), Windows Metafile (WMF),

Enhanced Metafile (EMF), Graphic Interchange Format (GIF), Joint

Photographic Experts Group (JPEG), dan icon (ICO dan CUR).

PictureBox

PictureBox memiliki kegunaan hampir sama dengan Image, yaitu untuk

menampilkan gambar. Namun, PictureBox juga dapat digunakan untuk

pengolahan gambar. PictureBox juga mempunyai fungsi yang hampir

sama dengan Form yaitu sebagai kontainer bagi objek-objek lainnya.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

107

Line

Line digunakan untuk menggambar garis. Line tidak memiliki event yang

dapat dikenakan padanya.

Shape

Shape digunakan untuk menggambar bentuk. Shape tidak memiliki event

yang dapat dikenakan padanya.

HScrollBar

HScrollBar digunakan untuk memasukkan data secara analog dengan

menggeser tombol scroll ataupun menekan tombol left dan right.

VScrollBar

VScrollBar memiliki fungsi yang sama dengan HScrollBar. Namun,

VScrollBar untuk arah atas-bawah sedangkan HScrollBar untuk arah

kiri-kanan.

Timer

Timer digunakan untuk mengolah waktu dan iterasi (pengulangan).

DriveListBox

DriveListBox digunakan untuk menampilkan drive yang ada dalam

komputer.

DirListBox

DirListBox digunakan untuk menampilkan direktori yang berada di

dalam drive yang sedang dipilih (aktif).

FileListBox

FileListBox digunakan untuk menampilkan file yang ada di dalam

direktori atau drive yang sedang aktif.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

108

Data

Data digunakan untuk menghubungkan program aplikasi yang dibuat

dengan database.

OLE (Object Lingking and Embedding)

OLE digunakan untuk menyisipkan aplikasi lain ke dalam program

aplikasi yang dibuat, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel,

Microsoft Access, dan aplikasi lain yang berbasis Windows.

Beberapa objek tambahan, yaitu :

MaskEdBox

MaskEdBox digunakan untuk menerima input dari pengguna, dan input

tersebut harus sesuai dengan pola yang sudah ditentukan.

CommonDialog

CommonDialog digunakan untuk menampilkan lima kotak dialog

(jendela) standar dalam program aplikasi yang dibuat. Lima kotak dialog

standar tersebut adalah open, save as, print, font, dan color.

MonthView

MonthView digunakan untuk menampilkan kalender pada program

aplikasi yang dibuat. Kalender yang ditampilkan akan disesuaikan

dengan tanggal yang tertera pada system clock komputer yang digunakan.

DTPicker

DTPicker digunakan untuk menampilkan / memilih tanggal dalam

sebuah ComboBox. Tanggal yang ditampilkan akan disesuaikan dengan

tanggal yang tertera pada system clock komputer yang digunakan.

ProgressBar

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

109

ProgressBar digunakan untuk menggambarkan kemajuan suatu proses

dalam program aplikasi. Bar akan bergerak sesuai dengan nilai properti

value.

Slider

Slider memiliki bagian yang dapat digeser. Pergeseran bagian tersebut

akan mengubah properti value dari Slider.

ToolBar

ToolBar dapat digunakan untuk meletakkan tombol / icon. Tombol / icon

dapat diklik oleh pengguna untuk melakukan perintah spesifik dengan

cepat.

SSTab

SSTab digunakn untuk membuat tab-tab pada program aplikasi. Masing-

masing tab memiliki tampilan sendiri sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

2.1.10 UML ( Unified Modelling Language )

Menurut Rumbaugh, Jacobson, dan Booch (1999, p3), Unified

Modelling Language (UML) adalah bahasa visual modeling yang

digunakan untuk menentukan, memberikan gambaran, gagasan dan

dokumentasi dari sebuah sistem software, juga untuk mengambil

keputusan dan mengerti mengenai sistem yang akan dibangun.

Digunakan agar sistem yang dibuat dapat dimengerti, dirancang, dibaca-

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

110

baca, dibentuk, dipelihara dan dikontrol informasinya. Menurut

Mathiassen (2000, p17), UML merupakan notasi dari OOA&D.

Menurut Schmuller (1999, p8), UML terdiri dari beberapa elemen grafis

yang digambarkan ke dalam bentuk diagram-diagram.

Adapun komponen-komponen dalam UML adalah sebagai berikut:

Use Case Diagram

Menurut Mathiassen (2000, p120), Use Case Diagram adalah suatu

diagram yang menggambarkan hubungan antara actor dengan use case.

Notasi-notasi yang digunakan dalam use case diagram :

1. Use case

Menurut Mathiassen (2000, p120), use case adalah sesuatu pola

yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan actor pada

suatu sistem.

Gambar 2.1 Notasi UML untuk Use Case

2. Actor

Menurut Mathiassen (2000, p119), actor adalah penggambaran

seorang pengguna (user) atau sistem lain yang berhubungan

dengan suatu sistem.

Gambar 2.2 Notasi UML untuk Actor

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

111

3. Association

Garis komunikasi antara actor dan use case yang berpartisipasi di

dalamnya.

Gambar 2.3 Notasi UML untuk Communication Association

Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun

requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien,

dan merancang test case untuk semua fitur yang ada pada sistem.

(Dikutip dari www.ilmukomputer.com)

Sequence Diagram

Menurut Mathiassen (2000, p266), Sequence Diagram menunjukkan

bagaimana mengeksekusi operations dari suatu objek yang mencakup

pemanggilan operation pada objek yang lain.

Class Diagram

Menurut Mathiassen (2000, p4), object adalah sebuah entitas yang

mempunyai identitas (identity), keadaan (state), dan sifat (behaviour).

Menurut Mathiassen (2000, p53), class adalah sekumpulan object yang

memiliki behaviour, attribute, dan method yang sama. Attribute adalah

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

112

suatu yang mendeskripsikan sebuah class. Method adalah suatu tindakan

yang dapat mengubah status dari suatu object.

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan

sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain

berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu

sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan

tersebut (metoda/fungsi).

Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan

objek beserta hubungan satu sama lain seperti pewarisan, asosiasi, dan

lain-lain. (Dikutip dari www.ilmukomputer.com)

+daftar()+berhenti()+lulus()

-nama : char-alamat : char

Mahasiswa

Gambar 2.4 Class

Menurut Mathiassen (2000, p72), hubungan antar class terdiri dari tiga

jenis hubungan yaitu :

a. Generalization

Generalization adalah class induk atau superclass yang

menggambarkan property yang sama dari class anak atau

subclass.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

113

Kain

Katun Wool Sutra

Gambar 2.5 Class Diagram dengan Hubungan Generalization

b. Aggregation

Aggregation adalah class induk (superclass) terdiri dari beberapa

class lainnya atau hubungan terdiri dari.

Kain

Benang Motif Warna

1

1

1

1

1

1

Gambar 2.6 Class Diagram dengan Hubungan Aggregation

c. Association

Association adalah hubungan erat antara dua class yang

dihubungkan oleh sebuah event. Event adalah peristiwa yang

terjadi, yang melibatkan satu atau lebih object.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

114

Pembeli

Kain

1

1

Gambar 2.7 Class Diagram dengan Hubungan Association

Component Diagram

Menurut Mathiassen (2000, p190), Component Diagram adalah suatu

struktur sistem yang tersusun dari komponen-komponen yang saling

terhubung. Pada platform object-oriented, seluruh bagian-bagian

program akan menjadi classes. Tujuan utama pada component diagram

ini adalah sistem menjadi luas (meliputi banyak hal) dan fleksibel.

Notasi-notasi yang digunakan dalam component diagram :

1. Package

Menurut Rumbaugh, Jacobson, dan Booch (1999, p97), package

adalah bagian dari model. Setiap bagian dari model harus

termasuk dalam satu package.

Gambar 2.8 Notasi UML untuk Package

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

115

Deployment Diagram

Menurut Mathiassen (2000, p210), Deployment Diagram adalah diagram

yang menggambarkan distribusi dan kolaborasi komponen-komponen

program dan objek aktif pada processors. Processors adalah sebuah

perlatan yang dapat mengeksekusi program. Objek aktif adalah sebuah

objek telah menetapkan sebuah proses. Objek aktif akan aktif selama

sistem dieksekusi.

Notasi-notasi yang digunakan dalam deployment diagram :

1. Node

Menurut Rumbaugh, Jacobson, dan Booch (1999, p94), node

adalah run-time objek fisik yang menggambarkan penggunaan

sumber daya.

Gambar 2.9 Notasi UML untuk Node

2. Component

Menurut Rumbaugh, Jacobson, dan Booch (1999, p93),

component adalah unit fisik dari suatu implementasi dengan

tampilan-tampilan yang telah dirumuskan dengan baik, yang

diharapkan dapat digunakan sebagai bagian sistem yang dapat

diganti. Menurut Mathiassen (2000, p190), Component adalah

kumpulan bagian program yang membentuk suatu keseluruhan

dan mempunyai tugas yang telah didefinisikan.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

116

Gambar 2.10 Notasi UML untuk Component

3. Dependency

Menurut Rumbaugh, Jacobson, dan Booch (1999, p56),

dependency menandakan hubungan semantics antara dua atau

lebih elemen-elemen model. Sedangkan semantic menurut

Rumbaugh, Jacobson, dan Booch (1999, p419) adalah

spesifikasi formal dari arti dan behaviour.

Gambar 2.11 Notasi UML untuk Dependency

2.1.11 Critical Success Factors (CSF)

Menurut Mcleod (2001, p434), CSF merupakan sejumlah kegiatan

kunci yang menentukan keberhasilan atau kegagalan segala jenis

organisasi, dan CSF bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan

lainnya.

Menurut Laudon (2003, p384), CSF adalah sejumlah kecil tujuan

operasional yang dibentuk oleh industri, perusahaan, manajer dan

lingkungan yang dipercaya dapat menjamin keberhasilan dari sebuah

organisasi.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

117

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CSF adalah sejumlah

kegiatan kunci dalam perusahaan yang merupakan faktor-faktor paling

kritis terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Analisa CSF cenderung mempunyai dua efek terhadap eksekutif

yaitu :

- CSF membantu eksekutif berkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan yang

paling penting.

- CSF membantu eksekutif berpikir tentang kebutuhan informasi yang

dibutuhkan.

Keuntungan CSF :

- Semua hubungan sistem informasi dapat didefinisikan dengan jelas,

yang kemudian akan difokuskan untuk perencanaan dan

pengembangan serta penentuan informasi yang diprioritaskan.

- Dengan metode CSF, organisasi dapat mengetahui bagaimana

informasi tersebut harus ditangani.

Kelemahan CSF :

- Membutuhkan waktu, sulit untuk mengkombinasikan CSF-nya dan

hasilnya kemungkinan bisa lebih buruk jika dibandingkan dengan saat

mendefinisikan CSF-nya.

CSF dapat dimonitor dari lima tipe informasi, yaitu :

1. Key problem narratives. Laporan-laporan ini menampilkan

performance perusahaan secara keseluruhan, inti permasalahan dan

alasan-alasan yang memungkinkan untuk masalah tersebut.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

118

Penjelasan-penjelasan sering dikombinasikan dengan tabel-tabel

grafik-grafik atau informasi tabular.

2. Highlight charts. Ringkasan-ringkasan ini menampilkan informasi

tingkat tinggi berdasarkan penilaian pengguna sendiri atau preferensi.

Karena didesain dari perspektif pengguna, tampilan-tampilan ini

menyoroti dengan cepat area-area yang dikhawatirkan, mengirimkan

secara visual keadaan dari performance perusahaan terhadap faktor-

faktor penentu keberhasilan.

3. Top level financials. Tampilan-tampilan ini menyediakan informasi

kesehatan finansial secara keseluruhan dari perusahaan dalam bentuk

angka-angka yang mutlak dan rasio performance yang dapat

dibandingkan.

4. Key Factors. Faktor-faktor ini menyediakan ukuran-ukuran spesifik

dari faktor-faktor penentu keberhasilan, disebut Key Performance

Indicators (KPIs) pada level korporat.

5. Detailed KPI responsibility reports. Laporan-laporan ini

menunjukkan detil performance dari individual-individual atau unit-

unit bisnis dalam area-area kritikal terhadap kesuksesan perusahaan.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

119

Gambar 2.12 Critical Success Factor (Sumber : Laudon, 2004, p382)

2.2 Teori-Teori Khusus

Teori-teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam skripsi

ini, terdiri dari :

2.2.1 Pengertian Leasing

Ada demikian banyak definisi leasing ditemukan dalam literatur.

Di bawah ini dijabarkan secara singkat beberapa pengertian leasing

adalah sebagai berikut :

Manager A CSFs

Manager A CSFs

Manager A CSFs

Manager A CSFs

Aggregate + analyze Individual CSFs

Develop agreement on company CSFs

Define company CSFs

Define DSS and Databases

Use CSFs to develop infor.systems priorities

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

120

Leasing adalah suatu perjanjian yang mengikat, di mana pemilik

properti (lessor) memberikan hak untuk menggunakan properti

kepada penyewa (lessee). (Skousen et al., 2000, p860)

Leasing merupakan salah satu alternatif dana bagi pembiayaan

barang-barang modal yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan.

(Dikutip dari

http://members.lycos.co.uk/lastjune/mod.php?mod=publisher&op=vie

warticle&artid=36)

Dalam pengertian yang sederhana, perusahaan sewa guna usaha

(leasing) adalah perusahaan yang menyediakan jasa sewa guna usaha

atas barang-barang modal dalam jangka waktu tertentu.

(Dikutip dari

http://members.lycos.co.uk/lastjune/mod.php?mod=publisher&op=vie

warticle&artid=35)

Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB), leasing

adalah suatu perjanjian penyediaan barang-barang modal yang

digunakan untuk jangka waktu tertentu.

Menurut The International Accounting Standard (IAS 17), leasing

adalah suatu perjanjian dimana lessor menyediakan barang atau aset

dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan sewa untuk

jangka waktu tertentu.

Menurut The Equipment Leasing Assosiation (ELA-UK), leasing

adalah suatu kontrak antara lessor dan lessee untuk penyewaan suatu

jenis barang atau aset tertentu dari pabrik atau agen penjual oleh

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

121

lessee. Hak kepemilikan tetap pada lessor, sedangkan lessee

mempunyai hak pakai untuk jangka waktu tertentu dengan membayar

sewa.

Menurut Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Perindustrian

dan Perdagangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991

tentang kegiatan Sewa Guna Usaha, leasing adalah setiap kegiatan

pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang

modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu

tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala disertai

dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli

barang-barang modal yang tersangkutan atau memperpanjang jangka

waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati.

Seperti dikemukakan Andreas Bayu Luhkito Santiado yang

dituangkan dalam artikelnya ”Koreksi pengakuan penghasilan dan

pembebanan biaya pada PT Bumiputera”, istilah leasing sangat

menarik oleh karena istilah tersebut dapat bertahan tanpa

diterjemahkan dalam bahasa setempat, baik di Amerika yang

merupakan asal usul adanya lembaga leasing ini, maupun di negara-

negara yang telah mengenal lembaga leasing, termasuk di Indonesia.

Namun istilah leasing ini di Indonesia sering diterjemahkan dalam

istilah "Sewa Guna Usaha" atau dapat disingkat dengan "SGU".

(Dikutip dari http://digilib.mmui.edu/go.php?id=jkptmmui-gdl-s2-

1997-andreas-657-income)

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

122

2.2.2 Jenis-jenis Leasing

Pada dasarnya ada 2 jenis leasing, yaitu :

a. Finance Lease (Full Pay Out Leasing)

Yaitu kegiatan sewa guna usaha antara lessor dan lessee atas objek

leasing, dimana :

• Lessee sebagai pemilik objek leasing.

• Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala

sesuai jumlah dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang

dibayar (lessee payment) terdiri dari biaya (angsuran) dari nilai

perolehan objek leasing ditambah dengan biaya-biaya lainnya.

• Selama periode kontrak tidak dapat dibatalkan (non-cancellable)

secara sepihak.

• Lessee mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing sesuai

dengan nilai sisa yang disepakati pada akhir periode leasing.

• Risiko ekonomis dan biaya pemeliharaan ditanggung oleh lessee.

• Lessor mengharapkan dapat menerima kembali seluruh harga

barang modal yang disewakan termasuk biaya-biaya lainnya

(bunga, pajak, asuransi, dan biaya pemeliharaan).

b. Operating Lease

Yaitu lessor dengan sengaja membeli barang modal, me-leasing-

kannya kepada lessee dalam kontrak operating leasing, dan lessee

tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha,

dimana :

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

123

• Lessor sebagai pemilik objek leasing.

• Lessee membayar sejumlah tertentu, tetapi tidak seluruh biaya /

nilai perolehan atas objek leasing secara berkala kepada lessor.

• Lessor menanggung risiko ekonomis dan pemeliharaan objek

leasing.

• Lessee harus mengambalikan objek leasing pada akhir periode.

• Lessee dapat membatalkan kontrak leasing sebelum akhir

periode.

• Jangka waktu leasing umumnya lebih pendek dari umur

ekonomis objek leasing.

(Dikutip dari

http://members.lycos.co.uk/lastjune/mod.php?mod=publisher&op=vi

ewarticle&artid=37)

2.2.3 Unsur-unsur yang Terdapat dalam Leasing

Beberapa unsur yang harus terdapat dalam leasing, yaitu :

• Lessor yaitu pihak yang menyewakan aktiva atau barang-barang

modal, antara lain perusahaan yang mendapat izin dari Departemen

Keuangan.

• Lessee yaitu pihak penyewa aktiva atau pihak yang membutuhkan /

memakai barang-barang modal.

• Objek leasing yaitu segala macam barang modal yang menjadi objek

perjanjian leasing yang dimiliki lessor.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

124

Barang modal adalah setiap aktiva tetap berwujud yang merupakan

satu kesatuan kepemilikan, yang mempunyai masa manfaat lebih dari

1 (satu) tahun dan digunakan secara langsung untuk meningkatkan

dan memperlancar bisnis oleh lessee.

• Pembayaran uang sewa yaitu pembayaran yang dilakukan secara

berkala dalam jangka waktu tertentu.

• Nilai sisa yang ditentukan sebelum kontrak dimulai.

• Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa leasing, dimana lessee

mempunyai hak untuk menentukan apakah ia ingin membeli barang

tersebut dengan harga sebesar nilai sisa atau mengembalikannya

pada lessor.

• Lease term adalah suatu periode waktu dari mulai hingga akhir

leasing.

(Dikutip dari

http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Downloads&file=index

&req=getit&lid=562)

2.2.4 Metode Pembayaran Leasing

Unsur-unsur uang sewa leasing (lease payment) terdiri dari bunga

dan cicilan pokok, dengan cara :

a. Payment in advances

Yaitu pembayaran sewa leasing (lease payment) dilakukan di muka

atau pada saat kontrak disetujui.

b. Payment in arrears

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

125

Yaitu pembayaran sewa leasing (lease payment) dilakukan di

belakang (setiap akhir periode pembayaran, bulanan, triwulanan,

tengah tahunan).

(Dikutip dari

http://members.lycos.co.uk/lastjune/mod.php?mod=publisher&op=viewar

ticle&artid=37)

2.2.5 Keuntungan Operating Lease

2.2.5.1 Keuntungan Operating Lease bagi Lessor

Ada tiga keuntungan utama yang dapat diperoleh lessor

dengan menyewakan propertinya daripada menjualnya (Skousen et

al., 2000, p860), yaitu :

1. Meningkatkan volume penyewaan.

Lessee kadang-kadang tidak memiliki dana yang cukup besar

untuk membeli properti yang dibutuhkannya, sehingga mereka

lebih memilih melakukan penyewaan untuk menghemat modal

mereka. Dengan menawarkan pilihan leasing terhadap

propertinya kepada lessee yang potensial, maka lessor dapat

meningkatkan volume usaha penyewaannya.

2. Hubungan bisnis dengan lessee berkesinambungan.

Setelah transaksi penjualan selesai, biasanya pembeli tidak

berhubungan lagi dengan penjual. Sedangkan hubungan jangka

panjang antara lessor dan lessee dapat dibangun dan dipelihara

di dalam leasing.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

126

3. Sebagai sumber dana.

Lessor dapat memperloleh dana dengan melalui sale dan

leaseback atas asetnya yang sudah pernah di-leasing-kan.

2.2.5.2 Keuntungan Operating Lease bagi Lessee

Ada tiga keuntungan utama yang dapat diperoleh lessee

dengan melakukan leasing daripada membeli properti yang

dibutuhkannya (Skousen et al., 2000, p860), yaitu :

1. Penghematan modal.

Yaitu tidak perlu menyediakan dana yang besar, maksimum

hanya untuk "down payment" yang jumlahnya biasanya tidak

besar. Hal ini merupakan penghematan modal bagi lessee,

sehingga lessee dapat menggunakan modal yang tersedia untuk

keperluan lainnya, karena leasing umumnya membiayai 100%

barang modal yang dibutuhkan.

2. Menghindari resiko kepemilikan.

Ada banyak resiko yang mengiringi kepemilikan properti,

seperti menderita kerugian, kerusakan pada properti, dan

perubahan kondisi ekonomi. Jika nilai pasar properti yang di-

leasing menurun secara dramatis, leasse boleh mengakhiri

perjanjian leasing tersebut, tetapi dengan beberapa sanksi yang

harus ditanggung. Sebaliknya, jika kita memiliki properti

dengan nilai pasar menurun, maka kita akan menderita

kerugian.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

127

3. Prosedur (administrasi) fleksibel.

Yaitu bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama bagi

kelebihan leasing dibanding dengan kredit dari bank.

Fleksibelitas meliputi struktur kontraknya, besarnya

pembayaran sewa, jangka waktu pembayaran, serta nilai

sisanya.

2.2.6 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi Barang Kena

Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan di dalam

Daerah Pabean.

Objek PPN dapat dikelompokan ke dalam 2 (dua) macam, yaitu:

1. Barang Kena Pajak (BKP)

Barang Kena Pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat atau

hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak

dan barang tidak berwujud yang dikenakan PPN.

2. Jasa Kena Pajak (JKP)

Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan

suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu

barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai,

termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena

pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari

pemesan yang dikenakan PPN.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

128

PPN dikenakan dalam hal:

a. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian.

b. Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan

perjanjian leasing.

c. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru

lelang.

d. Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas BKP.

e. Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak

untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran

perusahaan, sepanjang Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan

aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan.

f. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan

penyerahan BKP antar cabang.

g. Penyerahan BKP secara konsinyasi.

Sistem PPN menganut tarif tunggal yaitu sebesar 10% untuk penyerahan

BKP dan atau JKP, impor BKP, pemanfaatan BKP tidak berwujud dan

atau JKP dari Luar Daerah Pabean di Dalam Daerah Pabean.(Dikutip dari

http://www.pajak.go.id/fatq/PajakPertambahanNilaiDanPajakPenjualanAt

asBarangMewah)

2.2.7 Jenis-jenis Perusahaan

Menurut WIT dan Anggawirya (2000, p10), dilihat dari kegiatan

usahanya perusahaan secara garis besar digolongkan dalam jenis

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

129

1. Perusahaan jasa, yaitu perusahaan yang menjual jasa kepada

konsumen. Misalnya perusahaan asuransi, perusahaan angkutan, biro

iklan, kantor akuntan, kantor notaris, bank dan lain-lain.

2. Perusahaan dagang, yaitu perusahaan yang kegiatan utamanya

menjual barang jadi, tetapi tidak memproduksi sendiri barang

tersebut. Misalnya dealer, toko kelontong dan lain-lain.

3. Perusahaan industri, yaitu perusahaan yang kegiatan mengolah bahan

baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual bahan jadi tersebut.

Misalnya pabrik rokok, pabrik kertas, pabrik ban dan lain-lain.

2.2.8 Karakteristik Perusahaan Jasa yang Baik

Berbagai hasil studi yang dilakukan Philip Kotler (1994, p561)

menunjukkan bahwa perusahaan jasa yang dikelola dengan sangat baik

memiliki sejumlah persamaan seperti di bawah ini :

1. Konsep strategis.

Perusahaan jasa yang ternama memiliki pengertian yang jelas

mengenai pelanggan, sasaran, dan kebutuhan pelanggan yang akan

mereka puaskan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan strategi khusus

untuk memuaskan kebutuhan yang menghasilkan kesetiaan

pelanggan.

2. Sejarah komitmen kualitas manajemen puncak.

Tidak hanya melihat pada prestasi keuangan, tetapi juga kepada

pelayanan di masa lalu dalam jangka panjang yang mencerminkan

komitmen kualitas dari manajemen puncak.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

130

3. Penetapan standar strategi.

Perusahaan jasa terbaik selalu menetapkan standar kualitas jasa yang

tinggi, antara lain berupa kecepatan tanggapan terhadap keluhan para

pelanggan.

4. Sistem untuk memonitor kinerja pasar.

Perusahaan jasa yang baik secara rutin menggunakan sistem ini untuk

memeriksa jasa perusahaan milik mereka dan para pesaingnya secara

teratur. Mereka menggunakan sejumlah cara untuk mengukur kinerja,

belanja perbandingan, survei pelanggan, formulir saran dan keluhan,

serta tim audit jasa.

5. Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan.

Adanya suatu sistem untuk menanggapi semua keluhan para

pelanggan dengan cepat dan ramah. Memuaskan karyawan sama

seperti terhadap pelanggan, hubungan kerja di antara karyawan yang

mencerminkan hubungan sebagai pelanggan dan juga sebagai

pemasok, dimana setiap karyawan dituntut berprestasi kerja yang

maksimal agar dapat saling memuaskan dan menguntungkan sesama

karyawan yang pekerjaannya saling berhubungan. Maka dalam hal ini

manajemen dituntut untuk dapat menciptakan lingkungan yang saling

mendukung dan juga menghargai prestasi pelayanan karyawan yang

baik. Jadi dalam hal ini perusahaan harus merancang produk-

produknya dengan sebaik mungkin sehingga memuaskan selera

konsumen, para pegawai harus menawarkan jasa yang lebih baik

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00278-KA-Bab 2.pdfsecara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan

131

mutunya, profesional dalam bidangnya dan memiliki inisiatif dan

tingkat kemampuan yang tinggi serta pelayanan lebih efektif.