BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... ·...

40
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Sport Center Sport Center adalah bangunan yang mewadahi berbagai olahraga didalam ruangan tertutup maupun terbuka. Pada negara-negara maju sarana dan prasarana yang dimiliki oleh mereka juga memasukkan unsur-unsur pendukung seperti sarana rekreasi, sarana perdagangan (retail), dan restoran. Pengertian objek menurut penjabaran kata yaitu: a) Sport : Olahraga. Suatu aktivitas yang mengasah kemampuan fisik maupun otak. Olahraga : Gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (seperti senam, sepak bola, basket, berenang, dll). b) Center : Pusat atau berada di tengah-tengah atau bagian yang berada ditengah suatu tempat, menunjukkan satu titik benda atau tempat tertentu. Jadi secara umun Sport Center adalah suatu tempat yang menjadi pusat kegiatan olahraga yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang. 2.1.2 Macam-Macam Olahraga a) Futsal Ukuran lapangan futsal : - Panjang Lapangan futsal : 25-43 m. - Lebar Lapangan futsal : 15-25 m. Garis batas lapangan futsal: - Garis selebar 80 cm, yaitu garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung- ujung, dan garis melintang tengah lapangan. Garis 3 m lingkaran tengah. Ukuran daerah penalti: - Busur berukuran 6 m dari masing-masing tiang gawang. Titik penalti 6 m dari titik tengah garis gawang - Titik penalti kedua 10 m dari titik tengah garis gawang.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... ·...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian Sport Center

Sport Center adalah bangunan yang mewadahi berbagai olahraga didalam

ruangan tertutup maupun terbuka. Pada negara-negara maju sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh mereka juga memasukkan unsur-unsur pendukung seperti sarana

rekreasi, sarana perdagangan (retail), dan restoran.

Pengertian objek menurut penjabaran kata yaitu:

a) Sport :

� Olahraga.

� Suatu aktivitas yang mengasah kemampuan fisik maupun otak.

� Olahraga : Gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (seperti

senam, sepak bola, basket, berenang, dll).

b) Center :

� Pusat atau berada di tengah-tengah atau bagian yang berada ditengah suatu

tempat, menunjukkan satu titik benda atau tempat tertentu.

Jadi secara umun Sport Center adalah suatu tempat yang menjadi pusat

kegiatan olahraga yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang.

2.1.2 Macam-Macam Olahraga

a) Futsal

� Ukuran lapangan futsal :

- Panjang Lapangan futsal : 25-43 m.

- Lebar Lapangan futsal : 15-25 m.

� Garis batas lapangan futsal:

- Garis selebar 80 cm, yaitu garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-

ujung, dan garis melintang tengah lapangan. Garis 3 m lingkaran

tengah.

� Ukuran daerah penalti:

- Busur berukuran 6 m dari masing-masing tiang gawang.

� Titik penalti 6 m dari titik tengah garis gawang

- Titik penalti kedua 10 m dari titik tengah garis gawang.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

8

� Zona pergantian pada permainan futsal :

- Daerah 5 m (5 m dari garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari

pelemparan.

� Ukuran gawang Futsal:

- Tinggi gawang Futsal 2 m dan lebar gawang futsal 3 m.

Gambar 3. Lapangan Futsal Sumber : Google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret

Gambar 4. Futsal Sumber : Google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

9

b) Bola Basket

� Ukuran lapangan basket standar nasional :

- Panjang 28,5 m.

- Lebar 15 m.

� Ukuran lapangan basket standar internasional :

- Panjang 26 m.

- Lebar 14 m.

� Terdapat 1 buah lingkaran di tengah lapangan dan 2 setengah lingkaran di

tiap zona free throw yang memiliki jari-jari 1,80 meter.

� Papan pantul :

- Papan pantul bagian luar :

� Panjang 1,80 m.

� Lebar 1,20 m.

- Papan pantul bagian dalam :

� Panjang 0,59 m.

� Lebar 0,45 m.

- Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 m.

Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket

adalah 0,30 m. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 m, sedangkan

jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 m.

- Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 m

dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 m. Panjang garis akhir lingkaran

daerah serang yaitu 6 m, sedangkan panjang garis tembakan hukuman

yaitu 3,60 m.

Gambar 5. Lapangan Basket Sumber : Google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

10

Gambar 6. Basketball Sumber : Google.com/images Akses Tanggal 23 Maret

c) Bulutangkis

� Ukuran lapangan partai tunggal (1 peman) :

- Panjang 11,88 m.

- Lebar 5,18 m.

- Luas 61,6 m².

- Tinggi tiang net 1,55 m.

- Tinggi atas net 1,52 m.

- Jarak net ke garis servis 1,98 m.

- Jarak garis servis ke sisi lapangan luar 3,96 m.

� Ukuran lapangan partai ganda (2 pemain) :

- Panjang 13,40 m.

- Lebar 6,10 m.

- Luas 81,4 m².

- Tinggi tiang net 1,55 m.

- Tinggi atas net 1,52 m.

- Jarak net ke garis servis 1,98 m.

- Jarak garis servis ke sisi lapangan luar 4,72 m.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

11

Gambar 7. Lapangan Bulutangkis Sumber : Google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret

Gambar 8. Bulutangkis Sumber : Google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret

d) Voli

� Ukuran lapangan voli :

- Lapangan voli pada umumnya berbentuk persegi panjang dimana

memiliki :

� Panjang 18 m.

� Lebar 9 m.

� Ukuran garis batas lapangan voli :

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

12

- Untuk semua garis batas lapangan garis tengah serta garis daerah

serang adalah 3 m.

- Garis batas sendiri memberikan tanda batas menggunakan tali kayu cat

atau kapur dan kertas yang mana lebarnya tidak lebih dari 5 cm.

� Ukuran lapangan voli masing-masing tim :

- Lapangan permainan voli tersebut dibagi menjadi 2 bagian yang mana

luasnya adalah 9m x 9 m.

� Ukuran daerah servis voli :

- Daerah servis merupakan sebuah area seluas 9 m di belakang setiap

garis akhir dimana garis tersebut dibatasi oleh dua buah garis pendek

dengan panjang 15 cm yang dibuat 20 cm di belakang garis akhir

sebagai kepanjangan dari garis samping.

� Ukuran net Dalam Permainan Bola Voli :

- Untuk jaringan atau net dalam permainan bola voli ukurannya tidak

boleh lebih dari 9,50 m dengan lebar 1 m dimana mata jaring atau

petak petak berukuran 10 x 10 cm.

- Untuk tinggi net putra setinggi 2,43 meter sedangkan untuk putri

setinggi 2,24 meter pada tepian atas jaring atau net terdapat sebuah pita

putih selebar 5 cm.

Gambar 9. Lapangan Bola Voli

Sumber : Google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

13

Gambar 10. Voli Sumber : google.com/images. Akses Tanggal 23 Maret

2.1.3 Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi dari Sport Center ini adalah sebagai pelengkap fasilitas untuk

masyarakat terutama di Jakarta Barat untuk berolahraga dengan menerapkan

Adaptive Building terhadap permainan olahraga itu sendiri, diharapkan dapat

meningkatkan kualitas berolahraga masyarakat. Sport Center menjadi wadah bagi

masyarakat untuk menempatkan hobinya ataupun menjadi sarana peningkatan

prestasi maupun bakat dari masyarakat yang ingin berolahraga.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Penghawaan Alami

Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di

dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka.

Sirkulasi udara yang efektif di dalam bangunan dapat memberikan

kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit

sehingga dapat memberikan kesejukan bagi pengguna bangunan.

Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. Di

dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas seperti

memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan.

Aneka zat berbahaya juga banyak terkandung pada cat, karpet, atau furnitur yang

timbul akibat reaksi bahan kimia yang terkandung di dalam benda-benda tersebut

dengan uap air. Jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, zat-zat kimia

tersebut akan tertinggal di dalam ruangan dan dapat terhirup oleh manusia.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

14

Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari tempat bertekanan

tinggi ke tempat bertekanan rendah. Karena itu perletakan bukaan dinding / lubang

angin juga harus diperhatikan fungsinya.

Jika fungsinya untuk mengalirkan udara panas dari dalam ruangan keluar,

maka lubang angin diletakkan di bagian tertinggi. Misalnya lubang berkipas angin di

plafon kamar mandi (exhaust fan). Lubang angin demikian, efektif untuk

mengalirkan udara panas akibat penggunaan air panas untuk mandi. Selain bukaan

pada dinding, perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di bawah atap. Dengan

demikian suhu udara di dalam ruangan menjadi lebih rendah.

- Jendela nako dapat menghasilkan sirkulasi udara yang optimal. Bilah-bilah

pada jendela dapat diubah posisinya sehingga aliran udara dapat diarahkan

sesuai keinginan. Pada saat kecepatan angin tinggi jendela nako dapat menjadi

penahan angin sehingga kecepatan angin yang masuk dapat berkurang.

- Selain bukaan pada dinding, penghawaan alami dapat ditambah dengan cara

membuat daun pintu yang tidak masif. Daun pintu dibuat dengan desain semi

terbuka, bagian atasnya berbentuk jeruji yang ditutup dengan kawat nyamuk.

Dengan demikian, dalam keadaan pintu tertutup dan terkunci pun aliran angin

tetap masuk ke dalam ruangan. Apabila diperlukan lebih banyak privasi, cukup

ditambahkan gorden, dan aliran udara tetap masuk.

- Bukaan pada sofi-sofi mengalirkan udara dari ruang atap keluar.

- Ventilasi pada plafon di dapur mengalirkan udara panas ruangan ke ruang di

bawah atap.

- Lubang angin untuk mengalirkan udara panas dari ruangan keluar.

Untuk memaksimalkan potensi angin untuk penghawaan, perlu adanya aliran

udara di dalam bangunan. Untuk itu diperlukan bukaan yang lebih dari satu buah

dalam satu ruangan dengan posisi yang berhadapan agar tercipta ventilasi silang

(cross ventilation).

Penghawaan Alami untuk Daerak Tropis

Iklim Tropis Indonesia :

- Suhu antara 28º-38º C musim kemarau, 25º-29º C musim hujan. Bukaan lebar

diperlukan untuk sirkulasi udara (panas, kotor, lembab ke luar) dalam ruang.

Jika kanan kiri belakang bangunan terhalang bangunan tetangga, bisa

digunakan menara angin, tekanan udara panas akan tertarik keluar dari menara

ini digantikan udara segar. Sebaiknya bhangunan memiliki beranda beratap

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

15

yang cukup lebar sebagai penahan, penyaring udara panas antara ruang luar

dan ruang dalam, selain sebagai penegas pintu masuk dan tempat penerima

tamu. Sebaiknya di sekeliling bangunan ditanami pepohonan, perdu dan semak

untuk menyaring udara, debu, dan polusi.

- Kelembaban udara 40-70 % di musim panas, 80-100 % di musim hujan.

- Curah hujan mencapai 3000 mm/tahun (tinggi). Atap bersudut besar 35º atau

lebih / kemiringan curam adalah solusinya, agar air hujan cepat mengalir ke

bawah.

- Kecepatan angin 5 m/detik (lemah). Makin lembab makin lemah anginnya.

- Di iklim tropis lembab mampu beradaptasi pada suhu antara 24º-30º C, merasa

kurang nyaman di ruangan bersuhu di atas 28º C.

- Sinar matahari menyinari alam tropis / khatulistiwa sekitar 12 jam perharinya.

Pergerakan Angin Dalam Bangunan:

Sistem cross ventilation atau ventilasi silang adalah sistem penghawaan

ruangan yang ideal dengan cara memasukkan udara ke dalam ruangan melalui

bukaan penangkap angin dan mengalirkannya ke luar ruangan melalui bukaan yang

lain. Sistem ini bertujuan agar selalu terjadi pertukaran udara di dalam ruangan

sehingga tetap nyaman bagi penghuninya.

Udara di dalam ruangan harus selalu diganti oleh udara segar karena udara di

dalam ruangan ini banyak mengandung CO2 (karbondioksida) hasil aktivitas

penghuni ruangan seperti bernapas, merokok, menyalakan lilin, memasak dan

sebagainya. Sementara itu udara bersih yang dimasukkan ke dalam ruangan adalah

udara yang banyak mengandung O2 (oksigen).

Dalam sistem cross ventilation ini dikenal dua macam bukaan, sebagai berikut:

• Inlet, merupakan bukaan yang menghadap ke arah datangnya angin sehingga

berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ruangan.

• Outlet, merupakan bukaan lain di dalam ruangan yang berfungsi untuk

mengeluarkan udara.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

16

Gambar 11. Cross Ventilation Sumber : Http://slendroo.blogspot.com/2011/10/penghawaan-alami.html. Akses Pada Tanggal 25

Maret

Bukaan yang dimaksud di atas dapat berupa lubang angin, kisi-kisi, jendela

yang bias dibuka, pintu yang senantiasa terbuka, atau pintu tertutup yang bisa

mengalirkan udara (misalnya pintu kasa atau pintu berjalusi).

Agar ruangan dapat teraliri udara secara optimal maka perletakan bukaan harus

disesuaikan dengan arah datangnya angin. Perletakan / posisi bukaan inlet dan outlet

dalam sistem cross ventilation dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut :

• Posisi diagonal (cross). Bukaan inlet dan outlet diletakkan dengan posisi ini

apabila angin datang secara tegak lurus (perpendicular) ke arah bukan inlet.

Gambar 12. Diagonal Cross Sumber : Http://slendroo.blogspot.com/2011/10/penghawaan-alami.html. Akses Pada Tanggal 25

Maret

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

17

• Posisi berhadapan langsung. Bukaan inlet dan outlet diletakkan pada posisi ini

mana kala angin datang bersudut / tidak tegak lurus (obligue) ke arah bukaan

inlet.

Gambar 13. Face Cross Sumber : Http://slendroo.blogspot.com/2011/10/penghawaan-alami.html. Akses Pada Tanggal 25

Maret

Namun ada kalanya perletakan bukaan ini tidak dapat disusun seperti teknik di

atas. Hal ini mungkin terjadi karena bidang yang mengarah ke luar tidak saling

berhadapan. Disamping itu, sebab lain yang mungkin timbul adalah faktor

keterbatasan lahan sehingga ruang tersebut hanya memiliki satu bidang saja yang

menghadap ke arah luar bangunan. Pada kondisi-kondisi semacam ini, cross

ventilation tetap dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan sirip-sirip vertikal di

tepi bukaan sebagai pengarah udara untuk masuk atau keluar ruangan. Sirip-sirip

vertikal ini bisa terbuat dari batu bata, kayu, maupun beton.

Gambar 14. Variety Cross

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

18

Sumber : Http://slendroo.blogspot.com/2011/10/penghawaan-alami.html. Akses Pada Tanggal 25

Maret

Pada inlet dan outlet secara vertikal juga harus diperhatikan. Posisi inlet yang

daripada outlet akan mengalirkan udara pada ketinggian tubuh manusia sehingga

tubuh manusia bisa merasakan kesejukan dari udara tersebut. Sebaliknya, posisi inlet

yang lebih tinggi daripada outlet justru akan membuat aliran udara hanya

menjangkau sebagian kecil tubuh manusia bagian atas sehingga kesegaran tidak

dapat dirasakan penghuni rumah tersebut.

Detail pemasangan bukaan juga harus diperhatikan agar diperoleh cross

ventilation yang sempurna. Posisi bukaan penangkap udara (inlet) sebaiknya berada

pada ketinggian aktivitas manusia, yaitu sekitar 0,5-0,8 m, sementara bukaan outlet

sebaiknya dibuat lebih tinggi karena udara yang akan dikeluarkan dari ruangan itu

adalah udara yang panas dan udara yang panas selalu berada di bagian atas ruangan.

Alternatif lain perletakan outlet adalah pada atap apabila menggunakan atap

bertipe jack roof. Lubang antara atap induk dengan atap ‘topi’ pada jack Roof dapat

diberi kisi-kisi sebagai bukaan keluarnya udara (outlet). Posisi outlet pada atap ini

lebih efektif untuk mengeluarkan udara panas yang banyak berkumpul di bagian atas

ruangan tersebut.

Gambar 15. Jack Roof Ventilation Sumber : Http://slendroo.blogspot.com/2011/10/penghawaan-alami.html. Akses Pada Tanggal 25

Maret

Dimensi atau kecepatan aliran udara dari bukaan inlet dan outlet juga harus

diperhatikan. Jika bukaan inlet memiliki dimensi atau kecepatan aliran udara lebih

kecil daripada bukaan outlet maka kecepatan aliran udara di dalam ruangan akan

meningkat 30% dari kecepatan udara di luar ruang. Namun, jika bukaan inlet

memiliki dimensi atau kecepatan aliran udara lebih besar daripada bukaan outlet

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

19

maka kecepatan aliran udara di dalam ruang akan turun 30% dari kecepatan di luar

ruangan.

Gambar 16. Inlet Kecil dan Inlet Besar Sumber : Http://slendroo.blogspot.com/2011/10/penghawaan-alami.html. Akses Pada Tanggal 25

Maret

Dari kedua tipe dia atas, pemilihan dimensi bukaan inlet yang lebih kecil dari

bukaan outlet atau memakai dimensi yang sama besar namun dengan model yang

berbeda (kemampuan alir udara berbeda) lebih direkomendasikan.

2.2.2 Pencahayaan Alami

� Pencahayaan Alami Siang Hari yang Baik.

Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila :

a) pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu seternpat

terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan.

b) distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak

menimbulkan kontras yang mengganggu.

� Tingkat Pencahayaan Alami dalam Ruang.

Tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan ditentukan oleh tingkat

pencahayaan langit pada bidang datar di lapangan terbuka pada waktu yang sama.

a) Perbandingan tingkat pencahayaan alami di dalam ruangan dan

pencahayaan alami pada bidang datar di lapangan terbuka ditentukan oleh :

hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya.

b) ukuran dan posisi lubang cahaya.

c) distribusi terang langit.

d) bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur.

� Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

20

Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan

pada suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat

pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja

lubang cahaya ruangan tersebut :

Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi :

1) Komponen langit (faktor langit-fl) yakni komponen pencahayaan langsung dari

cahaya langit.

Gambar 17. Tiga Komponen Cahaya Langit Yang Sampai Pada Suatu Titik Di Bidang Kerja Sumber : SNI Pencahayaan. Akses Pada Tanggal 25 Maret

2) Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen

pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar

bangunan yang bersangkutan.

3) Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen

pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan,

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

21

dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-benda di luar

ruangan maupun dari cahaya langit (lihat gambar 17).

Persamaan-persamaan untuk menentukan faktor pencahayaan alami faktor

pencahayaan alami siang hari ditentukan oleh persamaan-persamaan berikut ini :

Keterangan :

L = lebar lubang cahaya efektif.

H = tinggi lubang cahaya efektif.

D = jarak titik ukur ke lubang cahaya.

Keterangan :

(fl)p = faktor langit jika tidak ada penghalang.

Lrata-rata = perbandingan antara luminansi penghalang dengan luminansi rata-rata

langit.

Tkaca = faktor transmisi cahaya dan kaca penutup lubang cahaya, besarnya

tergantung pada jenis kaca yang nilainya dapat diperoleh dari katalog yang

dikeluarkan oleh produsen kaca tersebut.

A = luas seluruh permukaan dalam ruangan.

R = faktor refleksi rata-rata seluruh permukaan.

W = luas lubang cahaya.

Rcw = faktor refleksi rata-rata dari langit-langit dan dinding bagian atas dimulai dari

bidang yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana

lubang cahaya terletak.

C = konstanta yang besarnya tergantung dari sudut penghalang.

Rfw = faktor refleksi rata-rata lantai dan dinding bagian bawah dimulai dari bidang

yang melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang

cahaya terletak.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

22

� Langit Perancangan

a) Dalam ketentuan ini sebagai terang langit diambil kekuatan terangnya

langit yang dinyatakan dalam lux.

b) Karena keadaan langit menunjukkan variabilitas yang besar, maka syarat-

syarat yang harus dipenuhi oleh keadaan langit untuk dipilih dan ditetapkan

sebagai Langit Perancangan adalah :

1) bahwa langit yang demikian sering dijumpai.

2) memberikan tingkat pencahayaan pada bidang datar di lapangan

terbuka, dengan nilai dekat minimum, sedemikian rendahnya hingga

frekuensi kegagalan untuk mencapai nilai tingkat pencahayaan ini

cukup rendah.

3) nilai tingkat pencahayaan tersebut dalam butir (2) pasal ini tidak boleh

terlampau rendah sehingga persyaratan tekno konstruktif menjadi

terlampau tinggi.

c) Sebagai Langit Perancangan ditetapkan:

1) langit biru tanpa awan atau

2) langit yang seluruhnya tertutup awan abu-abu putih.

d) Langit Perancangan ini memberikan tingkat pencahayaan pada titik-titik di

bidang datar di lapangan terbuka sebesar 10.000 lux. Untuk perhitungan

diambil ketentuan bahwa tingkat pencahayaan ini asalnya dari langit yang

keadaannya dimana-mana merata terangnya (uniform luminance

distribution).

� Faktor Langit

Faktor langit (fl) suatu titik pada suatu bidang di dalam suatu ruangan adalah

angka perbandingan tingkat pencahayaan langsung dari langit di titik tersebut dengan

tingkat pencahayaan oleh Terang Langit pada bidang datar di lapangan terbuka.

Pengukuran kedua tingkat pencahayaan tersebut dilakukan dalam keadaan

sebagai-berikut:

a) Dilakukan pada saat yang sama.

b) Keadaan langit adalah keadaan Langit Perancangan dengan distribusi

terang yang merata di mana-mana.

4) Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olah tidak ditutup

dengan kaca.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

23

Suatu titik pada suatu bidang tidak hanya menerima cahaya langsung dari

langit tetapi juga cahaya langit yang direfleksikan oleh permukaan di luar dan di

dalam ruangan.

Perbandingan antara tingkat pencahayaan yang berasal dari cahaya langit baik

yang langsung maupun karena refleksi, terhadap tingkat pencahayaan pada bidang

datar di lapangan terbuka disebut faktor pencahayaan alami siang hari. Dengan

demikian faktor langit adalah selalu lebih kecil dari faktor pencahayaan alami siang

hari. Pemilihan faktor langit sebagai angka karakteristik untuk digunakan sebagai

ukuran keadaan pencahayaan alami siang hari adalah untuk memudahkan

perhitungan oleh karena fl merupakan komponen yang terbesar pada titik ukur,

sehingga dapat menjadi acuan.

� Indeks Kesilauan

Silau terjadi diakibatkan oleh masuknya cahaya matahari langsung atau adanya

pantulan dari benda-benda reflektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi silau adalah

luminansi sumber cahaya, posisi sumber cahaya terhadap penglihatan pengamat dan

adanya kontras pada permukaan bidang kerja. Nilai Indeks Kesilauan maksimum

yang direkomendasikan untuk berbagai tugas visual diberikan pada Tabel 1. Nilai

Indeks Kesilauan dapat dihitung dengan rumus-rumus yang ada pada CIBSE

Publication TM 10. (CIBSE = Chartered Institution of Building Services

Engineering)

Tabel 1. Standar Pencahayaan Olahraga

Sumber : SNI Pencahayaan. Akses Pada Tanggal 25 Maret

Jenis Olahraga Iluminasi (lux)

Latihan Pertandingan

Sepak Bola / Futsal 75 200-600

Bola Tangan 75 400

Bola Voli 200 400

Badminton 200 400

Hoky 200 400

Renang 200 400

Polo Air 200 400

Tenis 200 400-600

Pacu Kuda 100 150

Loncat Indah 150 400

Bowling 200 200

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

24

2.2.3 Adaptive Building

Arsitektur merupakan objek yang bersifat fleksibel, Arsitektur dapat

beradaptasi dengan alam sekitar. Bangunan selalu dapat disesuaikan 'secara manual'

dalam beberapa cara. Penggunaan istilah 'Arsitektur Adaptif' harus dilihat dalam

konteks keseluruhan antara beradaptasi dan adaptif : Arsitektur Adaptif berkaitan

dengan bangunan yang secara khusus dirancang untuk beradaptasi (dengan

lingkungan mereka, untuk para penghuninya, dan objek di dalamnya) baik secara

otomatis maupun melalui campur tangan manusia. Hal ini dapat terjadi pada berbagai

tingkat dan seringkali melibatkan teknologi digital (sensor, actuator, pengendali,

teknologi komunikasi).

Gambar 18. Contoh Panel Kinetik

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

25

Sumber : Google.com/images. Akses Pada Tanggal 25 Maret

Gambar 19. Kiefer Technic (Adaptive Façade) 2 Sumber : Google.com/image. Akses Pada Tanggal 25 Maret

Gambar 20. Kiefer Technic (Adaptive Façade) 3 Sumber : Google.com/images. Akses Pada Tanggal 25 Maret

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

26

2.2.4 Studi Kasus

Sebagian dari Gedung Olahraga yang ada di Jakarta adalah rencana

pembangunan dari Pemerintah DKI Jakarta, sehingga dari beberapa Gedung

Olahraga tersebut memiliki desain yang hampir serupa dan juga memiliki masalah

yang sama untuk pencahayaan alami dan sirkulasi udara alami yang tidak optimal

dan mengganggu kondisi ruang dalam GOR baik bagi pemain maupun penonton.

Contohnya sebagai berikut:

Gambar 21. GOR Sumber : Google.com/images. Akses Pada Tanggal 28 Maret

Dari survey beberapa GOR yang memiliki desain yang hampir serupa,

memiliki ukuran ruang dalam yang hampir serupa pula. Didalamnya terdapat

lapangan multifungsi untuk 4 jenis cabang olahraga yaitu Basket, Futsal, Voli dan

Bulutangkis serta ada ruangan lain untuk cabang olahraga lainnya seperti beladiri,

GOR GROGOL GOR OTISTA

GOR SOEMANTRI GOR TELKOM

GOR RAWAMANGUN GOR BULUNGAN

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

27

atletik dan sebagainya. Bangku penontonpun di sediakan dengan kapasitas lebih dari

200 penonton dan dimensi bangunan berkisar 50 x 55 m².

Gambar 22. Denah GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Akses masuk ke dalam lapangan juga harus melalui ruang yang biasanya

digunakan untuk briefing, penjualan tiket, ataupun hal lainnya dan ruang tersebut

juga berhubungan langsung dengan akses masuk utama pada bangunan. Sirkulasi

akses keluar masuk (pintu) pada gambar ditunjukkan oleh tanda panah.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

28

Akses Pintu Masuk

Gambar 23. Akses Pintu GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Dari hasil analisa masuknya sinar matahari langsung ke dalam ruangan

(lapangan) didapat bahwa sinar matahari itu membuat kondisi didalam ruangan jadi

tidak optimal bagi para olahragawan dan penonton dikarenakan cahaya tersebut

mengganggu olahraga yang berlangsung pada siang hari sepanjang matahari

menyinari bangunan tersebut, pandangan menjadi silau pada titik datangnya sinar

matahari langsung ke dalam ruangan terutama bagi para olahragawan yang sedang

bermain, sehingga jendelapun di halangi sesuatu seperti seng ataupun di cat warna

gelap yang membuat sinar matahari tidak terlalu menyilaukan. Hal ini berdampak

juga pada kondisi cahaya ruang dalam menjadi gelap sehingga pada siang haripun

ruangan menggunakan lampu (cahaya buatan) untuk penerangan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

29

Sumber Cahaya Matahari

Gambar 24. Sumber Sinar Matahari GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Pada titik A, B, D, G cahaya silau dari arah barat pada kisaran jam 15.00 –

17.00 dan juga membuat titik tersebut lebih panas. Titik C, F, H, I cahaya silau dari

arah timur dari jam 10.00 – 14.00. Sedangkan titik E yang berada di tengah lapangan

mendapat cahaya matahari langsung dari jam 07.00 – 17.00. Hal ini seharusnya bisa

menjadi sumber penerangan alami ke dalam ruang GOR dari pagi hingga sore hari

agar tidak mengganggu visual manusia yang berada didalam nya sehingga tidak perlu

lampu sebagai gantinya.

Analisa indeks besaran cahaya juga dilakukan pada titik-titik tertentu didalam

ruang, menganalisa berapa besaran cahaya jika tidak menggunakan lampu dan

menggunakan lampu pada siang hari dan sore hari jam 12.00 dan 16.00 waktu

setempat.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

30

Gambar 25. Titik Besaran Cahaya (Lux) GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Tabel 2. Titik Besaran Cahaya (Lux)

Titik Pencahayaan JAM 12.00 JAM 16.00

Tanpa Lampu Dengan Lampu Tanpa Lampu Dengan Lampu

A 58 86 65 93

B 30 72 41 83

C 33 74 43 84

D 41 115 50 124

E 16 192 24 200

F 21 160 27 166

G 35 290 46 321

H 15 265 24 274

I 20 210 28 218

J 45 140 53 148

K 15 230 22 237

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

31

Titik Pencahayaan JAM 12.00 JAM 16.00

Tanpa Lampu Dengan Lampu Tanpa Lampu Dengan Lampu

L 31 132 36 137

M 44 75 52 83

N 30 156 38 164

O 54 85 61 92

Sumber : Data Olahan Pribadi

Dari hasil yang didapatkan terlihat perbedaan besaran cahaya alami yang

masuk pada siang hari dari jam 12.00 – 16.00 sangat minim, jika ruangan tidak

menggunakan lampu dan digunakan untuk memulai aktivitas kondisi akan tidak

memungkinkan untuk penglihatan visual yang baik pada akhirnya digunakan cahaya

buatan (lampu) yang menggunakan energi berlebih.

Bukaan jendela seharusnya menjadi jalur utama sirkulasi udara alami terhadap

ruang dalam GOR, sebagian menggunakan jendela hidup dan sebagian lagi

menggunakan jendela mati, hal ini juga dibutuhkan oleh olahragawan karena penting

bagi mereka untuk medapatkan oksigen yang cukup ketika olahraga tetapi

dikarenakan bukaan jendela tersebut menjadi sumber silau dari sinar matahari

terhadap ruang dalam maka jendela tersebut ditutup dan tidak berfungsi sebagai jalur

sirkulasi udara alami sehingga sirkulasi udara menjadi tidak optimal dan masuknya

melewati pintu yang dibuka.

Gambar 26. Sumber Sirkulasi Udara GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

32

Titik A, B, C, D, E, F adalah pintu sebagai jalur sirkulasi dimana titik tersebut

juga menjadi jalur sirkulasi udara alami sebagai pengganti jendela.

Data eksisting :

• Kelembaban didalam GOR pada jam 12.00-16.00 berkisar antara 56,5 %RH –

57,4 %RH

• Suhu pada jam 12.00-16.00 berkisar antara 31°C (88°F) – 32°C (89°F)

• Kecepatan angin pada jam 12.00-16.00 hanya 1 m/s -2 m/s

Kesimpulan yang didapat dari hasil survey GOR adalah kondisi ruang dalam

GOR terbilang tidak cukup baik bagi para olahragawan dan orang-orang yang berada

didalamnya. Ketika bermain pada siang hari sinar matahari langsung masuk ke dalam

GOR membuat silau yang mengganggu aktivitas yang sedang terjadi didalamnya

(mengganggu kondisi visual) sehingga bukaan jendela yang ada harus di tutup dan

akhirnya menggunakan lampu (cahaya buatan) pada siang hari hal ini berakibat juga

pada sirkulasi udara yang masuk ke dalam GOR, kecepatan angin sangat rendah

sehingga GOR menjadi panas dan pengap dan beberapa GOR mengatasinya dengan

menggunakan AC (penghawaan buatan).

Gambar 27. Kondisi GOR Grogol Pada Siang Hari Sumber : Data Olahan Pribadi

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

33

Gambar 28. Bukaan Jendela Ditutup Seng Pada GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Gambar 29. Jendela Di Cat Gelap Pada GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

34

Gambar 30. Sumber Silau Pada GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Gambar 31. Sumber Silau 2 Pada GOR Grogol Sumber : Data Olahan Pribadi

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

35

Tabel 3. Kesimpulan Kondisi Ruang Didalam GOR Grogol

GOR

Termal

Visual (Siang Hari)

Nyaman Kurang Tidak Nyaman Kurang Tidak

GROGOL

OTISTA

BULUNGAN

RAWAMANGUN

TELKOM

SOEMANTRI

Sumber : Data Olahan Pribadi

NB :

• Kondisi Termal yang disebutkan adalah jika tidak menggunakan penghawaan

buatan, maksud dari nyaman atau tidaknya tersebut adalah bagaimana kondisi

didalam masing-masing bangunan, pengap dan kurangnya sirkulasi udara ke

dalam bangunan.

• Konidisi Visual yang disebutkan adalah jika tidak menggunakan pencahayaan

buatan pada siang hari, maksud dari nyaman attau tidaknya tersebut adalah

bagaimana kondisi didalam masing-masing bangunan, bagaimana tingkat silau

dan cahaya tersebut mengganggu aktivitas didalam bangunan.

• Jika masing-masing GOR menggunakan cahaya buatan (lampu) itu sudah

sangat cukup untuk membuat kenyamanan visual bagi pemain maupun

penonton.

Kesimpulan yang didapat, jika bangunan olahraga tidak di desain dengan

memperhatikan variabel terkait seperti besaran cahaya matahari dan kecepatan udara

alami yang masuk ke dalam bangunan, maka kondisi didalam bangunan akan

mengganggu kegiatan didalamnya, terutama visual.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

36

2.3 State Of The Art

Tabel 4. State of The Art

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

1.

Towards an

Intelligent

Architecture

Creating Adaptive

Building Systems for

Inhabitation

Andrew John

Wit 2014

"Rumah Sehari" adalah

langkah pertama dalam

proses berpikir cepat

perumahan darurat melalui

integrasi-bahan cerdas dan

sistem beradaptasi cerdas.

Melalui penyederhanaan dari

bahan baru dan penciptaan

fabrikasi cerdas metodologi,

penulis bertujuan untuk

mengimbangi biaya yang

lebih tinggi dari bahan dan

teknologi canggih melalui

minimalisasi bahan,

tenaga kerja, infrastruktur dan

jangka panjang keseluruhan

lingkungan dan biaya energi.

Fokus bukan pada gerakan

arsitektur formal tetapi lebih

pada bagaimana "bentuk"

dapat dihasilkan melalui

lingkungan, proyek akan terus

mempertanyakan gagasan

saat ini benar "bentuk" dari

bangunan melalui pengujian

bahan dan sistem siapa

"bentuk" memiliki

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

37

kemampuan untuk

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

beradaptasi dengan

lingkungan internal dan

eksternal.Dengan penelitian

awal difokuskan pada

pengembangan desain, bahan,

sistem serta bahasa desain

parametrik untuk prototipe

2.

RE-SKINNING:

PERFORMANCE-

BASED DESIGN

AND FABRICATION

OF BUILDING

FACADE

COMPONENTS:

Design Computing,

Analytics and

Prototyping

Ajla Aksamija,

PhD, LEED AP

BD+C, CDT

Todd Snapp,

AIA, LEED AP

Michael Hodge,

MARCH,

AAIA,

ACADIA

Ming Tang,

LEED AP

BD+C

2012

Perkembangan baru dalam

alat komputasi canggih dan

metode menawarkan cara

yang belum pernah terjadi

sebelumnya untuk eksplorasi

dan evaluasi desain. Desain

berbasis kinerja yang

mengintegrasikan simulasi

dan analisis lingkungan

dalam proses desain memiliki

keuntungan lebih dari metode

desain tradisional, karena

memungkinkan desain yang

berulang tertentu untuk

dievaluasi terhadap solusi

yang berbeda. Juga, teknik

fabrikasi digital

memungkinkan penciptaan

prototipe fisik, yang dapat

digunakan untuk

mengevaluasi Konstruksi

gedung, perilaku material dan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

38

seleksi serta kualitas estetika.

Upaya bersama ini antara

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

praktek desain dan lembaga

akademis dapat menjadi

model untuk kegiatan

penelitian kolaboratif, karena

secara khusus ditujukan ide-

ide baru dan metode untuk

mengintegrasikan praktek,

penelitian dan pendidikan

teknologi. Rekomendasi dari

kerjasama ini adalah:

• Kedua praktek desain dan

institusi akademik manfaat

dari terlibat dalam penelitian

kolaborasi

• Manfaat untuk latihan

adalah bahwa pendekatan

desain, teknologi dan metode

desain komputasi muncul

dapat dieksplorasi dalam

kaitannya dengan proyek

yang nyata

• Manfaat bagi lembaga

akademik adalah bahwa jenis

kolaborasi menjembatani

kesenjangan antara profesi

dan penelitian / lembaga

pendidikan dan menyediakan

platform yang sangat baik

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

39

untuk belajar dan koneksi ke

praktek efektif.

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

3.

EFISIENSI ENERGI

DALAM RANCANGAN

BANGUNAN

Energy Efficiency in

Building Design

Teti Handayani 2010

Dari pembahasan di atas dapat

disimpulkan bahwa penggunaan

energi pada bangunan banyak

dipengaruhi oleh faktor iklim,

kualitas lingkungan di sekitar

bangunan, arah hadap bangunan,

denah bangunan, dan bahan

bangunan. Dengan konsep

rancangan yang tepat maka

bangunan dapat memodifikasi

iklim luar yang tidak nyaman

menjadi iklim ruang yang

nyaman tanpa banyak

mengkonsumsi energi listrik,

yaitu dengan menghadapkan

bangunan ke arah utara atau

selatan yang lebih sedikit

mendapat paparan sinar

matahari, meminimalkan sekat

dalam ruangan, memperbesar

volume ruangan, membuat

ventilasi silang, skylight,

menggunakan bahan batu bata

sebagai dinding, serta

memperhatikan perbandingan

ruang terbangun dengan ruang

terbuka hijau.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

40

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

4.

BUILDING

SIMULATIONS AND

HIGH-

PERFORMANCE

BUILDINGS

RESEARCH:

Use of Building

Information Modeling

(BIM) for Integrated

Design and

Analysis

Ajla Aksamija,

PhD, LEED AP

BD+C, CDT

2013

Terdapat 2 metode yang biasa

digunakan ketika dalam

menganalisa suatu bangunan :

•Metode Tradisional, memiliki

kekurangan karena (1) biasanya

analisa didasarkan oleh asumsi

dimana dapat menghasilkan

analisa yang tidak akurat; (2)

memaksakan sebuah estetika

tanpa mempertimbangkan

dampak performa yang

dihasilkan; dan (3) tidak adanya

pengukuran atau perbandingan

performa untuk solusi desain

tertentu.

•Building Perfomance-Based

Design Method, memiliki

kemampuan untuk

memperkirakan dampak pada

solusi desain dikarenakan, (1)

pengukuran performa diteliti

dengan data yang aktual; (2)

menggunakan model bangunan

yang detail untuk disimulasikan,

analisa dan memprediksi

perilaku dari sistem tersebut;

dan (3) dapat menghasilkan

evaluasi dari beberapa alternatif

desain.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

41

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

5.

KINERJA

PENERAPAN MODEL

JENDELA ADAPTIF

PADA BANGUNAN

RUMAH TINGGAL

SEDERHANA DI

MALANG

Erdwiansa

Rachmad 2013

Kinerja Jendela Adaptif dapat

mendekati kenyamanan termal

dalam memaksimalakan

tanggapan terhadap kelembaban.

Kinerja Jendela Adaptif dapat

menurunkan kelembaban

sebesar 1,92% pada Musim

Kemarau 2013. Hal ini

merupakan bukti dari kinerja

Jendela Adaptif. Namun

terdapat kekurangan dari Jendela

Adaptif ini. Dimana kelembaban

pada pukul 12 siang kinerja

dalam menurunkan kelembaban

menurun. Bila dibandingkan

dengan Jendela Non-Adaptif,

pada pukul 12 siang dapat

menurunkan kelembaban.

Sedangkan pada Jendela Adaptif

menghasilkan kinerja yang

berlawan, dimana kelembaban

menjadi naik. Dalam hal termal

suhu, kinerja Jendela Adaptif

kurang dapat mendekati

kenyamanan dalam

memaksimalakan tanggapan

terhadap suhu. Kinerja

menurunkan suhu dibandingkan

dengan Jendela Non-Adaptif

hanya sebesar 0,300 C. Tetapi,

dengan jangkauan zona nyaman

sebesar 50 C, dapat meluas 2,50

C keatas dan kebawah

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

42

(Szokolay, 1997), maka jendela

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

ini masih dalam kinerja yang

tapat mendekati kenyamanan

termal. Namun terdapat

kekurangan dari Jendela Adaptif

ini. Dimana suhu pada pukul 8

pagi hingga pukul 1 siang

kinerja dari Jendela Adaptif ini

menurun. Bila dibandingkan

dengan Jendela Non-Adaptif,

Jendela Adaptif menghasilkan

kinerja yang berlawan. Dimana

suhu menjadi naik. Dari hasil

yang ditunjukan secara

keseluruhan, kinerja Jendela

Adaptif bisa dikatakan dapat

mendekati kenyamanan termal,

khususnya pada musim

kemarau. Secara keseluruhan

dapat menurunkan kelembaban

dan suhu. Selain itu, kinerja

Jendela Adaptif juga dapat

mempertahankan kelembaban

dan suhu dari pergerakan

perubahan kelembaban dan suhu

yang ekstrim. Perubahan rasio

Jendela Adaptif dapat dilakukan

dengan menambah hingga 20%

dari rasio Jendela Adaptif. Hal

ini akan menurunkan suhu 0,100

C pada rasio 60% dan

menurunkan suhu 0,200 C pada

rasio 70% dibandingkan dengan

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

43

rasio 50%. Terdapat catatan

pada perubahan rasio Jendela

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

Adaptif. Yaitu dimana saat

terdapat matahari suhu yang

yang dihasilkan berbanding

terbalik dibandingkan dengan

pada saat tidak terdapat

matahari. Bisa dikatakan,

apabila rasio semakin besar,

maka kenaikan suhu pada saat

terdapat matahari semakin

tinggi, dan pada saat tidak

terdapat matahari mengalami

penurunan suhu. Jendela Adaptif

sangat tanggap terhadap

pergerakan matahari. Dapat

menurunkan suhu pada siang

hari pada pukul 7 sampai 5 sore.

Penurunan ini disesuaikan

dengan arah hadap Jendela

Adaptif, dimana pengaruh

matahari sangat kuat. Hal ini

bisa dimanfaatkan sesuai dengan

kebutuhan penghuni rumah yang

menerpakan Jendela Adaptif.

Hal ini merupakan bukti dari

kinerja Jendela Adaptif. Namun

terdapat kekurangan dari Jendela

Adaptif ini. Dimana kelembaban

pada pukul 12 siang kinerja

dalam menurunkan kelembaban

menurun. Bila dibandingkan

dengan Jendela Non-Adaptif,

pada pukul 12 siang dapat

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

44

menurunkan kelembaban.

No. Judul Penulis Tahun Kesimpulan

Sedangkan pada Jendela Adaptif

menghasilkan kinerja yang

berlawan, dimana kelembaban

menjadi naik. Dalam hal termal

suhu, kinerja Jendela Adaptif

kurang dapat mendekati

kenyamanan dalam

memaksimalakan tanggapan

terhadap suhu.

Sumber : E-journal

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

45

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... · Gambar 6. Basketball Sumber ... perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di

46