PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN...

99
PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN DESAIN ARSITEKTUR ANALOGI Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Proyek Akhir Arsitektur Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Arsitektur pada Prodi Teknik Arsitektur Universitas Negeri Semarang Disusun Oleh : Dinny Budihartoyo Putri 5112414016 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Transcript of PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN...

Page 1: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

PEKALONGAN BASKETBALL CENTER

DENGAN PENDEKATAN DESAIN ARSITEKTUR ANALOGI

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)

Proyek Akhir Arsitektur

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Arsitektur

pada Prodi Teknik Arsitektur Universitas Negeri Semarang

Disusun Oleh :

Dinny Budihartoyo Putri

5112414016

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

ii

Page 3: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

iii

Page 4: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

iv

Page 5: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

(LP3A) Tugas Akhir Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan Desain

Arsitektur Analogi ini dengan baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan

apapun yang mungkin dapat mengganggu proses penyusunan LP3A.

LP3A ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan akademik di

Universitas Negeri Semarang serta landasan dasar untuk merencanakan desain

Pekalongan Basketball Center nantinya. Judul Proyek Akhir yang penulis pilih

adalah ”Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan Desain Arsitektur

Analogi”.

Dalam penulisan LP3A ini tidak lupa penulis untuk mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing serta

mengarahkan sehingga penulisan LP3A ini dapat terselesaikan dengan baik.

Ucapan terimakasih saya tujukan kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, serta

kekuatan sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum, selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Uniersitas

Negeri Semarang.

4. Bapak Aris Widodo, S.Pd., M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

Universitas Negeri Semarang.

5. Bapak Ir. Didik Nopianto Agung Nugradi, M.T., selaku Koor. Prodi Teknik

Arsitektur Universitas Negeri Semarang.

6. Bapak Andi Purnomo, S.T., M.A selaku dosen pembimbing yang

memberikan masukan, arahan, bimbingan, masukan dan persetujuan

dalam penyusunan Tugas Akhir ini dengan penuh keikhlasan dan

ketabahan dalam membantu memperlancar Tugas Akhir.

7. Bapak Ir. Eko Budi Santoso, MT selaku dosen penguji 1 yang memberikan

masukan dalam penyusunan Tugas Akhir.

8. Bapak M. Fathoni Setiawan, ST, MT selaku dosen penguji 2 yang

memberikan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir.

Page 6: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

vi

Page 7: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

vii

ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur

Analogi”

Oleh: Dinny Budihartoyo Putri

Program Studi Teknik Arsitektur, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

2018

Olahraga bola basket sangat berkembang dan digemari hampir di seluruh dunia,

termasuk Indonesia, khusus nya di kota Pekalongan. Pekalongan memiliki 4 SMA Negeri

dan beberapa SMA Swasta yang berprestasi dalam bidang olahraga basket. Pekalongan

sendiri telah memiliki beberapa team club yang sudah sering mengikuti kejuaraan umum

tingkat provinsi, club ini cukup memajukan dunia basket di Kota Pekalongan. Prestasi

harus didukung dengan fasilitas yang mewadahi yaitu berupa pusat olahraga bola

basket. Di kota Pekalongan fasilitas yang sejenis yaitu Gor Jatayu. Namun, Gor Jatayu

ini tidak hanya digunakan untuk olahraga bola basket saja, akan tetapi olahrga lain,

konser atau pameran pun menggunakan gor ini yang mengakibatkan kerusakan

dibeberapa sisi. Sementara yang dibutuhkan oleh atlet adalah sebuah fasilitas khusus

untuk olahraga bola basket. Pekalongan Basketball Center nantinya dirancang sesuai

standar dan dapat mewadahi kebutuhan atletnya maupun kebutuhan saat

penyelengaraan event dengan gaya arsitektur analogi.

Selanjutnya pada perencanaan dan perancangan “Pekalongan Basketball Center

dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”, penulis melakukan proses pengumpulan

data, serta melakukan pencarian tapak yang berakhir pada pemilihan dan didapatkan

satu tapak terpilih yaitu tapak terletak di Jalan Pramuka, Kecamatan Pekalongan Barat,

Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51117. Setelah data yang dibutuhkan dan tapak terpilih

didapatkan, langkah selanjutnya yaitu proses analisa. Selama proses analisa,

pendekatan desain arsitektur yang digunakan adalah arsitektur analogi. Analisa yang

dilakukan terbagi ke dalam 5 (lima) aspek perencanaan dan perancangan arsitektur yaitu

aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek teknis, aspek kinerja, dan aspek arsitektural.

Kata kunci : Aspek Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, arsitektur analogi,

Basketball Center, Kota Pekalongan.

Page 8: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Permasalahan ............................................................................................. 2

1.2.1. Permasalahan Umum ....................................................................... 2

1.2.2. Permasalahan Khusus ..................................................................... 2

1.3. Tujuan dan Sasaran .................................................................................... 3

1.3.1. Tujuan .............................................................................................. 3

1.3.2. Sasaran ............................................................................................ 3

1.4. Manfaat ....................................................................................................... 3

1.5. Lingkup Pembahasan .................................................................................. 4

1.5.1. Ruang Lingkup Substansial .............................................................. 4

1.5.2. Ruang Lingkup Spasial .................................................................... 4

1.6. Metode Pembahasan .................................................................................... 4

1.6.1. Data Primer ...................................................................................... 4

1.6.2. Data Sekunder ................................................................................. 4

1.6.2.1. Pemilihan Lokasi dan Tapak ............................................. 5

1.6.2.2. Program Ruang ................................................................ 5

1.6.2.3. Penekanan Desain Arsitektur ........................................... 6

1.7. Keaslian Penulis .......................................................................................... 7

1.8. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 7

1.9. Alur Pikir ...................................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Basketball Center ....................................................................... 10

2.1.1. Basketball ........................................................................................ 10

2.1.2. Center .............................................................................................. 10

Page 9: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

ix

2.1.3. Basketball Center ............................................................................. 10

2.2. Sejarah Bola Basket .................................................................................... 10

2.2.1. Sejarah Bola Basket di Dunia ........................................................... 10

2.2.2. Sejarah Bola Basket di Indonesia ..................................................... 11

2.3. Peraturan Resmi Olahraga Bola Basket Menurut FIBA ................................ 12

2.3.1. Pemain ............................................................................................. 13

2.3.2. Petugas Lapangan ........................................................................... 13

2.3.3. Lapangan ......................................................................................... 13

2.4. Klasifikasi Bangunan GOR Menurut SNI ...................................................... 18

2.4.1. Klasifikasi dan Penggunaan GOR .................................................... 18

2.4.2. Ukuran Minimal GOR dalam Meter ................................................... 19

2.5. Persyaratan dan Standar Bangunan GOR Menurut SNI .............................. 19

2.5.1. Fasilitas Penunjang .......................................................................... 19

2.5.1.1. Ruang ganti atlet .............................................................. 19

2.5.1.2. Ruang ganti pelatih dan wasit ........................................... 19

2.5.1.3. Ruang pijat ....................................................................... 20

2.5.1.4. Ruang P3K ....................................................................... 20

2.5.1.5. Ruang pemanasan ........................................................... 20

2.5.1.6. Ruang latihan beban ........................................................ 21

2.5.1.7. Toilet penonton ................................................................. 22

2.5.1.8. Kantor pengelola .............................................................. 22

2.5.1.9. Gudang ............................................................................ 23

2.5.1.10. Ruang panel ..................................................................... 23

2.5.1.11. Ruang mesin .................................................................... 23

2.5.1.12. Ruang kantin .................................................................... 23

2.5.1.13. Ruang pos keamanan ...................................................... 23

2.5.1.14. Ruang tiket box ................................................................ 23

2.5.1.15. Ruang pers ....................................................................... 23

2.5.1.16. Ruang VIP ........................................................................ 24

2.5.1.17. Tempat parkir ................................................................... 24

2.5.1.18. Toilet penyandang cacat .................................................. 24

2.5.2. Kompartemenisasi Penonton ........................................................... 25

2.5.3. Tata Warna ...................................................................................... 25

2.5.4. Tata Udara ....................................................................................... 25

2.5.5. Sirkulasi Pengunjung ........................................................................ 26

Page 10: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

x

2.5.6. Tata Cahaya ..................................................................................... 26

2.6. Komponen Bangunan .................................................................................. 27

2.6.1. Tribun ............................................................................................... 27

2.6.2. Tempat Duduk .................................................................................. 29

2.6.3. Tangga ............................................................................................. 30

2.6.4. Lantai ............................................................................................... 31

2.6.5. Dinding Arena .................................................................................. 31

2.6.6. Pintu, Penerangan dan Ventilasi Pintu ............................................. 32

2.7. Studi Banding .............................................................................................. 33

2.7.1. Knight Stadium Semarang ................................................................ 32

2.7.2. DBL Academy Basketball School Surabaya ..................................... 46

2.7.3. Staples Center ................................................................................. 60

2.8. Pendekatan Desain Arsitektur Analogi ......................................................... 62

2.8.1. Pengertian Analogi dalam Arsitektur ................................................. 62

2.8.1.1. Analogi Menurut Karina Moraes Zarzar ............................ 63

2.8.1.2. Analogi Menurut Chris Abel .............................................. 63

2.8.1.3. Analogi Menurut Geoffrey Broadbent ................................ 64

2.8.1.4. Analogi Menurut Donna P. Duerk ..................................... 65

2.8.1.5. Analogi Menurut Wayne O. Attos ...................................... 66

2.9. Contoh Karya Bangunan dengan Pendekatan Desain Analogi .................... 68

2.9.1. Menara Eiffel, Prancis ...................................................................... 68

2.9.2. Ronchamp Chapel – Le Corbuzier ................................................... 69

2.9.3. Bir Nest Stadium, Beijing China ........................................................ 70

2.9.4. Turning Tarso, Swedia ..................................................................... 70

2.9.5. Montjuic Communication Tower ....................................................... 71

BAB III TINJAUAN LOKASI

3.1. Tinjauan Umum Kota Pekalongan ............................................................... 72

3.2. Topografi dan Kelerengan/Kemiringan Lahan .............................................. 74

3.3. Klimatologi dan Curah Hujan ....................................................................... 74

3.4. Rencanan Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan ....................................... 74

3.5. Gambaran Tapak ......................................................................................... 81

3.5.1. Rencana Tapak 1 ............................................................................. 81

3.5.2. Rencana Tapak 2 ............................................................................. 83

3.5.3. Rencana Tapak 3 ............................................................................. 85

3.6. Penilaian Tapak ........................................................................................... 87

Page 11: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xi

3.7. Tapak Terpilih .............................................................................................. 88

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1. Aspek Kontekstual ...................................................................................... 93

4.1.1. Kondisi Existing Tapak ..................................................................... 93

4.1.2. Analisa Potensi Tapak ....................................................................... 106

4.1.3. Analisa Permasalahan Tapak ............................................................ 107

4.2. Aspek Fungsional ....................................................................................... 107

4.2.1. Analisa Kapasitas Keruangan .......................................................... 108

4.2.1.1. Pendekatan Kapasitas Penonton Olahraga Bola Basket .. 108

4.2.2. Pelaku Kegiatan Olahraga Bola Basket ............................................ 108

4.2.3. Pengelompokkan Fasilitas Kegiatan Olahraga Bola Basket .............. 109

4.2.4. Kebutuhan Ruang Olahraga Bola Basket ......................................... 110

4.2.5. Pola dan Sirkulasi Kegiatan .............................................................. 112

4.2.6. Hubungan Ruang ............................................................................. 117

4.2.7. Organisasi Ruang ............................................................................. 118

4.2.8. Persyaratan Ruang .......................................................................... 122

4.2.9. Besaran Ruang ................................................................................ 123

4.3. Aspek Teknis ............................................................................................... 127

4.3.1. Sistem Pondasi ................................................................................ 127

4.3.2. Kolom ............................................................................................... 129

4.3.3. Sistem Rangka Atap ......................................................................... 131

4.4. Aspek Kinerja .............................................................................................. 131

4.4.1. Sistem Pencahayaan ....................................................................... 132

4.4.1.1. Pencahayaan Alami ......................................................... 132

4.4.1.2. Pencahayaan Buatan ....................................................... 132

4.4.2. Sistem Penghawaan ........................................................................ 134

4.4.2.1. Penghawaan Alami .......................................................... 134

4.4.2.2. Penghawaan Buatan ........................................................ 135

4.4.3. Jaringan Air Bersih ........................................................................... 138

4.4.4. Jaringan Air Kotor ............................................................................. 140

4.4.5. Jaringan Drainase ............................................................................ 140

4.4.6. Pengolahan Sampah ........................................................................ 140

4.4.7. Jaringan Listrik ................................................................................. 140

4.4.8. Sistem Penangkal Petir .................................................................... 141

4.4.9. Sistem Pemadam Kebakaran ........................................................... 143

Page 12: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xii

4.4.10. Sistem Komunikasi Ruang ............................................................... 145

4.4.11. Sistem Transportasi Vertikal ............................................................. 146

4.5. Aspek Arsitektural ........................................................................................ 147

4.5.1. Material Bangunan ........................................................................... 147

4.5.2. Pengaplikasian Arsitektur Analogi Simbolik dalam Desain ............... 149

4.5.2.1. Perencanaan Lansekap ..................................................... 149

4.5.2.2. Gubahan Massa ............................................................... 150

4.5.2.3. Fasad Bangunan .............................................................. 150

4.5.2.4. Sclupture .......................................................................... 152

4.5.2.5. Gerbang ........................................................................... 152

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 154

5.2. Saran .......................................................................................................... 158

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi dan penggunaan GOR ..................................................... 18

Tabel 2.2. Ukuran minimal gedung olahraga dalam meter ................................. 19

Tabel 2.3. Fasilitas tiap unit ruang ganti atlet ..................................................... 19

Tabel 2.4. Fasilitas tiap unit ruang ganti pelatih dan wasit ................................. 20

Tabel 2.5. Kelengkapan ruang pijat .................................................................... 20

Tabel 2.6. Kelengkapan ruang P3K ................................................................... 20

Tabel 2.7. Kelengkapan toilet penonton ............................................................. 22

Tabel 2.8. Kebutuhan luas gudang .................................................................... 23

Tabel 2.9. Kapasitas penonton .......................................................................... 25

Tabel 2.10. Tingkat Refleksi Dan Warna .............................................................. 25

Tabel 3.1. Pembagian wilayah administratif Kota Pekalongan ........................... 73

Tabel 3.2. Penilaian Tapak ................................................................................ 88

Tabel 4.1. Analisa Kebutuhan Ruang Atlet ......................................................... 110

Tabel 4.2. Analisa Kebutuhan Ruang Pelatih .................................................... 110

Tabel 4.3. Analisa Kebutuhan Ruang Wasit ........................................................ 111

Tabel 4.4. Analisa Kebutuhan Ruang Pengelola ................................................ 111

Tabel 4.5. Analisa Kebutuhan Ruang Pengunjung/Penonton ............................. 111

Tabel 4.6. Analisa Kebutuhan Ruang Servis ...................................................... 112

Tabel 4.7. Hubungan Ruang .............................................................................. 118

Tabel 4.8. Persyaratan Ruang ........................................................................... 122

Tabel 4.9. Presentase sirkulasi ........................................................................... 123

Tabel 4.10. Besaran Ruang Gor Utama ............................................................... 123

Tabel 4.11. Besaran Ruang Pengunjungpublik .................................................... 124

Tabel 4.12. Besaran Ruang Pengelola ................................................................ 125

Tabel 4.13. Besaran Ruang Penunjang ............................................................... 125

Tabel 4.14. Besaran Ruang Servis ...................................................................... 125

Tabel 4.15. Besaran Ruang Parkir ....................................................................... 126

Tabel 4.16. Besaran Ruang Keseluruhan ............................................................ 127

Page 14: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xiv

Tabel 5.1. Besaran Ruang Keseluruhan ............................................................ 155

Page 15: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Alur pikir ........................................................................................ 9

Gambar 2.1. Dr James Naismith ........................................................................ 11

Gambar 2.2. Posisi Petugas Lapangan .............................................................. 14

Gambar 2.3. Ukuran lengkap lapangan basket .................................................. 14

Gambar 2.4. Daerah bersyarat .......................................................................... 14

Gambar 2.5. Fungsi garis pada lapangan .......................................................... 16

Gambar 2.6. Papan pantul ................................................................................. 16

Gambar 2.7. Ring basket ................................................................................... 17

Gambar 2.8. Papan Informasi Pertandingan ....................................................... 17

Gambar 2.9. Shot clock atau jam 24 detik .......................................................... 18

Gambar 2.10. Contoh ruangan fitness ................................................................. 21

Gambar 2.11. Bagan Sirkulasi Pengunjung ......................................................... 26

Gambar 2.12. Tata Cahaya ................................................................................. 27

Gambar 2.13. Tribun Tipe Lipat ........................................................................... 28

Gambar 2.14. Tribun Tipe Tetap .......................................................................... 28

Gambar 2.15. Ukuran Pemisahan Arena Dan Tribun ........................................... 29

Gambar 2.16. Ukuran Tempat Duduk VIP dan Biasa ........................................... 30

Gambar 2.17. Tata letak tempat duduk tribun ...................................................... 30

Gambar 2.18. Dinding Arena ............................................................................... 32

Gambar 2.19. Knight Stadium Semarang ............................................................. 33

Gambar 2.20. Poliklinik ......................................................................................... 33

Gambar 2.21. Ruang Ganti .................................................................................. 34

Gambar 2.22. Toilet ............................................................................................. 34

Gambar 2.23. Ticketing ........................................................................................ 35

Gambar 2.24. Tribun ............................................................................................ 35

Gambar 2.25. Lapangan Knight Stadium ............................................................. 36

Gambar 2.26. Fitness Center ............................................................................... 36

Gambar 2.27. Store ............................................................................................. 36

Page 16: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xvi

Gambar 2.28. Tempat duduk wasit ...................................................................... 37

Gambar 2.29. Pintu masuk di ambil dari luar gor ................................................. 37

Gambar 2.30. Pintu masuk di ambil dari dalam gor .............................................. 37

Gambar 2.31. Pintu Keluar .................................................................................. 38

Gambar 2.32. Akses keluar dari tribun ................................................................. 38

Gambar 2.33. Lantai lapangan ............................................................................. 39

Gambar 2.34. Papan informasi ............................................................................. 39

Gambar 2.35. Papan jadwal pertandingan ........................................................... 39

Gambar 2.36. Pintu pemain ................................................................................. 40

Gambar 2.37. Lampu di dinding ........................................................................... 40

Gambar 2.38. Lampu sorot di atas ....................................................................... 40

Gambar 2.39. Pencahayan alami ......................................................................... 41

Gambar 2.40. Pencahayan alami ......................................................................... 41

Gambar 2.41. Penghawaan alami ........................................................................ 41

Gambar 2.42. Penghawaan buatan ..................................................................... 42

Gambar 2.43. Kolom ............................................................................................ 42

Gambar 2.44. Rangka atap .................................................................................. 42

Gambar 2.45. Ruang Satpam .............................................................................. 43

Gambar 2.46. Tempat Pembuangan Sampah ...................................................... 43

Gambar 2.47. Dapur ............................................................................................ 43

Gambar 2.48. Lubang asap ................................................................................. 44

Gambar 2.49. Saluaran Air Kotor ......................................................................... 44

Gambar 2.50. Pompa ........................................................................................... 44

Gambar 2.51. Lapangan Outdoor ........................................................................ 45

Gambar 2.52. Mekanikal dan Elektrikal ................................................................ 45

Gambar 2.53. DBL Arena .................................................................................... 46

Gambar 2.54. Kapasitas Tribun ........................................................................... 47

Gambar 2.55. Potongan A ................................................................................... 48

Gambar 2.56. Potongan B .................................................................................... 49

Gambar 2.57. Potongan C .................................................................................... 50

Page 17: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xvii

Gambar 2.58. Potongan D .................................................................................... 51

Gambar 2.59. Potongan E ................................................................................... 52

Gambar 2.60. Potongan F ................................................................................... 53

Gambar 2.61. Graha Pena Jawa Pos .................................................................. 54

Gambar 2.62. Hall DBL ........................................................................................ 54

Gambar 2.63. DBL Store dari luar ........................................................................ 55

Gambar 2.64. DBL Store dari dalam .................................................................... 55

Gambar 2.65. Lapangan DBL .............................................................................. 56

Gambar 2.66. Tribun ............................................................................................ 56

Gambar 2.67. Tribun ............................................................................................ 56

Gambar 2.68. Toilet ............................................................................................. 57

Gambar 2.69. Toilet ............................................................................................. 57

Gambar 2.70. Hydrant ......................................................................................... 58

Gambar 2.71. Tempat duduk wasit ...................................................................... 58

Gambar 2.72. Pintu masuk .................................................................................. 59

Gambar 2.73. Pintu keluar ................................................................................... 59

Gambar 2.74. Ramp ............................................................................................ 59

Gambar 2.75. Parkiran.......................................................................................... 60

Gambar 2.76. Ducting .......................................................................................... 60

Gambar 2.77. Staples Center .............................................................................. 61

Gambar 2.78. Staples Center tampak luar ........................................................... 61

Gambar 2.79. Area dalam Staples Center ........................................................... 61

Gambar 2.80. Tempat duduk penilai .................................................................... 62

Gambar 2.81. Premium Tables and Lounge ........................................................ 62

Gambar 2.82. Premium Tables and Lounge ........................................................ 62

Gambar 2.83. Contoh Analogi Langsung ............................................................. 65

Gambar 2.84. Contoh Analogi Personal ............................................................... 65

Gambar 2.85. Contoh Analogi Simbolik ............................................................... 66

Gambar 2.86. Contoh Analogi Fantasi ................................................................. 66

Gambar 2.87. Menara Eiffel ................................................................................ 68

Page 18: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xviii

Gambar 2.88. Ronchamp Chapel ........................................................................ 69

Gambar 2.89. Bird Nest Stadium ......................................................................... 70

Gambar 2.90. Turning Torso ................................................................................ 70

Gambar 2.91. Montjuic Communication Tower .................................................... 71

Gambar 3.1. Peta orientasi Kota Pekalongan .................................................... 72

Gambar 3.2. Peta administratif Kota Pekalongan ............................................... 73

Gambar 3.3. Peta Rencana Pola Ruang Kota Pekalongan ................................ 74

Gambar 3.4. Peta Kawasan Strategis Kota Pekalongan .................................... 75

Gambar 3.5. Alternatif Tapak 1 .......................................................................... 82

Gambar 3.6. Kondisi tapak 1 .............................................................................. 83

Gambar 3.7. Perumahan depan tapak ............................................................... 83

Gambar 3.8. Alternatif Tapak 2 .......................................................................... 83

Gambar 3.9. Jalan masuk perumahan ............................................................... 84

Gambar 3.10. Kondisi tapak ................................................................................. 85

Gambar 3.11. Kondisi sungai ............................................................................... 85

Gambar 3.12. Alternatif Tapak 3 .......................................................................... 86

Gambar 3.13. Kondisi tapak 3 .............................................................................. 87

Gambar 3.14. Kondisi depan tapak 3 ................................................................... 87

Gambar 3.15. Tapak Terpilih ............................................................................... 89

Gambar 3.16. Kondisi existing tapak .................................................................... 90

Gambar 3.17. Tapak ............................................................................................ 91

Gambar 3.18. Tapak ............................................................................................ 92

Gambar 4.1. Tampak Udara Tapak Terpilih ....................................................... 93

Gambar 4.2. Tapak ............................................................................................ 94

Gambar 4.3. Bangunan Penunjang .................................................................... 95

Gambar 4.4. Analisa aksesibilitas pada tapak .................................................... 97

Gambar 4.5. Sinar matahari pada tapak ............................................................ 98

Gambar 4.6. Analisa sinar matahari ................................................................... 99

Gambar 4.7. Arah angin pada tapak .................................................................. 100

Gambar 4.8. Analisa arah angin ........................................................................ 101

Page 19: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xix

Gambar 4.9. Kebisingan pada tapak .................................................................. 102

Gambar 4.10. Analisa kebisingan ........................................................................ 103

Gambar 4.11. Vegetasi pada tapak ...................................................................... 104

Gambar 4.12. Analisa Vegetasi pada tapak ......................................................... 104

Gambar 4.13. Zonning ......................................................................................... 106

Gambar 4.14. Sirkulasi Linier ............................................................................... 113

Gambar 4.15. Sirkulasi Radial ............................................................................. 113

Gambar 4.16. Sirkulasi Spiral .............................................................................. 113

Gambar 4.17. Sirkulasi Network ........................................................................... 113

Gambar 4.18. Sirkulasi Grid ................................................................................. 114

Gambar 4.19. Pola dan sirkulasi kegiatan atlet .................................................... 114

Gambar 4.20. Pola dan sirkulasi kegiatan pelatih ................................................ 115

Gambar 4.21. Pola dan sirkulasi kegiatan wasit ................................................... 115

Gambar 4.22. Pola dan sirkulasi kegiatan pengelola ........................................... 115

Gambar 4.23. Pola dan sirkulasi kegiatan pengunjung (penonton) ...................... 116

Gambar 4.24. Pola dan sirkulasi kegiatan pengunjung (tamu undangan) ........... 116

Gambar 4.25. Pola dan sirkulasi kegiatan pengunjung (wartawan) ...................... 116

Gambar 4.26. Pola dan sirkulasi kegiatan servis .................................................. 116

Gambar 4.27. Ruang dalam ruang ....................................................................... 117

Gambar 4.28. Ruang yang saling berkaitan ......................................................... 117

Gambar 4.29. Ruang yang bersebelahan ............................................................ 117

Gambar 4.30. Ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama ............................. 118

Gambar 4.31. Organisasi ruang terpusat ............................................................. 119

Gambar 4.32. Organisasi ruang linier .................................................................. 119

Gambar 4.33. Organisasi ruang radial ................................................................. 120

Gambar 4.34. Organisasi ruang cluster ............................................................... 120

Gambar 4.35. Organisasi ruang grid .................................................................... 121

Gambar 4.36. Organisasi ruang ........................................................................... 121

Gambar 4.37. Pondasi Tiang Pancang ................................................................. 127

Gambar 4.38. Pondasi Sumuran .......................................................................... 128

Page 20: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xx

Gambar 4.39. Pondasi Footplate ......................................................................... 129

Gambar 4.40. Struktur kolom beton ..................................................................... 130

Gambar 4.41. Struktur kolom baja ....................................................................... 131

Gambar 4.42. Lampu pijar ................................................................................... 132

Gambar 4.43. Lampu hologen ............................................................................. 132

Gambar 4.44. Lampu TL ...................................................................................... 133

Gambar 4.45. Lampu LED ................................................................................... 134

Gambar 4.46. AC Split Wall ................................................................................. 135

Gambar 4.47. AC Standing Floor ......................................................................... 136

Gambar 4.48. Air Curtain ..................................................................................... 136

Gambar 4.49. Ceiling Cassette ............................................................................. 137

Gambar 4.50. Ceiling Universal ........................................................................... 137

Gambar 4.51. Sketsa Peletakkan AC Ceiling Cassette ........................................ 138

Gambar 4.52. Sketsa Peletakkan AC Ceiling Universal ....................................... 138

Gambar 4.53. Sistem sambungan langsung ........................................................ 138

Gambar 4.54. Sistem tangki atap ......................................................................... 139

Gambar 4.55. Sistem tangki tekan ....................................................................... 139

Gambar 4.56. Skema penangkal petir Faraday .................................................... 141

Gambar 4.57. Penangkal petir radioaktif .............................................................. 141

Gambar 4.58. Penangkal petir elektrostatis ......................................................... 142

Gambar 4.59. Skema Sistem Fire Alarm .............................................................. 143

Gambar 4.60. Skema Sistem Sprinkler Air ........................................................... 144

Gambar 4.61. Ilustrasi fire extinguisher ................................................................. 144

Gambar 4.62. Ilustrasi indoor hydrant .................................................................. 145

Gambar 4.63. Ilustrasi outdoor hydrant ................................................................ 145

Gambar 4.64. Sistem Komunikasi Ruang ............................................................ 146

Gambar 4.65. Tangga untuk 2 dan 3 Orang ......................................................... 146

Gambar 4.66. Konstruksi lantai elastis tidak fleksibel ........................................... 147

Gambar 4.67. Lapisan lantai lapangan indoor ...................................................... 147

Gambar 4.68. Batu bata ....................................................................................... 148

Page 21: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

xxi

Gambar 4.69. Alumunium Composite Panel ........................................................ 148

Gambar 4.70. Motif bola basket ........................................................................... 149

Gambar 4.71. Overhead pass .............................................................................. 150

Gambar 4.72. Batik parang rusak ........................................................................ 151

Gambar 4.73. Sketsa sclupture utama ................................................................. 152

Gambar 4.74. Sketsa sclupture pendukung ......................................................... 152

Gambar 4.75. Teknik memegang bola dan piala .................................................. 152

Gambar 4.76. Gerbang main entrance ................................................................. 153

Gambar 4.77. Gerbang second entrance ............................................................. 153

Gambar 5.1. Zonning ......................................................................................... 155

Page 22: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Olahraga bola basket sangat berkembang dan digemari hampir di

seluruh dunia, termasuk Indonesia. Olahraga yang sempat tidak populer di

Indonesia ini mengalami perkembangan pesat beberapa tahun terakhir.

Menurut Komisioner Liga Bola Basket Nasional (NBL), Azrul Ananda,

dahulu, ketika masih IBL (Indonesian Basketball League), penonton hanya

sekitar 35 ribu dalam satu tahun. Ketika di ambil alih, NBL musim 2013-

2014 lalu penontonnya mencapai 160 ribu. Segala upaya dilakukan dalam

perkembangan olahraga bola basket yang sudah terbukti melalui

peningkatan animo penonton dan antusias peserta dalam berbagai macam

pertandingan yang diselenggarakan (CNN Indonesia, 2014). Pekalongan

sebagai kota dengan minat dan bakat masyarakat terhadap olahraga

basket cukup tinggi sangat berpengaruh terhadap perkembangan olahraga

bola basket daerah maupun nasional. Pada November tahun 2014, KONI

Kota Pekalongan menggelar Kejuaraan Bola Basket Wali Kota Cup 2014,

kejuaraan ini bentuk kesiapan dalam menyambut Dulongmas pada

September 2015. Kejuaraan tersebut ternyata disambut antusias. Terbukti

diikuti 47 peserta yang terdiri atas 15 tim putra, 11 tim putri untuk tingkat

SMA. Sedang untuk tingkat SMP, ada 10 tim putra dan 11 tim putri (Radar

Semarang, 2014). Akan tetapi, ketersediaan fasilitas olahraga secara fisik,

berupa stadion, gelanggang, dan lapangan olahraga yang layak, belum

tercukupi. Adapun fasilitas lapangan olahraga bola basket yang ada di

Pekalongan, ada lapangan indoor yaitu Gor Jetayu sedangkan lapangan

outdoor yang sering dipakai yaitu lapangan sinar selatan, lapangan smaga,

BS Pkl dan lapangan Citra Garden.

Pekalongan adalah salah satu kota pusat pertumbuhan ekonomi di

Jawa Tengah yang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten

Batang di timur serta Kabupaten Pekalongan di sebalah selatan dan barat.

Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan

Utara, Pekalongan Timur dan Pekalongan Selatan. Pekalongan memiliki 4

SMA Negeri dan beberapa SMA Swasta yang berprestasi dalam bidang

olahraga basket. Prestasi Kota Pekalongan antara lain merebut juara

Page 23: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

2

Dulongmas seJateng pada tahun 2015, juara 2 Nuvo Cup se-Jateng, SMA

3 meraih juara 2 putra dan juara 3 putri UPS Cup, juara 1 POM region III

tahun 2015, juara 1 Samatra Cup, juara 2 Porprov, juara 1 Piala Rektor

Unnes, Juara 2 Nasional tingkat SMA regu putri. Selain itu Pekalongan

juga memiliki event tahunan antar SMP maupun SMA yang ikut

menyumbang pemain untuk tingkat Kota, yaitu Smaga Cup, Walikota Cup,

Pekan Olahraga Pelajar Daerah, Smanka Cup, Bernadus Cup, dan 3 on 3.

Pekalongan sendiri telah memiliki beberapa team club yang cukup

memajukan dunia basket di Kota Pekalongan diantaranya Sinar Selatan,

Angel, dan Prisma. Namun perkembangan basket dan antusias atlet dari

kota Pekalongan ini tidak disertai dengan dukungan infrastruktur yang ada.

Dalam pelatihannya club-club tersebut sering mengalami kendala masalah

lapangan atau arena untuk bermain, pasalnya di Kota Pekalongan hanya

memiliki satu pusat olahraga basket indoor dan jadwal berlatih sering

bertabrakan dengan latihan tim SMA maupun SMP di Pekalongan. Setiap

kompetisi yang digelar, rutin diselenggarakan di GOR Jatayu. GOR Jatayu

yang menjadi sport center Pekalongan selama ini pun tidak memiliki

standar lapangan basket dan tribun sesuai dengan standar internasional.

Maka dari itu, Pekalongan Basketball Center ini diharapkan dapat menjadi

pusat olahraga bola basket yang sesuai dengan standar internasional agar

dapat menjadi wadah untuk pelajar, atlet dan penggemar basket di

Pekalongan sehingga dapat meningkatkan prestasi mereka di bidang

basket.

Pada Pekalongan Basketball Center ini nantinya dirancang

menggunakan pendekatan arsitektur analogi. Pendekatan arsitektur

analogi adalah proses menemukan desain arsitektur yang membutuhkan

proses analisa terlebih dahulu yang kemudian tidak hanya sekedar

menjiplak dari bentuk objek yang dianalogikan, akan tetapi memunculkan

bentuk baru yang masih memiliki kemiripan visual dengan objek yang

dianalogikan dan antara objek yang dianalogikan dengan bangunan

memiliki keterkaitan, kesatuan yang utuh atau benang merah sehingga

pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh orang yang melihat

bangunan tersebut. Arsitektur analogi dipilih dengan tujuan untuk

menyampaikan pesan mengenai olahraga melalui bangunan. Bangunan

Pekalongan Basketball Center sendiri diharapkan dapat menyampaikan

Page 24: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

3

pesan bahwa bermain bola basket harus terus bergerak, tidak menyerah

dan berjuang agar pulang membawa kemenangan.

1.2. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan

permasalahan secara umum dan khusus sebagai berikut :

1.2.1. Permasalahan Umum

Bagaimana merancang sebuah basketball center berstandar

internasional yang dapat menampung segala kegiatan basket baik

pelatihan maupun event.

1.2.2. Permasalahan Khusus

Bagaimana mendapatkan konsep program ruang (meliputi

pengelompokan kegiatan, kebutuhan ruang, pola hubungan antar

ruang, dan besaran ruang) dengan pendekatan Arsitektur Analogi

yang sesuai dengan kebutuhan bangunan Pekalongan Basketball

Center.

1.3. TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1. Tujuan

Mendapatkan landasan konseptual mengenai perencanaan dan

perancangan bangunan Pekalongan Basketball Center sebagai

pusat olahraga basket yang sesuai standar dan dapat mewadahi

kebutuhan atletnya maupun kebutuhan saat penyelengaraan event

dengan gaya arsitektur analogi.

1.3.2. Sasaran

Pemrograman Pekalongan Basketball Center dengan konsep

perancangan berdasarkan studi Standar/ Pedoman

Penyelenggaraan Basketball Center secara teknis maupun non

teknis.

1.4. MANFAAT

Manfaat yang diperoleh dari perencanaan dan perancangan Pekalongan

Basketball Center yaitu mendapatkan landasan konseptual perencanaan

dan perancangan bangunan Pekalongan Basketball Center.

Page 25: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

4

1.5. LINGKUP PEMBAHASAN

1.5.1. Ruang Lingkup Substansial

Lingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang berkaitan

dengan Pekalongan Basketball Center dengan titik berat pada hal-

hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-

hal diluar ke-arsitekturan yang mempengaruhi, melatarbelakangi

dan mendasari faktor-faktor perencanaan akan dibatasi,

dipertimbangkan dan diasumsikan tanpa dibahas secara mendalam.

1.5.2. Ruang Lingkup Spasial

Perencanaan dan perancangan Pekalongan Basketball Center

sesuai dengan peraturan tata guna lahan dan syarat-syarat lokasi.

1.6. METODE PEMBAHASAN

1.6.1. Data Primer

a. Observasi Lapangan

Observasi ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung di

wilayah lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan Arsitektur

Analogi dan studi banding sehingga dapat mengetahui potensi

dan kekurangan dari lokasi.

b. Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak pengelola serta berbagai

pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan Arsitektur

Analogi.

1.6.2. Data Sekunder

Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis baik

cetak maupun elektronik mengenai perencanaan dan perancangan

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan Arsitektur

Analogi serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan studi

kasus perencanaan dan perancangan Pekalongan Basketball

Center dengan Pendekatan Arsitektur Analogi.

Berikut ini akan dibahas design requirement dan design

determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan

Page 26: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

5

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan Arsitektur

Analogi :

1.6.2.1. Pemilihan Lokasi dan Tapak

Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan tapak,

dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data

yang dibutuhkan dalam penentuan suatu lokasi dan tapak

yang layak sebagai perencanaan dan perancangan

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan

Arsitektur Analogi, adapun data yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

a. Data tata guna lahan/peruntukan lahan pada wilayah

perencanaan dan perancangan Pekalongan

Basketball Center dengan Pendekatan Arsitektur

Analogi.

b. Data potensi fisik geografis, topografi, iklim,

persyaratan bangunan yang dimiliki oleh lokasi dan

tapak itu sendiri dan juga terhadap lingkungan

sekitarnya yang menunjang terhadap perencanaan

dan perancangan sebuah Pekalongan Basketball

Center dengan Pendekatan Arsitektur Analogi

Setelah memperoleh data dari beberapa alternatif

tapak, kemudian dianalisa dengan menggunakan nilai

bobot terhadap kriteria lokasi dan tapak yang telah

ditentukan untuk kemudian memberi scoring terhadap

kriteria x nilai bobot, dan tapak yang terpilih diambil dari

nilai yang terbesar.

1.6.2.2. Program Ruang

Pembahasan mengenai program ruang dilakukan

dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang berkaitan

dengan perencanaan dan perancangan Pekalongan

Basketball Center dengan Pendekatan Arsitektur Analogi,

yaitu dilakukan dengan pengumpulan data mengenai

pelaku ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan

dengan observasi lapangan baik studi kasus maupun

dengan studi banding, serta dengan standar atau literatur

Page 27: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

6

perencanaan dan perancangan Pekalongan Basketball

Center dengan Pendekatan Arsitektur Analogi.

Persyaratan ruang yang didapat melalui studi

banding dengan standar perencanaan dan perancangan

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan

Arsitektur Analogi, sehingga dari hasil analisa terhadap

kebutuhan dan persyaratan ruang akan diperoleh program

ruang yang akan digunakan pada perencanaan dan

perancangan Pekalongan Basketball Center dengan

Pendekatan Arsitektur Analogi.

1.6.2.3. Penekanan Desain Arsitektur

Pembahasan mengenai penekanan desain arsitektur

dilakukan dengan observasi lapangan melalui studi

banding pada Basketball Center lain serta dengan standar

atau literatur mengenai perencanaan dan perancangan

yang kaitannya dengan persyaratan bangunan

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan

Arsitektur Analogi.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Aspek konstektual pada lokasi dan tapak terpilih

dengan pertimbangan keberadaan bangunan

disekitarnya.

b. Literatur atau standar perencanaan dan perancangan

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan

Arsitektur Analogi.

Setelah memperoleh data tersebut, kemudian

menganalisa antara data yang diperoleh dari studi banding

dengan standar perencanaan dan perancangan

Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan

Arsitektur Analogi sehingga akan diperoleh pendekatan

arsitektural yang akan digunakan pada perencanaan dan

perancangan.

Page 28: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

7

1.7. KEASLIAN PENULISAN

Beberapa tugas akhir yang telah dilakukan :

1. Pusat Pelatihan dan Pertandingan Basket Yogyakarta dengan

Pendekatan Arsitektur Analogi

2. Yogyakarta Basketball Arena di Kabupaten Sleman dengan

Pendekatan Arsitektur Ekspresionisme

3. Arena Basket Indonesia di Yogyakarta

4. Pekalongan Basketball Arena dengan Pendekatan Arsitektur

Kontemporer

5. Perancangan Akademi Basket di Surabaya dengan Pendekatan

Arsitektur Metafora

6. Gelanggang Olahraga Basket di kota Yogyakarta

Dari judul diatas, merupakan tugas akhir yang membuktikan bahwa judul

“Pekalongan Basketball Center dengan Pendekatan Desain Arsitektur

Analogi” mempunyai sebuah originalitas/keaslian penulisan.

1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program

Perencanaan dan Perancangan Pekalongan Basketball Center dengan

Pendekatan Arsitektur Analogi.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat,

ruang lingkup, metode pembahasan, sistematika pembahasan, serta alur

bahasan dan alur pikir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tinjauan mengenai Pusat Olahraga, tinjauan secara umum

sejarah perkembangan Olahraga Bola Basket di Indonesia, Studi Literatur

terhadap bangunan Pekalongan Basketball Center , serta tinjauan

beberapa bangunan pendukung.

BAB III TINJAUAN LOKASI

Membahas tentang gambaran umum pemilihan tapak di Kota Pekalongan

berupa data fisik maupun non fisik, gambaran khusus berupa batas

wilayah, karakteristik, serta gambaran umum tata ruang kelola Kota

Pekalongan, serta tinjauan khusus mengenai potensi untuk merancang

sebuah bangunan Pekalongan Basketball Center .

Page 29: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

8

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar pendekatan konsep

perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan

fungsional, pelaku dan aktivitasnya, kebutuhan jenis ruang, hubungan

kelompok ruang, sirkulasi, pendekatan kebutuhan Pekalongan Basketball

Center pendekatan kontekstual, optimaliasi lahan, pendekatan besaran

ruang, serta analisa pendekatan konsep perancangan secara kinerja,

teknis dan arsitektural.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

Page 30: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

9

1.9. ALUR PIKIR

Gambar 1.1. Alur Pikir

Sumber : analisa penulis, 2018

Page 31: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN BASKETBALL CENTER

2.1.1. Basketball

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri

atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling

bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam

keranjang lawan. (Wikipedia)

Olahraga bola basket merupakan olahraga yang dimainkan

oleh dua tim dimana masing-masing tim terdiri terdiri dari lima

pemain. Tujuan permainan ini adalah untuk mencetak angka ke

keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak

angka. Pertandingan dikontrol oleh wasit, petugas meja, dan

seorang commisioner. Tim yang berhasil mencetak angka lebih

banyak pada akhir waktu pertandingan akan menjadi pemenang

(PERBASI, Peraturan Resmi Bola Basket, 2010).

2.1.2. Center

Dalam bahasa Indonesia yang berarti Pusat. Pusat adalah

pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-bagai

urusan, hal, dan sebagainya). (KBBI)

2.1.3. Basketball Center

Basketball Center sendiri berarti pusat olahraga bola basket,

yang didalamnya memfasilitasi kegiatan olahraga bola basket baik

pelatihan maupun event. Pusat olahraga bola basket ini didalamnya

meliputi lapanngan indoor dan outdoor, toko perlengkapan kegiatan

bola basket, seperti jersey, bola basket, sepatu basket, dan lain-lain

dan ruang-ruang pendukung lainnya.

2.2. SEJARAH OLAHRAGA BOLA BASKET

2.2.1. Sejarah Bola Basket di Dunia

Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan

secara tidak sengaja oleh seorang guru olahraga. Dr James

Naismith dikenal di seluruh dunia sebagai penemu bola basket. Ia

Page 32: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

12

lahir pada 1861 di perkampungan Ramsay, dekat Almonte, Ontario,

Kanada.

Gambar 2.1. Dr James Naismith

Sumber : https://www.thecanadianencyclopedia.ca/en/article/james-

naismith

Pertandingan resmi bola basket yang pertama,

diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr.

James Naismith. “Basket ball” (sebutan bagi olahraga ini dalam

bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang

muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero

Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh

cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan

pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian

Amerika Serikat.

Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936,

ia dinamakan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket

Internasional. Terlahir sebagai warga Kanada, ia menjadi warga

negara Amerika Serikat pada 4 Mei 1925.

2.2.2. Sejarah Bola Basket di Indonesia

Pada tahun 1930, kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya,

Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan menjadi sentral

berdirinya olahraga ini. Setelah proklamasi kemerdekaan 17

Agustus 1945, olahraga bola basket mulai dikenal luas di Indonesia.

Olahraga ini mulai dimainkan pertama kali untuk level nasional pada

PON (Pekan Olahraga Nasional) I (1948) di Solo. Peserta PON I

Page 33: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

13

masih terbatas pada putra dari masingmasing perkumpulan

olahraga bola basket. Kemampuan dan teknik permainan pemain

Tionghoa jauh lebih tinggi daripada pemain pribumi. PON II

diadakan pada tahun 1951 dan sudah dimainkan oleh putri dan

putri. Tim yang bermain sudah mewakili provinsi, tidak lagi dari

perkumpulan-perkumpulan olahraga bola basket.

Tahun 1951 Maladi yang menjabat sebagai seketaris Komite

Olimpiade Indonesia (KOI) meminta Tonny Wen dan Wim

Latumeten untuk membentuk organisasi basket di Indonesia. 23

Oktober 1951 dibentuk organisasi dengan nama “Persatuan

Basketball Seluruh Indonesia” atas prakarsa Tonny Wen dan Wim

Latumeten, yang kemudian menjabat sebagai ketua dan sekretaris.

Tahun 1955 terjadi penyempurnaan nama menjadi “Persatuan Bola

Basket Seluruh Indonesia” (PERBASI). PERBASI

menyelenggarakan Konferensi Bola Basket di Bandung pada tahun

1955. Konferensi tersebut membahas masalah perkumpulan

Tionghoa yang tidak bersedia bergabung karena sudah memiliki

perkumpulan sendiri. Konferensi ini dihadiri utusan-utusan dari

Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan Bandung. Dalam konferensi ini

diputuskan bahwa PERBASI merupakan satu satunya organisasi

induk olahraga bola basket d Indonesia, sehingga

perkumpulanperkumpulan Tionghoa tidak diakui lagi. Pada tahun

1953 PERBASI diterima menjadi anggota FIBA. Kemudian di tahun

1954, Indonesia untuk pertama kalinya mengirimkan tim bola basket

di Asian Games Manila (PERBASI, 2010).

2.3. PERATURAN RESMI OLAHRAGA BOLA BASKET MENURUT

FIBA

FIBA adalah singkatan dari Federation International Basketball Assosiation,

yaitu organisasi yang mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan

basket di seluruh dunia. Menurut FIBA, (2012), dalam sebuah olahraga

bola basket terdapat peraturan yang menjadi dasar untuk sebuah tim,

wasit, atau segala sesuatu yang mendukung jalannya sebuah permainan

bola basket, peraturan dan perlengkapan olahraga bola basket tersebut,

antara lan:

Page 34: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

14

2.3.1. Pemain

Pemain dalam setiap tim berjumlah 12 orang, termasuk satu orang

kapten, lima orang sebagai pemain di lapangan, dan tujuh orang

sebagai pemain cadangan. Lima orang pemain dari masing-masing

tim akan berada di lapangan permainan selama waktu permainan

dan boleh diganti dengan pemain cadangan.

2.3.2. Petugas Lapangan

Petugas lapangan dalam olahraga bola basket yaitu terdiri dari

wasit, petugas meja, dan commisioner, berikut penjelasannya:

a. Wasit

Wasit adalah sesorang yang menjalankan dan menegakkan

peraturan di dalam lapangan. Wasit dalam olahraga bola

basket terdiri dari seorang referee satu atau dua umpire yang

akan dibantu oleh petugas meja dan oleh seorang

commissioner.

b. Petugas meja

Petugas meja bertugas sebagai pencatat angka dan pengatur

waktu. Petugas meja berpakaian seragam, yang terdiri dari

kaos petugas, celana panjang hitam, kaos kaki hitam, dan

sepatu bola basket hitam.

c. Commisioner

Commissioner bertugas mengawasi kerja dari petugas meja

dan membantu referee dan umpire dalam memperlancar

pertandingan.

Gambar 2.2. Posisi Petugas lapaangan

Sumber: (FIBA, Rules, 2012)

2.3.3. Lapangan

Lapangan bola basket harus rata, mempunyai permukaan

yang keras dan bebas dari segala sesuatu yang menghalangi

Page 35: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

15

jalannya permainan. Elemen lapangan tersebut berupa backcourt,

frontcourt, garis batas, garis tengah, garis free-throw, daerah

tembakan untuk mencetak 3 angka, daerah bangku cadangan,

daerah no-charge semi-circle. Ukuran panjang lapangan yaitu 28 m,

lebar 15 m, panjang garis tengah lingkaran adalah 1,8 m dengan

ukuran lebar garis yaitu 0,05 m. Panjang garis akhir lingkaran

daerah serang yaitu 6 m, sedangkan panjang garis tembakan

hukuman 3,6 m.

Gambar 2.3. Ukuran lengkap lapangan basket

Sumber: (FIBA, 2012)

Gambar 2.4. Daerah bersyarat

Sumber: (FIBA, Rules, 2012)

Page 36: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

16

Bidang ini memiliki beberapa garis dan tanda yang akan kita

jelaskan satu per satu, dengan bantuan gambar berikut untuk

mengidentifikasi mereka:

1. Garis Lateral – Baris ini berada di sisi pengadilan dan

membatasi yang sama, menandai zona yang valid untuk

dimainkan.

2. Batas Line – Baris ini juga berfungsi untuk membatasi

lapangan dan dari dia pemain mengganti bola saat ia

meninggalkan atau keranjang dibuat.

3. Garis tengah – Garis tengah bertanggung jawab untuk

membagi lapangan menjadi dua dan menentukan zona

pertahanan dan penyerang mana yang menjadi tempat tim

tersebut.

4. Baris 3 poin – Pitches yang dibuat di balik garis ini bernilai 3

poin untuk masuk. Garisnya adalah 6,75 meter dari keranjang.

5. Free Throw Line – Dari garis inilah para pemain yang akan

membuat lemparan lemparan bola bebas. Saat diluncurkan,

pemain tidak bisa menginjak garis atau menyalipnya sebelum

bola menyentuh peleknya.

6. Lingkaran Lempar Gratis – Lingkaran lemparan bebas

memiliki diameter 3,65 meter. Selama lemparan lemparan

bebas, penembak harus tetap berada dalam lingkaran

lemparan bebas.

7. Lane Line – Baris ini digunakan untuk menunjukkan di mana

pemain harus memposisikan diri mereka saat lemparan bebas

dieksekusi dan juga membatasi zona terlarang. Pemain tidak

dapat meninggalkan posisinya dan memasuki zona yang

membatasi sampai bola meninggalkan tangan pelempar.

8. Lingkaran tengah – Ini memiliki diameter sekitar 3,65 meter

dan terletak di tengah lapangan basket. Ini berfungsi untuk

membatasi zona di mana pemain yang tidak berada dalam bola

di udara, harus tetap berada di luarnya sampai salah satu dari

keduanya menyentuh bola.

Page 37: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

17

Gambar 2.5. Fungsi garis pada lapangan

Sumber : https://sportsregras.com/id/basket-sejarah-aturan/

Adapun beberapa elemen didalam lapangan yang menunjang

jalannya suatu permainan, yaitu:

a. Perlengkapan papan

Perlengkapan papan terdiri dari papan pantul, keranjang yang

terdiri dari ring (tahan tekanan) dan jaring, struktur penyangga

papan pantul termasuk lapisan pengamannya. Papan pantul

berukuran 1,8 m x 1,2 m, sedangkan papan pantul bagian

dalam berukuran 0,59 m x 0,45 m. Jarak lantai sampai ke

papan pantul bagian bawah adalah 2,75 m, sementara jarakm

papan pantul bagian bawah sampai ke ring 0,30 m. Ring basket

memiliki panjang yaitu 0,40 m, sedangkan jarak tiang

penyangga ke garis akhir adalah 1 m.

Gambar 2.6. Papan pantul

Sumber: (FIBA, Rules, 2010)

Page 38: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

18

Gambar 2.7. Ring basket

Sumber: (FIBA, Rules, 2010)

b. Papan Informasi Pertandingan

Gambar 2.8. Papan Informasi Pertandingan

Sumber: (FIBA, Rules, 2012)

c. Jam 24 detik

Jam 24 detik pada permainan bola basket menunjukkan waktu

dalam detik yang berdurasi 24 detik. Jam ini sering disebut

dengan shot clock dimana setiap tim diberikan waktu selama 24

detik untuk melakukan tembakan ke ring lawan.

Jam Pertandingan Team

foul

Papan Angka Foul pemain Panah alternating

posession

Page 39: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

19

Gambar 2.9. Shot clock atau jam 24 detik

Sumber: (PERBASI, Peraturan Resmi Bola Basket, 2012)

2.4. KLASIFIKASI BANGUNAN GOR MENURUT SNI

2.4.1. Klasifikasi dan Penggunaan GOR

Tabel 2.1. Klasifikasi dan penggunaan GOR

KLASIFI

KASI

GOR

PENGGUNAAN

JUMLAH

MINIMAL

CABANG

OLAHRAGA

JUMLAH MINIMAL

LAPANGAN CONTOH

PERTANDINGAN

NASIONAL /

INTERNASIONAL

LATIHAN

TIPE A

Tenis

Lapangan

Bola Basket

Bola Voli

Bulu Tangkis

1 buah

1 buah

1 buah

4 buah

1 buah

3 buah

3 buah

6-7 Buah

➢ GOR UNY

➢ DBL Arena

Surabaya

TIPE B

Bola Basket

Bola Voli

Bulu Tangkis

1 buah

1 buah (Nasional)

-

-

2 buah

3 buah

➢ Sutex

Arena

➢ GOR

Manahan

Solo

TIPE C Bola Voli

Bulu Tangkis

-

1 buah

1 buah

-

Sumber: (DPU, 1994)

Page 40: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

20

2.4.2. Ukuran Minimal GOR dalam meter

Tabel 2.2. Ukuran minimal gedung olahraga dalam meter

UKURAN MINIMAL (m)

Klasifikasi Panjang termasuk

daerah bebas

Lebar termasuk

daerah bebas

Tingi langit-langit

permainan

Langit-langit daerah bebas

Tipe A 50 30 12,5 5,5

Tipe B 32 22 12,5 5,5

Tipe C 24 14 9 5,5

Sumber: (DPU, 1994)

2.5. PERSYARATAN DAN STANDAR BANGUNAN GOR MENURUT

SNI

2.5.1. Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang harus memenuhi ketentuan, sebagai berikut:

2.5.1.1. Ruang ganti atlet

Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal

dua unit dan tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan

sebagai berikut :

Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju

lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat

duduk penonton.

Tabel 2.3. Fasilitas tiap unit ruang ganti atlet

Fasilitas Kelengkapan Kebutuhan Jumlah Minimal

Pria Wanita

Toilet Bak cuci

Urinoir

Kakus

2 buah

4 buah

2 buah

4 buah + cermin

-

4 buah

Ruang

bilas

Shower 9 buah 20 buah (tertutup)

Ruang

ganti

Rak

penyimpanan

Bangku panjang

20 box

20 tempat

duduk

20 box

20 tempat duduk

Sumber: (DPU, SNI 03-3647, 1994) 2.5.1.2. Ruang ganti pelatih dan wasit

Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A

dan B minimal 1 unit untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih

dengan ketentuan, sebagai berikut:

Page 41: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

21

Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju

lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat

duduk penonton;

Tabel 2.4. Fasilitas tiap unit ruang ganti pelatih dan wasit

Kelengkapan Jumlah Minimal

Bak Cuci Tangan 1 buah

Kakus 1 buah

Ruang Bilas Tertutup 1 buah

Ruang Simpan

a. Tempat simpan

b. Bangku panjang

1 buah

2 buah

2 tempat duduk

Sumber: (DPU, SNI 03-3647, 1994)

2.5.1.3. Ruang Pijat

Ruang pijat direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal

12 m2 dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat.

Tabel 2.5. Kelengkapan ruang pijat

Kelengkapan Jumlah Minimal

Tempat tidur 1 buah

Bak cuci tangan 1 buah

Kakus 1 buah

Sumber: (DPU, SNI 03-3647, 1994)

2.5.1.4. Ruang P3K

Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti

atau ruang bilas dan direncanakan untuk tipe A, B dan C

minimal1 unit yang dapat melayani 20.000 penonton

dengan luas minimal 15 m2.

Tabel 2.6. Kelengkapan ruang P3K

Kelengkapan Jumlah Minimal

Tempat Tidur 2 buah

Bak cuci tangan 1 buah

Kakus 2 buah

Sumber: (DPU, SNI 03-3647, 1994)

2.5.1.5. Ruang Pemanasan

Ruang pemanasan direncanakanuntuk tipe A minimal 300

m2, tipe B minimal 81 m

2 dan maximal 196m

2, sedangkan

tipe C minimal 81 m2;

Page 42: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

22

2.5.1.6. Ruang Latihan Beban

Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang

disesuaikan dengan alat latihan yang digunakan minimal

150 m2

untuk tipe A, 80 m2

untuk tipe B dan tipe C

diperbolehkan tanpa ruang latihan beban;

Gambar 2.10. Contoh ruangan fitness

Sumber: Data Arsitek Jilid 2

Keterangan gambar :

1. Rol tangan

2. Alat untuk bisep

3. Alat untuk trisep

4. Mesin pull-over I

5. Mesin pull-over II

6. Mesin Latissimus I

7. Mesin Latissimus II

8. Alat untuk dada

9. Alat untuk badan

10. Alat pinggul I

11. Alat pinggul II

12. Alat untuk kaki

13. Alat untuk telapak kaki

14. Pusat multi latihan

46. Tempat duduk latihan

50. Halter tinju

51. Halter jarak pendek

52. Standar halter pendek

53. Latihan tiang halter

57. Bangku miring I

58. Bangku miring II

59. Bangku bundar

60. Bangku latihan multi

guna

61. Halte padat/rapat

62. Standar halter

70. Argometer sepeda

71. Alat dayung/kayu

Page 43: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

23

20. Alat tekan/alat beban I

23. Alat tekan kaki

25. Alat untuk otot perut

26. Alat tarik

27. Palang besi untuk

mengangkat beban

33. Halter lantai (tanpa alat

latissimus)

43. Standar cakram ukuran

kecil

72. Ban berjalan

73. Dinding anak tangga

74. Pegangan/palang besi

untuk mengangkat badan

75. Papan untuk latihan

otot perut

89. Lemari peralatan

2.5.1.7. Toilet Penonton

Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C

dengan perbandingan penonton wanita dan pria adala 1:4

yang penempatannya dipisahkan.

Tabel 2.7. Kelengkapan toilet penonton

Kelengkapan Jumlah Minimal

Pria Wanita

Kakus Jongkok 1 buah/200 orang 1 buah/100

orang

Bak cuci tangan +

cermin

1 buah/200 orang 1 buah/100

orang

Urinoir 1 buah/100 orang

Sumber: (DPU, SNI 03-3647, 1994)

2.5.1.8. Kantor Pengelola

Kantor pengelolaan lapangan tipe A dan B direncanakan

sebagai berikut :

a. Dapat menampung minimal 10 orang, maximal 15

orang dan tipe C minima l 5 orang dengan luas yang

dibutuhkan minimal 5 m2 untuk setiap orang.

b. Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas

keamanan, petugas kebakaran dan polisi yang

masing-masing membutuhkan luas minimal 15 m2.

Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut;

Page 44: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

24

2.5.1.9. Gudang

Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan

dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan

alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan.

Tabel 2.8. Kebutuhan luas gudang

Kelengkapan

Luas Minimal

Gudang Alat

Olahraga

Gudang Alat

Kebersihan

Tipe A 120 m2 20 m2

Tipe B 50 m2 20 m2

Tipe C 20m2 9 m2

Sumber: (DPU, SNI 03-3647, 1994)

2.5.1.10. Ruang Panel

Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus

diletakan dengan ruang staf teknik;

2.5.1.11. Ruang Mesin

Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan

luas ruang yang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan

dan lokasi mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang

mengganggu ruang arena dan penonton;

2.5.1.12. Ruang Kantin

Ruang kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan

C diperbolehkan tanpa ruang kantin;

2.5.1.13. Ruang Pos Keamanan

Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B,

untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan;

2.5.1.14. Tiket Box

Tiket box direncanakan untuk untuk tipe A dan B sesuai

kapasitas penonton;

2.5.1.15. Ruang Pers

Menurut SNI yang dikeluarkan oleh Departemen

Pekerjaan Umum, ruang pers yang direncanakan untuk

tipe A, B dan C sebagai berikut:

a. Harus disediakan kabin untuk awak TV dan Film;

Page 45: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

25

b. Tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan

telex, sedangkan untuk tipe C boleh tidak disediakan

ruang telepon dan telex;

c. Toilet khusus untuk pria dan wanita masing-masing

minimal 1 unit terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 bak

cuci tangan;

2.5.1.16. Ruang VIP

Ruang VIP direncanakan untuk tipe A dan B yang

digunakan untuk tempat wawancara khusus atau

menerima tamu khusus;

2.5.1.17. Tempat Parkir

Menurut SNI yang dikeluarkan oleh Departemen

Pekerjaan Umum, tempat parkir direncanakan untuk tipe

A dan B, sebagai berikut :

a. Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat

pemberhentian kendaraan umum menuju pintu

masuk gedung olahraga 1500m;

b. 1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4

orang pengunjung pada saat jam sibuk;

2.5.1.18. Toilet Penyandang Cacat

Toilet penyandang cacat direncanakan untuk tipe A

dan B sedangkan untuk tipe C diperbolehkan tanpa toilet

penyandang cacat. Fasilitas yang dibutuhkan minimal,

sebagai berikut :

a. 1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus, 1 buah

peturasan, 1 buah bak cuci untuk pria dan 1 buah

kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan untuk

wanita;

b. Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet untuk

wanita;

c. Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk

melakukan perpindahan dari kursi roda ke kakus

duduk yang diletakan di depan dan di samping kakus

duduk setinggi 80 cm;

Page 46: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

26

Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus

memenuhi ketentuan, sebagai berikut :

a. Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8%,

panjangnya maksimal 10m

b. Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus

terbuat dari bahan-bahan yang keras dan tidak boleh

ada genangan air;

c. Pada ujung tanjakan harus disediakan bagian datar

minimal 180 cm;

d. Selasar harus cukup lebar untuk kursi roda

melakukan putaran 1800.

2.5.2. Kompartemenisasi penonton

Kompartemenisasi adalah pengelompokan atau pemisahan tempat

duduk penonton dengan persyaratan jumlah tertentu dalam seksi-

seksi yang dipisahkan dengan suatu pagar pemisah;

Tabel 2.9. Kapasitas penonton

KLASIFIKASI

GEDUNG OLAHRAGA

JUMLAH

PENONTON

(Jiwa)

RUANG LINGKUP

Tipe A 3000 – 5000 Provinsi/Daerah Tingkat 1

Tipe B 1000 – 3000 Kabupaten/Kotamadya

Tipe C Maksimal 1000 Kecamatan

Sumber: (DPU, SNI 03-3647, 1994)

2.5.3. Tata Warna

Koefisien refleksi dan tingkat warna dari langit-langit, dinding dan

lantai arena harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.

Tabel 2.10. Tingkat Refleksi Dan Warna

KOMPONEN KOEFISIEN REFLEKSI TINGKAT WARNA

Langit-Langit Dinding Dalam Arena Lantai Arena

0.5 – 0.75 0.4 - 0.6 0.1 – 0.4

Cerah Sedang Agak gelap

Sumber: (DPU, 1994)

2.5.4. Tata Udara

Tata udara dapat menggunakan ventilasi alami atau ventilasi

mekanis, serta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) Apabila menggunakan ventilasi alami, maka harus memenuhi:

a. Luas bukaan minimum adalah 6 % dari luas lantai efektif;

Page 47: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

27

b. Perletakan ventilasi alami harus diatur mengikuti

pergerakan udara silang;

2) Apabila menggunkan ventilasi buatan, maka harus memenuhi:

a. Volume pergantian udara minimum sebesar 10-15

m3/jam/orang;

b. Alat ventilasi buatan tidak menimbulkan kebisingan di dalam

arena dan tempat penonton.

2.5.5. Sirkulasi Pengunjung

Sirkulasi gedung olahraga yang terdiri dari penonton pemain dan

pengelola masing-masing harus disediakan pintu untuk masuk ke

dalam gedung. Sirkulasi bagi masing-masing kelompok agar diatur

sesuai dengan bagan.

Gambar 2.11. Bagan Sirkulasi Pengunjung

Sumber : (DPU, 1994)

2.5.6. Tata Cahaya

Tingkat penerangan, pencegahan silau serta sumber cahaya lampu

harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Tingkat penerangan horizontal pada arena 1 m diatas

permukaan lantai untuk ke-3 kelas, sebesar :

a. Untuk latihan dibutuhkan minimal 200 lux;

b. Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux

c. Untuk pengambilan video dokumentasi dibutuhkan minimal

1000 lux

Page 48: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

28

2. Penerangan buatan dan atau penerangan alami tidak boleh

menimbulkan penyilauan bagi para pemain;

3. Pencegahan silau akibat matahari harus sesuai dengan SK SNI

T – 05 – 1989 – F, Departemen Pekerjaan Umum, tentang Tata

Cara Penerangan Alami Siang hari untuk rumah dan gedung;

4. Sumber cahaya lampu atau bukan harus diletakan dalam satu

area pada langit-langit sedemikian rupa sehingga sudut yang

terjadi antara garis yang menghubungkan sumber cahaya

tersebut dengan titik terjauh dari arena setinggi 1,5 m garis

horizontalnya minimal 300.

Gambar 2.12. Tata Cahaya

Sumber : (DPU, 1994)

5. Apabila gedung olahraga digunakan untuk menyelenggarakan

lebih dari satu kegiatan cabang olahraga, maka untuk masing-

masing kegiatan harus tersedia tata lampu yang sesuai untuk

kegiatan yang dimaksud;

6. Masing-masing tata lampu harus merupakan instalasi yang

terpisah, satu dengan lainnya;

7. Apabila menggunakan tata cahaya buatan, harus disediakan

generator set yang kapasitas dayanya minimum 60% dari daya

terpasang, generator set harus dapat bekerja maksimum 10

detik pada saat setelah aliran PLN padam.

2.6. KOMPONEN BANGUNAN

2.6.1. Tribun

Bentuk Tribu terdiri dari 2 tipe, tipe lipat dan tipe tetap. Tipe tetap

bersifat untuk membuat tempat duduk atau fleksibilitas arena.

Page 49: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

29

Gambar 2.13. Tribun Tipe Lipat

Sumber : (DPU,1994)

Gambar 2.14. Tribun Tipe Tetap

Sumber : (DPU, 1994)

1. Pemisaha Tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar

transparan dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal

1,20 m;

b. Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan

tinggi bagian masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan

antara 1,00 – 1,20 m;

c. Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari

tribun minimal 1,20 m;

Page 50: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

30

Gambar 2.15. Ukuran Pemisahan Arena Dan Tribun

Sumber : (DPU, 1994)

2. Tribun khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

a. Diletakan di bagian paling depan atau paling belakang dari

tribun penonton;

b. Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1,40 m, ditambah

selasar minimal lebar 0,90 m.

2.6.2. Tempat Duduk

Tempat duduk penonton dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. VIP : dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m,

dengan ukuran panjang minimal 0,80 m dan maksimal

0,90 m.

b. Biasa : dibutuhkan lebar minimal 0,40m dan maksimal 0,50 m,

dengan panjang minimal 0,50m dan maksimal 0,90m.

Page 51: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

31

Gambar 2.16. Ukuran Tempat Duduk VIP danBiasa

Sumber : DPU, Tata cara perencanaan teknik Bangunan Stadion

(1991)

Gambar 2.17. Tata letak tempat duduk tribun

Sumber: (DPU, Tata Cara Perencanan Teknik Bangunan Gedung

Olahraga, 1991)

2.6.3. Tangga

Tangga harus memenuhi ketentuan berikut:

a. Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 16 buah; bila

anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes

dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak

tangga dibawahnya;

b. Lebar tangga minimal 1,10 m, maksimal 1,80 m; bila lebar

tangga diambil lebih besar dari 1,80 m, harus diberi pagar

pemisah pada tengah bentang;

Page 52: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

32

c. Tinggi tanjakan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm;

d. Lebar injakan tangga minimal diambil 28 cm, maksimal 30 cm.

2.6.4. Lantai

Lantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami

perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai;

b. Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi

minimal 400kg/m2;

c. Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat

elastis;

d. Bila lantai menggunakan konstruksi kaku, permukaan lantai

harus ditutup dengan lapisan elastis;

e. Bila lantai menggunakan konstruksi panggung, harus ada

peredaran udara yang baik antara penutup lantai dengan lantai;

f. Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan;

g. Permukaan lantai harus tidak licin;

h. Permukaan lantai harus tidak mudah aus;

i. Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang

merata.

2.6.5. Dinding Arena

Dinding arena olahraga dapat berupa dinding pengisi, dan atau

dinding pemikul beban, serta harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

1. Konstruksi dinding harus kuat menahan benturan dari pemain

ataupun bola;

2. Permukaan dinding pada arena harus rata, tidak boleh ada

tonjolan-tonjolan, dan tidak boleh kasar;

3. Bukaan-bukaan pada dinding kecuali pintu, minimal 2 meter

diatas lantai;

4. Sampai pada ketinggian dinding 2,0 m, tidak boleh ada

perubahan bidang, tonjolan atau bukaan yang tetap.

5. Harus dihindari adanya elemen-elemen atau garis-garis yang

tidak vertikal atau tidak horizontal, agar tidak menyesatkan

jarak, lintasan dan kecepatan bola, bagi para atlet.

Page 53: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

33

Gambar 2.18. Dinding Arena

Sumber : (DPU, 1994)

2.6.6. Pintu, Penerangan dan Ventilasi Pintu,

Penerangan dan Ventilasi gedung olahraga harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

1. Lebar bukaan pintu minimal 1,10 m;

2. Jumlah lebar pintu dihitung atas dasar: mampu sebagai jalan ke

luar untuk jumlah pengunjung GOR maksimal dalam waktu 3

menit, dengan perhitungan setiap lebar 55cm untuk 40

orang/menit;

3. Jarak pintu satu dengan lainnya maksimal 25 m;

4. Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 18 m;

5. Pintu harus membuka keluar, pintu dorong tidak boleh

digunakan;

6. Bukaan pintu pada bidang arena tidak boleh mempunyai sisi

atau sudut yang tajam dan harus dipasang rata dengan

permukaan dinding atau lebih kedalam;

7. Letak bukaan, dan ukuran bukaan ventilasi dan atau

penerangan harus diatur tidak menyilaukan pemain.

Page 54: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

34

2.7. STUDI BANDING

2.7.1. Knight Stadium Semarang

Gambar 2.19. Knight Stadium Semarang

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Knight Stadium Semarang terletak di jalan Arteri Utara Yos

Sudarso, Komplek Grand Marina, Semarang, Semarang City,

Central Java 50144. Knight Stadium ini berbatasan dengan

kawasan perumahan elit Grand Marina, Sekolah PAUD, TK, SD,

SMP, SMA Yayasan Terang Bangsa.

Pada awal mula dibangun, gor ini bernama Gor Yadora.

Kemudian gor Yadora ini dikelola oleh Knight Stadium dan akhirnya

berganti nama dengan sebutan Gpr Knight/Knight Stadium. Setelah

dilakukan perbaikan, lapangan yang berstandar internasional ini,

juga dilengkapi dengan cafe dan fitnes center. 3 tahun terakhir ini,

knight stadium dikelola oleh Sumber Waras, dan berubah nama

menjadi Gor Sumber Waras.

a. Poliklinik

Gambar 2.20. Poliklinik

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Page 55: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

35

Pada Knight Stadium ini terdapat satu ruangan poliklinik yang

terletak di salah satu sisi lapangan. Poliklinik ditempatkan dekat

dengan pintu keluar dan lapangan, tujuannya agar ketika

terjadinya pemain yang cidera/luka parah, dapat langsung

ditangani.

b. Ruang Ganti

Gambar 2.21. Ruang Ganti

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Terdapat dua ruang ganti pemain yang berdekatan dengan

ruang transit pemain.

c. Toilet

Gambar 2.22. Toilet

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Pada gor ini terdapat 2 toilet, toilet di dalam gor dan diluar gor.

Bertujuan agar memudahkan penonton, pemain atau pengelola

ketika berada didalam maupun diluar gor.

Page 56: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

36

d. Ticketing

Gambar 2.23. Ticketing

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Ticketing pada Knight Stadium ini berjumlah 2 ruang. Di sisi

kanan dan kiri pintu masuk penonton. Bertujuan untuk

menghindari pembengkakan antrian tiket ketika ramai. Di setiap

ruangannya terdapat dua slot loket.

e. Tribun

Gambar 2.24. Tribun

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Terlihat pada gambar diatas, tribun memiliki warna yang

berbeda. Biru tua untuk penonton tiket VIP, biru muda untuk

penonton tiket biasa dan warna putih untuk tangga/akses

penonton naik/turun.

Page 57: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

37

f. Lapangan

Gambar 2.25. Lapangan Knight Stadium

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Lapangan Knight Stadium dengan ukuran yang memenuhi SNI.

g. Fitness Center

Gambar 2.26. Fitness Center

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Gambar di atas diambil dari sisi luar fitness center dikarenakan

pintu fitness terkunci, terdapat pintu dari luar dan dari dalam

gor.

h. Store

Gambar 2.27. Store

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Page 58: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

38

Store ini mencakup cafe dan kebutuhan olahraga basket, store

ini dapat diakses hanya dari luar gor.

i. Tempat duduk wasit

Gambar 2.28. Tempat duduk wasit

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Tempat duduk wasit ini terdapat di depan salah satu tribun.

Ftempat duduk wasit ini selain untuk wasit, juga terdapat lampu

indikator time out, foul atau point.

j. Pintu masuk penonton

Gambar 2.29. Pintu masuk di ambil dari luar gor

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Gambar 2.30. Pintu masuk di ambil dari dalam gor

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Pintu masuk penonton memiliki 2 akses yaitu tribun kanan dan

tribun kiri serta dekat dengan ticketing dan papan jadwal dan

papan info.

Page 59: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

39

k. Pintu Keluar Penonton

Gambar 2.31. Pintu Keluar

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Gambar 2.32. Akses keluar dari tribun

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Pada tribun kanan dan kiri terdapat pintu keluar masing-masing

yang dapat langsung keluar di pintu kanan dan kiri gor. Ketika

permainan selesai, memperkecil presentase penonton

berdesak-desakan.

Page 60: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

40

l. Lantai

Gambar 2.33. Lantai lapangan

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Lantai yang digunakan yaitu parket lantai kayu yang kemudian

diberi garis sesuai dengan standar atau ketentuan lapangan gor

basket menurut SNI.

m. Papan informasi

Gambar 2.34. Papan informasi

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Papan informasi terdapat di sisi kanan. Keduanya berdeketan

dengan ticketing.

n. Papan Jadwal Pertandingan

Gambar 2.35. Papan jadwal pertandingan

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Papan jadwal pertandingan terdapat di sisi kiri pintu masuk dan

keluar penonton

Page 61: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

41

o. Pintu pemain

Gambar 2.36. Pintu pemain

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Terdapat satu pintu khusus pemain, wasit dan pengelola yang

dapat langsung mengakses ke ruang transit/ruang ganti

pemain.

p. Pencahayaan

1. Pencahayaan Buatan

\

Gambar 2.37. Lampu di dinding

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Gambar 2.38. Lampu sorot di atas

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Page 62: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

42

Terdapat beberapa lampu sorot yang menggantung di rangka

atap dan beberapa lampu di dinding untuk pencahayaan

buatan.

2. Pencahayaan Alami

Gambar 2.39. Pencahayan alami

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Gambar 2.40. Pencahayan alami

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Pencahayaan alami terdapat dari bukaan di atap, jendela-

jendela mati di sekeliling gor.

q. Penghawaan

Gambar 2.41. Penghawaan alami

Sumber: dokumentasi penulis, 2018

Page 63: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

43

Gambar 2.42. Penghawaan buatan

Sumber: dokumentasi penulis, 2018

Penghawaan alami yaitu di bukaan atap dan banyaknya roster,

sedangkan penghawaan buatan menggunakan beberapa kipas

angin yang terpasang di dinding gor.

r. Kolom

Gambar 2.43. Kolom

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Kolom yang digunakan berukuran 80x80cm.

s. Rangka Atap

Gambar 2.44. Rangka atap

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Sedangkan rangka atap nya menggunakan rangka baja ringan,

ditutup dengan seng.

Page 64: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

44

t. Pos Satpam

Gambar 2.45. Ruang Satpam

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Terdapat jalur masuk dan keluar yang masing-masing jalurnya

terdapat pos satpam.

u. Tempat Pembuangan Sampah

Gambar 2.46. Tempat Pembuangan Sampah

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Di setiap sudut luar maupun dalam gor terdapat tong sampah

yang kemudian akan dibuang di tempat pembuangan sampah

ini.

v. Dapur

Gambar 2.47. Dapur

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Page 65: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

45

Gambar 2.48. Lubang asap

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Terdapat satu dapur yang dapat diakses dari luar tetapi tidak

memiliki ventilasi, maka digunakan lubang asap/udara.

w. Saluran Air Kotor

Gambar 2.49. Saluaran Air Kotor

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Air hujan didistribusikan melalui pipa yang langsung ke saluran.

x. Pompa

Gambar 2.50. Pompa

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Pompa untuk air bersih diletakkan di sisi kiri gor.

Page 66: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

46

y. Lapangan Outdoor

Gambar 2.51. Lapangan Outdoor

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Knight Stadium ini juga memiliki lapangan outdoor tapi dengan

ukuran setengah lapangan/hanya terdapat 1 ring.

z. Hydrant

Gambar 2.52. Mekanikal dan Elektrikal

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Hydrant diletakkan di dekat toilet dalam gor, dekat dengan

kotak instalasi listrik.

Page 67: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

47

2.7.2. DBL Academy Basketball School Surabaya

Gambar 2.53. DBL Arena

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

DBL Arena yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani

No.88, Ketintang, Gayungan, Kota SBY, Jawa Timur 60231 disebut

sebagai Home of Development Basketball League. Gedung ini

berstandar internasional dirancang untuk mewadahi kegiatan tiga

kelompok, yaitu sponsor, peserta, dan penonton.

Keterangan bangunan

1. Luas bangunan : 86 x 42,5 (3655 m2)

2. Tinggi bangunan : 25,4 m

3. Jumlah lantai : 3 lantai

a. Lantai dasar : parkir

b. Lantai 1 : atrium

c. Lantai 2 : lapangan basket

d. Lantai 3 : tribun

4. Lama Pengerjaan : 17 Desember 2007 – 25 Juli 2008

5. Kapasitas Penonton : ± 4000 dengan ekspansi 5000

penonton

6. Luas Atrium : 48 x 42,5 (2040 m2)

7. Fasilitas :

a. 2 ruang VVIP e. 1 ruang wasit

b. 1 ruang kamera f. 1 ruang panitia

c. 4 ruang ganti pemain g. 1 ruang loket

d. 2 ruang ganti tim yel-yel h. 1 ruang museum DBL

Page 68: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

47

Berikut gambar kerja yang telah didapat ketika survey :

a. Kapasitas Tribun

Kapasitas tribun ± 4000 orang

Gambar 2.54. Capasitas Tribun

Sumber : dokumen DBL

Page 69: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

48

b. Potongan A

Gambar 2.55. Potongan A

Sumber : dokumen DBL

Page 70: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

49

c. Potongan B

Gambar 2.56. Potongan B

Sumber : dokumen DBL

Page 71: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

50

d. Potongan C

Gambar 2.57. Potongan C

Sumber : dokumen DBL

Page 72: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

51

e. Potongan D

Gambar 2.58. Potongan D

Sumber : dokumen DBL

Page 73: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

52

f. Potongan E

Gambar 2.59. Potongan E

Sumber : dokumen DBL

Page 74: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

53

g. Potongan F

Gambar 2.60. Potongan F

Sumber : dokumen DBL

Page 75: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

54

Fasilitas yang ada di DBL Academy Basketball School Surabaya :

d. Graha Pena Jawa Pos

Gambar 2.61. Graha Pena Jawa Pos

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Kantor DBL dan Graha Pena Jawa Pos masih satu

management.

e. Hall

Gambar 2.62. Hall DBL

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Masuk kedalam bangunan, langsung disambut dengan hall.

Page 76: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

55

f. DBL Store

Gambar 2.63. DBL Store dari luar

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Gambar 2.64. DBL Store dari dalam

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

DBL memiliki toko sendiri yang menjual perlengkapan basket

seperti jersey, bola basket, sepatu basket, dan lai-lain.

Page 77: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

56

g. Lapangan

Gambar 2.65. Lapangan DBL

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Terdapat satu buah Lapangan DBL sesuai dengan ketentuan dan

kebutuhan yang ada.

h. Tribun

Gambar 2.66. Tribun

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Gambar 2.67. Tribun

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Page 78: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

57

Tribun berkapasitas kurang lebih dari 4000 orang ini memiliki

zoning masing-masing.

i. Toilet

Gambar 2.68. Toilet

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Gambar 2.69. Toilet

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Terdapat 2 ruangan toilet pria dan 2 ruangan toilet wanita untuk

memenuhi kebutuhan pengguna DBL ini.

Page 79: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

58

j. Hydrant

Gambar 2.70. Hydrant

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Hydrant diletakkan diatas tribun penonton, bertujuan untuk

penanganan pertama jika terjadi kebakaran sebelum petugas

pemadam kebakaran datang.

k. Tempat duduk wasit

Gambar 2.71. Tempat duduk wasit

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Tempat duduk wasit ini terdapat di salah satu sisi tribun.

Page 80: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

59

l. Pintu Masuk

Gambar 2.72. Pintu masuk

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

m. Pintu Keluar

Gambar 2.73. Pintu keluar

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Pintu masuk dan pintu keluar dibuat berbeda agar tidak terjadi

desakan antar penonton ketika penonton ramai.

Gambar 2.74. Ramp

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Pada setiap tangga terdapat ramp.

Page 81: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

60

n. Parkiran

Gambar 2.75. Parkiran

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

Terdapat parkiran pengelola dan penonton.

o. Ducting

Gambar 2.76. Ducting

Sumber : dokumentasi penulis, 2018

2.7.3. Staples Center

STAPLES Center adalah gedung aula serbaguna di Pusat

Kota Los Angeles, Selain untuk konser, gedung yang diresmikan

1999 ini juga dipakai untuk pertemuan, pameran, dan pertandingan

olahraga (bola basket, tinju, hoki es, dan tenis). Berdekatan dengan

L.A. Live development, terletak di sebelah kompleks Los Angeles

Convention Center di sepanjang Figueroa Street. Arena olahraga

dibuka pada 17 Oktober 1999, dan merupakan salah satu fasilitas

olahraga utama di Greater Los Angeles Area.

Staples center yang dirancang oleh arsitek NBBJ memiliki

luasan 88.257,9 m2. NBBj sendiri yaitu arsitek perencanaan dan

perancangan yang dapat mendesain interior, desain perkotaan dan

desain lansekap yang salah satu kantornya berada di Los Angeles.

Pemilik Staples Center adalah Mercinda L.A. Arena Company dan

Page 82: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

61

Anschutz Entertainment Group. Tim olahraga bola basket LA Lakers

adalah salah satu pengguna Staples Center sampai sekarang.

Gambar 2.77. Staples Center

Sumber : http://orbicair.com/i-8190334-charter-a-helicopter-to-staples-

center-los-angeles.html

Setelah melakukan studi banding melalui internet, Staples

Center memiliki desain lansekap yang mencirikan bangunan

olahraga yaitu dengan adanya sclupture orang yang sedang

berolahraga. Selain itu juga untuk desain tribun VVIP maupun VIP

yang terlihat nyaman dan berkelas..

Gambar 2.78. Staples Center tampak luar

Sumber : https://www.expedia.com/Staples-Center-Los-

Angeles.d6068481.Vacation-Attraction

Gambar 2.79. Area dalam Staples Center

Sumber : https://www.staplescenter.com/ticketing/premier-seats

Page 83: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

62

Gambar 2.80. Tempat duduk penilai

Sumber : https://www.staplescenter.com/ticketing/premier-seats

Gambar 2.81. Premium Tables and Lounge

Sumber : https://www.staplescenter.com/ticketing/premier-seats

Gambar 2.82. Premium Tables and Lounge

Sumber : https://www.staplescenter.com/ticketing/premier-seats

2.8. PENDEKATAN DESAIN ARSITEKTUR ANALOGI

2.8.1. Pengertian Analogi dalam Arsitektur

Pendekatan arsitektur analogi adalah proses menemukan desain

arsitektur yang membutuhkan proses analisa terlebih dahulu yang

kemudian tidak hanya sekedar menjiplak dari bentuk objek yang

dianalogikan, akan tetapi memunculkan bentuk baru yang masih

memiliki kemiripan visual dengan objek yang dianalogikan dan

Page 84: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

63

antara objek yang dianalogikan dengan bangunan memiliki

keterkaitan, kesatuan yang utuh atau benang merah sehingga

pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh orang yang

melihat bangunan tersebut.

2.8.1.1. Analogi Menurut Karina Moraes Zarzar

Menurut Keith J. Holyoak dan Paul Thagard, analogi

dapat digunakan dengan bermacam cara, salah satunya

adalah sebagai alat komunikasi seseorang di dalam

mengekspresikan pemikirannya secara tidak langsung.

Suatu benda dikatakan analog dengan benda lainnya

apabila keduanya memiliki beberapa kesamaan. Analogi

memiliki tiga hal dasar, yaitu kesamaan, struktur atau

susunan, dan kegunaan. Analogi ditekankan untuk

mengidentifikasi struktur atau sususan paralel antara

sumber dan benda obyek. Setiap elemen benda obyek

harus terhubung dengan hanya satu elemen pada sumber

(dan sebaliknya) (Zarzar, 2008).

Analogi digunakan jika berhubungan dengan

pemindahan karakteristik dari suatu sumber ke suatu

obyek atau proses. Terdapat dua jenis pemindahan

karakteristik pada analogi, yaitu:

1) Hanya pada konfigurasi elemen-elemennya.

2) Penggunaan struktur atau susunan yang tidak sama

dengan fungsi sumbernya.

2.8.1.2. Analogi Menurut Chris Abel

Analogi di dalam arsitektur dgunakan seperti

bahasa yang mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Memperpanjang pengetahuan kita di dalam

memahami arsitektur melalui penandaan dan

pemaknaannya sebagai suatu bentuk dari suatu

kebudayaan.

b. Merupakan suatu metoda yang dapat

dipertanggungjawabkan dan teliti di dalam melakukan

penyelidikan dunia arsitektur.

Page 85: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

64

c. Sebagai suatu sistem komunikasi sosial di dalam

menjelaskan produk arsitektural kepada

lingkungannya (Abel, 1997).

Sifat dasar dan fungsi dari karakter dari benda yang

dijadikan sumber analogi harus benar-benar diteliti secara

tepat. Terdapat tiga karakter analogi, yaitu:

a. Positif analogi, sifat dasar dan fungsi antara dua ide

yang berbeda terlihat jelas.

b. Negatif analogi, sifat dasar dan fungsi antara dua ide

yang berbeda tidak jelas.

c. Netral analogi, sifat dasar dan fungsi tidak spesifik

diantara tiap ide yang berbeda, dalam hal ini perlu

dicari lagi kesamaan dan perbedaan diantara

keduanya.

2.8.1.3. Analogi Menurut Geoffrey Broadbent

Broadbent membagi proses pencarian bentuk ke

dalam 4 kategori pendekatan, yaitu:

a. Pragmatik Merupakan pendekatan melalui tahap

percobaan trial and error. Penciptaan bentuk tercipta

dari material yang ada kemudian diolah menggunakan

alat yang dimiliki dan disesuaikan dengan iklimnya.

b. Ikonik Merupakan pendekatan melalui tradisi atau

kebiasaan yang telah umum dilakukan atau

berdasarkan kesepakatan sosial, sehingga tradisi

merupakan hal yang sangat berpengaruh.

c. Analogik Pendekatan dapat berupa analogi alam,

kerja tubuh manusia, teori fisika, dan sebagainya.

d. Kanonik atau geometrik Pendekatan sistem

geometris, matematis, keteraturan, modul, dan

sebagainya.

Selain itu, menurut Broadbent, ada tiga tipe analogi,

yaitu:

a. Analogi personal

Dalam analogi ini desainer menempatkan dirinya

sebagai salah satu aspek dalam masalah desain.

Page 86: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

65

b. Analogi langsung

Dalam analogi ini masalah desain dikaitkan dengan

ilmu lainnya, seperti seni, sains, atau teknologi.

c. Simbolik analogi

Dalam analogi ini desainer mencoba menemukan inti

dari arti khusus pada masalah desain, biasanya

secara verbal.

2.8.1.4. Analogi menurut Donna P. Duerk

Jenis-jenis analogi menurut Donna P. Duerk adalah

sebagai berikut:

a. Analogi langsung

Analogi ini digunakan untuk membandingkan suatu

objek dengan beberapa fungsi bangunan yang

didesain, dimana analogi tersebut digunakan untuk

menstimulasi ide desain. Perbandingan tersebut

digunakan untuk mengungkapkan aspek dari

permasalahan desain yang belum terpecahkan pada

bagian riset proyek tersebut.

Gambar 2.83. Contoh Analogi Langsung

Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id

b. Analogi personal

Analogi ini bergantung pada persepsi seseorang jika

orang tersebut berada dalam obyek yang didesain.

Gambar 2.84. Contoh Analogi Personal

Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id

Page 87: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

66

c. Analogi simbolik

Merupakan suatu pengibaratan dari sesuatu yang

sudah dikenal secara umum.

Gambar 2.85. Contoh Analogi Simbolik

Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id

d. Analogi fantasi

Analogi ini mengibaratkan keadaan yang lebih indah

atau ideal untuk menciptakan sumber ide bagi

pemecahan masalah.

Gambar 2.86. Contoh Analogi Fantasi

Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id

2.8.1.5. Analogi menurut Wayne O. Attoe

a. Analogi Matematika

Dalam analogi ini, angka dan geometri merupakan

dasar yang penting untuk mengambil keputusan

dalam arsitektur.

b. Analogi Biologis

Teori arsitektur yang berdasarkan analogi biologis

terdapat dua bentuk, yaitu: x Bersifat umum. Terpusat

pada hubungan antara bagianbagian bangunan atau

antara bangunan dengan penempatan atau

penataannya. x Lebih bersifat khusus. Terpusat pada

pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan

yang berhubungan dengan organisme yang disebut

arsitektur biomorfik.

Page 88: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

67

c. Analogi Romantis

Kunci dari analogi romantis adalah evokatif, yaitu

mengemban, menghasilkan reaksi emosional

terhadap pengamat. Terdapat 2 cara, yaitu: x

Menyatakan asosiasi Perancangan analogi romantis

yang mengacu pada alam, masa lalu, tempat-tempat

eksotis, benda primitif, dan lain-lain. x Pernyataan

yang dilebih-lebihkan. Mempengaruhi perasaan-

perasaan dengan adanya sarana-sarana yang formal.

Digunakan oleh gerakan ekspresionis Eropa awal

abad 20.

d. Analogi Bahasa atau Linguistik Analogi linguistik

dimaksudkan untuk menyampaikan kepada pengamat

dengan menggunakan 3 cara, yaitu:

1) Model Tata Bahasa Arsitektur yang terdiri dari

unsur-unsur yang ditata menurut aturan sehingga

memudahkan dalam pemahaman dan penafsiran

yang disampaikan oleh bangunan tersebut.

2) Model Ekspresionis Bangunan dianggap sebagai

tempat yang digunakan arsitek untuk

mengungkapka sikapnya terhadap proyek

bangunan tersebut.

3) Model Semiotik Suatu bangunan merupakan suatu

tanda penyampaian informasi yang bermakna.

e. Analogi Mekanik

Analogi yang menekankan pada mekanisme atau

bekerjanya sebuah sistem. Yang menjadi perhatian

adalah mekanisme yang ada di arsitektur, mekanisme

gaya, pendayagunaan ruang ke ruang lain,

mekanisme struktur, wujud, dan fungsi.

f. Analogi Pemecahan Masalah

Analog ini beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan

lingkungan merupakan masalah yang harus

diselesaikan secara analisis.

Page 89: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

68

g. Analogi Adhocis

Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan langsung

dengan cara menggunakan bahan-bahan yang mudah

diperoleh dan tanpa mengarah ke suatu tujan.

h. Analogi Bahasa Pola

Perancangan arsitektur yang mengidentifikasi pola-

pola dan jenis-jenis baku dari kebutuhan suatu tempat

atau kebudayaan tertentu dalam rangka memenuh

kebutuhan tersebut.

i. Analogi Dramaturgi Kegiatan manusia dinyatakan

sebagai teater, sedangkan lingkungan buatan

dianggap sebagai pentas panggung. Terdapat 2 sudut

pandang, yaitu:

1) Sudut pandang aktor

Dengan menyediakan perlengkapan dan kesan

yang diperlukan serta perabot yang ditata teratur.

2) Sudut pandang dermawan

Arsitek menyebabkan orang bergerak ke suatu

arah dengan memberikan petunjuk visual.

2.9. CONTOH KARYA BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN

ANALOGI

2.9.1. Menara Eiffel, Prancis

Gambar 2.87. Menara Eiffel

Sumber : https://rumahlia.com/desain/contoh-bangunan-analogi

Menara Eiffel dibangun sebagai gerbang I’Exposition

Universelle 1889, yakni sebuah World’s Fair yang bertepatan

dengan 100 tahun dari peristiwa Revolusi Perancis. Meski pada

Page 90: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

69

saat berlangsungnya proses pembangunan mendapat banyak

kecaman dan protes dari masyarakat setempat, akan tetapi Menara

Eiffel tetap dibangun dari tahun 1887 sampai dengan tahun 1889.

Desain dari Menara Eiffel ini ternyata juga menggunakan

pendekatan analogi. Menara Eiffel dirancang sebagai sebuah

bangunan yang menggambarkan sesosok wanita feminim yang

elegan. Menara Eiffel seakan merepresentasikan bagaimana

seorang wanita anggun berdiri, bagaimana bentuk tubuhnya yang

elegan.

2.9.2. Ronchamp Chapel – Le Corbuzier

Gambar 2.88. Ronchamp Chapel

Sumber : https://rumahlia.com/desain/contoh-bangunan-analogi

Le Corbuzier adalah salah satu arsitek terkenal dan

berpengaruh di dunia arsitektural. Karya Le Corbuzier yang satu ini

banyak sekali dimiripkan dengan bermacam-macam objek seperti

telapak tangan yang membuka seolah berdoa, atau juga seperti

kapal laut, bentuk bebek, topi pelukis dan masih banyak lagi.

Akan tetapi, arti dari bangunan tersebut ternyata berbeda

dengan apa yang dimaksud dari Le Corbuzier sendiri. Broadbent

menuturkan bahwa inspirasi dari Ronchamp Chapel ini berasal dari

sebuah cangkang kepiting yang secara tidak sengaja ditemukan

oleh Le Corbuzier pada saat sedang berjalan-jalan di Pulau Long

Island.

Page 91: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

70

2.9.3. Bird Nest Stadium, Beijing China – Herzang & De Meuron

Gambar 2.89. Bird Nest Stadium

Sumber : https://rumahlia.com/desain/contoh-bangunan-analogi

Bird Nest Stadium, dibangun oleh sang arsitek berdasarkan

inspirasinya kepada bentuk sarang burung. Maka dari itu,

penamaan dari stadium ini sendiri mengadopsi kata “bird nest”.

Analogi dari sarang burung ini terlihat tidak hanya dari segi estetis

eksteriornya saja.

Akan tetapi juga pada sistem struktural yang dapat terlihat dari

luar bangunan. Seluruh struktur yang terlihat dari bagian luar ini

merefleksikan cabang sarang yang menyatu satu sama lain

sehingga menghasilkan ketahanan yang luar biasa pada setiap

elemen bangunannya.

2.9.4. Turning Torso, Swedia – Santiago Calatrava

Gambar 2.90. Turning Torso

Sumber : https://rumahlia.com/desain/contoh-bangunan-analogi

Analogi yang diambil dari bangunan Turning Torso ini adalah

pergerakkan tubuh manusia yakni bentuk tulang belakang yang

Page 92: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

71

seolah seperti dipilin. Analogi ini memberikan pembelajaran

mengenai movement dan structure. Sang arsitek, Calavatra

menyadari bahwa di dalam struktur itu sendiri

terdapat movement yang tidak dapat dihindarkan lagi pasti akan

terjadi.

Pada desain Turning Torso ini dapat dilihat struktur tulang

belakang manusia masih sangat memungkinkan untuk terjadinya

pergerakkan. Akan tetapi, masih dapat menjadi struktur yang kokoh

dan masih dapat bertahan hingga saat ini.

2.9.5. Montjuic Communication Tower – Santiago Calatrava

Gambar 2.91. Montjuic Communication Tower

Sumber : https://rumahlia.com/desain/contoh-bangunan-analogi

Menara komunikasi ini terletak di daerah Montjuic, Barcelona,

Spanyol. Montjuic merupakan sebuah area olimpiade, dimana Torre

Telofonica ini difungsikan sebagai pengirim siaran televisi Olimpiade

Musim Panas pada tahun 1992.

Sebagai arsitek, Santiago Calatrava mendesain menara ini

dengan menggunakan analogi seperti seorang atlet yang tengah

memegang obor olimpiade. Hal ini dihasilkan berdasarkan

pertimbangan site dan fungsinya. Menara ini pun menggunakan

pentransformasian dari sebuah bentuk alam dengan representasi

simbolik.

Page 93: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

154

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Basketball Center merupakan pusat olahraga bola basket, yang didalamnya

memfasilitasi kegiatan olahraga bola basket baik pelatihan maupun event. Pusat

olahraga bola basket ini didalamnya meliputi lapangan indoor dan outdoor, toko

perlengkapan kegiatan bola basket, seperti jersey, bola basket, sepatu basket, dan

lain-lain dan ruang-ruang pendukung lainnya. Basketball Center direncanakan akan

dibangun di kota Pekalongan. Pekalongan memiliki 4 SMA Negeri dan beberapa SMA

Swasta yang berprestasi dalam bidang olahraga basket. Pekalongan sendiri telah

memiliki beberapa team club yang sudah sering mengikuti kejuaraan umum tingkat

provinsi, club ini cukup memajukan dunia basket di Kota Pekalongan. Prestasi harus

didukung dengan fasilitas yang mewadahi yaitu berupa pusat olahraga bola basket.

Pekalongan Basketball Center direncanakan dengan menggunakan pendekatan

desain arsitektur analogi. Pendekatan arsitektur analogi adalah proses menemukan

desain arsitektur yang membutuhkan proses analisa terlebih dahulu yang kemudian

tidak hanya sekedar menjiplak dari bentuk objek yang dianalogikan, akan tetapi

memunculkan bentuk baru yang masih memiliki kemiripan visual dengan objek yang

dianalogikan dan antara objek yang dianalogikan dengan bangunan memiliki

keterkaitan, kesatuan yang utuh atau benang merah sehingga pesan yang ingin

disampaikan dapat dipahami oleh orang yang melihat bangunan tersebut.

Tapak yang terpilih terletak di jalan Angkatan 66 Pekalongan, Kecamatan

Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51117 yang merupakan jalan lokal

sekunder dengan luas 4,6 Ha. Peraturan bangunan dalam tapak sesuai dengan

RTRW kota Pekalongan sebagai berikut :

f. KLB maksimum 3

g. KDB maksimum 50%;

h. KDH minimum 10%;

i. GSB minimum 15 meter dari as;

j. Tinggi bangunan maksimum dibatasi garis bukaan langit 45o dari as jalan (jalan

utama / jalan yang kelasnya paling tinggi disekeliling bangunan).

Setelah mengetahui kondisi existing site, kemudian dilakukan analisa mengenai

aspek perecanaan dan perancangan arsitektur. Aspek perancangan tersebut yaitu

aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek teknis, aspek kinerja, dan aspek

Page 94: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

155

arsitektural yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dan

kesimpulan dari hasil analisa tersebut adalah sebagai berikut :

1. Aspek Kontekstual

Dari beberapa analisa tapak yang telah dilakukan di bab sebelumnya,

maka Pekalongan Basketball Center ini mendapatkan zonning sesuai

dengan area kegiatan masing-masing sesuai dengan kebutuhan.

Berikut adalah gambaran zonning yang didapat.

TAPAK PERENCANAAN

Luas 4.6 Ha

Area servis

Area pengelola

Area GOR utama

Area penunjang

Area publik/

pengunjung

N

Gambar 5.1. Zonning

Sumber : analisa pribadi, 2020

2. Aspek Fungsional

Berdasarkan aspek fungsional, Pekalongan Basketball Center ini

mempunyai kapasitas ± 1000 penonton. Dari analisa pengguna,

pengguna di bagi menjadi 4 yaitu pengunjung (penonton, wartawan,

tamu undangan), atlet, pengelola dan servis. Dengan total besaran

ruang sebagai berikut.

Tabel 5.1. Besaran Ruang Keseluruhan

NO KELOMPOK AREA Luas (m2)

1 Gor Utama 1.500,2

2 Pengunjung/publik 339,3

3 Pengelola 58,5

4 Penunjang 2.414,1

5 Servis 241,8

6 Parkir 5060

JUMLAH TOTAL 9.613,8

Sumber: Analisa Penulis, 2018

Page 95: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

156

3. Aspek Teknis

a. Pada perencanaan Pekalongan Basketball Center pondasi yang

digunakan yaitu foot plate, mini pile dan pondasi batu kali.

b. Struktur badan digunakan struktur kolom baja.

c. Struktur atas menggunakan rangka cremona.

4. Aspek Kinerja

Bedasarkan aspek kinerja yang sudah dijabarkan di bab sebelumya,

didapatkan sistem utilitas yang bekerja pada bangunan Pekalongan

Basketball Center sebagai berikut :

a. Pencahayaan alami diperoleh dari bukaan jendela kaca. Pada sisi

barat dan timur yang terpapar sinar matahari langsung, diberi

secondary skin berupa roaster.

b. Pencahayaan buatan diperoleh dari instalasi lampu. Jenis lampu

yang digunakan yaitu lampu LED. Lampu LED digunakan untuk

lampu sorot pada lapangan dan lampu plafon/ceiling untuk

pencahayaan ruangan lainnya. Lampu jalan dirancang

menggunakan panel surya agar bangunan ini lebih hemat energi.

Lampu jalan menggunakan lampu TL.

c. Penghawaan alami berasal dari bukaan berupa jendela, pintu dan

ventilasi. Sistem ventilasi yang digunakan yaitu ventilasi silang.

d. Penghawaan buatan berasal dari AC. Jenis AC yang digunakan

menggunakan AC sentral berupa ceiling cassette dan ceiling

universal.

e. Kebutuhan air bersih didapat dari PDAM dan sumur artetis.

f. Pembuangan limbah cair melalui saluran kota sedangkan limbah

padat dialirkan ke septictank dan sumur resapan.

g. Air hujan dialirkan ke sumur resapan.

h. Pembuangan sampah sementara di dekat Stadion Hoegeng dan

Pembuangan sampah akhir berada di TPA Degayu.

i. Kebutuhan listrik didapat dari PLN dan genset.

j. Sistem penangkal petir menggunakan sistem faraday.

k. Dari analisa di bab sebelumnya, maka dapat diketahui kebutuhan

pengamanan terhadap bahaya kebakaran:

Page 96: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

157

1. Dalam ruangan: menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire

estinguisher,dan indoor hydrant.

2. Luar Ruangan: menggunakan outdoor hydrant.

l. Sistem komunikasi yang digunakan adalah:

1. Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch

Exchange), merupakan sistem komunikasi yang

menghubungkan antar bangunan.

2. Jaringan internet

3. Jaringan telepon PT.Telkom

Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga

mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan.

4. Pengeras suara: untuk memberi informasi kepada pengunjung

didalam ataupun di luar bangunan.

m. Sistem tranportasi vertikal yang dipakai dalam perancangan

Pekalongan Basketball Center ini menggunakan tangga. Tangga

dilengkapi dengan ramp untuk memudahkan pengunjung/penonton

difabel. Untuk memfasilitasi bangunan dengan kapasitas 1000

penonton, tangga dirancang untuk 3 orang berdampingan dengan

ukuran lebar tangga ± 2 meter. Selain itu, juga terdapat tangga

darurat di sisi kanan kiri bangunan dengan ukuran ± 1,2 meter.

5. Aspek Arsitektural

a. Perencanaan lansekap

Perencanaan lansekap nantinya di desain pada taman/plaza yang

diambil dari bentuk lingkaran/bola basket.

b. Gubahan massa

Gubahan massa di desain diibaratkan pemain bola basket sedang

melakukan overhead pass.

c. Fasad bangunan

Fasad bangunan didesain dengan motif batik parang sebagai sun

shading di sisi kanan dan kiri bangunan.

d. Sclupture

Sclupture utama yang nantinya diletakkan di plaza/taman ini

menggambarkan seorang pemain bola basket profesional asal

Amerika yaitu Michael Jeffrey Jordan atau yang biasa dikenal

Page 97: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

158

Michael Jordan. Ia masuk dalam kelompok/tim Chicago Bulls

dengan nomor punggung 23 posisi sebagai shooting guard.

Michael Jordan mendapati gelar pemain terbaik. (Wikipedia)

e. Gerbang

Perencaaan desain gerbang pada Pekalongan Basketball Center

ini diibaratkan seperti pemain yang sedang memegang bola basket

atau bisa juga diibaratkan seperti piala kemenangan pertandingan

bola basket.

5.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat penulis sarankan dalam

merencanakan dan merancang sebuah Pekalonagan Basketball Center

dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi nantinya berpedoman

terhadap kelima aspek perencanaan dan perancangan arsitektur. Aspek

tersebut, yaitu aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek teknis, aspek

kinerja, dan aspek arsitektural. Selama berpedoman terhadap aspek

tersebut proses desain berjalan sesuai harapan. Ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan di dalam aspek tersebut, diantaranya yaitu:

1. Klasifikasi bangunan yang akan dibangun.

2. Standarisasi dan persyaratan ruang yang digunakan.

3. Perlu dilakukan studi banding yang lebih detail.

4. Analisa kondisi site eksisting yang lebih rinci.

5. Material dan pemilihan warna bangunan perlu mendapat perhatian lebih

sesuai pendekatan desain yang dilakukan.

Page 98: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

159

DAFTAR PUSTAKA

Alfari, Sabrina. 2015. Mengenal Alumunium Composite Panel (ACP). Internet. https://www.arsitag.com/article/mengenal-alumunium-composite-panel-acp. (diakses : 29 September 2018)

Anonim. 2018. Jenis-jenis lampu dan dipasaran. Internet. https://sumberlampu.com/blog-artikel/15-jenis-lampu. (diakses : 4 Oktober 2018)

Anonim. 2018. Semua tentang Basket [Sejarah, Aturan, …]. Internet. https://sportsregras.com/id/basket-sejarah-aturan/. (diakses : 17 Agustus 2018)

Wae, Kirun. 2018. Jenis dan macam-macam AC. Internet. https://projectmedias.blogspot.com/2014/01/jenis-dan-macam-macam-ac.html (diakses : 4 Oktober 2018)

Aradia, Ayyash Syifa. 2017. 5 Contoh Bangunan Analogi dalam Arsitektur. Internet. https://rumahlia.com/desain/contoh-bangunan-analogi. (diakses : 16 September 2018)

Awning, Kj. 2010. Tenda Membran. Internet. http://kjmembran.com/produk/tenda-membrane/. (diakses : 30 September 2018)

CNN Indonesia. 2014. Azrul: Penonton Basket Naik Lebih dari 300 Persen. Internet. https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20141203211803-142-15701/azrul-penonton-basket-naik-lebih-dari-300-persen. (diakses : 10 Agustus 2018)

David. 2018. Footplate. Internet. https://footplate.xyz/2018/01/11/pengertian-footplat/. (diakses : 30 September 2018)

DPU. 1994. SNI 03-3647. Bandung: Yayasan Lembaga Penyeledikina Masalah Bangunan. (diakses : 17 Agustus 2018)

Ffredo. 2010. Analogi Yang Digunakan Dalam Teori Arsitektur. Internet. https://ffredo.wordpress.com/2010/10/26/analogi-yang-digunakan-dalam-teori-arsitektur/. (diakses : 20 Agustus 2018)

FIBA. 2012. Rules. United States: s.n. (diakses : 17 Agustus 2018)

Francis, D.K Ching Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Susunannya. Erlangga, Jakarta, 1993. (diakses : 4 Oktober 2018)

Google Maps. 2018. Internet. https://maps.google.com/. (diakses : 21 September 2018)

H, Rahmanu Eko. 2018. SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN GEDUNG. Internet. https://lingkunganitats.wordpress.com/2016/10/26/sistem-penyediaan-air-bersih-pada-bangunan-gedung/. (diakses : 30 September 2018)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pusat. Internet. https://kbbi.web.id/pusat. (diakses : 15 September 2018)

Page 99: PEKALONGAN BASKETBALL CENTER DENGAN PENDEKATAN …lib.unnes.ac.id/36199/1/5112414016_Optimized.pdfvii ABSTRAK “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Analogi”

160

Lukmantara, Adeng. 2012. Sistem Penangkal Petir di Gedung. Internet. http://aloekmantara.blogspot.com/2012/10/sistem-penangkal-petir-di-gedung.html. (diakses : 30 September 2018)

Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga. (diakses : 23 September 2018)

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga. (diakses : 23 September 2018)

PERBASI, 2010. Sejarah Bola Basket Indonesia. Jakarta: s.n. (diakses : 17 Agustus 2018)

Radar Semarang. 2014. Siapkan tim basket rebut juara dulongmas. Internet. http://radarsemarang.com/2014/11/21/siapkan-tim-basket-rebut-juara-dulongmas/. (diakses : 25 Oktober 2018)

Rahmadi. 2018. Pondasi Telapak. Internet. https://busy.org/@rahmadi/pondasi-telapak. (diakses : 30 September 2018)

Sari, Dita Ratna. 2012. Sejarah permainan bola basket di dunia. Internet. https://ditaratnasari.wordpress.com/tag/sejarah-permainan-bola-basket-di-dunia/. (diakses : 17 Agustus 2018)

Surya, Andreas. 2018. Sistem Pemadam Kebakaran. Internet. https://www.scribd.com/doc/307264589/Sistem-Pemadaman-Kebakaran. (diakses : 30 September 2018)

Wikipedia. 2018. Batu Bata. Interrnet. https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bata. (diakses : 30 September 2018)

Wikipedia. 2018. Bola Basket. Internet. https://id.wikipedia.org/wiki/Bola basket. (diakses : 17 Agustus 2018)

Wikipedia. 2018. Batik Parang. Internet. https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Parang. (diakses : 25 Oktober 2018)

Wikipedia. 2018. Kota Pekalongan. Internet. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pekalongan. (diakses : 29 September 2018)

Wikipedia. 2018. NBBJ. Internet. https://en.wikipedia.org/wiki/NBBJ. (diakses : 25 Oktober 2018)

Wikipedia. 2018. Sistem Faraday. Internet. https://id.wikipedia.org/wiki/Sangkar_Faraday. (diakses : 30 September 2018