BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum -...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum -...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Teori umum yang akan dibahas adalah model komunikasi, protocol TCP/IP,
kategori jaringan komunikasi, network media, network device, topologi jaringan,
teknologi yang digunakan pada LAN, teknologi yang digunakan pada WAN, dan ARP.
2.1.1 Model Komunikasi
Tujuan mendasar dari suatu sistem komunikasi adalah pertukaran data
antara dua pihak. Menurut Stallings (2004, p11), terdapat beberapa elemen
komunikasi data :
a. Source
Elemen ini berfungsi untuk menghasilkan data yang akan ditransmisikan.
b. Transmitter
Elemen ini mentransformasikan informasi menjadi sinyal-sinyal
elektromagnetik sehingga dapat dikirimkan melalui transmission system.
c. Transmission system
Elemen ini menghubungkan source dan destination. Dapat berupa jalur
tunggal ataupun suatu jaringan yang kompleks.
d. Receiver
Elemen ini mengubah sinyal dari transmission system ke dalam bentuk
yang dapat dibaca oleh perangkat destination.
e. Destination
Elemen ini mengambil data dari receiver.
7
2.1.2 TCP/IP
2.1.2.1 Definisi
Protokol TCP/IP adalah protokol jaringan yang berasal dari
proyek DARPA ( Development of Defense Advanced Research Project
Agency ) di tahun 1970-an yang dikenal dengan nama ARPANET.
2.1.2.2 Lapisan (Layer) TCP/IP
a. Network Access Layer
Disebut juga sebagai host-to-network layer. Layer ini
berhubungan dengan semua komponen, baik fisik maupun logik, yang
diperlukan untuk membangun hubungan secara fisik.
b. Internet layer
Layer ini berfungsi untuk memberikan layanan dasar
pengiriman data. Salah satu protokol yang bekerja pada layer ini adalah
IP (Internet Protocol) yang diantaranya berfungsi:
- mentransfer data dari Network access layer ke transport layer
dan sebaliknya.
- menangani datagram termasuk fragmentasi dan defragmentasi
- menangani skema pengalamatan yang digunakan dalam
pertukaran data
- menangani proses routing
c. Host to host/transport layer
Berfungsi menghubungkan antara application layer dan
internet layer. Contohnya : UDP, TCP.
8
d. Application layer
Adalah layer yang menangani masalah representasi, enkoding,
dan kontrol dialog. Pada model protokol TCP/IP maka aplikasi yang
dibuat dan berhubungan langsung dengan pemakai akan diletakkan di
sini. Contohnya : FTP, SMTP, HTTP, SNMP, DNS, dan lain-lain.
2.1.3 Kategori Jaringan Komunikasi
2.1.3.1 Local Area Network (LAN)
Menurut Stallings (2004, p16) Local Area Network (LAN) adalah
suatu jaringan komunikasi yang menghubungkan berbagai perangkat dan
menyediakan suatu cara untuk pertukaran informasi antara perangkat-
perangkat tersebut.
2.1.3.2 Wide Area Network (WAN)
Menurut Downes, Ford, Lew, Spanier, dan Stevenson (1998, p45)
Wide Area Network (WAN) adalah suatu jaringan komunikasi data yang
meliputi area geografis yang relatif luas dan menggunakan fasilitas
transmisi yang disediakan oleh penyedia layanan jaringan, misalnya
perusahaan telepon.
2.1.3.3 Perbedaan LAN dan WAN
Menurut Stallings (2004, p16) terdapat 3 perbedaan utama antara
LAN dan WAN :
1. Cakupan LAN sempit, biasanya hanya satu bangunan atau
sekumpulan bangunan, sedangkan cakupan WAN lebih luas.
9
2. Dalam LAN, seluruh perangkat adalah milik sepenuhnya
organisasi yang memilikinya, sedangkan dalam WAN, sebagian
perangkat bukan milik organisasi yang menggunakannya.
3. Kecepatan pengiriman data dalam LAN lebih cepat daripada
WAN.
2.1.4 Network Media
Media-media yang umum dipakai dalam proses transfer data terbagi atas 3
kategori utama, yakni:
1. Media tembaga (Copper Media)
2. Media optis (Optical Media)
3. Media nirkabel (Wireless Media)
2.1.4.1 Media tembaga (Copper Media)
Media tembaga menggunakan aliran arus listrik dalam proses
transfer data. Dalam prosesnya listrik dialirkan melalui kawat tembaga
dan akan diterima di ujung penerima dan akan diterjemahkan sebagai bit
1. Tembaga dipilih sebagai medianya karena sifatnya yang
menghantarkan listrik (hambatan kecil). Dalam media tembaga, dikenal
istilah “attenuation” yakni suatu kondisi dimana arus listrik berubah
bentuk menjadi energi kalor di sepanjang perjalanan mengaliri kawat
tembaga. Hal ini menyebabkan sinyal listrik terdegradasi sehingga tak
bisa dibaca lagi oleh alat pada ujung penerima. Ini tentunya akan
menimbulkan kesalahan transfer data.
10
Pada saat kita hendak memilih kabel yang sesuai, kita bisa melihat
spesifikasi kabel yang tertera. Misalnya : Kabel bertuliskan 10 BASE – T.
Angka 10 menunjukkan kecepatan transfer data yang bisa dilakukan
dengan kabel ini (10 Mbps). Kata BASE menunjukkan jenis koneksi yang
dipakai, yakni Baseband, yaitu suatu transmisi sinyal yang hanya dapat
melalui suatu frekuensi tunggal, dan bersifat bidireksional, sehingga
dapat menerima dan mengirimkan data pada saat yang bersamaan. Bila
bertuliskan BROAD, berarti koneksi yang digunakan adalah Broadband,
yaitu suatu transmisi sinyal yang dapat melalui beberapa frekuensi
berbeda, dan bersifat unidireksional, sehingga hanya dapat mengirimkan
atau menerima data pada saat tertentu. Terakhir, T menunjukkan jenis
kabel, yakni kabel berpilin (twisted pair). Bila berupa angka, itu
menunjukkan panjang maksimal kabel yang diperbolehkan sebelum
sinyal listrik terdegradasi. Panjang maksimal adalah angka yang tertera
dikalikan dengan 100 m.
Contoh kabel adalah 10 BASE 5. Ini berarti kecepatan transfer
data 10 Mbps, jenis koneksi adalah baseband atau digital dan panjang
maksimal kabel adalah 5 x 100 m = 500 m.
11
Jenis-jenis kabel :
1. Kabel Coaxial
Gambar 2.1 Kabel Coaxial
Sinyal listrik mengalir melalui seutas kawat tembaga yang
melintang sepanjang pusat kabel. Kawat tembaga ini dilapisi oleh isolator
plastik. Isolator plastik ini dilapisi lagi oleh lapisan serat tembaga yang
bertindak sebagai kawat kedua dan juga sebagai pelindung untuk
mengurangi interferensi elektromagnetik dari luar. Kemudian dilapisi lagi
dengan kabel jaket sebagai pelindung terluar.
Berikut adalah perbandingan keuntungan dan kerugian pemakaian
kabel coaxial :
Keuntungan Kerugian
• Memiliki panjang maksimal
yang terpanjang dibandingkan
jenis kabel lain
• Lebih murah
• Semakin besar ukuran kabel,
semakin mahal biaya
instalasinya
• Kabel keras dan kaku
sehingga sulit ditekuk
12
2. Kabel STP (Shielded – twisted pair)
Gambar 2.2 Kabel STP
Kabel ini terdiri atas 4 pasang kabel berpilin yang masing-masing
terbungkus oleh pelindung. Masing-masing kabel ini dibungkus oleh
lapisan metalik yang diberi warna sebagai kode. Keempat pasang kabel
berpilin ini dibungkus lagi oleh Overall Shield dan jaket terluar. Berikut
adalah perbandingan keuntungan dan kerugian pemakaian kabel STP :
Keuntungan Kerugian
• Lebih tahan terhadap
berbagai jenis interferensi
dari luar
• Panjang maksimal kabel
relatif lebih pendek
dibandingkan kabel coaxial
• Lebih mahal dibandingkan
jenis kabel lain
13
3. Kabel UTP (Untwisted – Shielded Pair)
Gambar 2.3 Kabel UTP
Sama seperti kabel STP, hanya saja keempat pasang kabel
berpilin ini tidak dilapisi oleh apapun selain oleh jaket terluar.
Keuntungan Kerugian
• Proses instalasi mudah dan
murah dibanding semua kabel
lainnya
• Diameter kecil sehingga tidak
terlalu memakan tempat
• Kabel UTP lebih rentan
terhadap interferensi dari luar
• Panjang maksimal kabel lebih
pendek dibandingkan STP
dan coaxial
2.1.4.2. Media optis (Optical Media)
Media ini menggunakan cahaya untuk menggantikan sinyal listrik
yang dipakai pada media tembaga. Cahaya memantul di dalam lapisan
kaca dalam kabel sepanjang perjalanan dari ujung pengirim sampai ujung
penerima.
14
Gambar 2.4 Media Optik
Jadi seperti terlihat pada gambar, kabel pada media optis ini
terdiri atas suatu lapisan inti yang dilapisi oleh pelindung. Keuntungan
utama dari media ini adalah kecepatan transfer data yang sangat tinggi
karena kecepatan cahaya yang jauh lebih tinggi ketimbang cepat rambat
sinyal listrik. Kerugiannya adalah biaya kabel dan instalasi yang lebih
mahal. Selain itu dibutuhkan orang yang ahli dalam proses instalasinya.
2.1.4.3 Media nirkabel (Wireless Media)
Media ini menggunakan frekuensi radio dalam proses transfer
data. Karena frekuensi radio adalah shared media, maka kemungkinan
terjadinya collision cukup besar. Hanya bedanya ujung pengirim tak bisa
mengetahui apakah terjadi collision atau tidak.
2.1.5 Perangkat Jaringan
2.1.5.1 NIC (Network Interface Card)
NIC adalah suatu PCB (Printed Circuit Board) yang berfungsi
menyediakan konektivitas antar node dalam suatu jaringan.
15
2.1.5.2 Repeater
Alat ini berfungsi untuk meregenerasi sinyal listrik. Repeater
dapat meregenerasi sinyal digital atau listrik. Seperti yang telah kita
ketahui, dalam proses transfer data, sinyal terdegradasi sepanjang
perjalanan dari ujung pengirim sampai ujung penerima. Sinyal perlu
diregenerasi oleh repeater agar bisa terdeteksi dengan baik oleh ujung
penerima.
2.1.5.3 Hub
Hub berfungsi untuk mengkonsentrasikan koneksi. Hub
menghubungkan beberapa node dan membuat jaringan melihat mereka
sebagai satu node. Beberapa Hub juga meregenerasi sinyal. Hub
umumnya memiliki lebih dari satu port. Dan sering juga disebut multiport
repeater.
2.1.5.4 Bridge
Bridge melakukan pemeriksaan kepada semua paket yang sampai
kepadanya dan memutuskan apakah paket itu harus melewati bridge itu
atau tidak. Dengan demikian, jaringan akan menjadi lebih efektif dan
efisien. Selain itu bridge juga melakukan konversi format transmisi data.
2.1.5.5 Switch
Alat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan bridge. Hanya
saja ketika switch menerima suatu paket, ia langsung memutuskan ke alat
mana paket itu harus dikirim. Switch disebut juga multiport bridge karena
16
memiliki fungsi mirip dengan bridge, hanya saja switch memiliki lebih
dari satu port.
2.1.5.6 Router
Router memiliki semua kemampuan keempat alat-alat diatas.
Router dapat meregenerasi sinyal, mengkonsentrasikan koneksi,
mengatur proses transfer data dan mengubah format transmisi data.
2.1.6 Topologi Fisik Jaringan
Topologi dalam peristilahan komunikasi data diartikan sebagai
cara menghubungkan berbagai end-point dalam jaringan. Dalam
melakukan perancangan local area network, topologi merupakan salah
satu elemen akan menentukan biaya dan kapasitas dari jaringan. Ada
beberapa topologi yang umum digunakan dalam perancangan jaringan
lokal, antara lain bus, ring, hierarchical, star, dan mesh.
17
Gambar 2.5 Topologi fisik jaringan
a. Topologi Bus dan Hierarchical
Dalam topologi ini, setiap stasiun (komputer) dihubungkan
dengan media transmisi linear (bus) dengan cara tap. Pengiriman data
dari salah satu stasiun akan diteruskan melalui media transmisi
menuju semua stasiun lainnya. Pada ujung dari setiap bus terdapat
terminator, yang berfungsi meredam sinyal. Topologi hierarchical
merupakan variasi dari topologi bus, dimana media transmisi dapat
dicabangkan. Layout hierarchical dimulai dari sebuah titik yang
disebut headend.
Dalam topologi ini, permasalahan utama yang mungkin terjadi
adalah pengiriman data secara bersamaan oleh lebih dari satu stasiun.
Apabila dua stasiun mengirimkan data pada saat yang bersamaan,
maka sinyal yang dikirim akan tercampur.
18
Dalam penginstalasiannya topologi ini menggunakan baseband
coaxial cable yang lebih mudah diimplementasikan dibandingkan
dengan topologi ring.
Pengubahan pada topologi ini, misalnya penambahan,
pengurangan, ataupun perpindahan stasiun akan memerlukan usaha
yang lebih sedikit dibandingkan dengan topologi ring, karena hanya
perlu menambahkan node baru melalui cara tap.
b. Topologi Ring
Dalam topologi ini, jaringan disusun dari sekumpulan repeater
yang terhubung satu sama lain membentuk suatu loop tertutup.
Repeater adalah suatu perangkat sederhana yang berfungsi
menguatkan sinyal yang diterimanya. Transmisi data terjadi dalam
satu arah (searah atau berlawanan arah jarum jam). Setiap stasiun
(komputer) terhubung dengan jaringan melalui repeater. Pada saat
data dikirim, frame data akan berputar melalui setiap stasiun, dan
stasiun tujuan akan mengenali alamat tujuan frame tersebut kemudian
menyalin frame ke local buffer nya.
Kelebihan topologi ring adalah dapat digunakan untuk
membangun jaringan dengan kecepatan tinggi dan jarak yang jauh.
Throughput topologi ini merupakan yang terbaik diantara topologi-
topologi lainnya.
Permasalahan utama dari topologi ini adalah kerusakan salah satu
repeater akan menyebabkan keseluruhan jaringan tidak berfungsi.
Hal ini disebut sebagai single point failure.
19
c. Topologi Star
Dalam topologi ini, setiap stasiun (komputer) terhubung dengan
sebuah titik sentral melalui point to point link. Titik sentral ini adalah
sebuah perangkat jaringan yang dapat berupa sebuah hub atau sebuah
switch.
Apabila titik sentral menggunakan hub, data yang dikirimkan oleh
salah satu stasiun ke hub akan diteruskan oleh hub menuju seluruh
stasiun lainnya. Selain itu, hanya satu stasiun yang diperbolehkan
untuk mengirimkan data pada suatu saat tertentu, karena dapat terjadi
collision.
Apabila titik sentral menggunakan switch, data yang dikirimkan
oleh salah satu stasiun ke switch akan diteruskan oleh switch hanya
kepada stasiun tujuan dari data. Boleh terdapat lebih dari satu stasiun
yang mengirimkan data pada suatu saat tertentu.
Kelebihan topologi star adalah kesesuaiannya dengan layout
pengkabelan dalam sebuah bangunan sehingga instalasi menjadi lebih
mudah. Topologi ini sangat unggul untuk menghubungkan sejumlah
kecil perangkat dengan kecepatan tinggi dan jarak yang dekat.
d. Topologi Mesh
Topologi ini menghubungkan sebuah node ke setiap node lainnya
dalam jaringan. Tujuannya adalah untuk menyediakan sebanyak
mungkin jalur cadangan apabila salah satu hubungan putus. Topologi
ini biasanya digunakan dalam Wide Area Network (WAN) dimana
beberapa jaringan yang berbeda dihubungkan melalui router.
20
2.1.7 Teknologi LAN
Ada beberapa teknologi yang umum dipakai dalam implementasi LAN (Local Area
Network) yakni :
• FDDI (Fiber Distributed Data Interface)
FDDI adalah suatu standar LAN menurut ANSI X3T9.5. Disimbolkan dengan
dua lingkaran konsentris seperti tampak pada gambar :
Gambar 2.6 Simbol FDDI
FDDI adalah suatu jaringan dengan menggunakan kabel fiber – optic dengan
menggunakan topologi logis token – passing. Token - passing ini adalah suatu
topologi logis dimana suatu token elektronik ditransfer dari satu node ke node
berikutnya. Ketika suatu node menerima token, maka node itu bisa mengirimkan
data. Bila node itu sudah selesai mengirimkan data, node tersebut akan
mentransfer token ke node berikutnya dan demikian seterusnya. Kecepatan
transfer data FDDI mencapai 100 Mbps dengan radius jangkauan maksimum 2
km.
• Token Ring
Ini adalah suatu teknologi LAN yang menggunakan topologi fisik ring. Token
Ring juga menggunakan topologi logis token – passing. Kecepatan transfer data
pada Token Ring mencapai 4 atau 16 Mbps. LAN yang menggunakan Token
Ring dikembangkan oleh IBM. Simbol daripada Token Ring digambarkan
sebagai satu lingkaran seperti berikut :
21
Gambar 2.7 Simbol Token Ring
• Ethernet
Ethernet adalah suatu teknologi LAN yang menggunakan topologi logis
broadcast. Topologi broadcast artinya semua node mengirimkan datanya ke
semua node lain melalui media pada jaringan. Tidak ada peraturan khusus yang
berlaku pada topologi logis jenis ini. Konsep “Siapa cepat dia dapat” berlaku
pada topologi broadcast. Siapa yang lebih dahulu mengirimkan data akan lebih
dahulu dilayani, sementara node yang lain harus mengalah sampai media
jaringan kosong dan bisa dipakai untuk mengirimkan data. Ethernet pertama kali
dibuat oleh Digital Equipment Company, Intel, and Xerox (DIX) pada 1980.
Ethernet menggunakan suatu teknik CSMA / CD (Carrier Sense Multiple Access
Colission Detection). Ini adalah suatu teknik dalam Ethernet dimana node yang
hendak mengirimkan data terlebih dahulu memeriksa apakah jaringan sedang
kosong. Apabila jaringan sedang kosong, barulah node mulai mengirimkan data.
Beberapa jenis Ethernet :
Legacy Ethernet
Legacy Ethernet ini memiliki kecepatan transfer data 10 Mbps dan
menggunakan teknik Manchester untuk proses encoding. Legacy Ethernet
terdiri atas : 10BASE5, 10BASE2 dan 10BASE-T.
22
Fast Ethernet
Fast Ethernet adalah jenis Ethernet yang beroperasi pada kecepatan 100
Mbps. Fast Ethernet ini terdiri atas 2 media, yakni 100BASE-TX
(menggunakan media kabel tembaga UTP) dan 100BASE-FX (menggunakan
kabel fiber multimode). Fast Ethernet ini menggunakan teknik encoding 4B /
5B.
Gigabit Ethernet & 10 – Gigabit Ethernet
Gigabit Ethernet adalah jenis Ethernet yang beroperasi pada kecepatan 1000
Mbps. Sedangkan 10 – Gigabit Ethernet beroperasi pada kecepatan 10 Gbps.
Berikut adalah ringkasan dari jenis-jenis Gigabit Ethernet dan 10 – Gigabit
Ethernet :
1. Gigabit Ethernet memakai media tembaga UTP (1000BASE-T) yang
menggunakan teknik encoding 4D – PAM5 dan media fiber – optic
(1000BASE-LX dan 1000BASE-SX) yang menggunakan teknik
encoding 8B / 10B.
2. 10 – Gigabit Ethernet memakai media fiber – optic. Jenis-jenisnya
meliputi :
1. 10GBASE-SR menggunakan kable fiber multimode dengan
jangkauan 26 – 82 m.
2. 10GBASE-LX4 menggunakan kabel fiber multimode dengan
jangkauan 240 – 300 m. Menggunakan Wavelength Division
Multiplexing (WDM).
3. 10GBASE-LR dan 10GBASE-ER dengan daya jangkau sampai 10 –
40 km. Menggunakan kabel fiber single – mode.
23
4. 10GBASE-SW, 10GBASE-LW dan 10BASE-EW yang dikenal
sebagai 10GBASE-W.
2.1.8 IP Addressing
IP adalah sejenis protokol yang mengatur bagaimana data dikirimkan
dalam sebuah jaringan komputer. Setiap host dalam suatu network memiliki satu
alamat IP yang unik, yang membedakannya dengan yang lain.
IP mempunyai 3 fungsi utama dalam sebuah network, yaitu :
• IP adalah bagian dasar dalam pengiriman data di dalam sebuah
network dan berfungsi untuk mendefinisikan format data yang
akan dikirimkan.
• IP mendefinisikan fungsi routing dan pengalamatan dari tiap
komputer yang terhubung dalam suatu network.
• IP digunakan untuk menentukan bagaimana suatu paket data
harus diproses, kapan suatu pesan kesalahan harus disampaikan,
dan kapan suatu paket harus diabaikan.
IP address merupakan sederetan angka biner 0 dan 1 sebanyak 32 bit
yang digunakan sebagai identifier untuk sebuah komputer dalam suatu network.
Untuk mempermudah penulisan IP address, penulisannya dapat digantikan
dengan 4 buah bilangan desimal(disebut octet) yang dipisahkan oleh tanda
titik(.). Tiap bilangan ini disebut octet karena terdiri dari 8 angka biner.
24
IP address memiliki 2 bagian yaitu bagian network address dan host
address. Bagian network address dan host address dapat diketahui dari kelas IP
tersebut. Kelas IP dibedakan berdasarkan ukuran dan jumlahnya.
Berdasarkan jumlah network address dan host address, IP address dapat
dikategorikan menjadi 5 kelas yaitu :
• Kelas A
Pengalamatan IP kelas A diberikan untuk jaringan yang memiliki
jumlah host yang sangat banyak (lebih dari 16 juta host address untuk
tiap network). IP kelas A menggunakan octet pertama sebagai
network address, sisanya menjadi host address. Bit pertama dari IP
kelas A selalu bernilai 0 sehingga octet pertama dari IP kelas A selalu
berkisar antara 0-127. Contoh alamat IP kelas A : 123.168.10.1.
• Kelas B
Pengalamatan IP address kelas B sesuai untuk jaringan berukuran
sedang ke atas. 2 octet pertama IP kelas B menjadi network address
sedangkan sisanya menjadi host address. 2 bit pertama dari octet
pertamanya selalu bernilai 10 sehingga IP kelas B selalu berkisar
antara 128-191. Contoh IP kelas B adalah : 129.29.12.84.
• Kelas C
IP kelas C biasanya digunakan untuk jaringan berskala
kecil(misalanya LAN) karena host address yang dipakai hanya octet
terakhirnya, sedangkan 3 octet awalnya menandakan network
address. Ciri khas IP kelas ini adalah 3 bit awal dari octet pertamanya
25
selalu bernilai 110 sehingga octet pertamanya selalu bernilai antara
192-223. Dengan IP kelas C ini dapat dibentuk sekitar 2 juta network
dengan masing-masing network memiliki paling banyak 254 host.
• Kelas D
Kegunaan IP kelas ini adalah untuk keperluan multicasting. 4 bit awal
selalu bernilai 1110 sedangakan sisanya diatur sesuai keperluan
multicast group yang menggunakan jenis IP ini. Dalam multicast
tidak dikenal network address dan host address.
• Kelas E
IP kelas E tidak digunakan untuk umum(hanya dipakai untuk
keperluan penelitian). 4 bit awal dari octet pertamanya diset menjadi
1111 sehingga nilainya berkisar antara 240-255.
2.1.9 Teknologi WAN
2.1.9.1 Analog Dialup
Adalah suatu teknologi WAN yang menggunakan telepon dan
modem untuk mengkomunikasikan data. Batas atas data rate untuk
teknologi ini adalah 33 Kbps. Teknologi ini biasanya digunakan untuk
pengiriman data yang sedikit dan hanya sekali-sekali, misalnya untuk
pertukaran data penjualan, harga, e-mail dan laporan rutin.
Keuntungannya adalah sederhana, banyak ditemukan, dan biaya
implementasi yang rendah. Kerugiannya adalah data rate yang rendah
26
dan connection time yang lama. (http://cisco.netacad.net, semester 4,
modul 2.2.1)
2.1.9.2 Integrated Service Digital Network (ISDN)
Adalah suatu teknologi WAN yang menggunakan Time Division
Multiplexing (TDM) untuk mengirimkan data digital melalui saluran
komunikasi. Terdiri dari beberapa Bearer channel (B channel) yang
berguna untuk mengirimkan data dan suara, dan Delta channel (D
channel) yang berguna untuk membangun koneksi dan tujuan lainnya.
Data rate teknologi ini berkisar antara 144 Kbps – 2.048 Mbps.
Teknologi ini biasanya digunakan untuk mengirimkan suara,
menyediakan kapasitas tambahan bagi leased line pada saat waktu
puncak, dan menjadi backup pada saat terjadi kegagalan pada leased line.
(http://cisco.netacad.net, semester 4, modul 2.2.2)
2.1.9.3 Leased Lines
Adalah teknologi WAN yang bersifat point to point dan disewa
dari carrier. Memiliki kapasitas pengiriman data yang tetap.
Keuntungannya adalah tidak adanya penundaan dalam pengiriman data,
sehingga dapat digunakan untuk aplikasi e-commerce. Kerugiannya
adalah biaya yang cukup mahal, dan penggunaan bandwidth yang kurang
efisien karena lalu-lintas data dalam WAN cukup variatif.
(http://cisco.netacad.net, semester 4, modul 2.2.3)
2.1.9.4 X.25
Adalah standar protokol yang dikeluarkan oleh International
Telecommunication Union-Telecommunication Standardization Sector
27
(ITU-T) untuk komunikasi WAN. Protokol ini mendefinisikan bagaimana
hubungan antara perangkat pengguna dan perangkat jaringan dibangun
dan dipertahankan. Dalam X.25 , perangkat jaringan berbagi jalur untuk
mengirimkan data dari sumber ke tujuan (packet-switching). Tarif X.25
didasarkan pada besarnya data yang dikomunikasikan, bukan jarak
ataupun waktu. Namun, data rate nya masih rendah, dan sangat rentan
terhadap penundaan. (http://cisco.netacad.net, semester 4, modul 2.2.4)
2.1.9.5 Frame Relay
Adalah teknologi WAN yang memiliki layout yang mirip dengan
X.25, namun memiliki data rate yang lebih tinggi, biasanya mencapai 4
Mbps. Hal ini disebabkan Frame Relay beroperasi pada data link layer,
dan tidak mengimplementasikan error dan flow control. Teknologi ini
cukup untuk mengirimkan data dan suara, dan biasanya digunakan untuk
menghubungkan LAN dalam perusahaan besar. (http://cisco.netacad.net,
semester 4, modul 2.2.5)
2.1.9.6 Asynchronous Transfer Mode (ATM)
Adalah teknologi WAN yang menggunakan sel sebagai satuan
pengiriman data. Sel tersebut berukuran tetap , yaitu 53 byte. Karena sel
yang berukuran kecil dan tetap ini, ATM dapat digunakan untuk
mengirimkan suara dan video yang lalu-lintasnya tidak boleh terputus.
Namun, untuk mengirimkan volume data yang sama, ATM memerlukan
bandwidth 20 % lebih banyak daripada Frame Relay.
(http://cisco.netacad.net, semester 4, modul 2.2.6)
28
2.1.9.7 Digital Subscriber Line (DSL)
Adalah suatu teknologi WAN yang menggunakan jalur telepon
untuk mengirimkan data dengan bandwidth yang tinggi. Hal ini
dimungkinkan karena DSL menggunakan teknologi broadband, yaitu
teknik yang menggunakan beberapa frekuensi pada medium yang sama
untuk mengirimkan data. DSL memungkinkan pengguna melakukan
koneksi Internet tanpa memutus hubungan telepon biasa.
(http://cisco.netacad.net, semester 4, modul 2.2.7)
2.1.9.8 Cable Modem
Adalah teknologi WAN yang memanfaatkan kabel televisi untuk
berkomunikasi. Memiliki data rate yang lebih tinggi dibandingkan
teknologi yang lainnya. Namun, karena koneksinya yang selalu hidup,
teknologi ini sangat rentan terhadap ancaman keamanan, sehingga harus
dilengkapi dengan firewall. (http://cisco.netacad.net, semester 4, modul
2.2.8)
2.1.10 Address Resolution Protocol (ARP)
Berdasarkan model TCP/IP, sebuah paket data harus mengandung MAC Address
dan IP Address tujuan. Jika salah satu dari kedua alamat ini tidak ada, maka paket
tersebut tidak dapat menembus layer 3. Setelah sebuah perangkat menentukan IP
Address dari perangkat tujuan, maka MAC Address dari perangkat tujuan dapat
ditambahkan ke dalam paket data yang akan dikirimkan.
Beberapa perangkat menyimpan sebuah tabel yang berisi MAC Address dan IP
Address dari semua perangkat lain yang berada pada LAN yang sama. Tabel ini disebut
29
tabel ARP ( Address Resolution Protocol ). Tabel ini disimpan dalam memori RAM
pada masing-masing perangkat. Pada saat suatu perangkat hendak mengirimkan data ke
dalam jaringan, perangkat tersebut memakai informasi yang tersimpan dalam tabel ARP.
Pada saat suatu perangkat menentukan suatu IP Address yang hendak dikirimi
data, maka perangkat tersebut melihat ke dalam tabel ARP untuk mencari MAC Address
dari IP Address tersebut. Apabila MAC Address dari IP Address yang dimaksud
ditemukan dalam tabel itu, maka bersama dengan IP Address, MAC Address yang
dimaksud akan dibungkus kedalam data yang hendak dikirimkan. Data ini kemudian
disebarkan ke dalam jaringan untuk kemudian ditangkap oleh perangkat tujuan.
Terdapat dua cara yang dapat dilakukan oleh suatu perangkat untuk mendapatkan
MAC Address yang diperlukan untuk mengirimkan suatu data. Cara pertama adalah
dengan memantau traffic yang terjadi dalam jaringan. Semua komputer pada suatu
jaringan Ethernet akan menganalisa semua traffic yang terjadi untuk menentukan apakah
data yang dikirimkan adalah untuk mereka. Bagian dari proses ini adalah untuk
merekam IP Address dan MAC Address dari si pengirim data ke dalam tabel ARP.
Cara lain untuk mendapatkan pasangan IP Address dan MAC Address yang
dibutuhkan untuk mengirimkan data adalah dengan mengirimkan ARP request secara
broadcast ke dalam jaringan. Komputer yang memerlukan IP Address dan MAC Address
akan mengirimkan ARP Request secara broadcast. Semua perangkat lain pada jaringan
menganalisa request ini. Jika salah satu perangkat memiliki IP Address sesuai dengan IP
Address yang terdapat dalam ARP Request ini, maka perangkat yang bersangkutan
mengirimkan kembali ARP Reply yang mengandung pasangan IP Address dan MAC
Address. Jika IP Address yang diminta tidak eksis atau komputer yang memakai IP
Address yang dimaksud sedang dimatikan, maka tidak akan ada respon terhadap ARP
30
Request tersebut. Dalam situasi ini, perangkat pengirim akan melaporkan terjadinya
suatu error.
2.2 Teori Khusus
Pada bagian ini akan dibahas pengertian VLAN, perbandingan antara
LAN dan VLAN, keanggotaan pada VLAN, dan trunking.
2.2.1 Pengertian VLAN
Virtual LAN (VLAN) adalah sekumpulan network device yang secara
physical berada pada jaringan-jaringan yang berbeda namun dapat
berkomunikasi seakan-akan berada pada jaringan yang sama. Sebuah jaringan
LAN dapat dikatakan sebagai sebuah broadcast domain dan VLAN berfungsi
untuk membagi broadcast domain yang semula lebih besar menjadi dua atau
lebih broadcast domain yang lebih kecil. VLAN dapat diciptakan dengan
menggunakan managed switch yang mendukung VLAN. Sama seperti pada
jaringan LAN, untuk berbuhungan antara satu VLAN dengan VLAN yang lain
dibutuhkan sebuah router.
2.2.2 Perbandingan LAN dengan VLAN
Berbagai network device yang dihubungkan oleh hub atau switch yang
sama membentuk suatu LAN, yang mempunyai broadcast domain yang sama.
Jaringan yang menggunakan hub mempunyai satu collision domain yang sama,
sedangkan pada jaringan yang menggunakan switch terdapat lebih dari satu
collision domain. Sebuah router diperlukan jika suatu device pada suatu LAN
hendak berkomunikasi dengan device lain yang berada diluar LAN tersebut.
31
Gambar 2.8 Gambar jaringan dengan menggunakan hub dan switch
VLAN dan LAN memiliki beberapa perbedaan antara lain :
a. VLAN dapat membagi broadcast domain
Setiap port pada switch dapat di-assign ke dalam VLAN yang berbeda.
Port yang di-assign ke dalam VLAN yang sama, berbagi broadcast domain yang
sama. Port yang tidak berada pada VLAN yang sama tidak berbagi broadcast
domain yang sama. Hal ini meningkatkan performa jaringan secara keseluruhan.
User yang berada pada segmen yang sama berbagi-pakai bandwidth pada
segmen tersebut. Setiap penambahan user pada segmen tersebut menyebabkan
berkurangnya bandwidth yang tersedia bagi masing-masing user sehingga
menyebabkan menurunnya performa jaringan tersebut. VLAN menawarkan lebih
banyak bandwidth kepada user dibandingkan sebuah jaringan biasa (LAN).
32
Gambar 2.9 Gambar jaringan yang sudah terbagi broadcast domainnya
b. VLAN membuat adanya fleksibilitas (tidak terikat pada lokasi fisik)
VLAN membuat suatu jaringan yang setiap device-nya tidak tergantung
dari lokasi fisiknya. Fleksibilitas seperti ini mempermudah proses menambah,
mengubah, dan memindahkan device dalam sebuah jaringan. VLAN juga
memungkinkan untuk mengelompokkan user berdasarkan jenis pekerjaannya.
33
Gambar 2.10 Gambar jaringan VLAN yang fleksibel
2.2.3 Keanggotaan pada VLAN
Keanggotaan sebuah device dalam sebuah VLAN dapat ditentukan
dengan salah satu dari dua metode, yaitu : static atau dynamic. Apabila yang
digunakan adalah static VLAN, maka setiap port dari sebuah switch harus di-
assign secara manual dengan menggunakan perintah Interface Subconfiguration.
VLAN yang diciptakan dengan menggunakan cara ini disebut juga port-based
VLAN.
Keanggotaan dynamic VLAN diciptakan dengan menggunakan aplikasi
network management seperti CiscoWorks 2000. Keanggotaan dynamic VLAN
memungkinkan penentuan device yang masuk ke dalam suatu VLAN berdasakan
MAC Address. Pada saat suatu device masuk ke dalam jaringan, jaringan tersebut
mengecek database yang tersimpan dalam switch jaringan tersebut untuk
menentukan keanggotaan dari sebuah device.
34
Informasi keanggotaan (database) pada dynamic VLAN disimpan pada
suatu switch yang berfungsi sebagai policy server yang biasa disebut sebagai
VLAN membership policy server (VMPS). Salah satu dari switch yang berada
pada jaringan VLAN harus diatur menjadi policy server. Contoh switch yang
dapat diatur sebagai VMPS adalah Catalyst 6500. (Catalyst 1900 dan 2950 tidak
dapat berfungsi sebagai VMPS)
Dynamic VLAN mempunyai satu kelebihan dibandingkan static VLAN :
plug-and-play movability. Sebagai contoh, jika sebuah PC hendak dipindahkan
dari satu port pada sebuah switch menuju ke port pada switch yang lain, maka
user ini akan secara otomatis dialokasikan ke VLAN yang sesuai.
Jika menggunakan static VLANs, yang harus dilakukan adalah mengatur
secara manual port pada switch tersebut dengan database yang terbaru. Apabila
user berpindah dari satu switch ke switch yang lain, selain mengatur kembali
konfigurasi pada switch asal, switch yang sekarang juga harus diatur kembali.
Walaupun demikian, di sisi lain, ada satu keuntungan static VLAN
dibandingkan dynamic VLAN. Proses konfigurasi pada static VLAN lebih
mudah dan langsung. Pada dynamic VLAN, banyak persiapan awal yang harus
dilakukan dalam menghubungkan user ke dalam VLAN.
35
2.2.4 Trunking
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai konsep trunking dan
mekanisme kerja trunking.
2.2.4.1 Konsep Trunking
Dalam teknologi radio, trunk adalah suatu jalur komunikasi tunggal yang
membawa beberapa channel sinyal radio yang berbeda. Istilah ini kemudian
diadopsi pada teknologi VLAN, karena memiliki prinsip yang sama. Dalam
VLAN , trunk adalah suatu jalur tunggal baik fisikal maupun logikal antara dua
switch yang membawa traffic dari beberapa VLAN yang berbeda.
(http://cisco.netacad.net, semester 3, modul 9.1.1).
Tujuan dari penggunaan trunk dalam VLAN adalah untuk penghematan
port ketika menghubungkan 2 switch dalam pembentukan VLAN. Hal ini dapat
dilihat melalui ilustrasi berikut.
Gambar 2.11 Hubungan antar switch tanpa trunk
Pada gambar diatas terdapat dua VLAN ( VLAN 1 dan VLAN 2 ) dan
dua switch ( Sa dan Sb ). Agar komunikasi dalam suatu VLAN dapat terjadi ,
maka ada satu port masing-masing pada Sa dan Sb yang dialokasikan menjadi
anggota VLAN 1 dan satu port juga yang dialokasikan menjadi anggota VLAN
2. Dengan demikian komunikasi antar perangkat yang berada pada VLAN yang
sama dalam kasus ini membutuhkan total 4 port switch. Semakin banyak VLAN,
36
maka semakin banyak port yang dibutuhkan untuk menghubungkan switch
tersebut.
Gambar 2.12 Hubungan antar switch dengan trunk
Pada gambar di atas hanya digunakan satu port masing-masing pada Sa
dan Sb untuk melakukan komunikasi dalam suatu VLAN. Trunk yang dibuat
menggabungkan beberapa jalur virtual sehingga aliran data dari beberapa VLAN
yang berbeda dapat melalui satu kabel saja. Dengan demikian, dapat dilakukan
penghematan port yang cukup signifikan.
2.2.4.2 Mekanisme kerja trunking
Saat ini, terdapat dua mekanisme trunking yaitu frame filtering dan frame
tagging.
a. Frame filtering
Gambar 2.13 Mekanisme kerja frame filtering
37
Dalam mekanisme ini, kedua switch yang berhubungan
menyimpan tabel pengalamatan yang sama. Tabel pengalamatan dibuat
berdasarkan MAC address. Data akan diteruskan dengan merujuk pada
MAC address tujuan yang kemudian dicocokkan dengan tabel
pengalamatan tersebut. Semakin banyak VLAN yang ada, maka proses
pengolahan data akan semakin lambat karena tabel yang semakin besar.
b. Frame tagging
Gambar 2.14 Mekanisme Frame Tagging
Mekanisme ini merupakan standar mekanisme trunking oleh
IEEE. Dalam mekanisme ini, switch menambahkan sebuah tanda
pengenal ( identifier ) pada frame yang dikirimkan. Tanda pengenal
digunakan untuk mengetahui VLAN pengirim frame tersebut.
Misalkan pada gambar di atas PC-A, PC-B dan PC-F berada pada
VLAN pertama, PC-C, PC-D, dan PC-E berada pada VLAN kedua. Pada
saat PC-C melakukan broadcast maka switch A akan memberikan tag
pada frame yang dikirim untuk memberitahukan bahwa frame tersebut
38
berasal dari VLAN kedua. Pada saat switch B menerima frame, switch
akan memeriksa tag dan mengetahui bahwa frame tersebut ditujukan
pada VLAN kedua. Kemudian, switch melepaskan tag dari frame dan
mengirimkannya kepada PC-D dan PC-E. Tag dilepas karena frame akan
dikirimkan melalui jalur Ethernet biasa yang tidak mengenali tag.
Terdapat dua skema tagging yang umum digunakan, yaitu :
1. ISL
ISL adalah mekanisme tagging yang dikembangkan khusus untuk
perangkat Cisco. ISL mengenkapsulasikan frame dengan
menambahkan header berukuran 26 byte, dan trailer berukuran 4 byte
untuk Cyclic Redundancy Check ( CRC ). Frame yang asli diletakkan
diantara header dan trailer.
Gambar 2.15 Frame ISL
2. 802.1Q
802.1Q adalah standar mekanisme tagging yang dibuat oleh IEEE.
Mekanisme ini berlaku tidak hanya pada perangkat Cisco, namun
dapat berlaku pada perangkat yang diproduksi oleh perusahaan yang
berbeda. Mekanisme ini bekerja dengan menambahkan field
berukuran 4 byte di tengah-tengah frame, kemudian FCS (Frame
Check Sum) dihitung ulang setelah terjadinya penambahan tag ini.
39
Gambar 2.16 Proses tagging pada 802.1Q