BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem input dan...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem input dan...
1
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Menurut Ralph M.Stair dan George Reynolds ( 2010: 8 ), sistem
merupakan sekumpulan elemen-elemen atau komponen-komponen yang
saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut O’Brien ( 2010: 26 ), sistem merupakan sekelompok
komponen yang saling saling berhubungan yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output di
dalam proses perubahan yang terorganisir.
Berdasarkan kedua definisi ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa sistem merupakan sekumpulan elemen/komponen yang berkerja sama
dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan
menerima input dan menghasilkan output di dalam proses perubahan yang
terorganisir.
2.2 Pengertian Data dan Informasi
2.2.1 Pengertian Data
Menurut O’brien ( 2010: 560 ) data adalah fakta-fakta tentang
fenomena fisikal atau transaksi bisnis. Atau lebih jelasnya bisa disebut
juga sebagai hasil perhitungan dari atribut-atribut entitas seperti orang,
tempat, benda dan kejadian.
Menurut Laudon ( 2010: 46), data merupakan fakta mentah
yang mewakili kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan
8
fisik sebelum diolah dan diatur ke dalam bentuk yang bisa dimengerti
dan digunakan oleh user.
Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa data adalah
sekumpulan fakta mentah yang mewakili fenomena fisikal atau
kejadian yang terjadi di dalam organisasi atau lingkungan fisik yang
belum diolah dan memiliki arti untuk mendukung kegiatan. Data
tersebut bisa meliputi orang, tempat, benda dan kejadian.
2.2.2 Pengertian Informasi
Menurut Ralph M.Stair dan George Reynolds ( 2010: 5 ),
informasi merupakan sekumpulan fakta yang telah terorganisir
melalui sebuah cara sehingga memiliki tambahan nilai yang melebihi
nilai individual dari fakta tersebut.
Menurut Pearlson dan Carol ( 2010: 14 ), informasi
merupakan data yang dilengkapi dengan keterkaitan dan tujuan yang
diatur ke dalam sebuah unit analisa dan mediasi dari user.
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa informasi merupakan sekumpulan data yang telah diolah dan
dilengkapi dengan keterkaitan dan tujuan sehingga memiliki nilai
tambah bagi user yang menggunakan.
2.3 Sistem Informasi
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut James A. O’Brien ( 2010: 4 ), Sistem Informasi
adalah sebuah kombinasi teratur dari orang, hardware, software,
9
jaringan komunikasi, sumber daya data serta kebijakan dan prosedur
yang menyimpan, menampilkan mengubah, dan menyebarkan
informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Rainer,Turban & Potter ( 2007: 6 ), Sistem Informasi
adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menganalisa
dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan.
Maka dapat disimpulkan bahwa, Sistem Informasi adalah
kombinasi dari orang, hardware, software, jaringan komunikasi,
prosedur dan sumber daya data secara teratur yang melakukan
kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menganalisa dan
menyebarkan informasi untuk memenuhi tujuan organisasi.
2.3.2 Peran dasar Sistem Informasi dalam Bisnis
Menurut James A. O’ Brien ( 2010: 8 ), terdapat tiga peran
penting yang dapat dilakukan sistem informasi untuk sebuah
perusahaan bisnis adalah sebagai berikut :
a. Mendukung proses dan operasi bisnis
b. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan
manajernya.
c. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.
10
Gambar 2.1 Peran dasar Sistem Informasi dalam Bisnis
2.3.3 Komponen Sistem Informasi
Menurut Rainer, Turban & Potter ( 2007: 6 ), Sebuah sistem
bisa disebut sebagai sistem informasi bila memiliki beberapa
komponen dasar seperti berikut :
a. Hardware : sebuah perangkat keras seperti processor,
monitor, keyboard dan printer yang digunakan untuk
menerima, mengolah dan menampilkan informasi.
b. Software : serangkaian program yang mendukung
hardware dalam melakukan proses data
c. Database : serangkaian file/table yang berisi data-data
d. Network : sebuah sistem yang berguna untuk
membangun sebuah hubungan antara komponen sehingga
bisa melakukan pertukaran informasi.
e. Procedures : serangkaian perintah tentang bagaimana
mengkombinasikan semua komponen di atas agar bisa
11
digunakan untuk mengolah data dan menghasilkan output
yang diharapkan
f. People : orang yang akan menggunakan software dan
hardware, berinteraksi dengan software dan hardware dan
juga menggunakan output yang dihasilkan.
2.3.4 Area Fungsional yang didukung oleh Sistem Informasi
Sistem informasi akan membuat semua pekerjaan di
fungsional area perusahaan menjadi lebih mudah, cepat dan
terotomatisasi. Berikut adalah beberapa area fungsional yang
didukung oleh sistem informasi (Rainer, Turban, Porter, 2007: 248) :
a. Accounting : Membantu dalam membuat perencanaan
profitabilitas yang dilakukan oleh Top Manager, kegiatan
auditing dan budgeting pada bagian Middle Manager serta
kegiatan penggajian dan pengurusan hutang piutang pada
bagian First Line Manager
b. Finance : Membantu dalam membuat perencanaan
keuangan oleh Top Manager, Management Investasi oleh
Middle Manager, serta Management kas dan transaksi
keuangan oleh First Line Manager.
c. Human Resource : Membantu dalam membuat
perencanaan perekrutan karyawan dan outsourcing oleh
Top Manager, Evaluasi kinerja oleh Middle manager, serta
mengurus data karyawan oleh First Line Manager.
12
d. Production/Operation : Membantu dalam pengaturan
Product Life cycle oleh Top Manager, pengendalian
kualitas dan inventory management oleh Middle Manager,
serta pemenuhan dan pemrosesan order oleh First Line
Manager.
e. Marketing : Membantu dalam melakukan perkiraan
penjualan dan perencanaan periklanan oleh Top Manager,
menjaga hubungan dengan konsumen dan mengatur
otomatisasi penjualan oleh bagian Middle Manager, serta
menetapkan harga dan mengatur profil-profil konsumen
oleh bagian First Line Manager.
Gambar 2.2 Area Fungsional yang didukung oleh Sistem
Informasi
13
2.3.5 Information System Strategy Triangle
Menurut Pearlson dan Carol ( 2010: 23, p33 ), untuk
memahami dampak dari Sistem Informasi pada organisasi dapat
menggunakan kerangka kerja yang disebut Information System
Strategy Triangle karena kerangka kerja ini menghubungkan Strategi
Sistem Informasi dengan Strategi Organisasi dan Strategi bisnis.
Strategi Sistem Informasi dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
perubahan dalam strategi bisnis dan operasional.
Untuk membantu dalam memahami Strategi bisnis yang akan
dihubungkan dengan strategi informasi dalam Information System
Strategy Triangle, bisa menggunakan pertanyaan berikut ini :
a. Apa objective dari perusahaan?
b. Apa saja rencana yang dimiliki untuk mewujudkan
objective tersebut?
c. Apa saja Role of IS yang dimiliki dalam perencanaan ini?
d. Siapa saja kompetitor yang utama dan partner perusahaan ?
e. Apa yang dibutuhkan untuk menjadi sukses dalam
perencanaan ini?
2.4 Proses Bisnis
2.4.1 Pengertian Proses Bisnis
Menurut Zaheer, Rehman dan Saif ( 2008: 166 ), proses bisnis
merupakan serangkaian aktifitas dan pekerjaan yang mengambil
sumber daya sebagai input untuk memproduksi output yang bernilai
bagi kepentingan bisnis.
14
Menurut Laudon ( 2010: 39 ), proses bisnis adalah seperangkat
kegiatan logis dalam organisasi untuk mengkoordinasi dan mengatur
kegiatan kerja, informasi dan pengetahuan dengan tujuan agar
organisasi dapat memproduksi hasil bisnis spesifik.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa proses bisnis merupakan serangkaian kegiatan yang tersusun
secara logis dalam sebuah organisasi dengan mengambil sumber daya
sebagai input untuk memproduksi output yang bernilai bagi
kepentingan bisnis serta untuk mengatur kegiatan kerja, informasi dan
pengetahuan guna menyelesaikan tujuan utama bisnis yang spesifik.
2.4.2 Key Business Process
Umumnya suatu organisasi memiliki proses bisnis dasar yang
sama. Adapun proses bisnis dasar tersebut menurut Simha R. Magal
dan Jeffery Word ( 2009: 6 ) meliputi :
a. Procurement Process
Merupakan sebuah tahap di mana organisasi memperoleh
material-material dasar yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang atau jasa.
b. Production Process
Merupakan sebuah tahap di mana organisasi melakukan
proses manufacture untuk memperoleh barang dan jasa
yang diharapkan.
c. Fulfillment Process
15
Merupakan sebuah tahap di mana organisasi mengirimkan
barang dan jasa kepada konsumen ataupun reseller.
Gambar 2.3 Key Business Process
2.5 Integrasi
Menurut Bernard Burnes ( 2009: 78 ), Integrasi merupakan sebuah
bentuk kolaborasi yang sangat dibutuhkan antara departemen dalam
organisasi untuk mencapai tujuan individual di dalam sebuah lingkungan
dimana perusahaan beroperasi.
Integrasi sistem merupakan sebuah proses berhubungan dari sistem
komputer dan aplikasi software yang berbeda secara aplikasi dan fungsi yang
saling terkoordinasi untuk melakukan kegiatan.
(http://en.wikipedia.org/wiki/System_integration)
Menurut pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa integrasi
merupakan sebuah bentuk kolaborasi dan koordinasi, baik itu antar
departemen dalam organisasi maupun antara sistem dan aplikasi software
yang memiliki fungsi berbeda yang berguna untuk mencapai tujuan atau
melakukan kegiatan.
2.6 Analisis Sistem
2.6.1 Pengertian Analisis Sistem
Ralph Stair dan George Reynolds ( 2010: 497) menyatakan
bahwa analisis sistem merupakan sebuah fase pengembangan yang
16
meliputi pembelajaran terhadap sistem berjalan dan proses kerja
dalam perusahaan tersebut untuk mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan serta kesempatan untuk melakukan pengembangan sistem.
Menurut Kendall (2011: 20), analisis sistem adalah sebuah
pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi masalah, kesempatan
dan tujuan, untuk menganalisa alur informasi yang terjadi antara
orang dan komputer dalam perusahaan.
Berdasarkan dua hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
analisis sistem adalah sebuah tahap dalam pengembangan sistem
untuk mengidentifikasi masalah, kekuatan, kelemahan serta
kesempatan dan untuk menganalisa alur informasi yang terjadi antara
orang dan komputer dalam perusahaan.
2.6.2 Tahapan Analisis Sistem
Sebuah organisasi besar yang akan mengevaluasi sistem
informasinya harus mengikuti beberapa tahapan analisi yang formal
seperti yang diutarakan oleh Ralph Stair dan George Reynolds ( 2010:
514). Adapun tahapan tersebut adalah :
a. Mengumpulkan partisipan yang akan berpartisipasi dalam
analisis sistem tersebut
b. Mengumpulkan data dan requirements
c. Menganalisa data dan requirements
d. Persiapan laporan mengenai sistem berjalan, requirement
system yang baru dan prioritas project.
17
2.7 Evaluasi
2.7.1 Pengertian Evaluasi
Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2010: 36), Evaluasi
adalah sebuah kegiatan pengumpulan data atau informasi, untuk
dibandingkan dengan kriteria, kemudian diambil kesimpulan.
Kesimpulan inilah yang disebut sebagai hasil evaluasi.
Menurut Longman Dictionary (2006: 303), evaluasi
merupakan sebuah tindakan memperhatikan dan mempertimbangakan
suatu hal untuk memutuskan seberapa berguna dan bernilai hal
tersebut.
Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah
kegiatan pengumpulan data dan informasi untuk dibandingkan dengan
kriteria dan diambil kesimpulannya untuk memutuskan tentang
seberapa berguna dan bernilai hal tersebut.
2.7.2 Jenis Evaluasi berdasarkan Fungsi
Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto ( 2004: 293 ) yang
mengutip pernyataan Michael Schriven, seorang ahli dalam penelitian
evaluasi. Menurut fungsinya, penelitian evaluasi terbagi menjadi 2
yaitu :
1. Evaluasi Formatif : difungsikan sebagai pengumpulan
data pada waktu kegiatan masih berlangsung. Hasil
evaluasi ini dapat digunakan untuk membentuk dan
memodifikasikan program kegiatan
2. Evaluasi summatif : dilangsungkan jika program kegiatan
sudah betul – betul selesai dilaksanakan. Evaluasi ini
18
dilaksanakan untuk menentukan sejauh mana sesuatu
kegiatan mempunyai nilai kemanfaatan. Terutama jika
dibandingkan dengan pelaksanaan kegiatan yang lain.
2.8 Enterprise Resource Planning ( ERP )
2.8.1 Pengertian ERP
Menurut Gerald V.Post dan David L. Anderson ( 2007: 581 ),
ERP adalah sebuah sistem komputer terintegrasi yang berjalan di atas
DBMS. ERP didesain untuk mengumpulkan dan mengolah data dari
seluruh bagian dalam organisasi.
Menurut Z.A Hasibuan dan G.R. Dantes (2012: 1), ERP
merupakan sebuah sistem informasi terintegrasi yang digunakan untuk
mendukung proses bisnis dan pengaturan sumber daya di dalam
organisasi. Sistem ini menghubungkan bisnis unit dengan bisnis unit
lainnya di dalam perusahaan. Implementasi ERP dipercaya akan dapat
memberikan keuntungan optimum dan kemampuan untuk bersaing di
era globalisasi.
Menurut Rainer, Turban & Potter (2007: 10), ERP merupakan
sebuah sistem yang didesain untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi dalam functional area dari Sistem Informasi. ERP dapat
memecahkan masalah dengan mengintegrasikan functional area dari
Sistem Informasi ( Accounting IS, Finance IS, POM IS, Marketing IS,
Human Resource IS ) itu secara erat lewat database sehingga
komunikasi antar functional area di organisasi menjadi lebih tinggi.
19
Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
ERP adalah sebuah sistem informasi terintegrasi yang berjalan di atas
DBMS untuk mendukung semua kegiatan bisnis yang melewati
batasan departmental dan menghubungkan semua functional area
dalam perusahaan sehingga komunikasi antar functional area menjadi
lebih tinggi serta memberikan keuntungan optimum dan kemampuan
untuk bersaing di era globalisasi.
2.8.2 Karakteristik ERP
Menurut S.Parthasarathy (2007: 39), sistem ERP memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda dengan sistem non-ERP.
Beberapa karakteristik tersebut adalah :
a. Dalam ERP, informasi yang direkam dalam form tidak
dapat dibaca tanpa menggunakan komputer.
b. Informasi mengenai bisnis dan keuangan biasanya
dihasilkan secara otomatis oleh sistem ERP dengan
melihat data yang dimasukan sebelumnya tanpa adanya
intruksi dari manusia.
c. Sistem ERP bisa lebih diandalkan dari pada non-ERP
dalam segi ketepatan kontrol.
2.8.3 Keuntungan dan Kerugian Pemakaian ERP
Menurut Ralph Stair dan George Reynolds ( 2010: 371-373),
penggunaan sistem ERP dapat memberikan keuntungan dan kerugian
bagi perusahaan. Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut :
20
a. Mengurangi penggunaan sistem-sistem yang terpisah dan
memakan banyak biaya.
b. Penerapan best practice yang membantu perusahaan untuk
mewujudkan proses bisnis yang efektif dan efisien serta
customer oriented.
c. Mempermudah dalam mengakses data untuk pengambilan
keputusan operasional karena semua datanya telah
terintegrasi.
d. Mengembangkan Infrastruktur IT seperti hardware,
operating system dan database yang akan digunakan
dalam ERP.
Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut :
a. Munculnya beban waktu dan biaya yang besar dalam
implementasi
b. Sulit untuk menjalankan implementasi karena perubahan
yang terlalu radikal akan sulit diterima oleh pekerja
c. Sulit untuk diintegrasikan dengan sistem lain.
2.8.4 Modul – Modul ERP
Sistem ERP memiliki beberapa modul yang dapat mendukung
bisnis proses. Menurut Rainer, Turban dan Potter (2007: 250) terdapat
4 bisnis proses utama yang dapat disupport oleh modul ERP.
a. Financial and Accounting Process : Mencakup General
Ledger, Account Payable, Account Receivable, Fixed
21
Asset, Cash Management and Forecasting, Product Cost
Accounting, Cost Center Accounting, Asset Accounting,
Tax Accounting, Credit Management, Financial
Reporting.
b. Sales and Marketing Process : Mencakup Order
Processing, Quotation, Contracts, Product Configuration,
Pricing, Billing, Credit Checking, Incentive and
commission management, Sales Planning.
c. Manufacturing and Production Process : Mencakup
Procurement, Inventory management, Purchasing,
Shipping, Production Planning, Production Scheduling,
Material Requirements planning, Quality Control,
Distribution, Transportation, Plant and Equipment
Maintain
d. Human Resources Process : Mencakup Personal
administration, Time Accounting, Payroll, Personal
Planning and Development, Benefit Accounting,
Applicant tracking, Compensation, Work Force Planning,
Performance Management.
2.9 Project Logistic
2.9.1 Pengertian Logistik
Logistik adalah suatu bagian dari supply chain management
yang berfokus pada perpindahan barang dari tempat asal ke tempat
tujuan, untuk mencapai kepuasan pelanggan. Tujuan utama dari
22
logistik adalah mengatur siklus sehingga memberikan hasil yang
bermanfaat bagi perusahaan, terutama pada efisiensi.
( Sumber : http://logisticology.com/apa-itu-logistic/)
2.9.2 Pengertian Project Logistic
Menurut Timm Gudehus dan Herbert Kotzab (2009: 29),
Project Logistic merupakan kompetensi inti dari perusahaan yang
menspesialisasikan diri dalam proses eksekusi dari proyek-proyek
besar dalam perpindahan lokasi. Tugas utama dari project logistic
adalah untuk pengembangan dari jaringan logistik sementara, tugas
yang terspesialisasi dari service providers seperti untuk furniture,
barang berat serta pengaturan jaringan dan area logistic.
2.9.3 Istilah dalam Project Logistic
Di dalam project logistic terdapat beberapa istilah penting
yang tidak biasa ditemukan di jenis bisnis umum. Adapun istilah-
istilah tersebut menurut Alan E. Branch ( 2007: 219, 302, 427) ,
antara lain :
a. Bill of Lading : Sebuah dokumen tanda terima barang
yang dikirimkan dalam kapal yang ditandatangani oleh
orang/pihak yang bertanggung jawab atas barang tersebut
dan ketentuan dalam pembawaan barang.
b. Custom Clearance : suatu proses untuk memberikan
catatan atas ekspor dan impor sehingga memungkinkan
pemerintah untuk menilai dan juga mengendalikan
23
keseimbangan perdagangan serta untuk memastikan bahwa
tidak ada barang kena pajak yang memasuki negara tanpa
membayar bea. Selama berhubungan dengan pengenaan
pajak, maka kegiatan custom clearance dilakukan untuk
memberikan suatu bentuk pendapatan melalui pegenaan
oleh pemerintah atas bea dan pungutan terhadap barang-
barang tertentu yang diimpor ke dalam suatu negara.
Dokumen yang dikeluarkan lewat proses ini adalah :
Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB ). Untuk import,
nama dokumennya : Pemberitahuan Impor Barang ( PIB ).
c. Packing List : sebuah dokumen yang menyediakan
informasi mengenai daftar-daftar tentang isi di dalam paket
yang dikirim.
2.10 Fit & Gap Analysis
2.10.1 Pengertian Fit & Gap Analysis
Menurut Prakash Pol dan Madhup Paturkar dari Infosys
( 2011: 2 ), Fit & Gap Analysis merupakan sebuah metodologi yang
membandingkan, mengevaluasi dan mendata proses dalam perusahaan
dan fungsi dari sistem untuk menemukan kesesuaian dan
ketidaksesuaian antara keduanya
Menurut Lovelock dan Wirtz ( 2007: 424 ) terdapat 7 gaps
model berdasarkan service quality, yaitu :
24
a. Knowledge Gap, perbedaan antara apa yang dipercaya oleh
service provider sebagai keinginan konsumen dengan apa
yang sebenarnya konsumen butuhkan dan harapkan.
b. Standards Gap, perbedaan antara persepsi manajemen
terhadapa ekspektasi konsumen dan standar kualitas yang
ditetapkan untuk pemberian jasa ( service delivery ).
c. Delivery Gap, perbedaan antara standar delivery yang
spesifik dan kinerja sesungguhnya dari service provider
berdasarkan standar tersebut.
d. Internal Communication Gap, perbedaan antara apa yang
diiklankan dan para sales pikir mengenai fitur produk,
performance, dan tingkat kualitas dari service dengan apa
yang sesungguhnya perusahaan mampu untuk berikan.
e. Perceptions Gap, perbedaan antara apa yang dalam
kenyataannya diberikan dengan persepsi konsumen tentang
apa yang konsumen tersebut dapatkan. Karena konsumen
tersebut tidak mampu mengevaluasi kualitas service yang
diberikan secara akurat.
f. Interpretation Gap, apa yang sesungguhnya dijanjikan
oleh service provider sebagai usaha dari komunikasi
dengan apa yang ditangkap oleh konsumen sebagai hal
yang dijanjikan oleh service provider dalam komunikasi
tersebut.
25
g. Service Gap, perbedaan antara apa yang konsumen
harapkan untuk didapat dengan persepsi konsumen
tersebut tentang service yang telah didapatkan.
Gaps a,e,f dan g merupakan gaps eksternal antara konsumen
dengan organisasi. Gaps b,c dan d adalah gaps internal yang terjadi
antara berbagai fungsi dan departemen dalam organisasi. Sebuah Gap
yang terjadi pada tahap tertentu dalam desain dan penyampaian
service bisa membahayakan hubungan antara organisasi dengan
konsumen.
Gambar 2.4 Gaps model berdasarkan service quality
26
2.10.2 Tujuan Fit & Gap Analysis
Adapun tujuan dari diadakannya Fit & Gap Analysis adalah :
a. Memastikan bahwa software aplikasi yang telah
diimplementasikan telah memenuhi semua proses bisnis
berjalan.
b. Melakukan penilaian terhadap kemampuan aplikasi dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
c. Membantu dalam pengaturan perubahan yang sesuai
prosedur untuk memastikan bahwa “Best Practice” adalah
norma utama yang digunakan.
d. Mengidentifikasi masalah yang membutuhkan perubahan
kebijakan.
(Sumber : http://www.yaaga.com/html/fit-gap-
analysis.htm)
2.10.3 Langkah-langkah penggunaan Fit & Gap Analysis
2.10.3.1 Ranking of Requirment
Sebuah Requirement yang ada dalam proses bisnis
memiliki tingkat prioritasnya masing-masing. Tingkat
prioritas tersebut akan membantu project team dan project
sponsors dalam memfokuskan diri terhadap proses bisnis
mana saja yang harus diperhatikan dan paling penting dalam
organisasi serta untuk memberi perhatian lebih mengenai
dimana sebuah fungsional yang baru harus dibuat untuk
menambah nilai kepada proses bisnis berjalan. Berikut
27
adalah ranking of requirement yang bisa digunakan dalam
melakukan fit and gap analysis :
a. High/ Mission Critical Requirement : Sebuah
requirement yang sangat penting dimana jika
requirement ini tidak dijalankan, proses bisnis
perusahaan tidak akan berjalan.
b. Medium/Value Add Requirement : Sebuah
requirement yang jika dipenuhi akan memberikan
peningkatan signifikan dalam proses bisnis.
Requirement ini biasanya tidak bersifat kritikal,
tetapi jika dipenuhi akan memberikan nilai
tambahan kepada perusahaan.
c. Low/Desireable Requirement : Sebuah requirement
yang jika dipenuhi akan memberikan nilai
tambahan yang hanya sedikit bagi perusahaan dan
tidak terlalu berpengaruh pada proses bisnis
perusahaan.
(Sumber:http://www.docstoc.com/docs/48435222/FitG
ap-Analysis-Report)
2.10.3.2 Degree of Fit
Tingkat kesesuaian antara sistem berjalan dengan
proses bisnis di dalam perusahaan dapat dibagi menjadi 3
tingkatan, yaitu :
28
a. Fit : Sebuah kondisi dimana requirement
sepenuhnya sesuai dengan sistem yang berjalan.
b. Gap : Sebuah kondisi dimana sistem yang berjalan
sama sekali tidak sesuai dengan requirement.
Dalam kondisi ini, alternative dan rekomendasi
dapat dibuat guna memperbaiki gap yang ada.
Sebagai hasilnya, akan ada kemungkinan dimana
sistem yang berjalan akan mengalami
pengembangan/perubahan.
c. Partial Fit : Sistem yang berjalan sudah
cukup memenuhi requirement meskipun belum
secara sempurna.
(Sumber:http://www.docstoc.com/docs/48435222/
FitGap-Analysis-Report)
2.11 Flow Chart
2.11.1 Pengertian Flow Chart
Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-
langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart
membantu analis dan programmer untuk memecahkan masalah
kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan membantu dalam
menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Simbol-
simbol dari flowchart terdapat pada Lampiran 1.
(Sumber:http://sdarsono.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16512
/Flowchart.pdf )
29
2.12 Rich Picture
Menurut Mathiassen ( 2000: 26-p27 ), Rich Picture merupakan
sebuah gambar yang mewakili pemahaman illustrator terhadap sebuah situasi.
Rich Picture berfokus pada aspek-aspek penting dari sebuah situasi yang
ditentukan oleh illustrator.
2.13 Activity Diagram Menurut Kenneth dan Julie Kendall ( 2011: 290 ) mengatakan bahwa
Activity Diagram adalah sebuah diagram yang digunakan untuk
menggambarkan serangkaian alur aktivitas yang berurutan dalam sebuah
proses. Simbol-simbol yang digunakan dalam activity diagram terdapat pada
Lampiran 2.
2.14 Skala Ordinal
Menurut Freddy Rangkuti (2007: 65), Skala ordinal adalah skala yang
bertujuan untuk membedakan antara kategori - kategori dalam satu variable
dengan asumsi bahwa ada urutan atau tingkatan skala. Angka – angka ordinal
lebih menunjukkan urutan peringkat. Angka - angka tersebut tidak
menunjukkan quantitas absolute, tidak pula memberikan petunjuk bahwa
interval – interval antara setiap dua angka itu sama.
Data ordinal adalah data yang dikuantifikasi dari pengamatan dengan
memberikan skala (jenjang) atas gejala yang diukur. Data ordinal
menunjukkan kedudukan (tingkatan) subjek dalam suatu kelompok pada
suatu variabel. ( sumber : http://www.igcomputer.com/variabel-tipe-data-dan-
skala-pengukuran-statistik.html )
Jadi dapat disimpulkan bahwa skala ordinal adalah skala yang
digunakan untuk menunjukkan urutan atau tingkat dari beberapa objek
30
penelitian yang bukan merupakan data kuantitatif. Karena itu, scoring atau
pemberian bobot kepada objek dibutuhkan untuk mengubah data kualitatif
tersebut menjadi sebuah data yang kuantitatif. Contoh data ordinal adalah
instrumen berupa angket pernyataan positif yang memiliki skala jawaban
bertingkat beserta nilai kuantifikasinya seperti : Sangat Setuju (5), Setuju (4),
Ragu-ragu (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1).