BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab...

31
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database terus berkembang dari waktu ke waktu . Dari perkembangan tersebut maka terbentuklah data warehouse yang berisi data historis ter-summarized dari database perusahaan, serta dapat digunakan dalam membantu mengambil keputusan di lingkungan perusahaan. 2.1.1 Definisi Data Menurut Inmon (2002, p338) , dikemukakan bahwa ” Data is a recording of facts , concepts , or instruction on a storage medium for communication, retrieval , and processing by automatic mean as and presentation as information that is understandable by human being”. Yang dapat diartikan bahwa , data adalah sebuah rekaman fakta, konsep ,atau instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pencarian dan pemrosesan secara otomatis dan dapat memberikan informasi yang dapat dimengerti oleh pemiliknya atau pihak yang bersangkutan. Sedangkan menurut Larry ( 1999 , p52) , “ Data is the raw material produced by one or more business processes that create and update it ” yang mana dapat diartikan bahwa data adalah suatu material

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Data Warehouse

Model Perancangan database terus berkembang dari waktu ke waktu .

Dari perkembangan tersebut maka terbentuklah data warehouse yang berisi data

historis ter-summarized dari database perusahaan, serta dapat digunakan dalam

membantu mengambil keputusan di lingkungan perusahaan.

2.1.1 Definisi Data

Menurut Inmon (2002, p338) , dikemukakan bahwa ” Data is a

recording of facts , concepts , or instruction on a storage medium for

communication, retrieval , and processing by automatic mean as and

presentation as information that is understandable by human being”.

Yang dapat diartikan bahwa , data adalah sebuah rekaman fakta, konsep

,atau instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi,

pencarian dan pemrosesan secara otomatis dan dapat memberikan

informasi yang dapat dimengerti oleh pemiliknya atau pihak yang

bersangkutan.

Sedangkan menurut Larry ( 1999 , p52) , “ Data is the raw

material produced by one or more business processes that create and

update it” yang mana dapat diartikan bahwa data adalah suatu material

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

8

mentah yang dihasilkan oleh satu atau lebih proses bisnis yang membuat

dan merubahnya.

Berdasarkan definisi diatas , dapat dilihat bahwa data merupakan

suatu bentuk dasar dari rekaman fakta yang belum diolah atau

dimanipulasi. Data yang didapatkan dari suatu perusahaan, umumnya

diperoleh dari hasil kegiatan operasi sehari-hari atau hasil dari transaksi

yang dilakukan, yang nantinya dapat digunakan unutk kepentingan

perusahaan.

2.1.2 Definisi Database

Menurut McLeod (2004, p130) database adalah koleksi semua

data yang berbasis komputer dalam suatu perusahaan.

Menurut Connoly (2002, p14) database adalah koleksi bersama

dari data yang terkait secara logis, dan suatu deskripsi dari data, yang

dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi.

Menurut Inmon (2002, p388) database adalah sebuah kumpulan

dari data yang saling berhubungan yang disimpan (biasanya dengan

redundansi yang terkontrol dan terbatas) berdasarkan suatu skema.

Menurut Date (2000, p10) database adalah koleksi dari persistent

data yang digunakan oleh sistem aplikasi dari suatu perusahaan.

Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan, bahwa database

merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan , dan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

9

terintegrasi yang mana dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

informasi suatu organisasi.

2.1.3 Definisi Data Warehouse

Menurut Inmon (2002, p31) data warehouse adalah koleksi data

yang mempunyai sifat subject-oriented, integrated, nonvolatile, dan

time-variant untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam

manajemen.

Menurut Mannino (2001, p455) data warehouse adalah tempat

penyimpanan data terpusat di mana data dari database operasional dan

sumber lainnya diintegrasikan, dibersihkan, dan diarsipkan untuk

mendukung pengambilan keputusan.

Menurut McLeod (2004, p406) data warehouse adalah sebuah

sistem penyimpanan data yang berkapasitas besar, di mana data

dikumpulkan dengan menambahkan record baru daripada meng-update

record yang sudah ada dengan informasi baru. Data jenis ini digunakan

hanya untuk proses pengambilan keputusan dan bukan untuk kegiatan

operasional perusahaan sehari-hari.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulakan

bahwa, data warehouse merupakan kumpulan – kumpulan dari data

yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan dalam suatu

organisasi.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

10

2.2 Karakteristik Data Warehouse

Beberapa karakteristik data warehouse menurut Mannino (2001, p455)

adalah sebagai berikut:

2.2.1 Subject-Oriented

Sebuah data warehouse diorganisasikan melingkupi subyek atau entitas

bisnis utama seperti pelanggan, pesanan atau produk. Orientasi subyek

ini berbeda dengan pengolahan transaksi yang lebih berorientasi proses.

Tabel 2.1 Tabel Perbandingan Data Warehouse dengan OLTP

(Connoly, 2002, p1049)

Sistem OLTP Sistem Data Warehouse Menyimpan data sekarang Menyimpan data historis Menyimpan detailed data Menyimpan detailed, lightly,

highly summarized data Data bersifat dinamis Data bersifat statis Proses yang dilakukan secara berulang

Ad hoc, tidak terstruktur, heuristic processing

High level dari transaction throughput

Medium ke low level dari transaction throughput

Pemakaian dari pola yang dapat diprediksi

Pemakaian dari pola yang tidak dapat diprediksi

Mengarah pada transaksi Mengarah pada analisis Berorientasi pada aplikasi Berorientasi pada subyek Mendukung keputusan sehari-hari Mendukung keputusan strategi Operational user dalam jumlah yang besar

Managerial user dalam tingkat yang relatif rendah

2.2.2 Integrated

Data operasional dari beberapa database dan sumber data eksternal

diintegrasikan dalam sebuah data warehouse untuk memperoleh sebuah

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

11

database tunggal yang mendukung sebuah keputusan. Penggabungan

data membutuhkan konvensi penamaan yang konsisten, format data yang

seragam, serta skala pengukuran lintas database dan sumber data

eksternal yang dapat diperbandingkan.

2.2.3 Time-Variant

Data warehouse menggunakan time stamp untuk merepresentasikan data

historis. Dimensi waktu sangat kritis untuk mengidentifikasikan trend,

memprediksi operasi-operasi mendatang, dan mengatur sasaran-sasaran

yang beroperasi. Data warehouse terdiri dari serangkaian snapshot,

masing-masing merepresentasikan data operasional yang diambil pada

suatu waktu tertentu.

2.2.4 Nonvolatile

Data baru di dalam sebuah data warehouse adalah ditambahkan, dan

bukan digantikan, sehingga data historis tetap terjaga. Tindakan

menambahkan data baru juga dikenal dengan pembaharuan data

warehouse. Kurangnya operasi update dan delete memastikan sebuah

data warehouse bebas dari anomali update maupun delete. Transaksi

data dipindahkan ke dalam data warehouse hanya ketika aktivitas

perubahan terbaru telah diselesaikan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

12

2.3 Struktur Data Warehouse

2.3.1 Current Detail Data

Current detail data merupakan level terendah dalam struktur data

warehouse. Current detail data menggambarkan data detil yang aktif

pada saat ini dan keadaan yang sedang berjalan. Data jenis ini

memerlukan media penyimpanan yang besar dan merupakan data yang

sering diakses. Current detail data ini cepat diakses, tetapi mahal dan

kompleks dalam pemeliharaannya.

2.3.2 Older Detail Data

Older detail data merupakan data back-up (cadangan) yang jarang

diakses. Data back-up seperti ini biasanya disimpan pada media

penyimpanan yang berbeda. Penyusunan direktori dilakukan berdasarkan

urutan umur data, sehingga data dapat tersusun rapi dan mempermudah

dalam melakukan akses selanjutnya.

2.3.3 Lightly Summarized Data

Lightly summarized data merupakan data ringkasan dari current detail

data. Di dalam tahap ini, data belum dapat digunakan untuk pengambilan

keputusan karena data masih belum bersifat total summary, yang artinya

data masih bersifat detil. Akses terhadap data jenis ini biasanya

digunakan untuk memantau kondisi yang sedang dan sudah berjalan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

13

2.3.4 Highly Summarized Data

Highly summarized data merupakan data yang bersifat total summary.

Pada level ini, data sangat mudah diakses terutama untuk melakukan

analisis perbandingan data berdasarkan urutan waktu dan analisis yang

menggunakan data multidimensi. Data multidimensi adalah suatu

teknologi software komputer yang dirancang untuk meningkatkan

efisiensi dalam query data sehingga menjadi media penyimpanan yang

lebih baik, serta memudahkan pengambilan data dalam volume besar.

2.3.5 Metadata

Menurut Inmon (2002, p393) metadata merupakan data tentang

data. Metadata merupakan gambaran tentang struktur, isi, kunci, indeks

dari data.

Menurut Poe (1996, p31) metadata adalah “data tentang data”

dan menyediakan informasi tentang struktur data dan relationships di

antara masing-masing struktur data ataupun antar-database.

Menurut Berson (2000, p60) metadata adalah data tentang data

yang menggambarkan data warehouse. Metadata dapat dikelompokkan

ke dalam:

• Technical metadata, yang berisi informasi mengenai data warehouse

yang digunakan oleh administrator dan perancang data warehouse

ketika melakukan pengembangan data warehouse dan tugas-tugas

manajemen.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

14

• Business metadata, yang berisi informasi yang memberikan user

suatu perspektif yang mudah dimengerti dari informasi yang

tersimpan dalam data warehouse.

• Data warehouse operational information, seperti data history

(snapshots, versions), ownership, menelusuri jejak audit, penggunaan

data.

Gambar 2.1 Struktur Data Warehouse (Inmon, 2002, p36)

2.4 Anatomi Data Warehouse

Berikut ini adalah tiga jenis dasar sistem anatomi data warehouse

menurut Prabowo (1996a):

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

15

2.4.1 Functional Data Warehouse

Data warehouse fungsional menggunakan pendekatan kebutuhan

dari tiap bagian fungsi bisnis, misalnya departemen, divisi, dan

sebagainya, untuk mendefinisikan jenis data yang ditampung oleh

sistem. Setiap unit fungsi dapat memiliki gambaran data masing-masing.

Pendekatan ini banyak digunakan karena sistem memberikan

solusi yang mudah untuk dibangun dengan biaya investasi yang relatif

rendah dan dapat memberikan kemampuan sistem pengumpulan data

yang terbatas kepada kelompok pemakai.

Penerapan jenis sistem pengumpulan data seperti ini beresiko

kehilangan konsistensi data di luar lingkungan fungsi bisnis

bersangkutan. Bila lingkup pendekatan ini diperbesar dari lingkungan

fungsional menjadi lingkup perusahaan, konsistensi data perusahaan

tidak lagi dapat dijamin.

Gambar 2.2 Functional Data Warehouse

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

16

2.4.2 Centralized Data Warehouse

Data warehouse terpusat adalah pendekatan yang paling baik

digunakan, disebabkan oleh keterbiasaan pemakai dengan lingkungan

mainframe terpusat. Data diambil dari seluruh sistem operasional dan

disimpan di dalam pusat penyimpanan data. User kemudian

menggunakan data yang telah terkumpul tersebut untuk membangun

data warehouse fungsional masing-masing sesuai dengan kebutuhannya.

Keuntungan sistem ini dibanding data warehouse fungsional

adalah bahwa data benar-benar terpadu. Sistem ini mengharuskan data

dikirim tepat pada waktunya agar tetap konsisten dengan pemasok data

lainnya. Di samping itu, user hanya dapat mengambil data dari pusat

pengumpulan saja dan tidak dapat berhubungan secara langsung dengan

pemasok datanya sendiri.

Penerapan sistem ini membutuhkan biaya pemeliharaan yang

tinggi atas sistem pengumpulan data yang besar. Selain itu, diperlukan

waktu yang lama untuk membangun sistem tersebut.

Gambar 2.3 Centralized Data Warehouse

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

17

2.4.3 Distributed Data Warehouse

Data warehouse terdistribusi dikembangkan berdasarkan konsep

gateway data warehouse, sehingga memungkinkan user dapat langsung

berhubungan dengan sumber data atau pemasok data maupun dengan

pusat pengumpul data lainnya. Gambaran user atas data adalah gambaran

logika karena data mungkin diambil dari berbagai sumber yang berbeda.

Pendekatan ini menggunakan teknologi client/server untuk

mengambil data dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan tiap

departemen atau divisi untuk membangun sistem operasionalnya sendiri

serta dapat membangun pengumpul data fungsionalnya masing-masing

dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dengan teknologi client-

server. Pendekatan ini akan menjadi sangat efektif bila data tersedia

dalam bentuk yang konsisten dan user dapat menambahkan data tersebut

dengan informasi baru apabila ingin membangun gambaran baru atas

informasi.

Penerapan data warehouse terdistribusi ini memerlukan biaya

yang sangat besar karena setiap pengumpul data fungsional dan sistem

operasinya dikelola secara terpisah. Selain itu, supaya berguna bagi

perusahaan, data yang ada harus disinkronisasikan untuk memelihara

keterpaduan data.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

18

Gambar 2.4 Distributed Data Warehouse

2.5 Kegunaan Data Warehouse

Menurut Williams (1998, p533) data warehouse mempunyai kegunaan

sebagai berikut:

2.5.1 Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan adalah salah satu kegunaan data warehouse yang

paling umum. Dengan menggunakan query-query sederhana dalam data

warehouse, dapat dihasilkan informasi pertahun, perkuartal, perbulan,

atau bahkan perhari. Query-query tersebut digunakan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan khusus, seperti kapan,

siapa, di mana, dan sebagainya.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

19

2.5.2 On-Line Analytical Processing (OLAP)

Data warehouse digunakan dalam melakukan analisis bisnis untuk

menyelidiki kecenderungan pasar dan faktor-faktor penyebabnya karena

dengan adanya data warehouse, semua informasi baik rincian maupun

ringkasan yang dibutuhkan dalam proses analisis mudah didapat. Dalam

hal ini, data warehouse merupakan tool yang handal untuk analisis data

yang kompleks.

2.5.3 Data Mining

Penggunaaan data warehouse dalam pencarian pola dan hubungan data,

dengan tujuan membuat keputusan bisnis bagi para pihak manajemen.

Dalam hal ini, software dirancang untuk pola statistik dalam data untuk

mengetahui kecenderungan yang ada, misalnya kecenderungan pasar

akan suatu produk tertentu.

2.5.4 Proses Informasi Eksekutif

Data warehouse digunakan untuk mencari ringkasan informasi yang

penting dengan tujuan membuat keputusan bisinis tanpa harus

menjelajahi keseluruhan data. Dengan menggunakan data warehouse,

segala laporan telah diringkas dan dapat pula diketahui rinciannya secara

lengkap, sehingga mempermudah proses pengambilan keputusan.

Informasi dan data pada laporan data warehouse menjadi sangat

informatif bagi user, dalam hal ini adalah pihak eksekutif.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

20

2.6 Teori Perancangan Data Warehouse

Menurut Connolly dan Begg (2002, p1083) , metode yang dikemukakan

oleh Kimball pada tahun 1996 adalah sebagai berikut:

1. Menentukan proses

Proses yang ditentukan biasanya diambil dari fungsi bisnis suatu

perusahaan , dimana proses tersebut disesuaikan dengan kebutuhan

informasi yang diinginkan perusahaan.

2. Menentukan Grain

Proses ini mendeklarasikan apa yang sebenarnya di-representasikan oleh

tiap baris dari sebuah tabel fakta, dimana grain tersebut berhubungan

dengan measure dari suatu tabel fakta.

3. Mengindentifikasi dimensi

Dimensi merupakan aspek-aspek yang menjelaskan tiap baris suatu tabel

fakta, dimana pemilihan dimensi disesuaikan dengan kebutuhan

informasi yang diinginkan perusahaan. Sekumpulan dimensi yang

dibangun dengan baik membuat informasi lebih mudah dipahami dan

mudah digunakan.

4. Pemilihan fakta

Setelah dimensi dipilih, maka bisa ditentukan fakta mana yang terpilih

atau digunakan oleh data mart.Fakta dalam satu tabel fakta dapat

memiliki satu atau lebih measure, dimana measure tersebut berupa angka

numeric dan bisa dijumlah. Selain itu juga harus dijelaskan mengenai

kegunaan dari fakta-fakta yang terpilih tersebut.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

21

5. Menentukan measure dalam fakta yang digunakan

Pada tahap ini, kita melakukan suatu perhitungan dengan menambahkan

satu atau lebih measure yang masih dibutuhkan pada suatu tabel fakta,

dimana measure yang ditambahkan tersebut merupakan hasil

perhitungan dari measure-measure lainnya pada tabel fakta tersebut.

6. Menambahkan atribut yang dibutuhkan dalam tabel dimensi

Pada tahap ini kita melakukan penyesuaian pada table dimensi , dengan

menambahkan satu atau lebih deskripsi kolom yang berisi teks

menjelaskan keterangan tabel dimensi tersebut dimana teks tersebut

mudah dimengerti oleh user.

7. Menentukan umur dari basis data yang digunakan dalam data warehouse.

Perhitungan durasi disesuaikan dengan seberapa jauh table fakta

mengambil data historis. Bila menggunakan durasi yang panjang, maka

akan menimbulkan dua masalah yaitu bisa terdapat permasalahan saat

pembacaan data ( dari hardware yang lama ) dan harus terjadi

penggunaan versi dimensi yang lama, bukan dimensi yang terbaru (

masalah perubahan dimensi) .

8. Memantau perubahan yang terjadi dalam dimensi

Masalah ini terjadi bila adanya perubahan suatu isi atribut pada dimensi,

sehingga data warehouse harus menggunakan dimensi yang lama untuk

data yang sudah ada dan menggunakan dimensi yang baru untuk data

yang akan masuk supaya tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian

informasi. Hal ini bisa diselesaikan dengan 3 cara:

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

22

• Tipe 1. Menulis ulang dimensi yang berubah (hanya mengubah

langsung isi atribut yang ada pada dimensi, sehingga keterangan

atribut dimensi pada data historis menggunakan atribut yang

terbaru).

• Tipe 2. Menambah baris baru pada tabel dimensi dengan

surrogate key yang baru, tapi masih menggunakan id yang sama.

Dan pada tabel fakta tidak dilakukan perubahan, tetapi bila ada

data baru yang masuk pada tabel fakta maka akan menggunakan

surrogate key yang baru.

• Tipe 3. Adanya penambahan atribut alternatif yang baru sehingga

penggunaan record yang lama dan yang baru bisa digunakan

secara berasamaan pada satu record dimensi yang sama.

9. Menentukan prioritas query dan tipe query.

Pada tahap ini menentukan masalah desain fisik dari data warehouse ,

yaitu dengan menentukan urutan fisik dari table fakta pada media

penyimpanan dan adanya penggunaan agregasi. Selain itu tahap ini juga

membahas masalah seperti indexing, back up dan security data

warehouse.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

23

2.7 Perancangan Data Warehouse dengan Skema Bintang

Menurut Poe (1996, p33) skema bintang adalah suatu jenis spesifik dari

perancangan database yang digunakan untuk mendukung proses analitis serta

memiliki secara spesifik satuan tabel normalisasi. Skema bintang memiliki dua

macam tabel, yaitu:

• Tabel fakta (fact table)

Disebut juga tabel utama (major table), merupakan inti dari skema bintang

dan berisi data aktual yang akan dianalisis (data kuantitatif dan transaksi).

Field-field tabel fakta sering disebut measure dan biasanya dalam bentuk

numerik. Selalu berisi foreign key dari masing-masing tabel dimensi. Tabel

ini dapat terdiri dari banyak kolom dari ribuan baris data.

• Tabel dimensi (dimension table)

Disebut juga tabel kecil (minor table), biasanya lebih kecil dan memegang

data deskriptif yang mencerminkan dimensi suatu bisnis. Tabel dimensi

berisi data yang merupakan deskripsi lebih lanjut dari data yang ada pada

tabel fakta.

2.7.1 Keuntungan Menggunakan Skema Bintang

Menggunakan skema bintang memberikan beberapa keuntungan

yang tidak terdapat pada struktur relasional yang biasa. Skema bintang

merupakan standar rancangan data warehouse karena (Poe, 1996, p121):

• Membangun rancangan database yang memberikan response time

yang cepat.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

24

• Memberikan rancangan yang dapat dimodifikasi dengan mudah atau

ditambahkan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan data

warehouse.

• Paralel dalam rancangan database, bagaimana user biasanya

memandang dan menggunakan data.

• Mempermudah pemahaman dan navigasi metadata baik untuk

perancang maupun pemakai.

• Memperluas pilihan front end data access tools, karena beberapa

produk yang memerlukan rancangan skema bintang.

2.7.2 Perancangan Skema Bintang

Menurut Poe (1996, p120) tujuan dari database pendukung

keputusan dapat dicapai dengan perancangan database yang disebut

sebagai skema bintang. Skema bintang merupakan suatu struktur

sederhana yang secara relatif terdiri dari beberapa tabel dan alur

gabungan yang dirumuskan dengan baik. Perancangan database ini

berlawanan dengan struktur normalisasi yang digunakan untuk database

proses transaksi. Database ini menyediakan response time query, skema

bintang yang dapat dibaca dan dipahami oleh analis, end user, bahkan

bagi mereka yang belum terbiasa dengan struktur database.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

25

2.7.3 Skema Bintang Sederhana

Dalam skema bintang sederhana, setiap tabel harus mempunyai

primary key yang bisa terdiri dari satu kolom atau lebih. Primary key

tersebut membuat masing-masing baris menjadi unik. Di sini primary

key dari tabel fakta terdiri dari satu atau lebih foreign key. Foreign key

adalah kolom pada suatu tabel yang nilainya didefinisikan oleh primary

key pada tabel yang lain.

Gambar di bawah ini menggambarkan hubungan antara tabel

fakta dan tabel dimensi. Tabel fakta memiliki tiga foreign key, di mana

masing-masing foreign key itu merupakan primary key pada tabel

dimensi.

Alasan memilih skema bintang sederhana antara lain:

1. Menyediakan response time yang lebih baik

2. Struktur rancangan yang sederhana mudah dimengerti pemakai

Gambar 2.5 Skema Bintang Sederhana

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

26

2.7.4 Skema Bintang dengan Banyak Tabel Fakta

Skema bintang juga dapat terdiri dari lebih dari satu tabel fakta.

Hal ini terjadi karena mereka berisi kenyataan yang tidak saling

berhubungan atau karena perbedaan waktu pemuatan data, di samping itu

juga dapat meningkatkan penampilan. Tabel fakta yang banyak sering

digunakan untuk menampung berbagai tingkat dari data yang bermacam-

macam, terutama jika data tersebut dalam jumlah besar.

Gambar 2.6 Skema Bintang dengan Banyak Tabel Fakta

Kegunaan lain dari tabel fakta adalah untuk mendefinisikan

hubungan many to many dari suatu tabel dimensi tertentu. Bentuk tabel

seperti ini biasanya disebut tabel asosiasi. Tabel ini dibuat untuk

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

27

menyelaraskan hubungan many to many di antara dimensi yang berbeda.

Skema tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.7 Tabel Asosiasi

2.7.5 Skema Bintang Majemuk

Tabel fakta dalam skema majemuk memiliki dua kumpulan

foreign key, yang pertama mengandung suatu referensi dengan tabel

dimensi sedangkan sisanya adalah primary key yang merupakan

gabungan dari satu atau lebih kolom yang menghasilkan suatu

identifikasi unik untuk setiap barisnya. Bedanya skema bintang majemuk

dengan skema bintang sederhana adalah saling tidak identiknya primary

key dengan foreign key dalam skema bintang majemuk.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

28

Gambar 2.8 Skema Bintang Majemuk

2.7.6 Skema Snowflake

Menurut Connoly (2002, p1080) skema snowflake merupakan

skema yang berbeda dengan skema bintang karena tabel dimensi tidak

berisi data denormalisasi.

Snowflake merupakan variasi lain dari skema bintang di mana

tabel dimensi dari skema bintang diorganisasi menjadi suatu hierarki

dengan melakukan normalisasi.

Prinsip dasar dari skema ini tidak jauh berbeda dari skema

bintang. Penggunaan tabel dimensi sangatlah menonjol, karena itulah

perbedaan mendasar dari skema bintang dan skema snowflake. Skema

snowflake menggunakan beberapa tabel fakta dan tabel dimensi yang

sudah mengalami normalisasi, sedangkan skema bintang menggunakan

tabel dimensi yang masih denormalisasi. Skema snowflake dibuat

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

29

berdasarkan OLTP sehingga semua data akan termuat detail dalam setiap

tabel fakta dan tabel dimensi.

Keuntungan dari skema snowflake adalah:

o Kecepatan memindahkan data dari data OLTP ke dalam metadata.

o Sebagai kebutuhan dari alat pengambil keputusan tingkat tinggi di

mana dengan tipe yang seperti ini seluruh struktur dapat digunakan

sepenuhnya.

o Banyak yang beranggapan lebih nyaman merancang dalam bentuk

normal ketiga.

Sedangkan kerugiannya adalah mempunyai masalah yang besar

dalam hal kinerja (performance), hal ini disebabkan semakin banyaknya

join antar tabel-tabel yang dilakukan dalam skema snowflake ini, maka

semakin lambat juga kinerja yang dilakukan.

Gambar 2.9 Skema Snowflake

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

30

Tabel dimensi mungkin mengandung foreign key yang

mereferensikan primary key di tabel dimensi yang lain. Tabel dimensi

yang direferensikan ini yang dinamakan outboard table atau secondary

dimension table. Pada gambar terdapat skema bintang dengan outboard

table atau secondary dimension table. Tabel dimensi 3 mempunyai dua

outboard table yaitu tabel dimensi 4 dan tabel dimensi 5.

Gambar 2.10 Skema Bintang dengan Tabel Outboard

2.7.7 Data Mart

Menurut Connoly and Begg ( 2002, p 1067) , ” Data mart is

subset of data warehouse that supports the requirement of a particular

departement or business function “. Jadi data mart adalah bentuk atau

versi yang lebih kecil dari data warehouses, biasanya mengandung data

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

31

yang berhubungan dengan sebuah area fungsional dari perusahaan atau

memiliki lingkup yang terbatas.

Berikut karakteristik yang membedakan antara data mart dengan

data warehouse:

1. Data mart berfokus pada kebutuhan pengguna yang

berhubungan dengan satu bagian departemen atau fungsi

bisnis.

2. Data mart tidak berisi data operasional yang bersifat detil.

3. Data mart lebih mudah dimengerti dan digunakan karena

berisi data yang lebih sedikit dari data warehouse.

2.7.8 Agregasi

Menurut Poe (1996, p136) agregasi merupakan proses

penghitungan data fakta selama pendefinisian atribut. Definisi dari

agregasi biasanya mengandung makna penghitungan, perumusan

informasi yang mendasari hubungan antar data yang terdapat dalam

sebuah tabel. Selain itu, agregasi juga dapat dibuat selama proses

transformasi dan pemuatan data ke dalam data warehouse. Beberapa

faktor yang mendorong pembuatan agregasi adalah untuk:

• Mempercepat waktu respon saat melakukan pencarian.

• Mengurangi jumlah dari penggunaan siklus CPU.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

32

2.7.9 Denormalisasi

Menurut Poe (1996, p137) denormalisasi adalah suatu proses

penggabungan tabel yang dilakukan dengan cermat dan hati-hati yang

bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Sebenarnya ini merupakan proses

yang melanggar aturan dari third normal form (3NF).

Menurut Mannino (2001, p553) denormalisasi menggabungkan

tabel-tabel sehingga lebih mudah untuk di-query. Denormalisasi

merupakan kebalikan dari normalisasi. Denormalisasi berguna untuk

meningkatkan kinerja query atau mengabaikan adanya dependency yang

tidak menimbulkan anomali storage yang signifikan.

Keuntungan melakukan proses denormalisasi adalah (Poe, 1996,

p139):

1. Mengurangi jumlah relasi yang terjadi antar tabel yang harus

diproses pada saat pencarian sehingga akan meningkatkan kecepatan

proses query data.

2. Memetakan struktur fisik database agar mudah dimengerti menurut

model dimensi dari pemakai (Dimensional Business Model). Struktur

tabel yang dibuat sesuai keinginan pemakai memungkinkan

terjadinya akses langsung yang sekali lagi akan meningkatkan

kinerja.

Sedangkan kelemahan melakukan proses denormalisasi adalah:

1. Proses denormalisasi secara tidak langsung akan membuat

redundansi data.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

33

2. Proses denormalisasi memerlukan alokasi memory dan storage

(tempat penyimpanan) yang besar.

2.8 Asuransi

2.8.1 Definisi Asuransi

1. Definisi asuransi menurut pasal 246 KUHD RI

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian ,

dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada

tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi

penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan

atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin

akan dideritanya karena suatu yang tidak tertentu “

Berdasarkan definisi tersebut , maka dalam asuransi

terkandung 4 unsur,yaitu:

a. Pihak tertanggung ( insured)

Pihak yang berjanji membayar uang premi kepada pihak

penanggung sekaligus atau secara berangsur-angsur.

b. Pihak Penanggung ( insurer)

Pihak yang berjanji akan membayar sejumlah uang (

santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara

berangsur- angsur apabila terjadi sesuatu yang

mengandung unsur tidak tertentu.

c. Suatu peristiwa ( accident)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

34

Suatu peristiwa yang tidak tertentu ( tidak diketahui

sebelumnya ).

d. Kepentingan ( interest)

Yang mungkin akan mengalami kerugian , karena

peristiwa yang tidak menentu.

2. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack :

"Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko

keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure

dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian

individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat

diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".

3. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green:

"Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan

mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam

suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar

jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh

dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".

4. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard

M. Heins, yang mendefinisikan asuransi berdasarkan dua

sudut pandang, yaitu:

a. "Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian

finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung".

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

35

b. "Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau

lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk

menanggulangi kerugian finansial".

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya

mengenai definisi asuransi yang dapat mencakup semua sudut

pandang :

"Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang

melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan

sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau

hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar

probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila

kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara

proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu".

2.8.2 Prinsip- prinsip dasar asuransi

Ada empat prinsip yang dimiliki asuransi ,yaitu:

( Soeisno Djojosoedarso , 2003, p109)

• Insurable Interest ( Kepentingan yang dapat di

asuransikan)

Jika suatu kejadian dapat menimbulkan kerugian kepada

seseorang, maka berarti orang yang bersangkutan

mempunyai kepentingan terhadap kerugian tersebut.

• Indemnity ( Indemnitas)

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

36

Suatu perjanjian kerugian, dimana ganti rugi yang

diberikan tidak boleh melebihi dari kerugian yang

sebenarnya.

• Subrogasi

Prinsip in bertujuan agar penderita peril tidak

memperoleh keuntungan dari terjadinya kerugian, maka

pihak yang menyebabkan terjadinya kerugian juga

memberikan ganti rugi.

• Utmost Good Faith ( Kejujuran sempurna)

Merupakan prinsip adanya itikad baik atas dasar saling

percaya antar pihak penanggung dengan pihak

tertanggung dalam melaksanakan kontrak penutupan

pertanggungan (asuransi) .

2.8.3 Fungsi Asuransi

a. Transfer Resiko

Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau

perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta

bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi

b. Kumpulan Dana

Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi

sebagai dana untuk membayar resiko yang terjadi

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehousethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00115-IF bab 2.pdf7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse Model Perancangan database

37

2.9 Pemasaran (Marketing)

2.9.1 Definisi Pemasaran (Marketing)

1. Pengertian Pemasaran Menurut WY. Stanton

Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang

berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan

menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan

kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.

2. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom

Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau

jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.

3. Pengertian Pemasaran Menurut Philip dan Duncan

Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang

dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang

bersifat tangible ke tangan konsumen.

4. Pengertian Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika

Serikat (American Merketing Association)

Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan

yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke

konsumen.