BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... -...

45
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Tujuan kebanyakan perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan (laba), yakni dengan memaksimalkan laba kotor dan meminimalkan biaya yang dikeluarkan. Agar dapat mencapai tujuannya ini secara maksimal, dibutuhkan perencanaan yang matang. Salah satunya adalah dengan membuat anggaran. Anggaran itu sendiri menurut Shim dan Siegel (2000, p3) merupakan titik fokus dari keseluruhan proses perencanaan dan pengendalian. M enurut Garrison dan Noreen (2000, p402), anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu. Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p27) mendefinisikan perencanaan dan pengendalian laba (juga sering disebut penganggaran) diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk membantu melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian secara efektif. Nafarin (2000, p10) menyatakan anggaran sebagai suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan, serta merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Anggaran

2.1.1 Pengertian Anggaran

Tujuan kebanyakan perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan

(laba), yakni dengan memaksimalkan laba kotor dan meminimalkan biaya yang

dikeluarkan. Agar dapat mencapai tujuannya ini secara maksimal, dibutuhkan

perencanaan yang matang. Salah satunya adalah dengan membuat anggaran.

Anggaran itu sendiri menurut Shim dan Siegel (2000, p3) merupakan titik

fokus dari keseluruhan proses perencanaan dan pengendalian.

Menurut Garrison dan Noreen (2000, p402), anggaran adalah rencana rinci

tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya

lainnya untuk suatu periode tertentu.

Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p27) mendefinisikan perencanaan dan

pengendalian laba (juga sering disebut penganggaran) diartikan sebagai proses

yang ditujukan untuk membantu melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan dan

pengendalian secara efektif.

Nafarin (2000, p10) menyatakan anggaran sebagai suatu rencana keuangan

periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan, serta

merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan

secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka

waktu tertentu.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

9

Carter dan Usry (2002, p15-1) berpendapat bahwa ”profit planning is the

development of an operational plan to achieve a company’s goals and objectives.”

Profit planning disini, menurut Carter dan Usry, adalah sinonim dengan

budgetting (penganggaran).

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah

suatu perencanaan finansial secara periodik, yang juga berfungsi sebagai

pengendali dan pengawas yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

2.1.2 Keunggulan dan Keterbatasan Anggaran

Anggaran sendiri memiliki keunggulan serta keterbatasan. Menurut

Garrison dan Noreen (2000, p404), manfaat dari program penganggaran adalah

sebagai berikut:

1. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui

organisasi.

2. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa

depan. Bila penyiapan anggaran tidak diperlukan, maka akan terlalu banyak

manajer yang harus menghabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai

masalah darurat.

3. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai

bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin.

4. Proses pengganggaran dapat mengungkap adanya kemandegan potensial

sebelum terjadinya.

5. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara

mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

10

memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah pada sasaran yang

sama.

6. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku sebagai

benchmark untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya.

Sedangkan keterbatasan anggaran menurut Carter dan Usry (2002, p15-4-

15-5), diterjemahkan oleh penulis, adalah sebagai berikut:

1. Ramalan bukanlah ilmu pasti; sejumlah penilaian dipresentasikan berdasarkan

estimasi/perkiraan. Karena anggaran berdasarkan ramalan terhadap kegiatan-

kegiatan yang akan datang, maka revisi atau modifikasi terhadap anggaran

perlu dilakukan ketika dibutuhkan perubahan rencana. Jika kinerja aktual

melenceng dari anggaran, alasannya mungkin saja karena ramalannya yang

salah.

2. Anggaran mungkin memfokuskan perhatian manajer kepada suatu tujuan yang

tidak seiring dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Suatu sistem

anggaran dianggap kurang bagus jika memotivasi manajer melakukan tindakan

yang bukan merupakan yang terbaik bagi organisasi.

3. Diperlukan komitmen dari manajemen puncak dan kerja sama seluruh anggota

manajemen. Jika manajemen puncak tidak mendukung proses penganggaran,

maka manajemen bawah akan menganggap proses penganggaran sebagai

kegiatan yang tidak berarti.

4. Penggunaan berlebihan terhadap anggaran sebagai alat evaluasi bisa berakibat

munculnya tingkah laku yang tidak sesuai. Manajemen mungkin saja sengaja

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

11

melakukan tindakan yang menguras sumber daya perusahaan demi mencapai

tujuan anggaran pribadinya.

5. Perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peran administrasi.

Eksekutif terkadang merasa terbatasi oleh anggaran.

6. Pembuatan memakan waktu. Terkadang manajemen sering tidak sabar karena

mengharapkan terlalu banyak dalam waktu yang terlalu singkat.

Keterbatasan lainnya menurut Nafarin (2000, p13) yaitu bila pihak yang

merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka

menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif.

Dalam rangka mengatasi keterbatasan-keterbatasan anggaran tersebut,

dibutuhkan partisipasi dari seluruh bagian organisasi. Manajemen puncak perlu

menjelaskan manfaat dan tujuan pembuatan anggaran, sehingga tidak menganggap

anggaran sebagai suatu paksaan ataupun kekangan, melainkan menganggapnya

sebagai informasi yang dapat digunakan untuk membawa mereka ke arah tujuan

organisasi.

2.1.3 Macam-Macam Anggaran

Terdapat bermacam-macam anggaran menurut berbagai sudut pandang.

Berikut pengelompokan anggaran menurut Nafarin (2000, p17-18):

1. Menurut dasar penyusunan:

a. Anggaran variabel (fleksibel), yaitu anggaran yang disusun berdasarkan

interval kapasitas tertentu. Merupakan suatu seri anggaran yang dapat

disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda. Misalnya

anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1.000 unit.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

12

b. Anggaran tetap (statis), yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu

tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan direncanakan 1.000 unit,

dengan demikian anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan

1.000 unit tersebut.

Shim dan Siegel (2000, p69) juga memberikan pendapat mengenai

perbedaan anggaran fleksibel dan statis, bahwa anggaran fleksibel berguna

untuk mengendalikan biaya, diarahkan untuk beberapa aktivitas bukan hanya

satu aktivitas, dan bersifat dinamis serta tidak statis. Sedangkan anggaran statis

(tetap) hanya diarahkan untuk satu tingkat aktivitas dan memiliki masalah

dalam pengendalian biaya.

Tabel 2.1 Contoh anggaran laporan laba rugi statis

HAMPTON FREEZE, INC. Laporan Laba Rugi yang Dianggarkan

Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2000

Penjualan (100.000 unit seharga $20) $ 2.000.000 Dikurangi harga pokok penjualan (100.000 unit seharga $13) 1.300.000 Gross margin 700.000 Dikurangi beban penjualan dan administrasi 577.800 Laba operasional bersih 122.200 Dikurangi beban bunga 14.000 Laba bersih $ 108.200

Sumber: Garrison dan Noreen (2000, p426)

2. Menurut cara penyusunan:

a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode

tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir

periode anggaran.

b. Anggaran kontiniu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan

perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

13

perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami

perubahan.

3. Menurut jangka waktunya:

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat

dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk

keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat

dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. anggaran untuk keperluan

investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut

anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang diperlukan

sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya:

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan

laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari:

• Anggaran penjualan

Menurut Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p160-161), dua

pendekatan yang berbeda digunakan untuk rencana penjualan,

tergantung pada karakteristik perusahaan, yaitu:

1. Pendekatan harga jual per unit. Pertama direncanakan unit yang

hendak dijual dan harga jual per unit untuk tiap produk. Metode ini

diterapkan saat (a) jumlah lini produk kecil, dan (b) harga jual

relatif tinggi. contohnya, pendekatan ini biasanya akan digunakan

untuk dealer mobil (kecuali untuk operasi suku cadang)

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

14

2. Pendekatan nilai penjualan. Pendekatan ini merencanakan nilai

penjualan dalam satuan uang hanya untuk departemen penjualan.

Pendekatan ini digunakan saat (a) jumlah lini produk banyak, dan

(b) harga jual antar lini produk sangat bervariasi. Pada kasus ini

sering tidak praktis untuk merencanakan unit dan harga individual

untuk semua barang (bayangkan toko bahan makanan).

• Anggaran biaya pabrik;

Anggaran biaya bahan baku

Anggaran biaya tenaga kerja langsung

Anggaran biaya overhead pabrik

• Anggaran beban usaha

• Anggaran laporan rugi laba

b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.

Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:

• Anggaran kas

• Anggaran piutang

• Anggaran persediaan

• Anggaran utang

• Anggaran neraca

Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master

budget). Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan

perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

15

Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran

triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

Anggaran induk menurut Garrison dan Noreen tidak jauh berbeda dengan

Nafarin. Ilustrasi keterkaitan anggaran induk menurut Garrison dan Noreen

dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Keterkaitan anggaran induk

Sumber: Garrison dan Noreen (2000, p414)

2.1.4 Zero-Based Budgeting

Menurut Garrison dan Noreen (2000, p429), zero-based budgeting adalah

pendekatan alternatif yang dapat digunakan - terutama pemerintahan dan sektor

nirlaba. Berdasarkan zero-based budgeting, manajer dituntut untuk menentukan

Anggaran Produksi

Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi

Anggaran Persediaan Akhir

Anggaran Produksi

Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Anggaran Bahan Langsung

Anggaran Penjualan

Anggaran Kas

Neraca yang Dianggarkan

Laporan Laba Rugi yang Dianggarkan

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

16

seluruh pengeluaran yang dianggarkan dan tidak sekadar mengadakan perubahan

anggaran tahun sebelumnya. Dasar penyusunannya adalah nol.

Zero-based budgeting menuntut adanya dokumentasi yang memadai.

Selain seluruh skedul yang dibutuhkan dalam pembuatan anggaran induk, manajer

harus menyiapkan serangkaian ”paket keputusan” yang berisi seluruh aktivitas

departemen dibuat ranking sesuai dengan tingkat urgensinya dan biaya dari setiap

aktivitas diidentifikasikan.

Dengan zero-based budgeting, maka manajer lebih atas dapat melakukan

review pada ranking yang telah dibuat, dan melakukan pemotongan aktivitas yang

dianggap tidak urgen serta memotong biaya yang tidak perlu.

Oleh karena itu, zero-based budgeting ini sangat membantu manajer atas

dalam pengambilan keputusan saat menyetujui suatu anggaran.

2.2 Pengertian dan Klasifikasi Biaya

Memahami pengertian biaya sangat penting dalam rangka perencanaan dan

penyusunan anggaran. Berikut akan diuraikan pengertian dan klasifikasi biaya menurut

beberapa ahli.

2.2.1 Pengertian Biaya

Berikut beberapa pengertian biaya:

Menurut Hansen dan Mowen (1999, p36), yang diterjemahkan oleh

Hermawan, A.A., biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini

atau dimasa yang akan datang bagi organisasi.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

17

Carter dan Usry (2002, p2-1) mendefinisikan biaya sebagai ”an exchange

price, a forgoing, a sacrifice made to secure benefit ... the forgoing or sacrifice at

date of acquisition is represented by a current or future diminution in cash or

other assets.”

Berdasarkan pengertian biaya di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya

adalah suatu nilai, berupa kas atau nilai ekuivalen kas, yang dikorbankan atau

ditukarkan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan dapat

memberikan manfaat pada saat ini maupun yang akan datang bagi organisasi.

Orang cenderung menyamakan istilah biaya dengan beban. Namun

menurut Carter dan Usry (2002, p2-2) bahwa ”every expense is a cost, but not

every cost is an expense; assets are costs, for example, but they are not (yet)

expenses”. Jadi, semua beban adalah biaya, namun biaya belum tentu sudah

menjadi beban. Carter dan Usry juga memberi contoh yaitu ”... purchase of raw

materials for cash ... The materials are acquired at some cost, but they are not yet

an expense. When the firm later sells ... , the cost of materials is written off among

expenses on the income statement”. Jadi, contohnya pembelian bahan baku

dengan sejumlah uang, maka timbul biaya. Biaya tersebut baru diakui sebagai

beban setelah barang jadi (yang terbuat dari bahan baku tersebut) dijual oleh

perusahaan.

2.2.2 Klasifikasi Biaya

Garrison dan Noreen (2000, p-47-65), terjemahan Budisantoso Totok A.,

mengklasifikasikan biaya berdasarkan tujuannya, sebagai berikut:

• Tujuan menyiapkan laporan keuangan eksternal

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

18

1. Biaya produk yaitu biaya yang berisi biaya-biaya yang terkait

dengan baik pembelian maupun produksi barang. Kebanyakan

perusahaan manufaktur membagi biaya manufaktur ke dalam tiga

kategori besar:

a. Bahan langsung. Bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan

dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke

produk tersebut. Termasuk misalnya tempat duduk di pesawat

Boeing yang dibeli dari subkontraktor yang kemudian dipasang

di pesawat-pesawat komersialnya.

b. Tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri

dengan mudah ke produk jadi. Misalnya, tenaga kerja bagian

perakitan.

c. Overhead pabrik. Termasuk seluruh biaya manufaktur yang

tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja

langsung. Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak

langsung, tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan

perbaikan peralatan produksi, listrik dan penerangan, pajak

properti, penyusutan, asuransi fasilitas-fasilitas produksi. Di

dalam perusahaan juga terdapat biaya listrik dan penerangan,

pajak properti, asuransi, penyusutan, dan sebagainya berkaitan

dengan fungsi administrasi dan penjualan. Hanya biaya-biaya

yang berkaitan dengan operasi perusahaan yang termasuk

kategori biaya overhead produksi. Sejumlah nama lain biaya

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

19

overhead pabrik misalnya biaya manufaktur tidak langsung,

overhead pabrik, biaya pabrik.

Jika kasus perusahaan merupakan non manufaktur, maka overhead

pabrik menjadi overhead, dan tidak ada biaya bahan langsung (jika

memang tidak ada).

2. Biaya periodik yaitu semua biaya yang tidak termasuk dalam biaya

produk (non produksi). Biaya ini adalah beban dalam laporan laba

rugi dalam periode di mana biaya tersebut terjadi dengan

menggunakan peraturan akuntansi akrual seperti yang telah

dipelajari dalam akuntansi keuangan. Biaya periodik akan

dimasukkan dalam laporan laba rugi sebagai beban dalam periode

terjadinya. Umumnya biaya non produksi dipilah menjadi dua:

a. Biaya penjualan dan marketing, termasuk semau biaya yang

diperlukan untuk menangani pesanan konsumen dan

memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan kepada

konsumen. Biaya marketing meliputi pengiklanan, pengiriman,

perjalanan dalam rangka penjualan, komisi penjualan, gaji

untuk bagian penjualan, biaya gudang produk jadi.

b. Biaya administrasi meliputi biaya eksekutif, organisasional, dan

klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi.

Contohnya, kompensasi eksekutif, akuntansi umum, sekretariat,

humas, dan biaya sejenis yang terkait dengan administrasi

umum organisasi secara keseluruhan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

20

• Tujuan memprediksi perilaku biaya untuk merespon perubahan

aktivitas.

Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespons

perubahan aktivitas bisnis. Bila aktivitas bisnis meningkat atau surut,

biaya tertentu mungkin akan ikut naik atau turun atau mungkin juga

tetap. Biaya ini biasanya dikategorikan menjadi variabel dan tetap.

a. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional

dengan perubahan aktivitas. Aktivitas dapat diwujudkan dengan

berbagai bentuk seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual,

kilometer, jam kerja, dan sebagainya. Salah satu aspek yang

menarik dari perilaku biaya variabel adalah bahwa biaya variabel

selalu konstan apabila dinyatakan dalam harga per unit. Contoh

biaya variabel adalah biaya bahan langsung.

b. Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa

terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Ketika dikatakan bahwa biaya

bersifat tetap, berarti tetap dalam cakupan yang relevan (relevant

range), yaitu cakupan aktivitas dengan validitas asumsi biaya

variabel dan biaya tetap. Sebagai contoh, asumsi bahwa biaya sewa

untuk sebuah mesin 8.000 dolar per bulan dianggap valid dalam

cakupan yang relevan penggunaan antara 0 sampai 2.000 kali.

Biaya tetap dapat menimbulkan kesulitan apabila harus

menyatakannya dalam biaya per unit, karena akan berbanding

terbalik dengan perubahan aktivitas. Contoh biaya tetap yaitu sewa

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

21

asuransi, penyusutan dengan metode garis lurus, gaji pegawai, dan

sebagainya.

Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p301), terjemahan Purwatiningsih dan

Maudy W., menyatakan bahwa biaya variabel harus dikaitkan dengan aktivitas

dalam batasan yang relevan dari operasi. Di luar batasan normal, pola biaya

variabel biasanya akan berubah.

• Tujuan menentukan biaya ke objek biaya seperti departemen atau

produk

Biaya dibebankan ke objek biaya dengan berbagai tujuan termasuk

penentuan harga, mempelajari tingkat laba, dan pengendalian. Objek

biaya adalah segala sesuatu yang untuknya data biaya dimaksudkan

termasuk produk, lini produk, konsumen, pekerjaan, dan sub-unit

organisasi. Untuk tujuan ini, biaya dipilah menjadi:

a. Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah ditelusuri

ke objek biaya yang bersangkutan. Konsep biaya langsung lebih

luas dari pengertian bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

Sebagai contoh, jika Reebok membebankan biaya ke berbagai

kantor penjualan regional dan nasional, gaji manajer penjualan di

kantor Tokyo menjadi biaya langsung kantor tersebut.

b. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri

dengan mudah ke objek biaya yang bersangkutan. Sebagai contoh

(Gordon dan Noreen (2000, p63)), pabrik Campbel Soup

memproduksi sejumlah jenis sup kalengan. Gaji manajer pabrik

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

22

menjadi biaya tidak langsung dari setiap jenis sup kalengan

mangkuk yang dibuat. Gaji ini disebut juga common cost, yaitu

biaya yang bersama-sama dinikmati oleh sejumlah objek biaya.

Jadi, biaya tertentu mungkin masuk kategori langsung atau tidak

langsung tergantung dari objek biayanya. Misalnya, gaji manajer

pabrik di Campbel Soup bisa menjadi biaya langsung jika objek

biayanya adalah divisi produksi.

• Tujuan pembuatan keputusan

a. Biaya diferensial. Setiap alternatif keputusan bisnis dapat

memperoleh konsekuensi biaya dan manfaat tertentu. Perbedaan

biaya antara dua alternatif keputusan disebut biaya diferensial.

Contohnya, alternatif distribusi perusahaan apakah melalui

pengecer atau distribusi langsung ke rumah-rumah.

b. Opportunity cost adalah manfaat potensial yang akan hilang bila

salah satu alternatif telah dipilih dari sejumlah alternatif yang

tersedia. Contohnya, Steve, seorang karyawan yang bekerja di

perusahaan yang memberinya gaji $20.000 tiap tahun. Dia

berencana untuk belajar lagi di perguruan tinggi. Karena untuk

bersekolah berarti dia tidak bisa bekerja dan tidak dapat

menghasilkan sebesar $20.000 maka sejumlah tersebut adalah

opportunity cost yang terjadi apabila dia menuntut pendidikan lagi.

c. Sunk cost adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

23

oleh keputusan apapun yang dibuat saat ini ataupun masa yang

akan datang. Karena sunk cost tidak dapat diubah oleh keputusan

apapun, sunk cost bukanlah biaya diferensial. Contohnya,

penyusutan aktiva tetap.

2.3 Prosedur Penyusunan Anggaran

Sebelum memasuki prosedur penyusunan anggaran, berikut definisi prosedur

menurut Nafarin (2000, p6) yaitu merupakan suatu urut-urutan seri tugas yang saling

berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam. Nafarin

(2000, p7-9) memberi contoh prosedur penyusunan anggaran perusahaan industri antara

lain sebagai berikut:

1. Tahapan penentuan pedoman perencanaan (anggaran)

Anggaran yang akan dibuat pada tahun akan datang, hendaknya

disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan

demikian anggaran yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran.

Tahun anggaran biasanya dari tanggal 1 Januari suatu tahun sampai 31

Desember suatu tahun.

Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu top management

(direktur/komisaris) melakukan dua hal, yaitu:

(1) Menetapkan rencana besar perusahaan, seperti: tujuan, kebijaksanaan,

asumsi-asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

24

(2) Membentuk panitia penyusunan anggaran, yang terdiri dari: direktur

sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya

sebagai anggota.

2. Tahapan persiapan anggaran

Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan terlebih

dahulu menyusun forecast penjualan (taksiran/ramalan penjualan).

Setelah menyusun forecast penjualan kemudian manajer pemasaran bekerja

sama dengan manajer umum dan manajer keuangan untuk menyusun:

• anggaran penjualan,

• anggaran beban penjualan, dan

• anggaran piutang usaha.

Setelah itu manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan

manajer umum menyusun:

• anggaran produksi,

• anggaran biaya pabrik,

• anggaran persediaan,

• anggaran utang usaha.

Anggaran tersebut di atas dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat

oleh manajer pemasaran.

Manajer umum bekerja sama dengan manajer keuangan menyusun:

• anggaran beban administrasi dan umum.

Setelah itu manajer keuangan bekerja sama dengan para manajer menyusun:

• anggaran laba rugi,

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

25

• anggaran neraca,

• anggaran kas, dan

• anggaran lainnya.

Dalam tahap persiapan anggaran ini biasanya diadakan rapat antar-bagian yang

terkait saja.

3. Tahapan penentuan anggaran

Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dari semua manajer

beserta direksi (direktur) dengan kegiatan:

(1) Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen

anggaran.

(2) Mengkoordinasikan dan menelaah komponen-komponen anggaran.

(3) Pengesahan dan pendistribusian anggaran.

4. Tahapan pelaksanaan anggaran

Untuk kepentingan pengawasan tiap manajer membuat laporan realisasi

anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggran disampaikan

pada direksi.

Untuk prosedur penyusunan anggaran pada perusahaan non manufaktur hampir

sama dengan prosedur yang telah diuraikan (Nafarin, 2000, p7-9), namun dibutuhkan

beberapa penyesuaian.

Dalam proses penyusunan anggaran, partipasi berbagai pihak sangatlah berperan

penting. Menurut Anthony dan Govindarajan (2007, p391), terjemahan penulis, proses

penganggaran bisa ”top down” atau ”bottom up”. Pada top down, manajemen senior

menyusun anggaran untuk level manajer di bawahnya. Sedangkan pada bottom up,

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

26

manajer-manajer level bawah ikut berpartisipasi dalam menyusun nilai anggaran.

Pendekatan top down biasanya jarang berhasil, karena menimbulkan kurangnya

komitmen sehingga akan membahayakan kesuksesan perencanaan. Sebaliknya, dengan

pendekatan bottom up, komitmen lebih terjamin dalam pencapaian tujuan-tujuan

anggaran. Namun, penggunaan pendekatan ini harus hati-hati dikontrol, karena nilai

anggaran yang disusun mungkin terlalu mudah dicapai atau anggaran yang disusun

tidak selaras dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Sebenarnya, proses persiapan

anggaran yang efektif adalah penggabungan kedua pendekatan tersebut. Tim pembuat

angggaran menyiapkan draft anggaran pertama untuk area tanggung jawabnya, yang

mana merupakan pendekatan bottom up; namun mereka melakukannya sesuai petunjuk

yang telah dibuat oleh manajemen atas, yang mana merupakan pendekatan top down.

Manajer senior mereview dan mengkritik proposal anggaran dari manajaer bawah.

Hampir sama dengan pendapat Garrison dan Noreen (2000, p408), yang

diterjemahkan oleh Budisantoso Totok A., mengemukakan bahwa program anggaran

yang paling berhasil harus melibatkan manajer dalam tanggung jawab pengendalian

biaya untuk membuat estimasi anggaran mereka sendiri, yang disebut dengan self

imposed budget atau anggaran partisipatif. Pendekatan ini biasanya dianggap sebagai

metode pembuatan anggaran yang paling efektif. Keunggulan yang biasanya

diungkapkan atas anggaran partisipatif ini adalah:

1. Setiap orang pada semua tingkatan organisasi diakui sebagai anggota tim yang

pandangan dan penilaiannya dihargai oleh manajemen puncak.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

27

2. Oang yang berkaitan langsung dengan suatu aktivitas mempunyai kedudukan

terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran. Dengan demikian, estimasi

anggaran yang dibuat oleh orang semacam itu cenderung lebih akurat dan andal.

3. Orang lebih cenderung mencapai anggaran yang penyusunannya melibatkan orang

tersebut. Sebaliknya, orang kurang terdorong untuk mencapai anggaran yang didrop

dari atas.

4. Satu anggaran partisipatif mempunyai sistem kendalinya sendiri yang unik sehingga

jika mereka tidak dapat mencapai anggaran, maka yang harus mereka salahkan

adalah diri mereka sendiri. Di sisi lain, jika anggaran didrop dari atas, mereka akan

selalu berdalih bahwa anggarannya tidak masuk akal atau tidak realistis untuk

diterapkan dan dicapai.

Anggaran partisipatif mungkin saja terlalu longgar. Dengan demikian, sebelum

anggaran diterima, anggaran harus terlebih dahulu di-review secara cermat oleh atasan

langsung. Jika anggaran tersebut dipandang memerlukan perubahan, maka perubahan

tersebut harus didiskusikan dan dimodifikasi atas kesepakatan kedua belah pihak.

Gambar 2.2 Arah aliran data anggaran dalam sistem penganggaran partisipatif

Sumber: Garrison dan Noreen (2000, p409)

Manajamen Puncak

Manajamen Menengah Manajamen Menengah

Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

28

Dapat disimpulkan bahwa pembuatan anggaran yang lebih baik adalah yang

melibatkan berbagai pihak dalam organisasi. Orang cenderung lebih mau menjalankan

rencananya sendiri daripada rencana yang dibuat oleh orang lain. Selain itu, mereka

merasa mendapat kepercayaan dari perusahaan jika dilibatkan. Dengan demikian,

mereka akan berusaha untuk tidak mengecewakan kepercayaan tersebut dengan

menjalankan perencanaan yang mereka buat dengan sebaik-baiknya.

Anggaran juga jangan dijadikan alat untuk mencari kambing hitam, jika tujuan

yang diinginkan tidak tercapai. Anggaran menjadi tidak berfungsi sebagaimana

mestinya, dan anggaran lebih dianggap sebagai alat tekanan daripada alat motivasi.

Anggaran yang melibatkan berbagai pihak terkait dapat meminimalisasi hal ini.

2.4 Perbandingan Antara Perencanaan dan Pengendalian

Makna perencanaan dan pengendalian terkadang membingungkan, dan seringkali

kedua istilah ini digunakan untuk mengungkapkan hal yang sama. Namun, menurut

Garrison dan Noreen (2000, p403), perencanaan dan pengendalian merupakan dua

konsep yang sangat berbeda. Perencanaan meliputi penentuan sasaran dan penyiapan

berbagai anggaran untuk mencapai sasaran tersebut. Sedangkan pengendalian meliputi

langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kecenderungan

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan, dan juga untuk

memastikan bahwa seluruh bagian organisasi berfungsi sesuai kebijakan organisasi.

Shim dan Siegel (2000, p12) berpendapat bahwa pada awal periode, anggaran

merupakan rencana. Pada akhir periode, anggaran merupakan alat kendali untuk

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

29

mengukur kinerja dibandingkan terhadap perkiraan, sehingga kinerja di masa yang akan

datang dapat diperbaiki.

Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p32) mengemukakan bahwa manajemen

tingkat atas memiliki tanggung jawab perencanaan yang lebih luas dibandingkan

manajemen tingkat bawah, dan sebaliknya untuk tanggung jawab pengendalian. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Waktu manajemen yang dialokasikan untuk perencanaan versus pengendalian

Posisi

Proporsi Waktu yang Dipakai

Presiden Komisaris Presiden Direktur Direktur Eksekuti f Direktur Kepala Divisi Kepala Bagian Asisten Kepala Bagian Penyelia Pengawas Asisten Pengawas Tenaga Kerja

Fungsi Perencanaan

Fungsi Pengendalian

Sumber: Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p32)

Perencanaan yang telah dibuat akan berfungsi sebagai pedoman dalam

pelaksanaan, agar tidak bergeser ke arah yang buruk dari perencanaan. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang baik tanpa pengendalian yang efektif

adalah sia-sia.

2.5 Laporan Kinerja

Tujuan utama laporan kinerja, menurut Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p475),

adalah untuk menyampaikan pengukuran hasil kerja, hasil aktual, dan penyimpangan

yang terjadi. Selain itu, laporan kinerja juga memberikan pendalaman yang penting bagi

manajemen mengenai segala segi efisiensi operasional.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

30

Format laporan kinerja dapat disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik

organisasi. Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p475) mengemukakan bahwa kriteria

umum dalam pembuatan dan aplikasi laporan kinerja antara lain:

1. Dibuat sesuai dengan struktur organisasi dan letak pertanggungjawaban (artinya

menurut pusat tanggung jawab).

2. Dirancang untuk menjalankan prinsip manajemen pengecualian.

3. Berulang dan berkaitan dengan jangka waktu yang singkat.

4. Disesuaikan dengan kebutuhan pengguna utama.

5. Sederhana, mudah dimengerti, dan berisi informasi penting saja.

6. Akurat dan dirancang untuk menunjukkan dengan tepat penyimpangan yang

penting.

7. Dibuat dan disampaikan segera.

8. Harus memberi dorongan ke arah perbaikan.

Tabel 2.3 Laporan kinerja terhadap anggaran

Identi fier Departemen ______________________ Aktivitas Manajaer Nonkeangan ______________________ Anggaran Aktual Persen Anggaran Periode Sekarang Anggaran Tahun Ini

Aktual Varians Anggaran Aktual Varians Penyebab Varians

Cadangan Anggaran Ekstra untuk Varians

Total

Sumber: Shim dan Siegel (2000, p27)

Melihat contoh-contoh laporan tersebut, pada dasarnya mempunyai kesamaan,

yakni suatu laporan kinerja harus memberikan informasi nilai anggaran, nilai aktual dan

selisih antara nilai aktual dari nilai anggaran. Dari selis ih ini kemudian dapat dibaca

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

31

kinerja manajemen secara garis besar. Anggaran pada awalnya hanya merupakan

perencanaan, namun anggaran pada akhirnya akan menjadi laporan kinerja, dengan

membandingkan terhadap kegiatan aktual yang terjadi.

2.5.1 Laporan Kinerja Dalam Perusahaan Non Manufaktur

Pengukuran kinerja aktual terhadap sasaran yang direncanakan dapat

dipergunakan pada perusahaan non manufaktur sama seperti terhadap perusahaan

manufaktur. Perusahaan non jasa dan dagang juga menggunakan rencana taktis

yang menetapkan standar kinerja, mengukur hasil aktual, dan membuat laporan

kinerja. (Welsch, Hilton dan Gordon (2000, p488)).

2.5.2 Laporan Kinerja Anggaran Statis

Shim dan Siegel (2000, p69-71) mengilustrasikan laporan kinerja statis

pada Suma Industries, Inc, Departemen Assembly. Perusahaan tersebut

menganggarkan untuk memproduksi 6.000 unit selama bulan Juni.

Laporan kinerja berdasarkan pendekatan anggaran statis tampak sebagai

berikut.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

32

Tabel 2.4 Contoh laporan kinerja terhadap anggaran statis

SUMA INDUSTRIES, INC. Anggaran Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Variabel

Depart emen Assembly Untuk Bulan Juni

Anggaran Aktual Varians (U atau F)* Produksi dalam unit 6.000 5.800 200 U Tenaga kerja langsung $ 39.000 $ 38.500 $ 500 F Overhead variabel: Tenaga kerja tak langsung 6.000 5.950 50 F Perlengkapan 900 870 30 F Perbaikan 300 295 5 F $ 46.200 $ 45.615 $ 585 F

*Suatu varians yang mewakili perbedaan ant ara biaya aktual dari biaya standar atau biaya yang dianggarkan. U -- Tidak Menguntungkan, F -- Menguntungkan.

Sumber: Shim dan Siegel (2000, p70)

2.6 Sistem Informasi

2.6.1 Pengertian Sistem

McLeod dan Schell, diterjemahkan oleh Teguh, H. (2004, p9) mengatakan,

“Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama

untuk mencapai suatu tujuan”.

Mathiassen (2000, p9) menyatakan, “System : A collection of components

that implement modeling requirements, function, and interface.”

Menurut O’Brien (2003, p8), terjemahan penulis, sistem adalah kumpulan

dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama-sama

untuk mencapai tujuan yang sama dengan memasukkan input dan menghasilkan

output dalam suatu proses transformasi yang teratur.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa sistem adalah sekelompok elemen atau subsistem yang terintegrasi dan

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

33

terjalin satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran tertentu.

2.6.2 Pengertian Informasi

Menurut McLeod dan Schell, (2004, p12), “Informasi adalah data yang

telah diproses, atau yang memiliki arti”.

Romney & Steimbart (2006, p6) menjelaskan beberapa karakteristik

sebuah informasi yang berguna sebagai berikut:

1. Relevant information is relevant if it reduces uncertainty, improves decision

maker’s ability to make preictions, or confirms or corrects their prior

expectations;

2. Reliable information is reliable if it is free from error or bias and

accurately represents the events or activities of the organization;

3. Complete information is complete if it doesn’t omit important aspects of the

underlying events or activities that it measures;

4. Timely information is timely if it is provided in time to enable decision

makers to use it to make decisions;

5. Understandable information is understandable if it is presented in a useful

and intelligible format;

6. Verifiable information is verifiable if two knowledgeable people acting

independently would each produce the same information;

7. Accessible information is accessible if it is available to users when they

need it and in a format they can use.

Dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dan

berguna, serta dapat membantu dalam pengambilan keputusan bagi si pengguna.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

34

2.6.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p12)

adalah, “An arrangement of people, data, processes, and information technology

that interact to collect, process, store, and provide as output the information

needed to support an organization”.

McLeod dan Schell (2004, p4) berpendapat, “Sistem informasi adalah

kombinasi yang terorganisasi yang terdiri dari manusia, software, jaringan

komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mentransformasikan,

serta menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.”

Dengan demikian, sistem informasi adalah pengaturan sumber daya berupa

orang maupun komputer yang saling berinteraksi untuk menyediakan informasi

yang berguna bagi perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya.

2.6.4 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut O’Brien (2003, p352), terjemahan penulis, perancangan sistem

menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi

kebutuhan informasi user. Perancangan sistem terdiri dari aktivitas perancangan

yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi kebutuhan fungsional yang

telah dikembangkan dalam proses analisa sistem.

2.7 Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Mathiassen (2000, p14) mengutarakan pendapatnya bahwa object oriented

analysis and design terbagi dalam empat aktivitas, antara lain: analisis problem-domain,

analisis application domain, architecture design, dan component design.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

35

Application-domain analysis

Problem-domainanalysis

Componentdesign

Architecturaldesign

Model

Specifications ofarchitecture

Specifications ofcomponent

Requirementfor use

Gambar 2.3 Kegiatan utama dan hasil dari analisa dan perancangan orientasi objek Sumber: Mathiassen (2000, p15)

2.7.1 Orientasi Objek

Menurut Mathiassen (2000, p4), “Object: An entity with identity, state, and

behaviour”. Jika diterjemahkan, objek adalah suatu entitas dengan identitas,

keadaan dan perilaku tertentu.

Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004, p109), “Object is the

encapsulation of data (called properties) that describes a discrete person, place,

event, or thing, with all of the processes (called methods) that are allowed to use

or update the data and properties”. Jika diterjemahkan, maka objek adalah

enkapsulasi data (yang disebut properti) yang menggambarkan orang, tempat,

kejadian atau barang, dengan seluruh prosesnya (yang disebut method) yang boleh

menggunakan mengupdate data dan propertinya.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

36

Jadi dapat disimpulkan object adalah suatu entitas dimana user dapat

menyimpan data dan berasosiasi dengan behaviour.

2.7.2 Rich Picture

Mengacu pada Mathiassen (2000, p26), “rich picture is an informal

drawing that presents the illustrator’s understanding of a situation.” Jika

diterjemahkan, rich picture adalah sebuah gambaran informal yang mewakili

pemahaman suatu kondisi oleh sang ilustrator. Rich picture juga dapat digunakan

sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antar

pengguna dalam sistem.

2.7.3 Problem Domain Analysis

Mathiassen (2000, p6) mengartikan bahwa ”Problem domain : That part

of a context that is administrated, monitored or controlled by a system.”

Berdasarkan definisi diatas mengandung pengertian bahwa problem domain

merupakan bagian dari suatu konteks yang diadministrasikan, dimonitor, atau

dikontrol oleh sebuah sistem, dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan memodel

sebuah problem domain. Sedangkan model yang terdapat di dalam problem

domain dapat didefinisikan sebagai deskripsi dari class-class, object-object,

structure-structure, dan behaviour di dalam sebuah problem domain, seperti yang

terlihat pada Gambar 2.4 dibawah ini:

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

37

Behavior

Classes

Structure

System definition

Model

Gambar 2.4 Aktivitas pada problem domain analysis Sumber: Mathiassen (2000, p46)

2.7.3.1 Classes

Classes disini akan menggambarkan tentang object-object dan

event-event yang mana saja yang akan menjadi bagian dari problem

domain. Menurut Mathiassen (2000, p53), “Class: A description of a

collection of objects sharing structure, behavioral pattern, and attributes”.

Artinya kelas adalah sekumpulan objek-objek yang saling berbagi struktur,

atribut dan pola tingkah laku yang sama.

Mengacu pada Mathiassen (2000, p49), kegiatan kelas akan

menghasilkan event table. Dalam tabel ini dimensi horizontal berisi kelas-

kelas yang terpilih, dimensi vertikal berisi event-event terpilih, dan tanda

cek digunakan untuk mengidentifikasikan objek-objek dari kelas yang

berhubungan dalam event tertentu. Seperti yang terlihat pada Tabel 2.5

dibawah ini:

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

38

Tabel 2.5 Contoh Event Table

Sumber: Mathiassen (2000, p50)

2.7.3.2 Structure

Structure di sini harus mencerminkan bagaimana class-class dan

object-object secara konseptual saling terkait secara bersamaan.

Konsep stucture menurut Mathiassen (2000, p69):

1. Class structure, yang meliputi:

a. Generalization

“Generalitation: A general class (the super class) describes

properties common to a group of specialized classes (the

subclasses)”. Jika diterjemahkan, generalisasi adalah suatu kelas

yang umum (kelas super) yang menggambarkan properti umum

untuk suatu grup yang memiliki kelas khusus (sub kelas).

b. Cluster

“Cluster: A collection of related classes”. Artinya, cluster adalah

suatu koleksi dari kelas-kelas yang saling berhubungan.

2. Object structure, yang meliputi:

a. Aggregation

Class

Events Customer Assistant Apprentice Appointment Plan

Reserved v v v v Cancelled v v v Treated v v Employed v v Resigned v v Graduat ed v Agreed v v v

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

39

“Aggregation: A superior object (the whole) consists of a number

of objects (the parts)”. Artinya, agregasi adalah suatu objek

superior (keseluruhan) yang terdiri dari sejumlah objek-objek

(bagian).

b. Association

“Association: A meaningful relation between a number of object”.

Artinya, asosiasi adalah hubungan yang mempunyai arti antar

sejumlah objek.

Hasil dari kegiatan stuktur ini adalah class diagram. Class

diagram menghasilkan ringkasan model problem-domain yang jelas

dengan menggambarkan semua struktur hubungan statik antar kelas dan

objek yang ada dalam model dari sistem yang berubah-ubah.

2.7.3.3 Behavior

Behaviour di sini menggambarkan mengenai suatu tujuan, yaitu

untuk memberi model dinamis yang harus dipunyai oleh object-object pada

problem domain. Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan

pola perilaku (behaviour pattern) dan atribut dari setiap kelas.

(Mathiassen, (2000, p89))

Hasil dari kegiatan ini adalah statechart diagram yang dapat dilihat

pada Gambar 2.5 dibawah ini :

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

40

/ account open

Open

/ amount deposited

/ account withdrawn

/ account closed

Gambar 2.5 Contoh “Statechart” Sumber: Mathiassen (2000, p90)

Menurut Mathiassen (2000, p93) ada 3 notasi untuk behavioural

pattern yaitu:

• Sequence, dimana event muncul satu per satu secara berurutan.

• Selection, dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event

yang muncul.

• Iteration, dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau berulang

kali.

2.7.4 Application Domain Analysis

Mathiassen (2000, p115) berpendapat bahwa “Application domain: An

organization that administrates, monitors, or controls a problem domain”.

Artinya, application domain adalah suatu organisasi yang mengadministrasikan,

memantau atau mengendalikan suatu problem domain. Tujuan dari application

domain adalah untuk menganalisis kebutuhan dari pengguna sistem.

Pada application domain terdapat tiga aktivitas utama seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 2.6 dibawah ini:

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

41

Interfaces

Usage

Functions

System definition

Requirements

Gambar 2.6 Aktivitas application-domain

Sumber: Mathiassen (2000, p117)

2.7.4.1 Usage

Di dalam usage harus mencerminkan bagaimana sistem

berinteraksi dengan actor di dalam sebuah contex. Definisi actor itu sendiri

menurut Mathiassen (2000, p119) adalah “Actor: An abstraction of users

or other system that interact with the target systems”. Jika diterjemahkan,

aktor adalah suatu abstraksi pengguna atau sistem lain yang berhubungan

dengan sasaran suatu sistem. Sedangkan pengertian use case menurut

Mathiassen (2000, p120) adalah “Use case: A pattern for interaction

between the system and actors in the application domain”. Artinya, use

case adalah suatu pola interaksi antara sistem dan aktor-aktor dalam

application domain.

Hasil dari analisis kegiatan usage ini adalah deskripsi lengkap dari

semua use case dan aktor yang ada digambarkan dalam tabel aktor atau use

case diagram.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

42

Menurut Bennet, McRobb dan Farmer (2006, p148), terjemahan

penulis, use case diagram mempunyai dua jenis hubungan (relationship)

yaitu: extend dan include. Hubungan extend digunakan ketika ingin

menunjukan bahwa sebuah use case menyediakan fungsi tambahan yang

mungkin digunakan oleh use case lain, sedangkan hubungan include

digunakan ketika terdapat urutan behavior yang sering kali digunakan oleh

sejumlah use case dan ingin dihindari pengkopian deskripsi yang sama ke

setiap use case yang akan menggunakan perilaku tersebut.

Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004, p687), “Sequence

diagram shows us in great detail how the objects interact with each other

over time”. Sequence menggambarkan bagaimana pesan atau message

dikirim dan diterima antar objek dalam sequence tertentu.

Bennet, McRobb dan Farmer (2006, p329), terjemahan penulis,

menuliskan bahwa sequence diagram membantu seorang analis

mengidentifikasikan rincian dari kegiatan yang dibutuhkan untuk

menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak ada suatu sequence

diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada sejumlah

kemungkinan sequence diagram yang masing-masing diagram tersebut

dapat lebih atau kurang memenuhi dari use case.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

43

2.7.4.2 Function

Menurut Mathiassen (2000, p138) “Function: A facility for making

a model useful for actors.” Yang berarti function adalah suatu fasilitas

untuk membuat suatu model yang berguna untuk actors. Function

memfokuskan pada bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor

dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Function memiliki empat tipe

berbeda yaitu:

a. Update, fungsi ini disebabkan oleh event problem domain dan

menghasilkan perubahan dalam state atau keadaan dari model tersebut.

b. Signal, fungsi ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari

model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks.

c. Read, fungsi ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan

aktor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang

berhubungan dengan informasi dalam model.

d. Compute, fungsi ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam

pekerjaan aktor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang

disebabkan oleh aktor atau model, hasil dari fungsi ini adalah tampilan

dari hasil komputasi.

Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan

kemampuan sistem memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah

sebuah daftar function-function yang kompleks. Daftar function harus

lengkap, menyatakan kebutuhan kolektif dari pelanggan, dan aktor serta

harus konsisten dengan use case.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

44

2.7.4.3 User Interface

Mathiassen (2000, p151) menuliskan “Interfaces: Facilities that

make a system’s model and function available to actors”. Yang berarti

nterface adalah fasilitas yang membuat suatu model dan fungsi yang dapat

dipakai oleh pengguna. Interface menghubungkan sistem dengan semua

aktor yang berhubungan dalam konteks. Kualitas user interface ditentukan

oleh kegunaan atau usability interface tersebut bagi user.

Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah deskripsi elemen-elemen user

interface dan elemen-elemen sistem interface yang lengkap, dimana

kelengkapan menunjukkan pemenuhan kebutuhan user. Hasil ini

dilengkapi dengan sebuah diagram navigasi yang menyediakan sebuah

ringkasan dari elemen-elemen user interface dan perubahan antara elemen-

elemen tersebut.

2.7.5 Architecture Design

Menurut Mathiassen (2000, p173), tujuan dari architecture design adalah

untuk menstrukturkan sebuah sistem yang terkomputerisasi. Aktivitas yang

dilakukan dalam architecture design seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.7

dibawah ini.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

45

Componentarchitecture

Criteria

Processarchitecture

Analysis document

Architecturalspecification

Gambar 2.7 Aktifitas pada architectural design

Sumber: Mathiassen (2000, p176)

2.7.5.1 Criteria

Menurut Mathiassen (2000, p178), tujuan dari sebuah criteria adalah untuk

mempersiapkan prioritas dari sebuah perancangan. Sebuah perancangan yang baik

harus memperhatikan criteria-criteria seperti terlihat pada tabel 2.6 berikut ini:

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

46

Tabel 2.6 Kriteria umum

Criterion Ukuran dari

Usable

Secure

Efficient

Correct

Reliable

Maintainable

Testable

Flexible

Comprehensible

Reusable

Portable

Interoperable

Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan konteks, organisasi

yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis.

Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi

terhadap dat a dan fasilitas.

Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis.

Pemenuhan dari kebutuhan.

Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi.

Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan.

Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat melaksanakan

fungsi yang dibentuk.

Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk.

Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap sistem.

Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain yang

berhubungan.

Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang berbeda.

Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain.

Sumber: Mathiassen (2000, p178)

Tidak ada ukuran dan cara-cara yang pasti untuk menghasilkan suatu

desain yang baik. Menurut Mathiassen (2000, p186), sebuah desain yang baik

memiliki tiga ciri-ciri yaitu :

1) Tidak memiliki kelemahan

Syarat ini menyebabkan adanya pendekatan pada evaluasi dari kualitas

berdasarkan review atau eksperimen dan membantu dalam menentukan

prioritas dari kriteria yang akan mengatur dalam kegiatan desain.

2) Menyeimbangkan beberapa kriteria

Konflik sering terjadi antar kriteria, oleh sebab itu untuk menentukan kriteria

mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara untuk menyeimbangkannya

dengan kriteria-kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

47

3) Usable, flexible, dan comprehensible

Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap proyek

pengembangan sistem.

2.7.5.2 Component Architecture

Mathiassen (2000, p190), mengutarakan pendapatnya bahwa

“Component architecture: A system structure of interconnected

components”. Yang berarti arsitektur komponen adalah suatu struktur

sistem dari komponen-komponen yang saling berhubungan.

Beberapa pola umum dalam desain komponen arsitektur

(Mathiassen (2000, p193-197)):

1. Arsitektur layered

Merupakan bentuk yang paling umum dalam software. Contoh dari

pola ini adalah model OSI yang sudah menjadi ISO untuk model

jaringan.

2. Arsitektur generic

Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari antar

muka, function, dan komponen-komponen model.

3. Arsitektur client-server

Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah distribusi

sistem di antara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis.

Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa

client. Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan

database dan resource yang dapat disebarkan kepada client melalui

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

48

jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab untuk

menyediakan antarmuka lokal untuk setiap penggunanya.

Berikut adalah tabel 2.7 yang berisi beberapa jenis distribusi dalam

arsitektur client-server dimana U (user), F (function), dan M (model).

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

49

Tabel 2.7 Jenis Arsitektur client-server

Client Server Architecture

U

U

U+F

U+F

U+F+M

U+F+M

F+M

F+M

M

M

Distributed presentation

Local presentation

Distributed functionality

Centralized data

Distributed data

Sumber: Mathiassen (2000, p200)

2.7.5.3 Process Architecture

Definisi process architecture menurut Mathiassen (2000, p209), “A

system execution structure composed of interdependent process”. Yang

berarti bahwa arsitektur proses adalah struktur eksekusi sistem dari proses-

proses yang saling bergantung. Untuk menjalankan sebuah sistem

dibutuhkan processor, sedangkan external device adalah processor khusus

yang tidak dapat menjalankan program.

2.7.6 Component Design

Tujuan dari component design adalah untuk menentukan kebutuhan di

dalam kerangka arsitektur. Component design diilustrasikan pada gambar 2.8

dibawah ini.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

50

Design ofcomponents

Design ofcomponentconnections

Architecturespecifications

Componentspecification

Gambar 2.8 Component Design

Sumber: Mathiassen (2000, p232)

2.7.6.1 Model Component

Mathiassen (2000, p236) menuliskan “Model component: A part of

a system that implements the problem-domain”. Yang berarti model

component adalah suatu bagian dari sistem yang mengimplementasikan

problem domain.

Tujuan dari komponen model adalah untuk mengirimkan data

sekarang dan historis ke function, interface dan pengguna dan sistem yang

lain. Konsep utama dalam desain komponen model adalah struktur.

Hasil dari kegiatan komponen model adalah revisi dari class

diagram dari kegiatan analisis. Kegiatan revisi biasanya terdiri dari

kegiatan menambahkan kelas, atribut dan atau struktur baru yang mewakili

event. Untuk private event (event yang hanya melibatkan satu objek

problem-domain) yang terjadi secara berulang, maka event-event tersebut

direpresentasikan sebagai class baru; dihubungkan agregasi dengan class

asal. Integrasikan atribut-atribut event dalam class baru tersebut.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

51

2.7.6.2 Function Component

Menurut Mathiassen (2000, p252), “Function component: A part of

system that implements functional requirements.” Yang berarti komponen

function adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan-

kebutuhan fungsional. Tujuan dari komponen function adalah untuk

memberikan akses bagi user interface dan komponen sistem lainnya ke

model, oleh karena itu komponen function adalah penghubung antara

model dan usage.

Hasil dari kegiatan ini adalah class diagram untuk komponen

function dan perpanjangan dari class diagram komponen model. Berikut

adalah sub kegiatan dalam perancangan komponen function dapat dilihat

pada Gambar 2.9 dibawah ini:

Design functions asoperations

Explore patterns

Function list, classdiagram,andcomponentspecification.

Function-componentspecification

Specify complexoperations

Model-componentspecification

Gambar 2.9 Sub activities in function-component design Sumber: Mathiassen (2000, p252)

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran 2 ... - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00028-AKSI_Bab 2.… · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anggaran ... 12 b. Anggaran tetap ...

52

Sub kegiatan ini menghasilkan kumpulan operasi yang dapat

mengimplementasikan fungsi sistem seperti yang ditentukan dalam

analysis problem domain dan function list.

1. Merancang function sebagai operation.

2. Menelusuri pola yang dapat membantu dalam mengimplementasi

function sebagai operation.

3. Spesifikasikan operasi yang kompleks.

2.8 Pengertian Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2002, p14) mendefinisikan basisdata

sebagai sekumpulan data yang memiliki relasi yang terhubung secara logis yang

digunakan secara bersama, dan sebuah penjelasan dari data ini, dirancang untuk

memenuhi informasi yang dibutuhkan suatu perusahaan.

McLeod dan Schell (2004, p130) mengatakan basisdata adalah kumpulan

file. Definisi umum dari basisdata itu sendiri adalah kumpulan dari semua data

berbasis komputer dari sebuah perusahaan. Sedangkan pengertian khusus dari

basisdata adalah kumpulan data di bawah kontrol software DBMS software.