BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... ·...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2... ·...
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Analisa Bahan
2.1.1 Jenis-Jenis Kacang
Kacang-kacangan pada umumnya tersedia dalam bentuk utuh,
terbelah dua, atau dicincang. Pada umumnya, kacang-kacangan dapat
cepat rusak, sehingga penyimpanan harus disimpan dan tertutup rapat, di
tempat yang sejuk dan gelap. Kacang yang sering dijumpai antara lain
almond, brazil nuts, chestnuts, hazelnuts, macadamia nuts, pecans, dan
walnuts (Gisslen, 2013).
Beberapa pilihan makanan bebas gluten sebagai pengganti gandum
termasuk kacang antara lain: beras, ketan, sorghum, buckwheat, teff, milet,
amaranth, jagung, kentang, ubi jalar, singkong, kacang tanah, kacang
kedelai, almond, garbanzo, gasol, dan tepung kelapa (Lies Dahlia,
2014:173).
Tepung protein berasal dari kacang tanah, kacang dari pohon seperti
almond, atau kacang lainnya seperti kedelai, garbanzo, dan lain-lain (Lies
Dahlia, 2014:174).
Tanaman kedelai termasuk jenis kacang-kacangan, yang polongnya
dapat membuka di kedua belah sisinya. Tanamannya berbentuk perdu
pendek, berbunga seperti kupu-kupu. Bunga kedelai itu termasuk bunga
yang sempurna, artinya pada setiap bunganya terdapat bagian jantan
(kantung sari) dan bagian betinanya (bakal buah). Secara ini bunga kedelai
dapat menyerbuk sendiri pada waktu bunga mulai mekar, karena serbuk
sari dan putiknya masak pada waktu yang bersamaan. Secara ini pula,
kedelai dapat mempertahankan keturunannya. Buah kedelai dapat dipanen
4 bulan setelah biji ditanam (Setijati D. Sastrapradja, 2012:48).
10
2.1.2 Kacang Almond
Klasifikasi kacang almond menurut USDA (United States Department of
Agriculture) adalah:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Upafamili : Prunoideae or Spiraeoideae
Genus : Prunus
Upagenus : Amygdalus
Spesies : P. dulcis
Nama binomial : Prunus dulcis
Gambar 2.1 Kacang Almond
Uji medis menunjukkan bahwa kandungan protein yang tinggi, kalsium,
dan seng pada almond dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Segenggam almond atau 1,5 ons almond mengandung sumber vitamin E
dan magnesium dan menawarkan protein, serat, kalium, kalsium, fosfor,
dan zat bezi. Dalam 1 ons almond juga ditemukan 14 gr lemak atau sekitar
64% lemak tak jenuh tunggal. Menurut American Heart Association
(2012), lemak baik dalam almond memainkan peran dalam membantu
penuruan kolesterol yang sama efektifnya dengan obat-obatan.
11
2.1.3 Tepung Almond
Tepung almond adalah tepung berprotein tinggi yang berasal dari
kacang almond, dapat memberikan rasa gurih pada semua baking goods.
Tepung ini memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi maka gunakan
tidak lebih dari 30% dari total campuran tepung terutama untuk adonan
yang perlu mengembang sempurna (Lies Dahlia, 2014:76).
Tepung almond termasuk salah satu alternatif gluten-free untuk
pengganti tepung terigu yang rendah gula dan karbohidrat, berprotein
tinggi yang dikemas dengan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Pembuatan
tepung almond dengan cara menggiling seluruh untuk konsistensi yang
diinginkan tanpa menambahkan bahan-bahan lainnya. Tepung almond
dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu dalam berbagai cara
dengan kemudahan penggunaan dalam masakan dan kue (Donatella
Giordano, 2013).
Seperti kacang almond, tepung almond dapat di simpan hingga dua
bulan lebih apabila tempat penyimpanan rapat dan diletakkan di ruangan
dengan suhu yang baik. Jika disimpan di dalam kulkas, tepung almond
dapat disimpan hingga 6 bulan (Donatella Giordano, 2013).
2.1.4 Kacang Kedelai
Menurut T. Adisarwanto (2014) berdasarkan taksonominya tanaman
kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spematophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Subklas : Archihlamydae
Ordo : Rosales
Subordo : Leguminosinae
Famili : Leguminosae
Genus : Glycine
Species : Glycine max (L) Merrill
12
Gambar 2.2 Kacang Kedelai
Secara morfologi pertumbuhan tanaman kedelai mencakup organ-organ
biji, akar dan bintil akar, daun, serta bunga.
1. Biji kedelai
Ukuran dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu berbiji kecil, sedang,
dan besar (T. Adisarwanto, 2014:26).
2. Akar dan bintil akar
Sistem perakaran tanaman kedelai terdiri atas akar tunggang, akar
sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
tumbuh dari akar sekunder (T. Adisarwanto, 2014:26).
Bintil akar merupakan interaksi antara akar dengan bakteri nodul akar
yang berperan dalam fiksasi N2 (T. Adisarwanto, 2014:27).
3. Batang
Pada tanaman kedelai dikenal dua tipe pertumbuhan batang, yaitu
determinit dan inderteminit (T. Adisarwanto, 2014:27).
4. Daun
Daun kedelai dikenal dengan istilah trifoliat karena memiliki tiga jari
daun (T. Adisarwanto, 2014:28).
5. Bunga
Bunga kedelai warnanya ada yang ungu ada pula yang putih (T.
Adisarwanto, 2014:29).
6. Polong
13
Polong kedelai pembentukannya seiring dengan pertambahan umur
dan jumlah bunga yang terbentuk (T. Adisarwanto, 2014:30).
2.1.5 Komposisi Kedelai
Selain almond, jenis kacang yang paling tinggi protein adalah kacang
kedelai. Komposisi lemak dan protein menyusun 60% dari berat kacang
kedelai, protein 40% dan lemak 20%. Menurut ahli nutrisi, dr. Diana F.
Suganda, M.Kes, sumber serat tidak selalu terdapat pada sayur-sayuran,
tetapi juga pada kacang-kacangan. Diantara jenis kacang-kacangan,
kedelai merupakan sumber serat yang paling baik. Dalam 100 gr kedelai
mengandung 15% serat yang larut dalam air. Serat dalam kedelai dapat
mengatur gula darah dan filtrasi ginjal sehingga dapat mengontrol diabetes
maupun penyakit ginjal lainnya. Selain itu, kandungan serat kedelai
mampu menangkap lemak dan kolesterol dari makanan lain agar tidak
terlalu banyak diserap tubuh, dengan cara mengikat batu empedu dan
membuangnya dari tubuh. Serat kedelai mempermudah kerja hati sehingga
level kolesterol dalam tubuh akan menurun secara keseluruhan.
Sesuai anjuran dari American Heart Association, pastikan bahwa
kedelai menjadi salah satu sumber makanan untuk memenuhi kebutuhan
serat dalam tubuh yaitu sebesar 25 gr per hari. Saran Diana, imbangi
konsumsi serat dengan cairan yang cukup agar sistem pencernaan menjadi
lancar. Konsumsi kedelai bisa didapatkan dari makanan seperti kacang
kedelai, tepung kedelai, susu kedelai, tahu, tempe, atau camilan yang
mudah ditemui seperti fruit soy bar.
2.1.6 Tepung Kedelai
Tepung kedelai merupakan partikel-partikel kedelai berukuran kecil.
Tepung kedelai memiliki banyak kegunaan, di antaranya untuk membuat
biskuit, makanan bayi, dan susu kedelai. Terkadang tepung kedelai
dikemas sebagai minuman kesehatan yang sering disebut kedelai instan
(Warisno & Kres Dahana, 2010:122).
Secara umum, produk olahan kedelai terdiri dari dua kelompok, yaitu:
produk makanan non fermentasi dan fermentasi. Produk hasil olahan
14
industri non fermentasi kedelai secara tradisional yang terkenal adalah
tahu dan kembang tahu, sedangkan fermentasi tradisional adalah tempe
dan kecap. Produk hasil olahan industri modern kedelai sebagian besar
merupakan hasil olahan non fermentasi, seperti: tepung kedelai, konsentrat
dan isolat protein kedelai, daging tiruan (Texturized Vegetable Protein,
TVP) dan minyak kedelai. Sedangkan produk olahan kedelai fermentasi
hasil industri pangan modern, antara lain: yoghurt kedelai atau disebut
juga soyghurt dan keju kedelai (soycheese).(Ir. Atman, M.Kom, 2014:3).
Gambar 2.3 Klasifikasi Produk Olahan Kedelai (Widowati, 2007
dalam Ir. Atman, M.Kom, 2014:4)
Tepung kedelai merupakan tepung yang berbahan baku kedelai murni,
kini banyak digunakan untuk pengolahan makanan ringan dan di konsumsi
sebagai serbuk kedelai instan atau lebih dikenal sebagai susu kedelai
bubuk. Proses pembuatannya cukup mudah, dimulai dengan perendaman
dan pengelupasan kulit biji, pengeringan biji, dan penggilingan (Warisno
& Kres Dahana, 2010:121).
Kedelai
Non Fermentasi Fermentasi
Modern Modern Tradisional Tradisional
• Tahu dan
hasil
olahannya
• Kembang
tahu
• Susu kedelai
• Tepung
kedelai
• Konsentrat
dan isolat
protein
• Daging tiruan
• Minyak
kedelai
• Tempe dan
hasil
olahannya
• Kecap
• Tauco
• Soyghurt
• Susu
kedelai
15
2.1.7 Jurnal Penelitian Terdahulu Tepung Kedelai
Menurut Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan berjudul Formulasi dan
Karakterisasi Cake Berbasis Tepung Komposit Organik Kacang Merah,
Kedelai, dan Jagung Vol. 3 No. 2 oleh Santi Dwi Astuti dkk(2013),
Kedelai terutama tepung kedelai kaya akan antioksidan isoflavon (208,6
mg) yang berfungsi sebagai penurun kolesterol, pencegah jantung koroner,
anti kanker terutama kanker prostat, kanker payudara, dan kanker kolon;
anti penuaan dini, menghambat menopause, dan anti osteoporosis. Kacang
merah dan kedelai memiliki nilai indeks glikemik yang rendah yaitu 26
dan 31 sehingga merupakan ingredien pangan yang cocok bagi penderita
diabetes mellitus.
Menurut Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian Vol. 1 No. 4 berjudul
Pembuatan Kue Bolu dari Tepung Pisang Sebagai Subtitusi Tepung Terigu
Dengan Pengayaan Tepung Kedelai oleh Donald S. Napitupulu dkk
(2013), Tepung kedelai merupakan salah satu bahan pengikat yang dapat
meningkatkan daya ikat air pada bahan makanan karena di dalam tepung
kedelai terdapat pati dan protein yang dapat mengikat air. Daya ikat air
mempengaruhi ketersediaan air yang diperlukan oleh mikroorganisme
sebagai salah satu faktor penunjang pertumbuahannya. Semakin meningkat
daya ikat air maka ketersediaan air yang diperlukan untuk pertumbuhan
mikroorganisme semakin berkurang, sehingga aktivitas bakteri dalam
bahan makanan yang dapat menyebabkan kebusukan menurun (Virgo,
2007).
Menurut Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 5 No 2 berjudul
Pemanfaatan Ubi Jalar (Ipomea batatas, L) Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Flakes dengan Subtitusi Tepung Kedele (Glicyne max (L)
MERR) oleh E.J.N. Nurali dkk (2010), Kedele merupakan salah satu
sumber protein nabati yang mempunyai potensi baik untuk dikembangkan
karena mengandung protein tinggi. Kandungan protein dan lemak yang
terkandung dalam kedele masing-masing dapat mencapai 35-54% dari
total bersihnya. Maka subtitusi tepung kedele dapat dipakai sebagai
16
makanan selingan dengan memiliki nilai gizi yang cukup tinggi dan
disukai.
2.1.8 Proses Pembuatan Tepung Kedelai
Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan tepung kedelai menurut
Irpan Sah (2013):
1. Cuci kedelai dengan air bersih yang mengalir dan buang semua
kotoran yang melekat pada kedelai hingga bersih.
Gambar 2.4 Pencucian Kedelai
2. Rendam kedelai dengan air bersih selama 4-5 jam, usahakan seluruh
bagian kedelai terendam semuanya. Hal ini bertujuan untuk
melunakkan dan memudahkan melepas kulit ari kedelai.
Gambar 2.5 Perendaman Kedelai
3. Cuci kembali kedelai dengan air bersih, kemudian remas-remaslah
kedelai dengan tangan untuk melepaskan kedelai dari kulit arinya.
Buanglah kulit ari sampai tidak ada lagi yang tersisa.
Gambar 2.6 Pemisahan Kulit Ari Dengan Daging Kedelai
17
4. Setelah semua kedelai terlepas dari kulit arinya, cuci kembali kedelai
dengan air bersih untuk memastikan tidak ada lagi getah pada biji
kedelai.
Gambar 2.7 Pencucian Kedelai Dengan Air Bersih
5. Tiriskan kedelai yang telah bersih selama kurang lebih 15 menit.
Gambar 2.8 Penirisan Kedelai
6. Jemur kedelai di bawah sinar matahari selama 1-2 hari sampai kedelai
benar-benar telah kering.
Gambar 2.9 Penjemuran Kedelai
7. Sangrai kedelai selama kurang lebih 10-15 menit, aduk terus kedelai
selama proses sangrai untuk menghindari kedelai yang hangus.
8. Dinginkan kedelai pada suhu ruangan selama 10-15 menit.
18
9. Tumbuk kedelai sampai halus atau menggunakan alat modern seperti
blender.
Gambar 2.10 Penggilingan Kedelai
10. Ayak tepung kedelai dengan ayakan untuk memisahkan tepung yang
masih kasar dan yang sudah halus.
Gambar 2.11 Tepung Kedelai
11. Haluskan atau blender kembali kedelai yang masih agak kasar agar
keseluruhan tepung kedelai yang didapat adalah kedelai yang
bertekstur halus.
12. Tepung kedelai pun telah jadi dan siap digunakan dan di olah menjadi
pangan lainnya.
13. Simpanlah tepung kedelai di tempat yang bisa ditutup rapat sepert
stoples. Hal ini dilakukan karena tepung kedelai mudah menyerap air
dari udara terbuka dan juga untuk menghindaran tepung kedelai dari
jamur yang dapat mengubah warna, bau dan rasa dari tepung kedelai.
19
2.1.9 Perbandingan Kandungan Nutrisi Kacang Almond dan Kacang
Kedelai
Berikut adalah tabel perbandingan kandungan nutrisi yang terkandung
dalam kacang almond dan kacang kedelai:
Tabel 2.1 Kandungan NutrisiDalam Kacang Almonddan Kacang
Kedelai per 100 gram
Komponen Almond Kedelai
Water (g) 4.41 8.54
Energy (kkal) 579 446
Protein (g) 21.15 36.49
Total Fat (g) 49.93 19.94
Carbohydrate (g) 21.55 30.16
Calcium (mg) 269 277
Magnesium (mg) 270 280
Vitamin C (mg) 0 6.0
Vitamin B-6 (mg) 0.137 0.377
Vitamin E (mg) 25.63 0.85
Cholesterol (mg) 0 0
Sumber: USDA, 2015 (United States Department of Agriculture)
Dalam penelitian “Uji Kesukaan Hasil Jadi Macaron Dengan
Menggunakan Tepung Almond dan Tepung Kedelai,” penulis
menggunakan kacang kedelai sebagai subtitusi dari kacang almond. Dari
tabel kandungan nutrisi dalam kacang almond dan kacang kedelai per 100
gram diatas dapat dilihat bahwa:
1. Kandungan air yang terdapatpadakedelaisebanyak 8.54 g, lebihtinggi
48,36% darikandungan air yang terdapatpadaalmond sebanyak 4.41 g.
2. Kandunganenergi yang terdapatpadaalmondsebanyak579 kkal,
lebihtinggi22,97% darikandunganenergi yang
terdapatpadakedelaisebanyak446 kkal.
20
3. Kandunganprotein yang terdapatpadakedelaisebanyak36.49 g,
lebihtinggi42,02% darikandunganprotein yang terdapatpadaalmond
sebanyak21.15 g.
4. Kandunganlemak yang terdapatpadaalmondsebanyak49.93 g,
lebihtinggi60,06% darikandunganlemak yang
terdapatpadakedelaisebanyak19.94 g.
5. Kandungankarbohidrat yang terdapatpadakedelaisebanyak30.16 g,
lebihtinggi28,55% darikandungankarbohidrat yang
terdapatpadaalmond sebanyak21.55 g.
6. Kandungankalsium yang terdapatpadakedelaisebanyak277mg,
lebihtinggi2,89% darikandungankalsium yang terdapatpadaalmond
sebanyak269mg.
7. Kandunganmagnesium yang terdapatpadakedelaisebanyak280mg,
lebihtinggi3,57% darikandunganmagnesium yang terdapatpadaalmond
sebanyak270mg.
8. Kandunganvitamin C yang terdapatpadakedelaisebanyak6mg,
sementaraalmond tidakmemilikikandungan vitamin
C.Kandunganvitamin B-6 yang terdapatpadakedelaisebanyak0.377mg,
lebihtinggi63,66% darikandunganvitamin B-6 yang
terdapatpadaalmond sebanyak0.137 mg.Kandunganvitamin E yang
terdapatpadaalmondsebanyak25.63 mg, lebihtinggi96,68%
darikandunganvitamin E yang terdapatpadakedelaisebanyak0.85 mg.
9. Padakacangalmond dankacangkedelai,
keduanyatidakmemilikikandungankolesterol.
2.2 Kajian Produk
2.2.1 Macaron
Di Indonesia, macaron baru masuk sekitar tahun 2002 dan menjadi
populer beberapa tahun belakangan ini, tetapi di negara asalnya, Perancis,
sejak lama macaron sudah menjadi idola (Niken Wulandari, 2013:14-15).
Perkembangan macaron di Indonesia sangat luar biasa. Hampir di
seluruh mal besar di Jakarta, macaron dapat ditemukan. Bahkan beberapa
ada yang menjadikan macaron sebagai produk unggulan mereka.
21
Macarondianggap sebagai peluang untuk meraup rupiah karena pasar
macaron yang masih “lengang” di Indonesia (Niken Wulandari, 2013:33).
Namun selama ini banyak orang yang salah kaprah dengan sebutan
macaron dan macaroon. Mereka menganggap bahwa dua hal tersebut
merupakan jenis kue yang sama. Keduanya memiliki kesamaan arti yaiu
ammaccare, yang berarti garing dari bahasa Italia. Namun untuk bentuk
dan rasa, keduanya sangat jauh berbeda (Niken Wulandari, 2013:17).
Macaroon adalah kue kering yang berasal dari Amerika, terbuat dari
kelapa sebagai bahan dasar, putih telur, dan gula yang biasanya dibentuk
dengan menyerupai pipa. Sedangkan macaron adalah kue yang berasal
dari Itali, yang kemudian dibawa dan dikembangkan di Perancis. Macaron
sendiri terbuat dari tepung almond, putih telur, dan gula pasir yang bagian
tengahnya diisi dengan krim mentega atau krim buah-buahan. Rasa
macaron renyah ketika digigit dan lembut ketika sudah berada di dalam
mulut (Niken Wulandari, 2013:19).
Macaron mengalami perkembangan yang sangat pesat bukan hanya di
Eropa, tapi juga di Asia. Para pakar kue dari berbagai negara membuat
macaron dengan versi masing-masing (Niken Wulandari, 2013:24).
Gambar 2.12 Perbedaan Macaroon dan Macaron
22
2.2.2 Bahan-Bahan dalam Pembuatan Macaron
2.2.2.1 Bahan Dasar
1. Tepung Almond / Almond bubuk
Almond merupakan kacang yang sering ditemukan dalam
pembuatan kue. Terdapat almond yang telah dikupas maupun
belum dikupas dalam bentuk utuh, terbelah, chopped, dan
tepung (Gisslen, 2013).
Tepung almond adalah jenis kacang-kacangan dengan
kandungan minyak paling pas untuk membuat macaron (Niken
Wulandari, 2013:70).
Gambar 2.13 Tepung Almond
2. Gula Bubuk
Gula bubuk biasanya digunakan dalam pembuatan dessert dan
lebih baik digunakan dibanding gula pasir. Gula bubuk relatif
lebih cepat larut dalam pencampuran adonan. Struktur sel udara
dalam gula bubuk juga lebih seragam dan memiliki volume yang
baik dalam pembuatan kue (Gisslen, 2013).
Gula bubuk berguna untuk melarutkan dengan cepat bahan-
bahan lain ke dalam putih telur dalam pembuatan kulit macaron
(Niken Wulandari, 2013:74).
Gambar 2.14 Gula Bubuk
23
3. Gula Pasir
Gula pasir merupakan gula yang paling umum digunakan. Gula
pasir biasanya digunakan dalam pembuatan sirup dan mudah
larut apabila di rebus dengan air (Gisslen, 2013).
Gula pasir digunakan unuk menghasilkan adonan macaron yang
halus dan bertekstur ringan (Niken Wulandari, 2013:76).
Gambar 2.15 Gula Pasir
4. Putih Telur
Telur harus dipahami dengan baik dalam pembuatan kue karena
harga yang lebih tinggi dibanding bahan lain seperti tepung dan
gula. Telur juga merupakan salah satu bahan yang sering
digunakan dalam pembuatan kue. Telur terdiri dari kuning telur,
putih, dan shell.
Kandungan utama putih telur adalah albumin protein, yang
jernih ketika mentah dan berwarna putih susu ketika
dimatangkan. Putih telur juga mengandung sulfur (Gisslen,
2013).
Untuk membuat macaron, disarankan menggunakan aging egg
white. Maksudnya adalah putih telur yang sudah didiamkan di
suhu ruangan selama minimal 24 jam (Niken Wulandari,
2013:78).
Gambar 2.16 Telur dan Putih Telur
24
2.2.2.2 Bahan Tambahan
1. Stabilizer
Stabilizer adalah bahan penstabil berbentuk serbuk warna putih,
berfungsi untuk membantu putih telur terkocok hingga mencapai
volume maksimal dan tidak mudah turun lagi (Niken Wulandari,
2013:84).
Gambar 2.17Cream of Tartar
2. Garam
Garam merupakan peranan penting dalam pemanggangan lebih
dari sekedar bumbu atau penambah rasa. Jumlah garam harus
dikontrol dengan baik (Gisslen, 2013).
Garam perlu ditambahkan dalam proses pembuatan macaron
sebagai penyeimbang rasa (Niken Wulandari, 2013:88).
Gambar 2.18 Garam
3. Esens
Karena kulit macaron tidak terlalu meonjol cita rasanya, maka
penambahan esens (perasa buatan) pada adonan macaron adalah
alternatif yang cerdas untuk memberikan aroma dan rasa pada
macaron (Niken Wulandari, 2013:93).
25
Gambar 2.19Vanila Essence
2.2.3 Peralatan yang digunakan pada Proses Pembuatan Macaron
Selain bahan-bahan yang digunakan, penulis juga menggunakan alat-alat
yang dapat menunjang dalam pembuatan macaron menurut Gisslen
(2011), antara lain:
1. Blender
Blenderterdiri dari motor yang dilengkapi dengan wadah dan pisau
yang berputar. Wadah blender biasanya tinggi dan berbentuk ramping.
Blender memiliki beberapa tingkat kecepatan. Wadah blender biasanya
terbuat dari kaca atau stainless steel.
Gambar 2.20Blender
2. Mixer
Mixer adalah alat mekanis yang penting dan serbaguna untuk
pencampuran dan pengolahhan berbagai jenis makanan. Kapasitas
mixer berkisar dari 5 sampai 20 liter.
26
Gambar 2.21Mixer
3. Spatula
Spatula adalah sebuah lempengan karet yang fleksibel dan elastis
dengan pegangan panjang yang terbuat dari plastik. Digunakan untuk
mengambil adonan yang menempel di pinggir mangkuk atau panci.
Dapat digunakan untuk mengaduk atau mencampur busa telur atau
whipped cream.
Gambar 2.22Spatula
4. Saringan
Ayakan atau saringan biasanya berbentuk bulat dan terbuat dari metal
yang digunakan untuk mengayak tepung atau bahan kering lainnya.
Dapat digunakan untuk menghaluskan makanan yang lembut.
Gambar 2.23 Saringan
5. Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengukur berat yang biasanya
menggunakan indikator angka pada timbangan. Timbangan digital
27
memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Alat ini dioperasikan dengan
listrik dan menggunakan sistem digital.
Gambar 2.24 Timbangan
6. Mangkuk
Mangkuk berbentuk bulat yang digunakan sebagai wadah dalam
pengadukan dan pencampuran bahan makanan seperti whipped cream
atau foam putih telur. Berbentuk bulat agar dapat menjangkau semua
area.
Gambar 2.25 Mangkuk
7. Sendok
Sendok merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk, mencampur,
dan menyajikan makanan. Ukuran sendok stainless dapat mencapai 3
oz (90 ml).
Gambar 2.26 Sendok
8. Oven
Oven beroperasi menggunakan panas udara dalam ruangan tertutup.
Oven pada umumnya terdiri dari rak individual yang bersusun satu
28
diatas yang lain. Loyang ditempatkan langsung di rak oven.
Temperatur pada oven dapat disesuaikan.
Gambar 2.27 Oven
9. Loyang
Loyang dangkal yang berbentuk persegi panjang untuk memanggang
kue dan cookies, dapat digunakan pula untuk memanggang beberapa
jenis daging dan ikan. Loyang terdiri dari berbagai macam ukuran.
Gambar 2.28 Loyang
10. Baking Paper
Merupakan kertas anti-lengket yang berukuran sesuai loyang.
Digunakan untuk melapisi loyang untuk menyeka minyak dalam
proses pemanggangan. Dapat digunakan pula untuk membuat pipa
kerucut untuk dekorasi cokelat.
\
Gambar 2.29Baking Paper
11. Tube dan Piping Bag
Kain atau kantong plastik dengan ujung terbuka yang dapat dipasang
dengan tube berbentuk kerucut yang terdiri dari berbagai bentuk dan
29
ukuran. Digunakan untuk membentuk dekorasi untuk kue yang
menggunakan icing, whipped cream, duchesse potato¸ dan adonan
lembut lainnya.
Gambar 2.30Tube dan Piping Bag
2.2.4 Resep Macaron
Resep dasar macaron menurut Niken Wulandari (2013) adalah sebagai
berikut:
Bahan A:
125gr icing sugar
90gr tepung almond/bubuk almond
Bubuk vanila secukupnya
Garam secukupnya
Bahan B:
75gr putih telur
3-4gr egg white powder/cream of tartar (jika cuaca hujan deras atau
lembab, bisa tambahkan sedikit lagi, sekitar 1gr)
Bahan C:
40gr gula pasir/kastor
Pewarna makanan (hanya pewarna makanan bubuk atau pasta)
30
2.2.5Teknik Pembuatan Macaron
Menurut Niken Wulandari (2013), terdapat 3 teknik pembuatan macaron
berdasarkan negara asalnya.
1. French Meringue
Teknik ini berkembang di Perancis. Dibanding teknik yang lain,
French meringue merupakan teknik yang paling sederhana dan simple,
namun membutuhkan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Teknik ini
menggunakan telur mentah, tidak dipanaskan dan juga tidak dicampur
sirup gula panas. Caranya, putih telur dikocok bersama gula bubuk
hingga kaku dan mengkilat, lalu dicampur dengan bubuk almond.
Aduk rata dan dimasukkan ke dalam kantong plastik segitiga, lalu
dicetak dan dipanggang.
2. Italian Meringue
Teknik ini terbilang cukup rumit. Dalam teknik ini, diperlukan
termometer candy untuk mengukur sirup gula panas dengan titik didih
115-120 derajat celcius. Standing mixer sangat diperlukan untuk teknik
ini untuk mengurangi kesulitan saat harus menyiapkan sirup gula panas
dan mengocok putih telur dalam waktu bersamaan. Tingkat
keberhasilan dengan teknik ini lebih tinggi dibandingkan dengan
teknik Perancis, karena meringue sudah stabil (matang) melalui
pencampuran dengan sirup gula tadi, sehingga tidak cepat kempes.
3. Swiss Meringue
Teknik ini tidak terlalu rumit dan masih memungkinkan dikerjakan
oleh satu orang dengan mixer tangan. Putih telur dimatangkan lebih
dulu dengan cara ditim (au bain marie), karena dengan putih telur yang
matang, adonan yang dihasilkan akan lebih stabil, padat, dan tidak
mudah lumer dalam suhu ruang.
31
2.2.6 Proses Pembuatan Macaron
Dalam penelitian ini, penulis membuat dua buah macaron, yaitu
menggunakan tepung almond dan tepung kedelai:
Gambar 2.31 Skema Pembuatan Macaron
Berikut penjabaran proses pembuatan macaron, mulai dari persiapan bahan
hingga penyajiannya:
1. Persiapan bahan macaron
Persiapan bahan sebelum memulai pembuatan macaron merupakan hal yang
sangat perlu diperhatian dan dapat menunjang dalam kesuksesan pembuatan
macaron. Kelembaban lingkungan saat penting di perhatikan dalam
pembuatan macaron, karena kelembaban merupakan musuh utama dalam
pembuatan macaron, sehingga penggunaan egg white powder disarankan
Persiapan bahan macaron A dan macaron B
Pencampuran/pengocokan bahan macaron A dan bahan macaron B
Pencetakan macaron
Pengistirahatan macaron
Pemanggangan macaron
Pendinginan macaron
Penyimpanan dan penyajian macaron
Macaron A Macaron B
32
untuk memperkuat shell meringue saat kondisi lingkungan lembab (Niken
Wulandari, 2013:50).
Penggunaan bahan-bahan yang baik juga dapat membantu suksesnya
pembuatan macaron. Oleh karena itu, penyimpanan bahan-bahan macaron
harus diperhatikan agar terhindar dari kerusakan. Untuk peralatan yang
digunakan juga harus diperhatikan. Diperlukan alat-alat yang bersih dan
terhindar dari air maupun minyak. Karena alat-alat yang kotor berpotensi
menggagalkan proses pembuatan macaron (Niken Wulandari, 2013:52).
Gambar 2.32 Persiapan Alat dan Bahan Macaron
Berikut beberapa hal yang harus dilakukan pada saat persiapan membuat
macaron:
a. Menyiapkan aged egg white
Proses aged egg white adalah pemisahan putih telur dari kuning telur.
Masukan putih telur ke dalam wadah yang bersih dan kering. Kemudian
tutup dengan plastik cling, tetapi tidak terlalu rapat dan diamkan dalam
suhu ruangan selama minimal dua hari (Niken Wulandari, 2013:54).
b. Menyiapkan almond powder
Untuk mendapatkan hasil yang bagus dalam pembuatan macaron, tepung
almond harus dalam keadaan yang kering. Mengeringkan almond dapat
dilakukan dengan cara disangrai atau di oven selama kurang lebih 10
menit. Almond dapat digunakan pada saat dingin.
c. Menimbang bahan
Siapkan bahan utama dan bahan tambahan lainnya yaitu agged egg
white, almond powder, putih telur, gula pasir, gula bubuk, garam dan
33
esens. Dalam pembuatan macaron, takaran bahan-bahan harus akurat.
Timbanglah bahan-bahan dengan ukuran yang tepat.
2. Pembuatan macaron
a. Pencampuran Bahan A
Campur gula bubuk, almond powder, bubuk vanila dan garam. Masukan
ke dalam blneder dan giling bersama-sama untuk menghindari bahan
yang menggumpal. Bahan yang telah di giling, saring atau ayak hingga
mendapatkan tekstur yang halus.
Gambar 2.33 Pencampuran Bahan A
b. Pencampuran bahan B
Masukan putih telur dan stabilizer bersama-sama ke dalam wadah dan
mixer dengan kecepatan sedang, perlahan naikan kecepatannya hingga
putih telur putih dan berbusa.
c. Pencampuran bahan B dan C (bahan BC)
Setelah putih telur berbusa atau menjadi foam, masukan gula pasir sedikit
demi sedikit agar tercampur rata. Pencampuran gula harus pada saat
kocokan putih telur benar-benar sudah berbusa untuk membentuk
meringue yang sempurna.
Lanjutkan pengocokan dengan kecepatan tinggi hingga kaku lancip
seperti paruh burung (stiff peak). Setelah hampir kaku, dapat
menambahkan pewarna bila diinginkan dan aduk kembali dengan
kecepatan rendah.
34
Gambar 2.34 Pencampuran Bahan B dan C
d. Pencampuran bahan A dan bahan BC
Pindahkan meringue ke wadah yang telah berisi campuran tepung
almond, gula bubuk yang sudah di blender dan di ayak tadi. Campur
adonan meringue ke dalam tepung-tepungan dengan cara membelah
adonan putih telur dan menyiramkan tepung-tepungan sambil wadah
diputar dan membalikan adonan dengan hati-hati. Lakukan gerakan aduk
balik. Hasil adonan harus sangat kental. Jika spatula diangkat, adonan
tidak boleh menetes tapi cukup mengalir dengan lambat.
Gambar 2.35 Pencampuran Bahan A dan Bahan BC
Masukan adonan ke dalam piping bag, semprotkan adonan ke atas
loyang yang telah di alas dengan baking paper. Jatuhkan loyang
beberapa kali untuk membuang udara yang terperangkap dalam adonan
yang sudah di cetak.
1 2 3 4
1 2
35
Gambar 2.36 Pencetakkan Macaron
3. Pengistirahatan macaron
Setelah melalukan proses pencetakan macaron, macaron diangin-angin
selama 1 sampai 1,5 jam untuk mengeringkan adonan. Setelah kering,
lakukan tes dengan cara menyentuh. Jika terasa ada kulit keras yang
terbentuk, terasa seperti kita menyentuh kue kering, berarti sudah siap untuk
di oven.
Gambar 2.37 Pengistirahatan Macaron
4. Pemanggangan macaron
Panaskan oven terlebih dahulu kurang lebih selama 15 menit dengan suhu
150 derajat celcius – 160 derajat celcius. Panggang macaron selama 8 menit
pertama. Apabila panas oven tidak merata, putar loyang dengan cepat dan
bakar kembali selama 6-7 menit. Loyang dapat dialas dengan loyang lainnya
agar panas tidak langsung menuju ke dalam loyang yang berisi macaron.
Selain itu, dapat dilakukan pembukaan pintu oven agar suhu panas bisa turun
dan kaki macaron dapat keluar.
Gambar 2.38 Pemanggangan Macaron
1 2 3 4
36
5. Pendinginan macaron
Setelah selesai proses pemanggangan, macaron dapat dilepaskan dari baking
paper apabila telah digin. Kemudian, dua buah macaron dapat direkatkan
dan diisi dengan ganache atau krim lainnya apabila diinginkan.
6. Penyimpanan dan penyajian macaron
Penyimpanan macaron dapat disimpan di dalam kulkas dan dapat digunakan
untuk jangka waktu yang cukup lama. Apabila di simpan di dalam freezer,
dapat menambah umur macaron. Disarankan menyimpan macaron sebelum
diisi filling agar lebih tahan lama. Penyajian macaron yang baik apabila telah
disimpan selama 1 hari di dalam kulkas untuk mendapatkan tekstur yang
enak dan lembut.
Gambar 2.39Macaron Almond dan Macaron Kedelai
2.2.7 Food Cost
Berikut adalah perhitungan harga modal dan harga penjualan macaron
tepung almond dan macaron tepung kedelai:
Tabel 2.2 Fund Cost Almond Macaron
No Ingredients Qty Price/kg (Rp) Price (Rp)
1 Almond Powder 90 gr 300.000 27.000
2 Icing Sugar 125 gr 17.000 2.125
3 Egg White 75 gr 24.000 5.600
4 Sugar 40gr 12.000 520
35.245
1 resep = 20 macaron sandwich 1.762,25
Filling Ganache
5 Whip Cream 5gr 70.000 350
6 Dark Chocolate 5gr 48.600 243
2.355,25
Macaron Tepung Almond Macaron Tepung Kedelai
37
Tabel 2.3 Fund Cost Soy Macaron
No Ingredients Qty Price/kg (Rp) Price (Rp)
1 Soy Powder 90 gr 12.000 1.350
2 Icing Sugar 125 gr 17.000 2.125
3 Egg White 75 gr 24.000 5.600
4 Sugar 40gr 12.000 520
9.595
1 resep = 20 macaron sandwich 479,75
Filling Ganache
5 Whip Cream 5gr 70.000 350
6 Dark Chocolate 5gr 48.600 243
1.072,75
Tabel 2.4 Food Cost
No Food Price (Rp) Price (Rp) +
Mark Up 5%
Food Cost (Rp)
25% 20% 15%
1 Almond Macaron 2.355,25 2.470,65 10.000 12.500 15.000
2 Soy Macaron 1.072,75 1.124,55 4.500 5.500 7.500
Dari tabel 2.4diatas, dapat dilihat harga penjualan macaron tepung almond
dan macaron tepung kedelai dengan menggunakan food cost 25%, 20%, dan
15% yang dapat disesuaikan dengan lokasi penjualan macaron, dihitung dari
harga modal ditambah mark up 5% yang berguna sebagai cadangan biaya
kenaikan bahan dan biaya tidak terduga pada bahan-bahan produksi.
2.3 Kerangka Berpikir
Tepung almond merupakan salah satu bahan utama yang digunakan dalam
pembuatan macaron. Namun harga kacang almond maupun almond yang telah
dijadikan tepung cukup mahal dipasaran Indonesia.
Melalui penelitian ini, penulis ingin menggunakan tepung kedelai yang
merupakan salah satu hasil budi daya masyarakat Indonesia dan memiliki harga
yang lebih murah dibandingkan dengan tepung almond.
Dengan subtitusi tepung kedelai, diduga akan di beri pengaruh pada bentuk,
warna, aroma, tekstur dan rasa pada macaron.
Berikut adalah diagram kerangka pemikiran yang dilakukan oleh penulis:
38
Gambar 2.40Diagram Kerangka Berpikir
Tepung
Tepung Kedelai Tepung Almond
• Harga 95% lebih murah
dibanding tepung almond dengan
harga Rp 1.350,00 untuk 90gr.
• Mengandung serat dan protein
yang paling tinggi.
• Dari segi kandungan nutrisi:
Air = 8.54 g
Energi = 446 kkal
Protein = 36.49 g
Lemak = 19.94 g
Karbohidrat = 30.16 g
Kalsium = 277 mg
Magnesium = 280 mg
Vitamin C = 6 mg
Vitamin B-6 = 0.377 mg
Vitamin E = 0.85 mg
Kolesterol = 0
• Harga 1900% atau20x lebih mahal
dibanding tepung kedelai dengan
harga Rp 27.000,00 untuk 90gr.
• Rendah gula dan karbohidrat.
• Dari segi kandungan nutrisi:
Air = 4.41 g
Energi = 579 kkal
Protein = 21.15 g
Lemak = 49.93 g
Karbohidrat = 21.55 g
Kalsium = 269 mg
Magnesium = 270 mg
Vitamin B-6 = 0.137 mg
Vitamin E = 25.63 mg
Kolesterol = 0
Macaron
Bentuk: Bulatdan berkaki
Warna: Original (tanpa pewarna)
Aroma: Harum
Tekstur: Renyah dan Chewy
Rasa: Manis
Hasil Jadi Macaron
Hasil Jadi Macaron A Hasil Jadi MacaronB
Uji Kesukaan Hasil Jadi Terhadap Macaron Dengan
Menggunakan Tepung Almond dan Tepung Kedelai
Macaron Tepung Kedelai diterima oleh masyarakat