BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN Tinjauan umum Sumber …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01940-DS...
Transcript of BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN Tinjauan umum Sumber …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01940-DS...
4
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan umum
2.1.1 Sumber Data
Sumber data diperoleh dan dikumpulkan dari berbagai media untuk dapat
memenuhi materi yang digunakan untuk pengerjaan Tugas Akhir ini.
2.1.1.1 Literatur
• Referensi Buku “The Naked Traveler” karya Trinity
• Referensi Buku “Backpacking 101” karya Harajeng
Gustiayu
• Referensi Buku “15 Destinasi Wisata terbaik Indonesia”
karya Berry Kusuma
• Referensi Buku “Living Treasures of Indonesia” karya Riza
Marlon
• Referensi Buku “The Green Travelers” karya Wiwik
Mahyadani
• Referensi Buku “Wisata Pesisir Ciamis Selatan” karya Edi
Dimyati
2.1.1.2 Observasi
• Mengunjungi tempat-tempat wisata yang di maksud
• Mendokumentasikan lokasi wisata yang dikunjungi
2.1.1.3 Website
• http://www.indonesia.travel
• http://www.wanderingearl.com
• http://www.backpackerindonesia.com
• http://www.ciamiskab.go.id
• http://www.disparbud.jabarprov.go.id
• http://www.mypangandaran.com
5
2.1.1.4 Wawancara
• Bapak Aditiya Yuswan, S.Kom., selaku pengisi konten
wisata di Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
• Bapak Toto Sumarwoto., pimpinan My Pangandaran
• Pemandu Wisata Setempat
2.1.2 Pengertian Pariwisata
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta
bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata
Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu :
1. Kegiatan perjalanan;
2. Dilakukan secara sukarela;
3. Bersifat sementara;
4. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam
Oka A.Yoeti (1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul
dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat
tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan
serta para pengunjung lainnya.
Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47)
menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan
untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
6
Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh H.Kodhyat
(1983:4) adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah perjalanan dari satu
tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian
dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,
alam dan ilmu. Sedangkan menurut pendapat dari James J.Spillane
(1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan
perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan,
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau
istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
2.1.3 Pengertian Objek Wisata
Sedangkan pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-
undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan
wisata yang meliputi :
a. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam
serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama
indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-
binatang langka.
b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata
tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.
c. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung,
gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras,
tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Kemudian pada angka 4 di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990
dijelaskan pula bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik
wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan
demikian pariwisata meliputi :
a. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan
wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran,
impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata);
7
b. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari : akomodasi, rumah
makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya;
c. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pariwisata.
Menurut Chafid Fandeli (2000: 58), obyek wisata adalah perwujudan
daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa
dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk
dikunjungi wisatawan. Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek
wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam
dan tata lingkungannya.
2.1.4 Jenis Objek Wisata
Penggolongan jenis obyek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang
ditonjolkan oleh tiap-tiap obyek wisata. Dalam UU No. 9 Tahun 1990
Tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa obyek dan daya tarik wisata
terdiri dari :
a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna.
b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud
museum, peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata
buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, obyek wisata dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam yaitu wisata buatan manusia dan wisata alam. Pada
dasarnya obyek wisata pantai Pangandaran ini mempunyai dua bagian
tersebut karena selain memiliki laut dengan daya tariknya dan keindahan
alam, juga didukung oleh berbagai hasil karya manusia yang dapat
menarik wisatawan. Selain itu juga didukung oleh kondisi masyarakat
setempat yang masih kental dengan upacara adat seperti hajat laut yakni,
upacara yang dilakukan nelayan di Pangandaran sebagai perwujudan rasa
terima kasih mereka terhadap kemurahan Tuhan YME dengan cara
melarung sesajen kelaut lepas. Acara ini biasa dilaksanakan pada tiap-
tiap bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur
8
Pangandaran. Event pariwisata bertaraf internasional yang selalu
dilaksanakan di sini adalah Festival Layang-layang Internasional
(Pangandaran International Kite festival) dengan berbagai kegiatan
pendukungnya yang bisa kita saksikan pada tiap bulan Juni atau Juli yang
ternyata cukup menarik minat wisatawan.
Basis pengembangan pariwisata adalah potensi sumber daya keragaman
budaya, seni, dan alam (pesona alam). Pengembangan sumber daya
tersebut dikelola melalui pendekatan peningkatan nilai tambah sumber
daya secara terpadu antara pengembangan produk pariwisata dan
pengembangan pemasaran pariwisata melalui pendekatan pemberdayaan
masyarakat lokal dalam rangka pengembangan pariwisata. Tujuan
program ini adalah mengembangkan dan memperluas diversifikasi
produk dan kualitas pariwisata nasional yang berbasis pada
pemberdayaan masyarakat, kesenian, dan kebudayaan, dan sumber daya
alam (pesona alam) local dengan tetap memperhatikan kelestarian seni
dan budaya tradisional serta kelestarian lingkungan hidup setempat,
mengembangkan dan memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar
negeri. Berdasarkan hal diatas maka pembangunan kepariwisataan
memiliki 3 fungsi atau tri-fungsi, yaitu :
a. Menggalakkan kegiatan ekonomi
b. Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan
hidup, dan
c. Memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, serta menanamkan jiwa
semangat, dan nilai-nilai luhur bangsa dalam memperkokoh
persatuan dan kesatuan nasional.
Di samping itu untuk tercapainya tri-fungsi tersebut diatas maka harus
ditempuh 3 macam upaya atau tri-fungsinya, yaitu :
a. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata
b. Meningkatkan dan mengembangkan promosi dan pemasaran, dan
c. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan.(Sunardi,
2001 : 46)
9
Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pengembangan pariwisata.
Hal ini dapat dirinci sebagai berikut :
a. Meskipun pernah terjadi krisis minyak dan resesi ekonomi yang
berkepanjangan ternyata wisatawan terus meningkat jumlahnya
tidak banyak berpengaruh,
b. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, anggaran
untuk berlibur cenderung meningkat,
c. Tersedianya waktu berlibur yang cukup panjang di negara-negara
sumber wisatawan,
d. Kemajuan teknologi dibidang transportasi dan komunikasi
mendorong orang untuk bepergian jauh,
e. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Asia Pasifik memberikan
peluang bagi Indonesia untuk dikunjungi,
f. Diversifikasi produk wisata akan memperluas lingkup pilihan
untuk berlibur ke Indonesia,
g. Tingkat sadar wisata masyarakat semakin meningkat. Hal ini akan
dapat memberikan dukungan yang lebih nyata bagi pengembangan
pariwisata,
h. Aksesibilitas ke Indonesia semakin bertambah luas akan
mendorong arus kunjungan wisatawan mancanegara,
i. Semakin mantapnya pengaturan dan kelembagaan di bidang
pariwisata akan mendukung pelaksanaan hal-hal yang berkaitan
kerjasama lintas sektoral baik disektor pemerintah maupun swasta.
(Wagito,2001 :8)
Menurut Salah Wahab (2003 : 110) ada dua hal yang dapat ditawarkan
kepada wisatawan sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke
suatu daerah tujuan wisata, dimana kedua hal tersebut dapat berupa
alamiah atau buatan manusia, yaitu :
i. Sumber-sumber alam
• Iklim: udara lembut, bersinar matahari, kering dan bersih.
• Tata letak tanah dan pemandangan alam: dataran, pegunungan
yang berpanorama indah, danau, sungai, pantai, bentuk-bentuk
10
yang unik, pemandangan yang indah, air terjun, daerah
gunung berapi, gua dan lain-lain.
• Unsur rimba: hutan-hutan lebat, pohon-pohon langka, dan
sebagainya.
• Flora dan fauna: tumbuhan aneh, barang-barang beragam jenis
dan warna, kemungkinan memancing, berburu dan bersafari
foto binatang buas, taman nasional dan taman suaka binatang
buas dan sebagainya.
• Pusat-pusat kesehatan: sumber air mineral alam, kolam lumpur
berkhasiat untuk mandi, sumber air panas alam untuk
penyembuhan penyakit dan sebagainya.
ii. Hasil karya buatan manusia yang ditawarkan
Ada 5 (lima) kategori utama yang ditawarkan, yaitu :
1. Yang berciri sejarah, budaya dan agama :
• Monumen-monumen dan peninggalan-peninggalan
bersejarah dari peradaban masa lalu
• Tempat-tempat budaya seperti museum, gedung kesenian,
tugu peringatan, perpustakaan, pentas-pentas budaya
rakyat, industri seni kerajinan tangan dan lain-lain.
• Perayaan-perayaan tradisional, pameran-pameran, eksibisi,
karnaval, upacaraupacara adat, ziarah-ziarah dan
sebagainya.
• Bangunan-bangunan raksasa dan biara-biara keagamaan.
2. Prasarana-prasarana
Prasarana umum yang meliputi :
a) Sistem penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur-jalur lalu
lintas, system pembangunan limbah, sistem
telekomunikasi dan lain-lain.
b) Kebutuhan pokok pola hidup modern misalnya Rumah
sakit, apotik, bank, pusat-pusat pembelanjaan, rumah-
rumah piñata rambut, toko-toko bahan makanan, kantor-
kantor pemerintahan (polisi, penguasa setempat,
pengadilan dan sebagainya), toko-toko rokok, kedai-kedai
11
obat, toko-toko kacamata, warung-warung surat kabar,
toko-toko buku, bengkel-bengkel kendaraan bermotor,
pompa-pompa bensin dan lain-lain.
c) Prasarana wisata yang meliputi :
i. Tempat-tempat penginapan wisatawan : hotel, motel,
pension, rumah susun, kamar keluarga yang
disewakan, bangunan-bangunan wisata sosial (desa
wisata, tempat-tempat kemah, tempat-tempat karavan,
pondok remaja dan sebagainya), rumah-rumah katering
(restoran, kedai-kedai minuman, rumahrumah makan
sederhana, warung-warung sate dan sebagainya)
ii. Tempat- tempat menemui wisatawan
• Untuk pengurusan perjalanan Agen-agen
perjalanan, badan usaha perjalanan, usaha sewa-
menyewa kendaraan serta agen-agen yang
mengatur ekskursi dan jalan-jalan keliling kota
• Untuk menyampaikan informasi dan propaganda
Kantor-kantor penerangan wisata di pintu-pintu
masuk suatu negara, kota atau daerah tertentu
• Organisasi- organisasi lokal atau sekitarnya yang
mengurus pariwisata
• Komite-komite upacara perayaan-perayaan khusus
iii. Tempat-tempat rekreasi dan sport : fasilitas sport untuk
musim dingin dan panas, fasilitas perlengkapan sport
darat dan air dan lain-lain
d) Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang
meliputi : pelabuhan udara, laut bagi negara-negara yang
berbatasan dengan laut, sungai,atau danau multinasional,
kereta api dan alat transportasi darat lainnya, kapal-kapal,
system angkutan udara, angkutan di pegunungan dan lain-
lain.
e) Sarana pelengkap : seperti halnya prasarana, ,maka sarana
pelengkap ini berbeda menurut keadaan perkembangan
12
suatu negara. Pada umumnya sarana ini meliputi gedung-
gedung yang menjadi sumber produksi jasa-jasa yang
cukup penting tetapi tidak mutlak diperlukan oleh
wisatawan. Umumnya sarana pelengkap ini bersifat
rekreasi dan hiburan seperti misalnya : gedung-gedung
sandiwara, bioskop, kasino, nightclub, kedai-kedai minum,
warung-warung kopi, klub-klub dan lain-lain
f) Pola hidup masyarakat yang sudah menjadi salah satu
khasanah wisata yang sangat penting. Cara hidup bangsa,
sikap, makanan dan sikap pandangan hidup, kebiasaannya,
tradisinya, adat istiadatnya, semua itu menjadi kekayaan
budaya yang menarik wisatawan ke negara mereka. Hal ini
berlaku khususnya bagi negara-negara sedang berkembang
yang masyarakat tradisionalnya berbeda dari masyarakat
tempat wisatawan itu berasal. Modal dasar yang penting
lainnya yakni sikap bangsa dari negara tersebut terhadap
wisatawan; keramah tamahan, keakraban, rasa suka
menolong dan tidak bertindak mengeksploitasi dan lain-
lain.
2.1.5 Tentang Kabupaten Pangandaran
Gambar 1 : Logo Kabupaten Pangandaran
13
Kabupaten Pangandaran, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Parigi. Kabupaten ini berbatasan
dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar di utara, Kabupaten Cilacap
di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di
barat.
2.1.5.1 Sejarah
Pada awalnya desa Pananjung Pangandaran ini dibuka dan
ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Penyebab
pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi
tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat
mudah untuk mencari ikan. Karena di Pantai Pangandaran inilah
terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang
menjadi cagar alam atau hutan lindung, tanjung inilah yang
menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai
ke pantai. Di sinilah para nelayan menjadikan tempat tersebut
untuk menyimpan perahu yang dalam Bahasa Sunda nya disebut
andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini
dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang
disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata
“Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan”
dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya
“Sumber Makanan Para Pendatang”. Lalu para sesepuh
terdahulu memberi nama desa Pananjung, karena menurut para
sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat tanjung di
daerah ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di
beberapa tempat. Pananjung artinya dalam bahasa sunda
pangnanjung-nanjungna (paling subur atau paling makmur).
Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan,
sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di
Putrapinggan sekitar abad XIV M. setelah munculnya kerajaan
Pajajaran di Pakuan, Bogor. Nama rajanya adalah Prabu
Anggalarang yang salah satu versi mengatakan bahwa beliau
14
masih keturunan Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan
Galuh Pagauban, namun sayangnya kerajaan Pananjung ini
hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak
kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka,
karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan
paceklik (gagal panen).
Pada tahun 1922, penjajahan Belanda oleh Y. Everen (Presiden
Priangan) Pananjung dijadikan taman baru, pada saat
melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan
beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragaman satwa
dan jenis – jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya
dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka
alam dan marga satwa dengan luas 530 Ha. Pada tahun 1961
setelah ditemukannya Bunga Raflesia padma status berubah
menjadi cagar alam. Dengan meningkatnya hubungan
masyarakat akan tempat rekreasi maka pada tahun 1978
sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dijadikan Taman
Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di
sekitarnya sebagai cagar alam laut (470,0 Ha) sehingga luas
kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha.
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan
No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan wisata Taman Wisata
Akam Pananjung, Pangandaran diserahkan dari Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada
Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III
Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis, bagian
Kemangkuan Hutan Pangandaran.
2.1.5.2 Geografi dan Iklim
Berdasarkan letak geogerafisnya Kabupaten Pangandaran
berada pada posisi strategis yang dilalui jalan Nasional lintas
Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah dan jalan Provinsi
15
lintas Ciamis – Cirebon – Jawa Tengah. Letak astronomisnya
berada pada koordinat -7.710439,108.48346.
Suhu udara rata-rata di Pangandaran tahun 2009 berkisar antara
20,0°C sampai dengan 30,0°C Tempat–tempat yang letaknya
berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata
relatif tinggi. Kabupaten Pangandaran terletak pada lahan
dengan keadaan morfologi datar-bergelombang sampai
pegunungan, dengan kemiringan lereng berkisar antara 0 – 40 %
dengan sebaran 0 – 2 % terdapat di bagian tengah - timur laut ke
selatan dan 2-40 % tersebar hampir di seluruh wilayah
kecamatan. Jenis tanah didominasi oleh Latosol, podsolik,
alluvial dan grumusol.
Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pangandaran selama tahun
2009 adalah sebesar 3 606,50 mm sedangkan curah hujan
177.40 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret
sebesar 10 991 (mm) dan terendah terjadi pada bulan Agustus
sebesar 67 (mm) dan Hari hujan tertinggi terjadi pada bulan
April sebesar 214 dan terendah terjadi pada bulan Agustus
sebesar 16. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt-
Ferguson, Kabupaten Pamgandaran pada umumnya mempunyai
tipe iklim C. Kabupaten Pangandaran dialiri oleh sungai utama
yaitu sungai Citanduy yang mengalir mulai dari Gunung
Cakrabuana (hulu) di Kabupaten Tasikmalaya dan bermuara di
Sagara Anakan Provinsi Jawa Tengah dengan anak-anak
sungainya terdiri dari sungai Cimuntur, sungai Cijolang dan
sungai Ciseel. Dibagian selatan mengalir sungai Cimedang
dengan anak sungainya terdiri dari sungai Cikondang, sungai
Cibegal, sungai Cipaledang, sungai Cibungur, sungai Citatah I,
sungai Citatah II, sungai Cigugur, sungai Ciharuman, sungai
Cigembor, sungai Cikuya, sungai Cijengkol, sungai Cimagung
dan sungai Cicondong. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Ciamis termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS)
16
Citanduy, sedangkan sisanya termasuk ke dalam DAS
Cimedang.
Sebagian besar desa di Pangandaran merupakan desa bukan
pesisir yang jumlahnya mencapai 328 desa dengan topografi
wilayah sebagian besar berada di dataran yaitu sebanyak 153
desa dan yang berada di lereng sebanyak 162 desa, sedangkan
desa yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) sebanyak 13
desa.
2.1.5.3 Pariwisata
Objek wisata yang ditawarkan di Kabupaten Pangandaran
adalah :
• Ngarai Hijau / Green Canyon / Cukang Taneuh
Gambar 2 : Foto Green Canyon
Lokasi : Desa Karang Paci, Kecamatan . Cijulang
Kabupaten Pangandaran
Koordinat : 7 43' 47.96" S, 108 26 53.12 E
Arah : dari ibu kota Kab. Ciamis menempuh jarak
sekitar 90 km menuju arah Barat melewati Pangandaran,
Parigi dan Cijulang. Kemudian perjalanan dapat dilanjutkan
menggunakan perahu bermesin menuju Palatar.
17
Sebuah tempat wisata yang terbentuk dari alam yang unik,
fitur utamanya adalah sungai Cijulang dengan ngarai yang
terbentuk dari tanah pada kedua sisinya. Untuk pengunjung
yang gemar trekking, camping, canoing, dan lain
sebagainya, objek wisata yang satu ini dapat dijadikan
pilihan utama. Kebersihan sungai yang terjaga dengan
pemandangan yang indah dan memukau pada kedua sisinya
membuat kawasan ekowisata ini menjadi salah satu tempat
favorit dari wisatawan yang datang berkunjung ke
Kabupaten Pangandaran.
• Pantai Pangandaran
Gambar 3 : Foto Pantai Pangandaran
Lokasi : Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran
Koordinat : 7°42,047'S 108°39,511'E
Arah : 5 km dari Kota Pangandaran
Pantai Pangandaran terletak disebelah selatan pulau Jawa
Barat Kabupaten Pangandaran, Objek wisata ini terletak di
Desa Pananjung. Kata pananjung diambil dari istilah bentuk
pantai pangandaran yang merupakan semenanjung atau lebih
sederhananya sebuah daratan yang menjorok ke lautan.
Dengan bentuk daratan yang menjorok ke lautan ini, maka di
pantai pangandaran ini wisatawan bisa menikmati dua
18
pemandangan yang menjadi primadona sebuah keindahan
pantai yaitu sunrise dan sunset, karena mempunyai dua sisi
pantai yaitu pantai sebelah barat dan pantai sebelah timur
dengan jarak tempuh yang begitu dekat.
Pantai Pangandaran landai dengan air yang jernih serta jarak
antara pasang dan surut yang lama, sehingga memungkinkan
kita untuk bisa berenang dengan aman. Pasir pantai yang
terdapat di pangandaran berwarna hitam, akan tetapi
beberapa bagian pantainya terdapat pasir putih, sehingga
memungkinkan kita untuk bermain pasir lebih asik disana.
Terdapat Taman Wisata Alam dengan beragam satwa yang
menjadi penghuni didalamnya akan menambah pengalaman
menarik selama mengunjungi pantai pangandaran.
• Pantai Pananjung
Gambar 4 : Foto Pantai Pananjung
Lokasi : Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran
Koordinat : 7°42,43'S 108°39,112'E
Pantai Pananjung mempunyai area yang cukup luas dengan
kondisi pantai yang landai, berpasir putih dan halus, serta
gelombang ombak yang ramah tidak membahayakan. karena
itu kawasan ini menjanjikan memberikan rekreasi air yang
menyenangkan, seperti : Snorkling, Surving, Penyewaan
19
Perahu, Berenang, Menikmati Keindahan Taman Laut ,
Hiasan Karang di Pasir Putih, Berjemur, Berkemah dan bagi
pengunjung yang suka tatto maka bisa menikmati
pemandangan sambil di tatto temporary. Pantai Pananjung
masuk dari Cagar Alam dan Taman Margasatwa Pananjung
Pangandaran. Di Cagar Alam dan Taman Margasatwa
Pananjung, pengunjung dapat melihat berbagai jenis
tumbuhan/flora dan satwa lindung; Banteng, Rusa dan Kera.
• Pantai Batu Hiu
Gambar 5 : Foto Pantai Batu Hiu
Lokasi : Desa Ciliang, Kecamatan Parigi
Koordinat : 7° 41' 32" S, 108° 32' 9" E
Arah : 14km dari Kawasan Pangandaran ke arah
selatan
Batu Hiu terkenal akan karang besarnya yang menyerupai
ikan hiu. Di sini, pengunung dapat menyaksikan panorama
Samudera Indonesia yang membentang luas dengan deburan
ombaknya yang menggulung putih. Selain itu, nikmati pula
panorama pantainya yang sangat indah, berbatasan dengan
perbukitan hijau yang banyak pohon pandan wangi.
Yang menambah daya tarik Batu Hiu juga adalah tempat
penangkaran penyu. Di tempat ini, pengunjung dapat
melihat dan mempelajari dari dekat cara pengembangbiakan
dan pelestarian penyu di habitat aslinya.
20
• Pantai Karang Nini
Gambar 6 : Foto Pantai Karang Nini
Koordinat : 7 41' 1" S, 108 44' 11" E�
Arah : 45 Km dari Kota Banjar menuju
Pangandaran, 200 km atau 80 km dari kota Ciamis, 10 km
dari Pantai Pangandaran ke arah timur�
Wana wisata Karang Nini terletak di areal hutan produksi
yang pengelolaanya oleh Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)
Ciamis tepatnya di desa Emplak, Kecamatan Kalipucang,
Kabupaten Pangandaran dengan luas areal ± 75 Ha dan
wana wisata pantai Karang Nini ini diresmikan oleh Direktur
Utama Perhutani (Ir. Hartono Widjodarmodjo, MA) pada
hari Rabu tanggal 25 September 1985.
Aksesibilitas wana wisata Karang Nini ini terletak
dijalur jalan wisata pantai Pangandaran yang mana letaknya
kearah jalan desa sejauh ± 2,5 km dimana infrastruktur
menuju lokasi kurang baik, arah menuju lokasi dari pantai
Pangandaran ± 9 km, alat transportasi menuju lokasi dicapai
melalui alat transportasi umum, baik itu bis, mini bis
maupun elf dan dapat ditempuh melalui :�
1. Garut – Tasikmalaya – Banjar – Ciamis – Kalipucang
– lokasi objek sejauh ±170 km�
21
2. Bandung – Tasikmalaya – Banjar – Ciamis –
Kalipucang – lokasi objek sejauh ± 210 km�
3. Cirebon – Kuningan – Ciamis – Banjar – Kalipucang –
lokasi objek sejauh ± 170 km
Potensi objek wisata ini adalah pantai yang membentang
luas dengan batu karang sebagai tempat view ke arah pantai
yang mana wana wisata Karang Nini ini merupakan objek
wisata yang mampu menarik wisatawan sebanyak-
banyaknya.�
Wana wisata pantai Karang Nini memiliki fasilitas kantor
informasi tentang wana wisata pantai Karang Nini, pondok
wisata, mushola, warung/kedai, camping ground,
playground dan areal parkir seluas ± 300 meter, disamping
itu pula di kawasan wana wisata pantai Karang Nini
terdapat situs tempat ziarah makam Syech Wali Kutub
Cikabuyutan dan Anggasinga Wencana Bagaspati serta
adanya hutan mangrove dan hutan tanaman jati sehingga
wisatawan bisa mengamati atau mengobservasi jenis
tumbuhan jati dan mahoni bahkan wisatawan bisa
mengamati proses kegiatan pengelolaan hutan tanaman jati
atau teak planttation forest management mulai dari kegiatan
persemaian, pemeliharaan hutan sampai dengan kegiatan
produksi. Disekitar hutan wana wisata pantai Karang Nini
juga terdapat juga fauna yang sering dijumpai seperti kera
dan lutung sedangkan satwa lain dikawasan wisata Karang
Nini terdapat diantaranya landak, trenggiling, kancil dan
ayam hutan.�
Disamping itu pula di kawasan wisata pantai Karang Nini
terdapat terowongan kereta api tua yang sudah tidak
berfungsi lagi sejak tanggal 3 Pebruari 1981 oleh karena
biaya operasionalnya yang tinggi. Terowongan kereta api
tua ini bernama terowongan Wilhelmina yang mana
terowongan kereta api ini merupakan terowongan
terpanjang di Indonesia sejauh 1116 meter yang dibangun
22
dalam rangka mendukung jalur kereta api rute Banjar –
Cijulang sejauh ± 82 km, lokasi terowongan tua ini terletak
diperbatasan antara desa Bagolo dan desa Emplak,
Kabupaten Ciamis. Terowongan kereta api tua ini dibangun
pada tahun 1914 oleh perusahaan kereta api Staats
Spoorwegen yang digunakan pada tanggal 1 Januari 1921.
�Legenda dari pantai Karang Nini, yang konon menurut
cerita masyarakat bahwa di kampung yang bernama Emplak
atau Karang Tanjung tinggallah sepasang aki dan nini yang
sakti bernama ambu kolot dan arga plara, kegemaran dari si
aki adalah memancing ikan di laut, seperti biasanya pada
suatu hari si aki pergi memancing sementara si nini
menunggu di rumahnya, hari sudah petang si aki belum
pulang pulang juga sehingga hati si nini menjadi gelisah
dan dan khawatir terjadi sesuatu terhadap diri si aki, maka
si nini menelusurinya sepanjang pantai sambil memanggi si
aki diantara deburan ombak pantai namun malang sampai
berganti malam si aki tetap tidak ditemukan dan penduduk
setempat ikut membantu mencari si aki sampai penduduk
sudah putus asa tidak menemukan si aki sehingga
ditinggallah si nini di tepi pantai.�
Dengan kesaktian si nini, maka memohon kepada sang ratu
laut kidul agar bisa dipertemukan dengan si aki
bagaimanapun keadaan si aki,tidak berapa lama kemudian
menjelmalah dihadapan si nini sebuah batu karang dalam
keadaan mengambang sebagai perwujudan jasad si aki yang
saat ini batu karang tersebut bernama “Bale Kambang”
yang konon jika berdiri di atas batu karang tersebut akan
terasa seolah - olah bergoyang.�Didorong oleh keinginan
untuk membuktikan rasa cinta si nini kepada si aki
sekaligus sebagai bentuk kesetiaannya, maka si nini
bersemedi kembali memohon kepada nyi loro kidul agar
dirinya selalu dekat dengan si aki, maka menjelmalah batu
karang yang menghadap ke laut arah Bale
23
Kambang.�Kisah kasih sini dan si aki tersebut sampai saat
ini masih kokoh terabadikan melalui 2 (dua) batu karang,
yaitu Batu Karang Nini dan Bale Kambang. �
Objek Wisata Karang Nini memiliki kendala kurang
baiknya infrastruktur menuju lokasi dan belum tertata
dengan baik sesuai dengan standar pariwisata sehingga
perlu dibenahi dan dikaji serta perlu adanya sinergitas
kebijakan yang harmonis dan tersinkronisasi secara
konstruktif yang membangun antara Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dengan Pemerintah Kabupaten Pangandaran
dalam rangka membangun objek wisata Karang Nini
sebagai bagian dari kawasan wisata unggulan Pangandaran
yang diharapkan akan menjadikan salah satu kawasan
wisata berkelas internasional.�Salah satu upaya menuju
pariwisata berkelas dunia, peranan pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) pariwisata perlu disiapkan selain
pembangunan infrastruktur menuju lokasi objek juga
pemahaman sadar wisata bagi masyarakat sekitarnya perlu
ditingkatkan akan pentingnya keberadaan objek wisata di
sekitar kawasan wisata Pangandaran sekaligus pemahaman
Sapta Pesona, yaitu aman, nyaman, bersih, sejuk, indah,
tertib dan kenangan yang menyenangkan bagi pengunjung
atau wisatawan perlu diperhatikan baik itu berupa
cinderamata maupun suasana lingkungan disekitar objek
wisata, hal tersebut kedepan sekitar kawasan wisata
Pangandaran dapat dijadikan primadona unggulan
pariwisata Jawa Barat sebagai bagian mendorong
pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar kawasan wisata
Pangandaran.�
24
• Pantai Madasari
Gambar 7 : Foto Pantai Madasari
Lokasi : Desa Masawah, Kecamatan Cimerak
Koordinat : 7 46' 35" S, 108 30' 2" E
Arah : 39 km dari Pangandaran kearah barat
Pantai Madasari menyajikan panorama alam yang sangat
indah dengan dihiasi pulau-pulau kecil berpadu dengan
hijaunya dataran Desa Masawah. Selain itu, pengunjung
juga akan terpukau oleh keindahan antara perpaduan laut
dan bukit karang dengan deburan ombak yang besar seakan-
akan mengajak pengunjung untuk melepas lelah dan
melupakan segala rutinitas yang biasa dilakukan sehari-hari.
Di sini juga dapat berjalan–jalan menjelajahi kawasan yang
banyak ditumbuhi pepohonan dengan jalan setapak yang
menghubungkan antara pantai ini dengan objek wisata Batu
Karas.
25
• Pantai Lembah Putri
Gambar 8 : Foto Pantai Lembah Putri
Lokasi : Desa Ciputrapinggan, Kecamatan Kalipucang
Koordinat : 7 40' 36" S, 108 41' 22" E
Arah : 85km dari kota Ciamis ke arah selatan
Pantai Lembah Putri menawarkan untuk pengunjung
panorama alam yang sangat indah. Dari ketinggian bukit
yang ada, pengunjung dapat melihat pesona hamparan lautan
yang sangat luas dengan gelora ombak Samudra Indonesia
yang datang tanpa henti.
Hal menarik lainnya mencakup tembok mirip miniatur
tembok cina yang dibangun di atas perbukitan Lembah Putri,
beberapa goa alam yang menarik, panorama perbukitan yang
hijau, dan patahan batu-batuan dari bukit sekitar pantai yang
semakin menambah keindahan pemandangan alam di daerah
pantai ini secara keseluruhan. Di sini pengunjung dapat
melakukan berbagai kegiatan olah raga seperti gantole,
memancing, dan berkemah.
26
• Pantai Karapyak
Gambar 9 : Foto Pantai Karapyak
Lokasi : Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang
Koordinat : 07°41′31.6″S 108°45′11.9″E
Arah : 87 km dari Kota Ciamis ke arah selatan
Salah satu objek wisata di kawasan wisata Pangandaran
adalah objek wisata pantai Karapyak terletak di desa Bagolo,
Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Objek
wisata ini, memiliki panorama pantai yang indah yang
apabila dikembangkan akan menjadi objek wisata potensial.
Fasilitas objek wisata pantai Karapyak untuk sementara ini
memiliki areal parkir, warung/kedai, pondok wisata yang
dikelola penduduk setempat, tempat pelelangan ikan,
mushola, toilet, dan sebagian garis pantai dipergunakan
masyarakat setempat untuk pemberdayaan rumput laut.
Jarak dari objek wisata pantai Pangandaran ke jalan raya
menuju lokasi ± 10 km sedangkan arah menuju ke lokasi
objek wisata melalui jalan desa ± 3 km dengan infrastruktur
jalan yang kurang baik.
Objek wisata ini dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Pangandaran melalui Dinas Pariwisata Kabupaten
27
Pangandaran, harga tiket masuk dihitung per kendaraan
untuk roda 4 (empat) sebesar Rp. 27.500,- dan roda 2 (dua)
sebesar Rp. 10.000,- sudah termasuk iuran kebersihan dan
keamanan.
Lokasi objek wisata ini, cukup jauh dari jalan raya
Pangandaran – Banjar dan jalan menuju objek wisata cukup
parah sehingga membuat wisatawan enggan untuk
mengunjunginya padahal objek wisata ini sangat bagus
untuk dikunjunginya.
Keunggulan objek wisata ini adalah panorama pantai yang
indah dengan ombak yang tidak terlalu besar dengan
hembusan angin yang segar sehingga memberikan udara
sekitar pantai yang tidak terlalu panas.
• Pantai Batu Karas
Gambar 10 : Foto Pantai Batu Karas
Lokasi : Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang
Koordinat : 7 45' 0.23" S, 108 30' 8.29" E
Arah : ± 34 km dari Pangandaran
Objek wisata ini merupakan perpaduan antara objek wisata
Pangandaran dan Batu Hiu, menawarkan suasana alam yang
tenang serta gelombang laut yang bersahabat dengan
pantainya yang landai membuat pengunjung kerasan tinggal
28
di kawasan ini. Pengunjung juga bisa menikmati suasana
tenang dengan semilir angin sambil menikmat hidangan di
rumah makan sekitar.
Pandangan lepas ke ujung cakrawala memberi ketenangan
dan kenangan berlibur yang menyenangkan. Berperahulah,
berkemah, atau berselancar di sini.
Fasilitas lainnya yang tersedia antara lain: hotel, camping
ground, kios cinderamata, sewaan papan selancar dan ban
renang.
• Citumang
Gambar 11 : Foto Citumang
Lokasi : RPH Cisaladah, BKPH Pangandaran, KPH
Ciamis (Desa Bojong Kecamatan Parigi)
Koordinat : 7°38,933'S 108°32,279'E
Bagi penggemar petualangan seru dan penuh tantangan,
objek wisata Citumang mungkin bisa menjadi pilihan.
Keunikan dari Citumang adalah adanya aliran hulu sungai
yang keluar dari sebuah goa yang jatuh membentuk curug
(air terjun). Namun di balik curug tersebut terdapat sebuah
goa lain yang cukup panjang dan berada persis di bawah
permukaan sungai yang berada di atasnya. Sedangkan
29
sumber airnya sama, yaitu berasal dari goa yang berada di
hulu. Sehingga numpang (berada di atasnya), yang berasal
dari kata cai (air) dan tumpang (di atasnya). Akan tetapi
masyarakat lebih suka menggunakan kata Citumang
daripada Citumpang.
Rute perjalanan menyusuri aliran Air Citumang akan
mengawali petualangan dengan kondisi alam yang masih
alami dengan airnya yang sangat jernih, membuat
petualangan di sini berbeda dengan objek wisata yang
lainnya. Para pengunjung juga akan diajak untuk menerobos
goa-goa karang dan akar pohon besar serta bebatuan yang
unik sampai ke air terjun yang di dalamnya terdapat goa.
Aktifitas yang dapat dilakukan antara lain berenang dan
panjat tebing.
• Cagar Alam Pananjung
Gambar 12 : Foto Cagar Alam Pananjung
Keadaan Fisik
Luas dan Letak�Sebelum di tetapkan sebagai Cagar Alam
(CA) kawasan hutan pangandaran terlebih dahulu ditetapkan
sebagai kawasan Suaka Margasatwa, hal ini berdasarkan Gb
Tanggal 7-12-1934 Nomor 19 Stbl. 669, dengan luas 497
Ha, (luas yang sebenarnya 530 Ha) dan taman laut luasnya
30
470 Ha. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya setelah
diketemukan bunga Raflesia Padma, status Suaka
Margasatwa dirubah menjadi Cagar Alam berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 34/KMP/1961.
Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan rekreasi, maka
sebagian kawasan seluas 37,70 Ha dijadikan Hutan Wisata
dalam bentuk Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
170/Kpts/Um/3/1978 tanggal 10-3-1978. TWA dan CA
Pangandaran terletak di Desa Pangandaran Kecamatan
Pangandaran Kabupaten Ciamis. Secara astronomis kawasan
ini terletak antara 108,400 BT dan 7,430 LS.��
Topografi�
Topografi kawasan ini mulai dari landai sampai berbukit
kecil dengan ketinggian tempat rata-rata 100 meter di atas
permukaan laut.��
Iklim�
Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, CA dan TWA
Pangandaran termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-
rata per tahun 3.196 mm, suhu udara antara 80-90%.��
Potensi Biotik Kawasan��
Flora�
Flora yang terdapat sekitar 80% merupakan vegetasi hutan
sekunder tua dan sisanya adalah hutan primer. Pohon-pohon
yang dominant antara lain Laban (Vitex pubescens), Kisegel
(Dilenia excelsea), dan Marong (Cratoxylon formosum).
Selain itu banyak juga terdapat jenis-jenis pohon seperti :
Reungas (Buchanania arborencens), Kondang (Ficus
variegata), teureup (Artocarpus elsatica) dan lain-lain. Dari
formasi Baringtonia terdiri dari Nyamplung (Callophylum
inophylum), Waru laut (Hibiscus tiliaceus), Ketapang
31
(Terminalia cattapa), dan Butun (Baringtonia aistica). Di
dataran rendahnya terdapat hutan tanaman yang merupakan
tanaman exotica, yaitu yang terdiri dari tanaman jati
(Tectona grandis), Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Komis
(Acacia auriculirformis).��
Fauna�
Satwa liar yang terdapat diantaranya adalah : Banteng (Bos
sondaicus), Kijang (Muntiacus muntjak), Tando
(Cynocephalus variegatus), Kalong (Pteroptus vampyrus),
Kera abu-abu (Macaca fascicularis), Lutung (Trcyphithecus
auratus), Kangkareng (Anthracoceros convexus), Rangkong
(Buceros rhinoceros), dan Ayam hutan (Gallus gallus).��
Potensi Biotik Wisata
Daya tarik wisata�CA dan TWA Pananjung Pangandaran
mempu memberikan beberapa fungsi kepada masyarakat
umum, baik untuk kepentingan umum, ilmu pengetahuan,
penelitian dan pendidikan. Kawasan ini merupakan
laboratorium alam, dimana proses kehidupan alamnya tidak
begitu terganggu. Satwa liar, biota laut dan vegetasinya
sangat menarik serta memungkinkan dilakukan aktifitas
wisata alam yang menarik.��
Untuk fungsi rekreasi, para pengunjung akan tersentuk
langsung oleh suasana alam di dalam kawasan. Satwa liar,
goa-goa alam, pantai pasir putih dan taman laut serta
pemandangan yang indah merupakan obyek wisata yang
dapat dinikmati dan diresapi sebagai suatu lingkungan alam
yang serasi dan sebagai karunia Tuhan kepada manusia yang
harus dilestarikan.��
Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan�
32
Di taman laut kita bisa berenang/snorkeling, disini bisa
dinikmati dan mengamati bagaimana kehidupan dalam
lingkungan terumbu karang. Selain itu wisatawan juga bisa
mengamati kehidupan satwa liar daratnya.��
Sarana dan prasarana�
Sarana dan prasarana yang tersedia, antara lain : pintu
gerbang, loket karcis, tempat parkir, pesanggarahan, pusat
informasi, kantin, mushola, jalan setapak, kopel dan
shelter.��
Aksesibilitas
Untuk mencapai kawasan sangat mudah karena jalur
penghubung ke kawasan ini kondisinya cukup baik. Rute
perjalanannya adalah : Bandung - Tasikmalaya - Ciamis -
Banjar - Pangandaran, sejauh 223 Km
• Gua Lanang di Pananjung
Gambar 13 : Foto Gua Lanang di Pananjung
Gua Lanang terletak didalam kawasan cagar alam
pananjung Pangandaran dengan koordinat 7°42,442'S
108°39,508'E, dimana menurut legenda dulunya Gua
Lanang merupakan keraton Kerajaan Pananjung dengan
Rajanya bernama Prabu Anggalarang dan Permaesurinya
Dewi Siti Samboja yang dikenal dengan nama Dewi
33
Rengganis dengan dibantu oleh Patih Aria KIdang
Pananjung.�
Raden Anggalarang adalah putra Prabu Haur Kuning
seorang raja kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di
Putrapinggang kemudian mendirikan kerajaan Pananjung
atas kemauannya sendiri, walaupun ayahnya telah
memperingatkan dengan alasan tidak akan berjaya karena
rawan gangguan dari para Bajo ( bajak laut ), Raden
Anggalarang tetap pada pendiriannya karena daerah
Pananjung merupakan tempat yang cocok bagi dirinya untuk
mendirikan pusat pemerintahan.�
Prabu Anggalarang adalah seorang laki - laki yang gagah
dan sakti sehingga dijuluki " Sang Lanang " dan gua ini
merupakan tempat tinggalnya maka disebut " Gua Lanang ".
• Gua Jepang di Pananjung
Gambar 14 : Foto Gua Jepang di Pananjung
Gua Jepang terletak di kawasan cagar alam pananjung
Pangandaran dengan koordinat 7°42,336'S 108°39,379'E,
Perang Pasifik atau Perang Asia Timur raya terjadi pada
tanggal 8 Desember 1941, diawali serangan mendadak
Angkatan Udara Dai Nippon ( Jepang ) ke pelabuhan
angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour ( Hawai ).�
34
Pada tanggal 18 Maret 1941 balatentara Dai Nippon
menduduki seluruh pulau Jawa dan Madura dan pemerintah
Hindia Belanda ( sekutu ) menyerah tanpa syarat kepada
balatentara Dai Nippon.�Penyerahan daerah jajahan
dilakukan di kalijati - Subang oleh Letnan Jenderal H. Ter
poorten atas nama seluruh angkatan perang sekutu di
Indonesia kepada Letnan Jenderal Imamora Hitoshi atas
nama Kemaharajaan Jepang.�
Gua Jepang di kawasan ini dibuat selama periode perang
Dunia Kedua ( 1941 - 1945 ) dengan menggunakan kerja
paksa selama kurang lebih 1 tahun.�Gua Jepang ini terbuat
dari tembok beton yang tertimbun tanah sebagai benteng
pertahanan dengan lubang - lubang pengintai ke arah laut
untuk mengawasi pendaratan oleh pihak sekutu.
• Museum Nyamuk
Museum Nyamuk berada di komplek perkantoran Loka
Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang (Litbang P2B2)-Ciamis. Museum ini
milik Departemen Kesehatan dan merupakan museum
nyamuk satu-satunya di Indonesia yang memilliki berbagai
fasilitas agar masyarakat waspada akan bahaya nyamuk.
Penggagas pertama kali pendirian Museum Nyamuk adalah
Sugiono, saat menjabat sebagai Kepala Loka Balitbang
P2B2 Ciamis.
Berlatar belakang pemikiran bahwa penyakit menular
dengan vektor nyamuk hingga kini masih menjadi beban
berat bagi sebagian besar negara tropis termasuk Indonesia.
Penyakit-penyakit menular melalui gigitan nyamuk seperti
demam berdarah dengue, malaria, filariasis dan chikungunya
masih endemis di banyak daerah di Indonesia dan merenggut
35
ribuan jiwa setiap tahun. Karena itu, masyarakat Indonesia
harus disadarkan akan keberadaan dan bahaya nyamuk.
Museum Nyamuk dibangun di atas tanah seluas 2.000 m2
dan dilengkapi fasilitas lainnya seperti Gedung Sinema
(teater Nyamuk), ruang multimedia, dan ruang Cinderamata,
yang pembangunannya selama 3 tahun dari tahun 2006-
2008. Museum ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, H.
Ahmad Heryawan pada tanggal 19 Agustus 2009.
Diresmikannya Museum dan Theater Nyamuk diharapkan
dapat menjadi ikon wisata ilmiah Litbangkes dan dapat
mempermudah akses hasil Litbangkes agar penelitian yang
dilakukan selama ini berhasil dan berdaya guna.
Keberadaan Museum Nyamuk ini setidaknya dapat
membantu masyarakat yang ingin mengetahui dan
mempelajari tentang nyamuk secara menyeluruh.
Pengunjung dapat mengenal berbagai fase perkembangan
nyamuk. Juga contoh-contoh specimen genus mulai dari
Aedes aegepty, nyamuk penyebar demam berdarah, hingga
nyamuk Culex quin-ques-fast-ciatus, penyebar penyakit kaki
gajah. Museum Nyamuk juga menyediakan film dokumenter
tentang siklus kehidupan nyamuk.
Museum dan teater nyamuk ini selain sebagai wisata
pendidikan untuk anak-anak juga bersifat promotif untuk
meningkatkan perilaku hidup sehat. Museum wisata ilmiah
ini juga dilengkapi dengan sarana penunjang insektarium,
laboratorium entomologi, parasitologi, farmakologi dan
virology, laboratorium uji Insektisida, perpustakaan dan
tanaman obat anti malaria dan pengusir nyamuk (Tompen).
Mosquito Theatre atau Teater Nyamuk merupakan ikon
Wisata Ilmiah Litbangkes yang keberadaannya tidak lepas
dari kegiatan workshop yang diselenggarakan atas kerjasama
36
Badan Litbangkes dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis.
Museum ini memiliki sekitar 80 koleksi nyamuk vector
penyebar penyakit asal dari Indonesia. Koleksi museum
dibagi dalam 6 genera, yaitu: Aedes, Culex, Anopheles,
Mansonia, Armigeres dan Toxor. Masing-masing genus
terdiri dari spesimen, stadium telur, larva, pupa dan nyamuk
selain itu juga dilengkapi koleksi tanaman pengusir nyamuk
dan tanaman obat untuk gejala penyakit yang dibawa
nyamuk
2.1.6 Produk
Buku panduan wisata (travel guide) Kabupaten Pangandaran berjudul
Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” ini merupakan
jenis buku panduan wisata (travel guide) yang pantas untuk dikoleksi. Buku
ini memuat tentang tempat-tempat wisata terbaik di Pangandaran yang dapat
dikunjungi selama perjalanan. Selain bertujuan mempopulerkan wisata
Pangandaran di masyarakat, buku ini juga merupakan media agar khalayak
umum sadar dan ingat bahwa pariwisata Indonesia itu luas adanya, dan tidak
hanya sekedar beberapa tempat seperti Jogjakarta, Bali, dan Bandung saja.
Buku panduan ini juga memuat segala detail keterangan / info yang
bersangkutan dengan tempat-tempat tersebut. Isi buku ini selain tentang
tempat-tempat wisata yang umum maupun yang unik (tidak diketahui banyak
orang), juga menjelaskan tentang Ciamis secara singkat, menginformasikan
tempat-tempat untuk mendapatkan oleh-oleh / cinderamata, hotel, rumah
makan, rumah sakit, dan tempat- tempat lain yang penting diketahui selama
perjalanan.
2.1.7 Target Audience Pangandaran
• Demografi
37
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Usia Khalayak : 5 - 60 Tahun
SES : B – C
• Psikografi
Aktif, Penuh keingin tahuan, senang mencari alternatif hiburan selain
mall, hobi travelling, keluarga yang senang atau ingin liburan,
backpacker, dan anak muda yang ingin mencari kegiatan baru ataupun
yang baru mencoba liburan hemat dan tanpa mengikuti jasa tour.
Menyukai wisata alam dan wisata budaya.
• Target Geografi
Masyarakat urban, turis lokal yang berasal dari kota besar seperti
Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan sekitarnya seperti Bekasi, Bogor,
Tasikmalaya, Garut, dll yang ingin mencari informasi tentang wisata di
Ciamis
2.1.8 Buku Pembanding
Gambar 15 : Cover Buku Journey Deep into Kapuas Hulu, One of the
World’s Last Frontier “Heart Of Borneo” The Authentic Experience
Judul : Journey Deep into Kapuas Hulu, One of the World’s
Last Frontier “Heart Of Borneo” The Authentic
Experience
Penerbit : Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kapuas Hulu
38
Jumlah Halaman : 80 Halaman
Jilid : Hard Cover
Bahan : Art Paper
Buku ini mengupas tentang pedalaman Kalimantan, dalam hal ini adalah
Sungai Kapuas hulu. Sungai yang terbentang luas di Kalimantan ini
mempunyai banyak cerita dan lokasi wisata yang dapat dijelajahi. Buku
ini menceritakan Kapuas Hulu secara fotografi juga. Cerita tentang
penduduk di Kapuas Hulu, Flora, Fauna, serta lokasi – lokasi menarik di
sepanjang Kapuas Hulu digambarkan dan didekripsikan secara singkat
dan jelas untuk memandu para wisatawan untuk menjelajahi Kapuas
Hulu.
2.1.9 Data Penerbit
Penerbit dari buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan
Pangandaran” ini adalah Kompas Gramedia. Kompas Gramedia adalah
salah satu penerbit di Indonesia yang cukup terkenal untuk mengupas
tentang buku – buku yang berisi tentang perjalanan wisata namun
dikemas dengan tampilan yang tidak biasa. Karena buku Eksotisme
Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” tidak hanya mengupas
tentang wisata, namun juga dari sisi fotografi yang dapat mengungkap
gambaran jelas tentang wisata di Pangandaran itu sendiri.
2.1.10 Analisa SWOT
Strength
1. Terdapat wisata Alam, Budaya, kuliner dalam satu tempat
2. Pantai Pangandaran dan Green Canyon yang sudah dikenal oleh
masyarakat lokal maupun luar
3. Salah satu objek wisata menarik di daerah Jawa Barat
4. Pilihan lokasi wisata yang banyak.
Weakness
1. Perjalanan ke Pangandaran yang jauh
2. Infrastuktur Wisata yang sederhana dan kurang baik
39
3. Potensi alam yang belum digarap secara maksimal
4. Infomasi mengenai visual lokasi wisata di Pangandaran yang
kurang meluas
Opportunity
1. Dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap kemajuan
pariwisata
2. Meningkatnya salah satu wisata di Pangandaran seperti Pangandaran
dan Green Canyon sebagai gerbang media informasi wisata lain
3. Pangandaran sebagai Balinese of Java.
Treat
1. Kekuatan informasi melalui website yang cepat dan aktual
2. Wisatawan yang lebih menyukai berwisata di daerah atau tempat
terkenal seperti Jogjakarta, Bali, Lombok bahkan hingga ke luar
negeri.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Landasan Teori
2.2.1.1 Teori Desain Buku
Dalam buku New Book Design yang ditulis oleh Roger Fawcett
Tang, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain
sebuah buku adalah :
1. Packaging
Tampilan luar suatu buku merupakan salah satu faktor
yang penting. Suatu kemasan buku yang baik mampu
menarik rasa keingintahuan orang untuk melihat buku
tersebut diantara buku-buku yang lain. Berikut hal-hal
yang dapat dipertimbangkan dalam membuat kemasan
buku , yaitu :
a. Fungsi utama kemasan buku sebagai pelindung
yang bisa diolah menjadi sangat menarik.
b. Menggunakan image yang mampu menarik
perhatian.
40
c. Struktur bentuk sampul buku yang berbeda ukuran
dan material.
2. Navigation
Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar
informasi yang ingin disampaikan diletakkan dalam
komposisi yang baik sehingga tidak membingungkan dan
menyesatkan pembaca.
3. Structure
Isi suatu buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu
tipografi, grid, dan image. Struktur dalam buku Eksotisme
Indonesia ”Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” ini akan
dibentuk oleh tipografi yang jelas, grid dan image yang
baik serta elemen pendukungnya.
2.2.1.2 Teori Publikasi
Dalam buku Page Layout, Roger Walton selaku general editor
mengatakan bahwa yang menentukan keberhasilan sebuah desain
bukan banyaknya materi yang dikeluarkan atau bagaimana proses
produksinya, melainkan bagaimana desainer memberikan sebuah
imajinasi kepada pembacanya dengan sesuai yang digambarkan
oleh bahasa verbal.
2.2.1.3 Teori Promosi dan Komunikasi
Desain komunikasi visual dalam terapannya sebagai ilmu
komunikasi yang memiliki fungsi dalam sebuah publikasi untuk :
1. To identify
2. To inform
3. To persuade
Sebuah karya desain komunikasi visual memiliki struktur yang
sama dengan karya seni murni. Satu hal yang menjadi perbedaan
mendasar adalah karena desain komunikasi visual memiliki
41
tujuan dan fungsi yaitu komunikasi, maka nilai yang juga penting
adalah komunikatif.
Suatu desain yang memiliki struktur dan kualitas estetika yang
baik namun tidak terlihat komunikatif, maka disebut gagal.
Dalam buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan
Pangandaran” ” , akan menggunakan bahasa yang bersifat
deskriptif, dan persuasif agar pembaca mampu mengenal dengan
jelas tempat-tempat wisata Pangandaran yang ada di dalamnya,
dan mampu menggugah keinginan pembaca untuk
mengunjunginya. Begitu pula dengan image yang digunakan
turut mampu menggambarkan keindahan suasana tempat wisata.
2.2.1.4 Teori Tipografi
Rudy Vanderlaans dan Suzanne Licko Émigré mengatakan
bahwa, “Pencarian tipografi bukan hanya untuk mudah dibaca
karena pencarian bentuk dan visual akan terhenti sampai font
yang sudah ada di komputer anda. Namun karakter akan lebih
berarti dalam pencaharian bentuk dan visual dalam
mengkomunikasikan suatu informasi. Pertanyaannya bukan hanya
mengapa namun bagaimana menarik audience agar mau
membaca dan mendapatkan suatu informasi.”
Dalam penggunaan tipografi ada beberapa pedoman yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Readibility (keterbatasan)
Merupakan tingkat atau level dimana sebuah tulisan
dipahami atau dibaca dengan mudah berdasarkan
kompleksitas penggunaan kata dan kalimat.
2. Clearity (kejelasan)
Clearity adalah hal yang paling penting dalam memilih
suatu jenis huruf. Menurut David Ogilvy, tipografi
42
‘menolong’ orang untuk membaca, sedangkan tipografi
yang buruk ‘mencegah’ orang untuk membaca.
3. Visiblity (dapat terlihat)
Pemakaian tipe huruf disesuaikan dengan komposisi yang
baik. Peletakan huruf yang terhalang oleh gambar atau
warna yang hampir sama dengan latar belakang akan
mempersulit pembaca.
4. Legibilty
Merupakan kejelasan visual dari penulisan teks, biasanya
berdasarkan ukuran jenis huruf, kontras, text block, dan
spasi antar huruf yang digunakan.
Dalam buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan
Pangandaran” ini akan digunakan kombinasi tulisan sans serif
dan serif. Jenis tulisan Proxima Nova akan digunakan dalam
pengunaan di headline dan jenis tulisan Robble digunakan dalam
bodytext karena merupakan font yang mudah dibaca dan menarik
untuk dikombinasikan.
Penggunaan font ini merupakan jenis kombinasi sans serif dan
serif agar bersifat bebas dan tidak kaku, sesuai dengan perjalanan
yang penuh dengan petualangan dan spontanitas, tetapi tidak
melupakan perencanaan yang matang.
2.2.1.5 Teori Layout
Dalam buku layout yang ditulis oleh Surianto Rustan, S.Sn,
layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain
terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung
konsep / pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu
proses / tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa
desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout adalah
pekerjanya
Dan dalam buku layout yang ditulis oleh Gavin Ambrose dan
Paul Harris (2005, p11), layout adalah pengaturan elemen-
43
elemen desain dalam kaitannya dengan ruang atau bidang dimana
elemen-elemen tersebut berada, dan dalam keserasian dengan
tampilan secara keseluruhan dari segi estetis. Sasaran utama dari
layout adalah untuk menampilkan elemen-elemen visual maupun
tekstual tersebut yang dikomunikasikan dalam cara yang teratur
sehingga memungkinkan pembaca untuk menangkapnya dengan
mudah. Tidak ada aturan “emas” dalam mengatur layout, karena
ada berbagai penanganan yang berbeda bagi tiap media yang
berbeda.
Dalam buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan
Pangandaran” ini ditampilkan layout yang minimalis namun
informatif dan menarik dalam tata letak elemen-elemen desainnya
dibandingkan dengan buku-buku wisata lainnya. Dan dalam buku
ini pula, penulis akan mengaplikasikan Grid System dalam
aplikasi layoutnya.
2.2.1.6 Teori Grid
Hans Neuberg berpendapat bahwa, ”Grid system tercipta karena
adanya pembagian-pembagian di mata kita, sehingga akan
menciptakan sistem, hal ini juga membuat akan terciptanya sistem
di dalam sistem. Grid adalah aturan main para desainer yang
digunakan untuk mempermudah desainer untuk menaruh
penempatan tipografi, komposisi, dan layout, namun yang lebih
penting adalah bagaimana kita membuat aturannya.”
Andre Jute dalam bukunya GRIDS : ‘The Structure of Graphic
Design’ menyebutkan bahwa tujuan utama penggunaan grid
adalah untuk menciptakan keteraturan dan menghindari adanya
kekacauan. Grid membantu pembaca menemukan materi di
tempat yang diharapkan setiap saat, baik ketika sedang santai
membuka halaman demi halaman pada majalah, ataupun ketika
secara cepat membaca jurnal profesional untuk mendapatkan
informasi yang relevan. Tujuan utama dari grid ini telah
44
mendorong desainer untuk berpikir secara konstruktif dan dengan
cara yang terstrukturisasi.
2.2.1.7 Teori Warna
Menurut Johann Wolfgang Van Gothe, warna berkaitan dengan
perasaan dan emosi. Warna berkaitan langsung dengan mata
dalam keadaan wajar, karena itu warna dapat dipandang dari segi
visual dan kejiwaan.
Menurut buku Color Harmony 2, warna adalah gabungan dari
kedua unsur yang sederhana dan kompleks. Warna adalah mutu
cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia.
Dengan kaitannya dalam pencitraan buku Eksotisme Indonesia
“Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” , warna dapat
merefleksikan karakter identitas yang ingin disampaikan melalui
elemen grafis di dalam buku. Dalam pemanfatan warna sebagai
penggugah emosi, warna akan diimplementasikan sesuai dengan
maksud dan tujuan tertentu. Dan akan menggunakan warna yang
bersifat alam bebas, seperti hijaunya rerumputan, birunya langit,
birunya laut, putihnya pantai, dan cokelatnya daratan
2.2.1.8 Teori Fotografi
Menurut Raymond Gehman dalam buku The Ultimate Field
Guide to Landscape Photography, hal-hal yang penting dalam
mengambil foto landscape adalah :
• Mengenal rasa dari sebuah tempat
Kita harus tahu apa yang ingin kita foto. Kita harus
memperhatikan cahaya di sekitar, dan jam berapakah yang
paling baik untuk mengambil foto tersebut karena cahaya
sangat penting dalam menghasilkan foto yang penuh detail.
• Pikirkan sifat yang ingin dihasilkan.
45
Cahaya sangat penting dalam menghasilkan nuansa dari
sebuah foto sehingga sesuai dengan suasana yang ingin kita
dapatkan, entah itu hangat, romantis, dingin, dan lain lain.
• Mengambil foto di tempat baru.
Selidikilah dulu jika ingin memfoto di tempat yang belum
dikenal. Cari tahu apa yang istimewa dari tempat itu dan
kapankah itu. Lalu putuskan akan mengambil foto itu
kapan, dengan cara bagaimana, dan menggunakan lensa
jenis apa.
• Lihat dan pikirkan.
Saat sampai di tempat, lihatlah ke sekitar, dan pikirkanlah
foto yang bagaimanakah dan angle seperti apakah yang
ingin dihasilkan.
• Membangun kemampuan dan melatih mata.
Berlatih terus menerus membuat kita jadi fotografer yang
lebih baik.
• Objek pemandangan.
Pikirkan teknik yang terbaik dalam mengambil foto dengan
objek yang berbeda, seperti aliran air, hutan, gurun, laut,
petir, dll.
Teori fotografi landscape penting untuk buku Eksotisme
Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” ,karena
sebagian besar tempat wisata Pangandaran adalah wisata alam
terbuka. Menggambarkan keindahan suasana pemandangan
merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembuatan
buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan
Pangandaran” .
2.2.2 Analisa SWOT Perancangan
Strength
46
1. Keberhasilan buku ini mampu menaikkan pamor Indonesia
sebagai salah satu negara wisata alam
2. Penduduk Indonesia menjadi tahu betapa indah dan kaya nya
Indonesia yang tidak kalah dengan luar negeri
3. Alam, Budaya, kuliner, dan tempat wisata menjadi salah satu
kekuatan Indonesia
4. Buku foto wisata tentang Pangandaran pertama di Indonesia
5. Daerah wisata di Pangandaran yang sangat potensial untuk
ditelusuri
Weakness
1. Daerah wisata di Pangandaran selain Green Canyon yang kurang
populer di kalangan masyarakat
2. Perjalanan ke Pangandaran yang jauh
3. Infrastuktur Wisata yang sederhana dan kurang baik
4. Potensi alam yang belum digarap secara maksimal
5. Infomasi mengenai visual lokasi wisata di Pangandaran yang
kurang meluas
Opportunity
1. Dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap kemajuan
pariwisata
2. Informasi berasal dari banyak sumber
3. Banyak orang yang memanfaatkan liburan untuk berjalan – jalan
4. Meningkatnya salah satu wisata di Pangandaran seperti Pangandaran
dan Green Canyon sebagai gerbang media informasi wisata lain
Treat
1. Kekuatan informasi melalui website yang cepat dan aktual
2. Wisatawan yang lebih menyukai berwisata di daerah atau tempat
terkenal seperti Jogjakarta, Bali, Lombok bahkan hingga ke luar
negeri.