BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1...

28
3 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Segala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : Data literatur : buku, artikel, dan media elektronik Survei Lapangan Wawancara dengan Pak Teddy selaku owner dari Cut The Crab Kuisioner 2.1.2 Data Literatur 2.1.2.1 Sejarah Cut The Crab Restoran kepiting yang sudah memiliki tiga cabang di Jakarta ini, dipelopori oleh Pak Teddy Yulianto. Pak Teddy Yulianto pada awalnya adalah seorang karyawan pada salah satu bank di Jakarta. Cut The Crab pertama kali beroperasi April 2013, dan berlokasi di Cikajang. Pada awalnya owner belum memiliki ketertarikan sama sekali pada bidang kuliner terurama seafood. Sebelum Cut The Crab beroperasi, gedung yang digunakan Cut The Crab merupakan sebuah restoran prasmanan yang dikelola oleh ibu dari Pak Teddy Yulianto. Namun ibu dari Pak Teddy Yulianto terkena kanker, yang menyebabkan terbengkelainya usaha restoran tersebut. Pertama kali membuka Cut The Crab Pak Teddy Yulianto berjuang sendiri dari titik nol. Mengembangkan usaha seafood dari awal dan mencari konsumen. Alasan Pak Teddy Yulianto untuk membuka restoran kepiting awalnya adalah kesukaannya pada makanan seafood. Konsep yang diusung oleh rumah makan ini juga cukup unik, yaitu disantap tanpa menggunakan piring mau alat makan apapun. Hidangan disajakan langsung

Transcript of BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1...

Page 1: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

3

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Sumber Data

Segala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :

• Data literatur : buku, artikel, dan media elektronik

• Survei Lapangan

• Wawancara dengan Pak Teddy selaku owner dari Cut The Crab

• Kuisioner

2.1.2 Data Literatur

2.1.2.1 Sejarah Cut The Crab

Restoran kepiting yang sudah memiliki tiga cabang di

Jakarta ini, dipelopori oleh Pak Teddy Yulianto. Pak Teddy

Yulianto pada awalnya adalah seorang karyawan pada salah

satu bank di Jakarta. Cut The Crab pertama kali beroperasi

April 2013, dan berlokasi di Cikajang. Pada awalnya owner

belum memiliki ketertarikan sama sekali pada bidang kuliner

terurama seafood. Sebelum Cut The Crab beroperasi, gedung

yang digunakan Cut The Crab merupakan sebuah restoran

prasmanan yang dikelola oleh ibu dari Pak Teddy Yulianto.

Namun ibu dari Pak Teddy Yulianto terkena kanker, yang

menyebabkan terbengkelainya usaha restoran tersebut.

Pertama kali membuka Cut The Crab Pak Teddy Yulianto

berjuang sendiri dari titik nol. Mengembangkan usaha seafood

dari awal dan mencari konsumen. Alasan Pak Teddy Yulianto

untuk membuka restoran kepiting awalnya adalah kesukaannya

pada makanan seafood. Konsep yang diusung oleh rumah

makan ini juga cukup unik, yaitu disantap tanpa menggunakan

piring mau alat makan apapun. Hidangan disajakan langsung

Page 2: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

4

di atas meja yang berlapis kertas, lalu disantap dengan tangan.

Konsep ini awalnya terinspirasi dari salah rumah makan yang

terletak di pelosok Makassar. Pada saat itu Pak Teddy Yulianto

sedang mengunjungi Makassar dan diajak untuk menikmati

seafood dipelosok Makassar, rumah makan yang dikunjungi

memiliki cara penyajian yang unik ya itu hidangan disajikan di

atas daun pisang dan disantap langsung dengan tangan.

Dengan konsep itulah Pak Teddy memakainya, dan terus

digunakan hingga sekarang.

2.1.2.2 Asal Usul Nama Cut The Crab

Nama Cut The Crab diambil dari idiom Cut The Crap

yang kemudian penggunaan kata Crap-nya diganti menjadi

Crab yang arti Indonesianya adalah kepiting. Makna dari Cut

The Crap itu sendiri dapat juga diartikan sebagai Cut The

Bullshit yang berarti “ngga usah banyak omong kerjain aja”.

Idiom itu diambil karena konsep penyajian pada Cut The Crab

yang tidak menggunakan alat apapun dan langsung disajikan di

atas meja. Setelah disajikan di meja maksud dari owner adalah

makanan tersebut langsung dinikmati tanpa basa basi dan tanpa

memperdulikan cara makan.

2.1.2.3 Visi dan Misi Cut The Crab

• Visi

Ingin menyajikan kepiting dengan kualitas yang

bagus tetapi dengan harga murah.

• Misi

Menjadi restoran kepiting yang go internasional.

Page 3: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

5

2.1.2.4 Logo Cut The Crab

Gambar 2.1 Logo Cut The Crab

2.1.2.4.1 Analisa Logo

• Font : Font yang digunakan pada logo cenderung

standard dan tidak memberi kesan apapun baik fun,

santai, modern, maupun classy.

• Gestalt : Alur baca pada logo sudah bagus tetapi

cenderung biasa, dengan peletakan typeface dan

gambar kepiting di tengah.

• Keterbacaan : Logo dapat terbaca dengan jelas dari

jarak jauh, namun penggunaan typeface dan

gambar kepiting sama-sama bold yang

menyebabkan tidak adanya fokus pada logo

tersebut.

• Warna : Warna yang digunakan pada logo cukup

aman yaitu hitam dan merah. Namun pada peng-

aplikasiannya logo berubah menjadi warna-warni.

Page 4: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

6

2.1.3 Survey Lapangan

2.1.3.1 Interior Cut The Crab

Gambar 2.2 Interior Cut The Crab

Gambar 2.3 Interior Cut The Crab

Gambar 2.4 Interior Cut The Crab

Page 5: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

7

Gambar 2.5 Interior Cut The Crab

Gambar 2.6 Interior Cut The Crab

Gambar 2.7 Interior Cut The Crab

Page 6: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

8

Gambar 2.8 Interior Cut The Crab

Gambar 2.9 Interior Cut The Crab

Gambar 2.10 Eksterior Cut The Crab

Page 7: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

9

Gambar 2.11 Ekterior Cut The Crab

Gambar 2.12 Seragam Pegawai

Page 8: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

10

Gambar 2.13 Apron Cut The Crab

2.1.3.1.1 Analisa Interior

Sistem identitas visual dan guidelines pada interior Cut

The Crab masi belum digunakan dengan benar dan

baik. Dapat dilihat dari penggunaan logo berwarna-

warni pada wallpaper sehingga membingungkan

pelangganan dengan logo yang sebenarnya. Pada lantai

basement dan lantai lainnya juga memiliki perbedaan

pada desain wallpapernya, di lantai basement tembok

dilukis dengan tema kartun bawah laut, sedangkan di

lantai 1 dan 2 desain yang digunakan berwarna-warni

dan tidak ada lukisan apapun hanya menggunakan

wallpaper dengan logo warna-warni dari Cut The Crab

itu sendiri.

Page 9: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

11

2.1.3.2 Menu Cut The Crab

Gambar 2.14 Menu Cut The Crab

Gambar 2.15 Menu Minuman

Gambar 2.16 Menu Paket

Page 10: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

12

Gambar 2.17 Menu Kepiting

Gambar 2.18 Menu Combo

Gambar 2.19 Menu Kepiting

Page 11: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

13

Gambar 2.20 Menu Seafood

Gambar 2.21 Menu Snack

Gambar 2.22 Menu Anak-Anak

Page 12: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

14

Gambar 2.23 Menu Dessert

2.1.3.2.1 Analisa Menu

Sistem guidelines tidak ada dan juga tidak terdapat

konsistensi pada desain menu. Pada bagian awal desain

yang digunakan ialah desain kartun namun pada

halaman bagian belakang desain kartun sudah tidak

digunakan lagi. Juga pada desain tidak terdapat layout,

sehingga terlihat berantakan.

2.1.4 Khalayak Sasaran

2.1.4.1 Target Market

2.1.4.1.1 Demografi

Gender : Pria - Wanita

Usia : 22-35 tahun

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Karyawan, Mahasiswa,

Keluarga Muda

Kelas Sosial : A – B

2.1.4.2 Geografi

- Berada di Jakarta dan Sekitarnya

- Mayoritas warga di sekitar restoran Cut The Crab

Page 13: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

15

2.1.4.3 Psikografi

- Pecinta kuliner khususnya seafood

- Penggila pedas

- Mengendarai motor, dan mobil pribadi

- Menyukai sistem tata makan yang unik dan santai

2.1.5 Kuesioner

Berikut data hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 orang

melalui internet, untuk membatu menganalisis masalah pada Cut The

Crab.

• Jenis kelamin anda?

Gambar 2.24 Grafik Kuesioner

• Berapakah usia anda saat ini?

Gambar 2.25 Grafik Kuesioner

Page 14: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

16

• Apakah perkerjaan anda?

Gambar 2.26 Grafik Kuesioner

• Dimanakah anda tinggal?

Gambar 2.27 Grafik Kuesioner

• Penghasilan anda sebulan?

Gambar 2.28 Grafik Kuesioner

Page 15: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

17

• Apakah anda menyukai makanan seafood?

Gambar 2.29 Grafik Kuesioner

• Dimana biasanya anda menikmati seafood?

Gambar 2.30 Grafik Kuesioner

• Apakah anda mengetahui tentang “Cut The Crab”?

Gambar 2.31 Grafik Kuesioner

Page 16: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

18

• Darimana anda mengetahui tentang “Cut The Crab”?

Gambar 2.32 Grafik Kuesioner

• Apakah anda pernah mengunjungi restoran “Cut The Crab”?

Gambar 2.33 Grafik Kuesioner

• Apakah anda mengetahui logo “Cut The Crab”?

Gambar 2.34 Grafik Kuesioner

Page 17: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

19

• Apakah logo di atas perlu diganti atau tidak?

Gambar 2.35 Grafik Kuesioner

• Apa yang menjadi pilihan anda untuk mengunjungi restoran?

Gambar 2.36 Grafik Kuesioner

Page 18: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

20

2.1.6 Kompetitor

Kompetitor dari restoran Cut The Crab, diantaranya:

• The Holy Crab

Gambar 2.37 Logo The Holy Crab

Jakarta, Indonesia, 28 Januari 2014: Ersons Foods,

perusahaan yang telah menaungi tiga merk dagang

usaha di Indonesia; Hokkaido Ramen Santouka,

Grandma’s Suki dan Grandma’s Thai kembali hadirkan

terobosan terbarunya berupa restoran hidangan laut ala

Louisiana, Amerika Serikat bagi masyarakat Indonesia.

Outlet pertama The Holy Crab yang dibuka pada

tanggal 3 Februari 2014 ini menandakan semakin

beragamnya tawaran portfolio produk jasa makanan

dan minuman di bawah bendera Ersons Foods. Dengan

lokasi strategis yang bersebelahan dengan kawasan

SCBD, The Holy Crab bertujuan untuk menjamu

masyarakat dengan tidak hanya dengan akses yang

mudah, tapi juga dengan menyediakan ukuran ruangan

yang besar dan nyaman. Restoran 2-lantai yang terletak

di Jalan Gunawarman Nomor 55 ini memiliki kapasitas

130 kursi, bertujuan untuk memberikan pelayanan

Page 19: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

21

prima bagi para pelanggan, serta menyediakan fasilitas

area tersendiri yang dapat digunakan untuk berbagai

acara pribadi. Guna memberikan pengalaman unik bagi

pelanggan, suasana interior The Holy Crab dibuat

dengan memadukan Southern Hospitality ala Louisiana

dengan nuansa nautical yang menjadikan pengalaman

bersantap hidangan laut tak terlupakan bagi para

pelanggan.

“Keistimewaan The Holy Crab terletak pada tiga

elemen yaitu, variasi seafood yang disajikan, bumbu

special hasil racikan sendiri, serta cara makan yang

unik. Kami menyediakan bermacam-macam hidangan

laut impor dan lokal dengan kualitas terbaik, yang

kemudian dipadukan dengan kelezatan saus spesial

rahasia yang kami ciptakan sendiri di dapur kami,” ujar

Albert Wijaya, Executive Chef dan Pemilik, The Holy

Crab. “Perpaduan hidangan laut kelas dunia yang

dimasak dengan standar dan metode khas Louisiana,

ditambah suasana nyaman serta unik, menjadi kekuatan

The Holy Crab dalam meningkatkan pengalaman

bersantap hidangan laut di sini. Dengan harga yang

cukup terjangkau, menu andalan kami dapat dinikmati

oleh semua keluarga”.

• Rasane

Gambar 2.38 Logo Rasane

Rasane Seafood dan Ikan Bakar berdiri sejak bulan

Agustus tahun 2002 di sebuah ruko kecil di Taman

Page 20: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

22

Ratu, Jakarta Barat. Pada tahun 2005, Rasane mulai

membuka cabang pertamanya di Taman Palem Lestari

dan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan cabang

Puri Indah pada pertengahan tahun 2006. Rasane

Taman Ratu kemudian direlokasi ke Greenville

sedangkan Rasane Taman Palem Lestari ke Citra

Garden 6. Kemudian pada tahun 2009 Rasane

membuka cabang di Kelapa Gading, Citra Garden 1

dan Surabaya. Cabang terbaru Rasane di Alam Sutera

dan Ancol baru saja buka pada tahun 2011 dan di Tebet

pada tahun 2012. Sehingga saat ini Rasane telah

mempunyai 8 cabang yaitu Rasane Puri Indah,

Greenville, Citra Garden 6, Citra Garden 1, Kelapa

Gading, Ancol, Tebet dan Alam Sutera. Berawal dari

kecintaan akan masakan seafood sejak kecil dan

pengalaman hunting masakan seafood di seluruh

Jakarta bahkan seluruh Indonesia mendorong John B

Indrajaya, pendiri Rasane untuk membuka sebuah

restoran seafood yang menyajikan seafood dengan

kualitas terbaik dari sumber-sumber laut seluruh

Indonesia. Konsep yang diusung adalah restoran

seafood dengan cita rasa khas Indonesia, selalu

menyajikan seafood yang paling segar bahkan hidup,

ruangan yang selalu bersih dan nyaman, layanan cepat

dan ramah dengan suasana santai, hangat dan

memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat kota

besar Indonesia.

Page 21: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

23

• Jemahdi

Gambar 2.39 Logo Jemahdi

Jemahdi seafood adalah tempat anda dapat menikmati

makanan seafood yang fresh dan lezat/ Outlet pertama

Jemahdi terletak di Muara Karang (Jakarta Utara) dan

didirikan pada 16 April 2005 dan telah berpindah lokasi

ke Pluit pada 1 Juli 2012, dengan tujuan

memaksimalkan dan memastikan kenyamanan suasana

bagi para pelanggan. Kualitas menjadi hal yang selalu

diutamakan. Oleh karena itu, Jemahdi selalu

memberikan makanan laut yang terbaik sejak pertama

kali dibuka di tahun 2005.

• Bandar Djakarta

Gambar 2.40 Logo Bandar Djakarta

Bandar Djakarta, adalah Seafood Restaurant dengan

konsep memiliki pasar ikan sendiri yang menyediakan

beragam live seafood dan fresh seafood, yang

memberikan semua kenyamanan yang anda harapkan.

Pemandangan yang indah, suasana yang nyaman,

bersantai dan berekreasi sambil menikmati hidangan

laut.

Page 22: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

24

Bandar Djakarta - Ancol, adalah restaurant seafood di

tepi laut teluk Jakarta yang memberikan semua

kenyamanan yang anda harapkan. Pemandangan yang

indah, suasana yang nyaman, bersantai dan berekreasi

sambil menikmati hidangan laut yang lezat berkualitas.

Anda dapat memilih duduk di tepi pantai, lesehan atau

di dalam ruangan-ruangan yang terbuka dan tertutup

dengan kapasitas sampai 1800 orang, sambil menikmati

lagu-lagu manis yang dinyanyikan oleh artis Bandar.

Seakan kita berada di tengah pusat belanja di bandar

tua Jakarta tempo doeloe yang romantis. Di design

mengunakan ornamen-ornamen utamanya pintu-pintu

tua dari toko-toko tua yang dikumpulkan dari desa-desa

di sekitar JaBoTaBek, agar bentuk dan keaslian

penampilan dapat sesuai keberadaanya yang langsung

di pinggir laut dan laguna Ancol, perahu-perahu yang

bersandar di tepinya, nyiur melambai serta

pemandangan alam yang indah dan bersih. Kita lupa

sejenak, kebisingan dan debu, asap kota Jakarta. Mulai

dengan memilih dan belanja ikan, cumi, udang,

kepiting, kerang, sesuai dengan kebutuhan anda, di

pasar ikan yang disediakan semuanya segar-segar dan

beragam. Anda dapat minta di masak sesuai dengan

selera anda. Kemudian anda akan diantar ke tempat

pilihan anda sendiri dimana suasana yang cocok dengan

keinginan anda untuk bersantap dan bersantai dengan

pelayanan yang ramah tamah dan akrab.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Landasan Teori

Page 23: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

25

2.2.1.1 Teori Branding

Wheeler (2013: 6) mengemukakan pendapatnya mengenai

apa itu branding sebagai berikut:

“Branding is a disciplined process used to build

awareness and extend customer loyalty. It requires a mandate

from the top and readiness to invest in the future. Branding is

about seizing every opportunity to express why people should

choose one brand over anther.”

Yang bisa di artikan branding adalah sebuah proses

disiplin yang digunakan untuk membangun kesadaran dan

memperluas loyalitas pelanggan. Branding juga membutuhkan

mandat dari yang teratas dan terbagus sebagai investasi di

masa depan. Branding adalah tentang bagaiman menarik dan

melihat setiap kesempatan serta untuk menjelaskan mengapa

seseorang harus memilih satu merk diantara merk lainnya.

Menurut Alina Wheeler alasan sebuah perusahaan untuk

berinvestasi pada brand identity, yaitu:

• Mempermudah pelanggan untuk membeli

• Mempermudah sales untuk menjual

• Mempermudah untuk membangun sebuah merk

dagang

Sedangkan menurut Robin Landa pada bukunya

Designing Brand Experiences. Brand experiences adalah

sebuah pengalaman atau perasaan yang dirasakan oleh

konsumen setiap kali berinteraksi atau melihat brand

tersebut. Setiap interaksi brand yang dirasakan atau

dialami oleh konsumen itu mempengaruhi persepsi dia

terhadap brand tersebut. Baik itu pendapat positif, negatif,

maupun netral.

2.2.1.2 Teori Logo

Page 24: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

26

Menurut Surianto Rustan pada bukunya Mendesain Logo

asal kata logo adalah dari bahasa Yunani logos, yang berarti

kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih

dulu di populer adalah istilah logotype, bukan logo. Logo

merupakan penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru

muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular daripada

logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja: tulisan,

logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain.

Dan menurut Robin Landa pada bukunya Designing

Brand Experiences, logo adalah sebuah identias seperti symbol

yang unik atau wordmark, yang juga dikenal sebagai

brandmark, mark, logotype, logomark, atau trademark.

Sebuah logo harus dapat mewakili dan mencakup segala

sesuatu dari sebuah brand ataupun sebuh perusahaan. Dari

buku tersebut juga dapat diketahui bahwa logo harus dapat:

• Memberi ciri khas yang membedakan dengan

kompetitornya

• Mudah diingat

• Dapat dipakai dimanapun dan mengkomunikasi

brand

• Dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama

• Terdaftar dan memiliki hak legal atas logo tersebut

2.2.1.3 Teori Tipografi

Menurut James Craig dalam bukunya Designing with

type – A basic course in typography. Tipografi adalah seni

mendesain dengan huruf.

Pada bukunya juga James Craig mengatakan ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan huruf,

yaitu :

- Legibility dan Readability

Page 25: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

27

Legibility adalah menekankan pada keterbacaan dari suatu

huruf atau tingkat kemudahan mata mengenali suatu

tulisan, readability adalah tingkat kenyamanan suatu

susunan huruf saat dibaca atau kualitas dan jenis huruf

serta pemilihan huruf secara tepat.

- Figure/Ground

Juga bisa disebut sebagai area negatif dan positif. Ini

merupakan istilah yang sering digunakan dalam

menganalisis desain. Figure adalah yang paling dominan

dan harus terlihat lebih dahulu oleh mata yang bisa disebut

sebagai sisi ‘positif’, sedangkan ground adalah bagian

‘negatif’. Misal, huruf yang berwarna hitam adalah figure,

sementara white space adalah ground.

- Justified dan Unjustified

Membuat huruf menjadi rata tengah adalah istilah dari

justified. Huruf bisa juga dibuat rata kiri, rata kanan atau

tidak beraturan maka itu disebut unjustified.

- White space

White space secara singkat adalah bagian kosong yang

tidak mengandung konten didalamnya. White space sangat

berpengaruh dalam desain karena dapat memberikan

harmoni serta sebagai panduan mata pada keseluruhan

desain.

2.2.1.4 Teori Warna

Dalam bukunya Pantone Guide to Communicating with

Color, Leatrice Eiseman mengatakan :

“The colors that we see are invariably influenced by what

we feel. From the time of early infancy when our eyes first

perceive color, we start to formulate feelings about those

colors that invariably carry over into adult life.”

Yang dapat diartikan juga, “Warna yang kita lihat selalu

dipengaruhi oleh apa yang kita rasakan. Dari ketika seseorang

Page 26: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

28

pertama kali melihat warn, kita mulai untuk menentukan

perasaan mengenai warna tersebut dan itu berlangsung hingga

dewasa.”

Dalam bukunya Leatrice Eiseman juga mengartikan

beberapa warna, yaitu

• Orange

Orange sering dilihat sebagai warna paling panas

di antara semua warna. Hal ini juga membuat

orange melekat dengan musim gugur. Dapat juga

dilihat sebagai warna yang playful, ramah, bahagia

dan anka-anak. Orange merupakan gabungan dari

warna merah, dan dicampur dengan warna kuning

yang memliki unsur bahagia dan ceria.

• Kuning

Di setiap kalangan, kuning sering disamakan

dengan kemegahan dan panas matahari. Kuning

mengemulsi sinar matahari, cahaya, dan

kehangatan. Kuning terang, mewakili sebagai

ceria, halus, dan lembut untuk disentuh.

• Biru

Biru paling sering diwakilkan dengan langit dan

air, biru dianggap sebagai hal konstan di kehidupan

kita. Biru juga memberi kesan tenang, dan tenang.

2.2.1.5 Teori Doodle

Dalam bukunya Kwei (2013) mengemukakan pendapatnya

mengenai Doodling/Doodle sebagai berikut:

“Doodling is not a thinking activity but a spontaneous

one, subliminal, personal, and ultimately revealing.”

Yang dapat juga diartikan, Doodling adalah sebuah

aktivitas yang dilakukan secara spontan, tanpa sadar,

perorangan, dan mengandung makna.

Page 27: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

29

Pada bukunya Eleanor Kwei juga mengungkapkan bahwa

Doodling membantu konsentrasi membantu mata dan tangan ,

sementara otak menyerap informasi. Berdasarkan teori otak

kiri dan otak kanan, kedua otak terkadang bekerja sama untuk

membantu kita dalam mengatasi dan menghadapi masalah.

Doodling sangat membantu aktivitas otak kanan. Doodling,

juga merupakan hal yang membantu dalam proses kerja otak

kiri.

Menurut Eleanor Kwei Doodling menggunakan 2 hal,

yaitu :

• Titik

Merupakan tanda paling dasar, tetapi jika

disatukan dapat membentuk suatu hal yang

canggih dan indah.

• Garis

Garis menjelaskan struktur dan mengalihkan

pandangan mata ke poin utama.

2.2.2 S W O T

Setelah mendapatkan data melalui interview dan analisis ditemukan

komposisi S W O T dari Cut The Crab sebagai berikut:

2.2.2.1 Strength:

• Tersedia banyak jenis paket harga.

• Varian kepiting beragam.

• Saus yang ditawarkan bermacam-macam.

• Kebersihan restoran terjaga.

• Makanan selalu fresh.

• Cara makan yang khas.

2.2.2.2 Weakness:

• Belum memiliki banyak cabang

• Kurangnya media promosi.

• Tidak ada identitas visual yang jelas.

Page 28: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02077-DS Bab2001.pdfSegala data dan informasi yang mendukung proses pengerjaan

30

• Brand masi dibuat seadanya.

• Menu terlihat amburadul.

• Table decor sama sekali tidak ada.

2.2.2.3 Opportunity:

• Banyak pencinta seafood.

• Gaya hidup serba praktis.

• Letaknya strategis sehingga mudah dijangkau.

• Dapat dijadikan tempat reuni.

• Belum banyak restoran yang menyediakan beraneka

ragam kepiting.

2.2.2.4 Threat:

• Tidak setiap hari orang mengkonsumsi seafood.

• Belum ada identitas visual yang melekat.

• Banyak bermunculan restoran baru.

• Seafood dapat menyebabkan alergi.

• Masih banyak seafood kaki lima dengan harga yang

lebih murah.