BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00136-IF bab 2.pdf · dalam...

46
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Date (2000,p9), lebih nyaman untuk merujuk data dalam sebuah basis data sebagai data yang persistent. Dengan kata “persistent”, maksudnya adalah untuk memberi kesan bahwa data dalam basis data berbeda dalam jenis dengan data lain, lebih cepat berlalu, data, seperti input data, output data, pernyataan kontrol, barisan tugas, blok-blok pengontrol software, hasil intermediate, dan yang lebih umum semua data yang transient dalam alam. Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005,p5), kita sekarang mendefinisikan data sebagai representasi objek dan kejadian yang tersimpan sekaligus memiliki arti dan kepentingan di dalam lingkungan user. Definisi ini meliputi tipe data yang terstruktur maupun tak terstruktur. Sekarang ini data yang terstruktur maupun tidak terstruktur sering kali tergabung di dalam basis data yang sama untuk menciptakan lingkungan multimedia yang sebenarnya. Sebagai contoh, sebuah bengkel mobil bisa menggabungkan data terstruktur yang menjelaskan tentang pelanggan dan mobil dengan data multimedia seperti foto dan hasil scan.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00136-IF bab 2.pdf · dalam...

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Data

Menurut Date (2000,p9), lebih nyaman untuk merujuk data dalam

sebuah basis data sebagai data yang persistent. Dengan kata “persistent”,

maksudnya adalah untuk memberi kesan bahwa data dalam basis data

berbeda dalam jenis dengan data lain, lebih cepat berlalu, data, seperti

input data, output data, pernyataan kontrol, barisan tugas, blok-blok

pengontrol software, hasil intermediate, dan yang lebih umum semua data

yang transient dalam alam.

Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005,p5), kita sekarang

mendefinisikan data sebagai representasi objek dan kejadian yang

tersimpan sekaligus memiliki arti dan kepentingan di dalam lingkungan

user. Definisi ini meliputi tipe data yang terstruktur maupun tak

terstruktur. Sekarang ini data yang terstruktur maupun tidak terstruktur

sering kali tergabung di dalam basis data yang sama untuk menciptakan

lingkungan multimedia yang sebenarnya. Sebagai contoh, sebuah bengkel

mobil bisa menggabungkan data terstruktur yang menjelaskan tentang

pelanggan dan mobil dengan data multimedia seperti foto dan hasil scan.

 

9

2.1.2 Sistem

Menurut Mulyadi (2001,p3), sistem pada dasarnya adalah

sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang

berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini

dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai

berikut:

1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang

bersangkutan

3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan

sistem

4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lainnya yang lebih

besar

Menurut McLeod dan Schell (2001,p9), sistem adalah gabungan

elemen yang terintegrasi dengan tujuan normal seperti mencapai target.

Organisasi seperti firma atau bisnis area cocok dengan definisi ini.

Organisasi terdiri dari sumber daya yang kita identifikasi dari awal dan

mereka bekerja untuk mencapai tujuan tertentu yang diberitahukan daari

pemilik atau atasan.

Menurut O’Brien (2003,p8), sistem dapat diterangkan dengan

mudah sebagai kelompok yang saling berhubungan atau elemen yang

berinteraksi membentuk sebuah sistem secara keseluruhan. Banyak contoh

 

10

dari sistem dapat diketemukan didalam fisik dan konsep biologi, serta

dalam teknologi modern dan juga dalam masyarakat. Contoh fisik

misalnya sistem antar planet dan matahari, sistem biologi pada tubuh

manusia, sistem dalam pemurnian minyak dan sistem sosial dalam

organisasi bisnis.

2.1.3 Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2005,p15), basis data adalah sebuah

koleksi bersama dari data yang berhubungan secara logikal, dan sebuah

deskripsi dari data, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari

sebuah organisasi. Dapat dikatakan juga basis data adalah kumpulan file

yang saling berhubungan, hubungan tersebut biasa ditunjukkan dengan

kunci dari tiap file yang ada.

2.1.4 Sistem Basis Data

Menurut Date (2000,p5), sistem basis data pada dasarnya adalah

sebuah sistem penyimpanan record secara terkomputerisasi, atau dengan

kata lain sebuah sistem terkomputerisasi yang tujuan keseluruhannya

adalah untuk menjaga informasi dan membuat informasi tersebut tersedia

sesuai kebutuhan. Kenapa menggunakan sistem basis data? Kelebihan dari

sistem basis data terhadap sistem yang lebih tradisional, metode metode

 

11

penyimpanan record berbasis kertas akan lebih nyata dengan contoh-

contoh. Beberapa di antaranya adalah:

1) Compactness: Tidak ada kemungkinan akan menumpuknya

arsip-arsip kertas yang sangat banyak.(voluminous paper files).

2) Speed: Mesin dapat mengambil dan mengubah data jauh lebih

cepat daripada yang manusia bisa. Secara khusus, pertanyaan-

pertanyaan yang terlintas tiba-tiba(seperti, “Apakah kita punya

Zinfandel lebih banyak daripada Pimot Noir?”) dapat dijawab

lebih cepat tanpa adanya kebutuhan untuk membaca manual

yang menghabiskan waktu atau pencarian secara visual.

3) Less drudgery: Sebagian dari rasa bosan yang disebabkan oleh

kegiatan menjaga arsip-arsip dengan tangan dapat dieleminasi

tugas-tugas yang berhubungan dengan mesin akan selalu lebih

baik dikerjakan oleh mesin.

4) Currency: Informasi yang akurat, terbaru selalu tersedia sesuai

kebutuhan kapan saja.

2.1.5 Database Management System (DBMS)

Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2005,p7), Database

Management System (DBMS) adalah sistem software yang digunakan

untuk menciptakan, menjaga, dan memberikan akses kontrol pada

pengguna sistem basis data. DBMS memungkinkan untuk pengguna dan

programmer aplikasi untuk berbagi data, dan DBMS memungkinkan untuk

 

12

mendistibusikan data ke banyak aplikasi dibanding perpindahan dengan

menggunakan file untuk setiap aplikasi baru. DBMS juga mendukung

fasilitas untuk mengontrol data akses, memperkuat integritas data,

mengatur konkurensi dan mengembalikan basis data ke bentuk semula.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p16), Database Management

System (DBMS) adalah sebuah sistem software yang membolehkan para

pengguna untuk memberi definisi, membuat, menjaga, dan mengontrol

akses ke basis data. Pada umumnya DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas

berikut ini:

1) Mengijinkan pengguna untuk mendefinisikan basis data, biasanya

melalui sebuah Data Definition Language(DDL). DDL mengijinkan

pengguna untuk menspesifikasikan struktur dan tipe data dan

batasan-batasan terhadap data untuk disimpan dalam basis data.

2) Mengijinkan pengguna untuk memasukan, mengubah, dan

mengambil data dari basis data, biasanya melalui sebuah Data

Manipulation Language(DML). Sebagai pusat penyimpanan untuk

semua data dan deskripsi data, DML menyediakan fasilitas

penyelidikan umum untuk data, yang disebut sebagai bahasa query .

Ketentuan dari sebuah bahasa query meringankan masalah dalam

sistem berbasis arsip dimana pengguna harus bekerja dengan sebuah

set queries atau ada sebuah perkembangbiakan dari program,

memberikan masalah besar pada manajemen software . Bahasa query

 

13

yang paling umum adalah Structured Query Language, yang

sekarang secara formal maupun de facto adalah bahasa standar untuk

relational DBMS.

3) Menyediakan akses terkontrol terhadap basis data. Sebagai contoh,

DBMS dapat menyediakan:

a. Sebuah sistem keamanan, yang mencegah pengguna tidak

berwenang mengakses basis data.

b. Sebuah sistem integritas, yang menjaga konsistensi dari data

yang disimpan.

c. Sebuah sistem concurrency, yang mengijinkan akses bersama

dari basis data.

d. Sebuah sistem kontrol recovery, yang mengembalikan basis

data ke tahap sebelumnya oleh sebab kegagalan software atau

hardware.

e. Sebuah katalog yang dapat diakses pengguna, mengandung

deskripsi dari data dalam basis data.

2.1.6 Siklus Hidup Pengembagan Sistem Basis Data(Database System

Development Lifecycle).

Menurut Connolly dan Begg (2005,p283), tahap dari DSDLC tidak

selalu sekuensial, tapi melibatkan sejumlah repetisi dari tahap sebelumnya.

Repetisi itu dilakukan melalui feedback loops.

 

14

Gambar 2.1 The Stage of Database System Development Lifecycle

Penjelasan dari tahap-tahap siklus hidup diatas adalah:

2.1.6.1 Perencanaan Basis Data.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p286), perencanaan basis

data adalah aktivitas manajemen yang mengijinkan tahap-tahap dari

siklus hidup aplikasi basis data untuk dapat direalisasikan seefektif

dan seefisien mungkin. Langkah penting pertama dari perencanaan

 

15

basis data adalah mendefinisikan dengan jelas pernyataan misi dari

sistem. Ini akan membawa proyek basis data ke dalam organisasi

untuk mendefinisikan secara normal pernyataan misi. Pernyataan misi

membantu untuk memperjelas tujuan dari sistem basis data dan

menyediakan jalan yang lebih bersih menuju kreasi efektif dan efisien

dari sistem basis data yang dibutuhkan. Setelah pernyataan misi

didefinisikan, aktivitas selanjutnya meliputi identifikasi sasaran misi.

Setiap sasaran misi seharusnya mengidentifikasi tugas tertentu yang

didukung oleh sistem basis data.

Pernyataan dan sasaran ini perlu didukung oleh informasi

tambahan yang menentukan perkerjaan apa yang harus diselesaikan,

sumber-sumber yang mendukungnya, dan biaya yang harus

dikeluarkan. Perencanaan basis data juga harus mengandung

pengembangan standar yang mengatur bagaimana data akan diterima,

bagaimana spesisfikasi format, dokumentasi apa yang diperlukan, dan

bagaimana desain dan implementasi harus dijalankan.

2.1.6.2 Definisi Sistem.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p286), definisi sistem

adalah mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data

dan pandangan utama pengguna. Sebelum mendesain sistem basis

data, merupakan hal yang esensial untuk mengidentifikasi dahulu

jangkauan dari sistem yang kita sedang investigasi dan bagaimana dia

berinteraksi dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi.

 

16

Penting bahwa yang kita masukan dalam jangkauan sistem bukan

hanya pengguna-pengguna dan area aplikasi saat ini namun juga

pengguna dan aplikasi masa depan.

2.1.6.3 Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p288), analisis dan

pengumpulan kebutuhan adalah proses mengumpulkan dan

menganalisis informasi tentang bagian organisasi yang akan didukung

oleh sistem basis data, dan menggunakan informasi ini untuk

mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem baru. Ada banyak teknik

untuk mengumpulkan informasi ini, disebut teknik mengumpulkan

fakta. Informasi yang dikumpulkan untuk tiap pandangan pengguna

utama meliputi:

a) Deskripsi dari penggunaan data.

b) Penjelasan mengenai bagaimana data akan digunakan.

c) Semua kebutuhan tambahan untuk sistem basis data baru.

Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi

kebutuhan atau fitur yang akan dimasukkan ke dalam sistem basis data

baru. Kebutuhan ini dijelaskan dalam dokumen yang secara kolektif

dirujuk sebagai spesifikasi kebutuhan untuk sistem basis data baru..

Aktivitas penting lain yang diasosiasikan dengan tahap ini adalah

memutuskan bagaimana menghadapi situasi dimana ada lebih dari satu

pandangan pengguna untuk sistem basis data. Ada 3 macam

 

17

pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sebuah sistem basis data

dengan banyak pandangan pengguna, yaitu:

a. Pendekatan terpusat.

Kebutuhan untuk tiap pengguna disatukan ke dalam

satu set kebutuhan untuk sistem basis data baru. Sebuah

model data yang merepresentasikan semua pandanan

pengguna dibuat ketika tahap merancang basis data.

b. Pendekatan view integration.

Kebutuhan untuk tiap pandangan pengguna tetap

sebagai daftar yang terpisah. Model data yang

merepresentasikan setiap pandangan pengguna dibuat dan

kemudian disatukan saat tahap merancang basis data.

c. Kombinasi dari kedua pendekatan tersebut.

2.1.6.4 Perancangan Basis Data.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p291), perancangan basis

data adalah proses membuat sebuah desain yang mendukung

pernyataan misi dan sasaran misi perusahaan untuk sistem basis data

yang diperlukan.

Ada dua pendekatan dalam perancangan basis data, yaitu:

1. Pendekatan bottom-up.

Dimulai pada level dasar dari atribut, yang melalui analisis

dari asosiasi antar atribut, dikelompokan menjadi hubungan yang

 

18

merepresentasikan jenis-jenis entitas dan hubungan antar entitas.

Pendekatan ini sistem basis data sederhana yang jumlah atributnya

tidak terlalu banyak.

2. Pendekatan top-down.

Dimulai dengan pengembangan model data yang

mengandung sebuah entitas level tinggi dan relasi, kemudian

mengaplikasikan perbaikan top-down untuk mengidentifikasikan

entitas level rendah, relasi, dan atribut yang terasosiasi. Pendekatan

ini diilustrasikan menggunakan konsep dari model relasi entitas.

2.1.6.5 Pemilihan DBMS.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p295-297), pemilihan

DBMS yang sesuai untuk mendukung basis data. Jika tidak ada

DBMS, bagian yang diperlukan dalam siklus hidup untuk membuat

pemilihan hanya antara fase basis data konseptual dan logikal. Namun,

pemilihan dapat dilakukan kapan saja saat rancangan logikal yang

menyediakan informasi yang cukup telah tersedia memperhatikan

kebutuhan sistem seperti performa, kemudahan melakukan

strukturisasi ulang, keamanan, dan batasan integritas.

Langkah untuk memilih DBMS adalah:

1. Mendefinisikan syarat referensi studi.

Menentukan sasaran, jangkauan dari studi, dan tugas-tugas yang

harus dikerjakan.

 

19

2. Mendaftar dua atau tiga produk.

Membuat daftar produk-produk, seperti dari mana didapat, berapa

harganya, dan cara mendapatkannya.

3. Mengevaluasi produk.

Produk yang ada dalam daftar diteliti lebih lanjut untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangannya.

4. Merekomendasikan pilihan dan menghasilkan laporan.

Langkah akhir dari pemilihan DBMS adalah untuk

mendokumentasikan proses dan menyediakan pernyataan dari

penemuan dan rekomendasi untuk produk DBMS tertentu.

2.1.6.6 Perancangan Aplikasi.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p299-300), perancangan

aplikasi adalah rancangan dari antar muka pengguna dan program

aplikasi yang menggunakan dan memroses basis data. Dilihat dari

gambar 2.1, perancangan basis data dan perancangan aplikasi adalah

akitivitas paralel pada siklus hidup aplikasi basis data. Dalam kasus

sebenarnya, tidak mungkin untuk menyelesaikan perancangan aplikasi

sebelum perancangan basis data selesai.

Kita harus memastikan bahwa semua kegunaan yang

disebutkan dalam spesifikasi kebutuhan pengguna harus ada dalam

perancangan aplikasi untuk sistem basis data. Ini termasuk merancang

program aplikasi yang mengakses basis data dan merancang transaksi.

Sebagai tambahan kepada merancang bagaimana kegunaan yang

 

20

diperlukan harus dicapai, kita harus merancang sebuah antar muka

pengguna yang sesuai ke sistem basis data. Antar muka ini harus

memberikan informasi yang diperlukan dalam format yang ‘user-

friendly’. Pentingnya perancangan antar muka pengguna ini kadang

dilupakan dalam tahap perancangan.

2.1.6.7 Prototyping.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p304), prototyping adalah

membangun sebuah model kerja dari sistem basis data. Prototipe

adalah sebuah model kerja yang tidak hanya mempunyai semua fitur

yang dibutuhkan atau menyediakan semua kegunaan dari sistem final.

Tujuan utama dari membuat prototipe sistem basis data adalah untuk

mengijinkan pengguna menggunakan prototipe untuk mengidentifikasi

fitur dari sistem yang bekerja baik, atau yang tidak bekerja semestinya,

dan jika mungkin untuk menyarankan perbaikan atau bahkan

penambahan fitur baru ke sistem basis data.

Ada dua strategi prototipe yang umum digunakan sekarang ini:

a. Prototyping kebutuhan.

Menggunakan prototipe untuk menentukan kebutuhan dari sistem

basis data yang ditawarkan dan ketika kebutuhan itu dipenuhi,

prototipe dibuang.

 

21

b. Prototyping yang berevolusi.

Digunakan untuk tujuan yang sama, namun perbedaan signifikan

adalah prototipe tidak dibuang tapi dikembangkan lebih jauh

untuk menjadi sistem basis data yang bekerja.

2.1.6.8 Implementasi.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p304), implementasi adalah

realisasi fisikal dari basis data dan rancangan aplikasi. Implementasi

basis data dicapai dengan menggunakan Data Definition Language

(DDL) dari DBMS yang dipilih atau Graphical User Interface (GUI).

Pernyataan DDL digunakan struktur basis data dan arsip basis data

kosong. Pandangan pemakai lainnya juga diimplementasikan dalam

tahap ini.

2.1.6.9 Konversi Data dan Loading.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p305), konversi data dan

loading adalah mengirim semua data yang ada ke dalam basis data

baru dan mengubah semua aplikasi yang ada agar dapat berjalan di

basis data yang baru. Tahap ini dibutuhkan hanya ketika sistem basis

data baru menggantikan sistem lama. Sekarang ini, sudah umum untuk

sebuah DBMS mempunyai fungsi mengambil arsip-arsip yang ada ke

dalam sistem basis data yang baru. Kegunaan ini biasanya

membutuhkan spesifikasi dari arsip sumber dan target basis data, dan

kemudian secara otomatis mengubah data ke dalam format yang

sesuai untuk sistem basis data baru.

 

22

2.1.6.10 Testing.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p305), proses menjalankan

sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.

Sebelum digunakan, sistem basis data yang baru dikembangkan harus

secara menyeluruh diuji. Ini dapat dicapai dengan menggunakan

rencana strategi-strategi uji secara hati-hati dan data yang realistis

untuk semua proses pengujian.

Pengujian harus mencakup kegunaan dari sistem basis data.

Idealnya, sebuah evaluasi harus dijalankan terhadap spesifikasi

kegunaan. Contoh dari kriteria yang dapat digunakan untuk

menjalankan evaluasi mencakup:

a. Learnability.

Berapa lama yang dibutuhkan seorang pengguna untuk

terbiasa dengan sistem ini?

b. Performa.

Seberapa baik respon sistem mengimbangi praktek kerja

pengguna?

c. Robustness.

Seberapa toleran sistem terhadap kesalahan pengguna?

 

23

2.1.6.11 Operational Maintenance.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p306), operational

maintenance adalah proses memantau dan menjaga sistem basis data

setelah instalasi. Pada tahap sebelumnya, sistem basis data telah

selesai diimplementasikan dan diuji. Sistem sekarang pindah ke tahap

maintenance, yang melibatkan aktivitas berikut:

a. Memantau performa dari sistem.

Jika performa jatuh di bawah tingkat yang bisa diterima,

tuning atau reorganisasi basis data mungkin diperlukan.

b. Menjaga dan meng-upgrade sistem basis data.

Kebutuhan baru dimasukkan ke dalam sistem basis data

melalui tahap sebelumnya dari siklus hidup.

Ketika sistem basis data bekerja sepenuhnya, pemantauan

bekerja untuk memastikan bahwa performa ada dalam tingkat yang

bisa diterima. DBMS biasanya menyediakan berbagai macam

kegunaan untuk membantu administrasi basis data termasuk kegunaan

untuk mengisi data ke basis data dan memantau sistem. Kegunaan ini

mengijinkan pemantau sistem memberi informasi tentang, contohnya,

penggunaan basis data, efisiensi locking, dan strategi eksekusi query.

Database Administrator dapat menggunakan informasi ini untuk

memperbaiki sistem agar dapat memberikan performa yang lebih baik.

 

24

2.1.7 Entity Relationship Modelling (ERM)

Menurut Connolly dan begg (2005,p342), ERM adalah teknik

perancangan basis data dengan mengidentifikasi data-data yang disebut

entitas dengan hubungan antar data yang disebut relasi. Dari entitas dan

relasi tersebut digambarkan atau dibentuk menjadi sebuat model.

2.1.7.1 Entitas

Menurut Connolly dan begg (2005,p343-345), konsep

dasar dalam model ER(Entity Relationship) adalah entitas, dimana

merepresentasikan kelompok ‘objek’ dalam ‘dunia nyata’ dengan

properti yang sama. Sebuah entitas memiliki eksistensi yang

independen dan bisa berupa objek fisik(nyata) maupun konseptual

(abstrak). Tipe entitas adalah sekelompok objek dengan properti

yang sama dan di identifikasi oleh perusahaan sebagai memiliki

ekistensi yang independen.

2.1.7.2 Relasi

Menurut Connolly dan begg (2005,p346), tipe relasi

adalah set asosiasi yang bermakna satu atau lebih tipe entitas yang

berkepentingan. Biasanya relasi diberikan nama sesuai dengan

fungsi dari relasi tersebut.

 

25

Gambar 2.2 Representasi Diagram dari tipe relasi

Relasi menurut ketergantungannya bisa dibagi menjadi:

1. Relasi kuat, dimana satu entitas tidak bergantungan

pada eksistensi dari entitas lain.

2. Relasi lemah, dimana satu entitas bergantungan pada

eksistensi dari entitas lain.

Relasi menurut hubungan dengan entitas lain dapat dibagi

menjadi:

1. Relasi binari: relasi yang melibatkan hanya 2 buah

entitas seperti gambar di atas.

2. Relasi ternari: relasi yang melibatkan hanya 3 buah

entitas dengan 1 buah penghubung misalnya antar

staff dengan kantor cabang, dan juga antara klien atau

pembeli dengan kantor cabang. Dua-duanya

meregistrasikan ke kantor cabang. Jadi

penghubungnya registrasi.

3. Relasi quarternary: relasi yang melibatkan 4 buah

entitas dengan 1 buah penghubung.

Selain itu relasi juga bisa disebut sebagai relasi rekursif.

Relasi rekursif adalah relasi yang hanya menggunakan 1 buah

 

26

entitas dengan hubungan ke dirinya sendiri, misalnya seorang

manager selain sebagai karyawan, tetapi memiliki karyawan lain

untuk dipimpin. Sehingga relasinya dari karyawan ke karyawan

dengan relasi memimpin.

Gambar 2.3 Representasi diagram relasi rekursif

2.1.7.3 Atribut

Menurut Connolly dan begg (2005,p350), atribut adalah

properti dari entitas atau relasi. Atribut memiliki domain atribut

sebagai batasan yang bisa diisi ke dalam atribut tersebut. Atribut

memiliki beberapa bentuk:

a. Simple and Composite Attributes

Menurut Connolly dan begg (2005,p351),

Atribut bisa dikatakan sebagai simple apabila

terdiri dari sebuah komponen, dengan kata lain

atribut tersebut tidak bisa dibagi-bagi lagi,

sehingga kadang-kadang disebut atribut atomik.

Menurut Connolly dan begg (2005,p351),

Atribut bisa dikatakan composite apabila terdiri

 

27

dari lebih dari satu atribut dan memiliki eksistensi

yang independen. Sehingga atribut tipe ini bisa

dibagi-bagi lagi misalnya alamat bisa dibagi

kembali menjadi kode pos, kota dan yang lainnya.

b. Single-Valued and Multi-Valued Attributes

Menurut Connolly dan begg (2005,p352),

Singe-Valued atribut adalah Atribut yang hanya

memiliki satu buah isi, seperti hanya ada satu buah

kode mahasiswa untuk mahasiswa itu. Multi-

Valued atribut adalah atribut yang bisa memiliki

banyak isi, misalnya satu mahasiswa bisa memiliki

lebih dari satu nomor telepon, sehingga untuk

atribut itu mahasiswa tersebut bisa mengisi lebih

dari satu ,dan isinya belum tentu sama apabila

ditanyakan beberapa kali.

c. Derived Attributes

Menurut Connolly dan begg (2005,p352),

Atribut dapat diturunkan isinya misalnya hasil

perhitungan dari sebuah atribut dengan angka atau

atribut lain, sehingga isi dari atribut tersebut

berpindah atau diturunkan untuk mendapatkan

hasil yang diinginkan. Atribut tersebut tidak harus

berada dalam tipe entitas yang sama.

 

28

d. Keys

Menurut Connolly dan begg (2005,p352),

Key dapat terbagi menjadi:

1. Candidate Key: sebuah atribut bisa disebut

sebagai kandidat key apabila atribut-atribut itu

unik (memiliki isi yang berbeda) untuk setiap

kejadian atau penginputan.

2. Primay Key: sebuah atribut bisa disebut primer

apabila atribut unik yang terpilih dari kandidat

key jadi hanya 1 atribut yang unik sehingga

bisa digunakan untuk membedakan semua

atribut lain yang relasinya lemah.

3. Composite Key: Atribut yang unik tapi jika

berhubungan dengan atribut yang lain

misalnya mahasiswa denagan nama tertentu

dan juga kota tertentu. Sehingga dengan 2

atribut itu bisa membedakan mahasiswa

dengan nama sama maupun kota yang sama.

 

29

2.1.7.4 Atribut dalam relasi

Menurut Connolly dan begg (2005,p355), relasi atau

hubungan antar entitas dapat diberikan atribut misalnya proses

periklanan atribut yang ditambahkan misalnya tanggal kapan,

harga, dsb. Untuk menggambarkannya dalam garis relasi ditarik

sebuah garis putus-putus dan diberi kotak dan atribut yang ingin

ditambahkan dalam relasi tersebut.

2.1.7.5 Batasan struktural

Menurut Connolly dan begg (2005,p356), dalam atribut

dapat diberikan batasan-batasan secara struktural misalnya setiap

departemen pada suatu perusahaan harus memiliki karyawan dan

juga kepala bagian. Dan kepala bagian harus ada satu buah. Isu

yang paling penting dalam batasan struktural adalah multiplicity

,yaitu batasan kemungkinan terjadinya relasi antar entitas. Terdiri

dari:

1. One-to-One (1:1) Relationships

Jumlah relasi yang terbentuk antara 2 entitas adalah satu

buah misalnya satu staf memanage satu buah kantor

cabang.

 

30

Gambar 2.4 Relasi one to one antara kantor cabang dengan karyawan

2. One-to-Many (1:*) Relationships

Relasi dengan hubungan ini menunjukan satu

entitas bisa memiliki banyak relasi terhadap entitas yang

lain. Contoh sederhananya satu buah struk belanja bisa

memiliki lebih dari satu barang di dalamnya.

Gambar 2.5 Relasi one to many antara karyawan dengan pelanggan

 

31

3. Many-to-Many (*:*) Relationship

Relasi dengan hubungan seperti ini memiliki 2

buah entitas yang saling berhubungan dengan jumlah

relasi satu atau lebih untuk kedua belah pihak. Contoh

sebuah koran bisa dipesan dirumah yang berbeda, tetapi

juga bisa satu rumah bisa memiliki lebih dari 1 koran.

Sehingga secara timbal balik bisa saling berhubungan

dengan lebih dari 1 dengan entitas yang lainnya.

Gambar 2.6 Relasi many to many antara divisi dan pemasok

4. Multiplicity for Complex Relationships

Menurut Connolly dan begg (2005,p361), relasi ini terjadi

apabila terdapat jumlah relasi dengan ketentuan (n-1)

yaitu jumlah entitas yang saling berhubungan n dengan n-

1 dari pasangannya.

 

32

5. Cardinality and Participation Constraints

Menurut Connolly dan begg (2005,p362), relasi ini berisi

relasi yang memiliki batasan dalam relasinya misalnya

kepala suatu kantor cabang hanya 1 buah, dan hal lainnya.

Gambar 2.7 Cardinality dan Partitipation antar branch

2.1.8 Normalisasi Basis Data

Menurut Connolly dan begg (2005,p387), normalisasi adalah teknik

yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah set relasi yang mendukung

kebutuhan data sebuah perusahaan. Karakteristik dari sebuah set relasi

yang mendukung adalah:

1. Atribut yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan data

perusahaan berjumlah seminimal mungkin.

 

33

2. Atribut dengan relasi logical yang terdekat dapat ditemukan di

dalam relasi yang sama.

3. Redundansi minimal dengan setiap atribut hanya ditampilkan

sekali dengan pengecualian atribut yang membentuk sebagian

dari foreign keys, yang penting untuk membentuk join antar

relasi.

Tahapan Normalisasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. 1st Normal Form(1NF)

Adalah sebuah relasi di mana di setiap perpotongan baris dan

kolom data hanya mengandung 1 nilai saja.

2. 2ndNormal Form(2NF)

Adalah sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan semua atribut

non-primary key bergantung sepenuhnya secara fungsional

terhadap primary key.

3. 3rd Normal Form(3NF)

Adalah sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan 2NF di mana

tidak ada atribut non-primary key yang bergantung secara

transitif terhadap primary key.

4. Boyce Codd Normal Form

Suatu relasi berada dalam bentuk Boyce Codd Normal Form

(BCNF) jika dan hanya jika setiap atribut penentu merupakan

candidate key.

 

34

5. 4th Normal Form(4NF)

Adalah suatu relasi dalam bentuk BCNF dan tidak memiliki

Multi-values Dependency yang berarti. Multi-values

Dependency merupakan ketergantungan diantara beberapa

atribut dalam sebuah relasi.

6. 5th Normal Form(5NF)

Adalah sebuah relasi yang tidak memiliki join dependency

sama sekali.

2.1.9 Metodologi Desain Basis Data

Menurut Connoly dan Begg (2005, p437), metodologi desain

adalah sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan

prosedur, teknik, peralatan, dan dokumentasi untuk mendukung dan

memfasilitasi proses perancangan.

Tahapan Metodologi Desain menurut Connoly dan Begg (2005, p 437)

terdiri dari 3 tingkat, yaitu:

1. Perancangan Basis Data Konseptual

Menurut Connolly dan Begg(2005,p439), perancangan

basis data konseptual adalah tahapan awal perancangan basis

data yang dimulai dengan pembuatan data model secara

konseptual. Pada tahap ini, segala detail fisik mengenai

implementasi basis data ke dalam sistem tidak diperhitungkan.

Ada beberapa tahap yang dilakukan:

 

35

a. Mengidentifikasi tipe entitas yang diperlukan

Untuk menentukan entitas utama yang dibutuhkan di

dalam basis data seperti membentuk kelas dari objek

yang ada beserta atriut-atribut yang akan dipakai.

b. Mengidentifikasi tipe relasi

Untuk menentukan hubungan hubungan yang penting di

antara entitas-entitas yang sudah teridentifikasi. Biasanya

dilanjutkan dengan membuat diagram hubungan tersebut

yang disebut diagram ER serta menentukan hubungan

kemajemukannya.

c. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan

relasi atau entitas yang ada

Untuk menentukan atribut yang berkaitan dengan entitas

yang telah ditentukan.

d. Mendefinisikan domain dari atribut

Untuk menentukan jangkauan nilai yang mungkin

muncul di dalam setiap atribut dari entitas yang

terdefinisikan sebelumnya.

e. Mendefinisikan atribut candidate, primary, dan alternate

key

Untuk mendefinisikan candidate key dan primary key

dari kumplan atribut pada tiap-tiap entitas. Primary Key

 

36

merupakan satu atribut yang dipakai sebagai ciri khas

dari suatu entitas.

f. Mempertimbangkan penggunaan konsep model yang

lebih baik (optional)

Untuk memikirkan penggunaan model konsep yang lebih

lanjut lagi.Apakah akan digunakan pengembangan dari

entitas model dengan menggunakan enhanced modelling

concepts, seperti generalisasi, spesialisasi.

g. Memeriksa redundansi yang ada di dalam model

Untuk memeriksa kelebihan entitas maupun atribut yang

ada pada model tersebut. Ada 2 langkah yang dapat

dilakukan:

i. Memeriksa kembali relasi yang ada apabila

terdapat suatu hubungan yang mirip

Suatu relasi menjadi redundan jika informasi yang

sama dihasilkan melalui relasi yang lainnya.

Untuk meminimalkan model data maka relasi

yang redundan harus dihilangkan.

ii. Menggabungkan kedua entitas yang dianggap

memiliki kesamaan dan bisa digabung.

Kemungkinan ada dua entitas yang memiliki 1 to

1 relationship yang menggambarkan objek yang

 

37

sama dalam organisasi. Oleh karena itu, kedua

entitas tersebut harus digabungkan.

h. Validasi model konseptual dengan transaksi pengguna

Untuk memastikan bahwa model konsep tersebut

mendukung proses transaksi yang dibutuhkan oleh

perusahaan.

i. Review model data konseptual dengan pengguna

Untuk mengkaji ulang model konsep yang telah kita buat

dengan pemakai sehingga para pemakainya dapat

memahami maksud basis data yang telah dibuat.

2. Perancangan Basis Data Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2005,p461), perancangan

basis data logikal adalah tahapan kedua di dalam perancangan

basis data di mana model data konseptual digunakan sebagai

landasan untuk membuat konsep data logical. Pada tahapan ini,

data model yang biasa digunakan pada basis data tujuan akan

sangat mempengaruhi di dalam tahap ini. Aktivitas pada tahapan

ini pada umumnya terbagi dalam dua langkah besar, dimana

langkah pertama adalah membangun sebuah model data logikal

dari model data konseptual lokal yang menggambarkan view

tertentu dari perusahan dan kemudian mengesahkan model ini

untuk memastikan strukturnya telah benar atau menggunakan

teknik normalisasi. Langkah kedua yang dilakukan adalah

 

38

mengkombinasikan model data logikal lokal individual ke dalam

sebuah model data logikal global tunggal yang menggambarkan

perusahaan.

Berikut adalah detail yang dapat dijabarkan dari kedua

langkah tersebut:

a. Membangun dan memvalidasi data model data logikal lokal

1. Menghilangkan hal-hal yang tidak sesuai dengan

model relational(optional).

Model data konseptual lokal dapat mengandung

struktur yang tidak dapat dimodelkan oleh DBMS

konvensional, oleh karena itu pada tahap ini dilakukan

perubahan menjadi bentuk yang lebih mudah ditangani

sistem. Langkah-langkahnya:

• Menghilangkan relasi binary many to many

Mengirim salinan dari primary key dua entitas

tersebut dan memasukkan atribut yang

merupakan bagian dari relasi dalam satu entitas

baru.

• Menghilangkan relasi rekursif many to many

• Menghilangkan tipe relasi kompleks

• Menghilangkan atribut multi-valued

Membuat satu relasi baru yang

merepresentasikan atribut multi-valued dan

 

39

masukkan primary key dari entitas tersebut ke

relasi baru sebagai foreign key.

2. Mendapatkan relasi untuk model data logikal

Membentuk relasi dari model data logikal lokal untuk

merepresentasikan relasi anatar entiti dengan atribut

yang telah didefinisikan. Untuk mendapatkan relasi

dari data model yang ada maka digunakan cara berikut

ini:

• Relasi binary one to many

Masukkan salinan primary key dari entitas ‘one

side’ ke entitas ‘many side’ sebagai foreign

key.

• Relasi binary one to one

Jika mandatory di 2 sisi maka gabungkan 2

relasi tersebut, jika mandatory di 1 sisi maka

jadikan pihak optional sebagai parent entity

dan pihak mandatory sebagai child entity.

• Relasi rekursif one to one

Untuk relasi rekursif one to one dengan

partisipasi mandatory untuk kedua sisi,

representasikan relasi sebagai relasi tunggal

dengan 2 salinan dari primary key.

• Tipe relasi subclass/superclass

 

40

Partisipasi mandatory jika anggota superclass

harus jadi anggota di subclass. Sebaliknya

adalah optional. Jika setiap member tidak bisa

masuk ke lebih dari 1 sublass, maka dia

disjoint. Sebaliknya adalah non-disjoint.

Participation

constraint

Disjoint

constraint

Relation required

Mandatory Nondisjoint(and) Relasi tunggal

Optional Nondisjoint(and) Dua relasi, 1 subclass, 1 superclass

Mandatory Disjoint(or) Banyak relasi, 1 relasi untuk setiap gabungan

superclass/subclass

Optional Disjoint(or) Banyak relasi, 1 relasi untuk superclass dan 1

untuk setiap subclass

Tabel 2.1 Tabel petunjuk representasi dari superclass/subclass relationship

b. Validasi relasi menggunakan normalisasi

Normalisasi digunakan untuk meningkatkan model yang telah

dibentuk agar duplikasi data yang tidak diperlukan dapat

dihindari.

c. Mengevaluasi batasan-batasan integrasi data (integrity

constraint)

Integrity constraint adalah batasan-batasan yang harus

ditentukan untuk melindungi basis data agar tetap konsisten.

Ada 5 tipe integrity constraint:

 

41

i. Nilai yang valid

ii. Batasan domain attribute

iii. Entity Integrity (primary key tidak boleh null)

iv. Referential Integrity (foreign key pada suatu entitas harus

sesuai dengan candidate key pada entity lain)

v. Batasan pada Organisasi.

d. Menggabungkan model data logikal dengan model global

Bertujuan untuk menggabungkan semua local logical data

model menjadi sebuah ERD global logical data model yang

menggambarkan organisasi.

e. Mengecek kemungkinan akan pertumbuhan basis data di

masa depan(optional).

Bertujuan untuk memastikan apakah ada perubahan

yang signifikan yang dapat diperkirakan dan memastikan

apakah model data logikal global ini dapat mendukung

perubahan-perubahan ini.

Hasil akhir dari tahapan ini berupa sebuah kamus

data yang berisi semua atribut beserta key (primary,

secondary dan candidate key) dan ERD keseluruhan (relasi

global) dengan semua atribut key-nya.

 

42

3. Perancangan Basis Data Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2005,p496),

perancangan basis data fisikal adalah proses pembuatan

deskripsi implementasi basis data dalam media

penyimpanan data sekunder. Deskripsi yang ada akan

menjelaskan tentang relasi dasar, orgainisasi file, dan

indeks yang digunakan untuk mencapai akses data, batasan

integritas data, dan kemananan data secara efisien. Tahap

ini adalah tahap terakhir yang perlu dilakukan perancang

untuk memutuskan bagaimana sebuah basis data akan

diimplementasikan. Secara garis besar, tujuan utama dari

perancangan basis data fisikal adalah untuk

mendeskripikan bagaimana perancang bermaksud untuk

mengimplementasikan secara fisik dari perancangan basis

data logikal.

Berikut adalah beberapa tahap yang dilakukan secara garis besar:

a. Translasi model data logikal ke dalam sistem basis data

tujuan

I. Desain relasi dasar

Memutuskan bagaimana merepresentasikan derived

attribute dalam model data logikal global pada DBMS

yang akan dipakai. Definisi relasi dapat dijelaskan

dengan menggunakan Database Design Language

 

43

(DBDL) yang terdiri dari domain, atribut, tipe data,

jangkauan beserta primary key dan foreign key dari setiap

entitas.

II. Desain representasi data turunan

Memutuskan bagaimana merepresentasikan derived

attribute(atribut yang nilainya didapat dari memeriksa

nilai atribut lain) dalam model data logikal global pada

DBMS yang akan dipakai.

III. Desain batasan perusahaan

Menentukan general constraint atau batasan-batasan yang

ada tiap entitas pada target DBMS.

b. Desain organisasi file dan indeks

i. Analisa transaksi

Memahami fungsi-fungsi dari transasksi yang akan

dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi

yang penting.

ii. Memilih metode organisasi file

Menentukan organisasi file yang efisien. Ada 5 tipe

organisasi file(tergantung pada DBMS yang digunakan):

• Heap

• Hash

• Indexed Sequential Access Method (ISAM)

• B-Tree

 

44

• Clusters

iii. Memilih indeks yang akan digunakan

Memutuskan apakah dengan menggunakan indeks akan

meningkatkan performa dari sistem.

iv. Memperkirakan penggunaan ruang penyimpanan data

Memperkirakan disk storage yang diperlukan untuk

menggunakan sistem basis data, disk storage yang

dimaksud adalah secondary storage.

c. Desain metode keamanan yang sesuai dengan kebutuhan

sistem

Membatasi pengaksesan basis data oleh pengguna yang

tidak berhak dan menspesifikasi pengguna terhadap basis

data yang dapat diakses.

2.1.10 State Transition Diagram(STD)

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman(2004,p636), STD adalah

alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang

dapat terjadi selama 1 sesi pengguna. STD digunakan untuk

menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat muncul ketika

pengguna sistem mengunjungi terminal. Anda dapat menganggapnya

sebagai peta jalan. Bujur sangkar digunakan untuk menggambarkan

display screen. Anak panah menggambarkan aliran kontrol dan

menggerakan kejadian yang menyebabkan screen menjadi aktif atau

menerima fokus. Bujur sangkar tersebut hanya menggambarkan apa yang

 

45

akan muncul selama dialogue. Arah anak panah menunjukaan urutan

munculnya screen-screen tersebut. Sebuah anak panah yang terpisah

masing-masing memiliki nama, digambar untuk setiap arah karena

tindakan yang berbeda akan menggerakan aliran kontrol dari dan aliran

kontrol ke screen yang ada.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Analisis Sistem

Menurut Mulyadi (2001,p41), analisis sistem membantu pemakai

informasi dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan oleh pemakai

untuk melaksanakan pekerjaannya. Analisis sistem mewawancarai

pemakai informasi, seperti mengajukan pertanyaan “ Informasi apa yang

ingin Saudara terima sekarang?”, “Jenis informasi apa yang saudara

perlukan untuk melaksanakan pekerjaan Saudara?”. Masalah yang

seringkali dihadapi oleh analisis sistem pada tahap ini adalah membedakan

apa yang diminta, dengan apa yang diinginkan, dan dengan apa yang

diperlukan oleh pemakai informasi.

Analisis sistem menghasilkan dokumen tertulis yang menyajikan

rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan sistem

atau hasil pekerjaan pelaksanaan tahap pengembangan sistem. Dokumen

tertulis tersebut diserahkan kepada pemakai informasi sebagai media bagi

analisis sistem untuk mengkomunikasikan pekerjaannya kepada pemakai

informasi.

 

46

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman(2004,p176), analisis sistem

adalah pembelajaran sebuah sistem dan komponen-komponennya. Hal itu

dilakukan sebagai prasyarat desain sistem, spesifikasi sebuah sistem yang

baru dan diperbaiki.

2.2.2 Perancangan Sistem

Menurut Mulyadi (2001,p51), perancangan sistem adalah proses

penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan

sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk

dipertimbangkan. Tahap perancangan sistem ini dibagi menjadi lima tahap:

1. Perancangan sistem secara garis besar

2. Penyusunan usulan perancangan sistem secara garis besar

3. Evaluasi sistem

4. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara garis

besar

5. Perancangan sistem secara rinci

6. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara rinci.

Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman(2004,p176), perancangan

sistem didefinisikan sebagai tugas yang fokus pada spesifikasi solusi detail

berbasis komputer. Jika analisis sistem menekankan pada masalah bisnis,

maka sebaliknya perancangan sistem fokus pada segi teknis atau

implementasi dari sebuah sistem.

 

47

2.2.3 Oracle

Oracle Corporation adalah perusahaan multinational berbasis di

Amerika yang memiliki spesialisasi dalam hal mengembangkan dan

menjual produk software tingkat perusahaan khususnya Database

Management System. Oracle Corporation memiliki produk unggulan

utamanya yaitu Oracle Database. Selain itu Oracle Corporation juga

mengembangkan software pembantu untuk pengembangan basis data,

software middle-tier, enterprise resource manager, customer relationship

management, dan supply chain management.

2.2.3.1 Oracle Database 10g

Menurut Kevin Loney (2004,p22), Oracle Database 10 g

adalah sebuah upgrade signifikan dari versi-versi database

Oracle sebelumnya. Oracle 10g memiliki beberapa fitur baru

yang memberikan pengendalian yang lebih baik atas media

penyimpanan, pemrosesan data dan pengambilan data kepada

pengembang, administrator basis data, dan pengguna tingkat

akhir.

Oracle Database 10g memperkenalkan konsep baru akan

penyebaran data di dalam server farm. Huruf “g” di akhir

merupakan kependekan dari “grid”. Grid Computing mendukung

kemampuan untuk memperlakukan infrastuktur komputer sebagai

sebuah shared services di mana komposisi komputerisasi diatur di

luar pandangan aplikasi pengguna. Analogi yang sama dapat

 

48

dijelaskan di mana peralatan listrik yang tersusun dalam sebuah

komputer penyedia layanan tidak perlu diketahui oleh pengguna

akhir sistem.

Oracle 10g merupakan pengembangan atas Oracle 9i Real

Application Clusters (RAC). Oracle 10g menambahkan beberapa

alat tambahan untuk memfasilitasi manajemen grid computing.

Beberapa alat tambahan tersebut adalah:

1. Real Application Clusters

Memungkinkan pendistribusian penggunaan memori di

antara beberapa server yang terhubung.

2. Automated Storage Management

Perancang basis data dapat mendefinisikan disk

group yang akan digunakan untuk menyimpan datafile ke

dalam disk group yang ada. Oracle dengan sendirinya

akan mengatur setiap operasi input output dan distribusi

file sebagaimana dibutuhkan.

3. Replication Technology

Terdiri dari tablespace yang dapat ditransportasi,

materialized view, Oracle Streams, dan transaksi

terdistribusi.

 

49

4. Security Technology

Di dalam shared database, maka virtual database dapat

dibentuk untuk menghindari akses data oleh pihak yang

tak berwenang .

5. Resource scheduling via Oracle Enterprise Manager

Adanya paket data DBMS_SCHEDULER untuk

memanggil baris perintah pada level sistem operasi.

2.2.3.2 Oracle Reports

Menurut Singh (2005, p2-4), Oracle Reports adalah

aplikasi yang menggunakan model pengembangan yang berfokus

pada dokumen. Dengan dasar itu maka user baru akan terbiasa

dan terfokus pada report yang akan dicetak, tetapi dapat memberi

keleluasaan bagi pengguna tingkat lanjut untuk menguasai dengan

sepenuhnya akan pengembangan report.

Ada beberapa Wizard yang disediakan dalam Oracle Reports:

1. Query Wizard merepresentasikan dan

mengkonstruksi pernyataan SQL yang kompleks

2. Data Wizard mengorganisasikan data sesuai dengan

kebutuhan laporan

3. Report Wizard membentuk laporan dalam beberapa

langkah praktis

 

50

4. Graph Wizard memungkinkan pengguna untuk

membentuk lebih dari 50 jenis grafik dan business

hart menggunakan beberapa langkah sederhana

5. Conditional Formatting Wizard memformat data

sesuai dengan kondisi dan eksepsi yang diterapkan

6. Distrbution Dialog Box membantu pengguna untuk

mengirim laporan ke berbagai tujuan

7. Java Importer memperbolehkan penggunaan

bahasa Java ke dalam laporan pengguna

8. Stored PL/SQL Editor mengubah program unit

yang terdapat dalam basis data

Oracle Reports menyediakan banyak sumber data yang

dapat dipakai oleh pengguna. Beberapa macam sumber data

adalah SQL, PL/SQL, XML, JDBC, Oracle OLAP, dan text files.

Pengguna pun dapat menggabungkan berbagai sumber data dan

membentuk relasi antar berbagai sumber data dan menjadikannya

dalam bentuk laporan.

Oracle Reports juga memiliki keunggulan dalam hal

memproduksi laporan dengan berbagai format yang dikenal pada

umumnya seperti PDF, HTML, HTMLCSS, Rich Text File

Microsoft Word, spreadsheet Microsoft Excel, XML dan

DelimitedData. Selain kapabilitas untuk menghasilkan laporan

dalam bentuk statis, Oracle Report mampu untuk menciptakan

 

51

laporan dinamis berbasis Java Server Pages(JSP) yang dapat

diakses melalui Web Site. Walaupun Oracle Reports mendukung

fungsi-fungsi spesial baik untuk Web Layout atau Paper Layout,

Oracle Reports dapat menyatukan definisi dari laporan yang ada

dalam 1 file saja.

Oracle Reports menggunakan Oracle Portal sebagai user

interface di mana pengguna dapat memilih untuk mengamankan

laporan yang mereka bentuk dengan cara meregistrasikan laporan

yang ada ke dalam Oracle Reports Services Security Framework.

Dengan adanya framework ini, pengguna dapat mengatur tingkat

transparansi keamanan dari laporan yang ada kepada pihak-pihak

yang ditentukan.

Oracle Reports terintegrasi dengan Oracle Business

Intelligence di mana hal tersebut menyediakan pengguna akan

kapabilitas untuk menggabungkan dan menganalisis data,

mengubah data menjadi informasi dan menyebarkan informasi

tersebut dengan pihak yang terlibat dan mempelajari akan bisnis

yang sedang berjalan.

2.2.4 Business Process

Menurut Bodnar dan Hopwood(2001, p6), business process

adalah sekumpulan tugas kerja yang saling berhubungan, bersangkutan

dengan data, unit organisasi, dan urutan waktu logikal. Business process

 

52

selalu dimulai dengan kegiatan ekonomi dan semuanya itu ada titik mulai

dan akhir yang jelas. Ada 9 jenis business process dasar:

1. Inbound sales logistics.

2. Outbound sales logistics.

3. Operasi produksi.

4. Pemasaran.

5. Pelayanan jasa.

6. Kegiatan pembelian.

7. Pengembangan teknologi.

8. Organisasi dan manajemen sumber daya manusia.

9. Infrastruktur Perusahaan.

Menurut Rama dan Jones(2006,p2), business process adalah

sebuah rangakaian aktivitas yang dilakukan dalam bisnis untuk membeli,

memproduksi, dan menjual barang dan jasa.

2.2.5 Monitoring

Menurut Kuzek dan Rist(2004,p12), monitoring adalah sebuah

fungsi berkesinambungan yang menggunakan koleksi data sistematis

pada indikator-indikator spesifik untuk menyediakan manajemen dan

pemegang saham utama dari sebuah intervensi pengembangan yang

sedang berjalan dengan indikasi dari kemajuan dan pencapaian dari

tujuan dan kemajuan dalam penggunaan dana yang dialokasi.

 

53

2.2.6 Business Process Monitoring

Menurut Burke dan Cappelli(2005,p3), business process

monitoring adalah sebuah disiplin untuk merancang business process

dalam cara tertentu sehingga kemajuannya dapat dipantau dalam waktu

yang mendekati real time. Keuntungan lainnya, business process

monitoring memungkinkan organisasi untuk mengerti hubungan antara

proses bisnis dan aliran kejadian yang diasosiasikan dengan teknologi

atau sistem pendukung, termasuk teknologi informasi.

Secara konseptual, business process monitoring adalah suatu

tugas yang berada di antara manajemen infrastruktur dan aplikasi dan

business process management.

• Manajemen infrastruktur dan aplikasi berfokus pada perancangan

, pemantauan, dan, jika dibutuhkan, perubahan dan pengalihan

dari rentetan kejadian yang secara langsung berasal dari sistem

organisasi teknologi informasi.

• Business process management berfokus pada pemodelan detail,

pemantauan, dan, jika dibutuhkan, perubahan dan transformasi

dari aliran bisnis suatu organisasi.