BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX - · PDF filePada sistem OFDM, sumber daya yang dapat digunakan...
Transcript of BAB 2 KONSEP MOBILE WiMAX - · PDF filePada sistem OFDM, sumber daya yang dapat digunakan...
5
BAB 2
KONSEP MOBILE WiMAX
2.1. Pengertian WiMAX
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan
standar industri yang bertugas menginterkoneksikan berbagai standar teknis yang
bersifat global menjadi satu kesatuan. WiMAX dan WiFi dibedakan berdasarkan
standar teknik yang bergabung didalamnya. WiFi menggabungkan standar IEEE
802.11 dengan ETSI HiperLAN yang merupakan standar teknis yang cocok untuk
keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan antara standar
IEEE 802.16 dengan ETSI HiperMAN. Standar keluaran IEEE banyak digunakan
secara luas di daerah asalnya, yaitu Eropa dan sekitarnya. Untuk dapat membuat
teknologi ini digunakan secara global, maka diciptakan WiMAX. Standar global
yang dipakai di dunia dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1. Standar-standar yang ada dengan spesifikasi yang mendukung komunikasi sampai
tingkat MAN disatukan dengan standar WiMAX [9]
6
Kedua standar yang disatukan ini merupakan standar teknis yang memiliki
spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis broadband
lewat media wireless atau broadband wireless access (BWA). Pada masa
mendatang, segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi BWA
kemungkinan akan diberi sertifikasi WiMAX. Standar WiMAX dibentuk oleh
gabungan industri perangkat wireless dan chip-chip komputer diseluruh dunia.
Perusahaan besar ini bergabung dalam suatu forum kerja yang merumuskan
standar interkoneksi antar teknologi BWA yang mereka miliki pada produk-
produknya. Forum kerja tersebut dikenal dengan nama WiMAX Forum.
2.2. Perkembangan Standar WiMAX
Grup IEEE 802.16 dibentuk pada tahun 1998 dengan tujuan
mengembangkan standar air-interface untuk broadband wireless. Pada awalnya,
grup ini mengembangkan sistem broadband wireless point-to-multipoint dengan
sifat koneksi LOS (line of sight) yang beroperasi pada pita frekuensi 10 – 66 GHz.
Pada bulan Desember 2001 standar 802.16 pertama terbentuk, standar tersebut
menggunakan single-carrier dan TDM (Time Divison Multiplexing).
Grup IEEE 802.16 kemudian membentuk standar 802.16a yang
merupakan amandemen dari standar sebelumnya. Standar ini menggunakan
teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Divison Multiplexing), bekerja pada
pita frekuensi 2 – 11 GHz, dan mendukung aplikasi NLOS (non line of sight).
Standar 802.16 terus berkembang sampai akhirnya terbentuk standar IEEE
802.16d atau 802.16-2004 yang menggantikan standar-standar sebelumnya.
Standar ini merupakan standar dari WiMAX yang sekarang kita kenal. Standar ini
ditujukan untuk aplikasi fixed dan nomadic.
Pada bulan Desember 2005, IEEE mengeluarkan standar IEEE 802.16e
atau kita kenal dengan Mobile WiMAX yang merupakan amandemen standar
sebelumnya untuk mendukung aplikasi mobile.
Dan terakhir, pada akhir tahun 2005 disahkan 802.16e atau dikenal dengan
nama Mobile WiMAX yang merupakan pengembangan dari standar sebelumnya
7
sehingga dapat mendukung aplikasi portable. Dua standar terakhir merupakan 2
versi utama WiMAX dengan kebutuhan yang berbeda.
Tabel 2.1. Karakteristik Standar IEEE 802.16 [1]
Deskripsi 802.16 802.16a 802.16d 802.16e Frekuensi 10-66 GHz 2-11 GHz 2-11 GHz 2-6 GHz
Topologi LOS, point to point
Near LOS, point to multipoint LOS dan NLOS Near LOS
Spektrum Licensed Licensed dan Unlicensed
Licensed dan Unlicensed
Licensed dan Unlicensed
Modulasi QPSK
16 QAM 64 QAM
QPSK 16 QAM 64 QAM
(OFDM 256) BPSK QPSK
16 QAM 64 QAM
QPSK 16 QAM 64 QAM
Bit Rate 32-134 Mbps pada kanal
selebar 28 MHz
<75 Mbps pada kanal selebar 20
MHz
≈ 75 Mbps pada kanal selebar 20
MHz
< 15 Mbps pada kanal selebar 5
MHz
Bandwidth kanal 20, 25, dan 28 MHz
Dalam range 1,25-20 MHz 20, 25, 28 MHz 20, 25, 28 MHz
Jangkauan 1,6-4,8 km 4,8-8 km,
maksimum 48,27 km
Hingga 50 km 1,6-4,8 km
Akses Fixed Fixed Fixed Metropolitan Mobile Roaming
Tabel 2.2. Tipe Akses Jaringan WiMAX [5]
Berikut ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh Mobile WiMAX yang
tidak didapat pada versi-versi sebelumnya :
8
• Mobilitas
Produk 802.16e dikembangkan untuk medukung mobilitas dan handoff
pada kecepatan sampai dengan 120 km/jam. Mendukung penghematan
daya dan terdapat mode sleep dan idle untuk menghemat umur baterai.
• Coverage di indoor lebih baik
Dengan sub-kanalisasi dan opsi AAS (Adaptive Antenna System),
maka 802.16e dapat melayani CPE (Custumer Premise Equipment)
indoor, baik fixed maupun mobile, dimana pelanggan lebih sering
dalam kondisi NLOS.
• Fleksibel dalam pengaturan alokasi sumber daya spektrum
Sub-kanalisasi juga membawa pada kemampuan jaringan untuk secara
cerdas mengalokasikan sumber daya spektrum pada saat dibutuhkan.
Sehingga meningkatkan efisiensi spektrum dan meningkatkan
throughput.
• Pilihan variasi perangkat pelanggan
Bila outdoor dan indoor CPE, serta laptop PCMCIA card
mendominasi pasar 802,16-2004, maka laptop PCMCIA card, mini
card, indoor modem, PDA dan telepon akan muncul sebagai CPE pada
802.16e. Hal ini akan membuat diversifikasi layanan dan segmen pasar
pengguna. Dengan potensi besar tersebut, perangkat CPE akan menjadi
lebih murah.
2.3. Teknologi Mobile WiMAX
Mobile WiMAX yang berdasarkan atas standar IEEE 802.16e
memungkinkan sistem WiMAX diterapkan pada aplikasi portable dan mobile
maupun fixed dan nomadic. Mobile WiMAX memperkenalkan teknologi OFDMA
(Orthogonal Frequency Division Multiple Multiple Access) dan mendukung
beberapa fitur lain untuk menyediakan layanan mobile broadband bagi pengguna
dalam keadaan bergerak sampai dengan kecepatan 120 km/jam. Fitur-fitur
tersebut meliputi :
9
• Toleransi pada multipath dan self-interference dengan ortogonalitas
sub-kanal, baik untuk DL (downlink) maupun UL (uplink).
• Scalable Channel Bandwidth dari 1.25 sampai 20 MHz.
• Time Division Duplex (TDD) memberikan efisiensi yang mendukung
trafik asimetris, pertukaran kanal, dan didukung oleh sistem antena
yang maju.
• Hybrid-Automatic Repeat Request (H-ARQ) memberikan tambahan
ketahanan pada cepatnya perubahan kondisi path pada pengguna
dengan kecepatan tinggi.
• Frequency Selective Scheduling dan subkanalisasi dengan beberapa
pilihan permutasi, memberikan kemampuan pada Mobile WiMAX
untuk mengoptimalkan kualitas koneksi berdasarkan atas kuat sinyal
relatif pada setiap pengguna.
• Power Conservative Management memastikan efisiensi daya baterai
pada perangkat mobile dan portable dengan mode sleep dan idle.
• Network-Optimized Hard Handoff (HHO) menggabungkan fitur-fitur
DVB-H, MediaFLO dan 3GPP E-UTRA untuk :
1. Data rate tinggi dan coverage luas menggunakan Single
Frequency Network.
2. Pengalokasian sumber daya frekuensi yang fleksibel.
3. Konsumsi daya rendah pada perangkat mobile.
4. Durasi switching kanal yang singkat.
• Smart Antenna didukung oleh subkanalisasi dan pertukaran kanal
memungkinkan penggunaan yang luas dari sistem antena termasuk
beamforming, space-time coding dan spatial multiplexing.
• Fractional Frequency Reuse mengendalikan co-channel interference
untuk mendukung pengulangan frekuensi dengan degradasi efisiensi
spektrum yang minimal.
Pita frekuensi dan bandwidth kanal yang dipilih oleh WiMAX Forum
untuk versi awal mencakup mencakup banyak pengalokasian frekuensi yang ada
10
di dunia. Tabel nerikut adalah rangkuman dari profil sistem Mobile WiMAX yang
dikeluarkan WiMAX Forum. Pita frekuensi lain, bandwidth kanal dan FDD akan
ditinjau untuk profil berikutnya.
Tabel 2.3. Profil Sistem release-1 untuk Mobile WiMAX [15]
2.3.1. Gambaran Lapisan Fisik Mobile WiMAX
2.3.1.1.Teknologi OFDM
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) merupakan suatu
teknik multiplexing yang membagi-bagi bandwidth menjadi beberapa frekuensi
sub-carrier. OFDM merupakan bentuk khusus dari multi-carrier modulation
(MCM). Dalam sistem OFDM, aliran data input dibagi menjadi beberapa aliran
data paralel dengan data rate yang lebih rendah dari data rate sebelumnya (durasi
simbol bertambah) dan masing-masing aliran data pararel tersebut dimodulasi dan
ditransmisikan melalui sub-carrier terpisah yang saling ortogonal.
Karena sinyal OFDM dikirimkan pada beberapa carrier berpita sempit
(narrowband) yang saling orthogonal, frequency selective fading terlokalisasi
pada sekelompok carrier sehingga relative lebih mudah untuk diekualisasi.
Gambar berikut menunjukkan perbandingan antara sinyal OFDM dan sinyal
single-carrier, sinyal OFDM dikirimkan secara paralel dan sinyal single-carrier
dikirimkan secara serial.
11
Gambar 2.2. Perbandingan Sinyal Single-Carrier dengan Sinyal OFDM [16]
Kemampuan untuk mengatasi delay spread, multipath, dan Inter-Symbol
Interference (ISI) memungkinkan kita untuk dapat mengirim data rate yang lebih
tinggi dan dapat bekerja pada lingkungan NLOS. Sebagai contoh, sangat mudah
untuk mengekualisasi satu carrier OFDM dibandingkan dengan mengekualisasi
sinyal single carrier dengan bandwidth yang lebih lebar.
Gambar 2.3. Perbandingan Sinyal Single Carrier dan Sinyal OFDM di Penerima [16]
12
Dalam sistem OFDM, Cyclic Prefix (CP) memegang peranan penting
untuk menjaga keortogonalitasan sub-carrier OFDM pada situasi kanal yang
frekuensi selektif. CP adalah deretan bit yang dibentuk dengan menyalin ulang
sebagian bit-bit suatu simbol OFDM, kemudian menempatkan bit-bit tersebut di
depan simbol tersebut. Dengan adanya tambahan CP ini, sinyal OFDM tidak akan
mengalami ISI selama besar delay spread kanal lebih pendek dari durasi CP. ISI
hanya akan berpengaruh pada bagian simbol yang berupa CP saja, sedangkan data
payload OFDM tidak mengalami distorsi akibat ISI.
Gambar 2.4. Penyisipan Cyclic Prefix [14]
2.3.1.2.OFDMA
Pada sistem OFDM, sumber daya yang dapat digunakan dibagi dalam
domain waktu (simbol OFDM) dan domain frekuensi (sub-carrier). Pada Mobile
WiMAX sumber daya waktu dan frekuensi tersebut dapat dibagi lagi menjadi
beberapa sub-kanal untuk dialokasikan pada pengguna. Sistem OFDM tersebut
disebut OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access). OFDMA
adalah skema yang memungkinkan proses multiplexing pada aliran data dari
beberapa pengguna ke arah downlink dan uplink sub-kanal.
2.3.1.3.Struktur Simbol OFDMA dan Subkanalisasi
Struktur simbol OFDMA terdiri dari tiga tipe sub-carrier seperti
ditunjukkan pada gambar:
• Data sub-carrier, yaitu untuk transmisi data
13
• Pilot sub-carrier, yaitu untuk estimasi dan sinkronisasi
• Null sub-carrier (tidak untuk transmisi); digunakan sebagai guard
band dan DC carrier.
Gambar2.5. Struktur sub-carrier OFDM [14]
Sub-carrier aktif (data dan pilot) dikelompokan ke dalam sub-set dalam
sub-carrier yang disebut sub-kanal. Mobile WiMAX mendukung subkanalisasi
untuk DL maupun UL. Unit minimum sumber daya frekuensi-waktu dari
subkanalisasi adalah satu slot, sama dengan 48 sub-carrier.
Pada subkanalisasi terdapat dua macam tipe permutasi sub-carrier, yaitu
diversity dan contiguous. Permutasi diversity mengambil sub-carrier secara
pseudo-random untuk membentuk sebuah sub-kanal. Permutasi tersebut
memberikan diversitas frekuensi dan merata-ratakan inter-cell interference. Yang
termasuk dalam jenis permutasi ini adalah DL FUSC (Fully Used Sub-carrier),
DL PUSC (Partially Used Sub-carrier), UL PUSC, dan beberapa pilihan
permutasi tambahan. Sedangkan permutasi contiguous mengelompokkan sub-
carrier yang berselahan menjadi sebuah sub-kanal. Yang termasuk dalam jenis
permutasi ini adalah DL dan UL AMC (Adaptive Modulation and Coding).
Secara umum, permutasi diversity bekerja dengan baik pada aplikasi
mobile, sedangkan permutasi contiguous sesuai untuk lingkungan fixed, portable,
dan mobilitas rendah.
14
Gambar 2.6. Perbedaan OFDM dan OFDMA [13]
Gambar 2.7. UL OFDM dan OFDMA [13]
2.3.1.4.Scalable OFDMA
OFDMA yang digunakan pada Mobile WiMAX didasarkan pada konsep
dari Scalable OFDMA (S-OFDMA). S-OFDMA mendukung pengalokasian
bandwidth yang luas untuk digunakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan
dan persyaratan sistem yang digunakan. Skalabilitas dilakukan dengan
menyesuaikan jumlah titik FFT dengan mempertahankan jarak antar sub-carrier
sebesar 10.94 kHz. Karena bandwidth sub-carrier dan durasi simbol yang
digunakan tetap, efek ke lapisan di atasnya menjadi minimal saat sedang
15
menskalakan bandwidth. Dua profil bandwidth sistem yang sedang dikembangkan
untuk scalable OFDMA adalah 5 dan 10 MHz.
Tabel 2.4. Parameter Scalable OFDMA [14]
2.3.1.5.Struktur Frame TDD
Mobile WiMAX mendukung TDD, Full dan Half-Duplex FDD. Pada profil
awal Mobile WIMAX hanya terdapat TDD. Pada profil berikutnya akan disertakan
FDD untuk memenuhi beberapa kebutuhan pasar spesifik. Untuk mengatasi
masalah interferensi TDD membutuhkan sinkronisasi sistem secara luas, tetapi
TDD merupakan mode duplexing yang lebih banyak digunakan karena beberapa
alasan berikut :
• TDD mendukung trafik DL/UL asimetrik, sehingga rasio DL/UL dapat
diatur secara efisien. Sementara rasio DL/UL pada FDD tetap,
bandwidth DL sama dengan bandwidth UL.
• TDD menjamin pertukaran kanal sehingga dapat mendukung link
adaptation, MIMO (Multiple Input Multiple Output), dan teknologi
antena close loop lainnya.
• Tidak seperti FDD yang membutuhkan sepasang kanal, TDD hanya
membutuhkan satu kanal untuk DL maupun UL sehingga lebih
fleksibel dan dapat beradaptasi pada pengalokasian spektrum global
yang bervariasi.
• Implementasi tranceiver untuk TDD lebih sederhana dan murah.
16
Gambar berikut ini adalah gambar struktur frame OFDM untuk
implementasi TDD. Setiap frame dibagi kedalam DL dan UL sub-frame yang
dipisahkan oleh Transmit/Receive dan Receive/Transmit Transtition Gaps (TTG
dan RTG) untuk menghindari tabrakan transmisi.
Gambar 2.8. Struktur Frame OFDMA WiMAX [14]
2.3.1.6.Fitur Lapisan Fisik Lainnya
Adaptive Modulation and Coding (AMC), Hybrid Automatic Repeat
Request (HARQ), dan Fast Channel Feedback (CQICH) juga diperkenalkan pada
Mobile WiMAX untuk meningkatkan coverage dan kapasitas.
QPSK, 16QAM, dan 64 QAM adalah format modulasi yang harus ada
pada arah DL. Sedangkan pada arah UL, 64QAM menjadi format modulasi
opsional. Mobile WiMAX medukung Convolutional Code (CC) maupun
Convolutional Turbo Code (CTC) dengan berbagai pilihan code rate dan
repetition coding serta Code dan Low Density Parity Check Code (LDPC) sebagai
fitur opsional.
Tabel berikut berisi skema coding dan modulasi yang digunakan pada
profil Mobile WiMAX. Kode dan modulasi opsional untuk UL ditunjukkan dengan
tulisan miring.
17
Tabel 2.5. Kode dan Modulasi pada Mobile WiMAX [14]
Kombinasi antara modulasi dan code rate menghasilkan resolusi data rate
yang optimal, seperti ditunjukkan pada tabel berikut. Tulisan yang ditandai
menunjukkan data rate untuk pilihan opsional 64QAM pada arah UL.
Tabel 2.6. Data Rate Mobile WiMAX pada Sub-kanal PUSC [14]
2.3.2. Manajemen Mobilitas
Daya tahan baterai dan handoff adalah dua masalah utama dalam aplikasi
mobile. Mobile WiMAX mendukung Sleep Mode dan Idle Mode untuk efisiensi
18
daya pada MS (Mobile Station). Mobile WiMAX juga mendukung handoff dimana
MS dapat berpindah base station pada kecepatan kendaraan tanpa mengganggu
koneksi.
2.3.2.1.Manajemen Daya
Mobile WiMAX mendukung dua mode untuk operasi efisiensi daya, yaitu
Sleep Mode dan Idle Mode. Sleep Mode adalah keadaan atau periode dimana
kehadiran MS menjadi tidak terdeteksi oleh base station yang melayaninya. Sleep
Mode ini bertujuan untuk meminimalisasi penggunaan daya pada MS dan untuk
meminimalisasi penggunaan sumber daya kanal. Sleep mode juga menyediakan
fleksibilitas pada MS untuk memeriksa informasi dari base station lain untuk
mendukung proses handoff selama Sleep Mode.
Idle mode menyediakan mekanisme pada MS untuk secara periodik
menerima trafik broadcast tanpa regristrasi pada base station tertentu. Idle Mode
memberikan keuntungan pada MS dengan menghilangkan proses handoff dan
operasi lainnya. Idle Mode juga memberikan keuntungan pada base station
dengan mengurangi sumber daya kanal untuk proses handoff untuk MS yang tidak
aktif sementara base station tetap menyediakan metoda yang sederhana untuk
memberitahukan MS mengenai trafik DL yang tertunda.
2.3.2.2.Handoff
Pada Mobile WiMAX terdapat tiga metoda handoff, yaitu Hard Handoff
(HHO), Fast Base Station Switching (FBSS), dan Macro Diversity Handoff
(MDHO). Dari ketiga metode tersebut, HHO merupakan metoda wajib, sedangkan
FBSS dan MDHO merupakan metoda opsional. WiMAX Forum telah
mengembangkan beberapa teknik untuk optimalisasi hard handoff pada Mobile
WIMAX. Pengembangan tersebut dilakukan dengan tetap menjaga delay handoff
kurang dari 50 milidetik.
19
2.3.3. Keamanan
Kemanan merupakan salah satu masalah utama dalam komunikasi
wireless, Mobile WiMAX mendukung fitur kemanan terbaik yang ada saat ini
untuk menghadapi masalah keamanan tersebut. Aspek-aspek kemanan yang
digunakan adalah autentifikasi perangkat/pengguna, key management protocol
yang fleksibel, enkripsi trafik, proteksi informasi plane kontrol dan manajemen,
dan optimalisasi protokol keamanan dalam proses fast handover.
2.3.4. Teknologi Smart Antenna
Tenologi smart antenna melibatkan operasi vektor dan matriks yang rumit
pada sinyal karena penggunaan multiple antenna. OFDMA membuat operasi
smart antenna dapat bekerja dengan baik pada flat-vector sub-carrier sehingga
tidak diperlukan proses ekualisasi yang rumit untuk mengkompensasi frequency
selective fading. Penggunaan OFDMA sangatlah sesuai dengan teknologi smart
antenna dan penggunaan MIMO-OFDM/OFDMA ini menjadi landasan untuk
sebuah generasi baru dalam teknologi sistem komunikasi broadband. Mobile
WiMAX memanfaatkan teknologi smart antenna secara luas untuk meningkatkan
kinerja sistem. Teknologi-teknologi smart antenna yang digunakan adalah :
• Beamforming : membantu meningkatkan coverage, kapasitas dan
megurangi error pada sistem multiple antenna.
• Space-Time Code (STC) : teknik diversitas seperti kode Alamouti
didukung untuk menyediakan diversitas spasial dan mengurangi fade
margin.
• Spatial Multiplexing (SM) : teknik multiplexing spasial didukung
untuk meningkatkan data rate dan throughput. Dengan multiplexing
spasial, beberada aliran data dapat dikirimkan melalui multiple
antenna. Jika penerima juga menggunakan multiple antenna, aliran
yang berbeda-beda tersebut dapat dipisahkan untuk memperoleh
throughput yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
single antenna.
20
2.3.5. Pengulangan Frekuensi Fraksional
Mobile WiMAX mendukung satu pengulangan frekuensi dimana semua
sel atau sektor menggunakan kanal frekuensi yang sama untuk meningkatkan
efisiensi spektral. Dengan pengulangan frekuensi tersebut, pengguna yang berada
pada ujung sel akan mengalami penurunan kualitas koneksi sebagai akibat dari
co-channel interference (CCI). Dalam Mobile WiMAX, pengguna menggunakan
sub-kanal, dimana hanya menempati sebagian kecil dari bandwidth kanal. Dengan
subkanalisasi, masalah tersebut dapat dengan mudah diatasi dengan
mengkonfigurasikan penggunaan sub-kanal pada ujung sel.
Gambar 2.9. Pengulangan Frekuensi Fraksional [14]
2.4. Alokasi Frekuensi Mobile WiMAX
Untuk mendapatkan berbagai keuntungan yang dihadirkan oleh Mobile
WiMAX dibutuhkan alokasi blok spektrum yang besar. Dengan alokasi blok
spektrum yang besar sistem dapat dibangun dalam mode TDD dengan bandwidth
kanal yang besar, pengulangan frekuensi yang fleksibel dan dengan minimal
inefisiensi untuk guard-band untuk menghindari adjacent interference. Salah satu
kegiatan utama yang dilakukan oleh WiMAX Forum adalah meggabungkan
standar dan badan regulasi yang ada di seluruh dunia agar dapat menggunakan
frekuensi rendah (< 6 GHz). Harmonisasi alokasi frekuensi juga akan
meminimalisasi jenis perangkat untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar secara
luas.
21
Profil sistem awal yang dikembangkan oleh WiMAX forum akan
menggunakan frekuensi kerja 2.3 GHz, 2,5 GHz, 3.3 GHz, dan 3.5 GHz.
Frekuensi kerja 2.3 GHz sudah digunakan oleh layanan WiBro di Korea Selatan,
teknologi ini didasarkan pada teknologi Mobile WiMAX. Dengan alokasi
bandwidth 27 MHz untuk setiap operator, bandwidth frekuensi tersebut dapat
mendukung pengembangan TDD dengan 3 kanal per base station dengan masing-
masing bandwidth sebesar 8.75 MHz.
Frekuensi 2.5 dan 2.7 GHz sudah dapat digunakan untuk layanan wireless
mobile dan fixed di US. Frekuensi ini juga tidak digunakan dan berpotensial untuk
digunakan di beberapa negara di Amerika Selatan, Eropa, dan Asia Pasifik.
Frekuensi 3.3 GHz dan 3.5 GHz sudah dialokasikan untuk layanan wireless fixed
di beberapa negara di dunia dan juga sesuai untuk layanan WiMAX fixed dam
mobile.
Di Indonesia sendiri baru sampai pada tahap perencanaan alokasi
frekuensi WiMAX. Frekuensi yang diperkirakan digunakan untuk WiMAX
adalah 2.3 GHz dan 5.8 GHz. Frekuensi 2.5 GHz dan 3.5 GHz sudah digunakan
untuk layanan satelit. Untuk Mobile WiMAX sendiri tampaknya masih sangat jauh
untuk direalisasikan.