Bab 2 - Kerukunan Hidup

14
9/30/2013 KERUKUNAN HIDUP BAB 3 1. Made Ayu Putri Arini (07) 2. Ni Made Ayu Rahayuni (08) 3. Ni Made Ayu Tantri Pratiwi (09) 4. Bambang Wahyu Eka Hardita (10) 5. I Gusti Putu Bhuana Aristya P (11) 6. Kadek Dewi Cahyani (12) XII IPA 5

description

PKN

Transcript of Bab 2 - Kerukunan Hidup

Page 1: Bab 2 - Kerukunan Hidup

9/30/2013

1. Made Ayu Putri Arini (07)2. Ni Made Ayu Rahayuni (08)3. Ni Made Ayu Tantri Pratiwi (09)4. Bambang Wahyu Eka Hardita (10)5. I Gusti Putu Bhuana Aristya P (11)6. Kadek Dewi Cahyani (12)

Page 2: Bab 2 - Kerukunan Hidup

KEMAMPUAN BERBAHASA

1. LAPORANA. PENGERTIAN

Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. . Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.

B. Fungsi laporan sebagai berikut 1. Pertanggungjawaban bagi orang yang diberi tugas2. Landasan pimpinan dalam mengambil kebijakan/keputusan3. Alat untuk melakukan pengawasan4. Dokumen sebagai bahan studi dan pengalaman bagi orang lain.

C. Perbedaan laporan tulis dengan laporan lisan Laporan lisan diperoleh dari radio atau televisi sedangkan laporan tulis

diperoleh dari surat kabar, koran maupun tabloid. Laporan tertulis ditujukan kepada atasan mengenai pelaksanaan tugas

dan hasil-hasil yang dicapai. Laporan lisan juga biasa dilakukan untuk melaporkan suatu kegiatan, seperti pidato ketua panitia.

D. Syarat–Syarat Sebuah Laporana. Lengkap : data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkapb. Jelas : dalam laporan tidak memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh

pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan komunikatif

c. Benar / akurat : data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan.

d. Sistematis : Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa.

e. Objektif : Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu.

f. Tepat waktu : Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.

E. Jenis Laporan

Page 3: Bab 2 - Kerukunan Hidup

Laporan dapat digolongkan menurut :1. Maksud pelaporan, dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Laporan informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat dan terinci.

b. Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.

c. Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.

d. Laporan Pertanggungjawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat evaluatif).

e. Laporan Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik.

2. Bentuk Laporana. Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal –

hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.b. Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang

berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.

c. Laporan berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.

d. Laporan berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – bagiannya lebih mudah dilakukan.

e. Laporan berbentuk formulir: Laporan berbentuk formulir isian adalah laporan yang sudah memiliki bentuk baku berupa formulir, sehingga penerima laporan dengan mucIah dapat membaca dan memahami keterangan yang dimuat dalam formulir itu

f. Laporan berbentuk buku Laporan yang berbentuk buku adalah laporan yang dicetak atau dijilid menjadi sebuah buku

3. Laporan berdasarkan waktu Penyampaian a. Laporan Insidental

Page 4: Bab 2 - Kerukunan Hidup

Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.

b. Laporan PeriodikDitulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya.

F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORANLaporan lengkap yang lengkap, harus dapat menjawab semua pertanyaan

mengenai : apa ( what ), mengapa ( why ), siapa ( Who ), dimana ( where ), kapan

( when ), bagaimana ( how ).Urutan isi laporan sebaiknya diatur, sehingga

penerima laporan dapat mudah memahami.

Urutan isi laporan antara lain sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Pada pendahuluan disebutkan tentang :

1) Latar belakang kegiatan.

2) Dasar hukum kegiatan.

3) Apa maksud dan tujuan kegiatan.

4) Ruang lingkup isi laporan.

2. Isi Laporan

Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain :

1) Jenis kegiatan.

2) Tempat dan waktu kegiatan.

3) Petugas kegiatan.

4) Persiapan dan rencana kegiatan.

5) Peserta kegiatan.

6) Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan,

urutan fakta / datanya).

7) Kesulitan dan hambatan.

8) Hasil kegiatan

9) Kesimpulan dan saran penyempurnaan kegiatan yang akan datang.

3. Penutup

Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu

penyelenggaraan kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-

kekurangan. Juga dengan maksud apa laporan itu dibuat.

Page 5: Bab 2 - Kerukunan Hidup

2. DISKUSIA. PENGERTIAN

Diskusi adalah suatu pertukaran fikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Ciri yang paling menonjol dalam diskusi ialah adanya forum Tanya jawab. Diskusi bertujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah

B. Komponen diskusi terdiri dari :1. Pemimpin / Pemandu diskusi / Moderator

Tugas moderator :

1) menjelaskan tujuan dan maksud diskusi

2) mengatur jalannya diskusi agar berlangsung tertib dan teratur

3) menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan diskusi

4) menutup diskusi dan menyiapkan laporan.

2. Penyaji makalah / referator

3. Peserta / Penyanggah/ Pembanding

C. Manfaat diskusi :1. Kegiatan diskusi lebih banyak melatih seseorang berfikir secara logis karena

dalam diskusi ada proses adu argumentasi.

2. Argumentasi yang di kemukakan mendapat penilaian dari anggota lain sehingga

dapat meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu masalah.

3. Umpan balik dapat diterima secara langsung sehingga hal ini dapat memperbaiki

cara berbicara si pembicara, baik yang menyangkut faktor kabahasaan maupun

nonkebahasaan.

4. Peserta yang pasif dapat dirangsang supaya aktif berbicara oleh moderator atau

peserta lain.

5. Para peserta diskusi turut mempertimbangkan gagasan yang berbeda-beda dan

turut merumuskan persetujuan bersama tanpa emosi untuk menang sendiri.

D. Tata cara / metode diskusi :

1) Pembukaan diskusi

2) Pembicaraan masalah

3) Pencarian sebab-sebab timbulnya masalah

Page 6: Bab 2 - Kerukunan Hidup

4) Pemecahan masalah

5) Pemberian pertimbangan (penyimpulan)

6) Penutupan diskusi

E. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan tanggapan dalam

kegiatan diskusi, antara lain :

1) Tanggapan langsung menuju kepokok persoalan

2) Tidak bersifat personal

3) Harus disertai bukti-bukti atau alas an yang mendukung

4) Diserti dengan adanya solusi untuk memecahkan permasalahan yang

didiskusikan

5) Disampaikan dengan cara yang bijaksana, dan menggunakan bahasa yang

santun

Hasil diskusi dituliskan dalam bentuk notulen. Notulen merupakan catatan singkat mengenai jalannya diskusi, hal-hal yang diputuskan dalam diskusi tersebut, serta pembicaraan penting lainnya. Hasil catatan tersebur dapat dijadikan rujukan pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati. Oleh karena itu, selama berjalannya diskusi, notulis harus mampu mencatat hal-hal penting dan hasil-hasil yang dicapai

3. Membaca IntensifA. Pengertian

Membaca intensif yaitu membaca dengan penuh pemahaman untuk menemukan ide-ide pokok pada tiap-tiap paragraf, pemahaman ide-ide naskah dari ide pokok sampai pada ide-ide penjelas, dari hal-hal yang rinci sampai ke relung-relungnya.

B. Manfaat / tujuan membaca intensifPembaca menguasai isi teks secara mantap, pembaca mengetahui latar belakang ditulisnya teks tersebut, pembaca dapat mempunyai daya ingat yang lebih lama yang berhubungan dengan isi teks.

Page 7: Bab 2 - Kerukunan Hidup

KEMAMPUAN BERSASTRAA. Mendengarkan Pembacaan Penggalan Novel

1. PENGERTIAN NOVELNovel adalah karangan yang panjang dan berbentuk prosa dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.2. PEMBACAAN NOVEL YANG BAIK

1) Pembaca yang membacakan novel perlu menghidupkan watak-watak tokoh dalam cerita itu dengan suasana, mimik, dan gerak yang sesuai.

2) Pembaca yang menyatakan bacaan itu dengan suara-suara khas untuk membedakan watak atau karakter dari masing-masing tokoh.

3) Pembaca perlu memiliki kecepatan pandang yang tinggi serta arah pandangan yang luas dan menyerah.

4) Pembaca harus dapat mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar.

3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca penggalan novela. Vocal

Vocal mengacu pada pengucapan kata-kata secara jelas dan mudah ditangkap oleh pendengar. Hal-hal yang berkaitan dengan vocal antara lain lafal dan artikulasi. Lafal berkaitan dengan teknik dan hasil pengucapan bunyi-bunyi suatu kata. Artikulasi adalah proses keluarnya bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap.Kejelasan pengucapan vocal, konsonan dan bentukan frasa

b. IntonasiMemperhatikan nada yang meliputi intonasi. Intonasi memiliki peran penting dalam pembacaan novel karena dengan pembacaan intonasi yang tepat akan memperjelas informasi kepada pendengarnya.

c. PenghayatanMenghayati dengan memadukan antara gerak, lagu kalimat, mimik wajah, tempo, nada, volome suara dan kata-kata dengan penekanan ucapan. Penghayatan dalam pembacaan novel dapat diartikan penyatuan diri atau pengalaman batin terhadap tema yang diangkatdalam novel tersebut. Penghayatan terhadap novel membutuhkan pemahaman secara utuh, artinya apakah pembaca sudah mampu mengangkat permasalahan novel tersebut pada saat ia membaca

B. Menanggapi pembacaan puisi lama (pantun) Pantun, karmina, talibun, termasuk puisi lama dalam perpuisian bahasa

Indonesia. Pantun adalah puisi lama yang berisi empat baris dalam setiap baitnya. Baris

pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Karmina disebut juga pantun kilat. Terdiri atas 2 baris, dimana baris pertama merupakan sampiran sedangkan baris kedua merupakan isi.

Page 8: Bab 2 - Kerukunan Hidup

Talibun merupakan pantun yang setiap baitnya terdiri atas lebih dari empat baris dan selalu genap. Setangah bait pertamanya merupaka sampiran, sedangkan setengahnya lagi merupakan isi.

Berdasarkan penggunaanya, pantun dapat digolongkan ke dalam: • Pantun anak-anak• Pantun dewasa.

Berdasarkan isinya, pantun dapat digolongkan kedalam :• Pantun permainan,• Pantun berkasih-kasihan (pantun cinta)• Pantun nasihat.• Sampiran dan isi dari sebuah bait pantun tidak berhubungan secara materi,

tetapi berhubungan secara rima. Rima pantun adalah a-b-a-b. dalam perkembangannya, rima pada pantun dapat juga berumus a-a-a-a.

C. Membacakan puisiHal yang harus diperhatikan dalam membaca sebuah puisi

A. Penggunaan Alat UcapPengggunaan alat ucap untuk mengekspresikan sebuah puisi hendaknya didahului dengan memahami puisi yang akan dibaca. Dengan demikian,tidak hanya pengucapan kata-kata lancar dan jelas, tetapi juga adanya ketepatan terhadap pengucapan yang dimaksud dalam puisi

B. Penggunaan Faktor KebahasaanFaktor kebahasaan yang dimaksud adalah pelafalan dan intonasi.Pelafalan berkaitan dengan pengucapan bunyi bahasa, baik suku kata,kata, frasa, maupun kalimat. Pelafalan ini hendaknya sesuai dengan isi puisi, Sementara, intonasi merupakan penyajian irama puisi yang diperoleh deanga tekanan tekanan, antara lain: tekanan dinamik, tekanan udara, dan tekanan tempo.

C. Penguasaan Faktor non KebahasaanFaktor nonkebahasaan meliputi: sikap membaca yang wajar serta tenang, gerak gerik serta mimik, volume suara, dan kelacanran serta kecepatan membaca. Sikap membaca hedanknya wajar, tidak berlebihan, tenang, dan tidak gelisah. Sikpa yang demikian yang membuat pendengar merasa yakin dan percaya pada kemampuan membaca puisi.

D. Menulis resensiDalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Struktur resensi sebuah buku oleh Samad (1997: 9) deijelaskan dengan bagan sebagai berikut

A. Unsur yang Harus Ada dalam Pembuatan Resensi

Judul Resensi

Data Buku

Pendahuluan

Isi Resensi

Penutup

Page 9: Bab 2 - Kerukunan Hidup

1. Judul resensiJudul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.2. Menyusun data bukuPenyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut

a. Judul buku;b. Pengarang;c. Penerbit;d. Tahun terbit beserta cetakannya;e. Dimensi buku;f. Harga buku;

3. Pembukaa atau pendahuluan resensi dapat berisi tentang sosok pengarang dan gaya penulisan pengarang tersebut.

4. Isi resensi bukuIsi resensi buku memuat tentang sinopsis, unsur intrinsic dan ekstrinsik buku, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.5. Penutup resensi bukuPada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan. B. Langkah-langkah penulisan resensi

a. Mengenal dan menjajaki buku yang akan diresensi. Pengenalan ini meliputi : tema buku, isi buku, data buku, dan buku tersebut termasuk golongan apa.

b. Membaca buku yang akan diresensi dengan saksama, cermat, dan teliti. Isi dan kerangka buku harus dipahami secara tepat dan akurat.

c. Menandai bagian buku yang diperhatikan secara khususd. Membuat synopsis atau inti sari buku yang akan diresensi.e. Menentukan sikap terhadap isi buku dan memberikan penilaian.f. Menuliskan resensi dengan bahasa yang baku dan tanda baca yang berlakug. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi

Page 10: Bab 2 - Kerukunan Hidup

KONJUNGSI

• Konjungsi antarkalimat selain ituKonjungsi selain itu digunakan pada awal kalimat berikutnya dalam paragraph. Penulisannya diikuti tanda koma. Konjungsi selain itu digunakan untuk menyatakan 'penambahan berkaitan dengan gagasan terdahulu'. Dengan demikian, gagasan sesudah konjungsi tersebut merupakan tambahan terhadap gagasan sebelumnya.• Konjugsi antarkalimat bahkan

Konjungsi bahkan digunakan untuk mengawali kalimat berikutnya dalam sebuah paragraph. Penulisan konjungsi diikuti tanda koma. Konjungsi antarkalimat tersebut digunakan untuk menyatakan bahwa gagasan yang sudah disebutkan dikuatkan oleh gagasan berikutnya.

Perbedaan di antara kedua konjungsi antarkalimat tersebut sangat tipis pada makna kata yang digunakannya. Kata selain merupakan kata yang bermakna 'sesuatu yang lain'. Kata bahkan menyatakan 'lebih-lebih atau malahan'. Konjungsi selain itu dalam sebuah paragraph menyatakan adanya gagasan yang lain, gagasan yang akan dikemukakan berikutnya memiliki kedudukan yang sama dengan gagasan yang sebelumnya. Sementara itu, konjungsi bahkan menyatakan penguatan, gagasan yang dikemukakan berikutnya merupakan penguat gagasan sebelumnya.

Konjungsi korelatifa. PENGERTIAN

Konjungsi korelatif adalah kata yang menghubungkan dua bagian kalimat dan hubungan kedua bagian itu mempunyai kedudukan atau derajat yang sama. Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. Kalimat korelatif biasanya berupa kalimat majemuk.

b. MACAM-MACAMNYA KONJUNGSI KORELATIF1) baik … maupun …2) tidak hanya …, tetapi ( …) juga3) bukan hanya …, melainkan …4) (se)demikian (rupa) … sehingga…5) apa(kah) … atau …6) entah … entah …7) jangankan …, …pun

Contoh kalimat korelatif :1. Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut aktif mengemkakan

pendapat.2. Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk mandi dan

berenang di pemandian air hangat itu.3. Bukannya aku tidak mau menbantumu, melainkan aku tidak punya banyak

waktu.4. Baik bersama ayahnya, maupun bersama ibunya, adiknya tetap tidak mau peri.

Page 11: Bab 2 - Kerukunan Hidup

5. Mobil itu melaju demikian cepatnya sehingga sangat sulit sekali dikejar mobil patrol polisi.