BAB 2 gizi buruk

download BAB 2 gizi buruk

of 19

description

tinjauan pustaka

Transcript of BAB 2 gizi buruk

BAB II

PAGE

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Status Gizi

2.1.1Definisi

Status gizi diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient20. Status gizi juga bisa diartikan sebagai keadaan tubuh yang merupakan akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi13.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Status GiziUNICEF (1988) menyatakan bahwa status gizi dapat dipengaruhi oleh penyebab langsung dan penyebab tidak langsung dengan penjelasan sebagai berikut:a. Penyebab Langsung

Asupan zat gizi

Didalam makanan yang dikonsumsi manusia terkandung zat gizi yang diperlukan untuk menghasilkan energi sehingga proses-proses fisiologis dalam tubuh manusia dapat berjalan baik1. Zat gizi yang dikonsumsi ini harus dalam jumlah yang adekuat dan seimbang, orang yang keseimbangan zat gizinya tidak terpenuhi akan mengalami malnutrisi. Secara umum kejadian gizi kurang pada anak disebabkan karena tidak cukupnya asupan zat gizi harian, kurangnya konsumsi makanan dan defisiensi zat gizi mikro.

Gangguan proses pencernaan, penyerapan dan utilisasi dari zat gizi.

b. Penyebab Tidak Langsung

Status ekonomi dan ketahanan pangan keluarga

Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya4. Keluarga dengan status sosial-ekonomi rendah mengakibatkan daya beli pangan rendah.

Pelayanan kesehatan dan lingkungan

Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan4.

2.1.3 Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dibedakan menurut subjeknya yaitu penilaian status gizi masyarakat dan perorangan. Pemeriksaan status gizi masyarakat pada prinsipnya merupakan upaya untuk mencari kasus malnutrisi dalam masyarakat, terutama mereka yang tergolong rentan seperti wanita hamil dan menyusui, bayi, dan anak balita12.

Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu pemeriksaan langsung dan pemeriksaan tidak langsung16:a. Penilaian Status Gizi secara Langsung

1. AntropometriTerdapat beberapa parameter pada penilaian status gizi menurut antropometri diantaranya adalah umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala dan lingkar dada. Kemudian untuk menilai status gizi, hasil pengukuran antropometri disajikan dalam bentuk indeks antropometri yang merupakan kombinasi antara beberapa parameter tersebut, misalnya, indeks masa tubuh, indeks berat badan menurut umur (BB/U), indeks tinggi badan menurut umur (TB/U), indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan indeks lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U).

i. Indeks Masa Tubuh

Indeks masa tubuh (IMT) merupakan indikator penilaian status gizi yang paling umum digunakan. Perhitungan IMT dilakukan dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan kuadrat (m2) =

ii. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Penilaian ini dilakukan dengan menghitung persentase capaian berat badan standar berdasarkan usia anak. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Indeks BB/U menggambarkan status gizi seseorang saat ini karena massa tubuh sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak.

iii. Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Penilaian ini dilakukan dengan menghitung persentase capaian tinggi badan standar berdasarkan usia anak. Indeks ini menggambarkan status gizi masa lampau karena tinggi badan tidak sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Gangguan pertumbuhan tinggi hanya akan nampak bila anak mengalami defisiensi zat gizi dalam waktu yang lama.

iv. Indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Penilaian ini dilakukan dengan menghitung persentase capaian berat badan standar berdasarkan tinggi badan. Indeks ini dapat digunakan untuk membedakan proporsi tubuh.

v. Indeks Lingkar Lengan Atas menurut Umur (LiLA/U)

Penilaian ini dilakukan dengan menghitung persentase capaian lingkar lengan atas standar berdasarkan usia anak. Indeks ini dapat digunakan untuk menilai KEP (Kekurangan Energi Protein) berat.

2. BiokimiaPemeriksaan biokimia dilakukan melalui pemeriksaan spesimen jaringan tubuh seperti darah dan urine. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi keadaan defisiensi subklinis15,22.3. KlinisPemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat riwayat medis (medical record) dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda klinis dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.4. BiofisikPemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan struktur jaringan. Metode yang dilakukan dapat berupa uji radiologi, tes fungsi fisik, dan sitologi.

b. Penilaian Status Gizi secara Tidak Langsung

1. Survey konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan dilakukan untuk mencari tahu jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Pengumpulan data konsumsi makanan digunakan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu13.2. Statistik vitalPemeriksaan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan seperti angka kematian dan angka kesakitan akibat hal-hal yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menemukan indikator tidak langsung status gizi masyarakat13.3. Faktor ekologiPengukuran didasarkan atas jumlah ketersediaan makanan yang dipengaruhi faktor ekologi seperti iklim, tanah, dan irigasi. Pengukuran ekologi dapat dijadikan dasar untuk melakukan program intervensi di suatu masyarakat13.

2.2. Gizi Buruk2.2.1. Definisi

Gizi buruk adalah keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau lebih tanda seperti klinik yang sangat kurus, edema, index BB/PB