Bab 2 Gambaran Umum Batam

download Bab 2 Gambaran Umum Batam

of 7

Transcript of Bab 2 Gambaran Umum Batam

BAB 2 GAMBARAN KOTA BATAM

BAB 2 GAMBARAN KOTA BATAM

KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASIFisik Dasar

Kota Batam terdiri dari gugusan 186 pulau (106 diantaranya belum berpenghuni) yang membentang di perairan seluas 1.035,3 km2 dengan luas daratan sekitar 612,53 Km2. Pulau Batam dengan luas 415 km2 merupakan pulau terluas dari seluruh pulau yang ada, dan sekaligus merupakan pusat berbagai kegiatan. Kota Batam terletak di sepanjang pantai timur pulau Sumatera pada koordinat 00.55 - 10.55 LU dan 1030.45 l040.10 BT.

Suhu di Kota Batam berkisar antara 19,20 C 33,50 C dengan ratarata 31,60 C. Kelembaban udara berkisar antara 47 % hingga 100 %, tekanan udara berkisar antara 1003,5 Mb hingga 1014,9 Mb, dan kecepatan angin antara 3 Knot hingga 40 Knot.

Ketinggian wilayah Kota Batam bervariasi antara 0 meter hingga 160 meter dari permukaan laut dengan topografi datar dan berbukitbukit.Wilayah Administrasi

Batas administrasi Kota Batam sebagai berikut :

Sebelah Utara : Perairan internasional Selat Singapura

Sebelah Selatan : Kec. Senayang Kab. Kep. Riau

Sebelah Barat : Kec Moro & Kec. Karimun Kab. Karimun

Sebelah Timur : Kec. Bintan Utara & Kec. Teluk Bintan Kab. Kepulauan Riau.Setelah mengalami pemekaran wilayah sesuai dengan UU RI Nomor 53 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi , dan Kota Batam, Kota Batam saat ini terdiri dari 8 Kecamatan yang dibagi menjadi 35 Kelurahan dan 16 Desa. Adapun pembagian wilayah administrasi sebagai berikut :

Kecamatan Belakang Padang dengan ibukota kecamatan di Belakang Padang terdiri dari 1 kelurahan dan 4 desa, yaitu Kel. Belakang Padang, Ds. Kasu, Ds. Pemping, Ds. Pecong, Ds. Pulau Terong. Kecamatan Bulang dengan ibukota kecamatan di Bulan Lintang terdiri dari 2 kelurahan dan 4 desa yaitu : Kel.. Pulau Buluh, Kel. Bulan Lintang, Ds. Batu Legong, Ds. Temoyong, Ds. Pantai Gelam, Ds. Setokok. Kecamatan Sekupang dengan ibukota kecamatan di Sungai Harapan terdiri dari 8 Kelurahan yaitu : Kl.. Patam Lestari, Kl. Sei Harapan, Kl. Tanjung Pinggir, Kl. Tanjung Riau, Kl. Tanjung Uncang, Kl. Tiban Indah, Kl. Tiban Asri, Kl. Tiban Lama. Kecamatan Batu Ampar dengan ibukota kecamatan di Bukit Senyum terdiri dari 8 Kelurahan yaitu : Kel. Bukit Senyum, Kel. Sungai Jodoh, Kel. Batu Merah, Kel. Kampung Seraya, Kel. Bengkong Laut, Kel. Bengkong Harapan, Kel. Bukit Jodoh, Kel. Harapan Baru.

Kecamatan Nongsa dengan ibukota kecamatan di Kel. Teluk Tering, terdiri dari 7 Kelurahan dan 1 desa yaitu : Kel. Nongsa, Kel. Batu Besar, Kel. Kabil, Ds. Ngenang Kel. Teluk Tering, Kel. Belian, Kel. Baloi Permai, Kel. Baloi.. Kecamatan Lubuk Baja dengan ibukota di Kel. Batu Selicin terdiri dari 5 Kelurahan yaitu : Kel. Batu Selicin, Kel. Lubuk Baja, Kel. Kampung Pelita, Kel. Pangkalan Petai, Kel. Tanjung Uma.

Kecamatan Sungai Beduk dengan ibukota di Sagulung, teridiri dari 4 Kelurahan yaitu: Kel. Muka Kuning, Kel. Tanjung Piayu, Kel. Batu Aji, Kel. Sagulung.

Kecamatan Galang dengan ibukota di Sembulang terdiri dari 7 desa yaitu: Ds. Sejantung, Ds. Karas, Ds. Galang Baru, Ds. Sembulang, Ds. Rempang Cate, Ds. Subang Mas, Ds. Pulau Abang.

Secara keruangan, Kota Batam dibagi menjadi 2 wilayah utama yaitu mainland yang terdiri dari Pulau Batam dan hinterland yang terdiri dari wilayah di sekitar Pulau Batam. Hinterland ini mencakup gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar disekitar Pulau Batam. KEPUNDUDUKANJumlah dan Sebaran Penduduk

Sejak Pulau Batam dan beberapa Pulau disekitarnya dikembangkan oleh Pemerintah RI menjadi daerah industri,perdagangan, Alih kapal dan Pariwisata serta dengan terbentuknya Kotamadya Batam tanggal 24 Desember 1983,laju pertumbuhan penduduk terus mengalami peningkatan diman dari hasil sensus penduduk rata-rata pertahunnya selama periode 1990-2000 laju pertumbuhan penduduk Batam rata-rata sebesar 12,87 persen.namun sejak pelaksanaan Perda Kota Batam Nomor 2 tahun 2001, laju pertumbuhan penduduk Kota Batam dari Tahun 2001-2005 rata-rata sebesar 6 %.

Penduduk Kota Batam berdasarkan catatan statistik tahun 2005 sebesar 685.787 jiwa terdiri atas 332.720 jiwa laki-laki dan 353.067 jiwa perempuan dengan jiwa sex ratio 94,24. pendududuk Kota Batam sampai dengan April 2006 berjumlah 688.194 jiwa terdiri atas 334.263 jiwa laki-laki damn 353.931 jiwa perempuan.

Tabel 1.2.1. Perkembangan jumlah penduduk antara 1999 s/d pertengahan 2006

TahunWNIWNAJumlah

Laki-lakiPerempuanLaki-lakiPerempuan

1999159.104176.520962371336.957

2000209.120226.7141.205319437.358

2001241.667281.5092.5171.458527.151

2002254.193290.7943.0791.885549.951

2003266.235292.6412.1961.589562.661

2004279.563307.7452.2441.701591.253

2005330.333351.2532.3871.814685.787

s/d Juli 2006340.712359.7931.109465702.079

Sumber: Batam dalam Angka, 2006Tingkat Pendidikan

Sebagian besar penduduk masih berupa tamatan SD. Jumlah yang mengenyam pendidikan tinggi masih sangat sedikit. Namun tampaknya ada kecenderungan golongan pendidikan tinggi akahir-akhir ini smeakin meningkat terutama seiring dengan tuntutan kerja.

Gambar 1.2.1. Tingkat pendidikan penduduk Kota Batam antara tahun 2002-2005(Sumber: Batam dalam Angka, 2005)

SOSIAL - BUDAYA DAN EKONOMISosial - Budaya

Dari segi budaya, budaya yang dianggap asli kebudayaan kota Batam adalah kebudayaan Melayu Riau, seperti layaknya daerah di propinsi Riau lainnya. Hanya saat ini telah tergeser perkembangnnya oleh kebudayaan yang datang dari luar, terutama adanya para pendatang dari luar negeri. Untuk membendung pengaruh kebudayaan luar yang semakin kuat, maka kebudayaan sendiri khususnya kebudayaan Melayu Riau akan terus dikembangkan di bumi Batam.

Salah satu yang unik dari kebudayaan asli kota Batam adalah adanya sekelompok komunitas yang sering disebut Suku Laut. Adalah sekelompok orang yang kehidupan sehari-harinya diatas perahu dengan matapencaharian sebagai nelayan. Telah ada upaya memukimkan mereka agar bisa tinggal di darat. Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada tahun 2005 mencapai 8,03 %, naik dibandingkan tahun 2004 (7,46 %). Bahkan pada tahun 2006, laju pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan drastis mencapai 11,52 %. Kontribusi dominan terhadap PDRB berasal dari sektor industri sebesar 63,25 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,46 %, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,72 %.

Gambar 1.2.2. Perbandingan peran tiap sektor terhadap PDRB Kota Batam antara tahun 2001-2005

(Sumber: Batam dalam Angka, 2005)

Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air minum yaitu sebesar 28,44 %. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebesar 21,50 % dan sektor industri pengolahan sebesar 14,13%.

Pendapatan per kapita masyarakat menunjukan peningkatan, berdasarkan harga berlaku (current price), pada tahun 2005 mencapai Rp. 26,25 juta dan berdasarkan harga konstan 2005 mencapai Rp 22,62 juta.KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN KOTA BATAMRencana Pembangunan Tata Ruang Kota BatamRencana Perlembangan Struktur tata ruang kota Batam merupakan pengembangan fungsi kegiatan pelayanan kota yang diwujudkan berdasarkan pengembangan fungsi kegiatan dan sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan yang dialokasikan secara terstruktur keseluruh Wilayah Kota Batam.

Rencana pengembangan struktur tata ruang dan sistem kegiatan pelayanan Kota,ditujukan untuk membentuk satu kesatuan struktur tata ruang dan sistem kegiatan pelayanan kota agar berfungsi optimal sebagai pusat-pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan pelayanan perkotaan diwilayah darat dan laut Kota Batam.Tabel 1.2.2. Alokasi lahan maksimal 2006KecamatanLuas Penggunaan Lahan (ha)

PerumahanJasaIndustriWisataFasumPertanianTotal

Batu Ampar548.17465.30331.00476.69266.010.002,087.17

Batam Center696.8481.47172.400.00187.250.001,137.96

Nongsa213.87131.65102.121,805.0980.320.002,333.05

Kabil97.5479.221,069.1845.002,768.390.004,059.33

Duriangkang387.9587.110.00404.13154.99340.621,374.80

Muka Kuning284.92111.38548.290.00206.0574.471,224.11

Tj. Uncang953.65484.481,658.36514.43324.471,874.865,810.25

Sekupang446.58206.96293.07625,05342.3432.271,946.27

Sub Total3,629.531,647.574,174.423,870.394,329.823,322.2219,973.94

Rempang666.58181.040.00447.14127.821,198.572,621.25

Galang422.6051.340.00811.39109.23817.192,211.75

Sub Total 1,089.18232.380.001,258.53237.052,015.764,832.90

Total Barelang4,718.711,879.954,174.425,128.924,566.874,337.9824,806.85

Sumber: Evaluasi Master Plan Barelang, 2004Dengan memperhatikan perkembangan guna lahan yang ada serta rencana Master Plan Batam sebelumnya, serta dikaitkan dengan konsep pengembangan 40 : 60 bagi lahan built up dan non built up dan proporsi lahan perkotaan, dihasilkan lahan maksimal dari masing-masing zona dan kegiatan sebagaimana Tabel diatas ini digunakan dalam perhitungan optimasi guna Lahan Tahun 2006, sedangkan selanjutnya output dari analisis optimasi menjadi upper bound bagi analisis tahapan (tahun-tahun sebelumnya )

Secara keseluruhan, Rencana Alokasi Lahan Batam Tahun 1999-2006 dapat dilihat Pada Tabel dibawah.Tabel 1.2.3. Rencana alokasi guna lahan Tahun 1999-2006 (ha)KegiatanTahun

199920002001200220032006Rate

Perumahan3,313.773,319.893,319.893,457.873,690.944,718.715,5 %

Jasa856.98856.98856.98934.011,259.631,879.9512,6 %

Industri3,867.063,867.063,867.063,867.063,867.064,174.421,3 %

Wisata3,382.723,382.723,382.723,382.724,621.635,128.926,4 %

Fasum4,130.034,399.724,399.724,532.394,532.394,566.871,5 %

Pertanian1,894.082,213.732,213.734,337.984,337.984,337.9813,6 %

Total17,444.6418,040.1018,040.1020,512.0322,309.6324,806.855,6 %

Sumber: Evaluasi Master Plan Barelang, 2004Dari Tabel Diatas terlihat bahwa alokasi kebutuhan lahan relatif kecil pada periode 1999-2001 dan muli meningkat pada Tahun 2001-2006. ini disebabkan karena permintaan akan guna lahan pertanian mengalami peningkatan cukup besar pada Tahun 2002. Rate rata-ratanya adalah 14%,disusul oleh guna lahan jasa sebesar 13% dan pariwisata sebesar 6%. Khususnya untuk guna lahan perumahan relatif tidak berubah dari Tahun 1999-2002 karena alokasi perumahan yang ada telah jauh melebihi kebutuhan lahan perumahan. Dan baru mengalami peningkatan pada Tahun 2003. Ratenya sekitar 6%. Untuk guna lahan lainnya, relatif mengalami pertumbuhan permintaa kecil yakni 1% untuk industri dan 1% untuk fasum.Kondisi Transportasi Antar Pulau

Keberadaan pelantar selalu berkaitan dengan adanya pergerakan transportasi laut yang melayani kebutuhan perjalanan antar pulau di wilayah kepulauan Batam. Pergerakan antar pulau ini umumnya dilayani oleh perahu-perahu kecil (speed boat) yang tidak memiliki rute dan beberapa kapal motor sedang yang memiliki rute tetap. Perahu-perahu bermotor umumnya dimiliki oleh warga dan digunakan untuk pergerakan jarak pendek. Sementara kapal motor diusahakan oleh pemerintah melalui dinas perhubungan laut.

Saat ini terdapat 4 rute kapal motor yang melayani pergerakan antar pulau dengan rute tetap yaitu KM. Srilengkang, KM. Sribulang, KM. Sritodak dan KM. Srigalang.

SHAPE \* MERGEFORMAT

(a) Rute KM. Srilengkan (b) Rute KM. Sribulang

(c) Rute KM. Srigalang (d) Rute KM. SritodakPelantar dalam hal ini berfungsi sebagai dermaga tambat pada pulau-pulau yang dilewati oleh rute angkutan kapal tersebut.Air Raja

Subang Mas

P. Temoyong

P. Seraya

P. Bulang Lintang

P. Buluh

P. Jaloh

Start & Finish

Sagulung

Telaga Punggur

Ngenang

Kubung

Todak

Mencaras

P. Tunjuk

Start & Finish

P. Slt. Nenek

P. Cengkui

P. Karas

P. Mubut

Sembulang

Dapur 6

Start & Finish

Blk. Padang

Sekilak

Lengkang

Sarang

Kasu

Pecong

Tumbar

Geranting

Pekasih

Tl. Bakau

Tl. Sunti

Tl. Kangkung

P. Terong

Start & Finish

PAGE 9BAGIAN I

_1229409839.xls

_1229410194.xls