BAB 2

Data dan Analisa

2.1 Sumber data

Data-data yang dikumpulkan akan melalui kuesioner,interview dan juga pengumpulan data melalui buku,internet dan sebagainya. 2.1.1 Literatur

• Endah,A. (2010). Eksplorasi Kreativitas Dua Dasawarsa- Anne Avantie. edisi 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

• Budiman,Y. (2011).Qipao Inspirasi Gaya Oriental. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

• Intisari Magazine. (2012). Indonesian Chinese Peranakan;A Cultural Journey;A Cultural Journey. Edisi 1. Jakarta: Indonesian Cross-Cultural Society dan Majalah Intisari.

2.1.2 Website

• Anonim, 2012, Cheongsam, http://en.wikipedia.org /wiki/ Cheongsam

• Anonim, 2011,Teori Penunjang, http://webcache. googleusercontent.com/search?q=cache:iI51bvqNYoUJ

• Anonim, 2012, 5 Kebudayaan Cina yang telah menyatu di Indonesia, http://www.unikaneh.com/2012/01/5-kebudayaan-cina-yang-telah-menyatu-di.html

• Anonim,2011,http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:iI51bvqNYoUJ:thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab4ps/2010-1-00035 ds%2520bab%25204.ps+ &cd= 20&hl= id&ct =clnk&gl=id

• Anonim,2012,http://indonesiafashionweek.com/ • Anonim,2012, http://www.jakartafashionweek.co.id/2012/id/ • Anonim, 2005, http://id.wikipedia.org/ wiki/ Masjid_Cheng_Ho

_Surabaya

2.1.3 Wawancara

Ester Indahyani Jusuf (sekretaris PINTI) Dari hasil wawancara ini didapatkan bahwa Cheongsam dahulu dipakai di sekolah Indonesia bagi para anak keturunan Tionghoanya,dan juga waktu itu masih memakai kain untuk dijadikan kancing dan kebanyakan juga berbahan sutra.Tapi sekarang sudah dibuat dari kancingnya sendiri dan juga model-model sekarang lebih modern dan lebih disukai. Yoyok Budiman (Penulis buku Inspirasi Gaya Oriental

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa Cheongsam sendiri nama aslinya adalah Qipao dan pada zaman dahulu bordirannya diaplikasikan ke kebaya begitu juga oleh nyonya-nyonya Belanda.Dan kebaya yang bordirannya mengikuti gaya Cheongsam dinamakan Kebaya Encim oleh Asmoro Damais.Bahkan sampai dikenakan dengan celana panjang.Dan jika ingin kebaya yang benar-benar asli harus mencarinya di daerah Jogjakarta.

Bahan-bahan Qipao juga dikatakan panas karena memakai yang sintetik dan tidak asli.Jika memakai yang sintetik maka tidak akan merasa panas.

2.1.4 Angket & Observasi Angket

Dari 100 perempuan keturunan Tionghoa di Indonesia diperoleh data sebagai berikut: Dari 100 perempuan: 15 orang berumur 15-20 tahun, 20 orang

berumur 21-25 tahun,22 orang berumur 26-30 tahun, 33 orang berumur 31-35 tahun dan 10 orang berumur 35 tahun ke atas.

97 orang tinggal di Jakarta,1 orang tinggal di

Semarang,1 orang tinggal di Kalimantan dan 1 orang tinggal di Medan.

15 orang berprofesi sebagai pelajar,20 orang sebagai mahasiswi, 29 orang sebagai wanita karir atau business woman dan 36 orang sebagai ibu rumah tangga. 36 orang tidak suka memakai cheongsam,47 orang suka memakainya dan 17 orang biasa saja dalam memakainya. 36 orang tidak suka memakainya karena norak,tidak praktis,dan terlalu mencolok, 47 orang suka memakainya karena menonjolkan bentuk tubuh, dan 17 orang biasa saja memakainya karena belum terbiasa saja. 73 orang paling sering memakainya ketika Tahun Baru Cina,20 orang ketika Acara Pernikahan dan 7 orang ketika ada upacara keagamaan. 90 orang tidak pernah memakai baju Cheongsam yang digabungkan dengan gaya

Barat atau Indonesia dan 10 orang sudah pernah. 74 orang merasa baju Cheongsam yang digabungkan dengan gaya Barat atau Indonesia itu bagus dan 26 orang merasa biasa saja. 34 orang membeli baju tersebut di butik desainer,15 orang di pasar dan mall,5 orang minta dibuatkan penjahit, dan 46 orang minta dibuatkan desainer. 53 orang tidak setuju jika disarankan lebih sering memakai Cheongsam kira-kira sebulan sekali dan 47 orang setuju. 53 orang setuju karena untuk melestarikan budaya Cheongsam dan modelnya bagus,47 orang tidak setuju karena tidak praktis,tidak suka Cheongsam dan dianggap terlalu rasis. 90 orang setuju dengan diadakannya Kampanye Mengenal Budaya Pakaian Naga Indonesia dan 10 orang tidak setuju.

2.2 Data dan Literatur

2.2.1 Tentang Qipao di Cina

Menurut Wikipedia.com ,Cheongsam adalah sebuah pakaian Cina untuk wanita yang memperlihatkan lekuk tubuh (dimodifikasikan di Shanghai); versi lelakinya adalah changshan. Dalam Bahasa

Mandarin ia dikenal sebagai qípáo (旗袍), qípáor (旗袍儿), dalam Bahasa Inggris disebut sebagai gaun mandarin. Cheongsam yang bergaya dan bermuatan ketat paling sering dikaitkan dengan hari diciptakannya pada zaman 1920an di Shanghai yang dibuat lebih bermodel oleh wanita sosialita dan kelas atasan.

Kata cheongsam berasal dari chèuhngsàam, penyebutan dari bahasa Kantonis,di mana

bentuk bajunya yang ketat pertama kali dikenali. Panggilan dari bahasa Kantonis ini agak bertentangan dengan kegunaan dalam

bahasa Mandarin dan logat Cina lain, di mana chángshān (sebutan

Mandarin 長衫) dirujukkan khasnya pada pakaian lelaki (changsan) dan versi wanita digelarkan sebagai sebuah qipao.

Di Hong Kong, di mana banyak tukang jahit Shanghai lari selepas pengambilan Komunis ke atas tanah Cina, perkataan chèuhngsàam dapat disamakan dengan pakaian lelaki atau wanita. Perkataan keipo (qipao) merupakan istilah resmi untuk chèuhngsàam wanita, atau digunakan pada varian cheongsam dua potong baju yang masyhur di China. Negara-negara Barat kebanyakan (dan juga di negara-negara bertuturan Melayu) mengikut kegunaan Shanghai asal dan menggunakan nama cheongsam pada pakaian wanita dari Cina ini. 2.2.2 Sejarah

Ketika Manchu memerintah China sewaktu zaman Dinasti Qing, beberapa strata masyarakat muncul. Di kalangan mereka adalah Panji (qí), kebanyakannya orang Manchu, yang sebagai suatu kumpulan

dipanggil Orang Panji (旗人 pinyin: qí rén). Wanita Manchu biasanya

memakai gaun terusan yang biasanya dipanggil qípáo (旗袍 ataukuilt panji). Sifat pakaian qipao longgar dan bergantung lurus pada tubuh. Setelah tahun 1636 di bawah undang-undang dinasti , semua orang Cina Han di bawah sistem panji dipaksa memakai changsan dan memakai qipao Manchuria daripada pakaian Cina Han tradisional

(剃发易服), akan dikenakan hukuman mati. Meskipun selepas 1644, orang Manchu melepaskan peraturan ini, memperbolehkan orang untuk bebas memakai Hanfu, tetapi akhirnya mereka mulai memakai qipao dan changshan. Ternyatanya, hanya para pegawai laman dilarangkan memakai pakaian Ming. Pada 300 tahun berikutnya, qipao menjadi pakaian kesukaan Cina, dan akhirnya dijahit untuk menyesuaikan dengan selera penduduk. Sebarang kemasyhurannya yang menyebabkan pakaian ini terus hidup walaupun ada huru-hara Revolusi Xinhai 1911 yang menggulingkan Dinasti Qing.

Qipao terdahulunya itu lebar dan longgar. Ia menutupi kebanyakan

tubuh wanita, menyisakan hanya kepala, tangan, dan ujung jari kaki. Melalui waktu, walaupun, qipao telah dijahit untuk dijadikan lebih memiliki bentuk dan memperlihatkan bentuk tubuh. Versi moden, yang kini diakui masyhurnya di China sebagai qipao "piawai", telah terdahulunya dikembangkan di Shanghai selepas 1900, selepas kejatuhan Dinastri Qing. Orang dengan penuh minat mencari suatu gaya lebih moden dan menukarkan qipao lama untuk menyesuaikan citarasa mereka. Bentuk ramping dan muatan dengan potongan tinggi, ia bertentangan secara tajam dengan qipao. Walaupun begitu, para wanita simpanan kalangan atas dan selebritis yang akan membuatkan qipao dengan bentuk potongan tinggi dan langsing terkenal pada waktu itu.

Versi moden dinyatakan dengan menampakkan lagi bentuk badan wanita, dan oleh itu menjadi terkenal sebagai pakaian masyarakat kalangan atas. Apabila gaya mode Barat berubah, maka bentuk cheongsam juga berubah, memperkenalkan gaun dengan leher tinggi yang tidak berlengan, berbentuk loceng, dan renda hitam berbusa di pesta dansa. Maka pada zaman 1940an, cheongsam tiba dalam berbagai lebar bahan dengan banyak variasi aksesoris.

Revolusi Komunis 1949 mengakhiri cheongsam dan mode lain di

Shanghai, tetapi pendatang dan pelarian Shanghai membawa mode tersebut ke Hong Kong di mana ia tetap menjadi terkenal. Kini telah ada pembaharuan cheongsam Shanghai dan tempat-tempat lain di China; fungsi gaya Shanghai kini kebanyakannya suatu gaun pesta bergaya.

2.2.3 Kegunaan Modern

Pada zaman 1950an, tenaga kerja wanita di Hong Kong memakai cheongsam yang lebih berfungsi dibuat dari kain wool, twill, dan bahan lain. Kebanyakan adalah muatan jahitan dan sering dipadu-padankan dengan jaket. Gaun-gaunnya adalah tradisi Cina dengan gaya moden. Cheongsam umumnya diganti dengan pakaian yang lebih nyaman seperti baju panas, jeans, dan rok. Oleh karena sifatnya, ia kini pada umumnya dipakai sebagai pakaian resmi untuk upacara penting. Mereka kadang-kadang dipakai oleh ahli politik dan artis di Taiwan dan Hong Kong. Mereka ditunjuk dalam film Cina seperti dalam film 1960an, The World of Suzie Wong, di mana pelakon Nancy Kwan membuat cheongsam secara ringkas bergaya budaya barat. Meskipun, kadang-kadang mereka digunakan sebagai pakaian Halloween di beberapa negara barat. Mereka juga sering dilihat dalam lomba kecantikan, bersama dengan baju berenang. Sekarang cheongsam juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari oleh pramusaji di hotel-hotel berkelas,singkatnya sebagai seragam.

Setengah penerbangan di Cina dan Taiwan mempunyai seragam cheongsam untuk pramugari mereka,seperti China Airlines, China Eastern Airlines, Hainan Airlines, dan Xiamen Airlines. Mereka mempunyai warna terang, panjangnya di atas lutut, dengan jaket yang memiliki warna

yang sama dengan cheongsam. Para pekerja memakai stoking dan sepatu tumit rendah. Tempat-tempat kerja mereka seringnya menyediakan penyejuk udara supaya mereka tetap sejuk. Sedikit sekolah dasar dan menengah tinggi di Hong Kong, khususnya sekolah yang sudah tua didirikan oleh misionaris Kristen, memakai cheongsam tidak bercorak dengan bahan biru muda dan/atau kain baldu biru tua (untuk musim sejuk) dan dengan lencana logam sekolah di bawah leher sebagai seragam resmi untuk para pelajar wanita mereka. Sekolah-sekolah yang menggunakan ini termasuk True Light Girls' College, St. Paul's Co-educational College, Heep Yunn School, St. Stephen's Girls' College, Ying Wa Girls' School, dsb. Qipao ini biasanya lurus, dengan tiada bentukan di pinggang, dan panjang cheongsam harus mencapai pertengahan paha. Qipao dibuat hampir ke leher, dan kerah leher, walaupun cuaca lembap ataupun panas tropikal. Walaupun rok nya mempunyai torehan pendek, mereka terlalu sempit untuk para pelajar berjalan dalam langkahan panjang. Kelim di atas torehan sering robek apabila berjalan dan berulangkali dijahit. Banyak sekolah juga memerlukan rok bawah dipakai dengan qipao. Rok bawahan adalah bahan putih,lebih pendek daripada cheongsam, dan memiliki belahan di tepi seperti cheongsam, walaupun lebih dalam. Baju dalam putih sering dipakai di bawah

Qipao. Panjang, gaya, warna dan lengan qipao boleh berubah di antara sekolah. Sesetengah para pelajar menjelaskan ketidakpuasan mereka dengan tradisi ini dengan memakai leher yang berdiri tegak sengaja dibiarkan tidak bertekuk atau dilipat di atas lutut mereka. Sekolah Ying Wa dan True Light telah menyebarkan kuesioner ke para pelajar mereka mengenai pembaharuan seragam tetapi tidak berhasil.Tetapi Sekolah Menengah

Madam Lau Kam Lung dari Biara Budda Miu Fat mengakhiri seragam qipao mereka pada 1990 selepas menerima saran badan persatuan pelajar. Banyak pelayan di restoran Cina di seluruh dunia memakai baju dan rok tetapi beberapa memakai seragam qipao. Qipao ini (seperti qipao di China) itu panjang, sering panjang kaki atau panjang lantai. Mereka mempunyai belahan tinggi ke pinggang atau pinggul, dan biasanya tidak berlengan. Mereka sering dibuat dari sutera atau satin berwarna terang dengan sulaman kaya Cina. Setengah pelayan kelab malam, pelayan perempuan dalam upacara, dan kontestan dalam lomba kecantikan Cina memakai seragam qipao mirip. Mereka boleh memakai pantyhose tetapi bukan rok bawah sehingga saat berjalan menunjukkan kaki mereka. Seragam ini dianggap terlampau seksi untuk pakaian biasa jadi mereka dipakai dan disimpan di kerja. Para pelayan bertukar ke pakaian kasual sebelum pulang rumah. Sewaktu Olimpik Musim Panas 2008, qipao adalah seragam untuk pembawa bendera. Mereka juga dipakai oleh ahli-ahli wanita pada pasukan Sweden dan pasukan Sepanyol dalam upacara pembukaan, dengan warna-warna kebangsaan biru dan kuning.

2.2.4 Qipao di Nusantara

Di nusantara,pengaruh budaya Cina mulai masuk pada abad

10,yaitu pada saat pendatang dari Cina datang ke bumi Nusantara melalui Semenanjung Malaka dan Sumatera pendatang yang merupakan para pedagang dari Fujian ini kemudian memutuskan menetap dan berdagang di daerah-daerah pesisir Jawa dan Sumatera, bahkan akhirnya menyebar hampir ke seluruh pelosok.

Pada masa awal-awal kedatangan bangsa Cina hampir dikatakan

tidak ada perempuan Cina yang ikut,karena ada larangan bagi mereka untuk merantau ke luar negeri.Hanya kaum perempuan berdarah biru,yang dipersembahkan sebagai mempelai untuk dinikahkan dengan para raja di daerah Nusantara, sebagai pengikat tali persaudaraan dan alasan politis.Keturunan hasil perkawinan ini disebut dengan Cina Peranakan.

Para mempelai berdarah biru ini,biasanya datang didampingi para

pembantu perempuan mereka.Perempuan-perempuan tersebut karena berbaur dengan penduduk setempat akhirnya membawa pengaruh budaya Cina mereka ke dalam budaya lokal.Di antaranya cara dan model berbusana.Terlebih ketika Pemerintah Hindia Belanda mendatangkan banyak pekerja tambang dan perkebunan dari daerah Guandong,pada abad ke-17.

Budaya Cina,secara perlahan namun pasti,mulai berakulturasi

dengan budaya tradisi setempat.Para perempuan peranakan mengadopsi budaya wanita setempat,dengan mengenakan baju panjang dan sarong.Seni batik dari daerah pesisir pulau Jawa seperti Cirebon,Pekalongan dan Lasem, merupakan salah satu contoh kentalnya

pengaruh Cina yang dapat dilihat pada berbagai ragam motif batik dari sentra-sentra batik tersebut.Seni tinggi batik yang awalnya hanya berada di lingkungan keraton,kemudian berkembang sebagai komoditi dagang yang dibawa keluar keraton,diperdagangkan secara umum dan didominasi oleh para pedagang Cina Peranakan.

Perempuan Cina peranakan awalnya mengenakan baju panjang

atau mirip baju kurung yang sedikit membentuk tubuh bagian atas.Baju panjang ini merupakan busana sehari-hari yang dikenakan bersama kain sarung.Karena itu baju panjang ini mirip bentuknya dengan baju kurung yang memang dikenal sebagai busana tradisional perempuan Melayu pada saat itu.Baju panjang memiliki bukaan bagian depan dan dikenakan penutup peniti emas berhias permata dan bebatuan,yang disebut kerongsang atau brooches.Di daerah pesisir pulau Jawa,perempuan Cina peranakan mengenakan baju panjang berhiaskan bordiran bercorak bunga (terutama bunga krisan,naga,ikan,burung phoenix ) di tepi kerah, kerung leher dan lengan,lalu dipadankan dengan pemakaian sarung kain batik pesisir yang begitu beragam coraknya.

Tahun 1900-an baju panjang ini muncul dalam variasi pendek yang

kemudian popular dengan nama kebaya,yang dikenakan bersama baju dalam (sejenis kutang) atau camisole. Pengaruh Eropa tampak dengan diterapkannya ornamen seni bordiran bermotif bunga,kerancang (kerrawang) dan pemilihan bahan kain yang cenderung meniru busana Barat, seperti voile, organdy, chiffon dll.Kebaya pendek yang sangat cantik dan tampak feminine dengan ornamen bordir indah itulah yang kita kenal dengan Kebaya Encim.

Berbeda dengan kaum perempuan Cina Peranakan yang

mengadopsi bentuk busana wanita setempat, para pria Cina Peranakan, mengenakan baju Lok Chuan, yaitu semacam jaket yang terbuat dari sutera, terkadang katun, dengan kerah Cina atau tanpa kerah, dengan bukaan kancing kodok ( frog Buttons) atau dikenal juga dengan nama Jaket Baba.Biasanya baju atasan ini dikenakan dengan padanan Celana Pangsi lebar, yaitu celana longgar yang berpotongan lurus dari atas ke bawah. Di samping itu juga ada model jas tutup yang merupakan pengaruh busana pria Eropa.Jas ini banyak dikenakan oleh para pria yang berkerja dalam bidang profesi formal atau para saudagar besar.

Hubungan yang dinamis dan intens dengan para pedagang dan

penguasa dari benua Eropa, membuat kebudayaan Cina Peranakan di daerah Semenanjung Malaka dan Nusantara, menjadi semakin kaya oleh pengaruh budaya dari Kolonial Belanda, Portugis, Inggris, Perancis bahkan Timur Tengah dan India.Pengaruh budaya tersebut mudah dikenali dari berbagai ragam hias yang diaplikasikan pada motif sulaman,tenunan,keramik dan juga pada kuliner yang hingga kini masih bisa kita nikmati.

Sedangkan Cheongsam atau Qipao,dikenal sebagai busana klasik

bagi perempuan Cina yang menggabungkan keanggunan tradisi dengan

elemen-element unik penuh gaya.Bentuk dasarnya berleher tinggi dengan kerah model tertutup (kerah Mandarin) bersiluet ramping ketat membentuk tubuh namun agak longgar di bagian dada.Qipao memiliki belahan yang menarik pada bagian samping roknya,bisa berpotongan panjang semata kaki,pendek beberapa senti di atas lutut atau bahkan mini, dengan beragam variasi model lengan atau tanpa lengan.

Sekarang ini busana Cheongsam atau Qipao sudah mendunia,dan

tidak hanya dikenakan oleh para perempuan Cina saja.Modelnya yang bersiluet ramping dan anggun banyak digemari sebagai acuan ide rancangan busana malam atau pesta.Dan seperti Cheongsam atau Qipao,Kebaya Encim dan Baju Lok Chuan sampai sekarang masih digemari terutama pada acara-acara khusus seperti perayaan Tahun Baru Imlek.Di tanah mode internasional para perancang mode di pusat mode dunia,hingga kini tak pernah jenuh mengambil unsur-unsur budaya Cina sebagai acuan sumber inspirasi rancangan mereka.

Menurut Yoyok Budiman di bukunya Qipao; Inspirasi Gaya Oriental.Adapun bahan, unsur-unsur gaya, dan motif-motif dari Qipao ini yang menjadi keistimewaannya yaitu:

1. Kerah Kerah pada Qipao adalah tinggi dan dengan pengepasan yang pas, tidak hanya untuk mencegah kedinginan tetapi juga untuk keindahan. Kerah Qipao pada umumnya berbentuk setengah lingkaran, sisi kanan dan kirinya adalah simetris,memperindah leher seorang wanita. Kerah Qipao dibuat secara seksama, terutamalubang kancing pada kerah, yang menjadi sentuhan akhir.

2. Belahan Untuk pergerakan yang nyaman dan dapat menunjukan keindahan kaki seorang wanita, Qipao pada umumnya memiliki dua belahan besar pada sisi kanan dan kiri. Belahan-belahan Qipao memperlihatkan keindahan kaki seorang wanita ketika dia berjalan, kesemuanya ini dapat meningkatkan keindahan bentuk tubuh dari seorang wanita. Qipao modern saat ini memiliki berbagai macam belahan yang beragam, seperti belahan yang terletak didepan, belakang atau hanya memiliki 1 belahan saja dan juga dua belahan pada ke dua bagian sisinya dan lain sebagainya. 3. Bahan Qipao biasanya terbuat dari bahan-bahan yang sangat baik seperti kain sutera, kain brokat sutera, satin, atau kain brokat satin. Hampir semua warna dapat digunakan. Seringkali Qipao memiliki sebuah pola tertentu seperti naga , jenis-jenis bunga, kupu-kupu atau simbol-simbol Tiongkok khas lain (misalnya huruf Tiongkok kuno, kaligrafi dan lain-lain). Warna-warna yang sering digunakan biasanya berwarna merah, karena merah secara khusus dipandang sebagai pembawa

keberuntungan, selain warna merah, warna kuning adalah warna yang dipercayai memberi keberuntungan juga karena warna kuning telah lama dipandang sebagai warna kekaisaran yang dikaitkan dengan para kaisar. warna-warna pada pakaian Qipao ini sangat beragam dan kebanyakan memiliki warna-warna yang cerah.Pemilihan warna yang sesuai dengan warna kulit, rupa dan bentuk badan,seseorang akan terlihat lebih cantik dan menarik. 4. Motif-motif

1. Peony

Peony ini melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Sebuah desain yang sangat lazim untuk pakaian wanita Tiongkok, Orang-orang Tionghoa sangat menyukai peony sejak lebih dari 5000 tahun dan ini merupakan bunga yang paling disukai di Tiongkok. Peony dipilih sebagai Bunga Nasional Tiongkok.

2. Lotus

“Lotus” atau yang lebih kita kenal dengan bunga teratai ini sangat disukai oleh orang-orang Tionghoa dan banyak orang lain di dunia. Di Tibet lotus bahkan merupakan bunga sakral. melambangkan kemurnian dan kesucian. Dalam budaya Tongkok tedapat sebuah legenda tentang seorang peri lotus, seorang wanita yang sangat cantik dan menarik yang selalu bersedia menolong orang-orang. Lotus melambangkan keindahan, kemurnian dan oleh karenanya kita seringkali mendapati motif lotus pada kain-kain Tiongkok. 3. Bunga Serunai Dalam budaya Tiongkok, bunga serunai melambangkan panjang umur.Oleh karenanya bunga serunai adalah motif lain yang sering digunakan pada kain-kain Tiongkok untuk wanita. 4. Ikan Dalam budaya Tiongkok kuno, ikan adalah simbol untuk “kemakmuran”pengucapan karakter Tiongkok yang bersuara

“鱼”(yu-ikan) dan“余”(yu-lebih)sangat mirip yang juga menggambarkan sesuatu yang lebih. Selain itu juga dalam peribahasa Tiongkok “ikan melompat ke pintu naga” yang menggambarkan seseorang yang memiliki hari depan yang cemerlang. Karena itu kita seringkali menemukan motif ikan pada kain-kain Tiongkok untuk mengungkapkan keinginan seseorang terhadap sebuah masa depan yang penuh dengan kemakmuran.

5. Naga Di dalam kebudayaan Tiongkok, naga memiliki kedudukan dan pengaruh yang terpenting. Sekitar 7000 tahun, orang-orang sangat memuja totem yang berbentuk naga, sanpai sekarang

orang-orang sering menggunakan huruf “Naga” atau “龙”(long) untuk peribahasa, atau mengibaratkan naga dengan kehidupan yang sejahtera. Beribu tahun kemudian, naga memasuki kehidupan masyarakat Tiongkok. Naga adalah simbol orang-orang Tiongkok, yang menjadi sebuah kebudayaan dan figur sebuah lambang, simbol, semangat, dan kebanggaan yang membangkitkan semangat. Kebudayaan Naga ini tidak hanya di kenal di Tiongkok tetapi di seluruh dunia, warga Tiongkok yang berada di setiap negara tidak jarang memakai lambang atau gambar naga, karena naga merupakan kebanggaan dari Negara Tiongkok yang melambangkan kekuasaan yang sangat tinggi. 6. Phoenix Burung phoenix adalah sebuah motif yang sering digunakan pada pakaian wanita Tiongkok dalam keluarga kerajaan. Sebenarnya wanita-wanita kerajaan sering menggunakan desain-desain naga atau phoenix yang dipakai oleh selir-selir kerajaan atau kekaisaran, istri pangeran dan putri raja. Phoenix selalu dikaitkan dengan ketentraman dan kemakmuran dan juga kecantikan. 5. Motif-motif lain. Terdapat motif-motif lain yang khas untuk pakaian Tiongkok, misalnya motif kebahagiaan, motif panjang umur, motif lima berkah, bunga cerym, dan lebih banyak lagi. Hal-hal di atas tersebut merupakan keistimewan dari sebuah pakaian Qipao Tiongkok.

2.2.5 Cara memilih Qipao untuk dipakai

Menurut artikel di lienaaifen.com ada beberapa hal yang harus dilihat dalam memilih cheongsam:

Warna Umumnya qipao yang sering kita lihat berwarna merah. Hal tersebut karena menurut kepercayaan Cina, warna merah merupakan simbol keberuntungan dan kesejahteraan. Cheongsam warna merah sering digunakan oleh pengantin atau oleh pelayan restoran. Warna cerah biasanya digunakan oleh wanita muda sedangkan warna-warna gelap umumnya digunakan oleh wanita yang lebih tua. Konon warna ini juga menggambarkan kepribadian si pemilik.

Hindari warna-warna terang untuk Anda yang memiliki tubuh berisi. Warna-warna gelap seperti abu-abu, hitam, atau merah marun bisa jadi pilihan yang tepat si tubuh berisi.

Motif Berbagai motif cantik sering menghiasi bahan qipao. Masing-masing motif ini ternyata memiliki arti tersendiri. Bunga peony sebagai lambang kesejahteraan dan kemakmuran kerap menjadi hiasan motif qipao. Selain itu, ada juga motif bunga lotus (kecantikan), naga (kekuatan), dan ikan (keberuntungan). Rumus umum tentang motif pada pakaian juga berlaku pada qipao. Mereka yang bertubuh besar sebaiknya memilih motif manis yang kecil. Memilih qipao dengan motif yang besar hanya akan membuat tubuh Anda terlihat lebih berat. Qipao polos tanpa motif dengan aplikasi garis pinggiran berwarna juga bisa menjadi variasi untuk yang ingin tampil anggun dan simpel. Bahan Qipao biasanya menggunakan bahan sutra, satin, brokat, atau katun. Pemilihan bahan selain dipengaruhi oleh bentuk tubuh juga sangat dipengaruhi pada jenis acara. Untuk acara resmi, bahan yang digunakan umumnya sutra, satin, atau brokat. Bahan-bahan tersebut membuat penampilan cheongsam terlihat lebih mewah dan menawan. Untuk kesempatan yang lebih santai, bahan katun dan satin sering menjadi pilihan. Bahan sutra cocok digunakan untuk yang bertubuh ramping karena teksturnya yang lembut dan jatuh mengikuti bentuk tubuh. Selain sutra, bahan brokat juga tepat digunakan si tubuh ramping untuk menambah volume pada tubuh. Hal ini karena umumnya penggunaan brokat akan dilapisi oleh bahan lainnya. Satin dan katun aman untuk digunakan semua bentuk tubuh sebab mudah dibentuk untuk mengikuti bentuk tubuh atau membentuk siluet baru yang menyamarkan kekurangan tubuh. Untuk bahan katun tentu perawatannya juga lebih mudah ketimbang sutra atau brokat. Satin dan katun lebih tepat digunakan pada acara yang santai.

2.2.6 Pengaruh Budaya Cina dan Cheongsam di Nusantara

Masjid Cheng Ho Surabaya dan Palembang

Menurut wikipedia.org , adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Jalan

Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya atau 1.000 m utara Gedung Balaikota Surabaya. Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, Laksamana asal Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam. Pada abad ke 15 pada masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau Jawa. Yang kemudian Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang.Dan ia juga membangun masjid di sana yang terletak di Perumahan Amin Mulia, Jakabaring, 3 kilometer dari Kota Palembang dan tak mungkin terlewatkan karena warna merah mendominasi seluruh bangunan juga tambahan warna hijau giok khas China. Selain itu dia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam. Wayang potehi Menurut unikaneh.com wayang potehi merupakan salah satu jenis wayang khas tionghoa yang berasal dari cina bagian selatan. Kesenian ini dibawa oleh perantau etnis tionghoa ke berbagai wilayah nusantara pada masa lampau dan telah menjadi salah satu jenis kesenian tradisional indonesia. Cerita yang ditampilkan berasal dari legenda rakyat tiongkok, seperti sampek engthay, sih djienkoei, capsha thaypoo, sungokong, dll.

Bacang bakcang atau bacang adalah penganan tradisional masyarakat tionghoa. Kata ‘bakcang’ sendiri adalah berasal dari dialek hokkian yang lazim dibahasakan di antara suku tionghoa di indonesia. Makanan ini, menurut legenda, muncul pada zaman dinasti zhou berkaitan dengan simpati rakyat kepada qu yuan yang bunuh diri dengan melompat ke sungai miluo. Pada saat itu, bakcang dilemparkan oleh rakyat sekitar ke dalam sungai tersebut untuk mengalihkan perhatian makhluk-makhluk di dalamnya agar tidak memakan jenazah qu yuan. Kemudian, bakcang menjadi salah satu simbol perayaan peh cun atau duanwu.

Budaya cina peranakan banyak budaya, aksen maupun produk tionghoa yang bukan berasal dari negeri cina daratan, namun merupakan produk setempat yang dinamai istilah cina. Kalau di malaysia, kita mengenal ikan louhan yang bukan dari cina, tapi “penemuan” peternak ikan china dari malaysia, di indonesia kita mengenal “lontong capgomeh” yang tidak ada di negeri cina, maupun wingko babat yang berasal dari kota babat di jawa timur.

Kebaya Encim oleh Anne Avantie

Kebaya Encim merupakan kebaya model tinggi dan tertutup yang terinspirasi dari kerah kebaya Qipao yang berasal dari Cina.Model kebaya tersebut sering dipesan oleh pengantin wanita yang ingin mengenakan kebaya yang lebih tertutup pada hari pernikahannya.

2.3 Kesulitan yang akan timbul:

• Mendapatkan tipe-tipe baju Qipao yang menarik • Pandangan masyarakat keturunan Tionghoa sendiri yang tidak perduli

terhadap Qipao.

2.4 Karakter desain

Akan memiliki karakter yang elegan,modern dan juga memiliki ciri khas karakter oriental-indonesia.

2.5 SWOT

Strength: • Desain baju Qipao yang terbilang unik dan elegan • Baru sedikit orang yang mengetahui tentang Qipao yang memiliki

gaya Barat atau Indonesia. • Hanya sedikit yang membuat Event tentang Qipao Indonesia. • Orang-orang Indonesia yang mulai mau memakai Qipao di berbagai

kesempatan. • Event yang berlangsung di mall sehingga menarik pencinta fashion

untuk melihat. Weakness: • Masyarakat keturunan Tionghoa sendiri yang sudah melupakan

budaya Tionghoa sendiri.

• Harganya yang mahal sehingga hanya dapat dicapai oleh masyarakat kalangan atas saja.

• Stereotype masyarakat yang menganggap Qipao itu terlalu norak. Opportunity: • Dunia fashion Indonesia yang memang sedang bertumbuh pesat saat ini. • Mall-mall yang biasanya menyelenggarakan acara berbau oriental

ketika Tahun Baru Cina atau ada acara yang berbau oriental lainnya.

Threat:

• Baju-baju dengan gaya Barat yang sudah sering dipakai dan disukai masyarakat sekarang.

2.6 Analisa Kompetitor

2.6.1 Jakarta Fashion Week

Jakarta Fashion Week 2012 adalah fashion week utama di Indonesia yang diadakan setiap tahun untuk memberikan arahan fashion Indonesia dan memeragakan bakat dan kreativitas fashion designer Indonesia. Fashion Week Jakarta merupakan kolaborasi antara Seluruh fashiom stakeholder di jakarta dan media.

Sejak tahun 2008 Fashion Week diselenggarakan di Mall Pasific Place yang terletak di selatan Jakarta,bekerja sama dengan pemerintahan daerah dan Feminagroup.

Desainer Indonesia yang terkenal seperti Sebastian Gunawan,Musa Widyatmojo,Taruna K.Kumayadi,Putu Aliki,Jeanny Ang,Leny Agustin,Ghea Sukasah dan Denny Wirawan mempertunjukkan desain mereka setiap tahunnya di sini.Banyak dari mereka yang terinspirasi

oleh keindahan bahan dari Indonesia sendiri dan memakainya dalam peragaan busana mereka.

Selain itu Jakarta Fashion Week juga mengadakan LPM (Lomba Perancang Mode) untuk para desainer-desainer baru.Ajang ini sudah banyak membantu karir top desainer di Indonesia seperti Carmanita,Chossy Latu,Edward Hutabarat,Itang Yunasz,Musa Widyatmojo, dan Denny Wirawan

Show-show di Jakarta Fashion Week ini ditargetkan untuk selebritis, sosialita, media lokal dan luar negeri dan siapa saja yang menyukai fashion.

Pada Jakarta Fashion Week 2008,ia menampilkan 45 desainer dan juga berkolaborasi denagan desainer-desainer Australia termasuk Akira Isogawa.Tahun 2009 Jakarta Fashion Week disponsori oleh Bank BRI menampilkan 60 desainer dan kolaborasi khusus antara dua desainer terkenal Indonesia Priyo Oktaviano dan Sebastian Gunawan dengan dua desainer dari India Tarun Tahiliani dan Malini Ramani.Pada 2010 Jakarta Fashion Week diurus oleh Azura Activation yang merupakan bagian dari Femina Group dan begitu juga pada tahun 2011.Pada tahun 2012 ia menyelenggarakan acaranya selama 7 hari,50 show dan 150 desainer.

2.6.2 Indonesia Fashion Week

Indonesia Fashion Week (IFW) adalah pekan fashion nasional pertama di Indonesia yang menjadi peleburan acara fashion se-Indonesia. Pekan fashion ini bertujuan untuk memadukan seluruh komponen fashion Tanah Air agar dapat mengantarkan Indonesia menembus pasar global. Komponen tersebut adalah 3C (Creativity,collaboration dan commerce). Menyadari bahwa Indonesia memiliki ragam budaya yang kaya, maka IFW berupaya penuh untuk menjaring potensi insan fashion Indonesia dalam mengolah konten lokal tersebut menjadi bernuansa global. Hal ini dilakukan agar kekayaan budaya Indonesia ini dapat menjadi ciri khas dan berdaya saing di pentas dunia. Perhelatan ini melibatkan semua elemen pendukung dunia fashion. Mulai dari industri, komunitas, creator/desainer, hingga pemerintah. Konsisten dengan tujuan yang telah dibakukan bersama, IFW menekankan fashion tak sekedar sebagai kreasi, komoditas dan pencitraan hidup semata. Aspek industri bisnis yang prospektif juga wajib diperhitungkan secara matang agar tercipta citra yang kuat dan melahirkan fashion branding Indonesia bagi dunia. Visi tersebut tentu menjadi nafas dalam setiap aspek penyelenggaraan IFW. Acara ini tak hanya menghadirkan keterampilan para desainer Indonesia dalam menginovasi kekayaan budaya dalam negeri melalui

peragaan busana. Trade show, kompetisi, dan seminar yang menghadirkan ikon fashion dunia juga mengisi salah satu agenda pekan fashion ini.

Pekan fashion terbesar di Indonesia ini akan mengawali debutnya pada 23-26 Februari 2012 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Di dalamnya tertoreh keagungan dan keunikan budaya negeri kita melalui warna-warna yang terpatri pada karya busana para desainer lokal. Kali ini, sarung terpilih sebagai konten lokal yang akan menjadi tren global baru, menyusul batik yang telah mendunia. Indonesia Fashion Week diselenggarakan oleh Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Acara ini turut didukung penuh oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, Tabloid NOVA dan ACT, unit perusahaan yang bergerak di bidang event organizer milik Kompas Gramedia.

2.7 Data Mandatori

2.7.1 Harper’s bazaar

Harper's Bazaar adalah sebuah majalah busana yang diterbitkan di Indonesia sejak tahun 2000. Majalah ini diterbitkan di Indonesia oleh PT MRA Media Group. Sejatinya majalah ini berasal dari Amerika Serikat. Di sana majalah ini pertama kali diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 1867.

Pada November 2008, Harper's Bazaar Indonesia menerbitkan edisi ke-100.

2.7.2 INTI (Perhimpunan Indonesia - Tionghoa)

Perhimpunan INTI adalah organisasi yang bersifat kebangsaan sesuai semangat Mukadimah UUD RI 1945,bebas,egaliter,pluralis,inklusif,demokratis,tidak bernaung atau mengikatkan diri kepada salah satu partai politik dan terbuka bagi semua Warga Negara Indonesia yang setuju kepada Anggaran Dasar,Anggaran Rumah Tangga,serta Tujuan Perhimpunan INTI.

VISI

Menjadi organisasi yang maju,modern, bercitra internasional,berorientasi pada Kebangsaan Indonesia, menghargai hak asasi manusia, egaliter, pluralis, inklusif, demokratis, dan transparan

MISI

Berperan aktif dalam dinamika proses pembangunan bangsa,antara lain penuntasan masalah Tionghoa di Indonesia, menuju terwujudnya bangsa Indonesia yang kokoh,rukun bersatu dalam keharmonisan,bhinneka,saling menghargai dan saling percaya.

2.7.3 Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia

MISI AMAL Internasionalisasi misi kemanusiaan "welas asih atas ketidakrelaan pada penderitaan semua makhluk" "Nyalakan pelita disudut yang paling gelap dan nyalakan api dalam perjalanan yang dingin dan sepi" "Marilah bersama-sama menghapus air mata yang penuh derita" "Berikanlah pakaian yang hangat bagi umat manusia"

MISI KESEHATAN Secara menyeluruh - jaringan menghargai jiwa Pada saat kita sakit, siapakah yang bisa merawat kita dengan telaten Pada saat kita menderiata luka cacat, siapa yang dapat menerima kesan yang paling mendalam MISI PENDIDIKAN Yang kompleks dan menyeluruh - Perlindungan jiwa manusia "Dengan kebijaksanaan Bodhisattva mendidik anak-anak" "Dengan kecintaan orang tua melindungi tunas bangsa" "Agar si setiap hati manusia terdapat sekuntum teratai" "Bakat, pikiran, etika dan kebijaksanaan dapat berkembang dengan bebas" "Merubah dunia yang terlantar menjadi ladang kebahagiaan" MISI BUDAYA KEMANUSIAAN Arus mensucikan hati manusia "Menyebarkan benih-benih Buddha ke empat penjuru dunia" "Menanam akar Tzu Chi sedalam-dalamnya, sehingga turun temurun dari generasi ke generasi." "Lahir dalam pembinaan batin, menanggung tugas di masa hidup sekarang agar umat manusia di dunia fana menjadi bersih terbebas dari debu kotoran batin." "Hidup sesuai Dharma sang Buddha, menjadikan dunia Bodhisattva, meluruskan hati manusia, meningkatkan akal budi manusia." "Bersama-sama mewujudkan sebidang tanah suci bersih nan baru."

2.7.4 Grand Indonesia Shopping Town

Sebagai Mall yang terbesari di Indonesia,Grand Indonesia Shopping Mall menyediakan tempat retail sebesar 132.272 m2 dan arena parkir dengan kapasitas kira-kira 5.500 mobil.Dibagi antara East Mall dan West Mall mereka dihubungkan dengan Sky Bridge,toko-tokonya melibatkan banyak eksklusif brand dari luar maupun dalam negeri,dan menawarkan banyak pengalaman yang tak terlupakan.

VISI : To be the shopping landmark of Indonesia MISi : Inspiring Lifestyle