BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data -...

22
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini didapatkan dari sumber-sumber berikut ini: 1) Literatur Sumber data dan informasi yang diperoleh dari metode ini adalah: Karaton Surakarta karya R.Ay. Sri Winarti P Pepak basa karya S.Rahardjo S.Pd Jajanan kaki lima khas Solo karya Linda Carolina Brotodjojo Wikipedia sejarah kota Surakarta 2) Wawancara Dengan menggunakan metode wawancara yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada salah satu pemilik Waroeng Solo yaitu Bapak Pauli. Keterangan yang didapat cukup lengkap yaitu mulai dari sejarah berdiri, konsep desain yang dimiliki oleh Waroeng Solo, data kompetitor Waroeng Solo, sistem kerja di Waroeng Solo, makanan yang dijual oleh Waroeng Solo, serta target market dari Waroeng Solo sendiri.

Transcript of BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data -...

Page 1: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

3  

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber data

Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini didapatkan dari

sumber-sumber berikut ini:

1) Literatur

Sumber data dan informasi yang diperoleh dari metode ini adalah:

• Karaton Surakarta karya R.Ay. Sri Winarti P

• Pepak basa karya S.Rahardjo S.Pd

• Jajanan kaki lima khas Solo karya Linda Carolina Brotodjojo

• Wikipedia sejarah kota Surakarta

2) Wawancara

Dengan menggunakan metode wawancara yaitu mengajukan

beberapa pertanyaan kepada salah satu pemilik Waroeng Solo yaitu

Bapak Pauli. Keterangan yang didapat cukup lengkap yaitu mulai dari

sejarah berdiri, konsep desain yang dimiliki oleh Waroeng Solo, data

kompetitor Waroeng Solo, sistem kerja di Waroeng Solo, makanan yang

dijual oleh Waroeng Solo, serta target market dari Waroeng Solo sendiri.

Page 2: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

4  

3) Observasi lapangan

4) Kuisioner

Metode dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner melalui forum

online. Dengan hasil jumlah 132 suara, dimana 115 suara menyatakan

sangat menyukai masakan khas Solo. 7 suara menyatakan tidak

menyukai, dan 10 suara menyatakan belum pernah mencoba masakan

khas Solo.

Page 3: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

5  

Selain itu juga dilakukan pengambilan kuisioner secara langsung pada

target market yang sedang berada di Waroeng Solo sebanyak 40 suara.

Setelah informasi dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah

pengolahan data dengan pengeditan dan analisa. Data yang sudah ada

diperiksa kembali untuk disesuaikan dan dipisahkan mana saja yang

dapat digunakan untuk mendukung tugas akhir. Proses selanjutnya adalah

analisa, data yang sudah terkumpul diolah dan ditarik kesimpulan,

dimana hasilnya adalah:

2.1.1. Sejarah Kota Surakarta

Kota Surakarta (juga Solo, Sala, dan tidak dipakai lagi Salakarta) adalah

sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Di Indonesia, Surakarta merupakan

kota peringkat kesepuluh terbesar (setelah Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati

Page 4: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

6  

sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Kota ini dulu

juga tempat kedudukan dari residen, yang membawahi

Karesidenan Surakarta di masa awal kemerdekaan. Jabatan residen sekarang

dihapuskan dan diganti menjadi "pembantu gubernur untuk wilayah Surakarta". Kota

Surakarta memiliki semboyan BERSERI yang merupakan akronim dari Bersih, Sehat,

Rapi, dan Indah. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan

pariwisata Solo the Spirit of Java yang diharapkan bisa membangun citra kota Solo

sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Kota Solo terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara

Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di

selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan di

bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai

Solo.

Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi

sebagai akibat aktivitas vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas.

Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan

dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri,

seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri

manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan

peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.

Page 5: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

7  

2.1.1.1. Sejarah logo Kota Solo

Solo merupakan nama lain dari kota Surakarta. Namun pada

perkembangannya kata Solo kemudian digunakan untuk masyarakat di wilayah ini untuk

menyebut lokasi tinggalnya. Walaupun asal mereka dari Sukoharjo, Wonogiri atau

Karanganyar mereka tetap menyebutnya sebagai orang Solo. Maka dari itu brand name

SOLO the spirit of java, dipilih untuk menggambarkan keterikatan ini. Untuk bentuk

kesatuan yang lebih jelas, wilayah atau region mempunyai logo sendiri. Logo region ini

diturunkan dari logo utama SOLO the spirit of java. Logo ini terbentuk dari garis-garis

lengkung yang terkesan berputar dinamis dengan pusat putaran berbentuk “Lung” yang

merupakan stilasi dari delapan unsur filosofi hidup masyarakat Jawa. Sejarah logo kota

Solo berasal dari sebuah kompetisi, dimana yang menjadi pemenangnya adalah dari

pihak Souvenir Solo Group. Kemudian logo ini pun dibeli oleh walikota Solo Bapak

Joko wi.

Page 6: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

8  

7 goresan lengkung menggambarkan 7 distrik yang terdiri dari 6 Kabupaten dan 1

Kotamadya. 1 Lung yang menjadi pusat lingkaran menggambarkan visi bersama untuk

maju sekaligus icon yang mewakili kekhasan lokal. Bentuk dan gerak lingkaran

menggambarkan dinamisme dan semangat untuk maju bersama.

Brand image baru kota Solo sebenarnya sudah mulai disosialisasikan sejak bulan

Agustus tahun lalu. Awalnya diadakan kontes untuk memberikan slogan. Ada 3 slogan

pemenang yaitu, Solo the Heart of Java, Solo the Heartbeat of Java dan Solo the Spirit

of Java.

The Spirit of Java mencerminkan kedalaman makna akan akar budaya, seni dan sejarah

kota Solo, sehingga kota ini berhak meng klaim kotanya sebagai “Jiwanya Jawa”.

Elemen pada logo Solo ini terutama bagian huruf O yang berornamen itu diambil dari

unsur bentuk dasar motif batik, yang menjadi perwakilan dari salah satu budaya lokal

yang berkembang di kota ini. Pada akhirnya brand ini akan memperkuat positioningnya

sebagai kota yang kuat unsur Seni & Budayanya.

Branding kota dengan tujuan promosi untuk mengenalkan sebuah kota kepada

masyarakat umum baik dalam atau luar negeri, cukup marak akhir akhir ini. Sebutlah

kota Jogja dengan slogan Jogja Never Ending Asia nya atau Jakarta dengan Enjoy

Jakarta. Mungkin banyak juga yang mengadaptasi dari pengaruh luar seperti Malaysia

Truly Asia, Uniquely Singapore. Selain untuk promosi, hal ini berkaitan dengan

identitas kota tersebut. Slogan dan logo tersebut hendaklah mencerminkan identitas,

sejarah, budaya, gaya hidup kota itu.

Page 7: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

9  

2.1.1.2. Masa awal dan pra-Republik

Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, ditandai dengan dimulai

pembangunan Keraton Mataram sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur

akibat pemberontakan orang-orang Tionghoa melawan kekuasaan Pakubuwono (PB)

II yang bertakhta di Kartasura pada tahun 1742. Pemberontakan ini bahkan

mengakibatkan PB II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur.

Dengan bantuan VOC, pemberontakan dapat ditumpas dan Kartasura direbut

kembali, tapi keraton sudah hancur dan dianggap "tercemar". Sunan Pakubuwana II

lalu memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo

serta komandan pasukan Belanda J.A.B. van Hohendorff untuk mencari lokasi ibu

kota Kesultanan Mataram yang baru. Untuk itu dibangunlah keraton baru 20 km ke

arah tenggara dari Kartasura, pada 1745, tepatnya di Desa Sala di tepi Bengawan

Solo. Kelak namanya berubah menjadi Surakarta. (Catatan-catatan lama menyebut

bentuk antara "Salakarta"). Pembangunan kraton baru ini menurut catatan

menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Kethu, hutan di dekat Wonogiri

Kota dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton mulai

ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan

Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya)

Page 8: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

10  

Surat Perjanjian Giyanti dari tahun 1755 yang sekarang disimpan di Arsip Nasional

RI.

Lambang Kasunanan Surakarta

Lambang Praja Mangkunagaran

Berlakunya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta

menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan rajanya PB III. Yogyakarta

menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta, dengan rajanya Mangkubumi

(Sultan Hamengkubuwono (HB) I). Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada

1755, dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun.

Perjanjian Salatiga 1757 memperluas wilayah kota ini, dengan diberikannya

wilayah sebelah utara keraton kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkunagara I).

Sejak saat itu, Sala merupakan kota dengan dua sistem administrasi, yang berlaku

hingga 1945, pada masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Page 9: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

11  

2.1.1.3. Kependudukan

Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa terdiri

dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51

kelurahan. Perbandingan kelaminnya 96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita

terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduknya sebesar 66%. Jumlah

penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun

2000 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan sebanyak

83.708 jiwa. Catatan dari tahun 1880 memberikan cacah penduduk 124.041 jiwa.

Jika wilayah penyangga Surakarta juga digabungkan secara keseluruhan

(Soloraya - Surakarta + Kartasura, Colomadu, Baki, Grogol, Palur), maka luasnya

adalah 130 km². Penduduknya berjumlah 850.000 jiwa.

2.1.1.4. Arsitektur dan peninggalan sejarah

1) Keraton Surakarta

Sebagai kota yang sudah berusia hampir 250 tahun, Surakarta memiliki

banyak kawasan dengan situs bangunan tua bersejarah. Selain bangunan tua

Page 10: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

12  

yang terpencar dan berserakan di berbagai lokasi, ada juga yang terkumpul

di sekian lokasi sehingga membentuk beberapa kawasan kota tua, dengan

latar belakang sosialnya masing-masing.

Kraton Kasunanan Surakarta tentu saja adalah bangunan paling pokok

dalam konsep penataan ruang Solo. Perencanaan kraton ini mirip dengan

konsep yang digunakan dalam pembangunan Kraton Kesultanan

Yogyakarta.

Solo merupakan salah satu kota pertama di Indonesia yang dibangun

dengan konsep tata kota modern. Kraton yang dibangun berdekatan dengan

Bengawan Solo selalu terancam banjir. Karena itu dibangunlah tanggul yang

hingga kini masih dapat dilihat membentang dari selatan wilayah Jurug

hingga kawasan Solo Baru.

Kawasan Solo utara, yang ditata oleh pihak Mangkunagaran, juga

memiliki jejak arsitektur yang banyak mendapat sentuhan Eropa. Bagian

utara kota Solo dilewati oleh Kali Pepe, yang seperti Bengawan Solo juga

berkali-kali menimbulkan bencana banjir. Pembangunan tanggul kali dan

pintu air, saluran drainasi, MCK (mandi-cuci-kakus, yang pertama kali

diterapkan), serta penempatan kantor kelurahan yang selalu berada pada

perempatan jalan, merupakan beberapa jejak yang masih dapat dilihat

sekarang, yang pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan

Mangkunagara IV.

Page 11: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

13  

2) Pasar Gedhe Hardjonagoro

Pada jaman kolonial Belanda, Pasar Gedhe merupakan sebuah pasar

"kecil" yang didirikan di area seluas 10.421 meter persegi, berlokasi di

persimpangan jalan dari kantor gubernur yang sekarang digunakan sebagai

Balaikota Surakarta. Bangunan ini di desain oleh arsitek Belanda bernama

Ir. Thomas Karsten yang selesai pembangunannya pada tahun 1930 dan

diberi nama Pasar Gede Hardjanagara. Diberi nama Pasar Gedhe karena

terdiri dari atap yang besar (Gedhe artinya besar dalam bahasa Jawa).

Seiring perkembangan waktu, pasar ini menjadi pasar terbesar dan termegah

di Surakarta.

Awalnya pemungutan pajak (retribusi) dilakukan oleh abdi dalem

Kraton Surakarta. Mereka mengenakan pakaian tradisional Jawa berupa

jubah dari kain (lebar dan panjang dari bahan batik dipakai dari pinggang ke

bawah), beskap (semacam kemeja), dan blangkon (topi tradisional).

Pungutan pajak kemudian akan diberikan ke Keraton Kasunanan.

Page 12: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

14  

Pasar Gedhe terdiri dari dua bangunan yang terpisah, masing masing

terdiri dari dua lantai. Pintu gerbang di bangunan utama terlihat seperti atap

singgasana yang bertuliskan 'PASAR GEDHE.

Arsitektur Pasar Gedhe merupakan perpaduan antara gaya Belanda dan

gaya tradisional. Pada tahun 1947, Pasar Gedhe mengalami kerusakan

karena serangan Belanda. Pemerintah Indonesia kemudian merenovasi

kembali pada tahun 1949. Perbaikan atap selesai pada tahun 1981.

Pemerintah Indonesia mengganti atap yang lama dengan atap dari kayu.

Bangunan kedua dari pasar gedhe, digunakan untuk kantor DPU yang

sekarang digunakan sebagai pasar buah.

3) Pasar Klewer

Gapura Kraton dan Pasar Klewer (tampak belakang)

Pasar Klewer merupakan salah satu pasar batik terbesar di Indonesia.

Pasar ini terletak di dekat Keraton Kasunanan dan di seberang Masjid

Agung Surakarta. 

Page 13: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

15  

2.1.1.5. Bahasa

Bahasa daerah yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa dialek

Surakarta. Dialek ini berbeda sedikit dengan dialek-dialek Jawa yang digunakan di

kota-kota lain seperti di Semarang maupun Surabaya. Perbedaannya berupa kosakata

yang digunakan, ngoko(kasar)-krama (halus)nya, dan intonasinya. Bahasa Jawa dari

Surakarta digunakan sebagai standar bahasa Jawa nasional (dan internasional, seperti

di Suriname).

2.1.2. Sejarah Kuliner Solo

2.1.2.1 Nasi liwet

Nasi liwet adalah makanan khas kota Solo. Nasi liwet adalah nasi gurih

(dimasak dengan kelapa) mirip nasi uduk, yang disajikan dengan sayur labu

siam, suwiran ayam (daging ayam dipotong kecil-kecil) dan areh (semacam

bubur gurih dari kelapa).

Penduduk kota Solo biasa memakan nasi liwet setiap waktu mulai dari

untuk sarapan, sampai makan malam. Nasi liwet biasa dijajakan keliling

dengan bakul bambu oleh ibu-ibu yang menggendongnya tiap pagi atau dijual

di warung lesehan (tanpa kursi). Tempat paling terkenal untuk penjualan nasi

Page 14: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

16  

liwet (warung lesehan) adalah di daerah Keprabon yang hanya berjualan pada

malam hari.

2.1.2.2. Pecel Ndeso

Pecel ndeso makanan yang nasinya berasal dari beras merah, dengan

pecel yang berisikan dedaunan dan tanaman mulai dari jantung pisang, nikir,

daun petai cina, bunga turi dan kacang panjang. Memiliki dua pilihan sambal,

sambal kacang seperti pecel pada umumnya atau sambal wijen yang memiliki

dua pilihan, wijen putih atau hitam

Pecel ndeso yang dimaksud adalah nasi pecel yang nasinya berasal dari

beras merah, jenis beras yang kini sulit didapat. Pecelnya, berisikan dedaunan

dan tanaman mulai dari jantung pisang, nikir, daun petai cina, bunga turi dan

kacang panjang. Sambalnya ada dua pilihan, sambal kacang seperti pecel pada

umumnya atau sambal wijen yang memiliki dua pilihan, wijen putih atau

hitam

Page 15: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

17  

2.1.3. Sejarah Warung

Warung atau sering juga disebut sebagai angkringan atau “hik” bisa kita

temukan di mana saja di sepanjang jalan yang ada di Solo. Ada yang mengatakan itu

kepanjangan dari “hidangan istimewa kampung”. Sedangkan angkringan berasal dari

kata bahasa Jawa “angkring” yang artinya duduk santai, biasanya dengan melipat satu

kaki ke kursi. Yang jelas angkringan atau hik Solo tidak jauh berbeda ciri-cirinya.

Angkringan adalah semacam warung makan yang berupa gerobag kayu yang

ditutupi dengan kain terpal plastik dengan warna khas, biru atau oranye menyolok, atau

bias berupa gubuk sederhana dengan kapasitas sekitar delapan sampai sepuluh orang

pembeli, angkringan beroperasi mulai sore hari sampai dini hari. Namun kini ada juga

yang mulai buka siang hari. Pada malam hari, angkringan mengandalkan penerangan

tradisional senthir dibantu terangnya lampu jalan.

Makanan khas yang dijual meliputi nasi kucing, gorengan, sate usus (ayam),

sate telor puyuh, kripik dan lain-lain. Nasi kucing (dalam bahasa Jawa disebut “sega

kucing“) bukanlah suatu menu tertentu, tetapi lebih pada cara penyajian nasi bungkus

yang banyak ditemukan pada angkringan. Dinamakan “nasi kucing” karena disajikan

dalam porsi yang (sangat) sedikit, seperti menu untuk pakan kucing. Bagi kaum laki-laki

mungkin bisa menghabiskan 3-5 bungkus. Minuman yang dijual pun beraneka macam

seperti teh, es jeruk, kopi, wedang tape, wedang jahe, susu, atau campuran beberapa

yang anda suka. Semua dijual dengan harga yang sangat terjangkau.

Berbeda dengan angkringan saat ini yang memakai gerobak, diawal

kemunculannya angkringan menggunakan pikulan sebagai alat sekaligus center of

Page 16: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

18  

interest. Angkringan atau warung dikenal dengan sebutan ting-ting hik (baca: hek). Hal

ini disebabkan karena penjualnya berteriak “Hiiik…iyeek” ketika menjajakan dagangan

mereka. Istilah hik sering diartikan sebagai Hidangan Istimewa Kampung. Sebutan hik

sendiri masih ditemui di Solo hingga saat ini,

Boleh jadi angkringan atau warung merupakan stereotipe kaum marjinal

berkantung cekak yang beranggotakan sebagian mahasiswa, tukang becak dan buruh

maupun karyawan kelas bawah. Namun, peminat angkringan kini bukan lagi kaum

marjinal yang sedang dilanda kesulitan keuangan saja, tetapi juga orang berduit yang

bisa makan lebih mewah di restoran.

Angkringan atau warung menjadi tenpat yang menyenangkan sekali untuk

melepas kepenatan bersama teman atau orang lain yang baru ketemu disana, saling

ngobrol ngalor-ngidul, gojeg kere, main plesetan kata-kata, menggoda bencong lewat,

sampai tertawa lepas melepaskan beban pikiran. Tak perlu minder dengan apa status

anda, karena di angkringan semuanya adalah sama.

2.1.4. Sejarah Waroeng Solo di Jakarta

Waroeng Solo berdiri sejak tanggal 21 Februari 2006 di kota Jakarta, yang

berdomisili di Jalan Madrasah No.14 Cilandak Timur Jakarta Selatan. Waroeng Solo di

bentuk dari sebuah gagasan bersama untuk membangun sebuah tempat makan yang

santai dan dapat digunakan sebagai tempat reuni. Sebuah tempat dimana banyak orang

dapat berkumpul, bercerita, bersantai bersama teman-teman masa kecil, dan keluarga.

Konsep ini di temukan oleh sekelompok orang dimana pada waktu itu mereka sedang

berstatus sebagai siswa smu, mereka memiliki mimpi untuk memiliki sebuah tempat

Page 17: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

19  

dimana mereka dapat bereuni kembali, sebuah tempat untuk mereka dapat bertemu dan

saling bercerita antara yang satu dengan yang lainnya. Mereka adalah Bapak Rio, Bapak

Dani, Bapak Pauli, dan Bapak Hengki. Dengan konsep kampung maka Waroeng Solo

pun akhirnya di dirikan, selain itu karena sangat banyak orang-orang Jawa yang tinggal

di Jakarta maka ide ini semakin dikuatkan.

Waroeng Solo sudah cukup terkenal dikalangan warga setempat hingga luar

kota, banyak orang datang hanya untuk menikmati suasana kampung yang menjadi

konsep utama dari desain arsitekturnya. Waroeng Solo memiliki visi yaitu memiliki

satu kompleks sendiri dan menjadikannya seakan-akan seperti kampung yang

sebenarnya. Dan misinya yaitu membuat beberapa rumah joglo dan limasan yang baru

serta membuat pendopo baru di sekitar warung solo.

Kepemilikan dari waroeng Solo sangat menarik karena tidak hanya dimiliki

oleh satu dua orang saja, melainkan milik banyak orang yang tergabung menjadi satu,

dan mereka merupakan teman pada waktu SMU.

Selain rumah makan, Waroeng Solo juga memproduksi batik sendiri, serta

bekerja sama dengan PT Anugerah Tiara Sejahtera dalam memproduksi air mineral.

Waroeng Solo sejauh ini tidak memiliki kompetitor yang saling bersaing kuat, hal ini

bisa dilihat dari menu makanan Warung Jogja yang lokasinya berada tepat didepan

Waroeng Solo yang bisa ditemukan di Waroeng Solo dan bahkan bisa dipesan secara

langsung melalui Waroeng Solo.

Page 18: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

20  

Walaupun Waroeng Solo sudah beberapa kali masuk ke dalan rubrik majalah

dan masuk dalam acara kuliner TV swasta, Waroeng Solo mengaku tidak pernah

melakukan promosi secara terang-terangan, promosi hanya dilakukan dengan cara mulut

ke mulut.

2.1.4.1. Sejarah logo Waroeng Solo

Sejarah logo dari Waroeng Solo sangat kurang memiliki konsep, kata-kata ini

sendiri keluar dari pemiliki Waroeng Solo. Walaupun Waroeng Solo sudah cukup

terkenal, tetapi banyak orang kurang mengerti dan mengenal salah satu identitas penting

ini yaitu logo dari Waroeng Solo (terlihat dari hasil penelitian melalui wawancara

kepada beberapa pelanggan Waroeng Solo yang ada di pembahasan Bab II) . Visual logo

ini hanya diambil dari bentuk rumah limasan saja, tanpa memiliki konsep yang lainnya,

sedangkan dari sisi warna merah pada logo tidak memiliki arti apapun.

2.1.4.2 Visi dan Misi Waroeng Solo

A. Visi

Yang menjadi visi Waroeng Solo adalah memiliki sebuah kompleks sendiri dan

menjadikannya seakan-akan seperti kampung yang sebenarnya. Dan menjadi salah satu

rumah makan yang bernuansa Jawa khas Solo terbesar di Jakarta.

Page 19: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

21  

B. Misi

Membuat beberapa rumah joglo, limasan, pendopo yang baru di sekitar

Waroeng Solo serta menjadikan daerah sekitar Waroeng Solo menjadi seperti benar-

benar kampung. Agar setiap pengunjung yang datang merasa benar-benar datang di

kampung.

2.1.5. Khalayak sasaran

Pada Waroeng Solo target audience nya adalah:

2.1.5.1. Sasaran primer

1. Demografi

Masyarakat kelas menengah keatas. Walaupun hidangan yang

disajikan adalah menu masakan dari kampung atau daerah, harga yang

dipatok terbilang cukup mahal. Jadi target yang mencapai sasaran

Waroeng Solo bisa dikatakan adalah masyarakat menengah keatas.

2. Geografi

Masyarakat yang tinggal atau bekerja di kota Jakarta terutama

yang berdomisili di Jakarta Selatan dan masyarakat yang berasal dari Solo

yang sekarang sedang menetap di Jakarta.

3. Psikografi

Keluarga atau masyarakat yang memiliki daya tarik terhadap

makanan khas Jawa khususnya Solo.

Page 20: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

22  

2.1.5.2. Sasaran sekunder

Wisatawan domestik yang berasal dari berbagai kota di Indonesia, yang

berkunjung dan ingin mencicipi makanan khas Solo dan menikmati suasana alam

kampung. Serta wisatawan asing yang ingin menjajal berbagai makanan khas kota

Solo.

2.1.6. Format produk

Waroeng Solo menyediakan hidangan antara lain:

• Nasi ayam goreng

• Nas liwet tahu atau ayam bacem

• Nasi liwet komplit

• Nasi gudeg komplit

• Nasi pecel

• Nasi tumpeng

• Nasi urap

• Nasi kucing

• Selad solo

• Garang asem

• Dll

Waroeng Solo juga mempunyai produk minuman mineral sendiri, hasil kerja sama

dengan PT Anugerah Tiara Sejahtera.

Page 21: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

23  

2.2 Analisa SWOT

Merupakan hasil observasi di lapangan oleh penyusun skripsi, dan diperoleh

hasilnya adalah sebagai berikut:

2.2.1. Keunggulan dari Waroeng Solo adalah (Strength) :

• Dapat menrealisasikan dengan baik konsep dasar warung dan rumah makan khas

Jawa

• Memiliki daya tarik yang unik dari segi arsitekturnya

• Memiliki pelanggan tetap

• Suasana yang akrab

• Waroeng Solo bahkan pernah dipakai sebagai lokasi syuting sebuah

film.Dikarenakan suasananya yang unik.

• Waroeng solo sudah beberapa kali masuk ke dalan rubrik majalah dan masuk

dalam acara kuliner TV swasta,

2.2.2. Kekurangan Waroeng Solo adalah (Weakness) :

• Identitas visual tidak dibuat dengan serius dan tampak seadanya saja.

• Harga makanan cenderung mahal

• Lokasi Waroeng Solo pun dapat dikatakan kurang strategis, karena banyak

orang yang tidak tahu dan kesulitan saat mencari dimana lokasi dimana Waroeng

Solo berada. Hal ini terjadi karena kurangnya promosi yang dilakukan, sehingga

tidak banyak orang yang mengenal dan tahu benar mengenai Waroeng Solo.

Page 22: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00119-DS Bab 2.pdfLokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan

24  

• Cara promosi yang digunaka oleh Waroeng Solo dapat dikatakan sangat

sederhana dan kurang maksimal, karena hanya dilakukan dari mulut ke mulut

saja.

2.2.3. Kesempatan yang dapat digunakan Waroeng Solo adalah (Opportunity) :

• Tidak banyak rumah makan yang bernuansa seperti Waroeng Solo. Selain

memiliki konsep arsitektur yang tepat, Waroeng Solo juga menyediakan

makanan yang nikmat rasa

• Banyak yang mencari tempat yang luas dan santai untuk berkumpul bersama

keluarga,kerabat,teman,dll.

2.2.4. Kompetisi dan persaingan dari Waroeng Solo adalah (Threat):

• Tepat di depan Waroeng Solo terdapat rumah makan khas Jogja

• Terdapat beberapa rumah makan yang mengusung tema jawa maupun khas Solo