BAB 2 (Bagian Utama)
-
Upload
david-ignatius -
Category
Documents
-
view
157 -
download
1
description
Transcript of BAB 2 (Bagian Utama)
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Selepas perang kemerdekaan dan di awal pemerintahan Republik
Indonesia, situasi di ladang-ladang minyak peninggalan Belanda demikian
kacaunya. Di Sumatera Utara misalnya, banyak perusahaan-perusahaan kecil
saling berebut untuk menguasai ladang-ladang tersebut. Untuk menghentikan
kekacauan itu, pemerintah menugaskan Angkatan Darat (AD) untuk
mengatasinya. Selanjutnya AD mendirikan PT Eksploitasi Tambang Minyak
Sumatera Utara (Persero) untuk mengelola ladang-ladang minyak dan gas
tersebut.
Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi PT Perusahaan
Minyak Nasional, disingkat Permina pada 10 Desember 1957. Namun sebagai
tindak lanjut kebijakan bahwa yang berhak melakukan eksplorasi migas di
Indonesia adalah negara maka pada 1960, PT Permina direstrukturisasi menjadi
PN Permina.
Pada 20 Agustus 1968 Presiden mengeluarkan satu dekrit yang isinya
berupa perintah untuk mengabungkan PN Permina yang bergerak di bidang
produksi dengan PN Pertamina yang bergerak di bidang pemasaran guna
menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas.
Perusahaan gabungan itu dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
(Pertamina).
Selanjutnya, untuk memberi dukungan kepada perusahaan yang masih
muda ini, pemerintah menerbitkan UU no. 8 Tahun 1971, yang menempatkan
Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik negara, yang bertugas
melaksanakan pengusahaan migas termasuk menyediakan dan melayani
kebutuhan BBM & gas bumi di Indonesia. Di samping itu di sisi hulu migas,
Pertamina ditugaskan untuk mengelola dan mengolah ladang-ladang minyak di
seluruh wilayah Indonesia melalui berbagai mekanisme kerja sama dengan
berbagai perusahaan minyak dan gas dunia maupun nasional.
II-1
II-2
Selanjutnya untuk mengoptimalkan kegiatan pengelolaan hasil
produksi gas Pertamina, pada 1989 dibentuklah Divisi Utilisasi Gas Pertamina
yang bertugas menangani usaha gas di Pertamina.
Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri
minyak dan gas nasional maupun global, pemerintah menerapkan UU No 22
Tahun 2001. Pasca penerapan UU tersebut, Pertamina memiliki kedudukan yang
sama dengan perusahaan minyak lainnya. Pada 17 September 2003 Pertamina
berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan PP No. 31 tahun
2003. Ini merupakan konsekuensi dari pemberlakuan UU No.22/2001.
UU tersebut, antara lain, juga mengharuskan pemisahan antara
kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu. Maka Pertamina pun mengubah pola
kegiatan usaha gas dari yang selama ini terintegrasi dalam kegiatan Direktorat
Hulu melalui Divisi Utilisasi Gas, menjadi entitas bisnis terpisah dengan
membentuk anak perusahaan yang diberi nama PT Pertamina Gas. Dengan
demikian, khususnya dibidang gas, Pertamina dapat lebih fokus dan
memaksimalkan operasinya melalui PT Pertamina Gas.
PT Pertamina Gas secara resmi didirikan pada 23 Februari 2007. Anak
perusahaan Pertamina yang berada di bawah naungan Direktorat Hulu Pertamina
ini bergerak dalam usaha niaga, transportasi, distribusi, pemrosesan dan bisnis
lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya.
Tahun-tahun penting dalam perjalanan sejarah perusahaan adalah sebagai berikut:
1957 Pendirian PT Perusahaan Minyak Nasional (PERMINA)
1960 PT Permina berubah menjadi PN Permina
1968 PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertamina
1989 Pembentukan Divisi Utilisasi Gas Hulu di Pertamina
2001 Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi
2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero)
2007 Pendirian PT Pertamina Gas
II-3
PT. Pertamina Gas bergerak di bidang transportasi, niaga dan
pemrosesan gas. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina Gas telah memiliki
jaringan pipa yang terletak di Sumatera Bagian Utara (SBU), Sumatera Bagian
Tengah (SBT), Sumatera Bagian Selatan (SBS), Jawa Bagian Barat (JBB), Jawa
Bagian Timur (JBT) dan Kalimantan Timur. Salah satu contoh sistem jaringan
pipa yang terdapat di PT. Pertamina Gas Area JBB Tegalgede – Cikarang terlihat
pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Jaringan Pipa Pertagas SKG Tegalgede
Pada Januari 2009 PT. Pertamina Gas mendapatkan Izin Transportasi
dan pada Februari 2009 PT. Pertamina Gas memperoleh Hak Khusus dari BPH
Migas untuk pengangkutan gas bumi melalui pipa di 43 ruas transmisi. Keluarnya
Izin Transportasi dan Hak Khusus itu melengkapi terbitnya Izin Niaga pada
September 2008. Dengan izin usaha dan hak khusus tersebut, PT. Pertamina Gas
telah memiliki landasan regulasi untuk menjadi pemain utama dalam bisnis gas di
Indonesia.
Pada awalnya, pipa penyalur gas berdiameter 24 inci sepanjang 220
km milik Pertamina dimaksudkan untuk menyalurkan Gas Bumi dari Lapangan
Gas Lepas Pantai Arjuna, memasok proses reduksi bijih besi dan pembangkit
listrik Pabrik Baja PT. Krakatau Steel.
II-4
Berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001, TMT 1 Maret 2007
Transmisi Gas berubah menjadi Area Jawa Bagian Barat yang merupakan salah
satu unit Operasi PT. Pertamina Gas.
2.2 Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan
Wilayah operasi PT. Pertamina Gas Stasiun Kompresor Gas Tegal
Gede berada diantara 2 distrik, yaitu distrik Cilamaya dan distrik Bitung seperti
terlihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2 Wilayah operasi PT. Pertamina Gas distrik Tegalgede
Secara lengkapnya jalur kegiatan operasi penyaluran gas beserta jalur
pipa dari sumber ke konsumen terlampir di lampiran 1...
2.2.1 Transportasi Gas
Berbekal penetapan Tarif dan Hak Khusus dari BPH Migas, PT
Pertamina Gas melakukan kegiatan transportasi gas melalui 43 ruas pipa transmisi
sepanjang 32.647,70 km yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa
Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Untuk itu, PT. Pertamina Gas sebagai
operator akan membuat pengaturan akses (access arrangement) bagi pengguna
bersama jaringan pipanya.
Pengaturan akses yang harus disetujui BPH MIGAS meliputi panduan
manajemen serta aturan teknis dan hukum yang harus dipenuhi oleh shipper agar
II-5
bisa memanfaatkan jaringan pipa tersebut. Perusahaan juga melakukan kegiatan
transportasi minyak berdasarkan Izin Usaha Transportasi Minyak dari Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas).
2.2.2 Niaga Gas
Sebagai anak perusahaan PT. Pertamina (Persero), PT. Pertamina Gas
terus berupaya mengembangkan tingkat penyediaan gas untuk konsumen. Salah
satu pendorong perkembangan usaha penyediaan gas PT. Pertamina Gas adalah
dengan diterbitkannya Izin Usaha Niaga pada Oktober 2008 oleh PT. Pertamina
Gas oleh Ditjen Migas dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM). Izin tersebut memungkinkan perusahaan untuk bergerak maju.
Berbekal dengan izin tersebut PT. Pertamina Gas untuk terus bergerak
maju dengan berupaya menjaga tingkat penyediaan gas yang aman untuk
konsumen maupun untuk memperluas pasar. Berbagai Perjanjian Jual Beli Gas
(PJBG) terus dilakukan dengan sejumlah kontraktor, yaitu Production Sharing
Contract (PSC), Joint Operating Body (JOB) dan Technical Assistance Contract
(TAC).
2.2.3 Pemrosesan Gas
Selain bisnis transportasi gas dan niaga gas, pengembangan usaha PT.
Pertamina Gas di bidang pemrosesan gas terus diupayakan dengan pabrik
pengolahan gas melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satu upaya
tersebut adalah rencana pembangunan proyek pembangkit Natural Gas Liquid
(NGL) di Sumatera Selatan. Dalam proyek tersebut PT. Pertamina Gas bekerja
sama dengan EP dengan membentuk sebuah perusahaan yang dinamakan EP –
Pertamina Gas. Proyek ini diprediksi akan selesai pada tahun 2013.
2.3 Sistem Manajemen
Dalam menjalankan aktivitasnya, PT.Pertamina Gas berinteraksi
secara kelembagaan dengan pihak-pihak lain yang terkait (stakeholder) dengan
perusahaan, yang seringkali terjadi benturan kepentingan antara pemegang saham
dengan pihak-pihak lain tadi. Disinilah manajemen mengupayakan perlunya
keseimbangan perlakuan yang dimaksudkan agar perusahaan mampu
II-6
mempertahankan eksistensinya dan bermanfaat bagi seluruh entitas masyarakat.
Dalam konteks itulah, tata kelola perusahaan (corporate governance) dijalankan,
karena ia mengatur aspek-aspek yang terkait dengan keseimbangan internal dan
eksternal. Corporate governance merupakan proses dan struktur yang digunkan
untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan kegiatan perusahaan.
Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas
perusahaan, agar dapat mewujudkan value bagi pemegang saham dalam jangka
panjang dengan tetap mempertahankan kepentingan stakeholder lainnya.
Good Corporate Governance (GCG) pada tataran PT. Pertamina Gas
didefinisikan sebagai pola pikir, pola tindak, dan pola kerja di seluruh jajaran
fungsi perusahaan, guna menciptakan sistem kerja yang efektif dan efisien, dalam
pengelolaan sumber daya dan usaha serta meningkatkan tanggung jawab
manajemen pada pemegang saham dan stakeholder lainnya.
Adapun tujuan penerapan GCG di PT. Pertamina Gas adalah dimaksudkan untuk :
1. Memaksimalkan value perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan
prinsip-prinsip transparansi , kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
2. Terlaksananya pengelolaan perusahaan secara profesional dan mandiri.
3. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh organ perusahaan yang
didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Terlaksananya tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility) terhadap stakeholder.
5. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang
energi dan petrokimia.
Prinsip-prinsip GCG yang dijalankan PT. Pertamina Gas adalah :
1. Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai
perusahaan.
II-7
2. Kemandirian
Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang kuat.
3. Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif dan efisien.
4. Pertanggungjawaban
Kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Guna memenuhi ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan
maupun Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Direksi menyampaikan laporan
tahunan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang di dalamnya
terdapat laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan.
Untuk itu, Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris menunjuk auditor
eksternal independen untuk melakukan audit terhadap perusahaan.
2.4 Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
PT. Pertamina Gas senantiasa menjaga komitmen dan kebijakan
perusahaan dalam seluruh aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan (K3LL). PT. Pertamina Gas menjalankan seluruh kegiatan usahanya
dengan selalu mengutamakan prioritas terhadap upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan terjadinya insiden yang merugikan guna meminimalisir risiko
operasi serta peningkatan keandalan, efisiensi dan produktivitas perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasinya.
Komitmen tersebut adalah :
1. Memberikan keteladanan dalam menjalankan aspek K3LL dan
menjadikannya sebagai budaya perusahaan.
II-8
2. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan standarisasi K3LL yang
berlaku serta menjalankan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan
3. Mencegah dan menanggulangi terjadinya insiden melalui pembinaan dan
penerapan teknologi tepat guna sejak tahap perencanaan hingga pasca
operasi.
4. Menerapkan Sistem Manajemen K3LL dan pengelolaan aspek K3LL di
seluruh kegiatan operasi secara konsisten dan konsekuen.
5. Menciptakan dan memelihara harmonisasi hubungan dengan stakeholder di
sekitar kegiatan usaha untuk membangun kemitraan yang saling
menguntungkan.
Dalam mencapai tujuan PT. Pertamina Gas menuju World Class Operation,
Quality Management & K3LL senantiasa mengupayakan :
1. Meningkatkan produksi, efektifitas dan efisiensi gas di wilayah kerja yang
dikuasai, tercapainya Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan setara world class serta berkualitas sehingga menghasilkan
kepuasan pelanggan dan citra perusahaan yang baik secara terus menerus.
2. Ukuran hasil dan proses pengoperasian aset dalam hal K3LL setara dengan
standar internasional yaitu pencapaian angka nihil kecelakaan kerja (zero
accident), kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja dan
kegagalan operasi lainnya.
II-9
2.5 Struktur Organisasi
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina Gas SKG Tegalgede
Kepala Distrik Stasiun Kompresor Gas (SKG) bertanggung jawab atas
semua hal yang menyangkut kegiatan di SKG dari mulai operasi, pemeliharaan,
Health Safety Environment (HSE) dan laboratorium gas. Seperti yang tercantum
pada gambar 2.3 Struktur Organisasi Distrik Tegal Gede, Kepala Distrik dibantu
oleh Pengawas HSE, Pengawas Utama Operasi, Pengawas Pemeliharaan Stasiun
dan Pengawas Laboratorium MIGAS.
Pengawas Utama Operasi bertanggung jawab atas berlangsungnya
kegiatan operasi di SKG dan membawahi Pengawas Operasi Pipeline dan Meter
dan Pengawas Operasi Stasiun Kompresor yang masing-masing memiliki tugas
dan tanggung jawabnya masing-masing.
II-10
2.6 Fasilitas Perusahaan
PT. Pertamina Gas dalam menjalankan kegiatan operasinya tidak
lepas dari komponen-komponen penunjang operasi. Guna keberhasilan,
kelancaran dan keamanan dalam melaksanakan kegiatan operasi, PT. Pertamina
Gas memiliki komponen utama dalam menjalankan operasinya. Disamping itu,
PT. Pertamina Gas memiliki seperangkat komponen laboratorium sebagai
penunjang untuk analisis kualitas gas yang didistribusikan dan memiliki peralatan
penunjang keselamatan yang tentunya sangat vital peranannya dalam
menganstisipasi segala kecelakaan yang terjadi.
2.6.1 Komponen Utama
Komponen-komponen ini peranannya sangat vital dalam
berlangsungnya kegiatan operasi di SKG karena komponen ini merupakan
komponen-komponen utama dalam pendistribusian gas alam ke konsumen.
Komponen utama operasi SKG terdiri dari Generator Set, Gas Turbine, Boost
Compressor dan Air Compressor dengan spesifikasi yang dibutuhkan seperti
gambar di bawah ini :
1. Generator Set
Salah satu contoh generator set yang dimiliki oleh SKG Tegalgede
adalah Genset Merk Caterpillar dengan kapasitas 650 KVH seperti yang
terlihat pada gambar 2.4. SKG Tegalgede memilki 3 buah generator set.
Namun saat operasi berlangsung, hanya satu saja yang beroperasi dan
sisanya disiapkan dalam keadaan stand by.
II-11
Gambar 2.4 Generator Set
2. Air Compressor
Salah satu contoh air compressor yang digunakan di SKG Tegalgede
adalah kompresor torak dengan merk Ingersoll Rand dengan kapasitas 125
psig seperti yang terlihat pada gambar 2.5. Tipe kompresor yang digunakan
adalah tipe reciprocating displacement compressor. Fungsi kompresor ini
adalah sebagai penggerak yang mengatur buka dan tutupnya valve yang
terdapat pada yard valve.
Gambar 2.5 Instrument Air Compressor
II-12
3. Turbin Compressor
Unit yang berperan penting dalam jalannya kegiatan operasi di
SKG Tegaldede adalah Gas Turbine Set Compressor. SKG Tegalgede
memiliki 5 unit turbin gas dan boost compressor merk Solar Turbine
dengan kapasitas tiap-tiap boost compressor sebesar 75 MMscf. Biasanya
tiap harinya 2 unit turbine compressor beroperasi, sedangkan tiga
diantaranya disiapkan dalam keadaan stand by. Salah satu contoh turbin
gas dan boost compressor yang terdapat di SKG Tegalgede-Cikarang
terlihat pada gambar 2.6
Gambar 2.6 Turbin Gas dan Boost Compressor
2.6.2 Peralatan Laboratorium
Dalam kegiatan pendistribusian dan pemrosesan gas, PT. Pertamina
Gas selalu memperhatikan kualitas gas yang didistribusikannya. Maka
daripada itu, PT. Pertamina Gas memiliki laboratorium gas sebagai tempat
untuk menganalisis komposisi gas yang didistribusikan dari shipper
menuju offtaker. Laboratorium gas yang terdapat di SKG Tegalgede ini
merupakan satu-satunya laboratorium gas yang dimilki PT. Pertamina Gas
di Area Jawa Bagian Barat (JBB). Dalam tiap minggunya laboratorium gas
II-13
yang ada di SKG Tegalgede menerima sekitar 65-70 sampel gas baik dari
seluruh SKG di JBB maupun dari pihak-pihak yang membutuhkan jasa
analisa gas. Laboratorium PT. Pertamina Gas menggunakan Gas
Chromathograph guna menganalisis kualitas gas berdasarkan komposisi
yang terdapat pada gas alam tersebut. Selain Gas Chromathograph, Dew
Point Tester Manual juga digunakan untuk mengukur kadar pengembunan
yang terdapat di gas.
1. Gas Chromatograph
Salah satu contoh alat gas cromatograph yang terdapat di
laboratorium PT. Pertamina Gas distrik Tegalgede-Cikarang dapat dilihat
pada gambar 2.7. Laboratorium di SKG Tegalgede memiliki 4 buah Gas
Cromatograph dengan Merk Agilent Technologies tipe 6890 N. Akan
tetapi, hanya tiga buah yang dapat dioperasikan karena satu buah masih
dalam proses instalasi.
Gambar 2.7. Gas Chromatograph
2. Dew Point Tester Manual
Di laboratorium PT. Pertamina Gas distrik Tegalgede-Cikarang
terdapat juga 1 unit dew point tester gas dengan merk SHAW tipe RED
(Range 0-1000 ppm/ ± 50 lbs) seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.8
II-14
Gambar 2.8 Dew Point Tester
2.6.3 Peralatan Penunjang Keselamatan
Dalam menjaga komitmen dan kebijakan aspek Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) maka PT. Pertamina Gas
dalam menjalankan seluruh kegiatan usahanya selalu memberikan prioritas
terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya insiden yang
merugikan guna meminimalkan resiko operasi serta peningkatan keandalan,
efisiensi dan produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, peralatan penunjang
keselamatan diharuskan tersedia dan berfungsi dengan baik. Peralatan penunjang
keamanan yang tersedia di PT. Pertamina Gas seperti yang terlihat pada gambar
2.9 adalah sebagai berikut :
1. Fire Diesel Pump
2. Fire Electric Pump
3. Gas Detector Unit
4. Flame Detector
5. Water Pond
6. Backup water pond
7. CCTV
II-15
Gambar 2.9 Peralatan Penunjang Keselamatan
2.6.4 Main Office
PT. Pertamina Gas distrik Tegalgede-Cikarang memiliki sebuah
gedung Main Office yang merupakan tempat utama yang menunjang kegiatan
kerja & operasi sehari-hari. Adapun ruangan yang terdapat pada gedung main
office ini diantaranya :
1. Control Room
2. Ruang Rapat
3. Ruang Administrasi
4. Ruangan Kepala Distrik dan Pengawas
5. Ruangan Instrumen Peralatan Mekanik & Elektrik
6. Ruangan Operasi Pipeline & Meter
7. Mushola
8. Toilet
PERALATAN PENUNJANG
KESELAMATAN
FLAME DETECTOR
WATER POND
FIRE DIESEL PUMP
FIRE ELECTRIC PUMP
GAS DETECTOR UNIT BACKUP WATERPONDCCTV
II-16
2.6.5 Bengkel
Dalam proses pengoperasian unit utama di PT. Pertamina Gas distrik
Tegalgede-Cikarang tentunya sering terjadi kerusakan beberapa komponen.
Bengkel di distrik Tegalgede yang terlihat pada gambar 2.9 berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya proses perbaikan beberapa komponen yang mengalami
kerusakan dan sebagai yang memfasilitasi apabila adanya komponen-komponen
pendukung yang dapat diproduksi, contohnya pembentukan ulir pipa berukuran
kecil (tubing). Adapun beberapa alat yang terdapat di bengkel, yaitu diantaranya :
1. Mesin Las Listrik
2. Mesin Las Argon
3. Threading Machine
4. Mesin Bor
5. Ragum
6. Mesin Gerinda Potong
7. Compressor
2.6.6 Fire Station
Dalam menjaga komitmen Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Lindungan Lingkungan (K3LL), PT. Pertamina Gas distrik Tegalgede memiliki
fasilitas fire station guna melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan
insiden yang membahayakan keselamatan kerja khususnya bahaya kebakaran.
Oleh karena itu, fire station merupakan fasilitas yang wajib tersedia di lingkungan
PT. Pertamina Gas yang notabene merupakan lingkungan dengan resiko bahaya
kebakaran sangat tinggi. Adapun beberapa unit yang terdapat di dalam fire station
diantaranya adalah fire jeep, fire truck, APAR dll.