Bab 2 BA

13
10 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing di esofagus adalah benda yang tajam ataupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. 1 2.2 Epidemiologi Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada semua umur pada tiap lokasi di esofagus, baik di tempat penyempitan fisiologis maupun patologis dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi. 1 Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tergantung pada komplikasi yang terjadi. Benda asing di esofagus

description

tht

Transcript of Bab 2 BA

10

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Definisi

Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau

dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing di

esofagus adalah benda yang tajam ataupun tumpul atau makanan yang tersangkut

dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak

sengaja.1

2.2 Epidemiologi

Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah

utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada semua umur pada

tiap lokasi di esofagus, baik di tempat penyempitan fisiologis maupun patologis

dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi.1

Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tergantung pada komplikasi yang

terjadi. Benda asing di esofagus sering ditemukan di daerah penyempitan

fisiologis esofagus. Benda asing yang bukan makanan kebanyakan tersangkut

di servikal esofagus, biasanya di otot krikofaring atau arkus aorta, kadang-kadang

di daerah penyilangan esofagus dengan bronkus utama kiri pada sfingter kardio

esofagus. 70% dari 2394 kasus benda asing esofagus ditemukan di daerah

servikal, dibawah sfingter kriko faring, 12 % didaerah hipofaring dan 7,7% di

daerah esofagus torakal. Dilaporkan 48% kasus benda asing yang

tersangkut di daerah esofagogaster menimbulkan nekrosis tekanan atau

infeksi lokal.2

11

Hal demikian terjadi pada pasien, dimana pasien adalah seorang anak-

anak yang secara epidemiologi banyak terjadi tertelannya benda asing.

Kemudian lokasi tersangkutnya benda asing uang logam pada pasien yaitu

setinggi vertebra cervical 5-7 yaitu pada penyempitan fisiologis pertama

esophagus yaitu di daerah krikofaringeus yang merupakan spingter sempit.

2.3 Etiologi

Daerah yang paling sering untuk tersangkut adalah jalan masuk ke

esofagus setiggi otot krikofaringeus. Tempat lainnya yang tersering adalah

persilngan arkus aorta dan bronkus utama kiri serta jalan masuk ke dalam gaster

yang semuanya adalah penyempitan fisiologis di esofagus. Lesi patologis

esofagus dapat menimbulkan sumbatan parsial. 70 persen anak yang tertelan

benda asing cenderung membawa uang logam, peniti, mainan dan objek lain

yang tertelan secara kebetulan.3

Adapun faktor predisposisinya adalah :4

1. Belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat menelan dengan baik.

2. Koordinasi proses menelan dan sfingter laring yang belum sempurna pada

kelompok usia 6 bulan sampai 1 tahun.

3. Retardasi mental

4. Gangguan pertumbuhan dan penyakit-penyakit neurologik lain yang

mendasarinya.

5. Pada orang dewasa tertelan benda asing sering dialami oleh pemabuk

atau pemakai gigi palsu yang kehilangan sensasi rasa (tactile sensation)

dari palatum, pada pasien gangguan mental dan psikosis.

12

6. Faktor predisposisi lain ialah adanya penyakit-penyakit esofagus yang

menimbulkan gejala disfagia kronis, yaitu esofagitis refluks, striktur

pasca esofagitis korosif, akhalasia, karsinoma esofagus atau lambung,

cara mengunyah yang salah dengan gigi palsu yang kurang baik

pemasangannya, mabuk (alkoholisme) dan intoksikasi (keracunan).

Dari alloanamnesis pada pasien diketahui bahwasanya pasien tertelan

uang logam Rp. 1000. Posisi uang logam tersebut menimbulkan sumbatan parsial

di daerah esofagus terutama di daerah krikofaringeus, sehingga pasien masih

dapat makan dan minum tetapi terasa sakit.

2.4 Patogenesis

Ketika benda asing masuk ke esofagus, dapat membentuk suatu

peradangan pada esofagus dan menimbulkan suatu efek trauma pada esofagus.

Kemudian menimbulkan suatu edema yang menimbulkan rasa nyeri. Efek lebih

lanjut adalah terjadi penumpukan makanan, rasa penuh di leher dan kemudian

dapat menganggu system pernapasan sebagai akibat trauma yang juga

mempengaruhi trakea, dimana trakea memiliki jarak yang dekat dengan

esofagus.3

Hal serupa terjadi pada pasien dimana adanya suatu peradangan dan

infeksi di esophagus akibat benda asing ditunjukkan dari hasil laboratorium

dimana telah terjadi leukositosis yaitu kadar leukosit mencapai 19,4x103/mm2

dari nilai normal 4-11x103/mm2.

13

2.5 Gambaran Klinis

Gejala sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk dan jenis benda asing,

lokasi tersangkutnya (apakah berada di daerah penyempitan esofagus yang

normal atau patologis), komplikasi yang timbul, dan lama tertelan. Mula-mula

timbul nyeri di daerah leher bila benda asing tersangkut di daerah servikal. Bila

benda asing tersangkut di esofagus bagian distal timbul rasa tidak enak di

daerah substernal atau nyeri di punggung5.

Gejala disfagia bervariasi tergantung, pada ukuran benda asing. Disfagia

lebih berat bila telah terjadi edema mukosa yang memperberat sumbatan,

sehingga timbul rasa sumbatan yang persisten. Gejala lain adalah odinofagia

yaitu nyeri menelan makanan atau ludah, hipersalivasi, regurgitasi, dan muntah.

Kadang-kadang ludah berdarah.3

Nyeri di punggung menunjukkan tanda perforasi atau mediastinitis.

Gangguan napas dengan gejala dispnu, stridor dan sianosis terjadi akibat

penekanan trakea oleh benda asing. Nyeri di punggung menunjukkan tanda

perforasi atau mediastinitis. Gangguan napas dengan gejala dispnu, stridor dan

sianosis terjadi akibat penekanan trakea oleh benda asing.3

Pada anak-anak, terdapat gejala nyeri atau batuk dapat disebabkan

oleh aspirasi ludah atau minuman dan pada pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi,

mengi (wheezing), demam, abses leher atau tanda emfisema subkutan. Tanda

lanjut, berat badan menurun dan gangguan pertumbuhan. Benda asing yang

berada di daerah servikal esofagus dan di bagian distal krikofaring, dapat

menimbulkan gejala obstruksi saluran napas dengan stridor, karena menekan

14

dinding trakea bagian posterior (tracheo-esophageal party wall), radang dan

edema periesofagus. Gejala aspirasi rekuren akibat obstruksi esofagus sekunder

dapat menimbulkan pneumonia, bronkiektasis dan abses paru.6

2.6 Komplikasi

Laserasi mukosa, perdarahan, perforasi lokal dengan abses leher atau

mediastinitis. Perforasi esofagus dapat menimbulkan s e l u liti s l okal dan

fistel esofagus. Gejala dan tanda perforasi esofagus antara lain emfisema

subkutis atau mediastinum, krepitasi kulit di daerah leher atau dada,

pembengkakan leher, kaku leher, demam, menggigil, gelisah, takikardi takipnea,

nyeri yang menjalar ke punggung, retrosternal, dan epigastrium. Penjalaran ke

pleura menimbulkan pneu m o t oraks dan piotoraks. Bila lama berada di

esofagus dapat menimbulkan jaringan granulasi dan radang periesofagus.7

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologi berupa foto polos esofagus servikal dan torakal

anteroposterior dan lateral harus dilakukan pada semua pasien yang diduga

tertelan benda asing. Bila benda asing radioopak mudah diketahui lokasinya,

sedangkan bila radiolusen, dapat diketahui tanda inflamasi periesofagus

atau hiperinflamasi hipofaring dan esofagus bagian proksimal. Esofagogram

dilakukan untuk benda asing radiolusen, yang akan memperlihatkan filling defect

persistent. Dapat dilakukan MRI dan tomografi komputer. Tindakan endoskopi

dilakukan untuk tujuan diagnostik dan terapi.8

2.8 Penatalaksanaan

15

Pasien dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan esofagoskopi dengan

memakai cunam yang sesuai agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan.

Kemudian dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai kelainan-kelainan

esofagus yang telah ada sebelumnya9.

Untuk benda asing tajam yang tidak bisa dikeluarkan dengan

esofagoskopi harus segera dilakukan pembedahan yaitu servikotomi, torakotomi

dan esofagotomi sesuai lokasi benda asing tersebut. Bila dicurigai adanya

perforasi kecil, segera dipasang pipa nasogaster agar pasien tidak menelan

dan diberikan antibiotik berspektrum luas selama 7-10 hari agar tidak terjadi

sepsis. 1

Benda asing uang logam di esofagus bukan suatu keadaan gawat darurat,

namun uang logam tersebut harus dikeluarkan sesegera mungkin dengan

persiapan tindakan esofagoskopi yang optimal untuk mencegah komplikasi.1

16

BAB IIIKESIMPULAN

Benda asing di suatu organ adalah benda yang berasal dari luar tubuh

atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada.

Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah

utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada semua umur.

Benda asing di esofagus merupakan masalah klinis yang memiliki

tantangan tersendiri, meskipun belakangan ini telah terjadi kemajuan besar

dalam teknik anestesi dan instrumentasi, ekstraksi benda asing di esofagus

bukanlah merupakan suatu prosedur yang mudah dan tetap memerlukan

keterampilan serta pengalaman dari dokter yang melakukannya.

Benda asing uang logam di esofagus bukan suatu keadaan gawat darurat,

namun uang logam tersebut harus dikeluarkan sesegera mungkin dengan

persiapan tindakan esofagoskopi yang optimal untuk mencegah komplikasi.

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Junizaf, Mariana H., Iskandar, Nurbaiti, 2007. Benda Asing Di

Esofagus: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Ttenggorok Kepala

Leher. Ed.Keenam.FKUI.

2. Adams G.L, 2007. Penyakit Jalan Nafas Bagian Bawah, Esofagus dan

Mediastinum: Buku Ajar Penyakit THT. Ed.Keenam.Jakarta :EGC

3. Boies, L.R., 2006. Buku Ajar Penyakit THT. Ed. Keenam. Jakarta :EGC

4. Perkasa M Fajar.2009.Ekstraksi Benda Asing di Laring.Medicinus.Vol

22.No.2.Ed.Juni- Agustus 2009

5. Kurnaidi WG, Purwanto TB. Benda asing pada bronkus dan esofagus. Dalam

kumpulan naskah ilmiah KONAS PERHATI XII, Semarang 28-30 Oktober

2003, 426-33

6. Asroel HA, Aboet A. Penanganan benda asing pada esofagus . Kumpulan PIT

Perhati-KL, Palembang, 2005:180.

7. Murray AD. Foreign bodies of the airway and digestive. Available from URL:

http//www.emedicine.com/ent/topic451.htm.

8. Zawadzka-Gos I., Jakubowska A, Zajac B, et al. Foreign bodies of airways in

children. Available from URL:

http//www.borgis.pl/czytelnia/new_med/2008/02/07.html

9. Lee KJ. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery, 7 th edition,

onnecticut, Appleton & Lange, 2009: 902-3.

10. Burton M, Leighton S, Robson A, et al. Hall & Coloman’s Disease of the ear,

nose and throat, 15th edition, Livingstone, 2010:217.