BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN -...

37
17 BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN 2.1. Badan Usaha Pengertian badan usaha menurut Drs. T. Gilarso adalah organisasi ekonomi yang dilakukan oleh satu/sekelompok orang dalam wadah kelembagaan formal, dikelola secara teratur berkesinambungan untuk membuat, menyediakan atau mendistribusikan barang dan jasa. Usaha dibagi menjadi dua yaitu usaha perseorangan dan usaha bersama. (Sumber: Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Oleh Drs. T. Gilarso, SJ.) Usaha perseorangan pada dasarnya berstruktur non formal, bisa dikelola sendiri, dan dapat didirikan tanpa akta notaris. Spesifikasi usaha perseorangan ini adalah modal lazimnya dimiliki perseorangan, proses pendirianya dari sisi legalitas lebih singkat dan sederhana, biasanya dikelola secara kekeluargaan, struktur Non Formal, pola kerja atasan dan bawahan non formal juga, tidak harus dengan akta notaris, dan bisa dikelola sendiri atau dibantu pekerja. Sedangkan Usaha Bersama adalah usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih. Bentuk usaha bersama dibagi menjadi dua yaitu badan usaha yang tidak berbadan hukum dan badan usaha yang berbadan hukum. 2.1.1. Bentuk Usaha Bersama Tidak Berbadan Hukum Bentuk usaha yang tidak berbadan hukum diklasifikasikan menjadi tiga yaitu persekutuan perdata, perseroan firma, perseroan komanditer. 2.1.1.1. Persekutuan Perdata Persekutuan Perdata adalah suatu persetujuan dimana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan.( Undang-Undang 1618 KUHS ).Persekutuan Perdata adalah persekutuan paling sederhana diantara bentuk badan usaha lainnya. Karena dalam proses pendirianya tidak harus dibuatkan akta notaris, juga tidak ada penentuan batasan jumlah modal yang harus disetor oleh tiap- tiap sekutu, bahkan juika salah satu sejutu tidak mempunyai modal uang,

Transcript of BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN -...

Page 1: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

17

BAB 2

ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN

2.1. Badan Usaha

Pengertian badan usaha menurut Drs. T. Gilarso adalah organisasi ekonomi yang

dilakukan oleh satu/sekelompok orang dalam wadah kelembagaan formal, dikelola

secara teratur berkesinambungan untuk membuat, menyediakan atau

mendistribusikan barang dan jasa. Usaha dibagi menjadi dua yaitu usaha

perseorangan dan usaha bersama. (Sumber: Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Oleh

Drs. T. Gilarso, SJ.)

Usaha perseorangan pada dasarnya berstruktur non formal, bisa dikelola sendiri, dan

dapat didirikan tanpa akta notaris. Spesifikasi usaha perseorangan ini adalah modal

lazimnya dimiliki perseorangan, proses pendirianya dari sisi legalitas lebih singkat

dan sederhana, biasanya dikelola secara kekeluargaan, struktur Non Formal, pola

kerja atasan dan bawahan non formal juga, tidak harus dengan akta notaris, dan bisa

dikelola sendiri atau dibantu pekerja.

Sedangkan Usaha Bersama adalah usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih.

Bentuk usaha bersama dibagi menjadi dua yaitu badan usaha yang tidak berbadan

hukum dan badan usaha yang berbadan hukum.

2.1.1. Bentuk Usaha Bersama Tidak Berbadan Hukum

Bentuk usaha yang tidak berbadan hukum diklasifikasikan menjadi tiga yaitu

persekutuan perdata, perseroan firma, perseroan komanditer.

2.1.1.1. Persekutuan Perdata

Persekutuan Perdata adalah suatu persetujuan dimana dua orang atau lebih

mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan

maksud membagi keuntungan.( Undang-Undang 1618 KUHS ).Persekutuan

Perdata adalah persekutuan paling sederhana diantara bentuk badan usaha

lainnya. Karena dalam proses pendirianya tidak harus dibuatkan akta notaris,

juga tidak ada penentuan batasan jumlah modal yang harus disetor oleh tiap-

tiap sekutu, bahkan juika salah satu sejutu tidak mempunyai modal uang,

Page 2: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

18

maka ia bisa berkontribusi dengan modal tenaga atau ilmunya saja, tentunya

nanti besarnya keuntungan dari hasil usaha tersebut akan dibagi sesuai besar

kecilnya kontribusi tiap–tiap sekutu.

2.1.1.2. Firma

Dalam Pasal 16 KUHD disebutkan bahwa yang dinamakan persekutuan firma

ialah tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan

perusahaan dengan nama bersama. Perbedaan persekutuan perdata dan firma,

yang mana di dalam pesekutuan perdata tindakan salah satu anggota, tidak

otomatis menjadi tanggung jawab persekutuan perdata. Sedangkan dalam

bentuk usaha Firma tindakan salah satu anggota firma terhadap pihak luar

otomatis menjadi tanggung jawab firma.

2.1.1.3. Perseroan Komanditer

Perseroan komanditer merupakan suatu perseroan untuk menjalankan

perusahaan yang dibentuk antara beberapa orang persero yang secara

tanggung menanggung, bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak,

dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak yang

lain.(Undang- Undang pasal 19 KUHD). Prinsip dasar dalam persekutuan

komanditer seorang lebih memercayakan uang atau barang untuk digunakan

di dalam perniagaan atau lain perusahaan kepada seorang lainnya atau lebih

yang menjalankan perusaahan tersebut.

2.1.2. Usaha Bersama Berbadan Hukum

Badan usaha berbadan hukum terdapat beberapa macam antara lain perseroan

terbatas, koperasi, dan yayasan.

2.1.2.1. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha yang

terdiri dari perkumpulan modal dengan berdasarkan pada perjanjian serta

harus berbadan hukum, yang dimaksud dengan berbadan hukum pada bentuk

PT ini adalah badan usaha tersebut oleh hukum telah dipersamakan dengan

manusia sebagai subjek hukum.

Page 3: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

19

2.1.2.2. Koperasi

Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

badan hukum yang melandaskan kegiatannya berdasar atas asas

kekeluargaan.

Jenis-jenis koperasi berdasarkan macam-macamnya adalah koperasi produksi,

koperasi konsumsi dan koperasi simpan pinjam.

Berdasarkan dari keanggotaanya adalah koperasi primer, koperasi sekunder

2.1.2.3. Yayasan

Yayasan merupakan badan usaha yang terkait dengan kegiatan sosial dan

tidak bertujuan mencari keuntungan.

Dengan berdasarkan teori-teori di atas, maka “Ice Break Point” termasuk

dalam jenis badan usaha Persekutuan Perdata. “Ice Break Point” masuk ke

dalam persekutuan perdata karena beberapa faktor seperti:

- Didirikan oleh 3 orang yaitu Samanta Soewirso , Marcella Calosa &

Pradnawati. Pembagian modal kami masing-masing di bagi rata sesuai

dengan pengeluaran modal awal.

- Tidak ada batasan modal yang harus disetor oleh tiap sekutu, kami

membagi modal sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Bisnis “Ice Break Point” bergantung penuh pada kesepakatan pendiri sekutu

yang dituangkan dalam perjanjian / kesepakatan. “Ice Break Point” didirikan

atas dasar rasa saling percaya yang tinggi diantara pendirinya sehingga sangat

cocok dengan jenis usaha Persekutuan Komanditer.

2.2. Kepemilikan Tanah

“Ice Break Point” menyewa tanah seluas 36,6752 m2 milik dimiliki oleh Ibu Tjia

Tjoan Lon Nio. Tanah tersebut berlokasi di Perumahan Citra Garden 3 blok B 9

No.8, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Biaya sewa tanah

adalah Rp. 20.000.000,00 ( dua puluh juta rupiah pertahun) dibayar di awal

penyewaan. Tanah tersebut adalah milik Ny. Tjia Tjoan Lon Nio. Untuk surat sewa

Page 4: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

20

menyewa dituangkan dalam surat perjanjian sewa menyewa, yang akan dijelaskan

pada subbab perjanjian / kontrak-kontrak.

2.3. Perijinan

Perijinan yang harus dipenuhi untuk menjalankan bisnis kafe “Ice Break Point”:

2.3.1. Tahap Pertama (Tingkat RT, RW, dan Kelurahan)

Memohon izin tertulis dari lingkungan sekitar, dimana tempat usaha rumah

makan itu akan berjalan. Kemudian mengurus surat pengantar dari RT, RW,

dimana tempat usaha itu akan dijalankan.Hal keempat mengurus surat

keterangan domisi usaha ( SKDU ) dari kantor kelurahan setempat yang

diketahui oleh camat. Dalam mengurus SKDU, hal-hal yang perlu dilampirkan

adalah

- Fotokopi KTP

- Fotokopi Lunas IMB

- Akta notaris ( bila ada )

- Surat izin lingkungan

- Surat pengantar RT yang diketahui RW

2.3.2. Tahap Kedua ( Tingkat Pemerintah Daerah )

Setelah tahap pertama selesai sebagaimana yang diuraikan, tahap selanjutnya

adalah mengurus surat izin gangguan ( HO ) dan Surat Izin mendirikan rumah

makan.

Kedua surat ini proses perizinannya secara terpisah maupun secara bersam –

sama ke pemerintah daerah setempat melalui dinas/lembaga yang

membidanginya. Adapun hal-hal yang dilampirkan pada saat mengurus surat

izin gangguan dan surat izin mendirikan rumah makan adalah sebagai berikut:

- Fotokopi kartu tanda penduduk ( KTP )

- Fotokopi izin mendirikan bangunan ( IMB )

- Surat izin lingkungan

Page 5: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

21

- Surat pengantar dari RT yang diketahui RW

- Surat keterangan domisili usaha dari kelurahan yang diketahui camat.

2.3.3. Tahap Ketiga ( Pemeriksaan Lapangan )

Setelah surat izin gangguan ( HO ) dan surat izin mendirikan Kafe diajukan ke

pemerintah daerah setempat, kemudian pemerintah daerah setempat, kemudian

pemerintah daerah setempat melalui dinas atau lembaga yang membidanginya

akan melakukan peninjauan lapangan. Dari hasil peninjauan lapangan, maka

pemerintah daerah setempat melalui dinas / lembaga yang membidanginya

akan mengeluarkan kedua surat izin tersebut. Maka sejak itu resmilah berdiri

rumah makan yang akan dijalankan dan sudah bisa dioperasionalkan. Tetapi

pengurusan tidak hanya sampai disini, rumah makan yang didirikan baru

sebatas rumah makan saja belum bisa menggunakan reklame atau iklan. Untuk

itu kita harus mengurus iklan/reklame terlebih dahulu.

Proses pengurusan izin reklame/iklan ini bisa diajukan bersamaan dengan surat

izin gangguan dan surat izin mendirikan rumah makan, bisa juga dilkukan

tersendiri. Hal-hal yang harus dilampirkan dalam proses pengurusan izin

reklame sebagai berikut:

- Data reklame

- Peta Situs

- Foto/gambar/naskah reklame

- Fotokopi kartu tanda penduduk

- Fotokopi lahan tanah apabila menggunakan tanah milik pemerintah

- Surat permohonan wajib dibubuhi materai dan ditandatangani oleh

pemohon

- Surat pernyataan yang menyatakan bersedia mengikuti semua

ketentuan yang ditetapkan oelh pemerintah daerah setempat

- Surat kuasa apabila pengurusan izin diserahkan kepada pihak lain.

Page 6: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

22

2.4. Peraturan – Peraturan Daerah

Untuk membangun Usahanya “Ice Break Point” wajib melakukan pembayaran Wajib

Pajak. Pengertian Wajib Pajak menurut Pasal 1 ayat (2) UU No. 28/2007

menyatakan: “Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Syarat Pendaftaran

- Fotocopy Identitas Diri (KTP/SIM)

- Fotocopy NPWP pribadi / perusahaan

- Fotocopy izin / akta notaris

- Fotocopy surat izin dari instansi yang terkait / Surat Izin Pariwisata

- Fotocopy surat Keterangan Domisili Usaha / Objek Pajak

- Fotocopy surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) / Akte pendirian usaha

- Fotocopy surat izin Gangguan (UUG / HO)

2.5. PERJANJIAN / KONTRAK – KONTRAK

Berikut ini berkenaan dengan surat-surat perjanjian/kontrak serta surat izin yang

harus dipenuhi sebagai berikut :

2.5.1. Surat Perjanjian Sewa – Menyewa

Page 7: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

23

PERJANJIAN SEWA-MENYEWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Ny. Tjia Tjoan Lon Nio.

No Telp : 021 - 5412695

Dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri berkedudukan di Jakarta

selanjutnya disebut yang menyewakan;

2. Nama : Samanta Soewirso

Pekerjaan : Wiraswastawan

No Telp : 083807193383

Alamat : Perum. Citra Garden 3 blok B 9 No.8.

Dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri, selanjutnya disebut penyewa;

Dengan ini menerangkan bahwa pihak yang menyewakan adalah pemilik sah

sebuah tanah seluas 36,6752 m2 yang terletak di Perumahan Citra Garden 3

blok B 9 No.8, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat,

yang selanjutnya disebut objek sewa. Bermaksud menyewakan objek sewa

kepada penyewa dan penyewa bersedia menyewa sebagian tanah rumah

tersebut dari pihak yang menyewakan berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai

berikut :

1. Yang menyewakan meminjamkan sebagian tanah untuk dijadikan

tempat usaha kepada penyewa selama 1 (satu) tahun terhitung sejak

tanggal 1 Agustus 2015 s/d 31 Juli 2016

2. Yang menyewakan akan menerima uang sewa sebesar Rp.20.000.000,-

(dua puluh juta rupia) per-tahun yang dibayarkan di muka untuk 1 (satu)

tahun oleh penyewa.

3. Kemudian, penyewa akan menempati sementara objek sewa tersebut

selama 1 (satu) tahun.

Page 8: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

24

4. Selama jangka waktu sewa, baik sebagian ataupun seluruh jangka waktu

sewa tersebut, penyewa tidak boleh menyewakan objek sewa tersebut

kepada pihak lain (pihak ketiga), dengan ancaman pembatalan

perjanjian disertai dengan pembayaran ganti kerugian kepada yang

menyewakan.

5. Penyewa diperkenankan untuk mengubah bentuk objek sewa tanpa ijin

tertulis dari pihak pertama.

6. Penyewa diperkenankan untuk menjadikan obyek sewa sebagai tempat

usaha.

7. Jika terjadi kerusakan-kerusakan pada objek sewa, atau kerusakan

sebagai akibat perbuatan penyewa atau orang yang berada di bawah

pengawasannya, maka semua biaya perbaikan dibebankan dan menjadi

tanggung jawab penyewa sendiri. Atau dengan persetujuan dari yang

menyewakan.

8. Jika terjadi kerusakan berat karena kesalahan konstruksi, bencana alam,

maka tanggung jawab penyewa.

9. Penyewa akan mengurus dan menanggung biaya pemakaian telepon,

aliran listrik, air PAM, yang akan digunakan untuk menjalankan

usahanya tersebut.

10. Jika terjadi pembatalan perjanjian ini sebelum tanah tersebut ditempati

oleh penyewa, maka uang sewa dikembalikan kepada penyewa dengan

dikenakan potongan 10% dari harga sewa sebagai ganti kerugian

pemutusan perjanjian ini.

11. Jika terjadi pembatalan perjanjian ini sebelum jangka waktu sewa

berakhir atas kehendak penyewa sendiri, penyewa tidak dapat menuntut

pengembalian uang sewa atau ganti kerugian apapun dari yang

menyewakan.

12. Yang menyewakan menjamin penyewa bahwa, tanah yang disewa itu

dalam keadaan tidak disengketakan, bebas dari tuntutan apapun dari

pihak ketiga.

Page 9: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

25

13. Yang menyewakan menjamin penyewa bahwa jual beli tanah tersebut

tidak memutuskan perjanjian ini.

14. Jika penyewa ingin memperpanjang jangka waktu sewa, maka

selambat-lambatnya dalam waktu tiga bulan sebelum perjanjian ini

berakhir, penyewa telah memberitahukan dan memusyawarahkan

dengan pihak yang menyewakan.

15. Setelah jangka waktu sewa berakhir sedangkan penyewa tidak

memperpanjang waktu sewa, maka penyewa wajib segera

mengosongkan area tanah tersebut dalam keadaan baik dan

menyerahkan kunci gerbang rumah kepada pihak yang menyewakan.

Semua perselisihan yang timbul dari perjanjian ini kedua belah pihak setuju

menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat, dengan mengindahkan

kelayakan dan kepatutan.

Demikianlah surat perjanjian ini dibuat di Jakarta pada hari Rabu tanggal 15

Juli 2015 dibaca dan dipahami isinya kemudian ditandatangani oleh kedua

belah pihak.

Yang menyewakan, Penyewa,

Ny. Tjia Tjoan Lon Nio Samanta Soewirso

Materai

6000

Page 10: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

26

2.5.2. Surat Izin Lingkungan

SURAT PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN (IZIN TETANGGA)

Kami yang bertandatangan dibawah ini, warga masyarakat di lingkungan RT

009 / RW 013 Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat

menyatakan bahwa kami tidak keberatan dengan berdirinya / dibukanya café

“Ice Break Point”. Selama Kafe tersebut mengikuti peraturan dan perundang

– undangan yang berlaku dan meperhatikan faktor keamanan, ketertiban dan

kebersihan lingkungan. Apabila di kemudian hari menyalahi peraturan dan

perundang – undangan yang berlaku, maka kami menarik persetujuan kami

dan surat ini menjadi tidak sah serta batal dengan sendirinya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dan ditandatangani dengan sebenarnya,

untuk digunakan sebagaimana mestinya.

27 / Juli / 2015

Yang membuat pernyataan,

No Nama Tanda Tangan

1. Bapak Senaming

2. Ibu Diana

3. Ibu Linawati

4. Bapak Wilson

Saksi/saksi mengetahui

Ketua RT,

KetuaRW,

Page 11: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

27

2.5.3. Surat Keterangan Domisili Usaha ( SKDU )

PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN JAKARTA BARAT

KECAMATAN KALIDERES KELURAHAN PEGADUNGAN

Jalan.....................................................No..............

SURAT KETERANGAN DOMISILI USAHA

Nomor:-------/----/-------/2005 Yang bertandatangan dibawah ini

Lurah..Kecamatan..Kota/Kabupaten...menerangkan bahwa:

Nama : Samanta Soewirso

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta / 26 September 1993

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Buddha

Pekerjaan : Wiraswasta

No KTP : 3173066609931001

Alamat : PERUM CITRA 3 BLOK D 9 NO 8

Nama tersebut diatas benar pada saat ini membuka / mewakili usaha sebagai

berikut:

Nama Usaha : “Ice Break Point”

Jenis Usaha : Rumah Makan

Nama Pimpinan : Samanta Soewirso

Alamat : Perum. Citra Garden 3 blok B 9 No.8.

Berkedudukan : Jakarta

Surat Keterangan ini diberikan sebagai surat keterangan domisili usaha dan

kepada yang bersamgkutan agar menaati semua peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya, berlaku mulai tanggal 27 / Juli / 2015

Lurah......................................... 27 / 7 / 2015

Mengetahui,

Camat………………………....... 27 / 7 / 2015

Page 12: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

28

2.5.4. Surat Izin Gangguan ( HO )

Kepada Yth.

Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten Jakarta Barat

Jl................................

Di...............................

U.P. ---------- ( sebutkan dinas / bagian yang membidangi )

Hal: Permohonan izin Gangguan ( Izin Tempat Usaha )

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Pengusaha : Samanta Soewirso

Alamat Pengusaha : Perum. Citra Garden 3 blok B 9 No.8

Dengan ini mengajukan permohonan izin gangguan/ izin tempat usaha untuk

café / rumah makan.

Adapun sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan hal – hal sebagai berikut:

1. Fotokopi KTP

2. Fotokopi akta pendirian ( Jika ada )

3. Fotokopi sertifikat tanah/keterangan pemilik / pemakai hak atas tanah

4. Fotokopi izin mendirikan bangunan ( IMB ) site plan berikut gambar

denah dan peta situasi

5. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga yang bersebelahan

dengan lokasi tempat usaha diketahui oleh RT dan RW setempat.

6. Surat Keterangan domisili usaha dari kelurahan yang diketahui oleh

camat.

7. Bukti lunas PBB terakhir dan SPPT

Denikian surat permohonan ini saya/kami sampaikan, atas terkabulnya

permohonan ini diucapkan terima kasih.

Hormat saya/kami,

Pemohon

Materai Rp6000

--------------------

Materai

6000

Page 13: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

29

2.5.5. Surat Ijin Usaha Perdagangan

Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib memiliki SIUP.

SIUP sebagaimana dimaksud terdiri dari :

1. SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal

dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000.-

(dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan

modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 200.000.000,-

(dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

3. SIUP Besar, wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal

dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp. 500.000.000,- (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

(Sumber: www.jakarta.go.id)

Karena modal dan kekayaan bersih (netto) dari “Ice Break Point” belum

mencapai Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah) maka “Ice Break Point”

belum perlu menggunakan SIUP.

2.6. Analisa Pasar

Untuk menentukan segmen pasar dari “Ice Break Point” diperlukan pengetahuan atas

kondisi dari pasar di area Jakarta terutama di perumahan terutama di Perumahan

Citra Garden 3 lokasi “Ice Break Point” akan dibangun. Untuk itu, kami membagi

keadaan ini menjadi dua, yaitu makro dan mikro. Menurut Philip Kotler (2002),

Makro merupakan faktor ekternal yang memengaruhi lingkungan mikro dari

perusahaan. Hal ini dapat mencakup keadaan demografis, ekonomi, alam, teknologi,

politik, dan budaya. Mikro merupakan sekumpulan faktor dan kekuatan yang

memengaruhi kinerja perusahaan untuk melayani pelanggan. Yang termasuk mikro

adalah pemasok, perusahaan, dan pelanggan. Berikut penjelasan mengenai faktor

makro dan mikro :

Page 14: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

30

2.6.1. Lingkungan Makro

2.6.1.1. Demografis

Menurut Kotler (2010), keadaan demografis merupakan keadaan penduduk

sekitar yang menjadi analisa pasar dari perusahaan yang dapat mencakup

umur, jenis kelamin, jumlah penduduk, dan sebagainya.

Secara Demografis Citra Garden City yang merupakan salah satu komplek

perumahan terbesar di Jakarta Barat dengan total rumah yang mencapai

10.000 unit dengan tingkat hunian mencapai 90% sehingga jumlah populasi

mencapai 50 ribu jiwa. (sumber: CitraGardenCity.com. About Us)

Berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh penulis, dapat ditarik kesimpulan

bahwa banyaknya gedung sekolah di sekitar area Citra Garden 3

menyebabkan pada siang hari di sekitar area sangat mudah dijumpai anak –

anak hingga remaja (5 – 17 tahun) yang baru pulang dari sekolah.

2.6.1.2. Keadaan Ekonomi

Menurut Kotler (2010), keadaan ekonomi adalah faktor yang dipengaruhi

kemampuan atau daya beli dan pola hidup dari penduduk sekitar.

Citra Garden City merupakan perumahan yang ditujukan bagi masyarakat

menengah ke atas yang akan memiliki pengaruh juga terhadap besarnya uang

jajan dari orang tua untuk anak – anaknya yang masih bersekolah. (sumber:

penulis )

Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh

Indonesia (GAPMMI), Rachmat Hidayat seiring meningkatnya PDB per

kapita, industri makanan dan minuman cepat saji akan makin tinggi

peminatnya. Terjerat kesibukan sehari-hari, masyarakat Indonesia sudah tak

punya banyak waktu untuk mengolah makanan dan minuman sendiri

sehingga industri tersebut akan menjadi trend bisnis di tahun 2015 yang saat

ini didominasi oleh pebisnis minuman kafe. (sumber:

http://www.varia.id/2015/01/02/meneropong-tren-bisnis-makanan-dan-

minuman-2015/#ixzz3cwlfWFBs)

2.6.1.3. Keadaan Alam

Menurut Kotler (2010), keadaan alam meliputi bagian dari alam dan

lingkungan sekitar usaha yang mempengaruhi kegiatan operasional

perusahaan seperti peningkatan angka pencemaran, dan peningkatan angka

Page 15: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

31

campur tangan pemerintah dalam pengelolaan dan penggunaan sumber-

sumber daya alam

Area “Ice Break Point” dibangun di Perumahan Citra Garden 3 yang

memiliki banyak Fasilitas Umum Sekolah, yaitu dua (2) Taman Kanak-

Kanak, tiga (3) Sekolah Dasar, dua (2) Sekolah Menengah Pertama, dan dua

(2) Sekolah Menengah Atas, hal inilah yang menyebabkan pada siang hari

sangat mudah dijumpai anak – anak yang baru selesai mengikuti kegiatan di

sekolah. (sumber: penulis )

2.6.1.4. Teknologi

Menurut Kotler (2010), teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi

kinerja perusahaan seperti internet, transportasi, elektronik, dan sebagainya.

Perkembangan media sosial sangat berpengaruh pada keputusan pembelian,

dibuktikan melalui studi yang dilakukan oleh Hadwick Martin Bailey dan

“iModerate Research Technologies” menemukan bahwa 67% konsumen lebih

cenderung membeli dari merek yang mereka ikuti di Twitter, dan 51% lebih

mungkin membeli dari sebuah merek yang mereka ikuti di Facebook, selain

itu 79% lebih lebih mungkin untuk merekomendasikan kepada teman atau

disebut follower dalam Twitter, dan 60% lebih mungkin untuk melakuan hal

yang serupa di Facebook.

(http://furqonblumah.blogspot.com/2010/03/facebook-dan-twitter-pengaruh-

besar.html).

Dalam hal ini, teknologi juga membantu “Ice Break Point” untuk

memperkenalkan usahanya yang masih baru kepada masyarakat. Terlebih lagi

40% anak-anak Indonesia memang sudah memiliki handphone dan gadget

sendiri, dan salah satu penyebabnya karena 40% anak-anak Indonesia saat ini

adalah active internet user di media sosial. (Sumber: Indonesia Hottest

Insight (IHI). Survei: 35 Persen Anak-Anak Ingin Miliki Smartphone

Teranyar.2013)

2.6.1.5. Politik

Menurut Kotler (2010), politik dalam hal ini mempengaruhi kegiatan

operasional dari suatu usaha pada daerah tertentu. Mempertimbangkan lokasi

Page 16: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

32

Perumahan Citra Garden 3 yang jauh dari gedung-gedung dan lokasi

pemerintahan, maka “Ice Break Point” dapat melakukan kegiatan operasional

kafe tanpa adanya kemungkinan huru – hara, unjuk rasa, dan sebagainya.

2.6.2. Lingkungan Mikro

2.6.2.1. Pemasok

Menurut Kotler (2010) Pemasok adalah individu atau organisasi yang

menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk

beraktivitas.

“Ice Break Point” membeli bahan baku pembuatan Ice Blended yang

berkualitas, sehat, dan lezat dari pemasok terpercaya dengan standar kualitas

mutu dan harga yang dijamin stabil. Pembelian bahan baku dilakukan setiap

minggunya untuk bahan – bahan yang habis terjual sehingga kepuasan

konsumen dan kualitas minuman ice blended pun dapat tetap terjaga.

Untuk pasokan gelas kertas cetak dan sedotan yang akan kami gunakan untuk

menyajikan produk tersebut akan kami order per 1000 cup dengan perkiraan

pembelian gelas dilakukan setiap minggunya.

Sedangkan untuk perlengkapan lainnya yang tidak memerlukan pencetakan

seperti kertas tisu, pulpen, dan lain – lain akan dibeli secara kontan / tunai di

pasar dan toko dekat area “Ice Break Point”.

2.6.2.2. Pelanggan

Berdasarakan pengamatan dari penulis, pelanggan dari kafe “Ice Break Point”

adalah anak – anak sekolahan yang melewati area tersebut untuk beristirahat

sejenak sepulang sekolah, setelah bermain dengan teman – temannya, atau

bersepeda sendiri /atau bersama teman berkeliling komplek, maupun setelah

mengikuti private lesson setelah menjalankan aktivitas belajar di sekolah

seharian.

Sementara bila dilihat dari kompetitor “Ice Break Point”, pelanggan yang

datang ke “Bobba House” dan “Chatime” tidak hanya berasal dari kalangan

anak – anak sekolahan saja, tetapi pada sore hari kalangan pekerja kantoran

Page 17: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

33

dan dewasa yaitu usia 26 – 45 tahun juga kerap berkunjung atau sekedar

memanfaatkan take away service. ( sumber: survei penulis )

2.6.2.3. Intermediaries

Menurut Kotler (2010) Intermediaries adalah sebuah kelompok yang

membantu kinerja perusahaan dalam hal jual beli, promosi, pengaturan

keuangan, promosi kartu kredit, dan sebagainya.

“Ice Break Point” belum menggunakan intermediaries dari luar dan masih

mengandalkan kemampuan dari pihak internal kafe untuk menangani jual

beli, promosi, pengaturan keuangan perusahaan.

2.6.3. Segmentasi pasar

Menurut Morrison segmentasi pasar (market segmentation) merupakan

pembagian dari keseluruhan pasar untuk suatu pelayanan dalam kelompok-

kelompok dengan karakteristik umum. (Kotler, Bowen, Makens (2010).

Marketing for Hospitality and Tourism.3th edition.United States.Pearson).

Untuk mengetahui minat beli pasar dan mayoritas calon konsumen, penulis

mengadakan survei lapangan dengan metode quota sampling di empat (4)

sekolah yang terletak di sekitar lokasi pembangunan kafe Ice Break Point.

Penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan dengan hasil 165 responden

di sekitar area Citra Garden 3 untuk mengetahui minat dan segmentasi pasar

“Ice Break Point”. Berikut ini jenis – jenis segmentasi pasar :

Page 18: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

34

2.6.3.1. Alasan Pengunjung Datang ke “Ice Break Point”

Grafik 2.1 Diagram Persentase Alasan Pengunjung Datang ke “Ice Break Point”

Sumber: Survei Tahap Kedua “Ice Break Point”

Berdasarkan Grafik 2.1 dapat dilihat alasan pengunjung kafe “Ice Break Point”

sebagian besar karena kafe tersebut bersih dan nyaman, yaitu sebanyak 55 responden

atau 35% responden, kemudian sebanyak 28% atau 44 responden memilih untuk

berkunjung ke kafe karena ada promosi hadiah dan diskon, 19% atau 30 responden

berkunjung ke kafe dengan alasan lokasi kafe tersebut dekat dengan rumah atau

mudah diakses. 13% atau 20 responden datang ke kafe karena rasa minuman di kafe

tersebut enak dan terjamin kebersihannya. Terakhir alasan mereka datang ke kafe

sebanyak 5% atau 8 responden datang ke kafe yang menjual produk dengan

kemasan yang baru dan unik, berbeda dengan tempat lainnya.

2.6.3.2. Pengeluaran Pelanggan per Hari “Ice Break Point”

Page 19: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

35

Grafik 2.2 Diagram Persentase Pengeluaran Pelanggan Per Hari

Sumber: Survei Tahap Kedua “Ice Break Point”

Dari Grafik 2.2 di atas dapat di simpulkan bahwa kisaran harga yang biasa responden

keluarkan untuk jajan di kafe paling tinggi sekitar Rp 31.000 sampai dengan Rp

50.000 sebanyak 45% dari responden anak – anak sekolahan, dengan persentase ini

membantu “Ice Break Point” untuk menentukan harga jual per cup.

2.6.3.3. Waktu Yang Dipilih Untuk Menikmati Minuman

Grafik 2.3 Diagram Persentase Waktu Operasional Kafe “Ice Break Point”

Sumber: Survei Tahap Kedua “Ice Break Point”

Page 20: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

36

Berdasarkan Grafik 2.3 di atas, sebanyak 56% responden memilih untuk menikmati

minuman dingin pada siang hari / pada jam makan siang sebanyak 92 responden,

sedangkan sebanyak 40% atau 66 responden memilih untuk membeli produk tersebut

di waktu sore hari, sebanyak 4% atau 7 orang memilih untuk menikmati minuman

dingin tersebut di malam hari dengan reman – temannya. Dengan persentase ini

membantu “Ice Break Point” untuk menentukan waktu buka “Ice Break Point.

Page 21: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

37

2.6.3.4. Jumlah Peminat “Ice Break Point”

Grafik 2.4 Diagram Persentase Jumlah peminat “Ice Break Point”

Sumber: Survei Tahap Kedua “Ice Break Point”

Dari Grafik 2.4 di atas dapat di simpulkan bahwa 89% responden atau sebanyak 147

responden yang mendapatkan kuesioner tertarik dengan konsep “Ice Break Point”

dan menyatakan berminat untuk datang ke lokasi “Ice Break Point”, sementara 11%

yaitu sebanyak 18 responden masih ragu karena belum pernah mendengar merek “Ice

Break Point” sebelumnya.

2.6.3.5. Jumlah pengunjung “Ice Break Point” I

Grafik 2.5 Diagram Persentase Pengunjung “Ice Break Point”

Page 22: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

38

Sumber : Wawancara penulis kepada Red Tea

Grafik 2.5 di atas adalah perkiraan jumlah pengunjung yang akan datang ke “Ice

Break Point” berdasarkan survei yang dilakukan kepada pesaing heterogen ( Red

Tea). Penulis mengambil sampel dari Red Tea karena lokasi dan target market yang

sama, yaitu anak-anak – remaja yang bersekolah di sekitar Citra Garden 3. Penulis

melakukan survei untuk mengetahui jumlah pengunjung yang datang untuk membeli

minuman berdasarkan musimnya. Dapat di simpulkan bahwa perkiraan penjualan

terbanyak yang dapat dicapai oleh Red Tea sebanyak 250 cups per hari, serta ketika

sedang sepi perkiraan penjualan sebesar 100 cups per hari.

2.6.3.6. Jumlah pengunjung “Ice Break Point” II

Grafik 2.6 Diagram Persentase Pengunjung “Ice Break Point” II

Sumber : Wawancara penulis dengan “Bobba House”

Selain mengambil sampel dari pesaing heterogen (Red Tea), penulis juga

mengambil sampel dari pesaing homogen (Bobba House) untuk di jadikan acuan

untuk perkiraan pengunjung yang akan datang ke kafe “Ice Break Point”. Berbeda

dengan Red Tea yang hanya menyajikan take away service, Bobba House

mempunyai konsep yang mirip dengan Ice Break dalam hal sama – sama berbentuk

kafe yang menjual minuman dan tempat yang nyaman. Data perkiraan penjualan

Bobba House terbanyak yang dapat dicapai sebanyak 350 cups per hari, serta ketika

sedang sepi perkiraan penjualan sebesar 100 cups per hari.

Page 23: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

39

Page 24: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

40

2.6.3.7. Jumlah pengunjung “Ice Break Point” III

Grafik 2.9 Diagram Persentase Pengunjung “Ice Break Point” III

Sumber : Wawancara penulis dengan “Chatime”

Penulis mengambil sampel dari pesaing homogen (Chatime) untuk di jadikan acuan

perkiraan pengunjung yang akan datang ke kafe “Ice Break Point”. Chatime

mempunyai konsep yang mirip dengan “Ice Break Point” dalam hal kafe yang tidak

hanya menyajikan take away service tetapi juga tempat yang nyaman. Data perkiraan

penjualan Chat Time terbanyak yang dapat dicapai sebanyak 1000 cups per hari,

serta ketika sedang sepi perkiraan penjualan sebesar 500 cups per hari

Dengan melihat hasil analisa di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peminat Ice Blended di Citra Garden lebih menarik minat pelajar

sekolah (SD hingga SMA) usia 5 – 17 tahun. Sehingga yang menjadi

target “Ice Break Point” adalah anak-anak dan remaja awal.

2. Pengunjung yang datang ke kafe di Citra Garden 3 umumnya

berstatus pelajar sekolah, dikarenakandi sekitar area tempat usaha “Ice

Break Point” terdapat tiga (3) Sekolah Dasar, tiga (3) Sekolah Menengah

Pertama dan tiga (3) Sekolah Menengah Atas

3. Alasan pengunjung kafe “Ice Break Point” sebagian besar

dikarenakan “Ice Break Point” menyajikan tempat yang nyaman dan

bersih serta dikarenakan konsep kafe yang semi outdoor dengan tema

Page 25: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

41

taman, membuat para pelanggan akan lebih nyaman untuk melepas penat

di kala istirahat ataupun sepulang sekolah.

4. Mayoritas dari pengunjung kafe di Citra Garden berstatus sosial kelas

menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah uang yang dihabiskan

untuk konsumsi produk minuman yang umumnya berkisar dari Rp. 31.000

rupiah hingga Rp. 50.000 rupiah. Target pelanggan “Ice Break Point”

menghabiskan Rp. 17.500,- – Rp 30.000,- per orangnya. Tujuan dari

pengunjung datang sama rata yaitu untuk bersantai sejenak.

5. Sebagian besar pengunjung akan menikmati produk “Ice Break Point”

di siang hari.

6. 89% responden survei “Ice Break Point” menyatakan tertarik untuk

datang ke kafe yang menjual produk Ice Blended dengan tema taman dan

konsep outdoor karena di area Citra Garden 3 jarang ditemukan kafe yang

tempatnya bersih dan nyaman.

7. Dari 165 responden, 28% menyatakan tertarik untuk datang ke kafe

yang menyediakan promosi dan diskon seperti merchandise, goodie bag,

dan sejenisnya.

8. Berdasarkan dari data pesaing heterogen ( Red Tea ) dan Homogen (

Chat Time dan Bobba House ) dapat disimpulkan bahwa perkiraan

penjualan dalam 1 hari dapat mencapai 250-350 cups

Penulis menggunakan survei dengan metode kuantitatif pada survei yang dibagikan

dan metode kualitatif pada survei ke pesaing, oleh karenanya segala sesuatu yang

akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya sehingga survei

data ini hasil yang didapat belum pasti benar dan relatif. Hasil survei bisa berubah

pada survei berikutnya.

Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti

memasuki objek penelitian dan lapangan atau konteks sosial.(prof. DR. Sugiyono

(2013). Metode penelitian bisnis).

Page 26: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

42

2.7. Analisa Pesaing

Untuk sukses dalam suatu usaha sebuah perusahaan harus dapat memuaskan

pelangganya lebih baik dari kompetitornya.(Kotler, Bowen, Makens(2010).

Marketing for Hospitality and Tourism.3th edition.United States.Pearson).

Pesaing dari “Ice Break Point” adalah sebagai berikut :

Pesaing Homogen:

• Bobba House dibuka di Ruko Citra Garden 6, Blok J5A No. 19-20,

merupakan satu – satunya pesaing homogen “Ice Break Point” saat ini. Bobba

House sudah lebih dahulu dikenal sebagai kafe yang menyediakan produk

minuman dengan topping bubble yang juga menyediakan menu makanan

western. Menu yang paling terkenal di Bobba House antara lain Aglio Olio

Pasta, Hazelnut Bobba, Bobba Homemade Panekoek, Wild Lychee Sparkling

Bobba, dan Black Forest

• Chatime yang berada di Citra Garden 6 Blok J6 juga merupakan salah satu

pesaing yang paling kompeten karena kafe ini juga menjual produk minuman

sejenis. Terlebih brand kafe yang berasal dari Taiwan ini merupakan salah

satu trendsetter yang banyak diminati penduduk kelas menengah ke atas di

Jakarta.

Pesaing Heterogen :

• Red Tea yang berada dekat area sekolah Citra Garden 3, walaupun bukan

berbentuk kafe tetapi drink stand, tetapi tetap menjadi pesaing yang cukup

kompeten karena memiliki target market yang sama dan jenis produk yang

sama – sama menjual ice blended. Namun dari segi kualitas produk dan

pelayanan sangat jauh dari kepercayaan orang tua anak.

• Kafe Excelso di Ruko Citra Garden 6, Blok J1A No. 23. Walaupun dari segi

harga cukup mahal. Kafe ini mampu menarik konsumen dengan menyajikan

pilihan kopi, makanan, dan minumna lainnya secara lengkap, ditunjang

dengan tampilan desain dengan konsep gerai yang menarik dan pelayanan

yang ramah.

Page 27: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

43

• The Coffee Bean & Tea Leaf di Ciffest, Citra Garden 6, Cengkareng, Jakarta

adalah penemu The Original The Ice Blended Drink. Terdapat 2 jenis Ice

Blended drink, Ice Blended Coffee dan Ice Blended Coffee Free. The Coffee

Bean & Leaf menyajikan produk All Day Dining yang disajikan secara segar.

Selain itu, Produk Baked Fresh seperti Cakes maupun Pastries juga

disediakan.

2.8. Peluang dan Rekomendasi Pasar

Dalam mendirikan suatu usaha, analisa SWOT sangat dibutuhkan. SWOT

merupakan sebuah alat untuk merancang strategi yang telah digunakan selama lebih

dari 40 tahun yang lalu. Swot berisi analisa kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan

ancaman bagi perusahaan (Ramse,Windhaus.(2009).The Everything Business Plan

book).

Strength dan weakness merupakan factor kekuatan dan kelemahan yang didapat dari

dalam atau internal perusahaan. Sedangkan opportunity dan threat adalah faktor

peluang dan ancaman yang didapat dari luar atau eksternal. Berikut ini adalah analisa

SWOT dari “Ice Break Point”:

2.8.1 Strength (kekuatan) :

1. PBP yang cepat

2. Desain booth dan konsep interior taman yang bersih dan nyaman

3. Rasa minuman yang khas dan berkualitas

4. Kemasan minuman baru yang unik dan ramah lingkungan

5. Penyajian menu menggunakan sistem digital

6. Pengenalan dan pemasaran produk lewat media sosial

7. Promosi rutin dilakukan setiap bulan

2.8.2 Weakness ( kelemahan ):

1. Masih Merupakan Usaha Baru yang belum dikenal masyarakat.

2. Lahan usaha yang masih kecil dan sempit

3. Produk dan konsep cenderung mudah ditiru oleh calon-calon

pesaing

4. Cepatnya perputaran pekerja

5. Belum menyediakan lahan parkir baik untuk kendaraan

bermotor maupun sepeda

Page 28: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

44

Page 29: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

45

2.8.3 Opportunity ( peluang ) :

1. Lokasi strategis yaitu di jalan besar yang sering dilalui oleh anak

– anak sekolah yang merupakan target market utama

2. Dekat dengan berbagai sekolah

3. Perkembangan teknologi dan media social

4. Berada di kawasan rumah masyarakat kelas sosial menengah ke

atas

2.8.4 Threat ( ancaman ) :

1. Berada dekat dengan Citra Garden 6 yang merupakan area

perkembangan kuliner yang sedang berkembang pesat

dibandingkan dengan Citra Garden 3

2. Terdapat competitor homogen

3. Inflasi negara

4. Kebijakan pemerintah

2.9. SWOT Matrix

SWOT Analysis Matrix dapat didefinisikan sebagai metode, atau model

adalah cara untuk menganalisa posisi kompetitif perusahaan Anda. Analisis

SWOT menggunakan apa yang disebut matriks SWOT untuk menilai aspek

internal dan eksternal untuk melakukan bisnis Anda. Kerangka SWOT

adalah alat untuk audit organisasi dan lingkungannya.

Gambar 2.1 Kerangka SWOT

Page 30: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

46

Berikut adalah analisa SWOT untuk “Ice Break Point” :

Table 2.1 Analisa SWOT

SWOT MATRIX Strength: Weakness:

1. PBP yang cepat

2. Desain booth dan konsep interior

taman yang bersih dan nyaman

3. Rasa minuman yang khas dan

berkualitas

4. Kemasan minuman baru yang

unik dan ramah lingkungan

5. Memiliki fasilitas take away

service

6. Penyajian menu menggunakan

sistem digital

7. Pengenalan dan pemasaran

produk lewat media sosial

8. Promosi rutin dilakukan setiap

bulan

1. Masih Merupakan Usaha

Baru yang belum dikenal

masyarakat.

2. Lahan usaha yang masih

kecil dan sempit

3. Produk dan konsep

cenderung mudah ditiru

oleh calon-calon pesaing

4. Cepatnya perputaran

pekerja

5. Belum menyediakan

lahan parkir baik untuk

kendaraan bermotor

maupun sepeda

Opportunity: SO WO

5. Lokasi strategis yaitu di

jalan besar yang sering

dilalui oleh anak – anak

sekolah yang merupakan

target market utama

1. Dekat dengan berbagai

sekolah

2. Perkembangan teknologi

dan media sosial

3. Berada di kawasan rumah

masyarakat kelas sosial

menengah ke atas

1. Membuka Outlet baru di area

Perumahan Citra 6 (S1, S2, S3,

S4, S5, S6, S7, S8, O1, O2, O3,

O4). Market development

2. Mempererat hubungan dengan

konsumen, misalnya notice lewat

media social dan brosur. (S1, S2,

S3, S4, S5, S6, S7, S8, O1, O2,

O3, O4). Market penetration

3. Memperbanyak promosi dan

merchandise untuk pembelian

langsung(W1, W2, W3, O1, O2,

O3, O4).Market penetration

1. Mengadakan kerja sama

ke sekolah – sekolah

terdekat (W1, W2, W3,

O1, O2).Market

penetration

2. Memperbanyak promosi

dengan bantuan media

sosial dan website. (W1,

W2, W3, O3, O4).

Market Penetration

3. Mamanfaatkan tepi jalan

untuk dijadikan area

parkir dan mencari

petugas parkir

Page 31: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

47

Threatness: ST WT

1. Berada dekat

dengan Citra

Garden 6 yang

merupakan area

perkembangan

kuliner yang

sedang

berkembang pesat

dibandingkan

dengan Citra

Garden 3

2. Terdapat

competitor

homogen

3. Inflasi negara

4. Kebijakan

pemerintah

1. Terus berusaha melakukan inovasi baru

dan melakukan pengembangan kreatifitas

pada kemasan dan menu yang disediakan.

(S1, S3, S4, S7, T2). Product development

2. Membangun customer intimacy, seperti

lewat program member, dengan pemberian

diskon bagi yang berulang tahun, secara

berkala membina hubungan dengan

pelanggan lewat media sosial, serta

mendengarkan feedback dari konsumen.

(S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, T1, T2).

Market penetration.

3. Membuat promosi khusus bagi konsumen

anak – anak sekolah (S01, SO2, SO3,

SO4, SO5, SO6, SO7, T01, T02).Market

penetration.

4. Membuat merchandise (S1, T1, T2).

Market penetration.

5. Meningkatkan kualitas service seperti

training karyawan (S1, T1, T2).

1. Membuat SOP yang

dapat diterapkan dengan

efektif dan efisien (W4,

T1, T2, T3, T4)

2. Merekrut tenaga yang

handal yang dapat dan

mengadakan training

secara berkala (W4, T1,

T2, T3, T4) Market

penetration

3. Membangun tim yang

dapat diandalkan

sehingga menghasilkan

produk dan jasa yang

berkualitas (W4, T1,

T2, T3, T4) Market

penetration

Dalam tabel ini bisa dilihat strategi marketing yang akan kami gunakan dalam

mengembangkan bisnis “Ice Break Point”.

• SO merupakan kegiatan yang kami ambil dengan mempertimbangkan

kekuatan “Ice Break Point” dengan faktor peluang yang ada.

• ST merupakan strategi yang kami ambil dalam menyikapi ancaman-ancaman

eksternal yang ada dengan kelebihan-kelebihan yang ada.

• WO merupakan strategi memperbaiki kelemahan dari “Ice Break Point”

dengan cara mengambil peluang yang ada.

• WT merupakan strategi kami untuk memperbaiki kelemahan kami dengan

melihat ancaman yang ada.

Page 32: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

48

2.10. Menu “Ice Break Point”

Menu “Ice Break Point” ditampilkan dalam bentuk digital dengan pertimbangan

untuk mengurangi pemakaian kertas dan membuat tampilan menu yang lebih

menarik dan atraktif bagi pengunjung.

Berikut adalah menu – menu dari kafe “Ice Break Point” (design dan menu sewaktu

– waktu dapat berubah) :

Gambar 2.2 Menu Kafe “Ice Break Point”

1. Misty Mist = Taro

2. Meltea = Milk Tea

3. Yuki Ochan = Green Tea

4. Snow White = Vanila

Page 33: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

49

5. Koko Drizzle = Chocolate

6. Gummy Ball = Bubble Gum

7. Capo Cin = Capuccino

8. Creamy Panda = Cookies and Cream ( Oreo )

9. Berry Bound = Strawberry

Gambar 2.2 Menu topping “Ice Break Point”

Kafe “Ice Break Point” sudah menyiapkan beberapa pilihan topping, yaitu :

1. Egg Puding

2. Grass Jelly

3. Choco Chips

4. Rainbow Jellly

5. Bubble

6. Whip Cream

7. Sereal

8. Rainbow Hagelslag

Page 34: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

50

9. Nata de Coco

2.11. Promosi Produk “Ice Break Point”

Istilah Marketing Mix pertama kali diciptakan oleh Neil Borden, Presiden

dari American Marketing Association pada tahun 1953. Istilah ini masih digunakan

untuk membuat keputusan penting yang menyebabkan pelaksanaan rencana

pemasaran. Berbagai pendekatan yang digunakan telah berevolusi dari waktu ke

waktu, terutama dengan peningkatan penggunaan teknologi. Marketing mix adalah

alat bisnis yang digunakan dalam pemasaran dan oleh pemasar. Marketing mix

sangat penting ketika menentukan sebuah produk atau merek, dan ini sering

dikaitkan dengan 4’P: harga, produk, promosi, dan tempat.

Dalam layanan pemasaran, 4’P diperluas menjadi 7’P, yaitu :

1. Produk

Produk ini dilihat sebagai item yang memenuhi apa yang konsumen

inginkan. Setiap produk memiliki siklus hidup termasuk fase pertumbuhan

diikuti oleh fase kedewasaan dan akhirnya akhirnya mengalami

kemunduran sebagai penjualan jatuh. Pemasar harus melakukan penelitian

pada berapa lama siklus hidup produk mereka, pemasar juga harus

mempertimbangkan bauran produk.

Penulis melakukan survei untuk mengetahui apakah responden menyukai

minuman Ice Blended. Dari 165 responden, peminat minuman ice blended /

blender menempati posisi tertinggi, yaitu sebanyak 143 responden.

2. Price ( Harga )

Jumlah yang menurut pelanggan merupakan jumlah yang sesuai untuk

membayar suatu produk. Harga sangat penting karena menentukan laba

perusahaan. Ketika menetapkan harga, pemasar harus menyadari seberapa

besar nilai yang dirasakan pelanggan untuk menilai produk yang disuguhkan.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, kebanyakan konsumen yang

datang ke sebuah kafe akan menghabiskan sekitar Rp 31.000 – Rp 50.000.

Untuk produk “Ice Break Point” sendiri dimulai dari harga Rp 17.500 – Rp

25.000.

Page 35: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

51

3. Promosi

Semua metode komunikasi yang pemasar yang dapat digunakan untuk

menyediakan informasi kepada konsumen tentang produk. Promosi terdiri

dari unsur-unsur seperti: iklan, hubungan masyarakat, organisasi penjualan

dan promosi penjualan. Iklan mencakup setiap komunikasi yang dibayarkan,

dari bioskop iklan, radio dan Internet iklan melalui media cetak dan

Billboard.

Untuk proses promosi, “Ice Break Point” menyebarkan iklan melalui media

sosial (facebook, twitter, instagram, path, dan lain – lain ). Dan pelanggan

langsung dapat mengakses website kami langsung di www.icebreakpoint.com

atau dengan scan barcode yang tertera di paper cup yang di dapat pada saat

pembelian 1 minuman, secara otomatis akan langsung tersambung dengan

website Kafe “Ice Break Point”.

Di masa-masa pembukaan ( Soft opening ), kafe “Ice Break Point”

memberikan discount khusus sebesar 30% / transaksi dalam jangka waktu

satu (1) bulan awal serta pembelian paket untuk 1 cup + souvernir (maskot

“Ice Break Point” ) dengan harga normal. Promosi ini dilakukan guna untuk

memperkenalkan usaha “Ice Break Point”.

Untuk di bulan-bulan selanjutnya kami akan memberikan promosi untuk

pembuatan member card, dengan keuntungan untuk mendapatkan souvernir

yang sudah disediakan seperti :

• Boneka maskot “Ice Break Point” ;

• Goodie bag ;

• Tas ransel ;

• Botol minum ;

• Atau pelanggan bisa menukarkan untuk 1 cup free.

4. Distribusi ( Place )

Mengacu pada penyediaan produk di tempat yang nyaman bagi konsumen

serta mudah di akses oleh konsumen.

Page 36: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

52

Penulis memilih untuk membangun kafe ini di area Perumahan Citra Garden

City karena kondisi perumahan di area tersebut telah berkembang sebagai

kota mandiri yang berdampak pada perkembangan bisnis kuliner seperti

rumah makan di area tersebut.

5. Physical Evidence

Bukti fisik bukti yang menunjukkan bahwa layanan yang dilakukan, seperti

Kemasan pengiriman untuk item yang disampaikan oleh layanan pengiriman.

Kafe “Ice Break Point” menggunakan Papper Cup sehingga ramah

lingkungan serta penggunaan konsep gambar yang unik dan lucu. Serta

disekitaran area Kafe

6. People

Orang-orang karyawan yang menjalankan layanan, terutama mengenai cara

dan keterampilan di mana mereka melakukannya. Untuk orang-orang yang

melayani konsumen, owner akan turun langsung ke lapangan untuk

membantu memberikan service yang maksimal.

7. Proses

Proses dan sistem dalam organisasi yang mempengaruhi eksekusi dari

layanan, seperti antrian atau penanganan. Di dalam organisasi sendiri total

pekerja sekitar lima (5) orang. Dua (2) karyawan yang akan terjun

langsung untuk proses penerimaan pesanan, pembuatan, dan penyelesaian

( finishing sebelum diberikan ke tamu ). Karena konsep yang kami

gunakan adalah self service sehingga tidak terlalu banyak karyawan yang

dibutuhkan. Selama menunggu antrian, tamu sambil dapat merasakan

Page 37: BAB 2 ASPEK LEGAL DAN PEMASARAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02382-HM Bab2001… · 21 - Surat pengantar dari RT yang diketahui RW - Surat

53

ambiance dari konsep kafe kami ( foto-foto, berkeliling ) sehingga tamu

tidak merasa bosan.