BAB 2 2.1.1 Pengertian Jaringan - library.binus.ac.id fileMan digunakan untuk menjangkau area yang...

26
9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Jaringan Jaringan komputer adalah sebuah gabungan antara teknologi komputer dengan teknologi informasi dimana, dua komputer atau lebih yang bisa berbagi sumber yang dimiliki seperti informasi/data, media penyimpanan(harddisk) dan perangkat keras (printer/scanner). Gabungan dari teknologi ini melahirkan efektifitas dalam pekerjaan karena kemudahan dalam berbagi informasi dan data (Tanenbaum, 2011). Sehingga dengan adanya jaringan komputer, maka bebrapa komputer dapat saling bertukar infomasi satu dengan lainnya, yang dimana ini juga dapat meningkatkan efektifitas pekerjaan. Secara umum jaringan komputer sendiri digolongkan menjadi 5 jenis yaitu sebagai berikut (Tanenbaum, 2011) : 2.1.2 Klasifikasi Jaringan komputer 2.1.2.1 Berdasarkan luas jangkauan Personal Area Network (PAN) Personal Area Network (PAN), jaringan komputer yang dibentuk oleh beberapa komputer dengan peralatan nonkomputer seperti handphone,mouse,printer yang jaraknya cukup dekat. Gambar 2.1 Jaringan PAN

Transcript of BAB 2 2.1.1 Pengertian Jaringan - library.binus.ac.id fileMan digunakan untuk menjangkau area yang...

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Jaringan

Jaringan komputer adalah sebuah gabungan antara teknologi komputer

dengan teknologi informasi dimana, dua komputer atau lebih yang bisa berbagi

sumber yang dimiliki seperti informasi/data, media penyimpanan(harddisk) dan

perangkat keras (printer/scanner). Gabungan dari teknologi ini melahirkan

efektifitas dalam pekerjaan karena kemudahan dalam berbagi informasi dan data

(Tanenbaum, 2011).

Sehingga dengan adanya jaringan komputer, maka bebrapa komputer

dapat saling bertukar infomasi satu dengan lainnya, yang dimana ini juga dapat

meningkatkan efektifitas pekerjaan. Secara umum jaringan komputer sendiri

digolongkan menjadi 5 jenis yaitu sebagai berikut (Tanenbaum, 2011) :

2.1.2 Klasifikasi Jaringan komputer

2.1.2.1 Berdasarkan luas jangkauan

• Personal Area Network (PAN)

Personal Area Network (PAN), jaringan komputer yang

dibentuk oleh beberapa komputer dengan peralatan nonkomputer

seperti handphone,mouse,printer yang jaraknya cukup dekat.

Gambar 2.1 Jaringan PAN

10

• Local Area Network (LAN)

Sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam

satu area yang tidak begitu luas, seperti dalam sebuah

kantor/gedung. Pada saat ini, LAN berbasis teknologi IEEE802.3

Ethernet yang memiliki transfer rate data 10,100, atau 1000Mbit/s.

Selain teknologi Ethernet, teknologi 802.11b (atau biasa disebut

Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-

tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi

disebut hotspot. Pada LAN, setiap komputer dapat berkomunikasi

dengan pengguna komputer lainnya dengan menggunakan aplikasi

yang sesuai.

Gambar 2.2 Jaringan LAN dengan Wireless Network dan Switch

(Tanenbaum, 2014)

• Metro Area Network (MAN)

Sebuah jaringan komputer yang areanya meliputi sebuah kota.

Teknologi yang digunakan mirip dengan LAN, hanya saja dalam

area dan komputernya lebih banyak. Jaringan TV Kabel

merupakan salah satu contoh dari implementasi dari MAN, dimana

menggunakan teknologi wire maupun wireless network. Wireless

Man digunakan untuk menjangkau area yang sulit untuk kabel,

salah satu contoh wireless network man adalaha WIMAX.

11

Jakarta

TangerangBogor

Jakarta Jepang

Gambar 2.3 Jaringan MAN

• Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network adalah jaringan komputer yang mencakup

area yang cukup luas dari segi geografis. WAN dapat saja

mencakup sebuah negara atau benua. Untuk menghubungkan

kedua jarak yang berjauhan biasanya digunakan saluran telepon

atau saluran komunikasi publik (umum). Contoh implementasinya

adalah internet.

Gambar 2.4 Jaringan WAN

• Internet

Internet juga sebuah jaringan komputer yang dimana jaringan

yang mencakup seluruh dunia dan bisa dikatakan sebagai

gabungan dari LAN, MAN, WAN. Orang yang terhubung dengan

internet berarti terhubung ke semua komputer yang ada di dunia

12

Internet

ROUTER

MODEM

yang juga terhubung dengan internet. Internet dapat dikategorikan

sebagai WAN (Wide Area Network) yang bersifat khusus, hal

yang membedakan WAN dengan Internet yaitu salah satunya

protokol yang digunakan internet adalah TCP/IP.

Gambar 2.5 Internet

2.1.2.2 Berdasarkan luas jangkauan (Behrouz A.Forouzan, 2007).

• Topologi Bus

Topologi ini menggunakan sebuah kabel backbone dan

setiap komputer tehubung secara langsung dengan kabel

tersebut.

Gambar 2.6 Topologi Bus

13

• Topologi Ring

Topologi ini membuat semua workstation dan server terhubung

sehingga terbentuk sebuah pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation

ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu

komputer ke komputer lain.

Gambar 2.7 Topologi Ring

• Topologi Star

Topologi yang setiap workstation dihubungkan secara langsung ke hub

atau server.

Gambar 2.8 Topologi Star

14

• Topologi Mesh

Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar

perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara

langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan.

Gambar 2.9 Topologi Mesh

2.1.3 Perangkat Jaringan

2.1.3.1 Media Transmisi

Menurut jenisnya data transmisi dibagi menjadi 2 yaitu Guide Media

dan Unguided media (Behrouz A Forouzan, 2007)

Gambar 2.10 Kelas Media Transmisi

(Forouzan, B. A, 2014)

15

Guide Media

Yang dimaksud dalam kategori guide media adalah perangkat

yang mentrasnmisikan gelombang elektromagnetik (data) dengan

menggunakan kabel /serat optik. (Behrouz A Forouzan, 2007)

Jenis media Guide Transmisi:

Twisted Pair

(Forouzan, B. A, 2007:193) Ada dua macam bentuk kabel

twisted pair, yaitu Shielded Twisted Pair (STP) yang memiliki

selubung pembungkus dan Unshielded Twised Pair (UTP) yang tidak

mempunyai selubung pembungkus. Sebenarnya, fungsi pembungkus

ini adalah untuk mengurangi gangguan grounding dan interferensi

gelombang dari luar. Beberapa karakteristik utama dari kabel twisted

pair adalah:

Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain yang

betujuan untuk mengurangi interfensi listrik.

o Kecepatan transmisi data 10 – 100 Megabyte persekon.

o Memakai konektor RJ-11 atau RJ-45.

o Membutuhkan hub atau switch untuk membangun jaringan LAN.

o Mudah dalam pemeliharaan.

Gambar 2.11 UTP dan STP

(Forouzan, B. A, 2014)

16

Coaxial

(Forouzan, B. A, 2007:195) Jenis kabel yang menggunakan

dua buah konduktor. Kabel ini banyak digunakan untuk

mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi, kini sudah jarang digunakan

karena proses instalasi cukup sulit dan harganya cukup mahal.

Beberapa karakteristik utama dari kabel koaksial adalah:

� Tidak menggunakan hub atau switch dalam membangun

jaringan LAN.

� Sulit dalam pemeliharaan.

Gambar 2.12 Coaxial

(Forouzan, B. A , 2014)

Fiber Optic

(Forouzan, B. A, 2007:195) Jenis kabel yang terbuat dari

bahan kaca / plastik, dimana fiber optic mentransmisikan cahaya, yang

berasal dari laser atau LED dengan kecepatan tinggi dan jarak sangat

jauh dibandingkan coaxial dan twisted pair.

Gambar 2.13 Fiber Optic

(Forouzan, B. A , 2014)

17

Unguide Media

Media yang mentransmisikan data tanpa menggunakan kabel, namun

menggukan sinyal/gelombang radio.

Jenis media Unguide Transmisi:

Wireless Network

Sebuah jenis jaringan yang menggunakan gelombang radio

untuk melakukan transmisi data, implementasinya bisa dilihat dari

penggunaan internaet pada handhpone, laptop, tablet pc.

Router

Berfungsi untuk mengatur aliran dara dari satu jaringan ke jaringan lainnya,

dengan adanya router maka arus data dari satu LAN dapat diisolasi artinya, tidak

bercampur-campur dengan arus data LAN lain. Router lebih cerdas karena dapat

membuat keputusan melewatkan atau menerima satu paket pada salah satu port ke

port lain dalam jaringan yang berbeda. Router memiliki kemampuan routing, dimana

Routing adalah kemampuan untuk mengetahui melalui jalur mana packet akan

dikirim. Cara kerja router adalah sebagai berikut:

Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge.

Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data. Penyaringan

dilakukan dengan menggunakan protocol tertentu. Router pada dasarnya merupakan

piranti pembagi jaringan secara logikal bukan fisikal.

Router dapat memilih jalan alternatif yang terbaik jika memang ada beberapa

jalan untuk mencapai tujuan atau jika salah satu jalan ke tempat tujuan terputus

karena sesuatu hal. Router bekerja pada lapisan physical, data link dan network layer,

sehingga tidak dapat digunakan sembarangan.

Access Point

Access Point merupakan perangkat yang digunakan dalam jaringan nirkabel.

Perangkat ini berfungsi mengirimkan sinyal untuk menghubungkan end-device satu

dengan yang lain. Perangkat ini biasanya dihubungkan dengan router melalui kabel.

Cara kerja access point adalah sebagai berikut:

18

Access Point berfungsi sebagai Hub/Switch yang menghubungkan jaringan

lokal dengan jaringan wireless, di access point inilah koneksi data/internet

dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga

mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal

(ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.

Cara kerja AP (Access point) dapat diumpamakan seperti cara kerja modem

dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat akan mengirim data,

perangkat AP tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi

sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang

mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh

komputer.

Hub

Berfungsi untuk membagi sinyal data dari LAN Card dan sebagai penguat

sinyal, Karena hub hanya bekerja menguatkan sinyal tanpa melakukan pemrosesan

apapun, maka tiap-tiap port pada hub selalu merupakan bagian dari segmen jaringan

(collision domain yang sama). Bekerja di OSI layer 2, Data Link Layer. Sehingga dia

hanya bekerja tak lebih sebagai penyambung atau concentrator saja, dan hanya

menguatkan sinyal di kabel UTP.

Repeater

Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan

mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi

yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya

berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal

dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh.

Switch

Switch adalah peralatan yang bekerja dalam jaringan berfungsi untuk

memisahkan, meneruskan, dan menyebarkan frame berdasarkan alamat tujuan dari

setiap frame. Switch bekerja pada data link layer (layer 2) dalam Open OSI model.

19

Switch memberikan segmentasi dari jaringan LAN menjadi beberapa collision

domain. Setiap port dari switch merepresentasikan sebuah collision domain. Bekerja

sebagai penyambung / concentrator dalam jaringan. Switch mengenal MAC Adressing

shingga bisa memilih paket data mana yang akan di teruskan ke mana, dan switch ini

digunakan sebagai repeater/penguat.

Berikut adalah 3 fungsi utama switch, yaitu:

• Address Learning (mempelajari alamat)

Proses ini adalah bagaimana switch dapat mendapatkan Mac

Address dari perangkat yang terkoneksi dengan dirinya. Ketika paket

frame sampai pada switch, ia akan mempelajari MAC Address pengirim

dan memastikan alamat penerima paket tersebut.

• Meneruskan / Menyaring Data Frame (forward / filtering)

Forwarding pada switch merupakan suatu proses meneruskan

paket frame dari salah satu port menuju port yang menjadi tujuan paket

tersebut. Ketika salah satu host yang terhubung dengan salah satu port

pada switch mengirimkan data frame, maka switch akan melakukan

pengecekan pada port berapa Mac address tujuan dari data frame pada

Mac address table.

• Looping Avoidance (menghindari perulangan)

Looping pada switch adalah saat dimana data yang dikirim hanya

berputar pada port-port yang ada di switch. Kondisi looping ini dapat

dicegah dengan menutup/memblok salah satu port yang terkoneksi.

Sehingga data dapat sampai ke tujuan tanpa mengalami looping.

20

2.1.3.2 Konsep Networking Model

OSI Layer dan TCP/IP

Pada arsitektur jaringan komputer, terdapat lapisan-lapisan ( layer )

yang memiliki tugas spesifik dan memiliki protokol tersendiri. ISO

(International Standard Organization) telah mengeluarkan suatu standar untuk

arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open System

Interconnection ( OSI ), yang memiliki 7 lapisan protokol yang menjalankan

fungsi komunikasi antara 2 komputer.

Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan

paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced

Research Projects Agency) dimana TCP/IP dikembangkan dengan mengacu

pada model DoD (Departement of Defense), tidak seperti model OSI model

DoD hanya memiliki empat layer, tapi tetap saja model DoD dapat berfungsi

sebagaimana model OSI. Adapun perbandingan antara model OSI danTCP/IP

(Tanenbaum,2011).

Model OSI Layer

Tujuan utama dalam penggunaan osi adalah untuk membantu

perancang jaringan untuk memamhami fungsi setiap layer yang berhubungan

dengan aliran data. Standar ini dikembangkan untuk industri komputer agar

komputer –komputer dari vendor yang berbeda dapat berkomunikasi (Behrouz

A.Forouzan, 2011).

OSI model terdiri dari 7 buah layer,yaitu :

• Application

Sebagai antar muka aplikasi dengan funsgionalitas jaringan, mengatur

bagaimana sebuah aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian

membuat pesan-pesan peringatan.

Contoh Protokolnya: FTP,SMPT,HTTP.

21

• Presentation

Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan di format untuk

transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .GIF

dan .JPG untuk gambar layer ini membentuk kode konversi, translasi

data, enkripsi dan konversi.

Contoh Protokolnya: Seperti layanan worksatation (dalam Windows

NT) dan juga Network Shell ( semacam Virtual Network Computing)

(VNC) atau Remote Dekstop Protocol (RDP).

• Session

Mendefinisikan bagaimana koneksi dimulai, dipelihara dan diakhiri,

agar dua aplikasi atau lebih dapat berjalan secara bersamaan.

Contoh: ADSP (Apple talk data stream protocol),NETBIOS, SQL

(Structured Query Language)

• Transport

Memiliki fungsi untuk memecah data menjadi paket-paket sehingga

dapat disusun kembali pada sisi penerima dan juga membuat

pemeberitahuan bahwa paket diterima dengan sukses

(acknowledgement) dan mengirim ulang terhadap paket-paket yang

hilang atau rusak pada saat pengiriman.

Contoh protokol TCP,UDP

• Network

Menentukan alamat jaringan , dan rute yang harus diambil selama

proses perjalanan pengiriman paket, membuat header untuk paket-

paket, serta melakukan proses pendeteksian eror dan pengirman ulang

paket yag eror.

Contoh: IP,IPX,Routing

22

• Datalink

Menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format

yang disebut sebagai frame, menyediakan akses ke media

menggunakan MAC Address dan melakukan eror detection

Contohya : Ethernet,Token Bus.

• Physcical

Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya

melalui media (seperti kabel) dan menjaga koneksi fisik antar system,

menentukan tegangan,kecepatan,dan mengalirkan bit-bit antar device.

Contoh: Bagaimana NIC dapat berinteraksi dengan media kabel /

radio.

Model TCP/IP

Awalnya TCP/IP digunakan pada jaringan ARPANET, namun

sekarang telah menjadi sebuah standar protokol yang menopang

berjalannya internet di dunia, berbeda dengan OSI yang memiliki 7

layer, TCP/IP hanya memiliki 4 layer (Behrouz A.Forouzan, 2011),

yaitu:

• Application Layer

Sebagai interface (antarmuka) antara pengguna dengan data, pada

lapisan ini terdapat semua aplikasi yang menggunakan protokol

TCP/IP.

• Transport Layer

Berfungsi menyediakan komunikasi antara 2 host/komputer, dan

menyediakan layanan pengiriman dari sumber ke tujuan.

Protokol: TCP, UDP.

23

• Internet Layer

Memiliki fungsi untuk menyampaikan paket ke alamat yang tepat

(routing dan addressing), dan juga menentukan rute terbaik yang akan

dilewati oleh sebuah paket data.

Protokol:ARP,ICMP,IP.

• Network Interface Layer

Layer paling bawah dari model TCP/IP, berfungsi membentuk frame-

frame yang akan dikirim ke media jaringan.

Protokol:Ethernet,Token.

2.1.3.3 Perbadingan OSI layer dengan TCP/IP

TCP/IP dikembangkan dengan hanya memiliki empat layer,

tapi tetap saja dapat berfungsi sebagaimana model OSI. Adapun

perbandingan antara model OSI dan TCP/IP dapat dilihat pada gambar

dibawah berikut,

Gambar 2.14 OSI Model dan TCP/IP

Meski dalam jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari

lapisan-lapisan arsitektur OSI telah terwakili dalam arsitektur TCP/IP.

24

Network Access Layer memilki fungsi yang sama dengan Data

Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur pengirman frame-frame

data pada media fisik yang digunakan. Lapisan ini biasanya

memberikan pelayanan untuk mendeteksi dan koreksi kesalahan dari

data yang ditransmisikan.

Internet Layer, mempunyai tugas bagaimana sebuah hubungan

dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda

seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri

atas puluhan juta hingg ratusan ribu jaringan lokal, dan lapisan ini

memiliki tugas untuk menjamin paket yang dikirimkan dapat

menemukan tujuannya.

Transport Layer bertugas untuk melakukan pengiriman data

diantara end to end host secara handal. Dalam arti menjamin bahwa

informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan

informasi yang dikirimkan oleh pengirim.

Application Layer, bertugas untuk mendefinisikan aplikasi-

aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak

protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP

yang dapat dijalankan. Contohnya adalah FTP(File Transfer Protocol)

untuk transfer file, SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk

pengiriman e-mail.

2.1.3.4 Protokol TCP/UDP

Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol

(UDP) adalah 2 protokol yang terpenting dalam layer transport .

Transmission Control Protoc (TCP)

Merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang dimana berjalan

bersama dengan IP untuk mengirmkan data, serta TCP bisa menjamin,

25

dikarenakan mengandalkan dua proses acknowledgement, yaitu

retransmission dan sequencing (Behrouz A.Forouzan, 2007).

Transmission Control Protocol (TCP) memiliki karakteristik berikut:

• Reliable, data ditransfer ke tujuannya dibawah pengawasan

pendeteksian kesalahan paket dan retransmisi.

• Connection-oriented (berorientasi sambungan): Sebelum data

dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan

harus melakukan sebuah hubungan (handshaking) untuk membuat

sesi koneksi terlebih dahulu.

• Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara

dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur

masuk. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number)

dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari

data yang masuk.

TCP biasa digunakan untuk koneksi yang membutuhkan keandalan tinggi

seperti HTTP,telnet,FTP.

User Datagram Protocol (UDP)

Salah satu protokol lapisan transport TCP/IP yang mendukung

komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless)

antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. UDP tidak

mengurus masalah penerimaan aliran data dan pembuatan segmen yang sesuai

untuk IP (Behrouz A.Forouzan, 2007).

Karakteristik UDP

• Connectionless (tanpa koneksi): Pengirman pesan-pesan dikirimkan

tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang

hendak berukar informasi.

• Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai

datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment.

26

Meski UDP kurang lebih bisa diandalkan, namun keadaan UDP biasa

digunakan untuk transmisi broadcast, dan protocol SNMP.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Alamat IP

Alamat IP adalah suatu bilangan yang secara unik mendefinisikan

setiap host yang ada pada jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32-bit

bilangan biner. Sebagai contoh,IP address dapat ditulis sebagai berikut:

11000000101010001000100000001010. Biasanya digunakan format

notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation) yang mengelompokkan

32-bit menjadi 4 kelompok yang masing-masing memiliki 8-bit (oktet

atau byte) dan ditulis dalam bilangan decimal untuk mempermudah

penulisan alamat IP. Dengan demikian, contoh di atas dapat ditulis

menjadi 192.168.136.9. Tujuan penggunaan alamat IP adalah

memungkinkan terjadinya komunikasi antar jaringan. Setiap ip address

terbagi menjadi dua bagian:

• Network ID (netid)

mengidentifikasikan di jaringan mana host komputer itu

berada.

• Host ID (hostid)

mengidentifikasikan device spesifik pada jaringan yang

berada pada jaringan yang ditunjukkan oleh Network ID.

Protokol IP menggolongkan alamat IP menjadi 5 kelas: A, B, C, D,

dan E. seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.15 Kelas IP

27

Komponen penting dari IP addressing adalah subnet mask. Subnet

mask adalah bilangan 32-bit) yang berguna untuk membantu router

dalam membedakan antara bagian jaringan dan bagian host dari suatu ip.

Secara lebih spesifik, router melaksanakan operasi AND antara ip

address yang bersangkutan dengan subnet mask. Suatu subnet mask

dapat dituliskan di posisi akhir setelah alamat ip. Sebagai contoh, suatu

alamat 192.168.2.0 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat dituliskan

menjadi 192.168.2.0/24 dimana 24 adalah jumlah bit 1 yang ada pada

subnet mask. IP address di mana semua bit hostnya 0 digunakan sebagai

network address (alamat jaringan). Dan IP address di mana semua bit

hostid-nya adalah 1 digunakan sebagai broadcast address (alamat

broadcast).

2.2.2 Subnetting

Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP

menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah host yang lebih

kecil, yang disebut subnet (subnetwork). dan berguna untuk

mengurangi kepadatan koneksi serta mengefisienkan alokasi IP

address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan

penggunaan IP address.

Langkah-langkah untuk melakukan subnetting jaringan:

• Menentukan jumlah subnet dan subnetmasknya

• Menentukan jumlah host tiap subnet

• Menentukan network address untuk tiap subnet

• Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet

• Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet

Ada 2 metode yang digunakan dalam subnetting yaitu VLSM dan

CIDR (Nur Ana, 2012) :

28

Metode CIDR

Classless Interdomain Routing (CIDR) digunakan untuk

mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas

dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Untuk

penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A

adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23,

dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan

/32 biasanya tidak pernah ditemukan dalam jaringan yang nyata.

Berikut adalah contoh table CIDR class C:

Gambar 2.16 CIDR kelas C

Metode VLSM

Variable Length Subnet Mask (VLSM) adalah pengembangan

mekanisme subnetting. Pada metode VLSM subnetting yang

digunakan adalah berdasarkan jumlah hostnya, sehingga akan semakin

banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan

menggunakan VLSM IP address yang ada dihitung menggunakan

CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Setelah

dilakukan perhitungan dapat dilihat subnet yang telah dipecah akan

menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.

2.2.3 DHCP

Dynamic Host Configuration Protokol (Tanenbaum, 2011)

adalah protokol jaringan yang memungkinkan sebuah perangkat

jaringan membagi konfigurasi IP address kepada komputer / perangkat

yang membutuhkannya. Perangkat yang membagi konfigurasi IP

29

address (subnetmask,default gateway dan DNS Server) disebut DHCP

server. Sedangkan komputer yang meminta IP address disebut DHCP

Ciient. DHCP sendiri banyak diimpelementasikan pada hostpot untuk

kebutuhan akses internet publik.

2.2.4 NDLC (Network Development Life Cycle)

Tahapan pada Network Development Life Cycle (NDLC)

Gambar 2.17 Siklus NDLC

(Internetworking Development & Design, 2009)

1. Analysis

Tahapan awal untuk menganalisi permasalahan yang ada, keinginan

dari user, dan menganalisa topologi jaringan atau kondisi jaringan yang

sudah berjalan sebelumnya. Metode yang bisa digunakan pada tahap ini

diantaranya:

a. Wawancara: dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari

struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar

mendapatkan data yang konkrit dan lengkap.

b. Survey langsung kelapangan (Observasi): pada tahap analisis

juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk

30

mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya

sebelum masuk ke tahap design.

c. Kuisioner: adalah serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan

mendapatkan tanggapan dr kelompok orang terpilih melalui

wawancara pribadi atau melalui daftar pertanyaan.

2. Design

Tahapan dimana dari data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya

dibuat sebuah design jaringan baru, untuk mengetahui kebutuhan apa saja

yang dibutuhkan. Tahap Design ini akan membuat seperti gambar design

topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan

gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang

ada. Atau design juga bisa berupa struktur topology, design akses data,

design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan

gambaran jelas tentang project yang akan diperbarui. Misalnya

perancangan jaringan baru setelah dilakukan perubahan (subnetting).

3. Simulation Prototype

Membuat gambaran jaringan dalam bentuk simulasi dengan bantuan

Tools khusus di bidang network seperti NS3, CISCO PACKET TRACER,

NETSIM, dan lainnya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal

dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan

sharing dengan pengembang jaringan lainnya. Namun karena keterbatasan

perangkat lunak dalam hal simulasi, banyak para perancang jaringan yang

hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology

yang akan didesign.

4. Implementation

Tahap ini adalah tahap penerapan semua yang telah direncanakan dan

di design sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan

semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Dan

implementasi merupakan tahapan yang akan menunjukan apakah berhasil /

31

gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah team work akan

diuji saat dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.

Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini,

diantaranya ;

o Jadwal yang kurang bisa disesuaikan

o Perangkat pendukung dari vendor

o Tim yang kurang beradaptasi

o Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan

2.2.5 Mikrotik

Mikrotik merupakan sebuah sistem operasi dan perangkat lunak yang

dapat digunakan untuk menjadikan sebuah komputer biasa menjadi router

network yang andal. Komputer akan mencakup berbagi fitur yang dibuat

untuk IP network dan jaringan wireless. Pekerjaan administrasi jaringan

sendiri dapat menggunakan Windows Application (WinBox) secara grafis

yang bisa diakses dengan membuka aplikasi winbox sendiri ataupun di web

browser yang cukup memudahkan bagi penggunanya. Selain menggunakan

WinBox mikrotik dapat dikonfigurasikan dengan perintah-perintah CLI

(Command Line Interface).

Fitur yang dimiliki oleh mikrotik sendiri meliputi:

• UserManager

UserManager merupakan fitur AAA server yang dimiliki oleh

Mikrotik. Sesuai kepanjangan AAA (Authentication, Authorization dan

Accounting), UserManager memiliki DataBase yang bisa digunakan untuk

melakukan autentikasi user yang login kedalam network yang telah dibuat,

memberikan kebijakan terhadap user tersebut misalnya limitasi transfer

rate, dan juga perhitungan serta pembatasan kuota yang akan dilakukan

oleh user.

UserManager dapat memudahkan pengguna mikrotik yang ingin

membuat layanan internet publik secara luas, seperti hotspot-hotspot di

cafe, mall, hotel dan sebagainya, dengan menggunakan UserManager

32

cukup membuat 1 account user, sehingga account user yang telah dibuat

bisa digunakan atau diakses dari router-router Hotspot yang sudah

dipasang sebelumnya.

Informasi service yang bisa kita simpan dalam database UserManager

meliputi:

o HotSpot users.

o PPP (PPtP/PPPoE) users.

o DHCP Lease.

o Wireless AccessList.

o RouterOS users.

• Firewall

Secara umum, firewall filtering biasanya dilakukan dengan cara

mendefinisikan IP address, baik itu src-address maupun dst-address.

Firewall dapat digunakan untuk melakukan blok komputer client yang

memiliki ip tertentu atau melakukan blok terhadap web tertentu

berdasarkan ip website tersebut. Firewall tidak hanya digunakan untuk

melakukan blok client agar tidak dapat mengakses resource tertentu,

namun juga digunakan untuk melindungi jaringan local dari ancaman luar,

misalnya virus atau serangan hacker. Biasanya serangan dari internet

dilakukan dari banyak IP sehingga akan sulit melakukan perlindungan

hanya dengan berdasarkan IP. Dengan menggunakan firewall ada banyak

cara filtering selain berdasarkan IP Addres, antara lain berdasarkan

protocol, konten dan port.

33

2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya

Sudah banyak penelitian yang berkaitan tentang perancangan jaringan dengan

menggunakan subnetting. Penelitian yang telah dilakukan mengenai subnetting

pada 10 tahun terakhir yaitu:

Dari penelitian sebelumnya disimpulkan,

“Subnetting adalah pembagian jaringan besar menjadi sub-sub jaringan yang

lebih kecil. Beberapa alasan yang menyebabkan suatu organisasi

membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal (LAN) yaitu, agar dapat

mencakup seluruh organisasi.

o Subnetting IP memberikan kemudahan dalam pemantauan lalu lintas

jaringan sehingga berakibat unjuk kerja jaringan dapat dioptimalkan.

o Subnetting IP memberikan kemudahan dalam proses pendesaianan

jaringan.” (Imam A, 2008).

Penelitian yang telah dilakukan untuk menerapkan konsep desain sub jaring di

Local Area Network (LAN). Konsep sub-jaringan yang digunakan untuk

mengelola desain jaringan LAN komputer dibuat untuk meningkatkan kinerja

jaringan agar dapat lebih berfungsi dengan optimal. Pada penelitian yang

dilakukan, dijelaskan bahwa penggunaan alamat IP tanpa perencanaan yang baik

dapat menimbulkan lalu lintas yang sulit untuk dipantau yang dapat menurunkan

kinerja jaringan, masalah dalam manajemen jaringan, dan pemborosan alamat IP.

Penelitian ini mengkaji skema pengalamatan IP address dengan menggunakan

metode subnetting.

34