BAB 16 Pasien Dan Keluarga Inti Perawatan Bedah Anak

20
BAB 16 Pasien dan Keluarga – Inti dari Perawatan Bedah Anak Sherif Emil “saya adalah seorang ibu dari anak yang lahir dengan trisomi 13. anak perempuan saya meninggal di rumah pada tanggal 13 April 2010, saat ia berusia 5 tahun. Ia tidak diperkirakan dapat hidup selama itu, tetapi ia memiliki perjuangan besar untuk mengalahkan penyakit nya. Selama beberapa bulan terakhir hidupnya, saya diperkenalkan untuk peraatan supporti!" paliati!. #rogram ini ber!okus membantu nya untuk melengkapi kehidupan nya, kehidupan keluarga saya, kehidupan keluarga kami. Saya berharap program ini sudah ada sejak ia lahir. $engan !okus pada kualitas hidupnya, daripada men%oba memperbaiki sesuatu, anak perempuan saya jarang diraat di rumah sakit, dan memiliki aktu istimea bersama kami di rumah. Ia memiliki penanganan nyeri yang lebih baik dan dapat hidup lengkap, yang saya per%aya ia hidup baik selama beberapa bulan terakhir&. 'ulisan ini merupakan tulisanpertama dalam sejarah yang panjang digambarkan dari teksbok, bab inidipersembahkan kepada #usat #eraatan #asien dan keluarga (#)**+. 'ulisan ini sangat %o%ok,karena pada abad 21 dasar dari #)** telah menyebar pada setiap bagian ilmu kedokteran, termasuk bedah anak. eberapa merasa baha prinsip ini merupakan keper%ayaan dini, se%ara politik koreksi terhadap apa yang selalu ahli bedah lakukan. meskipun benar baha kemampuan, empati, etika ahli bedah dan kemampuan komunikasi dijalankan pada #)**, konsep ini jauh dari ke%akapan, empati atau komunikasi. Selama 20 tahun terakhir, #)** berkembang dalam disiplin ilmu

description

Translate jurnal bedah anak

Transcript of BAB 16 Pasien Dan Keluarga Inti Perawatan Bedah Anak

BAB 16

BAB 16Pasien dan Keluarga Inti dari Perawatan Bedah Anak

Sherif Emil

saya adalah seorang ibu dari anak yang lahir dengan trisomi 13. anak perempuan saya meninggal di rumah pada tanggal 13 April 2010, saat ia berusia 5 tahun. Ia tidak diperkirakan dapat hidup selama itu, tetapi ia memiliki perjuangan besar untuk mengalahkan penyakit nya. Selama beberapa bulan terakhir hidupnya, saya diperkenalkan untuk perawatan supportif/ paliatif. Program ini berfokus membantu nya untuk melengkapi kehidupan nya, kehidupan keluarga saya, kehidupan keluarga kami. Saya berharap program ini sudah ada sejak ia lahir. Dengan fokus pada kualitas hidupnya, daripada mencoba memperbaiki sesuatu, anak perempuan saya jarang dirawat di rumah sakit, dan memiliki waktu istimewa bersama kami di rumah. Ia memiliki penanganan nyeri yang lebih baik dan dapat hidup lengkap, yang saya percaya ia hidup baik selama beberapa bulan terakhir.

Tulisan ini merupakan tulisan pertama dalam sejarah yang panjang digambarkan dari teksbok, bab ini dipersembahkan kepada Pusat Perawatan Pasien dan keluarga (PFCC). Tulisan ini sangat cocok,karena pada abad 21 dasar dari PFCC telah menyebar pada setiap bagian ilmu kedokteran, termasuk bedah anak. Beberapa merasa bahwa prinsip ini merupakan kepercayaan dini, secara politik koreksi terhadap apa yang selalu ahli bedah lakukan. meskipun benar bahwa kemampuan, empati, etika ahli bedah dan kemampuan komunikasi dijalankan pada PFCC, konsep ini jauh dari kecakapan, empati atau komunikasi. Selama 20 tahun terakhir, PFCC berkembang dalam disiplin ilmu kesehatan, dengan dalam jumlah besar penelitian, publikasi dan program. Tinjauan sistematik menjelaskan bahwa PFCC meningkatkan ketaatan pada protokol penanganan, menurunkan morbiditas dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Bab ini bertujuan untuk memperkenalkan ahli bedah disiplin ilmu baru dan untuk menekankan pengaruh positif yang mungkin dari PFCC dalam praktek bedah anak.

Definisi

Institut Pusat Perawatan Keluarga dan Pasien (IPFCC) di Bethesda, Maryland merupakan organisasi non profit yang didirikan pada tahun 1992 dengan misi untuk mengembangkan pemahaman dan praktek PFCC dan untuk menemani pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan profesional untuk memadukan konsep PFCC dalam setiap aspek perawatan kesehatan. Institut mengartikan PFCC sebagai pendekatan inovatif untuk merencannakan, menjalankan dan menilai pelayanan kesehatan menilai pengaruh menguntungkan pasangan antara petugas kesehatan, pasien dan keluarga. Inti dari konsep PFCC adalah (1) rasa hormat dan martabat, (2) membagi informasi, (3) partisipasi dan (4) kolaborasi. Pada laporan teknik terakhir dan pernyataan kebijakan, dimana penulis adalah ahli bedah anak, the american academy of Pediatrics (AAP) mempertimbangkan konsep yang sama ini sangat penting. Institute menawarkan banyak sumber pada web site nya, dan pasangan dengan kelompok praktek dan organisasi kesehatan untuk membantu memadukan konsep ini ke dalam lingkungan perawatan kesehatan. Beberapa berbeda dari perawatan medis tradisional dan PFCC, dapat dilihat pada tabel 16-1. Latar belakang

Apa yang mungkin pada teksbook bedah anak dalam bahasa Ingris, dipublikasikan pada tahun 1895; DArcy Power menuliskan sebagai berikut : Bila operasi diputuskan, umumnya ditemukan hasil yang lebih baik jika anak dikeluarkan dari tempat biasa dan ditempatkan pada tempat yang diberikan perawatan khusus. Hanya pada kasus tertentu ibu mempercayakan kepada perawat setelah operasi serius, dan pada banyak keadaan penyembuhan terganggu dan anak menjadi cengeng yangdapat diturunkan oleh keberadaan orang-orang yang mencintainya. Oleh karena itu, sangat baik anak dianjurkan berada pada dirumahTabel 16-1. Perbedaan antara Perawatan Tradisional dan Pusat Perawatan Pasien dan Keluarga

Merupakan paradigma yang sangat penting mengenai perawatan bedah anak pada awal abad 20. pada tahun 1953, Robert Gross menyimpulkan preparasi fisik untuk operasi pada teksbook bedah anak. Ia mengeluarkan paradigma memisahkan anak dari keluarganya dengan penekanan membiarkan dapat secara serius menurunkan kepercayaan anak pada ibu atau ayahnya. Ia menekankan pentingnya persiapan mental pre operasi di rumah dan peranan orang tua pada anak yang akan dilakukan pembedahan. Dr. Gross ingin meningkatkan peranan keluarga kemungkinan melebihi sumber yang tersedia pada waktu itu, karena bab yang sama menjelaskan anak post operasi terbelenggu oleh pemasangan infus intravena pada pergelangan tangan dan kaki. Ahli bedah anak terus menghadapi tantangan, perhatian mereka mulai pada masalah psikososial sekitar perawatan bedah anak. Pad apertengahan tahun 1990 an, Caniano mengantar dalam etika bedah anak, tak dapat dielakkan menghasilkan perhatian pada perubahan keluarga gambaran besar selama konsultasi janin, penanganan anomali kongenital dan perawatan bedah anak pada umumnya. Pada dekade lalu, penelitian luaran untuk setiap operasi anak mulai mencari pada emosional dan perkembangan yangd ihasilkan pada anak, tentusaja memasukkan masalah fisik. Baru-baru, hasil penelitian ini mulai mulai meneliti pengaruh intervensi orang tua dan penjaga anak. Pada satu penelitian terakhir, Zaidi dan rekan meneliti pandangan penjaga anak setelah pemotongan esofagogastrik yang menyebbakan kerusakan neurologis anak dengan penyakit gastroesofageal refluks yang berat, pandangan peranan besar prosedur ini tidak diperkirakan sangat memuaskan penjaga anak. Pennelitian lain mencari hasil khusus di masa lalu dari terapi, untuk menganalisa emosional kualitas hidu panak juga derajat tekanan pada orang tua, pada dua percobaan kontrol acak untuk perforasi apendisits dengan abses. Tipe penelitian ini menghasilkan konsep keberhasilan luaran fisik yang tidak perlu diterjemahkan ke dalam hasil terbaik keluarga dan pasien. Akhirnya, Paice dan rekan baru-baru menghasilkan kemungkinan orang tua dalam ruang operasi. bedah anak telah berjalan selama 100 tahun.

Konsep inti

Rasa Hormat dan MartabatSetiap orang seharusnya diterapi dengan rasa hormat dan berdasrakan pada martabat dan nilai seseorang, mencakup sensitivitas terhadap jenis kelamin, ras dan perbedaan budaya, juga mempertahankan kepercayaan diri pasien. Ahli bedah anak, khususnya di negara maju, menemukan diri mereka menjalankan kebudayaan multi cultural. Kekuatan immigasi dan globalisasi menghasilkan banyak kota internasional dan masyarakat, dimana orang berbeda kebudayaan, agama dan kebercayaan dan keadaan ekonomi mencari perawatan bedah untuk anak mereka. Latar belakang orang tua dan sistem kepercayaan, mempengaruhi interaksi dengan sistem medis; harapan mereka pada petugas medis dan keputusan mereka mengenai perawatan anak mereka. Pada waktu itu, ahli bedah menemukan dirinya terasing dengan pendekatan dan keputusan anak dan orang tua. Ahli bedah tidak setuju dengan keluarga. Ahli bedah dapat memperlihatkan penghormatan mereka pada keluarga dan menunjukkan rasa hormat ahli bedah kepada keluarga dengan mendengarkan secara seksama, memahami pandangan mereka, dan berusaha melihat diluar pengalaman petugas lain. Memberikan penghormatan bukan merupakan tanggung jawab utaa ahli bedah. sebagai contoh AAP berulang kali menyebutkan persamaan hukum bila anak dalam keadaan berbahaya, tanpa membebaskan aksi didasarkan pada kepercayaan.

Komunikasi

Kita hidup dalam era informasi. Informasi yang tepat dan akurat yang diberikan kepada pasien dan keluarga merupakan salah satu tanda praktek medis pada abad 21. orang tua dari anak yang dilakukan pembedahan ingin mendapatkan informasi periopearasi yang komprehensif. Pada kenyataan, Fortier dan rekan baru-baru melaporkan kebanyakan anak berusia lebih dari 7 tahun berkeinginan mendapatkan informasi lengkap mengenai bedah yang akan mereka alami. Tanggung jawab untuk memerikan informasi ini terutama oleh ahli bedah, karena baru-baru memberikan informasi yang didapatkan dari tempat lain (dokter umum, buku, majalah popular, internet) tidak meningkatkan pemahaman orang tua mengenai risiko operasi yang anak akan dapatkan. Klinisi merasa dorongan untuk memberikan informasi, untuk menurunkan kecemasan orang tua. Ide ini disangkal oleh bukti kuat.

Membagi informasi sering terjadi lewat komunikasi. Namun, komunikasi yang efektif melebihi membagi informais, untuk memasukkan pemahaman, empati, keharuan, transparansi dan dukungan. Salah satu langkah yang memerlukan lebih banyak kepercayaan adalah menyerakan anak mereka kepada ahli bedah. tindakan ini memerlukan pembentukan kepercayaan besar terhadap banyak faktor, seperti reputasi ahli bedah dan kemampuan ahli bedah, tetapi tidak ada yang lebih penting daripada komunikasi yang efektif. Kemampuan komunikasi yang baik merupakan inti yang sangat penting yang dapat memperbaiki luaran terhadap kesehatan, ketaatan pasien yang lebih baik, dan menurunkan keluhan malpraktek, dan meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan. Komunikasi jelas meruapakan pelayanan harian ahali bedah anak, tetapi pada keadaan tertentu memerlukan perhatian khusus untuk berkomunikasi jika PFCC diberikan. Komunikasi ini mencakup konsultas prenatal, rencana untuk koreksi anomali kongenital, menyandarkan pada diagnosis kanker, memberikan perawatan, komunikasi anak yang mengalami kematian dan memberikan informasi mengenai kesalahan bedah dan kejadian buruk.

Konsultasi prenatal oleh ahli bedah anak dengan orang tua yang memiliki anak dengan anomali kongenital telah menjadi tindakan rutin di negara maju. Meskipun konsulitas ini belum terbukti dapat memperbaiki hasil, konsulitasi memiliki tujuan penting dalam memberikan informasi penting kepada orang tua sebelum persalinan terjadi. Komunikasi juga membantu ahli bedah dalam memberikan laporan awal pada orang tua dan dalam memulai membangun hubungan saling percaya. Orang tua secara khusus perhatian pada gambaran anomali, terapi dan hasil yang mungkin dari tindakan. Mereka biasanya belajar apa yang akan terjadi di masa depan pada bayi mereka, termasuk fungsi sosial anak nya dan interaksi dengan keluarga dan masyarakat. Caniano dan Baylis menekan pentingnya interaksi seperti itu, khususnya pada keadaan dimana pasangan memilih untuk mendapatkan hasil yang sangat diinginkan (kadang-kadang didapatkan kesulitan) pada kehamilan yang disertai malformasi janin yang mengancam jiwa, dimana tidak ada intervensi bedah yang efektif. Setelah meilai konsulitas bedah prenatal karena hernia diafragma kongenital (CDH), Aite dan rekan menemukan 70% pasien mengalami kesulitan mengikuti penjelasan ahli beadh atau bertanya karena ketakutan dan emosi besar mereka. Menariknya, konsulitas karena lesi menghasilkan prognosis yang lebih baik, seperti malformasi adennomatoid kistik kongenital, yang kurang efektif menurunkan kecemasan orang tua daripada konsulitas karena CDH. Alasan ketidakpastian mengenai pengaruh prenatal dan kurangnya perencanaan penanganan yang ditetapkan. Data ini menjelaskan kemungkinan defisiensi yang mungkin pada konsultasi prenatal tunggal, dimana ahli bedah menyandarkan pada setiap informasi yang berhubungan. Follow up oleh ahli bedah atau dukunga petugas medis setelah konsultasi awal dapat meningkatkan komunikasi.

Bedah koreksi anomali kongenital, khususnya pada keadaan tidak adanya diagnosis prenatal, adanya komunikasi lain memberikan tantangan bagi ahli bedah anak, keluarga, bahkan keluarga, sering tidak pernah mendengarkan anomali atau pandangan bahwa bayi baru lahir mereka dapat mengalami dan selamat setelah bedah mayor. Syarat tertulis dan menggambarkan bahan dapat secara besar meningkatkan komunikasi. Sebelum operasi, keluarga lebih tertarik pada gambaran anomali dan prognosisnya, sedangkan setelah operasi, mereka tertarik pada proses penyembuhan dan penilaian kualitas hidup jangka panjang. Banyak anomali kongenital menghasilkan pengaruh menetap terhadap dinamika keluarga, yang dapat mempengaruhi pernikahan, sosial dan keuangan keluarga. Sama dengan lima stadium yang dijelaskan oleh Elizabeth Kubler-Ross, Droatar dan rekan menjelaskan lima tingkatan reaksi orang tua setelah melahirkan bayi dengan malformasi kongenital (tabel 16-2). Pemahaman stadium ini membuat ahli bedah dapat secsara efektif berhubungan dengan keluarga segera pada periode perioperatif dan setelahnya.

Diagnosis baru kanker merupakan hal utama dalam kehiudpan pasien dan keluarga. Untungnya, kebanyakan malignansi pada anak dan hematologi memiliki prognosis yang lebih baik daripada yang dihadapi pada orang dewasa. Hal ini dapat dijelaskan pada awal diskusi, karena kebanyakan orang tua akan secara otomatis mengingat anggta keluarga atau orang yang dicintai yang mati karena kanker. Informasi dari rumah sakit dan sumber informasi dari masyarakat yang tersedia bagi keluarga seharusnya dengan jelas menjelaska, meyakinkan keluarga bahwa mereka tidak sendiri selama pengalaman sulit ini. keadaan emosional orang tua sering menghasilkan pandangan yang lebih buruk pada saat pertama kali diagnosis disampaikan. Penjelasan secara khusus dan berulang mengenai rencana terapi dan penjelasan lain secara khusus penting. Meskipun informasi seharusnya diberikan secara bebas kepada orang tua dan anak, ahli bedah seharusnya ingat harapan tidak secara statisitik. Harapan sering dikenali sebagai komponen penting untuk penyembuhan, oleh karena itu, ahli bedah seharusnya tidak mencoba menghilangkan setiap harapan bagi pasien dan keluarga.

Komunikasi dengan keluarga saat akhir kehidupan anak atau setelah anak mengalami kematian merupakan tantangan khusus bagi ahli bedah, yang sering harus menyesuaikan dengan emosi mereka. Perasaan bersalah terhadap anak dan keluarga sering mengganggu kemampuan ahli bedah untuk merawat, saat perawatan tidak bisa diharapkan lagi. Dokter perlu kekuatan untuk membahas penyakit yang mengancam jiwa secara terbuka, simpati dan pola langsung, karena keluarga marah atau interaksisingkat. Peneliti pada rumah sakit anak Boston mengenali enam prioritas orang tua pda akhir perawatan pada unit perawatan intensif anak disebutkan, harapan dan informasi lengkap, akses ke petugas, komunikasi dan koordinasi perawatan, ekspresi emosional dan dukungan oleh staf, mempertahankan integritas hubungan orang tua-anak dan kepercayaan. Kita dapat melihat prioritas utama komunikasi. Peranan ahli bedah anak tidak berakhir dengan kematian anak. Hubungan antara keluarga dan ahli bedah sering terjalin sampai pemakaman anak. Dasar bedah anak amerika, Dr. Morton Woolley, memilih subjek kematian anak sebagai publikasi terakhirnya, dalam usaha untuk membantu ahli bedah anak memberikan respon yang tepat bila menemukan kematian annak. Tabel 16.2.

Lima stadium Reaksi orang tua setelah Melahirkan bayi dengan malformasi kongenital

Akhirnya, komuniasi, pada umumnya dan komunikasi yang transparat khususnya sangat penting. The American College of Surgeons menjelaskan bahwa kegagalan komunikasi merupakan penyebab utama tutunan hukum pada 22% kasus. Akibat buruk dari kegagalan ini adalah kesalahan medis, peningkatan kejadian buruk yang tidak dapat dicegah, dan rasa marah atau kecurigaan bahwa bila sudah diberikan pelayanan standar. Kebijakan penjelasan yang transparan kesalahan dengan permintaan maaf atau ekspresi berdasarkan kejadian buruk yang tidak dapat dicegah dikenali, pasangan dengan kompensasi yang beralasan menurunkan dalam jumlah besar biaya medikolegal.

Komunikasi yang efektif antara anggota tim petugas kesehatan juga sangat penting dalam memberikan PFCC untuk pasien anak. Pada satu peneltiian yang dilakukan oleh Metzer dan rekan menemukan bahwa dokter, menghadapi kesulitan pada pasien dan keluarga yang sepertinya mengkonsulkan keluarga dan pasien pada profesi psikososial. Kemampuan komunikasi pada perawatan pasien anak sangat besar mengalami perbaikan dengan pelatihan formal. PARTISIPASI

Pembedahan sering dijelaskan dalam istilah melakukan sesuatu pada pasien dan bukan kepada orang tua. Oleh karena itu tidak mengejutkan pasien dan keluarga ikut serta secara aktif dalam pembedahan yang merupakan bagian yang diperdebatkan pada PFCC, selama 2 dekade yang lalu, penelitian mencakup persiapan keluarga pre operasi, adanya orang tua selama induksi anestesi dan keterlibatan orang tua dalam memiliki aksiolitik pre operasi dan tindakan post operasi. kecemasan pre operasi pada anak yang dilakukan pembedahan menghasilkan nyeri yang lebih bsar selama periode penyembuhan, juga insidensi tinggi munculnya delirium, kecemasan post operasi dan gangguan tidur dan perilaku mal adaptasi post operasi. kecemasan orang tua pre operasi juga mempengaruhi hasil. Contohnya, banyak ibu yang memperlihatkan keinginan kuat untuk berada di ruang operasi juga sangat cemas dan anak mereka sepertinya memperlihatkan tingkat kecemasan yang tinggi selama induksi anestesi. Intervensi untuk menurunkan kecemasan ibu selama PPIA ditemukan juga menurunkan kecemasan anak untuk memasuki ruang operasi dan selama menggunakan masker anestesi. Oleh karena itu, kebanyakan penelitian bertujuan untuk mengenali manuver yang menurunkan kecemasan anak dan orang tua selama periode perioprasi, hasil sulit dinilai. Meskipun demikian, pendekatan multipel seperti motiviasi bagi orang tua yang hadir selama induksi anestesi, skala kecemasan pre operasi Yale dan skala interaksi prosedur Medikal Anak Dewasa telah dikembangkan dalam usha untuk memberikan beberapa data yang objektif. Chorney dan Kain baru-baru menjelaskan bentuk komprehensif perawatan periopratif anak berpusat pada keluarga. Bentuk ini membahas keadaan preoperasi, intraoperasi dan lingkungan post operasi dan memasukkan faktor keluarga seperti kecemasan dan riwayat pengalaman medis sebelumnya, juga memberikan faktor sistem seperti pelatihan dan kebijakan organisasi. Persiapan Pre operasi

Kebanyakan anak di rumah saat ini mendapatkan beberapa tipe program persiapan preoperasi untuk pasien yang akan dilakukan pembedahan. Program ini umumnya berorientasi pada ruang operasi (OR), gambarna kejadian yang hrus diantisipasi selama pembedahan dan beberapa keadaan lain, persiapan psikologis orang tua dan pasien anak yang akan dilakukan pembedahan. Faktor-faktor tertentu dari pasien dikenali sebelum persiapan pre operasi seperti usia, riwayat anestesi sebelumnya dan tingkat kecemasan ditemukan merupakan prediktor buruk selama induksi inhalasi. Faktor-faktor ini dapat membantu mengenali anak yang mendapatkan kentungan dari intervensi farmakologi atau perilaku. Orang tua target pada program seperti itu juga sangat penting, karena ada bukti bahwa kecemasan orang tua pada saat pembedahan sangat kuat disebabkan oleh kecemasan anak. Selama kunjungan preoperasi, pilihan seperti PPIA harus didiskusikan, jika tersedia pada institusi tersebut. Pada kunjungan ini juga usaha dari ahali anestesi untuk meilai keluarga secara keseluuruhan dan merenakan rumusan untuk induksi. Sebagai contoh, penilaian pre operasi tingkat kecemasan orang tua dan anak, tentusaja faktor khusus lain, seperti usia, temprerament, bentuk kepala ditemukan dapat memprediksikan keuntungan yang didapatkan dari PPIA bagi orang tua dan anak. Kaiin dan rekan melakukan dua percobaan kontrol acak untuk menilai persiapan pre operasi. pada penelitian pertama, program preoperasi luas (OR + videotape + persiapan anak), menghasilkan pengaruh cemas yang terbatas, yang ditemukan pada periode preoperasi dan tidak meluas sampai induksi atau penyembuhan post operqasi. Pada penelitian lebih baru, program ADVANCE (Anxiety reduction, distraction, Video modeling dan education, menambahkan orang tua, tidak ada jaminan luas, pelatihan dan paparan) yang membandingkan tiga bentuk : perawatan standar, PPIA, dan mirazolam oral. Program ADVANCE menghasilkan banyak perbaikan terhadap anak dan orang tua. Anak pada kelompok ADVANCE memperlhiatkan insidnesi yang lebih rendah kejadian delirium, yang memerlukan lebih sedikit analgesik di ruang penyembuhan dan dikeluarkan dari ruang pemulihan lebih cepat daripada anak pada ketiga kelompok lain. Baru-baru, penelitian Brazilian juga memperlihatkan perbaikan pada tingkat kecemasan dan perilaku selama periode post operasi pada anak yang menerima persiapan psikologis preoperasi sebelum dilakukan bedah elektif. Periode Intraoperasi

Perdebatan utama seputar PFCC selama periode intraoperasi adalah PPIA. PPIA adalah meningkatkan peran serta orang tua dan adanya orang tua selama prosedur penting pada anak mereka, termasuk resusitasi traumatik, resusitasi di ruang gawat darurat, prosedur invasif di tempat tidur dan resusitasi kardiopulmonal. Banyak dari keadaan ini juga melibatkan ahli bedah anak. Gerakan ini sangat berkembang dalam seperempat abad terkhir. Adanya orang tua selama prosedur ini, banyak institusi, saat ini melakukan secara rutin. Meskipun tidak penelitian yang menjelaskan pengaruh menguntungkan jika ada anggota keluarga ada selama melakukan prosedur penting, kelihatan sekurangnya memberikan pengaruh menguntungkan dlaam hal psikologis bagi keluarga. Penelitian menegaskan bahwa keluarga yang ingin memilih ada selama prosedur invasif dan resusitasi, dan mereka sering memiliki pilihan itu. Mereka yang ada umumnya melaporkan pengalaman yang menyenangkan. Orang tua yang menyaksikan kejadian medis bahkan yang melibatkan anak mereka pada unit perawatan intensif anak (PICU) kurang tertekan daripada mereka yang tidak menghadiri. Keluarga yang menghadiri ditemukan tidak menunda waktu untuk dilakukan pemeriksaan computed tomografi (CT) imaging atau menunda resusitasi pada pasien anak yang mengalami trauma. Tidak menganggu perawatan dapat terjadi bila keluarga mendampingi. Dokter dan perawat lebih nyaman oleh kehadiran keluara pada keadaan penting. Organiasi prosesional, sepperti AAP dan the American College of Emergency Physicians, mendukung praktek ini.

Namun, banyak yang tidak melihat PPIA dengan mengadiri orang tua selama keadaan klinik lain. Kritikan terhadap PPIA menurunkan efisiensi OR, penambahan kebutuhan staf, meningkatkan biaya dan kemungkinan keterlibatan medico legal terhadap praktek ini. tidak ada data yang mendung pandangan ini. di sisi lain, data mengenai hasil positif dari PPIA juga campuran. Kain dan rekan melaporkan beberapa percobaan acak PPIA selama 15 tahun. Pada penelitian pertama, yang dipubolikasikan pada tahun 1996, PPIA tidak menurunkan terapi perilaku dan fisiologi cemas selama induksi. Keuntungan ditemukan pada sub kelompok tertentu anak bila level kortisol diukur, hasil makna klinik dipertanyakan. Pada penelitian lain, midazolam oral lebih baik dengan PPIA dalam menurunkan kecemasan dan meningkatkan pemenuhan anak selama periode perioperasi. Menariknya, penelitian itu juga menjelaskan bahwa orang tua dari anak pada kelompok midazolam memiliki kecemasan yang lebih rendah setelah memisahkan anak mereka. Pada sebuah penelitian yang membandingkan midazolam oral saja dengan midazolam oral ditambbah PPIA, anak pada kedua perlakuan memperlihatkan tingkatan kecemasan yang sama. Namun, oran tua pada perlakuan PPIA memperlihatkan skor laporan kecemasan yang lebih rendah dan lebih tinggi kepuasan. Pengaruh fisiologis dari PPIA terhadap orang tua secara khusus diteliti, yang menemukan bahwa orang tua pada perlakuan PPIA, berdasarkan apakah sedatif juga diberikan pada anak mereka, bermanifestasi sangat besar respon stress fisiologi selama induksi (peningkatan heart rate dan level respon kulit) daripada orang tua pada kontrol. Kebanyakan penelitian saa tini meneliti adanya satu dibandingkan dua orang tua selama induksi. Adanya dua orang tua tidak mempengaruhi penemuan kecemasan anak, tetapi menurunkan laporan kecemasan oleh orang tua. Chundamala dan rekan baru-baru mempublikasikan buikti komprehensif menenai pengaruh PPIA terhadap kecemasan orang tua dan anak dan mereka menyimpulkan bahwa berbeda dengan yang dipercaya secara umum, PPIA kelihatan tidak meredakan kecemasan orang tua atau anak. Penulis ini, dari rumah sakit Toronto untuk anak sakit, menghasilkan kemungkinan bahwa PPIA dapat muncul dari kekuatan pasar dan persaingan rumah sakit di Amerika Serikat. Penggunaan PPIA mengalami peningkatan di Amerika serikat. Namun, praktek ini jarang dilakukan di Inggris, dimana dukungan terhadap PPIA secara besar meningkatkan di amerika Serikat pada ahli anestesi dan ahli bedah anak. Pad akenyataan, praktek ini sudah menjadi tindakan rutin di Inggris, yang kemungkinan menghadirkan orang tua pada prosedur bedah. Chorney dan Kain, dalam praktek perawatan kesehatan yang sangat berbeda (Halifax, Nova Scotia dan Orange County, California) berpendapat bahwa fokus pada kemanjuran data masih diperdebatkan mengenai PPIA. Mereka menekankan bahwa PPIA lebih disukai oleh orang tua, meningkatkan kepuasan orang tua dan memperbaiki hubungan masyarakat rumah sakit. Beberapa orang tua dapat melihat nya sebagai dasar hak assasi.

PPIA adalah alat yang merupakan kerja sama dari banyak pihak, tetapi tidak semua anggota keluarga. Petugas medis oleh karena itu dianjurkan untuk menghargai keputusan keluarga. Ada keraguan kuat mengenai kebutuhan untuk pilihan ini. sejumlah orang tua dalam praktek kami meminta PPIA. Permintaan khusus sangat kuat dari orang tua yang memiliki anak yang dilakukan pembedahan dengan atau tanpa PPIA. PPIA oleh karena itu bukan hanya iseng tetapi praktek yang baik yang dijadikan standar perawatan. Perawatan Post operasi

Perawatan post operasi dan penyembuhan difasilitasi jika persiapan pre operasi adekuat diberikan dan pengalaman positif pada saat pembedahan. Pertemuan singkat dengan orang tua di ruang pemulihan saat ini sudah terjadi seara rutin. Setiap hari, penjelasan terbaru bagi orang tua yang memiliki anak dirawat di rumah sakit diharuskan. Bila ahli bedah anak tidak ditempat, staf yang merupakan bagian anggota bedah, usaha khusus seharusnya diberikan pada pasien dan orang tua dan tidak memberikan informasi yang tidak jelas. Penanganan nyeri yang tidak adekuat sepenuhnya menjadi perhatian anak dan orang tua. Hal ini harus dijelaskan secara tepat. Jika anak dalam protokol atau algoritma terapi, uraian yang berhubungan dan hasil akhir seharusnya dijelaskan ke orang tua. Dukungan bagi orang tua dananak selama pemulihan dirumah sangat penting. Sumber perawatan kesehatan di rumah seharusnya bergerak sedini mungkin untuk dapat membuat anak dapat terus di rawat di rumah. Penjelasan dan uraian perintah saat keluar rumah sakit seharusnya dijelaskan secara langsung dan tertulis. Beberapa data menegaskan abhwa banyak anak yang tidak menerima penanganan nyeri yang optimal di rumah setelah pembedahan. Follow up melalui telepon dari ahli bedah atau perawat selama 72 jam pertama setelah pembedahan sangat dihargai oleh orang tua. Pada akhir tahun 1990 an, laporan keberhasilan follow up telepon untuk bedah anak khusus dengan perhatian untuk memberikan perawatan yang baik dan cost efektif. Seetlah laporan ini, kami mulai secara aktif melakukan program follow up telepon untuk kebanyakan kasus pembedahan dan banyak kasus pasien yang dirawat karena kasus sederhana (misalnya apendiksitis non perforasi, stennosis pilorik). Follow up lewat telepon sudah menjadi populer, karena menurunkan kunjungan post operasi yang tidak diperlukan, mengenali pasien yang memerlukan atau meminta follow up. Terbaru, nilai kepuasan 90% telah dilaprkan dengan cara yang sama.

Kolaborasi

Kolaborasi diartikan sebagai lingkungan perawatan kesehatan yang mempertimbangkan orang tua dan keluarga sebagai anggota tim kesehatan, dan bukan penonton. Pada kenyataan, keluarga seharusnya ditetapkan sebagai anggota tetap tim peawatan kesehatan, karena perawat, staf medis dukunga, petugas sosial dan bahkan staf ahli bedah dapat mengalami perubahan sepanjang waktu. Konsep ini sering dijelaskan dalam literatur sebagai partnership- dokter dan tim petugas kesehatan bekerja sama dengan keluarga untuk memberikan perawatan sebaik mungkin kepada pasien. Konsep ini bukan lah konsep baru. Ahli bedah yang praktek pada tempat terpencil atau di negara berkembang akan membuktikan peranan penting keluarga dalam perawatan medis aktif pasien.

Partnership dibentuk bila tim petugas kesehatan memberikan informasi yang bernilai kepada orang tua, secara aktif membuat keputusan mengenai anak, mengetahui posisi mereka.Biro Kesehatan Ibu dan Anak Amerika Serikat mentapkan adanya nilai positif dari partnership sebagai inti program. Denboba dan rekan menemukan arti partnership antara keluarga anak dengan kebutuhan perawatan khuusus dan dokter mereka menyebabkan perbaikan hasil pada sejumlah tindakan perawatan kesehatan. Namun, kemiskinan, ras minoritas dan status suku bangsa, dan tidak adanya jaminan kesehatan menempatkan keluarga pada risiko tinggi tanpa adanya partnership. Oleh karena itu usaha tambahan, diperlukan untuk membangun partnership dengan populasi tertentu yang memiliki risiko. Partnership juga dihasilkan bila orang tua merasa bahwa mereka memiliki akses penuh kepada tim petugas kesehatan.orang tua yang berkeinginan untuk menemui semua petugas tumor, diagnosis fetal dan kelompok terapi atau setiap tim terapi multidisiplin ilmu lain untuk mendapatkan informasi yang komprehensif, seharusnya dianjurkan. Partnership dapat juga dipadukan ke dalam perawatan pasien sehar-hari. Sebagai contoh berasal dari Rumah Sakit Anak Cincinnati, dimana keluarga dipilih untuk menjadi bagian sekitar dokter. Perpaduan keluarga dalam lingkungan multidisiplin ilmu ditemukan memerlukan tambahan 2.7 menit per pasien dan mempengaruhi dalam membuat keputusan medis yang dibahas pada 90% kasus. Kolaborasi secara khusus penting dalam perawatan jangka panjang pasien bedah anak dengan anomali kongenital, seperti anus imperforata atau atresia esofageal, yang menjadi keadaan medis jangka panjang setelah perbaikan. Rhi dan rekan baru-baru menawarkan uraian dan praktek bagaimana mendukung program untuk anak dengan diagnosis baru kecacatan jangka panjang yang dapat membangun kolaborasi antara keluarga, konselor dan petugas kesehatan. Tabel 16-3. Janji divisi Bedah Umum Rumah Sakit Anak Montreal kepada Pasien dan keluarga

Tabel 16-4. Praktek Terbaik PFCC di Bedah Anak

Menempatkan Semua Secara bersama-sama : PFCC dalam Aksi

Banyak ahli bedah, praktek bedah dan institusi menggunakan prinsip PFCC. Namun, komitmen PFCC telah merubah pengaruh terhadap perawatan kesehatan anak. Rumah sakit kami, seperti kebanyakan rumah sakit anak, melihat anak dan keluarga sebagai sahabat. Namun, setelah kunjungan pimpinan negara dan penganjur PFCC di bulan Oktober 2009, rumah sakit membentuk firma untuk menilai praktek dan tradisi PFCC. Pemeriksaan seperti itu kelihatan banyak potensial untuk pertumbuhan PFCC. Aksi khsusu seperti pembentukan kelompok keja PFCC, dengan gamaran setiap daerah rumah sakit, memperkuat kolaborasi dengan rumah sakit keluarga. Misi dan janji dapat dilihat pada brosur berwarna yang memberikan informasi penting mengenai jasa yang kami berikan dan staf kami, yang diberikan kepada setiap anggota keluarga yang menghubungi divisi kami. Warna grafik berisi nama dan gambar dari setiap anggota bedah anak, termasuk pelajar, residen, juga diberikan kepada setiap pasien sehingga keluarga selalu mengetahui mengenai peranan dari tiap anggota tim.

Daftar dari 10 praktek terbaik PFCC, dalam hubungan bedah anak dapat dilihat pada tabel 16-4. ini merupakan langkah praktis yang dapat dilakukan untuk menggunakan prinsip yang dibahas pada bab ini. tambahan, web site mengenai IPFCC memberikan tambahan contoh PFCC dalam aksi dari anak di rumah sakit di seluruh amerika. Prinsip dan praktek ini sangat penting bagi aspek psikososial perawatan bedah anak pada abad 21 sebagai bukti dasar ilmu kedokteran merupakan aspek biologis.