Bab 15.perilaku

18
BAB 15 BAB 15 LANDASAN PERILAKU LANDASAN PERILAKU DALAM ORGANISASI DALAM ORGANISASI NIKY WALUYO NIKY WALUYO 022050129 022050129

description

 

Transcript of Bab 15.perilaku

Page 1: Bab 15.perilaku

BAB 15BAB 15LANDASAN PERILAKU LANDASAN PERILAKU DALAM ORGANISASIDALAM ORGANISASI

NIKY WALUYONIKY WALUYO

022050129022050129

Page 2: Bab 15.perilaku

BAB 15BAB 15GARIS BESAR BAB

Perilaku Organisasional sikap-sikap Komponen-komponen dari sikap, sikap-sikap Terkait Pekerjaan Konflik Antarsikap Persepsi Selektivitas Perseptual Distorsi-distorsi Perseptual Atribusi Kepribadian dan Perilaku Karakteristik Kepribadian Kecerdasan Emosional sikap-sikap dan perilaku yang dipengaruhi kepribadian kesesuaian antara orang-pekerjaan Pembelajaran proses belajar gaya-gaya belajar pembelajaran Berkelanjutan stres dan Manajemen Stres Perilaku Tipe A dan Tipe B penyebab Stres kerja Manajemen Stres

Page 3: Bab 15.perilaku

LANDASAN PERILAKU DALAM ORGANISASILANDASAN PERILAKU DALAM ORGANISASI

TUJUAN BELAJAR

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat:

1. Mendefinisikan sikap-sikap, meliputi komponen-komponen utamanya, dan menjelaskan hubungannya dengan kepribadian, presepsi, dan perilaku.

2. Mendiskusikan pentingnya sikap-sikap terkait pekerjaan.

3. Mengidentifikasi karakteristik kepribadian utama dan mendeskripsikan bagaimana kepribadian dapat memengaruhi sikap-sikap dan perilaku lingkungan kerja.

4. Mendefinisikan lima komponen dari kecerdasan emosional dan menjelaskan mengapa mereka penting bagi para manajer dalam organisasi-organisasi saat ini.

5. Menjelaskan bagaimana orang-orang belajar secara umum dan dalam hubungannya dengan gaya-gaya belajar individu

6. Mendiskusikan berbagai pengaruh dari stres dan mengidentifikasi cara-cara individu serta organisasi dapat mengatasi stres untuk meningkatkan kesehatan, kepuasan, dan produktivitas karyawan

Page 4: Bab 15.perilaku

Tiga keterampilan kepemimpinan dasar terdapat pada inti pengenalan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan orang-orang:

1) mendiagnosis, atau mendapatkan wawasan ke dalam situasi yang ingin dipengaruhi oleh seorang manajer:

2) menyesuaikan perilaku dan sumber daya individual untuk memenuhi kebutuhan situasi;

3) mengomunikasikan dengan cara yang dapat dipahami dan diterima oleh orang lain. Oleh disebab itu, manajer-manajer membutuhkan wawasan mengenai perbedaan-perbedaan individual untuk memahami situasi perilaku apa yang ada sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Page 5: Bab 15.perilaku

PERILAKU ORGANISASIONALPERILAKU ORGANISASIONAL

Perilaku organisasional (organizational behavior – OB), adalah sebuah lapangan antardisiplin ilmu yang ditunjukan pada studi terhadap sikap-sikap perilaku, dan kinerja manusia di dalam organisasi, OB mengambil konsep-konsep dari banyak disiplin ilmu, termasuk psikologi, sosiologi, antropologi budaya, teknik industri, ekonomi, etika, pendidikan kejuruan, dan juga disiplin ilmu manajemen.

Page 6: Bab 15.perilaku

KOMPONEN-KOMPONEN DARI KOMPONEN-KOMPONEN DARI SIKAPSIKAP

Satu langkah penting bagi para manajer adalah untuk mengenali dan memahami komponen-komponen dari sikap, yang sangat penting dalam sebuah usaha untuk mengubah sikap-sikap.

komponen kognitif dari sebuah sikap meliputi kepercayaan, seperti pengetahuan akan tanggung jawab yang menyertai pekerjaan dan opini-opini mengenai kemampuan personal. Komponen afektif adalah emosi atau perasaan seseorang mengenai objek dari sikap, seperti menikmati atau membenci suatu pekerjaan. Komponen perilaku dari sikap adalah maksud dan tujuan seseorang untuk berperilaku dengan cara tertentu pada objek dari sikap.

Page 7: Bab 15.perilaku

SIKAP-SIKAP TERKAIT PEKERJAANSIKAP-SIKAP TERKAIT PEKERJAAN

Kepuasan kerja. Sebuah sikap positif terhadap pekerjaan seseorang disebut kepuasan kerja (job statisfication). Secara umum, orang-orang mengalami sikap ini ketika pekerjaan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan mereka, ketika kondisi kerja dan penghargaan (seperti gaji) memuaskan, dan ketika para karyawan menyukai rekan-rekan kerja mereka.

Komitmen Organisasional. Suatu sikap penting lainnya adalah komitmen organisasional (organizational commitment), yaitu kesetiaan dan keterlihatan secara mendalam dalam organisasi. Seorang karyawan dengan tingkat komitmen organisasional yang tinggi akan lebih suka mengatakan kami saat berbicara mengenai organisasinya. Orang-orang seperti itu akan mencoba memberikan kontribusi pada keberhasilan organisasi dan berharap untuk tinggal bersama organisasi.

Page 8: Bab 15.perilaku

KONFLIK ANTARSIKAPKONFLIK ANTARSIKAP

Terkadang seseorang dapat menemukan bahwa sikap-sikapnya bertentangan dengan satu sama lain atau tidak tercerminkan dalam perilakunya.

Sebagai contoh, tingkat komitmen organisasional seseorang yang tinggi dapat berkonflik dengan komitmen orang tersebut pada anggota keluarga.

Page 9: Bab 15.perilaku

PERSEPSIPERSEPSI

Sebuah aspek penting lainnya dalam memahami perilaku adalah persepsi. Persepsi (perception) adalah proses kognitif yang digunakan orang-orang untuk memahami lingkungan dengan cara menyeleksi, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi dari lingkungan. Sikap-sikap mempengaruhi persepsi, dan sebaliknya. Sebagai contoh, seorang mungkin telah beranggapan bahwa manajer tidak sensitif dan arogan, berdasarkan perilaku yang tidak sensitif dan arogan dari para manajer selama periode waktu tertentu.

Page 10: Bab 15.perilaku

SELEKTIF PERSEPTUALSELEKTIF PERSEPTUALSelektif perseptual (perceptual selectivity) adalah sebuah proses dimana individu-individu menyaring dan menyeleksi berbagai macam objek dan rangsangan yang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian. Rangsangan tertentu mendapatkan perhatian, dan yang lainnya tidak.

Page 11: Bab 15.perilaku

DISTORSI-DISTORSI PERSEPTUALDISTORSI-DISTORSI PERSEPTUALBeberapa jenis kesalahan sangat bisa terjadi sehingga manajer-manajer harus dapat mengenalinya. Kesalahan-kesalahan ini meliputi stereotyping, efek halo, proyeksi, dan pertahanan perseptual.

Stereotyping adalah kecenderungan memasukkan satu individu ke dalam sebuah kelompok atau kategori yang luas (misalnya: wanita, berkulit hitam, orang tua atau laki-laki, berkulit putih, penyandang cacat) dan kemudian menghubungkan generalisasi dari kelompok kepada individu tersebut.

Efek halo (halo effect) terjadi ketika pengamat mengembangkan suatu kesan keseluruhan mengenai seorang atau situasi berdasarkan suatu karakteristik, yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.

Proyeksi (projection) adalah kecenderungan dari pengamat untuk melihat karakter pribadi merka sendiri dalam orang lain; di mana mereka memproyeksikan kebutuhan-kebutuhan, persamaan-persamaan, nilai-nilai, dan sikap-sikap sendiri ke dalam penilaian mereka terhadap orang lain.

Pertahanan perseptual (perceptual defense) adalah kecenderungan pengamat untuk melindungi diri mereka sendiri melawan ide-ide, objek-objek, atau orang-orang yang mengancam.

Page 12: Bab 15.perilaku

ATRIBUSIATRIBUSIAtribusi (atribution) adalah penilaian-penilaian mengenai apa yang menyebabkan perilaku seseorang sesuatu mengenaiorang tersebut ataukah sebuah situasi.

para peneliti di bidang sosial telah mempelajari atribusi yang dibuat orang-orang dan menemukan tiga faktor yang mempengaruhi apakah atribusi tersebut eksternal atau internal. Ketiga faktor tersebut digambarkan :

a. Khekhususan-apakah perilaku tersebut tidak biasa untuk, orang tersebut (tidak seperti jika seseorang menunjukkan jenis perilaku yang sama dalam banyak situasi). Jika perilaku tersebut khusus, pengamat mungkin akan membuat sebuat atribusi eksternal.

b. Konsistensi-apakah orang yang diamati memiliki sejarah perilaku dengan cara yang sama. Orang-orang biasanya membuat atribusi-atribusi internal menyangkut perilaku yang konsisten.

c. Konsensus-apakah orang lain cenderung merespons situasi yang serupa dengan cara yang sama. Seorang pengamat yang menangani situasi yang serupa dengan cara yang sama berkemungkinan besar membuat sebuah atribusi eksternal; yaitu bahwa kemungkinan situasi tersebut menimbulkan jenis perilaku yang diamati

Page 13: Bab 15.perilaku

KEPRIBADIAN DAN PERILAKUKEPRIBADIAN DAN PERILAKU

Kepribadian (personality) seorang individu adalah seperangkat karakteristik yang mendasari suatu pola perilaku yang relatif stabil sebagai respons pada ide-ide, objek-objek, atau orang-orang di dalam lingkungan.

Page 14: Bab 15.perilaku

KARAKTERISTIK KEPRIBADIANKARAKTERISTIK KEPRIBADIANLima Besar Faktor kepribadian (Big Five personality factors) mendeskripsikan

keterbukan (extroversion), keramah-tamahan, (agreeableness), kehati-hatian (conscientiousness), kestabilan emosional (emotional stability), dan keterbukaan pada pengalaman (openness to experience):

a. Keterbukaan, Suatu tingkat di mana seorang mudah bergaul, suka berbicara, tegas, dan merasa nyaman dengan hubungan antara personal.

b. Keramah-tamahan. Suatu tingkat di mana seseorang dapat berhubungan dengan baik dengan orang laindengan kebaikan hati, bersikap kooperatif, memaafkan, memberi pengertian dan memberi kepercayaan

c. Kehati-hatian. Suatu tingkat di mana seseorang terfokus pada beberapa tujuan, dan dengan demikian berperilaku dalam cara-cara yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, gigih, dan berorientasi pada pencapaian

d. Kestabilan emosional. Suatu tingkat di mana seseorang bersikap tenaga antusias, dan mearas aman, bukannya tegang, gelisah, tertekan, murung atau merasa tidak aman.

e. Keterbukaan pada pengalaman. Suatu tingkat dimana seorang memiliki keterkaitan yang luas dan imajinatif, kreatif, sensitif, pada seni, dan bersedia untuk mempertimbangkan ide-ide baru.

Page 15: Bab 15.perilaku

KECERDASAN EMOSIONALKECERDASAN EMOSIONAL

1.1. Kesadaran diri (Kesadaran diri (self-awarenessself-awareness). Dasar dari semua komponen yang ). Dasar dari semua komponen yang lainnya: menjadi sadar kan apa yang anda rasakan. orang-orang yang lainnya: menjadi sadar kan apa yang anda rasakan. orang-orang yang berhubungan dengan perasaan-perasaan mereka lebih dapat menuntun berhubungan dengan perasaan-perasaan mereka lebih dapat menuntun hidup dan tindakan mereka sendiri.hidup dan tindakan mereka sendiri.

2.2. Mengelola emosi (Mengelola emosi (managing emotionmanaging emotion). Kemampuan untuk ). Kemampuan untuk menyeimbangkan suasana hati sehingga kekhawatiran, gelisahan, menyeimbangkan suasana hati sehingga kekhawatiran, gelisahan, ketakutan, atau kemarahan tidak mengeruhkan pemikiran dan ketakutan, atau kemarahan tidak mengeruhkan pemikiran dan menghambat apa yang harus dilakukanmenghambat apa yang harus dilakukan

3.3. Memotivasi diri sendiri (Memotivasi diri sendiri (motivating onselfmotivating onself). Kemampuan untuk tetap ). Kemampuan untuk tetap memiliki harapan dan bertahan di hadapan rintangan, kemunduran, dan memiliki harapan dan bertahan di hadapan rintangan, kemunduran, dan bahkan kegagalan.bahkan kegagalan.

4.4. Empati (Empati (emphatyemphaty). Dapat menempatkan diri anda dalam posisi orang ). Dapat menempatkan diri anda dalam posisi orang lain, untuk mengenali perasaan-perasaan orang lain tanpa harus lain, untuk mengenali perasaan-perasaan orang lain tanpa harus mengatakannya pada anda.mengatakannya pada anda.

5.5. Keterampilan sosial (Keterampilan sosial (social skillsocial skill). Kemampuan untuk berhubungan ). Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Membantu hubungan positif, merespons emosi-dengan orang lain. Membantu hubungan positif, merespons emosi-emosi, dan mempengaruhi orang lain.emosi, dan mempengaruhi orang lain.

Page 16: Bab 15.perilaku

SIKAP-SIKAP DAN PERILAKU YANG SIKAP-SIKAP DAN PERILAKU YANG DIPENGARUHI KEPRIBADIANDIPENGARUHI KEPRIBADIAN

Kepribadian seorang individu memengaruhi sikap-sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan melalui cara yang sangat beragam. Di antaranya yang menjdi perhatian khusus bagi para manajer adalah lokus kontrol. Otoritarianismen, Machiavellianisme,dan gaya-gaya pemecahan masalah.

Lokus kontrol (locus of control) menentukan apakah mereka menempatkan penyebab utamanya di dalam diri sendiri atau pada kekuatan-kekuatan dari luar.

Otoritarianisme. Otoritarianisme (authoritarianisme) adalah kepercayaan bahwa perbedaan-perbedaan kekuasaan dan status harus ada dalam organisasi.

Machiavellianisme. Machiavellianisme (machiavellianisme), yang memiliki karakteristik pengembilalihan kekuasan dan manipulasi terhadap orang lain murni hanya untuk kepentingan pribadi.

Page 17: Bab 15.perilaku

PEMBELAJARANPEMBELAJARAN

Pembelajaran (learning) adalah sebuah perubahan dalam perilaku atau kinerja yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman dapat mengambil bentuk dari mengamati orang lain. Membaca atau mendengarkan pada sumber-sumber informasi, atau mengalami konsekuensi-konsekuensi dari perilakunya sendiri.

Page 18: Bab 15.perilaku

STRES DAN MANAJEMEN STRESSTRES DAN MANAJEMEN STRES

Secara formal, stres (stress) didefinisikan sebagai respons fisiologis dan emosional satu individu pada rangsangan yang memberikan fisiologis dan emosional satu individu pada rangsangan yang memberikan tuntutan-tuntutan fisik atau psikologis terhadap individu tersebut dan menciptakan ketidakpastian serta kurangnya kontrol diri ketika terdapat hasil-hasil penting yang dipertaruhkan.

dalam istilah biologi, respons terhadap stres mengikuti sebuah pola yang dikenal dengan Sindrom Adaptasi Umum. Sindrom Adaptasi Umum (General Adaptation syndrome –GSA) adalah sebuah respons fisiologis pada sebuah stresor, yang dimulai dengan sebuah respons tanda bahaya, berlanjut pada perlawanan, dan dapat berakhir dalam kelelahan jika stresor terlanjut melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasi.