Bab 1,2,3,4sdfghj
description
Transcript of Bab 1,2,3,4sdfghj
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan
disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI
Eksklusif, yaitu pemberian hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Menyusui
telah dikenal dengan baik sebagai cara untuk melindungi, meningkatkan dan mendukung
kesehatan bayi dan anak usia dini. ASI memelihara pertumbuhan dan perkembangan otak bayi,
sistem kekebalan dan faal tubuh secara optimal, dan merupakan faktor yang vital untuk
mencegah penyakit terutama diare dan infeksi saluran nafas (termasuk pnemonia). Menyusui
menyebabkan pengeluaran hormon pertumbuhan, meningkatkan perkembangan mulut yang sehat
dan membangun hubungan saling percaya antara ibu dan bayi, (Depkes RI,2002) .
Menurut WHO (2000), bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai risiko 17 kali lebih
mengalami diare, dan tiga sampai empat kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA
dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI (Depkes RI,2005).
Pemberian Air Susu Ibu merupakan komponen untuk kelangsungan hidup anak.
Menurut badan kesehatan dunia (WHO) dan American Academy of Pediatrics, pemberian ASI
selama paling sedikit 6 bulan dapat menurunkan mortalitas diare, penyakit pernapasan, dan
berbagai penyakit infeksi lainnya, hingga sebesar 55 % (Chantry et al, 2006), dikutip oleh Story
dan Parish, 2008).Selain itu UNICEF menyatakan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia
dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahunnya sesungguhnya bisa dicegah dengan
pemberian ASI secara eksklusif. Pemberian ASI eksklusif dilakukan selama 6 bulan sejak
tanggal kelahirannya, tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi.
Bayi-bayi muda yang mendapat ASI mengalami buang air besar dengan frekuensi 5-6 x per hari
dengan konsistensi tinja baik, yakni bukan diare.
ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara
wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi
1
ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar
protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama
periode laktasi. Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan.
Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas.
Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan
difrensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran payudara ini
hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang berperan dalam produksi ASI
(Suharyono, 1997).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di
Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6
bulan hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong
peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Padahal kandungan ASI kaya akan karotenoid
dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah
berbagai penyakit. Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan
penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam
susu formula.
ASI berperan sebagai sumber zat gizi yang ideal dan seimbang serta memiliki komposisi
zat gizi yang sesuai untuk kebutuhan masa pertumbuhan dan merupakan makanan yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitas dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.
Menyusui secara murni oleh ibu dengan hanya memberikan ASI selama 6 bulan dapat membuat
praktek memuaskan bagi bayi baru lahir dengan memberi air masak, madu atau air gula untuk
bayi baru lahir tidak dilakukan lagi (Roesli, 2000).
Bagi bayi, ASI merupakan makanan yang sempurna karena kandungan gizi sesuai dengan
kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal. Namun keberhasilan pemberian
ASI terutama ASI Eksklusif kapada bayi dapat dipengaruhi oleh faktor :
o Pekerjaan, pekerjaan bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI Eksklusif bagi
ibu yang bekerja. Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI Eksklusif dengan cara
memerah ASI nya sehari sebelum ibu pergi. ASI perah dapat tahan disimpan selama 24
jam di dalam termos es yang diberi es batu atau dalam lemari es. Tidak terdapat
2
perbedaan kualitas maupun kuantitas ASI ibu yang bekeja dengan ibu yang tidak bekerja
(Roesli, 2001).
o Sikap, sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau
objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan). Setelah seseorang mengetahui stimulus
atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek
kesehatan tersebut. Oleh karena itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan
pengetahuan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
o Pengetahuan ibu menyusui, dalam memberikan ASI terutama ASI Eksklusif masalah
yang utama adalah bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan informasi yang mendukung
sehingga menambah pengetahuan ibu serta keyakinan ibu bahwa mereka dapat menyusui
bayinya dengan ASI Eksklusif (Harianja, 2002).
1.2 Perumusan Masalah
Bedasarkan uraian sebelumnya maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana hubungan antara pola pemberian ASI dengan morbiditas pada bayi umur 1
bulan.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara pola pemberian ASI dengan morbiditas pada bayi
umur 1 bulan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan kriteria ibu meliputi umur, pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, penghasilan, paritas, proses persalinan, dukungan keluarga dan petugas
kesehatan.
2. Untuk mengetahui pola pemberian ASI hari pertama,minggu ke 1,2,3, dan 1 bulan.
3. Untuk mengetahui morbiditas diare pada umur 1,2,3 minggu sampai 1 bulan.
4. Untuk mengetahui status gizi pada bayi 1 bulan.
5. Untuk mengetahui Pola pemberian ASI dengan morbiditas ISPA.
3
6. Untuk mengetahui Hubungan antara pola pemberian ASI dengan status gizi.
7. Untuk mengetahui Hubungan karakteristik ibu dengan status gizi bayi 1 bulan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Memberikan informasi tentang ASI ekslusif pada anak usia 0-24 bulan dengan
kejadian diare dan ispa sehingga masyarakat lebih meningkatkan kepeduliannya
terhadap pentingnya dalam pemberian ASI yang tepat dan sehat pada bayi.
2. Bagi instansi pemerintah
Sebagai bahan masukan dalam upaya preventif terhadap kejadian diare dan ispa.
3. Bagi peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai informasi untuk peneliti lain yang lebih lanjut mengenai
hubungan antara pola pemerian ASI dengan morbiditas pada bayi umur 1 bulan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Dasar Penelitian Variabel yang Diteliti
iare dan ISPA pada bayi.
Dengan mengetahui pentingnya menyusui dan juga faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI seperti psikologis ibu yaitu kepribadian dan
pengalaman ibu, kesehatan ibu dan bayi, pengetahuan ibu mengenai proses laktasi,
lingkungan keluarga, peraturan pemasaran pengganti ASI, jumlah anak, petugas
kesehatan, tata laksana rumah sakit, dan sosial budaya, maka diharapkan seorang
ibu dapat mengoptimalkan penggunaan ASI setelah melahirkan.
Adanya promosi penggunaan ASI yang telah dicanangkan oleh pemerintah dan
program penyuluhan oleh petugas kesehatan diharapkan dapat memberi pengetahuan
tentang pentingnya pemberian ASI setelah melahirkan serta mempertinggi motivasi
pemberian ASI. Pengetahuan yang baik dan cukup diharapkan akan menimbulkan
perilaku ibu terhadap pemberian ASI.
5
Pola pemberian ASI
Morbiditas Status gizi
Diare ISPA
Karakteristik ibu:Umur
PendidikanPengetahuan
PekerjaanPenghasilan
ParietasProses persalinan
Dukungan keluarga
Dukungan tenaga
kesehatan
Sanitasi lingkungan Adat dan budaya
3.2 Skema Pola Pikir Penelitian
Ket:
6
diteliti
Tidak diteliti
3.3 Definisi Operasional
3.3.1 Umur Ibu
1. Definisi
Umur ibu adalah umur responden sejak dilahirkan hingga saat pengambilan
data yang dinyatakan dalam satuan tahun.
2. Kriteria Objektif
a. Usia 15-20 tahun d. Usia 31-35 tahun
b. Usia 21-25 tahun e. Usia 36-40 tahun
c. Usia 26-30 tahun f. Usia 41-45 tahun
3.3.2 Pendidikan
1. Definisi
Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah dilalui atau sedang dijalani
oleh responden
2. Kriteria Objektif
a. Tidak bersekolah d. SMA/sederajat
b. SD/sederajat e. Perguruan tinggi/sederajat
c. SLTP/sederajat
7
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan kohort yang bersifat analitik untuk mengetahui
hubungan antara pola pemberian ASI eksklusif dengan morbiditas pada bayi umur 1
bulan.
4.2 Lokasi dan waktu penelitian
4.2.1 Lokasi penelitian
Penelitian akan dilakukan di RS (Rumah Sakit) Pertiwi Makassar.
4.2.2 Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan mulai tanggal 21 november- 24 desember 2011
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sampel yang menyangkut masalah yang
diteliti (Beni,2008). Populasi target adalah bayi usia 0-1 bulan. Populasi
terjangkau adalah bayi usia 0-1 bulan yang lahirkan di RS Haji/ RS Syech
Yusuf.
8
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari populasi (Beni,2008). Sampling adalah
proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada.
Sampel penelitian diambil dengan teknik Purposive sampling (Murti,
2006).
Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, yaitu:
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
populasi target yang terjangkau akan diteliti (Nursalam,2003). Dalam
penelitian ini kriteria inklusinya adalah:
1.)Bayi baru lahir
2.)Bayi yang diberi ASI eksklusif dan yang tidak diberi ASI eksklusif
3.)Ibu dari bayi yang akan diteliti bersedia untuk mengikuti penelitian
dan telah menandatangani informed consent.
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang tidak memenuhi criteria inklusi tidak diikutsertakan dalam
penelitian (Nursalam, 2003). Kriteria eksklusinya adalah Bayi dan ibu
yang tidak memenuhi kriteria inklusi.
9
Hari I
Awalpenelitian
Minggu I,II, dan III
pencatatandanobservasiselamapenelitian
Akhirbulan I
Akhirpenelitian
4.4 Alur penelitian
10
Bayi usia 1 bulanIbu dan bayi baru lahir Pengisian kuisioner mingguan:- Penilaian pola
pemberian ASI- Morbiditas diare dan
ISPA
Identifikasisampeldanresponden (wawancaradanpengisiankuisioner) :- Data bayi- Data responden- Pengetahuantentang ASI- Polapemberian ASI- Dukungankeluarga- Dukungantenagakesehata
n- Pengukuran BB lahir
- Penilaianstatus gizi (BB/U)
- Penilaianpolapemberian ASI
- Penilaianmorbiditasdiaredan ISPA
4.5 Instrument penelitian
Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan
untuk mengetahui hubungan antara pola pemberian ASI eksklusif dan morbiditas
pada bayi umur 1 bulan.
4.6 Metode pengumpulan data
Data primer merupakan data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan
menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden (ibu bayi) yang berisi
daftar pertanyaan dan jawaban yang telah disiapkan. Data sekunder merupakan
data yang diperoleh dari rekam medic.
4.7 Etika penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti harus memperhatikan masalah etika
penelitian yang meliputi:
1. Lembar persetujuan informed consent
Pada lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti, dimana
peneliti menjelaskan maksud dari penelitian yang akan dilakukan dari dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Bila subjek
menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak
responden.
11
2. Kerahasiaan nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan namanya
dalam lembar pengumpulan data, cukup dengan diberi kode pada masing-
masing lembar (Nursalam, 2003).
3. Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu saja yang akan dijadikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian
(Alimun,2003).
4.8 Metode analisis data
Untuk menguji hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan morbiditas pada
bayi umur 0-1 bulan adalah dengan menggunakan uji statistic chi square dan akan
diolah dengan SPSS 19.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. ACC/SCN. 1991. Subcommittee on Nutrition During Lactation. Committee on
Nutritional Status During Pregnancy and Lactation. Food and Nutrition Board. Institute
of Medicine. 1991. Nutrition During Lactation. National Academy Press. Washington,
D.C
2. ACC/SCN. 2001. Nutrition Policy Paper No 19. ADB Nutrition and Development Series
No 5. United Nations Administrative Committee on Coordination Sub Committee on
Nutrition. Asian Development Bank
3. Alan Berg.1986. Peranan Gizi Dalam Pembangunan Nasional. Rajawali. Jakarta.
4. Antropometry and Infant Feeding Practices in Israel in Relation to Growth in Infancy: the
North African Infant Feeding Study, Am. J. Clin. Nutr.,65:1731-7
5. BKKBN. 2004. ASI Eksklusif Turunkan Kematian Bayi.
http://www.pikas.bkkbn.go.id/print.php?tid+2&rid=136-6k-sp (3 September 2009)
6. Birkbeck. 1992. Weaning; a Position Statement. Medical Journal 105: 221-254
7. Depkes RI. Pedoman Pemberian MP-ASI, Jakarta. 1992 )
8. Depkes RI, Petunjujk Pelaksanaan Peningkatan ASI Ekslusif. Jakarta. 1997
9. Depkes RI, manajemen Laktasi. Jakarta. 1994
10. Departemen kesehatan RI, 1996, Pedoman Program Pemberantasan Penyakit ISPA untuk
Penanggulangan Pnemonia pada Balita Dalam Pelita VI, Dirjen PPM dan PLP , Jakarta,
hal.1-7
13
11. Departemen kesehatan RI, 1996, Pedoman Program Pemberantasan Penyakit ISPA untuk
Penanggulangan Pnemonia pada Balita Dalam Pelita VI, Dirjen PPM dan PLP , Jakarta,
hal.1-7
12. Depkes RI, 2005. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Depkes RI
13. Depkes RI, 2002. Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Depkes RI
14. Fawzy, W.W., Michels R.F., Amalia L., Barry I.G., Lechaim N. & Heinz W.B., 1997,
Maternal
15. Farrer hellen, 2001. Perawatan maternitas (Alih bahasa Andri hartono). Edisi 2. Jakarta:
EGC
16. Lopez-Alarcon et.al, 1997, Breast Feeding Lower The Frequency and Durationof Acute
Respiratory Infection and Diarrhea in Infants Under Six Months of Age, J. Nutr 127: 436-
443
17. LIPI, 2004, Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi,
Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta,hal 153,157,320-321
18. Moehji Sjahmien, Ilmu Gizi, Bhratara, Jakarta. 1992
19. Mochtadi Deday, Gizi untuk Bayi. Sinar Harapan. Jakarta. 1994
20. Moehji Sjahmien, Ilmu Gizi, Bhratara, Jakarta. 1992)
21. Notoatmodjo, soekidjo. 1993. Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
kesehatan, andi offset, Yogyakarta.
22. Osendarp SJ., Van Raaji JM., Darmstadt GL., Baqui AH., Hautvan JG., Fuch GJ., 2001,
Zinc Supplementation during Pregnancy and Effect on Growth and Morbidity in Low
Birth Infant: a Randomized Plasebo Controlled Trial, Lancet 7;357(9262):1080-5
23. Puspita Theresia, Bahan Kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan. Akzi. Banda Aceh. 1995
24. Purwanti, Sri. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC
25. Roesli U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya, pp: 3-35.
26. Rahmanifar . A., et.al, 1996, Respiratory Tract and Diarrheal Infectious on Breastfed
Form Birth to 6 month of Age In Household Contexts of an Egyptian Village, Euc J Clin
Nutr, 50(10), 655 -62
27. Riskesdas, 2010, dalam Kementerian Kesehatan, RI, 2010, Asuhan Pesalinan Normal,
Perkumpulan obstetrik dan Ginekologi Indonesia, Jakarta
14
28. Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta.
29. Suharyono dan Ebrahim G.Z. Air Susu Ibu. Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta. 1977
30. Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, dan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
31. Shrimpton,.Victora, de Onis, Lima, Blossner, and Clugston. Worldwide Timing of
Growth Faltering: Implications for Nutritional Interventions. Pediatritcs 2001;107(5).
32. Suharyono-G.J. Ebrahim. 1990. Air Susu Ibu. Gajah Mada University Press. Jogjakarta
33. Suharyono dkk, 1992, Air Susu Ibu Tinjauan Dari Beberapa Aspek, edisi kedua, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 59-61
34. Santoso H. Faktor-Faktor Kekebalan dalam Air Susu Ibu. Dalam: ASI Petunjuk Untuk
Tenaga Kesehatan. Editor: Soetjiningsih. Jakarta: EGC, 1997;3:29.
35. Thaha, A.R., 1995, Pengaruh Musim Terhadap Pertumbuhan Anak Keluarga Nelayan,
Disertasi Doktor pada Universitas Indonesia Jakarta,hal 28,37-39, 73
36. Winarno F.G. Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan. Sinar Harapan, Jakarta.
1990
37. World Health Organization. (WHO). 2002. The Optimal Duration of Exclusive
Breastfeeding : A Systematic Review. Geneva
38. Willows ND., Dewailly E., Gray-Donald K., 2000, Anemia and Iron Status In Inuit Infant
form Northem Quebec, Can J Public Health 91(6);40)
39. Wahyu W.B. 2000. ASI, Anugerah Terindah yang Kadang Terlupakan.
http://www.indomedia.com/bpost/122000/18/opini/opini1.htm-10ksupplemental(2
September 2009
40. Winarno F.G. Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan. Sinar Harapan, Jakarta.
1990 )
15
16