Bab 12 sni 6
-
Upload
putra-sanubari -
Category
Education
-
view
25 -
download
2
Transcript of Bab 12 sni 6
SEJARAH NASIONAL INDONESIA VI
Oleh Syarifuddin
Penjelasan mengenai: Usaha-usaha Indonesia dalam menyelesaiakan
masalah Irian Barat di PBB Kegagalan usaha Indonesia di PBB dalam
mengembalikan Irian Barat Konfrontasi Indonesia terhadap Belanda dalam
bidang sosial ekonomi dalam rangka mengembalikan Irian Barat
Langkah-langkah Indonesia dalam melakukan konfrontasi bersenjata dengan Belanda dalam masalah Irian Barat
Peranan PBB dalam menyelesaiakan masalah Irian Barat
Proses penyerahan kembali irian Barat kepada Indonesia
BAB XIIPengembalian Irian Barat Ke NKRI
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)Setelah mempelajari bab XIV ini, mahasiswa diharapkan dapat:1. Menjelaskan usaha-usaha Indonesia dalam
menyelesaiakan masalah Irian Barat di PBB.2. Mendeskripsikan langkah konfrontasi Indonesia
terhadap Belanda di bidang politik dan militer dalam upaya mengembalikan Irian Barat ke NKRI.
3. Menjelaskan peranan PBB dalam menyelesaiakan masalah Irian Barat.
4. Menjelaskan proses penyerahan kembali irian Barat kepada Indonesia.
Adapun tujuan instruksional khusus pada bab keduabelas ini sebagai berikut:
Indonesia mengklaim bahwa Irian Barat adalah bagian dalam negara Indonesia, karena dari sisi sejarah adalah sama-sama dijajah oleh bangsa Belanda. Hal ini dianggap berdasarkan pada persamaan sejarah dan kesatuan wilayah tanpa memandang perbedaan suku dan ras.
1. Latar Belakang Konflik Irian Barat antara Indonesia dan Belanda
Konflik masalah Irian Barat antara Indonesia dengan Belanda timbul pada akhir tahun 1949. Munculnya pemasalahan Irian Barat dilatarbelakangi oleh perbedaaan Indonesia dan Belanda dalam menilai status Irian Barat.
Belanda menganggap perbedaan suku dan ras di Irian barat sangat berbeda dengan penduduk Indonesia lainnya, selain itu mereka mengatakan bahwa nenek moyang Belanda telah datang dari abad 17 dan terus menetap dan berkelanjutan sampai saat ini.
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada 17 Agustus1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Belanda termasuk wilayah barat pulau Papua. Namun, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda
Pada tanggal 8 Mei 1956 pemerintah RI menyatakan secara sepihak untuk membatalkan semua hasil Konferensi Meja Bundar tahun 1949, termasuk berlakunya Uni Indonesia-Belanda. Sejak saat itu hubungan antara Indonesia dan Belanda tidak lagi menggunaan cara diplomasi.
Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Papua Barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73 E Piagam PBB
Langkah Kedua, selain bidang militer Indonesia juga melakukan diplomasi internasional. Ketika diplomasi bilateral tidak membawa hasil, pemerintahan Indonesia sejak sebtember 1954 menempuh jalan diplomasi multilateral, rakyat Indonesia mengajukan masalah irian barat ke dalam acara sidang majelis umum PBB pada bulan sebtember 1955
2. Perjuangan Mengembalikan Irian Barat Ke NKRI
Langkah Pertama, setelah adanya pembatalan hasil KMB tersebut yang dilakukan Indonesia adalah dengan cara persiapan dalam bidang militer. Dalam rangka persiapan bidang militer pemerintah RI mencari bantuan senjata keluar negeri. Pada bulan Desember 1960 Menteri Keamanan Nasional Kasad Jenderal Nasution bertolak ke Moskow dan berhasil mengadakan perjanjian pembelian senjata.
Langkah Ketiga, Indonesia juga menempuh konfrontasi bidang politik dan Ekonomi. Presiden Soekarno mengeluarkan UU No. 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia, selain itu juga beberapa kebijakan lainnya yaitu: memindahkan pasar pelelangan tembakau Indonesia ke Bremen (Jerman Barat); aksi mogok buruh perusahaan Belanda di Indonesia; melarang maskapai penerbangan Belanda melintas di wilayah Indonesia; melarang pemutaran film-film berbahasa Belanda
Akibat upaya penyelesaian Irian barat tidak berhasil, maka pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia menempuh jalan konfrontasi dengan Belanda dalam upaya penyelesaian Irian Barat melalui kekuatan militer.
Pada bulan Desember 1960, suatu misi di
bawah pimpinan Menteri Keamanan Nasional/ KASAD Jenderal Nasution bertolak ke Moskow dan berhasil mengadakan suatu perjanjian pembelian senjata, untuk menanggapi kemungkinan terjadinya konfrontasi militer
3. Konfrontasi Militer Indonesia Belanda
Persiapan konfrontasi pun dilakukan dibidang fisik mulai di persiapkan rencana untuk mengirim pemuda-pemuda Indonesia ke daratan Irian Barat, terutama mereka yang berasal dari sana.
Pada tanggal 19 Desember 1961, pada rapat raksasa di alun-alun Yogyakarta, presiden Soekarno mengumumkan gerakan Tri Komando Rakyat (Trikora) sebagai perjuangan nasional untuk merebut Irian Barat.
Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial
Kibarkan sang merah putih di Irian Barat
Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Adapun isi Trikora (Tri Komando Rakyat) yaitu sebagai berikut:
Beberapa hari setelah pembentukan Komando Mandala pembebasan Irian Barat, terjadi pertempuran antara satuan kapal ALRI melawan armada kapal perang Belanda di sekitar wilayah perairan Irian Barat.
Untuk melaksanakan trikora telah di ambil langkah-langkah antara lain dengan membentuk Komando Mandala pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 januari 1962 dengan komando adalah Mayor Jenderal Soeharto.
Namun, di angkasa terlihat dua buah pesawat terbang di ketinggian 3000 kaki melintasi formasi ALRI dan langsung melakukan tembakan kearah MTB-MTB tersebut, perang laut tidak terhindarkan, dalam pertempuran tersebut KRI Macan Tutul tenggelam dengan Komodor Yos Sudarso, Kapten Wiratno, dan beberapa awak lainnya.
Tiga buah kapal Motor Torpedo Boat (MTB) milik Indonesia yang tergabung dalam kesatuan patroli cepat (Fast Patrol Unit) terdiri dari RI Macan Tutul, RI Harimau, dan RI Macan Kumbang bermaksud meninjau lebih dekat medan laut terdepan di daerah perbatasan Trikora untuk penyusunan rencana-rencana operasi selanjutnya. Komodor Yos Sudarso
Referendum ini dilakukan selambat - lambatnya setelah 7 tahun penyerahan kekuasaan penuh kepada Indonesia ialah pada tahun 1969 dan semata-mata merupakan persoalan dalam negeri RI. Pelaksanaannya kemudian terkenal dengan Pernyataan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tanggal 5 Juli 1969, yang menghasilkan suara Irian Barat untuk tetap bergabung dalam wilayah kesatuan RI
4. Perundingan dan Penyelesaian Sengketa Irian Barat
Sengketa antara Indonesia dan Belanda mengenai masalah Irian Barat yang berlangsung selama 12 tahun akhirnya memperoleh pemecahan secara damai pada tanggal 15 agustus 1962, dengan ditandatangani persetujuan New York dengan pengawasan langsung dari PBB. Dilain pihak Indonesia mengakui dan melaksanakan tuntutan Belanda tentang pemberian hak menentukan pendapat bagi rakyat Irian Barat untuk mengatur status wilayahnya sendiri.
Dengan demikian maka mulai 1 Mei 1963 wilayah Irian Barat secara de facto maupun de jure masuk kedalam wilayah kekuasaan RI. untuk mejaga ketertiban selama pemerintahan peralihan berlaku, maka ditempatkan pasukan-pasukan dari Pakistan yang berstatus sebagai pasukan keamanan PBB.
TERIMAKASIH